SPESIFIKASI TEKNIS
DIVISI I
U M U M
SI.09 KANTOR DAN FASILITAS LAPANGAN
SI.09( 1 )
Kontraktor harus memasok, melengkapi , memelihara selama masa
Kontrak, semua tempat tinggalnya sendiri, barak dan gudang yang diperlukan
untuk pelaksanaan Pekerjaan, dan harus melakukan pengaturannya sendiri
dengan pemilik tanah yang akan ditempati, sesuai dengan persetujuan Konsultan
Pengawas, dan jika· perlu, membayar untuk penggunaanya. Kebutuhan kantor
dan fasilitas lapangan diuraikan dalam Spesifikasi Khusus.
SI.09 (2)
Pengadaan dan pemeliharaan tempat tinggal, barak dan gudang akan
dibayar sebagaimana yang disyaratkan dalam Pasal S.1.20 Mobilisasi
SI.10 LABORATORIUM
Kontraktor harus menyediakan, melengkapi dan memelihara, selama
berlaku Kontrak, 2 (dua) laboratorium yang memadai, satu digunakan oleh
Kontraktor dan lainnya digunakan oleh Konsultan Pengawas, dan masing-masing
bisa dipindah-pindah lengkap dengan fasilitas, furniture, peralatan, personil,
perlengkapan dan instalasinya; untuk melaksanakan pengujian pengendalian
mutu dan kecakapan kerja yang disyaratkan dalam Kontrak ini. Umumnya
Kontraktor harus bertanggungjawab atas pelaksanaansemuapengujianmenurut
perintah dan koordinasi Manager Kendali Mutu dan menurut pengawasan dari
Konsultan Pengawas.
Kelompok2
Peralatan dan bahan/material lain-lainnya yang diperlukan untuk pemeriksaan
yang ditentukan dalam Kontrak ini harus dised iakan oleh Kontraktor dan
dipasang dalam Laboratorium. Dalamjangka waktu tidak lebih dari 30 hari
setelah dikeluarkannya Tanggal Mulai Kerja (Commencement Date) Kontraktor
harus mengajukan daftar semua peralatan yang akan disediakan dan rinciannya,
minimum sebagaimana yang ditunjukkan dalam Lampi ran 1.10, untuk disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
Semua peralatan untuk pemeriksaan/testing harus bertipe standar dan telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas dan disimpan secara benar oleh Kontraktor.
Pasokan air dan tenaga listrik yang cukup harus senantiasa tersedia sepanjang
waktu.
Standard Nasional Indonesia (SN!) wajib digunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan. Dalam segala hal Kontraktor harus menggunakan SNI yang relevan
atau setara yang ditunjukkan dalam Spesifikasi ini. Kontraktor harus
menggunakan SNI terbaru atau standar Iain yang relevan sebagai pengganti atas
perintah Konsultan Pengawas.
Setiap penunjukan AASHTO Test and Material dalam Spesifikasi ini merujuk
pada "AASHTOSpecificationfor Highways Material and Methods of Sampling
and Testing" maupun Standar lainnya maka harus meruj uk pada edisi terakhir,
kecuali sudah dinominasikan dengan yang lain.
Bila material atau pembuatannya telah ditentukan oleh salah satu diantara
pemeriksaan tersebut di atas, maka dibolehkan adanya metoda pemeriksaan
altematif. Metodametoda yang dipakai untuk menentukan kesesuaian dengan
Spesifikasi ini merupakan wewenang mutlak KonsultanPengawas. Keputusan
Konsultan Pengawas bersifat final, dan setiap tuntutan terhadap keputusan Konsu
ltan Pengawas atas metoda pemeriksaan yang diperkenankan akan ditolak.
Penyediaan dan pemeliharaan laboratorium, termasuk personi, air, fasilitas Iistrik
dan seluruh pengeluaran lainnya yang harus disiapkan denganpenyewaan akan
dibayar menurut Pasal SI .20. Pada akhir Kontrak, pembayaran semacam ini
hanya untuk penggunaannya saja bukan kepem ilikan peralatan , perlengkapan
dan instalasi Iaboratorium yang akan tetap menjadi milik Kontraktor
Perubahan jarak borrow pits dari tempat kerja tidak menjadi dasar untuk
mendapatkan pembayaran tambahan ataupun perubahan Harga Kontrak
Bila material yang memenuhi syarat untuk timbunan terdapat di dekat daerah
timbunan tersebut, Konsultan Pengawas dapat memerintahkan
penggalian saluran drainase lebih lebar dan lebih dalam dari yang
normal, dan galian tersebut diukur dan dicantumkan pada penampang
melintang sebagai Galian Biasa.
S4.05 (5) Penghamparan dan Pemadatan
Borrow material yang memenuhi syarat harus dipergunakan untuk pekerjaan
permanen sesuai dengan ketentuan Pasal S4.06.
S4.05 (6) Pembayaran Kepada Pihak Lain
Kontraktor harus meminta ijin kepada dan memperoleh persetujuan dari
pemilik tanah untuk menggali dan mengambil borrow material serta
membayarnya bila perlu. Penggalian harus dilakukan sesuai desain galian
yang dibuat Kontraktor dan mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas danditinggalkan dalam kondisi yang rapi sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas.
Biaya pembayaran ijin penggalian dan pengangkutan borrow
material merupakan tanggungan Kontraktor dan dianggap harus tercakup ke
dalam Harga Satuan untuk mata pembayaran pekerjaan tersebut.
RSNI M-2005(ASTM
Kuat grab (grab Strength N 500 350 400³ 250 300 180
D4632
Kuat Sambungan Keliman (Sewn RSNI M-2005(ASTM
N 2750 1925 2200 1375 1650 990
Sean Strength) D4632
RSNI M-2005(ASTM
Kuat grab (grab Strength Detik
D4632 Nilai sifat maksimum, untuk pernitivitas,Ukuran Pori-pori Ggeosintetik
Ukuran pori-pori Geotekstil SNI 08-5518-1997 (Apparent Opening Size, Dan Stabilitas Ultraviolet Diteliti berdasarkan aplikasi
mm Geosintetik. Lihat Tabel 4.12.(2) Untuk draynase bawah permukaan, Tabel
(Apparent Opening Size,AOS) (ASTM D4351)
4.12(3) dan Tabel 4.12(4)Untuk seprator, danTabel 4.12(5) Untuk stabilisator
Stabilitas Ultraviolet (kekuatan size) ASTM D4355 %
Catatan:
I) Kelas geotekstil yang dibutuhkan mengacu pad a Tabel 4.12.(2), Tabel 4.12.(3),
Tabel4. 12.{4) atau Tabel 4.11.(5) sesuai dengan penggunaannya. Kondisi
pemasangan umumnya menentukan kelas geotekstil yang dibutuhkan. Kolas I
dikhususkan untuk kondisi yangparah dimana pol teijadinya kerusakan
gootekstil lobih tinggi. sedangkan Kelas 2 dan Kolas 3 adalah untuk kondisi
yang tidak terlalu parah.
2) Semua nilai syarat kekuatan menunjukkan Nilai Gulungan Rata-rata Minimum
dalam arah utama terlemah.
3) Ditentukan berdasarkan ASTM D4632 atau RSNI M-01-2005 4) Nilai
Gulungan Rata-rata Minimum kuat sobek yang dibutuhkan untuk geotekstil
filamen tunggal teranyam (woven monojilamengeotexti/e) adalah 250 N.
Geotekstil Separator
1. Dcskripsi: spesifikasi ini scsuai untuk gcotckstil yang bcrfungsi untuk
mencegah teijadinya pencampuran antara tanah dasar dengan agregat
penutupnya (lapis pondasi bawah, lapis pondasi, timbunan pi!ihan dan
sebagainya). Spesifikasi ini juga dapat digunakan untuk kondisi selain
di bawah perkerasan jalan dimana diperlukan pemisahan antara dua
bahan yang berbeda tetapi dengan ketentuan bahwa penanganan
rembesan air (seepage) melalui geotekstil bukan merupakan fungsi
yang utama.
Tabel 4.12.(2). Persyaratan GeQtekstil untuk Drainase Bawah Permukaan
Catatan:
1. Berdasarkan analisis ukuran butirdari tanah setompat mengacu pad a
SN! 3423: 2008 (AASHTO T88-00 (2004)).
2. Kelas 2 morupakan pilihan baku (default) untuk drainase bawah
pennukaan.
3. Nilai sifat filtrasi baku (default) ini didasarl<an pada ukuran butir
terbesar tanah seternpat.
4. Peroncanaan gootokstil yang khusus untuk suatu lokasi harus
dilakukan terutama jika satu atau lebih dari lingkungan tan ah
problematik sebagai borikut ditemukan: tanah yang tidak stab ii
atau sangat erosif seperti Ian au non-kohesif, tanah dengan
bergradasi senjang, tanah terlaminasi dengan lapisan pasirflanau
berselang-seling, lompung yang dapat larut, dan/atau serbuk
batuan.
5. Untuk tanah kohesif dengan nilai lndeks Plastisitas lebih deri 7, nilai
gulungan rata-ralll maksimum geotekstil untukUkuran P ori-pori
Geotckstil (Apparent Opening Size, Aas) adalah 0,30 mm.
2. Fungsi geotekstil sebagai pemisah (separator) sesuai untuk struktur
perkerasan yang dibangun di atas tanah dengan nilai CBR sama
atau lebih dari 3 (CBR ~ 3) atau kuat geser lebih dari sekitar 90
kPa. Aplikasi separator sesuai untuk kondisi tanah dasaryang
takjenuh.
3. Geotekstil untuk separator harus memenuhi syarat yang tercantum
pada Tabe[ 4.12.(3). Seluruh nilai pada Tabel 4.12.(3) kecuali
Ukuran Pori-pori Geotekstil (Apparent Openinr; Size, ADS)
menunjukkan Nilai Gulungan Rata-rata Minimum pada arah utama
ter!emah. Nilai Ukuran Pori-pori Geotekstil menunjukkan Nilai
Gulungan Rata-rata Maksimum.
4. Nilai-nilai dalam Tabel 3.5.3.(3) merupakan nilai-nilai baku
(default) yang memberikan daya bertahan geotekstil pada berbagai
kondisi.
Geotekstil Stabilisator
l) Deskripsi: Spesifikasi ini dapat digunakan untuk aplikasi geotekstil pada
kondisi basah dan jenuh air yang berfungsi ganda yaitu sebagai pemisah
dan penyaring atau filter. Dalam beberapa kasus, geotekstil dapat juga
berfungsi sebagai perkuatan. Fungsi geotekstil untuk stabi!isasi sesuai
untuk struktur perkerasan yang dibangun di atas tanah dengan nilai
California Bearing Ratio antara I dan 3 (I< CBR < 3) atau kuat geser
antara 30 kPa dan 90 kPa.
2) Aplikasi geotekstil untuk stabilisasi sesuai untuk tanah dasar yang jenuh
air akibat muka air tanah yang tinggi atau akibat musim hujan dalam
waktu Jama. Spesifikasi ini tidak sesuai untuk perkuatan timbunan dimana
kondisi tegangan dapat mengakibatkan keruntuhan global tanah dasar
pondasi. Perkuatan timbunan merupakan masalah perencanaan yang
khusus untuk suatu lokasi.
Tabel 4.12.(3) Persyaratan Geotekstil Separator
Catatan;
Nilai baku (default) permitivitas geotekstil harus lebih besar dari tanah
(Vi' 'JI,) .
Tabet 4.12.(4) Persyaratan Derajat Daya Bertahan (Survivability}
Catalan:
Syarat derajat daya bertahan (sun,ivabi/ity) morupakao fungsr dari
kondisi tanah dasar, peralatan konstruksi dan tebal penghamparan. Sifat-
sifat geotekstil Kolas I, 2 and 3 ditunjukkao pada Tabol 4.12.( I); Kolas
I+ sifat-sifatnya lebilt tinggi dari Kolas I, tetapi belum tordefinisikan
sampai saat ini dan jika digunakao harus disyaratkan oleh Pongguna Jasa.
Rekomondasi tersebut adalah untuk tobal pengltamparan awal antara 150 -300
mm. Untuk tebal pengltamparan awal lainnya:
300 -450 mm: kurangi syarat daya bcrtahao sebesar satu tingkat
450 - 600 mm: kurangi syarat daya bortahan sobosar dua tingkat
600 mm: kurangi syarat daya bertahao sebesartiga tingkat
Untuk teknik konstruksi khusus, seperti pembuatan alur awal (prerulting),
tingkatkan syarat daya bertahao geotokstil sebesar satu tingkat, Pongltamparan
awal bahan penutup yang terlalu tebal dapat menycbabkan keruntultan daya
dukung tanah dasar yang luaak
Setiap alur yang muncul selama konstruksi harus ditimbun dengan
bahan lapis pcndasi bawah tambahan, dan dipadatkan sampai
mencapai kepadatan yang ditentukan.
Jika penghamparan bahan urugan mengakibatkan kerusakan pada
geotekstil, maka area yang rusak harus diperbaiki sesuai
langkahlangkah yang telah dijelaskan pada butir c). Selanjutnya,
prosedur penimbunan harus diubah. untuk menghindari
kemungkinan te\jadinya kembali kerusakan (yaitu tambah tebal
hamparan awal, kurangi beban alat berat dan sebagainya).
S4.12 (4) PENGENDALIAN MUTU
( a) Sertifikasi
i. Kontraktor harus menyerahkan sertifikat pabrik kepada
Konsultan Pengawas yang mencantumkan nama pabrik
pembuat, nama produk, nomor jenis produk, kompcsisi
kimiawi filamen atau untaian serat dan informasi penting
lainnya yang menggambarkan geotekstil secara menyeluruh.
ii. Pihak Pabrik bertanggungjawab untuk melaksanakan dan
mempertahankan keberlangsungan suatu program
pengendalian mutu (misalnya ISO 9001) untuk memastikan
kesesuaian bahan terhadap persyaratan yang ditentukan
dalam spesifikasi. Dokumentasi yang menjelaskim tentang
program pengendalian mutu harus tersedia jika diminta.
iii. Sertitikat dari Pabrik harus menyatakan bahwa geotekstil
yang diberikan memenuhi syarat Nilai Gulungan Rata-Rata
Minimum dalam spesitikasi setelah dievaluasi di bawah
program pengendalian mutu. Suatu pihak yang mempunyai
kewenangan untuk mengikat Pabrik secara hukum harus
mengesahkan sertifikat mutu produk dan lingkungan.
iv. Penamaan atau penandaan yang salah pada suatu bahan harus
ditolak
(b) Pengambilan Conteh. Pengujian dan Penerimaan
i. Geotekstil harus diambil contohnya dan diuji untuk
memastikan kesesuaiannya dengan spesitikasi ini..
Pengambilan contoh uji harus mengacu padaASTM D 4354
pada Bab denganjudul "Procedure for Sampling for
Purchaser's Specification Col/[ormance Testing"' a tau
mengacu pada ISO 9868-1990 atau SNI 08--4419-1997.
Apabila Pengguna Jasa tidak melakukan pengujian,
veritikasi dapat didasarkan pada sertifikasi Pabrik yang
merupakan hasil pengujian yang dilakukan Pabrik terhadap
benda uji untuk jaminan mutu yang diperoleh dengan
menggunakan prosedur Pengambilan Conteh untuk Uji
Jaminan Mutu Pabrik (Sampling for Manufacturer's Quality
Assurane Testing). Ukuran lot merupakan jumlah yang
terkecil dari ukuran Pori-pori Geotekstil menunjukkan Nilai
Gabungan R.ata-rata Maksimum.
ii. Nilai-nilai dalam Tabel 4.12.(5) merupakan nilai-nilai baku
(default) yang memberikan daya bertahan geotekstil pada
berbagai kondisi. Catatan ([) pada Tabel 4.12.(5)
memberikan suatu pengurangan terhadap persyaratan sifat
minimum ketika tersedia inforrnasi mengenai daya bertahan
geotekstil.
Tabet 4.12.(5) Persyaratan Geotekstil untuk Stabilisasi
iv. Pada bagian lengkungan jalan, geotekstil dapat dilipat atau dipotong
untuk menyesuaikan dengan bentuk lengkungan. Lipatan atau
tumpang tindih harus searah dengan lalu!intas alat berat dan ditahan
dengan jepit, staples atau gundukan tanah ataupun batu.
v. Sebelum penimbunan, geotekstil harus diperiksa untuk memastikan
bahwa geotekstil tidak mengalami kerusakan (misalnya berlubang,
robek atau terkoyak) selama pemasangan. Pemeriksaan harus
dilakukan oleh Konsultan Pengawas. Jika Konsultan Pengawas
menemukan geotekstil yang rusak maka Kontraktor harus segera
memperbaikinya. Tutup daerah yang rusak dengan tambalan
geotekstil. Lebar tambalan harus melebihi daerah yang rusak
minimal sama dengan syarat tumpang tindih.
vi. Penghamparan lapis pondasi bawah diif necessary atas geotekstil
harus dilakukan dengan cara penumpahan ujung atau lend dumping
dari tepi geotekstil atau di atas agregat lapis pondasi bawah yang
telah terhampar sebelumnya. Alat berat tidak diperbolehkan melintas
langsung di atas geotekstil. Lapis pondasi bawah harus dihamparkan
sedemikian rupa sehingga sekurang-kurangnya suatu lapisan setebal
syarat penghamparan minimum berada antara geotekstil dan roda
atau track alat sepanjang waktu. Alat berat tidak dipcrbolehkan
berbelok pada hamparan pertama di atas geotekstil. jumlah
pengiriman suatu produk tertentu, atau suatu muatan truk dari
produk tertentu.
Toleransi Elevasi
Bahan dan Lapisan Pondasi
Permukaan relatif
Agregat
terhadap elevasi desain
Lapis Pondasi Agregat Kelas B + 0 cm
digunakan sebagai Lapis Pondasi − 2 cm
Bawah (hanya permukaan atas dari
Lapisan Pondasi Bawah).
Permukaan Lapis Pondasi Agregat + 0 cm
Kelas A untuk Lapis Resap Pengikat − 1 cm
atau Pelaburan (Perkerasan atau Bahu
Jalan)
ii) Pada permukaan semua Lapis Pondasi Agregat tidak boleh terdapat
ketidakrataan yang dapat menampung air dan semua punggung
(camber) permukaan itu harus sesuai dengan yang ditunjukkan
dalam Gambar.
iii) Tebal total minimum semua Lapis Pondasi Agregat tidak boleh
kurang 1 cm dari tebal yang disyaratkan.
iv) Tebal minimum Lapis Pondasi Agregat Kelas A tidak boleh kurang
1 cm dari tebal yang disyaratkan.
v) Pada permukaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A yang disiapkan
untuk bitumen lapis pengikat atau pelaburan (surface dressing)
permukaan, bilamana semua bahan yang terlepas harus dibuang
dengan sikat yang keras, maka penyimpangan maksimum pada
kerataan permukaan yang diukur dengan mistar lurus sepanjang 3
m, diletakkan sejajar atau melintang sumbu jalan, maksimum 1 cm.
S8.01 (4) Metoda Pengukuran
Kuantitas yang akan dibayar haruslah dalam jumlah meter kubik lapis
pondasi agregat, seperti yang terhampar sesuai dengan Gambar atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas, dipadatkan,
diuji dan diterima oleh Konsultan Pengawas. Kuantitas yang akan dibayar
haruslah didasarkan pada dimensi nominal dan bentuk ditunjukkan pada
Gambar dan panjang aktual yang diukur sepanjang sumbu utama
(centerline) dari survei pengukuran. Selama pelaksanaan pekerjaan,
ketebalan setiap lapis harus dikendalikan dengan akurat untuk mencapai
ketebalan diperlukan setelah pemadatan.
S8.01 (5) Dasar Pembayaran
Pekerjaan yang diukur sebagaimana yang disyaratkan diatas harus
dibayar dengan harga satuan Kontrak per meter kubik untuk Lapis Pondasi
Agregat seperti yang tercantum di bawah ini. Pembayaran harus merupakan
kompensasi penuh untuk penyediaan semua bahan, pengangkutan,
penghamparan, pemadatan, penyiraman, proof rolling, penyelesaian dan
pembentukan, dan untuk semua tenaga kerja, alat peralatan dan ongkos
lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan seperti yang
disebutkan ini
Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran
8.01 (1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A Meter Kubik
8.01 (2) Lapis Pondasi Agregat Kelas B Meter Kubik
DIVISI 9
PERKERASAN
Tebal selimut beton nominal (mm) untuk beton dengan kuat tekan
Klasifikasi
Lingkungan f'c yang tidak kurang dari
20 MPa 25 MPa 30 MPa 35 MPa 40 MPa
A 35 30 25 25 25
B1 (65) 45 40 35 25
B2 - (75) 55 45 35
C - - (90) 70 60
Tabel 10-2-2 Selimut beton untuk acuan dan pemadatan intensif
Tebal selimut beton nominal (mm) untuk beton dengan kuat tekan
Klasifikasi
Lingkungan f'c yang tidak kurang dari
20 MPa 25 MPa 30 MPa 35 MPa 40 MPa
A 25 25 25 25 25
B1 (50) 35 30 25 25
B2 - (60) 45 35 25
C - - (65) 50 40
Ukuran Batang D10 D13 D16 D19 D22 D25 D29 D32
(Bars) (diameter.mm)
Berat per liner meter 0,617 1,04 1,58 2,23 2,98 3,85 5,19 6,31
dalam kilogram