Anda di halaman 1dari 77

BAB I

SEGMENTASI PASAR

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai segmentasi pasar dari produk yang akan dibuat oleh
kelompok kami.

1.1 DESKRIPSI PRODUK


Menurut Wiyanto (2004), deskripsi adalah penjelasan untuk memberikan uraian atau
melukiskan sesuatu. Deskripsi produk merupakan penjelasan mengenari karakteristik dan
gambaran produk yang dibahas secara umum. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai
deskripisi produk yang akan dilakukan segmentasi pasar yaitu Rak Sepatu.
Mebel Alma adalah salah satu UMKM di kota Malang yang bergerak di bidang produksi
mebel. Mebel Alma beralamat di Jalan Dinoyo No.199 Dinoyo, Kec. Lowokwaru Kota Malang.
UMKM ini memproduksi berbagai jenis mebel diantaranya kursi, sofa, lemari, meja dan
furniture lain yang berbahan dasar kayu. Salah satu furniture yang kami jadikan objek perhatian
pada praktikum kali ini adalah produk rak sepatu.
Rak adalah suatu tempat yang berfungsi untuk meletakkan barang-barang. Selain itu, rak
dapat mempercantik tata letak ruangan dan akan lebih menghemat penggunaan ruangan dari
peletakan barang-barang keperluan kita. Rak dapat digunakan untuk meletakkan berbagai
barang, salah satunya sepatu.

Gambar 1.1 Rak Sepatu


Rak sepatu adalah salah satu produk furniture yang berupa lemari dengan rak yang memiliki
beberapa tingkat di dalamnya. Rak sepatu berfungsi sebagai tempat meletakkan sepatu dan
sandal yang dipakai agar tersusun rapi. Rak sepatu terbuat dari plastik, kayu ataupun aluminium
dan memiliki bentuk yang beragam tergantung dengan kebutuhan dan kenyamanan. Selain
memiliki jenis bahas dasar yang beragam, rak sepatu juga memiliki harga yang bervariasi. Rak
sepatu dapat dimiliki oleh berbagai kalangan seperti akademisi yang membutuhkan rak sepatu
di sekolah, ataupun karyawan di kantor, sampai di tempat umum seperti musholla dan lain
sebagainya.

1.2 SEGMENTASI PASAR


Perusahaan sering memiliki lebih dari satu segmen atau target pasar. Perusaan harus
mengalokasikan program pemasaran secara unik kepada masing-masing segmen, sehingga
membutuhkan alokasi sumber daya yang efektif dan efisien. Dalam mengalokasikan sumber
daya, harus dilakukan penilaian secara kuantitatif dan kualitatif, terutama yang menyangkut
pertimbangan keuntungan strategis. Tujuan umum dari sebuah strategi ini adalah keunggulan
kompetitif yang dapat diraih dan dipertahankan, yang dapat muncul dari bagian manapun dari
kegiatan organisasi. Pasar berperan sebagai penilai keunggulan ini. Strategi merek merupakan
proses memosisikan merek ke dalam benak pelanggan untuk menghasilkan presepsi keunggulan
dan dilakukan dalam bentuk segmentasi pasar.
Segmentasi pasar merupakan pengkategorian pelanggan sesuai dengan kebutuhan,
karakteristik atau tingkah laku yang berbeda dalam suatu pasar. Dalam perancangan suatu
produk segmentasi pasar ini digunakan untuk melakukan pengategorian pelanggan ke dalam
segmentasi yang berbeda dengan tujuan untuk membagi pasar yang berbeda (heterogen) ke
dalam kelompok pasar yang homogen, dimana nanti nya setiap kelompok yang ada bisa
ditargetkan untuk memasarkan produk sesuai dengan kebutuhan, keinginan ataupun
karakteristik pembeli yang ada di pasar tersebut.
Menurut Tjiptono (2012), tujuan utama dilakukannya segmentasi pasar, targeting, dan
positioning adalah menempatkan suatu produk atau pun merek didalam benak konsumen
sehingga produk atau merek tersebut memiliki keistimewaan atau keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan. Sebuah produk dipilih oleh konsumen karena keunikan ataupun perbedaan
produknya. Jenis segmentasi yang umum digunakan adalah segmentasi geografis, demografis,
psikografis, dan perilaku.
1. Segmentasi Geografis
Segmentasi geografis digunakan untuk mengklasifikasikan pasar berdasarkan lokasi yang
akan mempengaruhi biaya operasional dan jumlah permintaan secara berbeda. Dalam
segmentasi geografi, pasar dibagi menjadi unit geografis, seperti: negara, provinsi, kota atau
lingkungan. Segmentasi pasar ini dilakukan dengan mengelompokkan konsumen menjadi
bagian pasar menurut skala wilayah atau letak geografis
2. Segmentasi Demografi
Dalam segmentasi demografis, pasar dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan
variabel-variabel demografis seperti usia, ukuran keluarga, siklus kehidupan keluarga, jenis
kelamin, penghasilan, pekerjaan, agama, ras, generasi kewarganegaraan, dan kelas sosial.
Variabel-variabel demografis adalah dasar yang paling populer untuk membedakan kelompok-
kelompok pelanggan.
3. Segmentasi Psikografis
Segmentasi psikografis, segmen pasar ini dilakukan dengan mengelompokkan konsumen atau
pembeli menjadi bagian pasar menurut variabel-variabel pola atau gaya hidup (life style) dan
kepribadian (personality). Sebagai contoh, segmen pasar masyarakat yang bergaya hidup
konsumtif dan mewah berbeda dengan segmen pasar masyarakat yang bergaya hidup produktif
dan hemat yang mementingkan kualitas dengan harga yang relatif murah.
4. Segmentasi Perilaku
Dalam segmentai perilaku pasar diklasifikasi dalam kelompok-kelompok yang dibedakan
berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan atau respon terhadap suatu produk.
Pada pratikum kali ini segmentasi yang digunakan pada produk rak sepatu adalah
segmentasi demografi . Segementasi demografi dipilih dalam mengidentifikasi pengguna rak
sepatu berdasarkan latar belakang usia dan pekerjaan. Sedangkan segmentasi tingkah laku
dipilih dalam mengidentifikasi hubungan antara pengguna dengan produk yang sedang diteliti.
Dalam memilih segmentasi pasar, ada pula yang harus diperhatikan yaitu kompetitor dari
produk rak sepatu.
Kompetitor adalah badan usaha yang telah mengeluarkan produk serupa dengan merk yang
telah dikenal masyarakat. Pada pengembangan produk ini dipilih dua kompetitor yang masing-
masing memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri, pemilihan kompetitor didasarkan
segmentasi yang sama yaitu Pada pratikum kali ini segmentasi yang digunakan pada produk rak
sepatu adalah segmentasi demografi dari segi harga produk karena dan segmentasi tingkah laku
dari segi ketahanan produk .
Kompetitor pertama muncul pada tahun 2015 oleh PT. Metropolis Alba dengan nama
produk SR-60, produk rak sepatu tersebut terbuat dari material particle board solid dengan
ukuran 120x386x595 mm dengan model susun empat datar dan mampu menampung 12 pasang
sepatu, Bagian atas dapat dibuka untuk meletakkan barang dengan cara ditekan harga
pasarannya yaitu ± Rp 550.000, 00. Berikut ini merupakan gambar dari produk SIP 829-4.

Gambar 1.2 Produk Kompetitor SR-60

Kemudian di tahun 2016 muncul produk yang lebih kompleks dari Merk Popular Furniture
dengan tipe produk SR 9360. Produk ini berukuran 610 x 305 x 975 mm terbuat dari kayu untuk
badan kerangkanya dan menggunakan bahan alumunium untuk bagian rak sepatunya. Produk
memiliki model susun empat miring dengan harga pasarannya yaitu ± Rp 650.000, 00. dan
berikut merupakan gambar dari produk

Gambar 1.3 Produk Kompetitor (SR 9360)


Berikut merupakan peta segmentasi dari produk inovasi rak sepatu :

Gambar 1.4 Peta Segmentasi Pasar Berdasarkan Demografi

Berdasarkan peta segmentasi yang telah dibuat diatas, berdasarkan segmentasi demografi
dari segi tingkat harga dibuat tiga klasifikasi harga yaitu < Rp 550.000,00 , Rp 550.000,00 –
Rp 600.000,00, dan > Rp 600.000,00. Produk rak sepatu dari PT. Metropolis Alba “SR-60”
menargetkan produknya mampu dibeli dengan harga pasaran < Rp 550.000,00 dan produk rak
sepatu dari Popular Furniture “SR 9360” menargetkan harga pasaran > Rp 600.000,00 maka
produk inovasi yang akan kami keluarkan ditargetkan memiliki harga pasar Rp 550.000,00 –
Rp 600.000,00 sehingga diharapkan produk ini dapat menjangkau lebih banyak konsumen
dengan harga yang relatif tidak terlalu mahal atau terjangkau.
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
BAB II
IDENTIFIKASI PELUANG

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metode identifikasi peluang, studi literature dan
benchmarking, studi pasar dan pelanggan, dan hasil identifikasi peluang.

2.1 Metode Identifikasi Peluang

Dalam melakukan perancangan terhadap suatu produk, identifikasi peluang merupakan


langkah utama yang penting dilakukan. Dengan mengidentifikasi peluang usaha, kegiatan
perancangan dapat dilakukan dengan lancar karena perusahaan dapat mengetahui keinginan
para pelanggan mengenai barang yang diproduksi oleh perusahaan tersebut. Metode yang
digunakan dalam identifikasi peluang ini menggunakan kuisioner langsung kepada produsen di
UKM tentang alat-alat yang digunakan dan kelemahan produk di dalam usaha dan inovasi yang
diharapkan untuk produk kedepannya.

Sebelum dilakukan pembagian kuisioner, dilakukan juga benchmarking dari beberapa


kompetitor untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari produk kompetitor sehingga
kelebihan dapat diaplikasikan dalam produk yang akan diproduksi. Identifikasi peluang ini
sangat erat kaitannya dengan kebutuhan pelanggan. Benchmarking betujuan untuk mengetahui
kelebihan-kekurangan dari produk kompetitor yang selanjutnya akan dipelajari dan digunakan
sebagai referensi untuk merencanakan dan memproduksi produk. Sebagai contoh, kelebihan-
kekurangnan dari produk kompetitor lain yaitu produk mudah dibawa dan ringan, namun dari
sisi lain produk juga kurang kokoh atau mudah lepas dari sambungannya yang di karenakan
bahan produk keseluruhannya terbuat dari plastik dan dari hal tersebut bisa kita manfaatkan
kekurangan dari produk pesaing sebagai nilai lebih dari produk yang akan dibuat.

2.2 Studi Literatur dan Benchmarking

Studi literatur atau studi pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan
penelaahan terhadap berbagai buku, literatur, catatan, serta berbagai laporan yang berkaitan
dengan masalah yang ingin dipecahkan (Nazir, 1988). Studi literature ini dilakukan untuk
mencari kekurangan apa saja terkait suatu produk dan keinginan konsumen. Sedangkan
benchmarking merupakan suatu proses kontinyu dalam mengukur produk, pelayanan
perusahaan terhadap perusahaan pesaing terbesar ataupun perusahaan yang dikenal sebagai
pemimipin industri (Camp, 1989). Dalam hal ini dilakukan benchmarking untuk
membandingkan produk yang sudah ada dengan produk yang akan dibuat.

Dilakukannya studi literatur dan benchmarking ini agar kami mengetahui segala kebutuhan
dari produk yang akan dibuat dalam hal ini adalah rak sepatu dan harapannya agar rak sepatu
ini sesuai dengan keinginan konsumen dengan harga yang relatif terjangkau Berikut ini
merupakan benchmarking produk rak sepatu

Tabel 2.1 Tabel Benchmarking Produk Kompetitor


No Nama Merk Harga Ukuran Keterangan
1. Popular Furniture

 Rangka lar terbuat dari kayu


610 x 305 x 975  Bagian rak untuk sepatu terbuat
Rp 650.000,-
mm dai aluminium dengan susunan
miring

2. Metropolis Alba SR60


 Material Particle Board Solid
setebal 12 mm
 Terdapat 4 susunan tingkat
 Bagian atas dapat dibuka
120 x 386 x 595
Rp 550.000,- dengan cara ditekan untuk
mm
meletakkan barang
 Bentuk yang Panjang dan
ramping tidak membutuhkan
banyak space
2.3 Studi Pasar dan Pelanggan

Kuesioner disebarkan dengan menggunakan metode sampling random kelompok sesuai


dengan kelompok yang menunjang segmentasi yang disasar, yaitu menggunakan segmentasi
demografis tingkah laku. Jumlah kuesioner yang disebarkan yaitu 30 kuesioner berdasarkan
pendapat Gay metode deskriptif korelatif. Kuesioner bermaksud untuk mengetahui enam hal
kebutuhan dan keinginan pelanggan yaitu apakah termasuk pengguna rak sepatu, sesering apa
menggunakan rak sepatu, apa yang disukai dari rak sepatu, apa kekurangan dari rak sepatu, dan
dari rak sepatu yang sudah ada, apa inovasi atau fitur tambahan yang diinginkan. Berikut
merupakan contoh kuesioner terbuka yang digunakan.
KUESIONER TERBUKA
Nama :
Pekerjaan :
Usia :
Rak sepatu adalah salah satu produk furniture yang berupa lemari dengan rak yang memiliki
beberapa tingkat di dalamnya. Rak sepatu berfungsi sebagai tempat meletakkan sepatu dan sandal yang
dipakai agar tersusun rapi. Rak sepatu terbuat dari plastik, kayu ataupun aluminium dan memiliki bentuk yang
beragam tergantung dengan kebutuhan dan kenyamanan.

Kuesioner ini digunakan untuk mengenali mengenai kebutuhan dan keinginan dari pelanggan
terhadap produk Rak Sepatu.
1. Apakah anda pernah memakai produk rak sepatu ? Jika iya, kapan dan dimana anda menggunakannya ?
……………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………….
2. Apa pengalaman menarik anda ketika menggunakan rak sepatu?
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………….
3. Apa yang anda sukai dari rak sepatu?
……………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………..
4. Apa yang anda tidak sukai dari rak sepatu?
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
5. Hal apa yang kalian pertimbangkan ketika membeli rak sepatu?
……………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………….................
6. Apa harapan/inovasi anda terhadap rak sepatu?
……………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………….................
Gambar 2.1 Kuesioner Terbuka
Setelah didapatkan hasil dari kuisioner, selanjutnya hasil dari kuisioner yang didapat
direkap per sub bahasan. Hasil direkap dengan menggunakan tabel agar lebih informatif. Berikut
tabel rekap data kuisioner mengenai produk rak sepatu.

Tabel 2.2 Rekap Hasil Kuisioner


Jumlah
Pertanyaan Jawaban
Responden
Apakah anda pernah memakai Iya, di rumah 22
produk rak sepatu ? Jika iya, kapan Iya, di kontrakan / kos 5
dan dimana anda Iya, di kampus 4
menggunakannya ? Iya, di musholla 2
Apa pengalaman menarik anda Rak sepatu tidak mampu menahan beban yang banyak 3
ketika menggunakan rak sepatu? Terlihat lebih rapi dan praktis dalam penggunaan 12
Mengambil satu sepatu dan sepatu yang lain ikut terjatuh 2
Rak sepatu kotor dan bau 3
Apa yang anda sukai dari rak Desain rak sederhana 4
sepatu? Membuat sepatu tersusun rapi 20
Sepatu menjadi lebih bersih dan aman dari gangguan luar 4
Terdapat lubang udara 1
Bentuk minimalis 1
Rak sepatu multifungsi 1
Desain menarik 4
Apa yang anda tidak sukai dari rak Ukuran terlalu besar 7
sepatu? Bahan rak tidak kuat 3
Bau sepatu tidak sedap 5
Permukaan rak kurang panjang 1
Rak sepatu mudah berantakan dan perawatan sulit 7
Hal apa yang kalian pertimbangkan Bahan dan material 6
ketika membeli rak sepatu? Tidak mudah berdebu dan menimbulkan bau tidak sedap 3
Harga 8
Kapasitas rak sepatu 10
Rak sepatu kuat dan kokoh 12
Ukuran dan berat 10
Estetika 12
Ada penutup sehingga tidak mudah kotor 1
Sederhana dan ergonomis 4
Tabel 2.2 Rekap Hasil Kuisioner (Lanjutan)
Jumlah
Pertanyaan Jawaban
Responden
Apa harapan/inovasi anda terhadap Rak kuat 3
rak sepatu? Kapasitas sepatu besar 2
Tidak membutuhkan ruang yang banyak 4
Desain Bentuk rak menarik 7
Rak memiliki mekanisme dan multifungsi 3
Mudah dibersihkan 5
Rak tidak berat dan mudah dibongkar 2
Menjaga kelembapan agar tidak bau 3

2.3 Hasil Identifikasi Pelanggan

Setelah mendapatkan hasil kuisioner dan di rekap, maka dilakukan penyaringan (filter)
kebutuhan pelanggan terhadap produk yang akan diproduksi. Berikut ini merupakan tabel
filter kebutuhan pelanggan yang dapat dilihat di Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Filter Kebutuhan Pelanggan


Raw Oppourtunities Filter I (Exceptional Oppurtunities)
Rak sepatu tidak mampu menahan beban yang banyak
Bahan rak tidak kuat Rak sepatu memiliki material bahan yang
Rak kuat kuat
Rak sepatu kuat dan kokoh
Kapasitas sepatu besar
Rak sepatu memiliki kapasitas yang banyak
Permukaan rak kurang panjang
Sederhana dan ergonomis
Ukuran terlalu besar
Bentuk rak simple dan ukuran tidak terlalu
Bentuk minimalis
besar dan tidak berat
Tidak membutuhkan ruang yang banyak
Rak tidak berat dan mudah dibongkar
Rak sepatu kotor dan bau
Rak sepatu mudah berantakan dan perawatan sulit
Menjaga kelembapan agar tidak bau Rak sepatu mudah dibersihkan dan tidak
Mudah dibersihkan mudah kotor
Tidak mudah berdebu dan menimbulkan bau tidak sedap
Ada penutup sehingga tidak mudah kotor
Desain Bentuk rak menarik
Desain rak menarik
Estetika
Berikut ini merupakan bukti dokumentasi saat melakukan pengambilan data melalui
kuisioner :

Gambar 2.2 Hasil rekapan kuisioner terbuka


(Halaman ini sengaja dikosongkan)
BAB III
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN

Pada Bab ini akan dijelaskan mengenai daftar pernyataan dan kebutuhan pelanggan,
rancangan kuesioner tertutup, pengujian data, dan rekap hasil kuesioner.

3.1 Daftar pernyataan dan Kebutuhan Pelanggan

Proses identifikasi kebutuhan pelanggan merupakan bagian yang integral dari proses
pengembangan produk, dan merupakan tahap yang mempunyai hubungan paling erat dengan
proses diferensiasi konsep, seleksi konsep, benchmark dengan pesaing, dan menetapkan
spesisikasi produk.

Berikut ini adalah transformasi pernyataan pelanggan yang di dapat dari penyebaran
kuesioner terbuka menjadi kebutuhan atau voice of costumer.

Tabel 3.1 Daftar Pernyataan Kebutuhan Pelanggan


No Suara Konsumen No Pernyataan Kebutuhan
1 Rak sepatu tahan lama 1 Rak sepatu memiliki material yang kuat
2 Memiliki ruang penyimpanan luas 2 Rak sepatu memiliki ruang penyimpanan yang luas
3 Desain rak sepatu ergonomis 3 Rak memiliki desain yang ergonomis
4 Material kerangka ringan 4 Rak terbuat dari material yang ringan
5 Mudah untuk dibersihkan 5 Rak sepatu mudah dibersihkan
6 Desain rak sepatu menarik 6 Rak sepatu memiliki desain yang menarik
7 Harga rak murah 7 Rak sepatu memiliki harga yang terjangkau

3.2 Rancangan Kuesioner Tertutup

Setelah didapatkan daftar kebutuhan pelanggan, maka dilakukan kuesioner tertutup guna
mendapatkan apa yang menjadi kebutuhan pelanggan, nilai kepentingan dari masing-masing
kebutuhan, serta sebagai pembanding dengan kompetitior. Rancangan kuesioner tertutup untuk
produk rak sepatu dapat dilihat pada Gambar 3.1 dan Gambar 3.2.
Gambar 3.1 Rancangan Kuesioner Tertutup Rak Sepatu
3.3 PENGUJIAN DATA

Setelah kuesioner disebarkan, perlu dilakukan pengujian data terhadap kuesioner agar data
bisa digunakan untuk menilai dan mengukur isi dari kuesioner yang disebarkan. Sebelum
digunakan untuk keperluan pengembangan produk, hasil kuesioner dilakukan uji validitas dan
reliabilitas terlebih dahulu.

1. Produk Metropolis Alba SR-60


Berikut ini merupakan hasil pengujian validitas dari Metropolis :
a. Formulasi hipotesis
H0 : Butir pernyataan tidak mengukur aspek yang sama
H1 : Butir pernyataan mengukur aspek yang sama
b. Menentukan taraf signifikansi
α = 0.05
c. Menentukan arah pengujian
Menolak H0 apabila nilai Sig < 0.05
d. Uji statistic
Berikut ini adalah uji validitas dari produk Metropolis Alba SR-60 menggunakan
SPSS :
Hipotesis :
H0 : Butir pernyataan tidak mengukur aspek yang sama
H1 : Butir pernyataan mengukur aspek yang sama
Tabel 3.2 Uji Validitas Metropolis Alba SR-60

Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 PTot
P1 Pearson 1 ,521 ** ,252 ,093 -,076 -,060 ,046 ,396 *
Correlatio
n
Sig. (2- ,003 ,179 ,624 ,689 ,752 ,808 ,030
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
**
P2 Pearson ,521 1 ,286 ,205 ,100 -,074 ,133 ,520 **
Correlatio
n
Sig. (2- ,003 ,126 ,278 ,598 ,697 ,482 ,003
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
** **
P3 Pearson ,252 ,286 1 ,269 ,134 ,234 ,620 ,748
Correlatio
n
Sig. (2- ,179 ,126 ,150 ,480 ,213 ,000 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
P4 Pearson ,093 ,205 ,269 1 ,000 ,218 ,339 ,549 **
Correlatio
n
Sig. (2- ,624 ,278 ,150 1,000 ,248 ,067 ,002
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
P5 Pearson -,076 ,100 ,134 ,000 1 ,232 ,123 ,421 *
Correlatio
n
Sig. (2- ,689 ,598 ,480 1,000 ,218 ,518 ,021
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
*
P6 Pearson -,060 -,074 ,234 ,218 ,232 1 ,087 ,448
Correlatio
n
Sig. (2- ,752 ,697 ,213 ,248 ,218 ,648 ,013
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
**
P7 Pearson ,046 ,133 ,620 ,339 ,123 ,087 1 ,686 **
Correlatio
n
Sig. (2- ,808 ,482 ,000 ,067 ,518 ,648 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
PTot Pearson * ** ** ** * * ** 1
,396 ,520 ,748 ,549 ,421 ,448 ,686
Correlatio
n
Sig. (2- ,030 ,003 ,000 ,002 ,021 ,013 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
e. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil uji statistic
Semua pernyataan memiliki nilai Sig <0.05. Sehinggan H 0 . Sehingga H0 ditolak atau
semua butir pernyataan mengukur aspek yang sama. Artinya semua butir pernyataan valid.

Berikut ini adalah uji realibilitas dari produk Metropolis Alba SR-60 menggunakan SPSS

a. Formulasi hipotesis
H0 : Butir pernyataan tidak reliabel dalam mengukur produk
H1 : Butir pernyataan reliabel dalam mengukur produk
b. Menentukan taraf signifikansi
α = 0.05
c. Menentukan arah pengujian
Derajat hubungan reliabilitas ditunjukkan dengan koefisian reliabilitas yang bergerak dari
0 sampai 1, jika koefisiennya semakin mendekati 1, maka semakin reliabel dan sebaliknya.
Pada umumnya, para ahli memberikan standar minimal koefisien reliabilitas sama atau
lebih besar dari 0,6 karena nilai lebih dari 0,6 reliabilitasnya tinggi (Sukadji, 2000).
Sehingga dalam pengujian reliabilitas diatas H0 ditolak karena r hitung > r tabel Pearson’s
product moment atau r hitung > 0,6.
d. Uji statistik
Berikut ini adalah uji reliabilitas dari produk Metropolis Alba SR-60 menggunakan SPSS
Hipotesis :
H0 : Butir pernyataan tidak reliabel dalam mengukur produk
H1 : Butir pernyataan reliabel dalam mengukur produk

Tabel 3.3 Uji Reliabilitas Produk Metropolis

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


,716 8

e. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil uji statistik


Semua pertanyaan memiliki nilai r > 0,6. Sehingga H 0 ditolak atau semua butir pertanyaan
reliabel untuk mengukur produk rak sepatu.
2. Produk Activ Viera SR 9360
Berikut ini merupakan hasil pengujian validitas dari Produk Activ Viera SR 9360 :
a. Formulasi hipotesis
H0 : Butir pernyataan tidak mengukur aspek yang sama
H1 : Butir pernyataan mengukur aspek yang sama
b. Menentukan taraf signifikansi
α = 0.05
c. Menentukan arah pengujian
Menolak H0 apabila nilai Sig < 0.05
d. Uji statistik
Berikut ini adalah uji validitas dari produk Activ Viera SR 9360 menggunakan SPSS
Hipotesis :
H0 : Butir pernyataan tidak mengukur aspek yang sama
H1 : Butir pernyataan mengukur aspek yang sama
Tabel 3.4 Uji Validitas Activ Viera SR 9360
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 PTot
P1 Pearson 1 ,537 ** ,518 ** -,068 -,094 ,366 * -,166 ,491 **
Correlatio
n
Sig. (2- ,002 ,003 ,720 ,620 ,047 ,380 ,006
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
P2 Pearson ,537 ** 1 ,262 -,046 ,120 ,115 -,112 ,389 *
Correlatio
n
Sig. (2- ,002 ,163 ,809 ,529 ,544 ,556 ,034
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
**
P3 Pearson ,518 ,262 1 ,229 0,000 0,000 0,000 ,467 **
Correlatio
n
Sig. (2- ,003 ,163 ,223 1,000 1,000 1,000 ,009
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
P4 Pearson -,068 -,046 ,229 1 ,606 ** ,113 ,176 ,600 **
Correlatio
n
Sig. (2- ,720 ,809 ,223 ,000 ,552 ,354 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
** **
P5 Pearson -,094 ,120 0,000 ,606 1 ,233 ,308 ,611
Correlatio
n
Sig. (2- ,620 ,529 1,000 ,000 ,216 ,098 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
P6 Pearson ,366 * ,115 0,000 ,113 ,233 1 ,271 ,606 **
Correlatio
n
Sig. (2- ,047 ,544 1,000 ,552 ,216 ,147 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
P7 Pearson -,166 -,112 0,000 ,176 ,308 ,271 1 **
,468
Correlatio
n
Sig. (2- ,380 ,556 1,000 ,354 ,098 ,147 ,009
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
PTot Pearson ,491 ** ,389 * ,467 ** ,600 ** ,611 ** ,606 ** ,468 ** 1
Correlatio
n
Sig. (2- ,006 ,034 ,009 ,000 ,000 ,000 ,009
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Berikut ini adalah uji reliabilitas dari produk Activ Viera SR 9360 menggunakan SPSS :
a. Formulasi hipotesis
H0 : Butir pernyataan tidak reliabel dalam mengukur produk
H1 : Butir pernyataan reliabel dalam mengukur produk
b. Menentukan taraf signifikansi
α = 0.05
c. Menentukan arah pengujian
Derajat hubungan reliabilitas ditunjukkan dengan koefisian reliabilitas yang bergerak dari
0 sampai 1, jika koefisiennya semakin mendekati 1, maka semakin reliabel dan sebaliknya. Pada
umumnya, para ahli memberikan standar minimal koefisien reliabilitas sama atau lebih besar
dari 0,6 karena nilai lebih dari 0,6 reliabilitasnya tinggi (Sukadji, 2000). Sehingga dalam
pengujian reliabilitas diatas H0 ditolak karena r hitung > r tabel Pearson’s product moment atau
r hitung > 0,6.
d. Uji statistik
Berikut ini adalah uji reliabilitas dari produk Activ Viera SR 9360 menggunakan SPSS :
Hipotesis :
H0 : Butir pernyataan tidak reliabel dalam mengukur produk
H1 : Butir pernyataan reliabel dalam mengukur produk

Tabel 3.5 Uji Reliabilitas


Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,710 8

e. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil uji statistik


Semua pertanyaan memiliki nilai r > 0,6. Sehingga H 0 ditolak atau semua butir pertanyaan
reliabel untuk mengukur produk rak sepatu.

3. Produk Harapan Baru (Ekspektasi)


Berikut ini merupakan hasil pengujian validitas dari produk harapan baru (ekspektasi)
a. Formulasi Hipotesis

H0 : Semua butir pernyataan tidak reliable dalam mengukur produk.

H1 : Semua butir pernyataan reliable dalam mengukur produk.

b. Menentukan arah pengujian

Derajat hubungan reliabilitas ditinjukkan dengan koefisien reliabilitas yang bergerak dari 0
sampai 1, jika koefisiennya semakin mendekati 1, maka semakin reliable dan reliabilitasnya
tinggi. Sehingga dalam pengujian reliabilitas diatas H 0 ditolak karena r hitung > r table
Pearson’s Product Moment atau r hitung > 0.6.

c. Uji Statistik
Berikut ini adalah uji reliabilitas dari produk harapan baru (ekspetasi) menggunakan SPSS

Hipotesis:
H0 : Semua butir pernyataan tidak reliabel dalam mengukur produk.
H1 : Semua butir pernyataan reliabel dalam mengukur produk.
Tabel 3.6 Uji Validitas Produk Inovasi
Correlations

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 PTot
P1 Pearson 1 ,495** ,255 ,148 -,088 -,013 ,221 ,448*
Correlation
Sig. (2- ,005 ,174 ,435 ,642 ,947 ,241 ,013
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
P2 Pearson ,495** 1 ,436* ,173 ,279 ,087 ,352 ,647**
Correlation
Sig. (2- ,005 ,016 ,360 ,135 ,647 ,057 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
P3 Pearson ,255 ,436* 1 ,427* ,367* ,535** ,224 ,779**
Correlation
Sig. (2- ,174 ,016 ,019 ,046 ,002 ,233 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
P4 Pearson ,148 ,173 ,427* 1 ,455* ,324 ,155 ,664**
Correlation
Sig. (2- ,435 ,360 ,019 ,012 ,081 ,413 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
P5 Pearson -,088 ,279 ,367* ,455* 1 ,335 ,258 ,653**
Correlation
Sig. (2- ,642 ,135 ,046 ,012 ,070 ,168 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
P6 Pearson -,013 ,087 ,535** ,324 ,335 1 -,183 ,550**
Correlation
Sig. (2- ,947 ,647 ,002 ,081 ,070 ,333 ,002
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
P7 Pearson ,221 ,352 ,224 ,155 ,258 -,183 1 ,426*
Correlation

Sig. (2- ,241 ,057 ,233 ,413 ,168 ,333 ,019


tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
PTot Pearson ,448* ,647** ,779** ,664** ,653** ,550** ,426* 1
Correlation

Sig. (2- ,013 ,000 ,000 ,000 ,000 ,002 ,019


tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Berikut ini adalah uji reliabilitas dari produk invoasi menggunakan SPSS
a. Formulasi hipotesis
H0 : Butir pernyataan tidak reliabel dalam mengukur produk
H1 : Butir pernyataan reliabel dalam mengukur produk
b. Menentukan taraf signifikansi
α = 0.05
c. Menentukan arah pengujian
Derajat hubungan reliabilitas ditunjukkan dengan koefisian reliabilitas yang bergerak dari
0 sampai 1, jika koefisiennya semakin mendekati 1, maka semakin reliabel dan sebaliknya. Pada
umumnya, para ahli memberikan standar minimal koefisien reliabilitas sama atau lebih besar
dari 0,6 karena nilai lebih dari 0,6 reliabilitasnya tinggi (Sukadji, 2000). Sehingga dalam
pengujian reliabilitas diatas H0 ditolak karena r hitung > r tabel Pearson’s product moment atau
r hitung > 0,6.
d. Uji statistik
Berikut ini adalah uji reliabilitas dari produk inovasi menggunakan SPSS
Hipotesis :
H0 : Butir pernyataan tidak reliabel dalam mengukur produk
H1 : Butir pernyataan reliabel dalam mengukur produk

Tabel 3.7 Uji Reliabilitas Produk Inovasi

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,710 8

e. Menarik kesimpulan berdasarkan Hasil Uji Statistik


Semua pernyataan memiliki nilai r > 0.6 . Sehingga H 0 ditolak atau semua butir
pernyataan reliableuntuk mengukur produk rak sepatu.
3.4 Rekap Hasil Kuisioner Tetutup

Berikut merupakan rekap hasil kuisioner tertutup untuk produk rak sepatu yang
dikembangkan.

Tabel 3.8 Hasil Rekap Kuisioner Tertutup


Rata-rata nilai Rata-Rata Nilai Rata-Rata
No Pernyataan Kebutuhan harapan produk Metropolis Alba Nilai Activ
baru SR-60 Viera SR 9360
1. Rak sepatu memiliki material
4,40 3,47 3,93
yang kuat
2. Rak sepatu memiliki ruang
4,33 3,30 3,97
penyimpanan yang luas
3. Rak memiliki desain yang
4,13 3,88 4,00
ergonomis
4. Rak terbuat dari material yang
3,93 3,90 3,23
ringan
5. Rak sepatu mudah dibersihkan 4,03 3,67 3,63
6. Rak sepatu memiliki desain yang
4,07 3,43 3,77
menarik
7. Rak sepatu memiliki harga yang
4,30 3,57 3,40
terjangkau
Skala pengukuran ditentukan oleh metode atau jenis alat ukur (instrumen) yang
digunakan untuk pengumpulan data atau pengukuran. Salah satu jenis alat ukur (instrumen)
yang banyak digunakan adalah kuisioner dengan menggunakan skala penilaian (skala Likert
atau Rating scale) yang sering kali digunakan untuk mengukur perilaku, sikap atau persepsi
seseorang. Pengukuran dengan alat ukur yang menggunakan skala Likert atau rating scale
menghasilkan data yang memiliki skala ordinal, sehingga dalam analisisnya seharusnya
menggunakan uji statistik non parametrik (analisis data semikuantitatif). Dalam prakteknya, di
beberapa bidang ilmu, untuk analisis data ordinal yang dihasilkan melalui pengukuran dengan
alat ukur yang menggunakan skala Likert atau rating scale digunakan kelompok uji statistik
parametrik (misalnya regresi linier). Untuk itu, maka data ordinal tersebut terlebih dahulu
ditransformasi sehingga menjadi skala interval agar berdistribusi nornal (Notobroto dan
Wibowo, 2016) Berikut ini langkah-langkah mengubah skala ordinal menjadi skala interval
pada pertanyaan 5 untuk produk ekspektasi:
Tabel 3.9 Perhitungan Skala
Skala Proporsi Scale Skala
Frekuensi Proporsi Z Density
Ordinal Kumulatif Value Interval
1 0 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 2,1593
2 1 0,0333 0,0333 -1,8339 0,0743 2,2275 4,3868
Y
3 6 0,2000 0,2333 -0,7279 0,3062 1,1596 3,3189 2,1593
4 14 0,4667 0,7000 0,5244 0,3478 0,0892 2,2484
5 9 0,3000 1,0000 0,0000 0,0000 -1,1593 1,0000
JUMLAH 30 1,0000

1. Menghitung frekuensi
Frekuensi merupakan banyaknya tanggapan responden dalam memilih skala ordinal dari 1
hingga 5 dengan jumlah responden sebanyak 30 dari setiap item pernyataan.
2. Menghitung proporsi
Proporsi dihitung dengan membagi setiap frekuensi dengan jumlah responden.
Tabel 3.10 Perhitungan Proporsi
Frekuensi Proporsi Perhitungan Rumus
0 0,0000 0/30 = 0,0000
1 0,0333 1/30 = 0,0333
6 0,2000 6/30 = 0,2000
14 0,4667 14/30 = 0,4667
9 0,3000 9/30 = 0,3000
30 1,0000 30/30 = 1,0000

3. Menghitung proporsi kumulatif


Proporsi kumulatif dihitung dengan menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap
nilai, dimana proporsi kumulatif sebelum ditambah dengan proporsi nilai tersebut. Proporsi
kumulatif didapat dari penjumalahan proporsi kumulatif di skala sebelumnya ditambah proporsi
pada skala ordinal yang dicari.
Tabel 3.11 Perhitungan Proporsi Kumulatif
Proporsi
Proporsi Perhitungan Rumus
Kumulatif
0,0000 0,0000 0,0000 + 0,0000 = 0,0000
0,0333 0,0333 0,0000 + 0,0000 = 0,0333
0,2000 0,2333 0,0333 + 0,2000 = 0,2333
0,4667 0,7000 0,2333 + 0,4667 = 0,7000
0,3000 1,0000 0,7000 + 0,3000 = 1,0000
1,0000
4. Menghitung nilai Z
Nilai Z diperoleh dengan memasukkan rumus NORM.INV pada excel. Dengan asumsi
bahwa proporsi kumulatif berdistribusi normal.
5. Menghitung nilai densitas fungsi Z
Fungsi densitas merupakan suatu konsep dasar dalam statistika yaitu sebagai penentu
besar probabilitas untuk suatuselang yang diberikan (Walpole dan Myers, 1995).
Menentukan nilai densitas fungsi z untuk setiap kategori, dengan rumus:

1 1
Density function = e - z2
√2𝜋 2

Contoh: Nilai Z4 sebesar 0,5244 maka nilai densitasnya adalah

1 1
Density function = e - z2 = 0,3478
√2𝜋 2

6. Menghitung scale value


Menghitung SV (Scale Value) dengan rumus:

density at lower limit−density at upper limit


SV =
area under upper limit−area under lower limit

Contoh: Perhitungan nilai ordinal skala 4 produk inovasi

0,3478−0,3062
SV4 = = 0,0892
0,7000−0,2333

Tabel 3.12 Tabel Perhitungan Scale Value


Skala Proporsi Scale Skala
Frekuensi Proporsi Z Density
Ordinal Kumulatif Value Interval
1 0 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 2,1593
2 1 0,0333 0,0333 -1,8339 0,0743 2,2275 4,3868
Y
3 6 0,2000 0,2333 -0,7279 0,3062 1,1596 3,3189 2,1593
4 14 0,4667 0,7000 0,5244 0,3478 0,0892 2,2484
5 9 0,3000 1,0000 0,0000 0,0000 -1,1593 1,0000
JUMLAH 30 1,0000
7. Menghitung transformasi nilai skala

Lakukan transformasi nilai skala (transformed scale value) dengan langkah awal merubah
scale interval menjadi angka 1 untuk scale value paling terendah yaitu pada SV5 (-1,1593), lalu
menentukan nilai peubah skala (Y) dengan langkah sebagai berikut

Y = SV + | SV min |

Y = 1 + |-1,1593|

Y = 2,1593

Tabel 3.13 Tabel Perhitungan Transformasi Nilai Skala


Skala Proporsi Scale Skala
Frekuensi Proporsi Z Density
Ordinal Kumulatif Value Interval
1 0 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 2,1593
2 1 0,0333 0,0333 -1,8339 0,0743 2,2275 4,3868
Y
3 6 0,2000 0,2333 -0,7279 0,3062 1,1596 3,3189 2,1593
4 14 0,4667 0,7000 0,5244 0,3478 0,0892 2,2484
5 9 0,3000 1,0000 0,0000 0,0000 -1,1593 1,0000
JUMLAH 30 1,0000

Kemudian menentukaan nilai masing-masing Skala Interval (X) sebagai berikut :

X1= SV1 + Y

= 0,000 + 2,1593 = 2,1593

X2= SV2 + Y

= 2,2275 + 2,1593 = 4,3868

X3= SV3 + Y

= 1,1596 + 2,1593 = 3,3189

X4= SV4 + Y

= 0,0892 + 2,1593 = 2,2484

X5= 1 (karena Skala Interval paling rendah)


Tabel 3.14 Tabel Perhitungan Skala Interval
Skala Proporsi Scale Skala
Frekuensi Proporsi Z Density
Ordinal Kumulatif Value Interval
1 0 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 2,1593
2 1 0,0333 0,0333 -1,8339 0,0743 2,2275 4,3868
Y
3 6 0,2000 0,2333 -0,7279 0,3062 1,1596 3,3189 2,1593
4 14 0,4667 0,7000 0,5244 0,3478 0,0892 2,2484
5 9 0,3000 1,0000 0,0000 0,0000 -1,1593 1,0000
JUMLAH 30 1,0000
BAB I

SPESIFIKASI PRODUK

Tujuan dibuatnya spesifikasi produk adalah untuk menjelaskan tentang hal-hal yang harus
dilakukan oleh sebuah produk. Upaya untuk mengonversi voice of costumer secara langsung
terhadap respon teknis dari produk yang dihasilkan dapat menggunakan House of Quality
(HOQ). Dalam HOQ terdapat beberapa room, yang masing-masing room memiliki fungsi
masing-masing. Pada HOQ juga dilakukan benchmarking dengan tujuan untuk mengetahui
posisi-posisi relatif produk yang ada dipasaran yang merupakan kompetitor.

1.1 Daftar Respon Teknis


Langkah pertama yang dilakukan dalam pembuatan HOQ (House of Quality) adalah dengan
menentukan daftar respon teknis. Daftar respon teknis ditentukan dengan cara menentukan
spesifikasi produk yang hendak dirancang dengan pembatasan satuan, dimana setiap respon
teknis mengandung metrics, value, dan unit seperti tabel berikut.

Tabel 1.1 Daftar Respon Teknis


No. Kebutuhan Metric Satuan (units)
1. 1,4,7 Material kerangka Subj.
2. 2,3,5,6 Lebar rak sepatu Cm
3. 2,3,5,6 Panjang rak sepatu Cm
4. 2,3,5,6 Tinggi rak sepatu Cm
5. 4 Beban maksimum rak sepatu Kg
6. 1,5,6,7 Material sekat rak sepatu Subj.
7. 1,4 Massa rak sepatu Kg
8. 1,6,7 Material pintu Subj.
9. 6,7 Material handle pintu Subj.
10. 2,5 Jarak sekat Cm.

1.2 Relationship Matrix


Relationship matrix merupakan bagian dari HOQ yang menampilkan hubungan antara
masing-masing daftar respon teknis dengan kebutuhan pelanggan dengan menggunakan skala
pengukuran yaitu berupa angka. Hubungan yang digambarkan berupa hubungan yang bernilai
strong apabila antara dua variable tersebut mempunyai hubungan erat, moderate apabila
hubungannya sedang, weak apabila lemah dan none apabila tidak ada hubungan antara dua
variable diatas. Berikut ini merupakan daftar relationship matrix dan skala pengukurannya.

Tabel 1.2 Relationship Matrix


Ralationship Matrix Value
Strong 9
Moderate 3
Weak 1
None 0

Penentuan Relationship Matrix diperlukan dalam menentukan hubungan antara


costumer needs dengan daftar technical responses. Hubungan anatara kedua variable ini
digambarkan dalam Room 3, seperti tertera dibawah ini .

Gambar 1.1 Room 3 Matrix Relationship

Dapat dilihat pada gambar room 3 hubungan antara kebutuhan konsumen dengan respon
teknis yang diberikan bermacam-macam. Pemberian nilai pada Matrix Relationship bergantung
pada penilaian subjektif dari tim desain. Sebagai contoh tingkat kebutuhan antara kebutuhan
“Rak sepatu memiliki material yang kuat” dengan respon teknis “Material kerangka rak” strong
dan diberi nilai 9 karena antara material yang kuat dan material kerangka rak memiliki hubungan
yang saling berkaitan dan berpengaruh terhadap kebutuhan pelanggan yaitu rak sepatu memiliki
material yang kuat. Hal ini dikarenakan menurut tim desain jika material kerangka rak tidak
kuat maka , rak sepatu tidak memiliki material yang kuat pula.
1.3 Benchmarking
Benchmarking merupakan tahapan selanjutnya dalam HOQ yakni membandingkan
ekspektasi pelanggan dengan produk kompetitor yang dilibatkan yaitu rak sepatu “Metropolis
Alba R-60” dan rak sepatu “Activ Viera SR 9360” . Nilai harapan didapatkan dari rata-rata nilai
yang diberikan pelanggan pada masing-masing produk dari hasil kuesioner tertutup. Berikut
adalah gambar Room 4.

Gambar 1.2 Room 4 Benchmarking

Pada bagian benchmarking ini dua kompetitor yang ada ditentukan nilai kepentingannya
yang ditunjukan dari nilai rata-rata dari yang dimiliki oleh setiap kompetitor pada tiap
pernyataan kebutuhan pelanggan yang diperoleh dari kuesioner tertutup dan dibandingkan
dengan rata-rata nilai produk inovasi yang akan dibuat.
Dari gambar grafik perbandingan antara kedua kompetitor dan harapan produk inovasi
menunjukkan bahwa untuk produk rak sepatu “Metropolis Alba SR-60” lebih dekat dengan nilai
harapan produk inovasi dibandingkan dengan produk rak sepatu “Activ Viera SR 9360”.

1.4 Technical Benchmarking


Technical Benchmarking (Room 5) menjelaskan tentang perbandingan spesifikasi teknis
antara produk kompetitor dengan produk inovasi baru sesuai dengan metrix dan satuan yang
telah ditentukan pada tabel Technical Benchmarking. Berikut ini adalah technical benchmarking
pada respon teknis.

Tabel 1.3 Technical Benchmarking


Teknis Metric Ideal Marginal Satuan Metropolis Activ Viera
Value Value Alba SR-60 SR-9360
1. Material kerangka Kayu Kayu Subj. Particle Kayu
Mahoni Board Solid
2. Lebar rak sepatu 50 30-50 Cm 29,5 38,5
3. Panjang rak sepatu 100 90-100 Cm 59,5 83
4. Tinggi rak sepatu 150 120-150 Cm 120 120
5. Beban maksimum rak sepatu 30 20-25 Kg 23 25
6. Material sekat rak sepatu Stainles Alumunium Subj. Aluminium Alumunium
Steel
7. Massa rak sepatu 25 25-35 Kg 35 30
8. Material pintu Kaca Kayu Subj. Kaca Kaca
9. Material handle pintu Besi Besi Subj. Besi Besi
10. Jarak antar sekat 25 20-25 Cm. 20 23

Setelah dibuat beberapa respon teknis untuk menjawab voice of costumer, kemudian
dilakukan benchmarking antara produk inovasi dengan produk kompetitor 1 yakni rak sepatu
“Metropolis Alba SR-60” dan kompetitor 2 yakni rak sepatu “Activ Viera SR-9360”.
Benchmarking ini akan dimasukkan dalam House of Quality room 5. Berikut adalah gambar
room 5 (technical benchmarking) yang menunjukkan perbandingan antar kompetitor produk.

Gambar 1.3 Room 5 Technical Benchmarking

1.5 Correlations
Correlations (Room 6) pada HOQ menjelaskan tentang hubungan antar respon teknis yang
dibuat oleh tim desain. Hubungan korelasi antar metric pada HOQ ditunjukkan sebagai berikut.
Gambar 1.4 Correlation Antar Respon Teknis

1.6 Importance of Technical


Pada bagian Importance of Technical (room 7 dan room 8) merupakan penilaian yang
didapat dari nilai yang diberikan di matric relationship (room 3) dikalikan dengan tingkat
kepentingan, yang kemudian dijumlahkan untuk masing-masing respon teknisnya . Pada bagian
ini juga terdapat (room 8) yang berisi hasil performansi standar dari produk rak sepatu.
Importance of Technical berguna untuk mengetahui respon teknis mana yang paling
penting dan perlu dijadikan prioritas dalam pengembangan produk yang berguna pada tahap
selanjutnya. Sedangkan untuk nilai pada relative importance merupakan persentase tingkat
kepentingan dari respon teknis, yang nilainya didapat dari presentase nilai Importance of
technical. Berikut merupakan gambar importane of technical dari produk rak sepatu
Gambar 1.5 Room 7 Importance of Technical

Nilai absolute importance dan relative importance diperoleh dari hasil perhitungan
misalnya nilai absolute importance pada teknis respon 6 sebagai berikut :
Absolute importance = ∑ importance x bobot pada matrix relationship
= (3,79 x 9) + (4,62 x 9) + (2,3 x 9)
= 88,27
𝑎𝑏𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡𝑒 𝑖𝑚𝑝𝑜𝑟𝑡𝑎𝑛𝑐𝑒
Relative importance = x 100%
∑𝑎𝑏𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡𝑒 𝑖𝑚𝑝𝑜𝑟𝑡𝑎𝑛𝑐𝑒
88,27
= 𝑥 100 %
728,11

= 12%
Pada Gambar 1.5 menunjukkan nilai kepentingan untuk setiap metric dan juga nilai ranking
yang menunjukkan nilai prioritas dalam dilakukan pengembangan terhadap produk. Prioritas
yang utama adalah metric Material kerangka rak dengan nilai relative importance 12% dengan
nilai absolute importance sebesar 88,27. Setelah menentukan nilai kepentingan, selanjutnya
menentukan nilai Performansi Standar. Nilai performansi standar dapat dilihan pada (room 8).
Berikut merupakan gambar performansi standar dari produk rak sepatu.
Gambar 1.6 Room 8 Performansi Standar

Pada Gambar 1.6 menunjukkan performansi standar dari rak sepatu. Hasil performansi
standar didapatkan dari nilai marjinal pada tabel Technical Benchmarking.

1.7 Intrepretasi House of Qualitiy


Setelah dilakukan seluruh tahapan dalam mebuat HOQ, maka antar room disatukan sesuai
dengan matriks HOQ yang tersusun dari 8 room yang berisi voice of customer, voice of team
design/technical response, relationship matrix, benchmarking, technical benchmarking, dan
percent importance.
Berikut merupakan analisis HOQ (House of Quality) produk rak sepatu:
1. Room 1 : pada room 1 berisi pernyataan pelanggan (Voice of Customer) yang didapat dari
penyebaran kuesioner terbuka untuk perancangan produk meja gambar. Pada HOQ produk
meja gambar, terdapat 9 pernyataan kebutuhan konsumen salah satumya adalah meja
gambar memiliki tempat penyimpanan. Hasil yang didapatkan dari room 1 yaitu
memperoleh data dari customer needs sebanyak 7 data antara lain rak sepatu memiliki
desain yang ergonomis, rak sepatu memiliki material yang kuat, rak sepatu memiliki ruang
penyimpanan yang luas, rak terbuat dari material yang ringan, rak sepatu mudah
dibersihkan, rak sepatu memiliki desain yang menarik, dan rak sepatu memiliki harga yang
terjangkau.
2. Room 2 : room 2 berisi Voice of Team Design yaitu jawaban dari tim desain terkait
pernyataan kebutuhan pelanggan. Untuk menjawab pernyataan kebutuhan konsumen, tim
desain menentukan 10 respon teknis. Pada room 2 juga didapatkan hasil berupa respon
teknis yang diperoleh dari customer needs dengan data sebanyak 10 respon teknis yaitu
antara lain ukuran tinggi rak sepatu, lebar rak sepatu, Panjang rak sepatu, material kerangka
rak sepatu, material handle pintu, material alas sepatu, jarak sekat sepatu, beban maksimum
rak sepatu, material sekat rak sepatu, dan massa arak sepatu.
3. Room 3: Berisi hubungan antara Voice of Customer dan Voice of Team Design, hubungan
yang kuat ditunjukkan dengan angka 9, hubungan sedang dengan angka 3, dan hubungan
lemah dengan angka 1. Pernyataan rak sepatu memiliki desain sesuai postur tubuh dengan
ukuran tinggi rak sepatu memiliki hubungan “kuat” sehingga dapat dinyatakan dengan nilai
9. Contohnya customer need yang kuat menyatakan rak sepatu memiliki desain sesuai
postur tubuh dengan nilai 9 pada tingkat kepentingan ukuran tinggi rak sepatu. Customer
need yang sedang menyatakan rak sepatu memiliki desain sesuai postur tubuh dengan nilai
3 pada tingkat kepentingan material kerangka rak sepatu. Kemudian untuk customer need
yang lemah menyatakan meja gambar memiliki desain sesuai postur tubuh dengan nilai 1
pada tingkat kepentingan ukuran lebar alas rak sepatu.
4. Room 4 : room 4 adalah Benchmarking, yaitu membandingkan produk yang akan dirancang
oleh tim desain dengan produk competitor. Terdapat dua produk competitor rak sepatu,
yaitu rak sepatu Metropolis Alba dan rak sepatu Activ Viera. Nilai yang digunakan untuk
memberikan peringkat didapatkan dari hasil kuesioner tertutup. Di lihat dari data
didapatkan nilai bahwa produk ekspektasi memiliki nilai paling tinggi.
5. Room 5 : Technical Benchmarking berisi perbandingan kemampuan teknis produk yang
akan dirancang dengan kedua produk competitor. Nilai ranking didapatkan dari tim desain
memberikan nilai peringkat 1 sampai 5 sesuai dengan fitur yang dimiliki oleh competitor
apakah sudah sesuai dengan respon teknis atau belum. Contohnya yaitu produk competitor
Metropolis Alba memiliki nilai kepentingan sebesar 5 pada respon teknis material kerangka
rak karena berbahan dasar kayu yang sama dengan ideal value.
6. Room 6: Correlatios berisi korelasi antar metric pada Voice of Team Design. Korealasi
terdiri dari dari korelasi kuat positif, korelasi positif, korelasi negatif, korelasi kuat negatif.
Salah satunya adalah antara material kerangka rak sepatu dengan massa rak sepatu
berkorelasi kuat positif. Di dalam room 5 diperoleh hasil hubungan antara tiap respon teknis
yang berupa hubungan strong positve, positive, strong negative, dan negative. Contohnya
ukuran tinggi rak sepatu memiliki hubungan positive dengan material kerangka rak sepatu.
7. Room 7 : Importance of Technical menunjukan seberapa penting respon teknis pada room
2 untuk diwujudkan. Respon teknis material kerangka rak sepatu memiliki ranking tertinggi
kedua, sehingga metric tersebut penting untuk diwujudkan. Pada room 7 berisi hasil nilai
dari absolute importance dan relative importance untuk menentukan peringkat dari respon
teknis. Contoh pada respon teknis material sekat rak sepatu memiliki nilai relative
importance yaitu paling tinggi sebesar 14% yang berarti paling penting untuk diwujudkan.
8. Room 8 : menunjukkan mengenai standar informasi produk atas tiap-tiap respon teknis.
Room 8 berisi hasil output yang didapatkan akan digunakan untuk dasar acuan ukuran
sebagai produk rak sepatu. Contohnya pada respon teknis material kerangka rak dipilih
performansi standar yaitu kayu karena sesuai dengan customer needs yang dibutuhkan.
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
BAB I

PENGEMBANGAN KONSEP

Konsep produk merupakan gambaran sisngkat bagaimana produk memuaskan kebutuhan


pelanggan sehingga perlu dimunculkan konsep untuk memperbarui mekanisme produk rak
speatu yang baru berdasarkan hadil dari analisis House of Quality (HOQ) yang paling penting
untuk diperbaiki.

1.1 Pengembangan Konsep

Konsep adalah uraian dari bentuk, fungsi dan tampilan suatu produk dan biasanya diikuti
dengan sekumpulan spesifikasi, analisis produk-produk pesaing serta pertimbangan ekonomis
proyek. Dalam melakukan penyusunan konsep, sebaiknya dimulai dengan memperjelas masalah
mencakup pengertian umum dan pemecahan masalah menjadi sub masalah. Hal ini dilakukan
dengan dekomposisi masalah, dimana masalah menjadi sub masalah yang kompleks akan dibagi
menjadi sub masalah yang lebih sederhana dengan pendekatan fungsional, sehingga perlu
menggambarkan ulang mekanisme produk, misalnya dengan menggunakan Diagram FAST.

1.1.1 Studi Spesifikasi Konsep

Dalam melakukan penyusunan konsep suatu produk dapat dilakukan dengan menggunakan
diagram FAST. Diagram FAST memberikan gambaran grafis tentang bagaimana fungsi yang
ada saling berhubungan atau saling bekerja sama dalam suatu sistem (produk atau proses) untuk
memperoleh barang atau jasa yang diinginkan. Dengan berfokus pada fungsi, tim maupun
individu dapat berfokus pada apa yang benar-benar penting dan tidak dibatasi oleh fitur fisik
dari produk atau proses yang mengarah pada definisi masalah yang lebih baik dan jalur yang
lebih jelas menuju solusi. Berikut ini merupakan langkah-langkah pembuatan FAST diagram.

1. Menentukan produk yang akan dibuat dengan FAST


2. Menentukan fungsi dasar (basic function) dari produk, biasanya merupakan karakteristik
ataupun tugas dari sudut pandang pengguna yang merupakan alasan utama dibuatnya suatu
produk. Fungsi ini diturunkan dari fungsi yang paling tinggi, contohnya, pada pembuatan
rak sepatu “menyimpan sepatu dan sandal”
3. Menentukan fungsi sekunder dari produk yang dibuat, adalah fungsi yang dirancang untuk
menyebabkan atau membiarkan fungsi dasar (basic function) terjadi. Contohnya pada
produk rak sepatu “Memastikan sepatu tersimpan dengan baik”
4. Memastikan fungsi sekunder dari produk yang dibuat sesuai dengan HOQ yang telah
dibuat, yaitu pada respon teknik (Room 2), contohnya pada respon teknis “Menyesuaikan
postur tubuh”
5. Melanjutkan penyusunan fungsi sekunder dari produk, hingga mencapai fungsi yang paling
rendah dari produk yang dibuat.
6. Melakukan pengecekan pada FAST Diagram dengan menggunakan logika “Bagaimana”
dari kiri ke kanan, serta logika “Mengapa” dari kanan ke kiri.

Berikut ini merupakan FAST Diagram dari produk rak sepatu :

Material kerangka
rak sepatu
Kerangka Rak
Sepatu
Massa Rak Sepatu

Kerangka Kuat Beban


sebagai yang ditahan Beban Maksimum
penyangga Rak Sepatu

Panjang Rak Sepatu

Ukuran Rak
Sepatu Lebar Rak Sepatu

Tinggi Rak Sepatu

Sebagai tempat Sebagai


Tempattempat
untuk
Material Sekat
Rak Sepatu penyimpanan penyimpanan
meletakkan
Rak Sepatu
Sepatu Sepatu
sepatu

Material Pintu
Rak Sepatu
Pintu sebagai
penutup rak
sepatu
Material
Handle Pintu
Rak Sepatu

Gambar 3.7 FAST Diagram Rak Sepatu


1.1.2 Alternatif Konsep

Alternatif konsep merupakan sebuah alternatif baru yang dimunculkan dari setiap fungsi
yang dibuat sebelumnya. Dalam alternatif konsep menggunakan tabel kombinasi konsep yang
menyediakan sebuah cara untuk mempertimbangakan kombinasi solusi secara sistematis yaitu
dengan Morphological Chart. Di dalam chart ini dibuat kombinasi dari berbagai kemungkinan
dari berbagai kemungkinan solusi suatu produk berikut merupakan langkah langkah dalam
pembuatan Morphological Chart.

1. Membuat daftar kriteria berdasarkan pada fungsi yang telah dijabarkan pada Fast Diagram.
Dimana daftar kriteria tersebut didasarkan pada prioritas yang harus dikembangkan,
diperoleh dari relative important pada HOQ.
2. Daftar semua alternative yang mungkin untuk mencapai setiap fungsi dari produk.
3. Membuat chart untuk mencantumkan semua kemungkinan alternatif.
4. Identifikasi kombinasi alternatif layak dilakukan.

Berikut ini merupakan susunan tabel alternatif konsep untuk produk rak sepatu :

Tabel 1.1 Alternatif Konsep – Morphological Chart


Kriteria Pilihan Desain
Kriteria
Fungsi 1 2 3

Material Kerangka
(A)
Kerangka Kayu mahoni Kayu Ramin Kayu Cedar
sebagai Massa Rak Sepatu
25 kg 20 kg 15 kg
penyangga (B)
Beban Maksimum
30 kg 25 kg 35 kg
(C)
Panjang Rak Sepatu
90 cm 95 cm 100 cm
(D)
Lebar Rak Sepatu
35 cm 33 cm 30 cm
(E)
Tinggi Rak Sepatu
150 cm 140 cm 135 cm
(F)
Kriteria Pilihan Desain
Kriteria
Fungsi 1 2 3

Tempat
Material Sekat (G)
meletakan
sepatu Stainless steel Aluminium Kayu

Jumlah Sekat (H) 4 Sekat 5 Sekat


Material Pintu (I) Kaca Kayu + Kaca
Jumlah Pintu (J) 1 Pintu 2 Pintu
Mekanisme Pintu
Tarik Geser
Pintu (K)
Sebagai
penutup rak Material Handle
sepatu Pintu (L)
Besi Aluminium

Bentuk Handle
Pintu (M) T-Bar Handle Knobs

Berikut ini merupakan alternatif konsep yang dipilih oleh tim desain, antara lain :

Berdasarkan dari kriteria dan pilihan konsep diatas, bisa didapatkan alternatif konsep
sebanyak 37 x 26 . Tetapi, dari kelompok kami hanya memilih 6 dari keseluruhan alternatif
konsep yang memungkinkan untuk diwujudkan. Berikut merupakan 6 alternative konsep yang
dibuat berdasarkan kombinasi setiap pilihan kriteria.

Konsep A : A1 - B2 - C1 - D3 - E1 - F2 - G1 - H1 - I2 - J1 - K1 – L1 - M2

Gambar 3.1 Konsep A Rak Sepatu


Pada konsep A kerangka rak sepatu dibuat dari kayu mahoni dengan massa 20 kg yang bisa
menahan beban maksimum 30 kg. Dimensi rak sepatu yang akan dibuat yaitu panjang 100 cm,
lebar 35 cm, dan tinggi 140 cm. Pada bagian sekat untuk meletakkan sepatu akan dibuat
menggunakan stainless steel yang disusun empat tingkat, lalu pada bagian pintu rak sepatu akan
dibuat menggunakan kayu dan kaca. Terdapat dua buah pintu rak dibuat dengan mekanisme
tarik. Handle pintu dibuat dari besi dengan bentuk handle knobs.

Konsep B : A2 - B2 - C3 - D2 - E2 - F1 - G2 - H2 - I2 - J2 - K2 - L1 - M1

Gambar 3.2 Konsep B Rak Sepatu

Pada konsep B kerangka rak sepatu dibuat dari kayu ramin dengan massa 20 kg yang bisa
menahan beban maksimum 35 kg. Dimensi rak sepatu yang akan dibuat yaitu Panjang 95 cm,
lebar 35 cm, dan tinggi 150 cm. Pada bagian sekat untuk meletakkan sepatu akan dibuat
menggunakan aluminium yang disusun 5 tingkat, lalu pada bagian pintu rak sepatu akan dibuat
menggunakan kayu dan kaca. Terdapat 2 buah pintu rak dibuat dengan mekanisme geser.
Handle pintu dibuat dari besi dengan bentuk handle T-Bar.

Konsep C : A3 - B3 - C1 - D2 - E3 – F2 - G1 - H2 - I1 - J2 - K2 - L2 - M1

Gambar 3.3 Konsep C Rak Sepatu


Pada konsep C kerangka rak sepatu dibuat dari kayu cedar dengan massa 15 kg yang bisa
menahan beban maksimum 35 kg. Dimensi rak sepatu yang akan dibuat yaitu Panjang 95 cm,
lebar 30 cm, dan tinggi 140 cm. Pada bagian sekat untuk meletakkan sepatu akan dibuat
menggunakan stainless steel yang disusun 5 tingkat, lalu pada bagian pintu rak sepatu akan
dibuat menggunakan kaca. Terdapat 2 buah pintu rak dibuat dengan mekanisme geser. Handle
pintu dibuat dari aluminium dengan bentuk T-Bar.

Konsep D : A1 - B1 - C3 - D2 - E2 - F1 - G3 - H1- I2 – J2 - K2 - L1 - M2

Gambar 3.4 Konsep D Rak Sepatu

Pada konsep D kerangka rak sepatu dibuat dari kayu mahoni dengan massa 25 kg yang bisa
menahan beban maksimum 35 kg. Dimensi rak sepatu yang akan dibuat yaitu Panjang 95 cm,
lebar 33 cm, dan tinggi 150 cm. Pada bagian sekat untuk meletakkan sepatu akan dibuat
menggunakan kayu yang disusun 4 tingkat, lalu pada bagian pintu rak sepatu akan dibuat
menggunakan kayu dan kaca. Terdapat 2 buah pintu rak dibuat dengan mekanisme geser.
Handle pintu dibuat dari besi dengan bentuk handle knobs.

Konsep E : A2 - B3 - C2 - D1 - E2 - F2 - G1 - H1 - I1 - J2 - K1 - L1 - M2

Gambar 3.5 Konsep E Rak Sepatu


Pada konsep E kerangka rak sepatu dibuat dari kayu ramin dengan massa 15 kg yang bisa
menahan beban maksimum 25 kg. Dimensi rak sepatu yang akan dibuat yaitu Panjang 90 cm,
lebar 33 cm, dan tinggi 140 cm. Pada bagian sekat untuk meletakkan sepatu akan dibuat
menggunakan stainless steel yang disusun 4 tingkat, lalu pada bagian pintu rak sepatu akan
dibuat menggunakan kaca. Terdapat 2 buah pintu rak dibuat dengan mekanisme tarik. Handle
pintu dibuat dari besi dengan bentuk handle knobs.

Konsep F : A3 - B2 - C1 - D2 - E1 - F1 - G2 - H2 – I2 - J2 – K2 - L1 - M2

Gambar 3.6 Konsep F Rak Sepatu

Pada konsep F kerangka rak sepatu dibuat dari kayu cedar dengan massa 20 kg yang bisa
menahan beban maksimum 30 kg. Dimensi rak sepatu yang akan dibuat yaitu Panjang 90 cm,
lebar 35 cm, dan tinggi 150 cm. Pada bagian sekat untuk meletakkan sepatu akan dibuat
menggunakan aluminium yang disusun 5 tingkat, lalu pada bagian pintu rak sepatu akan dibuat
menggunakan kayu dan kaca. Terdapat 2 buah pintu rak dibuat dengan mekanisme geser.
Handle pintu dibuat dari besi dengan bentuk handle knobs.
Berikut ini merupakan ringkasan dari penjelasan konsep-konsep meja gambar yang akan
dibuat dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2 Ringkasan Konsep-Konsep yang Akan Dibuat

KONSEP
A B C D E F
Kayu Kayu Kayu Katu Kayu Kayu
Material Kerangka Mahoni Ramin Cedar Mahoni Ramin Cedar
Massa Rangka Sepatu 20 kg 20 kg 15 kg 25 kg 15 kg 20 kg
Beban Maksimum 30 kg 35 kg 30 kg 25 kg 25 kg 30 kg
Panjang Rak Sepatu 100 cm 95 cm 95 cm 95 cm 90 cm 95 cm
Lebar Rak Sepatu 35 cm 33 cm 30 cm 33 cm 33 cm 35 cm
Tinggi Rak Sepatu 140 cm 150 cm 140 cm 150 cm 140 cm 150 cm
Stainless Stainless Stainless
Material Sekat Steel Aluminium Steel Kayu Steel Aluminium
Kaca + Kaca + Kaca +
Material Pintu Kaca Kayu Kayu Kaca Kaca Kayu
Aluminiu
Material Handle Aluminium Aluminium Besi m Besi Aluminium
BAB II
PEMILIHAN KONSEP

Pemilihan konsep atau seleksi konsep merupakan proses menilai konsep dengan
memperhatikan kebutuhan pelanggan dan kriteria lain, membandingkan kekuatan dan
kelemahan relative dari konsep, dan memilih satu atau lebih konsep untuk penyelidikan,
pengujian dan pengembangan selanjutnya.

2.1 Metode Pemilihan Konsep

Pemilihan konsep didasarkan pada metode yang dikembangkan oleh Stuart Pugh yang
disebut seleksi konsep PUGH. Terdapat 2 tahap pemilihan konsep, yaitu tahapan pertama
disebut penyaringan konsep dan tahapan kedua disebut penilaian konsep. (Ulrich dan Eppinger)

Tabel 2.1 Matriks PUGH Penyaringan Konsep


KONSEP-KONSEP
Kriteria
A B C D E F Reef
Kerangka sebagai penyangga + 0 0 0 + 0 0
Sebagai tempat penyimpanan sepatu + - 0 0 + - 0
Pintu sebagai penutup rak sepatu + - + - + 0 0
Jumlah + 3 0 1 0 3 0
Jumlah 0 0 1 2 2 0 2
Jumlah - 0 2 0 1 0 1
Nilai Akhir 3 -2 1 -1 3 -1
Ranking 1 6 3 4 2 5
Lanjutkan? Ya Tidak Perbaiki Tidak Ya Tidak

Berdasarkan tabel matriks PUGH tahap penyaringan konsep, terdapat 2 konsep yang
diterima dalam penyaringan konsep yaitu konsep A dan E, serta 1 konsep yang akan di perbaiki
yaitu konsep C. Berikut merupakan tabel gabungan dan perbaikan konsep :

Tabel 2.2 Konsep Tersaring


Konsep A E C
Material Kerangka Kayu Mahoni Kayu Ramin Kayu Cedar
Massa Rak 20 kg 15 kg 15 kg
Beban Maksimum 30 kg 25 kg 30 kg
Panjang Rak 100 cm 90 cm 95 cm
Lebar Rak 35 cm 33 cm 30 cm
Tabel 2.2 Konsep Tersaring (Lanjutan)
Konsep A E C
Tinggi Rak 140 cm 140 cm 140 cm
Material Sekat Stainless Steel Stainless Steel Stainless Steel
Jumlah Sekat 4 tingkat 4 tingkat 5 tingkat
Material Pintu Kayu dan Kaca Kaca Kaca
Jumlah Pintu 2 Pintu 2 Pintu 2 Pintu
Mekanisme Pintu Tarik Tarik Tarik
Material Handle Pintu Besi Besi Alluminium
Bentuk Handle Pintu Knobs Knobs T-Bar

b. Penilaian Konsep

Penilaian konsep merupakan sebuah analisis konsep yang ada untuk memilih salah satu
konsep dengan memberikan bobot kepentingan relatif pada setiap kriteria seleksi. Berdasarkan
tahap penyaringan konsep sebelumnya terdapat dua konsep yang dilanjutkan, yaitu konsep A,
E dan C. Kerangka sebagai penyangga memiliki nilai beban sebesar 57,38 % didapatkan dari
relative importance AAA. Rak sepatu sebagai tempat penyimpanan sepatu memiliki nilai beban
sebesar 13,92 % didapatkan dari relative importance AAA. Pintu sebagai penutup rak sepatu
memiliki nilai beban sebesar 28,67% didapatkan dari relative importance AAA. Akumulasikan
bebannya menjadi 100% pada kriteria kenyamanan, keandalan, dan mudah dalam pemakaian.

Dalam penilaian konsep terdapat nilai kinerja relatif. Arti dari tiap nilai kinerja relative
pada matriks PUGH dapat dilihat pada Tabel 2.3

Tabel 2.3 Kinerja Relatif


Kinerja Relatif Nilai Kinerja Relatif
Sangat buruk dibandingan referensi 1
Buruk dibandingkan referensi 2
Sama seperti referensi 3
Lebih baik dari referensi 4
Sangat lebih baik dari referensi 5
Berikut merupakan Matriks PUGH pada tahap penelitian konsep untuk produk rak sepatu.

Tabel 2.4 Matriks PUGH Penilaian Konsep


Konsep A Konsep E Konsep C
Nilai Nilai Nilai
Nilai Nilai Nilai
Kriteria Seleksi Beban Kinerja Kinerja Kinerja
Matrik Matrik Matrik
Relatif Relatif Relatif
Kerangka sebagai
57,38% 4 2,30 4 2,30 4 2,30
penyangga
Sebagai tempat
13,92% 5 0,70 5 0,70 4 0,55
penyimpanan sepatu
Pintu sebagai
28,67% 4 1,15 5 1,43 4 1,15
penutup rak sepatu
Total Nilai Matrik 4,15 4,43 4,00
Lanjutkan? Tidak Kembangkan Tidak

2.2 Analisis Konsep Terpilih

Berdasarkan analisis menggunakan matriks PUGH, didapatkan konsep terpilih, yaitu


konsep E. Sebelumnya pada tahap penyaringan terdapat 3 konsep yang dapat dilanjutkan, yaitu
konsep A, konsep E, dan konsep C yang perlu direvisi. Kemudian dilanjutkan dengan tahap
penilaian sehingga didapatkan satu konsep yang akan dikembangkan pada tahap selanjutnya,
yaitu konsep E yang mempunyai spesifikasi material kerangka menggunakan Kayu Ramin,
massa rak seberat 15 kg, beban maksimum yang dapat ditampung oleh rak seberat 25 kg, dengan
panjang x lebar x tinggi 90 x 33 x 140 cm, material sekat yang digunakan adalah Stainless Steel,
terdapat 4 tingkat sekat pada rak sepatu, pintu menggunakan bahan kaca, ada dua pintu,
menggunakan mekanisme pintu tarik, bahan material handle pintu besi, dan bentuk handle pintu
berbentuk Knobs.

Berikut merupakan tabel ringkasan konsep yang terpilih :

Tabel 2.5 Konsep Terpilih


Konsep Terpilih (E)
Material Kerangka Material Sekat

Kayu Ramin Stainless steel


Tabel 2.5 Konsep Terpilih (Lanjutan)
Material Handle Pintu Bentuk Handle Pintu

Besi
Knobs

Berikut merupakan desain produk dari konsep yang terpilih :

Gambar 2.1 Desain Konsep Terpilih


BAB III
PENGUJIAN KONSEP

Pada sub bab ini akan berisikan tentang pengujian yang dilakukan selama fase
pengembangan konsep. Pada tahap ini dibutuhkan respon dari pelanggan potensial yang
merupakan target pasar yang ingin dituju mengenai uraian dan gambaran konsep produk.

3.1 Pengujian Konsep


Pada tahap ini akan dilakukan pengujian konsep selama fase pengembangan konsep. Tahap
pengujian konsep dibutuhkan respon dari pelanggan potensial yang merupakan target pasar yang
ingin dituju mengenai uraian dan gambaran konsep produk.

3.1.1 Mendefinisikan Maksud dari Pengujian Konsep


Tahap ini merupakan tahap pertama pada pengujian konsep, dimana anggota tim secara
eksplisit menuliskan pertanyaan-pertanyaan yang ingin dijawab melalui pengujian ini, beberapa
pertanyaan utama yang ditujukan pada pengujian konsep adalah :
1. Berdasarkan lima konsep yang dikembangkan terpilih konsep E karena konsep E memiliki
nilai total peringkat tertinggi sebesar 4,43 sehingga layak untuk dikembangkan
2. Konsep dikatakan dapat diperbaiki apabila dilakukan penyebaran kuesioner pengujian
konsep untuk mendapatkan jawaban apakah ada yang harus diperbaiki dari produk yang
sedang dikembangkan.
3. Penentuan kemungkinan produk yang berhasil dijual unit per tahun dilakukan melalui
forecast sale dan mempertimbangkan hasil dari penyebaran kuesioner pengujian konsep rak
sepatu.
4. Penentuan apakah konsep akan dilanjutkan untuk dikembangkan atau tidak dengan
memperkirakan kemungkinan produk ini dapat memberikan fasilitas yang diharapkan
ketika dipakai oleh pelanggan.

3.1.2 Memilih Populasi Survei


Dalam pengujian konsep, asumsi yang mendasari pengujian konsep adalah populasi
pelanggan potensial yang disurvei mencerminkan target pasar dari sebuah produk. Dalam
pembuatan daftar pertanyaan, pada umumnya diawali oleh pertanyaan saringan, yang digunakan
untuk verifikasi apakah responden sesuai dengan target pasar yang didefinisikan.
Dalam hal ini, populasi pelanggan potensial yang dipilih untuk pengujian konsep produk
rak sepatu ditentukan dengan metode STP (segmenting,targeting, and positioning). Berikut ini
merupakan penjelasan dari penggunaan metode tersebut.
1. Segmenting
Segmenting dilakukan dengan mengelompokkan konsumen untuk produk rak sepatu. Hal
ini berdasarkan faktor geografis yaitu di Kota Malang dan faktor demografis yaitu berdasarkan
tingkat ekonomi menengah keatas.
2. Targeting
Setelah menentukan segmentasi, maka dapat diketahui bahwa target penjualan produk rak
sepatu yang akan dibuat adalah untuk kelompok pekerja instansi pemerintah, seperti rumah
sakit, perguruan tinggi dan instansi lainnya di Kota Malang yang mampu membeli produk ini
dengan harga tidak lebih dari Rp 600.000
3. Positioning
Setelah merangcang segmentasi dan target, dapat diketahui bahwa produk rak sepatu ini
mempunyai kelebihan-kelebihan yang dapat memenuhi kebutuhan pasar dan mampu bersaing
dengan kompetitor pada benchmarking yang telah ditentukan diawal yaitu bahan kerangka
berupa kayu ramin yang kuat dan ringan mampu bersaing dengan produk Metropolis Alba SR-
60 dengan material particle board dan harga yang lebih terjangkau daripada produk Activ Viera
9360 yaitu mampu dibawah Rp 600.000 sedangkan produk kompetitor memberikan harga diatas
harga produk ini.

3.1.3 Memilih Format Survei


Berikut merupakan beberapa format survei dalam pengujian konsep, antara lain :
1. Iinteraksi langsung (face to face interaction)
Pada format ini, interaksi terjadi secara langsung antara tim pengembang dengan pelanggan.
Contoh : bertanya kepada pengunjung di taman, atau di mall atau dapat juga dengan kelompok
fokus (diskusi kelompok) yang telah dirancang sebelumnya, dengan peserta antara 6-12 orang
2. Telepon
Wawancaa telepon dapat dirancang sebelumnya dan dilakukan panggilan terhadap
costumer yang berasal dari populasi target.
3. Lewat surat yang dikirimkan melalui jasa pos
Pada survei melalui surat , bahan-bahan pengujian konsep dikirmkan dan responden
dimimta untuk mengembalikan format yang telah diisi lengkap.
4. Surat elektronik (e-mail)
Survei melalui e-mail adalah sama dengan survei melalui jasa pos, namun kemungkinan
responden membalas e-mail lebih besar daripada surat melalui pos dikarenakan biaya
pengirimannya.
5. Internet
Dengan menggunakan internet , tim dapat menciptakan suatu situs pengujian konsep
virtual. Dengan metode itu peserta survei dapat mengamati konsep dan memberikan konsep dan
memberikan respon mereka.

Survei pengujian konsep yang dilakukan pada produk rak sepatu ini yaitu menggunakan
metode interaksi langsung (face to face interaction) yaitu survei secara langsung yang dilakukan
dengan menyebar kuesioner pengujian konsep rak sepatu kepada pelanggan. Kuesioner
disebarkan kepada 30 responden sehingga hasil dari perolehan kuesioner tersebut akan diolah
secara lebih lanjut. Dari interaksi secara langsung tersebut tim pengembang produk dapat
mengetahui lebih lanjut mengenai permasalahan, keluhan atau saran dari responden yang telah
ditemui.

3.1.4 Mengkomunikasikan Konsep


Konsep dapat dikomunikasikan dalam berbagai bentuk, antara lain :
1. Uraian verbal
Uraian verbal umumnya berupa paragraf singkat atau kumpulan butir-butir yang berisi
ringkasan konsep produk. Uraian ini dapat dibaca sendiri oleh respnden atau dibacakan oleh tim
yang melaksanakan survei
2. Sketsa
Sketsa biasanya berupa garis-garis gambar yang menunjukkan produk dari berbagai sudut
pandang. Sketsa dapat dilengkapi dengan keterangan atau catatan penting.
3. Foto dan gambar (rendering)
Foto dapat digunakan untuk mengkomunikasikan konsep ketika terdapat moel nyata untuk
konsep produk
4. Storyboard
Storyboard adalah serangkaian gambar yang mengkomunikasikan urutan sementara dalam
penggunaan produk
5. Video
Gambar-gambar video lebih dinamis daripada storyboard . Dengan video, bentuk produk
dapat dikomunikasikan dengan jelas, demikian juga dengan cara penggunaan produk.
6. Simulasi
Simulasi umumnya diimplementasikan sebagai software yang menirukan fungsi atau
gambaran interaktif dari produk
7. Multimedia Interaktif
Multimedia interaktif mengkombinasikan kemampuan visual video dengan kemampuan
interaktif dari simulasi. Dengan menggunakan multimedia kita akan mendapatkan rekaman
video dan juga gambaran dari produk sekaligus.
8. Model fisik
Model fisik, dikenal juga sebagai model yang mirip (looks-like models). Metode ini secara
jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk. Model ini seringkali terbuat dari kayu
atau busa polimer yang diwarnai menyerupai produk yang sebenarnya.
9. Prototipe yang dioperasikan (Working Prototype)
Jika tersedia, prototype yang dioperasikan atau bekerja seperti model, akan sangat berguna
pada pengujian konsep. Akan tetapi, penggunaan working prototype juga beresiko. Resiko
utamanya adalah responden akan menyamakan prototipe dengan produk akhir.

Pengujian konsep produk rak sepatu dikomunikasikan dalam beberapa bentuk yaitu uraian
verbal serta foto dan gambar (rendering). Uraian verbal yaitu berupa paragraf singkat atau
kumpulan butir-butir yang berisi ringkasan konsep produk. Uraian ini dapat diabaca sendiri oleh
responden atau dibacakan oleh tim yang melaksanan survei. Dalam melakukan survei pengujian
konsep rak sepatu, diberikan uraian dalam kuesioner yang dapat dibaca oleh responden. Uraian
tersebut berupa paragraf yang menjelaskan ringkasan produk, antara lain : material kerangka
sepatu, material sekat, material dan bentuk handle pintu. Foto dan gambar (rendering)
digunakan untuk mengkomunikasikan konsep ketika terdapat moel nyata untuk konsep produk.
Dalam survei pengujian konsep rak sepatu dikomunikasikan menggunakan foto atau gambar
yang diberikan penjelasan keterangan rak sepatu.

3.1.5 Mengukur Respon Pelanggan


Skala ukuran yang biasa digunakan untuk mengukur keinginan pelanggan untuk membeli
dibagi menjadi lima kategori :
1. pasti membeli rak sepatu
2. mungkin akan membeli rak sepatu
3. mungkin atau tidak membeli rak sepatu
4. mungkin tidak akan membeli rak sepatu
5. pasti tidak akan membeli rak sepatu
Terdapat banyak alternatif untuk skala ini, termasuk menyediakan tujuh atau lebih kategori
respon. Alternatif lain adalah meminta langsung kepada pelanggan untuk menyebutkan angka
peluang untuk membeli produk. Berikut merupakan kuesioner pengujian konsep dari produk rak
sepatu yang diberikan ke pelanggan dapat dilihat pada Gambar 3.1 dan Gambar 3.2
Gambar 3.1 Kuesioner Halaman Depan
Gambar 3.2 Kuesioner Halaman Belakang
3.1.6 Mengintepretasikan Hasil
Sebelum melalukan perhitungan forecast sales, dilakukan identifikasi nilai-nilai yang
berpengaruh terhadap forecasting sales berdasarkan pasar yang telah terlebih dahulu ada. Nilai-
nilai yang mempengaruhi yaitu jumlah pelanggan potensial yang diharapkan melakukan
pembelian selama periode waktu tertentu (N), dalam perhitungan kali ini digunakan N=500. Hal
ini dikarenakan memperhitungkan jumlah instansi milik pemerintah yang ada di kota Malang
berjumlah ± 500 instansi (malangkota.go.id), sehingga 1 instansi minimal dapat membeli 1 unit
produk rak sepatu. Jadi terdapat 500 pelanggan potensial.
Nilai proporsi pelanggan potensial atau pembelian produk yang tersedia (available) dan
pelanggan menyadari (aware) keberadaan produk tersebut (A) juga perlu ditentukan. Dalam
perhitungan kali ini digunakan nilai A= 0,5. Hal ini dikarenakan ada kemungkinan dari 50%
responden akan pasti membeli produk rak sepatu serta mempertimbangkan responden yang
memilih mungkin akan membeli produk ini lebih banyak dari yang sudah pasti akan membeli,
sehingga dalam 500 pelanggan setidaknya terdapat 250 unit produk yang optimis terjual. Untuk
itu nilai A=0,5, sedangkan nilai Cdefinetly = 0,4 dan Cprobabaly = 0,2 merupakan ketetapan
berdasarkan pengalaman perusahaan dengan produk yang sama.
Tabel 3.1 Rekap Hasil Survei Pengujian Konsep
Pilihan Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3
A 30 20 9
B 0 7 10
C - 3 4
D - - 5
E - - 2

Dari hasil survei pengujian produk, dapat dilihat bahwa pasar memiliki ketertarikan
pada produk yang dibuat sehingga ada keinginan dari pelanggan untuk membeli produk
tersebut. Berikut merupakan hasil rekapitulasi pertanyaan 3 dalam bentuk pie chart.
Hasil Kuesioner Pengujian
Konsep
Pasti akan membeli

7% Mungkin akan membeli


17% 30%

13% Mungkin atau tidak akan


membeli
33%
Mungkin tidak akan
membeli

Gambar 3.3 Pie Chart Hasil Kuesioner Pengujian Konsep

Dari hasil survei pengujian produk dilakukan pengolahan data untuk menentukan peluang
produk yang akan dibeli jika tersedia dan pelanggan menyadari keberadaan produk tersebut.

P = Cdefinetly x Fdefinetly + Cprobabaly x Fprobabaly


Keterangan :
P : peluang produk akan dibeli jika tersedia dan pelanggan menyadari keberadaan
produk tersebut
Fdefinetly : proporsi responden survei yang memilih skala “pasti akan membeli”
Fprobabaly : proporsi responden survei yang memilih skala “mungkin akan membeli”
Cdefinetly dan Cprobabaly : Konstanta kalibrasi yang biasanya ditetapkan berdasarkan
pengalaman perusahaan dengan produk yang sama. Umumnya bernilai sekitar
0,10 < Cdefinetly <0,50 , dan 0 < Cprobabaly <0,25 untuk produk yang baru memasuki
pasar(Ulrich, 2001)
Berikut adalah perhitungan nilai P :
30
Diketahui : Fdefinetly = = 0,3
100
33
Fprobabaly = = 0,33
100

Cdefinetly = 0,4
Cprobabaly = 0,2
P = Cdefinetly x Fdefinetly + Cprobabaly x Fprobabaly
P = 0,4 x 0,3 x 0,2 x 0,33
P = 0,179
Hasil perhitungan nilai P (Peluang produk akan dibeli jika tersedia dan pelanggan
menyadari keberadaan produk tersebut) yaitu sebesar 0,179 selanjtnya digunakan untuk mencari
nilai Q (jumlah produk yang diharapkan terjual selama periode waktu tertentu). Prediksi
penjualan merupakan informsai yang berharga bagi tim pengembang. Pada model berikut ini
akan diestimasikan Q sebagai berikut :

Q =N x A x P
Keterangan :
Q = jumlah produk yang diharapkan terjual selama periode waktu tertentu
N = jumlah pelanggan potensial yang diharapkan melakukan pembelian selama periode waktu
tertentu
A = proporsi pelanggan potensial atau pembelian produk yang tersedia (available) dan
pelanggan menyadari (aware) keberadaan produk tersebut.
P = peluang produk akan dibeli jika tersedia dan pelanggan menyadari keberadaan produk
tersebut
Berikut adalah perhitungan hasil kuesioner pengujian konsep.
Diketahui : N = 500 unit/tahun
A = 0,5
P = 0,179
Q =NxAxP
= 500 x 0,5 x 0,179
= 45 unit/tahun
Jadi, jumlah produk rak sepatu yang diharapkan terjual selama periode waktu tertentu
adalah 45 unit/tahun.
Dari hasil forecast sales yang sudah diperhitungkan, keputusan yang dapat diambil berupa
tetap mengembangkan konsep baru yang telah dibuat. Dengan hasil forecast sales sebesar 45
unit/tahun masih harus dilakukan uji coba produk baru dengan melakukan launching ke
masyarakat. Hal ini agar mengetahui apa yang akan dilakukan selanjutnya. Jika masyarakat
banyak yang antusias dengan produk rak sepatu ini dapat dilakukan penambahan kapasitas
produksi. Jika tidak maka perlu dilakukan analisis lebih lanjut untuk mengetahui apa yang
menyebabkan prodk tersebut kurang diminati dan mengambil keputusan apakah produk tersebut
masih harus dilanjutkan atau berhenti untuk diproduksi.
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
BAB I

DESAIN ARSITEKTUR

1.1 Mengidentifikasi Maksud dari Desian Arsitektur


Tahap pengujian konsep telah dilakukan untuk memastikan apakah produk telah sesuai
dengan apa yang diinginkan oleh pelanggan, maka selanjutnya adalah tahap membuat arsitektur
produk. Arsitektur produk adalah elemen-elemen fungsional dari produk terhadap kumpulan
bangunan fisik (Physcal Building Blocks)

Pada bagian desain arsitektur produk ini akan dibahas mengenai BOM Tree beserta
komponen BOM Table dari produk yang akan dibuat, analisis antropometri, desain produk,
desain komponen produk, gambar Teknik produk, dan mekanisme produk.

PENYANGGA
BAGIAN UTAMA PENUTUP

KERANGKA RAK
KAKI RAK SEPATU PINTU
SEPATU

SEKAT RAK
BANTALAN KAKI
SEPATU

PENGATUR
KETINGGIAN

Gambar 1.1 Pengelompokan Elemen-Elemen Rak Sepatu ke Dalam Chunck


1.2 Bill Of Material

Cara menguraikan komponen fisik dasar dari produk adalah dengan BOM (Bill Of
Material). Bill of Material atau daftar kebutuhan material merupakan daftar komponen atau
material yang diperlukan untuk menyusun sebuah produk rakitan lengkap. Jumlah dan nama
komponennya termasuk juga sumber asal perolehan (dibuat sendiri atau dibeli) akan
diidentifikasikan. Umumnya yang tercantum dalam Bill Of Material hanyalah komponen yang
berkaitan langsung dengan produk yang akan dibuat atau dirakit. Berikut ini merupakan Bill
Of material dari produk rak speatu.

1. Bill Of Material Tree


Bill Of Material tree berupa “pohon” dengan beberapa level yang menggambarkan struktur
produk. Produk akhir berada pada level 0 (nol), dan nomor level bertambah untuk level-level di
bawahnya. Bill Of Material dari Rak Sepatu terlampir pada Gambar 1.1.
0
RAK SEPATU LEVEL 0
1

1 2 3 4 5
KERANGKA LUAR SEKAT PINTU PIJAKAN KAKI PAPAN PENGGANTUNG PAYUNG LEVEL 1
1 1 1 4 1

3.3
1.1 1.2 1.3 2.1 2.2 3.1 3.2 5.1 5.2
HANDEL PINTU
RANGKA ATAS RANGKA BAWAH RANGKA SAMPING KERANGKA SEKAT SEKRUP KERANGKA PINTU PELINDUNG PINTU HANGER PAPAN ALAS LEVEL 2
(KNOBS)
1 1 2 4 4 2 2 3 1
2

3.1.1 3.1.2 5.2.1 5.2.2


1.1.1 1.1.2 1.2.1 1.2.2 1.3.1 1.3.2
ENGSEL ALAS RANGKA SAMPING ENGSEL PAPAN ALAS LEVEL 3
ENGSEL ALAS RANGKA ATAS ENGSEL ALAS RANGKA BAWAH ENGSEL ALAS RANGKA SAMPING
2 2 2 1
1 1 1 1 2 2

LEVEL
SATINLESS STEEL STEEL STEEL KAYU RAMIN KACA BESI KAYU RAMIN BESI STEEL KAYU RAMIN
STEEL KAYU RAMIN STEEL KAYU RAMIN MATERIAL
STEEL KAYU RAMIN

Gambar 1.1 Bill Of Material Rak Sepatu


2. Bill Of Material Table
Bill Of Material table, menggambarkan hubungan sebuah produk induk dengan satu level
komponen-komponen pembentuknya. Berikut ini merupakan table komponen yang didapatkan
dari BOM Tree.
Tabel 1.1 Bill Of Material Table
No Komponen Jumlah Dimensi Material Keterangan
1 Kerangka Luar - - - -
1.1 Rangka Atas 1 90 x 33 cm Kayu Ramin Dibuat
1.2 Rangka Bawah 1 90 x 33 cm Kayu Ramin Dibuat
1.3 Rangka Samping 2 33 x 140 cm Kayu Ramin Dibuat
2 Sekat - - - -
2.1 Kerangka Sekat 4 80 x 25 cm Stainless Steel Dibuat
2.2 Sekrup 16 - Steel Dibeli
3 Pintu - - - -
3.1 Kerangka Pintu 2 45 x 140 cm Kayu Ramin Dibuat
3.1.1 Engsel 4 - Steel Dibeli
3.1.2 Alas Rangka 2 33 x 140 cm Kayu Ramin Dibuat
samping
3.2 Pelindung Pintu 2 40 x 130 cm Kaca Dibuat
3.3 Handel Pintu 2 - Besi Dibeli
(Knobs)
4 Pijakan Kaki - 90 x 10 cm Kayu Ramin -
5 Papan - - - -
Penggantung
Payung
5.1 Hanger 2 - Besi Dibeli
5.2 Papan alas 1 140 x 33 cm Kayu Ramin Dibuat
5.2.1 Engsel 2 5 x 5 cm Steel Dibeli
5.2.2 Papan Alas 1 140 x 33 cm Kayu Ramin Dibuat

1.3 Desain Arsitektur Produk

Arsitektur produk merupakan kegunaan elemen-elemen fungsional dari produk terhadap


kumpulan bangunan fisik (physical building blocks) produk. Tujuan arsitektur produk adalah
untuk menguraikan komponen fisik dasar dari produk, apa yang harus dilakukan komponen
tersebut dan seperti apa penghubung atau pembatas (interface) yang digunakan untuk peralatan
lainnya. Sebuah produk dianggap terdiri dari elemen fungsional dan fisik. Elemen-elemen
fugsional dari produk terdiri atas operasi dan transformasi yang menyumbang terhadap kinerja
keseluruhan produk. Elemen-elemen fisik dari sebuah produk adalah bagian-bagian produk
(part, komponen, dan sub rakitan) yang pada akhirnya diimplementasikan terhadap fungsi
produk. Elemen-elemen fisik diuraikan lebih rinci ketika usaha pengembangan berlanjut.
Beberapa elemen fisik ditentukan oleh konsep produk, dan yang lainnya ditentukan selama fase
perancangan detail. Elemen fisik produk biasanya diorganisasikan menjadi beberapa building
blocks utama yang disebut chunks. Setiap chunks terdiri dari sekumpulan komponen yang
mengimplementasikan fungsi dari produk. Berikut ini berupakan uraian desain arsitektur
produk:

1.3.1 Analisis Antropometri


Antropometri adalah studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia
(Wignjosoebroto, 2008). Berikut ini merupakan analisis antropometri dari produk tas ransel
yang dapat dilihat pada Tabel 1.2
Tabel 1.2 Analisis Antropometri
No Keterangan
1 Part Produk Tinggi rak sepatu
Dimensi Antropometri dan D5
Penggunaannya Dimensi tinggi pinggul berdiri, untuk menentukan tinggi dari
rak sepatu yang
dirancang.
Persentil dan alasannya Persentil 95th
Agar dapat mengakomodasi 95% populasi yang memiliki
ukuran di range tersebut.
Allowence dan alasannya -
Ukuran Final 119,27 cm
2 Part Produk Lebar rak sepatu
Dimensi Antropometri dan D30
Penggunaannya Panjang kaki, untuk menentukan lebar dari rak sepatu.
Persentil dan alasannya Persentil 95th
Agar dapat mengakomodasi 95% populasi yang memiliki
ukuran di range tersebut.
Allowence dan alasannya -
Ukuran Final 30,87 cm
3 Part Produk Panjang sekat
Dimensi Antropometri dan D31
Penggunaannya Lebar kaki, untuk menentukan banyaknya sepatu tiap baris.
Persentil dan alasannya Persentil 95th
Agar dapat mengakomodasi 95% populasi yang memiliki
ukuran di range tersebut.
Allowence dan alasannya -
Ukuran Final 95.84 cm (11,98 cm x 2 x 4 pasang sepatu)

Berdasarkan data antropometri Indonesia, dimensi antropometri yang digunakan pada


produk parak sepatu yaitu pada dimensi tinggi rak sepatu akan menggunakan dimensi tinggi
pinggul berdiri (D5), dimensi panjang kaki (D30) dan dimensi lebar kaki (D31).
Pada tinggi rak sepatu digunakan persentil 95 th karena produk ditujukan untuk dapat
mengakomodasi 95% populasi yang memiliki ukuran di range tersebut dengan ukuran final
tinggi rak 119,27 cm.
Pada lebar rak sepatu digunakan persentil 95% karena produk ditujukan untuk dapat
mengakomodasi 95% populasi yang memiliki ukuran di range tersebut dengan ukuran final
lebar rak 30,87 cm.
Pada panjang sekat rak sepatu digunakan persentil 95% karena produk ditujukan untuk
dapat mengakomodasi 95% populasi yang memiliki ukuran di range tersebut dengan ukuran
final Panjang sekat rak 95,84 cm yang dihitung dari lebar satu kaki 11,98 cm dikali dua (lebar
sepasang kaki) dan dikali dengan empat yang menunjukkan kapasitas empat buah sepatu di
sepanjang sekat.
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
BAB II
DESAIN INDUSTRI

2.1 Desain Industri


Desain Industri merupakan jasa professional dalam menciptakan dan mengembangkan
konsep dan spesifikasi guna mengoptimalkan fungsi-fungsi, nilai, dan penampilan produk serta
sistem untuk mencapai keuntungan yang mutual antara pemakai dan produsen. (Perhimpunan
Desainer Industri Amerika (IDSA)).
Semua produk yang digunakan, dioperasikan atau dilihat orang-orang bergantung pada
Desain Industrial untuk mencapai kesuksesan. Untuk menjelaskan pentingnya, Desain Industrial
terbagi menjadi dua dimensi yaitu sisi ergonomis dan estetika (Karl T Ulrich, 2001:202).
Investigasi kebutuhan konsumen (dari segi ergonomi dan estetika), kemudian diaplikasikan
pada konsep produk yang sedang dikembangkan, diperbaiki hingga mencapai konsep final,
hingga sampai pada rancangan konsep packaging pada produk.

2.1.1 Analisis Aspek Ergonomis


Aspek ergonomis berarti suatu produk desain proporsinya sesuai dengan pekerja ketika
digunakan. Pada aspek ergonomis pembuatan rak sepatu, akan dibahas mengenai produk yang
berkaitan dengan aspek ergonomi dari segi visual ergonomics, culture, safety and healt, dan
lainnya. Nilai kepentingan yang diberikan merupakan nilai hasil perbandingan produk yang
dibuat dengan produk ideal.
1. Visual ergonomics
Salah satu aspek yang perlu diperhatikan pada suatu desain barang yang berada pada sisi
penilaian aspek ergonomis adalah visual ergonomic, visual ergonomic memungkinakan untuk
menggabungkan antara hubungan dari indra manusia, pekerjaan, dan lingkungan di sekitar
pekerjaan.
Tabel 2.1 Aspek Visual Ergonomics
Aspek
Level Kepentingan Penjelasan
Ergonomis
Visual Rendah Menengah Tinggi Rak sepatu memiliki visual ergonomics
ergonomis sebesar 8. Hal ini dikarenakan memiliki warna yang
identik dengan warna kayu sehingga mudah untuk
mengenali produk, dan mempermudah
penggunannya agar tidak salah dalam
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
memperlakukan produk.

2. Cultural ergonomics
Ergonomi budaya merupakan pendekatan yang menganggap variasi interaksi dan
pengalaman yang ditawarkan benda tersebut kepada pengguna berdasarkan budaya . Dalam
mendesain berdasarkan pertimbangan dari ergonomi budaya bukan hanya
mempertimbangkankonteks budaya tetapi juga untuk mempertimbangkan untuk memberikan
pengalaman yanginteraktif bagi pengguna.

Tabel 2.2 Aspek Cultural Ergonomics


Aspek Ergonomis Level Kepentingan Penjelasan
Cultural Ergonomis Rendah Menengah Tinggi Rak sepatu memiliki nilai
cultural ergonomics sebesar 1,
karena rak sepatu lebih digunakan
dalam bidang pekerjaan kantor
sehingga tidak meihat dan
mementingkan budaya dari
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
masyarakat.

3. Postur keja
Dari segi ergonomi produk hal yang harus diperhatikan adalah bagaimana dampak pada
produk tersebut terhadap kenyamanan postur pengguna. Dalam penentuan dimensi produk
diperlukan ukuran ukuran produk yang biasa sebut dengan dimensi antropometri. Data
antropometri tersebut digunakan untuk berbagai keperluan, seperti perancangan stasiun kerja,
fasilitas kerja, dan desain produk agar diperoleh ukuran-ukuran yang sesuai dan layak dengan
dimensi anggota tubuh manusia yang akan menggunakannnya.
Tabel 2.3 Aspek Postur Kerja
Aspek Ergonomis Level Kepentingan Penjelasan
Postur Kerja dan Rendah Menengah Tinggi Rak sepatu memiliki nilai postur kerja
Antropometri yaitu 8. Dalam hal memberikan kenyamanan
pada saat penggunaan rak sepatu, postur tubuh
dan antropometri menjadi satu hal yang sangat
penting dan perlu diperhatikan. Bagian-bagian
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
rak sepatu sudah di sesuaikan dengan
antropometri yang ada yaitu D30 (lebar rak
sepatu), D31 (panjang sekat)

4. Coupling
Coupling digunakan untuk mempermudah pengguna dalam melakukan pemindahan produk
dari satu tempat ke tempat lain. Didalam penentuan kenyamanan kerja diperlukan beberapa
kenyamanan dalam genggaman tangan. Kenyamanan tersebut dapat dibedakan menjadi 4
kategori. . Kategori tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1

0 1 2 3
Good Fair Poor Unacceptable
Pegangan pas & kuat di Pegangan tangan bisa Pegangan tangan tidak Dipaksakan, genggaman
tengah, genggaman kuat diterima tapi tidak ideal bisa diterima walaupun yang tidak aman, tanpa
atau coupling lebih memungkinkan pegangan, coupling tidak
sesuai digunakan oleh sesuai digunakan oleh
bagian lain dari tubuh tubuh
Sumber : Hignett, 2000
Gambar 2.1 Tingkat Kenyamanan Coupling

Tabel 2.4 Aspek Coupling


Aspek Ergonomis Level Kepentingan Penjelasan
Postur kerja dan Rendah Menengah Tinggi Kategori coupling pada produk rak
antropometri sepatu adalah Good dan memiliki
nilai 9 karena berkaitan dengan
hanndle pintu yang digunakan
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 untuk membuka produk

5. Safety and health


Aspek keamanan berarti suatu produk desain tidak mencelakai pengguna. Definisi
kecelakaan kerja adalah suatu kecelakaan yang berkaitan dengan hubungan kerja dengan
perusahaan. Hubungan kerja disini berarti bahwa kecelakaan terjadi karena akibat dari pekerjaan
atau pada waktu melaksanakan pekerjaan (Suma’mur 1989). Rak sepatu sangat memperhatikan
aspek keamanan untuk pennguna agar pengguna merasakan kenyamanan pada saat pemakaian
produk.
Tabel 2.5 Aspek Safety and Health
Aspek Ergonomis Level Kepentingan Penjelasan
Keselamatan dan Rendah Menengah Tinggi Pada produk rak sepatu ini aspek
Kesehatan Penggunaan safety and health diberikan nilai 7.
Pengguna harus berinteraksi langsung
dengan rak sepatu sehingga harus
memperhatikan keselamatan dan
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
kenyamanan pengguna agar pada saat
menggunakan produk tidak terjadi
kecelakaan kerja.

2.1.2 Analisis Aspek Estetika


Aspek estetika yaitu estetika atau nilai-nilai keindahan ada dalam seni maupun desain yang
membedakan adalah estetika dalam seni untuk diapresiasi, sedangkan estetika dalam desain
adalah bagian dari sebuah fungsi dari suatu produk.
Dalam teori desain dikenal prinsip form follow function, yaitu bentuk desain mengikuti
fungsi. Selain memenuhi fungsi, ada 3 aspek desain yang harus dipenuhi jika suatu produk
desain ingin dianggap berhasil, yaitu produk desain harus memiliki aspek keamanan (safety),
kenyamanan (ergonomi) dan keindahan (estetika). Aspek keamanan berarti suatu produk desain
tidak mencelakai pemakainya. Aspek ergonomi berarti suatu produk desain proporsinya pas
ketika dipakai. Aspek keindahan berarti suatu produk desain harus memberikan pengalaman
yang menyenangkan jika dilihat.
Desain asli harus memenuhi fungsi tertentu. Selain fungsi, ada tiga prinsip dasar yang harus
dipenuhi untuk bisa dikatakan sebagai desain yang bagus, yaitu keamanan, kenyamanan, dan
keindahan. Karya seni perwujudannya harus mengungkapkan ide (gagasan) tertentu. Aspek
estetika yang menjadi pertimbangannya yaitu dari 2 aspek, yaitu bentuk dasar dari desain
tersebut dan warna Desain warna pada produk kami adalah cokelat karena menggambarkan
warna asli bahan baku dari rak sepatu yang ada yaitu kayu.

Tabel 2.6 Aspek Estetika


Aspek Estetika Level Kepentingan Penjelasan
Diferensial Produk Rendah Menengah Tinggi Diferensial pada produk rak sepatu
dibuat agar produk lebih dikenal dan
memiliki ciri khas dibandingkan dengan
produk yang lain sehingga pengguna
mengenalinya tanpa harus melihat merk
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
yang ada. Dengan hadirnya fitur
tambahan yaitu adanya penggantung
payung menjadi pembeda antara produk
kompetitor yang ada di pasar.
Mode/Kesan Produk rak sepatu dibuat dengan
Rendah Menengah Tinggi memiliki fitur tambahan sehingga
menimbulkan kesan nilai tambah bagi
pengguna sehingga mempengaruhi calon
pembeli untuk memiliki produk ini.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2.1.3 Rencana Packaging


Kemasan adalah pelindung dari suatu barang, baik barang biasa mau pun barang-barang
hasil produksi industri. Dalam dunia industri kemasan merupakan pemenuhan suatu kebutuhan
akibat adanya hubungan antara penghasil barang dengan masyarakat pembeli.
Fandy Tjiptono menyatakan bahwa pemberian kemasan pada produk memiliki beberapa
tujuan, yaitu:
1. Pelindung isi (protection), misalnya dari kerusakan, kehilangan, berkurangnya dan
sebagainya.
2. Memberikan kemudahan dalam penggunaan (operation), misalnya supaya tidak tumpah,
sebagai alat pemegang dan sebagainya.
3. Bermanfaat dalam pemakaian ulang (reusable), misalnya untuk diisi kembali atau untuk
wadah lain.
4. Memberi daya tarik (promotion), yaitu aspek artistik, warna, bentuk maupun desainnya.
5. Identitas produk (image), misalnya berkesan kokoh, awet, lembut, dan mewah.
6. Distribusi (shipping), misalnya mudah disusun, dihitung dan ditangani.
7. Informasi (labelling), yaitu menyangkut isi, pemakaian dan kualitas.
8. Cermin inovasi produk, berkaitan dengan kemajuan teknologi dan daur ulang (1999:106).
Berikut ini merupakan kemasan dari produk rak sepatu SAVIJATI .

Untuk keperluan ini kemasan harus dapat menyandang beberapa fungsi yang harus
dimilikinya seperti:
1. Pelindung isi (Protection)
Kemasan dibuat dalam bentuk kotak berupa kardus agar dapat melindungi rak sepatu
dari kemungkinan tergores maupun bergesekan dengan benda lain ketika dikeluarkan dan
sampai ke tangan pembeli. Perlingdungan juga diberikan didalam kemasan berupa plastik
bublewrap agar kaca tidak bergesekan dengan part lain.
2. Memberi daya Tarik (Promotion)
Kemasan luar di desain dengan semenarik mungkin dengan diberi gambar dari produk
agar pembeli mengetahui model dan fitur yang ada di rak sepatu.
3. Identitas produk (Image)
Kemasan dilengkapi dengan desain produk sehingga dengan melihat kemasan konsumen dapat
langsung tahu bagaimana bentuk dan desain dari rak sepatu.
4. Distribusi (Shipping)
Kemasan dibuat dengan material kertas karton tebal dan berbentuk kotak sehingga tidak
sulit dalam pengepakan, pengiriman,selain itu setelah produk dikeluarkan dari kemasan dan
dirakit, kemasan dapat langsung dibongkar sehingga memudahkan penyimpanan kemaasan.
5. Informasi (labeling)
Kemasan diberi tambahan informasi dari produk yaitu dilengkapi dengan buku panduan
perakitan. Pada packaging rak sepatu ini menggunakan barcode yang digunakan sebagai
sarana untuk mempermudah dalam menginput data pada transaksi jual beli. Kemasan
produk juga dilengkapo beberapa simbol yaitu recycle menunjukkan bahwa bahan kemasan
mampu didaur ulang, simbol keep dry menunjukkan bahwa kemasan dan produk tidak tahan
terhadap air , simbol fragile yang berarti produk rapuh sehingga perlu membawanya dengan
berhati-hati, simbol handle with care memiliki makna agar barang di dalam kemasan
dibawah dengan hati-hati sehingga barang tidak jatuh dan rusak, simbol up this way
memiliki makna untuk menentukan posisi atas dan bawah dari sebuah kemasan karton
box/kardus sehingga sewaktu menumpuk karton box tidak menyebabkan barang ditaruh
terbalik

Anda mungkin juga menyukai