0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
101 tayangan9 halaman
Laporan ini membahas rencana bisnis untuk jasa pengetesan kuat tekan beton yang terintegrasi dengan aplikasi di smartphone. Bisnis ini menargetkan perusahaan konstruksi yang membutuhkan pengetesan mutu beton secara berkala. Model bisnis yang digunakan adalah canvas untuk menggambarkan keseluruhan strategi bisnis.
Laporan ini membahas rencana bisnis untuk jasa pengetesan kuat tekan beton yang terintegrasi dengan aplikasi di smartphone. Bisnis ini menargetkan perusahaan konstruksi yang membutuhkan pengetesan mutu beton secara berkala. Model bisnis yang digunakan adalah canvas untuk menggambarkan keseluruhan strategi bisnis.
Laporan ini membahas rencana bisnis untuk jasa pengetesan kuat tekan beton yang terintegrasi dengan aplikasi di smartphone. Bisnis ini menargetkan perusahaan konstruksi yang membutuhkan pengetesan mutu beton secara berkala. Model bisnis yang digunakan adalah canvas untuk menggambarkan keseluruhan strategi bisnis.
Pembangunan infrastruktur dan gedung-gedung pencakar langit di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 14,4% (Kementrian PUPR Indonesia). Apartemen dan perkantoran semakin banyak dibangun, terutama di kota – kota besar. Sementara infrastruktur seperti jalan raya, pelabuhan, dan bandara juga terus dipacu pembangunannya. Tentu dalam pembangunan infrastruktur dan Gedung membutuhkan satu material pokok, yaitu beton. Beton menjadi salah satu material yang paling sering dipakai saat ini. Hal itu karena beton memiliki sejumlah keunggulan. Salah satu keunggulan beton adalah mempunyai kekuatan yang tinggi dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan struktur bangunan. Beton sendiri adalah campuran agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), air, semen portland, dan kadang dengan bahan tambahan (additif) yang bersifat kimiawi ataupun fisikal pada perbandingan tertentu sampai menjadi kesatuan yang homogen. Dalam pembangunan suatu struktur perlu direncanakan kekuatan dari beton yang akan digunakan, salah satunya adalah kekuatan tekan beton. Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas yang menyebabkan beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu. Untuk mengetahui kuat tekan beton tersebut perlu dilakukan tes uji kuat tekan beton. Tes uji kuat beton ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan dari beton karakteristik atau kuat tekan maksimum yang dapat diterima oleh beton sampai beton mengalami kehancuran, serta dapat menentukan waktu untuk pembongkaran bekisting balok dan pelat lantai. Dalam uji tes kuat tekan beton memerlukan alat uji tes kuat beton yang cukup banyak. Namun tidak semua perusahaan konstruksi memiliki alat uji tes kuat beton dan untuk melakukan uji tes kuat beton tersebut perlu dilakukan di laboratorium struktur beton. Permasalahannya laboratorium struktur beton pun hanya memiliki alat tes uji tekan beton terbatas padahal jumlah perusahaan konstruksi yang membutuhkan cukup banyak. Oleh karena itu, kami memiliki inovasi untuk membuka usaha milik pribadi yaitu jasa tes uji kuat tekan beton berasaskan teknologi yang kami beri nama Concrete Test App. Concrete Test App adalah aplikasi untuk smartphone yang bertujuan untuk memudahkan konsumen pengetesan tekan beton agar mengetahui dan menyimpan data hasil pengetesan beton langsung di smartphone. Selain itu, produk aplikasi kami akan membuat kesan kecanggihan teknologi pada konsumen. Diharapkan dengan adanya inovasi teknologi ini dapat mempermudah perusahaan konstruksi dalam melakukan uji tes kuat tekan beton.
1.2 Justifikasi Pemilihan Ide Usaha
Pada zaman pembangunan infrastruktur yang pesat ini, dibutuhkan kecanggihan serta kepraktisan dalam proses konstruksi. Beton, sebagai salah satu bahan konstruksi yang sering digunakan dalam dunia proyek membutuhkan tempat tes kuat tekan beton untuk memenuhi Quality Control yang selalu terjaga mutunya. Namun, di tengah kemajuan teknologi saat ini, belum ada tempat tes kuat tekan yang mengintegrasikan antara alat tes kuat tekan beton dengan penggunaan smartphone. Untuk itu, diperlukan inovasi baru dalam pengetesan beton tetapi tetap menjaga kualitas dan mutu hasil tes. Kami berencana membuat suatu tempat pengetesan mutu beton serta aplikasi untuk smartphone yang berguna untuk melihat langsung hasil tes yang terintegrasi dengan smartphone dan menyimpan data tes di smartphone pengguna. BAB II BUSINESS MODEL, MARKETING PLAN, DAN ANALISIS RESIKO
2.1 Gambaran Umum Bisnis
Bisnis adalah suau kegiatan usaha yang berhubungan dengan jual beli barang dan jasa untuk memperoleh keuntungan yang dilakukan secara terus-menerus. Dalam menjalankan sebuah bisnis, menyusun strategi bisnis adalah hal penting yang perlu dilakukan sejak awal. Strategi bisnis adalah upaya perusahaan dalam mengambil kebijakan dan pedoman yang memiliki komitmen dan tindakan yang terintegrasi serta dirancang untuk membangun keunggulan dalam persaingan bisnis untuk memenuhi dan mencapai tujuan bisnis. Dengan adanya strategi bisnis ini, perusahaan mampu menentukan arah perusahaan dengan mengidentifikasinya dari segi pasar, pesaing, pelanggan, dan lain sebagainya. Untuk mencapai keuntungan bisnis yang maksimal, berikut lima strategi bisnis yang bisa dilakukan.
2.2 Bussiness Model Kanvas
Canvas Business Model atau 9 Building Blocks atau disebut juga Model Bisnis Kanvas adalah merupakan salah satu strategi bisnis yang dapat mendesain, menggambarkan hingga menyimpulkan aspek – aspek bisnis menjadi satu strategi yang utuh. Model Bisnis Kanvas adalah sebuah metode bisnis yang dihasilkan dari penelitan yang dilakukan oleh Alexander Osterwalder beserta kawan-kawannya. Hal tersebut dituangkan dalam sebuah buku yang berjudul Business Model Generation. Model Bisnis Kanvas mencakup 9 area atau 9 blok yang akan membantu seseorang dalam merumuskan ide bisnis mereka menjadi suatu model bisnis yang real. Dengan Model Bisnis Kanvas ini, bisnis menjadi lebih terstruktur. Bisnis model yang digunakan untuk menggambarkan produk kami adalah model bisnis kanvas. Model ini kami gunakan karena simple dan mampu memberikan gambaran keseluruhan produk melalui template yang tersusun sistematis. Bisnis model kanvas dapat dilihat pada Gambar 2.1. Berikut penjelasan dari blok-blok di bisnis model kanvas. 1. Key Partners Pihak yang menjadi partner dalam keberlangsungan bisnis ini adalah program developer sebagai pihak pengelola aplikasi dan konsultan beton sebagai pihak yang memberikan pendapat dan masukan apabila terdapat sampel beton yang memiliki kekurangan pada mutu. 2. Key Activities Bisnis ini berjalan dengan 4 aspek yaitu, planning, marketing, testing dan reporting. Planning merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyusun rencana jalannya bisnis pengetesan beton. Marketing di sini adalah manajemen target pasar yang ingin dituju. Testing adalah proses pengetesan beton yang diminta oleh klien. Reporting merupakan kegiatan yang merincikan hasil dari pengetesan menjadi laporan yang bisa disimpan dalam bentuk hardcopy dan aplikasi. 3. Value Proposition Value yang ingin dibawa dari produk kami adalah inovasi penggunaan aplikasi dalam pengetesan beton. Inovasi yang dimaksudkan yakni hasil dari pengetesan beton dapat tersimpan dalam aplikasi dalam smartphone klien sehingga mengurangi kemungkinan hilangnya data. 4. Customer Relationship Hubungan dengan pelanggan merupakan hal yang tak kalah penting dalam bisnis. Pada bisnis kami, pelanggan merupakan keluarga, client, sekaligus author. Kami menempatkan pelanggan sebagai keluarga karena ada timbal balik positif diantara pelanggan dan pihak kami. Dalam hal ini kami menggandeng pihak kontraktor-kontraktor besar yang sering melakukan pengetesan beton dan menjaga mutu beton. 5. Customer Segments Target pasar yang ingin kami sasar adalah proyek-proyek khususnya yang menggunakan material beton dalam proses konstruksi nya. Karena dalam penggunaan beton perlu dijaga mutu dan kualitas nya, sehingga dibutuhkan pengetesan beton berulang kali. 6. Key Resources Key resource yang kami gunakan adalah pihak yang bisa merawat dan memperbaharui aplikasi kami, kemudian pihak administrator sebagai pengelola dokumen dan keuangan serta pihak yang ahli dalam pengetesan beton. 7. Channels Alat yang kami gunakan untuk menyampaikan produk kami ke pelanggan adalah marketing dan social media. Dengan kemajuan zama ini, produk kami sangat tergantung dengan adanya internet. 8. Cost Structure Biaya-biaya yang dikeluarkan adalah untuk keperluan app maintenance, marketing dan gaji karyawan. 9. Revenue Stream Keuntungan yang kami peroleh adalah melalui : • Setiap transaksi dari konsumen akan diambil 15-20% sebagai keuntungan kami
Gambar 2.1 Business Model Canvas
2.3 Marketing Plan Dalam membuat rencana pemasaran, kami menggunakan pedoman 8 P (Price, Product, Place, Promotion, People, Process, Physical Evidense, Parking). Berikut ini adalah penjelasan masing-masing komponen. 1. Price (Harga) Harga yang ditawarkan bervariasi tergantung pada dimensi dan bentuk sampel. 2. Product (Produk) Produk yang ditawarkan adalah jasa pengetesan beton yang terintegrasi dengan aplikasi. 3. Place (Tempat) Karena produk kami merupakan jasa, maka kami memerlukan tempat agar mempermudah transaksi, untuk tempat kami memilih surabaya dikarenakan surabaya merupakan kota besar yang ramai akan pembangunan. 4. Promotion (Promosi) Tempat promosi kami melalui media sosial. Media sosial dipilih karena melihat kecenderungan masyarakat pada masa kini yang cenderung banyak menggunakan media sosial. Didukung dengan adanya generasi yang mengandalkan smartphone dalam setiap kegiatan. 5. People (Orang-Orang) SDM yang dibutuhkan adalah app developer, administrator sebagai pengatur keuangan dan dokumen perusahaan, teknisi alat pengetesan beton. 6. Process (Proses) Melakukan proses penjualan jasa bekerja sama dengan kontraktor untuk mengembangkan dan menambah kemitraan. 7. Physical Evidence (Tampilan Fisik) Tampilan fisik dari aplikasi kami akan dibuat userfriendly agar pelanggan mudah mengakses dan memahami isi dari hasil pengetesan dan aplikasi. Setiap staf akan diberi seragam sesuai divisi agar terlihat rapi. 8. Parking (Parkir) Lokasi kantor memiliki parkir yang luas untuk pelanggan yang datang ke kantor kami apabila membawa sampel beton dalam kuantitas banyak. Produk jasa yang kami tawarkan akan bekerjasama dengan kontraktor besar di Indonesia sepeti berikut : 1. PP Persero 2. Hutama Karya 3. Wijaya Karya 4. Waskita 5. Nindya Karya 6. Jaya Konstruksi Setiap kontraktor di atas akan kami mintai data proyek khususnya yang berbasis beton, sehingga kami bisa memantau dalam progress proyek untuk melakukan pengetesan dan penjagaan mutu beton.
2.4 Analisis Resiko
Risiko yang mungkin terjadi dapat diantaranya adalah : 1. Tidak terbentuknya kerjasama dengan kontraktor karena belum percaya dengan produk kami 2. Pelanggan tiba-tiba membatalkan orderan tanpa sebab 3. Sulitnya mendapatkan legalitas untuk mendirikan usaha
Untuk menyelesaikan masalah tersebut, dapat diterapkan beberapa strategi diantarnya
adalah : 1. Diberikan masa percobaan bagi klien yang sulit diajak bekerja sama. Misalnya, proyek mereka dipasang di app kami tanpa membayar biaya investasi selama beberapa minggu. 2. Dalam skala besar, kami akan menerapkan sistem DP untuk meminimalisir kerugian akibat batalnya pilihan pelanggan. Uang ini harus dibayarkan pelanggan tepat setelah memilih tipe pengetesan yang diinginkan. 3. Kami melakukan branding dengan maksimal dan fasilitas yang kami berikan selalu dikonsistenkan sehingga mendapat kepercayaan yang luas yang mampu menjadi bukti untuk legalitas mendirikan usaha BAB IV ANALISA PROYEKSI KEUANGAN DAN KEBUTUHAN START-UP FUND 4.1 Anggaran Biaya Berikut adalah anggaran dana sebagai modal awal yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha ini, Tabel 1. Anggaran biaya No. Jenis Harga total (Rp) 1. Pembelian Alat Tes 60.000.000 2. Pembuatan Aplikasi 5.000.000 3. Komputer 3.500.000 4. Sewa Kantor 3.000.000 5. Printer 2.000.000 6. Pegawai (4 orang) 10.000.000 7. Telefon 1.500.000 8. Wifi 800.000 Total 85.800.000
4.2 Proyeksi Biaya Usaha
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan: 1. HPP (Harga Pokok Penjualan) = biaya habis pakai/total produksi = Rp 36.000.000,00 / 600 = Rp 60.000,00 2. Harga Jual per order. Rata-rata harga jual = Rp 85.000,00 3. Keuntungan Marginal = Harga Jual – HPP = Rp 85.000,00 – Rp 70.000,00 = Rp 15.000,00 4. Dari perhitungan keuntungan marginal dengan asumsi setiap bulan mendapat 600 kali order pengetesan, maka Return of Invesment (ROI) adalah sebagai berikut. ROI = (Keuntungan Marginal x 600 order) = Rp 15.000,00 x 600 = Rp 9.000.000,00 Jadi, ROI dari bisnis ini dapat dicapai dengan membagi total semua modal awal (Rp 85.800.000,00) dengan keuntungan per bulan (Rp 9.000.000,00) = 9.53 = 10 bulan.