Anda di halaman 1dari 70

BAB I

SEGMENTASI PASAR

Pada bab ini, akan dijelaskan mengenai deskripsi produk dan segmentasi pasar dari
produk rak.

1.1 Deskripsi Produk


Pada saat bekerja manusia memerlukan beberapa barang yang menunjang pekerjaan.
Penggunaan barang yang kondisional membuat pekerja butuh tempat penyimpanan barang.
Banyak sekali tempat penyimpanan yang ada, salah satunya adalah rak. Rak adalah suatu
tempat yang berfungsi untuk menyimpan barang seperti arsip kantor, dokumen – dokumen
penting, peralatan tulis, pakaian dan lain – lain. Selain dari pada itu rak juga mempercantik
tata letak ruangan dan akan lebih menghemat penggunaan ruang dari peletakan barang-
barang keperluan kita.
Beberapa fungsi lain dari rak adalah untuk mengelompokkan atau memilah jenis – jenis
barang yang nantinya hendak di simpan. Dengan adanya berbagai kebutuhan yang harus
dipenuhi, rak di desain secara berkala untuk memenuhi kebutuhan konsumennya. Desain
yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dari diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
konsumen, membuat pekerjaan yang lebih efektif dan efisien, dan memperindah ruangan
tempat rak tersebut.
Dengan dibutuhkannya rak untuk mencapai kebutuhan pekerja maupun konsumen, maka
mendesain kembali rak dapat menjadi pilihan untuk memaksimalkannya. Karena masih
banyaknya kekurangan yang dimiliki desain rak pada umumnya seperti kurangnya kapasitas,
tidak portable, desain yang kurang menarik dll, maka diperlukan desain rak yang lebih sesuai
dengan keinginan konsumen. Pembuatan desain yang dilakukan berdasarkan kuisioner yang
di berikan kepada koresponden diharapkan dapat melihat sudut pandang konsumen atau
pengguna rak.

1.2 Segmentasi Pasar


Definisi segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen
pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan
perilaku pembeli (Pride & Ferrel, 1995). Pengertian dalam segmentasi pasar sebagai suatu
strategi perusahaan tidaklah semata dilakukan dengan cara membedakan produk atau
menciptakan produk baru, tetapi didasarkan atas perbedaan minat dan kebutuhan konsumen.

1
Pada perancangan produk, segmentasi pasar digunakan untuk melakukan pengkategorian
pelanggan ke dalam segmentasi yang berbeda-beda dengan tujuan untuk membagi pasar
yang berbeda-beda (heterogen) menjadi kelompok-kelompok pasar yang homogen, di mana
setiap kelompoknya bisa ditargetkan untuk memasarkan suatu produk sesuai dengan
kebutuhan, keinginan, ataupun karakteristik pembeli yang ada di pasar tersebut. Pembagian
suatu pasar menjadi segmen-segmen ini dilakukan perusahaan untuk mempertimbangkan
kebijakan yang harus diambil terhadap pesaing dan untuk menentukan kekuatan produk
perusahaan sekarang berdasarkan kelompok pelanggan yang jelas. Dengan memetakan
produk-produk pesaing dan produk milik perusahaan sendiri dalam segmen-segmen,
perusahaan dapat memperkirakan peluang produk yang mana yang menyebabkan kelemahan
lini produksi dan produk mana yang mampu memanfaatkan kelemahan tersebut.

1.2.1 Jenis-Jenis Segmentasi Pasar


Berikut ini merupakan jenis-jenis dari segmentasi pasar menurut Philip Kotler (2008).
1. Segmentasi Pasar berdasarkan Geografi
Pada segmentasi ini, pasar dibagi ke dalam beberapa bagian geografi seperti negara,
wilayah, kota, dan desa. Daerah geografi yang dipandang potensial dan menguntungkan
akan menjadi target operasi perusahaan.
2. Segmentasi Pasar berdasarkan Demografi
Pada segmentasi ini pasar dibagi menjadi kelompok-kelompok dengan dasar pembagian
usia, jenis kelamin, tingkat ekonomi, dan tingkat pendidikan.
3. Segmentasi Pasar berdasarkan Sociocultural
Segmentasi sosiokultural yang memiliki variabel sosiologis (kelompok) dan
antropologis (budaya) dibagi dalam segmen yang sesuai tahap pada: daur hidup
keluarga, kelas sosial, budaya dan sub budaya, lintas budaya atau segmentasi pemasaran
global.
4. Segmentasi Pasar berdasarkan Tingkah Laku
Segmentasi ini dikelompokkan berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan, atau
reaksi pembeli terhadap suatu produk.

1.2.2 Manfaat Segmentasi


Banyaknya perusahaan yang melakukan segmentasi pasar atas dasar pengelompokkan
variabel tertentu. Dengan menggolongkan atau mensegmentasikan pasar seperti itu, dapat
dikatakan bahwa secara umum perusahaan mempunyai motivasi untuk mempertahankan dan

2
meningkatkan tingkat penjualan dan yang lebih penting lagi agar operasi perusahaan dalam
jangka panjang dapat berkelanjutan dan kompetitif (Porter, 1991). Manfaat yang lain dengan
dilakukannya segmentasi pasar, antara lain:
1. Perusahaan akan dapat mendeteksi secara dini dan tepat mengenai kecenderungan
kecenderungan dalam pasar yang senantiasa berubah.
2. Dapat mendesain produk yang benar-benar sesuai dengan permintaan pasar.
3. Dapat menentukan kampanye dan periklanan yang paling efektif.
4. Dapat mengarahkan dana promosi yang tersedia melalui media yang tepat bagi
segmen yang diperkirakan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
5. Dapat digunakan untuk mengukur usaha promosi sesuai dengan masa atau periode –
periode dimana reaksi pasar cukup besar.

1.2.3 Langkah Pengerjaan Segmentasi Pasar


Untuk melakukan segmentasi pasar, yang dilakukan adalah:
1. Menentukan produk
2. Menetapkan segmentasinya
3. Melakukan benchmark
4. Menaruh di peta segmentasi
Dalam praktikum ini, rak merupakan produk yang dipilih. Pemilihan ini dilakukan
berdasarkan hasil kuisioner tentang pendapat barang - barang yang penting untuk membantu
pelajar. Segmentasi pasar yang digunakan dalam mengembangkan produk ini dilihat dari
demografi latar belakang konsumen yaitu pekerjaanya. Segmentasi pasar berdasarkan
pekerjaan sendiri dimaksudkan tentang bagaimana pekerjaan mempengaruhi perilaku
konsumen yang mempengaruhi dalam memilih suatu barang berdasarkan kebutuhanya yang
dipengaruhi juga dari pekerjaan itu sendiri.
Pada persaingan pasar sendiri terdapat kompetitor yang bersaing pada kelas pelajar
dengan merk Zyo, kemudian pada kelas pekerja yaitu IKEA. Produk IKEA Billy/Oxburg
memiliki material yang bervariasi dan ukuranya yang besar sehingga dapat menampung
banyak barang di dalamnya, dilengkapi pula dengan pintu beserta kaca transparan untuk
mengakses barang. Pada produk Zyo ukuran nya lebih kecil daripada kelompok jenis barang
yang lain, hanya berbahan particle board dan bentuk nya pun hanya mengedepankan
fungsionalnya saja yang terpenting dapat digunakan. Gambar 1.1 merupakan peta
segmentasi pasar dari produk rak.

3
Gambar 1.1 Peta Segmentasi Pasar

4
BAB II
IDENTIFIKASI PELUANG

Pada bab ini, akan dijelaskan mengenai metode identifikasi peluang, studi literatur dan
benchmarking, studi pasar dan pelanggan, serta hasil identifikasi peluang.

2.1 Metode Identifikasi Peluang


Identifikasi peluang adalah proses bagaimana seorang pengusaha memanfaatkan
peluang melalui sebuah usaha baru. Identifikasi peluang dapat dilaksanakan dengan langkah-
langkah seperti mendefinisikan pasar lalu mencari dan menghasilkan ide baru.
Metode yang digunakan untuk mendapatkan data-data yang selanjutnya akan diolah
sehingga dapat ditetapkannya produk rak adalah dengan menyebar kuisioner. Kuisioner
adalah daftar pertanyaan untuk mendapatkan keterangan dari sumber yang beranekaragam
(agar sampel dapat mewakili populasi). Terdapat dua jenis kuisioner, yaitu kuisioner terbuka
dan kuisioner tertutup. Jenis kuisioner yang digunakan adalah jenis kuisioner terbuka agar
responden dapat menjawab dengan sebebas-bebasnya dan seluas-luasnya tanpa ada batasan
tertentu. Penyebarannya dilakukan secara online melalui media google form. Kuisioner
digunakan untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan terhadap produk yang
akan dirancang, seperti kekurangan dan kelebihan dari produk rak yang ada di pasaran serta
meminta pendapat responden mengenai inovasi agar dapat dilakukan improvement terhadap
produk rak yang akan dirancang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan utama
diadakannya kuisioner terbuka adalah untuk meningkatkan kepuasan pelanggan terhadap
suatu produk. Sasaran kuisioner ini adalah pelajar dan mahasiswa yang biasa menggunakan
rak untuk menaruh barang-barang yang dimilikinya.
Selain menggunakan kuesioner juga ada studi literatur dan benchmarking beberapa
kompetitor. Keduanya berguna untuk menemukan solusi atas permasalahan yang ada,
memperoleh gambaran akan suatu produk yang ingin dirancang, dan hal-hal yang baik dari
suatu produk dapat diadopsi untuk mencapai sasaran dan target yang konsumen inginkan.

2.2 Studi Literatur Dan Benchmarking


Menurut Danial dan Warsiah (2009), studi literatur merupakan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku buku, majalah yang berkaitan
dengan masalah dan tujuan penelitian. Teknik ini dilakukan dengan tujuan untuk

5
mengungkapkan berbagai teori-teori yang relevan dengan permasalahan yang sedang
dihadapi atau diteliti sebagai bahan rujukan dalam pembahasan hasil penelitian.
Tatterson (1996) mengemukakan bahwa dengan menggunakan Benchmarking
perusahaan dapat melakukan pembandingan keunggulan bersaing antar perusahaan, dan
hasil pembandingan ini dapat digunakan sebagai dasar untuk menciptakan keunggulan
bersaing perusahaan itu sendiri. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikorelasikan
dengan tahap perancangan produk. Benchmarking adalah salah satu tahap yang penting
dalam merancang produk, karena proses ini membandingkan beberapa produk yang sejenis.
Sehingga dapat mengetahui kelemahan produk yang sudah ada dan dapat menjadi acuan
produk baru yang lebih inovatif serta sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Produk rak sangat banyak dijual di pasaran. Berbagai kompetitor bersaing untuk
membuat produk rak yang dapat menarik minat konsumen. Dalam hal ini, terdapat dua
produk rak sebagai pembanding dan acuan pembuatan produk. Produk tersebut yaitu rak
Zyo-RSG-3 SSN dan Billy/Oxyburg (IKEA). Kedua produk tersebut memiliki keunggulan
dan kelemahan masing-masing. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan kedua
produk tersebut, harus melakukan identifikasi produk tersebut terlebih dahulu.
Berdasarkan bentuk, desain, bahan, dan spesifikasi rak tersbut diketahui keunggulan dan
kelemahannya. Produk rak Billy/Oxburg dan rak buku tiga lapis terbuat dari particle board,
hanya saja pada rak Billy terdapat kaca yang membuat beban lebih berat. Dari segi kapasitas
penyimpanan, estetika, dan fungsional lebih unggul produk rak Billy. Hal itu dikarenakan
pada rak Billy memiliki ukuran yang lebih besar dan slot penyimpanan banyak, kayu tampak
lebih elegan dan terdapat kaca transparan yang dapat melindungi benda dari debu. Tetapi
dari segi minimalis dan berat lebih unggul produk rak buku tiga lapis, karena ukuran yang
tidak terlalu besar. Agar lebih rinci mengenai identifikasi kedua produk. Tabel 2.1
merupakan tabel benchmark kedua produk rak tersebut.

6
Tabel 2.1 Benchmark Produk Rak
No Brand Spesifikasi Keterangan
1 Billy/Oxburg (IKEA) Dimensi : Memiliki pintu dengan
Panjang: 80 cm kaca akrilik tempered
Lebar : 30 cm transparan
Tinggi : 202 cm
Beban maksimum: 30 kg Kelebihan
Ringan, Benda
Material : terhindar dari debu,
Particle Board, ABS plastic, Kaca transparan
Fibreboard, Veneer Kayu dan sehingga dengan
Tempered Glass mudah melihat benda
yang dicari, kokoh,
slot rak banyak,
Mudah dibongkar, dan
dipindah.

Kelemahan
Kurang minimalis,
warna monoton, berat
2 RSG-3 SSN (Zyo) Dimensi : Hanya memiliki satu
Panjang : 40cm jenis bahan material
Lebar: 30cm
Tinggi: 90cm Kelebihan
Beban maksimum: 6 kg Minimalis, ringan,
mudah dipindah.
Material :
Particle Board
Kelemahan
Warna monoton,
Kurang tahan lama,
Kurang fungsional,
Beban maksimum
rendah, slot sedikit.

2.3 Studi Pasar Dan Pelanggan


Mowen (1998), mengatakan bahwa perilaku konsumen adalah studi unit-unit dan proses
pembuatan keputusan yang terlibat dalam menerima, menggunakan dan penentuan barang,
jasa, dan ide. Definisi tersebut menggunakan istilah unit-unit pembuat keputusan, karena
keputusan bisa dibuat oleh individu atau kelompok. Menurut Nasution (2004:102)
pelanggan suatu perusahaan adalah orang yang memebeli dan menggunakan produk suatu
perusahaan. Metode yang dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuh pelanggan adalah
dilakukannya penyeberan kuesioner untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan
agar dapat melakukan pengembangan produk dari hasil kuesioner tersebut.
Target penyebaran kuesioner adalah pelajar yang menggunakan rak untuk keperluan
sehari-harinya dengan segmentasi pasar berdasarkan demografi. Karena dalam pasar

7
memiliki berbagai produk dengan spesifikasi yang bermacam-macam dan harga yang
bervariasi mengakibatkan konsumen dengan jenis pekerjaan yang berbeda memiliki
preferensi tersendiri untuk jenis dan merk rak yang digunakan.
Jumlah kuesioner yang di sebarkan minimal 30 kuesioner, yaitu bedasarkan pendapat
Gay dan Diehl metode deskriptif korelatif. Kuesioner bermaksud untuk mengetahui 6 hal
mengenai kebutuhan dan keinginan pelanggan yaitu, alasan menggunakan produk,
pengalaman selama menggunakan produk, yang disukai dan tidak disukai dari produk yang
sekarang, pertimbangan dalam memilih produk, serta perbaikan atau inovasi baru terhadap
produk. Gambar 2.1 merupakan kuesioner studi pasar dan pelanggan untuk produk rak.

Nama:
Jenis kelamin:
Usia:
Asal sekolah/universitas/institut:

1. Apakah dalam kegiatan sehari-hari anda menyimpan barang dalam rak? (jika tidak,
maka pertanyaan lain cukup diisi dengan -)
Jawab : .............................................................................................................................
2. Dimanakah anda menempatkan rak? (contoh : belakang pintu kamar, di tempel di
dinding, di dekat meja belajar, di sudut ruangan, dll)
Jawab : .............................................................................................................................
3. Bagaimana pendapat anda mengenai rak yang anda gunakan saat ini?
Jawab : .............................................................................................................................
4. Barang apa saja yang biasa anda simpan pada rak?
Jawab : .............................................................................................................................
5. Apakah anda pernah mengalami kesulitan selama menggunakan rak? Jika pernah,
Kesulitan seperti apa yang anda alami?
Jawab : .............................................................................................................................
6. Hal apa yang menjadi pertimbangan anda ketika membeli rak?
Jawab : .............................................................................................................................
7. Kelebihan apa yang terdapat di produk rak yang anda gunakan?
Jawab : .............................................................................................................................
8. Kekurangan apa yang terdapat di produk rak yang anda gunakan?
Jawab : .............................................................................................................................
9. Karakteristik rak seperti apakah yang anda sukai? (contoh : estetika, portable, awet &
tahan lama, dll)
Jawab : .............................................................................................................................
10. Inovasi apa yang anda inginkan pada rak yang anda gunakan?
Jawab : .............................................................................................................................

Gambar 2.1 Kuesioner Studi Pasar dan Pelanggan

2.4 Hasil Identifikasi Peluang


Peluang usaha merupakan sebuah terapan yang terdiri dari kreativitas dan inovasi untuk
memecahkan masalah dan melihat kesempatan yang dihadapi setiap hari. Dalam melakukan
identifikasi peluang usaha dalam mengembangkan suatu produk, juga diperlukan identifikasi

8
kebutuhan pelanggan. Metode yang digunakan kali ini, untuk pengambilan data yang
nantinya dapat diolah sebagai kebutuhan pelanggan untuk menetapkan produk baru adalah
metode kuesioner terbuka yang dibagikan kepada sampel segmentasi pasar produk rak.
Tabel 2.2 merupakan rekap hasil kuesioner terbuka.

Tabel 2.2 Rekap Hasil Kuesioner Terbuka


Pertanyaan Jawaban Responden
Apakah dalam kegiatan sehari- Iya 54
hari anda menyimpan barang Jarang 1
dalam rak? Tidak 5
Sudut ruangan 21
Sebelah meja 16
Sebelah lemari 3
Di mana kah anda menempatkan Belakang pintu 3
rak? Ditempel di dinding 15
Ruang tamu 1
Sebelah pintu 4
Kamar 6
Sangat baik 3
Baik 4
Lumayan/cukup baik 6
Terlalu simpel 1
Tempatnya kurang strategis 1
Kurang efisien dalam penyimpanan 1
Membantu merapikan barang 5
Cukup besar 1
Simpel tapi bisa muat banyak barang 1
Kurang space 1
Hanya cukup menyimpan buku tetapi
1
tidak untuk barang yang lain
Bagaimana pendapat anda Kapasitasnya cukup 5
mengenai rak yang anda gunakan Kapasitasnya kurang 1
saat ini? Terlalu kecil 2
Membantu dalam menyimpan barang 5
Desain kurang menarik 2
Kuat 4
Kurang kuat 1
Menggunakan banyak space 1
Nyaman 1
Kurang nyaman 1
Tidak rapih 2
Sangat bermanfaat 6
Bermanfaat 5
Menarik 1
Sangat praktis 1
Buku 45
Pakaian 4
Kosmetik, toiletries 7
Dekorasi 6
Barang apa saja yang biasa anda
Alat makan 6
simpan pada rak?
Makanan 8
Dokumen 4
Alat tulis 11
Jam beker 2

9
Tabel 2.2 Rekap Hasil Kuesioner Terbuka (Lanjutan)
Pertanyaan Jawaban Responden
Kresek 1
Alat elektronik 2
P3K 1
Tempat obat 1
Miniatur 2
Kunci 3
Helm 1
Maket 2
Barang apa saja yang biasa anda
Aksesoris 3
simpan pada rak?
Dompet 2
Kalkulator 1
Tas 2
Map 1
Tissue 1
Alas kaki 6
Keperluan sehari-hari 4
Beberapa alat 1
Tidak 25
Patah 3
Barang mudah jatuh 4
Berat 1
Kapasitas kurang 5
Space penyimpanan terlalu
5
sempit/kecil
Sulit dijangkau 2
Menggunakan banyak space 3
Sulit mengatur space 2
Apakah anda pernah mengalami
Berdebu 1
kesulitan selama menggunakan
Kurang efektif dalam menyimpan
rak? Jika pernah, kesulitan 1
benda selain buku
seperti apa yang pernah anda
Sulit dipindahkan 3
alami?
Kepala terbentur rak dinding 1
Sulit merapihkan barang 3
Dimakan rayap 1
Sulit menempatkan barang 1
Kunci pintu rak rusak 2
Ornamen rak rusak 1
Berjamur 1
Mengalami deformasi karena
1
overload
Sulit dalam instalasi 1
Space yang tersedia 2
Space penyimpanan 2
Daya tahan/keawetan 5
Ukuran 22
Bentuk 6
Material/bahan 12
Hal apa yang menjadi Warna 7
pertimbangan anda ketika Kualitas 5
membeli rak? Desain 7
Harga 14
Penaruhan barang yang praktis 1
Kapasitas 6
Barang yang akan disimpan 1
Jumlah rak 3
Estetika 7

10
Tabel 2.2 Rekap Hasil Kuesioner Terbuka (Lanjutan)
Pertanyaan Jawaban Responden
Kebutuhan/keinginan 5
Fleksibilitas 1
Hal apa yang menjadi
Fungsi 3
pertimbangan anda ketika
Kemudahan penempatan 1
membeli rak?
Terdapat slot pemisah antar barang 1
Kekuatan 9
Tidak ada 1
Warna 4
Space penyimpanan luas 8
Dapat dibongkar pasang 1
Kuat 13
Mudah dalam
2
penjangkauan/pengambilan barang
Ringan 1
Ukuran 4
Harga terjangkau 5
Daya tahan/keawetan 2
Tidak menggunakan banyak space 2
Kapasitas yang memadai 3
Kelebihan apa yang terdapat di
Fleksibel 1
produk rak yang anda gunakan?
Mudah untuk diletakkan dimana pun 1
Mudah untuk dipindahkan 1
Estetika 1
Ergonomis 1
Fungsional 1
Simpel 2
Sesuai kebutuhan 3
Lebih rapih 2
Desain 3
Material/bahan 4
Tertutup 1
Jumlah rak 4
Memudahkan penyimpanan 4
Tidak ada 10
Ukuran tidak sesuai kebutuhan 17
Kunci rak mudah rusak 1
Menggunakan banyak space 6
Bahan 1
Desain kurang menarik 5
Warna kurang menarik 2
Sulit untuk dipindahkan 2
Berat 2
Kekurangan apa yang terdapat di Instalasi sulit 1
produk rak yang anda gunakan? Mengganggu pemandangan 1
Dimakan rayap 1
Kurang kuat 5
Cat mudah pudar 1
Kapasitasnya kurang 2
Tidak rapih 1
Tidak ada penyangga di belakang 1
Jumlah rak 1
Ingin rak dengan inovasi baru
1
(menempel di dinding)
Awet dan tahan lama 40
Karakteristik rak seperti apakah
Portable 10
yang anda sukai?
Estetis 28

11
Tabel 2.2 Rekap Hasil Kuesioner Terbuka (Lanjutan)
Pertanyaan Jawaban Responden
Desain sederhana 3
Terstruktur 1
Kapasitas besar 3
Ukuran sesuai 2
Jumlah rak 1
Karakteristik rak seperti apakah Fungsional 3
yang anda sukai? Harga terjangkau 2
Warna polos 1
Sesuai kebutuhan 2
Terorganisir (terdapat pembagian
1
tempat)
Kuat 2
Tidak ada 6
Portable 8
Kapasitas lebih banyak 3
Estetis 2
Futuristik (fitur teknologi) 4
Berubah bentuk sesuai kebutuhan 3
Multi-fungsi 3
Terdapat stop kontak 1
Terdapat filter debu 1
Dapat dilipat 3
Ukuran lebih sesuai 5
Desain menarik 7
Ada sekat pemisah antar barang 2
Inovasi apa yang anda inginkan
Desain tidak membutuhkan banyak
pada rak yang anda gunakan? 2
space
Jumlah rak lebih banyak 1
Terdapat laci 1
Dilengkapi kunci yang lebih aman 1
Bahan 2
Rak model gantung 1
Dapat sesuai dengan desain rumah 1
manapun
Mudah dibongkar-pasang 1
Desain rak di dalam dinding 1
Kualitas lebih baik 2
Tempat label nama barang untuk
1
memudahkan menemukan barang

Kemudian dilakukan penyaringan (filter) kebutuhan pelanggan terhadap produk yang


akan diproduksi. Tabel 2.3 merupakan tabel filter kebutuhan dari pelanggan.

Tabel 2.3 Filter Kebutuhan Pelanggan


Raw Opportunities Filter I (Exceptional Opportunities)
Terlalu simpel
Desain kurang menarik
Menarik
Warna
Desain rak menarik
Desain
Estetika
Estetis
Desain menarik

12
Tabel 2.3 Filter Kebutuhan Pelanggan (Lanjutan)
Raw Opportunities Filter I (Exceptional Opportunities)
Mengganggu pemandangan Desain rak menarik
Kuat
Kurang kuat
Patah
Mengalami deformasi karena overload
Material kuat dan memiliki daya tahan yang lama
Daya tahan/keawetan
Material/bahan
Kekuatan
Bahan
Kurang efisien dalam penyimpanan
Kurang space
Simpel tapi bisa muat banyak barang
Kapasitasnya cukup
Kapasitasnya kurang
Membantu dalam menyimpan barang
Space penyimpanan terlalu sempit/kecil
Sulit menempatkan barang Kapasitas penyimpanan besar
Space penyimpanan
Space penyimpanan luas
Kapasitas lebih banyak
Kapasitas
Memudahkan penyimpanan
Kapasitas yang memadai
Kapasitas besar
Sulit dijangkau
Nyaman
Kurang nyaman
Desain rak ergonomis
Kepala terbentur rak dinding
Ergonomis
Mudah dalam penjangkauan/pengambilan barang
Sangat praktis
Dapat sesuai dengan desain rumah manapun Memiliki desain yang praktis
Penaruhan barang yang praktis
Cukup besar
Terlalu kecil
Berubah bentuk sesuai kebutuhan
Fleksibilitas
Fleksibel
Ukuran
Ukuran tidak sesuai kebutuhan Ukuran dapat disesuaikan (adjustable)
Ukuran sesuai
Ukuran lebih sesuai
Hanya cukup menyimpan buku tetapi tidak untuk
barang yang lain
Kurang efektif dalam menyimpan benda selain buku
Barang yang akan disimpan
Membantu merapikan barang
Ada sekat pemisah antar barang
Lebih rapih
Terdapat slot pemisah antar barang
Sulit merapihkan barang
Desain rak memudahkan pengorganisiran barang
Tidak rapih
Terorganisir (terdapat pembagian tempat)
Tempat label nama barang untuk memudahkan
menemukan barang
Terstruktur

13
Tabel 2.3 Filter Kebutuhan Pelanggan (Lanjutan)
Raw Opportunities Filter I (Exceptional Opportunities)
Tempatnya kurang strategis
Menggunakan banyak space
Sulit mengatur space
Space yang tersedia
Kemudahan penempatan
Bentuk rak tidak membutuhkan banyak ruang
Desain rak di dalam dinding
Bentuk
Tidak menggunakan banyak space
Mudah diletakkan dimana pun
Desain tidak membutuhkan banyak space
Sulit dipindahkan
Berat
Ringan
Mudah untuk dipindahkan Desain rak portable
Sulit untuk dipindahkan
Portable
Dapat dilipat
Kualitas lebih baik Material berkualitas
Dimakan rayap
Kualitas
Berjamur
Mudah dibongkar-pasang Rak mudah dibersihkan
Terdapat filter debu
Dapat dibongkar pasang
Berdebu

14
BAB III
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai daftar pernyataan dan kebutuhan pelanggan,
rancangan kuesioner tertutup, pengujian data, serta rekap hasil kuesioner tertutup.

3.1 Daftar Pernyataan Dan Kebutuhan Pelanggan


Setelah melakukan penyebaran kuesioner terbuka, didapatkan masukan (input) yang
berasal dari pendapat konsumen mengenai produk rak. Pendapat/pernyataan kuesioner
tersebut dilakukan filterisasi yang berfungsi untuk menerjemahkan pernyataan konsumen
(customer statements) menjadi kebutuhan pelanggan (customer needs). Tabel 3.1 merupakan
daftar pernyataan konsumen dan pernyataan kebutuhan tentang produk rak.

Tabel 3.1 Daftar Pernyataan dan Kebutuhan Pelanggan


No. Pernyataan Pelanggan Pernyataan Kebutuhan
1. Desain rak menarik Rak memiliki desain yang menarik
2. Material kuat dan memiliki daya tahan Rak menggunakan material yang kuat dan tahan
yang lama lama
3. Kapasitas penyimpanan besar Rak memiliki kapasitas penyimpanan yang besar
4. Desain rak ergonomis Rak memiliki desain yang ergonomis
5. Memiliki desain yang praktis Rak memiliki desain yang praktis
6. Ukuran dapat disesuaikan (adjustable) Rak memiliki ukuran yang dapat disesuaikan
7. Desain rak memudahkan pengorganisiran Rak memiliki desain yang mempermudah
barang pengorganisiran barang
8. Bentuk rak tidak membutuhkan banyak Rak memiliki bentuk yang mudah untuk
ruang diletakkan di space yang tersedia
9. Desain rak portable Rak memiliki desain yang portable
10. Material berkualitas Rak menggunakan material yang berkualitas
11. Rak mudah dibersihkan Rak mudah dibersihkan

3.2 Rancangan Kuesioner Tertutup


Setelah didapatkan daftar kebutuhan pelanggan, maka dilakukan penyebaran kuesioner
tertutup yang berfungsi untuk menspesifikasikan kebutuhan, mendapatkan apa yang menjadi
kebutuhan pelanggan, nilai kepentingan dari masing-masing kebutuhan, serta sebagai
perbandingan dengan produk kompetitor. Gambar 3.1 merupakan rancangan kuisioner
tertutup untuk produk rak.

15
KUISIONER TERTUTUP KEBUTUHAN PELANGGAN
TERHADAP PRODUK MEJA BELAJAR
Identitas Responden
Nama :
Jenis kelamin :
Jenjan Pendidikan :
Pekerjaan :
Rak Billy/Oxburg (IKEA)

 Material : Particle Board, ABS plastic,


Fibreboard, Veneer Kayu dan Tempered Glass
 Ringan, Benda terhindar dari debu
 Ukuran tinggi 202 cm, Panjang 30 cm dan lebar
120 cm
Rak RSG-3 SSN (Zyo)

 Material : Particle Board


 Minimalis, Ringan, Mudah dibongkar dan
dipindah
 Ukuran tinggi 90 cm, Panjang 40 cm dan lebar
30 cm

Dibawah ini merupakan pertanyaan kebutuhan dari pelanggan, silahkan di isi dengan memilih
angka tingkat kepuasan/kepentingan menurut anda. Diharapkan di isi dengan jujur, Terimakasih.
No. Pernyataan Kebutuhan Billy/Oxburg RSG-3 SSN Produk
(IKEA) (Zyo) Ekspektasi
1. Rak memiliki desain dan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
warna rak menarik
2. Rak menggunakan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
material yang kuat dan
tahan lama
3. Rak memiliki kapasitas 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
penyimpanan yang besar
4. Rak memiliki desain 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
yang ergonomis
5. Rak memiliki desain 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
yang praktis
6. Rak memiliki ukuran 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
yang dapat disesuaikan
7. Rak memiliki desain 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
yang mempermudah
pengorganisiran barang
8. Rak memiliki bentuk 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
yang mudah diletakkan di
space yang tersedia
9. Rak memiliki desain 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
yang portable
10. Rak menggunakan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
material yang berkualitas
11. Rak mudah dibersihkan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Keterangan :
1 = Sangat Tidak Puas / Sangat Tidak Penting
2 = Tidak Puas / Tidak Penting
3 = Cukup Puas / Cukup Penting
4 = Puas / Penting
5 = Sangat Puas / Sangat Penting

Gambar 3.1 Rancangan Kuesioner Tertutup Kebutuhan Pelanggan terhadap Produk Rak

16
3.3 Pengujian Data
Setelah kuisioner disebarkan, kuisioner perlu dilakukan pengujian data guna data pada
instrument bisa digunakan untuk menilai dan mengukur isi dari kuisioner yang disebarkan.
Sebelum digunakan untuk keperluan pengembangan produk, hasil kusioner dilakukan uji
validitas dan reliabilitas terlebih dahulu.

3.4 Rekap Hasil Kuesioner Tertutup


Setelah didapatkan data-data hasil penyebaran kuesioner tertutup, perlu dilakukan rekap
data agar mudah dalam benchmarking dengan kompetitor, untuk mengetahui kebutuhan
pelanggan. Karena data yang didapatkan dari hasil kuesioner dalam skala ordinal (data
kualitatif), maka perlu dilakukan transformasi data kedalam skala interval (data kuantitatif).
Gambar 3.2 merupakan contoh salah satu tabel transormasi data dari pernyataan 1 terhadap
produk rak IKEA.

Gambar 3.2 Transformasi Data Skala Ordinal menjadi Skala Interval

Untuk contoh perhitungan dari proses transformasi data dipermisalkan pada data dengan
skala ordinal 2. Berikut merupakan perhitungan dari proses transformasi data.
1. Frekuensi = 6. Didapatkan dari banyak nya responden yang memilih skala kepuasan 2
dari pernyataan 1.
𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖
2. Proporsi = 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
6
= 30

= 0.2
3. Proporsi kumulatif = proporsi skala ordinal 1 + proporsi skala ordinal 2
= 0 + 0.2
= 0.2
4. Untuk perhitungan Z didapatkan dari tabel Z dengan mempertimbangkan proporsi
kumulatifnya.
a. Pada tabel Z = diperoleh dari nilai proporsi kumulatif sebesar 0.2, maka dicari di
tabel z nilai yang paling mendekati adalah 0.2005 maka nilai Z sebesar -0.841

17
b. Pada fungsi Ms. Excel = NORM.S.INV (Proporsi kumulatif skala ordinal 2)
= NORM.S.INV (0.2)
= -0.84162
𝑧2
1 −
5. Density = 𝑒 2
√2𝜋
−0.841622
1 −
= 𝑒 2
√2𝜋

= 0.28
(0−0.28)
6. Scale value = = -1.4
(0.2−0)

7. Skala interval = Karena scale value nya memiliki nilai yang paling kecil dibandingkan
nilai lainnya, maka diberi nilai skala interval sebesar 1
Ketika semua data sudah ditransformasikan, maka data-data tersebut dapat di rata-rata
kan sehingga didapatkan rekap hasil data kuesioner. Tabel 3.2 merupakan rekap data hasil
kuesioner tertutup

Tabel 3.2 Rekap Hasil Kuesioner Tertutup


Rata-rata nilai Rata-rata nilai Rata-rata nilai
No Pernyataan produk rak produk rak Zyo produk
IKEA (mebel lokal) ekspektasi rak
1 Rak memiliki desain yang menarik 2,4 2,94 2,31
Rak menggunakan material yang kuat
2 2,4 3,23 2,75
dan tahan lama
Rak memiliki kapasitas penyimpanan
3 3,23 2,94 2,75
yang besar
4 Rak memiliki desain yang ergonomis 2,94 2,61 2,4
5 Rak memiliki desain yang praktis 2,92 3,23 3,23
Rak memiliki ukuran yang dapat
6 2,5 2,61 3,23
disesuaikan
Rak memiliki desain yang
7 2,5 3,23 2,94
mempermudah pengorganisiran barang
Rak memiliki bentuk yang mudah
8 2,5 3,23 3,23
untuk diletakkan di space yang tersedia
9 Rak memiliki desain yang portable 2,94 2,94 3,23
Rak menggunakan material yang
10 2,5 2,94 2,75
berkualitas
11 Rak mudah dibersihkan 2,94 2,23 2,5

Setelah didapatkan rekap hasil data kuesioner tertutup seperti di atas dan dilakukan
benchmarking dengan produk kompetitor, maka dapat diketahui keinginan pelanggan
terhadap produk rak. Misalnya, pada pernyataan 6. Dari Tabel 3.2, dapat dilihat bahwa
keinginan pelanggan terhadap pernyataan tersebut cukup tinggi. Menandakan bahwa
pelanggan menginginkan rak yang memiliki ukuran yang dapat disesuaikan, serta produk
rak kompetitor belum cukup memuaskan pelanggan akan hal tersebut.

18
BAB I
SPESIFIKASI PRODUK

Dalam tahap pembuatan spesifikasi produk, salah satu metode yang dapat dilakukan
adalah dengan menggunakan alat bantu House of Quality (HOQ), agar spesifikasi dari
produk yang dibuat sesuai dengan kebutuhan pelanggan. House of Quality adalah salah satu
matriks dari proses iterative yang disebut Quality Function Deployment (QFD). House of
Quality Matrix adalah alat yang paling dikenal dan banyak digunakan untuk proses desain
produk baru. HOQ dapat menerjemahkan kebutuhan pelanggan, berdasarkan studi pasar dan
data benchmarking, menjadi sejumlah target teknik yang tepat untuk dipenuhi oleh desain
produk baru (Shrivastava, 2016). Pembuatan HOQ terdiri dari beberapa tahap. Berikut
merupakan langkah-langkah dalam pembuatan HOQ.
1. Masukkan pernyataan kebutuhan pelanggan yang telah di transformasi (Voice of
Customer) pada modul sebelumnya ke dalam Room 1.
2. Isikan nilai kepentingan yang ada pada Room 1 dengan skala 1-5. Nilai kepentingan
merupakan nilai yang menggambarkan seberapa penting pernyataan kebutuhan yang
ada menurut tim desain.
3. Tentukan daftar respon teknis yang merupakan jawaban untuk pernyataan kebutuhan.
Daftar respon teknis ditentukan dengan cara menentukan spesifikasi produk yang
hendak dirancang dengan pembatasan satuan, dimana setiap respon teknis haris
mengandung metrics, value, dan unit. Daftar respon teknis diisikan pada Room 2.
4. Isikan nilai hubungan antara respon teknis dan kebutuhan pelanggan pada Room 3.
Pastikan semua baris dan kolom setidaknya memiliki satu nilai hubungan.
5. Pada Room 4 isikan rata-rata nilai harapan dan juga nilai dari kompetitor yang
didapatkan dari hasil kuisioner yang telah ditransformasi menjadi data interval.
6. Sebelum membuat Room 5, buatlah tabel yang berisi nilai marginal dan nilai ideal dari
daftar respon teknis yang telah dibuat. Sebelum dapat mengisikan nilai marginal dan
nilai ideal, maka isikan nilai performansi dari produk kompetitor yang sesuai dengan
satuan dari masing-masing respon teknis. Nilai marginal merupakan nilai yang masih
dapat diterima oleh tim desain yang biasanya merupakan interval dari nilai tertentu, skor
dari nilai marginal untuk di Room 5 adalah diantara 2-4. Nilai Ideal merupakan nilai
yang diharapkan oleh tim desain untuk ada diproduknya nanti. Skor dari nilai ideal
adalah 5 atau nilai maksimum. Setelah sudah membuat tabel tersebut, maka isikan skor
dari produk kompetitor pada Room 5.

19
7. Isikan korelasi dari antar respon teknis yang telah dibuat pada Room 6. Korelasi ini
dapat berupa korelasi positif maupun korelasi negatif.
8. Hitunglah nilai Absolute importance pada Room 7 dengan cara mengkalikan nilai
kepentingan pada Room 1 dengan nilai hubungan yang ada pada Room 3.
9. Hitunglah nilai Relative Importance dengan cara membagikan nilai Absolute
Importance dengan jumlah dari nilai Absolute Importance.
10. Berilah ranking dari tiap-tiap daftar respon teknis dari nilai Relative Importance yang
tertinggi.
11. Buatlah standar performansi dari produk yang nantinya akan dibuat pada Room 8
dengan mempertimbangkan Room 5, 6 dan 7.
Untuk kebutuhan pelanggan beserta nilai kepentingannya telah didapatkan dari tahap
identifikasi peluang serta identifikasi kebutuhan pelanggan. Setelah itu, perlu dilakukan
penyusunan daftar respon teknis terhadap need statement dari pelanggan.

1.1 Daftar Respon Teknis


Dalam pembuatan House of Quality (HOQ) di Room 2, dilakukan penentuan daftar
respon teknis. Daftar respon teknis dapat disebut sebagai spesifikasi dari produk yang
dirancang. Respon teknis yang disusun harus memiliki metric, unit, dan value. Tabel 1.1
adalah daftar pernyataan kebutuhan pelanggan tentang produk rak.

Tabel 1.1 Daftar Kebutuhan Pelanggan


No. Pernyataan Kebutuhan
1. Rak memiliki desain yang menarik
2. Rak menggunakan material yang kuat dan tahan lama
3. Rak memiliki kapasitas penyimpanan yang besar
4. Rak memiliki desain yang ergonomis
5. Rak memiliki desain yang praktis
6. Rak memiliki ukuran yang dapat disesuaikan
7. Rak memiliki desain yang mempermudah
pengorganisiran barang
8. Rak memiliki bentuk yang mudah untuk diletakkan di
space yang tersedia
9. Rak memiliki desain yang portable
10. Rak menggunakan material yang berkualitas
11. Rak mudah dibersihkan

Tabel 1.2 menunjukkan daftar respon teknis dari produk rak berdasarkan pernyataan
kebutuhan dari pelanggan.

20
Tabel 1.2 Daftar Respon Teknis
No. Kebutuhan Metric Satuan (units)
1. 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11 Panjang rak Cm
2. 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11 Lebar rak Cm
3. 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11 Tinggi rak Cm
4. 2, 3, 10 Beban maksimum rak Kg
5. 2, 5, 6, 9 Ketebalan rak Cm
6. 2, 5, 9 Berat rak Kg
7. 1, 2, 5, 9, 10, 11 Material rak Subj.

Setelah diidentifikasi, maka daftar respon teknis dapat dimasukkan ke dalam Room 2
pada HOQ. Gambar 1.1 merupakan Room 2 dari HOQ.

Gambar 1.1 Daftar Respon Teknis (Room 2)

1.2 Relationship Matrix


Kebutuhan pelanggan, karakteristik produk maupun layanan ditentukan oleh tim QFD
pada relationship matrix. Tahap ini digunakan untuk mendeteksi “WHATs” (kebutuhan
pelanggan) dan “HOWs” (respon teknis) dari kebutuhan pelanggan yang sudah diidentifikasi
sebelumnya. Terdapat tiga tingkat relasi untuk relationship matrix ini. Tabel 1.3 merupakan
daftar tingkat relasi tersebut beserta penjelasannya.

21
Tabel 1.3 Relasi antara Kebutuhan Pelanggan dan Respon Teknis
Relation Degree Point Figure Mode

Strong 9

Medium 3

Weak 1

Hubungan yang kuat antara “WHATs” dan “HOWs” menunjukkan bahwa suatu
perusahaan dapat sepenuhnya menanggapi suara pelanggan (Paryani, 2010; Park and Noh,
2002). Simbol yang diberikan tidak wajib untuk mendefinisikan suatu relasi, terdapat
beberapa sumber yang menggunakan tingkat relasi yang berbeda. Di sini, target utamanya
adalah memilih yang paling mudah (Hauser dan Clausing, 1988). Gambar 1.2 merupakan
relationship matrix di HOQ pada Room 3.

Gambar 1.2 Relationship Matrix dari Kebutuhan Pelanggan dan Respon Teknis (Room 3)

1.3 Benchmarking
Pada tahap benchmarking (Room 4), dilakukan perbandingan antara produk ekspektasi
pelanggan dengan produk kompetitor yang dijadikan sebagai pertimbangan. Kompetitor
yang dilibatkan dalam pembuatan produk rak adalah rak IKEA dan Zyo (mebel lokal). Nilai

22
harapan rata-rata dari setiap produk, diperoleh dari kuesioner tertutup pada tahap identifikasi
kebutuhan pelanggan. Gambar 1.3 merupakan gambar dari Room 4.

Gambar 1.3 Benchmarking antar Produk Ekspektasi dengan Kompetitor (Room 4)

1.4 Technical Benchmarking


Technical Benchmarking (Room 5) merupakan aktivitas untuk memperbaiki kualitas
dengan aliansi antar partner untuk berbagi informasi dalam proses dan pengukuran yang
akan menstimulasi praktek inovatif dan memperbaiki kinerja. Tabel 1.4 menunjukkan
technical benchmarking dari produk rak.

Tabel 1.4 Technical Benchmarking


Ideal Marginal
Teknis Matrix Satuan IKEA Zyo
Value Value
Panjang Rak
1 80 80-85 Cm 80 40
(Horizontal)
Lebar Rak
2 30 30-35 Cm 30 30
(Horizontal)
Tinggi Rak
3 170 170-180 Cm 202 90
(Vetikal)
Beban
4 20 20-30 Kg 30 6
Maksimum Rak
5 Ketebalan Rak 2 2-2.5 Cm 2 1
6 Berat Rak 40 40-45 Kg 55 5
Particle Board,
Particle Particle
7 Material Rak Subj. Kayu Jati, dan Particle Board
Board Board
Kaca

23
Gambar 1.4 merupakan Room 5 dari House of Quality yang menunjukkan technical
benchmarking.

Gambar 1.4 Technical Benchmarking (Room 5)

1.5 Correlations
Correlations (Room 6) pada HOQ menjelaskan tentang hubungan antar respon teknis
yang dibuat oleh tim desain. Tabel 1.5 merupakan simbol-simbol yang dipakai untuk
menentukan korelasi teknis pada perancangan produk rak.

Tabel 1.5 Simbol Matrik Korelasi Teknis


Simbol Pengertian
Antara karakteritik teknik yang satu dengan yang lain hubungannya
adalah positif sangat kuat.

Antara karakteritik teknik yang satu dengan yang lain hubungannya


adalah positif kuat.

Antara karakteritik teknis yang satu dengan yang lain tidak saling
berpengaruh atau tidak ada hubungan sama sekali dalam pencapaian
Kosong
tujuan pengembangan.

Antara korelasi teknis yang satu dan yang lain terdapat hubungan
negatif kuat, artinya antar karakteristik teknis tersebut tidak saling
mendukung atau saling bertentangan.
Antara korelasi teknis yang satu dan yang lain terdapat hubungan
negatif sangat kuat, artinya antar karakteristik teknis saling tidak
mendukung sama sekali.

Gambar 1.5 merupakan correlations dari satu respon teknis dan respon teknis lainnya

24
(Room 6).

Gambar 1.5 Correlations antar Respon Teknis (Room 6)

1.6 Importance of Technical


Importance of technical (Room 7) merupakan perhitungan untuk mengetahui respon
teknis yang paling penting dan perlu dijadikan prioritas dalam pengembangan konsep di
tahap selanjutnya. Perhitungan meliputi variabel nilai harapan pelanggan dan nilai interaksi
antara pernyataan kebutuhan dengan respon teknis. Sedangkan Room 8 merupakan
performance standard yang digunakan untuk mengetahui target nilai dari respon teknis
untuk dikembangkan dalam tahap selanjutnya. Gambar 1.6 merupakan gambar Room 7 dan
8 yang menunjukkan hasil perhitungan Importance of Technical.

Gambar 1.6 Room 7 dan 8

1.7 House Of Quality


Setelah melakukan semua tahap yang diperlukan dalam pembuatan HOQ, maka dapat
dilihat hasil keseluruhannya. Gambar dari HOQ produk rak dapat dilihat pada Lampiran 1.

25
(Halaman ini sengaja dikosongkan)

26
BAB I
PENGEMBANGAN KONSEP

Pada bab ini, akan dijelaskan mengenai pengembangan konsep, studi spesifikasi konsep,
dan alternatif konsep.

1.1 Pengembangan Konsep


Konsep produk merupakan gambaran singkat bagaimana produk memuaskan kebutuhan
pelanggan. Sehingga perlu dimunculkan konsep untuk memperbarui mekanisme produk rak
yang baru berdasarkan hasil dari analisis House of Quality yang paling penting untuk
diperbaiki.
Inti dari perencanaan desain adalah terletak pada pengembangan konsep. Crawford
mengemukakan bahwa konsep desain adalah kombinasi antara lisan, tulisan, dan atau bentuk
prototipe yang akan dilakukan perbaikan dan bagaimana pelanggan menunjukkan
keuntungan / kerugiannya. Tiga bagian penting yang diangkat untuk ide/perencanaan produk
yang akan dikembangkan dalam bentuk konsep adalah:
1. Bentuk
Hal ini merupakan bentuk fisik suatu produk itu sendiri, material penyusun produk, dan
sebagainya.
2. Teknologi
Termasuk di dalamnya antara lain: prinsip, teknik, perlengkapan, mekanika, kebijakan,
dan seterusnya yang dapat digunakan untuk menciptakan/mencapai produk yang
dimaksud.
3. Keuntungan
Nilai lebih/keuntungan yang diharapkan pelanggan dari produk tersebut.
Dalam fase pengembangan konsep ini, suatu proses pengembangan konsep
membutuhkan lebih banyak koordinasi terhadap bagian-bagian terkait dalam tim
pengembangan produk dibandingkan dengan fase-fase yang lain. Secara umum proses
pengembangan konsep ini dapat diperhatikan sebagai suatu kegiatan yang saling
berhubungan, seperti terlihat pada Gambar 1.1.
Sebagaimana ditunjukan pada Gambar 1.1, proses pengembangan konsep mencakup
kegiatan-kegiatan sebagai berikut (Ulrich-Eppinger, 2001):
1. Identifikasi kebutuhan pelanggan.
2. Penetapan spesifikasi target

27
3. Penyusunan konsep
4. Pemilihan konsep
5. Pengujian konsep
6. Penentuan spesifikasi akhir
7. Perencanaan proyek

Gambar 1.1 Tahap Pengembangan Konsep, Terdiri dari Berbagai Kegiatan Awal Hingga Akhir
Sumber: Ulrich-Eppinger, 2001

1.2 Studi Spesifikasi Konsep


Dalam melakukan penyusunan konsep produk, sebaiknya dimulai dengan memperjelas
masalah mencakup pengertian umum dan pemecahan masalah menjadi submasalah. Hal ini
dilakuka dengan dekomposisi masalah, di mana masalah yang kompleks akan dibagi
menjadi submasalah yang lebih sederhana dengan pendekatan fungsional, sehingga perlu
menggambarkan ulang mekanisme produk, misalnya dengan menggunakan FAST Diagram.
Menurut Herdiman dkk (2011) FAST yaitu sebuah daftar dari fungsi suatu produk
menggunakan definisi serta menganalisa fungsi sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
konsumen. FAST diagram dilakukan untuk melihat identifikasi fungsi dasar dan fungsi
pelengkap. FAST (Function Analysis System Technique) adalah teknik menyusun diagram
secara sistematis untuk mengidentifikasikan fungsi–fungsi dan menggambarkan kaitan
antara fungsi–fungsi tersebut. Cara kerja diagram ini berawal dari penentuan fungsi utama
dan bagaimana cara pencapainnya (how), dan akan dijelaskan mengapa hal tersebut

28
dilakukan (why). Diagram ini juga melakukan pembagian antara lingkup design dan lingkup
konstruksi untuk tercapainya analisa yang dibuat.
Pada FAST diagram dijelaskan konsep pemikiran pada fase desain and fase konstruksi.
Pada fase desain menjelaskan bagaimana cara yang dilakukan untuk memecahkan masalah
yang akan timbul. Sedangkan pada masa konstruksi dijelaskan bagaimana cara yang
dilakukan untuk memecahkan masalah yang timbul. Gambar 1.2 merupakan FAST Diagram
dari produk rak.

29
Ketebalan rak

Panjang rak

Memberikan Memiliki ukuran


Lebar rak
kenyamanan yang sesuai

Tinggi rak

Memiliki bentuk
Sebagai tempat untuk Bentuk sekat rak
Rak yang sesuai
menyimpan barang

Jumlah slot sekat


rak

Memiliki desain
yang fleksibel Sistem bongkar
(mudah pasang sekat rak
disesuaikan)

Tempat
penyimpanan
sekat rak

Memberikan Material rak


keandalan

Memiliki
kerangka yang Berat rak
kuat

Beban
maksimum rak

Memiliki Material
bantalan kaki bantalan kaki

Bentuk bantalan
kaki

Gambar 1.2 FAST Diagram Produk Rak

1.3 Alternatif Konsep


Alternatif konsep merupakan sebuah alternatif baru yang dimunculkan dari setiap fungsi
yang dibuat sebelumnya. Dalam alternatif konsep menggunakan tabel kombinasi konsep
yang menyediakan sebuah cara untuk mempertimbangkan kombinasi solusi secara
sistematis yaitu dengan Morphological Chart. Di dalam chart ini dibuat kombinasi dari

30
berbagai kemungkinan solusi untuk suatu produk. Tabel 1.1 merupakan morphological chart
untuk produk rak.

Tabel 1.1 Alternatif Konsep – Morphological Chart


Kriteria Fungsi Kriteria Pilihan Desain
Ketebalan Rak 2 cm (A1) 2.5 cm (A2)
(A)
Bentuk Sekat Abstrak (B1) Basic (B2) Bergelombang (B3)
Rak (B)

Memberikan
Kenyamanan

Jumlah Slot 4 slot (C1) 9 slot (C2)


Sekat Rak (C)
Sistem Geser (D1) Pengunci (D2)
Bongkar
Pasang Sekat
Rak (D)

Tempat Penutup Belakang Penutup


Penyimpanan (E1) Depan (E2)
Sekat Rak (E)
Material Rak Particle Board MDF (F2) Plywood (F3)
(F) (F1)

Memberikan
Keandalan

Berat Rak (G) 40 kg (G1) 45 kg (G2)

Beban 20 kg (H1) 25 kg (H2) 30 kg (H3)


Maksimum
Rak (H)

31
Tabel 1.1 Alternatif Konsep – Morphological Chart (Lanjutan)
Kriteria Fungsi Kriteria Pilihan Desain
Material Polymer (I1) Karet (I2)
Bantalan Kaki
(I)

Memberikan
Bentuk Persegi (J1) Siku-siku (J2) Persegi Panjang (J3)
Keandalan
Bantalan Kaki
(J)

Alternatif konsep:
Berikut merupakan berbagai macam alternatif konsep yang dibuat berdasarkan
kombinasi setiap pilihan kriteria.
Konsep A: A1 – B1 – C1 – D1 – E1 – F1 – G2 – I2 – J2
Penjelasan: Pada Konsep A rak memiliki ketebalan sebesar 2 cm. Sistem bongkar pasang
sekat rak adalah sistem geser dan memiliki bentuk sekat rak yang abstrak. Jumlah slot sekat
rak terdapat sebanyak 4 slot, serta rak memiliki tempat penyimpanan sekat rak yang tidak
digunakan dengan posisi penutup nya di sisi belakang rak. Rak terbuat dari material particle
board, dengan berat 45 kg, beban maksimum 20 kg. Rak juga memiliki bantalan kaki yang
terbuat dari material karet, dan berbentuk siku-siku. Rak memiliki panjang 80 cm, lebar 30
cm, dan tinggi 170 cm.

Gambar 1.3 Rak Konsep A

32
Konsep B: A1 – B2 – C2 – D1 – E1 – F2 – G1 – H1 – I1 – J1
Penjelasan: Pada Konsep B rak memiliki ketebalan sebesar 2 cm. Sistem bongkar pasang
sekat rak adalah sistem geser dan memiliki bentuk sekat rak basic. Jumlah slot sekat rak
terdapat sebanyak 9 slot, serta rak memiliki tempat penyimpanan sekat rak yang tidak
digunakan dengan posisi penutup nya di sisi belakang rak. Rak terbuat dari material MDF,
dengan berat 40 kg, beban maksimum 20 kg. Rak juga memiliki bantalan kaki yang terbuat
dari material polymer, dan berbentuk persegi. Rak memiliki panjang 80 cm, lebar 30 cm,
dan tinggi 170 cm.

Gambar 1.4 Rak Konsep B

Konsep C: A2 – B3 – C1 – D2 – E2 – F3 – G1 – H2 – I2 – J1
Penjelasan: Pada Konsep C rak memiliki ketebalan sebesar 2.5 cm. Sistem bongkar pasang
sekat rak adalah sistem pengunci dan memiliki bentuk sekat rak yang bergelombang. Jumlah
slot sekat rak terdapat sebanyak 4 slot, serta rak memiliki tempat penyimpanan sekat rak
yang tidak digunakan dengan posisi penutup nya di sisi depan rak. Rak terbuat dari material
plywood, dengan berat 40 kg, beban maksimum 25 kg. Rak juga memiliki bantalan kaki yang
terbuat dari material karet, dan berbentuk persegi. Rak memiliki panjang 80 cm, lebar 30
cm, dan tinggi 170 cm.

33
Gambar 1.5 Rak Konsep C

Konsep D: A2 – B1 – C1 – D2 – E2 – F2 – G1 – H3 – I1 – J3
Penjelasan: Pada Konsep D rak memiliki ketebalan sebesar 2.5 cm. Sistem bongkar pasang
sekat rak adalah sistem pengunci dan memiliki bentuk sekat rak yang abstrak. Jumlah slot
sekat rak terdapat sebanyak 4 slot, serta rak memiliki tempat penyimpanan sekat rak yang
tidak digunakan dengan posisi penutup nya di sisi depan rak. Rak terbuat dari material MDF,
dengan berat 40 kg, beban maksimum 30 kg. Rak juga memiliki bantalan kaki yang terbuat
dari material polymer, dan berbentuk persegi panjang. Rak memiliki panjang 80 cm, lebar
30 cm, dan tinggi 170 cm.

Gambar 1.6 Rak Konsep D

34
Konsep E: A1 – B3 – C1 – D1 – E1 – F1 – G2 – H1 – I1 – J3
Penjelasan: Pada Konsep E rak memiliki ketebalan sebesar 2 cm. Sistem bongkar pasang
sekat rak adalah sistem geser dan memiliki bentuk sekat rak yang bergelombang. Jumlah
slot sekat rak terdapat sebanyak 4 slot, serta rak memiliki tempat penyimpanan sekat rak
yang tidak digunakan dengan posisi penutup nya di sisi belakang rak. Rak terbuat dari
material particle board, dengan berat 45 kg, beban maksimum 20 kg. Rak juga memiliki
bantalan kaki yang terbuat dari material polymer, dan berbentuk persegi panjang. Rak
memiliki panjang 80 cm, lebar 30 cm, dan tinggi 170 cm.

Gambar 1.7 Rak Konsep E

Konsep F: A2 – B2 – C1 – D2 – E2 – F3 – G2 – H3 – I2 – J2
Penjelasan: Pada Konsep F rak memiliki ketebalan sebesar 2.5 cm. Sistem bongkar pasang
sekat rak adalah sistem pengunci dan memiliki bentuk sekat rak basic. Jumlah slot sekat rak
terdapat sebanyak 4 slot, serta rak memiliki tempat penyimpanan sekat rak yang tidak
digunakan dengan posisi penutup nya di sisi depan rak. Rak terbuat dari material plywood,
dengan berat 45 kg, beban maksimum 30 kg. Rak juga memiliki bantalan kaki yang terbuat
dari material karet, dan berbentuk siku-siku. Rak memiliki panjang 80 cm, lebar 30 cm, dan
tinggi 170 cm.

35
Gambar 1.8 Rak Konsep F

Ringkasan dari penjelasan konsep-konsep rak yang akan dibuat yang dapat dilihat pada
Tabel 1.2.

Tabel 1.2 Ringkasan Konsep-Konsep yang Akan Dibuat


Konsep
A B C D E F
Ketebalan Rak 2 cm 2 cm 2.5 cm 2.5 cm 2 cm 2.5 cm

Bentuk Sekat Abstrak Basic Bergelomba Abstrak Bergelomb Basic


Rak ng ang
Jumlah Slot 4 slot 9 slot 4 slot 4 slot 4 slot 4 slot
Sekat Rak
Sistem Sistem Sistem Sistem Sistem Sistem Sistem
Bongkar geser geser pengunci pengunci geser Pengunci
Pasang Rak
Tempat Penutup Penutup Penutup Penutup Penutup Penutup
Penyimpanan Belakang Belakang Depan Depan Belakang Depan
Sekat Rak
Material Rak Particle MDF Plywood MDF Particle Plywood
board Board
Berat Rak 45 kg 40 kg 40 kg 40 kg 45 kg 45 kg
Beban 20 kg 20 kg 25 kg 30 kg 20 kg 30 kg
Maksimum
Rak
Material Karet Polymer Karet Polymer Polymer Karet
Bantalan Kaki
Bentuk Siku-siku Persegi Persegi Persegi Persegi Siku-siku
Bantalan Kaki panjang panjang

36
BAB II
METODE PEMILIHAN KONSEP

Pada bab ini, akan dijelaskan mengenai metode pemilihan konsep, dan analisis dsari
konsep terpilih.

2.1 Metode Pemilihan Konsep


Pemilihan konsep didasarkan pada metode yang dikembangkan oleh Stuart Pugh yang
disebut seleksi konsep PUGH. Terdapat 2 tahap pemilihan konsep, yaitu tahapan pertama
disebut penyaringan konsep dan tahapan kedua disebut penilaian konsep (Ulrich dan
Eppinger, 2001).
1. Penyaringan Konsep
Penyaringan adalah proses yang evaluasinya masih perkiraan yang ditujukan untuk
mempersempit alternatif. Berikut merupakan langkah-langkah penyaringan konsep:
a. Menyiapkan Matriks Seleksi
Memasukkan kriteria seleksi, dimana kriteria seleksi diperoleh dari fungsi produk
yang telah dijabarkan pada Diagram FAST.
b. Menilai Konsep
Melakukan penilaian konsep dimana: “lebih baik” (+), “sama dengan” (0), atau
lebih buruk “(-)”, serta membandingkan setiap konsep dengan konsep referensi.
c. Merangking Konsep
Memberi peringkat pada setiap konsep.
d. Menggabungkan dan Memperbaiki Konsep
e. Memilih Satu atau Lebih Konsep
f. Merefleksikan Hasil dan Proses
Tabel 2.1 menunjukkan matriks PUGH penyaringan konsep produk rak.

Tabel 2.1 Matriks PUGH Penyaringan Konsep


Konsep
Reef
Kriteria
A B C D E F (Rak
Zyo)
Memberikan
0 + 0 0 0 + 0
Kenyamanan
Memberikan
0 + + + 0 + 0
Keandalan
Jumlah + 0 2 1 1 0 2
Jumlah 0 2 0 1 1 2 0

37
Tabel 2.1 Matriks PUGH Penyaringan Konsep (Lanjutan)
Konsep
Reef
Kriteria
A B C D E F (Rak
Zyo)
Jumlah - 0 0 0 0 0 0
Nilai Akhir 0 2 1 1 0 2
Ranking 5 1 3 4 6 2
Lanjutkan ? Tidak Gabungkan Gabungkan Gabungkan Tidak Gabungkan

Berikut merupakan tabel konsep tersaring berdasarkan matriks PUGH di atas.

Tabel 2.2 Konsep Tersaring


Konsep BF CD
Ketebalan Rak 2 cm 2.5 cm
Bentuk Sekat Rak Basic Bergelombang
Jumlah Slot Sekat Rak 9 slot 4 slot
Sistem Bongkar Pasang Sistem Sistem
Rak geser pengunci
Tempat Penyimpanan Penutup
Penutup Depan
Sekat Rak Depan
Material Rak Plywood Plywood
Berat Rak 40 kg 40 kg
Beban Maksimum Rak 20 kg 30 kg
Material Bantalan Kaki Karet Karet
Siku- Persegi
Bentuk Bantalan Kaki
siku panjang

2. Penilaian Konsep
Penilaian konsep merupakan sebuah analisis konsep yang ada untuk memilih salah satu
konsep dengan memberikan bobot kepentingan relatif pada setiap kriteria seleksi.
Berikut merupakan langkah-langkah penilaian konsep.
a. Menyiapkan Matriks Seleksi
Memasukkan kriteria seleksi dan tambahkan bobot kepentingan untuk setiap
kriteria.
b. Menilai Konsep
Melakukan penilaian konsep dengan skala penilaian yang direkomendasikan. Tabel
2.3 menunjukkan nilai kinerja relatif untuk melakukan penilaian konsep.

Tabel 2.3 Kinerja Relatif


Kinerja Relatif Nilai
Sangat buruk dibandingkan referensi 1
Buruk dibandingkan referensi 2
Sama seperti referensi 3
Lebih baik dari referensi 4
Sangat lebih baik dari referensi 5

38
c. Merangking Konsep
Nilai berbobot dihitung dengan mengalikan nilai dengan bobot kriteria/beban, lalu
diberi peringkat sesuai dengan total nilainya. Dimana bobot kriteria diperoleh dari
relative important pada HOQ.
d. Menggabungkan dan memperbaiki Konsep
e. Memilih satu atau lebih konsep
f. Merefleksikan hasil dan proses
Tabel 2.4 merupakan PUGH matrix pada tahap penilaian konsep untuk produk rak.
Berdasarkan tahap penyaringan sebelumnya, terdapat 2 konsep yang dapat dilanjutkan, yaitu
penggabungan dari konsep B dan F, serta penggabungan dari konsep C dan D dengan
perbaikan.

Tabel 2.4 Matriks PUGH Penilaian Konsep


Konsep
Kriteria Seleksi Beban
BF CD
Memberikan Kenyamanan 71% 5 3.55 4 2.84
Memberikan Keandalan 29% 4 1.16 5 1.45
Total Nilai Peringkat 4.71 4.29
Lanjutkan ? Kembangkan Tidak

2.2 Analisis Konsep Terpilih


Berdasarkan analisis menggunakan PUGH Matrix, didapatkan konsep yang terpilih,
yaitu konsep BF. Sebelumnya, pada tahap penyaringan terdapat 6 konsep yang dapat
dilanjutkan, yaitu penggabungan konsep B dan F, serta penggabungan konsep C dan D.
Kemudian dilanjutkan dengan tahap penilaian sehingga didapatkan satu konsep yang akan
dikembangkan pada tahap selanjutnya, yaitu konsep BF yang mempunyai spesifikasi yaitu,
memiliki ukuran panjang 80 cm, lebar 30 cm, dan tinggi 170 cm. Pada konsep ini, ketebalan
rak memiliki ukuran 2 cm, menggunakan sistem geser pada sistem bongkar pasang, bentuk
sekat basic, material rak dari plywood . Jumlah slot sekat rak adalah 9 slot, dan terdapat
tempat penyimpanan sekat rak yang tidak digunakan dengan posisi penutupnya di sisi depan
rak. Rak ini memiliki berat 40 kg dengan kemampuan beban rak maksimum sebesar 20 kg.
Material bantalan kaki terbuat dari karet dan bentuk bantalan kaki siku-siku. Konsep yang
terpilih dari produk rak dapat dilihat pada Tabel 2.5.

39
Tabel 2.5 Konsep Terpilih
Konsep Terpilih
Jumlah Tempat
Ketebalan Panjang Lebar Tinggi Slot Sekat Penyim- Berat Beban Maksimum
Rak Rak Rak Rak Rak panan Sekat Rak Rak
Rak
2 cm 80 cm 30 cm 170 cm 9 slot Penutup Depan 40 kg 20 kg
Sistem Bongkar Bentuk Bantalan Kaki
Bentuk Sekat
Pasang Rak
Siku-Siku
Geser Basic

Material Rak Material Bantalan Kaki


Plywood

Karet

40
BAB III
PENGUJIAN KONSEP

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengujian konsep, pemilihan populasi survei
serta format survei, mengkomunikasikan konsep, pengukuran respon pelanggan,
menginterpretasikan hasil, dan mereflesikan hasil serta proses.

3.1 Mengidentifikasi Maksud dari Pengujian Konsep


Satu atau lebih konsep yang dihasilkan selanjutnya diuji/dievaluasi untuk mengetahui
apakah kebutuhan konsumen telah terpenuhi. Tahap ini juga memperkirakan potensi pasar
dari produk, dan mengidentifikasi beberapa kelemahan yang harus diperbaiki pada kegiatan
proses pengembangan selanjutnya (Irvan, 2011). Pada tahap ini dibutuhkan respons dari
pelanggan potensial yang merupakan target pasar yang ingin dituju mengenai uraian dan
gambaran konsep produk.
Tahap ini merupakan tahap pertama pada pengujian konsep, dimana anggota tim secara
eksplisit menuliskan pertanyaan - pertanyaan yang ingin dijawab melalui pengujian ini,
beberapa pertanyaan utama yang ditunjukkan pada pengujian konsep dalam perancangan
produk rak adalah sebagai berikut:
1. Dari beberapa alternatif konsep yang telah dibuat, konsep manakah yang akan
dilanjutkan untuk dilakukan pengembangan dari produk rak?
2. Perbaikan apa saja yang dibutuhkan dari konsep rak terpilih agar dapat memenuhi
kebutuhan pelanggan dengan lebih baik agar dapat bersaing dengan produk rak lain?
3. Apakah proses pengembangan dapat dilanjutkan dari konsep produk rak ini?
4. Berapa perkiraan jumlah produk rak yang dapat terjual dari sejumlah pelanggan
potensial yang ada?
5. Apakah produk rak dapat bersaing di pasaran dengan kompetitor rak yang ada?

3.2 Memilih Populasi Survei


Asumsi yang mendasari pengujian konsep adalah populasi pelanggan potensial yang
disurvei mencerminkan target pasar dari sebuah produk. Penelitian suvey mengkaji populasi
(universe) yang besar maupun kecil dengan menyeleksi serta mengkaji sampel yang dipilih
dari populasi itu, untuk menemukan insidensi, distribusi, dan interelasi relative dari variabel-
variabel (Fred N.Kerlinger, 2004:660). Ada tiga cara untuk memilih populasi survei yaitu,
segmenting, targeting, positioning.

41
Menurut Solomon dan Elnora (2003:221), segmentasi adalah proses membagi pasar
yang lebih besar menjadi potongan-potongan yang lebih kecil berdasarkan satu atau lebih
karakteristik yang bermakna. Segmentasi dari produk rak dilakukan berdasarkan tingkat
demografinya yaitu jenis pekerjaan. Selanjutnya, menurut Solomon dan Elnora (2003:232),
target adalah kelompok yang dipilih oleh perusahaan untuk dijadikan sebagai pelanggan
sebagai hasil dari segmentasi dan penargetan. Untuk targetting yang akan dituju pada produk
rak adalah pelajar tingkat sekolah dan mahasiswa di pulau Jawa.
Terakhir adalah positioning, menurut Solomon, dan Elnora (2003:235), positioning
adalah mengembangkan strategi pemasaran yang bertujuan untuk mempengaruhi bagaimana
sebuah segmen pasar tertentu memandang sebuah barang atau jasa dibandingkan dengan
kompetisi. Produk rak ini berada dalam segmentasi pasar yang sama/berkompetisi dengan
rak dengan merek Zyo. Posisi produk rak ini terletak pada penggunaan produk rak itu sendiri,
yaitu posisinya berada pada pelajar atau mahasiswa yang sangat membutuhkan rak untuk
membantu kegiatan mereka. Posisi produk rak ini juga terletak pada keunggulan dari
kompetitor lain, dimana produk rak ini terdapat fungsi yang benar-benar sesuai kebutuhan
pelanggan. Gambar 3.1 merupakan peta segmentasi dari produk rak berdasarkan
demografinya.

Gambar 3.1 Peta Segmentasi Pasar

3.2.1 Memilih Format Survei


Terdapat banyak pilihan format survei yang biasa digunakan dalam pengujian konsep.
Berikut ini merupakan format survei yang biasa digunakan dalam pengujian konsep (Ulrich
dan Eppinger, 2001):
1. Interaksi langsung (face-to-face interaction)

42
Pada format survei ini, terjadi interaksi secara langsung antara tim pengembang dengan
pelanggan. Contoh: Bertanya kepada pengunjung di mall, di taman, atau dijalan-jalan
kota, wawancara yang telah dirancang sebelumnya melalui telepon. Atau dapat juga
dengan kelompok fokus (diskusi kelompok) yang telah dirancang sebelumnya, dengan
peserta antara 6 sampai 12 orang).
2. Telepon
Wawancara telepon dapat dirancang sebelumnya dan ditujukan terhadap individu yang
sangat spesial, contohnya dokter gigi. Atau dapat juga dilakukan melalui panggilan
telepon secara diam-diam (cold calls) terhadap consumer yang berasal dari populasi
target.
3. Lewat surat yang dikirimkan melalui jasa pos
Pada survei melalui surat, bahan-bahan pengujian konsep dikirimkan dan responden
diminta untuk mengembalikan format yang telah diisi lengkap.
4. Surat elektronik (e-mail)
Survei melalui e-mail adalah sama dengan survei melalui jasa pos, namun kemungkinan
responden membalas e-mail lebih besar daripada surat melalui pos.
5. Internet
Dengan menggunakan internet, tim dapat menciptakan suatu situs pengujian konsep
virtual. Dengan metode itu peserta survei dapat mengamati konsep dan memberikan
respon mereka.
Dari sekian banyak pilihan, yang dipilih dalam pengujian konsep rak adalah
menggunakan kuisioner sama seperti survei-survei yang telah dilakukan sebelumnya.
Kuisioner disebar lewat media sosial menggunakan media google form. Kuisioner menjadi
format survei yang terpilih karena paling efektif dan efisien dalam penyebarannya dan
merupakan media yang sangat sesuai dengan target konsumen atau responden pelajar dan
mahasiswa.

3.2.2 Mengkomunikasikan Konsep


Konsep dapat dikomunikasikan dalam berbagain bentuk. Berikut ini merupakan
beberapa bentuk yang dapat digunakan untuk mengkomunikasikan konsep (Ulrich dan
Eppinger, 2001):
1. Uraian Verbal

43
Uraian verbal umumnya berupa paragraf singkat atau kumpulan butir - butir yang berisi
ringkasan konsep produk. Uraian ini dapat dibaca sendiri oleh responden atau dibacakan
oleh petugas yang melaksanakan survei.
2. Sketsa
Sketsa biasanya berupa garis - garis gambar yang menunjukkan produk dari berbagai
sudut pandang. Sketsa dapat dilengkapi dengan keterangan atau catatan penting.
3. Foto dan gambar (rendering)
Foto dapat digunakan untuk mengkomunikasikan konsep ketika terdapat model nyata
untuk konsep produk.
4. Storyboard
Storyboard adalah serangkaian gambar yang mengkomunikasikan urutan sementara
dalam penggunaan produk.
5. Video
Gambar- gambar video lebih dinamis daripada storyboard. Dengan video, bentuk
produk dapat dikomunikasikan dengan jelas, demikian juga dengan cara penggunaan
produk.
6. Simulasi
Simulasi umumnya diimplementasikan sebagai software yang menirukan fungsi atau
gambaran interaktif dari produk.
7. Multimedia Interaktif
Multimedia interaktif mengkombinasikan kemampuan visual video dengan kemampuan
interaktif dari simulasi. Dengan menggunakan multimedia kita akan mendapatkan
rekaman dari video dan juga gambaran dari produk sekaligus.
8. Model Fisik
Model fisik, dikenal juga sebagai model yang mirip (looks-like models). Metode ini
secara jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk. Model ini seringkali
terbuat dari kayu atau busa polimer yang diwarnai menyerupai prosuk yang sebenarnya.
9. Prototipe yang Dioperasikan (Working Prototipes)
Jika tersedia, prototipe yang dioperasikan atau bekerja seperti model, akan sangat
berguna pada pengujian konsep. Akan tetapi, penggunaan working prototipes juga
beresiko. Resiko utamanya adalah responden akan menyamakan prototipe dengan
produk akhir.
Metode dalam mengkomunikasikan konsep yang digunakan dalam pengujian konsep
dari produk rak yang dirancang adalah dengan menggunakan 2 metode, yaitu sketsa yang

44
dibuat menggunakan software SketchUp serta dengan uraiain verbal. Kedua metode ini
dipilih karena mudah untuk diterapkan dalam kuesioner yang akan dibagikan. Dalam
melakukan survei pengujian konsep, diberikan uraian dalam kuisioner yang dibagikan
karena dapat dengan mudah dibaca oleh responden. Gambar 3.2 merupakan sketsa yang
dibuat dan merupakan salah satu metode yang digunakan dalam mengkomunikasikan konsep
kepada responden.

Gambar 3.2 Sketsa Konsep Produk

3.3 Mengukur Respon Pelanggan


Pengukuran respon pelanggan dapat dilihat dari hasil kuesioner yang akan di berikan,
biasanya berisikan skala keinginan pelanggan untuk membeli produk rak. Skala ukuran yang
digunakan untuk mengukur keinginan pelanggan untuk produk rak ini adalah:
1. Pasti akan membeli rak
2. Mungkin akan membeli rak
3. Mungkin tidak akan membeli rak
4. Pasti tidak akan membeli rak
Gambar 3.3 merupakan kuesioner semi terbuka kebutuhan pelanggan terhadap produk
rak.

45
SURVEY PENGUJIAN KONSEP RAK
Nama : Usia :
Jenis Kelamin : No. Telp :
Kami mahasiswa Teknik Industri yang tergabung dalam kelompok 14 Praktikum Terintegrasi II sedang
mengadakan penelitian terkait dengan pengujian konsep dari produk rak. Kami sangat menghargai kejujuran dan
kesungguhan anda dalam mengisi kuesioner ini. Terima kasih atas partisipasi Anda untuk mengisi kuesioner ini:
1. Apakah Anda adalah seorang pelajar/ mahasiswa?
(jika jawabannya tidak, kami mengucapkan terimakasih dan survey berakhir disini)
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah Anda pernah menggunakan rak?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah Anda pernah mengalami masalah ketika menggunakan rak?
a. Ya
b. Tidak
4. Jika jawaban Anda di poin 3 adalah ya, masalah apakah yang pernah Anda alami saat menggunakan rak?
a. Kapasitas penyimpanan rak kurang.
b. Rak tidak fleksibel.
c. Rak mudah patah.
d. Rak mudah berjamur
e. Rak sulit dipindahkan
f. Lainnya (…………………………………………………………………………………………….)
Berikut ini adalah sedikit penjelasan mengenai produk rak kami:

Rak kami memiliki bentuk basic atau bentuk rak seperti pada umumnya dengan dimensi panjang 80 cm, lebar 30
cm, tinggi, 170 cm, dan ketebalan rak 2 cm. Rak ini memiliki berat 40 kg yang dapat menampung beban maksimum 20
kg. Sehingga dapat menampung barang cukup banyak dan kuat. Terbuat dari plywood yang memiliki keunggulan tahan
terhadap cuaca dan taya tekuk, lebih kokoh, serta lebih tahan terhadap air. Selain itu, rak kami menggunakan sistem
bongkar pasang yaitu sistem geser, sehingga rak bisa fleksibel untuk menempatkan barang. Dilengkapi dengan bantalan
kaki berbentuk siku-siku yang dapat meminimalisir gerakan rak agar tidak mudah goyang jika ada getaran.
5. Jika produk ini berkisar harga Rp. 500.000,- sampai Rp. 700.000,- dan dijual di toko terdekat. Bagaimana peluang
Anda untuk membeli produk dalam satu tahun mendatang?
a. Saya pasti akan membeli rak ini.
b. Saya mungkin akan membeli rak ini.
c. Saya mungkin tidak akan membeli rak ini.
d. Saya pasti tidak akan membeli rak ini.
6. Menurut anda, bagaimanakah produk kami? Dan apa yang harus diperbaiki dari produk kami?
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………..........
Terimakasih atas partisipasi anda dalam pengujian konsep produk kami.
Malang, Maret 2019
Responden

(…………)
Gambar 3.3 Kuesioner Semi Terbuka Kebutuhan Pelanggan terhadap Produk Rak

3.4 Menginterpretasikan Hasil


Dari survei pengujian konsep produk tersebut, dilakukan pengujian konsep dengan
menggunakan perhitungan Q (forecasting sales). Namun sebelum melakukan perhitungan

46
tersebut, dilakukan identifikasi nilai-nilai yang berpengaruh terhadap forecasting sales
berdasarkan pasar yang telah terlebih dahulu ada. Tabel 3.1 adalah nilai-nilai yang
mempengaruhi penjualan produk rak.

Tabel 3.1 Rekap Hasil Survei Pengujian Konsep


Pilihan Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5
A 44 35 41 15 1
B 0 9 3 10 35
C - - - 3 6
D - - - 3 2
E - - - 3 -
F - - - 13 -

Tabel 3.2 merupakan rekap hasil dari kuesioner yang dibagikan terhadap responden
terhadap skala yang diberikan.

Tabel 3.2 Rekap Hasil Skala Pengukuran Keinginan Pelanggan


Skala Jumlah
Saya pasti akan membeli rak ini 1
Saya mungkin akan membeli rak ini. 35
Saya mungkin tidak akan membeli rak ini. 6
Saya pasti tidak akan membeli rak ini. 2
Total Jumlah 44

Dari hasil kuesioner, didapatkan 1 jawaban untuk pernyataan ‘Saya pasti akan membeli
rak ini’, untuk pernyataan ‘Saya mungkin akan membeli rak ini’ mendaptkan jawaban
sebanyak 35. Maka, dari dua pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa terdapat 36 pelanggan
potensial dari 44 total responden. Selanjutnya, untuk pernyataan ‘Saya mungkin tidak akan
membeli rak ini’ mendapatkan jawaban sebanyak 6 dan untuk pernyataan ‘Saya pasti tidak
akan membeli rak ini’ mendapatkan jawaban sebanyak 2.
Dari hasil survei pengujian produk, dapat dilihat bahwa pasar memiliki ketertarikan
pada produk yang dibuat sehingga ada keinginan dari pelanggan untuk membeli produk
tersebut. Responden yang mengisi survei yaitu mahasiswa dan pelajar dengan rekapitulasi
data yang dapat dilihat pada Gambar 3.4.

47
Hasil Kuisioner Pengujian Konsep
2% 4% Pasti Tidak Akan Membeli
14%
Mungkin Tidak Akan
Membeli
Mungkin Akan Membeli

80% Pasti Tidak Akan Membeli

Gambar 3.4 Pie Chart Hasil Kuisioner Pengujian Konsep

Dari survei pengujian konsep produk tersebut, dilakukan pengujian konsep dengan
menggunakan perhitungan Q (forecasting sales). Namun sebelum melakukan perhitungan
tersebut, dilakukan identifikasi nilai-nilai yang berpengaruh terhadap forecasting sales
berdasarkan pasar yang telah terlebih dahulu ada. Berikut adalah nilai-nilai yang
mempengaruhi penjualan Rak. Pada Cdef menggunakan tetapan nilai 0,4 dan dan 0,2 untuk
Cprob dikarenakan tidak terdapat data masa lalu (Ulrich, 2001).
Cdef = konstanta kalibrasi pelanggan akan membeli
= 0,4
Fdef = proporsi responden akan membeli
𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑑 𝑃𝑎𝑠𝑡𝑖 𝑀𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑖
= 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
1
= 44

= 0,0227 (responden yang menyatakan pasti akan membeli)


Cprob = konstanta kalibrasi pelanggan mungkin membeli
= 0,2
Fprob = proporsi responden mungkin akan membeli
𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑑 𝑀𝑢𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛 𝐴𝑘𝑎𝑛 𝑀𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑖
= 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
35
= 44

= 0,7954 (responden yang menyatakan mungkin membeli)


N = number of (annual) purchases = 5.000.000 unit / tahun
A = proporsi pelanggan potensial atau pembelian produk yang tersedia (diasumsikan
bahwa jumlah pelanggan potensial, yaitu pelajar dan mahasiswa dijadikan sebagai

48
pembanding terhadap jumlah pelanggan yang sudah mengetahui dan ingin membeli
produk rak ini)
= 0,0014
Berikut merupakan perhitungan yang dilakukan untuk mengetahui nilai Q (forecasting
sales).
P = (Cdef x Fdef) + (Cprob x Fprob)
= (0,4 x 0,0227) + (0,2 x 0,7954)
= 0,16816
Q =NxAxP
= 5.000.000 x 0,0014 x 0,16816
= 1.117 unit / tahun
Dari analisis perhitungan diatas, dapat disimpulkan bahwa jumlah produk yang harus
diproduksi adalah sebanyak 937 unit produk tiap tahunnya. Harga produk yang akan
ditawarkan adalah sekitar Rp 500.000 – Rp 700.000. Dengan interval harga tersebut,
didapatkan pendapatan penjualan sejumlah Rp 500.000 x 1.117 unit = Rp 558.500.000
hingga Rp 700.000 x 1.117 unit = Rp. 781.900.000
Kuesioner yang telah dirancang akan dibagikan kepada responden yang merupakan
pelanggan potensial dari produk rak. Setelah itu, dapat dilakukan perhitungan forecasting
sales yang dapat membantu tim pengembang produk dalam melakukan penentuan jumlah
produk yang akan diproduksi. Perlunya dilakukan identifikasi nilai-nilai yang berpengaruh
terhadap perhitungan forecasting sales. Nilai-nilai yang mempengaruhi yaitu N (jumlah
pelanggan potensial yang diharapkan melakukan pembelian selama periode waktu tertentu.
Dalam perhitungan kali ini, jumlah N yang digunakan adalah sebesar 5 juta. Hal ini
didapatkan dari jumlah pelajar dan mahasiswa yang berada di pulau Jawa berdasarkan Badan
Pusat Statistik Indonesia (BPS).
Nilai selanjutnya yang berpengaruh adalah A (pelanggan potensial atau pembelian
produk yang tersedia/available dan pelanggan menyadari/aware keberadaan produk
tersebut). Dalam perhitungan kali ini nilai A yang digunakan adalah sebesar 0,14%. Hal ini
didapatkan dari estimasi banyaknya yang mengenali rak dan berminat untuk membeli produk
rak yang dibandingkan terhadap data pelanggan potensial berdasarkan segmentasi pasar.
Kemudian untuk nilai Cdefinitely = 0,4 dan Cprobability = 0,2 dikarenakan produk rak ini tidak
terdapat data masa lalu atau merupakan sebuah produk baru, sehingga digunakan konstanta
kalibrasi itu. Jika tidak terdapat data masa lalu atau produk baru, sebagian tim pengembang
menggunakan tetapan nilai 0,4 untuk Cdefinitely dan 0,2 untuk Cprobability (Ulrich, 2001).

49
3.5 Merefleksikan Hasil dan Proses
Manfaat utama dari pengujian konsep adalah memperoleh umpan balik dari pelangan
potensial. Pandangan kualitatif yang dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan
kepada responden tentang konsep yang dirancang merupakan hasil yang paling penting dari
pengujian konsep, terutama pada awal proses pengembangan. Tim akan diuntungkan oleh
pemikiran tentang pegaruh 3 variabel kunci yang terdapat pada model prediksi, yaitu :
1. Ukuran pasar keseluruhan
Target pasar untuk produk rak merupakan pelajar atau mahasiswa yang berada di pulau
Jawa. Berdasarkan Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS) data yang di dapatkan pelajar
dan mahasiswa yang berada di pulau Jawa sekitar 5 juta. Maka, dapat diperkirakan
produk rak memiliki 5 juta pelanggan potensial. Didapatkan dari nilai N sejumlah 5 juta
total mahasiswa dan pelajar.
2. Ketersediaan kesadaran tentang produk
Banyaknya jumlah pelanggan yang tau dan tertarik tentang adanya produk rak ini,
sehingga dapat diperkirakan jumlah barang yang dapat terjual. Didapatkan dari nilai A
yaitu sebesar 0,14%.
3. Proporsi pelanggan yang mungkin akan membeli produk
Dari hasil perhitungan P (Peluang) di daptakan bahwa peluang pelanggan menyadari
keberadaan produk tersebut sebesar 0,16816.
Untuk menguji konsep yang telah dibuat, telah disebarkan kuesioner kepada pelajar dan
mahasiswa. Berdasarkan hasil dari kuesioner yang telah disebarkan, didapatkan hasil yang
menunjukan bahwa responden yang pasti akan membeli rak ini sebesar 80% dan responden
yang pasti tidak akan membeli adalah sebesar 4%.
Setelah melakukan rekap hasil kuesioner, dilakukan perhitungan untuk mengetahui
jumlah produk yang harus diproduksi dalam satu tahun dengan mengacu pada probabilitas
produk yang akan dibeli dari hasil kuesioner. Jadi jumlah produk yang akan diproduksi
sebanyak 689.456 unit / tahun untuk periode tahun pertama. Setelah mengetahui berapa
banyak produk yang akan diproduksi dalam setahun maka akan didapatkan prediksi
pendapatan penjualan dengan interval = Rp 558.500.000 hingga Rp. 781.900.000

50
BAB I
DESAIN ARSITEKTUR

Pada bab ini yang akan dibahas adalah mengenai identifikasi desain arsitektur, bill of
material dari produk rak, serta desain arsitektur produk.

1.1 Identifikasi Desain Arsitektur


Arsitektur produk adalah skema di mana fungsi suatu produk dialokasikan untuk
komponen fisik (Ulrich, 1995). Arsitektur produk adalah penugasan elem-elemen
fungsional dari produk terhadap kumpulan bangunan fisik (physical building blocks) produk.
Tujuan arsitektur produk adalah menguraikan komponen fisik dasar dari produk, apa yang
harus dilakukan komponen tersebut dan seperti apa penghubung atau pembatas (interface)
yang digunakan untuk peralatan lainnya.
Arsitektur menurut kamus Oxford berarti art and science of building; design or style of
building(s). Yakni seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Pengertian ini bisa lebih luas
lagi, arsitektur melingkupi semua proses analisis dan perencanaan semua kebutuhan fisik
bangunan. Desain arsitektur adalah prinsip yang fokus pada perhitungan estetika dengan
kebutuhan dalam merancang sebuah bangunan. Keterkaitan antara bentuk massa dan ruang
dalam sangatlah penting didalam sebuah perancangan. Arsitektur sebagai ilmu yang sangat
kompleks memaksa pelaku arsitektur agar mampu menyeimbangkan menyeimbangkan
bentuk yang harus mengikuti fungsi.
Dapat diketahui bahwa setiap produk terdiri dari elemen fungsional dan fisik. Elemen
fungsional berarti operasi dan transformasi dari produk. Sedangkan elemen fisik berarti
bagian-bagian produk, komponen, dan sub rakitan yang pada akhirnya diimplementasikan
terhadap fungsi produk. Sehingga dengan mengacu menganai ilmu arsitektur diatas, dapat
disimpulkan bahwa tujuan dari arsitektur produk adalah menguraikan komponen fisik dasar
dari produk yang telah memiliki fugsional masing-masing.
Karena arsitektur produk akan mempunyai implikasi yang dalam terhadap aktivitas
pengembangan produk selanjutnya, terhadap proses manufaktur dan pemasaran produk jadi,
maka perlu dilakukan suatu usaha lintas fungsi oleh tim pengembangan penjelasan mengenai
chunk-chunk utama, dan dokumentasi interaksi antar chunk. Pada bab ini direkomendasikan
metode yang terdiri dari 4 langkah, yaitu:
1. Membuat skema produk

51
Skema adalah diagram yang menggambarkan pengertian tim terhadap elemen-elemen
penyusun produk. Skema harus mencerminkan pemahaman tim yang terbaik mengenai
kondisi produk. Namun bukan berarti skema harus mengandung setiap detail pemikiran.
Gambar 1.1 adalah skema produk dari produk rak.

Gambar 1.1 Skema Produk Rak

2. Mengelompokan elemen-elemen yang terdapat pada skema


Salah satu prosedur untuk mengatur kompleksitas alternatif adalah dengan
mengansumsikan bahwa setiap elemen pada skema akan ditugaskan terhadap satu chunk
tersendiri. Kemudian secara bertahap dilakukan pengelompokkan jika memungkinkan.
Untuk mengetahui kapan sebaiknya pengelompokan dilakukan, dapat dilihat pada
Gambar 1.2

52
Gambar 1.2 Pengelompokan Elemen-Elemen Rak ke dalam Chunk

3. Membuat rancangan geometris yang masih kasar


Susunan geometris diciptakan dalam bentuk gambar, model komputer atau model fisik
(contohnya dari triplek atau busa) yang terdiri dari 2 atau 3 dimensi. Kriteria keputusan
untuk memilih susunan geometris sangat terkait dengan tahap pengelompokan elemen-
elemen pada skema. Apabila pengelompokan tersebut tidak layak, beberapa elemen
harus disusun ulang pada chunk-chunk yang lain. Perancangan geometris dari chunk
sangat terkait dengan aspek estetika, keamanan, dan kenyamanan produk.
4. Mengidentifikasi interaksi fundamental dan insidental
Karena chunk akan berinteraksi satu dengan yang lainnya, maka diperlukan koordinasi
aktivitas chunk. Untuk mengendalikan koordinasi, dilakukan identifikasi interaksi yang
sudah diketahui. Terdapat 2 kategori interaksi antar chunk, yaitu:
a. Interaksi Fundamental
Interkasi fundamental yang sesuai dengan garis skema yang menghubungkan satu
chunk ke chunk yang lainnya. Interaksi ini sudah direncanakan, dan dapat dipahami
dengan baik bahkan sejak skema yang paling awal dibuat karena proses ini sangat
mendasar terhadap operasi sistem.
b. Interaksi Insidental

53
Interaksi insidental merupakan interaksi yang muncul karena implikasi elemen
fungsional menjadi bentuk tertentu atau karena pengaturan geometris dari chunk.

1.2 Bill of Material


Bill of Material adalah sebuah daftar sebuah daftar komponen-komponen atau material
yang diperlukan untuk menyusun sebuah produk rakitan lengkap (Wignjosoebroto, 2003).
Umumnya yang tercantum dalam Bill of Material hanyalah komponen-komponen yang
berkaitan langsung dengan produk yang akan dibuat/dirakit. Terdapat dua jenis Bill of
Material yaitu Bill of Material Tree dan Bill of Material Table yang akan dijelaskan lebih
lengkap pada subbab berikut.

1.2.1 Bill of Material Tree


Bill of Materials (BOM) Tree adalah diagram terstruktur yang berbentuk seperti pohon
guna mewakili komponen-komponen suatu produk dan hubungan hierarki antar satu sama
lain (Kashkoush dan ElMaraghy, 2013). Kegunaan dari Bill of Material tidak hanya untuk
menspesifikasikan produksi, tapi juga untuk pembebanan biaya dan dapat dipakai sebagai
daftar bahan yang harus dikeluarkan untuk karyawan produksi atau perakitan. Selain itu, Bill
of Material juga digunakan sebagai sebuah daftar jumlah komponen, campuran bahan, dan
bahan baku yang diperlukan untuk membuat suatu produk.
BOM Tree memperlihatkan daftar komponen tersebut dalam bentuk struktur produk dan
dinyatakan dalam level manufaktur untuk menunjukkan urutan perakitan mulai dari produk
hingga komponen serta bahan baku yang digunakan. Level teratas (level 0) dalam BOM Tree
merupakan hasil jadi produk tersebut yang diikuti dengan level-level selanjutnya
untukmewakili komponen atau bahan yang diperlukan untuk memproduksi produk tersebut.
Bahan baku atau material dari suatu produk terletak di level paling bawah dari BOM Tree.
Gambar 1.3 merupakan BOM Tree dari produk rak.

54
Gambar 1.3 Bill of Material (BOM) Tree Produk Rak

1.2.2 Bill of Material Table


Bill of Material (BOM) Table adalah sebuah daftar komponen-komponen atau material
yang diperlukan untuk menyusun sebuah produk rakitan lengkap (Wignjosoebroto, 2003).
Kegunaan dari BOM Table adalah untuk menyajikan daftar kebutuhan material produk
dalam bentuk tabel. BOM Table berisi keterangan–keterangan dari tiap komponen yang
menyusun produk tersebut. Keterangan-keterangan yang ada pada BOM Table tidak
memiliki format yang baku, sehingga keterangan-keterangan tersebut menyesuaikan dari
pihak pembuat BOM Table. Tabel 1.1 merupakan BOM Table dari produk rak.

Tabel 1.1 Bill of Material (BOM) Table Produk Rak


BILL OF MATERIAL
Deskripsi produk: Rak
Jumlah: 1 (Satu)
No. Nama Komponen Jumlah Bahan Dimensi Keterangan
Komponen Unit
1 Penyangga 1 Karet dan - Buat
Plywood
1.1 Bantalan Kaki 4 Karet P = 10 cm Beli
L = 2 cm
1.2 Penutup 1 Plywood P = 80 cm Buat
Penyimpanan Sekat L = 12 cm
Rak Ketebalan = 2 cm
1.3 Engsel 2 Logam - Beli
1.4 Kerangka Rak 3 Plywood - Buat

55
Tabel 1.1 Bill of Material (BOM) Table Produk Rak (Lanjutan)
No. Nama Komponen Jumlah Bahan Dimensi Keterangan
Komponen Unit
1.4.1 Kerangka Samping 2 Plywood P = 30 cm Buat
L = 170 cm
Ketebalan = 2 cm
1.4.2 Kerangka Belakang 1 Plywood P = 80 cm Buat
L = 170 cm
Ketebalan = 2 cm
1.5 Penutup Bagian 2 Plywood P = 80 cm Buat
Atas Rak L = 30 cm
Ketebalan = 2 cm
2 Sekat Rak 5 Plywood P = 80 cm Buat
L = 30 cm
Ketebalan = 2 cm

1.3 Desain Arsitektur Produk


Arsitektur produk adalah skema di mana fungsi suatu produk dialokasikan untuk
komponen fisik (Ulrich, 1995). Pembuatan desain arsitektur dari produk rak akan dijelaskan
secara lengkap di bawah ini.

1.3.1 Analisis Antropometri


Agar produk yang digunakan memenuhi kaidah ergonomis, maka dilakukan analisis
mengenai antropometri yang dibutuhkan pada produk rak. Antropometri adalah ilmu yang
mempelajari pengukuran dimensi tubuh manusia (ukuran, berat, volume, dan lain-lain) dan
karakteristik khusus dari tubuh seperti ruang gerak. Data yang digunakan adalah data
antropometri Indonesia usia 12-27 tahun karena target pasar untuk produk rak adalah pelajar
dan mahasiswa. Tabel 1.2 menunjukkan analisis antropometri yang digunakan untuk
menunjang perancangan dari produk rak.

56
Tabel 1.2 Analisis Antrompometri untuk Produk Rak
No Keterangan
Part Produk Tinggi rak
Dimensi Antopometri dan
Penggunannya

D34 (162,06 cm)


Dimensi tinggi genggaman tangan ke atas dalam posisi berdiri,
digunakan sebagai pertimbangan tinggi rak yang akan dibuat
Digunakan persentil 5th agar konsumen dengan ukuran tubuh
Persentil dan Alasannya
ekstrem “kecil” dapat tetap menjangkau tinggi rak atau sekat
rak yang paling atas dengan baik
Allowance dan Allowance positif karena terdapat bantalan kaki dan
Alasannya penyangga alas rak yang menambah tinggi rak. Allowance
positif juga mempertimbangkan ketika pengguna menggunakan
alas kaki
Ukuran Final 170 cm
Part Produk Lebar rak
Dimensi Antopometri dan
Penggunannya
2

D23 (29,28 cm)


Dimensi panjang lengan bawah, digunakan sebagai
pertimbangan lebar rak yang akan dibuat
Digunakan persentil 5th agar konsumen dengan ukuran tubuh
Persentil dan Alasannya
ekstrem “kecil” dapat tetap menjangkau lebar sekat rak dengan
mudah
Allowance dan Tidak diperlukan allowance untuk dimensi ini
Alasannya
Ukuran Final 30 cm

1.3.2 Desain Produk


Kotler dan Keller (2009:10) mengatakan bahwa desain produk adalah totalitas fitur yang
mempengaruhi tampilan, rasa, dan fungsi produk berdasarkan kebutuhan pelanggan. Desain
produk mempunyai tujuan dalam membantu perusahaan menciptakan dan mengembangkan
suatu produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Menurut Kotler (2008) tujuan desain
produk adalah:
1. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan mempunyai nilai jual yang
tinggi.
57
2. Untuk menghasilkan produk yang tren pada masanya.
3. Untuk membuat produk seekonomis mungkin dalam penggunaan bahan baku dan biaya-
biaya dengan tanpa mengurangi nilai jual produk tersebut.
Gambar 1.4 merupakan desain dari produk rak dari tampak depan.

Gambar 1.4 Desain Produk Rak (Tampak Depan dan Samping)

1.3.3 Desain Komponen Produk


Desain komponen produk bertujuan untuk menjelaskan produk dengan lebih jelas setiap
komponennya. Gambar 1.5 menunjukkan desain komponen produk rak.

58
Gambar 1.5 Desain Komponen Produk Rak

Gambar 1.5 merupakan desain komponen produk rak yang memiliki 6 komponen yaitu
penutup alas rak yang terdapat di bagian bawah rak. Terdapat juga kerangka samping rak
yaitu penyangga sisi rak yang ada di sebelah sisi kanan dan kiri rak. Terdapat kerangka
belakang rak yaitu panel belakang rak. Selanjutnya, terdapat bantalan kaki yang berada di
bawah setiap sudut dari kerangka rak. Selanjutnya, terdapat penutup bagian atas rak. Dan
yang terakhir, terdapat komponen sekat rak yang merupakan tempat penyimpanan barang
pada rak.

1.3.4 Gambar Teknik Produk


Gambar adalah suatu media untuk memberikan informasi apa yang diinginkan oleh si
pemesan tralis. Jadi gambar yang dibuat tersebut adalah suatu bentuk bahasa untuk

59
menyampaikan informasi. Dalam kasus teknik, untuk mengomunikaiskan gambar maka
akan di gunakan gambar teknik Gambar teknik bukan hanya gambar yang ditujukan untuk
membuat suatu benda. Gambar bisa saja dibuat agar memberikan informasi seperti cara
merangkai suatu alat, rangkaian kelistrikan atau sebagai petunjuk untuk membetulkan suatu
benda atau alat. Dari tujuan dibuatkan gambar teknik tersebut, terdapat ketetapan atau
aturan-aturan agar informasi yang ada dalam gambar dapat dipahami bukan hanya oleh si
penggambar tetapi dapat juga dipahami oleh orang lain di suatu tempat baik itu di dalam
negeri atau bahkan di luar negeri (Pahlevi, 2011). Gambar 1.6 merupakan gambar teknik
dari produk rak.

Gambar 1.6 Gambar Teknik dari Produk Rak

60
1.3.5 Mekanisme Produk
Mekanisme adalah pandangan bahwa interaksi bagian-bagian dengan bagian-bagian
lainnya dalam suatu keseluruhan atau sistem secara tanpa disengaja menghasilkan kegiatan
atau fungsi-fungsi sesuai dengan tujuan (Bagus, 1996:612-613). Dapat disimpulkan
mekanisme produk merupakan bagian bagian yang dapat berfungsi dan berhubungan yang
ditujukan untuk menggapai tujuannya. Mekanisme dari rak ini yaitu pengguna harus
merakitnya terlebih dahulu. Untuk menjadi rak yang seutuhnya, rak dirakit dari 2 bagian
utama rak yaitu bagian penyangga dan sekat rak. Bantalan kaki, penutup alas arak, kerangka
rak yang terdiri dari kerangka samping dan belakang, serta penutup bagian atas rak
merupakan bagian penyangga dalam rak. Rak juga memiliki bagian sekat untuk meletakkan
barang. Dalam pemasangan sekat-sekat rak dapat disesuaikan dengan barang yang akan
disimpan di rak tersebut. Jika pengguna akan meletakkan benda yang tinggi maka sekat rak
bisa tidak dipasang semua sesuai dengan tinggi rak tersebut. Kemudahan dalam pelepasan
rak ini juga akan berdampak mudahnya pengguna untuk membongkar rak. Sebagai tempat
melekatnya sekat-sekat terdapat kerangka samping untuk menjaga sekat – sekat dan juga
kerangka belakang untuk menjaga agar benda benda tidak jatuh kebelakang. Untuk bagian
atas juga ada penutup atas rak.
Rak ini juga memiliki interaksi antar chunk-nya yaitu interaksi fundamental dan
insidental. Rak ini memiliki hubungan fundamental ketika penyangga sisi rak pada bagian
kerangka samping menyangga agar sekat sekat rak tidak jatuh. Interaksi ini bisa menjadi
interaksi yang insidental karena sekat rak dapat jatuh ketika pengguna tidak memasang sekat
tersebut ke kerangka samping dengan benar. Juga ketika beban dari benda yang disimpan
melebihi dari kapasitas yang ditentukan, maka bentuk rak dapat melengkung atau ter-
deformasi, bahkan dapat patah ketika mencapai titik batas deformasi sekat rak.

61
(Halaman ini sengaja dikosongkan)

62
BAB II
DESAIN INDUSTRI

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai analisis produk rak dilihat dari aspek ergonomis
dan estetikanya, serta rencana packaging.

2.1 Desain Industri


Desain industri merupakan jasa profesional dalam menciptakan dan mengambangkan
konsep dan spesifikasi guna mengoptimalkan fungsi-fungsi, nilai, dan penampilan produk
serta sistem untuk mencapai keuntungan yang mutual antara pemakai dan produsen (IDSA).
Desain Industri terbagi menjadi dua dimensi yaitu sisi ergonomis dan estetika (Ulrich,
2001:202). Investigasi kebutuhan konsumen lalu diaplikasikan pada konsep produk yang
sedang dikembangkan, diperbaiki hingga mencapai konsep final, hingga sampai pada
rancangan konsep packaging produk. Pada praktiknya, industrial designer memfokuskan
perhatiannya pada bentuk (form) dan interaksi pengguna (user interaction) produk. Berikut
merupakan tujuan penting dari desain industri:
1. Kegunaan: Produk harus selalu aman, mudah digunakan, dan intuitif.
2. Penampilan: Bentuk, garis, proporsi, dan warna digunakan untuk menyatukan produk
menjadi suatu produk yang menyenangkan.
3. Kemudahan pemeliharaan: Produk harus didesain untuk memberitahukan bagaimana
produk tersebut dapat dirawat dan diperbaiki.
4. Biaya rendah: Bentuk dan ciri memegang peran besar dalam biaya peralatan dan
produksi.
5. Komunikasi: Desain produk harus dapat mewakili filosofi desain dan misi perusahaan
melalui visualisasi kualitas produk.

2.1.1 Analisis Aspek Ergonomis


Hal yang sangat berpengaruh dalam perancangan produk adalah aspek ergonomi yaitu
studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi,
psikologi, fisiologi, engineering, manajemen dan perancangan (Fitriadi, 2008). Pada aspek
ergonomis akan dibahas mengenai produk yang berkaitan dengan aspek ergonomis yaitu dari
segi visual ergonomics, cultural ergonomics, postur kerja, coupling dan safety and health.
Berikut ini adalah analisis aspek ergonomis dari produk rak.

63
1. Visual Ergonomics
Visual ergonomics adalah ilmu multidisiplin yang peduli dengan memahami visual
manusia proses dan interaksi antara manusia dan elemen lain dari suatu sistem (Long,
2014). Visual ergonomics memungkinkan untuk menggabungkan antara hubungan dari
indra manusia, pekerjaan dan lingkungan di sekitar pekerjaan. Kemudian yang meliputi
dari faktor pekerjaan adalah tampilan visual, pemasangan alat elektronik, pengaturan
tata letak fasilitas kerja, ukuran huruf dan warna, kesediaan waktu istirahat, dan
intensitas pekerjaan. Dan yang terakhir adalah lingkungan yang terdiri dari
pencahayaan, kualitas udara, zat yang berbahaya bagi mata, faktor fisiologi dan
kepuasan dalam bekerja. Tabel 2.1 adalah penilaian visual ergonomics pada produk rak.

Tabel 2.1 Penilaian Aspek Visual Ergonomics Produk Rak


Aspek Ergonomis Level Kepentingan Penjelasan
Diberikan nilai 8 untuk tampilan
display pada rak, karena rak
nyaman untuk dilihat tidak
mencolok namun dikenali oleh
Visual Ergonomics
pelanggan. Serta pemilihan warna
pada rak yaitu warna hitam doff
yang membuat rak terlihat lebih
minimalis namun elegan.

2. Cultural Ergonomics
Cultural ergonomics adalah pendekatan yang mempertimbangkan variasi interaksi dan
pengalaman berdasarkan antar budaya. Desainer perlu mengembangkan pemahaman
yang lebih baik tentang ergonomi budaya tidak hanya untuk berpartisipasi dalam
konteks budaya tetapi juga untuk mengembangkan pengalaman interaktif bagi
pengguna. Cultural ergonomics memperluas pemahaman kita tentang makna budaya
dan kemampuan kita untuk memanfaatkan pemahaman tersebut untuk merancang dan
mengevaluasi produk sehari-hari (Lin et. al, 2016). Tabel 2.2 adalah penilaian cultural
ergonomics pada produk rak.

Tabel 2.2 Penilaian Aspek Cultural Ergonomics Produk Rak


Aspek Ergonomis Level Kepentingan Penjelasan
Diberikan nilai 2 untuk faktor cultural
ergonomics karena produk rak tidak
menggunakan desain dengan aspek
cultural ergonomics berupa kebiasaan
Cultural ergonomics atau adat tertentu. Namun, masih
terdapat kemungkinan tertentu ketika
rak didesain menggunakan ukiran
yang dapat menambah unsur cultural
ergonomics.

64
3. Postur Kerja
Postur kerja adalah posisi dan kondisi tubuh atau bagian tubuh selama pelaksanaan
pekerjaan. Postur kerja yang baik sama pentingnya dengan kinerja tugas karena
meningkatkan kesehatan dan meminimalkan stres dan ketidaknyamanan selama bekerja
(Rahman, 2014). Dari segi ergonomi produk hal yang harus diperhatikan adalah
bagaimana dampak pada produk tersebut terhadap kenyamanan postur operator. Dalam
penentuan dimensi produk diperlukan ukuran ukuran produk yang biasa sebut dengan
dimensi antropometri. Tabel 2.3 adalah penilaian postur kerja produk rak.

Tabel 2.3 Penilaian Aspek Postur Kerja Produk Rak


Aspek Ergonomis Level Kepentingan Penjelasan
Diberikan nilai 9 untuk postur
kerja karena produk rak telah di
desain sesuai dengan dimensi
antropometri yang telah
Postur Kerja dipertimbangkan pada tahap
pembuatan desain arsitektur dan
desain produk rak akan
mempengaruhi postur pelanggan
dalam menggunakan rak.

4. Coupling
Didalam penentuan kenyamanan kerja diperlukan beberapa kenyamanan dalam
genggaman tangan. Sebelum melakukan analisis aspek ergonomis berdasarkan
coupling-nya, perlu untuk mengetahui jenis-jenis skor coupling terlebih dahulu. Tabel
2.4 merupakan tabel penilaian skor coupling.

Tabel 2.4 Skor Coupling


0 1 2 3
Good Fair Poor Unacceptable
Pegangan pas & kuat Pegangan tangan bisa Pegangan tangan tidak Dipaksakan,
ditengah, genggaman diterima tapi tidak bisa diterima walaupun genggaman yang tidak
kuat ideal atau coupling memungkinkan aman,tanpa pegangan,
lebih sesuai digunakan coupling tidak sesuai
oleh bagian lain dari digunakan oleh tubuh
tubuh
Sumber: Hignett (2000)

Dapat dilihat dari tabel skor coupling di atas bahwa pada produk rak, unsur coupling
nya tergolong poor. Karena, pelanggan banyak yang membutuhkan desain rak yang
mudah untuk dipindahkan, salah satu faktor yang dapat mendukung hal tersebut adalah
dari unsur coupling nya. Sedangkan, pada produk rak ini belum terdapat fitur yang dapat

65
memudahkan akses pengguna untuk memudahkan dalam menggenggam ketika
memindahkan rak. Tabel 2.5 adalah penilaian coupling produk rak.

Tabel 2.5 Penilaian Aspek Coupling Produk Rak


Aspek Ergonomis Level Kepentingan Penjelasan
Diberikan nilai 6 untuk coupling
produk karena seharusnya
terdapat fitur pada rak yang dapat
memudahkan dalam
menggenggam ketika
memindahkan rak. Namun, rak
Coupling
ini belum terdapat akses yang
dapat memudahkan pengguna.
Ke depannya, diharapkan dapat
dilakukan redesign sehingga
terdapat fitur yang menambah
nilai coupling dari produk rak.

5. Safety and Health


Aspek keamanan berarti suatu produk desain tidak mencelakai pemakainya. Definisi
kecelakaan kerja adalah suatu kecelakaan yang berkaitan dengan hubungan kerja
dengan perusahaan. Hubungan kerja disini berarti bahwa kecelakaan terjadi karena
akibat dari pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan (Suma’mur, 1989).
Penilaian dan analisis terhadap nilai keselamatan dan kesehatan dalam penggunaan dan
perancangan produk dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode seperti
HIRARC (Hazard Identification Risk Assesment and Control), FTA (Fault Tree
Analysis), FMEA (Failure Mode and Effect Analysis), HAZOP (Hazard and
Operability Analysis), ETA (Event Tree Analysis) dan metode lain yang dapat
digunakan. Tabel 2.6 adalah penilaian safety and health produk rak.

Tabel 2.6 Penilaian Aspek Safety and Health Produk Rak


Aspek Ergonomis Level Kepentingan Penjelasan
Diberikan nilai 8 untuk aspek
safety and health karena rak
seharusnya memiliki beberapa
fitur yang dapat mengurangi
resiko cedera terhadap
pengguna. Untuk fitur yang
Safety and Health
dapat mendungkung faktor ini
adalah terdapatnya bantalan
kaki yang dapat menambah
tingkat keandalan rak sehingga
rak tidak mudah terjatuh ketika
digunakan.

66
2.1.2 Analisis Aspek Estetika
Estetika adalah salah satu cabang filsafat. Secara sederhana, estetika adalah ilmu yang
membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa
merasakannya (Mutahar dkk, 2015). prinsip yang biasanya terkait dengan arsitektur modern
dan industri desain. Menurut prinsip itu, bentuk bangunan atau objek harus didasarkan
terutama pada fungsi atau tujuannya yang dimaksudkan. Prinsip desain yang harus ada untuk
dipenuhi adalah prinsip keamanan, keindahan dan kenyamanan. Aspek-aspek yang
membentuk keindahan dan mempengaruhi kualitas estetika menurut Nurmasari (2008:20),
yaitu nilai-nilai dari bentuk dan ekspresi yang dapat menyenangkan mata dan pikiran.
Keindahan bentuk berbicara tentang sesuatu yang nyata dan terukur, sedangkan keindahan
ekspresi berbicara mengenai sesuatu dalam suatu yang abstrak dan tak terukur. Berikut ini
adalah analisis aspek ergonomis dari produk rak.
1. Diferensial Produk
Secara garis besar diferensial produk adalah penawaran produk perusahaan yang
memiliki sesuatu yang lebih baik, lebih cepat dan lebih murah yang akan menciptakan
nilai yang lebih tinggi bagi pelanggan dibandingkan produk pesaing (Kotler, 2002:2).
Tabel 2.7 adalah tabel penilaian diferensial dari produk rak.

Tabel 2.7 Penilaian Aspek Estetika Diferensial Produk Rak


Aspek Estetika Level Kepentingan Penjelasan
Diberikan nilai 6 dikarenakan produk rak yang
dibuat memiliki desain yang hampir sama dengan
produk rak yang sudah ada. Namun, produk ini
memiliki fitur yang tidak dimiliki kompetitor lain
Diferensial
seperti sistem sekat rak yang dapat dilepas dan
Produk
dipasang di slot yang diinginkan sesuai ukuran
benda yang ingin disimpan, serta terdapat tempat
penyimpanan sekat rak yang tidak digunakan
sehingga memudahkan penyimpanan sekat.

2. Mode/Kesan
Aspek estetika yang menjadi pertimbangan berikutnya adalah aspek estetika mode atau
kesan. Sedangkan mode merupakan sebuah gaya yang diterima dan digunakan oleh
mayoritas anggota sebuah kelompok dalam suatu waktu tertentu (Troxell dan Stone,
1981). Tabel 2.8 adalah tabel penilaian mode/kesan dari produk rak.

67
Tabel 2.8 Penilaian Aspek Estetika Mode Produk Rak
Aspek Estetika Level Kepentingan Penjelasan
Diberikan nilai 9 dikarenakan
produk rak yang dibuat telah
mengalami penambahan nilai
produk serta telah menjawab
voice of customer. Di mana rak
memiliki sekat fleksibel yang
Mode/Kesan dapat dipindah sesuai dengan
kebutuhan, menggunakan
material yang berkualitas,
desain yang elegan sehingga
menambah estetika, desain
ergonomis, dan lain
sebagainya.

2.1.3 Rencana Packaging


Menurut Christie Suharto Cenadi (1999), daya tarik suatu produk tidak dapat
terlepas dari kemasannya. Kemasan merupakan pemicu karena ia langsung
berhadapan dengan konsumen. Karena itu kemasan harus dapat mempengaruhi konsumen
untuk memberikan respon positif. Menurut Nilsson dan Ostrom (2005) “Packaging as
a Brand Communication Vehicle” mengatakan bahwa variabel desain kemasan terdiri
dari 3 dimensi: desain grafis (graphic design), desain struktur (structure design) dan
informasi produk (product information). Grafis dan struktur desain masing-masing
memiliki subdimensi mereka sendiri, dimensi desain grafis adalah visual
hiasan di permukaan kemasan.
Desain kemasan merupakan salah satu strategi perusahaan untuk dapat
melakukan persaingan dalam dunia bisnis, selain itu untuk dapat menciptakan citra merek
dalam benak konsumen yang bertujuan untuk menarik konsumen sebanyak-banyaknya
sehingga konsumen melakukan keputusan pembelian terhadap produk tersebut. Fandy
Tjiptono (1999:106) menyatakan bahwa pemberian kemasan pada produk memiliki
beberapa tujuan, yaitu:
1. Pelindung isi (protection), misalnya dari kerusakan, kehilangan, berkurangnya dan
sebagainya.
2. Memberikan kemudahan dalam penggunaan (operation), misalnya supaya tidak
tumpah, sebagai alat pemegang dan sebagainya.
3. Bermanfaat dalam pemakaian ulang (reusable), misalnya untuk diisi kembali atau
untuk wadah lain.
4. Memberi daya tarik (promotion), yaitu aspek artistik, warna, bentuk maupun
desainnya.

68
5. Identitas produk (image), misalnya berkesan kokoh, awet, lembut, dan mewah.
6. Distribusi (shipping), misalnya mudah disusun, dihitung dan ditangani.
7. Informasi (labelling), yaitu menyangkut isi, pemakaian dan kualitas.
8. Cermin inovasi produk, berkaitan dengan kemajuan teknologi dan daur ulang.
Gambar 2.1 merupakan desain packaging untuk produk rak.

Gambar 2.1 Rencana Desain Packaging untuk Produk Rak

Desain packaging untuk rak ini terbuat dari kardus karton yang kuat sehingga dapat
menampung material-material rak yang tersimpan di dalamnya. Bahan ini dipilih karena
mudah untuk di-daur ulang dan dapat digunakan berulang kali (reusable) sehingga ramah
lingkungan. Produk rak merupakan salah satu jenis furniture, sehingga packaging yang

69
digunakan tidak memerlukan unsur estetika seperti produk-produk yang memerlukan
branding dengan desain packaging nya. Tujuan dari packaging untuk produk rak ini adalah:
1. Protection
Packaging digunakan untuk mengamankan material rak sehingga tidak defect ketika
sampai ke tangan pelanggan.
2. Operation
Packaging memudahkan pihak warehouse dalam penyimpanan produk, serta
memudahkan pihak distributor ketika melakukan kegiatan pengiriman/shipping kepada
pelanggan.
3. Shipping
Packaging didesain agar dapat memudahkan distribusi/shipping produk rak kepada
pelanggan
4. Image
Packaging didesain agar mudah bagi pelanggan untuk mengenali produk yang terdapat
di dalam kemasan tersebut.
5. Reusable
Packaging rak dapat digunakan berulang kali sehingga lebih ramah untuk lingkungan.
6. Labelling
Terdapat informasi-informasi penting terkait tata cara penanganan produk yang terdapat
dalam kemasan, dan indormasi terkait produk itu sendiri.

70

Anda mungkin juga menyukai