Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN BUSINESS PLAN

TECHNOPRENEURSHIP KELAS 13

Disusun oleh :

Wahyu Subarianto 03111540000003

Latif Aji Saputro 03111540000012

Novi Arsita Sari 03111540000043

Nur Fajar Aprilia Sari 03111540000152

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Mendirikan Usaha


Pembangunan infrastruktur dan gedung-gedung pencakar langit di Indonesia
mengalami peningkatan sebesar 14,4% (Kementrian PUPR Indonesia). Apartemen dan
perkantoran semakin banyak dibangun, terutama di kota – kota besar. Sementara infrastruktur
seperti jalan raya, pelabuhan, dan bandara juga terus dipacu pembangunannya. Tentu dalam
pembangunan infrastruktur dan Gedung membutuhkan satu material pokok, yaitu beton. Beton
menjadi salah satu material yang paling sering dipakai saat ini. Hal itu karena beton memiliki
sejumlah keunggulan. Salah satu keunggulan beton adalah mempunyai kekuatan yang tinggi
dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan struktur bangunan. Beton sendiri adalah campuran
agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), air, semen portland, dan kadang dengan bahan
tambahan (additif) yang bersifat kimiawi ataupun fisikal pada perbandingan tertentu sampai
menjadi kesatuan yang homogen.
Dalam pembangunan suatu struktur perlu direncanakan kekuatan dari beton yang akan
digunakan, salah satunya adalah kekuatan tekan beton. Kuat tekan beton adalah besarnya beban
per satuan luas yang menyebabkan beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu.
Untuk mengetahui kuat tekan beton tersebut perlu dilakukan tes uji kuat tekan beton. Tes uji
kuat beton ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan dari beton karakteristik atau kuat tekan
maksimum yang dapat diterima oleh beton sampai beton mengalami kehancuran, serta dapat
menentukan waktu untuk pembongkaran bekisting balok dan pelat lantai.
Dalam uji tes kuat tekan beton memerlukan alat uji tes kuat beton yang cukup banyak.
Namun tidak semua perusahaan konstruksi memiliki alat uji tes kuat beton dan untuk
melakukan uji tes kuat beton tersebut perlu dilakukan di laboratorium struktur beton.
Permasalahannya laboratorium struktur beton pun hanya memiliki alat tes uji tekan beton
terbatas padahal jumlah perusahaan konstruksi yang membutuhkan cukup banyak.
Oleh karena itu, kami memiliki inovasi untuk membuka usaha milik pribadi yaitu jasa
tes uji kuat tekan beton berasaskan teknologi yang kami beri nama Concrete Test App. Concrete
Test App adalah aplikasi untuk smartphone yang bertujuan untuk memudahkan konsumen
pengetesan tekan beton agar mengetahui dan menyimpan data hasil pengetesan beton langsung
di smartphone. Selain itu, produk aplikasi kami akan membuat kesan kecanggihan teknologi
pada konsumen. Diharapkan dengan adanya inovasi teknologi ini dapat mempermudah
perusahaan konstruksi dalam melakukan uji tes kuat tekan beton.

1.2 Justifikasi Pemilihan Ide Usaha


Pada zaman pembangunan infrastruktur yang pesat ini, dibutuhkan kecanggihan serta
kepraktisan dalam proses konstruksi. Beton, sebagai salah satu bahan konstruksi yang sering
digunakan dalam dunia proyek membutuhkan tempat tes kuat tekan beton untuk memenuhi
Quality Control yang selalu terjaga mutunya. Namun, di tengah kemajuan teknologi saat ini,
belum ada tempat tes kuat tekan yang mengintegrasikan antara alat tes kuat tekan beton dengan
penggunaan smartphone.
Untuk itu, diperlukan inovasi baru dalam pengetesan beton tetapi tetap menjaga kualitas
dan mutu hasil tes. Kami berencana membuat suatu tempat pengetesan mutu beton serta
aplikasi untuk smartphone yang berguna untuk melihat langsung hasil tes yang terintegrasi
dengan smartphone dan menyimpan data tes di smartphone pengguna.
BAB II
BUSINESS MODEL, MARKETING PLAN, DAN ANALISIS RESIKO

2.1 Gambaran Umum Bisnis


Bisnis adalah suau kegiatan usaha yang berhubungan dengan jual beli barang dan jasa
untuk memperoleh keuntungan yang dilakukan secara terus-menerus. Dalam menjalankan
sebuah bisnis, menyusun strategi bisnis adalah hal penting yang perlu dilakukan sejak awal.
Strategi bisnis adalah upaya perusahaan dalam mengambil kebijakan dan pedoman yang
memiliki komitmen dan tindakan yang terintegrasi serta dirancang untuk membangun
keunggulan dalam persaingan bisnis untuk memenuhi dan mencapai tujuan bisnis. Dengan
adanya strategi bisnis ini, perusahaan mampu menentukan arah perusahaan dengan
mengidentifikasinya dari segi pasar, pesaing, pelanggan, dan lain sebagainya. Untuk mencapai
keuntungan bisnis yang maksimal, berikut lima strategi bisnis yang bisa dilakukan.

2.2 Bussiness Model Kanvas


Canvas Business Model atau 9 Building Blocks atau disebut juga Model Bisnis Kanvas
adalah merupakan salah satu strategi bisnis yang dapat mendesain, menggambarkan hingga
menyimpulkan aspek – aspek bisnis menjadi satu strategi yang utuh. Model Bisnis Kanvas
adalah sebuah metode bisnis yang dihasilkan dari penelitan yang dilakukan oleh Alexander
Osterwalder beserta kawan-kawannya. Hal tersebut dituangkan dalam sebuah buku yang
berjudul Business Model Generation. Model Bisnis Kanvas mencakup 9 area atau 9 blok yang
akan membantu seseorang dalam merumuskan ide bisnis mereka menjadi suatu model bisnis
yang real. Dengan Model Bisnis Kanvas ini, bisnis menjadi lebih terstruktur.
Bisnis model yang digunakan untuk menggambarkan produk kami adalah model bisnis
kanvas. Model ini kami gunakan karena simple dan mampu memberikan gambaran
keseluruhan produk melalui template yang tersusun sistematis. Bisnis model kanvas dapat
dilihat pada Gambar 2.1.
Berikut penjelasan dari blok-blok di bisnis model kanvas.
1. Key Partners
Pihak yang menjadi partner dalam keberlangsungan bisnis ini adalah program developer
sebagai pihak pengelola aplikasi dan konsultan beton sebagai pihak yang memberikan pendapat
dan masukan apabila terdapat sampel beton yang memiliki kekurangan pada mutu.
2. Key Activities
Bisnis ini berjalan dengan 4 aspek yaitu, planning, marketing, testing dan reporting.
Planning merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyusun rencana jalannya bisnis
pengetesan beton. Marketing di sini adalah manajemen target pasar yang ingin dituju. Testing
adalah proses pengetesan beton yang diminta oleh klien. Reporting merupakan kegiatan yang
merincikan hasil dari pengetesan menjadi laporan yang bisa disimpan dalam bentuk hardcopy
dan aplikasi.
3. Value Proposition
Value yang ingin dibawa dari produk kami adalah inovasi penggunaan aplikasi dalam
pengetesan beton. Inovasi yang dimaksudkan yakni hasil dari pengetesan beton dapat
tersimpan dalam aplikasi dalam smartphone klien sehingga mengurangi kemungkinan
hilangnya data.
4. Customer Relationship
Hubungan dengan pelanggan merupakan hal yang tak kalah penting dalam bisnis. Pada
bisnis kami, pelanggan merupakan keluarga, client, sekaligus author. Kami menempatkan
pelanggan sebagai keluarga karena ada timbal balik positif diantara pelanggan dan pihak kami.
Dalam hal ini kami menggandeng pihak kontraktor-kontraktor besar yang sering melakukan
pengetesan beton dan menjaga mutu beton.
5. Customer Segments
Target pasar yang ingin kami sasar adalah proyek-proyek khususnya yang
menggunakan material beton dalam proses konstruksi nya. Karena dalam penggunaan beton
perlu dijaga mutu dan kualitas nya, sehingga dibutuhkan pengetesan beton berulang kali.
6. Key Resources
Key resource yang kami gunakan adalah pihak yang bisa merawat dan memperbaharui
aplikasi kami, kemudian pihak administrator sebagai pengelola dokumen dan keuangan serta
pihak yang ahli dalam pengetesan beton.
7. Channels
Alat yang kami gunakan untuk menyampaikan produk kami ke pelanggan adalah
marketing dan social media. Dengan kemajuan zama ini, produk kami sangat tergantung
dengan adanya internet.
8. Cost Structure
Biaya-biaya yang dikeluarkan adalah untuk keperluan app maintenance, marketing dan
gaji karyawan.
9. Revenue Stream
Keuntungan yang kami peroleh adalah melalui :
• Setiap transaksi dari konsumen akan diambil 15-20% sebagai keuntungan kami

Gambar 2.1 Business Model Canvas


2.3 Marketing Plan
Dalam membuat rencana pemasaran, kami menggunakan pedoman 8 P (Price, Product,
Place, Promotion, People, Process, Physical Evidense, Parking). Berikut ini adalah penjelasan
masing-masing komponen.
1. Price (Harga)
Harga yang ditawarkan bervariasi tergantung pada dimensi dan bentuk sampel.
2. Product (Produk)
Produk yang ditawarkan adalah jasa pengetesan beton yang terintegrasi dengan
aplikasi.
3. Place (Tempat)
Karena produk kami merupakan jasa, maka kami memerlukan tempat agar
mempermudah transaksi, untuk tempat kami memilih surabaya dikarenakan surabaya
merupakan kota besar yang ramai akan pembangunan.
4. Promotion (Promosi)
Tempat promosi kami melalui media sosial. Media sosial dipilih karena melihat
kecenderungan masyarakat pada masa kini yang cenderung banyak menggunakan media
sosial. Didukung dengan adanya generasi yang mengandalkan smartphone dalam setiap
kegiatan.
5. People (Orang-Orang)
SDM yang dibutuhkan adalah app developer, administrator sebagai pengatur
keuangan dan dokumen perusahaan, teknisi alat pengetesan beton.
6. Process (Proses)
Melakukan proses penjualan jasa bekerja sama dengan kontraktor untuk
mengembangkan dan menambah kemitraan.
7. Physical Evidence (Tampilan Fisik)
Tampilan fisik dari aplikasi kami akan dibuat userfriendly agar pelanggan mudah
mengakses dan memahami isi dari hasil pengetesan dan aplikasi. Setiap staf akan diberi
seragam sesuai divisi agar terlihat rapi.
8. Parking (Parkir)
Lokasi kantor memiliki parkir yang luas untuk pelanggan yang datang ke kantor
kami apabila membawa sampel beton dalam kuantitas banyak.
Produk jasa yang kami tawarkan akan bekerjasama dengan kontraktor besar di
Indonesia sepeti berikut :
1. PP Persero
2. Hutama Karya
3. Wijaya Karya
4. Waskita
5. Nindya Karya
6. Jaya Konstruksi
Setiap kontraktor di atas akan kami mintai data proyek khususnya yang berbasis beton,
sehingga kami bisa memantau dalam progress proyek untuk melakukan pengetesan dan
penjagaan mutu beton.

2.4 Analisis Resiko


Risiko yang mungkin terjadi dapat diantaranya adalah :
1. Tidak terbentuknya kerjasama dengan kontraktor karena belum percaya dengan
produk kami
2. Pelanggan tiba-tiba membatalkan orderan tanpa sebab
3. Sulitnya mendapatkan legalitas untuk mendirikan usaha

Untuk menyelesaikan masalah tersebut, dapat diterapkan beberapa strategi diantarnya


adalah :
1. Diberikan masa percobaan bagi klien yang sulit diajak bekerja sama. Misalnya,
proyek mereka dipasang di app kami tanpa membayar biaya investasi selama
beberapa minggu.
2. Dalam skala besar, kami akan menerapkan sistem DP untuk meminimalisir kerugian
akibat batalnya pilihan pelanggan. Uang ini harus dibayarkan pelanggan tepat
setelah memilih tipe pengetesan yang diinginkan.
3. Kami melakukan branding dengan maksimal dan fasilitas yang kami berikan selalu
dikonsistenkan sehingga mendapat kepercayaan yang luas yang mampu menjadi
bukti untuk legalitas mendirikan usaha
BAB IV
ANALISA PROYEKSI KEUANGAN DAN KEBUTUHAN START-UP FUND
4.1 Anggaran Biaya
Berikut adalah anggaran dana sebagai modal awal yang dibutuhkan untuk
menjalankan usaha ini,
Tabel 1. Anggaran biaya
No. Jenis Harga total (Rp)
1. Pembelian Alat Tes 60.000.000
2. Pembuatan Aplikasi 5.000.000
3. Komputer 3.500.000
4. Sewa Kantor 3.000.000
5. Printer 2.000.000
6. Pegawai (4 orang) 10.000.000
7. Telefon 1.500.000
8. Wifi 800.000
Total 85.800.000

4.2 Proyeksi Biaya Usaha


Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan:
1. HPP (Harga Pokok Penjualan) = biaya habis pakai/total produksi
= Rp 36.000.000,00 /
600
= Rp 60.000,00
2. Harga Jual per order. Rata-rata harga jual = Rp 85.000,00
3. Keuntungan Marginal = Harga Jual – HPP
= Rp 85.000,00 – Rp 70.000,00
= Rp 15.000,00
4. Dari perhitungan keuntungan marginal dengan asumsi setiap bulan mendapat
600 kali order pengetesan, maka Return of Invesment (ROI) adalah sebagai
berikut.
ROI = (Keuntungan Marginal x 600 order)
= Rp 15.000,00 x 600
= Rp 9.000.000,00
Jadi, ROI dari bisnis ini dapat dicapai dengan membagi total semua modal
awal (Rp 85.800.000,00) dengan keuntungan per bulan (Rp 9.000.000,00) = 9.53
= 10 bulan.

Anda mungkin juga menyukai