KELOMPOK 9
2018
1. Pajak dan Inefisiensi
1 ηsηd Q
Rumus untuk DWL : x T2 x , Dimana ηd adalah
2( ηs−ηd) P
elastisitas permintaan, ηs adalah elastisitas penawaran, dan T adalah
tarif pajak. Dari persamaan ini, dapat disimpulakn bahwa,
1. Deadweight loss meningkat dengan elastisitas permintan dan
penawaran. Semakin banyak peluan peserta pasar harus mengkonsumsi
atau menghasilkan substitusi, maka semakin besar inefisiensi yang akan
mereka buat dengan mensubstitusinya.
Teori ini dimulai dari awal abad 20-an oleh seorang ekonomFrank
Ramsey, yang menganggap masalah pemerintah dengan diberikannya
persyaratan anggaran dan kemampuan untuk mengatur pajak yang
berbeda tarif untuk komoditas yang berbeda (makanan, pakaian,
tembakau, dan sebagainya). Pemerintah harus mengatur pajak di seluruh
komoditas sehingga rasio kerugian marginal deadweight loss terhadap
MDWL1
pendapatan marjinal adalah sama di seluruh komoditas: =λ ,
MR 1
dimana MDWL adalah marginal deadweight loss dari peningkatan pajak
atas barang, MR adalah pendapatan marjinal yang didapatkan dari
kenaikan pajak, dan λ adalah pendapatan tambahan pemerintah.
MDWLi
dengan persamaan : λ = akan didapat λ yang merupakan
MR i
pendapatan tambahan bagi pemerintah, sehingga dapat diketahui berapa
tarif yang cocok untuk diterapkan sehingga terpenuhinya persyaratan
anggaran serta kesejahteraan sosial.
1
menunjukkan aturan elastisitas inversi τi∗¿− xλ , dimana τi∗¿
ƞi
merupakan tarif pajak optimal untuk untuk komoditas i, dan ƞi
menunjukkan elastisitas permintaan. Tidak hanya mempertimbangkan
elastisitas masing-masing komoditas tetapi juga distribusi pendapatan
konsumen dalam penentuan pajak yang optimal. Pengoptimalan pajak ini
dilakukan dengan menyeimbangakan dua aturan, yaitu:
6. Kurva Laffer
MU i
diperoleh λ = dimana λ adalah pendapatan pemerintah
MRi
tambahan, MU i adalah utilitas marginal individu dan MRi adalah
Marginal revenue. Sistem pajak penghasilan yang optimal menghasilkan
utilitas marginal per pendapatan setiap individu bernilai sama. Sistem
pajak penghasilan yang optimal menerminkan keseimbangan pada:
a. Vertical Equity (Ekuitas Vertikal) : memaksimalkan kesejahteraan
dengan mengenakan pajak lebih besar untuk masyarakat yang
memiliki tingkat konsumsi tinggi dengan utilitas marginal yang
rendah, begitupun sebaliknya masyarakat dengan tingkat konsumsi
rendah dengan utilitas marginal tinggi akan dikenakan tarif lebih
rendah
b. Behavioral responses (Tanggapan Perilaku) : peningkatan pajak
kepada suatu kelompok yang mengakibatkan individu dalam
kelompok tersebut merespons dengan mengurangi pendapatannya.
Pajak penghasilan yang optimal dari dua tipe:
gambar disamping
menunjukkan adanya
pasangan yang
optimal dari pajak
dimana Mr. Rich dan
Mr. Poor dengan
penghasilan dan tarif
pajak berbeda
memiliki MU/MR sama.
https://www.powtoon.com/online-presentation/buYw55PKl1s/inefisiensi-
dan-pajak-optimal/?mode=movie&locale=en/21/10/2018/17.00.
https://www.youtube.com/watch?v=wRgvlK89U7U/21/10/2018/16.20.
http://eprints.undip.ac.id/13983/1/Disinsentif_Bekerja_Karena_Pajak_Pen
ghasilan....by_Evi_Yulia_Purwanti_(OK).pdf/21/10/2018/