Anda di halaman 1dari 159

ALUR KELUAR MASUK PASIEN DI INSTALASI RAWAT

Rumah Sakit Kusta INTENSIF


Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/ 01 /101.14/RII/2009 0 1/5
Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
Tanggal Terbit
RAWAT INAP ICU
30 Desember 2009
dr. Nanang Koesnartedjo
NIP. 19560727 199003 1 004

Prosedur pasien masuk dari Instalasi Rawat Jalan, Instalasi

PENGERTIAN Gawat Darurat, Instalasi Bedah Sentral, atau Pavilyun serta


keluar dari Instalasi Rawat Intensif.

1. Memberikan tata cara memasukkan pasien ke Ruang

TUJUAN Rawat Intensif.


2. Memberikan gambaran alur pasien sebelum dirawat di
ICU dan setelah keluar dari ICU.

KEBIJAKAN Kebijakan Kepala UPT tentang pelayanan

A. Alur Masuk Pasien di Instalasi Rawat Intensif

PROSEDUR 1. Pasien dapat berasal dari Instalasi Rawat Jalan,


Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Bedah Sentral atau
Pavilyun.
2. Sudah ada terapi atau tindakan serta permintaan
masuk Instalasi Rawat Intensif dari dokter yang
merawat.
3. Petugas asal pasien memberitahukan kepada
petugas Instalasi Rawat Intensif mengenai :

1
ALUR KELUAR MASUK PASIEN DI INSTALASI RAWAT
Rumah Sakit Kusta INTENSIF
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/ 01 /101.14/RII/2009 0 2/5

PROSEDUR :
a. Identitas penderita
b. Keadaan penderita dan diagnosa masuk
Instalasi Rawat Intensif
c. Tindakan dan terapi yang telah diberikan
d. Peralatan dan obat-obatan yang harus
disiapkan di Instalasi Rawat Intensif
4. Petugas Instalasi Rawat Intensif menyiapkan tempat,
peralatan dan obat-obatan yang akan digunakan.
5. Bila sudah siap, petugas Instalasi Rawat Intensif
memberitahukan ke petugas asal pasien bahwa
pasien dapat dikirim.
6. Untuk pasien dari Instalasi Bedah Sentral, petugas
Instalasi Rawat Intensif yang mengambil pasien.

8. Melakukan tindakan penanganan pasien selanjutnya


sesuai dengan instruksi dokter spesialis yang
merawat.

B. Alur Keluar Pasien di Instalasi Rawat Intensif


1. Dokter spesialis yang merawat menyatakan pasien
sudah dapat dipindahkan ke ruang perawatan biasa/
pasien meninggal/ pasien meminta pulang paksa
2. Sebelum pasien dipindahkan, petugas ICU dan
instalasi rawat inap atau VIP harus melakukan serah
terima pasien tentang :

2
ALUR KELUAR MASUK PASIEN DI INSTALASI RAWAT
Rumah Sakit Kusta INTENSIF
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/01/101.14/RII/2009 0 3/5

a. Keadaan pasien (tensi, nadi, kesadaran, dsb)


b. Tindakan apa saja yang telah dilakukan
c. Obat-obatan yang talah diberikan dan kapan
waktu pemberiannya
d. Tindakan dan terapi selanjutnya
e. Keperawatan dan obat-obat yang dibawa
f. Data-data tertulis yang berhubungan dengan
penanganan pasien (status, lembar observasi,
dan sebagainya)
3. Semua pasien, baik yang masuk dari rawat jalan,
IGD, maupun pindahan dari ruangan rawat
inap/pavilliun, yang akan keluar dari ICU ke ruangan
rawat inap/pavilliun dijemput oleh petugas ruangan
rawat inap/pavilliun yang akan ditempati oleh pasien
tersebut.
4. Bila pasien harus dirujuk ke RS lain, maka petugas
ambulance 118 akan mengantar sampai ke RS yang
dituju.

3
ALUR KELUAR MASUK PASIEN DI INSTALASI RAWAT
Rumah Sakit Kusta INTENSIF
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/ 01 /101.14/RII/2009 0 4/5

Alur Keluar Masuk Pasien di Instalasi Rawat Intensif :

R.jalan ug OK R.inap VIP


d

Masuk ICU

ICU

Keluar
ICU

dipulang ok R. VIP

inap
SEMBUH

Rujuk
meninggal

4
ALUR KELUAR MASUK PASIEN DI INSTALASI RAWAT
Rumah Sakit Kusta INTENSIF
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/ 01 /101.14/RII/2009 0 5/5

Unit Terkait: Instalasi Rawat Intensif

Instalasi Gawat Darurat

Instalasi Rawat Inap Kusta

Instalasi Rawat Inap Umum

Instalasi Kamar Operasi

5
KRETERIA PASIEN MASUK RUANG RAWAT INAP
Rumah Sakit Kusta
INTENSIF ( ICU )
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/ 02 /101.14/RII/2009 0 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
RAWAT INAP ICU 30 Desember 2009

dr. Nanang Koesnartedjo


NIP. 19560727 199003 1 004

Pengertian
Kriteria pasien masuk adalah kondisi pasien yang memberi
isyarat diperlukannya perawatan intensif sesuai indikasi
pasien masuk di Ruang Rawat Intensif [ICU]
Tujuan
Memberikan batasan pasien yang memerlukan perawatan
intensif

Kebijakan

Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan

Prosedur

Pasien yang akan masuk ICU harus memenuhi persyaratan dan


indikasi masuk ICU.

A. Persyaratan Pasien Masuk ICU


1. Memenuhi kriteria masuk di Instalasi Rawat Intensif
2. Ada permintaan masuk ICU dari dokter spesialis
yang merawat.
3. Ada persetujuan dari pasien/keluarga pasien untuk
dirawat di ICU.

6
KRETERIA PASIEN MASUK RUANG RAWAT INAP
Rumah Sakit Kusta
INTENSIF ( ICU )
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/ 02 /101.14/RII/2009 0 2/3

B. Indikasi Pasien Masuk ICU


1. Prioritas I
Pasien yang memerlukan tindakan terapi intensif

Menderita penyakit atau gangguan akut pada organ vital


apapun sebabnya yang memerlukan tindakan intensif
dan agresif untuk mengatasinya.

Misal : Gagal nafas, gagal sirkulasi, gagal susunan saraf


pusat, gagal ginjal

2. Prioritas II
Pasien yang memerlukan pemantauan intensif

Memerlukan pemantauan intensif, baik secara invasif


maupun non invasif atas keadaan-keadaan yang dapat
menimbulkan ancaman gangguan pada system organ
vital.

Misal : Pasca bedah ekstensif, pasca henti jantung,


pasca bedah dengan penyakit jantung.

3. Prioritas III
Pasien sakit kritis/terminal dengan prognosis yang jelek
untuk sembuh.

Memerlukan terapi intensif untuk mengatasi penyakit


akut, tetapi tidak dilakukan tindakan invasif seperti
intubasi

7
KRETERIA PASIEN MASUK RUANG RAWAT INAP
Rumah Sakit Kusta
INTENSIF ( ICU )
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/ 02 /101.14/RII/2009 0 3/3

Misal : Keganasan metastatik dengan penyulit infeksi,


sumbatan jalan napas, penyakit jantung/paru terminal
dengan komplikasi penyakit akut berat.

Pasien yang tidak perlu masuk ICU :

1. Pasien Mati Batang Otak (MBO), kecuali yang


merupakan donor organ
2. Pasien prioritas I atau II yang menolak
perawatan/tindakan agresif di ICU
3. Pasien dengan keadaaan vegetatif yang permanen
4. Pasien dalam keadaan stabil dengan resiko yang
rendah untuk menjadi berbahaya
5. Pasien dalam keadaan stadium akhir (end-stage)
penyakit-penyakit.
Unit Terkait:

1. Instalasi Rawat Jalan


2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Kamar Operasi
4. Instalasi Rawat Inap
5. Vip

8
KRETERIA PASIEN KELUAR RUANG RAWAT INAP
Rumah Sakit Kusta
INTENSIF ( ICU )
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/ 03 /101.14/RII/2009 0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
RAWAT INAP ICU 30 Desember 2009

dr. Nanang Koesnartedjo


NIP. 19560727 199003 1 004

Kriteria pasien keluar adalah kondisi pasien yang

PENGERTIAN memberikan isyarat bahwa pasien tidak lagi memerlukan


perawatan lebih lanjut di Ruang Rawat Intensif [ICU].

Memberikan batasan pasien yang sudah tidak


TUJUAN memerlukan perawatan intensif lagi.

KEBIJAKAN Kebijakan Kepala UPT tentang pelayanan

PROSEDUR Kriteria pasien keluar dari Ruang Rawat Intensif adalah:

1. Keadaan pasien telah membaik dan cukup stabil,


sehingga tidak memerlukan terapi atau pemantauan
yang intensif lagi.
2. Terapi atau pemantauan intensif tidak lagi bermanfaat
atau memberikan perbaikan bagi keadaan pasien,
misal:
a. Pasien yang mengalami mati batang otak.

9
KRETERIA PASIEN KELUAR RUANG RAWAT INAP
Rumah Sakit Kusta
INTENSIF ( ICU )
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/ 03 /101.14/RII/2009 0 2/2

b. Penyakitnya mencapai stadium akhir.


3. Pasien atau keluarga menolak dirawat lebih lanjut di
ICU, harus krs.
4. Pasien hanya memerlukan pemantauan intensif saja,
sedang ada pasien lain yang memerlukan perawatan
intensif. Pasien seperti ini hendaknya diusahakan pindah
keruang observasi khusus [ROK].
5. Pemindahan pasien keluar ICU harus diputuskan atau
disetujui dokter spesialis yang merawat atau kepala
instalasi rawat intensif.

Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Intensif


2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Kamar Opersai
4. Instalasi Rawat Inap
5. Vip

10
PENANGANAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT
Rumah Sakit Kusta INTENSIF
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/ 04 /101.14/RII/2009 0 1/4
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
RAWAT INAP ICU 30 Desember 2009

dr. Nanang Koesnartedjo


NIP. 19560727 199003 1 004

Pengertian Perawatan intensif yang optimal kepada pasien yang


dirawat di Instalasi Rawat Intensif.

Tujuan Memberikan pedoman penanganan pasien yang


memerlukan perawatan intensif

Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan

Prosedur 1. Persyaratan pasien dirawat di Instalasi Rawat Intensif :


− Memenuhi kriteria masuk Instalasi Rawat
Intensif
− Penderita dan keluarganya setuju dengan
perawatan di Instalasi Rawat Intensif
− Ada instruksi tindakan /terapi dari dokter
spesialis yang merawat.

11
PENANGANAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT
Rumah Sakit Kusta INTENSIF
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/ 04 /101.14/RII/2009 0 2/4

2. Mengingat sarana dan prasarana yang terbatas, maka


bila ada pasien yang memenuhi kriteria masuk
Instalasi Rawat Intensif, namun pasien yang sedang
dirawat jumlahnya melebihi kapasitas Instalasi Rawat
Intensif, maka untuk menentukan siapa pasien yang
dapat masuk dilakukan pembicaraan antara Kepala
Instalasi Rawat Intensif dengan dokter spesialis yang
merawat dengan mempertimbangkan :

− Kemungkinan kesembuhan penyakitnya.


− Usia pasien.
− Penyakit menular atau tidak.
− Status cara pembayaran.
− Status sosial pasien (anak satu-satunya,
pejabat, dsb)

3. Petugas Instalasi Rawat Intensif melakukan observasi


intensif sesuai dengan standar observasi intensif
Instalasi Rawat Intensif ditambah observasi khusus
sesuai kasusnya.
4. Standar observasi Instalasi Rawat Intensif adalah :

− Sistem pernafasan (minimal tiap jam) : frekuensi


nafas per menit, kedalaman nafas, halangan jalan
nafas

12
PENANGANAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT
Rumah Sakit Kusta INTENSIF
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/ 04 /101.14/RII/2009 0 3/4

− Sistem kardiovaskuler (minimal tiap jam) : tekanan


darah, frekuensi nadi, irama nadi, perfusi perifer.
− Sistem sarat pusat (minimal tiap jam) : kesadaran
(GCS)
− Sistem urinaria (minimal tiap tiga jam) : produksi
urine
− Sistem pencernaan (minimal tiap tiga jam) :
produksi cairan lambung, muntah, flatus, bising
usus.
− Reaksi alergi/anafilaksis : tiap selesai pemberian
obat/transfusi darah.
− Produksi drain (minimal tiap enam jam)
− Balans cairan masuk dan keluar, (minimal setiap
pagi, jam 06.00)
5. Petugas di Instalasi Rawat Intensif melaporkan hasil
observasinya kepada dokter spesialis yang merawat
minimal dua kali dalam 24 jam (jam 06.00 dan 19.00)
per telepon.
6. Pada keadaan tertentu (gawat, perlu tindakan/terapi
segera, ada keraguan, dsb), perawat dokter spesialis
yang merawat untuk penanganan lebih lanjut.
7. Petugas Instalasi Rawat Intensif melakukan perawatan
dan pengobatan sesuai instruksi dokter spesialis yang
merawat.
8. Pengunjung tidak boleh menunggui pasien kecuali
pasien anak-anak (<12 tahun) dan pasien yang agonal.

13
PENANGANAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT
Rumah Sakit Kusta INTENSIF
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/ 04 /101.14/RII/2009 0 4/4

9. Jam dinas petugas instalasi rawat intensif :


 Pagi : jam 07.00-14.00
 Siang : jam 14.00-21.00
 Malam : jam 21.00-07.00

Unit Terkait Medis,Perawat

14
BRONCHIAL TOILET
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/ 05 /101.14/RII/2009 0 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
RAWAT INAP ICU 30 Desember 2009

dr. Nanang Koesnartedjo


NIP. 19560727 199003 1 004

Pengertian Mengeluarkan cairan atau lendir dari mulut, hdung atau


tracheal pada pasien yang tidak dapat mengeluarkan secara
spontan

Tujuan 1. Mempertahankan jalan nafas tetap bebas


2. Membersihkan secret pada pasien yang batuk tidak
adekuat
Kebijakan UU No. 23 tahun 1992 rentang Kesehatan

SK Menkes No. 1333 th. 1999 tentang penetapan Satndar


Pelayanan Rumah Sakit

A. Indikasi
1. Pasien dengan retensi sputum
2. Pasien yang dipasang ETT
3. Pasien yang memakai Tracheostomi
B. Persiapan
a. Kateter Suction (ukuran 1/3 lingkaran tube ETT
b. Handscoend steril dan on steril
c. Kasa steril 2-3 lembar
d. Alkohol 70%
e. Aquadest

15
BRONCHIAL TOILET
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/ 05 /101.14/RII/2009 0 2/3

Prosedur f. Stetoskop
g. Bag Valve Mask
h. O2 dengan perlengkapannya
i. Korentang
j. Bengkok

C. Cara Kerja
1. Pasien diberitahu
2. Auskultasi daerah paru untuk mendengarkan
Ronchi
3. Set kekuatan suction

- Bayi : 40-60

- Dewasa : 80-120

- Anak : 60-80
4. Melakukan oksigenasi 100%
5. Pakai Handscoend steril
6. Ambil Catheter Suction
7. Ambil Kasa Steril basahkan dengan alkohol 70%
8. Masukkan Kateter/hubungkan kateter suction
dengan selang suction
9. Spoel Kateter dengan aquadest
10. Masukkan kateter sambil memegang kateter,
jangan menutup lubang pangkal kateter
11. Keluarkan kateter suction secara berputar ±5-10
detik

16
BRONCHIAL TOILET
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/05/101.14/RII/2009 0 3/3

12. Lakukan beging / oksigenasi 100%


13. Bersihkan ujung kateter dengan kasa yang telah
dibasahi alkohol
14. Ulangi kembali sampai tidak terdengar ronchi
15. Catat jumlah produksi secret, warna dan bau
D. Pelaksana :
Dokter , Paramedis

Unit Terkait: Medis, Perawat

17
EVALUASI HASIL PERAWATAN
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/06/101.14/RII/2009 0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
RAWAT INAP ICU 30 Desember 2009

dr. Nanang Koesnartedjo


NIP. 19560727 199003 1 004

Pengertian Penilaian hasil perawatan pasien yang masuk di ICU

Tujuan Untuk mengetahui hasil mutu / kualitas pelayanan di ruang


ICU

Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan

Prosedur 1. Indikator mutu keperawatan di ICU meliputi :


a. Angka decubitus
b. Nosokomial
c. Askep
2. Setiap hari dilakukan pemantauan terhadap
indikator mutu perawatan dengan menggunakan
alat bantu pantau yang beupa format :
a. Laporan Dekubitus
b. Laporan Flebitis
c. Health Edukation
d. Setiap bulan dilakukan evaluasi dan analisa
terhadap keberhasilan indikator mutu
keperawatan indikator BOR, Av Lo S, BTO, TOI,
NDR, GDR, jumlah kematian, jumlah hari
perawatan dan jumlah pasien

18
EVALUASI HASIL PERAWATAN
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/06/101.14/RII/2009 0 2/2

Unit Terkait Instalasi Rawat Intensif

19
FUNGSI DAN KEWENANGAN KOORDINATOR
Rumah Sakit Kusta
INSTALASI RAWAT INTENSIF
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/07/101.14/RII/2009 0 1/2
Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
Tanggal Terbit
RAWAT INAP ICU
30 Desember 2009
dr. Nanang Koesnartedjo
NIP. 19560727 199003 1 004

Pengertian Fungsi dan kewenangan kepala instalasi rawat intensif


sebagai koordinator kegiatan pelayanan di instalasi rawat
intensif
Tujuan
Sebagai pedoman fungsi dan kewenangan kepala instalasi rawat intensif
Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan

Prosedur 1. Mengatur dan mengendalikan kegiatan perawatan


penderita sesuai prosedur perawatan dan melakukan
koordinasi dengan staf medik fungsional.
2. Melakukan pengawasan pelaksanaan prosedur tetap
pelayanan di ICU.
3. Mengusahakan suasana ruang perawatan yang
memungkinkan untuk melakukan perawatan secara
optimal
Melakukan koordinasi dengan instansi terkait.
5. Membina, memimpin, mengawasi dan mengkoordinir
staf ICU.
6. Mengusahakan semua peralatan dapat berfungsi
optimal
7 Mengajukan kebutuhan sarana dan prasarana yang
kurang.

20
FUNGSI DAN KEWENANGAN KOORDINATOR
Rumah Sakit Kusta
INSTALASI RAWAT INTENSIF
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/07/101.14/RII/2009 0 2 /2

8. Membuat laporan tahunan dan usulan untuk


meningkatkan pelayanan di ICU
Unit Terkait Medis, perawat

21
FISIOTERAPI DADA
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/08/101.14/RII/2009 0 1/4
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
RAWAT INAP ICU 30 Desember 2009

dr. Nanang Koesnartedjo


NIP. 19560727 199003 1 004

Pengertian Suatu tindakan yang diberikan pada penderita dengan jalan


latihan bernapas, menepuk daerah dinding dada,
menggetarkan daerah dinding dada serta menghisap sekresi
yang dikeluarkan untuk memperlancar pernapasan.

Tujuan 1. Untuk mempertahankan, memperbaiki dan mencapai


keefektifan dari seluruh bagian paru.
2. Menceghah kolaps daripada paru yang disebabkan
karena terlambatnya sekresi untuk keluar.
3. Menghindarkan terjadinya komplikasi, misalnya :
bronkhopneumonia.
4. Untuk mempertahankan kelancaran sirkulasi darah.
5. Untuk mencegah atrofi otot-otot.
Indikasi :

1. Pasien dengan ventilator.


2. Pasien dengan retensi sputum / reflek batuk,
tidak baik namun tidak aktif.
3. Pasien tidak aktif.

22
Rumah Sakit FISIOTERAPI DADA
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/08/101.14/RII/2009 0 2/4

Kontra indikasi :

1. Pasien dalam keadaan shock.


2. Relatif : fraktur iga.
3. Pasien dengan TIK meningkat.
4. Pasien dengan miocard infark.
Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang pelayanan

Prosedur 1. Cara kerja :


1 Cuci tangan.
2. Beritahu pasien.
3. Jika pasien sadar anjurkan pasien untuk latihan
napas dalam dengan cara memegang perut
pasien dengan kedua tangan kemudian tarik
nafas dalam lewat hidung, tahan, kemudian
keluarkan lewat mulut. Lakukan tindakan tersebut
minimal 10 kali. Jika pasien masih mampu
lakukan lagi dalam satu periode (10 kali).
4. Auskultasi seluruh lapang paru.
5. Posisikan pasien tidur dengan miring kiri atau
kanan.
6. Tempatkan handuk di atas dada pasien.
7. Lakukan penepukan / clapping dengan kedua
tangan di seluruh lapang paru dalam waktu 1 – 3
menit.

23
Rumah Sakit FISIOTERAPI DADA
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/08/101.14/RII/2009 0 3/4

,
8. Lakukan vibrasi saat pasien ekspirasi dalam
waktu 1 – 3 menit.
9. Lakukan clapping dan vibrasi pada dada yang
satunya dengan lama waktu yang sama.
10. Jika pasien sadar lakukan postural drainage dan
posisikan pasien sesuai daerah paru dimana
sekret akan dialirkan.
11. Jika pasien mampu batuk efektif anjurkan pasien
untuk batuk efektif.
12. Jika pasien tidak mampu batuk efektif lakukan
suctioning dengan tekanan 60 – 100 mmHg untuk
bayi, 100 – 120 mmHg untuk anak-anak, 100 –
300 mmHg untuk dewasa, jika pasien dengan VM
berikan O2 100 pre, post dan di antara tindakan
suctioning.
13. Catat jumlah, warna dan konsistensi sputum.
14. Kembalikan pasien pada posisi semula.
15. Rapihkan peralatan dan dokumentasikan
tindakan.

2. Hal-hal yang harus diperhatikan :

Di dalam melakukan fisioterapi dada harus melihat keadaan


umum penderita, sehingga kita dapat mencegah komplikasi
lebih lanjut

24
Rumah Sakit FISIOTERAPI DADA
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/08/101.14/RII/2009 0 4/4

.
Tindakan yang berhubungan dengan fisioterapi dada :

1. Latihan bernapas / breathing exercise.


2. Penepukan / clapping.
3. Menggetarkan / vibrating.
4. Drainase posisi.
5. Penghisapan / suctioning.

Unit Terkait Medis, Perawat

25
HUBUNGAN KERJASAMA RUJUKAN INSTALASI
Rumah Sakit
Kusta RAWAT INTENSIF DENGAN RUMAH SAKIT LAIN
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/09/101.14/RII/2009 0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
RAWAT INAP ICU 30 Desember 2009

dr. Nanang Koesnartedjo


NIP. 19560727 199003 1 004

Pengertian Serangkaian proses kegiatan pelayanan rujukan ke rumah


sakitlain yang lebih tinggi tingkat kemampuan pelayanannya

Tujuan Untuk memberikan pelayanan medis sesuai kebutuhan


pasien

Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang pelayana

Prosedur 1. Dokter yang merawat mengambil keputusan untuk


merujuk pasien, dengan persetujuan pasien dan atau
keluarga pasien
2. Pengisian formulir rujukan yang berisi :
a. Identitas pasien
b. Identitas dokter yang merujuk
c. Tanggal rujukan
d. Diagnosa penyakit pasien
e. Ikhtisar singkat penyakit pasien

26
HUBUNGAN KERJASAMA RUJUKAN INSTALASI
Rumah Sakit
Kusta RAWAT INTENSIF DENGAN RUMAH SAKIT LAIN
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/09/101.14/RII/2009 0 2/2

f. Terapi yang telah diberikan


g. Kondisi terakhir pasien
h. Tanda tangan pasien
3. Menghubungi RS rujukan untuk persiapan penerimaan
pasien
4. Menghubungi petugas ambulance untuk proses
transportasi rujukan pasien
5. Mempersiapkan mobilisasi pasien beserta alat
penunjangnya
6. Pasien dirujuk ke rumah sakit lain dengan didampingi
paramedis
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Intensif
2. Tim Ambulance RS KUSTA SUMBERGLAGAH

27
HUBUNGAN KERJASAMA INSTALASI RAWAT
Rumah Sakit INTENSIFDENGAN UNIT PELAYANAN LAIN DALAM
Kusta RUMAH SAKIT
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/10/101.14/RII/2009 0 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
RAWAT INAP ICU 30 Desember 2009

dr. Nanang Koesnartedjo


NIP. 19560727 199003 1 004

Pengertian Instalasi Rawat Intensif dalam menjalankan fungsinya perlu


bekerjasama dengan unit-unit pelayanan laina dalam rumah
sakit

Tujuan Sebagai pedoman dalam melakukan hubungan kerjasama


dengan unit pelayanan lain dalam rumah sakit

Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang pelayanan

Prosedur 1. Instalasi ICU menerima dan merawat penderita yang


brsala dari Instalasi Gawat darurat, Instalasi Bedah
Sentral dan Pulih sadar, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi
Rawat Inap dan Pavilliun
2. Instalasi ICU beroperasional bekerjasama dengan :

28
HUBUNGAN KERJASAMA INSTALASI RAWAT
Rumah Sakit INTENSIFDENGAN UNIT PELAYANAN LAIN DALAM
Kusta RUMAH SAKIT
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/10/101.14/RII/2009 0 2/3

Prosedur Instalasi Farmasi, Instalasi laboratorium, Instalasi Radiologi,


Instalasi CSSD, Instalasi Pemeliharaan Sarana, Instalasi
Gizi, Instalasi Sanitasi, Instalasi Billing, Instalasi
Pemulasarana Jenazah, Sekretariat, Bidang Pembinaan
SDM, Bidang Keuangan, Bidang Perlengkapan & Rumah
Tangga, Bagian Umum, Bid. Pelayanan Medik, Bidang
Program & Rekam Medik sesuai dengan prosedur yang
sudah ditetapkan.

Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat


2. Instalasi bedah sentral
3. Instalasi rawat jalan
4. V I P
5. Instalasi farmasi
6. Instalasi laboratorium
7. Instalasi radiologi
8. CSSD
9. Intalasi gisi

29
HUBUNGAN KERJASAMA INSTALASI RAWAT
Rumah Sakit INTENSIFDENGAN UNIT PELAYANAN LAIN DALAM
Kusta RUMAH SAKIT
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/10/101.14/RII/2009 0 3/3

10. Bagian umum


11. Bidang Program dan rekam medik
12. Bidang pembinaan SDM
13. Bidang perlengkapan dan rumah tangga
14. Bidang keuangan
15. Sekretariat
16. Bidang keperawatan
17. Instalasi pemeliharaan sarana
18. Instalasi sanitasi
19. Instalasi pemulasaran jenasah

30
Rumah Sakit KESELAMATAN KERJA
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/11/101.14/RII/2009 0 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
RAWAT INAP ICU 30 Desember 2009

dr. Nanang Koesnartedjo


NIP. 19560727 199003 1 004

Pengertian Segala upaya perencanaan, pengadaan dan pelaksanaan


fungsi instalasi rawat intensif yang bertujuan mencegah dan
menekan kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja,
menanggulangi dan mengelola bila terjadi agar dampaknya
dapat ditekan sekecil-kecilnya.

Tujuan Memberikan perlindungan bagi penghuni instalasi rawat


intensif dari kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja

Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang pelayanan

Prosedur 1. Pengamanan peralatan medik


a. Setiap peralatan medik di instalasi rawat intensif
harus mempunyai pengaman agar tidak
mencelakakan penggunanya.
b. Setiap peralatan medik mempunyai sistem alarm
yang dapat memberikan peringatan bila terjadi
gangguan pada alat tersebut.

31
Rumah Sakit KESELAMATAN KERJA
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/11/101.14/RII/2009 0 2/3

c. Para petugas instalasi rawat intensif wajib


menggunakan alat pelindung diri yang tepat pada
saat menggunakan peralatan medik.
2. Pengamanan radiasi dan limbah radioaktif.
a. Semua limbah medis ditampung di tempat
penampungan khusus yang terpisah,lalu
berkoordinasi dengan instalasi sanitasi untuk
kemudian dimusnahkan di incenerator.
b. Para petugas instalasi rawat intensif wajib
menggunakan alat pelindung diri yang tepat pada
saat kontak dengan peralatan yang beradiasi dan
saat mengelola limbah medis.
3. Pengujian, pemeriksaan, pemeliharaan, perbaikan dan
kalibrasi peralatan medis.
a. Petugas instalasi rawat intensif selalu berkoordinasi
dengan instalasi perbaikan sarana untuk
pemeliharaan, perbaikan dan kalibrasi peralatan
medis yang ada di instalasi rawat intensif.
4. Pengamanan peralatan non medis.
a. Setiap peralatan non medis harus mempunyai
pengaman agar tidak mencelakakan penggunanya.
b. Setiap peralatan non medis harus diuji dan
diperiksa secara berkala, dan bila ada kerusakan,
instalasi rawat intensif selalu berkoordinasi dengan
instalasi perbaikan sarana untuk perbaikannya.

32
Rumah Sakit KESELAMATAN KERJA
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/11/101.14/RII/2009 0 3/3

5. Pengawasan dan keselamatan bangunan.


a. Pengawasan dan pemeliharaan bangunan instalasi
rawat intensif dilakukan secara berkala dengan
berkoordinasi dengan instalasi sanitasi.
6. Bila terjadi kecelakaan kerja, maka petugas instalasi
rawat intensif harus memberikan pertolongan pertama
pada korban kecelakaan, untuk kemudian perawatan
korban dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku
di RSK Sumberglagah .
7. Petugas instalasi rawat intensif harus melaporkan
kejadian dan data kecelakaan akibat kerja kepada Tim
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) RSK
Sumberglagah, untuk kemudian membuat evaluasi dan
tindaklanjut.
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Intensif
2. IPRS

33
Rumah Sakit KEWASPADAAN BENCANA DAN KEBAKARAN
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/12/101.14/RII/2009 0 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
RAWAT INAP ICU 30 Desember 2009

dr. Nanang Koesnartedjo


NIP. 19560727 199003 1 004

Pengertian Upaya untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaan


terhadap segala bentuk bencana dan kebakaran yang mungkin
terjadi serta upaya penanggulangannya apabila terjadi untuk
menekan dampak yang diakibatkan sekecil-kecilnya.

Tujuan  Mencegah agar tidak terjadi bencana dan kebakaran di


instalasi rawat intensi
 Menanggulangi secara cepat dan tepat agar dampaknya
dapat ditekan
 Memelihara produktifitas kerja di pelayanan intensif
supaya selalu optimal
 Melindungi petugas, pasien/pengunjung dari bahaya
kebakaran yang terjadi di pelayanan intensif

Kebijakan Bila terjadi kejadian kebakaran di instalasi perawatan intensif


1. UU No. I Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Permenaker No.5/Men/1996 tentang system
manajemen kesehatan dan keselamatan kerja.

34
Rumah Sakit KEWASPADAAN BENCANA DAN KEBAKARAN
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/12/101.14/RII/2009 0 2/3

Prosedur 1. Petugas instalasi rawat intensif segera memberikan


pertolongan pertama pada korban bencana dan atau
kebakaran, dengan mengambil peralatan yang diperlukan
seperti alat dan bahan P3K serta alat pemadam kebakaran
untuk memadamkan api.
2.Petugas instalasi rawat intensif selalu berkoordinasi
dengan instalasi gawat darurat untuk penanganan dan
perawatan korban bencana dan atau kebakaran sesuai
prosedur yang berlaku di RS.
3.Bila tidak dapat mengatasi bencana dan kebakaran yang
terjadi, petugas instalasi rawat intensif segera menghubungi
bagian keamanan, tim K3RS dan instalasi perbaikan sarana
dan bila perlu juga menghubungi dinas kebakaran, untuk
membantu penanggulangan bencana dan atau kebakaran
yang terjadi.
4.Bagian keamanan dan tim K3RS yang lain mengamankan
serta memberi peringatan dan petunjuk di lokasi sekitar
TKP.
5. Tim K3RS mengevaluasi penyebab dan dampak serta
langkah-langkah tindak lanjut yang akan diambil agar dapat
menanggulangi bencana yang terjadi dan mencegah supaya
tidak terjadi lagi bencana dan atau kebakaran di instalasi
rawat intensif.

35
Rumah Sakit KEWASPADAAN BENCANA DAN KEBAKARAN
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/12/101.14/RII/2009 0 3 /3

Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Intensif


2. Instalasi Gawat Darurat
3. IPRS
4. Bagian Keamanan
5. Tim K3RS

36
Rumah Sakit ORAL HIGIENE
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/13/101.14/RII/2009 0 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
RAWAT INAP ICU 30 Desember 2009

dr. Nanang Koesnartedjo


NIP. 19560727 199003 1 004

Pengertian Untuk mempertahankan kesehatan mulut, gigi dan bagian


pencernaan

Tujuan Untuk mempertahankan kenyamanan, meningkatkan nafsu


makan dan mencegah infeksi mulut

Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang pelayanan

Prosedur I. PERSIAPAN
1. Depres
2. 2 com kecil
3. Bengkok
4. Crom klem
5. Aqua steril
6. Iodine kumur 1%

37
Rumah Sakit ORAL HIGIENE
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/13/101.14/RII/2009 0 2/3

7. Bengkok
8. Crom klem
9. Aqua steril
10. Iodine kumur 1%
11. Borax Glicerin
12. Suction
13. Tong Spatel
14. Handscoend on

II. PELAKSANAAN
1. Cuci tangan / hand rub (antisepsis tangan).
2. Pakai sarung tangan
3. Persiapan pasien dan lingkungan
4. Baca Basmallah sebelum melakukan tindakan
5. Sapa pasien dengan salam serta menjelaskan
tindakan yang akan dilakukan
6. Bersihkan mulut pasien dengan depres iodine
kumur 1% 2-3 kali, ulangi lagi bila masih belum
bersih
7. Hisap lendir bila produksi lendir banyak
8. Gunakan tong spatel untuk membuka mulut dan
membersihkan lidah serta rongga mulut
9. Bilas mulut dengan depres yang telah dicelupkan
ke dalam cairan aqua steril lalu keringkan dengan
depres kering

38
Rumah Sakit ORAL HIGIENE
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/13/101.14/RII/2009 0 3/ 3

10. Olesi bibir dengan Borax Glicerin


11. Rapikan pasien dan alat
Unit Terkait Instalasi Rawat Intensif

39
Rumah Sakit PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PERALATAN
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/14/101.14/RII/2009 0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
RAWAT INAP ICU 30 Desember 2009

dr. Nanang Koesnartedjo


NIP. 19560727 199003 1 004

Pengertian Pemeliharaan peralatan adalah kegiatan terhadap alat-alat


ICU dan dilanjutkan dengan kegiatan pembersihan, kalibrasi,
dan evaluasi fungsi apakah berjalan normal atau tidak.
Perbaikan alat adalah kegiatan perbaikan jika pada evaluasi
fungsi ternyata alat tidak berfungsi baik

Tujuan Agar alat-alat ICU selalu berfungsi optimal

Kebijakan Kebijakan kepala UPT tentang pelayanan

Prosedur Daftar alat, Jenis Pemeliharaan, dan Jadwal


Pemeliharaan di ICU RS Kusta Sumberglagah

No Nama Alat Jenis tindakan Jadwal


pemeliharaan Pemeliharaan

1 Bed side Pembersihan, cek Tiap hari


Monitor fungsi dan kertas

Kalibrasi 1x/tahun

40
Rumah Sakit PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PERALATAN
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/14/101.14/RII/2009 0 2/2

2 Infusion Pembersihan dan Tiap hari


pump cek fungsi

Kalibrasi 1x/tahun

3 Syringe Pembersihan dan Tiap hari


pump cek fungsi

Kalibrasi 1x/tahun

4 Ventilator Pembersihan dan Tiap hari


cek fungsi

Kalibrasi 1x/tahun

 Jika ada alat medik yang rusak dan memerlukan


perbaikan, maka dilaporkan ke Instalasi
Pemeliharaan Sarana
 Jika ada alat medik yang rusak dan tidak bisa
diperbaiki, maka dilaporkan ke Bagian
Perlengkapan. Selanjutnya, unutk permintaan
penggantian alat ke Instalasi Farmasi atau
Penunjang Medik.

Unit Terkait  IPRS


 Instalasi Farmasi
 Bagian Perlengkapan
 Penunjang Medik

41
Rumah Sakit TATA CARA PEMERIKSAAN RADIOLOGI DI RUANG ICU
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/15/101.14/RII/2009 0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
RAWAT INAP ICU 30 Desember 2009

dr. Nanang Koesnartedjo


NIP. 19560727 199003 1 004

Pengertian Tata cara melaksanakan pelayanan pemeriksaan radiologi


untuk pasien dari rawat intensif

Tujuan Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan pemeriksaan


radiologi untuk pasien dari rawat intensif sehingga terhindar
dari kesalahan prosedur.

Kebijakan Semua pemeriksaan dan tindakan medik radiologi harus


dilakukan sesuai denagn standar prosedur pemeriksaan dan
tindakan medik radiology yang telah ditetapkan.

Prosedur 1. Pasien dari ruang rawat intensif yang transportable


diantar petugas ICU ke instalasi radiologi dilengkapi
surat permintaan pemeriksaan diri dokter ruangan
bersama catatan medis lainnya.
2. Apabila keadaan pasien untransportable, maka dokter
yang merawat menulis blanko permintaan radiologi,

42
Rumah Sakit TATA CARA PEMERIKSAAN RADIOLOGI DI RUANG ICU
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/15/101.14/RII/2009 0 2/2

ditulis: ”Cito Bed” sedangkan petugas radiologi yang


datang membawa alat ke ICU.
3. Surat permintaan pemeriksaan diserahkan pada
petugas loket penerimaan pasien radiologi, untuk
kemudian ditindaklanjuti sesuai standar operasional
prosedur instalasi radiologi.
4. Bila hasil radiologi sudah selesai, petugas ruangan ICU
mengambil hasil radiologi di instalasi radiologi.

Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Intensif


2. Instalasi Radiologi

43
Rumah Sakit PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/16/101.14/RII/2009 0 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
RAWAT INAP ICU 30 Desember 2009

dr. Nanang Koesnartedjo


NIP. 19560727 199003 1 004

Pengertian Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terdapat pada waktu


pasien mulai dirawat di rumah sakit sekurang-kurangnya
3x24 jam sejak mulai perawatan
Tujuan UMUM :

Mengendalikan infeksi di ruang perawatan intensif

KHUSUS :

1. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial


2. Menurunkan angka terjadinya infeksi nosokomial
3. Menanggulangi kejadian luar biasa bila terjadi
infeksi nosokomial

Kebijakan 1. Pencegahan infeksi dalam melakukan tindakan


medis dan non medis
2. Protap pengendalian infeksi rumah sakit

44
Rumah Sakit PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/15/101.14/RII/2009 0 2/3

Prosedur 1. Semua petugas instalasi rawat intensif dalam


melakukan tindakan pelayanan harus mencuci
tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan,
sesuai prosedur cuci tangan
2. Semua orang yang berada di ruang perawatan
Instalasi Rawat Intensif harus mengenakan baju
(scort) yang dipakai di dalam ruang ICU
3. Semua petugas dalam melakukan tindakan medis
harus memakai sarung tangan (hand scoen) dengan
ketentua 1 hand scoen untuk 1 pasien
4. Semua tindakan medis harus dilakukan sesuai
prosedur yang berlaku
5. Pengelolaan alat-alat dan bahan untuk tindakan
(seperti persiapan alat dan bahan untuk tindakan
invasif, pemrosesan sarung tangan pakai ulang,
penyimpanan alat dan linen steril, penyimpanan kasa
dan sarung tangan steril, pengelolaan linen dan
korentang) harus dilakukan sesuai prosedur yang
berlaku
6. Sesudah melakukan tindakan, semua peralatan
harus dibersihkan dan disteril sesuai prosedur
pembersihan dan penyeterilan alat
7. Ruang perawatan Instalaai Rawat Intensif harus
dibersihkan minimal 2 kali sehari atau bila kotor, dan
pembersihan besar dilakukan minimal satu minggu
sekali

45
Rumah Sakit PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/15/101.14/RII/2009 0 3/3

8. Limbah medis dan non medis harus ditampung


secara terpisah
9. Limbah medis bukan benda tajam dimasukkan ke
bak sampah medis yang berupa tas palstik warna
kuning, untuk selanjutnya dikumpulkan oleh petugas
kebersihan rumah sakit untuk dikelola sesuai
prosedur RS
10. Limbah medis benda tajam harus dinasukkan ke
dalam ”safety box”yang disediakan. Bila sudah terisi
penuh, limbah medis dikirim ke tempat pembuangan
sampah dan dibakar di tungku pembakaran
(incenerator)
11. Limbah non medis dimasukkan ke tas plastik warna
hitam untuk selanjutnya dikumpulkan oleh petugas
kebersihan rumah sakit untuk dikelola sesuai
prosedur RS
12. Linen kotor harus ditempatkan ke bak khusus linen
kotor dan harus diantar ke bagian laundry oleh PRS
ICU
13. Peralatan makan pasien dibersihkan sesuai prosedur
oleh PRS ICU tiap kali selesai digunakan
14. Pembersihan lingkungan termasuk dapur dan
ruangan di luar perawatan dilakukan oleh petugas
cleaning service sesuai prosedur yang ditetapkan
Unit Terkait  Instalasi Rawat Intensif
 CSSD
 IPRS

46
PENCATATAN DAN PELAPORAN KEGIATAN
Rumah Sakit
Kusta PELAYANAN
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/16/101.14/RII/2009 0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
RAWAT INAP ICU 30 Desember 2009

dr. Nanang Koesnartedjo


NIP. 19560727 199003 1 004

Pengertian
Suatu tindakan melakukan pencatatan dan pelaporan
kegiatan ICU
Tujuan
1. Untuk mendukung kelancaran pelayanan di ICU.
2. Untuk mengetahui hasil kegiatan pelayanan di ICU
3. Sebagai bukti tertulis kegiatan pelayanan di ICU
Kebijakan Pedoman dalam pendokumentasian kegiatan pelayanan di
ICU

Prosedur 1. Semua kegiatan terhadap pasien ditulis atau dicatat


di buku laporan harian penderita (rekam medis).
2. Semua kegiatan menyangkut alat yang ada di ICU
harus ditulis/dicatat di buku inventaris.
3. Semua kegiatan yang menyangkut dengan lintas
unit harus dicatat di buku ekspedisi
4. Setiap pasien masuk di ICU harus dibuat Apache
Score.
5. Semua pasien yang masuk ICU dan keluar dari ICU
tercatat di Billing Sistem.

47
PENCATATAN DAN PELAPORAN KEGIATAN
Rumah Sakit
Kusta PELAYANAN
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/16/101.14/RII/2009 0 2/2

6. Semua pasien yang meninggal di ruang ICU dicatat


dalam laporan kematian.
7. Semua kegiatan untuk menunjang kegiatan
pelayanan keperawatan di ICU didokumentasikan
sesuai jenis kegiatan.
Unit Terkait: 1. Instalasi Rawat jalan
2. Instalasi Rawat Darurat
3. Instalasi Kamar Operasi
4. Instalasi Rawat inap
5. Vip
6. Instalasi penunjang

48
TATA CARA PEMERIKSAAN LABORATORIUM DI
Rumah Sakit
Kusta RUANG ICU
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/17/101.14/RII/2009 0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
RAWAT INAP ICU 30 Desember 2009

dr. Nanang Koesnartedjo


NIP. 19560727 199003 1 004

Pengertian Suatu cara pengambilan baik berupa urin, darah, sputum


maupun ujung kateter vena sentral, guna pemeriksaan
biakan kuman dan uji sensitivitas antibiotik dari bahan
tersebut

Tujuan Diagnostik : Mencari data pengkajian guna menegakkan


diagnosa medis dan keperawatan.
Terapi : Mengevaluasi efisiensi tindakan atau terapi
kedokteran / keperawatan.
Indikasi :
1. Pasien yang dirawat di ICU selama 3 hari atau
lebih.
2. Pasien yang terpasang kateter CVC, peralatan
invasif dan non invasif lainnya.
3. Pasien dengan infeksi sistemik atau lokal.
4. Penggunaan antibiotik sebelumnya tidak adekuat.
5. Ada instruksi medis tentang pemeriksaan kultur
dan sensitivitas.

49
TATA CARA PEMERIKSAAN LABORATORIUM DI
Rumah Sakit
Kusta RUANG ICU
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/17/101.14/RII/2009 0 2/6

Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan

Prosedur KULTUR DAN SENSITIVITAS DARAH


I. Persiapan alat dan bahan :
1. 1. Spuit 5 cc.
2. Alkohol 70 % steril.
3. Botol kultur / batek.
4. Kapas / kassa steril.
5. Torniquet / karet pembendung.
II. Cara kerja :
1. Cuci tangan dan persiapkan alat.
2. Instruksikan pasien untuk meletakkan tangan dan
pilih vena yang baik untuk ditusuk.
3. Letakkan torniquet di atas tempat penusukan.
4. Lihat dan palpasi vena dan bersihkan daerah
tersebut dengan alkohol 70 % kemudian keringkan.
5. Tekan vena yang akan ditusuk dengan jari,
kemudian tusuk dibawahnya dengan ketinggian 5 –
35o, masukkan jarum ke dalam vena.
6. Lepaskan torniquet.
7. Aspirasi spuit sampai didapat darah minimal 5 cc.
8. Tarik jarum dan tekan daerah tusukan dengan
kassa steril selama 2 – 4 menit.
9. Masukkan darah tersebut sebanyak 5 cc ke dalam
botol kultur / batek.

50
TATA CARA PEMERIKSAAN LABORATORIUM DI
Rumah Sakit
Kusta RUANG ICU
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/17/101.14/RII/2009 0 3/6

Catatan :

Tindakan ini dilakukan dengan teknik steril.

KULTUR DAN SENSITIVITAS SPUTUM


1. Persiapan alat dan bahan :
1. Sarung tangan steril.
2. Mucus extractor steril (selang suction dengan
kontainer) atau jika tidak tersedia dengan selang
suction dan spuit steril 10 cc.
3. Peralatan suction.
4. Personal : 2 orang perawat.
5. Lokasi : suctioning melalui endotrakeal tube,
tracheostomy tube, hidung.
6. NaCl 0,9 % steril, 2 – 6 cc.
2. Cara kerja :
1. Cuci tangan.
2. Hidupkan mesin suction.
3. Beri oksigen 100 %.
4. Gunakan sarung tangan steril, tangan kiri
memegangselang dari alat suction.
5. Instruksikan perawat lain untuk memegang
selang dari alat suction.
6. Instruksikan perawat lain untuk membuka mucus
extractor dan pegang dengan tangan dan jaga
tetap steril.

51
TATA CARA PEMERIKSAAN LABORATORIUM DI
Rumah Sakit
Kusta RUANG ICU
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/17/101.14/RII/2009 0 4 /6

.
7. Instruksikan perawat lain untuk memegang ET /
ETT dan membuka jalan napas pasien (jika
menggunakan ventilator atau oksigen, dilepas
terlebih dahulu).
8. Masukkan selang mucus refractor ke dalam jalan
napas dalam keadaan menghisap dan setelah
sampai di atas karina sedot sputum secara
perlahan dengan arah memutar.
9. Jika sputum sulit diangkat karena sputum sangat
kental atau sedikit, terlebih dahulu beri NaCl 0,9
% 2 cc, kemudian dibagging dengan O2 100 %,
baru dilakukan penghisapan.
10. Jika selang mucus refractor tidak cukup panjang
atau terlalu besar, dapat dilakukan penghisapan
dengan selang suction steril yang sesuai
kemudian selang dipotong dengan gunting steril
dan dimasukkan ke dalam spuit 10 cc steril.
11. Jika sudah didapat sputum dalam extraxtor, ikat
kedua selangnya dan siap dikirimkan.
12. Turunkan konsentrasi oksigen sesuai dosis
semula
3. Hal-hal yang harus diperhatikan :

Tindakan ini dilakukan dengan teknik steril.

52
TATA CARA PEMERIKSAAN LABORATORIUM DI
Rumah Sakit
Kusta RUANG ICU
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/17/101.14/RII/2009 0 5/6

KULTUR DAN SENSITIVITAS URINE


1. Persiapan alat dan bahan :
1. Spuit steril 10 cc  2 buah
2. Alkohol 70 % atau betadin.
3. Kassa steril.
4. Sarung tangan steril.
5. Klem.
2. Cara kerja :
1. Klem catheter urine 1 jam.
2. Cuci tangan dan persiapkan alat.
3. Gunakan sarung tangan.
4. Bersihkan ujung catheter dengan alkohol 70 %
atau betadine.
5. Aspirasi urine sebanyak 10 cc dengan spuit
steril untuk bahan kultur.
6. Alat-alat dibereskan dan cuci tangan.
3. Hal-hal yang harus diperhatikan :
Tindakan ini dilakukan dengan teknik steril.

KULTUR DAN SENSITIVITAS KATETER CVP


1. Persiapan alat :
1. Sarung tangan steril.
2. Alkohol 70 %.
3. Spuit steril 10 cc.
4. Forceps steril.
5. Gunting steril.

53
TATA CARA PEMERIKSAAN LABORATORIUM DI
Rumah Sakit
Kusta RUANG ICU
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/17/101.14/RII/2009 0 6/6

2. Cara kerja :
1. Cuci tangan, alat disiapkan.
2. Bersihkan kulit disekitar tusukan dan daerah
tusukan dengan alkohol 70 %, tidak dengan
betadine.
3. Tarik kateter dengan forceps steril, hindari
ujung kateter mengenai kulit.
4. Kateter bagian distal (ujung) dipotong
sepanjang 5 cm dengan gunting steril dan
dimasukkan ke dalam spuit dan dikirim ke
mikrobiologi.

Unit Terkait Medis,Perawat,Laboratorium

54
Rumah Sakit PENGEMBALIAN FOTO RADIOLOGI
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/18/101.14/RII/2009 0 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
RAWAT INAP ICU 30 Desember 2009

dr. Nanang Koesnartedjo


NIP. 19560727 199003 1 004

Pengertian Mengembalikan hasil foto pasien yang dirawat di ruang


intensif ke radiologi

Tujuan Untuk memudahkan mencari kembali bila sewaktu-waktu


diperlukan

Kebijakan Pengembalian hasil radiologi dari ruang intensif ke instalasi


radiologi.

Prosedur 1. Hasil dari radiologi bagi pasien ICU yang meninggal


dan pulang paksa sebelum disetorkan ke radiologi
disimpan di ICU untuk dicatat dibuku ekspedisi
pengembalian.
2. Hasil radiologi pasien meninggal dan pulang paksa
dibawa oleh petugas ICU ke Instalasi radiologi.
3. Petugas radiologi menandatangani buku ekspedisi
bila hasil radiologi telah diterima.
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Intensif
2. Instalasi Radiologi

55
Rumah Sakit PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN PERALATAN
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/19/101.14/RII/2009 0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
RAWAT INAP ICU 30 Desember 2009

dr. Nanang Koesnartedjo


NIP. 19560727 199003 1 004

Pengertian Metode penggunaan dan pemeliharaan peralatan yang ada


di instalasi rawat intensif.

Tujuan Sebagai acuan dalam penggunaan dan pemeliharaan


peralatan sesuai dengan prosedur.

Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan

Prosedur 1. Semua peralatan sebelum digunakan, dicek kelayakan


alat.
2. Semua petugas instalasi rawat intensif, dalam
menggunakan peralatan, harus mengikuti petunjuk cara
penggunaan yang tertera di masing-masing alat.
3. Pemeliharaan alat harus sesuai dengan prosedur
pemeliharaan masing-masing alat yang sudah tertera di
masing-masing alat.

56
Rumah Sakit PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN PERALATAN
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/19/101.14/RII/2009 0 2/2

Prosedur 4. Bila ada alat yang rusak, petugas instalasi rawat


intensif berkoordinasi dengan instalasi pemeliharaan
sarana untuk perbaikan.

Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Intensif


2. Instalasi Pemeliharaan Sarana

57
PENYEDIAAN ALAT KESEHATAN DAN OBAT UNTUK
Rumah Sakit
Kusta RUANG RAWAT INTENSIF
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/20/101.14/RII/2009 0 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
RAWAT INAP ICU 30 Desember 2009

dr. Nanang Koesnartedjo


NIP. 19560727 199003 1 004

Pengertian Penyediaan alat kesehatan dan obat untuk penderita yang


dirawat di ruang rawat intensif.

Tujuan Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan dan


penyediaan pengobatan untuk penderita yang dirawat di
ruang rawat intensif.
Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang pelayanan

Prosedur A. Alat kesehatan dan obat yang disediakan di ruang


rawat intensif.

1. Petugas penanggung jawab obat dan alat


kesehatan menulis permintaan obat yang kemudian
ditanda tangani kepala ruangan dan kepala instalasi
ruang rawat intensif.
2. Petugas pembantu rumah sakit mengantar blangko
permintaan ke gudang farmasi rumah sakit.

58
PENYEDIAAN ALAT KESEHATAN DAN OBAT UNTUK
Rumah Sakit
Kusta RUANG RAWAT INTENSIF
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/20/101.14/RII/2009 0 2/3

3. Bila tiba hari jadwal pengambilan obat dan alat


kesehatan, petugas pembantu rumah sakit
mengambil ke gudang farmasi rumah sakit,
kemudian diserahkan ke petugas penanggung
jawab obat dan alat kesehatan atau ke kepala
ruangan rawat intensif untuk dicek.
4. Setelah dicek, obat dan alat disimpan di dalam
lemari obat emergency, untuk persediaan bila
sewaktu-waktu penderita yang dirawat di ruang
rawat intensif memerlukan pemberian obat dan alat
dengan segera.
5. Obat dan alat yang dipakai, ditulis di buku pinjaman
obat dan alat.
6. Penderita diberi resep untuk mengganti obat dan
alat yang telah dipakai.
7. Bila obat dan alat datang, dikembalikan lagi ke
dalam lemari obat dan alat emergency.

B. Alat kesehatan dan obat yang tidak disediakan di ruang


rawat intensif.

1. Berdasarkan perencanaan terapi yang telah ditulis


oleh dokter yang merawat, dokter menulis resep
obat dan alat yang dibutuhkan pederita.

59
PENYEDIAAN ALAT KESEHATAN DAN OBAT UNTUK
Rumah Sakit
Kusta RUANG RAWAT INTENSIF
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/20/101.14/RII/2009 0 3/3

2. Resep dicatat di buku resep untuk diinventarisir.


3. Resep diberikan kepada keluarga penderita.
4. Untuk penderita yang berasal dari pavilyun, yang
mendapat pelayanan depo UDD, petugas di ruang
rawat intensif menghubungi depo UDD via telpon,
selanjutnya petugas UDD akan mengantar pesanan
obat dan alat sesuai resep.
5. Semua obat dan alat kesehatan yang datang akan
dicek dan dicocokkan sesuai resep yang sudah
diberikan.
Unit Terkait 1. Unit Penunjang Gudang Farmasi
2. Instalasi Rawat Inensif

60
PENYEDIAAN OBAT NARKOTIK DAN PENENANG
Rumah Sakit
Kusta DI ICU
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/21/101.14/RII/2009 0 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
RAWAT INAP ICU 30 Desember 2009

dr. Nanang Koesnartedjo


NIP. 19560727 199003 1 004

Pengertian Penyediaan obat narkotik dan penenang yang diperlukan


untuk penanganan penderita gawat darurat sesuai standar
pelayanan di unit pelayanan rawat intensif
Tujuan 1. Agar selalu tersedia obat yang siap pakai untuk
penanganan penderita gawat darurat di unit
pelayanan rawat intensif
2. Unutk mencegah penyalahgunaan pemakaian obat
narkotik dan penenang

Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan

Prosedur A. Jenis Obat-obatan Narkotik :


1. Morphin
2. Pethidin
.

61
PENYEDIAAN OBAT NARKOTIK DAN PENENANG
Rumah Sakit
Kusta DI ICU
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/21/101.14/RII/2009 0 2/3

B. Jenis Obat-obatan Penenang :


1. Diazepam
2. Propofol
3. Pavulon
4. Midazolam
C. Cara Kerja
1. Obat narkotik dan penenang disimpan dalam cash
box dengan double kunci dan harus diketahui oleh
semua petugas rawat intensif yang bertugas
2. Setiap pemakaian obat narkotik dan penenang
dicatat di buku stok narkotik dan penenang yang
disediakan di dalam cash box
3. Penyediaan obat narkotik dan penenang yang siap
pakai disediakan dalam bentuk oplosan yang
prosedurnya diatur di Prosedur Penyediaan Obat
Emergency di ICU
4. Untuk mengganti obat yang digunakan pasien, maka
setiap pemakaian obat juga dicatat di buku
pemakaian obat narkotik dan penenang yang
berisikan identitas pasien, dosis obat, dan dokter
yang memberi terapi.
5. Untuk penyediaan obat narkotik dan penenang di
ICU, selanjutnya dibuatkan resep obat narkotik dan
penenang ke logistik farmasi.

62
PENYEDIAAN OBAT NARKOTIK DAN PENENANG
Rumah Sakit
Kusta DI ICU
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/21/101.14/RII/2009 0 3/3

Unit Terkait Medis, Perawat

63
Rumah Sakit PENYIMPANAN REKAM MEDIS
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/22/101.14/RII/2009 0 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
RAWAT INAP ICU 30 Desember 2009

dr. Nanang Koesnartedjo


NIP. 19560727 199003 1 004

Pengertian Menyimpan status rekam medis sesuai dengan prosedur.

Tujuan Untuk memudahkan pencarian data bila sewaktu-waktu


diperlukan.
Kebijakan Penyimpanan rekam medis di ruang rawat intensif.

Prosedur 1. Semua status penderita yang dirawat di ruang rawat


intensif diletakkan di meja tempat rekam medis.
2. Status pasien yang meninggal di ruang ICU harus diisi
oleh dokter yang merawat dalam 2 x 24 jam
3. Petugas ICU menyerahkan status pasien yang
meninggal, pulang paksa dan dirujuk dari ruang ICU ke
bagian rekam medis
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Intensif
2. Rekam Medis

64
Rumah Sakit PERENCANAAN DAN PEREMAJAAN ALAT
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/23/101.14/RII/2009 0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
RAWAT INAP ICU 30 Desember 2009

dr. Nanang Koesnartedjo


NIP. 19560727 199003 1 004

Pengertian Merencanakan kebutuhan dan pembaharuan peralatan ICU


sesuai dengan standar yang berlaku.

Tujuan
Sebagai acuan perencanaan peningkatan kelengkapan
peralatan ICU sesuai dengan standar yang berlaku.

Kebijakan
Perencanaan kebutuhan dan peremajaan peralatan ICU

Prosedur 1. Membuat daftar kebutuhan peralatan sesuai dengan


standar pelayanan ICU
2. Menginventarisir peralatan yang ada di ICU
3. Mengajukan usulan pengadaan peralatan dan
peremajaan ke bagian PPL dan Bidang Penunjang
Medis RSK Sumberglagah

65
Rumah Sakit PERENCANAAN DAN PEREMAJAAN ALAT
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/23/101.14/RII/2009 0 2/2

Unit Terkait 3. Instalasi Rawat Intensif


4. Bidang Penunjang Medis

66
Rumah Sakit PERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILATOR
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/24/101.14/RII/2009 0 1/6
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
RAWAT INAP ICU 30 Desember 2009

dr. Nanang Koesnartedjo


NIP. 19560727 199003 1 004

Pengertian Ventilator adalah suatu alat system bantuan nafas secara


mekanik yang di desain untuk menggantikan/menunjang fungsi
pernafasan.
Tujuan 1. Memberikan kekuatan mekanis pada sistem paru untuk
mempertahankan ventilasi yang fisiologis.
2. Memanipulasi “air way pressure” dan corak ventilasi untuk
memperbaiki efisiensi ventilasi dan oksigenasi.
3. Mengurangi kerja miokard dengan jalan mengurangi kerja
nafas.

Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan

67
Rumah Sakit PERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILATOR
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/24/101.14/RII/2009 0 2/6

Prosedur Indikasi Pemasangan Ventilator

- “Respiratory Rate” lebih dari 35 x/menit.

- “Tidal Volume” kurang dari 5 cc/kg BB.

- PaO2 kurang dari 60, dengan FiO2 “room air”

- PaCO2 lebih dari 60 mmHg


A. Persiapan Alat
- Ventilator

- Spirometer

- Air viva (ambu bag)

- Oksigen sentral

- Perlengkapan untuk mengisap sekresi

- Kompresor Air
B. Cara Kerja
I. Setting Ventilator

1. Tentukan “Minute Volume” (M.V.) yaitu :


M.V = Tidal Volume (T.V) x Respiratory Rate (R.R)
Normal T.V = 10 – 15 cc/kg BB
Normal R.R = - pada orang dewasa = 10 – 12 x/menit
Pada pasien dengan COPD, T.V lebih kecil, yaitu 6 – 8 cc/kg
BB.

68
Rumah Sakit PERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILATOR
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/24/101.14/RII/2009 0 3/6

2. Modus
Tergantung dari keadaan klinis pasien.
Bila mempergunakan “IMV”, harus dikombinasikan dengan
“PEEP”.
3. PEEP
Ditentukan tergantung dari keadaan klinis pasien.
Pada pasien dengan edema paru, PEEP dimulai dengan 5
mmHg.
Pada pasien tidak dengan edema paru, PEEP dimulai dari
nol, tetapi FiO2 dinaikan sampai 50%. Bila FiO2 tidak naik,
baru diberikan PEEP mulai dari 5 mmHg.
Catatan :
- Selama pemakaian Ventilator, FiO2 diusahakan kurang
dari 50 %
- PEEP dapat dinaikkan secara bertahap 2,5 mmHg,
sampai batas maximal 15 mmHg.
4. Pengaturan Alarm :
- Oksigen = batas terendah : 10 % dibawah
yang diset
batas tertinggi : 10 % diatas yang
diset
- “Expired M.V = kira-kira 20 % dari M.V yang diset
- “Air Way Pressure” = batas tertinggi 10 cm diatas
yang diset
.

69
Rumah Sakit PERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILATOR
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/24/101.14/RII/2009 0 4/6

II. Pemantauan
1. Periksa analisa gas darah tiap 6 jam, kecuali ada perubahan
seting, analisa gas darah diperiksa 20 menit setelah ada
perubahan seting.
Nilai standar : PCO2 = 35 – 45 mmHg
Saturasi O2 = 96 – 97 %
PaO2 = 80 – 100 mmHg
Bila PaO2 lebih dari 100 mmHg, maka FiO2 diturunkan
bertahap 10 %.
Bila PCO2 lebih besar dari 45 mmHg, maka M.V dinaikkan.
Bila PCO2 lebih kecil dari 35 mmHg, maka M.V diturunkan.
2. Buat foto torax setiap hari untuk melihat perkembangan
klinis, letak ETT dan komplikasi yang terjadi akibat
pemasangan Ventilator.
3. Observasi keadaan kardiovaskuler pasien : denyut jantung,
tekanan darah, sianosis, temperatur.
4. Auskultasi paru untuk mengetahui :
- letak tube
- perkembangan paru-paru yang simetris
- panjang tube
5. Periksa keseimbangan cairan setiap hari
6. Periksa elektrolit setiap hari
7. “Air Way Pressure” tidak boleh lebih dari 40 mmHg
8. “Expired Minute Volume” diperiksa tiap 2 jam

70
Rumah Sakit PERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILATOR
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/24/101.14/RII/2009 0 5/6

9. Usahakan selang nasogastrik tetap berfungsi.


10. Perhatikan ada tidaknya “tension pneumothorax” dengan
melihat tanda-tanda sebagai berikut :
- gelisah, kesadaran menurun
- sianosis
- distensi vena leher
- trachea terdorong menjauh lokasi “tension
pneumothorax”
- salah satu dinding torak jadi mengembang
- pada perkusi terdapat timpani.

III. Perawatan :
1. Terangkan tujuan pemakaian ventilator pada pasien dan atau
pada keluarganya bagi pasien yang tidak sadar.
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan,
untuk mencegah infeksi.
3. “Breathing circuit” sebaiknya tidak lebih tinggi dari ETT, agar
pengembunan air yang terjadi tidak masuk ke paru pasien.
4. Perhatikan permukaan air di “humidifier”, jaga jangan sampai
habis, air diganti tiap 24 jam.
5. Fiksasi ETT dengan plester dan harus diganti tiap hari,
perhatikan jangan sampai letak dan panjang tube berubah.
6. Tulis ukuran dan panjang tube pada “flow sheet”

71
Rumah Sakit PERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILATOR
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/24/101.14/RII/2009 0 6/6

7. Cegah terjadinya kerusakan trachea dengan cara :


Tempatkan tubing yang dihubungkan ke ETT
sedemikian rupa sehingga posisinya berada diatas
pasien. Tubing harus cukup panjang untuk
memungkinkan pasien dapat menggerakkan kepala.
8. Memberikan posisi yang menyenangkan bagi pasien,
dengan merubah posisi tiap 2 jam. Selain itu perubahan
posisi berguna untuk mencegah terjadinya dekubitus.
9. Memberi rasa aman dengan tidak meninggalkan pasien
sendirian.
10. Teknik mengembangkan “cuff” :
- kembangkan “cuff” dengan udara sampai tidak
terdengar suara bocor.
- “cuff” dibuka tiap 2 jam selama 15 menit.

Unit Terkait Instalasi Rawat Intensif

72
Rumah Sakit MONITOR SATURASI OKSIGEN
Kusta No Dokumen No Revisi Halaman
Sumberglagah 445/25/101.14/RII/2009 0 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan


Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
RAWAT INAP ICU 30 Desember 2009

dr. Nanang Koesnartedjo


NIP. 19560727 199003 1 004

Pengertian Monitor saturasi oksigen merupakan teknik monitoring non


invasive untuk mengukur saturasi oksigen arteri dan fungsi
hemoglobin. Nilai normal 97 – 99 %.

Tujuan Diagnostik
1. Menilai dasar saturasi oksigen yang merupakan
bagian pengkajian oksigenasi.
2. Deteksi dini terhadap perubahan saturasi yang sering
berubah terutama pada keadaan kritis.
3. Mengevaluasi respon pasien terhadap aktivitas
oksigenasi pasien seperti suction, reposisi, merubah
konsentrasi O2, merubah PEEP, dll.

Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan

73
Rumah Sakit MONITOR SATURASI OKSIGEN
Kusta No Dokumen No Revisi Halaman
Sumberglagah 445/25/101.14/RII/2009 0 2/2

Prosedur A. Persiapan alat :


1. Pulse oximeter beserta sensornya.
B. Cara kerja :
1. Cuci tangan.
2. Lokasi tempat sensor dibersihkan dari darah /
kotoran lain.
3. Pilih sensor yang tepat sesuai lokasi tempat sensor.
4. Sambungkan oximeter ke sumber listrik dan kabel
sensor ke pasien.
5. Hidupkan oximeter dengan menekan tombol power
on / off.
6. Set alarm secara tepat dan cek fungsi lainnya.
7. Untuk mematikan tekan kembali tombol power on /
off.
8. Sambungkan sensor lempeng / klip pada tangan /
kaki / telinga.
C. Hal-hal yang harus diperhatikan :
Lokasi empat penempatan sensor :

1. Sensor klip ditempatkan pada jari telunjuk tangan


atau telinga.
2. Sesnor lempeng ditempatkan pada jari-jari, ibu jari
kaki, hidung.

Unit Terkait Medis,Perawat

74
Rumah Sakit SUCTIONING
Kusta No Dokumen No Revisi Halaman
Sumberglagah 445/26/101.14/RII/2009 0 1/3

Tanggal Terbit Ditetapkan


Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
RAWAT INAP ICU 30 Desember 2009

dr. Nanang Koesnartedjo


NIP. 19560727 199003 1 004

Pengertian Suctioning merupakan tindakan mengangkat sekresi


yang terdapat pada dinding bronchus atau trachea.
Tindakan ini dilakukan pada pasien yang terpasang ET,
TT.

Tujuan 1. Mengangkat sekret yang tidak bisa dikeluarkan sendiri


atau dibatukkan oleh pasien.
2. Mengurangi penumpukan CO2 di paru-paru.
3. Mencegah terjadinya bronchopneumonia.
4. Memperlancar sirkulasi dan perfusi ke seluruh
jaringan.
Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan

Prosedur A. Persiapan alat :


1. Peralatan oksigenasi, air viva, oksigen dan selang.
2. Peralatan suction yang lengkap : suction dinding,
selang suction, tubing/kateter suction steril yang
sesuai dengan usia dan nomor
endotrakeal/trakeostomi.
3. Sarung tangan steril atau pinset steril.
4. Ember yang berisi larutan savlon untuk tempat
suction katheter bekas.
5. Handuk untuk alas dada.

75
Rumah Sakit SUCTIONING
Kusta No Dokumen No Revisi Halaman
Sumberglagah 445/26/101.14/RII/2009 0 2/3

.
B. Cara kerja :
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur pada pasien.
3. Observasi saturasi, nadi, pernapasan, tekanan
darah danirama EKG.
4. Berikan oksigen dengan konsentrasi tinggi
melalui air viva atau ventilator.
5. Atur tekanan pada suction. Bayi = 60 – 100
mmHg, Dewasa = 120 – 200 mmHg.
6. Gunakan sarung tangan atau pinset steril.
7. Pilih kateter suction yang sesuai dengan umur
pasien dan ukuran ETT / TT (1/3 diameter ETT /
TT).
8. Sambungkan kateter suctioning pada selang
suction.
9. Lakukan ventilasi dengan air viva tiga kali,
dengan oksigen 12 – 15 liter / menit.
10. Masukkan kateter dalam keadaan terbuka, jika
ada reflek trakea angkat kateter 1 – 2 cm
kemudian tutup kateter dan angkat kateter
dengan gerakan memutar (lama tindakan 5 – 15
detik).
11. Berikan kembali oksigen dengan konsentrasi
tinggi 12 – 15 liter / menit melalui air viva.
12. Perasat ini boleh diulangi sampai bersih / banyak
berkurang

76
Rumah Sakit SUCTIONING
Kusta No Dokumen No Revisi Halaman
Sumberglagah 445/26/101.14/RII/2009 0 3/3

13. Monitor kembali hemodinamik dan tanda vital


pasien.
14. Jika akan suction hidung dan mulut lakukan
suctioning ETT / TT dahulu sampai selesai
kemudian suctioning hidung dan yang terakhir
adalah mulut.
15. Bilas selang kateter dengan air yang ada di
ember, matikan suction dan buang suction pada
ember penampung tersebut.
16. Alat-alat dirapikan kembali dan dokumentasikan
Unit Terkait Medis,Perawat

77
Rumah Sakit STERILISASI PERALATAN
Kusta No Dokumen No Revisi Halaman
Sumberglagah 445/27/101.14/RII/2009 0 1/3

Tanggal Terbit Ditetapkan


Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
RAWAT INAP ICU 30 Desember 2009

dr. Nanang Koesnartedjo


NIP. 19560727 199003 1 004

Pengertian Proses atau tekhnik penghancuran mikroorganisme termasuk


fungi, spora dan virus untuk mencegah terjadinya kontaminasi.

Tujuan 1. Menekan seminimal mungkin pertumbuhan


mikroorganisme
2. Melindungi pasien dan petugas dari kemungkinan
penularan penyakit
Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang pelayanan

Prosedur 1.Untuk peralatan intubasi set (blade laringoskop, stilet,


maindrain), alat Jackson Rees, masker, prosedur
pembersihan dan pensterilannya adalah sebagai berikut:
a. Petugas instalasi rawat intensif yang
bersangkutan membersihkan peralatan yang
selesai dipakai.

78
Rumah Sakit STERILISASI PERALATAN
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/27/101.14/RII/2009 0 2/3

Prosedur b. Peralatan yang selesai dipakai didesinfeksi dengan


savlon, lalu dikeringkan dan dikembalikan ke tempat
semula.
c. Bila tidak sempat membersihkan, peralatan yang
selesai dipakai jangan direndam di khlorin dan jangan
ditaruh di tempat alat kotor. Cukup diletakkan di bak
spoolhok, operkan ke teman petugas instalasi rawat
intensif yang lain.
2. Untuk peralatan ventilator set (tubing ventilator, konektor,
Y piece, water trap, chamber humidifier, flow sensor),
prosedur pembersihan dan pensterilannya sebagai
berikut :
a. Setelah lepas dari ventilator, peralatan yang
selesai dipakai direndam dalam larutan
klorin selama 10 menit. Setelah itu diangkat
lalu dibersihkan dan dibilas dengan savlon,
lalu masukkan ke dalam larutan cidex
selama 3 jam.
b. Setelah itu, peralatan tersebut diangkat lalu
direndam dengan aquadest steril (8 liter)
selama 3 jam, lalu angkat dan keringkan
dan masukkan 1 set alat yang sudah steril
ke dalam box alat ventilator.
c. Untuk bacteria filter, dikirim ke CSSD agar
disteril dengan autoclave dengan suhu
131°C selama 3 menit, atau suhu 121º
selama 6 menit

79
Rumah Sakit STERILISASI PERALATAN
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/27/101.14/RII/2009 0 3 /3

3. Untuk peralatan yang terbuat dari stainless steel/ logam


seperti peralatan hecting set, rawat luka dan vena seksi
set, setelah direndam dalam larutan klorin selama 10
menit, peralatan yang kotor dibersihkan, diset lalu dikirim
ke CSSD untuk disteril lebih lanjut.
4. Untuk peralatan selang suction, selang oksigen dan
handschoen yang telah dipakai, direndam dalam larutan
chlorine selama 10 menit. Setelah itu peralatan diangkat
dan dibersihkan lalu dibilas dengan savlon dan
dikeringkan.
5. Untuk peralatan DC shock dan ECG, setelah selesai
dipakai, dibersihkan dari bekas-bekas jelly, dikeringkan
lalu ditata kembali.

Unit Terkait 1.Instalasi Rawat Intensif


2.CSSD

80
TATA CARA PEMERIKSAAN LABORATORIUM DI
Rumah Sakit
Kusta RUANG ICU
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/33/101.14/RII/2009 0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
RAWAT INAP ICU 30 Desember 2009

dr. Nanang Koesnartedjo


NIP. 19560727 199003 1 004

Pengertian Tata cara melaksanakan pelayanan pemeriksaan


laboratorium untuk pasien dari rawat intensif

Tujuan Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan pemeriksaan


laboratorium untuk pasien dari rawat intensif sehingga
terhindar dari kesalahan prosedur

Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan

Prosedur 1. Petugas ICU mengisi blangko laboratorium sesuai


dengan permintaan dokter yang merawat baik Cito
maupun tidak cito
2. Pengambilan sampel darah dilakukan oleh petugas ICU
3. Blangko permintaan pemeriksaan dan sample darah
diserahkan petugas ICU ke Instalasi Laboratorium
untuk kemudian ditindaklanjuti sesuai standar
operasional prosedur instalasi laboratorium.

81
TATA CARA PEMERIKSAAN LABORATORIUM DI
Rumah Sakit
Kusta RUANG ICU
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/33/101.14/RII/2009 0 2/2

4. Bila hasil laboratorium sudah selesai, petugas ruangan


ICU mengambil hasil laboratorium di Instalasi
laboratorium
5. Hasil laboratorium yang ada dikonsultasikan oleh
petugas ICU kepada dokter yang merawat
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Intensif
2. Instalasi Laboratorium

82
Rumah Sakit TATA LAKSANA EVALUASI KARYAWAN
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/28/101.14/RII/2009 0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
RAWAT INAP ICU 30 Desember 2009

dr. Nanang Koesnartedjo


NIP. 19560727 199003 1 004

Pengertian Evaluasi karyawan adalah suatu cara mengevaluasi kinerja


karyawan meliputi kedisiplinan, kerjasama, komunikasi,dan
kinerja dari karyawan, yang dilakukan oleh rekan kerjanya.
Tujuan 1. Agar masing-masing karyawan mengetahui keadaan
dirinya atas dasar penilaian rekan kerjanya
2. Masing-masing karyawan bisa memperbaiki
kekurangannya atau mempertahankan yang sudah
baik
3. Agar budaya disiplin, kerjasama dan komunikasi
yang baik terwujud di ICU

Kebijakan Kebijakan Kepala UPT ten

tang Pelayanan

Prosedur 1. Form evaluasi yang berisikan tentang evaluasi


kedisiplinan, kerjasama, komunikasi,dan kinerja
dibagikan kepada masing-masing karyawan
2. Masing-masing karyawan mengisi form yang dibagikan
dengan cara menilai masing-masing rekan kerja sesuai

83
Rumah Sakit TATA LAKSANA EVALUASI KARYAWAN
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/28/101.14/RII/2009 0 2/2

Prosedur kriteria yang diberikan.


3 Form yang telah diisi diserahkan kembali ke Kepala
Instalasi untuk direkap.
4 Evaluasi karyawan dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali.
5 Sebagai tindak lanjut dari evaluasi yang dilakukan oleh
masing-masing karyawan, Kepala Instalasi memanggil
staf satu persatu didampingi Kepala Ruangan dan
memberitahukan nilai dari staf tersebut dimana
kekurangan yang harus diperbaiki dan kelebihan yang
harus dipertahankan.
6 Petugas :

- Koordinator Ruangan

Unit Terkait Medis,Perawat

84
Rumah Sakit TATA LAKSANA KONSULTASI
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/29/101.14/RII/2009 0 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
RAWAT INAP ICU 30 Desember 2009

dr. Nanang Koesnartedjo


NIP. 19560727 199003 1 004

Pengertian Konsultasi adalah pelayanan medis spesialis tertentu


(meliputi aspek diagnosa dan terapi) yang diberikan atas
permintaan dokter jaga/ dokter spesialis lainnya
Tujuan Agar penderita mendapatkan pelayanan medik yang optimal

Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan

Prosedur
1. Alur
Dokter jaga ICU/Perawat ICU

Dokter Spesialis konsulen

Dokter Spesialis konsulen lain

2. Dokter spsialis konsulen adalah dokter on-call,


dokter/perawat jaga menghubungi dokter spesialis
konsulen per telepon

85
Rumah Sakit TATA LAKSANA KONSULTASI
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/29/101.14/RII/2009 0 2/3

Prosedur 3 Dokter spesialis konsulen wajib menjawab konsultasi


per telepon
4 Jika dalam waktu 5 (lima) menit dokter spesialis
konsulen pertama tidak bisa dihubungi maka dokter
jaga/perawat jaga harus menghubungi dokter
spesialis konsulen kedua (SMF yang sama)
5 Dokter/perawat jaga melakukan tindakan sesuai
advis per telepon
6 Jika pasien dalam keadaan gawat darurat dan dokter
spesialis konsulen pertama dan kedua sulit
dihubungi atau tidak ada waktu lagi untuk
menghubungi dokter spesialis konsulen maka
dokter jaga/perawat jaga harus mengatasi keadaan
gawat daruratnya
7 Jika pasien yang telah dirawat oleh dokter spesialis
tertentu membutuhkan rawat bersama dengan
spesialis lain, maka dokter spesialis yang merawat
menulis permintaan konsultasi di lembar konsultasi,
ditulis tanggal/jam/tanda tangan/nama terang yang
melakukan konsul.
8 Isi konsul memuat ikhtisar singkat pendrita dan
konsul yang diminta
9 Jawaban konsultasi di tulis dalam lembar konsultasi
10 petugas :

- Dokter Jaga ICU

- Perawat

86
Rumah Sakit TATA LAKSANA KONSULTASI
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/29/101.14/RII/2009 0 3/3

- Dokter spesialis

Unit Terkait Medis,Perawat

87
Rumah Sakit TATA LAKSANA PASIEN MENINGGAL
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/30/101.14/RII/2009 0 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
RAWAT INAP ICU 30 Desember 2009

dr. Nanang Koesnartedjo


NIP. 19560727 199003 1 004

Pengertian Pasien meninggal adalah pasien yang dirawat di ICU setelah


melalui proses perawatan dan pengobatan di ICU
dinyatakan meninggal oleh dokter Jaga ICU/ dokter spesialis
yang merawat.
Tujuan 1. Agar pasien yang meninggal bisa mendapatkan
pelayanan yang baik
2. Agar penanganan jenazah pasien penyakit menular
tidak menambah resiko penularan penyakit kepada
perawat dan keluarga pasien.
Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan

Prosedur 1. Dokter jaga/perawat ICU menyatakan pasien


meninggal dan segera memberitahu serta
menjelaskan kepada keluarga pasien. Pernyataan
meninggal ditulis di dokumen medik

88
Rumah Sakit TATA LAKSANA PASIEN MENINGGAL
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/30/101.14/RII/2009 0 2/ 3

2 Dokter jaga/Dokter spesialis yang merawat segera


mengisi dan menandatangani surat keterangan
pemeriksaan kematian (Form A & B) masing-
masing rangkap dua, yang satu diserahkan ke
keluarga pasien dan satunya lagi direkatkan ke
dokumen medik pasien
3 Tata cara pemulasaraan pasien meninggal :

- Petugas yang akan menangani jenazah harus


memakai sarung tangan

- Melepas infus dan alat medik lain, buang ke dalam


tempat sampah medis

- Letakkan jenazah dalam posisi terlentang dengan


tangan di sisi atau di dada

- Tutupi mata dengan kapas lembab, tutupi telinga


dan mulut dengan kapas dan kasa

- Bersihkan jenazah dan tutupi dengan kain bersih

- Perawat menawarkan kepada keluarga pasien,


jenazah akan dimandikan di rumah atau di rumah
sakit

- Petugas ICU menghubungi petugas pemulasaraan


jenazah untuk mengambil jenazah di ICU

- Petugas ICU memberitahu keluarga pasien untuk


menyelesaikan pembayaran di kasir.

89
Rumah Sakit TATA LAKSANA PASIEN MENINGGAL
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/30/101.14/RII/2009 0 3/ 3

4 Petugas :

- Perawat

- Dokter Jaga ICU

Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Intensif


2. Instalasi Pemulasaraan Jenazah

90
Rumah Sakit TATA LAKSANA PASIEN PULANG PAKSA
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/31/101.14/RII/2009 0 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
RAWAT INAP ICU 30 Desember 2009

dr. Nanang Koesnartedjo


NIP. 19560727 199003 1 004

Pengertian Pasien pulang paksa adalah pasien yang dirawat di ICU,


dimana setelah melalui proses perawatan dan pengobatan
di ICU dari pihak penderita maupun keluarga menyatakan
keinginan untuk pulang walaupun dokter yang merawat
belum mengijinkan untuk pindah ruangan/pulang dan
sanggup menanggung segala resiko yang mungkin terjadi
serta tidak akan menuntut ataupun menggugat dokter
maupun pihak rumah sakit
Tujuan 4. Agar pasien yang pulang paksa bisa mendapatkan
pelayanan yang baik
5. Agar penanganan penderita yang pulang paksa
berjalan dengan lancar.
Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan

Prosedur 1. Dokter jaga/perawat ICU menghubungi dokter yang


merawat, memberitahukan kalau penderita meminta
pulang paksa.

91
Rumah Sakit TATA LAKSANA PASIEN PULANG PAKSA
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/31/101.14/RII/2009 0 2 /2

2. Perawat jaga meminta pihak keluarga mengisi


DMK 11 pernyataan menolak meneruskan
perawatan di ICU dan formulir surat pernyataan
pulang paksa dengan disertai nama terang, tanda
tangan dan cap ibu jari.
3. Perawat jaga memasukkan tindakan yang belum
masuk di billing sistem dan mencetak rincian biaya
perawatan (POP), kemudian menuliskan pada
buku ekspedisi pembayaran dan menyerahkan
kepada pihak keluarga untuk dibawa ke kasir
pembayaran guna menyelesaikan administrasi.
4. Setelah administrasi pasien selesai, semua alat-
alat kesehatan yang menempel atau terpasang
pada penderita dilepas, kemudian diganti bajunya
dengan pakaian milik penderita sendiri dan
penderita diijinkan pulang.
5. Petugas :

- Perawat

- Dokter Jaga ICU

UNIT TERKAIT Medis,Perawat,Administrasi

92
TERAPI OKSIGEN
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/32/101.14/RII/2009 0 1/2
Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
Tanggal Terbit
RAWAT INAP ICU
30 Desember 2009
dr. Nanang Koesnartedjo
NIP. 19560727 199003 1 004

Pengertian Suatu tindakan untuk menaikkan tekanan parsial oksigen


pada inspirasi yang dapat dilakukan dengan cara :

1. Menaikkan kadar O2 inspirasi (FiO2)


2. Menaikkan tekanan oksigen (hiperbarik)
Tujuan 1. Memenuhi kebutuhan oksigen
2. Mencegah terjadinya hipoksia
3. Terapi terhadap hipoksia
Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan

Prosedur I. Persiapan Alat


1. Alat-alat bantu nafas
2. Humidihier dan Flowmeter
3. Oksigen sentral

II. Pelaksanaan
1. Petugas Cuci Tangan sebelum tindakan

93
Rumah Sakit TERAPI OKSIGEN
Kusta
Sumberglagah No Dokumen No Revisi Halaman
445/32/101.14/RII/2009 0 2/2

2. Atur posisi pasien


3. Membuka Flowmeter dan mengukur dosis secara
bertahap
4. Pasang alat bantu nafas sesuai kebutuhan pasien
5. Memperhatukan reaksi pasien, pernafasan dan
nadi
6. Perawat Cuci tangan setelah melakukan tindakan
7. Mendokumentasikan tindakan ke ke lembar
observasi

Unit Terkait Medis,Perawat

94
TATA CARA PEMERIKSAAN LABORATORIUM DI
Rumah Sakit Kusta RUANG ICU
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/33/101.14/RII/2009 0 1/2
Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
Tanggal Terbit
RAWAT INAP ICU
30 Desember 2009
dr. Nanang Koesnartedjo
NIP. 19560727 199003 1 004

Pengertian Tata cara melaksanakan pelayanan pemeriksaan


laboratorium untuk pasien dari rawat intensif

Tujuan Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan pemeriksaan


laboratorium untuk pasien dari rawat intensif sehingga
terhindar dari kesalahan prosedur.
Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang Pelayanan

Prosedur 1. Petugas ICU mengisi blangko laboratorium sesuai


dengan permintaan dokter yang merawat baik Cito
maupun tidak Cito.
2. Pengambilan sampel darah dilakukan oleh petugas ICU
3. Blangko permintaan pemeriksaan dan sampel darah
diserahkan petugas ICU ke Instalasi Laboratorium untuk
kemudian ditindaklanjuti sesuai standart operadional
prosedur instalasi laboratorium.

95
Rumah Sakit Kusta TATA CARA PEMERIKSAAN LABORATORIUM DI
Sumberglagah RUANG ICU

4. Bila hasil laboratorium sudah selesai, petugas ruangan


ICU mengambil hasil laboratorium di instalasi
laboratorium.
5. Hasil laboratorium yang ada dikonsultasikan oleh
petugas ICU kepada dokter yang merawat

Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Intensif


2. Instalasi Laboratorium

96
PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/34/101.14/RII/2009 0 1/3
Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
Tanggal Terbit
RAWAT INAP ICU
30 Desember 2009
dr. Nanang Koesnartedjo
NIP. 19560727 199003 1 004

Pengertian Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terdapat pada waktu


pasien mulai dirawat di rumah sakit sekurang-kurangnya
3x24 jam sejak mulai perawatan
Tujuan UMUM :

Mengendalikan infeksi di ruang perawatan intensif

KHUSUS :

1. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial


2. Menurunkan angka terjadinya infeksi nosokomial
3. Menanggulangi kejadian luar biasa bila terjadi infeksi
nosokomial

Kebijakan 1. Pencegahan infeksi dalam melakukan tindakan medis


dan non medis
2. Protap pengendalian infeksi rumah sakit

97
PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/34/101.14/RII/2009 0 2/3

Prosedur 1. Semua petugas instalasi rawat intensif dalam


melakukan tindakan pelayanan harus mencuci
tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan,
sesuai prosedur cuci tangan
2. Semua orang yang berada di ruang perawatan
Instalasi Rawat Intensif harus mengenakan baju
(scort) yang dipakai di dalam ruang ICU
3. Semua petugas dalam melakukan tindakan medis
harus memakai sarung tangan (hand scoen) dengan
ketentua 1 hand scoen untuk 1 pasien
4. Semua tindakan medis harus dilakukan sesuai
prosedur yang berlaku
5. Pengelolaan alat-alat dan bahan untuk tindakan
(seperti persiapan alat dan bahan untuk tindakan
invasif, pemrosesan sarung tangan pakai ulang,
penyimpanan alat dan linen steril, penyimpanan kasa
dan sarung tangan steril, pengelolaan linen dan
korentang) harus dilakukan sesuai prosedur yang
berlaku
6. Sesudah melakukan tindakan, semua peralatan
harus dibersihkan dan disteril sesuai prosedur
pembersihan dan penyeterilan alat
7. Ruang perawatan Instalaai Rawat Intensif harus
dibersihkan minimal 2 kali sehari atau bila kotor, dan
pembersihan besar dilakukan minimal satu minggu
sekali

98
PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/34/101.14/RII/2009 0 3 /3

8. Limbah medis dan non medis harus ditampung


secara terpisah
9. Limbah medis bukan benda tajam dimasukkan ke
bak sampah medis yang berupa tas palstik warna
kuning, untuk selanjutnya dikumpulkan oleh petugas
kebersihan rumah sakit untuk dikelola sesuai
prosedur RS
10. Limbah medis benda tajam harus dinasukkan ke
dalam ”safety box”yang disediakan. Bila sudah terisi
penuh, limbah medis dikirim ke tempat pembuangan
sampah dan dibakar di tungku pembakaran
(incenerator)
11. Limbah non medis dimasukkan ke tas plastik warna
hitam untuk selanjutnya dikumpulkan oleh petugas
kebersihan rumah sakit untuk dikelola sesuai
prosedur RS
12. Linen kotor harus ditempatkan ke bak khusus linen
kotor dan harus diantar ke bagian laundry oleh PRS
ICU
13. Peralatan makan pasien dibersihkan sesuai prosedur
oleh PRS ICU tiap kali selesai digunakan
14. Pembersihan lingkungan termasuk dapur dan
ruangan di luar perawatan dilakukan oleh petugas
cleaning service sesuai prosedur yang ditetapkan
Unit Terkait  Instalasi Rawat Intensif
 CSSD
 IPRS

99
INFUS PUMP
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/35/101.14/RII/2009 0 1/2
Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
Tanggal Terbit
RAWAT INAP ICU
30 Desember 2009
dr. Nanang Koesnartedjo
NIP. 19560727 199003 1 004

Pengertian Suatu alat yang digunakan untuk membantu proses


memberikan obat.
Tujuan Untuk mempermudah dan memperlancar jalannya
pemberian obat tepat dosis.
Kebijakan Pasien safety

Prosedur 1. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan


2. Larutkan obat dalam botol/kantong cairan fisiologis yang
dibutuhkan dan perhitungkan laju/rute obat melalui infuse
pump.
3. Rapatkan klem pada infuse set.
4. Hubungkan botol/kantong cairan obat dengan infuse set,
isilah infuse set dengan larutan obat. Usahakan tidah
terdapat gelembung udara. Jika ada gelembung udara
maka keluarkan dengan cara menyentil infuse set
sampai udara terkumpul du ujung infuse set.
5. Pasang salah satu ujung set. Atur katup three-way
stopcock.
6. Hubungkan ujung three-way stopcock dengan kateter
vena klien dan atau jalur cairan yang lain.
7. Gantungkan larutan obat pada standart infuse.
8. Tempatkan tube infuse set pada infussion pump machine
secara tepat.

100
INFUS PUMP
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/35/101.14/RII/2009 0 2/2

9. Hubungkan kabel listrik infussin pump machine dengan


sumber listrik AC.
10. Nyalakan tombol “ON/OFF” dan tekan program rate /laju
yang dibutuhkan.
11. Tekan tombol “Run” untuk memasukkan obat kedalam
vena klien.
12. Dokumentasikan pemberian obat pada lembaran
observasi obat : nama obat, dosis obat, cara pemberian,
rate/laju obat dalam infuse pump, tanggal dan jam
pemberian.
13. Observasi efek obat dan reaksi klinis pasien selama
peberian obat.
14. Jika obat mendekati habis atau habis maka alarm akan
berbunyi, maka tekan tombol alarm dan matikan infuse
pump machine dengan menekan tombol ”ON/OFF”
15. Ganti botol yang kosong dengan cairan fisiologis 100 ml
dan program kembali rate yang ditetapkan untuk
mendorong sisa obat dalam infuse set masuk ke vena
klien.
16. Jika cairan telah habis maka alarm akan berbunyi, maka
tekan tombol alarm dan matikan infuse pump machine
dengan menekan tombol ”ON/OFF”
17. Tutup jalur dari infussion pump dengan memutar katub
three-way stopcock.
18. Bersihkan dan bereskan peralatan dan kembalikan ke
tempatnya.
19. Cuci tangan setelah melakukan tindakan.
Unit Terkait ICU

101
PENGOPERASIAN EKG
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/36/101.14/RII/2009 0 1/2
Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
Tanggal Terbit
RAWAT INAP ICU
30 Desember 2009
dr. Nanang Koesnartedjo
NIP. 19560727 199003 1 004

Pengertian Suatu alat untuk mendeteksi irama jantung.

Tujuan Untuk mengetahui keadaan jantung pasien sebagai


tindakan diagnostik.
Kebijakan Pasien safety

Prosedur A. Persiapan Pasien


1. Berikan penjelasan kepada pasien tentang tindakan
yang akan dilaksanakan meliputi : tujuan, tata cara,
sikap pasien.
2. Lakukan pemeriksaan vital sign.
B. Persiapan Alat
1. Selimut
2. Kasa
3. Jelly EKG
4. EKG SET
C. Pelaksanaan
1. Tidurkan pasien pada posisi terlentang sikap
sempurna (kedua tangan disamping badan).
2. Pasangkan selimut pasien
3. Buka bagian atas pakaian pasien hingga terlihat
semua bagian thorak.
4. Tentukan lokasi sadapan elektroda pada dada dan
ekstremitas, berikan jelly EKG secukupnya.

102
PENGOPERASIAN EKG
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/36/101.14/RII/2009 0 2/2
Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
Tanggal Terbit
RAWAT INAP ICU
30 Desember 2009
dr. Nanang Koesnartedjo
NIP. 19560727 199003 1 004

5. Pasang semua sadapan elektroda laed I,II,III, AVR,


AVL, AVF, V1-V6
6. Nyalakan EKG dengan menekan tombol ON
7. Tentukan setting pemeriksaan 12 lead, tekan tombol
START
8. Setelah selesai, lepaskan semua elektroda dan
bersihkan jelly dengan kasa.
9. Rapikan pakaian pasien.
10. Berikan sampul EKG dan catat identitas pasien,
tanggal, pemeriksaan, tanda – tanda vital.
Unit Terkait 1. Instansi rawat inap
2. Instansi rawat jalan
3. Instansi Gawat Darurat
4. Unit kamar operasi

103
PENGOPERASIAN NEBULIZER
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/37/101.14/RII/2009 0 1/2
Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
Tanggal Terbit
RAWAT INAP ICU
28 Maret 2011
dr. Nanang Koesnartedjo
NIP. 19560727 199003 1 004

Pengertian Suatu alat untuk membantu mengencerkan sputum.

Tujuan Memperbaiki saluran pernafasan dengan proses


pengenceran sputum pada bronkus
Kebijakan Pasien safety

Prosedur A. Persiapan Pasien


1. Berikan penjelasan kepada pasien tentang tindakan
yang akan dilaksanakan meliputi : tujuan, tata cara,
sikap pasien.
2. Lakukan pemeriksaan vital sign (tensi, suhu, nadi,
pernafasan)
3. Pastikan reflek batuk adekwat
B. Persiapan Alat
1. Cairan PZ dan spuit 10 cc
2. Kasa
3. Nebulizer set
4. Oksigen set
C. Pelaksanaan
1. Tidurkan pasien pada posisi semi fowler
2. Berikan oksegenasi.
3. Cek fungsi alat
4. Masukan obat mukolitik kedalam chamber dan
lakukan pengenceran dengan PZ sesuai dosis /
takaran obat.

104
PENGOPERASIAN NEBULIZER
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/37/101.14/RII/2009 0 2/2

5. Sambungkan dengan sumber listrik, tekan tombol


ON.
6. Ajarkan pasien teknik pernafasan, inspirasi lewat
hidung dan ekspirasi lewat mulut dengan ritme nafas
normal.
7. Pasangkan nasal Nebulizer sampai obat habis (1’5
menit)
8. Ajarkan pasien untuk batuk efektif.
9. Periksa ulang vital sign.
10. Rapikan pasien dan catat hasil tindakan pada status
pasien.
Unit Terkait 1. Instansi rawat inap
2. Instansi rawat jalan
3. Instansi Gawat Darurat
4. Unit Kamar Operasi

105
PASIEN MONITOR
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/38/101.14/RII/2009 0 1/1
Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
Tanggal Terbit
RAWAT INAP ICU
28 Maret 2011
dr. Nanang Koesnartedjo
NIP. 19560727 199003 1 004

PENGERTIAN Suatu alat yang digunakan untuk membantu memonitor


tanda – tanda vital pasien.

TUJUAN Untuk memonitor tanda – tanda vital pasien : tensi, nadi,


RR, suhu, spo2, irama jantung.

KEBIJAKAN Pasien safety

PROSEDUR 1. Beritahu kepada pasien.


2. Sambungkan alat dengan sumber listrik
3. Astikan kabel / rangkaian terpasang dengan baik pada
monitor.
4. Pasangkan elektroda sesuai dengan bagan yang ada
pada petunjuk.
5. Tekan tombol power pada kanan bawah.
6. Setting alat sesuai dengan kebutuhan.
 Tombol kiri bawah diputar setelah sesuai baru
ditekan.
 Ulangi sesuai dengan kebutuhan.
7. Setting alrm sesuai dengan kebutuhan.
8. Setting layar sesuai dengan kebutuhan.

UNIR TERKAIT Ruang ICU

106
PENERIMAAN PASIEN
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/39/101.14/RII/2009 0 1/2
Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
Tanggal Terbit
RAWAT INAP ICU
28 Maret 2011
dr. Nanang Koesnartedjo
NIP. 19560727 199003 1 004

PENGERTIAN Tata cara penerimaan pasien dari ruangan atau dari rumah
sakit lain masuk ke dalam instansi rawat intensif.

TUJUAN Mempermudah pasien kritis yang sangat membutuhkan


pertolongan/penanganan untuk segera bisa masuk ICU.

KEBIJAKAN Kepala UPT tentang pelayanan

PROSEDUR Setiap pasien yang masuk ke dalam unit instalasi intensif


harus dilakukan prosedur penerimaan pasien sebagai
berikut :
1. Dokter / perawat yang pengirim harus malakukan
timbang terima dengan dokter / perawat.
2. Timbang terima meliputi seluruh keadaan pasien,
perjalanan penyakitnya, dan pengobatan secara
lengkap.
3. Dokter/perawat penjaga penerima memeriksa dan
memastikan keadaan pasien.

107
PENERIMAAN PASIEN
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/39/101.14/RII/2009 0 2/2

4. Seluruh pakaian pasien dilepas dan diganti dengan


pakaian pasien di ICU
5. Pasien di bawa masuk ke dalam ruang rawat ICU dan
dipindahkan ketempat tidur, kemudian dilakukan
evaluasi/observasi lebih teliti.

Unit Terkait Medis, Perawat ICU, Manager System Rawat Inap, Pokja
Fungsional.

108
ALUR TIMBANG TERIMA PASIEN
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/40/101.14/RII/2009 0 1/2
Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
Tanggal Terbit
RAWAT INAP ICU
28 Maret 2011
dr. Nanang Koesnartedjo
NIP. 19560727 199003 1 004

Pengertian Aturan atau prosedur yang di pakai dalam melakukan


operasi atau serah terima pasien ICU antar shift malam-
pagi, pagi-sore, sore-malam.

Tujuan Sebagai acuan pelaksanaan aturan timbang terima pasien


di ICU

Kebijakan Kebijakan Kepala UPT tentang pelayanan

Pelaksanaan Perawat

Prosedur SASARAN

Perawat yang selesai dinas shift dan digantikan dengan


perawat pengganti.

PELAKSANAAN

1. Salah satu petugas membaca doa dan di ikuti


semua petugas
2. Ke pasien langsung atau dilaksanakan di ruang
perawat dan membaca laporan.
3. Melaporkan rencana tindakan yang telah dilaporkan
serta mengoperkan tindakan yang belum dan akan
dilakukan oleh shift pengganti.
4. Mengobservasi dan melaporkan perkembangan
keadaan pasien kepada shift pengganti.
 Teratasi
 Belum teratasi

109
ALUR TIMBANG TERIMA PASIEN
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/40/101.14/RII/2009 0 1/2

 Teratasi sebagian
 Muncul maslah baru
5. Pendokumentasian yang jelas dan pelimpahan tugas
untuk shift selanjutnya.

Unit Terkait Perawat ICU, Manager System Rawat Inap, Pojka


Fungsional

110
KETO ASIDOSIS DIABETIKUM ( KAD )
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/41/101.14/RII/2009 0 1/2
Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
Tanggal Terbit
RAWAT INAP ICU
28 Maret 2011
dr. Nanang Koesnartedjo
NIP. 19560727 199003 1 004

Pengertian Merupakan dekompensasi metabolik akibat defisiensi


insulin absolut atau relatif dan merupakan komplikasi akut
diabetes melitus yang serius.

Tujuan Menurunkan morbiditas dan mortalitas.

Kebijakan Dilakukan dengan management terapi penurunan kadar


gula darah.

Prosedur Tata laksana umum :


 Berikan oksigen bila PO2 < 80 mmHg.
 Antibiotika adekuat.
 Monitor tekanan darah frekuensi nadi,frekuensi.
pernapasan, temperatur setiap jam.
 Monitor kesadaran tiap jam.
 Monitor produksi urin setiap jam, balans cairan.
 Pemantauan laboratorik :
- Gula darah tiap jam
- Na+,K+,Cl- : tiap 6 jam selama 24 jam,
selanjutnya sesuai keadaan
Penatalaksanaan :
Fase I :
1. Rehidrasi NaCl 0,9% atau RL 2 L/2 jam pertama

111
KETO ASIDOSIS DIABETIKUM ( KAD )
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/41/101.14/RII/2009 0 1/2

lalu 80 tts/menit selama 4 jam, lalu 30-50 tts/mnt


selama 18 jam (4-6 liter/24 jam). Diteruskan
sampai 24 jam berikutnya.
2. Regaluasi cepat 4 – 8 unit/jam IV sampai batas
glukosa darah sekitar 250mg/dl.
3. Infus K+ 75 mEq (bila K+ = < 2.5 mEq/l), 50 mEq
(K+ = 2.5 – 3.0 mEq/l) dan 25 mEq (K+ = 3.0 – 3.5
mEq) per 24 jam.
4. Infus Na Bic bila PH < 7.20 atau Bik < 12 mEq /
150 – 100 mEq langsung drip atau dalam 500 ml
Na Cl 0.9% 30 – 80 tetes/mnt
5. Antibiotika kombinasi anpicillin + gentamisin atau
sefalosporin

Fase II :
1. Maintenence NaCl 0,9%
2. Insulin kerja cepat 3 x 8 – 12 unit s.c
3. Makanan lunak karbohidrat komplek per oral
Monitoring :
1. Tensi,nadi,kesadaran,produksi urine.
2. Gula darah acak diulang setelah pemberian insulin
kerja cepat sesuai dengan pedoman rumus minus
satu kali dua.
UNIT TERKAIT Koordinator Fungsional,Manager Sistem Rawat Inap,Medis,
Perawat. I C U

112
PENANGANAN SYOK HEMORARGIK
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/42/101.14/RII/2009 0 1/3
Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
Tanggal Terbit
RAWAT INAP ICU
20 Maret 2011
dr. Nanang Koesnartedjo
NIP. 19560727 199003 1 004

PENGERTIAN Suatu keadaan dimana terjadi gangguan perfusi yang


disebabkan adanya perdarahan.

TUJUAN 1. Memulihkan perfusi pada jaringan.


2. Memulihkan keseimbangan cairan dalam tubuh.
3. Mencegah kematian.
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien dengan syok hemoragik.

PROSEDUR Persiapan alat :

1. Alat Pelindung Diri ( Masker, Handscoen, Scort )


2. Neck collar
3. Plester
4. IV Cath sesuai ukuran
5. Ringer Lactat yang hangat
6. Monitor EKG
7. Pulse Oksimeter
8. Oksigen set
9. Kateter
10. Urin bag
11. Aqua for injection
12. Disposible syiringe 10 cc
Pelaksanaan :

1. Pasien disiapkan sesuai dengan kebutuhan

113
PENANGANAN SYOK HEMORARGIK
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/42/101.14/RII/2009 0 2/3

tindakan diatas brankard


2. Petugas menggunakan alat pelindung diri ( Masker,
Handscoen, Scort )
3. Airway dan C spine dijamin aman
4. Breathing dijamin aman, berikan oksigen
5. Circulation :
 Infus 2 line dengan jarum no. 16/18 RL
1000-2000 ml sesuai dengan kebutuhan
atau kelasnya syok
 Periksa laboratorium darah : Golongan
darah, Hb/Ht, AGD
 Stop sumber perdarahan
 Tidak ada reaksi dilakukan bedah resusitasi
untuk menghentikan perdarahan
6. koordinator IGD Pasang monitor EKG
7. Pasang Gastric tube
8. Pasang kateter urin dan nilai produksi urin
Hal yang harus diperhatikan :

1. Harus dapat dilakukan di pusat gawat darurat


tingkat IV sampai tingkat I
2. Pasien dengan perdarahan yang masih aktif tidak
dapat atau tidak boleh dievakuasi
3. Metabolisme Anaerob
4. Kematian sel, Translokasi bakteri, SIRS
5. Gagal organ multipel/ Multiple Organ Failure (MOF)

114
PENANGANAN SYOK HEMORARGIK
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/42/101.14/RII/2009 0 3/3

6. dan kematian

UNIT TERKAIT Koordinator Fungsional,Manager Sistem Rawat Inap,Medis,


Perawat , I C U

115
MENGAMBIL CORPUS ALENIUM PADA HIDUNG
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/43/101.14/RII/2009 0 1/1
Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
Tanggal Terbit
RAWAT INAP ICU
20 Maret 2011
dr. Nanang Koesnartedjo
NIP. 19560727 199003 1 004

PENGERTIAN Mengambil benda asing yang masuk ke dalam hidung

TUJUAN 1. mencegah terjadinya infeksi


2. membebaskan jalan nafas

KEBIJAKAN Ada standart cara mengambil benda asing yang masuk ke


hidung .

PROSEDUR Persiapan Alat :

1. Speculum hidung.

2. Nose pinset.

3. Ring hak.

4. Lampu periksa.

5. Tissue/kassa

Prosedur Pelaksanaan :

1. Hidung dibuka dengan spekulum hidung, kemudian


dilihat dengan lampu periksa.
2. Apabila korpus alineum kelihatan lalu ambil
memakai ring hak atau nose pinset
3. Setelah diambil, kemudian dibersihkan dengan
kassa

UNIT TERKAIT Koordinator fungsional, manager sistem rawat inap, komite


keperawatan, perawat, I C U.

116
Rumah Sakit Kusta INFORMED CONSENT
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/44/101.14/RII/2009 0 1/2
Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
Tanggal Terbit
RAWAT INAP ICU
20 Maret 2011
dr. Nanang Koesnartedjo
NIP. 19560727 199003 1 004

PENGERTIAN Informed consent adalah mengatakan setuju diberikan suatu


tindakan dengan bebas dan rasional sudah mendapatkan
informasidan dimengerti dengan bukti tertulis dan di
tandatangani oleh kedua belah pihak dan saksi

TUJUAN Umum:

Sebagai langkah acuan penerapan pemberian informasi


tindakan

Khusus:

1. Sebagai perlindungan hukum untuk tenaga medis


dalam melakukan tindakan
2. Sebagai kesepakatan suatu perjanjian tindakan
KEBIJAKAN Kepala UPT tentang pelayanan

PROSEDUR 1. petugas memberikan penjelasan tentang maksud


dan tujuan tindakan ,kemungkinan komplikasi
,teknik tindakan kepada keluarga pasien
2. bila keluarga setuju dibuatkan surat perjanjian yang
sudah tersedia (form persetujuan tindakan )
3. Keluarga diminta memberikan tanda tangan
dengan di dampingi perawat atau keluarga
terdekat lainnya
4. Bila pasien menolak tindakan yang di berikan ,

117
Rumah Sakit Kusta INFORMED CONSENT
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/44/101.14/RII/2009 0 1/2

Keluarga diminta memberikan tanda tangan ( form penolakan


tindakan )

UNIT TERKAIT ICU

118
Rumah Sakit Kusta PENANGANAN KEJANG DEMAM
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/45/101.14/RII/2009 0 1/2
Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
Tanggal Terbit
RAWAT INAP ICU
20 Maret 2011
dr. Nanang Koesnartedjo
NIP. 19560727 199003 1 004

PENGERTIAN Kejang demam adalah kejang yang terjaadi akibat adanya


kenaikan suhu tubuh yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium.

TUJUAN 1. Mencegah terjadinya kejang berulang.


2. Mencegah cedera akibat kejang.
KEBIJAKAN .Dilakukan pada semua pasien kejang demam.

PROSEDUR Persiapan Alat :

1. Set therapi oksigen.


2. Alat untuk mengukur tanda-tanda vital.
3. Alat kompres.
4. Sudip lidah.
5. Obat-obatan sesuai kebutuhan.
Pelaksanaan :

1. Beri penjelasan kepada keluarga tentang tindakan


yang akan dilakukan.
2. Mengatur posisi pasien.Cegah pasien terbentur
dengan benda-benda sekitar.
3. Berikan oksigen.
4. Memasang sudip lidah.
5. Memasang infus.
6. Memberikan obat-obatan sesuai indikasi.

119
Rumah Sakit Kusta PENANGANAN KEJANG DEMAM
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/45/101.14/RII/2009 0 2/2

7. Beri kompres dingin.


8. Mengukur tanda-tanda vital.
9. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a) Awasi terjadinya kejang berulang.
b) Awasi terjadinya efek samping dari
pemberian anti konvulsan.

UNIT TERKAIT Koordinator Fungsional,Manager Sistem Rawat Inap,Medis,


Perawat. ICU

120
Rumah Sakit Kusta MEMASANG TAMPON HIDUNG
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/46/101.14/RII/2009 0 1/2
Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
Tanggal Terbit
RAWAT INAP ICU
28 Maret 2011
dr. Nanang Koesnartedjo
NIP. 19560727 199003 1 004

PENGERTIAN Memasang tampon pada hidung

TUJUAN 1. Mengurangi dan menghentikan perdarahan di hidung

KEBIJAKAN Ada Standart cara melakukan tampon di hidung

PROSEDUR Persiapan Alat:

Alat tidak steril.

1. Spekulum hidung.
2. Lampu periksa/Nose pincet.
3. Tongue Spatel.
4. Bengkok.
5. Plester.
Alat steril.

1. Tampon tang/Nose pincet.


2. Pinset, Gunting, Kasa
3. Specees Salp.
4. Pita Salp.
5. Korentang dalam tempatnya.
Prosedur Pelaksanaan:

1. Pasien disuruh menghembuskan nafas (sisi) dengan posisi


kepala menunduk & ditadahi bengkok, dengan hidung
ditahan dengan tissue.
2. Setelah hidung bersih dan Stosel masukkan pita Salp
dengan nose pinset sedikit demi sedikit sampai padat
begitu juga hidung sebelahnya.
3. Kemudian perdarahan dievaluasi dengan pasien disuruh
membuka mulut dan dilihat dengan tongue spatel.
4. Bila tidak ada perdarahan hidung dipasang kassa dan
diplester
UNIT TERKAIT Koordinator Fungsional,Manager Sistem Rawat Inap,Medis,
Perawat.ICU

121
MENGAMBIL CORPUS ALENIUM PADA MATA
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/47/101.14/RII/2009 0 1/2
Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
Tanggal Terbit
RAWAT INAP ICU
28 Maret 2011
dr. Nanang Koesnartedjo
NIP. 19560727 199003 1 004

PENGERTIAN Mengambil benda asing yang masuk ke dalam mata

TUJUAN 1. Mencegah terjadinya infeksi


2. Memberikan rasa nyaman pada pasien

KEBIJAKAN Ada Standart cara mengambil benda asing yang masuk ke


mata .

PROSEDUR

Persiapan Alat:

1. Bengkok berisi : kapas lembab/kassa steril, lidi waten,


pinset kecil.
2. Jarum injeksi 10 cc.
3. Lup untuk melihat korpus.
4. Duk kecil berlubang.
5. Hand Scoon.
6. Gunting kecil dan plester.
7. Obat :
 Pantocain tetes.
 Betadine kompres.
 Salep/tetes = AB.
 Kemicetin/klorampenicol.

Persiapan Pasien dan Lingkungan:

1. Memberikan penjelasan tetang tindakan yang akan


dilakukan.
2. Pasien menanda tangani SPO

122
MENGAMBIL CORPUS ALENIUM PADA MATA
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/47/101.14/RII/2009 0 2/2

Prosedur Pelaksanaan:

1. Berikan pantocain pada mata yang akan dilakukan


tindakan.
2. Cuci tangan atau pasang hand scoon.
3. Desinfeksi Lup dengan betadine dan ditutup dengan duk
steril lubang.
4. Bersihkan sisa betadine dengan kassa steril
5. Letakkan kassa diatas duk berlubang untuk tempat
korpus.
6. Mata penderita disuruh membuka, dicari letak korpus.
7. Korpus diambil dengan jarum kearah luar dengan
memakai lup.
8. Amati keadaan bekas korpus.
9. Mata diberi salep AB.
10. Tutup dengan kassa steril dan diplester.
11. Motivasi ulang bila ada keluhan cepat kontrol.
12. Penderita dirapikan/alat-alat dibereskan.
13. Perawat cuci tangan.
UNIT TERKAIT Koordinator Fungsional,Manager Sistem Rawat Inap,Medis,
Perawat. I C U

123
MANAGEMENT INTUBASI ENDOTRACHEAL
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/48/101.14/RII/2009 0 1/6
Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
Tanggal Terbit
RAWAT INAP ICU
28 Maret 2011
dr. Nanang Koesnartedjo
NIP. 19560727 199003 1 004

PENGERTIAN Tindakan memasukkan pipa endotracheal kedalam tracea

TUJUAN Membebaskan jalan nafas pasien , agar tetap lancar

KEBIJAKAN SK.MenKes. no 1333 th 1999 tentang penerapan standart


pelayanan rumah sakit

PROSEDUR Persiapan pasien :

 Pasien dijelaskan tentang tindakan yang akan


dilakukan
 Minta inform concent
 Beri support mental
 Hisap cairan atau sisa makanan dari NGT
 Yakinkan px terpasang iv line dan infus menetes
dengan lancar

Persiapan alat :

 Mesin suction harus dalam keadaan berfungsi baik


 Bag and mask / J.roes dan selang oksigen
 Laringoskop dan lampu harus menyala kuning
terang ( lampu tidak boleh kendor )
 ETT siap 3 nomer
Untuk perempuan : 6, 5, 7, 7,5
Untuk laki – laki : 7, 7,5. 8

124
MANAGEMENT INTUBASI ENDOTRACHEAL
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/48/101.14/RII/2009 0 2/6

Untuk anak – anak : usia dalam tahun ditambah 4


dibagi 4
 Silet / mandrin ( 2/3 dari ETT ) ujung tumpul
 Oropharingeal tube sesuai dengan ukuran pasien
 Spuit 20cc posisi siap untuk mengisi cuff
 Suction chateter diameter 1/3 ETT
 Xylocain spray
 Ky. Jelly
 Magil forcep
 Bantal setinggi 12 cm
 Hand scon, tampon
 Plester dengan ukuran 30cm ( 2 buah ) untuk fiksasi
 Gunting
 Stetoskop ( sebaiknya digantungkan dileher )
 Bengkok

Persiapan obat :

 Obat – obat untuk intubasi


Sedasi :
 Penthotal : 3 – 5 kg/bb
 Dormicum : 0,6 mg/kgbb
 Diprivan : 1-2 mg/kgbb
 Mucle relaxan :
 Succinil cbolin 1 – 2 mg/kgbb
 Pavulon : 0,35 mg/kgbb
 Trachium : 0,5 – 0,6 mg/kgbb
 Narcuron : 0,1 mg/kgbb

125
MANAGEMENT INTUBASI ENDOTRACHEAL
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/48/101.14/RII/2009 0 3/6

 Obat – obat emergency :


 Sulfas atropin (SA) : untuk bradicardi
 Adrenalin : bila cardiac arrest
 Epedrin : bila tensi turun
 Lidocain 2% : untuk aritmia

Pelaksanaan emergency :

1. Posisikan pasien terlentang dengan diganjal bantal


kecil setinggi 12 cm
2. Pakai sarung tangan
3. Pilih endotracheal yng akan dimasukkan dan cek
balonnya
4. Masukkan obat sedatif pentotal, saat memberikan
obat jangan lupa matikan infus dan pegang nadi(
25-50-75-100 dst ) kemudian cek bulu mata
5. Beri oksigenasi 1x kecil
6. Masukkan obat muscle relaxan : succinil cholin ( 20-
40-60 dst )
7. Lakukan selic manuover sambil tunggu sampai
dengan vasikularisasi ke periver
8. Masukkan laringoskop, jangan menggunakan gigi
sebagai tumpuan
9. Bila ada sekret banyak lakukan suction
10. Beri jelly ETT
11. Masukkan ETT sampai ke karina
12. Isi cuff sampai dengan tidak terdengar kebocoran
13. Sambungkan dengan j.rees dan pasang mayo tube

126
MANAGEMENT INTUBASI ENDOTRACHEAL
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/48/101.14/RII/2009 0 4/6

14. Cek / atau dengarkan dari paru-paru kanan, paru –


paru kiri 3x pengembangannya simetris / tidak bila
paru – paru kanan lebih mengembang berarti ETT
terlalu dalam
15. Fixasi dengan plester dimulai dari tulang yang
keras, 2 kali dari atas dan dari bawah
16. Bereskan alat – alat, rapikan pasien
17. Dokumentasikan :
 Tanggal dan jam pemasangan
 No ETT
 Batas ETT
 Cuff +/-
 Obat – obat yang diberikan
 Respon pasien / kesulitan – kesulitan
 Nama pemasang

Pelaksanaan untuk pasien elektif :

1. Cuci tangan dan pakai hand scon inform concent


2. Atur posisi pasien tidur terlentang dan diganjal
bantal kecil 12 cm
3. Pilih ETT yang akan dimasukkan dan cek balonnya.
4. Pasang stilet jangan sampai melewati batas ETT
kemudian yang atas ditekuk
5. Masukkan sedasi penthotal 3-5 mg/kgbb, cek bulu
mata, saat memasukkan obat matikan infus dan
raba nadi

127
MANAGEMENT INTUBASI ENDOTRACHEAL
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/48/101.14/RII/2009 0 5/6

6 Berikan oksigenasi 2x pompa ( untuk menguasai


jalan nafas )

7 Masukkan obat muscle relaxan : succinilcolin 1-2


mg/kgbb tunggu sampai dengan vasikularisasi
periver
8 Oksigenasi 100 % selama 5 menit / 10 kali nafas
9 Buka mulut dengan laringoskop, yang tipis
menelusuri mulut , sebelah kanan masukkan
pangkal lidah dan apiglotis sampai terlihat PLIKA ,
jangan menggunakan gigi sebagai tumpuan
10 Bila ada secret banyak lakukan suction
11 Semprot xylocain spray 2x semprot
12 Masukkan ETT yang sudah diberi jelly sampai ke
karina
13 Sambungkan dengan j.rees
14 Cek / dengarkan paru – paru kanan, paru – paru
kiri, 3x
15 Isi cuff s/d tidak terdengar kebocoran dan pasang
mayo
16 Fixasi dengan plester dimulai dari tulang yang
keras, 2x dari atas dan dari bawah
17 Bereskan alat – alat, rapikan px
18 Dokumentasikan.

128
MANAGEMENT INTUBASI ENDOTRACHEAL
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/48/101.14/RII/2009 0 6/6

HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN


1 Observasi vital sign
2 Harus dikerjakan oleh yang berkompeten
3 Kolaburasi dengan tim medis dan anastesi

UNIT TERKAIT ICU

ANASTESI

129
MANAGEMENT PENGELOLAAN JALAN NAFAS
Rumah Sakit Kusta (AIRWAY)
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/49/101.14/RII/2009 0 1/7
Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
Tanggal Terbit
RAWAT INAP ICU
28 Maret 2011
dr. Nanang Koesnartedjo
NIP. 19560727 199003 1 004

PENGERTIAN Tata cara /suatu tindakan agar jalan nafas pasien tetap lancar
dan adequat

TUJUAN Pasien terhindar dari sumbatan jalan nafas dan nafas tetap
normal

KEBIJAKAN SK Menkes no.1333 th 1999 tentang penerapan standart


pelayanan rumah sakit

PROSEDUR PERSIAPAN ALAT

1. Oropharingeal tube /mayo tube no 1 – 5


2. Naso pharingeal tube
3. Laringeal mast air way ( LMA )
4. Endotracheal tube ( ETT)
5. Laringoscop
6. Magil forcep
7. Stilet /mandrin
8. Abocat no. 14 – 16 (ukuran besar)
9. Catheter section
10. Section
11. Pocket mask
12. Oksigen
13. Nasal prong/kanul nasal
14. Simple mask
15. Rebreating mask

130
MANAGEMENT PENGELOLAAN JALAN NAFAS
Rumah Sakit Kusta (AIRWAY)
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/49/101.14/RII/2009 0 2/7

16. Non rebreating mask


17. Jacson rees
18. Ambubag
19. Hand scoun
20. Masker
21. Tong spatel
22. Saturasi oksigen
PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Gunakan hand scoun
3. Jelaskan ke pasien dan keluarganya tentang
tindakan yang akan dilaksanakan
4. Lakukan penilaian jalan nafas
 Lihat
 Gerak nafas/pengembangan
dada(adakah see saw)
 Cuping hidung
 Tracheal tug
 Tanda
hipoxia(gelisah,berkeringat,cyanosis )
 Raba
 Adakah hawa nafas sat pasien
ekspirasi
 Dengar (normal suara nafas hampir
tak terdengar)

131
MANAGEMENT PENGELOLAAN JALAN NAFAS
Rumah Sakit Kusta (AIRWAY)
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/49/101.14/RII/2009 0 3/7

 Ngorok
 Tercekik
 Serak
5. Tentukan kwalitas jalan nafas
 Normal / tidak ada sumbatam
 Ada sumbatan
 Total
 Tidak ada hembusan
nafas
 Tidak ada suara nafas
 Ada pergerakan dada
dengan pola nafas see
saw
 Partial
 Pangkal lidah jatuh
kebelakang (snoring)
 Cairan atau muntahan
(gargling)
 Odem laring (crowing)

6. Bila ada sumbatan identifikasi jenis sumbatan


 Benda asing
 Cairan
 Odeme
 Posisi
7. Lakukan prosedur pembebasan jalan nafas
Sumbatan Partial

132
MANAGEMENT PENGELOLAAN JALAN NAFAS
Rumah Sakit Kusta (AIRWAY)
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/49/101.14/RII/2009 0 4/7

 Benda asing : evakuasi benda asing


dengan alat atau tangan
 Cairan :
Dilakukan suction dengan tekanan pada
dewasa tidak lebih dari 200 mmhg, anak –
anak tidak lebih dari 100 mmhg
pasien posisi kepala dimiringkan
 Oedem : dilakukan intubasi
 Posisi : bila pangkal lidah jatuh kebelakang
dilakukan
tanpa alat yaitu head tilt, chin lift, jaw thusrt
dengan alat : orofaing dan naso faring
orofaring tube
indikasi pemasangan :
 Sudah tidak ada reflek muntah
 GCS kurang dari 10
 Cidera rongga dan muka
 Cidera pharink
 Kejang tonik / klonik
Cara pemasangan :
 Tentukan oropharingeal tube yang
sesuai dengan pasien, dari sudut/
ujung bibir sampai ke tragus atau
dari tengah bibir sampai ke anulus
mandibula
 Buka mulut pasien dengan cross

133
MANAGEMENT PENGELOLAAN JALAN NAFAS
Rumah Sakit Kusta (AIRWAY)
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/49/101.14/RII/2009 0 5/7

finger, masukkan oropharing


dengan mengarahkan lengkungan
menghadap ke palatum mole
 Setelah masuk kira – kira setengah
panjang oropharing kemudian
putar 180º dan dimasukkan lagi
 Bila sudah ada reflek muntah
keluarkan oropharing sesuai
lengkungan oropharing
Nasopharink tube

Indikasi pemasangan :

 Masih ada reflek muntah


 GCS lebih dari 10
Kontra indikasi :

 Pasien cidera pharink


 Bila ada fraktur septum nasi
 Bila ada fraktur basis cranii
dengan tanda – tanda
 Adanya perdarahan
pada telinga
 Adanya brill hematom
 Kebiruan dibelakang
telinga
Cara pemasangan :

 Tentukan nasopharing yang


sesuai dengan pasien

134
MANAGEMENT PENGELOLAAN JALAN NAFAS
Rumah Sakit Kusta (AIRWAY)
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/49/101.14/RII/2009 0 6/7

Dengan cara diukur dari ujung


hidung ke tragus dan dengan
diameter sesuai dengan jari
kelingking pasien sebelah
kanan
 Nasopharing diberi jelly dan
lubang hidung ditetetesi dengan
vasokonstiksi dengan
kenyamanan pasien (misal
:atrifin )
 Masukkan kelubang hidung
dengan cara yang tumpul
menghadap ke septum,
dimasukkan pelan – pelan
secara tegak lurus (pada lubang
hidung kanan )
 Bila pada lubang hidung kiri,
dimasukkan dengan yang
tumpul tetap menghadap ke
septuum, setelah kurang lebih 3
cm putar naso pharing 180˚ lalu
dimasukkan pelan – pelan
secara tegak lurus
Sumbatan total : lakukan tindakan nidle
cricotyrotomy
8. Lakukan /berikan bantuan nafas sesuai dengan
indikasi ( terapi oksigen )

135
MANAGEMENT PENGELOLAAN JALAN NAFAS
Rumah Sakit Kusta (AIRWAY)
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/49/101.14/RII/2009 0 7/7

 Nasal prong dosis : 1 – 4 liter/menit


 Simple mask dosis : 6-8 liter/menit
 Rebriting mask dosis : 5- 15 liter/menit
 Non rebriting mask dosis : 5- 15 liter/menit
 Bag & mask dosis : 12 -15 liter /menit
 Ambubag dg reservoir dosis: 12- 15 l/lmenit

HAL- HAL YANG DIPERHATIKAN


1 Kolaburasi dengan tim medis untuk setiap
melakukan tindakan
2 Observasi vital sign, tensi,nadi,RR,spo2,
kesadaran
3 Pantau kwalitas jalan nafas secara
berkala sampai nafas normal/ adequat

UNIT TERKAIT ICU

ANASTESI

136
MENGAMBIL CORPUS ALENIUM PADA TELINGA
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/50/101.14/RII/2009 0 1/1
Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
Tanggal Terbit
RAWAT INAP ICU
28 Maret 2011
dr. Nanang Koesnartedjo
NIP. 19560727 199003 1 004

PENGERTIAN Mengambil benda asing yang masuk ke dalam telinga

TUJUAN 1. Mencegah terjadinya infeksi


2. Memberikan rasa nyaman pada pasien

KEBIJAKAN Ada Standart cara mengambil benda asing yang masuk ke


telinga.

Prosedur Persiapan Alat:

1. Otoscope.
2. Ring hak.
3. Serumen hak.
4. Pank hak.
5. Our pinset.
6. Water dragen.
7. Kapas.
8. Lampu periksa.
Persiapan Pasien dan Lingkungan:

1. Memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan


dilakukan.
2. Bila anak kecil dipegang dengan kuat.
3. Mengatur posisi paisen sesuai dgn kebutuhan.
4. Menyiapkan lingkungan aman & nyaman.
Prosedur Pelaksanaan:

1. Telinga pasien dilihat dengan otoscope.


2. Setelah kelihatan korpus alenium diambil dgn hati-hati
memakai serumen hak / pank tang.
3. Setelah korpus alenium diambil, telinga dibersihkan dengan
water dragen.

UNIT TERKAIT Koordinator Fungsional,Manager Sistem Rawat Inap,Medis,


Perawat’ I C U

137
IRIGASI MATA
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/51/101.14/RII/2009 0 1/2
Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
Tanggal Terbit
RAWAT INAP ICU
28 Maret 2011
dr. Nanang Koesnartedjo
NIP. 19560727 199003 1 004

PENGERTIAN Mengeluarkan benda asing di mata dengan cara mengalirkan


cairan ke dalam mata

TUJUAN 1. Mencegah terjadinya infeksi


2. Memberikan rasa nyaman pada pasien
KEBIJAKAN Ada Standart cara melakukan irigasi ke mata.

Prosedur Persiapan Alat:

1. Boorwater 3 % atau obat lain yang tersedia dalam


tempatnya *).
2. Spuit 20 cc atau spuit khusus mata steril.
3. Kapas basah steril dalam tempatnya.
4. Kain kassa steril.
5. Perlak dan alasnya.
6. Handuk.
7. Bengkok *).
Prosedur Pelaksanaan:

1. Perawat cuci tangan *).


2. Perlak dan alasnya dipasang pada dada pasien
sampai bahu.
3. Pasien dianjurkan memegang bengkok.
4. Mata yang akan dicuci di lap dengan kapas basah dari
arah luar ke dalam.
5. Spuit diisi cairan *).
6. Kelopak mata dibuka dengan kapas basah.
7. cairan disemprotkan perlahan-lahan dari arah dalam
ke luar *).
8. Setelah bersih kelopak mata dibersihkan dengan
kapas lembab.
9. Pemberian obat k/p.

138
IRIGASI MATA
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/51/101.14/RII/2009 0 2/2
Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
Tanggal Terbit
RAWAT INAP ICU
28 Maret 2011
dr. Nanang Koesnartedjo
NIP. 19560727 199003 1 004

10. Setelah selesai pasien dirapikan kembali, peralatan


dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula.
11. Cuci tangan

UNIT TERKAIT Koordinator Fungsional,Manager Sistem Rawat


Inap,Medis, Perawat.ICU

139
MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/52/101.14/RII/2009 0 1/3
Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
Tanggal Terbit
RAWAT INAP ICU
28 Maret 2011
dr. Nanang Koesnartedjo
NIP. 19560727 199003 1 004

PENGERTIAN Melakukan suatu tindakan kepda pasien yang mengalami


gagal nafas dan atau henti jantung

TUJUAN 1. Mengembalikan fungsi pernafasan dan atau sirkulasi


pada henti nafas ( respiratory arrest ) dan atau henti
jantung ( cardiac arrest ) pada orang pada orang
dimana fungsi tersebut gagal total oleh suatu sebab
yang memungkinkan untuk hidup normal selanjutnya
bila kedua fungsi tersebut bekerja kembali
2. Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya
respirasi
3. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi (
fungsi jantung ) dan ventilasi ( fungsi pernafasan / paru
) pada paien / korban yang mengalami henti jantung
atau henti nafas melalui Cardo Pulmonary
Resucitation ( CPR ) atau Resusitasi Jantung Paru

KEBIJAKAN Ada Standart cara melakukan Resusitasi Jantung Paru

Prosedur Persiapan Alat:

 Emergency trolley berisi:


a. Laryngscope lurus dan bengkok (anak & dewasa).
b. Magil forceps.
c. Pipa trakhea berbagai ukuran.
d. Trakhea berbagai ukuran.
e. CVP set.
f. Infus set/blood set.
g. Papan resusitasi.
h. Gunting verband.
i. Ambu babg lengkap.
 Set therapi oksigen lengkap dan siap pakai.
 Set penghisap sekresi lengkap dan siap pakai.
 EKG record.

140
MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/52/101.14/RII/2009 0 2/3

 EKG monitor bila memungkinkan.


 DC shock lengkap.
Persiapan Pasien dan Lingkungan:

1. Keluarga diberi penjelasan tentang tindakan


yang akan dilakukan.
2. Posisi pasien diatur terlentang datar dan
diusahakan tidak menyentuh tempat tidur
Baju bagian atas pasien dibuka
Prosedur Pelaksanaan:

1. Mengecek henti nafas & jantung dengan cara :


 Melihat pergerakan dada atau perut.
 Mendengarkan suara keluar / masuk udara dari
hidung.
 Merasakan adanya udara dari mulut atau
hidung dgn pipi / punggung tangan.
2. Menilai denyut jantung pasien dengan cara meraba
arteri karotis.
3. Mengecek kesadaran pasien dengan cara :
a. Memanggil nama.
b. Menanyakan keadaannya.
4. Menggoyangkan bahu pasien.
5. Memasang papan resusitasi dibawah punggung
pasien.
6. Membebaskan jalan nafas dengan cara :
1. Membersihkan sumbatan jalan nafas dengan
jalan menghisap sekresi.
2. Triple manouver.
 Ekstensi kepala.
 Mengangkat rahang bawah.
 Mempertahankan posisi rahang bawah.
7. Melakukan pernafasan buatan (bagging 12-20 kali /
menit) bila denyut jantung teraba.
8. RJP, ABC, kombinasi bila denyut jantung tidak
teraba dengan cara :
a. Pernafasan buatan (bagging) 2 kali jika
dilakukan oleh satu orang.

141
MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/52/101.14/RII/2009 0 3/3

b. Kompresi jantung luar bergantian dengan


bagging, perbandingan = 5 : 2 bila RJP
dilakukan oleh satu orang.
c. Kompresi jantung luar:
1. Tentukan lokasi pijatan setengah bagian
bawah tulang dada ( sternum ) dengan jari
menyusuri batas bawah iga sampai
prosecius xipoideus (px ) tambahkan 2 jari
( jari tengah dan telunjuk )
2. Tempatkan tumit tangan satunya
diletakkan diatas tangan yang sudah
berada tepat di titik pijat jantung.
3. Jari-jari kedua tangan dirapatkan dan
diangkat agar tidak ikut menekan.
4. Penolong mengambil posisi tegak lurus
diatas dada psien dengan siku lengan
lurus, menekan sternum 4 – 5 cm.
5. Tekanan harus cukup kuat, pijat jantung
lurus dan teratur.
6. Jangan menekan terlalu kuat, jangan
menyentak dan jangan bergeser, berubah-
ubah tempat
7. Anjuran tentang " Rate " 100x/menit
8. Fase pijat dan fase relaksasi harus sama
(1 : 1 )
9. Rasio = 15:2 yaitu 15x pijat jantung 2x
nafas buatan.
10. Rasio = 5:1 untuk anak
11. Rasio = 3:1 untuk neonatus
12. Raba nadi carotis ( 10 menit )
13. Denyut nadi tak teraba lakukan ventilasi
buatan dan MJL
UNIT TERKAIT Koordinator Fungsional,Manager Sistem Rawat Inap,Medis,
Perawat. ICU

142
SYRINGE PUMP
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/52/101.14/RII/2009 0 1/3
Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
Tanggal Terbit
RAWAT INAP ICU
28 Maret 2011
dr. Nanang Koesnartedjo
NIP. 19560727 199003 1 004

PENGERTIAN Suatu alat yang digunakan untuk membantu proses


memberikan obat.

TUJUAN Untuk mempermudah dan memperlancar jalannya


pemberian obat tepat dosis.

KEBIJAKAN Pasien safety

PROSEDUR 1. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan.


2. Hisap cairan fisiologis (NaCl 0,9 % atau Dextrose 5 %)
sesuai kebutuhan kedalam syringe 50 ml B’Braun.
3. Hisap obat yang dibutuhkan ke dalam syringe 50 ml
B’Braun yang telah berisi cairan fisologis tercampur
rata.
4. Buang sisa udara dari dalam syringe secara hati-hati,
upayakan tidak ada obat yang terbuang.
5. Hubungkan syringe dengan connector tube dan isi
connector tube dengan larutan obat dalam syringe
pump.
6. Tempatkan syringe pump B’Braun
7. Pasang kabel listrik pada syringe pump machine dan
hubungkan dengan sumber arus listrik, tekan tombol
ON/OFF.
8. Hubungkan connector tube dengan salah satu ujung
three way stopcock secara tepa.

143
SYRINGE PUMP
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/52/101.14/RII/2009 0 2/3

9. Hubungkan dua ujung yang lain dari three – way


stopcock masing masing cateter vena (jarum infus)dan
infuse set yang telah terpasang pada vena klien.
10. Putar kutup pada three – waystopcock sesuai
kebutuhan atau pengaturan pemberian cairan dan
obat.
11. Tekan tombol progam rate pada syring pump machine
sesuasi hasil perhitungan dosis obat ( satuan ml/jam
atau ml/hour ).
12. Tekan tombol run / start dan perhatikan sinyal lampu “
run ” sytinge pump machine.
13. Dokumentasikan pemberian obat pada lembaran
observasi obat : nama obat, dosis obat, cara
pemberian, rate/laju obat dalam syringe pump, tanggal
dan jam pemberian.
14. Observasi efek obat dan reaksi klinis pasien selama
pemberian obat.
15. Jika obatmendekati habis atau habis maka alarm akan
berbunyi, maka tekan tombol alarm dan tekan tombol
“stop”.
16. Tutup jalur dari syiring pump dengan memutar katup
three way stopcock dan lepaskan dari connector tube.
17. Lepaskan syiring pump machine dari isi dengan cairan
fosiologis sebanyak 20-30 ml. Buang sisa udara dalam
syiringe.
18. Pasang kembali connector tube dan tempatkan
syiringe yang telah berisi cairan isiologis pada syiringe
pump.

144
SYRINGE PUMP
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/52/101.14/RII/2009 0 3/3

Machine

19. Buka kembali jalur syringe pump dengan memutar


katup three way stopcock.
20. Cek ulang program rate/laju pada syringe pump
kemudian tekan tombol “Start/Run” (untuk mendorong
sisa larutan obat dalam connector tube masuk ke vena
klien).
21. Jika cairan dalam syringe habis maka alarm akan
berbunyi, maka tekan tombol alarm dan matikan
syringe pump machine dengan menekan tombol
“ON/OFF”.
22. Tutup jalur dari syringe pump dengan memutar katup
three way stopcock dan lepaskan dari connector tube.
23. Bersihkan dan bereskan peralatan dan kembalikan
ketempatnya.
24. Cuci tangan setelah melakukan tindakan.

UNIT TERKAIT Ruang ICU

145
PENGAMBILAN DARAH UNTUK PEMERIKSAAN
Rumah Sakit Kusta ANALISA GAS DARAH
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/54/101.14/RII/2009 0 1/3
Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
Tanggal Terbit
RAWAT INAP ICU
28 Maret 2011
dr. Nanang Koesnartedjo
NIP. 19560727 199003 1 004

PENGERTIAN Mengambil darah arteri untuk pemeriksaan gas dalam darah


yang berhubungan dengan fungsi respirasi dan metabolisme

TUJUAN Mengetahui :

1. Keadaan oksigen dalam metabolisme


2. Kemampuan HB dalam melakukan transportasi O2
dan CO 2
3. Tekanan O2 dalam darah arteri dan jaringan perifer
KEBIJAKAN SK Menkes No.1333 th 1999 tentang penerapan standar
pelayanan Rumah sakit

PROSEDUR PERSIAPAN ALAT

1. Spuit 2,5 cc satu buah


2. Kassa steril 2 lembar
3. Betadin
4. Alkhohol 70 %
5. Kapas steril dalam tempatnya
6. Bantalan untuk fixasi tangan
7. Karet penutup
8. Perlak dan alas nya
9. Plaster dan gunting verban
10. Heparin pengenceran 1 cc =500 unit
11. Label

146
PENGAMBILAN DARAH UNTUK PEMERIKSAAN
Rumah Sakit Kusta ANALISA GAS DARAH
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/54/101.14/RII/2009 0 2/3

12. Sarung tangan steril


PERSIAPAN PASIEN
1. Pasien diberitahu tentang tindakan yang akan
dilakukan
2. Posisi pasien diatur sesuai dengan kebutuhan.

PELAKSANAAN
1. Mencuci tangan
2. Memakai sarung tangan
3. Membasahi spuit dengan heparin yang sudah
diencerkan
4. Memasang perlak pada didaerah anggota tubuh
yang akan di tusuk
5. Menentukan dan meyakinkan arteri yang akan di
tusuk
6. Mendesinfeksi daerah arteri yang akan ditusuk
dengan betadin dan alkhohol
7. Menusuk arteri dengan posisi menusuk jarum
sesuai letak arteri
8. Menekan daerah yang ditusuk dengan kasa steril
selama 5 -1 5 menit kemudian diplaster
9. Mengeluarkan udara dari dalam spuit dan ujung
jarum ditusukkan pada karet penutup
10. Memasang label identitas pasien pada spuit yang
berisi bahan pemeriksaan . cantumkan nama,
umur,nomer register, ruang tempat
dirawat,suhu,fio 2yang diberikan

147
PENGAMBILAN DARAH UNTUK PEMERIKSAAN
Rumah Sakit Kusta ANALISA GAS DARAH
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/54/101.14/RII/2009 0 3/3

11. Mengobservasi tanda tanda vital dan aderah byang


tempat tusukan
12. Segera kirim bahan pemeriksaan ke laboratorium
13. Petugas mencuci tangan
HAL HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
1. Penusukan tepat pada arteri ditandai dengan
dengan darah yang keluar berwarna merah segar
dan memancar
2. Spicement di masukkan dalam kantong plastik
kemudian dibawa denga termos yang berisis es
batu bila tempat periksaan jauh
3. Daerah /lokasi pengambilan darah harus
bergantian
4. Hindarkan pengambilan darah pada daerah
arteri femoralis
5. Lakukan ALLEN TEST sebelum pengambilan
pada daerah arteri radialis untuk mencegah
gangguan sirkulasi darah

UNIT TERKAIT ICU

LABORATORIUM

148
TINDAKAN NIDLE CRICOTYROTOMY
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/55/101.14/RII/2009 0 1/2
Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
Tanggal Terbit
RAWAT INAP ICU
28 Maret 2011
dr. Nanang Koesnartedjo
NIP. 19560727 199003 1 004

PENGERTIAN Suatu tindakan darurat memasukkan jarum pada membran


cricotyroid yang bertujuan agar pasien terhindar dari
obstruksi total jalan nafas bagian atas

TUJUAN Agar pasien dapat bernafas setelah mengalami obstruksi


total jalan nafas bagian atas

KEBUJAKAN SK MenKes no 1333 tentang penerapan standart


pelayanan Rumah Sakit

PROSEDUR Persiapan alat

1. Surflo no 14 -16
2. Spuit 10 -20 cc dan ½ sebagian di isi aquadest
3. Jet insuplation (spuit 2,5 cc dilubangi tengahnya
diameter 1 cm
4. Hand scoun
5. O2
6. Desinfektan
Pelaksanaan
1. Beri tahukan ke keluarga tindakan yang akan
dilakukan
2. Mencuci tangan
3. Alat alat didekatkan
4. Pakai sarung tangan

149
TINDAKAN NIDLE CRICOTYROTOMY
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/55/101.14/RII/2009 0 2/2

5. Mencari lokasi dengan 3 jari tengah tangan kiri


 Jari telunjuk memegang cartilago tyroid
 Jari manis memegang cartilago cricoid
 Jari tengah mencari membrana cricotyroid
6. Bila sudah menemukan di tusuk ke arah bawah
dengan sudut 45 -60˚̊ dengan kedalaman 1- 1½
cm ( bila menghadap keatas bisa menusuk pita
suara
7. Kemudian di aspirasi bila keluar udara kemudian
di sambungkan dengan ke jet insuuflation dan di
beri aliran 02 10 liter /menit
8. Dan diberi bantuan 1 : 4 ( inpirasi dan 4 ekspirasi )
Dengan hitungan 1 inspirasi ( lubang di tutup )
dan di hitung lagi 1, 2, 3, 4 ( lubang di buka )

HAL YANG HARUS DI PERHATIKAN


1. Observasi vital sign, kesadaran
2. Dilakukan oleh yang berkompeten
3. Selalu kolaburasi dengan medis dananastesi

150
IRIGASI TELINGA
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/56/101.14/RII/2009 0 1/2
Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
Tanggal Terbit
RAWAT INAP ICU
28 Maret 2011
dr. Nanang Koesnartedjo
NIP. 19560727 199003 1 004

PENGERTIAN Mengeluarkan benda asing di telinga dengan cara


mengalirkan cairan ke dalam telinga

TUJUAN 1. Mencegah terjadinya infeksi


2. Memberikan rasa nyaman pada pasien

KEBIJAKAN Ada Standart cara melakukan irigasi ke telinga.

PROSEDUR Persiapan Alat:

Tersedia dalam baki :

1. Cairan yang diperlukan (H2O2 atau sesuai pesan


medik).
2. Spuit 10 cc steril tanpa jarum.
3. Karet alas.
4. Handuk.
5. Kapas bulat.
6. Lidi kapas steril.
7. Korentang dalam tempatnya.
8. Bengkok.
9. Pipet.
Prosedur Pelaksanaan:

1. Perawat cuci tangan.


2. Membantu pasien dalam posisi tidur miring atau duduk
tegak dengan kepala dimiringkan, sehingga telinga
yang akan dirawat dibagian atas.
3. Meletakkan karet pengalas/perlak, dan handuk disekitar
bahu.
4. Meletakkan bengkok dibawah telinga.
5. Mengisi spuit dengan obat yang telah disediakan.

151
IRIGASI TELINGA
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/56/101.14/RII/2009 0 1/2

6. Jika menggunakan pipet, pipet diisi dengan obat yang


telah disediakan.
 Menyemprotkan atau menetesi cairan :
 Daun telinga ditarik kebelakang atas agar liang
telinga luar lurus.
 Menyemprotkan cairan perlahan-lahan.
 Jika menggunakan pipet cairan diteteskan hati-hati
melalui telinga yang diirigasi untuk memudahkan
cairan keluar.
7. Observasi warna dan jumlah cairan yang keluar.
8. Memberikan posisi tidur miring kebagian telinga yang
diirigasi untuk meudahkan cairan keluar.
9. Telingan ditutup dengan kassa steril.
10. Membereskan alat-alat dan merapikan pasien.
Mencuci tangan dan dokumentasikan

UNIT TERKAIT Koordinator Fungsional,Manager Sistem Rawat Inap,Medis,


Perawat. ICU

152
SYOK ANAFILAKSIS
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/57/101.14/RII/2009 0 1/2
Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
Tanggal Terbit
RAWAT INAP ICU
28 Maret 2011
dr. Nanang Koesnartedjo
NIP. 19560727 199003 1 004

PENGERTIAN Suatu syndroma klinis yang ditandai dengan adanya


hipotensi, takykardia, akral dingin, pucat basah,
hiperventilasi, perubahan status mental, penurunan
produksi urine yang diakibatkan oleh reaksi anafilaksis.

TUJUAN Mencegah komplikasi lebih berat

KEBIJAKAN Reaksi anafilaksis harus segera ditangani untuk mencegah


kematian dan kerusakan saraf akibat reaksi obat-obatan.

PROSEDUR 1. Baringkan penderita dengan posisi kaki lebih tinggi


dari kepala untuk meningkatkan aliran darah balik
vena dalam usaha memperbaiki curah jantung dan
menaikkan tekanan darah
2. Penilaian ABC
 Airway : jalan nafas harus dijaga tetap
bebas dan tidak ada sumbatan
 Breathing :berikan oksigen
 Circulation : Bila tidak teraba nadi pada
arteri besar segera lakukan kompresi
jantung luar

153
SYOK ANAFILAKSIS
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/57/101.14/RII/2009 0 2/2

3. Berikan adrenalin 0,3 – 0,5 mg larutan 1 : 1000


untuk penderita dewasa atau 0,01 mk/kg untuk
penderita anak2 intramuscular. Pemberian ini dapat
diulang tiap 15 menit sampai keadaan
membaik.
4. Bila terjadi spasme bronkus dimana pemberian
adrenalin kurang memberi respon, dapat
ditambahkan aminopilin 5-6 mg/kg BB intravena
dosis awal yang diteruskan 0,4 - 0,9 mg /kg
BB/menit dalam cairan infus.
5. Dapat diberikan kortikosteroid misalnya
hidrocortison 100 mg atau dexametason 5 – 10 mg
intravena sebagai therapi penunjang untuk
mengatasi efek lanjut dari syok anafilaktif
UNIT TERKAIT Koordinator Fungsional

Manager Sistem Rawat Inap

Medis

Perawat. I C U

154
MANAGEMENT BASIC LIFE SUPPORT
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/58/101.14/RII/2009 0 1/2
Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
Tanggal Terbit
RAWAT INAP ICU
28 Maret 2011
dr. Nanang Koesnartedjo
NIP. 19560727 199003 1 004

PENGERTIAN Memberikan bantuan hidup dasar pada pasien tanpa


menggunakan alat, pada pasien yang menalami
kegawatdaruratan.

TUJUAN Mempertahankan pernafasan dan sirkulasi yang adequat


sampai kondisi yang menyebabkan henti nafas dan henti
jantung dapat diatasi

KEBIJAKAN SK MenKes no 1333 th 1999 tentang penerapan standart


pelayanan Rumah Sakit

PROSEDUR 1. Jelaskan pada keluarga tentang tindakan yang akan


dilakukan
2. Cuci tangan
3. Gunakan hand scoun
4. Lukukan tindakan seperti yang ada bagan di bawah
ini

155
MANAGEMENT BASIC LIFE SUPPORT
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/58/101.14/RII/2009 0 2/2

Pasien tidak sadar


|
bebaskan jalan nafas
( head tilt , chin lift , jaw thrust ) Call for help
|

bernafas • Gasping = tdk nafas tidak bernafas


• Untuk AWAM :
Tidak perlu
pertahankan jl nafas bebas meraba carotis
beri nafas buatan
beri oksigen raba carotis
raba arteri radialis
tidak ada ada

ada tidak ada CPR 30 : 2


2 menit
Posisi shock pasang monitor Nafas
Pasang infus buatan,
Ekstra cairan teruskan
shockable un-shockable
(lihart menegement
Shock)
lilihalt malnagemen

UNIT TERKAIT I CU

Manager System

156
PENANGANAN KOMA HIPOGLIKEMIA
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/59/101.14/RII/2009 0 1/1
Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
Tanggal Terbit
RAWAT INAP ICU
28 Maret 2011
dr. Nanang Koesnartedjo
NIP. 19560727 199003 1 004

PENGERTIAN Koma akibat kadar gula darah < 30 mg/dl .

TUJUAN  Memenuhi kebutuhan glukosa otak agar tidak


terjadi gangguan yang “irreversible”.
 Tidak mengganggu regulasi DM.
KEBIJAKAN Dilakukan dengan cepat dan cermat untuk menghindari
kerusakan permanen pada otak.

PROSEDUR Pelaksanaan :
 Glukosa darah diarahkan ke kadar glukosa puasa :
120 mg/dl
Koma Hipoglikemia :
1. Injeksi glukosa 40% iv 25 ml selanjutnya infus
glukosa 10%, bila belum sadar dapat diulang setiap
½ jam sampai sadar (maksimum 6x), bila gagal
2. Injeksi efedrin bila tidak ada kontra indikasi jantung
dll 25-50 mg atau injeksi glukagon 1 mg/im setelah
gula darah stabil, infus glukosa 10% dilepas
bertahap dengan glukosa 5% selanjutnya stop.
3. Observasi keadaan umum dan kesadaran pasien.

UNIT TERKAIT Koordinator Fungsional,Manager Sistem Rawat Inap,Medis,


Perawat .I C U

157
VENTILATOR VELA
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/60/101.14/RII/2009 0 1/2
Ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit
PROSEDUR TETAP Kusta Sumberglagah
Tanggal Terbit
RAWAT INAP ICU
28 Maret 2011
dr. Nanang Koesnartedjo
NIP. 19560727 199003 1 004

PENGERTIAN Suatu alat yang digunakan untuk membantu proses


endo surgery

TUJUAN Untuk mempermudah dan memperlancar jalannya


tindakan penbedahan

KEBIJAKAN Pasien safety

PROSEDUR 1. Rangkai Breathing Circuit pada Ventilator dengan


benar.
2. Tekan tombol ON dibelakang Ventilator untuk
menyalakannya.
3. Tekan tombol ON Humidifier untuk
menyalakannya. Set nilai temperatur pada
Humidifier (35-37).
4. Tentukan Breath Type dan mode yang dipaka?
Adakah napas spontan? Sadarkah pasien? A/C
Assist/ control atau SIMV (Synchronized
Intermitten Mandatoty Ventilation) Mode
Volume, Pressure, PPVC atau NPPV.
5. Set nilai Variable yang sesuai dengan Breath dan
Mode yang dipilih.
6. Set nilai Limi Alarm
Tentukan nilai dari alarm itu setelah selesai
konfirmasi accept
Low VE : > 1 liter dari setting
Low PIP : > 10 CmH2O dari nilai PIP yang disetting
High PIP : < 10 CmH2O dari nilai PIP yang disetting

158
VENTILATOR VELA
Rumah Sakit Kusta
Sumberglagah
No Dokumen No Revisi Halaman
445/60/101.14/RII/2009 0 2/2

7. High PIP : < 10 CmH2O dari nilai PIP yang disetting


8. Ventilator siap dioperasikan pada patient.
9. Setelah selesai sterilkan circuit breathing dan
simpan untuk siap digunakan lagi.

UNIT TERKAIT Ruang ICU

159

Anda mungkin juga menyukai