Anda di halaman 1dari 3

Nama: Aulia Utami

Kelas: X IPS 3

Mapel: Geografi

Sejarah Lumpur Lapindo


Lumpur Lapindo merupakan musibah yang terjadi di Kecamatan Porong Kabupaten
Sidoarjo Jawa Timur yang disebabkan oleh lumpur yang berasal dari galian dan
lumpur tersebut terus keluar sehingga menenggelamkan beberapa desa dari tiga
kecamatan. Lumpur ini pertama menyembur pada tanggal 29 Mei 2006. Lumpur
Lapindo membawa kerugian bagi warga Sidoarjo dan juga kerugian bagi pemerintah
khususnya Sidoarjo Jawa Timur. Banyak warga kehilangan tempat tinggal karena
rumahnya tenggelam terkubur lumpur. Lumpur Lapindo juga menyisahkan masalah
dimana ganti rugi dari pihak PT Lapindo tersendat. Semburan Lumpur Lapindo
diperparah dengan keluarnya gas metana pada 20 September 2010 yang memaksa
warga sekitar harus berhati-hati dan selalu memakai masker jika mendatangi tempat
lumpur. Dikutip dari news.idntimes.com ( 28/05/16).

Referensi pihak ketiga


Menurut para ilmuwan, Lumpur Lapindo akan terus mengalir selama 26 tahun
bahkan ada juga ilmuwan yang memprediksi lumpur akan terus keluar selama 80
tahun. Dikutip dari voaindonesia.com ( 31/05/11).
Lumpur Lapindo ternyata mengimpan potensi yang dapat dimanfaatkan. Salah satu
manfaat dari lumpur tersebut yaitu untuk membuat baterai. Tiga Mahasiswa Unnes
mengembangkan membuat baterai kering dari bahan lumpur Lapindo. Baterai kering
tersebut diberi nama Lusi. Dikutip dari unnes.ac.id ( 05/08/12).

unnes.ac.id/wp-content/uploads/IMG_9842web1.jpg
Lokasi Lumpur Lapindo menyedot perhatian warga Indonesia sehingga berpotensi
menjadi tempat wisata. Banyak warga datang ke lokasi lumpur tersebut untuk
memuaskan rasa penasarannya akan Lumpur Lapindo. Menurut Wabup Sidoarjo
Nur Ahmad Syaifuddin mengaku bencana lumpur Lapindo hingga kini merupakan
fenomena unik dan langka. Kawasan seluas kurang lebih 600 hektar ini, memiliki
potensi wisata yang yang sangat bagus jika dijadikan tempat wasata di Sidoarjo.
Pemerintah Sidoarjo membentuk Badan Promosi Pariwisata Daerah ( BPPD) untuk
mengenali potensi wisata yang bisa digali di kawasan Lumpur Lapindo. BPPD
berencana membuat sarana prasarana yang aman sehingga pengunjung merasa
nyaman. Ditempat lain, Bupati Sidoarjo Saiful Ilah memiliki rencana membangun
wahana kereta gantung di areal lumpur. Wahana itu akan melewati pusat semburan
lumpur agar para pengunjung bisa mengabadikan momen langka tersebut. Dikutip
dari news.detik.com ( 21/07/17).
lensaindonesia.com/wp-content/uploads/2017/03/lumpur.jpg
Untuk Sementara Wisatawan yang tertarik fenomena Lumpur Lapindo mulai
berdatangan untuk mengunjungi daerah lumpur tersebut. Wisatawan hanya
mengeluarkan uang untuk parkir kendaraan saja karena biaya masuk gratis. Jika
pengunjung ingin mendekat agar melihat pusat semburan, pengunjung cukup
membayar jasa ojek yang mengantar pengunjung ke area lebih dekat denganpusat
semburuan lumpur. Datangnya wisatawan dadakan cukup membantu warga sekitar
lumpur karena mampu menambah pemasukan uang. Dikutip dari
goodnewsfromindonesia.id ( 06/09/17).

Anda mungkin juga menyukai