SEGMENTASI PASAR
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai segmentasi pasar dari produk yang akan dibuat oleh
kelompok kami.
Kemudian di tahun 2016 muncul produk yang lebih kompleks dari Merk Popular Furniture
dengan tipe produk SR 9360. Produk ini berukuran 610 x 305 x 975 mm terbuat dari kayu untuk
badan kerangkanya dan menggunakan bahan alumunium untuk bagian rak sepatunya. Produk
memiliki model susun empat miring dengan harga pasarannya yaitu ± Rp 650.000, 00. dan
berikut merupakan gambar dari produk
Berdasarkan peta segmentasi yang telah dibuat diatas, berdasarkan segmentasi demografi
dari segi tingkat harga dibuat tiga klasifikasi harga yaitu < Rp 550.000,00 , Rp 550.000,00 –
Rp 600.000,00, dan > Rp 600.000,00. Produk rak sepatu dari PT. Metropolis Alba “SR-60”
menargetkan produknya mampu dibeli dengan harga pasaran < Rp 550.000,00 dan produk rak
sepatu dari Popular Furniture “SR 9360” menargetkan harga pasaran > Rp 600.000,00 maka
produk inovasi yang akan kami keluarkan ditargetkan memiliki harga pasar Rp 550.000,00 –
Rp 600.000,00 sehingga diharapkan produk ini dapat menjangkau lebih banyak konsumen
dengan harga yang relatif tidak terlalu mahal atau terjangkau.
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
BAB II
IDENTIFIKASI PELUANG
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metode identifikasi peluang, studi literature dan
benchmarking, studi pasar dan pelanggan, dan hasil identifikasi peluang.
Studi literatur atau studi pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan
penelaahan terhadap berbagai buku, literatur, catatan, serta berbagai laporan yang berkaitan
dengan masalah yang ingin dipecahkan (Nazir, 1988). Studi literature ini dilakukan untuk
mencari kekurangan apa saja terkait suatu produk dan keinginan konsumen. Sedangkan
benchmarking merupakan suatu proses kontinyu dalam mengukur produk, pelayanan
perusahaan terhadap perusahaan pesaing terbesar ataupun perusahaan yang dikenal sebagai
pemimipin industri (Camp, 1989). Dalam hal ini dilakukan benchmarking untuk
membandingkan produk yang sudah ada dengan produk yang akan dibuat.
Dilakukannya studi literatur dan benchmarking ini agar kami mengetahui segala kebutuhan
dari produk yang akan dibuat dalam hal ini adalah rak sepatu dan harapannya agar rak sepatu
ini sesuai dengan keinginan konsumen dengan harga yang relatif terjangkau Berikut ini
merupakan benchmarking produk rak sepatu
Kuesioner ini digunakan untuk mengenali mengenai kebutuhan dan keinginan dari pelanggan
terhadap produk Rak Sepatu.
1. Apakah anda pernah memakai produk rak sepatu ? Jika iya, kapan dan dimana anda menggunakannya ?
……………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………….
2. Apa pengalaman menarik anda ketika menggunakan rak sepatu?
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………….
3. Apa yang anda sukai dari rak sepatu?
……………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………..
4. Apa yang anda tidak sukai dari rak sepatu?
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
5. Hal apa yang kalian pertimbangkan ketika membeli rak sepatu?
……………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………….................
6. Apa harapan/inovasi anda terhadap rak sepatu?
……………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………….................
Gambar 2.1 Kuesioner Terbuka
Setelah didapatkan hasil dari kuisioner, selanjutnya hasil dari kuisioner yang didapat
direkap per sub bahasan. Hasil direkap dengan menggunakan tabel agar lebih informatif. Berikut
tabel rekap data kuisioner mengenai produk rak sepatu.
Setelah mendapatkan hasil kuisioner dan di rekap, maka dilakukan penyaringan (filter)
kebutuhan pelanggan terhadap produk yang akan diproduksi. Berikut ini merupakan tabel
filter kebutuhan pelanggan yang dapat dilihat di Tabel 2.3.
Pada Bab ini akan dijelaskan mengenai daftar pernyataan dan kebutuhan pelanggan,
rancangan kuesioner tertutup, pengujian data, dan rekap hasil kuesioner.
Proses identifikasi kebutuhan pelanggan merupakan bagian yang integral dari proses
pengembangan produk, dan merupakan tahap yang mempunyai hubungan paling erat dengan
proses diferensiasi konsep, seleksi konsep, benchmark dengan pesaing, dan menetapkan
spesisikasi produk.
Berikut ini adalah transformasi pernyataan pelanggan yang di dapat dari penyebaran
kuesioner terbuka menjadi kebutuhan atau voice of costumer.
Setelah didapatkan daftar kebutuhan pelanggan, maka dilakukan kuesioner tertutup guna
mendapatkan apa yang menjadi kebutuhan pelanggan, nilai kepentingan dari masing-masing
kebutuhan, serta sebagai pembanding dengan kompetitior. Rancangan kuesioner tertutup untuk
produk rak sepatu dapat dilihat pada Gambar 3.1 dan Gambar 3.2.
Gambar 3.1 Rancangan Kuesioner Tertutup Rak Sepatu
3.3 PENGUJIAN DATA
Setelah kuesioner disebarkan, perlu dilakukan pengujian data terhadap kuesioner agar data
bisa digunakan untuk menilai dan mengukur isi dari kuesioner yang disebarkan. Sebelum
digunakan untuk keperluan pengembangan produk, hasil kuesioner dilakukan uji validitas dan
reliabilitas terlebih dahulu.
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 PTot
P1 Pearson 1 ,521 ** ,252 ,093 -,076 -,060 ,046 ,396 *
Correlatio
n
Sig. (2- ,003 ,179 ,624 ,689 ,752 ,808 ,030
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
**
P2 Pearson ,521 1 ,286 ,205 ,100 -,074 ,133 ,520 **
Correlatio
n
Sig. (2- ,003 ,126 ,278 ,598 ,697 ,482 ,003
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
** **
P3 Pearson ,252 ,286 1 ,269 ,134 ,234 ,620 ,748
Correlatio
n
Sig. (2- ,179 ,126 ,150 ,480 ,213 ,000 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
P4 Pearson ,093 ,205 ,269 1 ,000 ,218 ,339 ,549 **
Correlatio
n
Sig. (2- ,624 ,278 ,150 1,000 ,248 ,067 ,002
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
P5 Pearson -,076 ,100 ,134 ,000 1 ,232 ,123 ,421 *
Correlatio
n
Sig. (2- ,689 ,598 ,480 1,000 ,218 ,518 ,021
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
*
P6 Pearson -,060 -,074 ,234 ,218 ,232 1 ,087 ,448
Correlatio
n
Sig. (2- ,752 ,697 ,213 ,248 ,218 ,648 ,013
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
**
P7 Pearson ,046 ,133 ,620 ,339 ,123 ,087 1 ,686 **
Correlatio
n
Sig. (2- ,808 ,482 ,000 ,067 ,518 ,648 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
PTot Pearson * ** ** ** * * ** 1
,396 ,520 ,748 ,549 ,421 ,448 ,686
Correlatio
n
Sig. (2- ,030 ,003 ,000 ,002 ,021 ,013 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
e. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil uji statistic
Semua pernyataan memiliki nilai Sig <0.05. Sehinggan H 0 . Sehingga H0 ditolak atau
semua butir pernyataan mengukur aspek yang sama. Artinya semua butir pernyataan valid.
Berikut ini adalah uji realibilitas dari produk Metropolis Alba SR-60 menggunakan SPSS
a. Formulasi hipotesis
H0 : Butir pernyataan tidak reliabel dalam mengukur produk
H1 : Butir pernyataan reliabel dalam mengukur produk
b. Menentukan taraf signifikansi
α = 0.05
c. Menentukan arah pengujian
Derajat hubungan reliabilitas ditunjukkan dengan koefisian reliabilitas yang bergerak dari
0 sampai 1, jika koefisiennya semakin mendekati 1, maka semakin reliabel dan sebaliknya.
Pada umumnya, para ahli memberikan standar minimal koefisien reliabilitas sama atau
lebih besar dari 0,6 karena nilai lebih dari 0,6 reliabilitasnya tinggi (Sukadji, 2000).
Sehingga dalam pengujian reliabilitas diatas H0 ditolak karena r hitung > r tabel Pearson’s
product moment atau r hitung > 0,6.
d. Uji statistik
Berikut ini adalah uji reliabilitas dari produk Metropolis Alba SR-60 menggunakan SPSS
Hipotesis :
H0 : Butir pernyataan tidak reliabel dalam mengukur produk
H1 : Butir pernyataan reliabel dalam mengukur produk
Reliability Statistics
Derajat hubungan reliabilitas ditinjukkan dengan koefisien reliabilitas yang bergerak dari 0
sampai 1, jika koefisiennya semakin mendekati 1, maka semakin reliable dan reliabilitasnya
tinggi. Sehingga dalam pengujian reliabilitas diatas H 0 ditolak karena r hitung > r table
Pearson’s Product Moment atau r hitung > 0.6.
c. Uji Statistik
Berikut ini adalah uji reliabilitas dari produk harapan baru (ekspetasi) menggunakan SPSS
Hipotesis:
H0 : Semua butir pernyataan tidak reliabel dalam mengukur produk.
H1 : Semua butir pernyataan reliabel dalam mengukur produk.
Tabel 3.6 Uji Validitas Produk Inovasi
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 PTot
P1 Pearson 1 ,495** ,255 ,148 -,088 -,013 ,221 ,448*
Correlation
Sig. (2- ,005 ,174 ,435 ,642 ,947 ,241 ,013
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
P2 Pearson ,495** 1 ,436* ,173 ,279 ,087 ,352 ,647**
Correlation
Sig. (2- ,005 ,016 ,360 ,135 ,647 ,057 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
P3 Pearson ,255 ,436* 1 ,427* ,367* ,535** ,224 ,779**
Correlation
Sig. (2- ,174 ,016 ,019 ,046 ,002 ,233 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
P4 Pearson ,148 ,173 ,427* 1 ,455* ,324 ,155 ,664**
Correlation
Sig. (2- ,435 ,360 ,019 ,012 ,081 ,413 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
P5 Pearson -,088 ,279 ,367* ,455* 1 ,335 ,258 ,653**
Correlation
Sig. (2- ,642 ,135 ,046 ,012 ,070 ,168 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
P6 Pearson -,013 ,087 ,535** ,324 ,335 1 -,183 ,550**
Correlation
Sig. (2- ,947 ,647 ,002 ,081 ,070 ,333 ,002
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
P7 Pearson ,221 ,352 ,224 ,155 ,258 -,183 1 ,426*
Correlation
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,710 8
Berikut merupakan rekap hasil kuisioner tertutup untuk produk rak sepatu yang
dikembangkan.
1. Menghitung frekuensi
Frekuensi merupakan banyaknya tanggapan responden dalam memilih skala ordinal dari 1
hingga 5 dengan jumlah responden sebanyak 30 dari setiap item pernyataan.
2. Menghitung proporsi
Proporsi dihitung dengan membagi setiap frekuensi dengan jumlah responden.
Tabel 3.10 Perhitungan Proporsi
Frekuensi Proporsi Perhitungan Rumus
0 0,0000 0/30 = 0,0000
1 0,0333 1/30 = 0,0333
6 0,2000 6/30 = 0,2000
14 0,4667 14/30 = 0,4667
9 0,3000 9/30 = 0,3000
30 1,0000 30/30 = 1,0000
1 1
Density function = e - z2
√2𝜋 2
1 1
Density function = e - z2 = 0,3478
√2𝜋 2
0,3478−0,3062
SV4 = = 0,0892
0,7000−0,2333
Lakukan transformasi nilai skala (transformed scale value) dengan langkah awal merubah
scale interval menjadi angka 1 untuk scale value paling terendah yaitu pada SV5 (-1,1593), lalu
menentukan nilai peubah skala (Y) dengan langkah sebagai berikut
Y = SV + | SV min |
Y = 1 + |-1,1593|
Y = 2,1593
X1= SV1 + Y
X2= SV2 + Y
X3= SV3 + Y
X4= SV4 + Y
SPESIFIKASI PRODUK
Tujuan dibuatnya spesifikasi produk adalah untuk menjelaskan tentang hal-hal yang harus
dilakukan oleh sebuah produk. Upaya untuk mengonversi voice of costumer secara langsung
terhadap respon teknis dari produk yang dihasilkan dapat menggunakan House of Quality
(HOQ). Dalam HOQ terdapat beberapa room, yang masing-masing room memiliki fungsi
masing-masing. Pada HOQ juga dilakukan benchmarking dengan tujuan untuk mengetahui
posisi-posisi relatif produk yang ada dipasaran yang merupakan kompetitor.
Dapat dilihat pada gambar room 3 hubungan antara kebutuhan konsumen dengan respon
teknis yang diberikan bermacam-macam. Pemberian nilai pada Matrix Relationship bergantung
pada penilaian subjektif dari tim desain. Sebagai contoh tingkat kebutuhan antara kebutuhan
“Rak sepatu memiliki material yang kuat” dengan respon teknis “Material kerangka rak” strong
dan diberi nilai 9 karena antara material yang kuat dan material kerangka rak memiliki hubungan
yang saling berkaitan dan berpengaruh terhadap kebutuhan pelanggan yaitu rak sepatu memiliki
material yang kuat. Hal ini dikarenakan menurut tim desain jika material kerangka rak tidak
kuat maka , rak sepatu tidak memiliki material yang kuat pula.
1.3 Benchmarking
Benchmarking merupakan tahapan selanjutnya dalam HOQ yakni membandingkan
ekspektasi pelanggan dengan produk kompetitor yang dilibatkan yaitu rak sepatu “Metropolis
Alba R-60” dan rak sepatu “Activ Viera SR 9360” . Nilai harapan didapatkan dari rata-rata nilai
yang diberikan pelanggan pada masing-masing produk dari hasil kuesioner tertutup. Berikut
adalah gambar Room 4.
Pada bagian benchmarking ini dua kompetitor yang ada ditentukan nilai kepentingannya
yang ditunjukan dari nilai rata-rata dari yang dimiliki oleh setiap kompetitor pada tiap
pernyataan kebutuhan pelanggan yang diperoleh dari kuesioner tertutup dan dibandingkan
dengan rata-rata nilai produk inovasi yang akan dibuat.
Dari gambar grafik perbandingan antara kedua kompetitor dan harapan produk inovasi
menunjukkan bahwa untuk produk rak sepatu “Metropolis Alba SR-60” lebih dekat dengan nilai
harapan produk inovasi dibandingkan dengan produk rak sepatu “Activ Viera SR 9360”.
Setelah dibuat beberapa respon teknis untuk menjawab voice of costumer, kemudian
dilakukan benchmarking antara produk inovasi dengan produk kompetitor 1 yakni rak sepatu
“Metropolis Alba SR-60” dan kompetitor 2 yakni rak sepatu “Activ Viera SR-9360”.
Benchmarking ini akan dimasukkan dalam House of Quality room 5. Berikut adalah gambar
room 5 (technical benchmarking) yang menunjukkan perbandingan antar kompetitor produk.
1.5 Correlations
Correlations (Room 6) pada HOQ menjelaskan tentang hubungan antar respon teknis yang
dibuat oleh tim desain. Hubungan korelasi antar metric pada HOQ ditunjukkan sebagai berikut.
Gambar 1.4 Correlation Antar Respon Teknis
Nilai absolute importance dan relative importance diperoleh dari hasil perhitungan
misalnya nilai absolute importance pada teknis respon 6 sebagai berikut :
Absolute importance = ∑ importance x bobot pada matrix relationship
= (3,79 x 9) + (4,62 x 9) + (2,3 x 9)
= 88,27
𝑎𝑏𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡𝑒 𝑖𝑚𝑝𝑜𝑟𝑡𝑎𝑛𝑐𝑒
Relative importance = x 100%
∑𝑎𝑏𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡𝑒 𝑖𝑚𝑝𝑜𝑟𝑡𝑎𝑛𝑐𝑒
88,27
= 𝑥 100 %
728,11
= 12%
Pada Gambar 1.5 menunjukkan nilai kepentingan untuk setiap metric dan juga nilai ranking
yang menunjukkan nilai prioritas dalam dilakukan pengembangan terhadap produk. Prioritas
yang utama adalah metric Material kerangka rak dengan nilai relative importance 12% dengan
nilai absolute importance sebesar 88,27. Setelah menentukan nilai kepentingan, selanjutnya
menentukan nilai Performansi Standar. Nilai performansi standar dapat dilihan pada (room 8).
Berikut merupakan gambar performansi standar dari produk rak sepatu.
Gambar 1.6 Room 8 Performansi Standar
Pada Gambar 1.6 menunjukkan performansi standar dari rak sepatu. Hasil performansi
standar didapatkan dari nilai marjinal pada tabel Technical Benchmarking.
PENGEMBANGAN KONSEP
Konsep adalah uraian dari bentuk, fungsi dan tampilan suatu produk dan biasanya diikuti
dengan sekumpulan spesifikasi, analisis produk-produk pesaing serta pertimbangan ekonomis
proyek. Dalam melakukan penyusunan konsep, sebaiknya dimulai dengan memperjelas masalah
mencakup pengertian umum dan pemecahan masalah menjadi sub masalah. Hal ini dilakukan
dengan dekomposisi masalah, dimana masalah menjadi sub masalah yang kompleks akan dibagi
menjadi sub masalah yang lebih sederhana dengan pendekatan fungsional, sehingga perlu
menggambarkan ulang mekanisme produk, misalnya dengan menggunakan Diagram FAST.
Dalam melakukan penyusunan konsep suatu produk dapat dilakukan dengan menggunakan
diagram FAST. Diagram FAST memberikan gambaran grafis tentang bagaimana fungsi yang
ada saling berhubungan atau saling bekerja sama dalam suatu sistem (produk atau proses) untuk
memperoleh barang atau jasa yang diinginkan. Dengan berfokus pada fungsi, tim maupun
individu dapat berfokus pada apa yang benar-benar penting dan tidak dibatasi oleh fitur fisik
dari produk atau proses yang mengarah pada definisi masalah yang lebih baik dan jalur yang
lebih jelas menuju solusi. Berikut ini merupakan langkah-langkah pembuatan FAST diagram.
Material kerangka
rak sepatu
Kerangka Rak
Sepatu
Massa Rak Sepatu
Ukuran Rak
Sepatu Lebar Rak Sepatu
Material Pintu
Rak Sepatu
Pintu sebagai
penutup rak
sepatu
Material
Handle Pintu
Rak Sepatu
Alternatif konsep merupakan sebuah alternatif baru yang dimunculkan dari setiap fungsi
yang dibuat sebelumnya. Dalam alternatif konsep menggunakan tabel kombinasi konsep yang
menyediakan sebuah cara untuk mempertimbangakan kombinasi solusi secara sistematis yaitu
dengan Morphological Chart. Di dalam chart ini dibuat kombinasi dari berbagai kemungkinan
dari berbagai kemungkinan solusi suatu produk berikut merupakan langkah langkah dalam
pembuatan Morphological Chart.
1. Membuat daftar kriteria berdasarkan pada fungsi yang telah dijabarkan pada Fast Diagram.
Dimana daftar kriteria tersebut didasarkan pada prioritas yang harus dikembangkan,
diperoleh dari relative important pada HOQ.
2. Daftar semua alternative yang mungkin untuk mencapai setiap fungsi dari produk.
3. Membuat chart untuk mencantumkan semua kemungkinan alternatif.
4. Identifikasi kombinasi alternatif layak dilakukan.
Berikut ini merupakan susunan tabel alternatif konsep untuk produk rak sepatu :
Material Kerangka
(A)
Kerangka Kayu mahoni Kayu Ramin Kayu Cedar
sebagai Massa Rak Sepatu
25 kg 20 kg 15 kg
penyangga (B)
Beban Maksimum
30 kg 25 kg 35 kg
(C)
Panjang Rak Sepatu
90 cm 95 cm 100 cm
(D)
Lebar Rak Sepatu
35 cm 33 cm 30 cm
(E)
Tinggi Rak Sepatu
150 cm 140 cm 135 cm
(F)
Kriteria Pilihan Desain
Kriteria
Fungsi 1 2 3
Tempat
Material Sekat (G)
meletakan
sepatu Stainless steel Aluminium Kayu
Bentuk Handle
Pintu (M) T-Bar Handle Knobs
Berikut ini merupakan alternatif konsep yang dipilih oleh tim desain, antara lain :
Berdasarkan dari kriteria dan pilihan konsep diatas, bisa didapatkan alternatif konsep
sebanyak 37 x 26 . Tetapi, dari kelompok kami hanya memilih 6 dari keseluruhan alternatif
konsep yang memungkinkan untuk diwujudkan. Berikut merupakan 6 alternative konsep yang
dibuat berdasarkan kombinasi setiap pilihan kriteria.
Konsep A : A1 - B2 - C1 - D3 - E1 - F2 - G1 - H1 - I2 - J1 - K1 – L1 - M2
Konsep B : A2 - B2 - C3 - D2 - E2 - F1 - G2 - H2 - I2 - J2 - K2 - L1 - M1
Pada konsep B kerangka rak sepatu dibuat dari kayu ramin dengan massa 20 kg yang bisa
menahan beban maksimum 35 kg. Dimensi rak sepatu yang akan dibuat yaitu Panjang 95 cm,
lebar 35 cm, dan tinggi 150 cm. Pada bagian sekat untuk meletakkan sepatu akan dibuat
menggunakan aluminium yang disusun 5 tingkat, lalu pada bagian pintu rak sepatu akan dibuat
menggunakan kayu dan kaca. Terdapat 2 buah pintu rak dibuat dengan mekanisme geser.
Handle pintu dibuat dari besi dengan bentuk handle T-Bar.
Konsep C : A3 - B3 - C1 - D2 - E3 – F2 - G1 - H2 - I1 - J2 - K2 - L2 - M1
Konsep D : A1 - B1 - C3 - D2 - E2 - F1 - G3 - H1- I2 – J2 - K2 - L1 - M2
Pada konsep D kerangka rak sepatu dibuat dari kayu mahoni dengan massa 25 kg yang bisa
menahan beban maksimum 35 kg. Dimensi rak sepatu yang akan dibuat yaitu Panjang 95 cm,
lebar 33 cm, dan tinggi 150 cm. Pada bagian sekat untuk meletakkan sepatu akan dibuat
menggunakan kayu yang disusun 4 tingkat, lalu pada bagian pintu rak sepatu akan dibuat
menggunakan kayu dan kaca. Terdapat 2 buah pintu rak dibuat dengan mekanisme geser.
Handle pintu dibuat dari besi dengan bentuk handle knobs.
Konsep E : A2 - B3 - C2 - D1 - E2 - F2 - G1 - H1 - I1 - J2 - K1 - L1 - M2
Konsep F : A3 - B2 - C1 - D2 - E1 - F1 - G2 - H2 – I2 - J2 – K2 - L1 - M2
Pada konsep F kerangka rak sepatu dibuat dari kayu cedar dengan massa 20 kg yang bisa
menahan beban maksimum 30 kg. Dimensi rak sepatu yang akan dibuat yaitu Panjang 90 cm,
lebar 35 cm, dan tinggi 150 cm. Pada bagian sekat untuk meletakkan sepatu akan dibuat
menggunakan aluminium yang disusun 5 tingkat, lalu pada bagian pintu rak sepatu akan dibuat
menggunakan kayu dan kaca. Terdapat 2 buah pintu rak dibuat dengan mekanisme geser.
Handle pintu dibuat dari besi dengan bentuk handle knobs.
Berikut ini merupakan ringkasan dari penjelasan konsep-konsep meja gambar yang akan
dibuat dapat dilihat pada Tabel 1.2.
KONSEP
A B C D E F
Kayu Kayu Kayu Katu Kayu Kayu
Material Kerangka Mahoni Ramin Cedar Mahoni Ramin Cedar
Massa Rangka Sepatu 20 kg 20 kg 15 kg 25 kg 15 kg 20 kg
Beban Maksimum 30 kg 35 kg 30 kg 25 kg 25 kg 30 kg
Panjang Rak Sepatu 100 cm 95 cm 95 cm 95 cm 90 cm 95 cm
Lebar Rak Sepatu 35 cm 33 cm 30 cm 33 cm 33 cm 35 cm
Tinggi Rak Sepatu 140 cm 150 cm 140 cm 150 cm 140 cm 150 cm
Stainless Stainless Stainless
Material Sekat Steel Aluminium Steel Kayu Steel Aluminium
Kaca + Kaca + Kaca +
Material Pintu Kaca Kayu Kayu Kaca Kaca Kayu
Aluminiu
Material Handle Aluminium Aluminium Besi m Besi Aluminium
BAB II
PEMILIHAN KONSEP
Pemilihan konsep atau seleksi konsep merupakan proses menilai konsep dengan
memperhatikan kebutuhan pelanggan dan kriteria lain, membandingkan kekuatan dan
kelemahan relative dari konsep, dan memilih satu atau lebih konsep untuk penyelidikan,
pengujian dan pengembangan selanjutnya.
Pemilihan konsep didasarkan pada metode yang dikembangkan oleh Stuart Pugh yang
disebut seleksi konsep PUGH. Terdapat 2 tahap pemilihan konsep, yaitu tahapan pertama
disebut penyaringan konsep dan tahapan kedua disebut penilaian konsep. (Ulrich dan Eppinger)
Berdasarkan tabel matriks PUGH tahap penyaringan konsep, terdapat 2 konsep yang
diterima dalam penyaringan konsep yaitu konsep A dan E, serta 1 konsep yang akan di perbaiki
yaitu konsep C. Berikut merupakan tabel gabungan dan perbaikan konsep :
b. Penilaian Konsep
Penilaian konsep merupakan sebuah analisis konsep yang ada untuk memilih salah satu
konsep dengan memberikan bobot kepentingan relatif pada setiap kriteria seleksi. Berdasarkan
tahap penyaringan konsep sebelumnya terdapat dua konsep yang dilanjutkan, yaitu konsep A,
E dan C. Kerangka sebagai penyangga memiliki nilai beban sebesar 57,38 % didapatkan dari
relative importance AAA. Rak sepatu sebagai tempat penyimpanan sepatu memiliki nilai beban
sebesar 13,92 % didapatkan dari relative importance AAA. Pintu sebagai penutup rak sepatu
memiliki nilai beban sebesar 28,67% didapatkan dari relative importance AAA. Akumulasikan
bebannya menjadi 100% pada kriteria kenyamanan, keandalan, dan mudah dalam pemakaian.
Dalam penilaian konsep terdapat nilai kinerja relatif. Arti dari tiap nilai kinerja relative
pada matriks PUGH dapat dilihat pada Tabel 2.3
Besi
Knobs
Pada sub bab ini akan berisikan tentang pengujian yang dilakukan selama fase
pengembangan konsep. Pada tahap ini dibutuhkan respon dari pelanggan potensial yang
merupakan target pasar yang ingin dituju mengenai uraian dan gambaran konsep produk.
Survei pengujian konsep yang dilakukan pada produk rak sepatu ini yaitu menggunakan
metode interaksi langsung (face to face interaction) yaitu survei secara langsung yang dilakukan
dengan menyebar kuesioner pengujian konsep rak sepatu kepada pelanggan. Kuesioner
disebarkan kepada 30 responden sehingga hasil dari perolehan kuesioner tersebut akan diolah
secara lebih lanjut. Dari interaksi secara langsung tersebut tim pengembang produk dapat
mengetahui lebih lanjut mengenai permasalahan, keluhan atau saran dari responden yang telah
ditemui.
Pengujian konsep produk rak sepatu dikomunikasikan dalam beberapa bentuk yaitu uraian
verbal serta foto dan gambar (rendering). Uraian verbal yaitu berupa paragraf singkat atau
kumpulan butir-butir yang berisi ringkasan konsep produk. Uraian ini dapat diabaca sendiri oleh
responden atau dibacakan oleh tim yang melaksanan survei. Dalam melakukan survei pengujian
konsep rak sepatu, diberikan uraian dalam kuesioner yang dapat dibaca oleh responden. Uraian
tersebut berupa paragraf yang menjelaskan ringkasan produk, antara lain : material kerangka
sepatu, material sekat, material dan bentuk handle pintu. Foto dan gambar (rendering)
digunakan untuk mengkomunikasikan konsep ketika terdapat moel nyata untuk konsep produk.
Dalam survei pengujian konsep rak sepatu dikomunikasikan menggunakan foto atau gambar
yang diberikan penjelasan keterangan rak sepatu.
Dari hasil survei pengujian produk, dapat dilihat bahwa pasar memiliki ketertarikan
pada produk yang dibuat sehingga ada keinginan dari pelanggan untuk membeli produk
tersebut. Berikut merupakan hasil rekapitulasi pertanyaan 3 dalam bentuk pie chart.
Hasil Kuesioner Pengujian
Konsep
Pasti akan membeli
Dari hasil survei pengujian produk dilakukan pengolahan data untuk menentukan peluang
produk yang akan dibeli jika tersedia dan pelanggan menyadari keberadaan produk tersebut.
Cdefinetly = 0,4
Cprobabaly = 0,2
P = Cdefinetly x Fdefinetly + Cprobabaly x Fprobabaly
P = 0,4 x 0,3 x 0,2 x 0,33
P = 0,179
Hasil perhitungan nilai P (Peluang produk akan dibeli jika tersedia dan pelanggan
menyadari keberadaan produk tersebut) yaitu sebesar 0,179 selanjtnya digunakan untuk mencari
nilai Q (jumlah produk yang diharapkan terjual selama periode waktu tertentu). Prediksi
penjualan merupakan informsai yang berharga bagi tim pengembang. Pada model berikut ini
akan diestimasikan Q sebagai berikut :
Q =N x A x P
Keterangan :
Q = jumlah produk yang diharapkan terjual selama periode waktu tertentu
N = jumlah pelanggan potensial yang diharapkan melakukan pembelian selama periode waktu
tertentu
A = proporsi pelanggan potensial atau pembelian produk yang tersedia (available) dan
pelanggan menyadari (aware) keberadaan produk tersebut.
P = peluang produk akan dibeli jika tersedia dan pelanggan menyadari keberadaan produk
tersebut
Berikut adalah perhitungan hasil kuesioner pengujian konsep.
Diketahui : N = 500 unit/tahun
A = 0,5
P = 0,179
Q =NxAxP
= 500 x 0,5 x 0,179
= 45 unit/tahun
Jadi, jumlah produk rak sepatu yang diharapkan terjual selama periode waktu tertentu
adalah 45 unit/tahun.
Dari hasil forecast sales yang sudah diperhitungkan, keputusan yang dapat diambil berupa
tetap mengembangkan konsep baru yang telah dibuat. Dengan hasil forecast sales sebesar 45
unit/tahun masih harus dilakukan uji coba produk baru dengan melakukan launching ke
masyarakat. Hal ini agar mengetahui apa yang akan dilakukan selanjutnya. Jika masyarakat
banyak yang antusias dengan produk rak sepatu ini dapat dilakukan penambahan kapasitas
produksi. Jika tidak maka perlu dilakukan analisis lebih lanjut untuk mengetahui apa yang
menyebabkan prodk tersebut kurang diminati dan mengambil keputusan apakah produk tersebut
masih harus dilanjutkan atau berhenti untuk diproduksi.
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
BAB I
DESAIN ARSITEKTUR
Pada bagian desain arsitektur produk ini akan dibahas mengenai BOM Tree beserta
komponen BOM Table dari produk yang akan dibuat, analisis antropometri, desain produk,
desain komponen produk, gambar Teknik produk, dan mekanisme produk.
PENYANGGA
BAGIAN UTAMA PENUTUP
KERANGKA RAK
KAKI RAK SEPATU PINTU
SEPATU
SEKAT RAK
BANTALAN KAKI
SEPATU
PENGATUR
KETINGGIAN
Cara menguraikan komponen fisik dasar dari produk adalah dengan BOM (Bill Of
Material). Bill of Material atau daftar kebutuhan material merupakan daftar komponen atau
material yang diperlukan untuk menyusun sebuah produk rakitan lengkap. Jumlah dan nama
komponennya termasuk juga sumber asal perolehan (dibuat sendiri atau dibeli) akan
diidentifikasikan. Umumnya yang tercantum dalam Bill Of Material hanyalah komponen yang
berkaitan langsung dengan produk yang akan dibuat atau dirakit. Berikut ini merupakan Bill
Of material dari produk rak speatu.
1 2 3 4 5
KERANGKA LUAR SEKAT PINTU PIJAKAN KAKI PAPAN PENGGANTUNG PAYUNG LEVEL 1
1 1 1 4 1
3.3
1.1 1.2 1.3 2.1 2.2 3.1 3.2 5.1 5.2
HANDEL PINTU
RANGKA ATAS RANGKA BAWAH RANGKA SAMPING KERANGKA SEKAT SEKRUP KERANGKA PINTU PELINDUNG PINTU HANGER PAPAN ALAS LEVEL 2
(KNOBS)
1 1 2 4 4 2 2 3 1
2
LEVEL
SATINLESS STEEL STEEL STEEL KAYU RAMIN KACA BESI KAYU RAMIN BESI STEEL KAYU RAMIN
STEEL KAYU RAMIN STEEL KAYU RAMIN MATERIAL
STEEL KAYU RAMIN
2. Cultural ergonomics
Ergonomi budaya merupakan pendekatan yang menganggap variasi interaksi dan
pengalaman yang ditawarkan benda tersebut kepada pengguna berdasarkan budaya . Dalam
mendesain berdasarkan pertimbangan dari ergonomi budaya bukan hanya
mempertimbangkankonteks budaya tetapi juga untuk mempertimbangkan untuk memberikan
pengalaman yanginteraktif bagi pengguna.
3. Postur keja
Dari segi ergonomi produk hal yang harus diperhatikan adalah bagaimana dampak pada
produk tersebut terhadap kenyamanan postur pengguna. Dalam penentuan dimensi produk
diperlukan ukuran ukuran produk yang biasa sebut dengan dimensi antropometri. Data
antropometri tersebut digunakan untuk berbagai keperluan, seperti perancangan stasiun kerja,
fasilitas kerja, dan desain produk agar diperoleh ukuran-ukuran yang sesuai dan layak dengan
dimensi anggota tubuh manusia yang akan menggunakannnya.
Tabel 2.3 Aspek Postur Kerja
Aspek Ergonomis Level Kepentingan Penjelasan
Postur Kerja dan Rendah Menengah Tinggi Rak sepatu memiliki nilai postur kerja
Antropometri yaitu 8. Dalam hal memberikan kenyamanan
pada saat penggunaan rak sepatu, postur tubuh
dan antropometri menjadi satu hal yang sangat
penting dan perlu diperhatikan. Bagian-bagian
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
rak sepatu sudah di sesuaikan dengan
antropometri yang ada yaitu D30 (lebar rak
sepatu), D31 (panjang sekat)
4. Coupling
Coupling digunakan untuk mempermudah pengguna dalam melakukan pemindahan produk
dari satu tempat ke tempat lain. Didalam penentuan kenyamanan kerja diperlukan beberapa
kenyamanan dalam genggaman tangan. Kenyamanan tersebut dapat dibedakan menjadi 4
kategori. . Kategori tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1
0 1 2 3
Good Fair Poor Unacceptable
Pegangan pas & kuat di Pegangan tangan bisa Pegangan tangan tidak Dipaksakan, genggaman
tengah, genggaman kuat diterima tapi tidak ideal bisa diterima walaupun yang tidak aman, tanpa
atau coupling lebih memungkinkan pegangan, coupling tidak
sesuai digunakan oleh sesuai digunakan oleh
bagian lain dari tubuh tubuh
Sumber : Hignett, 2000
Gambar 2.1 Tingkat Kenyamanan Coupling
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Untuk keperluan ini kemasan harus dapat menyandang beberapa fungsi yang harus
dimilikinya seperti:
1. Pelindung isi (Protection)
Kemasan dibuat dalam bentuk kotak berupa kardus agar dapat melindungi rak sepatu
dari kemungkinan tergores maupun bergesekan dengan benda lain ketika dikeluarkan dan
sampai ke tangan pembeli. Perlingdungan juga diberikan didalam kemasan berupa plastik
bublewrap agar kaca tidak bergesekan dengan part lain.
2. Memberi daya Tarik (Promotion)
Kemasan luar di desain dengan semenarik mungkin dengan diberi gambar dari produk
agar pembeli mengetahui model dan fitur yang ada di rak sepatu.
3. Identitas produk (Image)
Kemasan dilengkapi dengan desain produk sehingga dengan melihat kemasan konsumen dapat
langsung tahu bagaimana bentuk dan desain dari rak sepatu.
4. Distribusi (Shipping)
Kemasan dibuat dengan material kertas karton tebal dan berbentuk kotak sehingga tidak
sulit dalam pengepakan, pengiriman,selain itu setelah produk dikeluarkan dari kemasan dan
dirakit, kemasan dapat langsung dibongkar sehingga memudahkan penyimpanan kemaasan.
5. Informasi (labeling)
Kemasan diberi tambahan informasi dari produk yaitu dilengkapi dengan buku panduan
perakitan. Pada packaging rak sepatu ini menggunakan barcode yang digunakan sebagai
sarana untuk mempermudah dalam menginput data pada transaksi jual beli. Kemasan
produk juga dilengkapo beberapa simbol yaitu recycle menunjukkan bahwa bahan kemasan
mampu didaur ulang, simbol keep dry menunjukkan bahwa kemasan dan produk tidak tahan
terhadap air , simbol fragile yang berarti produk rapuh sehingga perlu membawanya dengan
berhati-hati, simbol handle with care memiliki makna agar barang di dalam kemasan
dibawah dengan hati-hati sehingga barang tidak jatuh dan rusak, simbol up this way
memiliki makna untuk menentukan posisi atas dan bawah dari sebuah kemasan karton
box/kardus sehingga sewaktu menumpuk karton box tidak menyebabkan barang ditaruh
terbalik