Anda di halaman 1dari 38

PENERIMAAN

PEMERINTAH
Prinsip-Prinsip Perpajakan
Penerimaan Pemerintah

 Penerimaan pemerintah dibagi menjadi : penerimaan bukan


pajak dan penerimaan pajak.
 Penerimaan bukan pajak adalah penerimaan pemerintah yang
dapat berasal dari pinjaman, penerimaan badan usaha milik
pemerintah, penerimaan dari lelang, dsb.
 Pajak adalah : suatu pungutan yang merupakan hak prerogatif
pemerintah, pungutan tsb didasarkan pada undang-undang,
pemungutannya dapat dipaksakan kepada subyek pajak, dan
tidak ada balas jasa yang langsung dapat ditunjukkan
penggunanya. Sebaliknya, pungutan pemerintah karena
pembayar menerima jasa tertentu disebut retribusi.
Arus Lingkar Pemungutan Pajak
…Arus Lingkar Pemungutan Pajak

 Pemerintah dapat mengenakan pajak pada titik 1,


yaitu pajak dikenakan pd pembelian perusahaan akan
faktor-faktor produksi : misal pajak pertambahan nilai.
 Titik 2 adalah pajak yg dikenakan pada pendapatan
rumah tangga (pajak penghasilan, property tax)
 Titik 3 adalah jenis-jenis pajak yang dikenakan pada
pengeluaran rumah tangga (expenditure tax).
 Titik 4 adalah pajak yang dikenakan pada total
penjualan perusahaan, cukai.
Insidens Pajak (Tax Incidences) dan
Distribusi Pendapatan

 Insidens pajak yaitu pihak yang menderita beban suatu pajak


karena wajib pajak mungkin dapat menggeserkan beban pajak
tsb sebagian atau seluruhnya kepada orang/pihak lain.
 Musgrave membedakan analisis insidens pajak mjd 3:
1. Insidens pajak anggaran berimbang
2. Insidens pajak diferensial
3. Insidens pajak absolut.
1. Insidens Pajak Berimbang
(Balanced-Budget Incidence)

 Yaitu pengaruh distributif suatu pajak terhadap


pengeluaran pemerintah yg dibiayai dari penerimaan-
penerimaan pajak dlm jumlah yg sama.
 Menunjukkan bagaimana biaya suatu program
pemerintah didistribusikan di antara para anggota
masyarakat.
 Dapat dijelaskan dengan diagram berikut.
Diagram Insiden Pajak Anggaran
Berimbang
Diagram Insiden Pajak Anggaran
Berimbang
 Misalnya: keseimbangan awal terjadi pada titik E.
 Kemudian misalny pemerintah membuat suatu program yg
membutuhkan sumber2 ekonomi (faktor produksi) utk
membangun suatu jalan.
 Akibatnya, harus mengambil faktor produksi yg sedang
digunakan utk memproduksi pakaian dan makanan dan
membuat produksinya menjadi berkurang.
 Analisis insiden pajak dilakukan dengan meneliti mengenai
distribusi msyarakat yg terjadi apabila pemerintah dalam
membangun jalan tsb menggunakan kebijakan anggaran
berimbang, yaitu jml yg diambil pemerintah seluruhnya
dikembalikan lg kpd masyarakat (antara pajak dan pengeluaran
pemerintah).
 Insiden pajak anggaran berimbang (pajak—dan—
pengeluaran) dilakukan dengan melakukan perbandingan
antara distribusi pendapatan masyarakat (titik E) yaitu
sebelum ada program pemerintah dan distribusi
pendapatan masyarakat (titik E1) yaitu setelah membangun
jalan dengan anggaran berimbang.
2. Insidens Pajak Absolut

 Analisis ini hanya melihat pengaruh suatu jenis pajak (misalnya


pajak pendapatan) terhadap distribusi pendapatan masyarakat
tanpa melihat efek distributif jenis pajak2 lainya atau efek
distributif dari suatu program pemerintah.
 Misal: kita hanya dapat menganalisis dampak redistributif pajak
penghasilan saja.
3. Insiden Pajak Diferensial

 Menganalisis pengaruh distribusi pendapatan dari


suatu jenis pajak apabila digantikan dengan jenis
pajak lain untuk membiayai aktivitas pemerintah
dalam jumlah yg sama.
 Dengan kata lain, menganalisis berbagai alternatif
pembiayaan dengan pajak akan suatu program
pemerintah.
 Menganalisis pengaruh berbagai jenis pajak yg
dipungut utk membiayai suatu program tertentu
terhadap distribusi penghasilan masyarakat.
Pendekatan pada Analisis Insidens
Pajak (Tax Incidence)

 Analisis insiden pajak dapat dilaksanakan dengan dua


pendekatan: pendekatan keseimbangan parsial dan
pendekatan keseimbangan umum.
1. Pendekatan Keseimbangan Parsial
 yaitu suatu pendekatan yg dianalisis adalah distribusi
pendapatan yg terjadi dalam satu pasar saja sbg
akibat adanya suatu pajak.
 Misal, kita menganalisis insidens cukai tembakau,
siapa yg benar menderita beban cukai tsb.
 2. Pendekatan Keseimbangan Umum
 Menganalisis suatu jenis pajak dalam satu pasar thd
keseimbangan pada pasar2 lainnya yg terkait dengan
pihak yg dikenakan pajak tdb
 Misal: tidak hanya meneliti pengaruh pengenaan
cukai tembakau thd penawaran dan permintaan akan
rokok, tetapi jg menganalisis permintaan dan
penawaran barang2 lain atau penawaran dan
permintaan faktor2 produksi yg terkait.
1. Inisidens Pajak
Keseimbangan Parsial

 Analisis insidens pajak dengan menggunakan pendekatan


keseimbangan parsial hanya melihat beban akhir suatu
jenis pajak dalam satu pasar saja.
 Dgn demikian tdk dapat digunakan untuk menganalisis
pajak penjualan umum (penjualan yg dikenakan untuk
semua jenis barang).
 Apabila pemerintah mengenakan pajak penjualan atas
suatu barang, siapakah yg menanggung beban pajak tsb?
Apakah konsumen, produsen, atau pemilik faktor produksi?
 Dapat atau tidaknya suatu pajak digeserkan kepada
konsumen tergantung pada 4 faktor ekonomi:
1. Elastisitas Penawaran
2. Elastisitas Permintaan
3. Bentuk Pasar
4. Motivasi Pengusaha
Pajak Penjualan pada Pasar
Persaingan Sempurna

 Misalnya kita akan menganalisis insidens cukai


tembakau dan kita asumsikan bahwa tembakau hanya
digunakan untuk pembuatan rokok.
 Asumsikan juga bahwa produksi rokok mempunyai
struktur biaya tetap sehingga kurva penawaran rokok
sejajar sumbu datar.
 Lihat diagram berikut.
Diagram Insidens Pajak Cukai Rokok
…Diagram Insidens Pajak Cukai
Rokok
 Kurva penawaran sejajar dengan sumbu datar, sehingga
kenaikan harga rokok adalah sebesar cukainya, yaitu Rp200.
 Jadi produsen rokok yg menjadi pihak yg membayar pajak
kepada pemerintah dapat menggeser beban cukai tembakau
tsb kepada konsumen rokok dengan menaikkan harga
penjualan.
 Namun, apabila produsen tdk mampu menaikkan harga barang
produksinya, berarti produsen tdk dapat menggeser beban
pajak kepada konsumen sehingga produsen yg harus
menanggung beban cukai seluruhnya.
…Insidens Pajak Cukai Rokok

 Dapat disimpulkan: semakin elastis kurva penawaran suatu


barang, semakin besar cukai yg dapat digeserkan oleh
produsen kpd konsumen, dan sebaliknya.
 Dalam hal pajak penjualan dan cukai, pernyataan pemerintah
bahwa pajak penjualan dan cukai sepenuhnya dibayar oleh
konsumen, sama artinya dengan menyatakan permintaan
barang yg dikenakan pajak/cukai tsb mempunyai elastisitas
sama dengan nol; atau mempunyai elastisitas penawaran sama
dengan tak terhingga.
Pajak Penjualan pada Pasar Monopoli

 Akibat adanya pajak penjualan, posisi keuntungan maksimum


bagi produsen berubah sehingga jml produksi jg mengalami
perubahan.
 Walaupun produsen mempunyai motivasi keuntungan
maksimum dan bertindak sbg monopolis, ini tidak berarti
bahwa seluruh beban pajak dapat digeserkan kepada
konsumen.
 Hal ini dapat dilihat dr perubahan keuntungan produsen.
 Jadi, produsen juga menderita beban pajak penjualan karena
keuntungan yg diterima mjd lebih kecil walaupun produsen tsb
mempunyai motivasi keuntungan maksimum.
Pajak Penjualan pada Pasar
Persaingan Tidak Sempurna

 Pada pasar persaingan tidak sempurna, pengaruh


pajak terhadap harga sangat sulit ditentukan, karena
teori ekonomi mikro jg belum dapat menjelaskan
perilaku produsen pada pasar persaingan tdk
sempurna.  dipengaruhi pada reaksi produsen
lainnya.
Pajak Penghasilan

 Digolongkan mjd 2:
1. pajak perseorangan
2. Pajak perseroan (pajak badan)
 Walau secara administratif tdk dimaksudkan untuk
digeserkan kepada pihak lain, tp pada kenyataan
mungkin dapat digeserkan kpd pihak lain oleh wajib
pajak.
Insiden Pajak Pendekatan
Keseimbangan Umum

 Pendekatan ini tdk hanya melihat alokasi beban pajak


pada sektor yg dikenakan suatu pajak tetapi jg pada
sektor2 lainnya yg berhubungan.
 Model analisa insidens pajak dengan pendekatan
keseimbangan umum menurut Harbeger
menggunakan asumsi-asumsi berikut ini:
Asumsi model analisa pajak dengan
pendekatan keseimbangan umum
 Dalam perekonomian hanya ada 2 faktor produksi (tenaga kerja (L) dan
modal (K)). Upah dan sewa modal ditentukan dalam pasar input yg
berbentuk pasar persaingan sempurna.
 Faktor produksi L dan K dipergunakan utk memproduksi barang yg
dihasilkan sektor (X) dan (Y) yg bersifat substitutable/dapat saling
menggantikan.
 Dalam setiap sektor, proses produksi yg digunakan mempunyai sifat
constant return to scale.
 Faktor intensitas di kedua sektor berbeda-beda.
 Faktor produksi tenaga kerja dan modal keduanya dipergunakan
sepenuhnya dalam proses produksi dan mempunyai mobilitas sempurna.
 Analisa insidens pajak keseimbangan umum adalah insidens pajak
diferensial.
 Semua orang diasumsikan mempunyai preferensi yg sama, sehingga
pengenaan pajak tidak mempengaruhi distribusi pendapataan.
Analsisis Berbagai Jenis Pajak dengan
Model Keseimbangan Umum
1. Pajak atas Barang Y (tY)
 Pajak yg dikenakan pada penjualan suatu barang akan
menyebabkan turunnya harga faktor produksi yg digunakan
secara intensif dalam proses produksi untuk menghasilkan
barang tersebut.
 Turunnya harga barang-barang modal (input modal)
tergantung dari:
1. Elastisitas permintaan akan barang Y
2. Perbedaan faktor intensitas di kedua sektor
3. Elastisitas substitusi faktor produksi di sektor x.
Pajak Pendapatan (tM)

 Pajak pendapatan = pajak atas modal dan tenaga


kerja dengan tarif yg sama.
 Karena diasumsikan penawaran faktor2 produksi
tidak berubah, maka pajak pendapatan sepenuhnya
akan mjd beban pemilik faktor2 produksi karena tdk
dapat digeserkan pada pihak lain.
Pajak atas Upah Karyawan (tL)

 Dikenakan atas upah karyawan baik di sektor X


maupun Y.
 Karena diasumsikan penawaran faktor2 produksi
(termasuk tenaga kerja) tidak berubah, maka pajak
atas upah jg tidak dapat digeserkan kpd konsumen
maupun pemilik faktor produksi lainnya.
Pajak atas Input Modal di Satu Sektor
(tKy)

 Apabila pajak dikenakan pada pemilik modal dalam


satu sektor saja (misalnya sektor Y) maka akan terjadi
dua efek:
1. Efek output. Harga barang Y ↑ , permintaan barang
Y↓
2. Efek subtitusi. Modal di sektor Y makin
mahalprodusen akan berusaha mengganti faktor
modal dgn faktor produksi lain yg relatif lebih murah
(tenaga kerja).
Prinsip Pengenaan Pajak
 Suatu sistem pajak yg baik harus memenuhi beberapa kriteria:
1. Distribusi dari beban pajak harus adil (setiap orang harus membayar
sesuai dengan bagiannya yg wajar);
2. Pajak sedikit mungkit mencampuri keputusan ekonomi;
3. Pajak harus memperbaiki ketidakefisienan yg terjadi di sektor
swasta, apabila instrumen pajak dapat melakukannya;
4. Struktur pajak harus mampu digunakan dalam kebijakan fiskal untuk
tujuan stabilisasi dan pertumbuhan ekonomi;
5. Sistem pajak dimengerti oleh wajib pajak;
6. Administrasi pajak dan biaya pelaksanaannya harus sedikit mungkin;
7. Kepastian;
8. Dapat dilaksanakan;
9. Dapat diterima.
Prinsip Manfaat dalam Perpajakan

 Menurut prinsip ini, setiap orang harus membayar


pajak sebesar manfaat yg dia terima dari aktivitas
pemerintah.
 Pengenaan pajak  didasarkan  prinsip efisiensi 
Q (tingkat produksi)  ditentukan oleh  MC=P
Prinsip Kemampuan Membayar

 Menurut prinsip ini, setiap orang harus membayar bagiannya


(pajak) sesuai dengan kemampuannya utk membayar.
 Tiga ukuran utk mengukur kemakmuran seseorang
(kemampuan membayar pajak):
1. Pendapatan
2. Pengeluaran Konsumsi
3. Kekayaan.
Konsep Kesamaan Absolut

 Menyatakan bahwa distribusi pajak haruslah


sedemikian rupa sehingga pengurangan kepuasan
total di antara kedua orang sama besarnya.
Konsep Kesamaan Proporsional

 Menyatakan bahwa pengenaan pajak harus


sedemikian rupa sehingga proporsi dari pengurangan
kepuasan total antara kedua orang tsb sama
besarnya.
Konsep Kesamaan Pengorbanan
Marginal

 Beban pajak didistribusikan sedemikian rupa sehingga


kepuasan total sesudah dikurangi pajak antara kedua
orang tsb sama besarnya.
Beban Lebih Pajak (Excess Burden)
 Persyaratan pajak yg baik beban lebih pajak
seminimal mungkin.
 Beban lebih pajak adalah kerugian masyarakat
dengan adanya pajak yg tdk dapat dikompensasikan.
Hubungan Beban Lebih dan
Elastisitas Penawaran

 Rumus:
 DWL= 0,5 (AB) (AC) = 0,5 ΔQ . ΔP
= 0,5 𝜂𝑒 QP𝑡 2
Dimana:
DWL = Beban lebih (excess burden atau deadweight loss)
Q = jml barang yg dihasilkan
P = harga
t = tarif pajak
𝜂𝑒 = elastisitas permintaan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai