Anda di halaman 1dari 2

Bintang membuka plastik pembungkus kado dengan buru-buru.

Kado itu berbebtuk


buku diary. Cover depan berwarna merah. Diary itu bergambar mawar merah segar di
tengah-tengahnya. Mawar itu tampak hidup. Bintang menyentuh mawar itu. Ia merasa ujung
jarinya dingin, seperti menyentuh kelopak mawar sungguhan.
Bintang terkejut ketika bunga mawar itu mulai bergerak-gerak dan semakin membesar.
Tiba-tiba Bintang berada di kebun bunga mawar. Tubuh Bintang mengecil. Ia bertemu semut
hitam yang berjalan beriringan. Semut-semut itu membawa bola-bola cair bening. Berkilauan
ditimpa sinar matahari pagi. Seperti untaian kalung berlian, menyilaukan mata. Salah satu
semut itu menyapa Bintang.
“Hai, Bintang.”
Bintang kaget. Ia tidak menyangka semut-semut itu bisa berbicara dengannya.
Bagaimana mungkin mereka tahu namaku? Pikir BIntang.
Bintang berjalan mengikuti jajaran batang mawar. Batang tanaman mawar sangat besar-
besar dan kuat. Duri-duri mawar yang menonjol cukup kuat diduduki Bintang. Dari kejauhan
si kaki seribu duduk di atas batang pohon tumbang. Ia kelelahan mengikat tali sepatunya.
Bintang tertawa terpingkal-pingkal melihat kejadian itu. Serta merta Bintang merasa kasihan
dan berniat membantu si kaki seribu.
“Bolehkah aku mengikat tali sepatmu?” tanya Bintang.
“Ohh…Tentu. Aku sudah lelah mengikat tali sepatu,” jawab si kaki seribu.
Kemudian si kaki seribu mengeluarkan harmonikanya dan meniupnya dengan keras. Ia
tampak bergembira. Binatang-binatang mulai keluar dari balik rerumputan. Mereka
bernyanyi-nyanyi. Menari-nari. Sungguh mereka sangat berbahagia. Bintang pun mengikat
tali sepatu si kaki seribu sambil mengoyang-goyangkan kaki. Ia turut bernyayi bersama.
Ketika tengah asik bernyanyi mereka dikejutkan dengan capung yang meniup peluit.
“Perhatian……Perhatian……!” teriak capung.
Semua berhenti. Menanti pengumuman dari capung.
Bintang mengamati capung yang membawa pengumuman. Kertas pengumuman itu
terbuat dari daun melati yang digulung dan diikat rumput kering. Kertas itu berbau harum.
Seperti daun teh kering. Bintang merasa pernah mengenal bau itu. Tapi ia lupa. Ia berusaha
mengingat keras-keras di mana ia pernah mencium baunya. Tapi usaha itu sia-sia. Bintang
sudah dikejutkan dengan suara capung yang mengumumkan berita penting.
Pada zaman dahulu kala ada raja yang dipanggil orang orang sebagai Prabu Baka. Wilayah
kerajaannya meliputi wilayah Prambanan. Prabu baka juga terkenal sebagai raksasa dan
memiliki banyak pengikut.

Seperti banyak cerita raja raja besar, Prabu baka juga tidak bisa terhindar dari arus
perubahan yang dibawa oleh Raja Pengging. Pada pertemuran antara Prabu Baka dan Raja
Pengging, Prabu baka meninggal. Raja Pengging dapat menang karena dibantu oleh
Bondowoso. Bondowoso ini sangat sakti karena memiliki senjata pamungkas yang disebut
Bandung. Oleh karena nya orang juga sering memanggil dia Bandung Bondowoso.

Setelah peperangan tersebut Bandung Bondowoso menjadi penghuni Istana Prambanan.


Dan disaat itu dia bertemu dengan Roro Jonggrang, putri Prabu Baka. Bondowos melamar
Roro Jonggrang, namun tampaknya Roro tidak bersedia. Untuk memastikan agar
Bondowoso menyerah maka Roro Jonggrang mengajukan beberapa persyaratan sebelum
dinikahi.

Syarat itu diantaranya pembuatan candi sebanyak seribu buah dan 2 sumur yang gede
gede. Tidak hanya itu, semua harus selesai dalam semalam. Bandung Bondowoso meminta
bantuan pada ayahnya yang merupakan orang sakti dengan ribuan pasukan jin. Mereka
sangat cepat bekerja dan hampir menyelesaikan tugas saat tengah malam. Saat itu tinggal 5
candi tersisa.

Roro jonggrang pun panik, dia lalu meminta seluruh dayang dayangnya untuk menumbuk
lesung padi, membangun ayam agar berkokok, dan menyebar wangi bunga. Jin jin yang
pada dasarnya takut dengan cahaya matahari mengiran bahwa subuh sudah datang dan
meski tersisa satu candi mereka pun kabur.
Bandung Bondowoso sadar bahwa yang dia usahakan gagal. Maka dia murka dan
mengutuk para dayang tadi agar jomblo seumur hidup. Roro Jonggrang sendiri dikutuk
berubah jadi arca batu yang sekarang bisa dijumpai di Candi Roro Jonggrang. Sedangkan
sisa candi tadi disebut candi seribu.

Anda mungkin juga menyukai