Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS SWOT DESAIN PRODUK 3

NAMA PENULIS:
MEIRIAN TESA 216162009

PROGRAM STUDI DESAIN PRODUK KAYU DAN SERAT


JURUSAN DESAIN
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
2023
ANALISIS SWOT

Menurut Robinson dan Pearce (1997) analisis SWOT merupakan salah satu
komponen penting dalam manajemen strategik. Analisis SWOT mencakup beberapa faktor
dalam perusahaan dimana akan menciptakan profil suatu perusahaan sekaligus individu untuk
memahami dan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan kemudian akan dibandingkan
dengan peluang dan ancaman sebagai dasar untuk menciptakan hasil opsi dan alternatif
strategi.

Dikutip dari laman idtesis.com, tujuan dan manfaat analisis SWOT adalah untuk
memadukan 4 faktor atau komposisi secara tepat tentang bagaimana mempersiapkan
Strength (kekuatan), mengatasi Weakness (kelemahan), menemukan Oppurtunities
(peluang) dan menghadapi beragam Treat (ancaman). Meskipun sederhana, analisis SWOT
adalah alat yang sangat berguna dan ampuh dalam membantu untuk mengidentifikasi peluang
kompetitif untuk peningkatan.

Melalui judul “Rancangan Kombinasi Lampu Tidur dan Lampu Hias dari Bahan Limbah
Pohon dan Anyaman Rotan”, berikut penjelasan analisis yang penulis sudah lakukan untuk
mencari Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Kelemahan dalam produk Desain Produk 3.

A. Strength atau Kekuatan


Dikutip dari laman asana.com, kekuatan dalam analisis SWOT merujuk pada internal
yang berkinerja baik yaitu menjelaskan tentang suatu keungggulan bisa dari produk dan
keunikan dari apa yang kita tawarkan. Dalam analisis Strength (kekuatan) dari judul Desain
Produk yang penulis pilih dan bawakan memiliki beberapa aspek kekuatan yang merupakan
keunggulan sebagai berikut:

1. Produk yang ramah lingkungan


2. Bahan limbah yang memiliki cerita
3. Produk yang mempertahankan nilai alam
4. Sumber bahan lokal
5. Inovasi yang menarik
6. Keberlangsungan
7. Desain yang unik
8. Desain yang menarik
9. Kombinasi bahan produk
10. Kombinasi gaya desain ( Gaya Biofilik dan Gaya Jepang

B. Weakness atau Kelemahan


Dikutip dari laman asana.com, Kelemahan dalam analisis SWOT merujuk pada internal
yang berkinerja buruk, dengan menganalisis Kekuatan sebelum Kelemahan untuk
menciptakan dasar keberhasilan dan kegagalan. Dengan mengetahui titik kelemahan akan
memberikan gambaran untuk bagaimana untuk meningkatkan sisi kelemahan itu dan
berusaha untuk menemukan jawabannya. Dalam analisis Weakness (kelemahan) dari judul
Desain Produk yang penulis pilih dan bawakan memiliki beberapa aspek kelemahan yang
merupakan keunggulan sebagai berikut:

1. Bahan yang sering dalam kondisi cacat


2. Keterbatasan dalam kualitas bahan
3. Ketidakpastian pasar
4. Ketergantungan pada sumber bahan tertentu
5. Rentan pada serangan hama
6. Ketidaksamaan bentuk limbah pohon dalam proses produksi
7. Hanya cocok dalam gaya desain interior tertentu
8. Perawatan yang sulit
9. Kerapuhan
10. Proses yang lumayan lama

C. Opportunities atau Peluang


Peluang dalam SWOT adalah hasil dari kekuatan dan kelemahan untuk menghasilkan
sebuah kekuatan dalam mendapatkan suatu peluang. Dalam analisis Opportunities (peluang)
dari judul Desain Produk yang penulis pilih dan bawakan memiliki beberapa peluang yang
merupakan keunggulan sebagai berikut.

1. Meningkatkan kesadaran lingkungan


2. Mendapatkan dukungan regulasi dan kebijakan lingkungan
3. Dapat menemukan inovasi teknologi baru dalam tahap pengembangan produk
4. Dapat bermitra dengan pihak ketiga atau penyedia bahan
5. Tren pasar untuk produk ramah lingkungan
6. Dapat meningkatkan citra merek soal keberlangsungan lingkungan
7. Dapat mengembangkan produk baru atau variasi produk.
8. Mengembangkan ide usahan baru
9. Peningkatan bahan baku
10. Menciptakan kesadaran lebih lanjut soal keuntungan produk bahan limbah sehingga
menciptakan peluang peningkatan penjualan.

D. Threat atau ancaman


Dikutip dari laman asana.com, Ancaman dalam SWOT merujuk pada area yang
berpotensi dapat menghasilkan masalah. Ancaman sendiri memiliki definisi yang berbeda
dari kelemahan karena ancaman bersifat eksternal dan umumnya diluar kendali. Dalam
analisis Threat (ancaman) dari judul Desain Produk yang penulis pilih dan bawakan memiliki
beberapa Ancaman.

1. Persaingan
2. perubahan harga bahan baku
3. Perubahan regulasi
4. Kebijakan lingkungan
5. Perubahan iklim
6. Konkurensi
7. Pemalsuan produk
8. Resiko kerusakan selama pengiriman
9. Teknologi pengganti yang membuat produk tradisional kurang di minati
10. Perubahan selera konsumen
FAKTOR-FAKTOR ANALISIS SWOT

Setelah menyebutkan analisis Produk Desain Produk 3 melalui SWOT berikut


beberapa faktor yang diambil dalam pengerjaan untuk mendapatkan setiap point dalam
analisis SWOT produk.

A. Analisis Pasar
Menurut sumber dari info.populix.co, secara umum segmentasi pasar adalah strategi
perusahaan untuk mengetahui target konsumen dengan lebih baik sehingga bisnis yang
dijalankan dapat membawa hasil yang optimal.

Tujuan dari analisis ini adalah untuk menyusuaikan produk yang dibuat dengan
mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan konsumen, skala prioritas, harga dan lainnya.
Berikut beberapa segmentasi pasar yang penulis gunakan untuk menentukan setiap point
SWOT dalam produk.

1. Segmentasi Geografis

Dalam Segmentasi geografis, tahap ini mengelompokkan targetnya berdasarkan aspek


lokasi seperti tempat calon konsumen sering berkunjung. Pasar yang dituju untuk produk ini
adalah daerah perkotaan seperti kota Samarinda dan bisa dipasarkan di tempat perbelanjaan
seperti Mall dan tempat kerajinan tangan UMKM.

2. Segmentasi Psikografi

Segmentasi ini merujuk pada psikografi pelanggan yaitu lebih jelasnya tentang mengenai
selera dari pelanggan, untuk bisa tepat menerapkan segmentasi ini harus diterapkan hanya
kepada kelompok konsumen tertentu. Karena produk yang dirancang memiliki konsep
pemanfaatan ulang bahan limbah maka dengan memilih konsumen tertentu seperti orang-
orang penggiat lingkungan dan orang-orang suka dengan tema produk yang mengangkat tema
alam akan tepat.

3. Segmentasi Perilaku

Segmentasi perilaku berujuk pada pengambilan keputusan konsumen terhadap produk.


Mengingat tema produk ini tentang pemanfaatan ulang bahan limbah maka hal mengenai
kualitas, keamanan, dan ketahanan dari produk harus dapat menjadi aspek penting agar
produk dapat di lirik konsumen.

B. Analisis Ergonomi dan Antropometri


Dalam merancang sebuah produk, analisis ergonomi dan anthropometri sangat diperlukan
karena setiap pembuatan produk yang berhubungan dengan manusia harus mengutamakan
faktor kenyamanan dalam penggunaan produk tersebut.

1. Analisis Ergonomi

Ergonomi diperlukan agar produk nyaman dan aman saat digunakan. Lampu tidur dan lampu
hias ini dirancang untuk kenyamanan dari segi bobot dan keselamatan yang pengguna dapat
saat memakai lampu ini, maka dari itu aspek ergonomi dalam lampu ini mempertimbangkan
beberapa faktor sebagai berikut :

a. Berat produk, produk yang memiliki fungsi sebagai hiasan biasanya memiliki
pemilihan tempat yang cocok agar saat dilihat produk tersebut lebih mengeluarkan aura
yang unik dan estetik, berat yang terlalu berat pasti akan menyusahkan pengguna dalam
mengangkat produk apabila sedang menentukan tata letak dimana produk akan
diletakkan.
b. Kekuatan, artinya yaitu produk lampu ini harus awet atau tahan lama dan tidak mudah
rusak jika digunakan. Maka dari tahap perancangan sistem seperti sambungan dan
perekat yang digunakan harus kuat.
c. Kenyamanan, artinya adalah produk dapat memberikan hasil yang pas saat penggunaan
nya. Maka dari itu produk lampu yang rancang harus memiliki tombol on dan tombol
off agar dalam penggunaan nya lebih efisien sehingga pengguna tidak perlu lagi
bangkit dari tempat tidur hanya untuk memasang dan mencabut kabel karena produk
yang telah menyediakan tombol on dan off.
2. Analisis Antropometri

Setelah studi tentang aktivitas dan kebutuhan dilakukan, maka selanjutnya adalah
penentuan antropometri yang digunakan pada produk sebagai batasan dimensi produk.

Dibawah ini adalah data-data antropometri yang digunakan.


Sumber : cahyadi, 2004

a. Menentukan Panjang Produk

Untuk menentukan dimensi panjang produk dibutuhkan dimensi panjang tangan.


Gender yang digunakan adalah perempuan 95% agar peremuan bisa lebih mudah saat
memindahkan produk. Dimensi perempuan 95% sudah setara dengan dimensi pria 50%
maka akan mudah untuk pria saat ingin memegang produk. Nilai dimensi yang diambil
ialah 19 cm, dimensi yang sudah ditentukan hanyalah salah satu dari tangan maka dari itu
untuk menemukan dimensi maksimal dengan mengkalikan dimensi tangan .

Dimensi no 21. (95 persentile , wanita)

= 19 x 2

= 38

= 40 (dibulatkan)

Maka nilai dimensi dari ukuran panjang produk yang dihasilkan adalah 40 cm.

b. Menentukan Lebar Produk

Untuk menentukan dimensi lebar produk dibutuhkan dimensi lebar tangan. Gender yang
digunakan adalah perempuan 95% agar memudahkan perempuan saat memegang produk.
Dimensi 95% yang sudah setara dengan dimensi pria 50% akan mudah bagi pria saat
memegang produk. Nilai yang diambil ialah 8,5 cm, karena nilai dimensi hanyalah salah
satu dari tangan maka dari itu untuk menentukan dimensi maksimal dengan mengkalikan
dimensi lebar tangan.

Dimensi no 22. (95 persentile, wanita)

= 8,5 cm x 2

= 17

= 20 (dibulatkan)

Maka nilai dimensi dari ukuran panjang produk yang dihasilkan adalah 20 cm
C. Analisis Gaya Desain
Gaya desain yang digunakan dalam desain ini menggunakan gaya desain yang disebut
dengan Biofilik dan Japandi. Konsep desain interior biofilik mengacu pada hubungan erat
antara manusia, alam, dan arsitektur. Desain biofilik bertujuan untuk menciptakan lingkungan
yang nyaman dan tenang yang dikelilingi atau menyatu dengan alam sedangkan gaya desain
Japandi adalah singkatan dari Japanese-Skandinavian yang merupakan gaya desain yang
menggabungkan dua konsep yaitu wabi-sabi dan lagom. Konsep ini menciptakan gaya yang
mengutamakan estetika, kesederhanaan, dan esensialisme.

Gaya desain ini terdapat pada setiap bahan yang digunakan yang merupakan bahan alam
daur ulang demi menciptakan suasana timbal balik yang positif.

D. Analisis Bentuk
Proses penting dalam desain produk yang disebut analisis bentuk bertujuan untuk
memahami, mempelajari, dan mengoptimalkan bentuk fisik suatu produk. Analisis ini
dilakukan untuk berbagai alasan, seperti meningkatkan fungsi, estetika, ergonomi, dan
efisiensi produksi.

Bentuk yang digunakan dalam produk ini sendiri mengadaptasi 2 bentuk yaitu Geometris
dan Organis. Bentuk geometris terdapat pada kap lampu sedangkan bentuk Organis terdapat
pada bentuk lombah kayu.

Dalam perancangan
produk lampu ini juga
menggunakan
anyaman rotan dan
anyaman ini
diaplikasikan kedalam kap lampu. Bentuk dari anyaman yang dipakai pada produk ini
menggunakan anyaman yang rapat agar menciptakan efek lampu yang terpancang ke atas,
alasan mengapa anyaman rapat yang digunakan adalah demi menciptakan kenyamanan
pengguna saat menggunakan produk saat tidur karena cahaya lampu yang terpancar tidak
menyebar yang mengganggu tidur.
E. Analisis Warna
Warna yang digunakan pada "Rancangan Kombinasi Lampu Tidur dan Lampu Hias
dengan Bahan Limbah Pohon dan Anyaman Rotan" adalah warna asli kayu, pemilihan warna
alami pada produk bertujuan mempertahankan nilai alam, keaslian dan estetika pada produk
rancangan ini, sedangkan untuk pemilihan warna seperti rangka, besi, dan alas bawah
menggunakan warna hitam.

F. Analisis Material
Analisis material untuk body dilakukan guna menentukan material yang baik yang akan
digunakan pada produk yaitu material yang kuat tahan keropos, murah dan mudah
didapatkan.

Item Penilaian
Ketersediaan
Nama Material
Total
Kekuatan Harga
Bahan
1 5
Pohon Limbah Santigi 2 2
2 6
Rotan 2 2
2 5
Pipa Besi 3 1
2 5
Saklar 2 1
3 6
Fitting lampu 2 1
Keterangan : 1.Buruk/kurang sesuai 2.Sedang 3.Baik/sesuai

Analisis material dilakukan agar dapat menemukan material yang dapat untuk
diaplikasikan pada produk.

G. Analisis Sistem
Analisis sistem yang dilakukan untuk mengetahui sistem apa saja yang sesuai untuk
diaplikasikan pada komponen produk berdasarkan jenis sistem serta konstruksinya.

a. Sistem Sambungan Kayu

Penggunaan material kayu memerlukan sistem sambungan yang dapat digunakan untuk
menyambung bagian potongan kayu. Sistem sambungan kayu yang dapat diaplikasikan
pada produk lemari pakaian antara lain butt joints, dovetails joints, finger joints, mortise
dan tenon joints. Diantara sistem sambungan kayu tersebut harus dipilih salah satunya
melalui analisis yang mempertimbangkan aspek-aspek lainnya sebagai item penilai yakni
kekuatan, kemudahan pengerjaan. Berikut analisis dari jenis sistem sambungan kayu :

Item Penilaian
Jenis Sistem Sambungan
Kekuatan Kesesuaian konsep Total
Butt Joints 3 3 6
Dovetails Joints 3 2 5
Finger Joints 2 1 3
Mortise & Tenon Joints 3 1 4
Keterangan : 1.Buruk/kurang sesuai 2.Sedang 3.Baik/sesuai

Dari analisis diatas terpilih sistem sistem sambung butt joints yang akan digunakan
pada lemari pakaian ini. Sistem sambungan kayu memerlukan material yang dapat
menyambungkan antara potongan kayu. Material penyambung yang dapat digunakan pada
sisem sambung butt joints antara lain adalah paku dan sekrup.

c. Sistem listrik dan Kabel

Pada Rancangan Kombinasi Lampu Tidur dan Lampu Hias dengan Bahan Limbah
Pohon dan Anyaman Rotan, produk ini menggunakan jenis listrik Dinamis karena
memang pada umumnya listrik dinamis digunakan dalam rumah tangga untuk memasok
energi kepada perangkat elektronik seperti lampu.

Item Penilaian
Jenis Sistem Listrik
Kekuatan Kesesuaian konsep Total
Dinamis 3 3 6
Statis 3 1 4
Keterangan : 1.Buruk/kurang sesuai 2.Sedang 3.Baik/sesuai

Dari analisis diatas terpilih sistem listrik dinamis, karena pada umumnya jenis listrik ini
lebih stabil apabila digunakan untuk alat-alat elektronik.

Kabel dalam rancangan produk ini digunakan untuk disambungkan ke fitting lampu
agar lampu dapat menyala. Pada fitting lampu, kabel disambungkan dan direkatkan pada
terminal fitting kemudian dikunci dengan baut yang ada pada fitting lampu.

Item Penilaian
Jenis kabel
Kekuatan Kesesuaian konsep Total
Kabel NYM 3 1 4
Kabel NYA 3 2 5
Kabel NYAF 3 3 6
Keterangan : 1.Buruk/kurang sesuai 2.Sedang 3.Baik/sesuai

Dari analisis diatas terpilih Kabel jenis NYAF, kabel memiliki jenis yang berserabut
sehingga memiliki sifat fleksibilitas yang tinggi karena tembaganya berbentuk serabut.
PERBANDINGAN PRODUK

A. Produk Desain Produk 3/Penulis


1. Produk yang penulis pilih dan buat memilih 90 % bahan alam
2. Bahan dari kap lampu menggunakan bahan anyaman rotan
3. Memiliki variasi gaya desain
4. Bahan yang dipakai dianggap sebagai bahan yang berkelanjutan karena dapat diperbarui
dan memiliki dampak positif pada lingkungan.
5. Memberikan nuansa kuat pada tampilan yang alami dan organic
B. Produk yang Sudah Ada
1. Bahan produk sebagian besar memiliki bahan pabrik dan hanya menggunakan bahan alam
sebagai alas lampu
2. Bahan kap lampu yang digunakan menggunakan bahan fiber
3. Memiliki desain lampu tidur biasa pada umumnya
4. Bahan yang tidak ramah lingkungan
5. Nuansa alam yang tidak terlalu kuat

C. Gambar Desain Final

Anda mungkin juga menyukai