Anda di halaman 1dari 51

Edisi Desember 2005

SEKSI 1.18
RELOKASI UTILITAS DAN PELAYANAN YANG ADA
UMUM
I) Uraian
Pekerjaan mi mencakup relokasi jaringan bawah tanah, kabel, lampu penerangan jalan, tiang
listrik, tiang telpon dan tiang lampu pengatur lalu lintas yang ada, bersama dengan semua
perlengkapan yang terkait, sebagaiman diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan jalan yang lancar
dan sebagaimana rnesthya, yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh
Direksi Pekcrjaan.
2) Pengaturan dengan Instansi Setempat
a) Dalam konteks mi, istilah Instansi Setempat harus berarti setiap utilitas umum, instansi
pernasok atau instansi lain yang bertanggung-jawab terhadap utilitas
umum dan pelayanan.
b) Sesuai dengan S) arat-Syarat Kontrak, Kontraktor bertanggung-jawab untuk kontak dengan
Instansi Seternpat dan menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan
berikut mi
i) Detil lokasi dan semua utilitas dan pelayanan yang akan dipindahkan, ditempatkan atau
terganggu sementara dalarn mendukung pelaksanaan
pekerjaanjalan yang direncanakan.
ii) Salman yang berhubungan dengan Peraturan, Petunjuk, standar dan spesifikasi dan Instansi
Setempat.
• Rencana cet\a ‘sang tex\nc\ ‘an m un\ckan teocas as cXan pelayanan yang diperlukan.
iv) Persetujuan tertulis atas rencana mi dan setiap instansi setempat yang terkai, dan
v) Persetujuan atau perijinan dan Instansi Setempat yang diperlukan.
c) Pembayaran atas setiap biaya yang berhubungan dengan perolehan perijinan semacam i, dsb.
Harus menjadi tanggungjawab Kontraktor. Dalam segala hal, Pmilik wajib membantu Kontraktor
untuk berhubungan dengan Instansi Setempat.
d) Setiap kerusakan utilitas dan pelayanan yang ada, yang disebabkan oleh
operasi-operasi Kontraktor harus diperbaiki Kontraktor dengan biaya sendiri.
3) Pemeriksaan Pekerjaan dan Relokasi Fasilitas
a) Pekerjaan relokasi, bilamana dilaksanakan Kontraktor dengan persetujuan antara Instansi
Setempat dengan Direksi Pekerjaan, harus menurut pemeriksaan dan penerimaan dengan kedua-
duanya.
1-61

Edisi Dese,nber 2005

b) Bilarnana pekerjaan mi dikerjakan oleh badan yang kurang sesuai maka Kontraktor harus bertanggung-
jawab untuk melakukan pengaturan hal-hal yang perlu dengan Tnstansi Setempat untuk menjamin agar
penyambungan kembali atas fasilitas tersebut dapat dilaksanakan dengan cepat dan memenuhi ketentuan
setelah penyelesaian pekerjaan relokasi.
4) Jadwal Kerja
a) Pengaturan yang diperlukan dengan Instansi Setempat, sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1,18(2)
diatas, harus dilaksanakan selama Periode Mobilisasi atau sebelumnya, dan Kontraktor harus menyerahkan
kepada Direksi Pekerjaan suatu program untuk pekerjaan relokasi sebelum akhir periode mobilisasi,
b) Bilamana gangguan sementara terhadap pelayanan yang ada tidak dapat dihindarkan selama pelaksanaan
dalam Kontrak, maka Kontraktor harus membuat pengaturan yang diperlukan dengan Instansi Setempat,
dan menyerahkan program atas pekerjaan tersebàt kepada Direksi Pekerjaan, dalam 30 han setelah
pemberitahuan tertulis dan Direksi Pekerjaan atas persetujuan tersebut.
(c) Bilarnana terjadi keterlainhatan atas program yang disebutkan diatas, atau keterlambatan pengaturan
dengan Instansi Setempat oleh Kontraktor, menyebabkan keterlambatati pelaksanaan pekerjaan jalan dan
jembatan akibat dan kinerja pekerjaan relokasi tersebut atau gangguan sementara terhadap pelayanan yang
ada, tidak akan dianggap sebagai alasan untuk meniperpanjang waktu penyelesaian kontrak.
1.18.2 PELAKSANAAN
I) Pelaksanaan oleh Instansi Setempat
Jika tidak diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, pemindahan, relokasi dan penyambungan kembali
utilitas dan pelayanan yang ada harus menjadi tanggungjawab, dan atas biaya Pemilik dan Instansi
Setempat yang bersangkutan. Akan tetapi, Kontraktor harus bertanggung-jawab untuk membuat sernua
pengaturan yang diperlukan, menjaga fasilitas yang terekspos dan kerusakan, pernbayaran biaya perijinan
dan hal-hal lain sebagaimana terinci dalam Spesifikasi mi.
Bilamana terjadi keterlambatan atau akan terlambat dalarn rnelaksanakan pekcrjan jalan dan jembatan,
meskipun pe!aksanaan oieh Kontraktor telah memnuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Spesifikasi mi,
Direksi Pekerjaan menurut pendapatnya dapat melakukan pengaturan dengan Instansi Setempat yang
berkaitan dengan Kontraktor untuk melakukan semua atau sebagian pekerjaan relokasi, dan selain dan
pengawasan oleh Instansi Setempat yang bersangkutan. Tidak ada pekerjaan yang boleh dikerjakan tanpa
persetujuan tertulis dan Instansi Setempat yang bersangkutan dan Direksi Pekerj aan.
2) Pelaksanaan, atau Pelajgaan Sebagian. oleh Kontraktor
a) Bilamana Direksi Pekerjaan memerintahkan beberapa atau semua pekerjaan relokasi untuk dilaksanakan
oleh Kontraktor, Kontraktor harus rnelaksanakan pekerjaan tersebut dengan ketat sesuai dengan Spesifikasi
ni dan memenuhi semua peraturan, petunjuk, spesifikasi dan ketentuan lain atau petunjuk dan I nstansi
Setempat yang bersangkutan.
62
-

Edisi Desc,,,ber 2005


b) Kontraktor harus bertanggungjawab dalarn memperoleh dan Instansi Setempat semua inforrnasi tentang
lokasi, fungsi dan penggunaan utilitas atau pelayanan yang akan dipindahkan dan harus melakukan
investigasi secara menyeluruh terhadap kondisi lapangan sebeurn mula bekera. Set\ap kerusakan yang
diakibatkan oleh operasi-operasi mi yang mengakibatkan pengabaian, kelalaian, dan kekurang-hati-hatian
dan Kontraktor harus diperbaiki oleh Kontraktor dengan biayanya sendiri.
c) Pelayanan yang ada yang harus diputus baik sernentara atau permanen, harus dia1hkan atau dpotong
dengan tepat dan aman di bawab pengawasan Instansi Setempat, dan sernua bahan bongkaran harus
dibersihkan dengan cermat dan disimpan di lapanga untuk pemulihan oleh peii1ik (baik Instansi Setempat
atau Pemilik, sebagairnana memungkinkan).
d) Bahan dengan permukaan larna yang dilapisi (coating) yang akan dipasang kembali di lokasi baru hams
disiapkan, sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan sesuai dengan ketentuan Instansi
Setempat, dengan perlindungan atau pencegahan terhadap karat dan selanjutnya harus dicat ulang sebelurn
dipasang kembali.
(e) Bahan Lama yang sangat rusak atau lapuk untuk dipasang kembali harus dibuang dan lapangan o!eh
Kontraktor, dan diganti dengan bahan baru sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana
bahan lama menjadi tidak dapat digunakan karena kerusakan yang disebabkan oeh Kontraktor, hams
diperbaiki atau Jiganti oleh Kontraktor dengan biaya sendiri, kecuali jika terdapat perjanjian dua belah
pihak yang menyatakan bahwa kerusakan tersebut mernang tidak dapat dihindarkan.
(1) Lubang atau kerusakan Iainnya yang tcrjadi di lapangan harus dikembalikan kondisinya oleh Kontraktor
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
dan sesuai dengan persyaratan yang relevan dengan Dokurnen Kontrak.
1.18.3 PENGUKU RAN DAN PEMBAYARAN
1) Pengukuran
Mata Pembayaran yang terpisah untuk tiap Instansi Setempat yang relevan disediakan dalam Seksi mi
untuk pemindahan, relokasi atau gangguan terhadap Utilitas dan Pelayanan yang ada. Pekerjaan yang
diukur untuk pembayaran menurut mata pembayaran mi adalah pekerjaan yang dilaksanakan langsung
oleh Instansi Setempat dan harus diukun sesual dengan pembayaran aktuai yang dilakukan kepada Instansi
Setempat untuk pekerjaan yang telah disetujui dan diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pekerjaan yang
dilaksanakan oleh Kontraktor harus diukur dan dibayar menurut Seksi dan Spesfikasi mi, sebagal
benikut:
a) Pengukuran untuk pembayaran menurut kontrak mi untuk bagian relokasi yang dila.ksanakan oleh
Irstansi Setempat atau Perusahaan Utilitas yang benkaitan hanuslah harga sehenannya (at cost). Kontnaktor
harus melakukan pembayaran langsung kepda Instansi Setempat berdasarkan periritah dan Direksi
Pekerjaan. Pembayaran kembali (reimbursement) haruslah dengan harga sebenarnya (‘at cost,) berdasarkan
persetujuan antara Direksi Pekerjaaan dengan Instansi Setempat yang terkait, sete!ah menenima atau
dokurnentasi yang sebagaimana mestinya disediakan oleh Kontraktor.
1 63 -

Edisi Desember 2005


b) Ongkos untuk perijinan dan Instansi setempat, salman peraturan yang berkaitan, dsb. yang telah dibayar
oleb Kontraktor dan merupakan pembayaran yang diperlukan menurut ketentuan Spesifikasi mi harus
dibayar kembali (reimbursed) kepada Kontraktor, pada harga yang sesuai sebagaimana ditentukan oleh
Peraturan Pemerintah atau Instansi Setempat setelah menerima atau dokumentasi yang sesuai telah
disediakan oleh Kontraktor. Pembayaran kembali akan dperoleh dan jumlab yang ditentukan untuk
pekerjaan relokasi oleh 1nstans Setempat yang relevan, menggunakan Variasi sebagaimana yang
disyaratkan dalam Pasal-pasal yang relevan dalam SyaratSyarat Kontrak untuk menentukan dan
memerintahkan jumlah yang harus dibayar.
c) Bilamana Kontraktor diperintahkan untuk melaksiakan langsung beberapa atau semua pekerjaan
relokasi, bagian pekerjaan yang aktual dikerjakan oleh Kontraktor harus diukur aktual menurut Divisi 9
Pekerjaan Harian.
d) Pengembalian bentuk pada lokasi perkerasan setelah penyelesaian pekerjaan relokasi akan diukur untuk
pembayaran menurut Seksi 8.1 Pengembalian Kondisi Perkerasan. Pengembalian bentuk untuk bagian yang
lain harus dianggap telah tercakup penuh dalam Seksi dan Spesifikasi ml, termasuk bahan yang relevan
untuk digunakan.
2) Pembayaran
Pekerjaan yang telah diterima, diukur sebagaiamana disebutkan diatas, harus di’oayar dengan harga
sebenarnya (at cost’,) pada mata pernbayaran yang sesuai. Jumlah yang dicantumkan dalam Mata
Pembayaran tersebut akan disesuaikan dengan Variasi sebagairnana disyaratkan dalam pasal-pasal yang
relevan dan Syarat-Syarat Kontrak sesuai dengan jumlali aktual yang diperlukan untuk pembayaran kepada
Instansi Setempat sesuai dengan penyelesaian pekerjaan relokasi. Pernbayaran semacam mi hanya
dilakukan untuk pekerjaan yang dipenintahkan secara tertulis oleh Direski Pekerjaan, setelah penyelesaian
pekerjaan dan berdasarkan persyaratan dokumentasi yang sesuai dalam form yang telah diterima untuk
menegaskan bahwa pembayaran yang disetujui jumi ahnya telah di lakukan & eh Kontraktor kepada
Instansi Setempat.

- 64

Nornor Mata Uraian Satuan


Pernbayaran Relokasi Utilitas dan Pelayanan Telkom Yang Ada Pengukuran

1.18(1) Lump Sum

1.1 8.(2) Relokasi Utilitas dan Pelayanan PDAM Yang Ada Lump Sum

1,18(3) Relokasi Utilitas dan Pelayanan PLN Yang Ada Lump Sum

1.18(4) Relokasi Utilitas dan Pelayanan Gas Yang Ada Lump Sum

1.18.(5) Relokasi Utilitas dan Pelayanan Lain Yang Ada Lump Sum
Edisi Dese,nber 2005

SEKSI 3.4
PENGUPASAN PERMUKAAN PERKER&SAN LAMA DAN DICAMPUR KEMBALI
3.4.1 UMUM
1) Uraian
Bilamana rekonstruksi perkerasan disyaratkan dan bilamana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan,
perrnukaan aspal ama dan lapis pondasi harus digaru sampai kedalaman 15 cm dan bahan-bahan tersebut
dihancurkan sedemikian hingga setelah pemadatan tidak terdapat gumpalan atau partikel tunggal yang lebih
besar dan 63 mm, dan fraksi yang tertahan 37,5 mm tidak melampaui 25% dan berat total.
2) Pekerlaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi mi
a) Pemc!iharaan dan Pengaturan Lalu Lintas Seks 1.8
b) Rekayasa Lapangan Sek& 1.9
c) Gal Ian Seks 3.1
d) Bahu Jalan Seksi 4.2
e) Lapis Pondasi Agregat Seksi 5.1
f) Lapis Pondasi Semen Tanah : Seksi 5.4
3) Toleransi Dirnensi
a) Ketinggian akhir setelah pemadatan tidak boleh lebih tinggi dan elevasi yang ditentukan atau disetujui
dan atau lebih rendah dua centimeter.
b) Seluruh permukaan akhir harus cukup haius dan rata serta memiliki kelandaian yang cukup, untuk
menjamin berlakunya aliran bebas dan air permukaan.
4) Standar Rujukan
Standar Nasional Indonesia (SNI)
SNI 03-1743-1989 Metode Pengujian Kepadatan Berat Untuk Tanah.
(AASHTO T180 -90)
SNI 03-2828-1992 Metode Pengujian Kepadatan Lapangan Dengan Alat
(AASHTO T191- 86) Konus Pasir.
SNI 03-1744-1989 Metode Pengujian CBR Laboratorium.
(A.ASHTOTI93 -81)
5) Pengajuan Kesiapan Kerja
a) Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan suatu catatan tertulis tentang lokasi, kondisi
dan kuantitas setiap perkerasan aspal larna yang rusak yang akan digaru clan dicampur kembali. Pencatatan
pengukuran harus dilakukan setelah seluruh bahan perkerasan aspal telah digaru, dicampur kembali dan
dipadatkan.
b) Kontraktor harus menyerahkan dalam bentuk tertulis kepada Direksi Pckerjaan segera setelah selesainva
suatu ruas pekerjaan dan sebelum setiap persetujuan yang dapat diberikan untuk penghamparan bahan lain
di atas permkan formasi yang telah diselesaikan tersebut, sebagai berikut

3 - 27

Edis, Desenthei 2005


i) 1-lasil pengujian kepadatan seperti yang disyaratkan dalam Pasal 3.4,2 di bawah ni,
ii) HasH pengujian pengukuran perrnukaan dan data survel yang menunjukkan bahwa toleransi permukaan
yang disyaratkan dalarn Pasal 3.4.1 (3)
dipenuhi.
6) Jadwat Ker
Setap penggaruan dan pencampnrm kembali harus dilaksanakan setengah badan jalan sedemikian
hinggajalan tersebut dapat dibuka untuk lalu lintas sepanjang waktu.
7) jndisi Tempat Kerja
a) Kontraktor harus menjarnin bahwa pekerjaan harus dijaga tetap kering segera sebelum dan selarna
pekerjaan penggaruan dan pencarnpuran kembali, dan forrnasi mi selarna pelaksanaan harus memiliki
lereng melintang yang cukup untuk membantu drainase badan jalan dan setiap curahan air hujan dan juga
harus menjarnin bahwa pekerjaan akhir mernpunyai drainase yang baik.
b) Kontraktor harus selalu menyediakan pasokan air yang cukup untuk pcngcnda lian kadar air pekerjaan
penggaruan dan pencampuran kembali sciama operasi
pengharnparan dan pernadatan.
8) Perbaikan terhadap Pekeilaan Penggatuan dan Pencampuran Kembali Yang Tidak Mernenuhi Ketentuan
Kontraktor harus memperbaiki, dengan cara yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, terhadap setiap
kerusakan pada formasi hasH pekerjaan pcnggaruan dan pencampuran kembali yang rnungkin terjadi
akibat pengeringan dan retak, atau akibat banjir atau kejadian alami aninnya.
9) Pengembal ian Bentuk Pekerjaan Setelah Pen gui ian
Semua lubang ada pekerjaan akhir yang timbul akibat pengujian kepadatan atau lainnya harus secepatnya
ditutup kembali oleh Kontraktor dan dipadatkan sarnpai rnencapai kepadatan dan toleransi perrnukaan yang
disyaratkan oleh Spesifikasi mi.
10) pendaHan Lalu Lintas
Pengendalian Lalu Lintas hams sesuai dengan ketentuan Seksi 1.8. Pemcliharaan dan Pengaturan Lalu
Lintas.
3.4.2 PELAKSANAAN
Bahan yang digaru harus dipindahkan dan disebar baik melintang maupun memanjang sepanjang jalan dan
dipadatkan sebagaimana yang disyaratkan untuk Lapis Pondasi Agregat Kelas B. Bilarnana diperlukan,
bahan lapis pondasi bawah yang cocok harus ditarnbahkan dan dicampur kembali dengan bahan bongkaran
tersebut.
3 28
-

Edisi Desember 2005

i) Hash pengujian kepadatan seperti yang disyaratkan dalarn Pasal 3.4.2 di bawah mi,
ii) Hash! pengujian pengukuran perrnukaan dan data survei yang menunjukkan bahwa toleransi perrnukaan
yang disyaratkan dalarn Pasal 3.4,1(3) dipenuhi.
6) Jadwal Kerla
Setiap penggaruan dan pencampuran kembali harus dilaksanakan setengah badan jalan sedernikian
hinggajalan tersebut dapat dibuka untuk lalu lintas sepanjang waktu.
7) Kondisi Tern pat Kerha
a) Kontraktor harus menjarnin bahwa pekerjaan harus dijaga tetap kering segera sebelum dan selarna
pekerjaan penggaruan dan pencampuran kembali, dan formasi mi selarna pelaksanaari harus memiliki
lereng melintang yang cukup untuk membantu drainase badan jalan dan setiap curahan air hujan dan juga
harus menjarnin bahwa pekerjaan akhir rnernpunyai drainase yang balk,
b) Kontraktor harus selalu rnenyediakan pasokan air yang cukup untuk pengendalian kadar air pekerjaan
penggaruan dan pencampuran kembali sclarna operash pengharnparan dan pernadatan.
8) Perbaikan terhadap.j’ekerjaan Penggatuan dan Pencampuran Kembali Yang Tidak Mernenuhi Ketentuan
Kontraktor harus memperbaiki, dengan cara yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, terhadap setiap
kerusakan pada formasi hasil pekerjaan pcnggaruan dan pencampuran kembali yang rnungkin terjadi akibat
pengeringan dan retak, atau akibat banjir atau kejadian alarni Ianinnya.
9) Pengembalian Bentuk Pekerjaan Setelah Pengujign
Semua lubang pada pekerjaan akhir yang timbul akibat pengujian kepadatan atau lainnya hanis secepatnya
ditutup kernba!i oleh Kontraktor dan dipadatkan sarnpai rnencapai kepadatan dan toleransi perrnukaan
yang disyaratkan oleh Spesifikasi mi.
10) Pengendalian Lalu Lintas
Pengendalian Lalu Lintas harus scsuai dengan ketentuan Seksi 1.8. Perneliharaan dan Pengaturan Lalu
Lintas,
3.4.2 PELAKSANAAN
Bahan yang digaru harus dipindahkan dan disebar baik melintang maupun mernanjang sepanjang jalan dan
dipadatkan sebagairnana yang disyaratkan untuk Lapis Pondasi Agregat Kelas B. Bilarnana dipenlukan,
bahan lapis pondasi bawah yang cocok harus ditarnbahkan dan dicampur kembali dengan bahan bongkaran
tersebut.
3 28
-
Edisi Desem/,er 2005
Lapisan tersebut harus dipadatkan sampai mencapal kepadatan minimum tidak kurang dan 96% dan
kepadatan kering maksimum (SNI 03-1743-1989). CBR rendaman pada kepadatan 96% dan kepadatan
kering maksimum tidak boleh kurang dan 35%. Bilamana diperlukan, maka Kontraktor harus rnenambah
air ke dalam bahan tersebut, dicampur dan dipadatkan kembali, tanpa pembayaran tambahan, agar
diperoleh kepadatan dan nilai CBR yang disyaratkan.
Dalam rekonstruksi perkerasan, Lapis Pondasi Atas lama, dipadatkan ulang sebagaimana yang disebutkan
dalam Pasalmi, akan menjadi Lapis Pondai Bawah, dan permukaan formasi yang selesni dikerjakan
harus mernenuhi toleransi yang disyaratkan dalam Pasal 3.4.1(3) dan Spesifikasi mi.
3.4.3 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
1) iiiukw’an Untuk Pcmbayran
Kuantitas untuk Pengupasan Perrnukaan Aspal Lama dan Pencampuran Kembali harus diukur sebagai
jumlah meter persegi fbrmasi yang telah dipadatkan, selesai di lapangan dan diterirna.
2) Dban
Kuantitas yang diukur seperti ketentuan di atas, akan dibayar per satuan Dengukuran sesuai dengan harga
yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk Mata Pembayaran seperti terdaftar di bawah
mi, dimana harga dan pembayaran tersebut sudah mencakup kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan
dan biaya lainnya yang telah dima.sukkan untuk kepenluan pekerjaan tersebut seperti telah diuraikan dalam
Seksi mi.
3 - 29

Nomor Mata Satuan


Uraian
Pemhayarnn Pengukuran

Pengupasan Permukaan Aspal Lama dan Pencampuran Kembali (tebal Meter


3.4
15cm) Persegi

Ed/si Desember 2005

SEKSI 5.5
LAPIS BETON SEMEN PONDASI BAWAH
(CEMENT TREA TED SUBBASE / CTSB)
5.5.1 UMUM
1) Uraian
Pekerjaan mi terdiri dan penyediaan semua buruh, peralatan, perseiaan dan material, dan dalam
melaksanakan seluruh pekerjaan dalam kaitannya deng pekerjaan Lapis Betor Semen Pondasi Bawah;
memasukkan, menyiapkan dan mengangkut agregat (hauling), meletakkan dan membentangkan Lapis
Beton Semen Pondasi Bawah; pencampuran, pembasahan atau pengeningan, pemadatan, pembentukan dan
penyelesaian, perawatan, pemeliharaan dan termasuk pekerjaan khusus lainnya dalam pekerjaan Lapis
Beton Pondasi Bawah dan fasilitas yang berhubungan. Semua pekerjaan harus dikerjakan dengan teliti
dengan rencana dan gambar, spesifikasi dan sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan. Lapis Beton Semen
Pondasi Bawah dapat dihamparkan untuk pemadatannya dengan salah satu cara dengan pencampuran basah
atau pencampuran setengah (semi) kering dengan roller, tergantung dan kondisi cuaca dalam
pelaksanaannya. Lapis Beton Semen Pondasi Bawah harus dibuat pada Peralatan Pencampur Pusat (Central
Mixing Plants) atau pada Peralatan Pencampur di lapangan (Site Plants) dan harus dicampur dalam
peralatan tersebut atau dengan truck atau pencampur transit tetapi tidak diizinkan dicampur dipenjalanan.
2) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi mi
(a) Pemeliharaan dan Pengaturan Lalu Lintas : Seksi 1 .8
(b) Rekayasa Lapangan : Seksi 1 .9
(c) Bahan dan Penyimpanan : Seksi 1 .11
(d) Galian : Seksi 3,1
(e) Timbunan Seksi 3.2
(f) Penyiapan Badan Jalan (Sub Grade Preparation) Seksi 3.3
(g) Pelebaran Perkerasan Seksi 4.1
(h) Lapis Pondasi Agi’egat Dengan CTB Seksi 5.6
(i) Beton Seksi 7.1
(j) Pemeliharaan Jalan Samping dan Jembatan : Seksi 10.2
15.2 BAHAN
1) Agregat
a) Sumber Agregat
Sebelum dilakukan pelaksanian CTSB, Kontraktor harus menyiapkan tenaga teknis yang sesuai dengan
usulan teknisnya dan komposisi agregat yang akan dipakai dalam konstruksi CTSB. Agregat tersebut harus
memenuhi syarat-syarat dalam Spesifikasi. Dasar pernerian ijin Direksi Pekerjaan terhadap agregat yang
dipakai adalah hasil pengujian agregat dan basil pengujian kuat tekan sampel yang dibuat dan basil
percobaan campuran dan sudah mengalami perawatan, diuji pada umur 7 han seperti tersebut dalam Pasal
7.1, mengenai Perbandingan Komposisi. Kontraktor harus melakukan secara dini pengetesan material
supaya Direksi Pekerjaan dapat segera membenikan ijin sebelum pekerjaan dimulai.

5-43

Edisi Deseniber 2005


b) Pemeriksaan, Pengujian dan Persetujuan Agregat
Untuk menetapkan sifatsifat agregat CTSB Kontraktor harus menyerahkan
sertifikat pengujian dan laboratorium yang ditunjuk (atau laboratorium
Kontraktor sendiri asal pada saat pengujian selalu diawasi oleh Direksi
Pekerjaan).
Semua agregat yang akan digunakan harus mendapat persetujuan dan Direksi Pekerjaan sebelum mulai
pegambilan material tersebut dan tempat pengambilan. Contoh bahan yang akan diuji harus diambil oleh
kontraktor atas biayanya sendiri, dan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan, dan sebagian dar contoh material
tersebut harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk pengcekan di kemudian han, Persetujuan
terhadap sumber khusus agregat harus tidak dianggap scbagai persetujuan akhir agregat dan sumber
tersubut, kecuali bila diolah, disimpan dan digelar seperti persyaratan yang akan diterapkan kemudian. Bila
gradasi atau mutu dan agregat yang dikirimkan kelokasi proyek tidak cocok dengan gradasi atau mutu yang
dibenikan dan diuji sebelumnya, atau tidak sesuai dengan Spesifikasi, Direksi Pekerjaan berhak menolak
agregat yang demikian itu. Contoh-contoh harus mengalami pengujian-pengujian yang dipenlukan
sebagaimana disyaratkan dalam Spesifikasi mi sesuai dengan kehendak Direksi Pekerjaan. Kontraktor
harus mengijinkan tiap rencana Direksi Pekerjaan untuk memeriksa setiap agregat yang sedang digunakan
atau yang ingin digunakan pada setiap waktu, selama atau sesudah persiapan, atau sementara sedang
digunakan dalam pekerjaan, atau sesudah pekerjaan selesai. Semua agregat yang tidak sesuai dengan
spesifikasi ml, apakah ditempat atau tidak harus ditolak dan harus segera dipindahkan keluar dan tempat
pekerjaan. Kontraktor harus mengirirn atau mengatur dengan masing-masing prosedur untuk menyediakan
sernua agregat yang diperlukan, tenaga kerja, perlengkapan dan peralatan untuk pemeriksaan.
c) Penyimpanan Agregat
Agregat harus disimpan sedemikian untuk menjaga mutu yang disyaratkan dan siap untuk dipakai. Agregat
harus ditempatkan pada tempat yang keras, permukaan yang bersih, bila dianggap perlu harus ditempatkan
sedemikian hingga memudahkan pemeriksaan setiap waktu. Bagian tempat dan daerah penyimpanan harus
ditinggikan dan miring kearah samping untuk membentuk drainase yang layak terhadap kelembaban yang
berlebihan. Agregat harus disimpan dengan cara sedemikian untuk mencegah segregasi dan untuk
memelihara gradasi dan kadar air. Persediaan agregat tidak boleh langsung terkena sinar matahari.
Kontraktor diwajibkan menjaga kondisi agregat terhadap kadar air, suhu, gradasi dan lain-lain supaya
tetap/konstan selama penyimpanan dan selama dibawa ke tempat pencampuran. Misalnya, jika bagian atas
dan agregat yang tidak terlindung dibawa ketempat pencampur menyebabkan temperatur adukan menjadi
sangat tinggi dan mutu CTSB menurun.
d) yat-syarat yang diperlukan pada aggat
Agregat untuk CTSB harus sesuai dengan persyaratan pada Tabel 5.5.1. Semua agregat untuk CTSI3 harus
bebas dan bongkahan tanah lempung, kotoran, unsur organik, atau unsur-unsur lain yang merugikan dan
harus berkualitas sedernikian sehihgga akan membentuk suatu CTSI3 yang kuat dan stabil.
5 44 -

Edisi Desember 2005


2) Semen
Semen yang digunakan untuk CTSB adalah Portland cement biasa kecuali ditunjukkan lain dalam gambar
atau atas perintah Direksi Pekerjaan. Semen harus sesuai dengan persyaratan SIl 0013-77 “Cement
Portland” dan JIS R5210 “Portland Cement” atau AASHTO M85 (TYPE 1).
3) ai
Air yang digunaka’i untuk CTSB harus mendapat persetujuan dan Direksi Pekerjaan. Air yang digunakan
untuk mencampur, merawat atau pemakaian-pemakaian yang lain harus bebas dan minyak, garam, asam,
alkali, gula, turnbuh tumbuhan atau bahanbahan lain yang merugikan terhadap hasil akhir. Bila dianggap
perlu oleh Direksi Pekerjaan air harus diperiksa dengan cara membandingkan dengan air suling.
Perbandingan harus dibuat dengan cara pemeriksaan semen standar untuk kekekalan waktu pengikatan,
kekuatan adukan. Petunjuk-petunjuk tentang ketidak-kekalan perubahan waktu ikat sama dengan atau lebih
besar dan 30 menit, atau berkurangnya kekuatan adukan lebih dan 10 % bila dibandingkan dengan air
suling, sudah cukup sebagai alasan untuk menolak penggunaan air semacam yang diperiksa tersebut
(AASHTO T26 79), -

4) Bahan Pencampuran
Bahan pencampuran tidak boleh digunakan tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan. Kontraktor harus
menyerahkan lebih dulu contoh bahan pencampur yang ingin digunakan kepada Direksi Pekerjaan untuk
persetujuannya sebelum tanggal dirnulainya pekerjaan CTSB. Pemakaian bahan pencampur, terutama yang
untuk memperlambat waktu ikat, adalah sering digunakan dalam hal dimana CTSB diproduksi dengan unit
pencampur sentral dan dikirim ketempat yang jauh, atau perlu waktu lama untuk pekerjaan penyelesaian.
Harus dilakukan secara hati-hati dalam memberikan bahan pencampur, kelebihan bahan pencampur akan
merusak mutu
CTSB.
Tabel 5.5.1 Spesifikasi CTSB

Catatan
I. Analisa ayakan agregat harus dilalakukan sesuai dengan AASHTO T27 atau JIT A 1102.
2. Dilakukan pada contoh-contoh yang sesuai dengan AASHTO T87 dan dipakai untuk agregat sebelum
pencampurannya dengan bahan pencampur untuk kestabilan.
3. Persentase terhadap kering tanah,
4. mi adalah harga perkiraan, hanya berlaku untuk perkiraan biaya bagi Kontraktor.
5 45 -

Uraian Persyaratan

Analisa Ayakan % lobs saringan dalam berat (1)

• Ukuran Ayakan 95-100


1 ‘/2 50-100
3/4
No. 8 20-60
No.200 0-15
• Indek Plastisitas (2) 9 max
• Kadar semen (3,4 6%
Edisi Dese,nber 2005
5.5.3 CAM1URAN
I) Perencanaan Campuran
Segera sesudah bahan-bahan disetujui pemakainnya oleh Direksi Pekeiaan, Kontraktor harus menunjuk
tenaga tekniknya dengan rnenyerahkan perencanaan campuran yang akan dipakai untuk percobaan
pencampuran. Perencanaan campuran harus memberikan perbandingan komposisi dengan beberapa kadar
semen dan kadar air optimum, Rencana campuran tersebut juga harus disertai sertifikat untuk bahannya dan
petunjuk cara pencampurannya, apakah diukur dalam berat atau dalam isi, bersama dengan jadwal
percobaan campuran dan kekuatan pada pemeriksaan umur 7 han.
2) Percobaan Campuran dan Pemeriksaan Kekuatan
Percobaan campuran dan pemeriksaan kekuatan untuk menetapkan perbandingan komposisi harus
dilakukan oleh Kontraktor diba4ah pengawasan Direksi Pekerjaan. Perhatian khusus harus diberikan dalam
pekerjaaan persiapan, perawatan dan penanganan contoh-contoh. Direksi Pekerjaan akan memberikan
persetujuan terhadap perbandingan komposisi atas dasar sertifikat bahan-bahan dan basil penguj ian
kekuatan pada umur 7 han, kekuatan minimum pada umur 28 han tidak boleh kurang dan 75 Kg!cm2,
Setiap perubahan terhadap perbandingan komposisi campuran harus mendapat persetujuan dan Direksi
Pekerjaan.
Tahapan penentuan kadar semen optimum:
a) Tambahkan semen kedalam agregat, jumlah semen harus diperkirakan clapat menghasilkan kekuatan
optimum.
b) Hitung kadar air optimum dan campuran di atas.
c) Siapkan contoh-contoh dengan kadar semen yang bervariasi antara 1 atau 2 % terhadap jumlah semen
yang diperkirakan mencapai kekuatan optimum pada Pasal
5.5.3. I).
d) Kekuatan tekan yang ditunjukkari pada umur 7 han akan menentukan kadar semen untuk mencapai kuat
tekan yang diperlukan.
(1) Jumlah semen ditunjukkan berdasarkan prosentase terhadap berat.
(2) Contoh-contoh diambil dan disiapkan dengan kubus ukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm dan diperiksa
dengan cara yang sama terhadap struktur beton yang lain.
5.5.4 PERALATAN DAN PERKAKAS
1) Umum
Peralatan, perkakas-perkakas dan mesin-mesin yang digunakan dalam pclaksanaan pekerjaan pada
Spesifikasi mi harus disetujui oleh Direksi Pekcrjaan dan dirawat agar supaya selalu dalam keadaan yang
memuaskan. Peralatan dan perkakas yang digunakan oleh sub-kontraktor atau supplier untuk kepentingan
Kontraktor harus mendapat persetuuan 0 ireksi Pekeraan sebelurn peker,aan dimulai. Peraatan processing
harus direncanakan, dipasang, dioperasikan dan dengan kapasitas sedemikian sehingga dapat mencampur
agregat, semen, air secara merata sehingga menghasilkan adukan yang homogen, se agam dan pada
kekentalan yang diperlukan untuk pemadatan. Bilamana instalasi pencampur digunakan maka instalasi
pencampur tersebut harus dilengkapi dengan alat pengukur berat atau volume yang mampu menahan
semen, agregat dan air secara tepat seperti perbandingan pada Spesifikasi yang disyanatkan oleh Dineksi
Pekerjaan. CTSB harus dipadatkan dengan alat pemadat seperti stamper, alat penggetar, alat pemadat noda
besi, alat pernadat roda karet yang disetujui oleb Dineksi Pekerjaan.
5 46
-

Ec/is, Desember 2005


2) Pencampur di Lokasi Pembangu
Mat pencampur yang dilengkapi atau tidak dilengkapi dengan alat penimbang, penyimpan air atau alat
pengukur air, boleh digunakan atas persetujuan Dircksi Pekerjaan. Alat pencampur yang tidak dilengkapi
dengan penimbang dan alat pengukur air harus dibuatkan bak-bak pengukur isi dan tempat air yang
memadai,
3) Alat untuk Pemadatan
Alat pamadat dan roda baja, penggetar atau pemadat dan roda karet0harus digunakan untuk pemadatan
CTSB yang sudah dalam keadaan kadar airboptimum untuk pemadatan.
4) Pengangkutan
Truk mixer, truk pengaduk atau dump truk harus digunakan untuk pengangkutan bahanbahan dasar ke
lokasi pekerjaan. Truk-truk yang baknya tidak bisa di balikkan juga diijinkan untuk digunakan mengangkut
bahan-bahan dasar tersebut.
5) Penggetar Perata
Penggetar perata bisa digunakan untuk pemadatan dan parataan adukan CTSB basah. Acuan samping yang
disetujui Direksi Pekerjaan harus selalu dipakai untuk konstruksi yang menggunakan adukan CTSB.
6) Perkakas-perkakas lain
Perkakas-perkakas lain yang termasuk dalam daftar berikut mi harus disediakan dalam jurnlah yang
cukup dan ditambah dengan perkakas lain yang ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan.
a. Batang penumbuk untuk adukan basah
b. Mistar pengecek kerataan permukaan
c. Alat perata dengan tangan
d. Penghalus permukaan dan kayu
e. Sekop
f. Gerobak
g. Cangkul
h. Paku
i. Acuan tepi
j. Tall peliirus
k. Pita pengukur
Kontraktor harus dianjurkan untuk menggunakan mesin penghamparan aspal untuk menghampar CTSB
bila dikerjakan dengan unit pengaduk terpusat dan dikirim dengan dump truk yang ditutup terpal dan
digelar dalam keadaan setengah kering untuk pemadatan dengan penggilas.
PELAKSANAAN PENGGALIAN ATAU PENAMBANGAN
Pelaksanaan penggalian atau penambangan harus meliputi pembersihan lapangan dan rumput dan semak-
semak, pengupasan, penggalian, diproses, dan dicampur sampai menghasilkan bahan -bahan yang sesuai
dengan yang disyaratkan.
5 47
-

II II[II ;1

iiiIIiIWIliiN;0]

Edisi Desember 2005


5.5.6 PENYIAPAN AGREGAT
I) linit Pencampuran
Bila menggunakan unit pencampur, maka material-material terpilih harus disediakan dan dilindungi dan
cuaca pada lokasi unit pencampur sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerj aan.
2) Alat Pencampur di Lokasi Pembangunan
Kontraktor harus menyediakan tempat khusus dilapangan untuk menimbun material yang sudah terpilih.
Daerah mi harus cukup keras Ian cukup miring untuk memudahkan drainase dan bila diperlukan harus
dipasanglembaran plastik sebelum dipakai sehingga persediaan material mi tidak kotor. Persediaan
material harus disusun berlapis-lapis untuk menghindari segregasi dan diletakkan sedekat mungkin dengan
alat pencampur. Persediaan material bagian bawahyang sudah menjadi kotor karena bercampur tanah tidak
boleh digunakan untuk CTSB. Kontraktor harus menutupi persediaan material tersebut dengan Iembaran
plastik atau terpal untuk melindunginya terhadap pengaruh cuaca.
5.5.7 PENCAMPURAN DAN PENGHAMPARAN
I) Unit Pencampur
a) andingan Komposisi
Bila unit pencampur digunakan, semen, agregat dan air harus benar-benar sebanding seperti petunjuk
Direksi Pekerj aan.
b) Campuran
Waktu pencampuran harus sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan dan harus dilanjutkan hingga adonan
menjadi rata.
c) Penghamparan
Bilamana CTSB diproduksi untuk dipadatkan pada kadar air optimum dengan penggilas, maka harus
dihampar dengan niesin penghampar atau dengan grader. Bilamana CTSB diproduksi secara basah maka
harus dihampar dengan peralatan tangan dan dipadatkan dengan penggetar perata atau batang penumbuk.
d) Pembentukan dan Pemadatan
(i) Campuran Setengah Kering
Segera sesudah selesai pencampuran dan penghamparan adonan harus dibentuk dan dipadatkan secara
merata dengan penggilas yang disetujui sampai pada ketebalan yang diperlukan seperti yang ditunjukkan
pada Gainbar rencana. Permukaan harus diperiksa tingginya dan kerataannya dengan menggunakan tali
pelurus dan mistar perata. Permukaan dalam 2 jam sesudah pencampuran dan penyesuaian-penyesuaian
dengan cara menambah atau mengurangi material harus dilakukan selama waktu pemadatan. Jumlah
gilasan dan jumlah penggilas harus cukup untuk memadatkan material secara seragam dalam 2 jam sesudah
pencampuran. Batas waktu mi harus mengatur luas pemakaian semen.
5 48
-

Edisi Dcse,nber 2005


(ii) puran basah
Acuan samping yang disetujui harus dipasang pada ketinggian yang benar dan perrnukaan akhir harus
dibuat halus pada ketinggian yang sama dengan perata atau penghalus tangan sesudah dilakukan pemadatan
dengan penggetar perata atau batang penumbuk.
e) Sambungan Pelaksanaan
Pada tiap-tiap han akhir kerja, sambungan pelaksanaan kearah melintang harus dibentuk dengan penutup
atau dengan memotong sampai pada bagian material yang padat untuk membuat permukaan melintag
benar-benar tegak. Pen indungan terhadap sambungan pel aksanaan harus d isel enggarakan sedemikian
sehingga pada waktu pengecoran, penghamparan, pembentukkan, pemadatan material tidak akan merusak
pekerjaan yang sudah dilaksanakan lebih dahulu. Perlu perhatian khusus terhadap kepádatan material yaitu
pada bagian yang berdekatan langsung dengan seluruh sambungan pclaksanaan. I3ila CTSB ditebarkan
lebih dan 1 lapis, sambungan memanjang dan sambungan melintang di lapis atas masing.masing harus
lebih dan 0,5 m dan terpisah dan lanis dibawahnya.
f) Perawatan
Setelah CTSB selesai dipadatkan, dicheck, dan disetujui kerataan permukaannya, maka harus dilindungi
terhadap kekeringan untuk selama 7 han dengan cara perawatan yang disetujui Direksi Pekerjaan.
Perawatan harus segera dilakukan setelah selesai pekerjaan akhir dan pemadatan/pengerasan harus dijaga
dengan hati-hati sampai masa perawatan yang ditentukan berakhir. Peralatan dan lalu lintas tidak diijinkan
melewati CTSB selama masih dalam perawatan kecuali bila diperlukan untuk melanjutkan pekerjaan dan
sambungan pelaksanaan. Bila lalu lintas diijinkan untuk lewat diatas CTSB penjagaan ekstra harus
dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan dengan cara pengaturan jalur lalu lintas dan besarnya
beban kendaraan.
2) Pencampuran dilapangan dengan Pencampur Portabel
a) Umum
Karena kapasitas yang kecil dan dibutuhkanjumlah alat pencampur yang banyak untuk memasok CTSB
mi bagi CTSB
supaya motor grader tetap bekerja efisien, maka tidak praktis untuk menggunakan tipe
yang dicampur pada kadar air optimum untuk disebar dengan motor grader. Tipe pencampur mi dalam
jumlah yang cukup seperti yang ditetapkan Direksi Pekerjaan bisa dipakai untuk mencampun CTSB
(campuran basah atau setengah kering) apabila diangkut di lapangan dengan gerobak dorong dan diratakan
secara manual sehelum dipadatkan.
b) Perbandingan campuran
Semen, agregat sub-base dan air harus menurut perbandingan yang tepat seperti petunjuk Direksi
Pekerjaan. Kontraktor harus mencoba mengusahakan kualitas maksimum terus menerus.
5 49
-

Ed/si Desember 2005


c) Pencampuran
Waktu pencampuran harus ats petunjuk Direksi Pekerjaan dan harus dilanjutkan sampai campuran seragam.
d) Pengangkutan
Tempat pencampuran ditetapkan sedekat mungkin dengan tempat yang sedang dikerjakan.
Campuran.CTSB liarus dituang langsung ke gerobak dorong di bawa ketempat kcrja dan dituang secara
teratur melalui ujung muka gerobak.
e) Penghamparaan
(i) Bila CTSB dicampur untuk dipadatkan dengan roller maka CTSB itu harus ditebarkan merata diatas
permukaan dengan memakai sekop. Untuk menghindarkan segregasi, tidak diijinkan mengguriakan
penggaruk untuk menebarkan CTSB. Material ditebarkan sampai level dan potongan melintang yang
sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar.
(ii) CTSB yang dicampur basah pada slump yang ditentukan Pengawas Teknik, dibawa, dituang dan
diratakan seperti di atas. Level permukaan harus diawasi dan bekisting samping dan harus diatur pada
kemiringan yang betul, material harus dipadatkan dan diratakan dengan penggetar perata atau batang
pemadat. Permukaan dihaluskan dengan penghalus kayu.
(iii) Pembentukan dan pemadatan, sambungan konstruksi dan perawatan harus dilaksanakan seperti yang
ditentukan pada ayat 1) butir d, e dan f di atas.
5.5.8 KERATAAN PERMUKAAN
CTSB harus dibentuk dan diakhiri sesuai garis-garis kemiringan dan penampang yang diperlihatkan pada
gambar rencana. Permukaan yang telah selesai tidak boleh berselisih lebih dan 3 cm dan elevasi rencana.
Permukaan yang selesai tidak boleh menyimpang lebih dan 3 cm dan mistar lurus 3 m bila dipakai sejajar
dengan atau tegak lurus kepada sumbu jalan. Mistar lurus harus dipakai dengan overlaping sebesar 1/2 dan
panjang mistar pelurus. Perbcdaan deviasi dan elevasi yang direncanakan untuk lapis CTSB bagi
perkerasan beton diantara 2 titik dalam jarak 20 cm tidak melebihi 1,5 cm. Ketebalan lapisan CTSB yang
sudah selesai harus berada diantara lebih kurang 10 % dan ketebalan rencana, Bila kekurangan itu lebih dan
10 % dan ketebalan rencana, maka harus digaruk, material ditambahkan supaya tercapai ketebalan rencana,
dicampur dan dipadatkan kembali sampai kekuatan yang disyaratkan, dibentuk dan di-finishing sesuai
petunjuk Direksi Pekerjaan. Bilamana lebih dan 10 % dan ketebalan rencana maka harus digaruk, material
diambil, dipadatkan kembali seperti kekuatan semula, dibentuk, dan di-finishing sesuai petunjuk Direksi
Pekerjaan.
Catatan
Pada kasus dimana subgrade terlalu rendah dan Kontraktor membuat CTSB 10 % lebih tebal dan ketebalan
rencana, padahal hasil akhir permukaan CTSB adalah masih dalam toleransi diatas, Kontraktor harus
menanggung biaya dan tambahan CTSB yang terpakai untuk mengganti kekurangan pada subgrade.
5 50
-

Ethsi Dese,nber 2005


5.5.9 PEMELIHARAAN
Lapisan CTSB harus dipertahankan dalam kondisi yang baik selama konstruksi yang berurutan. Kerusakan harus
diperbaiki sampai mernuaskan Direksi Pekerjaan.
5.5.10 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
1) Pengukuran
CTSB yang dibayar adalah jumlah meter kubik dan CTSB, tidak termasuk kemiringan tepi, yang sudah selesai dan
diterima sehubunan dengan Gambar rencana, Spesifikasi dan petunjuk Direksi Pekerjaan.
2) Pembayaran
Jumlah dan meter persegi dan CTSB yang diukur seperti diatas akan dibayar dengan harga satuan kontrak tiap meter
persegi yang mana harga dan pembayaran merupakan kompensasi penuh untuk biaya pekerja, peralatan dan material
yang perlu untuk menyelesaikan pekerjaan, termasuk penyiapan lapisan, mendatangkan dan menyiapkan agregat
pilihan, pengangkutan, penimbunan, penebaran dan semen, campuran, pembasahan, pemadatan, pembentukan dan
finishing, perawatan, pemeliharaan dan lain-lain butir pekerjaan sehubungan dengan Gambar rencana, Spesifikasi
dan sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.

5-51

Nomor Mata Urarnn Satuan


Penibayaran Pengukuran

5.5 (1) Lapis Beton Semen Pondasi Bawah (Cement Treated Sub Base (CTSB) Meter kubik

Edis, Desenther 2005

5.6,1 UMUM
(I) Uraian

SEKSI 5.6
LAPIS PONDASI AGREGAT
DENGAN CEMENT TREATED BASE (CTB).

(a) Pekerjaan mi meliputi penyediaan material, pencampuran di plant, pengangkutan,


penghamparan, pemadatan, pembentukan permukaan (shaping), perawatan (curing), dan kegiatan
inside+til yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan lapis Cement Treated Base (CTB),
pelaksanaan lapis pondasi bawah (sub base course, aggregate base) dan lapisan diatasnya
(Asphalt Base Course, Binder Course, Wearing Course) harus sesuai dengan Spesifikasi, garis,
kelandaian, ketebalan dan penampang melintang sebagaimana tertera pada Gambar Rencana atau
yang ditentukan oleh Direksi Pekerj aan.
(b) Secara urnum material agregatnya harus terdiri dan batu pecah, harus kuat, keras, mudah
dipadatkan, tahan gaya geser serta bebas dan material lunak, retak dan berongga.
(2) Pekeilaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi mi

(a) Pemeliharaan dan Pengaturan Lalu Lintas


(b) Rekayasa Lapangan
(c) Bahan dan Penyimpanan
(d) Galian
(e) Timbunan
(f) Penyiapan Badan Jalan (Sub Grade Preparation)
(g) Pelebaran Perkerasan
(h) Lapis Pondasi Agregat
(i) Lapis Beton Semen Pondasi Bawah CTSB
(j) Lapis Resap Pengikat (Prime Coat)
(k) Campuran Aspal Panas
(1) Pemeliharaan Jalan Samping dan Jembatan
(3) Toleransi

Seksi 1,8
Scksi 1,9
Seksi 1,11
Seksi3.l
Seksi 3.2
Seksi3.3
Seksi4.l
Seksi 5.1
Seksi 5.5
Seksi6,1
Seksi 6.3
Seksi 10.2

(a) Toleransi ukuran untuk pekerjaan persiapan agregat base harus sesuai dengan ketentuan dalam
Pasal 3.3.1 (3) dan Spesifikasi mi.
(b) Tebal minimum Cement Treated Base (CTB) yang dihampar tidak kurang dan tebal yang
disyaratkan. Tebal maksimum tidak boleh lebih besar dan 10 mm dan tebal yang di syaratkan.
(c) Tebal rata-rata pada potongan melintang dan survai lapangan harus tidak Iebih atau kurang
dan 10 % dan yang ditentukan.
(d) Apabila sebuah mal datar sepanjang 3 meter diletakkan pada permukaan jalan sejajar dan
tegak lurus terhadap garis sumbu jalan, variasi permukaan yang ada tidak boleh melarnpaui 8 mm
tiap 3 meter
(e) Cement Treated Base (CTB) tidak boleh di hampar dengan tebal lapisan melebihi 15 cm tebal
padat, d.n tidak da!arn lapisan kurang dan 7,5 cm tebal padat.

5 52
-

,IPBN 2004

(f) Elevasi permukaan akhir tidak boleh berubah lebih dan I 0 mm ke atas atau ke bawah dan elevasi
rencana dalam setiap titik.
(g) Ukuran pada tepi lapisan Cement Treated Base (CTB) diukur dan garis sumbu rencana tidak boleh
kurang dan yang tertera dalam Gambar Rencana.
(4) Standar Rujukan
Standar referensi yang digunakan adalah
Standar Endustri Indonesia
SIl -13 —1997 Portland Cement
Quality of Water to be used in Concrete
Soundness of Aggregate by use or Sodium Sulphate
Determining the Liquid Limit of Soil
Determining the Plastic Limit and Plasticity Index of
Soil
AASHTO T 96 74 : Resistance of Abrasion of Small Size Coarse
-

Aggregate by use of the Los Angeles Machine


Clay Lump and Friable Particle in Aggregate
Density of Soil in Place by Sand Cone.
Compressive Strength of Cylindrical Concrete
Specimen.
AASHTO T 134 70 : Moisture Density Relations of Soil Cement
- - -

Mixtures
Cement Content of Soil Cement Mixtures
Density of Soil in Place by the Rubber-Balloon
Method
AASHTO T 224 67 : Correction for Coarse Particles in the Soil
-

Compaction Test
Sieve Analysis of Fine and Course Aggregates
Materials for aggregate and soil aggregate
-

subbase, base and surface courses.


Cut-back asphalt (rapid curing type)
Cut-back asphalt (medium curing type)
Emulsified asphalt
Slow curing liquid asphaltic road material
Cationic emulsified asphalt
Kontraktor harus mengajukan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat persetujuan terhadap
(a) Hasil percobaan laboratonium dan agregat, termasuk sifat-sifat dan kualitas
disesuaikan dengan Spesifikasi yang ada terlebih dahulu sebelum melaksanakan
pekerjaan. Contoh-contoh harus disetujul oleh Direksi Pekerjaan dan akan
disimpan sebagai referensi selama pelaksanaan konstruksi. Kontraktor harus
menyediakan tempat penyimpanan yang tahan terhadap air dan dapat di kunci di
lapangan untuk menyimpan contoh sesuai dengan instruksi Direksi Pekerjaan.
(b) Data Survai
Sebelurn memulai melaksanakan pekerjaan, semua data elevasi basil survai
5 53
-

AASIITO
AASHTO
AASHTO
AASHTO
AASHTO

T 26 72-

T 104 - 77
T 89 - 68
T 90 - 70

AASHTO
AASHTO
AASHTO

T 112 - 78
T 191 -61
T22 - 90

AASHTO T144-74
AASHTO T205- 64

AASHTO T27 74 -

AASHTO T147-65

AASHTO
AASHTO
AASHTO
AASHTO
AASHTO

M 81 - 70
M 82 - 70
M 140-70
M 141-70
M 208 - 72

(5) Persetujuan

Edis, Dese,nber 2(105


lapangan harus diserahkan untuk ditandatangani oleh Direksi Pekerjaan, dan juga semua Gambar potongan
melintang yang disyaratkan.
(c) Percobaan (Test) dan Kontrol Kualitas (Qualit’ Controlj
Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap semua percobaan (test) dan kontrol kualitas (quality control)
dan Cement Treated Base (CTB) dan menyerahkan semua hasil percobaan kepada Direksi Pekerjaan.
(6) Cuaca Yang Diiinkan Untuk Bekeria
Cement Treated Base (CTB) tidak boleh dikerjakan pada waku turun hujan atau ketika kondisi lapangan
sedang basah/becek,
(7) Perbaikan Terhadap Lapis Pondasi Agregat dengan Cement Treated Base (CTB) Yang Tidak
Memenuhi Ketentuan,
Atas instruksi Direksi Pekerjaan, Kontraktor harus memperbaiki Cement Treated Base (CTB) yang tidak
memenuhi ketentuan sebagai diatur dalam spesifikasi maupun gambar konstruksi termasuk antara lain
(a) Berkaitan dengan ketebalan lapisan, kekuatan, kepadatan dan komposisi campuran.
(b) Tata cara perbaikan.
(c) Apabila terjadi kegagalan Kontraktor dalam memenuhi ketentuan kualitas dan dimensi, maka
Kontraktor harus rncngkompensasikannya dengan penambahan tebal lapisan di atasnya (Asphalt Base
Course, Binder atau Wearing Course).
(d) Apabila karena kualitas atau ketebalan lapisan Cement Treated Base (CTB) tidak dimungkinkan
keberadaannya sebagai lapisan konstruksi, maka kontraktor harus melakukan pembongkaran dan
penggantiannya,
(8) Rencana Keria dan Pengaturan Lalulintas
(a) Sebaiknya, 14 han setelah penghamparan Cement Treated Base (CTB), pengharnparan lapis penutup
atas (Asphalt Base Course, Binder Course, Wearing Course) harus dilaksanakan.
(b) Kontraktor harus menjamin bahwa di lokasi pekerjaan lalulintas tidak diijinkan lewat di atas Cement
Treated Base (CTB), minimum 4 han sesudah pemadatan terakhir dan mengalihkan lalu lintas dan
membuatjalan alternatif.
5.6.2 BAHAN
(I) Semen Portland
(a) Semen harus sesuai dengan Standar Industri Indonesia, SlI -13 -1977 Semen Tipe-1.
(b) Direksi Pekerjaan mempunyai hak melaksanakan percobaan material Semen untuk menjamin bahwa
cara pengangkutan dan tempat penyimpanan tidak dapat merusak Semen.
(c) Semua semen harus disimpan terlebih dahulu di tempat penyimpanan dengan cara yang tepat/cocok.
5 54
-

4PBN 2004

(2) Air
Air harus sesuai dengan AASHTO T26 -27 dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Air
harus bebas dan endapan dan dan zat yang merusak.
(3) Agregat
Secara keseluruhan gradasi agregat harus dalam batasan seperti berikut

5.6.3

CAMPURAN DAN TAKARAN


(1) Campuran Cement Treated Base (CTB) terdiri dan agregat, semen dan air atas persetujuan Direksi
Pekerjaan. Kadar semen harus ditentukan berdasarkan percobaan laboratorium (laboratory test) dan
percobaon campuran (trial mix).
Kadar air optimum harus ditentukan berdasarkan percobaan laboratorium.
(2) Rancangan Campuran

Kontraktor harus melakukon percobaon campuran (trial mix) dibawah pengawasan Kansultan Pengawas,
untuk menentukan

(a) Kuat tekan dan Cement Treated Base (CTB)


(b) Kadar semen yang dibutuhkan
(c) Kadar air optimum
(d) Berat isi campuran kering pada kadar air optimum.
(3) Karakteristik Cement Treated Base (CTB’

Campuran Cement Treated Base (CTB) akan berkaitan dengan ketentuan kuat tekan. Untuk mempersiapkan
bahanlmaterial untuk menempatkan percobaan campuran kedalam cetakan silinder dengan ukuran 150 mm x 300 mm,
dalam tiga lapisan sesuai dengan AASHTO T 22 - co.

5 55
-

Saringan ASTM (mm) % lobs

50 .100

37,5 5—l00

19,0 45—80

4,75 25—SO

2,35 8-30

1,18 0-8

0,075 0-5

Persyaratan lain dan agregat adalah sebagai berikut

Sifat
AASHTO Test Persyaratan
Abrasion of coarse agregat —

I’96 —74 Maks. 35%

Plasticity Index T 90 — 70 Maks. 6%

Liquid Limit T 89 — 68 Maks. 35%

Clay Lump and Friable T 112-78 Maks. 1%

Particle in Aggregate

Ethst Desember 2005

Selama proses penghamparan Cement Treated Base (CTB), percobaan silinder harus dilakukan
berpasangan. Silinder dan setiap pasangan hanis dilakukan percobaan kuat tekan pada umur 7 han dan pada
urnur 21 han.
Pada awal pekerjaan, dan sampai saat Direksi Pekerjaan rnemenintahkan pengurangan jurnlah silinder yang
disyaratkan yaitu 6 silinder untuk setiap 1.000 m2 dan base atau bagian yang di hampar setiap ban.
Apabila jumlahnya cukup dan hasH test silinder yang ada dapat memuaskan, Direksi Pekerjaan bisa
memutuskan bahwa kualitas beton dapat diterima, Direksi Pekerjaan dapat mengurangi jumlah silinder
menjadi tiga pasang untuk setiap 1.000 m2 dan bagian yang dihampar setiap harinya.
Persyaratan kuat tekan (unconjmne compressive strength) dan Cement Treated Base (CTB) (kg/cm2),
5.6.4
(a) Disain campuran dalarn Pasal 5.6.3 (1) harus dicoba di lapangan dengan luas pekerjaan Cement Treated
Base (CTB) 500 m2, dengan tebal berdasarkan
instruksi dan Direksi Pekerjaan.
(b) Luas percobaan dan Cement Treated Base (CTB) harus mendapat persetujuan dan Direksi Pekerjaan.
(c) Selama pelaksanaan pekerjaan, yang meliputi penghamparan, pemadatan, dan perawatan akan diawasi
oleh Direksi Pekerjaan untuk rnemperoleh basil yang
memuaskan.
(d) Berdasarkan basil percobaan lapangan sesudah 14 han Direksi Pekerjaan dapat rnenyetujui Kontraktor
untuk menrurkan pekerjaan atau rnenginstruksikan
Kantraktor untuk membuat beberapa variasi percobaan yang lain.
5.6.5 PENGHAMPARAN DAN PENCAMPURAN
(a) Pencampuran dan Cement Treated Base (CTB) harus dengan peralatan continous mixing plant sistim
ukuran berat untuk menjamin kebenaran porsi
setiap bahan.
(b) Instalasi pencampuran harus dilengkapi dengan silo semen, tangki air (water tank,),feeding and
matering devices yang akan menyalurkan agregat, semen dan air kedalam mixer sesuai kuantitas yang
dipersyaratkan dan campuran yang horn oge ti
(c) Waktu pencampuran Cement Treated Base (CTB) terhitung pada waktu air ditarnbahkan ke dalam
campuran.
5.6,6 1ENGANGKUTAN
(a) Cement Treated Base (CTB) harus diangkut dengan Dump Truck yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

PERCOBAAN LAPANGAN (FIELD TRIALS)

5 - 56

AI’liN 2004
(b) Jumlah dan kapasitas Dump Truck harus berdasarkan Jadwal Proyek dan kapasitas produksi alat
pencampur (Mixer Plant).
5.6.7 PENGHAMPARAN DAN PEMADATAN
(1) Persiapan Lapisan Pondasi Bawah (Sub Base)
(a) Lapisan Pondasi Bawah (Sub Base ) harus sesuai dengan Spesifikasi Seksi 5,1 termasuk, ketebalan,
ukuran, elevasi, seperti terlihat pada Gambar.
(b) Permukaan Lapis Pondasi Bawah (Sub Base ) harus bersih dan rata.
(2) Penghamparan Cement Treated Base (CTB)
Cement Treated Base (CTB) harus dihampar dan ditempatkan di atas perb’ikan tanah dasar (sub grade),
dengan metode mekanis, menggunakan alat high density screed paver dengan dual tainping rammer
sesuai instruksi Direksi Pekerjaan, untuk mendapatkan kepadatan, toleransi kerataan dan kehalusan
permukaan.
(3) Pemadatan
(a) Pemadatan Cement Treated Base (CTB) harus telah dimulai dilaksanakan paling lambat 60 menit
semenjak pencampuran material dengan air.
(b) Campuran yang telah dihampar tidak boleh dibiarkan tanpa dipadatkan Iebih dan 30 menit.
(c) Kepadatan Cement Treated Base (CTB) setelah pemadatan harus mencapai kepadatan kering Iebih dan
95% maksimum kepadatan kening sebagai ditentukan pada AASHTO T 134.
(d) Test kepadatan lapangan Cement Treated Base dilakukan berdasarkan AASHTO T 191, T 205 atau cara
lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
(e) Kadar air pada waktu pemadatan minimal sama dengan kadar air optimum dan maksimal sama dengan
kadar air optimum ± 2 %.
(f) Pemadatan harus telah selesai dalam waktu 120 menit semenjak semen dicampur dengan air.
(4) Perawatan (Curing)
(a) Segera setelah pemadatan terakhir dan atas usul Direksi Pekerjaan bila permukaan telah cukup kering
harus ditutup dengan menggunakan:
1) Lembaran plastik atau terpal untuk merijaga penguapan air dalam campuran.
2) Penyemprotan dergan Bituminous Emulsi CSS-l dengan batasan pemakaian antara 0,35 -0,50 liter per
meter persegi.
3) Metode lain yang bertujuan melindungi Cement Treated Base (CTB) adalah dengan karung goni yang
dibasahi air selama masa perawatan (curing),
5.6.8 PENGENDALIAN MUTU (QUALITY CONTROL)
(a) Kontraktor harus menyerahkan sekurang-kurangnya 3 contoh agregat dan sumber yang berbeda kepada
Direksi Pekerjaan.
(b) Semua material mi akan digunakan untuk mendapatkan persetujua1 dan Direksi Pekerj aan.
5 - 57

Ed,si Desember 2005

(c) Percobaan/uji material harus dilakukan untuk setiap 1.000 meter kubik Cement Treated Base (CTB),
(d) Disamping kepadatan dan kadar air campuran, campuran harus diuji kadar semen dalam campuran,
sesuai dengan AASI-ITO T 144 -86.
5.6,9 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
(1) Metode Pengukuran
Cement Treated Base (CTB) dibayar berdasarkan meter kubik padat sesuai dengan ukuran yang ada pada
potongan melintang & memanjangdan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
(2) Pembayaran Perbaikan Pekerjaan
Pembayaran terhadap bagian pekerjaan yang mengalami perbaiKan atau dalam batasbatas tertentu tidak
memenuhi persyaratan, tidak boleh merugikan pemilik pekerjaan.
(3) Dasar Pernbayaran
Kuantitas yang disetujui dapat dibayar sesuai 1-larga Kontrak yaitu per meter kubik, sesuai dengan daftar
Mata Pembayaran dibawah mi dan dapat dilihat dalarn Daftar Penawaran.
Harga Satuan sudah termasuk kompensasi penuh untuk pencampuran, pengangkutan,
penghamparan/penempatan, pemadatan, perneliharaan, finising, testing dan perbai kan permukaan
termasuk pengaturan lalulintas dan semua kebutuhan pengeluaran lainnya yang lazim dan pantas untuk
rnenyelesaikan keseluruhan dan pekerjaan yang ditentukan dalam Pasal mi.

5 58
-

Nornor Mata . Satuan


Pembayaran Uraian Pengukuran

Lapis Pondasi Agregat Dengan Cement


5.6. (1) Meter kubik
Treated Base (CTB)

Edisi Desember 2005


SEKSI 7. 16
PERKERASAN JALAN BETON
7.16.1 UMUM
(I) Uraian
a) Pekerjaan yang ditetapkan dalam Pasal mi terdiri dan Konstruksi Perkerasan jalan Beton semen porland diberi
tulangan sebagaimana disyaratkan, diatas badan jalan yang telah dipersiapkan dan diterima sesua dengan spesifikasi
mi, menurut garis-garis ketinggian, kelandaian, ukuran, peiampang melintang dan penyelesaian akhir yang
diperlihatkan dalam gambar atau sebagaimana diarahkan oleh D ireksi Pekerj aan.
b) Kelas beton yang digunakan minimal harus K-350 sesuai dengan Seksi 7,1.
c) Persyaratan-persyaratan Seksi 7.1 Pekerjaan Beton harus berlaku pada bab mi. Tetapi bila berlawanan dengan
persyaratan-persyaratan bab mi, maka persyaratan-persyaratanmi yang berlaku.
(2) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksilni
(a) Persiapan Tanah Dasar (Subgrade Preparation,) : Seksi 3.3
(b) Lapis Pondasi Agregat : Seksi 5.1
(c) Wet Lean Concrete : Seksi 7.17
(d) Pekerjaan Beton Seksi 7.1
(e) Baja Tulangan : Seksi 7.3
(3) Toleransi
(a) Toleransi-toleransi untuk perkerasan jalan beton harus dimonitor oleh Kontraktor dibawah pengawasan Direksi
Pekerjaan. Pada umunmya hal mi harus dilakukan dengan pengukuran ketinggian (levelling) dan penggunaan
“Crown template dan straight edge” berukuran panjang 3 meter. Pemeriksaan ketinggian untuk menetapkan
ketebalan plat (‘slab,) harus diadakan dengan jarak antara maksimum 10 meter dan poros ke poros.
Tabel 7.16. 1 Variasi yang diperkenankan dalam Pelat Perkerasan jalan Beton

7 126
-

Pelat perkerasazi jalan scbagai Pelat perkerasan scbagai


Penieriksaan Wearing Course Base Course
(lapis aus) Oapis pondasi atas)

+ 6mm + 10mm
Ketebalan -0mm -0mm

+ 10mm ± 15
mm
Dan Ketinggian rencana -5mm -5mm

Diukur dengan straight edge


. ±4mm ±6mm
Panjang 3 in

Camber ±6 mm ± 10 mm

% Kelandaian dalam 30 in 0,1 0,1

Edisi Deseniber 2005


(4) Jaminan Kualitas
Kualitas dan bahan-bahan yang disediakan, campuran yang dihasilkan, kualitas pekerjaan dan hash akhir
harus dimonitor dan diawasi sebagaimana ditetapkan dalam Standar Rujukan dalam Seksi 7.16.1.(5)
dibawah mi.
(5) Standar Ruiukan
Standar Rujukan yang terdaftar dalam Seksi 7.1.L(6) dan 7.3.1.(4) harus berlaku pada Seksi mi dengan
tambahan tambahan berikut.

AASHTO T 97 Kekuatan Lentur Beton


AASHTO M 54 Batang Baja. Jaring Batang Baja Tulangan yang difabrikasi
untuk beton
AASHTO M 254 Batang Dowel berlapis Plastik, Jenis A
(6) Pengajuan
Persyaratan-persyaratan Pasal 7.1.1(7) harus berlaku.
(7) Penyimpanari dan Pengamanan Bahan Bahan —

Persyaratan-persyaratan Pasal 7,1.1(8) harus berlaku.


(8) Kondisi Tempat Pekerjaan
Persyaratan-persyaratan Pasal 7.1 1(9) harus berlaku.
(9) Perbaikan Atas Pekerjaan Beton Yang_Ticlak Memenuhi Ketentuan
Persyaratan-persyaratan Pasal 7.1.1(10) hams berlaku.
7.16.2 BAHAN BAHAN -

(1) Semen
(a) Semen harus merupakan semen portland Jenis 1, II atau III sesuai dengan
AASHTO M 85.
(b) Kecuali diperkenankan lain oleh Direksi Pekerjaan maka hanya produk dan pabrik untuk satu jenis
merek semen portland tertentu harus digunakan di
proyek.
(2)
Air yang digunakan dalam pencampuran, perawatan, atau penggunaan—penggunaan tertentu Iainnya harus
bersih dan bebas dan bahan—bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, alkali, gula atau bahan-
bahan organik. Air hams diuji sesuai dengan dan hams memenuhi persyaratan-persyaratan AASHTO T 26.
Air yang diketahui bermutu dapat diminum dapat dipakai dengan tanpa pengujian.
7- 127

Edts Desember 2005


(4) Jaminan Kualitas
Kualitas dan bahan-bahan yang disediakan, campuran yang dihasilkan, kualitas pekerjaan dan hasil akhir
harus dimonitor dan diawasi sebagaimana ditetapkan dalam Standar Rujukan dalam Seksi 7.16.1(5)
dibawah mi.
(5) Standar Rujukan
Standar Rujukan yang terdaftar dalam Seksi 7.1.1.(6) dan 7.3.1.(4) harus berlaku pada
Seksi mi dengan tambahan tambahan berikut.

AASHTO T 97 : Kekuatan Lentur Beton


AASHTO M 54 Batang Baja. Jaring Batang Baja Tulangan yang difabrikasi
untuk beton
AASI-ITO M 254 Batang Dowel beriapis Plastik, Jenis A
(6) Pengaiuan
Persyaratan-persyaratan Pasal 7.1.1(7) harus berlaku.
(7) Penyimpanan dan Pengamanan Bahan Bahan—

Persyaratan-persyaratan Pasal 7.1.1(8) harus benlaku.


(8) Kondisi Tempat Pekerjaan
Persyaratan-persyaratan Pasal 7.1.1(9) harus berlaku.
(9) Perbaikan Atas Pekerjaan Beton Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
Persyaratan-persyaratan Pasal 7.1 .1(10) harus berlaku.
7.16.2 BAHAN BAHAN -

(1) Semen
(a) Semen harus merupakan semen portland Jenis 1, II atau III sesuai dengan
AASHTO M 85.
(b) Kecuali diperkenankan lain oleh Direksi Pekerjaan maka hanya produk dan pabrik untuk satu jenis
merek semen portland tertentu harus digunakan di
proyek.
(2)
Air yang digunakan dalam pencampuran, perawatan, atau penggunaan—penggunaan tertentu lainnya harus
bersib dan bebas dan bahan—bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, alkali, gula atau bahan-
bahan organik. Air hams diuji sesuai dengan dan hams memenuhi persyaratan-persyaratan AASHTO T 26.
Air yang diketahui bermutu dapat diminum dapat dipakai dengan tanpa pengujian.
7-127

Edisi Deseniber 2005


(3) Persyaratan Gradasi Agçg
Agregat kasar dan halus harus memenuhi persyaratan-persyaratan Seksi 7.1.2 (3) Spesifikasi mi. Sekali
cocok gradasi yang sesual, termasuk daerah gradasi agregat halus, telah ditentukan dan disetujui, maka
gradasi tersebut hanya boleh diubah dengan izin tertulis dan Direksi Pekerjaan.
(4) SifatAgregat
Persyaratan persyaratan Pasal 7.1.2 (4) harus berlaku pada Seksi
— mi.
(5) Bahan Tambahan
Penggunaan Plastisator, bahan-bahan tambahan untuk mengurangi air atau bahan tambahan lainnya tidak
akan diijinkan kecuali dengan izin tertulis dan Direksi Pekerjaan. Jika digunakan, bahan yang bersangkutan
harus memenuhi AASHTO M 154 atau M 194. Bahan tambahan yang bersifat mempercepat dan yang
mengandung Calsiurn Chlorida tidak boleh digunakan.
(6) Membran Kedap Air
Lapisan bawah yang kedap air harus terdini dan lembaran plastik yang kedap setebal 125 mikron. Dimana
dipenlukan tumpang tindih (overlap) antar lapis bawah tersebut, maka tumpang tindih mi harus sekurang-
kurangnya 300 mm. Air tidak boleh tergenang diatas membran, dan membran harus kedap air waktu beton
dicor. Suatu lapisan bawah yang kedap air tidak boleh digunakan di bawah perkerasan jalan beton
bertulang yang menerus.
(7) Tulangan Baja
(a) Tulangan baja untuk jalur kendaraan harus berupa anyaman baja berprofi 1/berulir sebagaimana dipenl
ihatkan dalam gambar. Pada urnumnya argar a)a ‘narus mernenu’ni S ksi ‘7.3 Spesikasi mi.
(b) Tulangan anyarnan kawat baja harus mernenuhi persyaratan-persyaratan ASSHTO M 55. Tulangan ml
harus disediakan dalam bentuk lembaranlembaran datar dan merupakanjenis yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan..
(c) Jaringan batang baja harus memenuhi persyaratan ASSHTO M 54. Bagianbagiannya harus berukuran
dan berjarak antara sebagairnana diperlihatkan dalam Gambar.
(d) Batang baja untuk Dowel harus berupa batang bulat biasa sesuai dengan ASSHTO M 31. Batang-batang
Dowel berlapis plastik yang mernenuhi ASSHTO M 254 dapat digunakan.
(e) Batang pengikat (Tie-Bar) harus berupa batang-batang baja berulir sesuai denganASSHTO M 31.
(8) Bahan—Bahan Untuk Sarnbungan
(a) Bahan-bahan pengisi siar rnuai harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan ASSHTO M 153 atau M
213. Bahan-bahan tersebut harus dilubangi untuk dilalui dowel-dowel sebagairnana diperlihatkan dalam
Gambar. Bahan-bahan pengisi untuk setiap sambungan harus disediakan dalam bentuk satu kesatuan utuh
untuk tebal dan lebar penuh yang diperlukan untuk sambungan yang bersangkutan kecuali jika diijinkan
lain oleh Direksi Pekerjaan. Dirnana ujung 7-128

I
Mis, Desember 2005
ujung yang berbatasan diperkenankan, maka ujung-ujung tersebut harus diikat satu sama lainnya dan
dipertahankan dengan kokoh dan tepat ditempatnya dengan jepretan kawat S: ipling) atau
penyambung/pengikat yang baik lainnya yang disetujul oleh Direkst Pekerjaan.
(b) Bahan penutup sambungan (/oint sealent) harus berupa Expandite Plastic, senyawa gabungan bitumen
karet grade 99 yang dituangkan dalam keadaan panas, atau bahan serupa yang disetujui. Bahan primer
sambungan harus sebagaimana dianjurkan oleh pabrik pembuat bahan penyegel yang bersangkutan.
7,16.3 PENCAMPURAN DAN PENAKARAN
(I) Disain Campuran
Perbandingan bahan dan berat penakaran harus menggunakan cara yang ditetapkan dalam B.S P.114.
Untuk beton K-350 batasan kadar semen yang diberikan dalam Tabel 7.l.3.(1) harus ditetapkan.
Perbandingan sebenarnya antara air bebas terhadap semen untuk agregat dalam keadaan permukaan kering
harus ditentukan berdasarkan syarat-syarat kekuatan dan kemudahan pengerjaan tetapi dalam ha! apapun
tidak boleh melebihi 0,55 berdasarkan massa.
(2) Campuran Percobaan
Kontraktor harus memastikan perbandingan campuran dan bahan yang diusulkan dengan membuat dan
menguji campuran-campuran percobaan, dengan disaksikan Direksi Pekerjaan. Dengan menggunakan jenis
instalasi dan peralatan yang sama seperti yang akan digunakan dalam pekerjaan. Campuran percobaan
dapat dianggap dapat diterima asal memenuhi semua persyaratan sifat campuran yang ditetapkan dalam
Pasal 7.16.3 (3) dibawahmi.
(3) Persyaratan Sifat Campuran
(a) Mutu beton minimal harus dan kelas K-350 kecuali jika ditunjukkan lain dalam Gambar atau diarahkan
lain oleb Direksi Pekerjaan.
(b) Kuat tekan karakteristik beton harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan Tabel 7.1.3(3). Sebagai
kemungkinan lain, jika disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka kekuatan beton harus diawasi dengan
menggunakan cara pengujian “the third-point’ dalam hal mana kuat lentur karakteristik harus tidak boleh
kurang dart 45 kg/cm2.
(c) Beton tersebut harus merupakan jenis yang memiliki sifat kemudahan pengerjaan yang sesuai untuk
mencapai pemadatan penuh dengan instalasi yang digunakan, dengan tanpa pengaliran yang tak
semestinya. Slump optimum sebagaimana diukur dengan cara pengujian ASSHTO T 199 harus tidak
kurang dan 20 mm dan tidak lebih besar dan 60 mm. Slump tersebut harus dipertahankan dalam batas
toleransi ± 20 mm dan slump optimum yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Beton yang tidak memenuhi
persyaratan slump tersebut tidak boleh digunakan untuk pelat-pelat perkerasan beton.
7 129
-

Edisi Desember 2005


(4) Kekuatan Beton
Beton harus mempunyai suatu kekuatan lentur karakteristik sebesar minimal 45 kg/cm2 pada
umur 28 han bila diuji sesuai dengan ASSHTO T 97. Bila pengujian dilakukan pada kubus 15 cm,
kekuatan beton karakteristik minimal harus sebesar 350 kg/cm2 pada umur 28 han. Persyaratan
Seksi 7.1.3.(c) sampai 7.1.3.(e)juga termasuk harus berlaku pada Seksi mi kecuali persyaratan
Tabel 7.1,3,(3) pada Pasal 7.1.3(e) harus dihilangkan. Kekuatan beton 7 han harus sebesar 0,7 x
kekuatan lentur karaktenistik.
(5) Penyesuaian Campuran
Persyaratan-persyaratan Seksi 7.1.3(4) harus berlaku pada Se1i mi.
(6) Penakaran Agregat
Persyaratan-persyaratan Seksi 7.1.3(5) harus berlaku pada Seksi mi.
(7) Pencampuran
Persyaratan-persyaratan Seks 7.1,3 (6) harus berlaku pada Seksi mi dengan pengecualian ayat
(e). Beton yang dicampur secara manual tidak boleh digunakan.
7.16.4 METODE KONSTRUKSI
(1) Persiapan Lokasi Pekerjaan
Badan jalan harus diperiksa kesesuaiannya dengan bentuk kemiringan melintang dan elevasi-
elevasi yang diperlihatkan dalam Gambar dengan bantuan suatu polaltemplate bergigi yang
berjalan pada acuan tepi perkerasan. Bahan harus disisihkan!dibuang atau ditambah, sebagaimana
diperlukan, a,ar semua bagian badan jalan memiliki elevasi yang benar. Badan jalan tersebut
kemudian dipadatkan secara seksama dan diperiksa kembali dengan polaJternplate tersebut. Beton
tidak boleh ditempatkan/dihampar pada bagian badan jalan yang belum diperiksa dan disetujui
secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan.
Jika badan jalan terganggu setelah penerimaan, maka badan jalan tersebut harus dibentuk kembali
dan dipadatkan tanpa pembayaran tambahan untuk operasi mi.
Badan jalan yang telah selesai harus dalam kondisi halus dan padat sewaktu beton ditempatkan.
Badan jalan tersebut harus bebas dan lumpur dan bahan lepas atau bahan yang merusak lainnya.
Jika beton tersebut tidak ditempatkan diatas suatu membran kedap air dan jika badan jalan
tersebut kering pada waktu beton tersebut akan ditempatkan, maka badan jalan tersebut harus
disiram sedikit dengan air, untuk rnendapatkan suatu permukaan yang lembab. Cara penyiraman
tersebut sedemikian rupa sehingga tidak terbentuk genangan-genangan air. Jika suatu membran
kedap air digunakan maka membran tersebut harus ditempatkan setelah badan jalan yang
bersangkutan telah diperiksa dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Setiap membran yang digelar
sebelum memperoleh persetujuan Direksi Pekerjaan harus disingkirkan untuk memungkinkan
pengecekan dan pemeniksaan badanjalan oleh Direksi Pekerjaan.
7-130

Ed/si Deseinber 2005


(2) Acuan dan Rel Sisi
Semua acuan sisi harus dipasang segaris dan dipegang/dimantapkan dengan menggunakan tidak kurang dan
3 paku penjepit untuk setiap 3 meter panjang, 1 penjepit dipasang pada setiap sisi dan setiap sambungan.
Bagian-bagian acuan harus disambung menjadi satu dengan kokoh dengan suatu sambungan terkunci yang
bebas dan gerakan segala arah. Sambungan-sambungan antara bagian-bagian acuan harus dibuat tanpa
terputus-putus di permukaan puncaknya. Acuan-acuan hams dibersihkan dan diminyaki segera sebelum
setiap penggunaan. Rel-rel atau permukaan lewatan hams dijaga tetap bersih didepan roda-roda dan setiap
mesin penyelesai!finishing.
Roda-roda mesin penghampar dan penyelesai tidak bo1eh1angsung berjalan pada permukaani atas acuan-
acuan sIsi. Rel-rel harus diikatkan pada acuan-acuan tersebut, atau harus ditunjang secara terpisah.
Acuan dan rel sisi harus dipasang dan ditunjang sedemikian rupa sehingga permukaan akhir pelat yang
diselesaikan memenuhi Pasal 7.16.5.(4) dan pinggiran pelat tersebut dimanapun tidak boleh Iebih dan 5
mm diluar alinyemen vertikal. Acuan-acuan dan rd harus dipasang pada posisinya selarnbat-Iambatnya
tengab han kerja sebelurn pembetonan berlangsung. Pada waktu tersebut Kontraktor harus memberi tahu
Direksi Pekerjaan panjang acuan dan rd yang telah dipasang. Direksi Pekerjaan akan memberi informasi
kepada Kontraktor mengenai segala kekurangan dalam acuan.
Jika tidak ada pemberitahuan mengenai adanya kekurangan-kekurangan maka Kontraktor berhak untuk
meneruskan pekerjaan yang bersangkutan dengan pembetonan untuk sepanjang acuan tersebut setiap waktu
setelah jam 6 (enam) pagi pada han berikutnya. Dalam kejadian diketemukan adanya kekurangan-
kekurangan oleh Direksi Pekerjaan maka Kontraktor hams memperhaiki dan mengulangi pemberitahuan
tersebut. Setelah pemberitahuan ulang diberikan sebelum han kerja yang bersangkutan berakhir dan dengan
persetujuan dan Direksi Pekerjaan, Kontraktor dapat diizinkan untuk mulai melaksanakan pekerjaan
perkerasan yang bersangkutan pada jam 10 pagi han benikutnya. Setiap pemberitahuan kembali yang
diberikan setelah jam 6 pagi harus diberlakukan sebagal pemberitahuan permulaan, kecuali Direksi
Pekcrjaan atas kebijaksanaannya memperkenankan pelaksanaan perkerasan tersebut lebih awal. Kegãgalan
memberitahu Direksi Pekerjaan mengenai kesiapan acuan pada tengah han sehari sebelum han pembetonan
yang diusulkan dapat mengakibatkan Direksi Pekerjaan menangguhkani izin untuk memulai pembetonan.
(3) Tulangan Baja
Tulangan baja hams sedemikian rupa sehingga luas penampang melinitang efektif tulangan baja dalam arah
membujur tidak kurang dan yang dipenlihatkan dalam Gambar.
Kuantitas dan distnibusi tulangan harus dimodifikasi sebagaimana disetujui oleh Direksi Pekerjaan
disesuaikan dengan adanya bak kontrol, kotak permukaan, persimpangan atau pelat-pelat yang berukuran
lebar atau panjang yang tidak normal.
Tulangan baja harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga setelah pemdatan beton tebal selimut pelat
beton yang bersangkutan adalah 60 ± 10 mm dan permukaan akhir pelat dan mi berakhir sekurang-
kurangnya 40 mm dan tidak lebih dan 80 mm dan tepi pelat-pelat yang bersangkutan pada semua
sambungan beton kecuali pada sambungan membujur dan sambungan konstruksi. Tulangan baja hams
dipasang diatas batang 7 131

Ethsi Desember 2005


batang Dowel dan batang-batang Tie-bar terlepas dan toleransi-toleransi penempatan tulangan baja.
Pada sambungan-samburigan melintang antara lembar-lembar anyaman tulangan baja, batang tulangan
melintang dan lembar yang satu harus terletak dalam anyaman yang telah diselesaikan/dipasang
sebelumnya dan panjang lewatan (panjang bagian yang tumpang tindih) harus tidak kurang dan 450 mm.
Penunjang-penunjang kedudukan tulangan logam yang dipabrikasi yang telah disetujui harus dipasang pada
badan jalan tegak lurus terhadap garis sumbu jalan yang bersangkutan, dan batang-batang tulangan
melintang harus diikat, dijepit atau dilas pada penunjang tersebut bila sating berpotongan. Panjang lewatan
pada ujung-ujung batang tulngan harus tidak kurang dan 40 kali diameter tulangan atau seperti
diperlihatkan dalaTh Gambar.
(4) Penempatan Beton
(a) Pembatasan Pencampuran
Beton tidak boleh dicampur, ditempatkan atau diselesaikan kalau penerangan alamiah tidak mencukupi,
kecuali suatu sistem penerangan buatan yang cocok dan disetujui dioperasikan.
Beton harus hanya dicampur sejumlah yang diperlukan untuk penggunaan saat itu. Kontraktor harus
bertanggung jawab dalam membuat beton dengan konsistensi yang disyratkan.
Mengencerkan kembali beton dengan menambah air atau dengan cara lain biasanya tidak diperkenankan.
Tetapi bila beton dikirim dalam truk pencampur atau truk pengaduk, maka penambahan air dapat diberikan
pada bahan-bahan takaran (batch materials) dan pencampuran tambahan dilaksanakan untuk menaikkan
slump guna memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditetapkan, bila diizinkan oleh Dineksi Pekerjaan,
asalkan semua operasi mi dilaksanakan dalam waktu tidak lebih dan 45 menit sejak dimulainya
pencampuran agregat dan semen yang bensangkutan serta perbandingan (ratio) air sernennya tidak

dilarnpaui.
(b) Penakaran Pengangkutan dan Pencampuran Beton
Penakaran, pengangkutan dan pencampuran beton harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan —

persyaratan Seksi 7.1.


(c) Pengecoran
(I) Sebagal tambahan persyaratan Pasal 7.16.4(2), Kontnaktor harus memberi tahu Direksi Pekerjaan secara
tertulis sekurang-kurangnya 24 jam sebelum ia berrnaksud untuk memulai suatu pengecoran beton atau
meneruskan pengecoran beton jika operasi-operasi telah ditunda lebih dan 24 jam. Pemberitahuan tertulis
tersebut harus termasuk lokasi pekenjaan, sifat pekerjaan, kelas beton, dan tanggal serta waktu pengecoran
beton.
(ii) Meskipun ada pembenitahuan persetujuan untuk rnelaksanakan, tidak ada beton boleh dicor, bila
Direksi Pekerjaan atau wakilnya tidak hadir menyaksikan seluruh operasi pencarnpuran dan pengecoran.
7 132
-

Ed/st Dese,,tber 2005


(iii) Beton yang tidak dicor pada posisi akhirnya dalam acuan setelah 30 menit sejak air ditamhahkan pada
campuran yang bersangkutan tidak boleh digunakan.
(iv) Pengecoran beton harus diteruskan dengan tanpa berhenti sampai pada suatu sambungan konstruksi
yang telah ditentukan dan disetujui sebelumnya atau sampal pekerjaan tersebut diselesaikan.
(v) Beton hams dicor dengan cara sedemikian rupa untuk menghindari segregasi/pemisahan partikel-
partikel halus dan kasar dalam campuran. Beton hams dicor ke dalam acuan sedekt mungkin dengan posisi
akhirnya untuk menghindari pengaliran campuran beton dan tidak diijinkan untuk mengalirkan campuran
beton lebih dan satu meter setelah pengecoran.
(vi) Beton harus dicor dengan kecepatan sedemikian rupa sehingga beton yang baru dicor menyatu dengan
beton yang dicor sebelumnya sementara yang baru dicor masih plastis.
(5) Penghamparan Beton dengan Mesin
Pada umumnya beton harus dihampar dengan mesin beralat penggetar, yang dirancang untuk
menghilangkan pra-pemadatan sebagai akibat pengendapan beton dan berbagai ketinggian atau ketebalan.
Mesin tersebut harus dirancang untuk mencegah segregasi dan beton yang dicampur. Beton tersebut harus
diendapkan secara merata sampai suatu ketinggian sedikit lebih tinggi dan ketebalan yang disyaratkan dan
kernudian harus dicetak secara mekanis menjadi sesuai dengan permukaan yang benar.
Rancangan mesin penghampar thngan corong curah, yang dipasang pada rel harus sedemikian rupa
sehingga elevasi perrnukaan beton yang dicetak adalah sama untuk kedua arab lintasan. Perlengkapan juga
harus dibuat untuk penghamparan dengan ketebalan yang berbeda dalam at ah lebar perkerasan jalan, dan
untuk menyesuaikan penghamparan dengan cepat akibat adanya variasi-variasi ml,
Mesin penghampar harus mampu mencetak beton dengan tinggi/elevasi permukaan yang tepat untuk
konstruksi berlapis tunggal atau dua.
Beton untuk pelat-pelat bertulang harus dihampar dalam satu atau dua lapisan mengikuti persyaratan-
persyaratan berikut:
(a) Beton dihampar dalam satu lapisan
(i) Suatu pola (jig) berjalan harus digunakan untuk mempertahankan tulangan pada posisinya atau tulangan
tersebut hams ditunjang dengan penunjang-penunjang logam pabrikasi atau ditanamkan dalam beton yang
belum dipadatkan dengan cara mekanis.
(ii) Cara penunjangan tulangan hams mempertahankan tulangan yang bersangkutan dalam pelat beton padat
pada suatu kedalaman dibawah permukaan akhir seperti yang ditetapkan dalam Pasal 7.16.4(3) dan beton
tersebut hams dipadatkan secara seksama di sekeliling tulangan tersebut.
7- 133

Edis, Desember 2005


(b) Beton dihampar dalarn dua laisan
(i) Lapisan pertama harus dihampar dengan suatu elevasi sedemikian rupa sehingga setelah pemadatan
selanjutnya lapisan yang bersangkutan akan menunjang tulangan pada beton yang telah dipadatkan pada
suatu kedalaman dibawah permukaan akhir.
(ii) Setelah tulangan ditempatkan pada posisinya harus ditutup dengan beton.
(6) Pemadatan dan Penyelesaian dengan Mesin
Mesin pencetak perkerasan jalan beton dengan menggunakan vibrsi permukaan, harus mencetak beton yang
bersangkutan se1ngga memiliki elevasi yang tepat dengan sebilah pisau perata, kayuh berputar atau
perlengkapan berputar, dan kemudian harus rnemadatkan beton tersebut dengan ibrasi atau dengan suatu
kombinasi vibrasi dan penumbukan mekanis, Peralatan tersebut kemudian harus menyelesaikan permukaan
beton tersebut dengan rnenggunakan suatu batang perata yang bergoyang melintang atau miring. Suatu
batang perata lain untuk pekerjaan penyelesaian yang bergoyang secara melintang atau miring harus
disediakan setelah setiap mesin pembentuk sambungan melintang dalam keadaan basah. Batang perata
bergoyang tersebut harus berpenampang melintang persegi dan harus membentangi seluruh lebar pelat
yang bersangkutan dan berbobot tidak kurang dan 170 kg/rn. Batang mi harus ditunjang pada suatu
kereta, yang ketinggiannya harus dikontrol berdasarkan tinggi rata-rata dan sekurang-kurangnya 4 titik
yang diternpatkan secara merata dengan jarak antara sekurang-kurangnya 3,5 meter dan rel penunjang,
balok, atau pelat, pada setiap sisi dan pelat beton yang sedang diperkeras.
Bilamana perkerasan jalan beton dibangun derian lebih dan satu lintasan rnenggunakan mesin dengan roda-
roda ber-flens, maka pelat-pelat yang berdampingan berikutnya harus dibangun dengan rnenyangga mesin
tersebut pada rel-rel yang beralas rata yang berbobot tidak kurang dan 15 kg/meter diletakkan diatas beton
yang telah diselesaikan untuk menunjang roda-roda ber-flens, atau menggantikan roda-roda ber-flens
tersebut pada satu sisi mesin dengan roda-roda tanpa flens bertapal karet. Rel (track) bertapal karet, yang
dapat berjalan diatas permukaan beton yang telah diselesaikan juga dapat ditenima.
Bilarnana digunakan roda-roda tanpa flens atau rel bertapal karet, maka permukaan pelat beton yang
dilewati harus segera dibersihkan dan disikat secai’a seksarna di depan rnesin untuk membersihkan semua
lumpur dan serpihan pasir/kerikil. Roda-roda tanpa flens harus berjalan cukup jauh dan tepi pelat untuk
rnenghindari kerusakan pada pinggiran pelat yang bersangkutan.
(7) Pernadatan dan Penyelesaian dengan Balok Vibrasi Terkendali
Bilamana pelat-pelat berukuran kecil atau tidak beraturan, atau bila tempat kcrja yang bersangkutan
sedernikian terbatas sehingga rnenyebabkan penggunaan cara-cara yang tetapkan dalam Pasal 7.16.4(3) dan
716.4(4) menjadi tidak praktis, dan dengar. persetujuan Direksi Pekerjaan, maka beton harus dicor secara
merata tanpa prapernadatan atau segregasi dan dipadatkan dengan cara berikut mi.
Beton yang akan dipadatkan dengan balok vibrasi harus dicetak dengan suatu perrnukaan sedemikian
sehingga permukaan setelah sernua udara yang terkandun dikeluarkan dengan pemadatan berada di atas
acuan-acuan sisi. Beton tersebut harus dipadatkan dengan menggunakan sebuah balok penggetar/pemadat
dan kayu bertap&
7 134
-

Edisi Deseniber 2005


baja berukuran tidak kurang dan lebar 75 mm dan tebal 225 mm, dengan suatu masukan energi tidak
kurang daripada 250 watt/meter lebar peat, balok penggetar tersebut diangkat dan digerakkan maju ke
muka dengan sedikit demi sedikit tidak meiebihi ukuran lebar balok tersebut. Kalau tidak, suatu alat
pemadat balok kembar bervibrasi dengan kekuatan tenaga yang ekivalen dapat digunakan. Bila tebal
lapisan baton yang dipadatkan melebihi 200 mm, maka tambahan vibrasi bagian dalam (internal vibrating)
secukupnya hams diberikan meliputi seluruh lebar pelat untuk menghasilkan pemadatan sepenuhnya.
Setelah setiap 1,5 m panjang pelat dipadatkan, balok vibrasi harus ditanik kembali 1,5 m, kemudian
perlahan-lahan didorong maju sambil melakukan penggetaran diatas permukaan yang telah dipadatkan
untuk memberikan suatu perrnukaai akhir yang halus.
Kemudian permukaan tersebut hams diratakan menggunakan sebuah alat straight-edge penggaruk dengan
panjang mata pisau tidak kurang dan 1,8 m sekurang-kurangnya 2 lintasan. Jika permukaan ergaruk secara
meluas oleh alat straight-edge te:rsebut, yang menunjukkan ketidakrate.n perniukaan, maka suatu lintasan
balok bervibrasi hams dilakukan, diikuti dengan lintasan lanjutan menggunakan alat straight-edge
penggaruk.
7.16.5 PEKERJAAN PENYELESAIAN
(1) Penyelesaian Permukaan Selarna Konstruksi Awal Perkerasan Jalan Beton
Setelah penyelesaian sambungan-ambungan dan I intasan terakhir dan balok finishing dan sebelum
penerapan media perawat, permukaan perkerasan beton yang akan digunakan sebagai permukaan jalan
harus diberi alur (groove) atau disikat dalam arah tegak lums terhadap garis sumbujalan yang bersangkutan.
Penyelesaian dengan penyikatan harus dilaksanakan dengan sebuah sapu kawat yang Iebarnya kurang dan
450 mm. Berkas kawat sapu yang digunakan harus pada mulanya berukuran panjang 100 mm terbuat dan
kawat berukuran 32 gauge. Sapu tersebut harus tediri dan 2 bans berkas-berkas kawat yang berjarak antar
sumbu 20 mm dan berkasberkas dalam satu bans hams berjarak 10 mm pusat ke pusat dan dipasang
ditengahtengah celah antara berkas-berkas pada bans Iainnya. Berkas-berkas tersebut masingmasir g hams
diganti bila berkas yang tenpendek telah aus menjadi 90 mm.
(2) Perawatan
Segera setelah penyapuan dan perapian tepi selesai, penawatan beton hams dimulai.
Permukaan terbuka dan beton yang baru dicon harus dilindungi terhadap pengamh matahani, angin, dan
hujan dengan menggunakan narigka-rangka yang ditutup dengan bahan-bahan yang bersifat merefleksi
panas dan hujan. Setiap nangka hanus dipasang segena setelah penyelesaian penlakuan permukaan beton
yang bensangkutan dan dengan suatu cara sedemikian mpa sehingga penmukaan beton tidak tenganggu.
Permukaan tensebut harus diperiksa secana teratun untuk memastikan waktu tencepat/terawal pada saat
mana permukaan tersebut dapat menahan penghampanan bahan yang bensifat menyimpan lengas. Bahan
mi harus berupa dua lapisan kain goni (burlap) atau dua lembaran katun, atau selapis pasin atau bahan
bensifat sangat menyerap Iainnya yang disetujui. Bahan apapun yang digunakan harus dijaga agar tetap
basah untuk jangka waktu tidak kurang dan 5 han, sampai suatu tingkat yarg menjamin bahwa 100 %
kelembaban dipentahankan pada permukaan beton. Kegiatan pengeconan
7-135

Edis, Desember 2005


beton harus ditunda jika penyediaan air tidak cukup baik untuk perawatan dan pengecoran, atau bila bahan
perawatan !ainnya tidak cukup tersedia dilokasi pekerjaan.
Bila penggunaan suatu membran (suatu lapisan tipis) senyawa perawat disetujui oleh Direksi Pekerjaan
maka harus sesuai dengan ASSHTO M 148, jenis 2. Senyawa tersebut harus digunakan pada permukaan
yang telah diselesaikan dengan menggunakan mesin penyemprot yang telah disetujui.
(3) Pembongkaran Acuan
Acuan tidak boleh dibongkar sampai beton yang baru dicor telab mengeras dalam waktu sekurang-
kurangnya 12 jam. Acuan tersebut harus dibongkar dngan hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada
perkerasan jalan.
Segera setelah acuan dibongkar, maka ujung-ujung semua siar muai (sambungan ekspansi) dan seluruh
lebar bagian yang akan terbuka 1arus dibersihkan dan beton untuk seluruh tebal pelat yang bersangkutan.
Setiap daerah yang menunjukkan adanya sedikit keropos harus ditambal dengan adukan yang terdiri dan
satu bagian semen dan dua bagian agregat halus berdasarkan berat. Bila Direksi Pekerjaan menganggap
bahwa tingkat keropos yang ada sedemikian rupa sehingga pekerjaan tersebut tidak dapat diterima, maka
Kontraktor harus membongkar bahan yang rusak dan menggantikannya dengan bahan yang dapat diterima
atas biayanya sendiri. Bagian yang dibongkar tersebut harus untuk seluruh tebal dan lebar pelat yang
bersangkutan dan sekurangkurangnya sepanjang 3 meter.
(4) Persyaratan Permukaan
Sctelah beton cukup mengeras, permukaan yang bersangkutan selanjutnya harus di* untuk diperiksa
kebenarannya (trueness,), dengan menggunakan straight-edge berukura:
3 meter yang disetujui dan diletakkan dia.as permukaan yang bersangkutan pada posis yang berurutan dan
saling meliputi (overlap) 1,5 meter melintasi seluruh permukaar’. Setiap bagian permukaan yang jika diuji
dalam arah membujur, menunjukkan sua:. perbedaan atau menyimpang dan aiat pengujian lebih dan 4 mm
tetapi tidak lebih dan 8 mm harus dibeni tanda dan segera digeninda dengan suatu alat gerinda yang
disetuju sampai perbedaan tersebut tidak lebih dan 4 mm. Perhatian khusus harus diberikan bila memeniksa
sambungan melintang untuk menjamin bahwa knitenia mi terpenuhi. Bila perbedaan atau penyimpangan
terhadap alat penguj Ian lebih dan 8 mm, maka perkerasan harus dibongkar dan diganti oleh Kontraktor
atas biayanya sendiri. Bagianbagian yang dibongkar tersebut harus sekurang-kurangnya sepanjang 3 meter
dan untuk seluruh tebal dan lebar pelat yang bersangkutan.
Penyimpangan perrnukaan maksimum yang diperbolehkan dibawah alat sraight-edge 3 meter yang
ditempatkan dalam segala arah beton yang akan dilapis ulang dengan suatu lapisan aspal tidak boleh
melebihi 10 mm.
(5) Pengamanan Perkerasan Jalan
Kontraktor harus memasang dan memelihara perintang-perintang yang sesuai dan harus memperkerjakan
tenaga pengawas untuk mencegah lalu lintas umum serta para pegawainya, dan wakil-wakilnya melintasi
perkerasan yang baru dibangun sampal perkerasan tersebut dibuka untuk penggunaan. Perintang-perintang
mi harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu lalu lintas umum pada setiap jalur yang
dimaksudkan untuk tetap dibuka. Kontraktor harus memelihara rambu-rambu dan lampu-lampu pengatur
yang secara jelas menunjukkan setiap jalur yang terbuka untuk
7 136
-

Edis, Dese,,,ber 2005


umum. Dimana lalu lintas perlu melintasi perkerasan jalan tersebut, Kontraktor harus membangun
penyeberangan yang sesuai untuk menjembatani beton yang bersangkutan atas biayanya sendiri,
sebagaimana disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Dimana suatu jalur lalu lintas umum yang telah ditetapkan bersambungan dengan pelat atau jalur yang
sedang ditempatkan, Kontraktor harus menyediakan, memasang dan kemudian memindahkan pagar
pengaman seinentara sepanjang garis pembagi yang telah ditetapkan yang harus dipertahankan disitu
sampai pelat beton yang bersangkutan dibuka untuk lalu lintas. Perencanaan operasi Kontraktor harus
sedemikian rupa untuk meniadakan setiap gangguan terhadapjalur ataujalur-jalur lalu lintas umum.
Bila ruang bebas antarjalur-jalur lalu lintas umum dan peralatan operasional Kontraktor terbatas, maka
harus digunakan peralatan khusus yang dirancang untuk mengirim ke dan rneninggalkan daerah dalam
lebar pelat beton yang sedang ditempatkan tanpa menggangu jalur umum manapun.
(6) Pembukaan Untuk Lalu-lintas
Direksi Pekerjaan akan menentukan pada saat mana perkerasan boleh dibuka untuk lalu lintas. Dalam
segala hat, jalan tidak boleh dibuka untuk lalu lintas sebelum hasil terhadap sampel yang dicetak dan
dilapisi pengawet menurut AASHTO T 23 mencapai kekuatan lentur minimum tidak kurang dan 90 %
kekuatan minimum umur 28 han, sebagaimana ditentukan pada Spesifikasi i, ketika ditest dengan third
point method. Bila tidak ada test, perkerasan tak boleh dibuka untuk lalu lintas sebelum 14 han dan saat
beton dihamparkan. Sebelum lalu lintas dibuka, perkerasan harus dibersihkan dan penutup (sealing)
sambungan sudah sempurna.
7.16.6. SAMBUNGAN (JOINT)
Sambungan harus dibuat dengan tipe, ukuran dan pada lokasi seperti yang ditentukan dalam Gambar.
Semua sambungan harus dilindungi agar tidak kemasukan material yang tidak dikehendaki sebelum ditutup
dengan bahan pengisi.
(1) Sambungan Memaniang (longitudinal /oints)
Batang baja ulir (deformed) dengan panjang, ukuran, dan jarak seperti yang ditentukan hams diletakkan
tegak lurus dengan sambungan memanjang memakai alat mekanik atau dipasang dengan besi penahan
(chair) atau penahan lainnya yang disetujui, untuk mencegah perubahan atau dima.sukkan tabung
kecuali untuk kepenluan pelebaran nantinya. Bila tertera dalam Gmbar dan bila lajur perkerasan yang
berdekatan dilaksanakan terpisah, acuan baja harus digunakan untuk membentuk “keyway’ (takikan)
sepanjang sambungan konstruksi. Tie bars, kecuali yang terbuat dan baja rel, dapat dibengkokkan dengan
sudut tegak lurus acuan dan lajur yang dilaksanakan dan diluruskan kembali sampai posisi tertentu sebelum
beton pada lajur yang berdekatan dihamparkan atau sebagai pengganti tie bars yang dibengkokkan dapat
digunakan 2 batang tie bar yang disambung (two-piece connectors).
Sambungan memanjang acuan (longitudinal form join) terdiri dan takikan I alur ke bawah memanjang pada
permukaan jalan. Sambungan tersebut harus dibentuk dengan alat mekanikal atau dibuat secara manu1
dengan ukuran dan garis sesuai Gambar, sewaktu beton masih mudah dibentuk. Alur ml harus diisi dengan
kepingan (fIller,) material yang telah tercetak (premolded) atau dicor (poured) dengan material penutup
sesuai yang disyaratkan.
7-137

Edis Desember 2005


Sambungan memanjang tengah (longitudinal centre joint) harus dibuat sedemikian rupa sehingga ujungnya
berhubungan dengan sambungan melintang (transverse joint), bila ada.
Sambungan memanjang gergajian (longitudinal sawn joint) harus dibuat dengan pemotongan beton dengan
gergaji beton yang disetujui sampal kedalaman, lebar dan garis sesuai Gambar, Untuk menjamin
pemotongan sesuai dengan garis pada Gambar, harus digunakan alat bantu atau garis bantu yang memadal.
Sambungan memanjang mi harus digergaji sebelum berakhimya masa perawatan beton, atau segera
sesudahnya sebelurn peralatan atau kendaraan diperbolhkan memasuki perkerasan beton baru tersebut.
Daerah yang akan digergaji harus dibersihkan dan sambungan harus segera diisi dengan material penutup
(sealer) sesuai dengan yang disyaratkan.
Sambungan memanjang tipe sisip permanen (‘longitudInal permanent Insert type joints) harus dibentuk
dengan menempatkan lembaran plastik yang tidak akan bereaksi secara kimiawi dengan bahan kimia beton.
Lebar lembaran mi harus cukup untuk membentuk bidang yang diperlemah dengan kedalaman sesuai
Gambar. Sambungan dengan bentuk bidang lemah (weaken plane type joint) tidak perlu dipotong
(digergaji), Ketebalan kepingan tidak boleh kurang dan 0,5 mm dan harus disisipkan memakai alat mekanik
sehingga dijamin tetap berada pada posisi yang tepat. Ujung atas lembaran mi harus berada dibawah
permukaan akhir (finished surface) perkerasan sesuai yang tertera pada Gambar.
Kepingan sisipan mi tidak boleh rusak selama pemasangan atau karena pekerjaan JinIshing pada beton.
Garis sambungan harus sejajar dengan garis sumbu (‘centre line jalan dan jangan terlalu besar perbedaan
kerataannya. Alat pemasangan mekanik harus menggetarkan beton selama kepingan itu disisipkan
sedemikian rupa agar beton yang terganggu kembali rata sepanjang pInggiran kepingan tanpa menimbulkan
segregasi.
(2) Sambungan Ekspansi Melintang (transverse expansion Joints)
Filler (bahan pengisi) untuk sambungan ekspansi (expansion joint filler,) harus menerus dan acuan ke
acuan, dibentuk sesuai dengan subgrade dan takikan sepanjang acuan. Filler sambungan pracetak ore-forni
jOint filler) harus disediakan dengan panjang yang sama dengan lebarjalan atau sama dengan lebar satu
lajur. Filler yang rusak atau yang sudah diperbaiki tidak boleh digunakan, kecuali bila disetujui Direks
Pekerj aan.
Filler sambungan mi harus ditempatkan pada posisi vertikal. Alat bantu ata. pemegang yang disetujui
harus digunakan untuk menjaga agarfiller tetap pada gars dan alinyemen yang semestinya, sciama
peughamparan dan penyelesaian betor. Perubahan posisi akhir sambungan tidak boleh lebih dan 5 mm pada
alinyemer honisontalnya menurut garis lurus. Bila filler dipasang berupa bagian-bagian, maka diantara
unit-unit yang berdekatan tidak boleh ada celah. Pada ambungan ekspans. itu tidak boleh ada sumbatan atau
gumpalan beton.
7-138

Edisi Desernber 2005


(3) Samburgan Kontraksi MeIintan (transverse contraction joints)
Sambungan mi terdiri dan bidang-bidang yang diperlemab dengan membuat takikan/alur dengan
pemotongan permukaan perkerasan, disamping itu bila tertera pada Gambar juga harus mencakup pasangan
alat transfer beban Coad transfer assemblies).
(a) Sambungan kontraksi kepinan melintang (transvers_sJp_coitraçjion foinfs)
Sambungan mi harus dibentuk dengan memasang kepinn sebagaimana tertera
pada Gambar.
(b) Takikan/alur (formed grooves)
Takikan mi harus dibuat dengan menekankan alat kedalam beton yang masih plastis. Alat tersebut harus
tetap ditempat sekurang-kurangnya sampai beton mencapal pengerasan awal, dan kemudian harus dilepas
tanpa merusak beton didekatnya, kecuali bila alat itu memang dinancang untuk tetap terpasang pada
sambungan.
(c) Sambungan gergajian (sawn contraction loin(s)
Sambungan mi harus dbuat dengan membuat alur dengan gergaji pada permukaan perkerasan dengan
lebar, kedalaman, janak dan garis sesuai yang tercantum pada Gambar, dengan gergaji beton yang disetujui.
Setelah sambungan digergaji, bekas gergajian dan permukaan beton yang berdekatan harus dibersihkan.
Penggergajian harus dilakukan secepatnya setelah beton cukup keras agar penggergaj Ian tidak
menimbulkan keretakan, dan jangan lebih dan 18 jam setelah pemadatan akhir beton. Sambungan harus
dibuat/dipotong sebelum terjadi retakan karena susut, Bila penlu, penggergajian dapat dilakukan pada
waktu slang dan malam dalam cuaca apapun.
Penggergajian harus ditangguhkan bila didekat tempat sambungan ada retakan. Penggergajian harus
dihentikan bila retakan terjadi didepan gergajian. Bila retakan sulit dicegah ketika dimulal penggergajian,
maka pembuatan sambungan kontraksl harus dibuat dengan takIkan/alur sebelum beton mencapai
pengeringan tahap awal sebagaimana dijelaskan di atas. Secara umum, penggergaj Ian harus dilakukan
berurutan.
(d) Sambungan kontraksi acuan mel intang (transverse formed contraction join(s)
Sambungan mi harus sesuai dengan ketentuan Pasal 7,16.6(l) untuk sambungan
memanjang acuan (longitudinal form joints)
(4) Sambungan Konstruksi Melintang (transverse construction joints)
(a) Perkerasan jalan beton bertulang biasa
Sambungan-sambungan darurat pada perkerasan beton hanya boleh dipasang bila terjadi kerusakan mosin
atau cuaca yang merugikan dan tidak boleh dibangunldibuat kurang dan 3 m dan suatu sambungan ekspansi
atau kontraksi.
7-139

Ed/st Desember 2005


Sambungan-sambungan darurat tersebut harus dibentuk dengan bantuan suatu bagian acuan yang dibor dan
dibelah (‘split Cross) melalui mana tulangan biasa dan batang-batang pengikat hai’us lewat.
Tulangan bi asa harus diperpanj ang melewati sambungan sekurang-kurangnya sepanjang 500 mm. Batang-
batarg pengikat harus berdiameter 12 mm dan sepanjang 1 m, dipasang berjarak antara 600 mm pada
tengah tebal pelat. Sebagai tambahan tulangan biasa harus diperpanjang secukupnya untuk memungkinkan
tulangan panel berikutnya saling melewati dan terikat sepenuhnya. Sehagai pilihan, sambungan-sambungan
darurat dalam bentuk sambungan-sambungan kontraksi dapat diadakan tidak kurang 2,5 m dan suatu
sambungan melintang yang dikonstruksi sebelumnya di ana tidak ada beton yang berdampingan telah
dihampar/dicor. Setiap pelat berdampingan berikutnya yang diikat harus mempunyai suatu sambungan
segaris dengan sambungan darurat tersebut. Jika beton yang berdampingan telah dihampar maka setiap
sambungan darurat harus segaris dan sesuai dengan sambungan dalam beton itu.
Sambungan-sambungan yang dibuat pada akhir kerja, yang bukan sambungansambungan darurat, harus
merupakan sambungan kontraksi atau sambungan ekspansi.
(b) Perkerasan beton bertulang menerus
Lokasi sambungan-sambungan konstruksi harus diusulkan oleb kontraktor dan mendapat persetujuan
Direksi Pekerjaan. Sambungan-sambungan tersebut harus dibuat dalam suatu garis lurus, tegak lurus atau
sejajar dengan sumbu memanjangjalur kendaraan dan di konstruksi sebagaimana diperlihatkan dalam
Gambar.
(5) Srnbungan_Memjjr
Sambungan-sambungan membujur harLs dibuat antara tepi-tepi jalur lalu lintas atau
sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar.
Lebar maksimum pelat tidak boleh lebih dan 4,50 m antara sambungan-sambungan membujur atau antara
sambungan membujur dan tepi perkerasan.
Batang-batang pengikat harus dipasang atau disisipkan tegak lunis terhadap garis sambungan membujur,
dan sambungan tersebut disegel sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 6.3.6(7), Batang-batang tersebut
harus ,erdiameter 12 mm, 1 meter panjang berupa batang berulir yang bertegangan Ide!’ tinggi. Batang-
batang tersebut harus dipasang secara horizontal pada tengah-tengah rebal pelat dengan jarak antara 600
mm.
Bila perkerasan dibangun dengan lebar lebih dan lebar satu jalur dalam satu operasi, maka suatu crack
inducer berupa batang tipis dan kayu atau bahan sintetis atau pelat tipis yang disetujui harus dipasang
dengan kokoh pada badan jalan sepanjang garis sambungan dalam batas toleransi horizontal ± 5 mm, dan
dicetak kedalam dasar pelat yang bersangkutan. Suatu alur harus dibuat pada puncak pelat tersebut, dan
ditempatkan vertikal diatas sumbu pelat tipis tersebut dengan suatu batas toleransi horizontal 12 mm. Alur
mi tidak boich menyimpang dan garis umum sambungan-sambungan yang bersangkutan. Kedalaman
gabungan alur dan crack inducer harus berada pada seperempat dan sepertiga ketebalan pelat yang
bersangkutan dan perbedaan antara kedalaman alur puncak dan tinggi crack inducer pada dasar hams tidak
lebih besar dan
7- 140

Edis, Deseniher 2O5


12 mm. Jika alur-alur dibuat dengan menggergaji, maka kedalaman alur tersebut harus antara seperempat
dan sepertiga ketebalan pelat, dan puncak batang pengikat harus sekurang-kurangnya 20 mm dibawah dasar
alur tersebut, crack inducer dapat ditiadakan.
Bila suatu crack inducer digunakan dalam perkerasan beton bertulang yang dikonstruksi dalam 2 atau 3
lebar jalur dalam satu operasi, maka Kontraktor dapat menggantikan batang-baLang pengikat dan tulangan
biasa dengan lembar-lembar anyaman baja tulangan khusus yang diperpanjang paling sedikit 600 mm pada
tiap sisi sambungan yang bersangkutan, membentuk tulangan memanjang sebagaimana yang disyaratkan
dalam kontrak dan tulangan melintang berdiameter 8 mm denganarak antara 200 mm. Lembaran anyaman
tulangan tersebut harus diletakkan pada elevasi tulangan lainnya.
l3ila suatu jalur kendaraan beton bertulang 3 jalur dikonstruksi dalarn 2 lebar pelat, maka sambungan
membujur antara pelat-pelat tersebut harus berada pada sumbu jalur kendaraan dan harus dikonstruksi
dengan batang-batang pengikat sebagaimana ditetapkan diatas. Setiap pelat yang dikonstruksi harus
mempunyai lembar anyaman baja tulangan khusus yang ditempatkan secara sentral dan jenis yang
ditetapkan untuk perkerasan yang dikonstruksi selebar 2 atau 3 jalur dalam satu operasi. Panjang tulangan
melintang dalam lembar anyaman baja tulangan khusus tersebut harus 603 mm lebih panjang dan pada
sepertiga lebar pelat.
(6) Alur Pada Sambungan
Alur-alur dipermukaan beton pada sambungan-sambungan harus dibentuk dengan cara yang disetujui oleh
Direksi Pekerjaan. Alur-alur tersebut dapat dibentuk pada waktu beton masih dalam keadaan plastis atau
digergaji setelah beton mengeras. Bagian alur yang akan ditutup/disegel harus mernpunyai sisi yang benar-
benar vertikal dan sejajar, kecuali jika cetakan-cetakan khusus digunakan pada waktu beton dalam keadaan
plastis, untuk migaris sumbu cetakan hrus vertikal,
Alur-alur harus ditutup/disegel sesuai dengan Pasal 7.16.6 (7).
Jika alur-alur tersebut dibuat dengan digergaji, maka kontraktor harus membentuknya
sebagai berikut:
(a) Sambunan kontraksi
Celah-celah harus digergaji sampai kedalaman yang disyaratkan oleh Pasal
7.16.6 (3) dan harus mempunyai lebar yang memadai tidak lebih dan 20 mm.
(b) Sambungan ekspansi
(i) Celah-celah harus digergaji sampai kedalaman dan leba penuh yang diperlukan untuk segel seperti
diperlihatkan dalam Gambar, atau
(ii) Dua celah digergaji, masing-masing satu sepanjang tiap tepi dan bahan pengisi sambungan sampai
kedalaman segel, dan bahan diantara celahcelah tersebut dibuang. Jarak kes&uruhan antara tepi-tepi bagian
luar dan kedua celah tersebut hams merupakan lebar segel yang disyaratkan.
Penggergajian awal harus diselesaikan secepat mungkin dan selalu dalam batas waktu 18 jam dan setelah
pemadatan akhir beton.
7-141
Ed/si Descn,ber 2005
Alur-alur sambungan ekspansi dan sambungan konstruksi yang lebih lebar dan 5 mm harus disegel
permanen atau sementara sebelum lalu lintas menggunakan perkerasan yang bersangkutan. Celah-celah
yang kurang lebar harus digergaji sampai lebar dan kedalaman penuh yang disyaratkan dan segera
dipasangi segel permanen.
Bila alur dibentuk/dicetak, Kontraktor harus memperagakan hingga memuaskan Direksi Pekerjaan bahwa
permukaan akhir yang melalui sambungan tersebut dapat diperoleh dalam batas toleransi yang
bersangkutan. Mat pembentukan harus meliputi sebuah pelat vibrasi horizontal dengan lebar sekurang-
kurangnya 300 mm melintasi garis sambungan, atau alat yang sejenis, untuk menjamin bahwa beton
sepenuhnya dipadatkan kembali paa tempatnya, dan menggunakan sebuah batang perata yang cukup lebar
untuk menjamin permukaan akhir akan memuaskan. Bila alur-alur yang dibentuk lebih lebar dan 12 mm,
maka cara pembentukan yang dipakai adalah dengan menyisihkan dan pelat volume beton yang perlu
dipindahkan untuk, membentuk alur tersebut. Alat pembentuk tidak boleh dipasang pada mesin
penghampar beton beracuan geser,jika mesin tersebut harus berhenti untuk membentuk sambungan
tersebut. Jika timbul tonjolan-tonjolan kasar pada waktu alur-alur dibuat, maka bagianbagian tersebut harus
digerinda untuk membentuk suatu radius kira-kira 6 mm atau suatu pembulatan sudut tepi pelat selebar
kira-kira 6 mm.
Bila perkerasan dikonstruksi selebar dua atau tiga jalur dalam satu operasi, maka sambungan atau
sambungan-sambungan membujur dapat dibentuk dengan menyisipkan didepan batang perata alat pelapis
beton, suatu batang tipis yang dibentuk sebelumnya yang disetujui dan suatu alat penyalur yang
diperlengkapi alat pemadat bervibrasi. Batang tipis tersebut harus cukup kaku untuk memungkinkan batang
tersebut ditempatkan secara vertikal dan cukup dalam sehingga kedalaman total batang tipis dan crack
inducer akan berada antara seperempat dan seperti a ketebalan pelat yang bersangkutan. Cara penempatan
batang tipis tersebut harus menjamin bahwa letaknya vertikal. sesuai dengan alinyemen yang benar, pada
kedalaman yang cukup untuk mernungkinkan dill ntasi oleh baok finishing atau mesin pengalur beton
plastis. dan dalarn posisi yang benar. Beton yang dipindahkan oleh batang tipis tersebut harus dipadatkan
dengan layak kedalarn pelat dalam batas toleransi-toleransi permukaan yang diizinkan dalam Pasal
7.16.5.(4). Bila pelat-pelat tepinya berbatasan, maka suatu batang tipis yang dibentuk sebelumnya yang
disetujui harus dipasang pada tepi pelat beton yang telah inengeras membentuk sambungan membujur.
Bila perkerasan dan bahan lentur dan pelat beton berbatasan dalam arah membujur pada elevasi permukaan
jalan, maka suatu alur selebar 10 mm dan sedalam 20 sampai 25 mm harus dibentuk atau digergaji,
kemudian disegel/ditutup sesuai dengan Pasal 7.16.4(7) dengan menuang suatu bahan segel yang cocok
untuk kedua perkerasan tersebut,
(7) Penyegelan (Penutup Alur
Sebelurn lalu lintas diperkenankan mempergunakan perkerasan jalan dan sebelum penyegelan permanen,
alur-alur harus dibersihkan dan setiap kotoran atau bahan lepas dan harus dilindungi dengan memasukkan
suatu kepingan penyegel sementara sebagairnana disetjui oleh Direksi Pekerjaan. Sebagai alternatif dalani
hal sambungan dibentuk dimana suatu bahan pengisi sementara atau pembentuk digunakan, maka bahan
tersebut dapat dihiarkan pada posisinya sampai sambungan-sambungan slap untuk penyegelan permanen.
7- 142

Edisi Deseniber 2005


Suatu alur penyegel harus dibuat langsung di atas bahan pengisi sambungan pra-bentuk dan disegel
sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 7.16.6(8).
Tulangan harus ditempatkan pada posisi yang diperlihatkan dan beton dicor denga: tangan dalam ruang
antara pelat utama dan kerangka bak kontrol. Beton harus memenuhi persyaratan-persyaratan kekuatan
yang diberikan dalam Pasal 7.16.3.(3), dan campuran tersebut harus dirnodifikasi untuk memungkinkan
pemadatan penuh dengar. cara-cara yang dipakai.
(9) Alat Transfer Beban (load transfer devices)
Bila digunakan dowel (batang baja polos), maka harus pasang sejajar dengar perrnukaan dan garis sumbu
perkerasan beton, dengan memakai pengikatlpenahan logam yang dibiarkan terpendam dalam perkerasan.
Ujung dowel harus dipotong agar permukaannya rata. Ukuran bagian dowel yang harus dilapisi aspal atau
pelumas lain harus sesuai yang tertera pada Gambar, agar bagia:
tersebut tidak ada lekatan dengan beton, penutup (selubung) dowel dan PVC atau logan yang disetujui
Direksi Pekerjaan harus dipasang pada setiap batang dowel pada sambungan ekspansi. Penutup itu harus
berukuran pas dengan dowel dan bagian ujur yang tertutup harus tahan air.
Sebagai pengganti dowel pada sambungan kontraksi, batang dowel bisa diletakka dalam seluruh ketebalan
perkerasan dengan alat mekanik yang disetujui Direks:
Pekerjaan.
(10) Menutup Sambungan (sealing joint)
Sambungan harus ditutup segera sesudah selesai proses perawatan uring beton d2:
sebelum jalan terbuka untuk lalu lintas, termasuk kendaraan Kontraktor. Sebelu ditutup, setiap sambungan
harus dibersihkan dan material yang tidak dikehendak. termasuk bahan perawatan (jnembrane curing
compound) dan permukaan sambunga:
harus bersih dan kering ketika diisi dengan material penutup.
Material penutup (joint sealer) yang digunakan pada setiap sambungan hams sesca dengan yang tertera
pada Gambar atau perintah Direksi Pekerjaan.
Material penutup harus diaduk selama pemanasan untuk mencegah pemanasan yar. berlebihan secara tidak
merata. Waktu dituangkan, jangan sampai material mi tumpa1-. pada permukaan beton yang terbuka.
Kelebihan material pada permukaan beton harus segera dIbersihkan. Penggunaan pasir atau material lain
sebagai pelindung materia penutup tidak diperbolehkan.
7.16.7 PENGENDALIAN KUALITAS DILAPANGAN
(1) Umum
Kontrakior harus bertanggung jawab penuh untuk menjamin bahwa kualitas betc•:
memenuhi Spesifikasi dan tanggungjawab mi tidak dapat dihilangkan dengan pengujia:
yang telah dilaksanakan dan disetujui Direksi Pekerjaan.
7- 144

Edisi Deseniber 2005


(2) Pengulian Untuk Sifat Kemudahan Pengeijgg
Satu atau Iebih pengujian ‘Slump’ sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, harus dilaksanakan
untuk setiap takaran beton yang dihasilkan, dan pengujian tersebut tidak akan dianggap telah dilaksanakan
kecuali telah disaksikan oleh Direksi Pekerjaan atau wakil—wakilnya.
(3) ianKekuatan
Kontraktor harus melaksanakan tidak kurang dan satu pengujian kekuatan untuk setiap 20 meter kubik atau
sebagian dan padanya, beton yang dicorSetiap pengujian harus termasuk pembuatan tiga contoh yang
identik untuk diuji pada umur 3, 7, dan 28 ban. Tetapi bilajumlah beton yang dicor dalam satu han
memberikan kurang dan 5 contoh untuk diuji, maka contoh-contoh harus diambil dan 5 takaran yang dipilih
secara sembarangan. Contoh pertama dan contoh-contoh mi harus diuji pada umur 3 han disusul dua oleh
pengujia9 lebih lanjut pada umur 7 dan 28 han.
(4) Penguiian Tambahan
Kontraktor harus melaksanakan suatu pengujian tambahan yang mungkin diperlukan untuk menetapkan
kualitas bahan-bahan, campuran atau pekerjaan beton yang telah selesai, sebagaimana diarahkan oleh
Direksi Pekerjaan. Pengujian tambahan mi dapat meliputi
(i) Pengujian yang bersifat tidak merusak dengan menggunakan scierometer atau alat penguji lainnya.
(ii) Pengambilan dan pengujian inti beton.
(iii) Pengujian lain semacam itu sebagaimana ditetapkan Direksi Pekerjaan.
7.16.8 PENGUKURAN DAN PEMBAVARAN
(1) fgukuran
(a) Perkerasan alan beton
(i) Beton untuk perkerasan jalan harus diukur dalam jumlah meter kubik yang telah ditempatkan dan
diterima dalam pekerjaan sesuai dengan ukuran-ukuran sebagaimana dipenl ihatkan dalam gambar. Volume
yang diukur harus merupakan basil perkalian dan lebar jalur kendaraan yang diukur tegak lurus terhadap
garis sumbu jalur kendaraan yang bersangkutan, dikalikan dengan panjang jalur kendaraan yang diukur
sepanjang garis sumbunya dikalikan dengan tebal lapis perkerasan tegak lurus dasar badan jalan. Tidak ada
pengurangan akan diadakan untuk lubang-lubang yang luasnya kurang dan satu meter persegi.
(ii) Kuantitas yang diukur tidak termasuk daerah dimana perkerasan jalan beton lebih tipis dan ketebalan
yang ditetapkan, daerah pelat yang sudut tepinya pecah atau retak yang tidak dapat diterima oleb Direksi
Pekerjaan atau daerah-daerah dimana beton tidak mencapai kekuatan karakteristiknya.
7- 145

Edisi Desember 2005


(iii) Ketebalan perkerasan jalan beton yang diukur untuk pembayaran dalam segala hat harus merupakan
ketebalan nominal rencana sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar. Dtlam hal Direksi Pekeilaan
menyetujui atau menerima suatu lapisan yang Iebih tipis yang cukup menurut alasanalasan teknis, maka
pembayaran untuk perkerasan jalan beton tersebut diadakan dengan menggunakan suatu harga satuan yang
diubah sama dengan
Harga satuan penawaran x Ketebalan nominal yang diterima
Ketebalan nominal rencana
4

Tidak ada penycsuaian harga satuan semacam itu dapat diadakan untuk perkerasan yang diterima dengan
ketebalan-ketebalan melebihi ketebalan nominal rencana yang diperlihatkan dalam Gambar, kecuali jika
penambahan ketebalan tersebut telah diperintahkan secara khusus atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan
secara tertulis sebelum perkerasan jalan beton yang bersangkutan dihampar.
(iv) Di mana pembetulan terhadap perkerasan jalan beton yang tidak memuaskan telah diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan sesuai dengan Pasal 7.16.1(9) dan 7.l.(9), maka kuantitas yang. diukur untuk pembayaran
harus sesuai dengan apa yang seharusnya akan dibayar seandainya pekerjaan semula telah dapat diterima.
Tidak ada pembayaran yang diperlukan untuk pembatulan tersebut.
(b) Tulangan
(i) Tulangan baja akan diukur untuk pembayaran sebagai jumlah kilogram yang dipasang ditempat yang
bersangkutan dan diterima oleh Direksi Pekerjaan. Jumlah kilogram tersebut harus dihitung dan panjang
batang yang sebenarnya dipasang, atau luas sebenarnya dan anyaman baja tulangan yang dipasang, dan
berat satuan dalam kilogram per meter panjang untuk batang atau kilogram per meter persegi untuk luas
anyaman yang disetujui. Berat satuan yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan harus berdasarkan berat
nominal yang diberikan oleh pabrik baja yang hersangkutan atau, jika Direksi Pekerjaan memerintahkan
demikian, berdasarkan penguj ian-penguj ian penimbangan sebenarnya yang dilaksanakan oleh Kontraktor
terhadap contoh-contoh yang dipilih oleh Direksi Pekerjaan.
Bila batang-batang berukuran lebih besar dipakai sebagai peogganti atas permintaan Kontraktor, maka
batang-hatang tersebut harus diukur seakan-akan batang tersebut sama dengan yang dipertihatkan dalam
Gambar. Sambungan-sambungan yang ditambahkan oleh Kontraktor demi kepentingannya tidak akan
diukur.
(ii) Jepitan, ikatan dudukan, penunjang, batang dowel, batang pengikat (tiebar,), pemisah atau bahan
lainnya yang digunakan untuk menempatkan atau mengikat baja tulangan supaya tetap ditempat, tidak
boleh termasuk dalam berat untuk pembayaran.
(iii) Panjang lewatan dan sambungan-sambungan kecuali secara khusus diperlihatkan dalam Gambar, tidak
akan diukur untuk pembayaran.
7 146
-

d,ci Desember 2005


(c) Sambungan
Sambungan-sambungan pada perkerasan jalan beton termasuk batang dowei dan batang pengikat (tie-bar), tidak boleh
diukur untuk pembayaran, biayanya dianggap telah termasuk dalam harga Penawaran untuk Beton.
(d) MernbranggpjE
Membran kedap air, bila digunakan harus diukur untuk pernbayaran sebagai juinlah meter persegi yang sesungguhnya
dihampar dibawah perkerasan jalan beton. Luas yang diukur harus sama dengan luas untuk beton yang dihampar
diatasnya sebagaimana ditetapkan dalarn pasal 7.16.8.(1) (a)-(i). Panjang lewatan dan bahan yang ditempatkan diluar
daerah perkerasan jalan beton tidak akan diukur untuk pembayaran.
(2) Pembayaran
Kuantitas beton yang ditentukan sebagairnana diberikan diatas, dibayar menurut harga penawaran per satuan
pengukuran untuk jenis pembayaran yang diberikan dibawah mi dan tercantum dalam daftar harga penawaran.
Harga-harga dan pembayaran tersebut hams dianggap merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan semua beton
mutu K350, besi tulangan sambungan meiintang dan memanjang, membran kedap air, agregat dan semen, untuk
pencampuran, penempatan, perataan, penyelesaian, perawatan dan perlindungan beton, untuk menyediakan,
menempatkan, dan membongkar acuan-acuan serta perisai-perisai batang pengikat, untuk melengkapi dan
inenempatkan semua bahan-bahan untuk pembuatan sambungan, untuk menggergaj i dan menyegc sambungan-
sambungan dan sebagainya, dan semua tenaga kerja, peralatan serta pengeluaran tambahan Iainnya.

7 - 147

.
Nomor Mata U ra ian Satuan
Pembayaran Perkerasan Jalan Beton Pengukuran
-

7.16(1) Meter Kubik


Edisi Desember 2O

SEKS 7. 17
WET LEAN CONCRETE
7.17.1 UMUM
(I) Uraian
Pekerjaan mi meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, material, dan pelaksar. semua pekerjaan yang
berkaitan dengan pembuatan lapisn perata aeveling coz—: dan pekerjaan pelebaran perkerasan dengan wet
lean concrete, termasuk persia’ lapisan alas, pengangkutan dan penyiapan agregat, pencampuran,
pengadu.:.. pengangkutan, penuangan, pemadatan, finishing, pengawetan, pemel I haraan i pekerjaan
insidental yang berkaitan. Semua pekerjaan harus dilaksanakan sea. dengan Gambar Rencana, Spesifikasi,
dan instruksi Direksi Pekerjaan.
(2) Pekeriaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Scksi mi
(a) Persiapan Tanah Dsar (Subgrade Preparation,) : Seksi 3.3
(b) Lapis Pondasi Agregat Seksi 5.1
(c) Pekerjaan Beton Seksi 7.1
(d) Perkerasan Jalan Beton : Seksi 7.16
(3) Lapisan Alas
Bila wet lean concrete mi ditentukan untuk levelling course, maka sebe dilaksanakan, lapisan alas harus
bersih dan kotoran, lumpur, batu lepas, atau ba asing lainnya, dan diperiksa kepadatannya, kerataan
finishing dan perrnukaannya o Direksi Pekerjaan. Daerah yang tidak memenuhi ketentuan Spesiflkasi har..s
dibongkar, diperbaiki atau direkonstruksi sebagaimana perintah Direksi Pekerjaa-. Tidak ada pembayaran
langsung untuk pekerjaan pembongkaran, perbaikan. a rekonstruksi mi, karena merupakan
tanggungjawab Kontraktor.
(4) ,pjsan Alas Pasir (sand bedding)
Bila wet lean concrete ditentukan untuk pekerjaan pelebaran jalan, maka beton
harus diletakkan di atas alas yang sudah rata terdiri pasir alam setebal 4 cm. Pas.r alam yang tertinggal
(tidak lo!os) saringan No.200 dan yang fraksi halusnya nonplastis, dapat digunakan. Pasir dengan kadar air
yang memadai dihamparka. diatas subgrade dan diratakan. Alas yang sudah rata harus dapat dipadatkan
denga. roller yang paling besar yang dapat dipakai. Sebelum pengerjaan wet lean concrete. alas pasir harus
dibasahi dengan air.
7.17.2 BAHAN
Agregat, semen dan air harus memenuhi ketentuan minimal mutu beton K-125 path
Pasal 7.1.2 dalam Spesifikasi mi. Ukuran maksimum agregat harus dipilih oler
Kontraktor dan disesuaikan dengan kebutuhan pemakaian wet lean concrete, dar
harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

7 - 148
.d,s, Desember 2005
7.17.3 ?ENCAMPURAN DAN PENAKARAN
crbandingan jum0h semen dan agregat dalam ko :2i 2nuh (saturate I :urface dry condition) harus memadai
untuk memenuhi kete uan kuat pecah beton menurut Seksi mi, dan untuk menjaga konsistensi caniiurau.
-

-auandingan itu tidak boleh kurang dan 1: 2 4.


7.17.4 METODE KONSTRUKSI
(1) Cetakan (acuan)
Wet lean concrete untuk levelling course harus dituang dalam ctakan baja atau kayu secara cut off
screeding, dengan landai dan elevasi tertentu.
(2) Sambungan
Sambungan memanjang harus berjarak sekurang-kurangnya 20 cm dan sambungan memanjang perkerasan
beton yang akan dihampar diatasnya.
Sambungan konstruksi melintang dibuat pada akhir setiap pekerjaan pada han itu, dan harus niembentuk
permukaan vertikal melintang yang benar.
(3) Pencampuran, Pengangkutan, Penghamparan dan Pemadatan
Wet lean concrete harus dicampur, diangkut, dituang, disebar dan dipadatkan menurL’ ketentuan Pasal
7.1.3 dan 7.1.4.
7.17.5 PEKERJAAN PENYELESAIAN
(1) Finishing
Setelah pemadatan dan diratakan sampai bidang dan elevasi yang benar, wet lean concrete harus dilepas
(floating) sampai permukaan rata dan tidak ada permukaan yang lebih rendah atau pun daerah yang
terbuka. Kemudian permukaan harus diuji dengan paling sedikit dua kali geseran mal datar (straight-egde)
dengan panjang ma! tidak kurang dan 1,8 m.
(2) Perawatan Beton (Curing)
Wet lean concrete harus segera dirawat, setelah finishing selesai, untuk jangka waktu tidak kurang dan 7
han. Perawatan untuk permukaan harus dilakukan dengan salah satu metode berikut:
(a) Dilapisi penutup sampai lapisan perkerasan berikutnya dihamparkan dengan lembaran plastik kedap air,
dijaga tidak lepas dan permukaan, dan dengan sambungan yang saling menindih (overlap) sekurang-
kurangnya 300 mm dan dijaga sedemikian rupa untuk mencegah penguapan.
(b) Seluruh permukaan disemprot merata dengan bahan white pigmented curing compound.
7- 149

Edisi Desember 2005


(c) Seluruh perrnukaan disemprot air merata kontinyu, dan kondisi kelembaban dijaga agar tetap selama
masa perawatan.
7.17.6 PENGENDALIAN KUALITAS DILAPANGAN
(I) Pengujian Kekuatan
Untuk mi harus disediakan silinder uji tekan beton (compressive strength,), dengan diameter 15 cm dan
tinggi 30 cm, yang dibuat dan beton material ii’et lean concrete yang diambil di lapangan.
Satu silinder mewakili 50 m kubik wet lean concrete yang dihamparkan, dan tidak kurang dan tiga silinder
harus dibuat setiap han.
(2) Ketentuan Kuat Pecah Beton crushing strength)
Kuat pecah beton rata-rata pada umur 7 han dan setiap kelompok (group,) contoh
(specimen,) yang diambil pada setiap pelaksanaan pekerjaan tidak boleh kurang dar
30 kg/cm2.
Bila rata-rata kuat pecah beton pada lebih dan satu kelompok diantara lirna kelompok yang berurutan
ternyata kurang dan 30 kg/cm2, maka kadar semen harus ditambah sesuai dengan persetujuan Direksi
Pekerjaan, sampai hasilnya menunjukkan bah\%a campuran tersebut memenuhi syarat.
Bila ketentuan-ketentuan kuat pecah beton diikuti, nilai kuat pecah beton yang rendah belum tentu
menyebabkan hash pekerjaan ditolak.
(3) Kerataan Perrnukaan
Wet lean concrete harus dibentuk dan diselesaikan sesuai dengan garis, landai dan penampang permukaan
seperti tertera pada Gambar Rencana. Penyimpangan pada permukaan yang sudah selesai tidak boleh lebih
dan 3 cm dan elevasi yang direncanakan. Penyimpangan permukaan mi juga tidak boleh Iebih dan 1 cm
pada mal datar (straight edge) 3 m ketika diterapkan sejajar dengan dan tegak lurus dan garis sumbu
(centre line) badanjalan.
Mal datar harus dipergunakan dengan cara overlap 1/2 dan panjangnya. Perbedaan penyimpangan dan
elevasi yang dikehendaki untuk lapisan perata Cevelling course) untuk perkerasan beton antara dua titik
dalam 20 m, tidak boleh lebih dan 1,5 cm.
(4) Pemeliharaan
Peralatan atau pun kendaraan lalu linta., termasuk kendaraan untuk keperluan pelaksanaan, tidak boleh
memasuki permukaan yang sudah selesai, selama 7 han pertama masa perawatan.
Setelah masa perawatan, peralatan dan kendaraan yang diperiukan untuk meneruskan pekerjaan
diperbolehkan memasuki daerah wet lean concrete.
Wet lean concrete harus dijaga agar selalu dalam kondisi baik, sebelum menghamparkan lapisan
berikutnya. Kerusakan akibat apa pun harus diperbaiki dengan mengganti lapisan pada daerah itu, atas
tanggungan biaya Kontraktor sendiri.
7-150

Edis, Desember 2005


.17.7 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
(I) ePenukuran
Jumlah wet lean concre’e untuk levelling course akan dibayar berdasarkan jumlah meter persegi dan
levelling course itu, yang telah diselesaikan dan disetujui sesuai dengan Gambar Rencana, Spesifikasi dan
petunjuk Direksi Pckerjaan.
Alas pasir akan dibayar berdasarkan jumlah meter persegi apisan alas yang sudah selesai dan setujui.
Untuk penambahan kandungan semen atau untuk kelebihan ketebalan lapisan dan ketebalan minimum tidak
ada tambahan pembayaran.
(2) Dasar Pembayaran
Jumlah wet lean concrete dan lapisan alas pasir, yang telah ditentukan di atas, akan dibayar menurut Harga
Kontrak untuk masing-masing butir pernbayaran di bawah mi. Pembayaran mi merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan seluruh tenaga kenja, peralatan dan material yang diperlukan, termasuk pembuatan
lapisan alas pasir, pencampuran, persiapan, pengangkutan, penghamparan, pemadatan, pekerjaan
penyelesaian Inishing, pengawetan, pemeliharaan dan pekerjaan lain yang dipenlukan, sesuai dengan
Gambar Rencana, Spesifikasi dan petunjuk Direksi Pekerj aan.

7-151

Satuan
Nomor Mata
U ra ian
Pembayaran
Pcngkuran

7.17 (1) Meter Persegi


Wet Lean Concrete Sand Bedding (t 4 cm)
7.17 (2) Meter Persegi

Edisi Desenther 2005

SEKS! 8.6
KERB PRACETAK PEMISAH JALAN
(CONCRETE BARRIER)
8.6.1 UMUM
1) Uraian
Pekerjaan mi meliputi penyediaan semua material, mrakit, mencetak dan memasang kerb pracetak
pemisah jalan pada lokasi yang ditunjukkan dalam Gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
Persyaratan bahan yang harus disediakan dan digunakan yang tidak tercakup dalam Pasal mi harus
memenuhi ketentuan yang dinyatakan dalam pasal lain yang berkaitan dengan Seksi mi.
2) Penerbitan Gambar Penempatan dan Detil Pelaksanaan
Gambar penempatan yang menunjukkan lokasi perlengkapan jalan dan perangkat pengatur lalu lintas dan
detil pelaksanaan semua jenis perlengkapan jalan yang tidak terdapat di dalarn Dokumen Kontrak pada saat
pelelangan akan disediakan oleh Direks:
Pekerjaan setelah Kontraktor menyelesaikan laporan basil survei lapangan sesuai dengan Seksi 1.9 dan
Spesifikasi mi.
3) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Lni
a) Mobilisasi dan Demobilisasi : Seksi 1.2
b) Perneliharaan dan Pengaturan Lalu Lintas : Seksi 1.8
c) Beton Seksi 7.1
d) Baja Tulangan : Seksi 7.3
e) Adukan Semen : Seksi 7.8
f) Pembongkaran Struktur Lama Seksi 7.15
g) Pekerjaan Harian : Seksi 10.1
8.6.2 BAHAN
a) Baja tulangan
Baja tulangan harus memenuhi ketentuan Pasal 7.3.2 dan Spesifikasi mi.
b) Beton
Beton harus memenuhi ketentuan minimal mutu beton K 250 pada Seksi 7.1. dalam spesifikasi mi dan
dengan ketentuan di bawab mi, kecuali bi dinyatakan lain dalam Gambar. Kontraktor harus membuat mix
design sendir. berdasarkan Pasal 7.1.1 7) Spesifikasi mi.
8.6.3 PERLENGKAPAN DAN PERALATAN
Perlengkapan dan peralatan yang diperlukan untuk rnengangkut material dan. melaksanakan pekerjaan
harus sesuai dengan permintaan Direksi Pekerjaan, dalarn hal bentuk, kapasitas, kondisi mekanis, dan harus
sudah berada di lokasi kerja sebelum pekerjaan dimulai.

8-60

Edis, f)esernher 2005


Bila peralatan yang digunakan Kontraktor tidak cukup untuk mencapai hasil yang ditentukan, peralatan
tersebut harus diperbaiki atau diganti atau ditambah sesuai dengan petunjuk dan Direksi Pekerjaan.
a) Unit PencampuJqtching Plant) dan Peralatan Pelengkap lainny
Batching plant beton, mixer beton, vibrator, alat-alat kecil dan pengangkutan
harus memenuhi ketentuan Seksi 7.1 dan Spesifikasi Umum.
b) Ckan
Cetakan harus terbuat dan logam dengan bentuk, gis dan ukuran sesual
dengan Gambardan ketentuan Seksi 7.1.
Jumlah cetakan harus cukup untuk keperluan selama masa pengecoran, dan harus diajukan kepada Direksi
Pekerjaan oleh Kontraktor untuk disetujui. Bila pengecoran tidak dapat memenuhi hasil sesuai dengan
jadwal, Kontraktor harus menyediakan cetakan tambahan, sebanyak yang disetujui Direksi Pekerjaan.
Cetakan yang rusak harus diganti dengan cetakan baru oleh Kontraktor. Bila Direksi Pekerjaan tidak
menentukan lain, bentuk disain cetakan harus sedemikian rupa sehingga kerb pernicah lilan (ncrPte harrier)
dicor/dicetak dalam posisi terbalik.
8.6.4 PELAKSANAAN PEKERJAAN
1) Kerb pemisah jalan ‘concrete harrier) harus dibangun dengan menggunakan komponen cetakan pracetak
yang dibuat di halaman pengecoran/pencetakan dengan luas cukup.
Kontraktor harus mempersiankan, memeriksa dan akhirnya menyerahkan Gambar Kerja dan Jadwal Kerja
yang lengkap kepada Direksi Pekerjaan, yang isinva adalah
a) Detail berbagai unit pracetak yang akan dibuat
b) Desain alternatif bila penyerahan alternatifdisetujui
c) Detail cetakan
d) Detail Proposal pembuatan dan pelaksanaan pekerjaan
e) Urutan Operasi kerja, dan
f) Jadwal Produksi yang berkenaan dengan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dan masa Kontrak.
Kontraktor tidak boleh mengecor/mencetak beton sebelum ada persetujuan Direksi Pekerjaan mengenai
Gambar dan Jadwal, campuran beton, cetakan, urutan pekerjaan, metoda penuangan, pengawetan,
perlindungan, penuangan dan komponen-komponen precast. Setiap alternatif bagi rencana dalam Dokumen
Kontrak harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan, sebelum pembuatan atau pemasangannya dimulai.
Setelah semua disetujui, Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan, sekurang kurangnya 3 han kerja
-

sebelum tanggal dimulainya pekerjaan.


2) Pemgan Cetakan
Cetakan dipasang, dibentuk dan ditopang secara baik dan sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan dengan alas
cetakan terbalik dan betul-betul rata baik secara longitudinal maupun melintang.
8-61

Ethsi December 2005


3) Pemasangp Baja Tulangan
Semua baja tulangan harus diletakkan tepat pada posisi menurut Gambar dan tetap kokob selama
penuangan dan pengeringan beton. Jarak baja dan cetakan harus dijaga dengan balok, hanger, atau
penyangga lainnya yang disetujui. Balok mortar pracetak tidak boleh digunakan untuk menahan unit dan
kontak dengan cetakan, dan akan diijinkan hanya bila bentuk dengan cetakan sekecil-kecilnya, juga tidak
diperbolehkan menggunakan balok kayu.
4) Penuangan
Beton harus dituang sesuai dengan ketentuan Pasal 7.1.4 dan Spesifikasi mi.
5) jçjaan Akhir (Finishine) untuk Beton
Setelah penuangan beton, permukaan atas yang tampak harus segera ditempa mengikuti cetakannya dan
dirapikan (finishing) dengan alat penggosokJpelepa kayu. Setelah pelepaan selesai, semua unit beton harus
diperiksa dengan menggunakan aat mal datar untuk memastikan ada tidaknya daerah yang cembung.
6) Perawatan Beton
Pengawetan/perawatan harus segera dilakukan setelah pekcnjaan finishing, dan harus memenuhi ketentuan
Pasal 7.1.5 4) danlatau Pasal .7.1.5 5) dan Spesifikasi mi. Perawatan dengan air harus dilakukan
sekurang-kurangnya sampai 9 han.
7) Membongkar Cetakan
Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum sekurang-kurangnya 24 jam sejak selesai pekerjaanfinishing pada
beton.
8) Perapihan (Finishing) Untuk Permukaan
Segera setelah pembongkaran cetakan, kecuali bila ditentukan lain oleh Direki Pekerjaan, permukaan unit
beton harus dirapikan (fInishing) digosok sesuai dengan ketentuan Pasal 7.1.5 2) dan atau Pasal 7.1.5 3)
dan Spesifikasi mi.
9) Penyimpanan Unit
Unit beton tidak boleh dipindahkan dulu sebelum beton mencapai sekurangkurangnya 70% kekuatan tekan
minimum yang telah ditentukan. Unit harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak berhubungan
dengan tanah. Unit beton boleh ditumpuk dengan syarat hanya sampai dua tumpukan dan tidak bersentuhan
satu sama lain.
8.6.5 PEMASANGAN
1) Peralatan
Unit beton harus diangkat dengan dua tumpuan (double slung) memakai kerekan dengan kapasitas cukup
untuk mengangkat dan meletakkannya secara tepat dan mudah. Peralatan pengangkatan tidak boieh
merusak atau membuat cacat pada beton.
8 62
-

Edist Desember 2,7

2) Pembuatan Alas
Alas (grout) semen harus dihamparkan dengan ketebalan sesuai dengan Gambar. Penghamparan grout
tidak boleh terlalu larna sebelum peletakan beton, karena grout akan menjadi kenya! pada waktu beton
diletakkan. Grout yang me!impah di luar kerb pemisah jalan (concrete barrier) harus dibuang.
3) Alinyernen
Unit kerb pemisah jalan (‘concrete barrier) harus dipasang sesuai garis alinyemenny dan dengan bentuk
lengkungan yang baik.
S.6.6 PENGUKURAN DAN PEMBAVARAN
1) Metode Pengukuran
Jumlah yang diukur untuk dibayar adalah jumlah meter panjang kompcnen beton pracetak yang terpasang
di tempat yang telab diselesaikan dan disetujui. Unit-unit tertentu yang mernakai ukuran non-standar akan
diukur menurut panjangnya.
Blok transisi, lean concrete dan beton pengisi antara kerb pemisah jalan concrete barrier) dan kerb tidak
akan diukur untuk dibayar, melainkan merupakan kewajiban (subsider) Kontraktor berdasarkan Pasal mi.
2) Dasar Pembayaran
Pekerjaan yang diukur secara tersebut di atas akan dibayar menurut Harga Satuan Kontrak untuk Mata
Pembayaran di bawah in Harga dan pembayaran mi merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan
pemakaian serta penempatan semua material, termasuk peralatan dan kebutuhan insidental yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan pekerjaan sebagaimana dijelaskan dalam Pasal mi.

8-63

Nomor Mata Satuan


Uraian
Pembayaran Pengukuran

Kerb Pracetak Pemisah Jalan


8.6(1) Meter Panjang
(Concrete Barrier)

Ed,si Desernber 2005

SEKSI 8.7
PENERANGAN JALAN
DAN PEKERJAAN ELEKTRIKAL
8.7.1 UMUM
1) Uan
a) Pekerjaan mi terdiri atas pengadaan dan pemasangan sernua material dan perlengkapan yang
diperlukan untuk menyelesaikn penerangan jalari dan sistem kelistrikan lainnya dan modifikasi sistern yang
ada bila ditentukan, semua sesuai dengan Gambar, Spesifikasi atau atas petunjuk Direksi Pekerjaan.
b) Lokasi lampu, peralatan kontrol, tiang-tiang dan perlengkapannya seperti terlihat pada Gambar adalah
perkiraan dan lokasi yang pasti diberikan di lapangan oleh Direksi Pekerjaan.
c) Pekerjaan kelistrikan untuk Rambu-rambu Petunjuk harus dilaksanakan sesuai dengan pasal mi.
2) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan flengan Seksi lni
a) Mobilisasi dan Demobilisasi : Seksi 1.2
b) Pemeliharaan dan Pengaturan Lalu Lintas Seksi 1.8
c) Galian Seksi 3.1
d) Timbunan Seksi 3.2
e) Beton : Seksi 7.1
Baja Tulangan : Seksi 7.3
g) Baja Struktur : Seksi 7.4
h) Adukan Semen : Seksi 7.8
i) Pembongkaran Struktur Lama Seksi 7.15
j) Pekerjaan Harlan Seksi 10.1
3) Lingkup Pekeriaan
Lingkup pekerjaan hams mencakup pengadaan ke lapangan, pembangunan, pengetesan dan komisi dan
semua material dan peralatan dalam hubungan dengan instalasi kelistrikan sarnpai seperti ditentukan pada
Gambar dan termasuk tapi tidak dibatasi oleh:
a) Persiapan dan penyerahan Shop Drawing.
b) Penyediaan tabel detail material.
c) Semua pekerjaan yang berhubungan dengan pembongkaran bagian dan sistem yang ada dan
penggabungan dan bagian-bagian yang tersisa dan pekerjaan permanen.
d) Pengukuran lapangan terhadap sinar matahari pada bagian tunnel atau underpass untuk membantu
Direksi Pekerjaan dalam pengulangan detail penerangan sebagairnana terlihat pada Gambar Rencana.
e) Semua peralatan listrik yang lain dan pelayanan yang dipenlukan untuk menyelesaikan fasilitas operasi
sesuai dengan peraturan lokal untuk Instalasi Kelistrikan.
8-64

Edis, Desen:ber 2005


4) Jaminan Kualitas
a) Untuk pabrikasi aktual, pemasangan dan uji pekerjaan seperti diuraikan pada Pasal mi, Kontraktor
harus menggunakan personil yang ahil dan berpengalarnar yang telah terbiasa dengan persyaratan dan
pekerjsan mi dan rekomendasi pemasangan dan Pabrik, dengan ketentuan di bawah mi
i) Dalam menerima dan menolak sistem kelistrikan yang dipasang, tidak diijinkan keahlian yang kurang
dan pemasang.
ii) Pemasang harus mempunyai Sertifikat yang berlaku dan memenuhi ketentuan PLN dan LMK atau
Peraturan Lokayang ekivalen.
b) Semua pekerjaan harus sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi mi, juga memenuhi peraturan berikut:
1) Persyaratan satuan lokal ekploitasi PLN dan Badan Pemerintah Lokal.
ii) PUlL, SPLN, LMK atau Standar lokal yang ekivalen.
5) Gambr-gambar dan Dokumen
a) Kontraktor harus merujuk pada semua Gambar yang berhubungan untuk meyakinkan dirinya mengenai
lokasi dan rute dan semua pelayanan pelengkap untuk memelihara jarak yang cukup antara pelayanan
kelistrikan dan lainnya. Gambar yang disediakan harus menunjukkan pengaturan yang umum dan
pekeriaan. Kontraktor harus menyediakan Gambar Kerja yang menunjukkan rute yang pasti dan kabel dan
saluran bawah tanah dan di atas tanah, jalur yang pasti dan semua saluran dan trunking, lokasi manhole,
box sambungan dan tarikan, jumlah dan ukuran kabel pada setiap saluran atau trunking, pengaturan
hubungan akhir dan panel penerangan jalan, detail saluran kabel dan metode pemasangan panel penerangan
jalan untuk disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum memulai tiap bagian pekerjaan. Semua Gambar Kerja
harus diserahkan dalam jumlah rangkap dan dalam periode yang ditentukan dibawah:
i) Detail dan saluran kabel dan metode pemasangan panel penerangan jalan dan kabel masuk ke bangunan.
Gambar Kerja harus diserahkan dalam waktu dua bulan dan penyerahan lapangan kepada Kontraktor, atau
sebagaimana ditentukan oleh Direksi Pekerj aan.
ii) Semua Gambar Kerja yang lain harus diserahkan dalam periode satu bulan dan persetujuan panel
penerangan jalan oleh Direksi Pekerjaan.
iii) Walaupun demikian Kontraktor diwajibkan memasang salran listrik sebelum periode mi. Kontraktor
juga harus menyerahkan Gambar Kerja yang berhubungan sekurang-kurangnya empat bulan sebelum
usulan han memulai pekerjaan.
iv) Kontraktor harus menyerahkan program yang menyatakan tanggal yang mana pekerjaan dan bagian
yang berbeda harus terjadi, bersama-sama dengan pemasukan Gambar Kerja.
8 65
-

Edisi Deseniber 2005


b) Setelah selesai pengujian, Kontraktor harus membuat Gambar “As built” dan Gambar Rencana dan diagram sirkuit,
yang menyatakan secara jelas tiap perubahan yang telah dibuat dan perencanaan orisinil/awal.
c) Setelah pekerjaan selesai dan kondisinya diterima, Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan sebayak
3 (tiga) kopi manual untuk pemeliharaan dan operasi dan semua instalasi kelistrikan dan daftar suku cadang untuk
keperluan permintaan suku cadang.
6) Standar dan Peraturan
a) Pekerjaan yang tercakup oleh Kontrak mi harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh Badan
Kelistrikan Lokal dengan standar yang terpakai dan peraturan berikut:
uS : Japanese Industrial Standard
lEE : Institute of Electrical Engineers
ASTM : American Society for Testing Materials
DIN : German Industry Standard (Deutche Industrie Normal) NEC : National Electrical Code (USA)
NEMA National Electrical Manufacturers Association (USA) UL Underwriters Laboratories, Inc.
PLN Perusahaan Listrik Negara
PUlL Peraturan Umum lnstalasi Listrik
b) Sebelum memasukkan penawaran, Kontraktor harus berhati-hati meneliti penawarannya dan semua Peraturan yang
dikeluarkan oleh Badan Kelistrikan Lokal dan memilih material dan metode yang sesual dengan peraturan mi.
Kontraktor harus memasukkan dalam Harga Satuan untuk tiap perubahan atau modifikasi dan Dokumen Kontrak untuk
menyesuaikan dengan peraturan lokal.
8.7.2 SATUAN PENERANCAN
1) Uraian
Satuan penerangan seperti terlihat pada Gambar harus terdiri dan rumah lampu, lampu, ballast dan perlengkapan
pemasangan. Kontraktor harus menyerahkan Gambar diagram panel penerangan jalan untuk tiap rumah lampu yang
harus dipasang kepada Direksi Pekerjaan untuk persetujuannya. Selanjutnya Kontraktor harus menyerahkan
perhitungan yang menunjukkan penerangan horizontal dalam lux pada ketinggian jalan dan distribusi penerangan
dalam candela per meter persegi untuk 2 meter pada arah badan jalan dan tiap 1,2 meter melintang badanjalan.
2) Satuan Penerangan Jalan (Tiang Terpasang)
Lampu untuk sistem penerangan jalan minimum hams 180 watt tipe sodium/merkuri bertekanan rendah atau tinggi.
Semua rumah Iarnpu hams dan tipe seperti terlihat pada Gambar atau ekivalen dan dengan persetujuan Direksi
Pekerjaan
3) Satuan Penerangan di bawah Jembatan atau di dalam tunnel/terowongj
Semua penerangan terpasang pada atap / dinding di bawah jembatan atau di dalam tunnel (box culvert) hams lampu
tipe sodium bertekanan rendah 150 watt.
8-66

Edisi Desember 2005


Daerah dasi satuan penerangan tunnel seperti terlihat pada Gambar didasarkan pad penerangan ambient perkiraan dan
cahaya alami pada tempat masuk tunnel. Setelab selesainya tunnel atau underpass dan sebagian pekerjaan
perkerasan di dalamnya, Kontraktor harus melaksanakan pengukuran lapangan untuk memeriksa penerangan ambient
yang ada. Berdasarkan hasH in Direksi Pekerjaan dapat merevisi denah satu9 penerangan seperti terlihat pada
Garnbar Rencana.
Rumah lampu harus tipe yang dapat dipasang pada permukaannya, dengan distribusi cahaya simetris dan tipe
seperti terlihat pada Gambar atau ekivalen seperti disetujui o Direksi Pekerjaan.
4) Satuan Pençgan Tian.gjjggj
Rumah lampu harus tipe flood light dan terpasang pada tiang tinggi membawa lampu sodiumlmerkuri bertekanan
tinggi 400 watt.
Rumah lampu terdiri atas tiga bagian utama meliputi tempat alumunium bertekanan rendah, kaca depan yang kuat yang
terpasang pada tempatnya dengan dua sendi dan empat penjepil stainless steel, dan pemegang siku-siku digalvanisasi.
Lentera harus terpasang dengan sistem optis yang asimetri dan perencanaan khusus, terbuat dan alumunium kemurnian
tinggi yang telah dipoles dan di-anoda.
Rumah lampu harus dan tipe bebas debu dan percikan terpasang antara rurnah dan kaca penutup depan. Semua bagian
metal yang terbuka harus terbuat dan material tidak korosif. Dalam posisi pemasangan dasar dengan penutup depan
kaca dan dalam posisi horisontal absolut sinar cahaya harus menjaga cahaya distribusi di bawah bidang horisontal,
asalkan distribusi cahaya potongan dengan batas bayangan sesuai dengan persyaratan CIE (CIE = Commission
International de I ‘Eclairage).
6) Ballast untuk Lampu Sodium Bertekanan Rendah
Ballast untuk lampu sodium bertekanan rendah harus dipilih untuk mengoperasikan secara benar lampu pada watt
seperti dipilih pada Gambar.
Ballast harus mempunyai karakteristik listnik dan tipe faktor bertenaga besar dengan tingkat voltage seperti tercatat
pada Gambar. Ballast harus dipasang dengan jarak jaub dan hams dipasang pada papan persimpangan yang terletak
pada lubang tiang penerangan.
Tiap ballast hams mempunyai pelat nama permanen yang terlekat pada pembungkusnya, yang mencatat semua data
elektriknya.
7) Ballast untuk Lampu Sodium Bertekanan Tinggi
Ballast untuk lampu sodium bertekanan tinggi hams direncanakan untuk mengoperasikan secara benar lampu pada
watt seperti dipilih pada Gambar. Semua ballast harus tahan tetesan, dibungkus, diisi polyester dan dilengkapi blok
terminal untuk hubungan listrik. Instruksi dan hubungan listrik hams yang mencatat semua data elektrik hams tertulis
pada pelat narna permanen dan terpasang pada bungkus.
Faktor power dan kombinasi lampu hams mempunyai nilai lebih besar ari 0,85 dan hams dicapai dengan
menghubungkan kapasitor parall dengan kapasitas yang cukup untuk semua. Kapasitor yang digunakan hams cocok
untuk beroperasi ‘Dada voltage normal sekurang-kurangnya 220 volt 50 Hz.
8 - 67

Edis, Desenther 2005


8) Ballast untuk Lampu Merkuri Bertekanan Tinggi
Ballast untuk lampu merkuri bertekanan tinggi harus dipilih untuk mengoperasikan secara benar lampu pada watt
seperti dipilih padaGambar.
Semua ballast hams tahan tetesan (orthocyclically encapsulated neon proof), satuan lilitan, kehilangan tenaga
yang kecil dan dilapisi konstruksi mekanis dan elektrikal. Ballast harus dilengkapi dengan blok terminal untuk
hubungan listrik.
lnstruksi dan hubungan listrik harus yang mencatat semua data ektrik harus tertulis pada pelat nama permanen dan
terpasang pada bungkus.
9) Armatur/ Rumah Lampu
Tipe rumah lam pularm atur harus sesuai dengan tipe lampu! ballast dan terbuatdari bahan aluminium die-cast dan
diberi cat warna sesuai dengan gambar rencana atau petunjuk Direksi Pekerjaan.
Rumah lampu hams memiliki lubang udara yang ditutup dengan bahan anti debuifilter seperti filter arang aktif
(charchoalfilter) dan memiliki IP 65 pada ruang optikal lampu. Penutup rumah lam pularmatur harus terbuat dan
bahan kaca prismatik sesuai dengan gambar rencana atau petunjuk Direksi Pekerjaan.
Reflector dalam harus terbuat dan bahan aluminium murni dan dilapisi dengan bahan Aliglass.
Rangkaian komponen lampu yang terdiri dan ballast, ignitor dan kapasitor harus terpasang dalam satu unit dengan
rumah lampu/armatur.
10) Kualitas Mutu Produk
Lampu harus memiliki jaminan umur nyala rata-rata 20.000 jam, dan memiliki standar pengujian dan LMK atau PLN
serta memiliki fasilitas pabrikan di Indonesia.
8.7.3 PANEL PENERANGAN
I) Uran
Panel penerangan harus terrnasuk sumber tenaga terpasang pada sirkuit dan penerangan jalan dan tunnel, rambu-
rambu lalulintas dan rambu-rambu petunjuk. Panel hams seperti terlihat pada Gambar atau ekivalen seperti disetujui
oleh Direksi Pekerjaan.
Panel hams berventiasi dan hams struktur free standing pada pondasi beton minimum 40 cm di atas permukaan tanah.
Atap rumah panel harus memiliki puncak rangkap dan puncak harus pada pusat dan panel.
Panel dan jendela harus dibuat dan lempeng baja dilapisi penuh dan tidak kurang dan 3,2 mm dalam tebal dan dengan
rangka baja yang perlu. Pengelasan untuk sambungan luar hams dihaluskan. Panel harus 1empunyai dasar perencanaan
yang harus mengijinkan pengeiasan titik pada kanal dan hams dipasang pada pondasi beton seperti terlihat pada
Gambar.
Panel dan kawat hams telah terpasang lengkap di Pabrik. Kawat utama dan kecil hanus dapat masuk untuk
pemeliharaan dan pengawasan, dan kawat kecil hams diisolasi efektif
8-68

Edisi Deseniber 2005


dan kawat utama. Diagram kawat yang terpasang pada pelat alumunium, harus terpasang permanen padajendela bagian
dalam dan panel.
Tiap panel harus mempunyai satu atau lebih pelat nama untuk identifikasi. Pelat nama harus terbuat dan plastik
laminasi dengan karakter putih pada lapisan hitam bila dipotong atau dipasang.
2) Komponen dan Panel Penerangg
Semua panel penerangan harus seperti terlihat pada Gambar. Komponen-komponennya harus direncanakan untuk 3
phase, 4 kawat, beroperasi 50 Hz pada38o/200 volts.
Semua komponen harus sesuai dengan hal-hal berikut:
a) Pemutus Sirkuit
Pemutus sirkuit kotak padat, tipe pemutus udara, beroperasi pada 600 volt AC. Pemutus sirkuit harus mempunyai 3
kutub kecuali disebutkan lain.
Pemutus sirkuit harus menyediakan waktu balik untuk overload dan aksi segera dan overload sepuluh kali anus
normal. Pemutus sirkuit harus tipe kontak tahanan lengkung dan dilengkapi dengan handle bebas dan pemadam
lengkung.
Pemutus sirkuit berkapasitas pemutus 16.000 ampere didasarkan J[S C8370 putaran tugas standar, kecuali pemutus
lebih besar dan 225 ampere mempunyai kapasitas pemutus 25.000 ampere atau seperti disetujui Direksi Pekerjaan.
Pemutus untuk arus utama harus dilengkapi dengan kontak tambahan yang harus berdekatan bilamana pemutus ditutup
dan 380 volt shunt trip coil. Kesemuanya hams diikat dengan kawat untuk mencegah pemutus tertutup sedang yang
lain tertutup.
b) Tombol Tajam
Tombol-tombol tajam hams mempunyai 3 mata pisau dengan kapasitas 200 ampere didasarkan JIS C8308 atau
disetujui Direksi Pekerjaan.
c) Kontrol Peralatan
Sirkuit penerangan ganda (multiple) hams dikontrol oleh tombol pengatur waktu.
d) Tombol Waktu!Sensor
Penyalaanlpemadaman penerangan jalan mempunyai dua macam elemen kontrol, dimana yang satu untuk “on” bila
terjadi kegelapan dan “off” bila terang, serta yang lain untuk 50% penerangan pada malam han untuk menghemat
energi, semua seperti tenlihat pada Gambar.
Baik pemasangan “on” atau “off” harus ada selama 24 jam, dan penambahan minimum pemasangan minimum hams
satu menit.
Tombol waktu harus beroperasi pada 220 volt, 50 Hz. Tombol waktu yang dipasang pada panel penerangan harus
mempunyai alat penggerak darurat
8 - 69

Edisi Desember 2005


(emergency) selama 48 jam atau Iebih bilamana sumber tenaga yang akan datang gagal.
Pemasangan timer untuk penerangan dasar adalah 100% nyala pada jam 6.00 dan jam 24.00 dan nyala 50%
antara jam 24.00 sampai jam 6.00.
8.7.4 TEANG-TIANG
1) Tiang Peneran2an Jalan
Tiang penerangan jalan harus dan baja galvanisasi, sesuai dengan detail yang teriihat pada Gambar.
Sernua material harus warna alami dan harus tidak di cat atau dilapisi material lain. Semua tiang dan
perlengkapannya harus dan baja galvanisasi. Goresan, tanda-tanda dan kerusakan lain pada tiang dan fitting
harus ditolak. Setiap tanda atau noda yang dihasilkan dan material pembungkus hams dibuang.
Semua tiang dan lengan-lengan harus dibungkus spiral satu persatu, sebagai tambahan hams di-pak untuk
pengiriman dalam grup dengan kayu diantara tiang dan lengkap sekitar tiap grup pada minimum 4 lokasi
dan dipegang dengan tali pengikat logam yang sesuai. Lengan-lengan harus dibungkus, di-pak dan dikirim
ke lapangan dengan minimum pembebanan kembali diantara titik-titik asal dan tujuan. Pengepakan yang
tidak sesuai dengan persyaratan mi harus ditolak untuk tiang dan Iengannya. Semua pembebanan dan
penurunan beban dan tiang-tiang dan lengan-lengan hams dibawah pengawasan pabrik dan/atau
Kontraktor. Semua perlengkapan tiang tambahan diperlukan untuk menyelesaikan proyek harus material
standar dibuat untuk pelaksanaan pekeiaan tiang. Semua bagian metal hams di galvanisasi. Semua tiang
hams tipe angkur terpasang pada batang dan terikat pada dua las melingkar.
Lubang tangan dan pelat penutup untuk hubungan terminal hams 2,0 m di atas permukaan tanah. Pelat-
pelat identifikasi harus terpasang pada tiap tiang penerangan jalan.
2) Pondasi
Beton untuk pondasi tiang dan alas kabinet panel harus beton kelas K-175 atau seperti ketentuan dalam
Gambar. Semua detail beton dan baja tulangan untuk pondasi harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan
dalam Seksi 7.1.
3) Tiang Menara (Higjfjs)
a) Tiang menara hams terbuat dan baja yang dipasang dalam bentuk kerucut, dan dilas dalam satu lapisan
longitudinal. Bagian-bagiannya harus disambung secara teleskopis atau dengan baut. Bila menggunakan
baut, plat penyambungnya (flanges) tidak boleh merusak estetika garis-garis tiang dan sebaiknya diletakkan
di bagman dalam. Semua bagian yang berupa baja dan tiang menara mi harus digalvanisasi (hotdip
galvanized) seluruh permukaannya sesuai dengan ketentuan Seksi 7.4 dan Spesifikasi mi. Setelah tiang
menara dipasang, semua baut yang tampak dan mur pengencangannya pada pondasi harus diberi lapisan cat
bitumen. Kerusakan dan cacat akibat pengangkutan dan pemasangan harus dibersihkan dan diperbaiki.
8 70
-
Edis, Desember 2005
b) Tiang menara harus dipasang dengan baut ke pondasi beton bertulang dengan baut baja dan mur baja
dengan diameter dan jumlah yang memadai. Pondasi harus terbuat dan beton dengan tulangan baja sesuai
dengan ketentuan Seksi 7.4.
Kontraktor harus menyerahkan Gambar Konstruksi mengenai pondasi dan perhitungannya, untuk disetujui
Direksi Pekerjaan. Baut angker harus memenuhi ketentuan JIS B 1180 dan B 1181 atau yang setara, dan
masingmasing harus dilengkapi dngan dua mur dan dua ring. Baut angkr, mur dan ring harus digalvanisasi
sesuai dengan ketentuan Seksi 7.4 dan Spesifikasi
In’.
c) Tiang menara harus mempunyai lubang masuk yang dapat dikunci.
d) Perlengkapan lampu seperti sekning, ballast, starter dan kapasitor harus dipasang pada bingkai yang
memadai dan diletakkan di dalam tiang menara di atas permukaan tanah. Harus dijaga agar tidak ada air
dan pengembunan atau air hujan yang masuk membasahi perlengkapan itu. Kabel dan terminal sambungan
ke arab lampu harus diikat jadi satu dan diklem pada tiang menara. Di dalam tiang menara, di dekat bingkai
penlengkapan harus dsediakan satu terminal arde (earth terminal) dengan diameter sekurangkurangnya 10
mm, langsung disambung las ke tiang menara.
Pada bagian atas tiang menara hams dipasang head frame yang cukup untuk tempat berbagai perlengkapan
penerangan dan ke berbagai arah sambungannya, sebagaimana diperlihatkan dal am Gambar.
e) Tiang menara harus mempunyal garis-garis bentuk yang serasi. Kontraktor harus menyerahkan informasi
lengkap, untuk mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan. mengenai bentuk dan detail ukuran tiang menara.
f) Sebelum tiang menana dibuat, Kontrakton hams meminta persetujuan Direksi Pekerjaan atas Gamban
detail konstruksi tiang menara. Perhitungan harus mencakup struktun selengkapnya, termasuk head frames
dan numah lampu, dan harus memenuhi syarat berikut:
i) Tidak ada bagian atau komponen yang mendapat tekanan melewati batas yang diijinkan;
ii) Defleksi akibat gaya dinamik tidak boleh melebihi batas yang diijinkan; dan
iii) Perhitungan harus memenuhi ketentuan JIL -1001- 1962. JIL : (Asosiasi Industri Penlengkapan dan
Peralatan Penerangan Jepang)
4) Perlengkapan kerekan untuk tiang lampu sorot
a) Penlengkapan mi
harus meliputi susunan head frame, alat angkut lampu sorot, alat kerekan dan
peralatan listrik.
b) Setiap tiang menara harus dilengkapi dengan suatu mekanisme yang mempuyai tiga kunci di bagian atas
struktur, untuk membantu gantungan lampu sorot dli, bila kabel pengangkut kendur. Susunan head frame
harus dipasang pada bagian atas tiang menara, dan harus disediakan juga satu alat angkut (carriage) untuk
menopang maksimum enam lampu sorot.
8-71

Edui Desember 2005


c) Setiap struktur tiang menara harus dilengkapi dengan tiga kabel kerekan, kabel listrik dengan enam konduktor
minimum 10 mm, circuit breaker box, dan kerekan yang digerakan secara manual. Kabel listrik harus diputuskan
hubungan dan circuit breaker box dan dipasangkan terhadap kabel penurun bila lampu sorot turun. Kabel listrik
harus merentang dalam alat angkut lampu sorot dan dilengkapi sikring in-line 5 ampere yang dipasang pada setiap
kabel suplai arus ke alat kontrol lampu sorot.
d) Susunan head frame harus dilengkapi penutup yang dapat berpindah dan ring pengangkut harus dengan sistem semi
putar untuk mempermudah pengangkutan, pemasangan dan pembongkaran setelah ‘btiang menara didirikan. Ring mi
harus dilengkapi dengan alat penyangga enam lampu sorot yang berjarak sama di sekitar ring, dan sebuah steker
sebagai pasangan untuk enam outlet stop kontak tiang pada base harus dipasang pada pemasok daya induk untuk
keperluan test bila ring sedang dalam posisi rendab.
e) Head frame harus dilengkapi dengan penuntun untuk dapat mejamin secara tepat alat angkut ke mekanisme
penguncian pada posisi naik. Di bagian dalam alat angkut (carriage) harus dipasang roller untuk membantu
penjajaran akhir alat angkut pada saat pengerekan ke atas. Alat angkut harus dilengkapi dengan bendera penunjuk
untuk memastikan alat berada dalam posisi terkunci. Bendera harus dapat dilihat dan permukaan tanah. Mekanisme
penguncian harus terletak pada posisi 120 derajat satu sarna lain pada susunan head frame, dan hartis bisa menyangga
alat angkut, rumah lampu dan ballast dalam posisi terkunci, kabel kerekan tidak boleh kendur bila alat angkut
(carriage) berada dalam posisi naik dan terkunci.
f) Pada alas setiap batang tiang menara harus ada kerekan, untuk menaikkan dan menurunkan alat pengangkut memakai
kabel pengerek. Kerekan harus dan tipe beroda gigi, dengan perbandingan roda gigi yang dapat mempermudah gerakan
naik turun, dan mencegah alat angkut jatuh bila handel kerekan lepas mendadak. Handel kerekan harus bisa
dioperasikan tangan untuk digunakan dalam keadaan darurat.
g) Pada lubang tiang menara harus dibuat pintu berengsel, ukuran lubang harus cukup untuk keluar masuk
perlengkapan yang dipasang di dalamnya. Pintu harus dilengkapi dengan kunci gembok. Lubang harus dilengkapi
mi
dengan bingkai penguat agar tidak terjadi pelemahan struktur. Penguat juga tidak boleh sampai mengganggu
gerak keluar-masuk peralatan yang diperlukan.
h) Selain dengan kerekan kabel, tiang menara juga harus dilengkapi dengan tiang dan mur dalam tanah dan kotak
logam lembaran baja yang dicat epoxy dan mempunyai tanda ukuran, meliputi:
i) Sebuah three pole circuit breaker 20 Ampere (kapasitas interupsi 30.000 Ampere pada tegangan 460 volt) untuk
sumber penerangan.
ii) Satu single pole 15 Ampere sebagaimana di atas untuk keamanan alat penerangan.
iii) Satu single pole 15 Ampere circuit breaker, sama dengan di atas, untuk outlet alat penurunan.
iv) Satu stecker dan outlet stop kontak tujuh lubang, untuk kabel gantungan 6 konduktor.
v) Satu jalur hubungan netral yang akan menghubungkan sirkuit netral dan panel peneranganjalan dan outlet stop
kontak tiang menara.
8 - 72

Edisi Desember 2005


Sebuab stop kontak fase tunggal 265 volt yang sebanding dengan steker penurunan harus dihubungkan ke
circuit breaker pada butir (iii) di atas.
Motor penggerak alat pengangkatan dan penurunan harus mempunyai kopling putar untuk penurunan.
Motor penggerak harus dipasang dengan pengunci. Sebuah bak kontrol dan sambungan kedap air harus
disediakan pada motor penggerak, dan harus terdiri-dari
-Sebuah starter motor mundur dengan kabel dan steker sebagai pasangan untuk stop kontak dalain box
circuit breaker, dan kabel pengontrol sepanjang 6 meter lengkap dengan tombol mundur kedap air. Yang
teralthir mi dapat menjaga keselamata operator dan zona bahaya selama pengangkatan dan penurunan.
-Sebelum memesan motor, Kontraktor harus menyerahkan data karakteristik motor yang akan digunakan,
untuk meminta
persetujuan Direksi Pekerjaan.
8.7.5 KABEL, GROUND, SAMBUNGAN DAN PIPA SALURAN KABEL (CONDUIT)
1) Kabel penerangan
Kabel penerangan jalan harus dan tipe dan ukuran sesuai Gambar. Kabel harus ditarik ke dalam tiang
melalui pipa yang dipersiapkan pada pondasi tiang itu, dan hams dihubungkan ke terminal pada box
terminal yang dipasang dalam tiang.
Semua tiang harus mempunyai circuit breaker kecil setara IP-lO ampere, 240 volt, dipasang pada bagian
bawah tiang dan dapat dicapai dari/melalui hand hole tiang itu. Sekering harus melindungi kabel-kabel
tiang dan ballast.
Kabel yang dipasang dalam tiang harus mempunyai dua konduktor ukuran 2,5 mm seperti dijelaskan pada
butir (2) di bawah mi. Kabel hams dipasang dengan baik pada rumah lampu sedemikian rupa sehingga
terminal pada rumah lampu tidak dibebal!i oleh berat kabel itu.
Kabel penerangan jalan harus mempunyai empat kawat (core) sampai tiang terakhirnya.
2) Kabel dan Kawat
Kabel hams sesuai untuk beroperasi pada voltase tertentu dalam udara terbuka, pipa atau saluran dalam
kondisi suhu kerja maksimum 70 °C.
Warna kabel harus memenuhi standar peraturan warna Indonesia. Kabel hams didatangkan ke lokasi kerja
pada drum kayu yang kuat, yang masing-masing diberi label yang menyatakan berat kotor, nomor seri,
panjang kabel dan lain-lain.
Permukaan luar drum hams ditutupi agar kabel tetap terlindung selama pengangkutan dan bagian dalam
ujung kabel hams dilindungi dengan penutup dan logam atau alat lainnya. Kedua ujung kabel hams disekat
untuk mencegan masuknya air.
Semua kabél dalam tiang harus mempunyai dua konduktor untuk tiap lampu. Kabel harus dan ukuran 600
volt, atau tipe yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan,
8 73-
Edisi Desember 2005
Kabel penerangan jalan yang akan dipasang di bawah tanah harus diisolasi dengan PVC, pelapis baja
galvanisasi, dan pelat PVC tipe NYFGbY atau tipe yang setara yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Konduktor harus mempunyai luas penampang minimum 10 mm2, untuk pemasangan di bawah tanah.
Semua kabel yang akan digunakan harus diuji dan disetujui oleh Lembaga Masalah Kelistrikan (LMK) atau
PLN, sebelum Direksi Pekerjaan menyetujuinya.
3) Sambungan Ground
Kabel, tiang baja dan kabinet harus dipasang secara mekanis dan elektrik agar tercipta sistem yang
kontinyu, dan harus disambungkan ke bumi (ground). Bonding Jumper dan grounding jumper harus dan
kawat tembaga dengan luas penampang yang sama.
Bonding jumper harus digunakan dalam semua non-metal. Sedangkan boks metal harus menggunakan raf
mur kunci ganda. Rangkaian kabel, tiang penerangan dan panel utnuk membuat sistem ground yang
kontinyu harus memenuhi standar. Bila Direksi Pekerjaan meemerintahkan, setiap tiang penerangan harus
dihubungkan ke burni (ground).
Ukuran kawat hubungan ground harus minimum 6 mm, dengan konduktor tembaga, atau sebagaimana
persetujuan Direksi Pekerjaan.
Batang untuk hubungan ground harus tembaga dengan diameter minimum 10 x 1.500 mm minimum,
dengan kedalaman minimum 1,2 meter di bawah permukaan tanah dan dilas panas atau dihubungkan
dengan alat hardware (perangkat keras) ke kawat ground 6 mm.
Kontraktor harus meneliti tiap lokasi tiang dan mengukur resistensi grounding lokasi itu. Setelah
memperoleh data, Kontraktor harus meminta persetujuan Direksi Pekerjaan untuk lokasi itu.
Resistensi grounding harus 5 Ohm atau kurang, atau sebagaimana ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
Detail grounding harus diajukan kepada Direksi Pekerjaan untuk disetujui.
4) Material Sambungan Listrik
Sambungan harus dibuat dengan konektor tekanan (tidak dipatri) untuk menghubungkan kawat baik secara
mekanis maupun elektrik.
Isolasi tipe cor damar epoxy harus dicetak pada cetakan plastik yang jemih. Material
yang digunakan harus sebanding dengan material isolasi yang ditentukan dalam
Gambar Kontrak atau Spesifikasi mi dan juga harus memenuhi ketentuan JISC 2804,
C 2805, C 2806, atau harus mempunyai kualitas yang sesuai dengan ketentuan
Direksi Pekerjaan.
Pita isolasi untuk sambungan harus :Dmenuhi ketentuan JIS C 2336.
Konektor harus dan tipe cepat putus hubungan (quick-disconnect) tanpa sekering, seperti in-line connector
yang disetujui Direksi Pekerjaan.
8 74
-

Edisi Desember 2005


5) Pipa Saluran Kabel (conduit pipe)
Pipa yang dipasang di bawah tanab, di atas tanah atau pada permukaan struktur harus terbuat dan baja. Pipa
kabel yang dipasang di bawah tanah disebut ducts dan dipasang sesuai gambar atau petunjuk Direksi
Pekerjaan.
Permukaan luar dan dalam semua pipa baja harus dilapisi seng secara merata dengan proses galvanisasi
hotdip.
Pipa yang akan dipasang menyatu dalam beton harus pa PVC yang memenuhi ketentuan JIS C 8430.
6) Talam Kabel (cable trays)
Detail mengenai material dan pemasangan dalam kabel harus sesuai dngan Gambar.
8.7.6 PENGUKURAN DAN PEMBAVARAN
1) Metode Pengukuran
a) Penerangan jalan akan diukur berdasarkan jumlah unit tiang dan lampu jalan baru, yang sudah terpasang
dan dinyalakanidijalankan oleh kontraktor dan diterima oleh Direksi Pekerjaan.
b) Suatu unit penerangan jalan akan diperkirakan terdiri dan tiang, lampu-lampu yang tingkat kekuatan dan
jenisnya harus memenuhi standar-standar PLN atau LMK bersama dengan sebuh tiang, lengan/siku-siku
pengganjal tunggal atau ganda atau sistim dudukan lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan semua
JItting/armatur, kabel-kabel dan perlengkapan listnik lainnya yang bersangkutan yang diperlukan untuk
memasang dan membuatnya dapat bekerjalberoperasi dengan balk.
c) Pengukuran terpisah tidak akan dilakukan menurut Seksi mi.
Kabel di dalam tiang atau lampu dan kabel penghubung tiang dengan tiang dan panel serta ke
penyambungan daya ke PLN tidak akan diukur dan dibayar, tetapi dianggap termasuk ke dalam Harga
Satuan untuk mata pembayaran pekerjaan yang dipasang.
2) Dasar Pembayaran
Jumlah unit lampu penerangan jalan yang di terima, diukur seperti ditentukan diatas, akan dibayar dengan
Harga Penawaran per-unit ukuran untuk barang-barang yang dibayarkan seperti yang terlihat dibawah mi
dan terdapat dalam daftar kLanitas dan harga. Harga dan Pembayaran tersebut akan dianggap merupakan
kompensasi sepenuhnya untuk persiapan, gambar-gambar kerja, mendapatkan persetujuan dan Pejabat,
penyediaan, pemasangan-pemasangan listrik, pemberian tanda, pengerjaan permukaan dan perjalanan tiap-
tiap unit lampu penerangan jalan yang baru, termasuk penyediaan seluruh pekerjalburuh, alat-alat, bahan-
bahan, dan peralatan pembatu lain yang dipenlukan untuk instalasi dan beroperasinya/berfungsinya dengan
baik sebagai suatu bagian terpadu dan sistim penerangan jalan secara kesduruhan yang telah disetujuai oleh
Direksi Pekerjaan.
Semua perijinan dan persyaratan perencanaan penerangan jalan dan Pejabat terkait untuk keseluruhan dan
bagian-bagian jalan yang memerlukan penerangan baru sebagaimana diperinci pada gambar-gambar atau
sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan, akan dianggap telah dijamin oleh Kontraktor dan diperhitungkan
secara
8 75
-

Edisi Desember 2005


layak dalani Harga Penawaran, dan tidak ada penyesuaian harga atau perundingan ulang akan dilakukan
oleh Pemimpim Proyek berdasarkan atas setiap perbedaan (seperti jenis lampu, tingkat kekuatan, atau jenis
tiang dan sebagainya) antara persyaratan-persyaratan Pemerintah Daerah dan Spesifikasi mi, atau antara
masingmasing unitJsatuan penerangan jalan yang terpisah yang diperlukan di sepanjang bagian-bagian
jalan yang bersangkutan.
Pembayaran unit lampu penerangan jalan akan dianggap merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan
bahan-bahan tiang, rumah lampu, lampu peneranga, ballast fitting/perlengkapan, pemasangan, penyediaan
kabel dan penyambungan kabel, penggalian, perlindungan dan pengurugan, dan semua material yang
derlukan untuk penyediaan pondasi seperti ditunjukkan dalam Gambar atau dijelaskan dalam Spesifikasi
mi. Pembayaran termasukjuga biaya-biaya eksploitasi, perijinan, jasa dan biaya-biaya tak terduga yang
diperlukan untuk menyelesaikan dan beroperasinya unit lampu penerangan jalan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam Spesifikasi mi.

8-76

Nomor . Satuan
Mata U ra ian
Pengukuran
Pembayaran

Unit Lampu Penerangan Jalan Tunggal. Tipe Sodium 250


8.7.(1) Lengan Buah
Watt

8.7.(2) Unit Lampu Penerangan Jalan Ganda, Tipe Sodium 250 Watt Lengan Buah

8.7(3) Unit Lampu Penerangan Jalan Tunggal, Tipe Merkuri 250 Watt Lengan Buah

8.7.(4) Unit Lampu Penerangan Jalan Ganda, Tipe Merkuri 250 Watt Lengan Buah

8.7.(5) Unit Lampu Penerangan Jalan Tunggal, Tipe Merkuri 400 Watt Lengan Buah
Unit Lampu Penerangan Jalan Ganda, Tipe Merkuri 400
8.7.(6) Lengan Buah
Watt

1disi Dcember 2005

8.8.1 UMUM
1) Uraian

SEKSI 8.8
PAGAR PEMISAH PEDESTRIAN

Semua material yang harus disediakan dan digunakan yang tidak tercakup dalam Pasal mi harus
memenuhi ketentuan yang dinyatakan dalam pasal lain yang bersangkutan.
2) Pekeriaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi mi

8.8.2

a) Mobilisasi dan Demobilisasi


b) Pemeliharaan dan Pengaturan Lalu Lintas
c) Galian
d) Timbunan
e) Beton
f) BajaTulangan
g) Baja Struktur
h) Adukan Semen
i) Pasangan Batu
j) Pembongkaran Struktur Lama
k) Pekerjaan Harian
I) Pemeliharaan Rutin Perkerasan, Bahu Jalan, Drainase, Perlengkapan Jalan dan Jembatan
BAHAN

Seksi 1.2
Seksi 1.8
Seksi3.l
Seksi 3.2
Seksi7.1
Seksi 7.3
Seksi 7.4
Seksi 7.8
Seksi 7.9
Seksi 7.15
Seksi9.l
Seksi 10.1

1) Bahan Pipa Carbon Steel


a) Lingkup Pekerjaan
(i) Pekerjaan mi meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
diperlukan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu balk dan sempurna.
(ii) Meliputi pekerjaan railing carbon steel yang dilakukan untuk seluruh detail railing sesuai dengan yang
disebutkan dalam detail Gambar dan
mendapat persetujuan Direksi Peketjaan.
b) MutuBahan
(I) Railing : Bahan pipa carbon steel, dengan ketebalan minimal 3 mm untuk ukuran diameter 3” dan tebal
minimum 2 mm untuk ukuran 1 W’
lengkap dengan rosette serta sesuai Gambar.
(ii) Digunakan bahan pipa carbon steel dengan mutu ST.37.
(iii) Pengelasan sambungan pipa carbon steel dan atau galvanis harus baik
dan rata serta memenuhi persyaratan ASTM A53 type E atau Type S.
(iv) Bahan yang digunakan, sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contoh untuk mendapatkan persetuj uan dan Direksi
Pekerjaan.

8 77
-

Ediji Desember 2005


(v) Kontraktor harus rnenyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis-operatifsebagai informasi bagi
Direksi Pekerjaan.
(vi) Finishing cat dengan spray, warna akan ditentukan kemudian.
(vii) Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas ttapi dibutuhkan untuk penyelesaianlpenggantian
pekerjaan dalam bagian mi, harus baru, kualitas terbaik dan jenisnya dan harus disetujui Direksi
Pekerjaan.
(viii) Pengendalian seluruh pekerjaan mi harus disesuaikan dengan peraturanperaturan tersebut diatas.
(ix) Se[uruh peraturan yang dipenlukan harus disediakan Kontraktor di lapangan.
c) Syarat-syarat Pelaksanaan
(1) Bila dianggap perlu, Kontraktor wajib mengadakan pengujian terhadap bahan-bahan tersebut pada
laboratonium yang ditunjuk Direksi Pekerjaan, baik mengenai komposisi, konsentrasi dan aspek-aspek lain
yang ditimbulkannya. Untuk mi Kontraktor/Supplier harus menunjukkan surat rekomendasi dan lembaga
resmi yang ditunjuk tersebut sebelum rnemulai pekerjaan.
(ii) Semua bahan untuk pekerjaan mi harus ditinjau dan diuji, baik pad saat pembuatan, pengerjaan
maupun peiaksanaan di lapangan oleh Direksi Pekerjaan atas tanggungan Kontraktor tanpa biaya tambahan.
(iii) Bila Direksi Pekerjaan memandang penlu pengujian dengan penyinaran gelombang tinggi maka segala
biaya dan fasilitas yang dibutuhka untuk tenlaksananya pekerjaan tersebut adalah menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
2) Bahan Pipa Galvanised
a) Lingkup Pekeraan
(i) Pekerjaan mi meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralata-. dan alat-alat bantu yang
dipenlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ir:. hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna
(ii) Meliputi pekerjaan railing galvanized yang dilakukan untuk seluru detail railing sesuai dengan yang
disebutkan dalam detail Gambar d. mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.
b) Persyaratan Bahan
(f) Kaiñng Bahari pipa g& anised, handle ukw-an diameter 3” dan I lengkap dengan rosette serta sesuai
Gambar.
(ii) Digunakan bahan pipa galvanisasi produk Al-pole.
(iii) Pengelasan sambungan pipa galvanisasi harus baik dan rata serta memenuhi persyaratan ASTM A53
type E type S.
(iv) Pada area sambungan pipa galvanized steel dengan beton dipasang sealant ex Dow Corning jenis 790
atau setara.
(v) Bahan yang dipakai, sebèlum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya untuk
mendapatkan persetuj uan dan Direksi Pekerj aan.
(vi) Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan pecsyarata teknis-operatifsebagai informasi bagi
Direksi Pekerjaan.
8 7
-

Edisi Desember 2005


(vii) Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas tetapi dibutuhkan untuk penyelesaianlpenggantian
pekerjaan dalam bagian in harus baru, kualitas terbaik dan jenisnya dan hartis disetujui Direksi Pekerjaan.
(viii) Pengendalian seluruh pekerjaan mi harus disesuaikan dengan peraturanperaturan tersebut diatas.
(ix) Seluruh peraturan yang diperlukan supaya disediakan Kontraktor di lapangan.
(c) Syrat-syarat Pelaksanaan
(i) Bila dianggap penlu, Kontraktor wajib mengadakan pengujian terhadap bahan-bahan tersebut pada
laboratorium yarg ditunjuk Direksi Pekerjaan, balk mengenal komposisi, konsentras dan aspeK-aspek lain
yang ditimbu!kannya. Untuk mi Kontraktor/Supplier harus menunjukkan surat rekomendasi, dan lembaga
resrni yang ditunjuk tersebut sebelum memulai pekerjaan.
(ii) Semua bahan untuk pekerjaan mi harus ditinjau dan diuji, balk pada pembuatan, pengejaan maupun
pelaksanaan di lapangan o!eh Direksi Pekerjaan atas tanggungan Kontraktor tanpa biaya tambahan.
(iii) Bila Direksi Pekerjaan memandang perlu pengujian dengan penyinaran gelombang tinggi maka segala
biaya dan fasilitas yang dibutuhkan untuk terlaksananya pekerjaan tersebut adalah menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
8.8.3 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
1) Metode Pengukuran
Jumlah yang diukur untuk dibayar adalah jumlah meter panjang komponen pagar pemisab
pedestrian/railing logam yang terpasang di tempat yang telah diselesaikan dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan. Unit-unit tertentu yang memakai ukuran nonstandar akan diukur menurut panjangnya.
2) Dasar Pembayaran
Pekerjaan yang diukur secara tersebut di atas akan dibayar menurut Harga Satuan Kontrak untuk Mata
Pembayaran di bawah mi. Harga dan pembayaran mi merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan
bahan, pengukuran, pemotongan, perakitan, pengelasan dan pemasangan pagar pada tempat dan posisi
sesuai dengan Gambar, pemakaian serta penempatan semua material, termasuk peralatan dan kebutuhan
insidental yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan sebagaimana dijelaskan dalam Pasal mi.

8 - 79

Nomor
Satuan
Mata Uraian
Pengukuran
Pembayaran

Meter
8.8.(1) Pagar Pemisah Pedestrian Carbon Steel Pagar Pemisah Pedestrian Panjang
8.8.(2) Galvanised Meter
Panjang

Anda mungkin juga menyukai