Anda di halaman 1dari 21

Laporan selain audit dan pelAPORAN

KEPATUHAN
I.LAPORAN SELAIN AUDIT

1. BENTUK LAIN PENGAITAN AKUNTAN DENGAN


LAPORAN KEUANGAN HISTORIS

2. LAPORAN KHUSUS BERDASARKAN STANDAR


AUDITING

3. LAPORAN KHUSUS BERDASARKAN STANDAR


ATESTASI
II.PELAPORAN KEPATUHAN

1.PERIKATAN ATESTASI KEPATUHAN

2.PELAPORAN KEPATUHAN ENTITAS PEMERINTAH


LAPORAN SELAIN AUDIT
I.BENTUK LAIN PENGAITAN AKUNTAN DENGAN
LAPORAN KEUANGAN HISTORIS

Informasi atau laporan keuangan interim berarti


informasi keuangan atau laporan keuangan untuk
jangka waktu kurang dari setahun penuh atau
untuk jangka waktu dua belas bulan namun
berakhir pada tanggal selain tanggal akhir tahun
buku perusahaan.
Karakteristik Informasi Keuangan Interim

Karakteristik informasi keuangan interim


mempengaruhi sifat, saat, dan lingkup prosedur
yang diterapkan oleh akuntan dalam review
informasi tersebut.Karakteristik informasi
keuangan interim ditandai dengan berbagai
taksiran pendapatan, kos (cost), dan beban yang
lebih banyak dibandingkan dengan untuk tujuan
informasi keuangan tahunan.
Tujuan Review Atas Informasi Keuangan Interim

memberikan dasar bagi akuntan dalam


melaporkan apakah perlu dilakukan modifikasi
material atas informasi tersebut agar sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia dan dilakukan dengan menerapkan
secara objektif pengetahuan akuntan mengenai
praktik pelaporan keuangan terhadap masalah
akuntansi signifikan yang ditemukannya melalui
permintaan keterangan dan prosedur analitik.
Prosedur Review Atas Informasi Keuangan Interim

 Meminta keterangan mengenai pengendalian intern


 Menerapkan prosedur analitik atas informasi keuangan interim
 Membaca notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris dan
komite-komite yang dibentuk oleh dewan komisaris
 Membaca informasi keuangan interim untuk
mempertimbangkan
 Mendapatkan laporan dari akuntan lain, jika ada, yang
mengadakan perikatan untuk melakukan review informasi
keuangan interim
 Menanyakan kepada pejabat yang bertanggung jawab atas
masalah keuangan dan akuntansi
 Menanyakan kepada pejabat yang bertanggung jawab atas
masalah keuangan dan akuntansi
Laporan akuntan atas review terhadap Informasi Keuangan Interim

Akuntan dapat mengizinkan penggunaan namanya


dan pencantuman laporannya dalam komunikasi
tertulis tentang informasi keuangan interim. Jika
terdapat pembatasan lingkup review atas informasi
keuangan interim yang menyebabkan tidak dapat
diselesaikannya review tersebut, akuntan harus
melarang penggunaan namanya. Pembatasan
lingkup review dapat berupa pembatasan oleh
klien atau disebabkan hal-hal tertentu seperti saat
pelaksanaan pekerjaan akuntan atau
ketidakcukupan catatan akuntansi.
Bentuk laporan Review Akuntan

 Suatu judul yang berisi frasa “Laporan Akuntan Independen.”


 Identifikasi informasi keuangan interim yang di-review.
 Pernyataan informasi keuangan adalah tanggung jawab manajemen
perusahaan.
 Pernyataan review atas informasi keuangan interim dilakukan berdasarkan
standar yang ditetapkan IAI.
 Uraian mengenai prosedur review atas informasi keuangan interim yang
dilakukan.
 Pernyataan review atas informasi keuangan interim dilakukan
 Pernyataan apakah akuntan menemukan indikasi perlunya modifikasi
material yang harus dilakukan
 Tanda tangan, nama, nomor izin akuntan publik, dan/atau nomor register
negara akuntan.
 Tanggal laporan review
II.Laporan khusus berdasarkan standar auditing
Laporan khusus diatur dalam SA Seksi 623, yang meliputi
laporan auditor yang diterbitkan dalam hubungannya dengan:
Laporan keuangan yang disusun sesuai dengan basis
akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia.
Unsur, akun atau pos laporan keuangan yang ditentukan.
Kepatuhan dengan aspek perjanjian kontrak atau persyaratan
peraturan yang berkaitan dengan laporan keuangan auditan.
Penyajian keuangan untuk mematuhi perjanjian kontrak atau
ketentuan peraturan.
Informasi keuangan yang disajikan dalam bentuk yang telah
ditetapkan sebelumnya atau daftar yang memerlukan bentuk
tertentu laporan auditor.
III.Laporan khusus berdasarkan standar atestasi

Sesuai dengan PSAT No. 07 dinyatakan


bahwa Suatu perikatan atestasi adalah
perikatan yang di dalamnya praktisi
mengadakan perikatan untuk menerbitkan
komunikasi tertulis yang menyatakan suatu
simpulan tentang keandalan asersi tertulis
yang menjadi tanggung jawab pihak lain.
Standar umum
1. Perikatan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis cukup dalam fungsi atestasi.
2. Perikatan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang memiliki
pengetahuan cukup dalam bidang yang bersangkutan dengan asersi.
3. Praktisi harus melaksanakan Perikatan hanya jika ia memiliki alasan untuk
meyakinkan dirinya bahwa dua kondisi berikut ini ada:
 Asersi dapat dinilai dengan kriteria rasional, baik yang telah ditetapkan oleh
badan yang diakui atau yang dinyatakan dalam penyajian asersi tersebut dengan
cara cukup jelas dan komprehensif bagi pembaca yang diketahui mampu
memahaminya
 Asersi tersebut dapat diestimasi atau diukur secara konsisten dan rasional
dengan menggunakan kriteria tersebut.
4. Dalam semua hal yang bersangkutan dengan perikatan, sikap mental
independen harus dipertahankan oleh praktisi.
5. Kemahiran profesional harus selalu digunakan oleh praktisi dalam
melaksanakan perikatan, mulai dari tahap perencanaan sampai dengan
pelaksanaan perikatan tersebut.
PELAPORAN KEPATUHAN
I.PERIKATAN ATESTASI KEPATUHAN
Kondisi Untuk Pelaksanaan Perikatan:
Manajemen menerima tanggung jawab atas kepatuhan entitas terhadap persyaratan tertentu
dan efektivitas pengendalian intern terhadap kepatuhan.
Manajemen mengevaluasi kepatuhan entitas terhadap persyaratan tertentu atau efektivitas
pengendalian intern terhadap kepatuhan.
Manajemen membuat asersi tentang kepatuhan entitas terhadap persyaratan tertentu. Jika
laporan praktisi dimaksudkan untuk pemakaian umum, asersi tersebut harus dalam bentuk
surat representasi kepada praktisi dan dalam laporan terpisah yang akan melampiri laporan
praktisi.Jika penggunaan laporan praktisi dibatasi hanya kepada pihak dalam entitas yang
bersangkutan dan badan pengatur tertentu, asersi dapat hanya berbentuk surat representasi.
Asersi manajemen dapat dievaluasi dengan menggunakan kriteria yang masuk akal, yang
ditetapkan oleh badan yang diakui atau dinyatakan dalam asersi secara cukup jelas dan
komprehensif bagi pembaca yang berpengetahuan untuk memahaminya, dan asersi tersebut
dapat diestimasi dan diukur secara masuk akal dengan menggunakan kriteria tersebut.
Terdapat bukti yang cukup atau dapat dikembangkan untuk mendukung evaluasi
manajemen.
Perikatan Prosedur Yang Disepakati

Tujuan praktisi dalam perikatan prosedur


yang disepakati adalah untuk menyajikan
temuan-temuan tertentu yang membantu
pemakai dalam mengevaluasi asersi
manajemen tentang kepatuhan entitas
terhadap persyaratan tertentu atau tentang
efektivitas pengendalian intern terhadap
kepatuhan berdasarkan prosedur yang
disepakati oleh pemakai laporan tersebut.
II.PELAPORAN KEPATUHAN ENTITAS
PEMERINTAH

Entitas pemerintahan umumnya diatur oleh berbagai


peraturan perundang-undangan yang berdampak
terhadap laporan keuangannya. Aspek penting prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang
diterapkan dalam entitas pemerintahan adalah
diakuinya berbagai aturan kontrak dan hukum yang
khusus berlaku dalam lingkungan pemerintahan.
Berbagai aturan tersebut merupakan dasar dan
dicerminkan dalam struktur dana, basis akuntansi, dan
prinsip lain serta metode yang ditetapkan, dan
merupakan faktor utama yang membedakan antara
akuntansi pemerintahan dari akuntansi perusahaan.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan oleh auditor dalam pelaporan tentang kepatuhan
berdasarkan Standar Audit Pemerintahan:

1.Keyakinan positif dan negatif


menjelaskan lingkup pengujian auditor atas kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan dan atas
pengendalian intern dan menyajikan hasil pengujiannya,
atau
mengacu pada laporan terpisah yang berisi informasi
tersebut. Dalam menyajikan hasil pengujian tersebut,
auditor harus melaporkan ketidakberesan, unsur
perbuatan melanggar/melawan hukum, ketidakpatuhan
lain yang material, dan kondisi pengendalian intern yang
perlu mendapat perhatian.
2.Pelaporan ketidakpatuhan
ketidakpatuhan material didefinisikan sebagai
kegagalan mematuhi persyaratan, atau pelanggaran
terhadap larangan, batasan dalam peraturan,
kontrak, atau bantuan yang menyebabkan auditor
berkesimpulan bahwa kumpulan salah saji
(estimasi terbaik auditor tentang total salah saji)
sebagai akibat kegagalan atau pelanggaran tersebut
adalah material bagi laporan keuangan. Bila
prosedur yang dilaksanakan oleh auditor
mengungkapkan ketidakpatuhan material, auditor
harus memodifikasi pernyataan keyakinan positif
dan negatif dalam laporan auditnya.
3.Unsur pelanggaran hukum
Standar Audit Pemerintahan mengharuskan
auditor untuk melaporkan hal-hal atau indikasi
unsur perbuatan melanggar/melawan hukum yang
dapat berakibat ke penuntutan pidana. Namun,
auditor tidak memiliki keahlian untuk
menyimpulkan tentang apakah suatu unsur
pelanggaran hukum atau kemungkinan
pelanggaran hukum dapat berakibat ke penuntutan
pidana.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai