Anda di halaman 1dari 3

Desentralisasi Fiskal

Di Thailand

T hailand sudah menjalankan desentralisasi semanjak akhir tahun 90-an sebagai


proses reformasi yang berjalan karena krisis politik dan ekonomi pada awal tahun
90-an. Desentralisasi fiskal mulai diinisiasikan pada tahun 1997, dan dijadikan
UU pada tahun 1999, untuk kemudian diperkuat dengan dimasukan dalam
konstitusi pada tahun 2007. UUD mengenai desentralisasi menyatakan
bahwa tujuan desentralisasi
adalah untuk mentransfer
kewenangan pemerintah pusat ke
pemerintah daerah. Karena itu,
UUD tersebut juga memberikan
pengarahan otonomi fiskal kepada
pemerintah lokal.

Thailand adalah negara


dengan tiga tingkat
pemerintahan: Pusat – Propinsi – Daerah. Kantor administrasi provinsi memiliki dua
fungsi, yaitu: 1) Memberikan pelayanan pemerintahan dari tingkat Pusat-Daerah; 2)
Melakukan fungsi pengawasan di tingkat administrasi daerah. Pemerintahan provinsi
(changwat) membawahi daerah yang terdiri atas distrik (amphoe), sub-distrik
(tambon), serta kotapraja (tessaban). Pemerintahan daerah di Thailand memiliki
keterbatasan kewenangan dalam menjalankan administrasinya termasuk keuangan,
pelayanan masyarakat, serta manajemen publik. Saat ini, pemerintahan pusat
Thailand melakukan dekonsentrasi kewenangan pemerintahannya ke tingkat
provinsi, distrik, sub-distrik, dan desa.
Dalam proses desentralisasi di Thailand, hampir seluruh kewenangan
yang dijalankan di tingkat kotapraja sudah diterapkan, kecuali untuk pelayanan
masyarakat yang kewenangannya berbagi peran dengan pemerintahan yang
membawahinya. Misalnya, dalam bidang pendidikan, pemerintahan daerah
hanya berwenang dalam pendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah. Atau
di bidang kesehatan, pemerintahan daerah hanya berwenang untuk perawatan
kesehatan utama dan mempromosikan kesehatan masyarakat. Walaupun ada
pembagian kewenangan seperti ini, pemerintahan daerah diberikan aturan yang
ketatolehpusatsehingga perkembangan desentralisasi di bidang-bidang utama
seperti pendidikan dan kesehatan menjadi terhambat. Walaupun secara
administratif pemerintahan daerah sudah diberikan kewenangan, akan tetapi
seluruh penyelenggaraan administrasi daerah seperti perencanaan dan
penganggaran membutuhkan persetujuan dari adminstrasi provinsi yang berada di
atasnya. Selain itu pada saat ini desentralisasi fiskal di Thailand masih belum
memasukkan komponen pajak sebagai sumber pendapatan yang bisa
kewenangannya bisa dilakukan pemerintah daerah, hampir seluruh komponen pajak
diatur kewenangannya oleh pemerintah pusat.

Ada dua jenis transfer fiscal yang diimplementasikan di Thailand, yaitu:

1. General Purpose Transfer, atau transfer umum yang berupa transfer subsidi
ke daerah untuk urusan-urusan yang telah diatur pusat, serta pembagian hasil
pajak seperti yang telah ditetapkan oleh UU. Pembagian hasil pajak ini ditetapkan
maksimal sebanyak 30% dari pajak yang 1. dikumpulkan oleh pusat dan
dibagikan lagi ke daerah berdasarkan rumus yang meliputi populasi, luas
wilayah, pendapatan, dan/atau kebutuhan penganggaran. Administrasi di
tingkat sub-distrik dan kotapraja mendapatkan alokasi terbesar
dibandingkan provinsi dan distrik.
2. Specific Purpose Transfer, atau transfer untuk program khusus yang telah dicanangkan
oleh pemerintah pusat. Setiap program ini diatur dalam UU dan jumlah urusannya
untuk mendukung program-program tersebut selalu bertambah setiap tahunnya.
Pada tahun 2010, tercatat 30 urusan yang dikelompokkan untuk mendanai 6 program
yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai