(EVAP)
Amrie Muchta 8/26/2015
Bensin sebagai Bahan bakar yang digunakan untuk menghidupkan mesin
mengandung paling sedikitnya 150 campuran bahan kimia. Selain flamable,
Bahan kimia itu juga bersifat toksis. Apabila tercemar, bahan kimia itu akan
menimbulkan rasa pusing, gangguan pernafasan, sampai kematian. Salah satu
material yang paling berpotensi untuk tercemar yaitu uap bensin.
Oleh karena itu, berbagai produsen mobil membuat teknologi untuk mengatasi
kedua masalah itu tanpa menyebabkan dampak bagi lingkungan. Teknologi ini
disebut Evaporative control atau biasa disebut carcoal canister.
1. Fuel Tank. Fuel tank merupakan komponen wajib pada sistem bahan bakar.
Namun fuel tank harus di desain agar memiliki ruang cukup untuk berekspansi
saat suhu dalam tanki meningkat.
4. Tabung Canister. Komponen ini akan menampung uap bahan bakar dari
tanki. Uap di dalam tabung canister akan dimasukan sebagai campuran udara
untuk proses pembakaran.
5. Evap Canister. Komponen ini terletak di are intake manifold. Fungsi utama
komponen ini yaitu untuk menyalurkan uap bensin ke intake manifold untuk
dicampurkan dengan udara. Didalam evap canister terdapat valve yang akan
bekerja berdasarkan kevakuman di intake. namun pada mesin modern
pembukaan katup diatur oleh ECU melalui solenoid valve.
Cara kerja charcoal canister cukup mudah ketika suhu sekitar tangki meningkat
menyebabkan penguapan bahan bakar di dalam tangki, uap tersebut
disalurkan ke tabung Evap Canister melalui selang ventilasi. Uap bahan bakar
tersebut disaring dan disimpan di tabung Evap sampai dapat ditransfer kembali
ke intake manifold untuk digabungkan dengan campuran udara dan bensin
untuk proses pembakaran.
Ketika mesin hidup gerakan piston dari TDC ke BDC saat langkah hisap
menciptakan kondisi vakum pada intake manifold sehingga menyedot udara
bersih masuk dan uap bensin tersebut juga masuk melalui canister purge
valve. katup canister tsb berfungsi seperti pintu satu arah yang membuka,
saat terdapat sedotan/kevakuman pada intake manifold. dan akan tertutup
saat tekanan konstan. Hal itu dapat menghindari kebocoran uap bensin saat
mesin mati.
Pada mesin modern, yang mengusung sistem EFI, pembukaan katup canister
tidak lagi dipengaruhi oleh kevakuman/sedotan dari intake. melainkan katup
itu digerakan oleh solenoid yang terhubung dengan rangkaian EFI. Sistem ini
biasa disebut dengan sistem VSV (Vacuum Switching Valve), uap bahan bakar
akan di hisap ke intake manifold melewati VSV setelah temperatur kerja
mesin terpenuhi. Atau VSV valve bekerja setelah suhu kerja mesin tercapai.
VSV Control
ISC tipe vacum switching valve (VSV) control ini memiliki komponen dan cara
pengontrolan saluran by-pass yang hampir sama dengan ISC tipe duty control, hanya
saja perbedaannya terdapat pada sinyal tegangan input dari ECU yang digunakan untuk
mendeteksi pembukaan katup ISC. Sinyal yang digunakan oleh ECU untuk mengatur
pembukaan katup ISC ini mengambil inputan dari nilai kevakuman di intake manifold. ISC
tipe vacum switching valve (VSV) control ini juga tidak dapat difungsikan sebagai chooke
elektrik. ISC valve tipe VSV control dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Vacuum Switching Valve (VSV) atau EVAP
Komponen ini bukanlah sensor tetapi merupakan aktuator, yang memiliki fungsi untuk membuka
saluran uap bensin dari tanki melalui charcoal canister dan disalurkan kedalam mesin melalui throttle
body, uap bensin dari tanki tersebut akan ikut terbakar didalam mesin. Katup vsv biasanya bekerja
setelah kondisi mesin sudah panas. Komponen ini biasanya terletak di sekitar throttle body dengan
saluran selang ukuran kecil dengan ciri memiliki 2 wire
Pada vacuum switch valve terdapat komponen coil magnet, compression spring, dan moving
core.
Coil magnet pada VSV terhubung secara paralel dengan magnetic clutch padakompresor,
sehingga apabila magnetic cluth bekerja, coil magnet pada VSV akan menimbulkan tenaga
magnet.