Anda di halaman 1dari 35

PERATURAN KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK III BENGKULU

NOMOR : Tahun 2018

TENTANG
PENETAPAN PEDOMAN PENGORGANISASIAN RUMAH SAKIT
DAN UNIT KERJADI RUMAH SAKIT

Menimbang : a. bahwa untuk kelancaran operasional Rumah Sakit dan Unit


Kerja di Rumah Sakit yang optimal perlu ditetapkan
Kebijakan tentang pedoman pengorganisasian Rumah Sakit
dan unit kerja yang baku sehingga operasional tiap unit
berjalan lancar.
b. bahwa untuk maksud tersebut perlu diatur dengan Surat
Keputusan Kepala Rumah Sakit .

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


tentang kesehatan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit.
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
436/Menkes/SK/VI/1993 tentang berlakunya standar
pelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis di
Rumah Sakit.
4. Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 22 Tahun 1994 Tentang
Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit
5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun
2001 Tentang Pedoman Kelembagaan dan Pengelolaan
Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN KARUMKIT TENTANG PEDOMAN


PENGORGANISASIAN RUMAH SAKIT DAN UNIT KERJA
DIGUNAKAN SEBAGAI ACUAN UNTUK KELANCARAN
OPERASIONAL PELAYANAN DI MASING-MASING UNIT
KERJA RUMAH SAKIT

KESATU : Semua pihak yang terkait wajib menjalankan perannya


dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab sesuai tugas dan
fungsinya masing-masing. Diharapakan dan dibutuhkan oleh
rumah sakit ;

KEDUA : Semua kegiatan di Rumah Sakit dan unit kerja di Rumah


Sakit Bhayanggkara TK III Bengkulu supaya berpedoman
pada tata kerja dan uraian tugas sebagaimana terlampir ;

KETIGA : Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkan dan


apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan maka akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya;

Ditetapkan di : Bengkulu
Pada Tanggal : Januari 2018
KARUMKIT BHAYANGKARA TK III BENGKULU

drg. MUHAMMAD ZAKIR, S.H., M.H.


AKBP NRP. 72070739
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN RUMAH SAKIT dan UNIT KERJA
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK III BENGKULU

RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK III BENGKULU


TAHUN 2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Definisi Rumah Sakit


Berdasarkan Undang-Undang tentang Rumah Sakit No. 44 Tahun 2009
rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan sebagai intitusi pemberi
pelayanan kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan individu terlatih
dan terdidik dalam menangani masalah medik untuk pemulihan dan pemeliharaan
kesehatan yang lebih baik.
Upaya kesehatan yang dilakukan dalam setiap kegiatan bertujuan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan sehingga mampu mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal bagi masyarakat.Sarana kesehatan berfungsi dalam
melayani kesehatan dasar, kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan
penunjang. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan,
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang
diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.

1.2 Fungsi dan Tugas Rumah Sakit

1.2.1 Fungsi Rumah Sakit

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009, rumah


sakit mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga
sesuai kebutuhan medis.
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan
kesehatan.
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan.
Menurut Permenkes RI No. 159b/MenKes/Per/1998, fungsi rumah sakit adalah :
a. Menyelenggarakan dan menyediakan pelayanan medik, penunjang
medik, rehabilitasi, pencegahan dan peningkatan kesehatan.
b. Sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi di
bidang kesehatan.
c. Menyediakan tempat pendidikan dan atau latihan tenaga medik dan
paramedik.

1.2.2 Tugas Rumah Sakit


Rumah sakit merupakan sebuah organisasi yang mempunyai tingkat
kompleksitas tinggi karena terdapat otoritas formal yang dipresentasikan oleh
manajemen keilmuan dan keahlian yang dimiliki oleh kelompok dokter.
Menurut Handoyo et, al.. 2008, tugas rumah sakit bersifat pelayanan yang
mengharuskan setiap personal dalam penyelengaraan rumah sakit harus
memenuhi standar dan kriteria minimum. Tugas rumah sakit pada umumnya
sebagai pemeliharaan dan pemulihan kesehatan, melaksanakan pelayanan
kesehatan dengan mengutamakan kegiatan penyembuhan penderita maupun
pemulihan keadaan cacat badan dan jiwa, yang dilaksanakan secara terpadu
dengan upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif) serta
melaksanakan upaya rujukan.

1.3 Persyaratan Umum Rumah Sakit


Rumah sakit harus memiliki persyaratan umum agar mampu bersaing di
bidang pelayanan kesehatan dan mampu memberikan layanan terbaik bagi
masyarakat maupun tenaga kerja yang terkait dalam intitusi tersebut.
1. Nama Rumah Sakit
a. Tidak boleh memakai nama orang yang masih hidup.
b. Penamaan rumah sakit harus sesuai dengan misi, tugas, dan
fungsinya.

2. Lokasi
Lokasi rumah sakit harus sesuai dengan analisa kebutuhan pelayanan
kesehatan dan rencana umum tata ruang Kota atau daerah setempat.
3. Organisasi
a. Mempunyai pengaturan kedudukan, tugas, fungsi, tanggung jawab,
susunan organisasi, tata kerja dan tata laksana rumah sakit yang
sesuai dengan kelas rumah sakit dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
b. Struktur organisasi terdiri dari unsure pimpinan, unsure bantuan
administrasi, dan bantuan medis teknis yang berpedoman pada
organisasi rumah sakit pemerintah.
c. Badan hukum selaku pemilik rumah sakit bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang
berhubungan dengan perumah sakitan dan penggunaan dana
bantuan yang diterima untuk rumah sakit
d. Rumah sakit diharuskan mempunyai Dewan Penyantun Rumah
Sakit yang mempunyai tugas memberikan saran atau nasihat
kepada pemilik rumah sakit dan direktur rumah sakit dalam
penyelenggaraan dan pengelolaan rumah sakit.

4. Bangunan
a. Jumlah tempat tidur minimal
- Rumah sakit umum milik badan hukum sosial memiliki minimal
50 tempat tidur.
- Rumah sakit umum milik badan hukum lain memiliki minimal 100
tempat tidur.
- Rumah sakit khusus memiliki minimal 25 tempat tidur.
b. Luas bangunan minimal 50 m2 setiap penyediaan 1 tempat tidur.
c. Luas tanah
- Bangunan tidak bertingkat luas tanah minimak 1,5 kali luas
bangunan.
- Bangunan bertingkat luas tanah minimal 2 kali luas bangunan
dari lantai dasar.
d. Tanah diluar digunakan untuk parkir, taman dan jalan.
e. Bangunan, ruang rumah sakit terdiri dari :
- Ruang rawat inap dengan jumlah tempat tidur sesuai ketentuan.
- Ruangan rawat jalan
- Ruangan gawat darurat
- Kamar operasi
- Ruangan instalasi penunjang medic minimal mempunyai
laboratorium, radiologi dan pelayanan obat
- Ruangan penunjang sarana rumah sakit, yaitu gudang, dapur,
tempat cuci, bengkel sederhana, dan kamar jenazah.
- Ruangan administrasi, ruangan tenaga medis, ruangan
paramedis, dan ruang pertemuan staff.
f. Seluruh bangunan berpedoman pada standarisasi bangunan rumah
sakit pemerintah yang disesuaikan dengan kelasnya.
g. Seluruh ruangan memenuhi persyaratan minimal untuk kebersihan,
bebas polusi, fentilasi, penerangan, tenaga, dan system pemadam
kebakaran yang akurat.
h. Sistem keselamatan kerja, kebakaran, dan kewaspadaan bencana.
i. Tersedianya fasilitas listrik dan penyediaan air minum setiap hari
selama 24 jam yang memenuhi persyaratan kesehatan.
j. Tersedianya pengolahan air limbah dan pembuangan sampah
sesuai dengan peraturan yang berlaku.

5. Peralatan
a. Peralatan kelengkapan medik dan penunjang medic disesuaikan
dengan kelas rumah sakit dan pelayanan medik yang berlaku.
b. Pengadaan peralatan canggih harus berdasarkan analisa kebutuhan
dan kelas rumah sakit serta terlebih dahulu melakukan konsultasi
dengan Dinas Kesehatan yang berwenang dengan konsultasi dari
ka.Bid Pelayanan Medik.
c. Persediaan obat-obatan berpedoman pada DOI (Data Obat
Indonesia) dan formularium rumah sakit yang kelasnya setingkat
dengan rumah sakit pemerintah.
d. Peralatan atau kelengkapan non medis yang harus disediakan :
- Perlengkapan kebutuhan rawat inap, rawat darurat dan rawat
jalan.
- Perlengkapan kebutuhan dapur dan cuci
- Perlengkapan kebutuhan perkantoran.
- Perlengkapan perbengkelan sederhana dan pemadam
kebakaran sesuai kebutuhan.
- Perlengkapan pengelolaan air limbah dan sampah.
- Alat tranportasi pasien, elevator atau lift dan ram untuk gedung-
gedung bertingkat

6. Ketenagaan
a. Direktur rumah sakit adalah seorang dokter (dokter umum atau
dokter spesialis) yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan
manajemen rumah sakit, bekerja purna waktu, dan
berkewarganegaraan Indonesia dengan batas umur maksimal 70
tahun.
b. Direktur rumah sakit diangkat dan diberhentikan oleh Badan Hukum
Pemilik Rumah Sakit dengan surat keputusan dan sepengetahuan
serta tidak ada keberatan dari Kepala Dinas Kesehatan yang
berwenang.
c. Jumlah tenaga medis, paramedik dan non medis yang dipekerjakan
sesuai dengan kebutuhan dan berpedoman pada kelas rumah sakit
dan peraturan ketenagaan rumah sakit yang berlaku. Jumlah tenaga
medis purna waktu sesuai dengan kelas rumah sakit minimal dua
orang.
d. Tenaga medis, paramedis, dan non medis purna waktu mempunyai
surat pengangkatan dari Direktur Rumah Sakit.
e. Tenaga medis yang bekerja secara paruh waktu mempunyai ijin
atasan langsung dari unitnya.
f. Semua tenaga medis mempunyai surat penugasan (SP) yang
dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan dan Surat Ijin Praktek (SIP)
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
g. Penggunaan tenaga medis asing hanya diperbolehkan sebagai
konsultan, tidak memberi pelayanan serta memenuhi persyaratan
yang berlaku bagi tenaga medis asing yang bekerja di Indonesia
sesuai ketentuan yang berlaku.
h. Penggunaan tenaga medis asing dalam rangka pelayanan yang
bersifat sosial harus bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran dan
ikatan profesi atau organisasi profesi setempat dan mendapat ijin
dari Ka.Bid Pelayanan Medik.

7. Tarif
a. Ketentuan tariff rumah sakit ditetapkan oleh Yayasan Rumah Sakit
dengan mempertimbangkan biaya satuan, kemampuan rumah sakit
dan kemampuan membayar dari masyarakat, serta peraturan pola
tarif untuk rumah sakit swasta yang berlaku atau Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 282/Menkes/SK/III/1993 tentang Pola TarifRumah
sakit Swasta.
b. Penetepan besaran tariff untuk kelas III berpedoman pada Tarif
Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan setempat.

8. Kegiatan Pelayanan
a. Memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit sesuai dengan
standar pelayanan rumah sakit, standar pelayanan medik dan
prosedur tetap.
b. Melaksanakan kegiatan rekam medik serta pencatatan dan
pelaporan sesuai denga ketentuan yang ditetapkan oleh
Departemen Kesehatan.
c. Menyelenggarakan administrasi keuangan sebagai kegiatan
administrasi rumah sakit yang dipertanggungjawabkan Direktur
Rumah Sakit kepada pemilik rumah sakit.
d. Mempunyai buku keuangan yang dapat diperlihatkan apabila suatu
hal tertentu diperlukan pemeriksaan
e. Bersedia dilakukan akreditasi rumah sakit
f. Telah memiliki ijin penyelenggaraan.

1.4 Struktur Rumah Sakit


Perancangan struktur organisasi rumah sakit meliputi penekenan pada proses
pelayanan inti (strategic), peningkatan integrasi berbagai kegiatan (synchronized),
penghapusan birokrasi yang berlebihan (small or lean), pengurangan
kompleksitas (simple) dan peningkatan kecepatan untuk memberikan pelayanan
(speedy).
1.4.1 Struktur Rumah Sakit Umum Kelas A
1. Seorang Direktur Utama
2. Direktur utama membawahi 4 Direktorat
3. Masing – masing Direktorat terdiri paling banyak 3 bidang atau 3
Bagian
4. Masing – masing Bidang terdiri paling banyak 3 Seksi
5. Masing – masing Bagian terdiri paling banyak 3 Subbagian

1.4.2 Struktur Rumah Sakit Umum Kelas B Pendidikan


1. Seorang Direktur Utama
2. Direktur utama membawahi paling banyak 3 Direktorat
3. Direktorat membawahi paling banyak 3 Bidang atau 3 Bagian
4. Masing masing bidang terdiri paling banyak 3 Seksi
5. Masing masing bagian terdiri paling 3 Subbagian
1.4.3 Struktur Rumah Sakit Umum Kelas B Non Pendidikan
1. Seorang Direktur Utama
2. Direktur membawahi paling banyak 2 Direktorat
3. Masing masing Direktorat terdiri dari paling banyak 3 Bidang atau 3
Bagian
4. Masing masing Bidang terdiri paling banyak 3 Seksi
5. Masing masing Bagian terdiri paling banyak 3 Subbagian
1.4.4 Struktur Rumah Sakit Umum Kelas C
1. Seorang Direktur
2. Direktur membawahi paling banyak 2 Bidang dan 1 Bagian
3. Masing masing Bidang terdiri dari paling banyak 3 Seksi
4. Bagian terdiri dari paling banyak 3 Subbagian
1.4.5 Struktur Rumah Sakit Umum Kelas D
1. Seorang Direktur Direktur membawahi 2 Seksi dan 3 Subbagian
2. Masing masing Bidang terdiri paling banyak 3 Seksi
3. Bagian terdiri paling banyak 3 Subbagian
1.4.6 Struktur Rumah Sakit Khusus Kelas A
1. Seorang Direktur Utama
2. Direktur Utama membawahi paling banyak 4 Direktorat
3. Masing masing Direktorat terdiri paling banyak 3 Bidang atau 3
Bagian
4. Masing masing Bidang terdiri paling banyak 3 Seksi
5. Masing masing Bagian terdiri paling banyak 3 Subbagian
1.4.7 Struktur Rumah Sakit Khusus Kelas B
1. Seorang Direktur Utama
2. Direktur Utama membawahi paling banyak 2 Direktorat
3. Masing masing Direktorat terdiri dari 2 Bidang atau 2 Bagian
4. Masing masing Bidang terdiri dari paling banyak 3 Seksi
5. Masing masing Bagian terdiri dari paling banyak 3 Subbagian
1.4.8 Struktur Rumah Sakit Khusus Kelas C
1. Seorang Direktur
2. Direktur membawahi 2 Seksi dan 3 Subbagian
1.4.9 Unit - unit Non Struktural
1. Satuan Pengawas Intern
2. Komite
3. Unit

1.5 Jenis dan Klasifikasi Rumah Sakit


1.5.1 Jenis Rumah Sakit

Berdasarkan Jenis Pelayanan yang diberikan, rumah sakit dikategorikan


menjadi 2, yaitu :
A. Rumah Sakit Umum
Rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan
jenis penyakit.Yang termasuk jenis rumah sakit ini adalah rumah sakit swasta dan
rumah sakit pemerintah/daerah.Rumah Sakit Pemerintah Pusat dan Daerah
diklasifikasikan menjadi Rumah Sakit Umum kelas A, B, C, dan D. Klasifikasi
tersebut didasarkan pada unsur pelayanan, ketenagaan fisik, dan peralatan.
Berikut ini klasifikasinya :
1. Rumah Sakit Umum Kelas A adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medic spesialistik luas
dan subspesialistik luas.
2. Rumah Sakit Umum kelas B adalah rumah sakit umum yang
mempunayi fasilitas dan kemampuan pelayanan medis sekurang
kurangnya 11 spesialistik dan subspesialistik terbatas.
3. Rumah Sakit Umum kelas C adalah rumah sakit umum yang
mempunyai faslitas dan kemampuan pelayanan medic spesialistik
dasar
4. Rumah Sakit Umum kelas D adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar.

B. Rumah Sakit Khusus


Rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu
jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umr, organ, jenis
penyakit atau kekhususan lainnya.

Rumah sakit khusus meliputi :


a. Rumah Sakit Jiwa
b. Rumah Sakit Kusta
c. Rumah Sakit Ibu dan Anak
d. Rumah Sakit Bersalin
e. Rumah Sakit khusus lainnya.

1.5.2 Klasifikasi Rumah Sakit

Rumah sakit dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria sebagai berikut :


1. Kepemilikan
Klasifikasi berdasarkan kepemilikan terdiri atas
a. Rumah Sakit Pemerintah terdiri atas
1. Rumah sakit vertical yang dikelola oleh Departemen Kesehatan
2. Rumah sakit pemerintah daerah
3. Rumah sakit militer
4. Rumah sakit BUMN

b. Rumah sakit swasta adalah rumah sakit yang dikelola oleh masyarakat

2. Jenis Pelayanan
Klasifikasi berdasarkan jenis pelayanannya terdiri atas
a. Rumah sakit umum member pelayanan kepada berbagai penderita dengan
berbagai jenis kesakitan, member pelayanan diagnosis dan terapi untuk
berbagai kondisi medic, seperti penyakit dalam, bedah, psikiatrik, ibu hamil,
dan sebagainya.
b. Rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang member pelayanan diagnosis
dan pengobatan untuk penderita dengan kondisi medic tertentu baik bedah
maupun non bedah, seperti rumah sakit kanker, bersalin, psikiatri, pediatric,
ketergantungan obat, rumah sakit rehabilitative, dan penyakit kronis.

3. Lama tinggal
Berdasarkan lama tinggal, rumah sakit terdiri atas :
a. Rumah sakit perawatan jangka pendek adalah rumah sakit yang merawat
penderita selama rata rata kurang dari 30 hari
b. Rumah sakit perawatan jangka panjang adalah rumah sakit yang merawat
penderita dalam waktu rata rata 30 hari atau lebih.

4. Kapasitas tempat tidur


Klasifikasi rumah sakit berdasarkan kapasitas tempat tidurnya sebagai berikut:
a. Di bawah 50 tempat tidur
b. 50 – 99 tempat tidur
c. 100 – 199 tempat tidur
d. 200 – 299 tempat tidur
e. 300 – 399 tempat tidur
f. 400 – 499 tempat tidur
g. 500 tempat tidur atau lebih

5. Klasifikasi pendidikan
Klasifikasi berdasarkan afiliasi pendidikan terdiri atas dua jenis yaitu :
a. Rumah sakit pendidikan adalah rumah sakit yang melaksanakan program
pelatihan dalam bidang medic, bedah, pediatric, dan bidang spesialis lain.
b. Rumah sakit non pendidikan adalah rumah sakit yang tidak memiliki afiliasi
dengan universitas disebut rumah sakit non pendidikan.

6. Status akreditasi
Rumah sakit berdasarkan status akreditasi rumah sakit yang telah diakreditasi
dan rmah sakit yang belum diakreditasi.Rumah sakit telah diakreditasi adalah
rumah sakit yang telah diakui secara formal oleh suatu badan sertifikasi yang
diakui, yang menyatakan bahwa suatu rumah sakit telah memenuhi persyaratan
untuk melakukan kegiatan tertentu.

1.6. Akreditasi Rumah Sakit

Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna
yang digunakan sebagai batas penerimaan minimal atau disebut pula sebagai
kisaran variasi yang masih dapat diterima. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam
standar terutama dalam pelayanan rumah sakit adalah
1. Standar pelayanan RS merupakan standar minimal yang harus dipenuhi oleh
sebuah RS agar dapat menjalankan fungsi yang diembannya, yaitu fungsi
pelayanan, pendidikan, penelitan, dan penapisan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi.
2. Standar pelayanan RS merupakan acuan dan pelengkap untuk RS
3. Standar pelayanan RS merupakan standar masukan dan satndar profesi
4. Sebagai standar yang selalu berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi, maka secara berkala standar ini perlu
dievaluasi.

Akreditasi rumah sakit adalah suatu pengakuan oleh pemerintah kepada RS


yang telah memenuhi standar yang ditetapkan. Legislasi akreditasi mengacu
kepada UU NO 44 Tahun 2009 tentang RS pasal 40 yang menyatakan bahwa
akreditasi RS dilakukan minimal setiap 3 tahun sekali dan dilakukan oleh badan
Independent. Tujuan umum dari akreditasi rumah sakit adalah meningkatkan mutu
layanan rumah sakit sedangkan khususnya adalah memberikan jaminan,
kepuasan, dan pelindungan masyarakat, memberikan pengakuan kepada RS
yang telah menerapkan standar pelayanan RS, dan menciptakan lingkungan
intern RS yang kondusif untuk penyembuhan dan pengobatan termasuk
peningkatan dan pencegahan sesuai standar struktur, proses, dan hasil.standar
akreditasi merupakan suatu pernyataan yang mendefinisikan harapan terhadap
kinerja, struktur proses yang harus dimiliki rumah sakit untuk memberikan
pelayanan dan asuhan bermutu serta aman.
Akreditasi menunjukkan komitmen sebuah RS untuk meningkatkan
keselamatan dan mutu asuhan pasien, memastikan bahwa lingkungan pelayanan
dan senantiasa berupaya mengurangi resiko bagi para pasien dan staf RS,
sebagai cara efektif untuk mengevaluasi mutu suatu RS, yang sekaligus berperan
sebagai sarana manajemen. Akreditasi dirancang untuk meningkatkan budaya
keselamatan dan budaya kualitas di RS sehingga senantiasa berupaya
meningkatkan mutu dan keamanan layanannya.
Standar akreditasi yang terbaru mengacu pada Standar Akreditasi Tahun
2012 yang merupakan upaya Kementerian kesehatan menyediakan suatu
perangkat yang mendorong RS senantiasa meningkatkan mutu dan keamanan
pelayanan dengan penekanan bahwa akreditasi adalah suatu proses belajar,
maka RS distimulasi melakuka perbaikan yang berkelanjutan dan terus menerus.
Proses akreditasi terdiri dari kegiatan survey oleh tim Survivor dan proses
pengambilan keputusan pada Pengurus KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit).
Peran Standarisasi dalam akreditasi RS adalah
1. Sebagai dasar dalam penyusunan instrument akreditasi
2. Sebagai dasar dalam penyusunan criteria akreditasi
3. Sebagai dasar penyusunan indikator output
Akreditasi dilaksanakan secara bertahap, yaitu
1. Tahap pertama : akreditasi tingkat dasar ( 5 kegiatan pelayanan)
2. Tahap kedua : akreditasi tingkat lanjut ( 12 kegiata pelayanan)
3. Tahap ketiga : akreditasi tingkat lengkap ( 16 kegiatan pelayanan)
Dalam pelaksanaan akeditasi rumah sakit, RS boleh memilih antara
akreditasi 5, 12, atau 16 kegiatan pelayanan tergantung kemampuan RS tersebut.
RS yang telah diakreditasi bisa melakukan akreditasi ulang dan diperbolehkan
memilih tetap 5 pelayanan atau meningkat menjadi 12 pelayanan tergantung
rumah sakit tersebut
Adapun sebanyak 15 kriteria yang dinilai pada proses akreditasi suatu rumah
sakit, diantaranya :
1. Sasaran Keselamatan Pasien
2. Hak Pasien dan Keluarga
3. Pendidikan Pasien dan Keluarga
4. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
5. Milenium Development Goals
6. Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
7. Asessmen Pasien
8. Pelayanan Pasien
9. Pelayanan Anestesi dan Bedah
10. Manajemen Penggunaan Obat
11. Kualifikasi dan Pendidikan Staf
12. Manajemen Komunikasi dan Informasi
13. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
14. Tata kelola, Kepemimpinan, dan Pengarahan
15. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan

Sedangkan tingkatan kelulusan dan kriterianya adalah sebagai berikut


1. Tingkat Dasar
Apabila criteria no 1 – 4, nilai minimum 80% dan criteria no 5 – 15 nilai
minimum 15 %
2. Tingkat Madya
Apabila criteria no 1 – 8, nilai minimum 80 % dan criteria 9 – 15, nilai
minimum 20 %
3. Tingkat Utama
Apabila criteria no 1 – 12, nilai minimum 80 % dan criteria 13 – 15, nilai
minimum 20 %
4. Tingkat Paripurna
Seluruh criteria 1 – 15, nilai minimum 80 %
1.7 Pelayanan Medis Rumah sakit
Menurut Dubois dan Miley, Sistem Pelayanan Kesehatan merupakan jaringan
pelayanan interdisipliner, komprehensif, dan kompleks, terdiri dari aktivitas
diagnosis, treatment, rehabilitasi, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan untuk
masyarakat pada seluruh kelompok umur dan dalam berbagai keadaan. Berbagai
system pelayanan kesehatan meliputi pelayanan kesehatan masyarakat, rumah
sakit rumah sakit, klinik klinik medical, organisasi organisasi pemeliharaan
kesehatan, lembaga kesehatan rumah, perawatan dalam rumah, klinik klinik
kesehatan mental, dan pelayanan pelayanan rehabilitative.

Pelayanan Kesehatan dibagi menjadi dua golongan, yaitu :


1. Pelayanan Kesehatan primer atau pelayanan kesehatan masyarakat adalah
pelayanan kesehatan yang paling depan, yang pertama kali diperlukan
masyarakat saat terjadinya gangguan kesehatan atau kecelakaan. Pelayanan
ini merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan serta mengutamakan
pelayanan kesehatan promotif dan preventif. Keberhasilan pelayanan ini akan
mendukung pelaksanaan Jaminan Sosial Kesehatan Nasional, dimana akan
mengurangi jumlah pasien yang dirujuk. Bentuk bentuk pelayanan primer,
contohnya adalah Posyandu, dana sehat, Polindes (Poliklinik Desa), Pos Obat
Desa (POD), Pengembangan Masyarakat atau Community Development,
Perbaikan Sanitasi Lingkungan, Upaya Peningkatan Pendapatan (Income
Generating), dan sebagainya. Adapun prinsip pelayanan dokter layanan primer,
yaitu :
a. Primary Care
b. Promotif dan Preventif
c. Personal Care
d. Comprehensive Care
e. Holistic Care
f. Integrated Care
g. Continuum Care
h. Koordinatif dan kerjasama
i. Berorientasi pada keluarga dan komunitas
j. Patient safety

Kemudian Prasyarat untuk dokter layanan primer adalah sebagai berikut :


a. Memiliki fasilitas kesehatan
b. Memiliki SDM kesehatan
c. Memiliki peralatan pelayanan kesehatan
d. Mampu memberikan pelayanan sesuai jenis pelayanan yang telah
ditetapkan
e. Memiliki system administrasi dan manajemen pelayanan kesehatan
f. Mampu menetapkan biaya pelayanan
g. Memiliki SPO pelayanan
h. Memiliki jejaring rujukan
2. Pelayanan Kesehatan Sekunder dan Tersier adalah Rumah Sakit, tempat
masyarakat memerlukan perawatan lebih lanjut / rujukan. Pelayanan
Kesehatan ini merupakan pelayanan kesehatan rujukan. Pelayanan kesehatan
yang termasuk kepada pelayanan rujukan contohnya rumah sakit mulai dari
tipe D sampai dengan tipe A. Pengelola atau pemilik rumah sakit di Indonesia
dikelompokkan menjadi empat yakni :
a. Rumah sakit pemerintah, yang dibedakan menjadi rumah sakit Departemen
Kesehatan dan Rumah Sakit Pemda (Pemerintah Daerah), yang dibedakan
lagi menjadi rumah sakit Pemda Provinsi dan rumah sakit Pemda Kodia /
Kabupaten.
b. Rumah sakit ABRI, yang dibedakan menjadi rumah sakit Angkatan Darat,
Angkatan Udara, Angkatan Laut, dan rumah sakit Polri.
c. Rumah sakit departemen lain yang biasanya dimiliki BUMN, seperti rumah
sakit Pertamina, rumah sakit Perkebunan, dan sebagainya.
d. Rumah sakit swasta yang dikelola LSM atau perusahaan LSM
penyelenggaraan rumah sakit ini biasanya dibedakan menjadi rumah sakit
yang didirikan lembaga keagamaan dan rumah sakit netral
Agar pelayanan kesehatan dapat terjamin maka mutu pelayanan kesehatan
harus ditingkatkan. Mutu pelayanan kesehatan merupakan pelayanan kesehatan
yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan tingkat kepuasan rata rata penduduk serta penyelenggaraannya sesuai
dengan standard an kode etik profesi. Agar mutu pelayanan kesehatan ini bisa
tercapai harus memenuhi beberapa strategi yang harus dilakukan yaitu :

1. Pelanggan dan harapannya


Harapan pelanggan mendorong upaya peningkatan mutu pelayanan.Organisasi
pelayanan kesehatan mempunyai banyak pelanggan potensial.Harapan
mereka harus diidentifikasi dan diprioritaskan lalu membuat criteria untuk
menilai kesuksesan.
2. Perbaikan Kinerja
Bila harapan pelanggan telah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah
mengidentifikasi dan melaksanakan kinerja staf dan dokter untuk mencapai
konseling, adanya pengakuan, dan pemberian reward.
3. Proses Perbaikan
Proses perbaikan juga penting. Seringkali kinerja disalahkan karena masalah
pelayanan dan ketidakpuasan pelanggan saat proses itu sendiri tidak dirancang
dengan baik untuk mendukung pelayanan. Dengan melibatkan staf dalam
proses pelayanan, maka dapat diidentifikasi masalah proses yang dapat
mempengaruhi kepuasan pelanggan, mendiagnosis penyebab,
mengidentifikasi, dan menguji pemecahan atau perbaikan.

4. Budaya yang mendukung perbaikan terus menerus


Untuk mencapai pelayanan prima diperlukan organisasi yang tertib.Itulah
sebabnya perlu untuk memperkuat budaya organisasi sehingga dapat
mendukung peningkatan mutu.Untuk dapat melakukannya, harus sejalan
dengan dorongan peningkatan mutu pelayanan terus menerus.

BAB II

2.1 Nama dan Sejarah Rumah Sakit


RSUD Hasanuddin Damrah Manna adalah rumah sakit milik Pemerintah
Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan, dan merupakan pusat rujukan bagi
masyarakat Bengkulu selatan serta sebagai rumah sakit rujukan regional untuk
masyarakat Kabupaten Seluma dan Kaur, RSUD Hasanuddin Damrah Manna
menyelenggarakan dan melaksanakan fungsi perumah sakitan melalui upaya-
upaya pelayanan kesehatan kuratif dan rehabilitatif yang terpadu dengan
pelaksanaan kegiatan kesehatan promotif dan preventif.
VISI DAN MISI RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA

A. VISI
RSUD Hasanuddin Damrah Manna menjadi Rumah Sakit yang modern dengan
menjalankan Pelayanan Profesional berbasis Teknologi Informasi (IT)”.

B. MISI
1. Menyelenggarakan pembangunan SDM yang profesional, visioner, inovatif dan
berakhlak mulya serta menguasai teknologi informasi melalui penempatan yang
berdasarkan profisionalitas dan pemberdayaan melalui pelatihan.
2. Membangun sistem akuntabilitas keuangan yang informatif dan akuntabel melalui
penguasaan tekhnologi sistem akuntansi instansi (SAI) dan sistem keuangan
Badan Layanan Umum (BLU).
3. Menumbuh kembangkan sinergi pengawasan internal yang solid melalui
penciptaan sistem supervisi kinerja berbasis reward dan funishman yang balence.
4. Membangun askses informasi yang mudah bagi custumer dengan menciptakan
teknologi informasi yang modern.

C. MOTTO
Melayani dengan sepenuh hati, kepuasan anda kebanggan kami

1.3 Tujuan

Tujuan :

- Memberikan pelayanan medis yang menjangkau seluruh pelosok daerah


Dengan sarana dan prasarana yang memadai dan terstandar.
- Membuat perubahan dalam skala global dan berkolaborasi untuk membuat
hidup masyarakat lebih baik dalam bidang kesehatan.
Berkolaborasi : Menerima perbedaan yang ada dengan pikiran yang terbuka
dan menghargai kontribusi setiap orang dalam bekerja sama untuk mencapai
tujuan.
1.4 Keunggulan

- Pelayanan kedokteran terpadu yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan

1.5 Struktur Organisasi


Struktur Organisasi Rumah Sakit

Jabatan Struktural Rumah Sakit adalah sebagai berikut :

1. Direktur

Direktur Rumah Sakit mempunyai tugas pokok untuk memimpin dan


membantu dalam pengelolaan Rumah Sakit, penyelenggaraan penelitian dan
pelayanan kesehatan, pelayanan medik, pelayanan diagnostik, pelayanan
penunjang medik kepada masyarakat di Kabupaten Bireun.

Dalam menyelenggarakan tugas, Direktur Rumah Sakit mempunyaitugas dan


fungsi sebagai berikut :
- Perumusan kebijakan Rumah Sakit
- Penyusunan rencana strategik Rumah Sakit
- Penyelenggaraan pelayanan umum di bidang kesehatan
- Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan, program dan
kegiatan Rumah Sakit
- Merencanakan, mengorganisasikan dan melaksanakan serta mengarahkan
karyawan dalam melaksanakan tugas.
- Menetapkan anggaran belanja dan pendapatan Operasional tahunan.
- Melaksanakan program kerja dan kegiatan pelayanan serta anggaran
Operasional.
- Mengevaluasi hasil pelaksanaan program kerja, kegiatan pelayanan dan
anggaran
- Menetapkan Uraian Tugas seluruh karyawan
- Melaksanakan Penilaian Kinerja karyawan

2. Kepala Bagian Tata Usaha

Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok untuk memberikan


pelayanan teknis dan administrasi kepada semua unsur dilingkungan kantor
Rumah Sakit

 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas


merencakana melaksanakan, mengevaluasi serta melakukan koordinasi
Pengelolaan Administrasi umum dan kepegawaian

 Kepala Sub Bagian Perencanaan, Pelaporan dan Publikasi

Kepala Sub Bagian Perencanaan, Pelaporan dan Publikasi mempunyai


tugas pokok melaksanakan pengelolaan perencanaan, Pelaporan dan
apublikasi Penyelenghgaraan Rumah Sakit Daerah.

 Kepala Sub Bagian Keuangan


Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas merencanakan
melaksanakan Mengevaluasi serta melakukan koordinasi pengelolaan
Keuangan

3. Kepala Bidang Pelayanan

Kepala Seksi Pelayanan Medik mempunyai tugas Melaksanakan Perumusan,


Pelaksanaaan Kebijakaan Operasional dan Pengendalian Pelayanan Medik dan
Pelayanan Penunjang .

 Kepala Sub Bidang Pelayanan Medis

Kepala Sub Bidang Pelayanan Medis mempunyai tugas Menyiapkan perumusan


dan Pelaksanaan Kebijakan Operasional, Bimbingan Teknis dan supervisi serta
Pemantauan Pengendalian Evaluasi dan Pelaporan di Bidang Pelayanan Medis.
 Kepala Sub Bidang Penunjang Medik

Kepala Sub Bidang Pelayanan Penunjang mempunyai tugas Melaksanan


perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan Operasional, Bimbingan Teknis dan
supervisi serta Pemantauan Pengendalian Evaluasi dan Pelaporan di Bidang
Pelayanan Penunjang.

4. Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan

Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan, mempunyai tugas menyiapkan perumusan


dan Pelaksanaan Kebijakan Operasional, Bimbingan Teknis dan supervisi serta
Pemantauan Pengendalian Evaluasi dan Pelaporan di Bidang Perawatan .

 Kepala Sub Bidang Pengendalian Etika dan Mutu Layanan


Keperawatan

Kepala Sub Bidang Pengendalian Etika dan Mutu Layanan Keperawatan


mempunyai tugas menyiapkan perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan
Operasional, Bimbingan Teknis dan supervisi serta Pemantauan Pengendalian
Evaluasi dan Pelaporan di Sub Bidang Pengendalian Etika dan Mutu Layanan
Keperawatan .

 Kepala Sub Bidang Bimbingan Asuhan Keperawatan

Kepala Sub Bidang Bimbingan Asuhan Keperawatan mempunyai tugas


menyiapkan perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan Operasional, Bimbingan
Teknis dan supervisi serta Pemantauan Pengendalian Evaluasi dan Pelaporan di
Sub Bidang Asuhan Keperawatan.

5. Kepala Bidang Sarana Prasarana dan Pengembangan Sumber Daya


Rumah sakit
Kepala Bidang Sarana Prasarana dan Pengembangan Sumber Daya Rumah
Sakit mempunyai tugas menyiapkan perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan
Operasional, Bimbingan Teknis dan supervisi serta Pemantauan Pengendalian
Evaluasi dan Pelaporan di Bidang Sarana Prasarana dan Pengembangan Sumber
Daya Rumah Sakit.

 Kepala Sub Bidang Pengadaan dan Pemeliharaan Sarana Prasarana

Kepala Sub Bidang Pengadaan dan Pemeliharaan Sarana Prasarana mempunyai


tugas menyiapkan perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan Operasional,
Bimbingan Teknis dan supervisi serta Pemantauan Pengendalian Evaluasi dan
Pelaporan di Sub Bidang Pengadaan dan Pemeliharaan sarana Prasarana.

 Kepala Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya


Rumah Sakit

Kepala Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Rumah Sakit
mempunyai tugas menyiapkan perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan
Operasional, Bimbingan Teknis dan supervisi serta Pemantauan Pengendalian
Evaluasi dan Pelaporan di Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan Sumber
Daya Rumah Sakit.

D. Unit

a) Unit adalah pelayanan non struktural yang menyediakan fasilitas dan


menyelenggarakan kegiatan pelayanan, pendidikan dan penelitian rumah
sakit.

b) Pembentukan unit ditetapkan oleh Direktur sesuai kebutuhan rumah sakit.

c) Unit dipimpin oleh seorang kepala yang diangkat dan diberhentikan oleh
Direktur.

d) Kepala unit dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh tenaga-tenaga


fungsional dan atau non medis.

e) Pembentukan dan perubahan jumlah dan jenis unit ditetapkan oleh Direktur.

f) Unit meliputi:

a. Unit Rawat Inap, mempunyai tugas menyediakan semua fasilitas dan


kebutuhan untuk menyelenggarakan kegiatan bagi pasien rawat inap.
b. Unit Rawat Jalan, mempunyai tugas menyediakan semua fasilitas dan
kebutuhan untuk menyelenggarakan kegiatan bagi pasien rawat jalan.
c. Unit Rawat Darurat, mempunyai tugas menyediakan semua fasilitas dan
kebutuhan untuk menyelenggarakan kegiatan bagi pasien rawat darurat.
d. Unit Perawatan Intensif (HCU), mempunyai tugas menyediakan semua
fasilitas dan kebutuhan untuk menyelenggarakan kegiatan perawatan
intensif.
e. Unit Bedah (OK), mempunyai tugas menyediakan semua fasilitas dan
kebutuhan untuk menyelenggarakan kegiatan bedah sentral.
f. Unit Radiologi, mempunyai tugas menyediakan semua fasilitas dan
kebutuhan untuk menyelenggarakan kegiatan diagnose penyakit melalui
pemeriksaan radiologi/sonografi dan pengobatan melalui radio terapi
g. Unit Farmasi, mempunyai tugas menyediakan semua fasilitas dan
kebutuhan untuk menyelenggarakan kegiatan pelayanan obat dan alat
kesehatan
h. Unit Gizi, mempunyai tugas menyediakan semua fasilitas dan kebutuhan
untuk menyelenggarakan kegiatan pengolahan, penyediaan dan
penyaluran makanan, terapi gizi dan konsultasi gizi
i. Unit Laboratorium, mempunyai tugas menyediakan semua fasilitas dan
kebutuhan untuk menyelenggarakan kegiatan pemeriksaan darah, urine,
faeces, cairan tubuh dan jaringan tubuh
j. Unit Pemeliharaan Sarana dan sanitasi, mempunyai tugas menyediakan
semua fasilitas dan kebutuhan untuk menyelenggarakan kegiatan
pemeliharaan dan perbaikan sarana Rumah Sakit.

2 KEPALA SATUAN PENGAWAS INTERN (SPI)


Tugas pokok Satuan Pengawasan Intern adalah melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan tugas semua satuan kerja, baik struktural, fungsional
maupun yang non struktural seperti panitia, tim dan sebagainya, agar dapat
berjalan sesuai denganrencana dan peraturan perundangan yang berlaku.
KETUA KOMITE MEDIK

Tugas Komite Medis

1. Membantu direktur rumah sakit menyusun standar pelayanan medis dan


memantau pelaksanaanya
2. Melaksanakan pembinaan etika profesi, disiplin profesi dan mutu profesi
3. Mengatur kewenangan profesi antar kelompok staf medis
4. Membantu direktur menyusun medical staff by laws dan memantau
pelaksanaanya
5. Membantu direktur rumah sakit menyusun kebijakan dan prosedur yang
terkait dengan mediko-legal
6. Membantu direktur rumah sakit menyusun kebijakan dan prosedur yang
terkait dengan etiko-legal
7. Melakukan koordinasi dengan kepala bidang pelayanan medik dalam
melaksanakan pemantauan dan pembinaan pelaksanaan tugaskelompok staf
medis
8. Meningkatkan program pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian
dan pengembangan dalam bidang medis
9. Melakukan monitoring dan evaluasi mutu pelayanan medis antara lain melalui
monitoring dan evaluasi kasus bedah, penggunaan obat, farmasi dan terapi,
ketepatan, kelengkapan dan keakuratan rekam medis, tissue review,
mortalitas dan motdibitas, medical care review/peer review/audit medis
melalui pembentukan sub komite-sub komite.
10. Memberikan laporan kegiatan kepada direktur rumah sakit.

Wewenang Komite Medis

1. Memberikan pertimbangan tentang rencana pengadaan, penggunaan dan


pemeliharaan peralatan medis dan penunjang medis serta pengembangan
pelayanan medis
2. Monitoring dan evaluasi yang terkait dengan mutu pelayanan medis sesuai
yang trcantum didalam tugas komite medis
3. Monitoring dan evaluasi efisiensi dan efektifitas penggunaan alat kedokteran
di rumah sakit
4. Melaksanakan pembinaan etika profesi serta mengatur kewenangan profesi
antara kelompok staf medis
5. Membentuk Tim Klinis yang mempunyai tugas menangani kasus-kasus
pelayanan medik yang memerlukan koordinasi lintas profesi, misal
penanggulangan kanker terpadu, pelayanan jantung terpadu dan lain
sebagainya
6. Memberikan rekomendasi tentang kerjasama antara rumah sakit dan fakultas
kedokteran/kedokteran gigi/institusi pendidikan lain

KETUA KOMITE MUTU


TUGAS :

1. Menyusun garis besar kebijakan medis di bidang mutu profesi medis

2. Memantau dan mengevaluasi rencana /program kerja

3. Memantau dan mengevaluasi panduan mutu pelayanan medis

4. Melakukan pemantauan dan pengawasan mutu pelayanan medis

5. Menyusun indicator mutu klinik (berkoordinasi dengan kelompok staf


medis)

6. Melakukan koordinasi dengan komite peningkatan mutu rumah sakit

7. Melakukan pencatatan dan pelaporan secara berkala.

WEWENANG

Melaksanakan kegiatan upaya peningkatan mutu pelayanan medis secara lintas


sektoral dan lintas fungsi sesuai kebutuhan.

1.6 Tim Dokter


Terdiri atas:
- dokter pelayanan primer dan dokter gigi
- 6 dokter spesialis, mencakup Spesialis Penyakit Dalam,
Spesialis Anak, Spesialis Kandungan dan Kebidanan, Spesialis
Bedah, Spesialis THT, Spesialis Mata.

1.7 Pelayanan Medis

I. Pelayanan medis umum


a. Pelayanan unit gawat darurat (UGD)
Pelayanan resusitasi, pelayanan bedah, pelayanan nonbedah, obstetrik
ginekologi dan pediatrik yang meliputi kegiatan :
- Monitoring supervisi pelayanan medis di Ruang Tindakan,
Observasi/Rawat Sementara.
- Monitoring supervisi keluhan pasien/pelanggan lain.
- Audit pelayanan dan audit kematian.
- Pendataan dan penanganan kasus bermasalah.
- Pengawasan transportasi pasien gawat darurat dari IGD ke OK atau ICU.
- Melakukan pelayanan kasus tidak gawat tidak darurat melaluipelayanan
poliklinik 24 jam.
- Pelayanan penanggulangan gawat darurat terpadu bencana (SPGDTB).
- Pelayanan siaga VIP.
- Pelayanan komunikasi dan informasi.
- Pelayanan ambulans
- Pelayanan siaga dengan pendataan kerawanan dan potensi sumber daya
(geomedic mapping).
- Penyiapan tim reaksi cepat (rapid respons) pada saat terjadi bencana.
b. Pelayanan poliklinik dokter umum atau dokter gigi

II. Dokter spesialis dasar


1. Spesialis penyakit dalam
Memberikan pelayanan penanganan masalah kesehatan organ dalam tanpa
bedah, seperti diabetes mellitus, gangguan ginjal, sakit lambung, lever, alergi dll.
Ditangani oleh dokter ahli penyakit dalam yang profesional dan berpengalaman
dibidangnya serta ditunjang dengan fasilitas yang memadai sesuai dengan
kebutuhan pasien sehingga keluhan pasien mengenai penyakit dalam dapat
ditangani dengan baik.

2. Spesialis anak
Memberikan Pelayanan kesehatan bagi anak meliputi :
a. Konsultasi dan layanan kesehatan anak
b. Pemeriksaan bayi sehat (pengawasan tumbuh kembang)
c. Pemeriksaan bayi sakit
d. Imunisasi lengkap dan vaksinasi TORCH
e. Diagnosis dini kelainan bawaan dan keganasan dan foto terapi
3. Spesialis Kandungan dan kebidanan
Memberikan pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan alat reproduksi
wanita dan penanganan penyakit kandungan, antara lain :
a. Konsultasi seputar masalah kandungan dan kebidanan
b. Perawatan Antenatal dan Postnatal
c. USG ( Ultrasonography) Kebidanan
d. Pap Smear
e. Keluarga Berencana dengan suntik, spiral, pil dan MOW (Mini Operasi
Wanita)
f. Penanganan Penyakit kebidanan dan kandungan
g. Penanganan Infertilitas

4. Spesialis Bedah
Memberikan Pelayanan bedah kepada pasien dengan cepat dan tepat didukung
oleh dokter dan perawat yang profesional dengan teknologi yang canggih dan
terkini. Pelayanan yang diberikan antara lain :
a. Konsultasi dan Penegakkan diagnose kasus bedah

b. Penangganan kasus bedah minor yang dapat ditangani tanpa melalui


kamar operasi
c. Kontrol Pre dan Post Pembedahan

Pelayanan spesialis lain

1. Spesialis THT

Memberikan pelayanan kesehatan dan solusi masalah kesehatan khususnya


pada telinga, hidung dan tenggorokan. Melalui dokter spesialis THT yang ahli di
bidangnya, serta ditunjang peralatan medis yang modern, lengkap dan memadai,
meliputi :

a. Konsultasi dan Pemeriksaan rutin THT


b. Penanganan kasus THT antara lain : Spoeling telinga, Cauterisasi kimia,
ekstraksi corpus alienum, trauma pada THT (Luka& Perdarahan)
c. Pengobatan infeksi pada telinga, hidung dan tenggorokan

2. Spesialis mata

Memberikan pelayanan kesehatan mata yang dilayani oleh tenaga medis


yang kompeten dibidangnya dan didukung adanya peralatan yang modern.
Pelayanan yang diberikan meliputi :

a. Konsultasi dan diagnosa dini penyakit/ kelainan mata


b. Berbagai macam Pemeriksaan guna menegakkan diagnosa gangguan
penglihatan
c. Penanganan kasus penyakit mata antara lain : insisi hordeolum, kalazion,
glaucoma, katarak dan lain sebagainya
o Spesialis Pelayanan medik
1. Spesialis anestesi
2. Spesialis radiologi

1.8 Sarana dan Prasarana

 Unit rawat jalan


Termasuk di dalamnya Poliklinik THT, Poliklinik Kebidanan, Poliklinik Anak,
Poliklinik Bedah, Poliklinik Mata, Poliklinik Penyakit Dalam, Poliklinik Gigi dan
Mulut.

 Unit rawat inap


Instalasi rawat inap tersebar digedung utama dan kedua menempati lantai 2
hingga lantai 4 yang terdiri atas kamar rawat inap mulai dari kelas III hingga VIP.

Kelas Fasilitas
 Kamar ukuran 4 x 5 m
 1 buah tempat tidur
 1 duable bed untuk keluarga
 1 buah AC
VIP  1 buah TV LCD 21”
 1 buah Box kecil
 1 buah dispenser air minum
 1 buah kulkas 1 pintu
 1 buah lemari pakaian
 1 kamar mandi dengan toilet duduk.
 Kamar ukuran 3 x 3 m
 1 buah tempat tidur
 1 duable bed untuk keluarga
 1 buah AC
Kelas I  1 buah TV LCD 21”
 1 buah Box kecil
 1 buah dispenser air minum
 1 buah kulkas 1 pintu
 1 buah lemari pakaian
 1 kamar mandi dengan toilet
 2 buah tempat tidur
 1 buah AC
Kelas II  1 buah dispenser
 1 kamar mandi
 2 box kecil
 1 lemari 2 pintu
 2-3 buah tempat tidur
Kelas III  1 buah AC
 1 kamar mandi
 2 box kecil

 Unit Gawat Darurat


Merupakan unit pelayanan 24 jam yang terletak di lantai 1. Unit ini
menggunakan sistem triage dengan membagi pasien menjadi 4 label; label hijau
untuk pasien yang memerlukan penanganan dan perhatian dokter dalam
beberapa jam atau hari namun tidak darurat, label kuning untuk pasien stabil yang
memerlukan perawatan rumah sakit serta pengawasan dan re-triage berkala oleh
tenaga medis terlatih, dan label merah untuk pasien yang memerlukan tindakan
bedah segara atau tatalaksana lain untuk mempertahankan hidupnya, dan label
hitam untuk pasien yang sudah tidak bisa bisa dilakukan tindakan apa-apa
lagi/kecil kemungkinan untuk dapat diselamatkan.

 HCU
Demi memenuhi fungsi perawatan HCU yang maksimal, Rumah Sakit
menyediakan sebuah ruangan khusus untuk pasien yang memerlukan perwatan
khusus untuk jangka waktu 2-3 hari, apabila dalam 2-3 hari pasien tidak
menunjukan kemajuan, maka pasien akan segera dirujuk ke rumah sakit umum
daerah stempat. Terletak di lantai 3, HCU Rumah Sakit mampu menampung 2
pasien untuk 72 tempat tidur yang tersedia di rumah sakit, dengan 2 tabung
oksigen dan monitor portable di masing-masing tempat tidur untuk pengukuran
tanda vital.

3 NICU

Sebuah area di ruang perinatologi yang diperuntukkan untuk perawatan


bayi dengan kondisi kritis, NICU RS terletak di lantai 1 dan dilengkapi dengan 4
inkubator, sistem pengukuran tanda vital menggunakan monitor portabel,
prasarana dan sarana yang terstandardisasi, serta seorang dokter penanggung
jawab yang berkompeten.
 Kamar Operasi
Terdapat 1 kamar operasi yang terdapat di dalam unit bedah sentral di
lantai 3, diperuntukkan untuk 4 spesialis yang perlu melakukan tindakan
pembedahan, yakni bedah umum, obstetri-ginekologi, mata, dan THT.

 Ruang Fisioterapi
Terletak di lantai 3, area ini telah dirancang sedemikian rupa untuk
membantu pelatihan serta pemulihan bagi pasien-pasien.Dilengkapi dengan
sarana dan prasarana yang modern dan terstandardisasi.

 Laboratorium
Terletak di lantai 2, Rumah Sakit memiliki laboratorium mini yang didesain
sedemikian rupa dan mampu memenuhi permintaan pelayanan membantu
penegakan diagnosis serta memantau perkembangan penyakit pasien.

 Apotik Rumah Sakit


Terletak di lantai 1, apotik melayani penukaran resep dari rumah sakit
maupun pembelian obat secara umum.

 Unit Radiologi
Menyediakan pelayanan diagnostik, terapeutik, serta layanan intervensi
bagi para pasien.Terletak di lantai 4, unit dibangundengan sedemikian rupa
hingga radiasi yang berada di dalam tidak menyebar ke lingkungan rumah
sakit.Dilengkapi dengan X-Ray.

 Dapur
Terletak di , merupakan area khusus yang dirancang untuk memenuhi
standar dapur rumah sakit internasional. Menggunakan perabot dari stainless
steel serta wadah penyimpanan bahan makanan dengan pengatur suhu, area
dapur memastikan tersedianya makanan bersih, bergizi, dan hangat demi
kenyamanan dan kesembuhan pasien.

 Pantry
Terletak di lantai 5, merupakan rest area bagi para staf, dokter dan
pengunjung rumah sakit.Di area ini tersedia tempat makan dengan berbagai menu
yang disajikan.

 Ruang Tunggu
Terletak di lobi dan koridor sepanjang lantai 1 Rumah Sakit . Rumah Sakit
berusaha tetap memperhatikan kenyamanan pengunjung. Tersedia 30 tempat
duduk yang tersebar, 1 buah TV LCD yang menampilkan ceramah-ceramah
singkat, serta lantunan ayat suci Al-Quran.

 Ruang Tenaga Medis


Terletak dilantai 5 sesuai dengan unit masing-masing.
 Ruang sterilisasi
 Ruang Sasprans
 Ruang Laundry
Sebuah aula berukuran 7 x 20 m, merupakan sebuah area yang dirancang
untuk berbagai bentuk kegiatan seperti pelatihan, rapat kerja, dan
seminar.Terletak di lantai 1 gedung yayasan.

 Mushalla
Berada di lantai 1 rumah sakit, sehingga memberikan kemudahan bagi para
staf, dokter, maupun pengunjung rumah sakit dalam beribadah.

 Tempat Pengolahan Limbah


Terletak di dalam kompleks rumah sakit.

 Kantor Administrasi
Terletak di lantai 5, berdampingan dengan pantry

 Area parkir
Terletak di halaman gedung kedua (di komplek yayasan) rumah sakit, berjarak
50 meter dari Rumah Sakit dengan ekstimasi 80 kendaraan roda empat dan roda
dua dapat tertampung dalam satu waktu.

 Ambulans
Menggunakan minibus sebagai mobil ambulans, Rumah Sakit menyediakan
ambulans yang mampu mengangkut lebih banyak peralatan pertolongan pertama,
meliputi emergency box, Tabung O2, minor set, dan sebuah bed, dan layanan
antar jemput pasien yang membutuhkan sarana transpor dari dan ke Rumah
Sakit.

 Lift Pengunjung
Akif selama 24 jam, dan berfungsi untuk trasnportasi pengunjung atau keluarga
pasien yang ingin berkunjung.

 Lift Pasien
Digunakan untuk mengangkut pasien dan transportasi dokter agar lebih mudah
dan cepat menangani pasien yang bermasalah.

1.9 Anggaran
No Sarana Prasarana Anggaran (Rp)

1 Admisi 150.000.000.000

2 UGD 300.000.000.000

3 Poliklinik 400.000.000.000

4 Pelayanan Dokter Spesialis 500.000.000.000

5 Pelayanan Dokter Umum

8 Rawat Inap VIP 580.000.000.000

9 Rawat Inap Kelas I 570.000.000.000

10 Rawat Inap Kelas II 560.000.000.000

11 Rawat Inap Kelas III 550.000.000.000

12 HCU 400.000.000.000

13 NICU 410.000.000.000

15 Kamar Operasi 625.000.000.000

17 Ruang Fisioterapi 400.000.000.000

20 Laboratorium 450.000.000.000

21 Apotik 700.000.000.000

22 Unit Radiologi 600.000.000.000

23 Dapur 200.000.000.000

28 Ruang Tunggu 200.000.000.000

30 Ruang Tenaga Medis 400.000.000.000

31 Ruang Sterilisasi 500.000.000.000

32 Ruang Sarpras 500.000.000.000

33 Ruang Laundry 300.000.000.000

35 Tempat Ibadah 500.000.000.000

36 Tempat Pengolahan Limbah 200.000.000.000

37 Kantor Administrasi 300.000.000.000

40 Lapangan Parkir 300.000.000.000


41 Ambulans

TOTAL 21.030.100.000.000

1.10 Program Kerja


Target Sumber
No Program/kegiatan Lokasi Indikator kinerja Kebutuhan dana
pencapaian dana
1. Pendidikan dan RSTB Jumlah pelatihan Biaya
pelatihan formal yang diikuti :
-Manajemen BBLR
-Resusitasi
Neonatus
-Basic kamar
bedah
-BTLS perawat
-ACLS dokter
-Audit Keperawatan

1. PROGRAM KERJA

a. Program optimalisasi pelayanan rumah sakit.


1. Pelayanan rutin rawat jalan.
2. Pelayanan rutin rawat inap.
3. Pelayanan rutin Laboratorium.
4. Pelayanan rutin Farmasi.
5. Pelayanan OK.
6. Pelayanan UGD / VK

b. Program pengendalian mutu pelayanan rumah sakit.


1. Akreditasi Rumah Sakit.
2. Survey kepuasan pasien.
3. Pengumpulan Indikator Klinik.

c. Program pengembangan sarana, prasarana, dan peralatan rumah sakit.


1. Pembangunan Gedung.
2. Pengadaan prasarana dan peralatan.
3. Pengadaan suku cadang peralatan non medis.
4. Pemeliharaan sarana, prasarana, dan peralatan.

IV. Program pengembangan sumber daya manusia.


1. Program pelatihan keperawatan.
2. Program pelatihan Rekam Medik.
3. Program pelatihan Laboratorium.
4. Program pelatihan K3 RS.
5. Program Orientasi Pegawai Baru.

V. Program keselamatan dan kesehatan kerja rumah sakit.


1. Program Peningkatan Keamanan Pasien, Pengunjung, dan Petugas
rumahsakit.
2. Program Pemeliharaan Kesehatan Pegawai.
3. Program Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun.
4. Program Kesehatan Lingkungan Kerja.

VI. Program keselamatan pasien rumah sakit.


1. Program Penyusunan Pedoman Penyelenggaraan KPRS.
2. Program Pencatatan KNC, KTD dan Sentinel di rumah sakit.
3. Program Pelaporan KNC, KTD, dan Sentinel di rumah sakit.
4. Program Penunjukan DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan)

V. SUMBER DANA
Sumber dana penyelenggaraan program kerja tahun 2015-2016 adalah
anggaran Rumah Sakit tahun 2015-2016

Anda mungkin juga menyukai