Anda di halaman 1dari 71

Furniss BS, Vogel AI.

Vogel’s Textbook of
Practical Organic Chemistry. Pearson Education;
1989

Ganjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rohman. 2010.


Kimia Analisis Farmasi. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta
 Titrasi : suatu metode untuk menentukan kadar suatu
zat dengan menggunakan zat lain yang sudah
diketahui konsentrasinya.
 Titran/titer : : zat yang telah diketahui konsentrasinya
dan biasanya diletakan di dalam buret  Larutan Baku
 Titrat atau analit : zat yg akan di tentukan kadarnya
dan biasanya di letakan di dalam erlenmeyer
 Titik akhir titrasi : keadaan dimana reaksi telah
berjalan dengan sempurna yang biasanya ditandai
dengan pengamatan visual melalui perubahan warna
indikator atau terbentuknya endapan (kekeruhan)
Asidi-Alkalimetri

Reduksi-Oksidasi
(Redoks)
Volumetri
(Titrimetri)
Pengendapan
(Presipitasi)

Pembentukan
kompleks
 Keberhasilan proses pengendapan sangat
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor
diantaranya
◦ Temperatur,
◦ Pemilihan pelarut,
◦ Efek ion-sekutu
◦ Evek aktifitas
◦ Evek pH,
◦ Evek hidrolisis
◦ Hidrolisis Metal
◦ Efek pembentukan kompleks.
 Pengaruh ini dapat kita jadikan sebagai dasar
untuk memahami titrasi argentometri dan
gravimetri.
 Kelarutan semakin meningkat dengan
naiknya suhu,
 jadi dengan meningkatnya suhu maka
pembentukan endapan akan berkurang
 disebabkan banyak endapan yang
berada pada larutannya.
 Garam anorganik mudah larut dalam air
dibandingkan dengan pelarut organik seperti
alkohol atau asam asetat.
 Perbedaan kelarutan suatu zat dalam pelarut
organik dapat dipergunakan untuk memisahkan
campuran antara dua zat.
 Setiap pelarut memiliki kapasitas yang berbeda
dalam melarutkan suatau zat,
 begitu juga dengan zat yang berbeda memiliki
kelarutan yang berbeda pada pelarut tertentu.
 Kelarutan endapan akan berkurang jika dilarutkan dalam
larutan yang mengandung ion sejenis dibandingkan dalam
air saja.
 Sebagai contoh kelarutan Fe(OH)3 akan menjadi kecil jika
kita larutkan dalam larutan NH4OH dibanding dengan kita
melarutkannya dalam air,

 Fe(OH)3 Fe3+ + 3OH-

 NH4OH NH4+ + OH-

 hal ini disebabkan dalam larutan NH4OH sudah terdapat


ion sejenis yaitu OH-
 sehingga akan mengurangi konsentrasi Fe(OH)3 yang akan
terlarut.
 Efek ini biasanya dipakai untuk mencuci endapan dalam
metode gravimetri.
MOLARITAS MOLARITAS MOLARITAS
KNO3 AgCl x 105 BaSO4 x 105
0.000 1.00 1.00
0.001 1.04 1.21
0.005 1.08 1.48
0.010 1.12 1.70
Kelarutan AgCl dan BaSO4 dalam larutan KNO3
Terlihat bahwa dalam 0.010 M KNO3, kelartan dari AgCl
meningkat dari nilai dalam air sekitar 12 %, dan di dalam BaSO 4
sekitar 70 %
 Kelarutan endapan garam yang mengandung
anion dari asam lemah dipengaruhi oleh pH,
 hal ini disebabkan karena penggabungan
proton dengan anion endapannya.
 Misalnya endapan AgI akan semakin larut
dengan adanya kenaikan pH disebabkan H+
akan bergabung dengan I-
 membentuk HI.
AgI Ag+ + I-
H3O+ H+ + H2O
 Jika garam dari asam lemah dilarutkan dalam
air maka akan dihasilkan perubahan
konsentrasi H+
 dimana hal ini akan menyebabkan kation
garam tersebut mengalami hidrolisis dan
 hal ini akan meningkatkan kelarutan garam
tersebut.
 Ketika Sebuah Hidroksida Metal terurai dalam
air,disituasi ini anok dengan pembahasan
efek hidrolisis, dimana pH dapat berubah
secara nyata.
 Kelarutan garam yang tidak mudah larut akan
semakin meningkat dengan adanya pembentukan
kompleks antara ligan dengan kation garam
tersebut.
 Sebagai contoh AgCl akan naik kelarutannya jika
ditambahkan larutan NH3, hal ini disebabkan
karena terbentuknya kompleks Ag(NH3)2Cl.
 AgCl (s) + NH3 (g) Ag(NH3)2Cl (l)
 Penetapan kadar
berdasarkan
terjadinya endapan
yang sukar larut.
 Titik akhir titrasi
ditandai dengan
perubahan warna
endapan

Company name www.themegallery.com


PRESIPITASI
Argentometri

Merkurimetri

Titrasi Kolthoff
 Definisi : metode untuk menetapkan kadar halogenida
dan senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan
dengan perat nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu
 Titrasi pengendapan yang paling banyak dipakai adalah
Argentometri, karena hasil kali kelarutan garam perak
halida (pseudohalida) sangat kecil :
 Paling sering dilakukan untuk menetapan kadar
Halogen (X) :
◦ Klorida (Cl)
◦ Bromida (Br)
Positively charged primary
adsorption layer on colloidal
particle
NO3-

◦ Iodida (I)
NO3- NO3-

H+
NO3-

◦ Sianida (CN)
Ag + Ag + NO3- H+
NO3- Ag + Electric double layer
Ag + +
Cl- Ag Cl- Ag + Cl- Ag +

Secara umum untuk halida :


NO3-
Colloidal Solid
Ag + Cl- Ag + Cl- Ag + Cl- Ag +
NO3- Homogeneous solution
(charged balanced)

Ag+ + X- → AgX (p)


Ag + Cl- Ag + Cl- Ag + Cl- Ag + H+
NO3-
-
NO3- Ag + Cl Ag + Cl Ag - +
Cl -
Ag +
NO3-
H+ Ag + Ag + NO3- NO3-
Counter-ion layer of
NO3- solution with excess anions
Ag +
NO3-
NO3-
Company name www.themegallery.com
Mohr
PRESIPITASI

Volhard
Argentometri
Fajans

Merkurimetri

Titrasi Kolthoff
Menurut FI (Farmakope Indonesia) :
Titrasi argentometri digunakan
untuk penentuan kadar : amonium
klorida, fenoterol hidrobromida, kalium
klorida, klorbutanol, melfalan,
metenamin mandelat dan sediaan
tabletnya, natrium klorida, natrium
nitroprusida, sistein hidroklorida dan
tiamfenikol
. Menetapkan Kadar Cl- dan Br- di suasana netral hingga

basa lemah (pH 7-9) dengan penambahan AgNO3
(Larutan Baku) + indikator Kalium Kromat (K2CrO4).
Ag+ + Cl-  AgCl (p) kuning
Saat ion klorida mengendap sempurna, kelebihan setetes ion
perak akan bereaksi dengan indikator membentuk endapan
merah Ag-kromat
Ag+ + CrO42-  Ag2CrO4 (p) merah

Kelarutan Ag2CrO4 > Kelarutan AgCl


(8,4 x 10-5 M) (1,35 x 10-5 M)
Company name www.themegallery.com
. Pada praktik  konsentrasi indikator dibuat 0,002-

0,005 M.
 Bila konsentrasi jauh lebih besar  warna kuning
pekat ion kromat dapat mengaburkan warna merah
endapan Ag2CrO4 sehingga diperlukan Ag+ yang
berlebih agar diperoleh endapan yang cukup jelas
terlihat.

Company name www.themegallery.com


.
 Jika pH terlalu asam (pH<6) kesetimbangan
kromat-dikromat akan menurunkan kepekaan
[CrO42-] shg menghambat pembentukan endapan
Ag2CrO4  CaCO3 atau NaHCO3 secara berlebihan

Jika pH terlalu basa (pH>8) akan terbentuk


endapan Ag Hidroksida  asam asetat + sedikit
berlebihan CaCO3
Ag+ + OH- → 2AgOH → Ag2O + H2O
Company name www.themegallery.com
 Tidak dapat menetapkan kadar iodida dan
tiosianat  endapan perak iodida atau perak
tiosianat akan mengadsorbsi ion kromat
sehingga memberikan titik akhir yang kacau
 adanya ion-ion seperti sulfida, fosfat dan
arsenat juga akan mengendap
 titik akhir kurang sensitif jika menggunakan
larutan yang encer
 Diperlukan penggojogan yang kuat
mendekati titik akhir titrasi  ion-ion yang
diadsorbsi dari sampel menjadi terjebak
sehingga mengakibatkan hasil yang rendah
Company name www.themegallery.com
 Titrasi Volhard merupakan teknik titrasi balik,
digunakan jika reaksi berjalan lambat atau jika tidak
ada indikator yang tepat utk pemastian titik ekivalen
 Menetapkan Kadar Cl- ,Br-, I- dan SCN- pada suasana
asam (pH <3 ) dengan penambahan AgNO3 (Larutan
Baku) berlebihan  kelebihan larutan baku perak nitrat
ditritasi kembali dengan larutan baku tiosianat
 Prinsip titrasi :
Larutan perak ditambahkan berlebih ke dalam larutan
(pseudo)halida
Br- + Ag+ (berlebih)→ AgBr (endapan) + kelebihan Ag+
Setelah reaksi sempurna endapan disaring, kemudian
larutan dititrasi dengan larutan baku tiosianat
kelebihan Ag+ + SCN- → AgSCN (endapan)

Company name www.themegallery.com


 Indikator Fe(III) akan membentuk senyawa larut
berwarna merah hasil reaksi Fe3+ dgn ion tiosianat :
Fe3+ + SCN- → [Fe(SCN)]2+
1. Reaksi harus suasana asam, karena jika basa akan
mudah sekali terbentuk endapan Fe(OH)3  titik
akhir titrasi tidak dapat ditunjukkan.
2. Jika metode ini dilakukan dalam suasana netral akan
terganggu oleh endapan kation-kation lain.
 Untuk mendapatkan hasil yang teliti pada titik akhir
titrasi  titrasi digojog kuat-kuat agar ion perak yang
diadsorbsi oleh endapan perak tiosianat dapat bereaksi
dengan tiosianat.

Company name www.themegallery.com


 Titrasi Fajans menggunakan indikator adsorpsi yang mana
pada titik ekivalen, indikator teradsorbsi oleh endapan.
Indikator ini tidak memberikan perubahan warna kepada
larutan, tetapi pada permukaan endapan (koloid).
 Indikator yang digunakan adalah Fluoresein
 Fluoresein adalah asam organik lemah, membentuk anion
fluoreseinat yang tidak dapat diadsorpsi oleh endapan
koloidal AgCl selama Cl- berlebih. Akan tetapi saat Ag+
berlebih akan terjadi adsorpsi anion fluoreseinat ke lapisan
Ag+ yang melapisi endapan, diikuti dengan perubahan warna
menjadi pink.
 Contoh : Fluoresein (Indikator) bereaksi dg Ag+ membentuk
endapan merah intensif yg teradsorpsi ke permukaan
endapan koloidal karena adanya pasangan muatan ion.

Company name www.themegallery.com


 Reaksi:
NaCl + AgNO3  AgCl(s) + NaNO3
Putih
Fl- + AgNO3  AgFl(s) + NO3-
Merah jambu
 Titik Akhir titrasi: dari larutan kuning
kehijauan, terbentuk endapan pink
yang menggumpal.
Company name www.themegallery.com
Fl-
Ion fluoresin

Cl- Cl-
Cl-
AgCl(s) Cl- Cl- AgCl(s)
Cl- Cl- Cl-

• Jumlah ion Cl- masih berlimpah,


teradsorbsi pada permukaan inti2
AgCl(s) membentuk lapisan primer
bermuatan negatif.
• Endapan terdispersi berupa koloid
AgFl(s)
Ag+ + Fl-
Ion fluoresin
Ag +
AgCl
AgFl (s)
AgCl(s)
Ag+ 
Ag+
• Ion Cl- habis, inti2 AgCl(s) mulai menyatu
dan menggumpal.
• Kelebihan ion Ag+ teradsorb ke
permukaan endapan, lalu menarik ion Fl-
yg lemah, menghasilkan AgFl(s) merah
jambu di permukaan AgCl(s).
Company name www.themegallery.com
Company name www.themegallery.com
Company name www.themegallery.com
Furniss BS, Vogel AI. Vogel’s Textbook of
Practical Organic Chemistry. Pearson Education;
1989

Ganjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rohman. 2010.


Kimia Analisis Farmasi. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta

Modern Analytical Chemistry. (2000). McGraw-


Hill.

Underwood, A.L. dkk. 1998.ANALISIS KIMIA


KUANTITATIF Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga
• Kurva titrasi argentometri merupakan grafik yang
memperlihatkan bagaimana suatu pereaksi berubah jika titran
ditambahkan
• Kurva titrasi argentometri dibuat dengan memplot –log
[pereaksi] terhadap volume titran.
• Sebelum membuat kurva titrasi argentometri perlu dilakukan
perhitungan untuk mendapatkan harga –log [pereaksi].
• Perhitungan didasarkan pada empat lokasi titrasi yaitu :
a. sebelum penambahan titran,
b. sebelum titik ekivalensi
c. pada titik ekivalen
d. setelah titik ekivalen.

Company name www.themegallery.com


Hitung volume Ag+ yang diperlukan
untuk mencapai titik ekivalen
Moles Ag+ = moles Br–
Mag.VAg = MBr.VBr-
 Vag = (0,005. 50)/0,01 = 25 mL
1.. Larutan NaI 0,100 M sebanyak 50,0 mL
dititrasi dengan AgNO3 0,100 M. Hitunglah
nilai pI bila volume titran berikut ini telah
ditambahkan: (a) 0,00; (b) 25,0 ; (c) 49,9 ; (d)
50,0 ; (e) 50,1 ; (f) 60,0 mL. Alurkan kurva
titrasinya.
2. K2CrO4 0,0500 M sebanyak 50,0 mL dititrasi
dengan AgNO3 0,100 M. Hitunglah nilai
pCrO4 bila volume titran berikut telah
ditambahkan : (a) 0,00; (b) 25,0 ; (c) 49,9 ; (d)
50,0 ; (e) 50,1 ; (f) 60,0 mL. Alurkan kurva
titrasinya.
Company name www.themegallery.com
 Campuran yg mengandung KCl dan NaBr
dianalisis dengan metode Mohr. Sebanyak 0,3172
g sampel dilarutkan dalam 50 mL air dan dititrasi
sampai titik akhir titrasi diperlukan 36,85 mL
AgNO3 0,1120 M. Titrasi terhadap blangko
menghabiskan titran sebanyak 0,71 mL. Hitunglah
persen b/b dari KCl dan NaBr dalam sampel.
 (Diket. BM KCl = 74,55 g/mol dan BM NaBr =
102,89 g/mol)
Diketahui :
 Titrasi sampel: Vol AgNO3 = 36,85 mL

KCl + AgNO3  AgCl ↓ + KNO3


NaBr + AgNO3  AgBr ↓ + NaNO3
 Titrasi blanko: Vol AgNO3 = 0,71 mL
 Volume titran yg bereaksi dgn analit :
 Vol Ag+ = (36,85 – 0,71) mL = 36,14 mL
Jawab :
mmol Ag+= mmol KCl + mmol NaBr
g NaBr = 0,3172g – g KCl
Persen b/b dari I- dalam 0,6712 g sampel
ditentukan dgn titrasi metode Volhard. Setelah
sampel ditambahkan 50,00 mL AgNO3 0,05619
M dan diikuti dengan terbentuknya endapan.
Kemudian kelebihan ion perak dititrasi dengan
KSCN 0,05322 M, diperlukan 35,14 mL utk
mencapai titik akhir titrasi. Hitunglah % b/b
dari I- dalam sampel.(Diket. Ar I = 126,9
mg/mmol).
Soal 1.
Larutan mengandung sejumlah tertentu KBr dititrasi
secara Volhard. Diperlukan penambahan 100 ml
[AgNO3] 0,095 M berlebih, kemudian dititrasi dengan
18,3 ml larutan KSCN 0,100 M menggunakan indikator
Fe3+. Hitung berapa berat Br- yang terdapat dalam
larutan awal. (Diketahui Ar Br- = 79,904 g/mol)

Company name www.themegallery.com


Soal 2.
Jika amonium iodida 95,6% akan diukur dengan
metode Volhard menggunakan 50,00 mL
larutan perak nitrat 0,0942 N, berapa berat
sampel yang diambil sehingga 20,00 mL larutan
baku amonium tiosianat (NH4SCN) 0,102 N
dibutuhkan utk titrasi kembali?

Company name www.themegallery.com


Soal 3.
Sebanyak 250 mg sampel amonium bromida
ditemukan ekivalen dengan 25,00 mL larutan
perak nitrat dalam penetapan dengan metode
Volhard. Berapa banyaknya asam sulfat 0,0962
N yang dibutuhkan untuk menetralkan amonia
yang dihasilkan dari 468,9 mg sampel dari
bahan yang sama?

Company name www.themegallery.com


Soal 4.
Pada titrasi argentometri dengan metode
volhard, 5 mL larutan NaCl ditambah 30,0 mL
AgNO3 0,1 N kemudian dititrasi dengan baku
NH4CNS 0,1 N dengan indikator Fe3+. Pada saat
penambahan 10,0 mL terbentuk warna merah.
Berapa kadar NaCl dalam sampel?

Company name www.themegallery.com


Soal 5.
Diketahui N AgNO3 = 0,1N, N NH4SCN = 0,1 N,
Ar Na =23, Ar Cl = 35,5. Suatu sampel terdiri
atas campuran NaCl dan talk (Mg3Si4O10(OH)2.)
dititrasi dengan AgNO3 dalam suasana netral
sebanyak 250 mg sampel dilarutkan dalam air
dan ditambahkan indikatitor kalium kromat.
Volume titran yang didapat 10,00mL.
Berapakah kadar NaCl dalam sampel?

Company name www.themegallery.com


Soal 6.
Suatu sampel berupa larutan mengandung NaCl
dititrasi dalam suasana asam dengan baku
NH4CNS. Diambil 2,0 mL sampel ditambah
AgNO3 0,1 N sebanyak 25 mL. Volume titran
yang didapat adalah 15 mL. Jika diketahui
blanko membutuhkan titran sebanyak 20 mL.
Maka kadar NaCl dalam larutan adalah… (% b/v)

Company name www.themegallery.com


Soal 7
A 0.5131 g sample containing KBr is dissolved
in 50 mL of distilate water. Titrating with
0.04614 M AgNO3 requires 25.13 mL to reach
the Mohr end point. A blank titration requires
0,65 mL to reach the same end point. Report
the % w/w KBr ini the sample.(FW KBr =119.01
g/mol). Answer : 26.19% w/w kBr
Soal 8
A 0.1036 g sampel containing only BaCl2 and
NaCl is dissolved ini 50 mL of distilate water.
Titrating with 0.07916 M AgNO3 requires 19.46
mL to reach the Fajans end point. Report the %
w/w BaCl2 in sample.(FW BaCl2 = 208.25 g/mol,
FW NaCl = 58.44 g/mol). Answer : 29.86%
BaCl2
Soal 9
A 0.1093 g sample of impure Na2CO3 was
analyzed by the volhard method. After adding
50,00 mL of 0.06911 M AgNO3, the sample was
back titrated with 0.05781 M KSCN, requiring
27.36 mL to reach the end point. Report the
purity of the Na2CO3 sample.(FW Na2CO3 =
105.99 g/mol). Answer : 90.9% pure

Anda mungkin juga menyukai