Anda di halaman 1dari 4

Lapoan keuangan prospektif

Prospective financial statement mengacu pada pada prediksi atau ekspektasi laporan keuangan
selama beberapa periode dimasa depan (laporan laba rugi) atau pada suatu tanggal dimasa depan
(neraca). Contohnya adalah prediksi manajemen atas laporan laba rugi dan neraca satu tahun
dimasa depan. Pemakai menginginkan informasi prospektif yang handal untuk membantu
pengambilan keptusannya. Jika auditor dapat menngkatan reliabilitas informasi risiko informasi
dapat dikrangidengan cara yang sama seperti dalam audit laporan keuangan prospektif. Regulator,
pemakai dan pihak lain mungkin mengkritik dan bahkan menuntut auditor, meskipun laporan
keuangan prospektif dinyatakan secara wajar, berdasarkan informasi yang tersedia ketika laporan
tersebut disiapkan.
Standar atestasi AICPA mendefinisikan dua jenis umum laporan keuangan prospektif:
1. Peramalan (forecasts) adalah laporan keuangan prospektif yang menyajikan posisi keuangan
entitas yang diharapkan, hasil operasi dan arus kas, pada pengetahuan dan keyakinan
terbaik dari pihak yang bertanggung jawab. Bank biasanya mensyaratkan informasi ini
sebagai bagian dari permohonan pinjaman
2. Proyeksi (projections) adalah laporan keuangan prospektif yang menyajikan posisi keuangan
entitas, hasil operasi dan arus kas, pada pengetahuan dan keyakinan terbaik pihak yang
bertanggung jawab, berdasarkan satu atau lebih asumsi hipotesis.
Laporan keuangan prospektif disiapkan bagi salah satu dari dua audiens berikut:
1. Laporan penggunaan umum disiapkan untuk digunakan oleh pihak ketiga mana pun
2. Laporan penggunaan terbatas disiapkan hanya untuk pihak ketiga dengan siapa pihak yang
bertanggung jawab berhadapan secara langsung.
Peramalan dapat disediakan baik untuk penggunaan umum maupun terbatas. Akan tetapi, proyeksi
terbatas pada jenis penggunaan yang kedua, karena pemakai terbatas berada dalam posisi yang
lebih baik untuk memahami laporan prospektif dan asumsi yang berhubungan ketimbang pihak
ketiga.
Standar atestasi AICPA melarang kantor publik melaksanakan review atas suat peramalan atau
proyeksi, karena jasa review mengimplikasikan bahwa akuntan publik dapat “dipuaskan secara
moderat” baik mengenai ketepatan perhitungan dari proyeksi maupun asumsi dimana proyeksi
didasarkan. Untuk menghindari kebingungan antarpemakai, AICPA menciptakan standar etestasi
yang lebih spesifik, yang menggambarkan jenis penugasan berikut untuk laporan keuangan
prospektif:
 Suatu penugasan pemeriksaan dimana akutan publik memperoleh kepuasan mengenai
kelengkapan maupun kewajaran dari semua asumsi.
 Suatu penugasan kompilasi dimana akuntan publik terutama terlibat dengan ketepatan
perhitungan dari laporan dan bukan kewajaran dari asumsi.
 Penugasan prosedur yang disepakati dimana akuntan publik dan semua pemakaian dari
laporan menyetujui prosedur atestasi terbatas dan spesifik.

Untuk pemeriksaan peramalan dan proyeksi ada 4 unsur


1. Mengevaluasi persiapan laporan keuangan prospektif
2. Mengevaluasi asumsi pendukung yang mendasari
3. Mengevaluasi penyajian dari laporan keuangan prospektif mengenai kesesuaian dengan
pedoman penyajian AICPA
4. Menerbitkan laporan pemeriksaan
Unsur-unsur tersebut didasarkan pada akumulasi bukti mengenai kelengkapan dan
kewajaran asumsi yang mendasari, seperti yang diungkapkan dalam laporan keuangan prospektif.
Untuk melakukan evaluasi, akuntan publik harus familiar dengan bisnis dan industri klien.
Mengidentifikasi persoalan signifikan dimana hasil masa depan klien diharapkan akan bergantung
(faktor kunci) dan menentukan asumsi yang sesuai telah disertakan berkenaan dengan faktor-faktor
kunci tersebut.

Penugasan prosedur yang disepakati


Penugasan prosedur yang disepakati menarik bagi akuntan publik karena manajemen atau
pemakai pihak ketiga, merinci prosedur yang ingin mereka lakukan. Ketika auditor dan manajemen
atau pihak ketiga setuju bahwa audit akan terbatas pada prosedur audit tertentu, audit dianggap
sebagai penugasan prosedur dan temuan karena menghasilkan laporan yang berfokus pada
pelaksanaan prosedur audit spesifik dan temuan yang dihasilkan setelah prosedur diselesaikan.
SAS 75 dan SSAE 10 adalah standar profesional utama yang membahas penugasan prosedur yang
disepakati. Keduanya disebut standar cermin, karena keserupaan mereka, akan tetapi SAS
membahas item laporan keuangan, sementara SSAE membahas persoalan non laporan keuangan.
Dalam penugasan prosedur yang disepakati berdasarkan standar atestasi, seorang akuntan
publik mungkin menghitung tingkat pengembalian internal, resiko beta dalam mengukur tingkat
perubahan dan informasi relevan lain berkaitan dengan kepentingan investor untuk dana bersama.
Untuk penugasan SAS 75, akuntan publik mungkin melakukan prosedur yang disepakati untuk akun
penjualan kotor dalam kesepakatan sewa.
Audit atau Penugasan Assurance Terbatas Lain
Auditor sering kali mengaudit laporan yang disusun atas dasar selain dari prinsip-prinsip
akuntansi yang diterima umum. SAS 62 (AU 623) menyatakan bahwa standar auditing yang dapat
diterima dapat diterapkan pada penugasan audit tersebut. Dasar-dasar selain dari prinsip-prinsip
akuntansi yang diterima umum yang mengatur penertiban laporan antara lain:
 Dasar kas atau dasar kas yang dimodifikasi
 Dasar yang digunakan untuk mentaati persyaratan dari agen peraturan
 Dasar pajak pendapatan
 Serangkaian kriteria pasti yang memiliki dukungan substansial
Auditor biasanya melakukan audit tersebut dengan cara yang sama seperti ketika klien mengikuti
prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum. Secara alami, auditor harus sepenuhnya
memahami dasar akuntansi yang disetujui oleh klien.
Ketikan klien mengikuti dasar konprehensif lain selain dari prinsip-prinsip akuntansi yang
diterima secara umum, auditor harus memastikan laporan mengindikasikan dengan jelas bahwa
penyusunannya menggunakan dasar selain dari prinsip-prinsip akuntansu yang diterima secara
umum.
Kantor akuntan pada umumnya melakukan audit untuk elemen, akun, atau item khuss. Jenis
audit ini lebih menyerupai audit biasa atas laporan keuangan kecuali jika hal tersebut diterapkan
untuk selain laporan keuangan penuh. Terdapat 2 perbedaan utama antara audit elemen, akun atau
item khusus dengan audit laporan keuangan yang lengkap:
1. Materialitas didefinisikan dalam istilah elemen, akun atau item yang sedang diaudit dan
bukan untuk laporan keseluruhan. Dampaknya adalah memerlukan lebih banyak bukti dari
pada jika item tersebut diverifikasi hanya untuk satu dari banyak bagian laporan.
2. Standar pertama dari pelaporan dibawah standar auditing yang diterima secara umum tidak
dapat diterapkan karena penyajian dari elemen, akun atau item bukan meupakan suatu
laporan keuangan yang disiapkan sesuia dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima
secara umum.
Auditor mungkin menerbitkan laporan mengenai ketaatan utang dan penugasan yang
serupa sebagai laporan terpisah atau dengan menambahkan sebuah paragraf setelah paragraf opini,
sebagai bagian dari laporan yang mengekspresikan opini mereka atas laporan keuangan. Dalam
kedua kasus tersebut, auditor harus mengamati persoalan berikut dalam penugasan semacam itu:
 Auditor harus memiliki kualifikasi untuk mengevaluasi apakah klien telah memenuhi provisi
dalam penugasan. Dalam audit kesepakatan ketaatan utang, auditor biasanya memiliki
kualifikasi untuk mengevaluasi apakah pembayaran pokok dan bunga dibuat ketika jayuh
tempo, apakah batasan yang sesuai diberikan untuk deviden, modal kerja dan rasio utang,
dan apakah catatan akuntansi memdai untuk melaksanakan audit yang biasa. Akan tetapi
auditor tidak memiliki kualifikasi untuk menentukan apakah klien telah membatasi aktivitas
bisnisnya dengan benar sesuai dengan persyaratan dari suatu kesepakatan atau apakah jika
perusahaan memiliki ha katas properti yang dijaminkan. Hal tersebut merupakan pertanyaan
hukum dan code of profesional conduct melarang auditor untuk berpraktik sebagai
pengacara dalam situasi semacam ini.
 Auditor sebaiknya menyediakan surat ketaatan utang hanya untuk seorang klien untuk siapa
auditor melakukan audit untuk laporan keuangan keseluruhan. Surat ketaatan utang
mengenai persoalan seperti keberadaan rasio lancar sebesar 2,5 atau lebih baik akan sulit
untuk dicapai tanpa melaksanakan audit laporan keuangan yang lengkap.
 Opini auditor merupakan suatu assurance negatif, menyatakan bahwa tidak ada yang
menarik perhatian auditor yang akan mengarahkan auditor untuk merasa yakin terhadap
ketidaktaatan.

Anda mungkin juga menyukai