Anda di halaman 1dari 169

SOP

INTENSIVE CARE UNIT

RUMAH SAKIT UMUM NIRMALA


PURBALINGGA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatnya,
Kelompok Kerja Keperawatan di RSU Nirmala Purbalingga berhasil menyusun Standar
Proseur OperasionalRuang Intensive Care Unit.
Dengan adanya Standar Prosedur Operasional ini diharapkan semua tenaga
Keperawatan di RSU Nirmala Purbalingga dapat menggunakannya sebagai pedoman di
dalam memberikan Asuhan Keperawatan yang professional kepada pasien.Selain itu
juga sebagai alat untuk melakukan penilalian terhadap keberhasilan asuhan
keperawatan, maka saran dan kritik sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa
datang sesuai dengan perkembangan Ilmu Keperawatan dan Pelayanan Kesehatan di
RSU Nirmala Purbalingga.
Terima kasih kepada teman-teman perawat dan bidan atas partisipasinya
sehingga dapat terselesainya buku ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati segala usaha dan karya kita di masa
yang akan datang.

Penyusun
SAMBUTAN DIREKTUR

Puji dan syukur patut kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
perkenan-Nya sehingga Standar Operasional Prosedur (SPO) Pelayanan RSU Nirmala
Purbalingga dapat disusun dengan baik oleh Tim Penyusun. Oleh karena itu dengan
disusun dan disahkannya SPO ini maka kita harapkan tuntutan masyarakat yang
semakin meningkat akan kualitas pelayanan kesehatan dapat terjawab serta Tenaga
Kesehatan selaku pemberi jasa layanan kesehatan dapat menjadikan SPO ini sebagai
acuan baku dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat serta
meningkatkan produktivitas dan menjamin mutu produk/jasa juga dapat meningkatkan
daya saing, melindungi konsumen, tenaga kerja dan masyarakat baik keselamatan
maupun kesehatannya.

Penyusunan SPO Pelayanan merupakan bagian dari kegiatan menjaga mutu


pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sebagai efek globalisasi yang telah memberi
dampak positif bagi setiap profesi kesehatan untuk selalu berupaya meningkatkan
kinerja Profesionalnya dalam berkontribusi pada berbagai kebutuhan akan pelayanan
kesehatan masyarakat. RSU Nirmala Purbalingga sebagai salah satu organisasi yang
memberi pelayanan di bidang kesehatan sangat perlu menyusun suatu Standarisasi
sebagai pedoman/acuan dalam pelaksanaan tugas.

SPO yang telah disusun sesuai standar pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
diharapkan akan bermanfaat bagi peningkatan mutu pelayanan di RSU Nirmala
Purbalingga dan juga merupakan pedoman tertulis bagi karyawan dalam memberikan
pelayanan secara optimal, disamping itu sebagai tolak ukur penilaian terhadap
penampilan kerja staf dikaitkan dengan penertiban dan peningkatan mutu pelayanan
yang hendak dicapai.

Kita menyadari bahwa penyusunan suatu STANDAR bukanlah hal yang


mudah.Standarisasi ini perlu dievaluasi kembali secara berkala dan diadakan perubahan
sesuai kebutuhan. Perubahan Pedoman dipengaruhi berbagai faktor antara lain
kemajuan terkait keilmuan global, kebijakan-kebijakan pusat, daerah, lokal, profesi atau
kebijakan yang terkait dengan profesi dan pelayanan di Rumah Sakit. Namun pada
hakekatnya, baik buruknya suatu Standarisasi tergantung dari kesungguhan untuk
melaksanakan sesuai dengan Profesionalisme Profesi masing-masing dalam
memberikan pelayanan.
Akhirnya saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
bekerja keras dan berpartisipasi aktif selama proses penyusunan standarisasi ini,
khususnya karyawan lingkup RSU Nirmala Purbalingga yang telah meluangkan waktu,
tenaga, materil dan pikiran sehingga tersusun SPO yang akan dijadikan landasan pijak
dalam memberikan setiap tindakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Oleh
karena itu dengan ini saya menetapkan penggunaan SPO ini sebagai pedoman,
kebijakan serta prosedur tetap dalam memberikan pelayanan kesehatan di RSU Nirmala
Purbalingga.

Ditetapkan
DAFTAR ISI

Kata pengantar i
Sambutan Direktur ii
Daftar isi iii
SOP ALUR PS MASUK & KELUAR ICU 0
SOP PETUGAS MASUK ICU 1
SOP PENGUNJUNG MASUK ICU 2
SOP PENERIMAAN PASIEN MASUK (DIRAWAT DI RUANG ICU) 3
SOP PENGIRIMAN PASIEN KELUAR ICU 4
SOP PASIEN PULANG PAKSA 5
SOP PERSIAPAN PEMASANGAN ENDOTRACHEAL TUBE (INTUBASI) 6
SOP MENYIAPKAN PASIEN UNTUK TINDAKAN EXTUBASI 7
SOP MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU 8
SOP PEMAKAIAN VENTILATOR MEKANIK PADA PASIEN GAGAL NAFAS 9
SOP PEMASANGAN BEDSIDE MONITOR EKG 10
SOP PEMBERIAN THERAPI INHALASI DENGAN ALAT NEBULIZER 11
SOP PEMANTAUAN HEMODINAMIK DENGAN ALAT TRANDUSER 12
SOP MELAKUKAN SUCTION TRAKHEAL (PADA ALAT BANTU JALAN NAFAS) 13
SOP MELAKUKAN SUCTION LENDIR MELALUI HIDUNG, OROFARINGEAL DAN
NASOFARINGEAL 14
SOP CARA MENGUKUR CVP 15
SOP MENGGANTI BALUTAN IV LINE KATETER 16
SOP MELAKUKAN PEREKAMAN EKG 17
SOP PERAWATAN PASIEN YANG TERPASANG TRACHEOSTOMY 18
SOP MEMBERI MAKAN MELALUI ENTERAL FEEDING (BLENDERIZE) 19
SOP PEMBERIAN TOTAL PARENTERAL NUTRISI 20
SOP PERAWATAN PASIEN YANG TERPASANG WSD 21
SOP PEMBERIAN OBAT SECARA TITRASI (drip) DENGAN ALAT SIRINGE PUMP 22
SOP PEMBERIAN BANTUAN NAFAS DENGAN ALAT AMBU BAG 23
SOP MEMBERIKAN KEJUTAN LISTRIK JANTUNG DENGAN ALAT DEFIBRILATOR 24
SOP MEMBERIKAN DEFIBRILASI EXTERNAL PADA PASIEN DEWASA 25
SOP FISIOTHERAPI DADA (POSTURAL DRAINAGE, PERKUSI, VIBRASI, DAN BATUK
EFEKTIF) 26
SOP MELAKSANAKAN PERAWATAN LUKA 27
SOP MELAKSANAKAN PERAWATAN STOMA 28
SOP PEMASANGAN IV KATETER PERIFER 29
SOP PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT) 30
SOP ISOLASI PASIEN 31
SOP PEMBERIAN NASAL CANUL OKSIGEN 32
SOP PEMBERIAN CANUL BINASAL OKSIGEN 33
SOP PEMBERIAN SIMPLE MASK OKSIGEN 34
SOP PEMBERIAN SIMPLE MASK NON REBREATHING OKSIGEN 35
SOP PEMASANGAN NASAL OKSIGEN KATETER 36
SOP MENGUKUR BALANCE CAIRAN 36
SOP PEMULANGAN PASIEN KRITIS 37
SOP TRANSPORTASI PASIEN KRITIS 38
SOP PERAWATAN PASIEN DENGAN KONDISI TERMINAL 39
SOP RUMUS DOBUTAMIN DALAM SIRINGE PUMP 40
SOP RUMUS DOPAMIN DALAM SIRINGE PUMP 41
SOP RUMUS EPINEPRIN 1 AMPUL DALAM SIRINGE PUMP 42
SOP RUMUS EPINEPRIN2 AMPULDALAM SIRINGE PUMP 43
SOP RUMUS ADRENALIN DALAM SIRINGE PUMP 44
ALUR PASIEN MASUK DAN KELUAR ICU
No. Dokumen:
RSU NIRMALA 001/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/1
PURBALINGGA N/III/2018 001
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

ALUR PASIEN MASUK DAN KELUAR ICU

IGD INSTALASI RAWAT INAP

LAPORAN KE DPJP
UNTUK
PEMBERITAHUAN

LAPORAN DOKTER ICU


(DOKTER SP ANESTESI)
UNTUK EVALUASI PS

ADA INDIKASI TIDAK ADA INDIKASI

MASUK ICU KELOLA INTENSIF BAIK DITOLAK MASUK ICU


- PENGOBATAN DAN
PERAWATAN INTENSIF
- DOKTER ICU (INTENSIF). INDIKASI KELUAR+ PINDAH RUANG
STATUS QUO
- PERAWAT MAHIR.
- KONSULTAN - TETAP DIRAWAT
- PINDAH RUANG
(KONSULTATIF KE SMF - RUJUK
Meninggal
LAIN). - PULANG APS

KAMAR JENAZAH
PASIEN KELUAR RUANG RAWAT INTENSIF

No. Dokumen :
RSU NIRMALA 002/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/4
PURBALINGGA N/III/2018 001
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN Suatu tata cara pasien keluar dari Ruang Rawat Intensif untuk
menjalani perawatan lanjutan di ruang perawatan dengan
alasan :
a. Pasien sudah bisa menjalani perawatan lanjutan di ruang
perawatan.
b. Pasien memerlukan perawatan sesuai kondisi
ekonomi/permintaan keluarga pasien.
c. Pasien keluar dari Ruang Rawat Intensif karena pindah RS /
Rujuk / Pulang paksa.
TUJUAN a. Mempertahankan pelayanan dan kelangsungan perawatan
pasien.
b. Memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan kondisi
dan kemampuan ekonominya.

KEBIJAKAN
Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :
042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PROSEDUR A. Pasien Keluar dari Ruang Rawat Intensif ke Unit Perawatan Lain /
Paviliun Lain.
1. Memberitahukan kepada pasien dan keluarganya bahwa
dari dokter sudah diperbolehkan keluar dari Ruang Rawat
Intensif.
2. Menanyakan pada pasien dan keluarganya untuk
permintaan kelas kamar di unit perawatan selanjutnya.
3. Memberitahukan ke kantor terima untuk permintaan
kamar dan kelas pasien yang akan keluar Ruang Rawat
Intensif.
4. Menganjurkan pada keluarga untuk minta surat
pernyataan pindah kamar dan tanda tangan perubahan
kelas (bila ada perubahan kelas) ke bagian kantor terima.
PASIEN KELUAR RUANG RAWAT INTENSIF

No. Dokumen :
RSU NIRMALA 002/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/4
PURBALINGGA N/III/2018 001
5. Memberitahukan kepada Unit Perawatan yang
bersangkutan bahwa ada pasien yang keluar Ruang
Rawat Intensif dan memerlukan perawatan lanjutan,
memberitahukan jenis kelamin, permintaan kelas,
diagnosa, dokter yang merawat, keadaan umum pasien
dan alat medis yang dipakai.
6. Perawat menyiapkan penghitungan rekening sementara di
Ruang Rawat Intensif.
7. Perawat menyiapkan semua sisa obat yang masih
diteruskan dan obat yang tidak diteruskan dikembalikan
ke Farmasi, serta menyiapkan semua hasil pemeriksaan
yang telah dilakukan pada pasien seperti foto, ECG, USG.
8. Bila ruangan perawatan yang dituju sudah siap.
9. Perawat Ruang Rawat Intensif melakukan timbang
terima kepada perawat unit perawatan yang akan
ditempati.
10. Memindahkan pasien dari tempat tidur Ruang Rawat
Intensif ke tempat tidur dari unit perawatan yang akan
ditempati.
11. Menuliskan di statistik/buku sensus pasien keluar Ruang
Rawat Intensif, tanggal, jam, kamar dan kelas kamar yang
baru, serta keadaan pasien saat keluar dari Ruang Rawat
Intensif.
B. Pasien Keluar dari Ruang Rawat Intensif ke Rumah Sakit Lain /
Rujuk :
1. Memberitahukan kepada pasien dan keluarganya bahwa dari
dokter diinstruksikan untuk keluar Ruang Rawat Intensif dan
menjalani tindakan perawatan tertentu/khusus di rumah sakit
lain.
2. Memberitahukan ke kantor terima untuk menhubungi
petugas jaga ambulance dan memberitahukan ada pasien
harus di rujuk.
3. Menginformasikan kepada keluarga mengenai prosedur
penyelesaian administrasi.
4. Mengirim rekening pasien ke bagian
pembayaran/administrasi.
PASIEN KELUAR RUANG RAWAT INTENSIF

No. Dokumen :
RSU NIRMALA 002/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 3/4
PURBALINGGA N/III/2018 001
5. Perawat menyiapkan semua obat baik yang masih diberikan
maupun yang sudah dihentikan, hasil pemeriksaan seperti
laborat, foto, USG, ECG, surat pengantar, dll
6. Bila dokter yang merawat tidak ada di tempat, surat
pengantar rujuk dimintakan ke dokter jaga IGD.
7. Perawat Ruang Rawat Intensif melakukan timbang terima
kepada petugas jaga ambulance dan menyertakan surat
pengantar rujuk ke RS lain.
8. Memindahkan pasien dari tempat tidur ke brancard.
9. Menuliskan di statistik/sensus pasien keluar Ruang Rawat
Intensif : tanggal, jam, RS yang dituju, serta keadaan
pasien saat keluar Ruang Rawat Intensif.
C. Pasien Keluar dari Ruang Rawat Intensif langsung Pulang /
Pulang Paksa.
1. Memberitahukan kepada pasien dan keluarganya bahwa
dokter belum memperbolehkan pulang.
2. Bila pasien pulang paksa memberitahukan kepada
keluarganya untuk tanda tangan surat pernyataan pulang
paksa dan resikonya.
3. Memberitahukan kepada keluarga mengenai prosedur
penyelesaian administrasi.
4. Mengirim rekening pasien ke bagian pembayaran /
administrasi.
5. Menganjurkan keluarga pasien untuk menyelesaikan
administrasi. Dan jika sudah selesai menganjurkan pada
keluarga untuk menyerahkan bukti pembayaran ke
perawat Ruang Rawat Intensif.
6. Perawat menyiapkan semua keperluan , seperti obat-
obat yang diteruskan di rumah, obat yang dihentikan, diit,
waktu kontrol ke dokter, hasil pemeriksaan seperti
laborat, foto, USG, ECG dll, kemudian ditulis pada formulir
pesanan pasien pulang.
7. Memberikan penyuluhan kepada pasien dan
keluargamengenai : aturan minum obat, diet, waktu
kontrol ke dokter, perawatan luka (bila pasien post
operasi yangmemerlukan perawatan luka), hasil-hasil
pemeriksaan yang dibawa pulang.
PASIEN KELUAR RUANG RAWAT INTENSIF

No. Dokumen :
RSU NIRMALA 002/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 4/4
PURBALINGGA N/III/2018 001
8. Selesai menjelaskan, pasien dan keluarga dipersilahkan
untuk membubuhkan tanda tangan dan nama terang pada
format pasien pulang dan perawat yang memberikan
penjelasan juga tanda tangan.
9. Pasien diantar oleh perawat menggunakan kursi roda
atau kereta dorong sampai pintu keluar RS.
10. Menuliskan di statistik / sensus harian pasien keluar
Ruang Rawat Intensif : tanggal dan jam keluar, serta
keadaan pasien saat keluar Ruang Rawat Intensif.

UNIT TERKAIT UNIT RAWAT INTENSIF


PETUGAS MASUK ICU

No. Dokumen :
RSU NIRMALA 003/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/1
PURBALINGGA N/III/2018 001
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN Suatu prosedur kegiatan pelayanan di dalam tata cara petugas


masuk ruang ICU .

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk :


1. Menjaga kebersihan ruangan
2. Sebagai upaya pengendalian infeksi nosocomial

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.

PROSEDUR 1. Mencuci tangan saat sebelum masuk ruangan ICU


2. Melepas sandal/sepatu diluar
3. Untuk perawat mengganti baju luar dengan baju dinas ICU
4. Untuk dokter memakai baju/jas dokter
5. Memakai sandal khusus ruang ICU
6. Bila perlu memakai penutup kepala
7. Bila perlu memakai masker
8. Petugas mencuci tangan

UNIT TERKAIT UNIT RAWAT INTENSIF


PENGUNJUNG MASUK ICU

No. Dokumen :
RSU NIRMALA 004/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/2
PURBALINGGA N/III/2018 001
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN Suatu prosedur kegiatan tata tertib pengunjung dalam


membesuk pasien di ruang ICU

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk :


1. Menciptakan ruangan yang bersih dan nyaman
2. Sebagai upaya pengendalian infeksi nosocomial

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Melepas sandal/sepatu diluar
2. Menggunakan sandal ruangan yang telah disediakan rungan
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah masuk Ruangan ICU
4. Pengunjung maksimal 2 orang per pasien secara bergantian
masuk saat besuk dalam jam kunjung yang telah ditentukan
oleh pihak Rumah Sakit
5. Pengunjung melakukan kunjungan sesuai dengan aturan jam
kunjung pasien
6. Selain dari jam kunjung yang ditentukan oleh pihak Rumah
Sakit yang boleh melihat pasien hanya pihak terdekat (suami,
isteri, ayah, ibu, atau anak) dengan pengunjung maksimal 1
orang per pasien
7. Pengunjung menggunakan tanda pengunjung
PENGUNJUNG MASUK ICU

No. Dokumen :
RSU NIRMALA 004/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/2
PURBALINGGA N/III/2018 001

UNIT TERKAIT UNIT RAWAT INTENSIF


MENERIMA PASIEN BARU ICU

No. Dokumen :
RSU NIRMALA 005/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/2
PURBALINGGA N/III/2018 001
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

Pasien masuk dirawat di ruang ICU adalah pasien yang datang


PENGERTIAN
dari Poliklinik, UGD, pindahan dari ruangan lain yang sedang
dirawat di Unit Rawat Inap, pasien post operasi dari ruangan
Instalasi Bedah Sentral atau pasien dengan rujukan dokter
spesialis yang membutuhkan perawatan intensif.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk perawatan
TUJUAN
dalam menerima pasien baru di ruang ICU guna meningkatkan
pelayanan yang baik kepada pasien serta menurunkan angka
kematian dan kecacatan.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Petugas dari Bagian Lain menghubungi Petugas di Ruang ICU
untuk memesan tempat
2. Petugas dari Bagian Lain melakukan konsultasi kepada
Dokter Penanggung Jawab ICU yaitu Dokter Anastesi
3. Pasien datang ke ruangan ICU setelah mendapatkan ACC dari
Dokter Anastesi dengan diantar oleh perawat dan disertai
status pasien.
MENERIMA PASIEN BARU ICU

No. Dokumen :
RSU NIRMALA 005/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/2
PURBALINGGA N/III/2018 001

4. Pasien diterima oleh PJ Shift / Ka. TIM / Wa. Koord yang


sedang bertugas.
5. Melakukan serah terima antar perawat.
6. Pasien dibaringkan di tempat yang telah disiapkan dengan
menggunakan pakaian yang telah disiapkan (bila perlu)
diruangan ICU.
7. PJ Shift / Ka. TIM / Wa. Koord memperkenalkan perawat
penangung jawab pasien bersama dengan Tim
8. Perawat menjelaskan hak dan kewajiban kepada pasien dan
keluarganya
9. Perawat melaksanakan program orientasi kepada keluarga
pasien, memberitahu tentang denah ruangan, letak kamar
mandi, ruang perawat, dan memberitahu fasilitas yang
tersedia
10. Perawat memberitahu tentang jadwal kegiatan rutin ruangan
antara lain waktu mandi, makan, kunjungan dokter, dan
waktu besuk
11. Perawat membaca dan melengkapi status jika belum lengkap,
serta melaksanakan Asuhan Keperawatan mulai dari
pengkajian sampai evaluasi
12. Perawat melaporkan keadaan umum pasien baru, tanda-
tanda vital perkembangan pasien dan therapy pasien kepada
Dokter Anastesi dan Dokter DPJP

UNIT TERKAIT Semua Unit Rawat Inap, UGD, VK, OK


MEMINDAHKAN PASIEN DARI ICU

No. Dokumen :
RSU NIRMALA 006/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/2
PURBALINGGA N/III/2018 001
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN Suatu prosedur kegiatan pelayanan keperawatan dalam


pelaksanaan pasien keluar dari ruang ICU setelah mendapatkan
perawatan dan pengobatan yang telah dinyatakan ada kemajuan
dan kondisinya semakin membaik oleh dokter anastesi / dokter
DPJP.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untukmemindahkan


pasien dari ruang ICU ke ruang tertentu.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Pasien dan keluarganya diberitahu bahwa pasien akan di
pindah ke ruangan tertentu atas instruksi
dr.anastesi/dr.DPJP
2. Pasien dan keluarganya diinformasikan tentang hak kelas
perawatan
3. Khusus untuk pasien umum, pasien/keluarga dapat
menentukankelas perawatan yang di inginkan
4. Untuk pasien jaminan, perawat menyampaikan ruang
perawatan yang sesuai dengan hak kelas perawatan.
MEMINDAHKAN PASIEN DARI ICU

No. Dokumen :
RSU NIRMALA 006/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/2
PURBALINGGA N/III/2018 001

5. Petugas menyelesaikan dan menyiapkan administrasi


pasien yang dibutuhkan.
6. Surat perincian diantar ke Loket Pembayaran oleh bagian
administrasi perawat atau disertakan dalam status pasien.
7. Perawat ruang ICU menghubungi perawat ruang rawat inap
yang dituju untuk memesan ruangan sesuai permintaan
keluarga pasien, agar dapat disiapkan.
8. Perawat ruang ICU menghubungi perawat ruang rawat inap
untuk menjemput pasien dengan menggunakan brankard.
9. Perawat ruang ICU memberikan penjelasan dan melakukan
serah terima kepada perawat ruang rawat inap tentang
perawatan pasien selanjutnya serta obat-obatan pasien.

UNIT TERKAIT UGD, OK,VK, Ruang rawat inap


PASIEN PULANG PAKSA

No. Dokumen :
RSU NIRMALA 007/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/2
PURBALINGGA N/III/2018 001
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN Pasien pulang paksa adalah pasien yang sedang mendapatkan


perawatan dan pengobatan dari tenaga medis, yang dinyatakan
belum sembuh, serta meminta pulang atas kemauan sendiri.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam melakukan


proses pasien pulang paksa dari ruangan rawat inap khususnya
ruang ICU.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Dokter / perawat menerima permohonan pulang paksa
pasien.
2. Dokter / perawat memberikan penjelasan dan informasi
tentang keadaan penyakit pasien kepada pasien dan
keluarganya serta kemungkinan resiko-resiko yang
ditangung keluarga / pasien.
3. Setelah mendapat penjelasan, apabila pasien atau keluarga
memutuskan untuk tetap tidak dirawat, maka perawat /
dokter menyampaikan semua kewajiban yang harus
diselesaikan.
PASIEN PULANG PAKSA

No. Dokumen :
RSU NIRMALA 007/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/2
PURBALINGGA N/III/2018 001

4. Jika pasien menggunakan kartu jaminan maka pasien yang


pulang paksa tersebut diberlakuan sebagai pasien umum
kecuali untuk pasien E-KTP
5. Keluarga / pasien menandatangani Surat Pernyatan Pulang
Paksa
6. Perawat meminta keluarga pasien menyelesaikan
administrasi ke loket administrasi
7. Surat bukti pembayaran diserahkan kepada bagian
administrasi perawat
8. Perawat memberikan penjelasan tentang perawatan
selanjutnya di rumah dan menyerahkan surat-surat yang
diperlukan pasien
9. Perawat melepaskan alat alat medis yang terpasang ditubuh
pasien
10. Pasien dapat pulang sesuai dengan permintaan pasien dan
keluarga

UNIT TERKAIT Semua Unit Perawatan.


PERSIAPAN PEMASANGAN ENDOTRACHEAL TUBE
ATAU INTUBASI
No. Dokumen :
RSU NIRMALA 008/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/4
PURBALINGGA N/III/2018 001
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN Persiapan pemasangan endotracheal tube / intubasi adalah


tindakan persiapan untuk memasukan suatu tubing melalui
jalan nafas,yang dilakukan pada pasien dengan sumbatan jalan
nafas atau dengan gagal nafas.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk :


TUJUAN
1. Membuka jalan nafas
2. Membebaskan jalan nafas
3. Fasilitas pemasangan ventilasi mekanik

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PROSEDUR A. Persiapan Alat :
- Laryngoscope handle
- Laryngoscope blades
- ETT ( Endotracheal Tube ) sesuai ukuran
- Flexible stylet
- Connecting tube
- Xylocain jelly
- Sarung tangan steril 2 buah
PERSIAPAN PEMASANGAN ENDOTRACHEAL TUBE
ATAU INTUBASI
No. Dokumen :
RSU NIRMALA 008/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/4
PURBALINGGA N/III/2018 001

- Aqua steril
- Spuit 20 cc 1 buah
- Orofaringeal (guedel)
- Stetoskop
- Bag Valve Mask (ambubag)
- Set penghisap lendir lengkap
- Cateter suction beberapa ukuran
- Plester
- Gunting
- Masker
B. Persiapan Pasien :
- Memberikan salam.
- Inform Concent Keluarga pasien.
- Memberikan informasi kepada pasien/ keluarga tentang
tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan sehingga
kooperatif
- Menjaga Privasi Pasien
C. Pelaksanaan :
- Mencuci tangan.
- Menyiapkan oropharingeal gudel.
- Menyiapkan alat penghisap lender.
- Mengecek alat-alat yang akan di gunakan : kembangkan balon
ETT untuk mengecek kebocoran dan masukkan stylet dalam
ETT.
PERSIAPAN PEMASANGAN ENDOTRACHEAL TUBE
ATAU INTUBASI
No. Dokumen :
RSU NIRMALA 008/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 3/4
PURBALINGGA N/III/2018 001

- Mengatur posisi pasien terlentang dengan kepala


hiperekstensi (bila perlu atur posisi pasien dengan
mengganjal dengan bantal tipis di daerah oksiput dan
pasien di tidurkan dengan obat pelumpuh otot yang
sesuai).
- Mengecek daerah mulut dari gigi palsu dan sisa-sisa
makanan.
- Melakukan preoksigenasi selama 3 menit dengan
menggunakan BVM dengan FiO2 100 %.
- Berikan premidikasi sesuai rencana pengobatan.
- Bantu operator atau dokter dalam melakukan intubasi.
- Menyambungkan ETT dengan BVM yang sudah
terpasang.

- Mengecek posisi ETT dengan menggunakan stetoskop


pada rongga dada pasien.

- Kembangkan balon ETT dengan menggunakan spuit


20 cc.

- Melakukan fiksasi ETT.

- Membereskan alat –alat yang sudah tidak di gunakan.

- Sambungkan ETT dengan ventilator

- Mengatur posis tidur pasien dan merapikan pasien

- Mencuci tangan.
PERSIAPAN PEMASANGAN ENDOTRACHEAL TUBE
ATAU INTUBASI
No. Dokumen :
RSU NIRMALA 008/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 4/4
PURBALINGGA N/III/2018 001

- Mendokumentasikan prosedur dan kondisi pasien


selama prosedur dan setelah pemasangan

UNIT TERKAIT 1. OK
2. IGD
PERSIAPAN MELAKUKAN TINDAKAN EXTUBASI

No. Dokumen :
009/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/4
RSU NIRMALA 001
N/III/2018
PURBALINGGA
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan dalam pengangkatan pipa endotrachea


melalui hidung / mulut.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk


mengembalikan fungsi pernafasan.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Melakukan Pengkajian :
Kaji apakah pasien sudah mampu bernapas spontan dan tidak
memerlukan alat bantu napas dengan kriteria :
- Pasien sudah kooperatif dan mampu batuk efektif
- RR per menit stabil atau normal
- Analisa Gas darah stabil
- Minute volume 90mk/kg
- Inspiratory Force : 20-25 cm H2O
- Vital capacity 15ml/kg
- Tanda-tanda vital stabil
PERSIAPAN MELAKUKAN TINDAKAN EXTUBASI
No. Dokumen :
009/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/4
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
2. Persiapan Alat :
- Set terapi oksigen
- Emergency Trolly
- Set Extubasi
- Obat-obat life saving
- Spuit 10 cc / 20 cc
- Hand scoon
- Selang kateter dan alat penghisap lender
3. Persiapan Pasien :
- Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang tujuan dan
prosedur tindakan yang akan dilakukan.
- Mengajarkan pasien cara batuk dan mengeluarkan
sputum yang efektif.
- Menjaga privacy pasien.
4. Pelaksanaan :
a. Cuci tangan.
b. Gunakan hand scoon.
c. Menghisap sekresi sebelum dilakukan tindakan extubasi
d. Mengempiskan cuff ETT.
e. Melepaskan fiksasi ETT.
f. Dokter / perawat melakukan tindakan extubasi.
g. Memberi terapi oksigen melalui sungkup dengan
konsentrasi tinggi (8 – 10 Lpm).
PERSIAPAN MELAKUKAN TINDAKAN EXTUBASI

No. Dokumen :

RSU NIRMALA 009/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 3/4


PURBALINGGA N/III/2018 001

h. Perhatikan humidifikasi (kelembapan) oksigen


i. Anjurkan pasien untuk batuk dan nafas dalam
j. Membersihkan bekas plester dengan NaCl
k. Rapikan pasien
l. Bereskan alat
m. Lepaskan hand scoon
n. Cuci tangan
o. Lakukan pemantauan respirasi pasien
p. Lakukan observasi
- Tingkat kesadaran
- Tanda-tanda vital meliputi frekuensi pernafasan,
nadi, tensi dan suhu
- Warna kulit
- Ekspansi dada
q. Dokumentasikan pada lembar catatan perawatan
r. Cek analisa gas darah setelah 30 menit sampai 1 jam
pasca extubasi.

UNIT TERKAIT - OK
- IGD
- ICU
MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU
(RJP)
No. Dokumen :
010/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/4
RSU NIRMALA 001
N/III/2018
PURBALINGGA
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN RJP adalah suatu prosedur tindakan untuk mengembalikan


fungsi pernapasan dan fungsi jantung guna mempertahankan
kelangsungan hidup pasien yang dilakukan pada pasien henti
jantung dan henti nafas, ventrikel fibrilasi serta asistole.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk


mengembalikan fungsi jantung dan paru.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Persiapan Pasien :
- Menjelaskan tentang tujuan dan prosedur tindakan yang
akan dilakukan kepada keluarga pasien
- Inform consent keluarga
- Posisi pasien diatur dengan posisi terlentang datar dan
diusahakan tidak menyentuh tempat tidur
- Baju bagian atas dibuka
- Jaga privacy pasien
2. Persiapan Alat :
a. Trolly Emergancy yang berisi : BVM
MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU
(RJP)
No. Dokumen :
010/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/4
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
3. Pelaksanaan :
a. Menilai pernapasan pasien dengan cara :
- Melihat pergerakan dada atau perut
- Mendengar suara keluar masuknya udara dari hidung
- Merasakan adanya udara dari mulut dan hidung
dengan pipi atau punggung tangan.
b. Menilai denyut jantung pasien dengan cara meraba arteri
karotis.
c. Mengecek kesadaran pasien dengan cara :
- Memanggil nama
- Menanyakan keadaan
- Menggoyangkan bahu pasien
d. Memasang papan resusitasi dibawah punggung pasien.
e. Membebaskan jalan napas dengan cara :
a) Membersihkan sumbatan jalan napas dengan cara
menghisap sekresi
b) Tripel manuver :
- Ekstensi kepala
- Mengangkat rahang bawah
- Mempertahankan posisi rahang bawah.
f. Melakukan pernapasan buatan (bagging 12-20 kali/menit) bila
denyut jantung teraba.
g. Melakukan RJP dengan ABC kombinasi bila denyut jantung
tidak teraba dengan cara :
MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU
(RJP)
No. Dokumen :
RSU NIRMALA 010/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 3/4
PURBALINGGA N/III/2018 001

- Pernapasan buatan / bagging 2 kali


- Cek arteri korotis. Bila tidak ada denyut bagging 1 kali
- Kompresi jantung luar bergantian dengan bagging
dengan perbandingan 30 : 2 bila RJP
- Cek arteri korotis. Bila tidak ada denyut bagging 1 kali
- Kompresi jantung luar bergantian dengan bagging
perbandingan 30: 2
i. Evaluasi pernafasan pasien tiap 3-5 menit
j. Lakukan RJP sampai :
- Timbul napas spontan
- Diambil oleh petugas lain atau alat
- Pasien dinyatakan meninggal
- Penolong sudah tidak mampu atau sudah 30 menit
tidak ada respon dari pasien. Frekuensi tekanan 80-
100 kali/menit
k. Dokumentasikan

Kompresi Jantung Luar Dilakukan Dengan :

A. Dewasa :
- Penekanan menggunakan 2 pangkal telapak tangan
dengan kekuatan bahu
- Penekanan pada daerah sternum 2-3 jari diatas Procesus
Xipoideus
- Kedalaman tekanan 3-5 cm
MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU
(RJP)
No. Dokumen :

RSU NIRMALA 010/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 3/4


PURBALINGGA N/III/2018 001

- Frekuensi penekanan 100 kali/menit


B. Anak :
- Penekanan menggunakan 1 pangkal telapak tangan
- Kedalaman tekanan 2-3 cm
C. Pada Bayi :
- Punggung bayi diletakkan pada lengan bawah kiri penolong,
sedangkan tangan kiri memegang lengan atas bayi sambil
meraba arteri brachialis
- Jari tengah dan jari telunjuk kanan penolong menekan dada
bayi pada posisi sejajar punting susu 1 cm kebawah
- Kedalaman tekanan 1-2 cm.
Perbandingan kompresi jantung dan bagging 5:1

UNIT TERKAIT 1. OK
2. UGD
3. Ruang rawat inap
PERSIAPAN & PEMASANGAN
ALAT VENTILATOR MEKANIK
No. Dokumen :
011/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/6
RSU NIRMALA 001
N/III/2018
PURBALINGGA
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan persiapan dan pemasangan alat bantu


mekanik untuk memberikan bantuan nafas pada pasien yang
memerlukan pemasangan alat ventilasi mekanik dan dilakukan
oleh dokter atau perawat terlatih/ahli yang sudah mendapatkan
pendelegasian dari dr.anastesi/dr.DPJP

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untuk :

1. Memberikan bantuan nafas dengan cara memberikan


tekanan positif melalui jalan nafas buatan

2. Memberikan kekuatan mekanis pada paru untuk


mempertahankan pertukaran O2 dan CO2 yang fisiologis

3. Mengambil alih (manipulasi) tekanan jalan nafas dan pola


pernafasan untuk memperbaiki pertukaran O2 dan CO2
secara efisien dan oksigenisasi yang adekuat

4. Mengurangi kerja otot jantung dengan jalan mengurangi


kerja paru

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PERSIAPAN & PEMASANGAN
ALAT VENTILATOR MEKANIK
No. Dokumen :
011/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/6
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
PROSEDUR A. Persiapan Alat :
- Ventilator lengkap dan siap pakai
- Pulse Oxymetri
- Manual Resucitation Bag (ambubag)
- Alat-alat penghisap lender
- Endo Tracheal tube
- Meletakkan ventilator disamping tempat tidur sisi kiri
kepala pasien
B. Persiapan Pasien :
- Inform Concent Keluarga pasien
- Memberikan informasi kepada keluarga pasien tentang
tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
- Mengatur posisi yang aman dan nyaman sesuai kondisi
pasien.
C. Pelaksanaan :
- Perawat mencuci tangan
- Atur mode ventilasi mekanik
- Setting tidal volume 8-12 ml/KgBB
- Pilih frekuensi nafas antara 10-12 kali/menit
- Atur ratio inspirasi : ekspirasi (1:2)
- Setting sensitifitas (triger sensitivity) antara 0 s/d -20
- Set fraksi oksigen (FiO2) 21 % - 100 %
- Atur level PEEP
PERSIAPAN & PEMASANGAN
ALAT VENTILATOR MEKANIK
No. Dokumen :
RSU NIRMALA 011/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 3/6
PURBALINGGA N/III/2018 001

- Atur semua alarm (batas atas dan batas bawah)


- Sambungkan kabel listrik ke sumber listrik dan
nyalakan power mesin.
- Sambungkan selang udara ke sumber udara
- Sambungkan selang pasien ke test lung
- Cek pengembangan tes lung sesuai dengan Tidal
Volume yang sudah diatur
- Sambungkan selang pasien ke ETT
- Perawat mencuci tangan
- Mendokumentasikan prosedur dan kondisi pasien
selama prosedur dan setelah pemasangan

PENETAPAN PEMASANGAN VENTILATOR DILAKUKAN OLEH


DOKTER

A. Pada Pasien Dengan Pernapasan Kendali :


a. Mengisap sekresi.

b. Bekerjasama dengan dokter dalam menentukan pola


pernapasan kendali dengan cara :

- Menentukan tidal volume (TV) 8-12 cc/kg BB


- Menentukan minute volume (MV) = RR x TV
- Menentukan frekuensi pernapasan 12 kali/menit.
- Menentukan kosentrasi oksigen (FiO2) sesuai kebutuhan
- Mengatur sensitifitas kearah kendali sesuai jenis ventilator
yang digunakan.
PERSIAPAN & PEMASANGAN
ALAT VENTILATOR MEKANIK
No. Dokumen :

RSU NIRMALA 011/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 4/6


PURBALINGGA N/III/2018 001

c. Menilai volume udara yang masuk dengan cara membaca jarum


petunjuk pada jarum ventilator, atau melihat pada layar monitor
d. Menentukan sistem alarm volume udara yang
masuk/tekanan udara, sesuai dengan jenis ventilator yang
digunakan.
e. Menentukan sensitifitas kearah negatif 20 cmH2O bagi
pasien dengan resusitasi otak.
f. Menghubungkan ventilator ke pasien dengan memakai
konektor.
B. Pada Pasien Dengan Pernapasan Assisted :
1. Terangkan prosedur pada pasien.
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
3. Mengisap sekresi.
4. Bekerjasama dengan dokter dalam menentukan pola
pernapasan assisted dengan cara :
a. Menentukan sensitifitas sesuai dengan jenis ventilator
yang digunakan.
b. Mengatur ventilator dengan frekuensi pernapasan 10
kali/menit, agar bila pasien apnoe ventilator dapat
membantu pernapasan.
c. Menentukan tidal volume disesuaikan dengan frekuensi
pernapasan yang disiapkan.
d. Menentukan konsentrasi oksigen.
e. Menghubungkan ventilator ke pasien dengan
menggunakan konektor.
PERSIAPAN & PEMASANGAN
ALAT VENTILATOR MEKANIK
No. Dokumen :

RSU NIRMALA 011/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 5/6


PURBALINGGA N/III/2018 001

f. Melakukan observasi setiap 30 menit antara lain :


- Kerja ventilator
- Tensi, nadi, pernapasan dan tanda syanotik
- Tanda-tanda fighting (penolakan bantuan ventilator)
C. Pasien Dengan Pernapasan “Sincronize Intermitten Mandatori
Ventilation” (SIMV) :
1. Terangkan prosedur tindakan yang akan dilakukan
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3. Mengisap sekresi
4. Bekerjasama dengan dokter dalam menentukan pola
pernapasan SIMV dengan cara :
a) Mengatur ventilator sesuai pola pernapasan (SIMV)
b) Menyesuaikan frekuensi pernapasan ventilator dengan
frekuensi pernapasan pasien sesuai dengan ventilator
yang digunakan
c) Menghubungkan ventilator ke pasien dengan memakai
konektor
5. Melakukan observasi setiap 30 menit antara lain :
a) Kerja ventilator
b) Tensi, nadi, pernapasan, dan tanda-tanda syanotik
c) Tanda-tanda fighting (penolakan bantuan ventilator)
D. Pada Pasien Pernapasan “Positive End Expiratory Pressure”
(PEEP) :
1. Menentukan tekanan positif sesuai kondisi pasien
2. Pola pernapasan kendali dengan PEEP, cara kerjanya sama
pada pasien dengan pola pernapasan kendali, ditambah
PERSIAPAN & PEMASANGAN
ALAT VENTILATOR MEKANIK
No. Dokumen :
RSU NIRMALA 011/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 6/6
PURBALINGGA N/III/2018 001

dengan pemasangan katup pada selang ekspirasi


3. Pola pernapasan SIMV dan PEEP, cara kerjanya sama pada
pasien dengan pola pernapasan SIMV, ditambah dengan
pemasangan katup pada selang ekspirasi
4. Pada pasien dengan pernapasan “Continuous Positif Airway
Pressure” (CPAP) :
a) Mengatur ventilator kearah CPAP pada pasien yang
sudah bernapas spontan
b) Menghubungkan selang ekspirasi kedalam botol berisi
air untuk pasien yang sudah tidak memakai ventilator,
tetapi masih memerlukan tekanan positif pada akhir
ekspirasi. Besarnya tekanan positif dalam alveoli sama
dengan panjang selang ekspirasi yang masuk kedalam
air.

UNIT TERKAIT UGD, OK, Perina


PEMASANGAN BEDSIDE MONITOR

No. Dokumen :
012/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/2
RSU NIRMALA 001
N/III/2018
PURBALINGGA
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN Bedside monitor adalah alat yang difungsikan untuk memonitor


kondisi fisiologis pasien dimana proses monitoring tersebut
dilakukan secara real-time sehingga dapat diketahui kondisi
fisiologis pasien pada saat itu juga.

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untuk pemasangan


Bedside Monitor secara benar.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Persiapan Alat.
- Satu Set lengkap Bedside Monitor
- Sumber listrik

2. Persiapan Pasien.
- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang
tujuan dan tindakan yang akan dilakukan
- Mengatur posisi pasien sesuai kondisi

3. Pelaksanaan.
- Sebelum dipergunakan pastikan tidak ada kerusakan
PEMASANGAN BEDSIDE MONITOR

No. Dokumen :
012/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/2
RSU NIRMALA 001
N/III/2018
PURBALINGGA
atau gangguan pada mesin Bedside Monitor.
- Mencuci tangan.
- Atur posisi mesin Bedside Monitor disamping pasien,
diatas meja yang sudah ditentukan.
- Memasang 5 buah elektroda dipermukaan dada pasien
dan hubungkan ke-5 elektroda tersebut dengan
Bedside Monitor.
- Pasang kabel saturasi oksigen pada jari telunjuk
pasien.
- Pasang manset pengukur tekanan darah pada lengan
pasien.
- Pasang kabel pengukur suhu pada ketiak pasien.
- Pasangkan kabel monitor ke stop kontak listrik.
- Nyalakan mesin monitor dengan menekan tombol
power “on” tunggu sampai tampak gambar EKG pada
layar monitor.
- Tekan tombol menu untuk mengatur hal-hal yang
perlu ditampilkan pada layar monitor (BP, HR, EKG,
TEMP).
- Baca hasil yang tertera pada monitor sesuai
kebutuhan.
- Cuci tangan.
- Dokumentasikan.

UNIT TERKAIT UGD, Perina, OK


PEMBERIAN TERAPI INHALASI DENGAN ALAT NEBULIZER

No. Dokumen :
013/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/2
RSU NIRMALA 001
N/III/2018
PURBALINGGA
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN Adalah suatu prosedur tindakan memberikan therapi inhalasi


menggunakan alat nebulizer.

Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untuk membantu


TUJUAN
mengencerkan dahak.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Persiapan Alat
1) Satu set alat nebulizer.
2) Obat bronchodilator sesuai instruksi dokter.
3) Bengkok 1 buah.
4) Tissue .
5) Spuit 5 cc.
6) Nacl 0,9 %.
2. Persiapan Pasien
1) Memberikan salam dan menyapa nama pasien.
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
3) Meminta persetujuan dan kesiapan pasien.
4) Mengatur posisi sesuai kandisi pasien.
PEMBERIAN TERAPI INHALASI DENGAN ALAT NEBULIZER

No. Dokumen :
013/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/2
RSU NIRMALA 001
N/III/2018
PURBALINGGA
3. Pelaksanaan :
- Mencuci tangan
- Menyambungkan kabel power ke stop kontak.
- Menyiapkan obat inhalasi yang akan digunakan dan isi
di dalam tabung nebulizer.
- Tambahkan cairan NaCl 0,9% ke dalam tabung
nebulizer sesuai dengan ukuran yang ditentukan.
- Menghidupkan saklar “on”.
- Memasang masker menutup mulut dan hidung pasien.
- Menganjurkan pasien untuk menghirup uap yang
keluar dari dalam masker.
- Apabila obat dalam tabung habis, matikan saklar pada
posisi “off”.
- Mebereskan alat
- Mencuci tangan
- Mendokumentasi tindakan yang telah dilakukan

UNIT TERKAIT ICU, UGD, OK dan Ruang perawatan rawat inap.


PEMANTAUAN HEMODINAMIK DENGAN TRANDUSER

No. Dokumen :
014/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/3
RSU NIRMALA 001
N/III/2018
PURBALINGGA
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN Pemantauan hemodinamik dengan tranduser adalah


pemantauan tekanan vena sentral, arteri pulmonal, kapiler
arteri pulmonal dan takanan darah arteri sistemik secara terus
menerus, yang dilakukan pada pasien yang terpasang CVP,
Arteri Line, Swan Ganz.

Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untuk menilai


TUJUAN
tekanan vena sentral, arteri pulmonal, kapiler arteri pulmonal
dan tekanan darah arteri secara terus menerus.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Persiapan Alat :
- Monitor.
- Tranduser.
- Alat flush.
- Kantong tekanan.
- Cairan NACL 0,9%.
- Heparin.
- Manometer line.
PEMANTAUAN HEMODINAMIK DENGAN TRANDUSER

No. Dokumen :
014/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/3
RSU NIRMALA 001
N/III/2018
PURBALINGGA
- Spuit 1 cc.
- Threeway stopcock.
- Penyangga tranduser/ standar infus.
- Pipa V.
- Infuse set.
2. Persiapan Pasien :
- Menyampaikan salam.
- Inform Concent Keluarga pasien.
- Memberikan informasi kepada pasien / keluarga tentang
tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
- Atur posisi pasien ( posisi tidur terlentang).
3. Pelaksanaan :
- Mencuci tangan
- Ambil heparin sebanyak 500 unit dan masukan kedalam
cairan NaCl 0,9 % 1 kolf
- Hubungkan cairan tersebut dengan selang infus
- Hubungkan cairan infus dengan kantong tekanan
- Hubungkan tranduser dengan alat flush
- Pasang threeway stopcock dengan alat flush
- Hubungkan bagian distal selang infus dengan alat flush
- Hubungkan manometer dengan threeway stopcock
- Keluarkan udara dari seluruh sistem alat pemantauan
- Pompa kantung tekanan sampai 300 mmHg.
PEMANTAUAN HEMODINAMIK DENGAN TRANDUSER

No. Dokumen :
014/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 3/3
RSU NIRMALA 001
N/III/2018
PURBALINGGA
- Hubungkan manometer dengan kateter yang sudah
terpasang
- Lakukan kalibrasi alat sebelum pengukuran.
- Lakukan laveling (gunakan pipa V)
- Tutup threeway kearah pasien dan buka kearah udara
- Tekan tombol kalibrasi sampai monitor terlihat angka nol
- Buka threeway kearah pasien dan menutup kearah
udara.
- Pastikan gelombang dan nilai tekanan terbaca dengan
baik.
- Mencuci tangan.
- Mendokumentasikan pada daftar check list / tindakan
pada catatan perawatan.

UNIT TERKAIT Neonatologi, OK


MELAKUKAN SUCTIONING TRACHEAL
(PADA ALAT BANTU JALAN NAPAS )
No. Dokumen :
RSU NIRMALA 015/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/5
PURBALINGGA N/III/2018 001
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan dalam melakukan penghisapan secret


melalui alat bantu jalan nafas seperti endotracheal tube atau
tracheostomy tube dengan menggunakan kateter suction yang
di hubungkan pada mesin suction dan dilakukan pada pasien
yang tidak mampu melakukan pembersihan jalan nafas juga
tidak dapat batuk efektif serta pada pasien yang mengalami
penurunan kesadaran yang memerlukan pengeluaran secret.

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah :


1. Untuk mengeluarkan secret yang menghalangi jalan nafas.
2. Untuk memelihara kepatenan jalan nafas .
3. Untuk mempermudah Ventilasi.
4. Mengambil secret untuk bahan pemeriksaan .
5. Mencegah infeksi pada saluran pernafasan.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
Persiapan Alat :
PROSEDUR
- Mesin suction portable atau suction dinding.
- Selang penghubung dan konektor – Y, bila diperlukan.
MELAKUKAN SUCTIONING TRACHEAL
(PADA ALAT BANTU JALAN NAPAS )
No. Dokumen :
RSU NIRMALA 015/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/5
PURBALINGGA N/III/2018 001

- Kateter suction steril sesuai ukuran, tidak boleh melebihi


setengah diameter alat bantu jalan nafas.
- Tabung oksigen dan bagresusitasi .
- Air steril atau normal saline.
- Spuit 5 cc dan aquabidestilata.
- Kom steril.
- Sarung tangan steril.
- Selimut atau handuk untuk melindungi baju pasien dan
alat tenun.
- Masker.

Persiapan Pasien :

- Sampaikan salam .
- Informasikan pada pasien atau keluarga tentang tujuan
dan prosedur tindakan yang akan dilakukan .
- Inform Concent Keluarga pasien.
- Jelaskan bahwa tindakan dapat merangsang batuk dan
reflex gag.
- Jaga privacy pasien dengan menutup gorden atau pasang
sampiran.
Pelaksanaan :
- Cuci tangan.
- Atur posisi klien. Untuk pasien yang sadar posisi semi
fowler dan pasien tidak sadar posisi supine.
MELAKUKAN SUCTIONING TRACHEAL
(PADA ALAT BANTU JALAN NAPAS )
No. Dokumen :
RSU NIRMALA 015/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 3/5
PURBALINGGA N/III/2018 001

- Letakkan handuk dibawah trachea pasien.


- Atur tekanan (tidak boleh lebih dari 120 mmHg).
- Hidupkan mesin suction. Ada 3 kalibrasi tekanan,tekanan
tinggi 120-150 mmHg, sedang 80-120 mmHg,rendah 0-80
mmHg. Pada orang dewasa :120-150 mmHg,pada anak-
anak 100–120 mmHg dan bayi 60–100 mmHg.
- Buka kateter suction, tuangkan air steril atau normal saline
pada kom atau mangkok untuk melumasi kateter.
- Pasang sarung tangan steril .
- Dengan tangan memakai sarung tangan hubungkan kateter
suction dengan mesin.
- Basahi ujung kateter dengan air steril untuk mengurangi
gesekan sehingga memudahkan pemasukan.
- Test fungsi suction dan kepatenan kateter dengan
menutup dan membuka port atau konektor -Y dengan ibu
jari .
- Jika secret tidak berlebihan berikan hiperventilasi dengan
memompa bag resusitasi dengan kadar oksigen 12–15 L
/mnt .
- Jika secret berlebihan cukup dengan memberikan oksigen
dengan kadar lebih tinggi dari sebelumnya (12–15 L/mnt).
- Berikan oksigen dengan konsentrasi 12-15 L/mnt.
- Tanpa melakukan penghisapan masukan secara cepat
tetapi hati–hati kateter suction ke dalam alat bantujalan
nafas (saat yang tepat adalah pada saat inspirasi) hingga -
MELAKUKAN SUCTIONING TRACHEAL
(PADA ALAT BANTU JALAN NAPAS )
No. Dokumen :
RSU NIRMALA 015/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 4/5
PURBALINGGA N/III/2018 001

10-12,5 cm atau sampai mentok (kemungkinan sampai


carina) atau pasien batuk. Kemudian tarik kembali kira–
kira 1 cm.
- Lakukan penghisapan intermitten dengan membuka atau
menutup port kateter. Putar kateter sambil ditarik keluar
perlahan. Anjurkan pasien untuk batuk. Observasi
kemungkinan adanya distress nafas. Suctioning dilakukan
selama 5–10 detik dan tidak boleh lebih dari 15 detik.
- Jika secret sangat kental,bilas kateter suction dengan air
steril dan masukan 3–5 ml air steril ke dalam tracheal
kemudian suction .
- Reoksigenasikan dan inflasikan paru – paru selama
beberapa kali bernafas .
- Bilas kateter dengan larutan steril yang tersedia,kemudian
ulangi prosedur sampai jalan nafas bersih. Jangan lakukan
prosedur lebih dari 5 menit .
- Bila pasien tidak mengalami distress pernafasan,
istirahatkan selama 20 – 30 detik sebelum mengulang
suctioning .
- Anjurkan pasien untuk nafas dalam dan batuk diantara
tindakan suctioning .
- Lakukan suctioning orofaring setelah menyelesaikan
suctioning tracheal .
MELAKUKAN SUCTIONING TRACHEAL
(PADA ALAT BANTU JALAN NAPAS )
No. Dokumen :
RSU NIRMALA 015/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 5/5
PURBALINGGA N/III/2018 001

- Setelah kateter dikeluarkan bilas dengan air steril kemudian


buang pada tempat yang telah ditentukan.
- Amati perubahan warna kulit dan denyut nadi.
- Observasi respon pasien setelah dilakukan tindakan
suctioning meliputi suara nafas dengan auskultasi.
- Rapikan alat –alat .
- Rapikan pasien.
- Cuci tangan.
- Dokumentasikan tindakan meliputi tanggal, waktu,
pelaksanaan, respon juga posisi pasien, jumlah, konsistensi,
bau dan warna secret serta hal yang terjadi selama
penghisapan di daftar chek list atau tindakan perawatan
pada catatan perawatan.

UNIT TERKAIT Neonatologi


MELAKUKAN PENGHISAPAN LENDIR (SUCTIONING)
MELALUI OROFARINGEAL DAN NASOFARINGEAL
No. Dokumen :
016/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/5
RSU NIRMALA 001
N/III/2018
PURBALINGGA
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN Suatu prosedur penghisapan secret melalui hidung dan mulut


dengan menggunakan kateter suction yang di hubungkan
dengan mesin suction dan dilakukan pada pasien yang tidak
mampu melakukan pembersihan jalan nafas juga tidak dapat
batuk efektif serta pasien yang mengalami penurunan
kesadaran yang memerlukan pengeluaran secret.

Sebagai penerapan acuan langkah-langkah :


TUJUAN
1. Untuk mengeluarkan secret yang menghalangi jalan nafas.
2. Untuk memelihara kepatenan jalan nafas .
3. Untuk mempermudah ventilasi .
4. Mengambil secret untuk bahan pemeriksaan .
5. Mencegah infeksi pada saluran pernapasan .

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Persiapan Alat :
- Mesin suction portable atau suction dinding.
- Selang penghubung dan konektor-Y, bila diperlukan .
MELAKUKAN PENGHISAPAN LENDIR (SUCTIONING)
MELALUI OROFARINGEAL DAN NASOFARINGEAL
No. Dokumen :
016/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/5
RSU NIRMALA 001
N/III/2018
PURBALINGGA
- Kateter steril ukuran No 12 atau 16 French .
- Air steril atau normal saline .
- Kom steril atau mangkok.
- Sarung tangan steril.
- Selimut atau handuk untuk melindungi baju pasien dan
alat tenun.
- Masker .
- Sampiran.
2. Persiapan Pasien
- Sampaikan salam .
- Informasikan pada pasien atau keluarga tentang tujuan
dan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
- Inform Concent Keluarga pasien.
- Jelaskan bahwa tindakan dapat merangsang batuk dan
refleksgag.
- Jaga privacy pasien dengan menutup gorden atau pasang
sampiran.
3. Pelaksanaan :
1) Cuci tangan
2) Atur posisi pasien yang sesuai dengan kondisi pasien :
- Bila sadar dengan refleks gag berfungsi,baringkan
pasien pada posisi semi fowlerdengan kepala
menghadap perawatuntuk suctioning oral. Baringkan
pasien pada posisi fowler dengan leher ekstensi untuk
suctioning nasal.
MELAKUKAN PENGHISAPAN LENDIR (SUCTIONING)
MELALUI OROFARINGEAL DAN NASOFARINGEAL
No. Dokumen :
016/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 3/5
RSU NIRMALA 001
N/III/2018
PURBALINGGA
3) Bila tidak sadar baringkan pasien pada posisi lateral
menghadap pada perawat untuk suctioning oral atau
nasal.
4) Letakan handuk di bawah dagu pasien.
5) Atur tekanan dan hidupkan mesin suction. Ada 3
kalibrasi tekanan,tekanan tinggi 120-150 mmHg, sedang
80-120 mmHg,rendah 0-80 mmHg. Pada orang dewasa
:120-150 mmHg,pada anak-anak 100–120 mmHg dan
bayi 60–100 mmHg.
6) Buka kateter suction,tuangkan air steril atau normal
saline pada kom atau mangkok untuk melumasi kateter.
7) Pasang sarung tangan steril.
8) Dengan tangan memakai sarung tangan hubungkan
kateter suction dengan mesin .
9) Tentukan panjang kateter yang akan dimasukkan dengan
cara mengukur jarak antara ujung daun telinga dengan
puncak hidung dan beri tanda dengan dipegang oleh ibu
jari dan jari telunjuk dari tangan dominan atau kira – kira
14 cm untuk ibu jari :
- Coba lubang hidung yang lain.
- Untuk nasofaringeal suction,masukkan kateter ke
salah satu lubang hidung secara perlahan arahkan
kearah medial sepanjang dasar rongga hidung. Jangan
mendorong paksa kateter. Bila lubang hidung yang
satu tidak paten.
MELAKUKAN PENGHISAPAN LENDIR (SUCTIONING)
MELALUI OROFARINGEAL DAN NASOFARINGEAL
No. Dokumen :
016/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 4/5
RSU NIRMALA 001
N/III/2018
PURBALINGGA
10) Lakukan suction.
11) Untuk orofaringeal suction,masukkan kateter melalui sisi
rongga mulut secara perlahan dengan valve/ port dalam
keadaan terbuka dan arahkan ke orofaring.
12) Basahi ujung kateter dengan air steril untuk mengurangi
gesekan sehingga memudahkan pemasukan .
13) Test fungsi suction dan kepatenan kateter dengan
menutup dan membuka port atau konektor-Y dengan
jangan melakukan penghisapan selama pemasangan untuk
menghindari turbinasi nasal oleh kateter dan akan lebih
memudahkan masuknya kateter ke dalam nasofaring
14) Setelah kateter mencapai nasofaring, tutup port dengan
ibu jari. Putar kateter sambil di tarik keluar perlahan.
Suctioning dilakukan selama 5 – 10 detik dan tidak boleh
lebih dari 15 detik .
15) Bilas kateter dengan larutan steril yag tersedia,kemudian
ulangi prosedur sampai jalan nafas bersih. Jangan lakukan
prosedur lebih dari 5 menit
16) Bila pasien tidak mengalami distress
pernafasan,istirahatkan selama 20 – 30 detik sebelum
mengulang suctioning.
17) Anjurkan pasien untuk nafas dalam dan batuk diantara
tindakan suctioning.
18) Lakukan suctioning secret pada rongga mulut atau bawah
lidah setelah suctioning orofaring atau nasofaring.
MELAKUKAN PENGHISAPAN LENDIR (SUCTIONING)
MELALUI OROFARINGEAL DAN NASOFARINGEAL
No. Dokumen :
016/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 5/5
RSU NIRMALA 001
N/III/2018
PURBALINGGA
Untuk mempertahankan asepsis steril daerah mulut harus
di hisap hanya setelah area steril telah dihisap secara
keseluruhan.

19) Setelah kateter dikeluarkan, bilas dengan air steril


kemudian buang ke tempat yang telah ditentukan .
20) Amati perubahan warna kulit dan denyut nadi.
21) Observasi respon pasien setelah dilakukan tindakan
suctioning meliputi suara nafas dengan auskultasi.
22) Rapikan alat – alat.
23) Rapikan pasien.
24) Cuci tangan.
25) Mencatat dan mendokumentasikan tindakan :
- Waktu penghisapan
- Kondisi dan respon pasien terhadap tindakan
- Karakter secret : warna, konsistensi, jumlah dan bau
- Hal yang terjadi selama penghisapan
- Posisi pasien

UNIT TERKAIT UGD, OK, ruang perawatan rawat inap


MELAKUKAN PENGHISAPAN LENDIR (SUCTIONING)
MELALUI HIDUNG
No. Dokumen :
017/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/3
RSU NIRMALA 001
N/III/2018
PURBALINGGA
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan pembersihan secret yang ada pada


jalan nafas utama dalam rangka pemenuhan kebutuhan oksigen
dan dilakukan pada pasien yang tidak mampu batuk atau
pasien-pasien tidak sadar.

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah :

1. Jalan nafas pasien bebas dari secret

2. Kebutuhan oksigen terpenuhi

3. Mencegah komplikasi penumpukan secret

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Persiapan Alat :
- Suction machine portable atau sentral suction
- Kateter suction sesuai dengan kebutuhan
- Cairan NaCl 0,9 %
- Tissue
- Sarung tangan
MELAKUKAN PENGHISAPAN LENDIR (SUCTIONING)
MELALUI HIDUNG
No. Dokumen :
017/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/3
RSU NIRMALA 001
N/III/2018
PURBALINGGA
2. Persiapan Pasien :

- Sampaikan salam
- Informasikan pada pasien atau keluarga tentang tujuan
dan prosedur tindakan yang akan dilakukan, lama,
sensasi serta harapan selama pemeriksaan
- Inform Concent Keluarga pasien
- Assessment kondisi pasien
- Auskultasi dada (memastikan adanya secret)
- Observasi tentang frekuensi nafas, nadi dan visual secret
- Jaga privacy pasien dengan menutup gorden atau pasang
sampiran
3. Pelaksanaan :
1) Cuci tangan secara aseptic.
2) Atur posisi tidur pasien sesuai kebutuhan dan kondisi
pasien.
3) Sambungkan suction machine portable atau sentral
suction dengan sumber listrik.
4) Hidupkan (putar) sumber penghisap sesuai dengan
tekanan yang dibutuhkan.
5) Pasang sarung tangan.
6) Hubungkan sumber penghisap dengan connecting tube
dan suction kateter.
7) Masukkan ujung kateter penghisap kedalam lubang
hidung sampai trakea.
MELAKUKAN PENGHISAPAN LENDIR (SUCTIONING)
MELALUI HIDUNG
No. Dokumen :
017/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 3/3
RSU NIRMALA 001
N/III/2018
PURBALINGGA
8) Lakukan penghisapan dengan menutup lubang pada
kateter sambil memutar suction kateter keluar.
9) Kateter suction dibilas.
10) Suction diulang sampai secret bersih.
11) Berikan oksigen dengan per nasal diantara tindakan
suction.
12) Apabila sudah bersih dari secret, kateter suction
dilepas dari sumber penghisap kemudian di buang.
13) Bilas connecting tube dengan menggunakan NaCl 0,9
%.
14) Buka sarung tangan.
15) Cuci tangan.
16) Mencatat dan mendokumentasikan tindakan :
- Kondisi dan respon pasien terhadap tindakan
- Karakter secret : warna, konsistensi, jumlah dan bau

UNIT TERKAIT OK, UGD, Ruang rawat inap


CARA MENGUKUR CVP

No. Dokumen :

RSU NIRMALA 018/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/4


001
PURBALINGGA N/III/2018
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN Pengukuran CVP adalah satu tindakan untuk melakukan


pengukuran tekanan vena sentral dengan menggunakan
manometer .

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam melakukan


TUJUAN
pengukuran CVP untuk mengetahui kebutuhan cairan pasien.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Persiapan Alat :
a. Kateter CVP yang terpasang baik sentral maupun perifer
(singel lumen / 2 lumen / 3 lumen).
b. Manometer CVP dengan setnya yang tersambung dengan
cateter CVP dan cairan.
c. Cairan isotonis yang dilengkapi dengan infuse set dan
three way untuk menyambungkan antara manometer
dan cateter CVP.
d. Waterpass.
e. Standar infus.
CARA MENGUKUR CVP

No. Dokumen :

RSU NIRMALA 018/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/4


001
PURBALINGGA N/III/2018

2. Pelaksanaan :
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien dan
keluarganya
b. Atur posisi pasien sesuai dengan kondisi pasien
c. Tentukan nilai titik nol antara manometer dan pasien
dengan menggunakan water pass yang kita kenal dengan
istilah zeroing / zero point, adapun langkahnya :
- Tarik garis pada area mid clavicula dengan garis
vertical antara KS3 dan KS4 tentukan satu titik
- Tarik garis pada area mid axilaris dengan garis
horizontal tentukan satu titik
- Titik pertemuan antara garis vertical di mid
clavicula dan garis horizontal di mid axilaris pada
ICS3 dan ICS4 itulah titik nolnya
- Jika di lihat pada rongent thoraks ujung kateter
tersebut berada pada muara vena cava superior dan
vena cava interior pada atrium kanan
- Bisa juga tetapkan titik nol (zero point) dengan cara
menarik garis dari ICS IV ke arah lateral, kemudian
tarik garis mid axilla. Titik perpotongan tersebut
harus sejajar dengan titik nol dari manometer
dengan bantuan waterpass.
d. Ambil waterpass untuk menentukan nilai nol pada
manometer, dengan cara : tarik ujung waterpass yang ada
airnya (pastikan tidak ada udara di antaranya) dengan
CARA MENGUKUR CVP

No. Dokumen :

RSU NIRMALA 018/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 3/4


001
PURBALINGGA N/III/2018

tangan kanan atau kiri geser ujung waterpass yang


satunya tentukan nilai nol pada manometer sejajar
dengan ujung waterpass tersebut.

e. Pastikan cairan infus yang dipakai NaCl 0,9 %.


f. Apabila cairan yang terpasang bukan NaCl 0,9 % bilas
terlebih dahulu dengan NaCl 0,9 %.
g. Buka cairan isotonis / NaCl 0,9% (pastikan aliran tetesan
infus pada cateter CVP lancar) dengan posisi three way
arah panah terbuka pada infus dan cateter CVP, three
way pada manometer tertutup.
h. Isi manometer CVP dengan cairan isotonis / NaC10,9%
dengan menutup arah three way pada pasien atau cateter
CVP dan three way manometer terbuka (pastikan tidak
ada udara pada manometer set dan clep berwarna hijau
di buka).
i. Tutup three way dari cairan isotonis, yang terbuka hanya
three way dari manometer dan cateter CVP / pasien.
j. Cairan manometer dibiarkan turun sesuai gravitasi.
k. Perhatikan undulasi / pergerakan cairan yang ada pada
manometer CVP. Cairan akan mengukur dengan mulai
turun dari nilai tertinggi ke arah bawah.
l. Pada undulasi bertahan (naik – turun pada nilai tertentu)
itulah nilai CVP pada pasien tersebut. Undulasi dapat di
bandingkan dengan proses respirasi pasien.
m. Setelah nilai CVP di nilai , beri tanda manometer pada nilai
CARA MENGUKUR CVP

No. Dokumen :

RSU NIRMALA 018/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 4/4


001
PURBALINGGA N/III/2018

yang telah di tentukan dengan tanda merah pada


manometerdan clep berwarna hijau di tutup.
n. Tutup three way antara manometer dan cateter CVP.
o. Buka three way antara cairan isotonis / NaC10,9%.
p. Atur aliran tetesan cairan ke cateter CVP supaya cateter
CVP tidak macet.
q. Dokumentasikan hasil pengukuran.
r. Evaluasi kondisi klinis pasien.
s. Kaji parameter / data yang lain yang berhubungan dengan
status cairan pasien. Apakah pasien normo / hipo /
hipervolemik.
t. Lapor dan kolaborasi dengan dokter tentang status cairan
pasien dan intervensinya.

UNIT TERKAIT UGD


MENGGANTI BALUTAN IV LINE CATETER
No. Dokumen :
019/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/4
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN Suatu tindakan membuka balutan infus yang terpasang pada


area penusukan infus dan menggantinya dengan balutan infus
baru.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencegah


terjadinya infeksi bakteri melalui IV line cateter.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Persiapan Alat.
a. Metode Konvensional :
- Perlak dan pengalas
- Plester dan gunting
- Lidi ,kapas dengan cairan wash bensin / kayu putih
- Betadine cair / salep
- Sarung tangan bersih
- Bak instrument steril berisi lidi kapas steril, pinset
anatomis steril 2 buah,kassa steril 2 x 2
- Bengkok
MENGGANTI BALUTAN IV LINE CATETER
No. Dokumen :
019/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/4
001
RSU NIRMALA N/III/2018
PURBALINGGA
b. Metode Modern
- Set ganti balutan IV cateter
- Pengalas
- Bengkok
- Sarung tangan bersih
- Pinset anatomis steril satu buah
- Perlak dan pengalas
2. Persiapan Pasien :
- Sampaikan salam
- Informasikan pada pasien dan keluarga tentang tujuan
dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
3. Pelaksanaan :
a. Cuci tangan .
b. Dekatkan alat –alat ke samping tempat tidur dan jaga
kesterilan alat.
c. Pasang perlak dan pengalas di bawah tempat IV cateter.
d. Pakai sarung tangan bersih.
e. Buka bak instrument dengan teknik aseptic.
f. Lepaskan plester dengan lidi kapas yang telah di basahi
wash bensin.
g. Angkat kassa satu per satu dari tempat pemasangan IV
cateter dengan pinset anatomis dan bersihkan sisa –sisa
perekat.
MENGGANTI BALUTAN IV LINE CATETER
No. Dokumen :
019/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 3/4
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
h. Letakkan pinset yang telah di gunakan ke dalam
neirbekken.
i. Amati area : penusukan, warna, pembengkakkan. Apabila
ada tanda - tanda peradangan sekitar matikan aliran
infus dan up IV cateter.
j. Jika tidak ada tanda – tanda peradangan,angkat plester
yang memfiksasi abocath dengan hati – hati, jangan
sampai bergeser atau terangkat dengan menggunakan
lidi kapas yang berisi wash bensin, kemudian bersihkan
sisa-sisa perekat pada kulit, jaga jangan sampai
menyentuh area penusukan, buang plester ke bengkok.
k. Gunakan tangan yang non dominan untuk menstabilkan
IV cateter pada tempat penusukan.
l. Gunakan tangan yang dominan untuk memegang pinset
anatomis :
- Bersihkan area penusukan secara sirkuler dari tempat
penusukan ke arah luar satu kali usap dengan kapas
betadine, kemudian dengan kapas alcohol.
- Fiksasi dengan plester di bawah IV cateter dengan
perekatnya menghadap keatas dan silangkan plester
di atas IV cateter,hati – hati jangan sampai menyentuh
dan menutup tempat penusukan .
- Berikan betadine salep atau cair pada area penusukan,
biarkan sesaat sampai mengering. Dekatkan selang IV
cateter kemudian rekatkan plester kedua di atas
selang infuse.
MENGGANTI BALUTAN IV LINE CATETER
No. Dokumen :
019/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 4/4
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
- Tutup dengan kassa transparan di atas tempat
penusukan (jika tidak ada,tutup dengan kassa steril
kering) dan rekatkan dengan plester .
j. Catat tanggal dan waktu penggantian balutan IV cateter.
k. Evaluasi respon klien dan lakukan rencana tidak lanjut.
l. Angkat pengalas serta bereskan alat –alat.
m. Lepaskan sarung tangan .
n. Sampaikan salam.
o. Cuci tangan.
p. Dokumentasikan hasil tindakan dan respon klien.

UNIT TERKAIT UGD dan Semua Ruangan Rawat Inap


PROSEDUR PEREKAMAN ELEKTROKARDIOGRAM
(EKG)
No. Dokumen :
020/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/4
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN Merekam dan mencatat aktivitas listrik jantung melalui


elektroda - elektroda yang di pasang pada permukaan tubuh
yang dilakukan pada pasien dengan kelainan jantung, pre
operasi maupun kelainan elektrolit serta dilakukan pada
seluruh pasien baru yang berusia diatas 40 tahun.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:

1. Merekam aktivitas listrik jantung.

2. Mendekteksi kelainan gambaran listrik jantung.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Persiapan Alat.
a. Mesin EKG yang dilengkapi :
- Kabel untuk sumber listrik
- Kabel untuk bumi (ground)
- Kabel elektoda (ekstremitas dan dada)
- Kertas EKG
- Plat elektroda ekstremitas / karet pengikat
PROSEDUR PEREKAMAN ELEKTROKARDIOGRAM
(EKG)
No. Dokumen :
020/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/4
RSU NIRMALA 001
N/III/2018
PURBALINGGA
- Balon penghisap elektroda dada
b. Jelly / air
c. Tissue
d. Kain kassa / kapas alcohol
e. Spidol atau ballpoint (untuk perekaman EKG serial)

2. Persiapan pasien :

a. Menyampaikan salam.
b. Memberikan informasi pada pasien dan keluarga tentang
tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
beserta lama, sensasi dan harapan selama pemeriksaan.
c. Meminta persetujuan pasien.
d. Jaga privacy pasien dengan menutup gorden.
e. Mengatur posisi tidur terlentang pada pasien (tangan dan
kaki tidak saling bersentuhan).
3. Pelaksanaan :
a. Perawat mencuci tangan.
b. Menghubungkan kabel listrik EKG dengan sumber listrik.
c. Membuka dan melonggarkan pakaian bagian atas pasien
serta melepas jam tangan, dan logam lain.
d. Tentukan dan periksa kulit daerah ekstremitas yang akan
di pasang elektroda.
e. Menginformasikan pada pasien bahwa pemasangan
elektroda akan dilakukan.
f. Membersihkan kedua pergelangan tangan dan kaki serta
PROSEDUR PEREKAMAN ELEKTROKARDIOGRAM
(EKG)
No. Dokumen :
020/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 3/4
RSU NIRMALA 001
N/III/2018
PURBALINGGA
pada daerah dada dengan menggunakan kapas alkohol
(kalau perlu cukur daerah pergelangan kaki) dilokasi
tempat pemasangan elektroda.
g. Mengoleskan jelly EKG pada permukaan elektroda, bila
tidak ada jelly gunakan kapas basah.
h. Memasang kabel EKG pada kedua pergelangan tangan
dan kedua tungkai pasien untuk merekam bagian
ekstremitas (leadI,II,III,aVR,aVF,aVL), dengan cara
sebagai berikut :
- Kabel merah pada pergelangan tangan kanan
- Kabel kuning pada pergelangan tangan kiri
- Kabel hijau pada pergelangan kaki kiri
- Kabel hitam pada pergelangan kaki kanan
i. Memasang elektroda dada dengan menekan karet
penghisapnya untuk rekaman precordial lead sebagai
berikut :
- V1 berada di ruang intercostal IV garis sternal
kanan.
- V2 berada di intercostal IV garis sternal kiri sejajar
V1.
- V3 berada di pertengahan antara V2 dan V4.
- V4 berada pada ruang intercostal V garis mid
clavicula kiri.
- V5 berada sejajr V4 garis axilaris depan.
- V6 berada sejajar V5 garis axilaris tengah.
PROSEDUR PEREKAMAN ELEKTROKARDIOGRAM
(EKG)
No. Dokumen :
020/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 4/4
RSU NIRMALA 001
N/III/2018
PURBALINGGA
j. Melakukan kalibrasi dengan ukuran 10 mm dengan
kecepatan 25 mm/volt.
k. Melakukan rekaman EKG secara berurutan sesuai dengan
pilihan lead yang terdapat pada mesin EKG.
l. Melakukan kalibrasi kembali setelah perekaman.
m. Melepaskan semua elektroda .
n. Membersihkan jelly dari badan pasien.
o. Memberitahu pasien bahwa perekaman sudah selesai.
p. Mematikan mesin EKG.
q. Mencatat : nama pasien, umur,waktu, tanggal, serta nama
perawat yang melakukan EKG.
r. Membereskan alat- alat.
s. Mengevaluasi respon pasien dan melakukan rencana
tidak lanjut.
t. Menyampaikan salam.
u. Mencuci tangan.
v. Mendokumentasikan hasil tindakan dan respon pasien.

UNIT TERKAIT Semua Ruangan Rawat Inap dan UGD


PERAWATAN PASIEN YANG TERPASANG TRACHEOSTOMY
No. Dokumen :
021/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/4
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN Perawatan pasien yang terpasang tracheostomy adalah suatu


tindakan membersihkan luka, mengganti balutan tracheostomy,
dan membersihkan tracheostomy tube.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:

1. Menjaga luka tetap bersih dan mencegah infeksi pada tempat


pemasangan tracheostomy
2. Mempertahankan kepatenan tracheol tube.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Persiapan Alat
a. Bak steril berisi :
- Pinset cirurgis 1 buah
- Pinset anatomis 2 buah
- Kom kecil berisi bethadine atau antibiotic
- Kom kecil berisi NaC1 0,9%
- Kom kecil berisi kapas sublimate / kassa
- Lidi wotten 3 buah
- Kassa steril ukuran 4 x6 1 lembar
PERAWATAN PASIEN YANG TERPASANG TRACHEOSTOMY
No. Dokumen :
021/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/4
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
- Alas kerja.
- Neirbekken 2 buah.
- Korentang dalam tempatnya.
- Plester .
- Gunting verban.
- Wash bensin, alcohol.
- Tali pengikat tracheostomy.
- Perlengkapan suctioning tracheal.
- Sarung tangan.

2. Persiapan Pasien :

- Menyampaikan salam
- Menjelaskan kepada keluarga tentang tujuan dan
prosedur tindakan yang akan dilakukan
- Menjaga privacy pasien
- Mengatur posisi semi fowler bila pasien sadar, atau
posisi supinasi pada pasien tidak sadar
- Memastikan pasien dalam keadaan aman untuk
dilakukan tindakan
3. Pelaksanaan :
- Mengkaji status pernafasan pasien termasuk
kebutuhan akan peghisapan dan perawatan
endotracheal.
PERAWATAN PASIEN YANG TERPASANG TRACHEOSTOMY
No. Dokumen :
021/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 3/4
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
- Meletakkan semua alat –alat didekat pasien.
- Membantu pasien untuk mengambil posisi semi fowler
bila pasien sadar, atau posisi supinasi pada pasien
tidak sadar.
- Mencuci tangan.
- Lakukan penghisapan tracheal sebelum mengganti
balutan.
- Pasang alas kerja.
- Letakan neirbekken kosong pada alas kerja.
- Buka tutup bak steril.
- Siapkan screen (pelembab udara tracheostomy) atau
siapkan T Piece.
- Buka tutup wash bensin.
- Buka balutan lama dengan pinset cirurgis dan lidi
waten yang sudah dicelupkan ke dalam wash bensin
- Buang balutan lama ke dalam neirbekken masukkan
pinset cirurgis ke dalam neirbekken yang berisi
larutan desinfektan.
- Bersihkan tube tracheostomy dengan kapas sublimat
atau kassa NaC1 0,9 % sampai bersih.
- Pastikan tracheostomy tube dalam posisi yang tepat
dan aman pada saat mengganti balutan.
- Keringkan luka dan sekitarnya.Perhatikan dengan
cermat adakah tanda –tanda peradangan atau
perdarahan.
PERAWATAN PASIEN YANG TERPASANG TRACHEOSTOMY
No. Dokumen :
021/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 4/4
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
- Olesi luka tracheostomy dengan bethadine atau
antibiotik dengan menggunakan lidi watten.
- Bila luka kotor dan menunjukkan adanya tanda
peradangan, luka di kompres bethadine dengan
menggunakan kassa atau di beri salep antibiotik
sesuai advis dokter.
- Tutup dengan kasa kering steril kemudian di plester
(bila perlu).
- Pasang screen atau T Piece pada bagian atas lubang
tracheostomy untuk melembabkan udara .
- Bereskan alat –alat dan rapikan pasien.
- Evaluasi respon klien.
- Mencuci tangan.
- Dokumentasi pada daftar chek list tindakan pada
catatan perawatan.

UNIT TERKAIT Rawat Inap, UGD.


PEMBERIAN MAKAN MELALUI ENTERAL FEEDING
(BLENDERIZE)
No. Dokumen :
022/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/4
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN Pemberian makan dengan menggunakan selang naso gastrik


terbuat dari poly ethylene (NGT) yang di pasang melalui naso/
oropharing pasien ke dalam lambung untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi pasien yang terpasang
NGT/OGT/Gastrostomy.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memperbaiki


atau mempertahankan kebutuhan nutrisi pada klien yang tidak
mampu makan melalui oral dan untuk memberikan obat.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Persiapan Alat :
- Serbet.
- Chateter tip / Feeding bag.
- Stetoskop.
- Sarung tangan bersih.
- Air matang pembilas dalam gelas.
- Makan cair dalam tempatnya.
- Klem / penjepit selang.
PEMBERIAN MAKAN MELALUI ENTERAL FEEDING
(BLENDERIZE)
No. Dokumen :
022/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/4
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
- Tissue makan .
- Neirbekken.
- Gelas Ukur.
- Persiapan pasien :
- Sampaikan salam.
- Informasikan pada pasien dan keluarga tentang tujuan
dan prosedur tindakan yang akan di lakukan.
- Menjaga privacy pasien.

3. Pelaksanaan :

1) Mengecek program therapy medic.


2) Cuci tangan.
3) Alat –alat didekatkan di samping tempat tidur pasien
4) Mengkaji adanya alergi makanan, bising usus, masalah-
masalah yang berkaitan dengan pemberian makanan
melalui NGT (muntah, diare, konstipasi, distensi
abdomen).
5) Siapkan makanan dan obat (jika ada) yang akan
diberikan. Sesuai dengan therapy medic.
6) Bantu klien untuk posisi semi fowler yang nyaman.
7) Pasang pengalas di daerah atas dada klien.
8) Pasang sarung tangan bersih.
9) Pastikan penempatan posisi NGT dengan mengecek
aspirasi isi lambung. Jika ada indikasi tidak ada absorpsi
makanan lakukan kolaborasi dengan bertanggung jawab.
PEMBERIAN MAKAN MELALUI ENTERAL FEEDING
(BLENDERIZE)
No. Dokumen :
022/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 3/4
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
10) Mengkaji residu lambung.
11) Memberikan makanan melalui NGT :
a. Bolus / Intermiten Feeding
- Klem selang dengan cara menekuk ujung selang
dengan menggunakan tangan yang tidak
dominan.
- Lepaskan kateter tip dari selang dengan tangan
yang dominan, kemudian lepaskan
pendorongnya dari kateter tip.
- Masukkan kembali suntikan tanpa pendorongnya
di ujung selang. Tangan yang tidak dominan
tetap mengklem selang.
- Isi syringe chateter tip dengan makanan cair
yang tersedia 50 cc, tinggikan 45 cm di atas
lambung pasien, lepaskan klem. Biarkan isi spuit
secara bertahap masuk dan jangan sampai spuit
kosong. Ulangi tindakan tersebut sampai
makanan habis.
- Bilas selang NGT dengan air hangat sejumlah 1–2
cc untuk bayi, 3-4cc untuk anak, dan 10-30 cc
untuk dewasa atau sampai selang jernih.
- Bila selang NGT sudah bersih, di tutup atau di
klem.
- Pertahankan posisi pasien 30 derajat selama 30
menit setelah pemberian makanan selesai.
PEMBERIAN MAKAN MELALUI ENTERAL FEEDING
(BLENDERIZE)
No. Dokumen :
022/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 4/4
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
b. Contineus Drip Method :
- Hubungkan selang NGT dengan pengaturan
kecepatan aliran (seperti selang infus) yaitu
dengan feeding bag.
- Alirkan makanan / formula sampai ke ujung
selang atau keluar sedikit.
- Atur klem, gantung feeding bag sekitar 12 inch
atau 30 cm dari hidung.
- Hubungkan selang dari feeding bag dengan NGT
- Buka klem dan atur aliran.
- Setelah makanan / formula habis, bilas dengan air
putih 60 ml, sisakanair tetap berada di selang NGT.
- Klem dan tutup selang NGT.
12) Bantu pasien mengatur posisi yang nyaman sesuai keinginan
pasien, setelah 30 menit pemberian makanan.
13) Bersihkan dan rapikan alat –alat.
14) Lepaskan sarung tangan.
15) Cuci tangan.
16) Evaluasi respon pasien.
17) Rencanakan tindak lanjut.
18) Dokumentasikan jumalah makanan yang di berikan dan
respon pasien pada daftar chek list atau tindakan pada catatan
perawatan.
19) Pastikan fiksasi selang pada posisi yang benar

UNIT TERKAIT UGD dan semua unit perawatan rawat inap.


PEMBERIAN TOTAL PARENTERAL NUTRISI
No. Dokumen :
023/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/2
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN Pemberian total parenteral nutrisi adalah kegiatan memberikan


cairan makanan melalui infuse berupa protein, gula hipertonik
dan tambahan zat lain pada pasien yang tidak bisa diberikan
makanan melalui gastrointestinal.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untukmemenuhi


TUJUAN
kebutuhan makanan yang lengkap secara parenteral pada
pasien yang tidak bisa memberikan makanan melalui
gastrointestinal guna mendapatkan nutrisi yang tepat.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Persiapan alat :
- Caiaran infus
- Infus pump
- Infus set
- Kapas alcohol
- Plester
- Tiang infus
- Cairan makanan sesuai kebutuhan
PEMBERIAN TOTAL PARENTERAL NUTRISI
No. Dokumen :
023/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/2
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
2. Persiapan pasien :
- Sampaikan salam.
- Informasikan pada pasien dan keluarga tentang tujuan
dan prosedur tindakan yang akan di lakukan.

3. Pelaksanaan :

- Sediakan cairan makanan sesuai kebutuhan


- Cek label cairan makanan sesuai advis dokter
- Cek tanggal kadaluarsa cairan makanan
- Sambungkan infus set dengan caiaran makanan
- Buang udara dengan mengisi caiaran dalam selang
- Set infusion pump sesuai dengan perhitungan
- Nyalakan infusion pump
- Bereskan alat- alat yang tidak di pakai
- Observasi dan dokumentasikan prosedur

UNIT TERKAIT Semua Unit Pelayanan Keperawatan.


PERAWATAN PASIEN YANG TERPASANG
WATER SEALAD DRAINAGE (WSD)
No. Dokumen :
024/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/4
RSU NIRMALA 001
N/III/2018
PURBALINGGA
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN Perawatan pasien yang terpasang WSD adalah melakukan


persiapan botol WSD dan pergantian botol,perawatan luka
jahitan pada daerah pemasangan WSDuntuk mempertahankan
keamanan dan keamanan sistem drainage.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:


TUJUAN
- Menghindari komplikasi pasca pemasangan WSD.
- Menjaga kebersihan dan kesterilan peralatan WSD.
- Memelihara sistem drainage dan mencegah insiden
pneumothorak.
- Memelihara kepatenan sistem drainage.
- Meningkatkan pengembangan paru.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Persiapan Alat :
a. Bag steril berisi :
- pincet cirurgis 1 buah.
- pincet anatomis 2 buah.
- kain kasa.
PERAWATAN PASIEN YANG TERPASANG
WATER SEALAD DRAINAGE (WSD)
No. Dokumen :
024/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/4
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
b. Plester.
c. Perlak alas kerja.
d. Neirbekken.
e. Air destilasi steril atau NaC1 0,9%.
f. Gunting verban.
g. Wash bensin, alcohol.
h. Klem 2 buah.
i. Botol WSD steril dengan larutan NaC1 0,9% atau aquadest.
j. Perlengkapan suctioning jika di perlukan.
2. Persiapan Pasien :
- Sampaikan salam.
- Informasikan pada pasien dan keluarga tentang tujuan
dan prosedur tindakan yang akan di lakukan.
- Jaga privacy pasien.
3. Pelaksanaan :
- Kaji rasa nyaman pasien dan pemberian obat analgetik
pada saat pasien bergerak, nafas dalam,dan batuk.
- Kaji tanda vital untuk mengetahui apakah terdapat
pneumothorax.
- Observasi pergerakan dada, auskultasi bunyi nafas .
- Periksa luka daerah penusukan selang dada dan
kemungkinan adanya krepitus subcutan .
- Periksa jumlah cairan yang keluar pada botol atau
container.
- Periksa fluktuasi level caiaran pada botol WSD .
PERAWATAN PASIEN YANG TERPASANG
WATER SEALAD DRAINAGE (WSD)
No. Dokumen :
024/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 3/4
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
- Periksa fluktuasi air atau udara pada selang WSD dengan
mengklem sementara selang dada.

Menyiapkan botol sistem satu botol :

- Isilah botol WSD dengan 300 ml air destilasi steril atau NaCl
0,9 %.
- Masukkan satu lubang gelas pendek dan satu yang
panjang pada penutup karet botol. Pastikan bahwa
tabung selang yang panjang masuk 2 cm dibawah
permukaan air botol.
- Beri tanda pada level permukaan air botol dengan
plester.
- Tempatkan botol pada rak botol pada lantai di samping
tempat tidur pasien.
- Hubungkan botol dengan selang dada pasien.
- Plester semua sambungan selang termasuk tutup botol.

Mengganti Balutan :

- Membuka pakaian pasien bagian atas.


- Posisikan pasien untuk perawatan pemasangan WSD. Pada
posisi pasien terlentang dengan satu bantal dengam tangan
di keataskan pada bagian yang dipasang WSD.
- Mencuci tangan.
- Mendekatkan alat.
- Membuka balutan dengan hati-hati.
- Bersihkan luka dengan NaCl 0,9 % dari yang bersih ke
PERAWATAN PASIEN YANG TERPASANG
WATER SEALAD DRAINAGE (WSD)
No. Dokumen :
024/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 4/4
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
Yang kotor.
- Bersihkan selang dengan alkohol 70 %
- Jaga selang dada agar tidak tertarik
- Observasi kulit sekitar penusukan selang dada
- Tutup sekitar selang dada dengan kain kassa
(kompres) dan tutup kembali dengan menggunakan
kain kassa kering.
- Tutup pakaian pasien.
- Bila akan mengganti botol WSD terlebih dahulu selang
di klem dengan kocher.
- Botol WSD pengganti sudah diiisi NaCl 0,9 % atau
aquadestilata steril.
- Setelah botol WSD diganti dan selang WSD terfiksasi
dengan baik kocher klem di lepas.
- Pasien dirapikan dan alat dibereskan.
- Mencuci tangan.
- Dokumentasikanpada daftar check list tindakan pada
catatan perawatan.

UNIT TERKAIT UGD dan ruanga perawatan rawat inap.


PEMBERIAN OBAT SECARA TITRASI (DRIP) MENGGUNAKAN
ALAT SYRINGE PUMP
No. Dokumen :
025/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/3
RSU NIRMALA 001
N/III/2018
PURBALINGGA
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN Syringe Pump merupakan suatu alat yang bekerja secara


otomatis untuk mengalirkan cairan / obat didalam syringe /
spuit dalam bentuk bilangan bulat atau secara decimal dengan
pemberian secara titrasi (dalam pengenceran) agar diperoleh
kecepatan dan jumlah tetesan yang tepat sesuai dengan dosis
obat yang dibutuhkan.

Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah untuk


TUJUAN
memenuhi obat/cairan pasien.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Persiapan pasien
- Pasien diberitahu penjelasan tentang tujuan tindakan
yang akan dilakukan.
- Posisi pasien diatur sesuai dengan kebutuhan.
2. 2. Persiapan alat
- Alat syring pump.
- Disposable syringe pump sesuai ukuran.
- Perfusor Line.
PEMBERIAN OBAT SECARA TITRASI (DRIP) MENGGUNAKAN
ALAT SYRINGE PUMP
No. Dokumen :
025/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/3
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
- Cairan dan obat yang digunakan sesuai kebutuhan.
- Sumber listrik.

3. Pelaksanaan :

a. Hitung dan rubah jumlah cairan yang diinginkan menjadi


bentuk cc/jam.
b. Isi syringe yang sesuai dengan pump yang digunakan
dengan obat yang sudah dioplos sesuai kebutuhan.
c. Isi perfusor line yang sudah tersambung dengan syringe sampai
ujung selang bebas dari udara.
d. Masukkan syringe/spuit ke dalam mesin dengan menekan
tombol push.
e. Hubungkan syringe pump dengan sumber listrik.
f. Nyalakan tombol power dengan menekan hold 1 sec selama 1
detik.
g. Atur jumlah aliran yang diinginkan dengan cara menekan
tombol ke atas untuk menaikkan angka atau tombol ke bawah
untuk menurunkan angka sehingga muncul angka pada layar
syringe pump.
h. Tekan tombol infuse / standbay untuk memulai tetesan.
i. Tekan prime untuk mempercepat aliran pada pengisian
kateter.
j. Trouble shoother :
- Bila alarm menyala pada out of infus, perbaiki syringe /
spuit terhadap kemungkinan kesalahan dalam
meletakkan syringe .
PEMBERIAN OBAT SECARA TITRASI (DRIP) MENGGUNAKAN
ALAT SYRINGE PUMP
No. Dokumen :
025/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 3/3
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
- Bila alarm menyala pada stopped, tekan infuse /
standbay.
- Bila alarm menyala pada occlusion, perbaiki triway
atau perfusor line terhadap kemungkinan terlipat,
terdapat emboli atau kemungkinan triway dalam
keadaan tertutup.
- Bila alarm menyala pada near empty, menunjukkan
cairan yang di set sudah hampir habis.
- Bila alarm menyala pada empty, menunjukkan cairan
yang diset sudah habis.
- Bila alarm menyala pada low batt, perbaiki sambungan
listrik dengan mesin, kemungkinan aliran listrik tidak
berfungsi baik.
k. Observasi jalannya cairan.
l. Jelaskan pada pasien atau keluarga bahwa pemasangan telah
selesai.
m. Dokumentasikan

UNIT TERKAIT UGD, Perinatologi, Rawat Inap Umum.


PEMBERIAN BANTUAN NAPAS DENGAN MENGGUNAKAN
ALAT BVM
No. Dokumen :
026/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/3
RSU NIRMALA 001
N/III/2018
PURBALINGGA
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

Suatu prosedur kegiatan memperbaiki fungsi ventilasi dengan


PENGERTIAN
cara memberikan pernafasan buatan dengan menggunakan alat
ambu bag atau bag valve mask untuk menjamin kebutuhan
oksigen (O2) dan pengeluaran gas CO2.

TUJUAN Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah untuk


menjamin pertukaran antara oksigen (O2) dan karbondioksida
(CO2) yang terjadi di paru-paru secara normal pada :

1. Pasien dengan gangguan system pernafasan dan memerlukan


bantuan pernafasan.
2. Pasien dengan henti nafas.
3. Pasien dengan cardiac arrest.
4. Pasien dengan respiratory failure.
5. Pasien yang sebelum, selama atau sesudah menjalani suction.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Persiapan pasien :

- Pasien / keluarga diberi penjelasan tentang maksud dan


tujuan dari tindakan yang akan dilakukan.
PEMBERIAN BANTUAN NAPAS DENGAN MENGGUNAKAN
ALAT BVM
No. Dokumen :
026/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/3
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
- Inform consent keluarga.
- Pasien dalam posisi terlentang, dengan kepala
ekstensi.

2. Persiapan alat

- Satu set Ambu bag.


- Tempat tidur yang aman, datar dan keras.

3. Pelaksanaan :

a. Cuci tangan.
b. Siapkan alat ambu bag dan pastikan alat tersebut dapat
digunakan.
c. Bebaskan jalan nafas.
d. Periksa pernafasan pasien dengan cara :
- Look (lihat) : gerak dada, gerak cuping hidung (flaring
nostril), retraksi sela iga.
- Listen (dengar) : suara nafas, suara tambahan.
- Feel (rasakan) : udara nafas keluar hidung – mulut.
e. Nilai pernafasan pasien.
f. Nilai tanda tanda distress nafas, jika tanda-tanda muncul
lakukan pemberian nafas buatan menggunakan ambubag.
g. Angkat rahang bawah pasien untuk mempertahankan
jalan nafas terbuka.
h. Tekan sungkup pada muka pasien secara kuat.
i. Pompa udara dengan cara tangan satu memegang bag
sambil memompa udara dan yang satunya memegang
PEMBERIAN BANTUAN NAPAS DENGAN MENGGUNAKAN
ALAT BVM
No. Dokumen :
026/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 3/3
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
serta memfiksasi masker, pada saat memegang masker,
ibu jari dan jari telunjuk membentuk huruf C sedangkan
jari-jari lainnya memegang rahang bawah sekaligus
membuka jalan nafas dengan membentuk huruf E.
j. Lakukan sebanyak 10-12 kali/menit sampai dada
nampak terangkat.
k. Lakukan dengan cepat, tepat dan hati-hati.
l. Lakukan sampai ada tindak lanjut atau perbaikan
keadaan umum pasien.
m. Evaluasi pernafasan.
n. Pastikan pernafasan pasien tetap stabil.
o. Observasi pasien, bila terjadi henti nafas dan henti
jantung lakukan resusitasi.
p. Bereskan alat-alat.
q. Cuci tangan .
r. Dokumentasi.

UNIT TERKAIT Perinatologi, OK


MEMBERIKAN KEJUTAN LISTRIK JANTUNG DENGAN
DEFIBRILATOR
No. Dokumen :
027/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/4
RSU NIRMALA 001
N/III/2018
PURBALINGGA
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan pemberian therapi yang mengunakan


listrik dalam waktu yang singkat secara asinkron pada
gelombang EKGVentrikel Fibrilasi (VF) atau Ventrikel Takikardi
(VT) tanpa nadi sehingga terjadi depolarisasi sel-sel miokard,
repolarisasi dan kontraksi kembali. Tindakan ini dilakukan oleh
dokter dan perawat terlatih/ahli yang sudah mendapatkan
pendelegasian dari dokter DPJP.

TUJUAN Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah untuk


mengembalikanirama jantung dari irama yang mengancam jiwa,
sehingga memungkinkan timbulnya kembali aktivitas listrik
jantung yang terkoordinasi.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Persiapan alat :

a. Defibrilator.
b. Monitor EKG.
c. Jelly.
MEMBERIKAN KEJUTAN LISTRIK JANTUNG DENGAN
DEFIBRILATOR
No. Dokumen :
027/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/4
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
d. Troli Emergency yang berisi :
- Resuscitation bag
- Intubasi Set
- Disposible
- Abocath
- Infus Set
- Perfusor
- Three way
- Adrenalin Injeksi
e. Tissue pembersih.
f. Oksigen.
2. Persiapan Pasien :
- Pasang Monitor EKG
- Buat Rekaman EKG
- Pasang IV Line
- Posisi pasien terlentang
- Beri Oksigen
- Observasi tanda-tanda vital
3. Pelaksanaan :
a. Perhatikan gambaran irama jantung di layar bed side
monitor. (Perubahan tiba-tiba dari irama jantung akan
membedakan tahapan intervensi yang akan diberikan)
b. Hubungkan kabel listrik ke sumber listrik.
c. Berikan jelly pada kedua paddle.
MEMBERIKAN KEJUTAN LISTRIK JANTUNG DENGAN
DEFIBRILATOR
No. Dokumen :
027/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 3/4
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
d. Hidupkan defibrilator (power on).
e. Letakkan paddle apex pada posisi apkes (ICS V / letak
atrio ventrikular nodal) mid klavikula kiri dan paddle
sternum pada garis sternal kanan dibawah klavikula (ICS
II / letak sino atrial nodal) dengan tekanan + 10-12 kg
f. Beri energi langsung 360 joule.
g. Tekan tombol pengisi energi (charger).
h. Jika energi sudah terisi dan siap dilepaskan, beri aba-aba
pada lingkungan sekitar “CLEAR AREA”, DC SIAP?”, “OK”
dengan suara keras.
i. Tekan tombol pada kedua paddle secara bersamaan.
j. Nilai kembali irama gambaran EKG pada monitor setelah
dilakukan defibrilasi (jika irama EKG masih
menunjukkan VF/VT tanpa nadi, defibrilasi dapat
diberikan dengan energi 300 joule maksimal2x, ulang
dalam jarak 5 menit dan paddle masih tetap diletakkan
pada tubuh pasien / jika gambaran EKG meragukan,
periksa nadi dan sensor elektroda EKG).
k. Apabila setelah 2x 300 joule belum berhasil, energi dapat
dinaikkan 360 joule dan boleh diulang dengan energi
yang sama 360 joule diikuti pemberian Adrenalin 1 mg
setiap 5 menit (drug-shock-drug-shock).
MEMBERIKAN KEJUTAN LISTRIK JANTUNG DENGAN
DEFIBRILATOR
No. Dokumen :
027/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 4/4
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
l. Periksa kembali apakah perlu untuk mengakhiri
defibrilasi jika irama listrik jantung di monitor EKG masih
tetap Fibrilasi (lakukan sesuai prosedur Algoritma ACLS).
- Bila terjadi asistole, lakukan segera RJP.
- Tindakan DC Shock dihentikan bilamana tidak ada
respon.
- Setiap perubahan EKG harus di print.
m. Bereskan dan bersihkan kembali alat-alat yang sudah
tidak digunakan lagi serta simpan pada tempatnya.
n. Dokumentasikan semua prosedur dan kondisi pasien
Follow up :
- Nilai status respirasi
- Monitor jantung
- Monitor tanda-tanda vital
- Akses intravena
- Cari pencetus VF atau VT tanpa nadi
- EKG 12 Lead

UNIT TERKAIT UGD, OK


MEMBERIKAN DEFIBRILASI EKSTERNAL
PADA PASIEN DEWASA
No. Dokumen :
028/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/4
RSU NIRMALA 001
N/III/2018
PURBALINGGA
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan pemberian therapi kejut listrik dengan


“Mode Asynkrone” yang dapat menghantarkan listrik ke
miokard pada keadaan aritmia pada pasien yang bmengalami
Ventrikel Fibrilasi. Tindakan ini dilakukan oleh dokter dan
perawat terlatih/ahli yang sudah mendapatkan pendelegasian
dari dokter DPJP.

Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah:


TUJUAN
1. Untuk mengevaluasi Ventrikel Fibrilasi.
2. Untuk mengembalikan irama ke sistem konduksi yang
normal.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Persiapan alat :
a. Defibrilator
b. Kabel elektroda
c. Ring EKG 3 buah
d. Jelly EKG
e. Kertas EKG
MEMBERIKAN DEFIBRILASI EKSTERNAL
PADA PASIEN DEWASA
No. Dokumen :
028/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/4
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
f. Troli Emergency yang berisi :
- Resuscitation bag
- Intubasi Set
- Disposible
- Abocath
- Infus Set
- Perfusor
- Three way
- Adrenalin Injeksi
- Tissue pembersih
- Oksigen
- Alat-alat penghisap lender
2. Persiapan Pasien :
a. Pasang Monitor EKG
b. Buat Rekaman EKG
c. Pasang IV Line
d. Posisi pasien terlentang
e. Beri Oksigen
f. Observasi tanda-tanda vital

3. Pelaksanaan :

a. Cuci tangan.
b. Pasang kabel dan elektroda defibrillator.
c. Pastikan gambaran EKG Ventrikel Fibrilasi.
d. Pastikan adanya aliran listrik.
MEMBERIKAN DEFIBRILASI EKSTERNAL
PADA PASIEN DEWASA
No. Dokumen :
028/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 3/4
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
e. Atur jumlah energi yang akan diberikan.
f. Berikan jelly pada kedua paddle.
g. Hidupkan defibrilator (power on).
h. Letakkan paddle apex pada posisi apkes (ICS V) mid
klavikula kiri dan paddle sternum pada garis sternal
kanan dibawah klavikula (ICS II).
i. Yakinkan irama EKG pasien masih Ventrikel Fibrilasi.
j. Tekan paddle cukup adekuat.
k. Pastikan tidak ada orang yang menyentuh tempat
tidur selama tindakan, beri aba-aba “CLEAR AREA”,
DC SIAP?”, “OK” dengan suara keras.
l. Tekan tombol “discharge” untuk melepaskan energy.
m. Cek irama jantung tanpa mengangkat kedua paddle.
n. Ulangi prosedur jika diperlukan.
o. Apabila gagal prosedur defibrilasi mulai dengan
tindakan ACLS.
p. Apabila berhasil, observasi tanda-tanda vital dan kaji
kembali kondisi pasien.
q. Apabila terjadi asistole, lakukan segera RJP. Setiap
perubahan EKG harus di print.
r. Bereskan dan bersihkan kembali alat-alat yang tidak
digunakan lagi serta simpan pada tempatnya.
Dokumentasi semua prosedur dan kondisi pasien
Follow up :
- Nilai status respirasi.
MEMBERIKAN DEFIBRILASI EKSTERNAL
PADA PASIEN DEWASA
No. Dokumen :
028/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 4/4
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
- Monitor jantung
- Monitor tanda-tanda vital
- Akses intravenal.
- EKG 12 Lead

UNIT TERKAIT UGD, OK


FISIOTHERAPI DADA (POSTURAL DRAINAGE,
PERKUSI, VIBRASI DAN BATUK EFEKTIF)
No. Dokumen :
029/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/6
RSU NIRMALA 001
N/III/2018
PURBALINGGA
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN Suatu prosedur serangkaian tindakan manipulasi pada dinding


dada yang terdiri dari Postural Drainge, Perkusi, Vibrasi dan
Batuk.

Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untuk membersihkan


TUJUAN
jalan nafas berdasarkan gaya gravitasi secret dari segmen
bronchus tertentu.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Persiapan alat :
a. Tempat tidur pasien yang dapat diatur (diturunkan atau
dinaikkan).
b. Kursi.
c. Bantal 1-4 buah.
d. Tissue.
e. Kantung plastik untuk menampung sputum.
f. Handuk.
g. Teko dan air minum.
h. Sarung tangan sekali pakai.
FISIOTHERAPI DADA (POSTURAL DRAINAGE,
PERKUSI, VIBRASI DAN BATUK EFEKTIF)
No. Dokumen :
029/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/6
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
i. Stetoskop
j. suction.
2. Persiapan pasien :
1) Sampaikan salam.
2) Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan
dan langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan.
3) Anjurkan minum sebelum tindakan dilakukan.
4) Jangan makan 1-2 jam sebelum Postural Drainage
diberikan.
5) Stop semua makanan melalui NGT selama 30-45 menit
sebelum dilakukan tindakan.
6) Periksa Residual isi lambung (bila terpasang NGT), jika
lebih dari 100 ml tunda tindakan.
7) Jaga privacy pasien dengan menutup gorden atau
pasang sampiran.
8) Mengatur posisi pasien sesuai kondisi.
3. Pelaksanaan :
a. Cuci tangan.
b. Pasang sarung tangan.
c. Bantu pasien mengatur posisi yang tepat sesuai dengan
kebutuhan.

POSTURAL DRAINAGE

Pilih salah satu posisi berikut :

1) Bronchus pada lobus apical anterior atas bagian kanan


FISIOTHERAPI DADA (POSTURAL DRAINAGE,
PERKUSI, VIBRASI DAN BATUK EFEKTIF)
No. Dokumen :
029/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 3/6
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
dan kiri : pasien duduk di kursi, bersandar pada bantal
atau duduk semi fowler.
2) Bronchus pada lobus apical posterior atas bagian kanan
dan kiri : pasien duduk dikursi condong ke depan pada
bantal dan meja.
3) Bronchus pada lobus atas anterior bagian kanan dan kiri :
pasien berbaring terlentang datar dengan bantal kecil
dibawah lutut.
4) Bronchus pada lobus linguinal atas bagian kiri : pasien
berbaring miring kanan dengan lengan atas ke kepala
pada posisi trendelenburg dengan kaki tempat tidur
ditinggikan 30 cm. Tempatkan bantal dibelakang
punggung dan gulingkan pasien seperempat putaran
kebantal.
5) Bronchus pada lobus tengah bagian kanan : pasien
berbaring miring kiri dan tinggikan kaki tempat tidur 30
cm. Tempatkan bantal di belakang punggung dan
gulingkan pasien seperempat putaran ke bantal.
6) Bronchus pada lobus bawah anterior bagian kanan dan
kiri : pasien berbaring terlentang dengan posisi
trendelenburg dengankaki tempat tidur ditinggikan 45-
50 cm. Biarkan lutut menekuk pada bantal.
7) Bronchus pada lobus lateral bagian bawah kanan : pasien
berbaring miring kanan posisi tendelenburg, dengan kaki
tempat tidur ditinggikan 45-50 cm.
FISIOTHERAPI DADA (POSTURAL DRAINAGE,
PERKUSI, VIBRASI DAN BATUK EFEKTIF)
No. Dokumen :
029/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 4/6
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
8) Bronchus pada lobus lateral bawah bagian kiri : pasien
berbaring miring kanan posisi trendelenburg dengan
kaki tempat tidur ditinggikan 45-50 cm.
9) Bronchus pada lobus superior bawah bagian kanan dan
kiri : pasien berbaring telungkup dengan bantal
dibawah lambung.
10) Bronchus pada bagian lobus basal posterior bagian
kanan dan kiri : pasien berbaring telungkup dengan
posisi trendelenburg dengan kaki tempat tidur
ditinggikan 45-50 cm.
 Gunakan bantal secukupnya untuk
mempertahankan posisi dan memberi rasa
nyaman pasien.
 Minta pasien mempertahankan posisi selama 10-
15 menit kemudian lakukan perkusi dada.

MELAKUKAN PERKUSI DADA :

1) Pastikan bahwa area yang akan di perkusi tertutup oleh


gaun atau handuk.
2) Minta pasien untuk bernafas dalam dan lambat.
3) Cekungkan telapak tangan sehingga jari-jari fleksi dan ibu
jari merapat ke jari telunjuk.
4) Relaksasikan pergelangan tangan dan fleksikan sikut
perawat.
5) Secara bergantian tangan, tepuk-tepuk area paru yang
terdapat secret selama 1-5 menit untuk setiap area yang
FISIOTHERAPI DADA (POSTURAL DRAINAGE,
PERKUSI, VIBRASI DAN BATUK EFEKTIF)
No. Dokumen :
029/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 5/6
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
terkena.

MELAKUKAN VIBRASI DADA :

1) Minta pasien untuk menarik nafas dalam (inspirasi)


melalui mulut dan mengeluarkan nafas (ekspirasi)
melalui hidung atau mulut yang dirapatkan
2) Pada saat ekspirasi tekankan telapak tangan (saling
menumpang) secara merata pada area dada yang terkena
3) Luruskan dan kuatkan siku serta getarkan / goyangkan
tangan pada area dada yang terkena. Vibrasi dilakukan
selama 5 kali ekspirasi
4) Anjurkan pasien untuk batuk dan membuang dahak ke
tempatnya.
5) Bersihkan mulut pasien dengan tissue, jika diperlukan
6) Anjurkan pasien untuk batuk

MELAKUKAN BATUK

1) Atur posisi pasien duduk dengan agak sedikit


membungkuk ke depan dan kaki diluruskan di atas
tempat tidur
2) Pertahankan posisi panggul dan lutut fleksi untuk
merelaksasikan dan mengurangi ketegangan otot-otot
abdomen ketika batuk
3) Anjurkan pasien menarik nafas lambat dan dalam melalui
hidung dan menghembuskannya melalui bibir yang dira-
FISIOTHERAPI DADA (POSTURAL DRAINAGE,
PERKUSI, VIBRASI DAN BATUK EFEKTIF)
No. Dokumen :
029/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 6/6
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
patkan bebrapa kali (3 kali).

4) Batukkan 2 kali selama mengeluarkan nafas (ekspirasi)


sambil mengencangkan otot-otot abdomen bersamaan
dengan batuk.
5) Tahan dan bebat apabila ada luka pada abdomen atau
daerah dada.
6) Buang lendir di wadah yang bersih.
Bila pasien tidak dapat batuk, penghisapan lendir
(suctioning) harus dilakukan.
7) Biarkan pasien istirahat sebentar, bila perlu.
8) Biarkan pasien minum secukupnya.
9) Lakukan evaluasi :
a) Auskulasi lapang pasru
b) Inspeksi jumlah, warna dan karakter sputum
c) Review catatan diagnostik meliputi pengumpulan
sputum / culture, X-Ray dan analisa gas darah.
d) Ukur tanda-tanda vital dan pulse oksimetri :
 Kembalikan posisi pasien yang nyaman
 Bereskan alat
 Cuci tangan
 Lakukan dokumentasi keperawatan

UNIT TERKAIT ICU dan Ruang rawat Inap.


MELAKSANAKAN PERAWATAN LUKA

No. Dokumen :

RSU NIRMALA 030/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/4


001
PURBALINGGA N/III/2018
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan dalam melakukan perawatan luka pada


pasien yang memiliki luka operasi, luka karena trauma mekanik,
electric maupun chemis serta luka karena ganggren.

Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untuk melakukan


TUJUAN
perawatan luka.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Persiapan alat.
a. Container steril berisi :
- Pinset anatomis / cirurgis ( 3 buah).
- Gunting jaringan (1 buah).
- Gunting kassa (1 buah).
- Gunting untuk mengangkat jaringan (bila perlu).
- Mangkok kecil (2 Buah).
- Kapas lidi (secukupnya).
- Kassa steril (sesuai kebutuhan).
- Kassa menutup luka / modern wound dressing (sesuai
kebutuhan).
MELAKSANAKAN PERAWATAN LUKA

No. Dokumen :

RSU NIRMALA 030/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/4


001
PURBALINGGA N/III/2018

- Sarung tangan steril (1 pasang).


- Hemostatik klem forceps (sesuai kebutuhan).
b. Peralatan tidak steril :
- Gunting untuk buka balutan (1 buah)
- Adhesif tape / plester / hypafix ( secukupnya)
- Desinfektan dan antiseptic (secukupnya)
- Wash bensin dalam tempatnya (secukupnya)
- Bengkok (2 buah)
- Obat luka sesuai kebutuhan
- Perlak dan kain pengalas (1 lembar)
- Tempat sampah
2. Persiapan pasien :
- Sampaikan salam.
- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang
tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
- Inform concent keluarga.
- Jaga privacy pasien dengan menutup gorden atau
memasang sampiran.
- Dekatkan alat-alat yang akan dibutuhkan.
- Mengatur posisi pasien (sesuai kebutuhan).
3. Pelaksanaan
1) Cuci tangan
2) Lepaskan plester / adhesive wound dressing dengan cara
memegang bagian ujungnya dengan pinset dan ditarik
dengan sebelumnya dibasahi terlebih dahulu dengan
MELAKSANAKAN PERAWATAN LUKA

No. Dokumen :

RSU NIRMALA 030/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 3/4


001
PURBALINGGA N/III/2018

Wash bensin.

3) Pakai sarung tangan steril.


4) Bersihkan luka dengan cairan antiseptik.
5) Bersihkan luka dengan menggunakan kassa yang dijepit
pinset ataupun langsung dipegang tangan dengan sarung
tangan steril.
6) Bersihkan luka dari dalam ke luar, pinset atau tangan yang
digunakan membersihkan luka, hindarkan kontak dengan
kassa / barang steril yang belum digunakan.
7) Buang kassa bekas mencuci luka pada tempat sampah.
8) Alat yang telah terkontaminasi di simpan pada bengkok
yang berisi desinfektan.
9) Observasi keadaaan luka
10) Luka diberi obat dan di tutup dengan kassa steril dengan
menggunakan pinset steril / sarung tangan steril. Penutup
luka bisa juga dengan menggunakan modern wound
dressing.
11) Buka sarung tangan.
12) Rapian pasien.
13) Bereskan alat alat.
14) Cuci tangan.
15) Catat hasil observasi luka dan semua keadaan yang terjadi
pada saat mengganti balutan.
16) Observasi dan catat respon pasien.
17) Dokumentasikan pada daftar chek list catatan perawatan.
MELAKSANAKAN PERAWATAN LUKA

No. Dokumen :

RSU NIRMALA 030/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 4/4


001
PURBALINGGA N/III/2018

UNIT TERKAIT - UGD


- Ruang rawat inap
MELAKSANAKAN PERAWATAN STOMA

No. Dokumen :

RSU NIRMALA 031/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/3


001
PURBALINGGA N/III/2018
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

.
PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan merawat luka stoma untuk membantu
proses eliminasi buang air besar dari usus /colon yang
dikeluarkan melalui dinding perut dan dilakukan pada pasien
yang mengalami karsinoma, inflamasi, truma atau obstruksi di
bawah sisi ostomi.

Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untuk merawat


TUJUAN
lubang yang dibuat melalui pembedahan ke dalam usus guna
memberikan jalan keluar feses baik temporer maupun
permanent.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Persiapan alat :
- Sarung tangan bersih 1 buah
- Air hangat
- Kantong kolostomi bersih sesuai dengan ukuran ostomi
- Bengkok atau pispot 1 buah
- Kapas
- Kassa
MELAKSANAKAN PERAWATAN STOMA

No. Dokumen :

RSU NIRMALA 031/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/3


001
PURBALINGGA N/III/2018

- Vaseline
- Gunting 1 buah
- Perlak pengalas 1 buah
- Tempat sampah
- Sabun
- Waslap 1 buah
- Cetakan ukuran stoma
- Spidol
2. Persiapan pasien
1) Sampaikan salam.
2) Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan
dan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
3) Jaga privacy pasien dengan menutup gorden atau
memasang sampiran.
4) Dekatkan alat-alat yang dibutuhkan.
5) Mengatur posisi pasien (sesuai kebutuhan).
3. Pelaksanaan
1) Cuci tangan.
2) Pakai sarung tangan.
3) Pasang perlak di bawah atau pinggir stoma.
4) Buka kantong lama dan skin barier (bila ada) buang ke
tempat sampah.
5) Tutup stoma dengan kassa.
6) Bersihkan area kulit sekitar stoma dengan kapas.
7) Kulit dibersihkan perlahan dengan menggunakan sabun
MELAKSANAKAN PERAWATAN STOMA

No. Dokumen :

RSU NIRMALA 031/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 3/3


001
PURBALINGGA N/III/2018

dan waslap lembab secara lembut.

8) Kulit dikeringkan dengan kassa secara perlahan-lahan,


hindari menggosok area stoma.
9) Ambil kassa yang menutup stoma, buang ke bengkok.
10) Pasang kantung stoma dengan cara membuka kertas
perekat dan menekan di atas stoma selama 30 detik.
11) Buka sarung tangan.
12) Rapikan pasien.
13) Bereskan alat.
14) Cuci tangan.
15) Observasi sekitar stoma.
16) Dokumentasikan pada daftar chek list catatan perawatan.

UNIT TERKAIT UGD, Ruang Rawat Inap.


PEMASANGAN IV CATETER PERIFER

No. Dokumen :

RSU NIRMALA 032/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/4


001
PURBALINGGA N/III/2018
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan invasive dengan cara memasukkan


cateter ke dalam pembuluh darah vena perifer.

Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untuk :


TUJUAN
1. Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit.
2. Dukungan nutrisi parenteral.
3. Pemberian therapy intra vena.
4. Pemberian tranfusi.
5. Maintenance.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Persiapan Alat :
a. IV Kateter
- untuk tranfusi dan resusitasi cairan : ukuran kateter
besar.
- untuk maintenance dan cairan yang mempunyai
osmolaritas tinggi : ukuran kateter kecil.
b. Jenis cairan : kristaloid, koloid, nutrisi
c. Set infus : tranfusi set, parenteral set, mikrodrip set
PEMASANGAN IV CATETER PERIFER

No. Dokumen :

RSU NIRMALA 032/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/4


001
PURBALINGGA N/III/2018

d. Swab alcohol 70 %
e. Plester
f. Kassa steril pada tempatnya
g. Bethadine / zalf providon iodine
h. Perlak kecil dan alas
i. Tourniquet.
j. Sarung tangan.
k. Neirbekken.
l. Gunting.
m. Tree way stop cock : untuk cairan lebih dari satu.
n. Clave conector : untuk pemberian therapy intra vena
2. Persiapan pasien :
a. Sampaikan salam.
b. Periksa vital sign : Tensi, Pernafasan, Nadi dan Suhu.
c. Cek hasil Laboratorium.
d. Periksa integritas kulit dan faktor predisposisi.
e. Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan dan
prosedur tindakan yang akan dilakukan.
f. Inform consent keluarga.
g. Atur peralatan di samping pasien.
3. Pelaksanaan :
1) Cuci tangan
2) Lepaskan penutup cairan infus dengan memperhatikan
sterilitas
3) Buka set infus kemudian atur roll klem 2-4 cm dibawah
PEMASANGAN IV CATETER PERIFER

No. Dokumen :

RSU NIRMALA 032/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 3/4


001
PURBALINGGA N/III/2018

drip dengan posisi off


4) Pasang set infus dengan cairan yang diperlukan.
5) Lakukan pengisian cairan pada set infus dan pastikan
tidak ada udara di sekitar set infus.
6) Atur posisi tidur pasien sesuai dengan kondisi pasien.
7) Pilih pembuluh darah vena yang akan di pasang sesuai
kebutuhan.
8) Pasang perlak kecil.
9) Lakukan pembendungan 10-12 cm di atas tempat yang
akan dilakukan penusukkan.
10) Pasang sarung tangan.
11) Lakukan desinfeksi pada area penusukan dengan swab
alcohol 70 % atau bethadine dengan cara sirkulasi.
12) Lakukan punksi vena dengan lubang jarum menghadap
ke atas.
13) Perhatikan keluarnya darah melalui kateter .
14) Tarik wire sedikit dan masukkan kateter secara perlahan.
15) Lepaskan tourniquet.
16) Cabut wire dan hubungkan cairan infus dengan IV
kateter.
17) Test apakah cairan infus mengalir dengan lancar atau
tidak.
18) Tempat penusukan diberi zalf atau bethadine.
19) Lakukan fiksasi.
20) Tutup tempat tusukan dengan penutup transparan atau
PEMASANGAN IV CATETER PERIFER

No. Dokumen :

RSU NIRMALA 032/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 4/4


001
PURBALINGGA N/III/2018

kassa steril.
21) Atur jumlah cairan infus yang masuk dengan system tetes
ataden atau menggunakan pump sesuai dengan
kebutuhan.
22) Pada set infus dan kateter di beri tanggal pemasangan.
23) Bereskan alat-alat.
24) Lepaskan sarung tangan.
25) Rapikan pasien.
26) Cuci tangan.
27) Awasi tempat penusukan apakah ada perdarahan, edema,
kemerahan, sakit, bocor.
28) Lakukan dokumentasi :
a) Tanggal pemasangan
b) Jenis cairan yang di pasang
c) Jumlah kebutuhan cairan

UNIT TERKAIT UGD, Ruang Rawat Inap.


PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT)

No. Dokumen :

RSU NIRMALA 033/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/5


001
PURBALINGGA N/III/2018
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan memasukkan alat selang plastic


(selang nasogastric / NG Tube) yang dipasang melalui hidung
melewati tenggorokan dan terus sampai ke dalam lambung pada
pasien tidak sadar, pasien karena kesulitan menelan, keracunan,
muntah darah maupun pra atau post operasi esophagus atau
mulut.

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untuk:

1. Memasukkan cairan, nutrisi dan obat-obatan pada pasien


yang tidak mampu mengkonsumsi makanan, cairan dan
obat-obatan secara oral.
2. Mencegah terjadinya atropi esophagus / lambung pada
pasien tidak sadar.
3. Mengeluarkan isi perut dengan cara menghisap / disedot
apa yang ada di dalam lambung (cairan, udara, darah,
racun).
4. Membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa
subtansi isi lambung.
5. Persiapan sebelum operasi dengan general anaesthesia.
PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT)

No. Dokumen :

RSU NIRMALA 033/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/5


001
PURBALINGGA N/III/2018
6. Menghisap dan mengalirkan pada pasien yang sedang
melaksanakan operasi pneumonectomy guna mencegah
muntah dan kemungkinan aspirasi isi lambung sewaktu
recovery (pemulihan dari general anaesthesia).

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan ICU.

PROSEDUR 1. Melakukan Pengkajian :


- Sampaikan salam.
- Kaji adanya gangguan menelan, gastric bleeding atau distensi
abdomen.
- Cek kembali instruksi dokter untuk pemasangan NGT.
2. Persiapan Alat :
- NGT, sesuai ukuran
- Pelumas atau jelly
- Sarung tangan steril
- Neirbekken
- Perlak pengalas
- Spuit 50 cc, cateter tip
- Stetoscope
- Feeding bag
- Kapas atau kassa
- Plester
- Gunting
- Klem (bila perlu)
PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT)

No. Dokumen :

RSU NIRMALA 033/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 3/5


001
PURBALINGGA N/III/2018

3. Persiapan pasien :
a. Informasikan tentang rencana pemasangan NGT, tujuan
dan prosedur tindakan yang akan dilakukan, lama,
sensasi serta harapan selama tindakan
b. Bila pasien sadar informasikan pada pasien untuk
membantu kelancaran pemasangan NGT dengan cara
menelan
c. Inform consent keluarga
d. Jaga privacy pasien dengan menutup gorden atau
memasang sampiran
e. Posisi pasien diatur dalam posisi semi fowler
Untuk pasien gelisah, tangan dan kaki di ikat dengan
memperhatikan segi keamanan dan kenyamanan pasien
4. Pelaksanaan :
a. Cuci tangan bersih
b. Perlak pengalas diletakkan di dada pasien
c. Neirbekken diletakkan di samping pasien
d. Sarung tangan di pakai
e. Lubang hidung dibersihkan dengan kapas atau kassa
f. NGT di ukur dari epigastrium sampai ke hidung,
kemudian belok ke telinga, selanjutnya di beri tanda
(ujung NGT berada di epigastrium).
g. Ujung NGT di beri pelumas.
h. Bila pada pangkal NGT dilengkapi dengan penutup, tutup
bagian pangkalnya, bila tidak maka gunakan klem.
PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT)

No. Dokumen :

RSU NIRMALA 033/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 4/5


001
PURBALINGGA N/III/2018

i. NGT dimasukkan perlahan-lahan, sambil pasien


dianjurkan untuk menelan (untuk pasien yang sadar)
sampai batas yang telah di beri tanda pada saat
pengukuran
j. Cek apakah NGT terpasang dengan benar, dengan cara :
- Isi spuit dengan udara, cara menarik perfusor
sebanyak 10 cc.
- Buka klem atau penutup dan masukkan udara
melalui pangkal NGT sambil dengarkan masuknya
udara dengan menggunakan stetoscope (stetoscope
berada di atas epigastrium).
- Bila terdengar adanya aliran udara di daerah
epigastrium berarti letak NGT benar. Udara di tarik
kembali dengan menggunakan spuit yang sama.
- Bila tidak terdengar aliran udara, berarti ada
kesalahan, tarik kembali NGT dengan perlahan
dengan bagian pangkal NGT tertutup atau di klem.
Ulangi langkah seperti di atas.
k. Setelah yakin NGT terpasang dengan benar, bagian yang
telah di beri tanda di fiksasi ke bagian puncak hidung
dengan plester dan pastikan bagian tersebut terfiksasi
dengan baik dan kuat.
l. Pemasangan selesai, beri informasi pada pasien dan
keluarga bahwa pemasangan NGT telah selesai.
m. Alat-alat dibereskan.
PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT)

No. Dokumen :

RSU NIRMALA 033/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 5/5


001
PURBALINGGA N/III/2018

n. Sarung tangan di buka.


o. Rapikan pasien.
p. Cuci tangan bersih.
q. Lakukan dokumentasi.
- Catat tanggal pemasangan NGT, ukuran NGT dan
efektifitas NGT.
- Cantumkan nama jelas dan tanda tangan pemasang
NGT.

UNIT TERKAIT UGD, Perina, OK, Ruang rawat inap.


ISOLASI PASIEN
No. Dokumen :
034/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/3
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan memisahkan pasien dan atur peralatan


pada suatu tempat tersendiri / khusus dan dilakukan pada
pasien yang memiliki penyakit menular yang harus ditempatkan
di tempat isolasi.

Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untuk menjauhkan /


TUJUAN
mengasingkan pasien dari keramaian secara fisik, memberikan
ketenangan, mencegah penularan dan meningkatkan efektifitas
serta efisiensi kerja.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Persiapan alat :
- Sarung tangan steril
- Masker
- Google
- Barak schort
2. Persiapan pasien :
- Sampaikan salam (siapkan diri untuk berkomunikasi
dengan pasien dan keluarga).
ISOLASI PASIEN
No. Dokumen :
034/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/3
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
- Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga.
- Siapkan ruangan isolasi sesuai standar yang telah
ditetapkan.
3. Pelaksanaan :
a. Cuci tangan.
b. Gunakan alat pelindung diri (sarung tangan, masker,
gaun pelindung) pada pasien dengan penyakit menular.
c. Jika pasien dengan penyakit tidak menular, pergunakan
alatpelindung diri jika diperlukan.
d. Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga.
e. Pindahkan pasien ke ruang isolasi.
f. Berikan posisi dan lingkungan yang aman serta nyaman.
g. Berikan penjelasan tata cara dan lingkungan ruang
perawatan.
h. Buka alat pelindung diri jika dipergunakan dan
masukkan ke dalam kantong bertanda “infeksius” pada
pasien dengan penyakit menular.
i. Buang limbah pasien dengan penyakit menular ke
dalam kantong sampah bertanda “infeksius”.
j. Buang limbah pasien bukan penyakit menular sesuai
standar pembuangan sampah yang telah ditetapkan.
k. Cuci tangan.
l. Pintu harus selalu tertutup saat meninggalkan ruangan
isolasi.
ISOLASI PASIEN
No. Dokumen :
034/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 3/3
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
m. Pembersihan ruangan isolasi dilakukan sesuai prosedur
yang telah ditetapkan.
n. Dokumentasikan dalam daftar chek list pada catatan
perawatan.

UNIT TERKAIT Ruang rawat inap, UGD


PEMBERIAN NASAL CANULA OKSIGEN
No. Dokumen :
035/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/3
001
RSU NIRMALA N/III/2018
PURBALINGGA
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan memberikan oksigen dengan


menggunakan canula yang dipasang melalui salah satu lubang
hidung dengan cara pemberian oksigen dengan aliran rendah
dengan konsentrasi yang rendah.

Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untukmemenuhi


TUJUAN
kebutuhan oksigen pada pasien yang mengalami gangguan
pemenuhan oksigenasi dengan aliran yang rendah dan lebih
efektif diberikan pada pasien yang terpasang NGT.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Persiapan alat :
- Canula oksigen
- Aquabidest steril
- Manometeroksigen
- Pengalas kerja
- Sarung tangan bersih dalam tempatnya
- Tissue
- Neirbekken
PEMBERIAN NASAL CANULA OKSIGEN
No. Dokumen :
035/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/3
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
- Jelly
- Sumber O2
- Humidifier
2. Persiapan pasien :
1) Sampaikan salam.
2) Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan
dan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
3) Atur posisi tidur yang nyaman sesuai dengan
hemodinamik pasien.
4) Jaga privacy pasien tidur dengan menutup gorden atau
memasang sampiran.

3. Pelaksanaan :
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien atau
keluarganya.
3) Isi humidifier oksigen dengan aquabidest steril sampai
batas yang telah ditentukan pada humidifier, jangan
dibiarkan kosong.
4) Hubungkan canula binasal O2 ke humidifier yang sudah di
isi aquabidest.
5) Tes aliran oksigen, lihat gelembung udara yang mengalir
di humidifier.
6) Beri pelicin (jelly) pada ujung canula, jika diperlukan,
tetapi tidak menutup lubang canul.
PEMBERIAN NASAL CANULA OKSIGEN
No. Dokumen :
035/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 3/3
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
7) Bersihkan hidung dengan menggunakan tissue.
8) Masukkan ujung canula ke dalam lubang hidung sedalam
1 cm.
9) Fiksasi selang O2 atau selang bisa dilekatkan pada kedua
telinga.
10) Alirkan oksigen secara perlahan dari aliran yang paling
kecil sampai aliran yang dibutuhkan untuk pasien.
11) Aliran antara 1-3 lpm dengan konsentrasi oksigen antara
24-32 %, aliran > 3 lpm reservoir anatomi hidung penuh
dan oksigen akan terbuang.
12) Observasi hemodinamik pasien.
13) Jelaskan pada pasien bahwa tindakan pemasangan sudah
selesai .
14) Jelaskan pada pasien untuk tidak menggunakan
pernafasan mulut.
15) Rapikan pasien dan alat-alat.
16) Cuci tangan.
17) Periksa canula secara periodic karena canula dapat
dengan mudah keluar dari hidung.
18) Dokumentasikan tindakan yang dilakukan.

UNIT TERKAIT UGD, Ruang rawat inap.


PEMBERIAN CANULA BINASAL OKSIGEN
No. Dokumen :
036/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/3
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan memberikan oksigen dengan


menggunakan canula yang dipasang melalui kedua lubang
hidung dengan cara pemberian oksigen dengan aliran rendah
dengan konsentrasi yang rendah.

Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untukmemenuhi


TUJUAN
kebutuhan oksigen pada pasien yang mengalami gangguan
pemenuhan oksigenasi dengan aliran yang rendah dan lebih
efektif diberikan pada pasien yang tidak terpasang NGT.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Persiapan alat :
- Canula binasal oksigen
- Aquabidest steril
- Manometeroksigen
- Pengalas kerja
- Sarung tangan bersih dalam tempatnya
- Tissue
- Neirbekken
PEMBERIAN CANULA BINASAL OKSIGEN
No. Dokumen :
036/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/3
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
- Jelly
- Sumber O2
- Humidifier
2. Persiapan pasien :
1) Sampaikan salam.
2) Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan
dan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
3) Atur posisi tidur yang nyaman sesuai dengan
hemodinamik pasien.
4) Jaga privacy pasien tidur dengan menutup gorden atau
memasang sampiran.
3. Pelaksanaan :
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien atau
keluarganya.
3) Isi humidifier oksigen dengan aquabidest steril sampai
batas yang telah ditentukan pada humidifier, jangan
dibiarkan kosong.
4) Hubungkan canula binasal O2 ke humidifier yang sudah
di isi aquabidest.
5) Tes aliran oksigen, lihat gelembung udara yang mengalir
di humidifier.
6) Beri pelicin (jelly) pada kedua ujung canula, jika
diperlukan, tetapi tidak menutup lubang canul.
7) Bersihkan hidung dengan menggunakan tissue.
PEMBERIAN CANULA BINASAL OKSIGEN
No. Dokumen :
036/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 3/3
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
8) Masukkan kedua ujung canula ke dalam lubang hidung
sedalam 1 cm.
9) Fiksasi selang O2 atau selang bisa dilekatkan pada kedua
telinga.
10) Alirkan oksigen secara perlahan dari aliran yang paling
kecil sampai aliran yang dibutuhkan untuk pasien.
11) Aliran antara 1-6 lpm (untuk anak < 1 tahun, aliran O2 1-
3 lpm) dengan konsentrasi oksigen antara 24-44 %,
aliran > 6 lpm reservoir anatomi hidung penuh dan
oksigen akan terbuang.
12) Observasi hemodinamik pasien.
13) Jelaskan pada pasien bahwa tindakan pemasangan sudah
selesai .
14) Jelaskan pada pasien untuk tidak menggunakan
pernafasan mulut.
15) Rapikan pasien dan alat-alat.
16) Cuci tangan.
17) Periksa canula secara periodic karena canula dapat
dengan mudah keluar dari hidung.
18) Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

UNIT TERKAIT UGD, Ruang rawat inap.


PEMBERIAN SIMPLE MASK OKSIGEN
No. Dokumen :
037/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/3
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan cara memberikan oksigen aliran


rendah dengan konsentrasi yang tinggi dan dapat digunakan
dalam pemberian therapi aerosol.

Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untuk :


TUJUAN
1. Meningkatkan kadar PO2 yang normal dalam darah pada
pasien dengan kekurangan oksigen.
2. Mengikat PCO2 dengan aliran antara 3-4 lpm.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Persiapan alat
- Simple mask oksigen
- Aquabidest steril
- Manometeroksigen
- Kassa
- Sumber O2
- Humidifier
2. Persiapan pasien
1) Sampaikan salam
PEMBERIAN SIMPLE MASK OKSIGEN
No. Dokumen :
037/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/3
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
2) Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang
tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
3) Atur posisi tidur yang nyaman sesuai dengan
hemodinamik pasien.
4) Jaga privacy pasien tidur dengan menutup gorden atau
memasang sampiran.
3. Pelaksanaan :
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien atau
keluarganya.
3) Isi humidifier oksigen dengan aquabidest steril sampai
batas yang telah ditentukan pada humidifier, jangan
dibiarkan kosong.
4) Hubungkan selang O2 simple mask ke humidifier yang
sudah di isi aquabidest.
5) Tes aliran oksigen, lihat gelembung udara yang mengalir
di humidifier.
6) Atur aliran oksigen antara 5-8 lpm dengan konsentrasi
yang dihasilkan 35-55 % untuk meningkatkan oksigen
dan aliran antara 3-4 lpm untuk mengikat PCO2
7) Pasang sungkup muka, yang sebelumnya aliran O2 sudah
diatur sesuai dengan kebutuhan
8) Atur tali pengikat sungkup muka sehingga menutup
rapat dan menjaga kenyamanan bagi pasien, bila perlu
gunakan kain kassa pada daerah yang tertekan.
PEMBERIAN SIMPLE MASK OKSIGEN
No. Dokumen :
037/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 3/3
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
9) Jelaskan pada pasien bahwa tindakan pemasangan
sudah selesai .
10) Rapikan pasien dan alat-alat.
11) Cuci tangan.
12) Observasi hemodinamik pasien.
13) Keringkan wajah pasien jika pada masker terlihat uap
atau basah.
14) Observasi ketat apabila ada reaksi muntah.
15) Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

UNIT TERKAIT UGD, OK, dan semua Ruang Rawat Inap.


PEMBERIAN SIMPLE MASK NON REBREATHING OKSIGEN
No. Dokumen :
038/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/3
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan cara pemberian oksigen dengan aliran


rendah dengan konsentrasi yang tinggi.

Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untuk :


TUJUAN
1. Meningkatkan kadar PO2 yang normal dalam darah pada
pasien dengan kekurangan oksigen yang tinggi.
2. Diberikan pada pasien sesudah extubasi.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Persiapan alat :
- Masker non rebreathing
- Aquabidest steril
- Manometeroksigen
- Sumber O2
- Humidifier
2. Persiapan pasien :
1) Sampaikan salam.
2) Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang
tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
PEMBERIAN SIMPLE MASK NON REBREATHING OKSIGEN
No. Dokumen :
038/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/3
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
3) Atur posisi tidur yang nyaman sesuai dengan
hemodinamik pasien.
4) Jaga privacy pasien tidur dengan menutup gorden atau
memasang sampiran.
3. Pelaksanaan :
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien
atau keluarganya.
3) Isi humidifier oksigen dengan aquabidest steril sampai
batas yang telah ditentukan pada humidifier, jangan
dibiarkan kosong.
4) Hubungkan selang O2 masker non rebreathing ke
humidifier yang sudah di isi aquabidest.
5) Tes aliran oksigen, lihat gelembung udara yang
mengalir di humidifier.
6) Alirkan oksigen dengan aliran maksimal yang ada di
flow meter.
7) Isi O2 ke dalam kantong dengan cara menekan volve
(katup) yang ada diantara sungkup dan kantong
dengan ibu jari sampai terisi penuh.
8) Alirkan oksigen antara 8-12 lpm dengan konsentrasi
yang akan dihasilkan antara 55-90 % dan bag
(kantong) harus terisi maksimal 2/3 volume bag.
PEMBERIAN SIMPLE MASK NON REBREATHING OKSIGEN
No. Dokumen :
038/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 3/3
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
9) Pasang sungkup muka, yang sebelumnya aliran O2 sudah
diatur sesuai dengan kebutuhan.
10) Atur tali pengikat sungkup muka sehingga menutup
rapat dan menjaga kenyamanan bagi pasien, bila perlu
gunakan kain kassa pada daerah yang tertekan.
11) Observasi ketat apabila kantong kempis dan jika terdapat
air dalam kantong harus segera dikosongkan.
12) Jelaskan pada pasien bahwa tindakan pemasangan sudah
selesai .
16) Rapikan pasien dan alat-alat.
17) Cuci tangan.
18) Observasi hemodinamik pasien.
19) Keringkan wajah pasien jika pada masker terlihat basah.
20) Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

UNIT TERKAIT UGD, OK


PEMBERIAN SIMPLE MASK REBREATHING OKSIGEN
No. Dokumen :
039/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/3
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan cara pemberian oksigen dengan aliran


rendah dengan konsentrasi yang tinggi.

Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untuk meningkatkan


TUJUAN
PCO2 dengan tetap mempertahankan kadar PO2 yang normal
dalam darah.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Persiapan alat :
- Masker rebreathing
- Aquabidest steril
- Manometeroksigen
- Sumber O2
- Humidifier

2. Persiapan pasien :
1) Sampaikan salam.
2) Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan
dan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
PEMBERIAN SIMPLE MASK REBREATHING OKSIGEN
No. Dokumen :
039/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/3
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
3) Atur posisi tidur yang nyaman sesuai dengan
hemodinamik pasien.
4) Jaga privacy pasien tidur dengan menutup gorden atau
memasang sampiran.
3. Pelaksanaan
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien atau
keluarganya.
3) Isi humidifier oksigen dengan aquabidest steril sampai
batas yang telah ditentukan pada humidifier, jangan
dibiarkan kosong.
4) Hubungkan selang O2 masker rebreathing ke humidifier
yang sudah di isi aquabidest.
5) Tes aliran oksigen, lihat gelembung udara yang mengalir
di humidifier.
6) Alirkan oksigen dengan aliran maksimal yang ada di flow
meter.
7) Isi O2 ke dalam kantong dengan cara menutup lubang
yang ada diantara sungkup dan kantong dengan ibu jari
sampai terisi penuh.
8) Alirkan oksigen antara 6-12 lpm dengan konsentrasi
yang akan dihasilkan antara 35-60 % dan bag (kantong)
harus terisi maksimal 2/3 volume bag.
9) Pasang sungkup muka, yang sebelumnya aliran O2 sudah
diatur sesuai dengan kebutuhan.
PEMBERIAN SIMPLE MASK REBREATHING OKSIGEN
No. Dokumen :
039/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 3/3
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
10) Atur tali pengikat sungkup muka sehingga menutup rapat
dan menjaga kenyamanan bagi pasien, bila perlu gunakan
kain kassa pada daerah yang tertekan.
11) Observasi ketat apabila kantong kempis dan jika terdapat
air dalam kantong harus segera dikosongkan.
12) Jelaskan pada pasien bahwa tindakan pemasangan sudah
selesai .
13) Rapikan pasien dan alat-alat.
14) Cuci tangan.
15) Observasi hemodinamik pasien.
16) Keringkan wajah pasien jika pada masker terlihat basah.
17) Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
18) Cek analisa gas darah setelah 2 jam pemasangan, jika
diperlukan.
19) Pantau ketat apabila terjadi peningkatan PCO2.

UNIT TERKAIT UGD, OK, Seluruh Ruang Rawat Inap.


PEMASANGAN NASAL OKSIGEN KATETER
No. Dokumen :
040/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/3
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan memberikan oksigen dengan


menggunakan kateter yang di pasang melalui hidung.

Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untukmemenuhi


TUJUAN
kebutuhan oksigen pada pasien yang mengalami gangguan
pemenuhan oksigenasi.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Persiapan alat
- Nasal Kateter
- Aquabidest steril
- Manometeroksigen
- Oksigen tabung / oksigen sentral
- Pengalas kerja
- Sarung tangan bersih dalam tempatnya
- Tissue
- Neirbekken
- Jelly
- Humidifier
PEMASANGAN NASAL OKSIGEN KATETER
No. Dokumen :
040/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/3
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
2. Persiapan pasien
1) Sampaikan salam.
2) Kaji ulang kebutuhan oksigen melalui nasal kateter.
3) Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan
dan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
4) Atur posisi tidur yang nyaman sesuai dengan
hemodinamik pasien.
5) Jaga privacy pasien tidur dengan menutup gorden atau
memasang sampiran.
3. Pelaksanaan
1) Cuci tangan.
2) Alat-alat didekatkan.
3) Pasang sarung tangan.
4) Bersihkan hidung dengan menggunakan tissue.
5) Isi humidifier oksigen dengan aquabidest steril sampai
batas yang telah ditentukan pada humidifier, jangan
dibiarkan kosong.
6) Hubungkan nasal kateter O2 ke humidifier yang sudah di
isi aquabidest.
7) Beri pelicin (jelly) pada kedua ujung canula, jika
diperlukan, jangan sampai menutupi lubang dari kanula
tersebut.
8) Test aliran oksigen, jika ada aliran kemudian tutup
kembali.
PEMASANGAN NASAL OKSIGEN KATETER
No. Dokumen :
040/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 3/3
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
9) Ukur nasal kateter oksigen mulai ujung hidung dampai
ke daun telinga.
10) Masukkan ke lubang hidung secara perlahan-lahan
sampai batas yang telah ditentukan.
11) Anjurkan untuk membuka mulut, kemudian lihat bagian
uvula.
12) Apabila kateter telah tampak, tarik kembali kateter
sampai ujung kateter tepat di belakang uvula.
13) Alirkan oksigen secara perlahan dari aliran yang paling
kecil sampai aliran yang dibutuhkan untuk pasien.
14) Fiksasi selang O2 atau selangnya bisa dilekatkan pada
kedua telinga.
15) Aliran antara 1-6 lpm (pada anak < 1 tahun aliran O2
antara 1-3 lpm) dengan konsentrasi oksigen antara 24-
44 %, aliran > 6 lpm reservoir anatomi hidung penuh
dan oksigen akan terbuang..
16) Observasi hemodinamik pasien.
17) Jelaskan pada pasien bahwa tindakan pemasangan
sudah selesai .
18) Rapikan pasien dan alat-alat.
19) Cuci tangan.
20) Dokumentasikan tindakan yang dilakukan

UNIT TERKAIT UGD, OK, Seluruh Ruang Rawat Inap.


MENGUKUR BALANCE CAIRAN

No. Dokumen :
041/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/3
RSU NIRMALA 001
N/III/2018
PURBALINGGA
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN Mengukur balance cairan merupakan suatu tindakan mengukur


keseimbangan cairan masuk dengan cairan keluar tubuh.

TUJUAN Mengetahui keseimbangan cairan tubuh.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan ICU.
PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT :
- Alattulis / pencatatan.
- Gelasukururin/urin bag.
- Alatpengukurberatbadan.

B. PROSEDUR :
1. Menjelaskantujuandanprosedur yang akandilakukan.
2. Mencucitangan.
3. Mengukurberatbadanpasien.
4. Menghitung intake :
- Oral ( makan, minum).
- Enteral ( obat oral, ngt ) dalam 24 jam.
5. Menghitung intake parental ( cairaninfus, injeksi ) dalam 24
jam.
6. Menentukancairanmetabolismedalam 24 jam.
7. Menghitungout put urine dalam 24 jam.
8. Menghitungout put feces dalam 24 jam.
9. Menentukan Balance cairananak :
a. Air metabolisme :
MENGUKUR BALANCE CAIRAN

No. Dokumen :
041/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/3
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
a. Air metabolisme :
- usiabalita ( 1-3 tahun ) : 8cc/kgBB/hari.
- usia 5-7 tahun : 8-8,5cc/kgBB/hari.
- usia 7-11 tahun : 6-7cc/kgBB/hari.
- usia 12-14 tahun : 5-6cc/kgBB/hari
b. Menghitung IWL padaanak :
Rumus : (30 – usiaanakdalamtahun ) x cc/KgBB/hari.
c. Menghitung urine anakngompol : 0.5 – 1 cc / kgBB/hari.
d. Menghitung Balance cairananakdengankenaikansuhu :
Rumus : IWL + 200 (Suhutinggi – 36,8°C).
10. Menghitung IWL ( INSENSIBLE WATER LOSS )dewasa :
 Jmlcairan yang keluartdkdisadaridansulitdihitung.
- Keringat
- Uaphawanafas.
a. Insensible Water Loss (IWL) dewasa :
Rumus : ( 15 X BB )
24 JAM
b. IWL dengankenaikansuhu :
Rumus : [( 10% x cairan masuk) x jumlah
kenaikan suhu ] / 24 jam + IWL Normal.
11. Menghitung balance cairan :
CM – CK – IWL (CAIRAN MASUK – CAIRAN KELUAR – IWL).
a. CM (input) : Cairanmasuk
- Infus
- Minuman
- Kandungancairandalammakanan
- Volume cairandalam obat2an (sirup,
suntikan, drip).
b. CK (Out Put) : Cairankeluar
- Urine
- Muntah
- NGT
- Draine.
MENGUKUR BALANCE CAIRAN

No. Dokumen :
041/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 3/3
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
12. Dokumentasikan hasil dari penghitungan balance cairan
13. Mencuci tangan

UNIT TERKAIT Unit rawat Intensif


PEMULANGAN PASIEN KRITIS
No. Dokumen :
042/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/2
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN Pasienkritisadalahpasiendengandisfungsiataugagalpadasatuataulebih
system tubuh, tergantungpadapenggunaanperalatan monitoring
danterapi.

Agar pasienmendapatkanperawatanlanjutan di
TUJUAN
rumahsesuaidengankondisi yang di butuhkan.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan ICU.

PROSEDUR 1. Memberikanedukasipadapasiendanataukeluargaseperti :

 Diagnosadanmanajemen
 Rehabilitasi
 Obat-obatan
 ManajemenNyeri
 Perwatan Luka
 Diet danNutrisi lain-lainnya

2. Perencanaanpulangdilengkapidalam 24 jam
pertamapasienmasukruangrawat :

a. Pasientinggaldengansiapa.
PEMULANGAN PASIEN KRITIS
No. Dokumen :
042/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/2
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
b. Dimanaletakkamarpasiendirumah?
c. Bagaimanakondisirumahpasien?
d. Bagaimanaperawatankebutuhandasarpasien?
e. Apakahpasienmemerlukanalatbantukhusus?
f. Apamakananpasien?
g. Apakahperludirujukkekomunitastertentu?

3. Menjelaskanmasalahkeperawatansertatujuan / target terukur.

4. Mengisinamalengkapdantandatanganperawat yang
melakukanpengkajiandanperawat yang melengkapipengkajian.

UNIT TERKAIT  InstalasiRawatInap.


 InstalasiGawat Darurat.
 BidangPelayanan.
 BidangKeperawatan.
TRANSPORTASI PASIEN KRITIS
No. Dokumen :
043/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/2
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

Transportasi pasien critical adalah pemindahan pasien dalam


PENGERTIAN
keadaan kritis dari unit lain ke ICU atau sebaliknya, atau pun ke
rumah sakit lain untuk tindakan diagnostic atau pun keperluan
lain.

TUJUAN Menjaga Keamanan Pasien Selama Transportasi Pasien.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. DPJP/ perawat icu melakukan assessment pasien sebelum
dilakukan transportasi, dan mengkordinasikan dengan
petugas tempat tujuan pasien tentang identitas, diagnostic,
dan kondisi pasien, keperluan transportasi.
2. Pasien yang di transportasikan potensial mengalami
perburukan.
kebutuhan monitoring,fisiologis dan intervensi akut,
kelanjutan terapi selama transportasi.
3. DPJP/ yang mewakili /perawat penanggung jawab pasien
menjelaskan kepada keluarga pasien terkait prosedur
transportasi yang akan dilakukan, dan alasaan di
TRANSPORTASI PASIEN KRITIS
No. Dokumen :
043/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/2
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
transportasikan ke unit lain.
4. Perawat penanggung jawab menyiapkan pasien dan alat-
alat yang di butuhkan selama transportasi.
5. Petugas yang mengantar pasien adalah yang sudah terlatih
dokter, perawat, dan petugas ambulan yang mengerti dan
mengenal dengan kondisi alat transportasi.
6. Ada alat dan prosedur komunikasi yang aman dalam
keadaan emergency, dan tersedia alat pelindung personil,
pemadan api.
7. Sedapat mungkin kondisi pasien stabil, kecuali pasien
memerlukan intervensi segera di rumah sakit tujuan.
8. Jalan nafas pasien harus aman, sendiri ataupun dengan
intubasi, bantuan ventilasi manual/mekanik. Sudah harus
ada akses intra vena.
9. Pasien harus dalam keadaan keamanan terjamin, terpasang
sabuk pengaman selama transportasi, monitor dan
dokumen tasi harus terus di lakukan.
10. Serah terima tentang kondisi pasien , terapi yang telah dan
sedang di lakukan, dukumentasi . resume medik, hasil
pemeriusaan penunjang.

UNIT TERKAIT Seluruh unit pelayanan keperawatan.


PERAWATAN PASIEN
DENGAN KONDISI TERMINAL
No. Dokumen :
044/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/2
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN 1. Keadaan terminal adalah suatu keadaan sakit dimana


menurut akal sehat sudah tidak ada harapan lagi bagi si sakit
untuk sembuh, keadaan itu dapat disebabkan oleh suatu
penyakit atau suatu kecelakaan.

2. Penyakit terminal adalah suatu penyakit yang tidak dapat


disembuhkan lagi.

3. Kematian adalah tahap akhir kehidupan.

4. Perawatan pasien dengankondisiterminal adalah


memberikan pelayanan khusus baik secara jasmaniyah
maupun rohaniyah kepada pasien dengan kondisi terminal.

TUJUAN 1. Memberikan rasa puas secara jasmani dan rohani kepada


pasien dengan kondisi terminal.

2. Memberikan rasa nyaman dan bebas nyeri pada pasien


dengan kondisi terminal.

3. Memberikan rasa ikhlas dan tabah kepada keluarga pasien


dengan kondisi terminal.
PERAWATAN PASIEN
DENGAN KONDISI TERMINAL
No. Dokumen :
044/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/2
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :
042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Persiapan :
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan melakukan Asesmen
kondisi terminal terhadap pasien.
2. Memenuhi kebutuhan emosi:
a. Menginformasikan ke keluarga terkait kondisi pasien
b. Pendampingan Keagamaan oleh petugas Bina Rohani
kepada pasien dengan kondisi terminal.
c. Memberikan kesempatan pada keluarga untuk
memberikan tuntunan menjelang ajal sesuai agamanya.
3. Memenuhi kebutuhan jasmani pasien.

a. Perawat melakukan evaluasi Vital sign/tanda-tanda


kehidupan pasien.

b. Membantu pasien mendapatkan posisi yang nyaman


dalam berbaring.

c. Memberikan obat-obatan anti nyeri.

d. Melakukan perawatan personal higiene.

e. Memenuhi kenutuhan nutrisi melalui NGT / cairan infus.

UNIT TERKAIT - Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)


- Dokter Jaga
- Perawat
- Petugas Bina Rohani
PELAYANAN PASIEN DENGAN KONDISI KOMA
No. Dokumen :
045/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/3
001
RSU NIRMALA N/III/2018
PURBALINGGA
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN Kondisi koma adalah keadaan penurunan kesadaran dan


respons dalam bentuk yang berat, kondisinya seperti tidur yang
dalam di mana pasien tidak dapat bangun dari tidurnya.

TUJUAN 1. Memberikan rasa puas secara jasmani dan rohani kepada


pasien dengan kondisi koma .
2. Memberikan rasa nyaman dan bebas nyeri pada pasien
dengan kondisi koma.
3. Memberikan rasa ikhlas dan tabah kepada keluarga pasien
dengan kondisi koma.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Persiapan :
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) atau dokter jaga
melakukan Asesment kondisi koma terhadap pasien.
2. Memenuhi kebutuhan emosi :
a. Menginformasikan ke keluarga terkait kondisi pasien
PELAYANAN PASIEN DENGAN KONDISI KOMA
No. Dokumen :
045/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/3
001
RSU NIRMALA N/III/2018
PURBALINGGA
b. Pendampingan Keagamaan oleh petugas Bina Rohani
kepada pasien dengan kondisi terminal
c. Memberikan kesempatan pada keluarga untuk
memberikan tuntunan menjelang ajal sesuai agamanya.
3. Memenuhi kebutuhan jasmani pasien.
a. Perawat melakukan evaluasi Vital sign/tanda-tanda
kehidupan pasien
b. Membantu pasien mendapatkan posisi yang nyaman
dalam berbaring.
c. Memberikan obat-obatan anti nyeri.
d. Melakukan perawatan personal higiene.
e. Memenuhi kenutuhan nutrisi melalui NGT / cairan infus.
4. Perawatan Dasar :
a. Memenuhi kebutuhan zat asam, makanan, dan cairan
b. Memelihara kebersihan tubuh
c. Mempertahankan miksi dan defekasi dapat berlangsung
secara teratur
d. Mencegah terjadinya infeksi sekunder
e. Mencegah terjadinya decubitus
5. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan klien
dengan koma :
a. Zat asam: jaga pernapasan tetap leluasa.
b. Jika ada secret di faring, lakukan suction.
c. Jika pernapasan masih belum bebas, pasang endotracheal
tube.
PELAYANAN PASIEN DENGAN KONDISI KOMA

No. Dokumen :
045/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 3/3
RSU NIRMALA 001
N/III/2018
PURBALINGGA
d. Cairan, glukosa, dan elektrolit.
Untuk mencukupi kebutuhan protein, karbohidrat, lemak,
vitamin, dan elektrolit diberikan sonde/NGT.
e. Kandung kencing. Jika terjadi retensi urine pasang
kataterisasi. Perhatikan sterilitas dalam pemasangan
kateter, jangan sampai terjadi UTI.
f. Rectum: BAB 2-3 hari sekali, kalau perlu diberikan gliserin
secara rectal.
g. Perawatan mata: beri oxytetracycline salep mata.
h. Perawatan kulit: beri bedak setelah mandi agar tidak
timbul maserasi.

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap


ICU / ICCU
IGD
Bagian Bina Rohani
RUMUS DOBUTAMIN dalam SYRING PUMP

No. Dokumen :
046/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/2
RSU NIRMALA 001
N/III/2018
PURBALINGGA
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN
Suatu rumus yang digunakan untuk pemberian obat Dobutamin
dalam Syring Pump.
TUJUAN
Agar jumlah obat yang di berikan sesuai dengan yang di butuhkan
KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :
042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan ICU.
PROSEDUR 1. Sediaan :
b. Dobutrex : 1 vial : 20 cc = 250 mg
c. Dobujec : 1 Ampul : 5 cc = 250 mg
2. Pengenceran :
50 cc  1 cc = 5000 µgr
3. Dosis :
1 – 20 µgr
4. Rumus :

𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 (𝑀𝑔)𝑥𝐵𝐵𝑥 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡


𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
RUMUS DOBUTAMIN dalam SYRING PUMP
No. Dokumen :
046/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/2
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
5. Tabel :
Dosis 40 Kg 45 Kg 50 Kg 55 Kg 60 Kg 65 Kg 70 Kg 75 Kg 80 Kg
1. 0,48 0,54 0,6 0,66 0,72 0,78 0,84 0,9 0,96
2. 0,96 1,08 1,2 1,32 1,44 1,56 1,68 1,9 1,92
3. 1,44 1,62 1,8 1,98 2,16 2,34 2,52 2,7 2,88
4. 1,92 2,16 2,4 2,64 2,88 3,12 3,36 3,6 3,84
5. 2,4 2,7 3 3,3 3,6 3,9 4,2 4,5 4,8
6. 2,88 3,24 3,6 3,96 4,32 4,68 5,04 5,4 5,76
7. 3,36 3,78 4,2 4,62 5,04 5,46 5,88 6,3 6,72
8. 3,84 4,32 4,8 5,28 5,76 6,24 6,72 7,2 7,68
9. 4,32 4,86 5,4 5,94 6,48 7,02 7,56 8,1 8,64
10. 4,8 5,4 6 6,6 7,2 7,8 8,4 9 9,6
11. 5,28 5,94 6,6 7,26 7,92 8,58 9,24 9,9 10,56
12. 5,76 6,48 7,2 7,92 8,64 9,36 10,08 10,8 11,52
13. 6,24 7,02 7,8 8,58 9,36 10,14 10.92 11,7 12,48
14. 6,72 7,56 8,4 9,24 10,08 10,92 11,76 12,6 13,44
15. 7,2 8,1 9 9,9 10,8 11,7 12,6 13,5 14,4
16. 7,68 8,64 9,6 10,56 11,52 12,48 13,44 14,4 15,36
17. 8,16 9,18 10,2 11,22 12,24 13,26 14,28 15,3 16,32
18. 8,64 9,72 10,8 11,88 12,96 14,04 15,12 16,2 17,28
19. 9,12 10,26 11,4 12,54 13,68 14,82 15,96 17,1 18,24
20. 9,6 10,8 12 13,2 14,4 15,6 16,8 18 19,2

UNIT TERKAIT Ruang rawat Intensif


RUMUS DOPAMIN dalam SIRINGE PUMP

No. Dokumen :
047/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/2
RSU NIRMALA 001
N/III/2018
PURBALINGGA
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN
Suatu rumus yang digunakan untuk pemberian obat Dopamine dalam
Syring Pump.
TUJUAN
Agar jumlah obat yang di berikan sesuai dengan yang di butuhkan
KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No : 042/PER/DIR/RSU-
N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan ICU.
PROSEDUR 1. Sediaan :
1 Ampul – 200 mg
2. Pengenceran :
200 mg / 50 cc
1 cc = 4000 µgr
3. Dosis :
1 – 20
µgr/kgBB/mnt
4. Rumus :
𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 (𝑀𝑔)𝑥𝐵𝐵𝑥 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
Drip infus :
(Dosis x BB x 60 x vol infus ) : 200.000 = … ml/Jam.
RUMUS DOPAMIN dalam SIRINGE PUMP

No. Dokumen :
047/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/2
RSU NIRMALA 001
N/III/2018
PURBALINGGA
5. Tabel :
Dosis 40 Kg 45 Kg 50 Kg 55 Kg 60 Kg 65 Kg 70 Kg 75 Kg 80 Kg
1. 0,6 0,675 0,75 0,825 0,9 0,975 1,05 1,125 1,2
2. 1,2 1,35 1,5 1,65 1,8 1,95 2,1 2,25 2,4
3. 1,8 2,025 2,25 2,45 2,7 2,93 3,15 3,375 3,6
4. 2,4 2,7 3,0 3,3 3,6 3,9 4,2 4,5 4,8
5. 3,0 3,375 3,75 4,125 4,5 4,875 5,25 5,625 6
6. 3,6 4,05 4,5 4,95 5,4 5,85 6,3 6,75 7,2
7. 4,2 4,725 5,25 5,775 6,3 6,825 7,35 7,875 8,4
8. 4,8 5,4 6 6,6 7,2 7,8 8,4 9 9,6
9. 5,4 6,075 6,75 7,425 8,1 8,775 9,45 10,125 10,8
10. 6,0 6,75 7,5 8,25 9 9,75 10,5 11,25 12
11. 6,6 7,425 8,25 9,075 9,9 10,725 11,55 12,375 13,2
12. 7,2 8,1 9 9,9 10,8 11,7 12,6 13,5 14,4
13. 7,8 8,775 9,75 10,725 11,7 12,675 13,65 14,625 15,6
14. 8,4 9,45 10.5 11,55 12,6 13,65 14,7 15,75 16,8
15. 9,0 10,125 11,25 12,375 13,5 14,625 15,75 16,875 18
16. 9,6 10,8 12 13,2 14,4 15,6 16,8 18 19,2
17. 10,2 11,475 12,75 14,025 15,3 16,575 17,85 19,125 20,4
18. 10,8 12,15 13,5 14,85 16,2 17,55 18,9 20,25 21,6
19. 11,4 12,825 14,25 15,675 17,1 18,525 19,95 21,375 22,8
20. 12,0 13,5 15 16,5 18 19,5 21 22,5 24

UNIT TERKAIT Ruang rawat intensif


NOR EPINEPRINE dalam SIRINGE PUMP
(1 AMPUL)
No. Dokumen :
RSU NIRMALA 048/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/2
PURBALINGGA N/III/2018 001
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN
Suatu rumus yang digunakan untuk pemberian obat Nor
Epineprine dalam Siringe pump
TUJUAN
Agar jumlah obat yang di berikan sesuai dengan yang di butuhkan
KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :
042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan ICU.
PROSEDUR 1. Sediaan :
1 Ampul : 4 cc = 4 mg
2. Pengenceran :
4 mg / 50 cc
1 cc = 0,80 mg = 80 µgr
3. Dosis :
Mulai 0,1 µg/kg/mnt
µgr/kgBB/mnt
4. Rumus :
𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑥 𝐵𝐵 𝑥 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
NOR EPINEPRINE dalam SIRINGE PUMP
(1 AMPUL)
No. Dokumen :
RSU NIRMALA 048/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/2
PURBALINGGA N/III/2018 001

5. Tabel :
40 80
Dosis 45 Kg 50 Kg 55 Kg 60 g 65 Kg 70 Kg 75 Kg
Kg Kg
0,1 3 3,375 3,75 4,125 4,5 4,875 5,25 5,625 6
0,2 6 6,75 7,5 8,25 9 9,75 10,5 11,25 12
0,3 9 10,125 11,25 12,375 13,5 14,625 15,75 16,875 18
0,4 12 13,5 15 16,5 18 19,5 21 22,5 24
0,5 15 16,875 18,75 20,625 22,5 24,375 26,25 28,125 30
0,6 18 20,25 22,5 24,75 27 29,25 31,5 33,75 36
0,7 21 23,625 26,25 28,875 31,5 34,125 36,75 39,375 42
0,8 24 27 30 33 36 39 42 45 48
0,9 27 30,375 33,75 37,125 40,5 43,875 47,25 50,625 54
1 30 33,75 37,5 41,25 45 48,75 52,5 56,25 60

UNIT TERKAIT Unit Rawat Intensif


NOR EPINEPRINE dalam SIRINGE PUMP
(2 AMPUL)
No. Dokumen :
RSU NIRMALA 049/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/2
PURBALINGGA N/III/2018 001
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN
Suatu rumus yang digunakan untuk pemberian obat Nor
Epineprine dalam Siringe pump
TUJUAN
Agar jumlah obat yang di berikan sesuai dengan yang di butuhkan
KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :
042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan ICU.
PROSEDUR 1. Sediaan :
2 Ampul : 8 cc = 8 mg
2. Pengenceran :
8 mg / 50 cc
1 cc = 0,160 mg = 160 µgr
3. Dosis :
Mulai 0,1 µg/kg/mnt
µgr/kgBB/mnt
4. Rumus :
𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠𝑥𝐵𝐵𝑥 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
NOR EPINEPRINE dalam SIRINGE PUMP
(2 AMPUL)
No. Dokumen :
RSU NIRMALA 049/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/2
PURBALINGGA N/III/2018 001
6. Tabel

40 60 80
Dosis 45 Kg 50 Kg 55 Kg 65 Kg 70 Kg 75 Kg
Kg Kg Kg
0,1 1,5 1,6875 1,875 1,875 2,25 2,4375 2,625 2,8125 3
0,2 3 3,375 3,75 3,75 4,5 4,875 5,25 5,625 6
0,3 4,5 5,0625 5,625 5,625 6,75 7,3125 7,875 8,4375 9
0,4 6 6,75 7,5 7,5 9 9,75 10,5 11,25 12
0,5 7,5 8,4375 9,375 9,375 11,25 12,1875 13,125 14,0625 15
0,6 9 10,125 11,25 11,25 13,5 14,625 15,75 16,875 18
0,7 10,5 11,8125 13,125 13,125 15,75 17,0625 18,375 19,6875 21
0,8 12 13,5 15 15 18 19,5 21 22,5 24
0,9 13,5 15,1875 16,875 16,875 20,25 21,9375 23,625 25,3125 27
1 15 16,875 18,75 18,75 22,5 26,25 26,25 28,125 30

UNIT TERKAIT Unit Rawat intensif


RUMUS ADRENALIN dalam SIRINGE PUMP
No. Dokumen :
050/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/2
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN
Suatu rumus yang digunakan untuk pemberian obat Adrenalin
dalam Siringe pump.
TUJUAN
Agar jumlah obat yang di berikan sesuai dengan yang di
butuhkan
KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :
042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Pengenceran :
5 mg / 50 cc
1 cc = 0,1 mg = 100 µgr
2. Dosis :
0,01 s/d 0,2
µgr/kgBB/mnt
3. Rumus :
𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑥 𝐵𝐵 𝑥 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
RUMUS ADRENALIN dalam SIRINGE PUMP
No. Dokumen :
050/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/2
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
4. Tabel :

Dosis 40 Kg 45 Kg 50 Kg 55 Kg 60 Kg 65 K 70 Kg 75 Kg 80 Kg
0,01 0,24 0,27 0,3 0,33 0,36 0,39 0,42 0,45 0,48
0,02 0,48 0,54 0,6 0,66 0,72 0,78 0,84 0,90 0,96
0,03 0,72 0,81 0,9 0,99 1,08 1,17 1,26 1,35 1,44
0,04 0,96 1,08 1,2 1,32 1,44 1,56 1,68 1,80 1,92
0,05 1,2 1,35 1,5 1,65 1,80 1,95 2,1 2,25 2,40
0,06 1,44 1,62 1,8 1,98 2,16 2,34 2,52 2,70 2,88
0,07 1,68 1,89 2,1 2,31 2,52 2,73 2,94 3,15 3,36
0,08 1,92 2,16 2,1 2,64 2,88 3,12 3,36 3,6 3,84
0,09 2,16 2,43 2,7 2,97 3,24 3,51 3,78 4,05 4,32
0,1 2,4 2,7 3,0 3,30 3,6 3,90 4,2 4,5 4,80
0,15 3,6 4,05 4,5 4,95 5,4 5,83 6,3 6,75 7,20
0,2 4,8 5,4 6,0 6,60 7,2 7,80 8,4 9,0 9,60
0,25 6,0 6,75 7,5 7,5 9,0 9,73 10,5 11,25 12
0,3 7,2 8,1 9,0 9,9 10,8 11,7 12,6 13,5 14,4
0,35 8,4 9,45 10,5 11,55 12,6 13,65 14,7 15,75 16,8
0,4 9,6 10,8 12,0 13,2 14,4 15,6 16,3 18,0 19,2
0,45 10,8 12,15 13,5 14,85 16,2 17,55 18,9 20,25 21,6
0,5 12,0 13,5 15,0 16,5 18,0 19,5 2,1 22,5 24,0

UNIT TERKAIT Unit Rawat Intensif


RUMUS NITRAT dalam SIRINGE PUMP
No. Dokumen :
051/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/2
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA

Ditetapkan :
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN
Suatu rumus yang digunakan untuk pemberian obat
Nitrat(Nitrocin / Gliseril Trinitrat) dalam Siringe pump.
TUJUAN
Agar jumlah obat yang di berikan sesuai dengan yang di butuhkan
KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :
042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan ICU.
PROSEDUR 1. Sediaan :
1 vial = 10 cc = 10 mg = 10.000 µgr
1 cc = 1 mg = 1000 µgr
2. Pengenceran :
5 mg / 50 cc
3. Dosis : Mulai dosis kecil 10 mikro / mnt atau 30 mikro / mnt.
4. Hal2 yang perlu diperhatikan :
- Tekanan darah harus adekuat dan monitor Tekanan Darah
ketat.
- Dosis dinaikan 10 mikro tiap 10 menit.
- Sasaran tergantung kasus.
- Efek samping : hipotensi, Nyeri kepala, toleransi in
countinous use (2 hr).
RUMUS NITRAT dalam SIRINGE PUMP
No. Dokumen :
051/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/2
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
5. Rumus :

Dosis x 60 = ……………. Cc / Jam


1000

6. Tabel :

Dosis Kecepatan Dosis Kecepatan


µgr Siringe Pump µgr Siringe Pump
10 0,6 160 9,6
20 1,2 170 10,2
30 1,8 180 10,8
40 2,4 190 11,4
50 3,0 200 12
60 3,6 210 12,6
70 4,2 220 13,2
80 4,8 230 13,8
90 5,4 240 14,4
100 6,0 250 15,0
110 6,6 260 15,6
120 7,2 270 16,2
130 7,8 280 16,8
140 8,4 290 17,4
150 9,0 300 18

UNIT TERKAIT Unit Rawat Intensif


PENILAIAN GLASGOW COMA SKALE (GCS)
DEWASA
No. Dokumen :
052/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/3
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

Memeriksa tingkat kesadaran pasien dewasa dengan


PENGERTIAN
menggunakan Skala Koma Glasgow.
1. Mendapatkan data obyektif.
TUJUAN
2. Evaluasi perkembangan pasien.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Mengatur posisi klien : supinasi.
2. Menempatkan diri disebelah kanan pasien, bila mungkin.
3. Memeriksa reflek membuka mata dengan benar.
4. Memeriksa reflek verbal dengan benar.
5. Memeriksa reflek motorik dengan benar.
Tabel Penilaian GCS
NO Elemen penilaian Skore
01. MEMBUKA MATA (EYE) :
- Spontan 4
- Dengan perintah 3
- Dengan rangsangan nyeri 2
- Tidak buka mata 1
02 RESAPON VERBAL :
- Orientasi tempat & waktu 5
- Bicara membingungkan. 4
PENILAIAN GLASGOW COMA SKALE (GCS)
DEWASA
No. Dokumen :
052/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/3
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA

NO Elemen penilaian Skore


- Kata-kata tidak tepat 3
- Suara tidak dimengerti. 2
- Tidak ada suara. 1
03. RESPON MOTORIK :
- Dengan perintah. 6
- Melokalisir nyeri. 5
- Menarik area nyeri. 4
- Fleksi abnormal. 3
- Extensi.
2
- Tidak ada gerakan
1
6. Menilai hasil pemeriksaan :
a. Compos Mentis (conscious) = Skor 15 - 14
Adalah kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat
menjawab seluruh pertanyaan mengenai kondisi
sekelilingnya.
b. Apatis = Skor 13 - 12
Adalah kondisi kesadaran yg segan buat berhubungan
bersama sekitarnya, sikapnya acuh tidak acuh.
c. Delirium = Skor 11 - 10
Adalah gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu),
memberontak, berhalusinasi, berteriak-teriak, kadang
berhayal.
d. Somnolen (Obtundasi, Letargi) = Skor 09 - 07
yakni kesadaran menurun, respon psikomotor yg
lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih
apabila dirangsang (mudah dibangunkan) namun jatuh
tertidur lagi, dapat memberi jawaban verbal.
PENILAIAN GLASGOW COMA SKALE (GCS)
DEWASA
No. Dokumen :
052/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 3/3
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
e. Stupor (soporo koma) = Skor 06 – 05
Adalah kondisi seperti tertidur lelap, tetapi ada respon
terhadap nyeri.
f. Semi Coma = Skor 04
Adalah Penurunan kesadaran yang tidak memberikan
respon terhadap pertanyaan, tidak dapat dibangunkan
sama sekali, respon terhadap rangsang nyeri hanya
sedikit, Tetapi reflek kornea & pupil masih ada.
g. Coma (comatose) = Skor 03
Aalah tidak dapat dibangunkan, tidak ada respon
terhadap rangsangan apapun (tak ada respon kornea
ataupun reflek muntah, mungkin saja serta tidak ada
respon pupil pada cahaya).
7. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

UNIT TERKAIT IGD


RAWAT INAP
PENILAIAN GLASGOW COMA SKALE (GCS)
ANAK-ANAK / BAYI.
No. Dokumen :
053/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 1/2
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA
Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Maret 2018

PENGERTIAN Memeriksa tingkat kesadaran pasien anak-anak dengan


menggunakan Skala Koma Glasgow.

TUJUAN 1. Mendapatkan data obyektif.


2. Evaluasi perkembangan pasien.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSU Nirmala Purbalingga No :


042/PER/DIR/RSU-N/III/2018, Tentang Pedoman Pelayanan
ICU.

PROSEDUR 8. Mengatur posisi klien : supinasi.


9. Menempatkan diri disebelah kanan pasien, bila mungkin.
10. Memeriksa reflek membuka mata dengan benar.
11. Memeriksa reflek verbal dengan benar.
12. Memeriksa reflek motorik dengan benar.
Tabel Penilaian GCS
NO Elemen penilaian Skore
01. MEMBUKA MATA (EYE) :
- Spontan 4
- Patuh pada perintah / suara 3
- Dengan rangsangan nyeri 2
- Tidak buka mata 1
02 RESAPON VERBAL :
- Mengoceh 5
- Menangis lemah 4
PENILAIAN GLASGOW COMA SKALE (GCS)
ANAK-ANAK / BAYI.
No. Dokumen :
053/SPO/ICU/RSU- No. Revisi : Hal. : 2/2
RSU NIRMALA N/III/2018 001
PURBALINGGA

NO Elemen penilaian Skore


- Menangis (karena diberi rangsang 3
nyeri).
- Merintih (karena diberi rangsang 2
nyeri).
- Tidak ada suara.
1
03. RESPON MOTORIK :
- Spontan. 6
- Menarik (karena sentuhan) 5
- Menarik (karena rangsang nyeri). 4
- Fleksi abnormal. 3
- Extensi abnormal.
2
- Tidak ada gerakan
1
13. Menilai hasil pemeriksaan .
14. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

UNIT TERKAIT IGD


RAWAT INAP

Anda mungkin juga menyukai