SEKSI 1.18
RELOKASI UTILITAS DAN PELAYANAN YANG ADA
UMUM
I) Uraian
Pekerjaan mi mencakup relokasi jaringan bawah tanah, kabel, lampu penerangan jalan, tiang
listrik, tiang telpon dan tiang lampu pengatur lalu lintas yang ada, bersama dengan semua
perlengkapan yang terkait, sebagaiman diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan jalan yang lancar
dan sebagaimana rnesthya, yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh
Direksi Pekcrjaan.
2) Pengaturan dengan Instansi Setempat
a) Dalam konteks mi, istilah Instansi Setempat harus berarti setiap utilitas umum, instansi
pernasok atau instansi lain yang bertanggung-jawab terhadap utilitas
umum dan pelayanan.
b) Sesuai dengan S) arat-Syarat Kontrak, Kontraktor bertanggung-jawab untuk kontak dengan
Instansi Seternpat dan menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan
berikut mi
i) Detil lokasi dan semua utilitas dan pelayanan yang akan dipindahkan, ditempatkan atau
terganggu sementara dalarn mendukung pelaksanaan
pekerjaanjalan yang direncanakan.
ii) Salman yang berhubungan dengan Peraturan, Petunjuk, standar dan spesifikasi dan Instansi
Setempat.
• Rencana cet\a ‘sang tex\nc\ ‘an m un\ckan teocas as cXan pelayanan yang diperlukan.
iv) Persetujuan tertulis atas rencana mi dan setiap instansi setempat yang terkai, dan
v) Persetujuan atau perijinan dan Instansi Setempat yang diperlukan.
c) Pembayaran atas setiap biaya yang berhubungan dengan perolehan perijinan semacam i, dsb.
Harus menjadi tanggungjawab Kontraktor. Dalam segala hal, Pmilik wajib membantu Kontraktor
untuk berhubungan dengan Instansi Setempat.
d) Setiap kerusakan utilitas dan pelayanan yang ada, yang disebabkan oleh
operasi-operasi Kontraktor harus diperbaiki Kontraktor dengan biaya sendiri.
3) Pemeriksaan Pekerjaan dan Relokasi Fasilitas
a) Pekerjaan relokasi, bilamana dilaksanakan Kontraktor dengan persetujuan antara Instansi
Setempat dengan Direksi Pekerjaan, harus menurut pemeriksaan dan penerimaan dengan kedua-
duanya.
1-61
b) Bilarnana pekerjaan mi dikerjakan oleh badan yang kurang sesuai maka Kontraktor harus bertanggung-
jawab untuk melakukan pengaturan hal-hal yang perlu dengan Tnstansi Setempat untuk menjamin agar
penyambungan kembali atas fasilitas tersebut dapat dilaksanakan dengan cepat dan memenuhi ketentuan
setelah penyelesaian pekerjaan relokasi.
4) Jadwal Kerja
a) Pengaturan yang diperlukan dengan Instansi Setempat, sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1,18(2)
diatas, harus dilaksanakan selama Periode Mobilisasi atau sebelumnya, dan Kontraktor harus menyerahkan
kepada Direksi Pekerjaan suatu program untuk pekerjaan relokasi sebelum akhir periode mobilisasi,
b) Bilamana gangguan sementara terhadap pelayanan yang ada tidak dapat dihindarkan selama pelaksanaan
dalam Kontrak, maka Kontraktor harus membuat pengaturan yang diperlukan dengan Instansi Setempat,
dan menyerahkan program atas pekerjaan tersebàt kepada Direksi Pekerjaan, dalam 30 han setelah
pemberitahuan tertulis dan Direksi Pekerjaan atas persetujuan tersebut.
(c) Bilarnana terjadi keterlainhatan atas program yang disebutkan diatas, atau keterlambatan pengaturan
dengan Instansi Setempat oleh Kontraktor, menyebabkan keterlambatati pelaksanaan pekerjaan jalan dan
jembatan akibat dan kinerja pekerjaan relokasi tersebut atau gangguan sementara terhadap pelayanan yang
ada, tidak akan dianggap sebagai alasan untuk meniperpanjang waktu penyelesaian kontrak.
1.18.2 PELAKSANAAN
I) Pelaksanaan oleh Instansi Setempat
Jika tidak diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, pemindahan, relokasi dan penyambungan kembali
utilitas dan pelayanan yang ada harus menjadi tanggungjawab, dan atas biaya Pemilik dan Instansi
Setempat yang bersangkutan. Akan tetapi, Kontraktor harus bertanggung-jawab untuk membuat sernua
pengaturan yang diperlukan, menjaga fasilitas yang terekspos dan kerusakan, pernbayaran biaya perijinan
dan hal-hal lain sebagaimana terinci dalam Spesifikasi mi.
Bilamana terjadi keterlambatan atau akan terlambat dalarn rnelaksanakan pekcrjan jalan dan jembatan,
meskipun pe!aksanaan oieh Kontraktor telah memnuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Spesifikasi mi,
Direksi Pekerjaan menurut pendapatnya dapat melakukan pengaturan dengan Instansi Setempat yang
berkaitan dengan Kontraktor untuk melakukan semua atau sebagian pekerjaan relokasi, dan selain dan
pengawasan oleh Instansi Setempat yang bersangkutan. Tidak ada pekerjaan yang boleh dikerjakan tanpa
persetujuan tertulis dan Instansi Setempat yang bersangkutan dan Direksi Pekerj aan.
2) Pelaksanaan, atau Pelajgaan Sebagian. oleh Kontraktor
a) Bilamana Direksi Pekerjaan memerintahkan beberapa atau semua pekerjaan relokasi untuk dilaksanakan
oleh Kontraktor, Kontraktor harus rnelaksanakan pekerjaan tersebut dengan ketat sesuai dengan Spesifikasi
ni dan memenuhi semua peraturan, petunjuk, spesifikasi dan ketentuan lain atau petunjuk dan I nstansi
Setempat yang bersangkutan.
62
-
- 64
1.1 8.(2) Relokasi Utilitas dan Pelayanan PDAM Yang Ada Lump Sum
1,18(3) Relokasi Utilitas dan Pelayanan PLN Yang Ada Lump Sum
1.18(4) Relokasi Utilitas dan Pelayanan Gas Yang Ada Lump Sum
1.18.(5) Relokasi Utilitas dan Pelayanan Lain Yang Ada Lump Sum
Edisi Dese,nber 2005
SEKSI 3.4
PENGUPASAN PERMUKAAN PERKER&SAN LAMA DAN DICAMPUR KEMBALI
3.4.1 UMUM
1) Uraian
Bilamana rekonstruksi perkerasan disyaratkan dan bilamana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan,
perrnukaan aspal ama dan lapis pondasi harus digaru sampai kedalaman 15 cm dan bahan-bahan tersebut
dihancurkan sedemikian hingga setelah pemadatan tidak terdapat gumpalan atau partikel tunggal yang lebih
besar dan 63 mm, dan fraksi yang tertahan 37,5 mm tidak melampaui 25% dan berat total.
2) Pekerlaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi mi
a) Pemc!iharaan dan Pengaturan Lalu Lintas Seks 1.8
b) Rekayasa Lapangan Sek& 1.9
c) Gal Ian Seks 3.1
d) Bahu Jalan Seksi 4.2
e) Lapis Pondasi Agregat Seksi 5.1
f) Lapis Pondasi Semen Tanah : Seksi 5.4
3) Toleransi Dirnensi
a) Ketinggian akhir setelah pemadatan tidak boleh lebih tinggi dan elevasi yang ditentukan atau disetujui
dan atau lebih rendah dua centimeter.
b) Seluruh permukaan akhir harus cukup haius dan rata serta memiliki kelandaian yang cukup, untuk
menjamin berlakunya aliran bebas dan air permukaan.
4) Standar Rujukan
Standar Nasional Indonesia (SNI)
SNI 03-1743-1989 Metode Pengujian Kepadatan Berat Untuk Tanah.
(AASHTO T180 -90)
SNI 03-2828-1992 Metode Pengujian Kepadatan Lapangan Dengan Alat
(AASHTO T191- 86) Konus Pasir.
SNI 03-1744-1989 Metode Pengujian CBR Laboratorium.
(A.ASHTOTI93 -81)
5) Pengajuan Kesiapan Kerja
a) Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan suatu catatan tertulis tentang lokasi, kondisi
dan kuantitas setiap perkerasan aspal larna yang rusak yang akan digaru clan dicampur kembali. Pencatatan
pengukuran harus dilakukan setelah seluruh bahan perkerasan aspal telah digaru, dicampur kembali dan
dipadatkan.
b) Kontraktor harus menyerahkan dalam bentuk tertulis kepada Direksi Pckerjaan segera setelah selesainva
suatu ruas pekerjaan dan sebelum setiap persetujuan yang dapat diberikan untuk penghamparan bahan lain
di atas permkan formasi yang telah diselesaikan tersebut, sebagai berikut
3 - 27
i) Hash pengujian kepadatan seperti yang disyaratkan dalarn Pasal 3.4.2 di bawah mi,
ii) Hash! pengujian pengukuran perrnukaan dan data survei yang menunjukkan bahwa toleransi perrnukaan
yang disyaratkan dalarn Pasal 3.4,1(3) dipenuhi.
6) Jadwal Kerla
Setiap penggaruan dan pencampuran kembali harus dilaksanakan setengah badan jalan sedernikian
hinggajalan tersebut dapat dibuka untuk lalu lintas sepanjang waktu.
7) Kondisi Tern pat Kerha
a) Kontraktor harus menjarnin bahwa pekerjaan harus dijaga tetap kering segera sebelum dan selarna
pekerjaan penggaruan dan pencampuran kembali, dan formasi mi selarna pelaksanaari harus memiliki
lereng melintang yang cukup untuk membantu drainase badan jalan dan setiap curahan air hujan dan juga
harus menjarnin bahwa pekerjaan akhir rnernpunyai drainase yang balk,
b) Kontraktor harus selalu rnenyediakan pasokan air yang cukup untuk pengendalian kadar air pekerjaan
penggaruan dan pencampuran kembali sclarna operash pengharnparan dan pernadatan.
8) Perbaikan terhadap.j’ekerjaan Penggatuan dan Pencampuran Kembali Yang Tidak Mernenuhi Ketentuan
Kontraktor harus memperbaiki, dengan cara yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, terhadap setiap
kerusakan pada formasi hasil pekerjaan pcnggaruan dan pencampuran kembali yang rnungkin terjadi akibat
pengeringan dan retak, atau akibat banjir atau kejadian alarni Ianinnya.
9) Pengembalian Bentuk Pekerjaan Setelah Pengujign
Semua lubang pada pekerjaan akhir yang timbul akibat pengujian kepadatan atau lainnya hanis secepatnya
ditutup kernba!i oleh Kontraktor dan dipadatkan sarnpai rnencapai kepadatan dan toleransi perrnukaan
yang disyaratkan oleh Spesifikasi mi.
10) Pengendalian Lalu Lintas
Pengendalian Lalu Lintas harus scsuai dengan ketentuan Seksi 1.8. Perneliharaan dan Pengaturan Lalu
Lintas,
3.4.2 PELAKSANAAN
Bahan yang digaru harus dipindahkan dan disebar baik melintang maupun mernanjang sepanjang jalan dan
dipadatkan sebagairnana yang disyaratkan untuk Lapis Pondasi Agregat Kelas B. Bilarnana dipenlukan,
bahan lapis pondasi bawah yang cocok harus ditarnbahkan dan dicampur kembali dengan bahan bongkaran
tersebut.
3 28
-
Edisi Desem/,er 2005
Lapisan tersebut harus dipadatkan sampai mencapal kepadatan minimum tidak kurang dan 96% dan
kepadatan kering maksimum (SNI 03-1743-1989). CBR rendaman pada kepadatan 96% dan kepadatan
kering maksimum tidak boleh kurang dan 35%. Bilamana diperlukan, maka Kontraktor harus rnenambah
air ke dalam bahan tersebut, dicampur dan dipadatkan kembali, tanpa pembayaran tambahan, agar
diperoleh kepadatan dan nilai CBR yang disyaratkan.
Dalam rekonstruksi perkerasan, Lapis Pondasi Atas lama, dipadatkan ulang sebagaimana yang disebutkan
dalam Pasalmi, akan menjadi Lapis Pondai Bawah, dan permukaan formasi yang selesni dikerjakan
harus mernenuhi toleransi yang disyaratkan dalam Pasal 3.4.1(3) dan Spesifikasi mi.
3.4.3 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
1) iiiukw’an Untuk Pcmbayran
Kuantitas untuk Pengupasan Perrnukaan Aspal Lama dan Pencampuran Kembali harus diukur sebagai
jumlah meter persegi fbrmasi yang telah dipadatkan, selesai di lapangan dan diterirna.
2) Dban
Kuantitas yang diukur seperti ketentuan di atas, akan dibayar per satuan Dengukuran sesuai dengan harga
yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk Mata Pembayaran seperti terdaftar di bawah
mi, dimana harga dan pembayaran tersebut sudah mencakup kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan
dan biaya lainnya yang telah dima.sukkan untuk kepenluan pekerjaan tersebut seperti telah diuraikan dalam
Seksi mi.
3 - 29
SEKSI 5.5
LAPIS BETON SEMEN PONDASI BAWAH
(CEMENT TREA TED SUBBASE / CTSB)
5.5.1 UMUM
1) Uraian
Pekerjaan mi terdiri dan penyediaan semua buruh, peralatan, perseiaan dan material, dan dalam
melaksanakan seluruh pekerjaan dalam kaitannya deng pekerjaan Lapis Betor Semen Pondasi Bawah;
memasukkan, menyiapkan dan mengangkut agregat (hauling), meletakkan dan membentangkan Lapis
Beton Semen Pondasi Bawah; pencampuran, pembasahan atau pengeningan, pemadatan, pembentukan dan
penyelesaian, perawatan, pemeliharaan dan termasuk pekerjaan khusus lainnya dalam pekerjaan Lapis
Beton Pondasi Bawah dan fasilitas yang berhubungan. Semua pekerjaan harus dikerjakan dengan teliti
dengan rencana dan gambar, spesifikasi dan sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan. Lapis Beton Semen
Pondasi Bawah dapat dihamparkan untuk pemadatannya dengan salah satu cara dengan pencampuran basah
atau pencampuran setengah (semi) kering dengan roller, tergantung dan kondisi cuaca dalam
pelaksanaannya. Lapis Beton Semen Pondasi Bawah harus dibuat pada Peralatan Pencampur Pusat (Central
Mixing Plants) atau pada Peralatan Pencampur di lapangan (Site Plants) dan harus dicampur dalam
peralatan tersebut atau dengan truck atau pencampur transit tetapi tidak diizinkan dicampur dipenjalanan.
2) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi mi
(a) Pemeliharaan dan Pengaturan Lalu Lintas : Seksi 1 .8
(b) Rekayasa Lapangan : Seksi 1 .9
(c) Bahan dan Penyimpanan : Seksi 1 .11
(d) Galian : Seksi 3,1
(e) Timbunan Seksi 3.2
(f) Penyiapan Badan Jalan (Sub Grade Preparation) Seksi 3.3
(g) Pelebaran Perkerasan Seksi 4.1
(h) Lapis Pondasi Agi’egat Dengan CTB Seksi 5.6
(i) Beton Seksi 7.1
(j) Pemeliharaan Jalan Samping dan Jembatan : Seksi 10.2
15.2 BAHAN
1) Agregat
a) Sumber Agregat
Sebelum dilakukan pelaksanian CTSB, Kontraktor harus menyiapkan tenaga teknis yang sesuai dengan
usulan teknisnya dan komposisi agregat yang akan dipakai dalam konstruksi CTSB. Agregat tersebut harus
memenuhi syarat-syarat dalam Spesifikasi. Dasar pernerian ijin Direksi Pekerjaan terhadap agregat yang
dipakai adalah hasil pengujian agregat dan basil pengujian kuat tekan sampel yang dibuat dan basil
percobaan campuran dan sudah mengalami perawatan, diuji pada umur 7 han seperti tersebut dalam Pasal
7.1, mengenai Perbandingan Komposisi. Kontraktor harus melakukan secara dini pengetesan material
supaya Direksi Pekerjaan dapat segera membenikan ijin sebelum pekerjaan dimulai.
5-43
4) Bahan Pencampuran
Bahan pencampuran tidak boleh digunakan tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan. Kontraktor harus
menyerahkan lebih dulu contoh bahan pencampur yang ingin digunakan kepada Direksi Pekerjaan untuk
persetujuannya sebelum tanggal dirnulainya pekerjaan CTSB. Pemakaian bahan pencampur, terutama yang
untuk memperlambat waktu ikat, adalah sering digunakan dalam hal dimana CTSB diproduksi dengan unit
pencampur sentral dan dikirim ketempat yang jauh, atau perlu waktu lama untuk pekerjaan penyelesaian.
Harus dilakukan secara hati-hati dalam memberikan bahan pencampur, kelebihan bahan pencampur akan
merusak mutu
CTSB.
Tabel 5.5.1 Spesifikasi CTSB
Catatan
I. Analisa ayakan agregat harus dilalakukan sesuai dengan AASHTO T27 atau JIT A 1102.
2. Dilakukan pada contoh-contoh yang sesuai dengan AASHTO T87 dan dipakai untuk agregat sebelum
pencampurannya dengan bahan pencampur untuk kestabilan.
3. Persentase terhadap kering tanah,
4. mi adalah harga perkiraan, hanya berlaku untuk perkiraan biaya bagi Kontraktor.
5 45 -
Uraian Persyaratan
II II[II ;1
iiiIIiIWIliiN;0]
5-51
5.5 (1) Lapis Beton Semen Pondasi Bawah (Cement Treated Sub Base (CTSB) Meter kubik
5.6,1 UMUM
(I) Uraian
SEKSI 5.6
LAPIS PONDASI AGREGAT
DENGAN CEMENT TREATED BASE (CTB).
Seksi 1,8
Scksi 1,9
Seksi 1,11
Seksi3.l
Seksi 3.2
Seksi3.3
Seksi4.l
Seksi 5.1
Seksi 5.5
Seksi6,1
Seksi 6.3
Seksi 10.2
(a) Toleransi ukuran untuk pekerjaan persiapan agregat base harus sesuai dengan ketentuan dalam
Pasal 3.3.1 (3) dan Spesifikasi mi.
(b) Tebal minimum Cement Treated Base (CTB) yang dihampar tidak kurang dan tebal yang
disyaratkan. Tebal maksimum tidak boleh lebih besar dan 10 mm dan tebal yang di syaratkan.
(c) Tebal rata-rata pada potongan melintang dan survai lapangan harus tidak Iebih atau kurang
dan 10 % dan yang ditentukan.
(d) Apabila sebuah mal datar sepanjang 3 meter diletakkan pada permukaan jalan sejajar dan
tegak lurus terhadap garis sumbu jalan, variasi permukaan yang ada tidak boleh melarnpaui 8 mm
tiap 3 meter
(e) Cement Treated Base (CTB) tidak boleh di hampar dengan tebal lapisan melebihi 15 cm tebal
padat, d.n tidak da!arn lapisan kurang dan 7,5 cm tebal padat.
5 52
-
,IPBN 2004
(f) Elevasi permukaan akhir tidak boleh berubah lebih dan I 0 mm ke atas atau ke bawah dan elevasi
rencana dalam setiap titik.
(g) Ukuran pada tepi lapisan Cement Treated Base (CTB) diukur dan garis sumbu rencana tidak boleh
kurang dan yang tertera dalam Gambar Rencana.
(4) Standar Rujukan
Standar referensi yang digunakan adalah
Standar Endustri Indonesia
SIl -13 —1997 Portland Cement
Quality of Water to be used in Concrete
Soundness of Aggregate by use or Sodium Sulphate
Determining the Liquid Limit of Soil
Determining the Plastic Limit and Plasticity Index of
Soil
AASHTO T 96 74 : Resistance of Abrasion of Small Size Coarse
-
Mixtures
Cement Content of Soil Cement Mixtures
Density of Soil in Place by the Rubber-Balloon
Method
AASHTO T 224 67 : Correction for Coarse Particles in the Soil
-
Compaction Test
Sieve Analysis of Fine and Course Aggregates
Materials for aggregate and soil aggregate
-
AASIITO
AASHTO
AASHTO
AASHTO
AASHTO
T 26 72-
T 104 - 77
T 89 - 68
T 90 - 70
AASHTO
AASHTO
AASHTO
T 112 - 78
T 191 -61
T22 - 90
AASHTO T144-74
AASHTO T205- 64
AASHTO T27 74 -
AASHTO T147-65
AASHTO
AASHTO
AASHTO
AASHTO
AASHTO
M 81 - 70
M 82 - 70
M 140-70
M 141-70
M 208 - 72
(5) Persetujuan
4PBN 2004
(2) Air
Air harus sesuai dengan AASHTO T26 -27 dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Air
harus bebas dan endapan dan dan zat yang merusak.
(3) Agregat
Secara keseluruhan gradasi agregat harus dalam batasan seperti berikut
5.6.3
Kontraktor harus melakukon percobaon campuran (trial mix) dibawah pengawasan Kansultan Pengawas,
untuk menentukan
Campuran Cement Treated Base (CTB) akan berkaitan dengan ketentuan kuat tekan. Untuk mempersiapkan
bahanlmaterial untuk menempatkan percobaan campuran kedalam cetakan silinder dengan ukuran 150 mm x 300 mm,
dalam tiga lapisan sesuai dengan AASHTO T 22 - co.
5 55
-
50 .100
37,5 5—l00
19,0 45—80
4,75 25—SO
2,35 8-30
1,18 0-8
0,075 0-5
Sifat
AASHTO Test Persyaratan
Abrasion of coarse agregat —
Particle in Aggregate
Selama proses penghamparan Cement Treated Base (CTB), percobaan silinder harus dilakukan
berpasangan. Silinder dan setiap pasangan hanis dilakukan percobaan kuat tekan pada umur 7 han dan pada
urnur 21 han.
Pada awal pekerjaan, dan sampai saat Direksi Pekerjaan rnemenintahkan pengurangan jurnlah silinder yang
disyaratkan yaitu 6 silinder untuk setiap 1.000 m2 dan base atau bagian yang di hampar setiap ban.
Apabila jumlahnya cukup dan hasH test silinder yang ada dapat memuaskan, Direksi Pekerjaan bisa
memutuskan bahwa kualitas beton dapat diterima, Direksi Pekerjaan dapat mengurangi jumlah silinder
menjadi tiga pasang untuk setiap 1.000 m2 dan bagian yang dihampar setiap harinya.
Persyaratan kuat tekan (unconjmne compressive strength) dan Cement Treated Base (CTB) (kg/cm2),
5.6.4
(a) Disain campuran dalarn Pasal 5.6.3 (1) harus dicoba di lapangan dengan luas pekerjaan Cement Treated
Base (CTB) 500 m2, dengan tebal berdasarkan
instruksi dan Direksi Pekerjaan.
(b) Luas percobaan dan Cement Treated Base (CTB) harus mendapat persetujuan dan Direksi Pekerjaan.
(c) Selama pelaksanaan pekerjaan, yang meliputi penghamparan, pemadatan, dan perawatan akan diawasi
oleh Direksi Pekerjaan untuk rnemperoleh basil yang
memuaskan.
(d) Berdasarkan basil percobaan lapangan sesudah 14 han Direksi Pekerjaan dapat rnenyetujui Kontraktor
untuk menrurkan pekerjaan atau rnenginstruksikan
Kantraktor untuk membuat beberapa variasi percobaan yang lain.
5.6.5 PENGHAMPARAN DAN PENCAMPURAN
(a) Pencampuran dan Cement Treated Base (CTB) harus dengan peralatan continous mixing plant sistim
ukuran berat untuk menjamin kebenaran porsi
setiap bahan.
(b) Instalasi pencampuran harus dilengkapi dengan silo semen, tangki air (water tank,),feeding and
matering devices yang akan menyalurkan agregat, semen dan air kedalam mixer sesuai kuantitas yang
dipersyaratkan dan campuran yang horn oge ti
(c) Waktu pencampuran Cement Treated Base (CTB) terhitung pada waktu air ditarnbahkan ke dalam
campuran.
5.6,6 1ENGANGKUTAN
(a) Cement Treated Base (CTB) harus diangkut dengan Dump Truck yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
5 - 56
AI’liN 2004
(b) Jumlah dan kapasitas Dump Truck harus berdasarkan Jadwal Proyek dan kapasitas produksi alat
pencampur (Mixer Plant).
5.6.7 PENGHAMPARAN DAN PEMADATAN
(1) Persiapan Lapisan Pondasi Bawah (Sub Base)
(a) Lapisan Pondasi Bawah (Sub Base ) harus sesuai dengan Spesifikasi Seksi 5,1 termasuk, ketebalan,
ukuran, elevasi, seperti terlihat pada Gambar.
(b) Permukaan Lapis Pondasi Bawah (Sub Base ) harus bersih dan rata.
(2) Penghamparan Cement Treated Base (CTB)
Cement Treated Base (CTB) harus dihampar dan ditempatkan di atas perb’ikan tanah dasar (sub grade),
dengan metode mekanis, menggunakan alat high density screed paver dengan dual tainping rammer
sesuai instruksi Direksi Pekerjaan, untuk mendapatkan kepadatan, toleransi kerataan dan kehalusan
permukaan.
(3) Pemadatan
(a) Pemadatan Cement Treated Base (CTB) harus telah dimulai dilaksanakan paling lambat 60 menit
semenjak pencampuran material dengan air.
(b) Campuran yang telah dihampar tidak boleh dibiarkan tanpa dipadatkan Iebih dan 30 menit.
(c) Kepadatan Cement Treated Base (CTB) setelah pemadatan harus mencapai kepadatan kering Iebih dan
95% maksimum kepadatan kening sebagai ditentukan pada AASHTO T 134.
(d) Test kepadatan lapangan Cement Treated Base dilakukan berdasarkan AASHTO T 191, T 205 atau cara
lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
(e) Kadar air pada waktu pemadatan minimal sama dengan kadar air optimum dan maksimal sama dengan
kadar air optimum ± 2 %.
(f) Pemadatan harus telah selesai dalam waktu 120 menit semenjak semen dicampur dengan air.
(4) Perawatan (Curing)
(a) Segera setelah pemadatan terakhir dan atas usul Direksi Pekerjaan bila permukaan telah cukup kering
harus ditutup dengan menggunakan:
1) Lembaran plastik atau terpal untuk merijaga penguapan air dalam campuran.
2) Penyemprotan dergan Bituminous Emulsi CSS-l dengan batasan pemakaian antara 0,35 -0,50 liter per
meter persegi.
3) Metode lain yang bertujuan melindungi Cement Treated Base (CTB) adalah dengan karung goni yang
dibasahi air selama masa perawatan (curing),
5.6.8 PENGENDALIAN MUTU (QUALITY CONTROL)
(a) Kontraktor harus menyerahkan sekurang-kurangnya 3 contoh agregat dan sumber yang berbeda kepada
Direksi Pekerjaan.
(b) Semua material mi akan digunakan untuk mendapatkan persetujua1 dan Direksi Pekerj aan.
5 - 57
(c) Percobaan/uji material harus dilakukan untuk setiap 1.000 meter kubik Cement Treated Base (CTB),
(d) Disamping kepadatan dan kadar air campuran, campuran harus diuji kadar semen dalam campuran,
sesuai dengan AASI-ITO T 144 -86.
5.6,9 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
(1) Metode Pengukuran
Cement Treated Base (CTB) dibayar berdasarkan meter kubik padat sesuai dengan ukuran yang ada pada
potongan melintang & memanjangdan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
(2) Pembayaran Perbaikan Pekerjaan
Pembayaran terhadap bagian pekerjaan yang mengalami perbaiKan atau dalam batasbatas tertentu tidak
memenuhi persyaratan, tidak boleh merugikan pemilik pekerjaan.
(3) Dasar Pernbayaran
Kuantitas yang disetujui dapat dibayar sesuai 1-larga Kontrak yaitu per meter kubik, sesuai dengan daftar
Mata Pembayaran dibawah mi dan dapat dilihat dalarn Daftar Penawaran.
Harga Satuan sudah termasuk kompensasi penuh untuk pencampuran, pengangkutan,
penghamparan/penempatan, pemadatan, perneliharaan, finising, testing dan perbai kan permukaan
termasuk pengaturan lalulintas dan semua kebutuhan pengeluaran lainnya yang lazim dan pantas untuk
rnenyelesaikan keseluruhan dan pekerjaan yang ditentukan dalam Pasal mi.
5 58
-
7 126
-
+ 6mm + 10mm
Ketebalan -0mm -0mm
+ 10mm ± 15
mm
Dan Ketinggian rencana -5mm -5mm
Camber ±6 mm ± 10 mm
(1) Semen
(a) Semen harus merupakan semen portland Jenis 1, II atau III sesuai dengan
AASHTO M 85.
(b) Kecuali diperkenankan lain oleh Direksi Pekerjaan maka hanya produk dan pabrik untuk satu jenis
merek semen portland tertentu harus digunakan di
proyek.
(2)
Air yang digunakan dalam pencampuran, perawatan, atau penggunaan—penggunaan tertentu Iainnya harus
bersih dan bebas dan bahan—bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, alkali, gula atau bahan-
bahan organik. Air hams diuji sesuai dengan dan hams memenuhi persyaratan-persyaratan AASHTO T 26.
Air yang diketahui bermutu dapat diminum dapat dipakai dengan tanpa pengujian.
7- 127
(1) Semen
(a) Semen harus merupakan semen portland Jenis 1, II atau III sesuai dengan
AASHTO M 85.
(b) Kecuali diperkenankan lain oleh Direksi Pekerjaan maka hanya produk dan pabrik untuk satu jenis
merek semen portland tertentu harus digunakan di
proyek.
(2)
Air yang digunakan dalam pencampuran, perawatan, atau penggunaan—penggunaan tertentu lainnya harus
bersib dan bebas dan bahan—bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, alkali, gula atau bahan-
bahan organik. Air hams diuji sesuai dengan dan hams memenuhi persyaratan-persyaratan AASHTO T 26.
Air yang diketahui bermutu dapat diminum dapat dipakai dengan tanpa pengujian.
7-127
I
Mis, Desember 2005
ujung yang berbatasan diperkenankan, maka ujung-ujung tersebut harus diikat satu sama lainnya dan
dipertahankan dengan kokoh dan tepat ditempatnya dengan jepretan kawat S: ipling) atau
penyambung/pengikat yang baik lainnya yang disetujul oleh Direkst Pekerjaan.
(b) Bahan penutup sambungan (/oint sealent) harus berupa Expandite Plastic, senyawa gabungan bitumen
karet grade 99 yang dituangkan dalam keadaan panas, atau bahan serupa yang disetujui. Bahan primer
sambungan harus sebagaimana dianjurkan oleh pabrik pembuat bahan penyegel yang bersangkutan.
7,16.3 PENCAMPURAN DAN PENAKARAN
(I) Disain Campuran
Perbandingan bahan dan berat penakaran harus menggunakan cara yang ditetapkan dalam B.S P.114.
Untuk beton K-350 batasan kadar semen yang diberikan dalam Tabel 7.l.3.(1) harus ditetapkan.
Perbandingan sebenarnya antara air bebas terhadap semen untuk agregat dalam keadaan permukaan kering
harus ditentukan berdasarkan syarat-syarat kekuatan dan kemudahan pengerjaan tetapi dalam ha! apapun
tidak boleh melebihi 0,55 berdasarkan massa.
(2) Campuran Percobaan
Kontraktor harus memastikan perbandingan campuran dan bahan yang diusulkan dengan membuat dan
menguji campuran-campuran percobaan, dengan disaksikan Direksi Pekerjaan. Dengan menggunakan jenis
instalasi dan peralatan yang sama seperti yang akan digunakan dalam pekerjaan. Campuran percobaan
dapat dianggap dapat diterima asal memenuhi semua persyaratan sifat campuran yang ditetapkan dalam
Pasal 7.16.3 (3) dibawahmi.
(3) Persyaratan Sifat Campuran
(a) Mutu beton minimal harus dan kelas K-350 kecuali jika ditunjukkan lain dalam Gambar atau diarahkan
lain oleb Direksi Pekerjaan.
(b) Kuat tekan karakteristik beton harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan Tabel 7.1.3(3). Sebagai
kemungkinan lain, jika disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka kekuatan beton harus diawasi dengan
menggunakan cara pengujian “the third-point’ dalam hal mana kuat lentur karakteristik harus tidak boleh
kurang dart 45 kg/cm2.
(c) Beton tersebut harus merupakan jenis yang memiliki sifat kemudahan pengerjaan yang sesuai untuk
mencapai pemadatan penuh dengan instalasi yang digunakan, dengan tanpa pengaliran yang tak
semestinya. Slump optimum sebagaimana diukur dengan cara pengujian ASSHTO T 199 harus tidak
kurang dan 20 mm dan tidak lebih besar dan 60 mm. Slump tersebut harus dipertahankan dalam batas
toleransi ± 20 mm dan slump optimum yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Beton yang tidak memenuhi
persyaratan slump tersebut tidak boleh digunakan untuk pelat-pelat perkerasan beton.
7 129
-
dilarnpaui.
(b) Penakaran Pengangkutan dan Pencampuran Beton
Penakaran, pengangkutan dan pencampuran beton harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan —
Tidak ada penycsuaian harga satuan semacam itu dapat diadakan untuk perkerasan yang diterima dengan
ketebalan-ketebalan melebihi ketebalan nominal rencana yang diperlihatkan dalam Gambar, kecuali jika
penambahan ketebalan tersebut telah diperintahkan secara khusus atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan
secara tertulis sebelum perkerasan jalan beton yang bersangkutan dihampar.
(iv) Di mana pembetulan terhadap perkerasan jalan beton yang tidak memuaskan telah diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan sesuai dengan Pasal 7.16.1(9) dan 7.l.(9), maka kuantitas yang. diukur untuk pembayaran
harus sesuai dengan apa yang seharusnya akan dibayar seandainya pekerjaan semula telah dapat diterima.
Tidak ada pembayaran yang diperlukan untuk pembatulan tersebut.
(b) Tulangan
(i) Tulangan baja akan diukur untuk pembayaran sebagai jumlah kilogram yang dipasang ditempat yang
bersangkutan dan diterima oleh Direksi Pekerjaan. Jumlah kilogram tersebut harus dihitung dan panjang
batang yang sebenarnya dipasang, atau luas sebenarnya dan anyaman baja tulangan yang dipasang, dan
berat satuan dalam kilogram per meter panjang untuk batang atau kilogram per meter persegi untuk luas
anyaman yang disetujui. Berat satuan yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan harus berdasarkan berat
nominal yang diberikan oleh pabrik baja yang hersangkutan atau, jika Direksi Pekerjaan memerintahkan
demikian, berdasarkan penguj ian-penguj ian penimbangan sebenarnya yang dilaksanakan oleh Kontraktor
terhadap contoh-contoh yang dipilih oleh Direksi Pekerjaan.
Bila batang-batang berukuran lebih besar dipakai sebagai peogganti atas permintaan Kontraktor, maka
batang-hatang tersebut harus diukur seakan-akan batang tersebut sama dengan yang dipertihatkan dalam
Gambar. Sambungan-sambungan yang ditambahkan oleh Kontraktor demi kepentingannya tidak akan
diukur.
(ii) Jepitan, ikatan dudukan, penunjang, batang dowel, batang pengikat (tiebar,), pemisah atau bahan
lainnya yang digunakan untuk menempatkan atau mengikat baja tulangan supaya tetap ditempat, tidak
boleh termasuk dalam berat untuk pembayaran.
(iii) Panjang lewatan dan sambungan-sambungan kecuali secara khusus diperlihatkan dalam Gambar, tidak
akan diukur untuk pembayaran.
7 146
-
7 - 147
.
Nomor Mata U ra ian Satuan
Pembayaran Perkerasan Jalan Beton Pengukuran
-
Edisi Desember 2O
SEKS 7. 17
WET LEAN CONCRETE
7.17.1 UMUM
(I) Uraian
Pekerjaan mi meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, material, dan pelaksar. semua pekerjaan yang
berkaitan dengan pembuatan lapisn perata aeveling coz—: dan pekerjaan pelebaran perkerasan dengan wet
lean concrete, termasuk persia’ lapisan alas, pengangkutan dan penyiapan agregat, pencampuran,
pengadu.:.. pengangkutan, penuangan, pemadatan, finishing, pengawetan, pemel I haraan i pekerjaan
insidental yang berkaitan. Semua pekerjaan harus dilaksanakan sea. dengan Gambar Rencana, Spesifikasi,
dan instruksi Direksi Pekerjaan.
(2) Pekeriaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Scksi mi
(a) Persiapan Tanah Dsar (Subgrade Preparation,) : Seksi 3.3
(b) Lapis Pondasi Agregat Seksi 5.1
(c) Pekerjaan Beton Seksi 7.1
(d) Perkerasan Jalan Beton : Seksi 7.16
(3) Lapisan Alas
Bila wet lean concrete mi ditentukan untuk levelling course, maka sebe dilaksanakan, lapisan alas harus
bersih dan kotoran, lumpur, batu lepas, atau ba asing lainnya, dan diperiksa kepadatannya, kerataan
finishing dan perrnukaannya o Direksi Pekerjaan. Daerah yang tidak memenuhi ketentuan Spesiflkasi har..s
dibongkar, diperbaiki atau direkonstruksi sebagaimana perintah Direksi Pekerjaa-. Tidak ada pembayaran
langsung untuk pekerjaan pembongkaran, perbaikan. a rekonstruksi mi, karena merupakan
tanggungjawab Kontraktor.
(4) ,pjsan Alas Pasir (sand bedding)
Bila wet lean concrete ditentukan untuk pekerjaan pelebaran jalan, maka beton
harus diletakkan di atas alas yang sudah rata terdiri pasir alam setebal 4 cm. Pas.r alam yang tertinggal
(tidak lo!os) saringan No.200 dan yang fraksi halusnya nonplastis, dapat digunakan. Pasir dengan kadar air
yang memadai dihamparka. diatas subgrade dan diratakan. Alas yang sudah rata harus dapat dipadatkan
denga. roller yang paling besar yang dapat dipakai. Sebelum pengerjaan wet lean concrete. alas pasir harus
dibasahi dengan air.
7.17.2 BAHAN
Agregat, semen dan air harus memenuhi ketentuan minimal mutu beton K-125 path
Pasal 7.1.2 dalam Spesifikasi mi. Ukuran maksimum agregat harus dipilih oler
Kontraktor dan disesuaikan dengan kebutuhan pemakaian wet lean concrete, dar
harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
7 - 148
.d,s, Desember 2005
7.17.3 ?ENCAMPURAN DAN PENAKARAN
crbandingan jum0h semen dan agregat dalam ko :2i 2nuh (saturate I :urface dry condition) harus memadai
untuk memenuhi kete uan kuat pecah beton menurut Seksi mi, dan untuk menjaga konsistensi caniiurau.
-
7-151
Satuan
Nomor Mata
U ra ian
Pembayaran
Pcngkuran
SEKS! 8.6
KERB PRACETAK PEMISAH JALAN
(CONCRETE BARRIER)
8.6.1 UMUM
1) Uraian
Pekerjaan mi meliputi penyediaan semua material, mrakit, mencetak dan memasang kerb pracetak
pemisah jalan pada lokasi yang ditunjukkan dalam Gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
Persyaratan bahan yang harus disediakan dan digunakan yang tidak tercakup dalam Pasal mi harus
memenuhi ketentuan yang dinyatakan dalam pasal lain yang berkaitan dengan Seksi mi.
2) Penerbitan Gambar Penempatan dan Detil Pelaksanaan
Gambar penempatan yang menunjukkan lokasi perlengkapan jalan dan perangkat pengatur lalu lintas dan
detil pelaksanaan semua jenis perlengkapan jalan yang tidak terdapat di dalarn Dokumen Kontrak pada saat
pelelangan akan disediakan oleh Direks:
Pekerjaan setelah Kontraktor menyelesaikan laporan basil survei lapangan sesuai dengan Seksi 1.9 dan
Spesifikasi mi.
3) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Lni
a) Mobilisasi dan Demobilisasi : Seksi 1.2
b) Perneliharaan dan Pengaturan Lalu Lintas : Seksi 1.8
c) Beton Seksi 7.1
d) Baja Tulangan : Seksi 7.3
e) Adukan Semen : Seksi 7.8
f) Pembongkaran Struktur Lama Seksi 7.15
g) Pekerjaan Harian : Seksi 10.1
8.6.2 BAHAN
a) Baja tulangan
Baja tulangan harus memenuhi ketentuan Pasal 7.3.2 dan Spesifikasi mi.
b) Beton
Beton harus memenuhi ketentuan minimal mutu beton K 250 pada Seksi 7.1. dalam spesifikasi mi dan
dengan ketentuan di bawab mi, kecuali bi dinyatakan lain dalam Gambar. Kontraktor harus membuat mix
design sendir. berdasarkan Pasal 7.1.1 7) Spesifikasi mi.
8.6.3 PERLENGKAPAN DAN PERALATAN
Perlengkapan dan peralatan yang diperlukan untuk rnengangkut material dan. melaksanakan pekerjaan
harus sesuai dengan permintaan Direksi Pekerjaan, dalarn hal bentuk, kapasitas, kondisi mekanis, dan harus
sudah berada di lokasi kerja sebelum pekerjaan dimulai.
8-60
2) Pembuatan Alas
Alas (grout) semen harus dihamparkan dengan ketebalan sesuai dengan Gambar. Penghamparan grout
tidak boleh terlalu larna sebelum peletakan beton, karena grout akan menjadi kenya! pada waktu beton
diletakkan. Grout yang me!impah di luar kerb pemisah jalan (concrete barrier) harus dibuang.
3) Alinyernen
Unit kerb pemisah jalan (‘concrete barrier) harus dipasang sesuai garis alinyemenny dan dengan bentuk
lengkungan yang baik.
S.6.6 PENGUKURAN DAN PEMBAVARAN
1) Metode Pengukuran
Jumlah yang diukur untuk dibayar adalah jumlah meter panjang kompcnen beton pracetak yang terpasang
di tempat yang telab diselesaikan dan disetujui. Unit-unit tertentu yang mernakai ukuran non-standar akan
diukur menurut panjangnya.
Blok transisi, lean concrete dan beton pengisi antara kerb pemisah jalan concrete barrier) dan kerb tidak
akan diukur untuk dibayar, melainkan merupakan kewajiban (subsider) Kontraktor berdasarkan Pasal mi.
2) Dasar Pembayaran
Pekerjaan yang diukur secara tersebut di atas akan dibayar menurut Harga Satuan Kontrak untuk Mata
Pembayaran di bawah in Harga dan pembayaran mi merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan
pemakaian serta penempatan semua material, termasuk peralatan dan kebutuhan insidental yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan pekerjaan sebagaimana dijelaskan dalam Pasal mi.
8-63
SEKSI 8.7
PENERANGAN JALAN
DAN PEKERJAAN ELEKTRIKAL
8.7.1 UMUM
1) Uan
a) Pekerjaan mi terdiri atas pengadaan dan pemasangan sernua material dan perlengkapan yang
diperlukan untuk menyelesaikn penerangan jalari dan sistem kelistrikan lainnya dan modifikasi sistern yang
ada bila ditentukan, semua sesuai dengan Gambar, Spesifikasi atau atas petunjuk Direksi Pekerjaan.
b) Lokasi lampu, peralatan kontrol, tiang-tiang dan perlengkapannya seperti terlihat pada Gambar adalah
perkiraan dan lokasi yang pasti diberikan di lapangan oleh Direksi Pekerjaan.
c) Pekerjaan kelistrikan untuk Rambu-rambu Petunjuk harus dilaksanakan sesuai dengan pasal mi.
2) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan flengan Seksi lni
a) Mobilisasi dan Demobilisasi : Seksi 1.2
b) Pemeliharaan dan Pengaturan Lalu Lintas Seksi 1.8
c) Galian Seksi 3.1
d) Timbunan Seksi 3.2
e) Beton : Seksi 7.1
Baja Tulangan : Seksi 7.3
g) Baja Struktur : Seksi 7.4
h) Adukan Semen : Seksi 7.8
i) Pembongkaran Struktur Lama Seksi 7.15
j) Pekerjaan Harlan Seksi 10.1
3) Lingkup Pekeriaan
Lingkup pekerjaan hams mencakup pengadaan ke lapangan, pembangunan, pengetesan dan komisi dan
semua material dan peralatan dalam hubungan dengan instalasi kelistrikan sarnpai seperti ditentukan pada
Gambar dan termasuk tapi tidak dibatasi oleh:
a) Persiapan dan penyerahan Shop Drawing.
b) Penyediaan tabel detail material.
c) Semua pekerjaan yang berhubungan dengan pembongkaran bagian dan sistem yang ada dan
penggabungan dan bagian-bagian yang tersisa dan pekerjaan permanen.
d) Pengukuran lapangan terhadap sinar matahari pada bagian tunnel atau underpass untuk membantu
Direksi Pekerjaan dalam pengulangan detail penerangan sebagairnana terlihat pada Gambar Rencana.
e) Semua peralatan listrik yang lain dan pelayanan yang dipenlukan untuk menyelesaikan fasilitas operasi
sesuai dengan peraturan lokal untuk Instalasi Kelistrikan.
8-64
8-76
Nomor . Satuan
Mata U ra ian
Pengukuran
Pembayaran
8.7.(2) Unit Lampu Penerangan Jalan Ganda, Tipe Sodium 250 Watt Lengan Buah
8.7(3) Unit Lampu Penerangan Jalan Tunggal, Tipe Merkuri 250 Watt Lengan Buah
8.7.(4) Unit Lampu Penerangan Jalan Ganda, Tipe Merkuri 250 Watt Lengan Buah
8.7.(5) Unit Lampu Penerangan Jalan Tunggal, Tipe Merkuri 400 Watt Lengan Buah
Unit Lampu Penerangan Jalan Ganda, Tipe Merkuri 400
8.7.(6) Lengan Buah
Watt
8.8.1 UMUM
1) Uraian
SEKSI 8.8
PAGAR PEMISAH PEDESTRIAN
Semua material yang harus disediakan dan digunakan yang tidak tercakup dalam Pasal mi harus
memenuhi ketentuan yang dinyatakan dalam pasal lain yang bersangkutan.
2) Pekeriaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi mi
8.8.2
Seksi 1.2
Seksi 1.8
Seksi3.l
Seksi 3.2
Seksi7.1
Seksi 7.3
Seksi 7.4
Seksi 7.8
Seksi 7.9
Seksi 7.15
Seksi9.l
Seksi 10.1
8 77
-
8 - 79
Nomor
Satuan
Mata Uraian
Pengukuran
Pembayaran
Meter
8.8.(1) Pagar Pemisah Pedestrian Carbon Steel Pagar Pemisah Pedestrian Panjang
8.8.(2) Galvanised Meter
Panjang