Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

Perancangan Sistem E-Business Untuk


Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM)

Untuk Memenuhi Sebagian Tugas Mata Kuliah E-Business

Dosen Pengampu:

H. SIROJUL ARIFIN SHOFA, S.E., M.A.

Oleh
Widadatul Maulidia IST2204110
Suaidah IST2204106

PRODI TEKNOLOGI INFORMASI


FAKULTAS TEKNIK
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI ANNUQAYAH
GULUK-GULUK SUMENEP
JUNI 2023
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................ii

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.............................................1


B. Rumusan Masalah.......................................................1

BAB II: PEMBAHASAN

A. Persyaratan Baru Pada E-Business....................................3


B. Perencanaan Keberhasilan E-Business..............................4
C. Infrastruktur Dasar E-Business..........................................5
D. Proses E-Business..............................................................6
E. Kebijakan Publik................................................................7
F. Produk Hukum E-Business................................................7
G. Usaha Kecil Menengah (UKM).........................................8
H. Upaya pengembangan UKM..............................................9
I. Strategi E-Commerce Untuk
Pengembangan UKM.........................................................12

BAB III: PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................15

DAFATAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebuah sistem informasi terpadu atau biasa dikatakan sebagai
E-Business di abad komputerisasi sudah menjadi standart di banyak
perusahaan- perusahaan dan organisasi di seluruh dunia begitu juga
dengan UKM yang secara global sudah memaksimalkan teknologi E-
Business yang terintegrasi baik secara front end hingga back end.
Sehingga mereka mampu menebus pasar global dengan baik. Salah
satu faktor yang memberikan kontribusi yang besar pada keberhasilan
UKM dalam menjalankan roda bisnisnya adalah pengelolaan
perusahaan yang baik serta promosi perusahaan.
Penggunaan teknologi informasi atau information technology
(IT) telah banyak digunakan oleh industri ataupun organisasi guna
meningkatkan kinerja dan mengotomatiskan proses bisnisnya. Bukan
hanya perusahaan besar yang bisa menggunakan E-bussiness ,
sekarang usaha kecil menengah (UKM) pun bisa menggunakan sistem
ini. Usaha kecil menengah sering memiliki kebutuhan yang unik
untuk softwere yang terintegrasi yang menuntut kemampuan sistem
lengkap namun dapat digunakan dengan mudah.
Untuk itu diperlukan sebuah perancangan dan sistem E-
Business yang tepat dan mampu menjawab kebutuhan dasar pengguna
UKM. Perancangan ini juga bertujuan untuk mendapatkan sebuah
hasil output yang robust, efisien dan memiliki keandalan khususnya
ketika dalam tahap development sistem ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa persyaratan baru pada E-Business?
2. Apa perencanaan keberhasilan E-Business?
3. Bagaimana infrastruktur dasar E-Business?

1
4. Bagaimana proses E-Business?
5. Bagaimana kebijakan publik?
6. Bagaimana produk hukum E-Business di Indonesia?
7. Apa itu UKM (Usaha Kecil Menengah)?
8. Bagaimana upaya pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM)?
9. Bagaimana strategi e-commerce untuk pengembangan UKM?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Persyaratan Baru Pada E-Business


Persyaratan baru pada E-Business untuk lingkup bisnis bertitik
pada :
a. Fleksibel
Fleksibelitas adalah kemamapuan organisasi untuk
memenuhu berbagai harapan pelamggan tanpa adanya
peningkatan biaya,waktu, gangguan atau kerugian yang
berlebihan.
b. Responsif
Responsif adalah sikap cepat menanggapi apa yang
diinginkan oleh pelanggan secara positif.
c. Berfokus pada pelanggan
Berfokus pada pelanggan (Customer Focus) adalah sebuah
strategi yang diterapkan oleh perusahaan agar dapat melayani
pelanggan secara lebih baik. Perusahaan dapat
mendefinisikan pelanggan yang akan dilayani sehingga dapat
memahami kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan.
d. Inovatif
Inovatif dalam berbisnis bisa diartikan sebagai sebuah ide
revolusioner yang dapat mengubah industri dan menjadikan
bisnis sebagai sesuatu yang inovatif.
e. Kolaborasi dalam pelayanan (Colabiratif self in cervice)
Kolaborasi dalam pelayanan adalah bekerja sama dangan
orang lain mencapai tujuan utama yang jelas.
f. Bersifat global

3
Bersifat global adalah bekerja sama tidak hanya dalam ligkup
yang kecil namun dalam ruang lingkup yang luas atau
mendunia.

B. Perencanaan keberhasilan E-Business


Didalam pembanguannya E-Business memiliki berberapa tahapan
diantaranya:
a. Tahap Perencanaan
Tahap ini sangat penting karena pada tahap ini permasalahan
yang sebenarnya didefinisikan secara rinci dimana Pembuat sistem
mencoba memahami permasalahan dan mendefinisikan secara rinci,
kemudian menentukan tujuan pembuatan sistem dan
mengidentifikasi kendala- kendala. Hasilnya berupa proposal
proyek
b. Tahap Analisis
Pada tahap ini pembuat sistem akan menganalisis permasalahan
dengan menyusun studi kelayakan. Studi kelayakan ini menentukan
kemungkinan keberhasilan solusi yang diusulkan serta untuk
memastikan bahwa solusi yang diusulkan tersebut benar-benar
dapat dicapai dengan sumber daya dan dengan memperhatikan
kendala yang terdapat pada perusahaan serta dampak terhadap
lingkungan sekeliling.
c. Tahap Perancangan
Tahap perancangan dalam membuat sistem informasi e-business
ini dapat disebut juga sebagai desain sistem. Dalam rancangan SI E-
Business harus memperhatikan kebutuhan perusahaan E-Business,
kebutuhan operator, kebutuhan pemakai, dan kebutuhan teknis.
d. Tahap penerapan
Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengimplementasikan
rancangan yang telah disusun sebelumnya agar dapat
diwujudnyatakan. Implementasi untuk prosedur di dalam teknologi
komputer akan menggunakan bahasa z setiap orang yang terlibat

4
dapat mengikuti alur yang telah ditetapkan. Untuk merealisasikan
sistem pada tahap pemaparan ini, ditempuh beberapa metode, antara
lain, penggunaan paket aplikasi, pengembangan oleh staf sendiri
(insourcing), dan pengembangnan yang dilakukan dengan
kerjasama dari pihak luar seperti konsultan atau software house
(outsourcing).
e. Tahap evaluasi
Pada tahap ini, dilakukan uji coba sistem yang telah selesai
disusun. Proses uji coba diperlukan untuk memastikan bahwa
sistem tersebut sudah benar.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengevaluasi
perangkat keras adalah:
o Kemampuan perangkat keras yang meliputi kecepatn proses dan
distribusinya
o Seberapa besar biaya yang harus disediakannya untuk
pengoperasian dan perawatan sistem.
o Kompatibilitas perangkat keras terhadap sistem-sistem yang
terkait, seberapa lama teknologi yang digunakan akan bertahan.
o Sejauh mana pilihan-pilihan terhadap komputer yang digunakan,
memperhatikan faktor- faktor ergonomik.
o Tingkat kehandalan dan sekalabilitas jaringan komputer yang
dibangun sebagai infrastruktur sistem tersebut.

C. Infrastruktur dasar E-Business

Infrastruktur untuk E-Business termasuk faktor yang


mempengaruhi keberhasilan E-Business. Infrastruktur merupakan hal
yang penting untuk diingat bahwa mengimplementasikan proses E-
Business bukan merupakan strategi dasar. Implementasi E-Business
hanya berarti mempergunakan teknologi informasi jaringan dan
komunikasi secara lebih efisien dan efektif dalam melaksanakan proses
bisnis. Nilai strategis untuk melakukan hal ini tergantung pada tingkat
sejauh mana proses tersebut dapat membantu organisasi

5
mengimplementasikan dan mencapai strategi keseluruhannya. Untuk
menunjang E-Business, dibutuhkan sebuah komponen yang disebut
infrastruktur E-Business. Infrastruktur E-Businesss adalah arsitektur
hardware, software, konten dan data yang digunakan untuk memberikan
layanan E-Business untuk karyawan, pelanggan dan mitra. Infrastruktur
E-Business mempengaruhi kualitas pelayanan langsung yang dialami
oleh pengguna sistem dalam hal kecepatan dan responsibilitas.
Infrastruktur E-Business harus fleksibel dengan mempertimbangkan
teknologi baru untuk mendukung perubahan dalam bersaing secara
efektif.

Dalam infrastruktur E-Business terdapat dua komponen utama yang


berperan penting, yaitu:
1. Technical e-business infrastructure (hardware, software, teknologi
komunikasi, data, dan aplikasi utama).
2. Human E-busniess infrastruktur (keahlian, pengalaman, kompetensi,
komitmen, nilai, norma dan pengetahuan).
Infrastruktur e-business harus memiliki karakteristik berupa
connectivity, compatibility, modularity dan personel IT yang
mempunyai keahlian dan pengetahuan yang memadai.
Connectivity adalah konsep untuk menghubungkan semua
pengguna, area fungsional dan aplikasi perusahaan yang
memungkinkan untuk berbagi informasi sehingga berdampak pada
perluasan implementasi aplikasi. Informasi yang dibagi oleh
pengguna disediakan oleh berbagai aplikasi yang dimiliki
perusahaan dimana aplikasi ini akan bernilai jika dibentuk dan
digunakan sebagaimana yang diinginkan.
Compatibility adalah kemampuan untuk membagikan
berbagai macam informasi & aplikasi melalui komponen teknologi
di dalam perusahaan secara menyeluruh.

D. Proses E-Business
1. Analisis bisnis

6
Menunjukkan adanya proses evaluasi prospek (ekonomi) dan
resiko perusahaan yang mencakup analisis lingkungan bisnis,
stategi, posisi dan kinerja keuangan. Analisis bisnis membantu
mengambil keputusan bisnis.
2. Developer
Developer adalah suatu perancang softwer, website atau
aplikasi yang dimana developer ini biasanya yang mendesain
suatu web.
3. End-user computing satisfaction
End user computing satisfaction adalah metode untuk
mengukur tingkat kepuasan dari user pada aplikasi dengan
membandingkan antara harapan dan kenyataan dari sebuah
aplikasi. Definisi EUCS dari sebuah sistem informasi adalah
evaluasi secara keseluruhan dari para pengguna sistem informasi
yang berdasarkan pengalaman mereka dalam menggunakan sistem
tersebut.
Berikut adalah tiap dimensi yang di ukur dengan metode End-
User Computing Satisfaction menurut Doll & Torkzadeh (1991) 1:
a. Dimensi Content
b. Dimensi Accuracy
c. Dimensi Format
d. Dimensi Ease of Use
e. Dimensi Timeliness

E. Kebijakan Publik
Untuk keberlangsungan E-Business di Indonesia perlu
dilakukan perbaikan materi hukum terhadap perangkat hukum yang
telah ada terkait disesuaikan untuk mendukung kegiatan E-Business
dan pembuatan undang undang khusus yang memang sangat
dubutuhkan. Namun perubahan dilakukan secara bertahap dan pararel,
bertahap dengan menadakan revisi perundangan yang telah ada, dan

1
Doll&Torkzadeh, Metode End-User Computing Satisfaction (1991)

7
membuat undang-undang baru di bidang hukum telematika (cyber
law) seperti rancangan undang-undang tentang informasi dan transaksi
elektronik perubahan pararel seiring proses perancangan undang-
undang di DPR dan Pemerintah, maka perlunya pembuatan peraturan
perundangan terkait dengan kegiatan E-Business, dimana
tingkatannya di bawah undang-undang.

F. Produk Hukum E-Business di Indonesia


Produk hukum E-Business di Indonesia mencakup peraturan
yang memberikan kepastian hukum atas penyelenggaraan transaksi
elektronik. Pemerintah Indonesia telah merilis Peraturan 80/2019 yang
mengatur tentang e-commerce. Selain itu, ada upaya perlindungan
hukum pada konsumen dalam transaksi e-commerce. E-Businesss di
Indonesia mencakup praktek pelaksanaan dan pengelolaan proses
bisnis utama seperti perancangan produk, pengelolaan pasokan bahan
baku, manufaktur, penjualan, pemenuhan pesanan, dan penyediaan
servis melalui penggunaan teknologi komunikasi, komputer, dan data
yang telah terkomputerisasi. Ada juga aturan hukum yang mengatur
bisnis e-commerce di Indonesia.

G. UKM (Usaha Kecil Menengah)


Usaha Kecil dan Menengah (UKM) adalah suatu bentuk usaha
yang dilihat dari skalanya usaha rumah tangga dan usaha kecil hanya
mempunyai pegawai antara 1-19 orang. Sementara usaha menengah
mempunyai pegawai antara 20-99 orang (BPS,2004) 2. Usaha kecil
menengah ini telah terbukti merupakan suatu bentuk usaha yang dapat
bertahan dalam krisis ekonomi Indonesia.
Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan salah satu bidang
yang memberikan kontribusi yang segnifikan dalam memacu
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan daya serap
UKM terhadap tenaga kerja yang sangat besar dan dekat dengan
2
Hafsah, M.J. 2004. Upaya Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Jurnal
Infokop Nomor 25 Tahun XX

8
rakyat kecil. Kebijakan pemerintah terhadap UKM dituangkan dalam
sejumlah undang-undang dan peraturan pemerintah. Usaha kecil
menengah merupakan salah satu pendorong terdepan dan
pembangunan ekonomi. Gerak sektor UKM amat vital untuk
mrnciptakan pertumbuhan dan lapangan pekerjaan. UKM cukup
fleksibel dan dapat dengan mudah beradaptasi dengan mudah
beradaptasi dengan pasang surut dan arah pemerintahaan pasar.
Usaha kecil menengah (UKM) sehrusnya menjadi motor
pertumbuhan ekonomi. Pelaku Usaha Kecil Menengah atau UKM di
kawasan Asia Pacific telah memiliki kesadaran baru sebagai mana
yang di kemukakan di depan para mentri yang membidangi usaha
kecil menengah (UKM) di forum APEC yang bertemu di kota
Christchurch New Zealand tahun 1999.

H. Upaya Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM)


Pemakaian Teknologi Informasi (IT) dalam memasarkan
produk UKM telah berhasil dikembangkan oleh sejumlah Negara
seperti Cina, Jepang, dan India. Bahkan Konfederasi Industri India
atau Confedration of Indian Industry (CII) merilis hasil survey yang
memperlihatkan bahwa peranan Teknologi Informasi (IT) telah
mengubah peruntungan sigmen UKM di India. Menurut hasil survey
tersebut penggunaan IT di kalangan UKM telah menghasilkan
peningkatan pendapatan yang signifikan, yakni 78 % dari responden
mengindekasikan peningkatan pendapatan akibat penggunaan IT
(Nofie, 2007)3. Sementara itu Cina menerapkan IT sebagai upaya
untuk meningkatkan daya saing penjualan produk UKMnya (Kompas,
2007).4
Internet marketing adalah proses pembentukan dan
pemeliharaan hubungan dengan konsumen melalui kegiatan–kegiatan
online dengan memfasilitasi pertukaran ide, produk dan jasa yang

3
Nofie, Iman .2007. Mengenal E-Commerce. dari www.nofieiman.com Jan 2007
4
Situs Menteri UKM. 2007. Basic Foundation On Empowerment of Coopertaives and
Mikro, Small and Medium Enterprises

9
memuaskan kedua pihak (Lue, 2009; Omelayenko, 2008) 5. UKM
perlu dikembangkan menurut Kurniawan (2009)6 karena :
1. UKM menyerap banyak tenaga kerja.
2. UKM memegang peranan penting dalam ekspor nonmigas,
yang pada tahun 1990 mencapai US$ 1.031 juta atau
menempati rangking kedua setelah ekspor dari kelompok
aneka industri.
3. Adanya urgensi untuk struktur ekonomi yang berbentuk
piramida, yang menunjukkan adanya ketimpangan yang lebar
antara pemain kecil dan besar dalam ekonomika Indonesia.
Dari alasan pertama di atas jelaslah bahwa dengan adanya UKM
dapat mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Indonesia,
padahal pengangguran yang tinggi adalah penyumbang terbesar dalam
penyebab terjadinya kemiskinan di Indonesia, demikian juga yang
terjadi di propinsi Sumatra Selatan (Sripo, 2010) 7. Banyaknya UKM
akan menyebabkan perekonomian yang kuat, karena terbukti bahwa
UKM paling tahan terhadap krisis (Kuncoro, 2008) 8. Masalah dasar
yang dihadapi UKM menurut Kurniawan (2009)9 adalah:
1. Adanya urgensi untuk struktur ekonomi yang berbentuk
piramida, yang menunjukkan adanya ketimpangan yang lebar
antara pemain kecil dan besar dalam ekonomika Indonesia.

5
Omelayenko, Borys and Dieter Fensel. 2008. Scalable Document Integration For B2b
Electronic Commerce. Special Issue Of Electronic Commerce Research Journal On B2b
Research
6
Kurniawan, Didi. 2009. Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan dengan Akselerasi
Sektor Riil dan UKM. Tersedia [Online] http://didikurniawan.web.id/2009/04/29/
mengembangkan-ekonomi-kerakyatan-dengan-akselerasi-sektor-riil-dan-ukm/ Diakses
tanggal 5 Juni 2010
7
Sripo. 2010. 38.044 UKM Serap 163.830 Tenaga Kerja. Harian Umum Sriwijaya Post
Tanggal 15 April 2010
8
Kuncoro, Mudrajad, 2008. Tujuh Tantangan UKM di Tengah Krisis Global. Harian
Bisnis Indonesia 21 Oktober 2008. [Online] http://www.mudrajad.com/upload/Tujuh
%20 Tantangan% 20UKM%20di%20Tengah%20Krisis%20Global.pdf Diakses tanggal
5 Juni 2010
9
Kurniawan, Didi. 2009. Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan dengan Akselerasi
Sektor Riil dan UKM. Tersedia [Online] http://didikurniawan.web.id/2009/04/29/
mengembangkan-ekonomi-kerakyatan-dengan-akselerasi-sektor-riil-dan-ukm/ Diakses
tanggal 5 Juni 2010

10
2. diperoleh, karena persyaratan secara administratif dan teknis
yang diminta oleh bank tidak dapat dipenuhi.
3. Sumber Daya Manusia (SDM) yang Terbatas Sebagian besar
usaha kecil tumbuh secara tradisional dan merupakan usaha
keluarga yang turun temurun. Keterbatasan SDM usaha kecil
baik dari segi pendidikan formal maupun pengetahuan dan
keterampilannya sangat berpengaruh terhadap manajemen
pengelolaan usahanya, sehingga usaha tersebut sulit untuk
berkembang dengan optimal. Di samping itu dengan
keterbatasan SDM-nya, unit usaha tersebut relatif sulit untuk
mengadopsi perkembangan teknologi baru untuk
meningkatkan daya saing produk yang dihasilkannya.
Lemahnya Jaringan Usaha dan Kemampuan Penetrasi Pasar Usaha
kecil yang pada umumnya merupakan Banyaknya UKM akan
menyebabkan perekonomian yang kuat, karena terbukti bahwa UKM
paling tahan terhadap krisis (Kuncoro, 2008) 10. Masalah dasar yang
dihadapi UKM menurut Kurniawan (2009) 11adalah:
1. Kelemahan dalam memperoleh peluang pasar dan memperbesar
pangsa pasar.
2. Kelemahan dalam struktur permodalan dan keterbatasan untuk
memperoleh jalur terhadap sumber-sumber permodalan.
3. Kelemahan di bidang organisasi dan manajemen sumber daya
manusia.
4. Keterbatasan jaringan usaha kerjasama antar pengusaha kecil
(sistem informasi pemasaran).
5. Iklim usaha yang kurang kondusif, karena persaingan yang saling
mematikan.

10
Kuncoro, Mudrajad, 2008. Tujuh Tantangan UKM di Tengah Krisis Global. Harian
Bisnis Indonesia 21 Oktober 2008. [Online] http://www.mudrajad.com/upload/Tujuh
%20 Tantangan% 20UKM%20di%20Tengah%20Krisis%20Global.pdf Diakses tanggal
5 Juni 2010
11
Kurniawan, Didi. 2009. Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan dengan Akselerasi
Sektor Riil dan UKM. Tersedia [Online] http://didikurniawan.web.id/2009/04/29/
mengembangkan-ekonomi-kerakyatan-dengan-akselerasi-sektor-riil-dan-ukm/ Diakses
tanggal 5 Juni 2010

11
6. Pembinaan yang telah dilakukan masih kurang terpadu dan
kurangnya kepercayaan serta kepedulian masyarakat terhadap
usaha kecil.

Sedangkan menurut Hafsah (2004)12 masalah UKM adalah


sebagai berikut:
Faktor Internal
1. Kurangnya Permodalan Permodalan merupakan faktor utama
yang diperlukan untuk mengembangkan suatu unit usaha.
Kurangnya permodalan UKM, oleh karena pada umumnya usaha
kecil dan menengah merupakan usaha perorangan atau
perusahaan yang sifatnya tertutup, yang mengandalkan pada
modal dari si pemilik yang jumlahnya sangat terbatas, sedangkan
modal pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya sulit
unit usaha keluarga, mempunyai jaringan usaha yang sangat
terbatas dan kemampuan penetrasi pasar yang rendah, oleh
karena produk yang dihasilkan jumlahnya sangat terbatas dan
mempunyai kualitas yang kurang kompetitif. Berbeda dengan
usaha besar yang telah mempunyai jaringan yang sudah solid
serta didukung dengan teknologi yang dapat menjangkau
internasional dan promosi yang baik.
Faktor Eksternal
1. Iklim Usaha Belum Sepenuhnya Kondusif Kebijaksanaan
Pemerintah untuk menumbuhkembangkan Usaha Kecil dan
Menengah (UKM), meskipun dari tahun ke tahun terus
disempurnakan, namun dirasakan belum sepenuhnya kondusif.
Hal ini terlihat antara lain masih terjadinya persaingan yang
kurang sehat antara pengusaha-pengusaha kecil dengan
pengusaha-pengusaha besar.
2. Terbatasnya Sarana dan Prasarana Usaha Kurangnya informasi
yang berhubungan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
12
Hafsah, M.J. 2004. Upaya Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Jurnal Infokop Nomor 25 Tahun XX

12
teknologi, menyebabkan sarana dan prasarana yang mereka
miliki juga tidak cepat berkembang dan kurang mendukung
kemajuan usahanya sebagaimana yang diharapkan.
3. Implikasi Otonomi Daerah Dengan berlakunya Undang-undang
No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, kewenangan
daerah mempunyai otonomi untuk mengatur dan mengurus
masyarakat setempat. Perubahan sistem ini akan mengalami
implikasi terhadap pelaku bisnis kecil dan menengah berupa
pungutan-pungutan baru yang dikenakan pada Usaha Kecil dan
Menengah (UKM). Jika kondisi ini tidak segera dibenahi maka
akan menurunkan daya saing Usaha Kecil dan Menengah
(UKM). Di samping itu semangat kedaerahan yang berlebihan,
kadang menciptakan kondisi yang kurang menarik bagi
pengusaha luar daerah untuk mengembangkan usahanya di
daerah tersebut.
4. Implikasi Perdagangan Bebas Sebagaimana diketahui bahwa
AFTA yang mulai berlaku Tahun 2003 dan APEC Tahun 2020
yang berimplikasi luas terhadap usaha kecil dan menengah
untuk bersaing dalam perdagangan bebas. Dalam hal ini, mau
tidak mau Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dituntut untuk
melakukan proses produksi dengan produktif dan efisien, serta
dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan frekuensi pasar
global dengan standar kualitas seperti isu kualitas (ISO 9000),
isu lingkungan (ISO 14.000) dan isu Hak Asasi Manusia (HAM)
serta isu ketenagakerjaan. Isu ini sering digunakan secara tidak
fair oleh negara maju sebagai hambatan (Non Tariff Barrier for
Trade). Untuk itu maka diharapkan UKM perlu mempersiapkan
agar mampu bersaing baik secara keunggulan komparatif
maupun keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
5. Sifat Produk Dengan Lifetime Pendek Sebagian besar produk
industri kecil memiliki ciri atau karakteristik sebagai

13
produkproduk fasion dan kerajinan dengan lifetime yang
pendek.
6. Terbatasnya Akses Pasar Terbatasnya akses pasar akan
menyebabkan produk yang dihasilkan tidak dapat dipasarkan
secara kompetitif baik di pasar nasional maupun internasional.
I. Strategi E-Commerce Untuk Pengembangan UKM
Untuk terus meningkatkan daya saing UKM serta untuk
mendapatkan peluang ekspor dan peluang bisnis lainnya salah satu cara
atau strategi yang dapat digunakan adalah dengan pemanfaatan
perkembangan Information and Communication Technology (ICT).
Pemanfaatan ICT yang banyak digunakan adalah E-Commerce. Dari
situs Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah yang
berhubungan langsung dalam pembinaan UKM
(http://www.depkop.go.id), guna memasarkan produk para pengusaha
UKM, mempunyai link dengan beberapa portal/website yang
memfasilitasi hal tersebut. Misalnya Deputi Bidang Pengembangan dan
Restrukturisasi Kementerian KUKM mempunyai situs
www.sentrakukm.com yang berisi beberapa industri seperti kerajinan,
peternakan, sandang, perikanan, makanan dan minuman dan lain-lain.
Pada situs ini isinya cukup lengkap, cara memesan, info tentang
perusahaan dan produk tersedia, tetapi situs ini hanya berbahasa
Indonesia, tidak tersedia pilihan bahasa asing, misalnya Inggris
(Kementrian Koperasi dan UKM, 2010)13.

13
Kementerian Koperasi dan UKM. 2010. Situs web www.depkop.go.idvvv

14
Gambar 1 Situs Sentra kukm.com

Selain itu situs Kementerian KUKM ini dapat link pada


www.smecda.com (small medium enterprises & cooperative bds (bisnis
development service) yaitu para pengusaha ukm yang ingin
memasarkan produknya resources development agency). Situs ini
mempunyai pilihan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Dari situs ini
bisa dibuka portal, disertai gambar produk dan informasi tentang
perusahaan tersebut lengkap dengan alamat emailnya, sehingga
memudahkan untuk berhubungan.

Gambar 2 Situs Smacda.com

15
Dari situs Kementerian KUKM juga dapat link pada situs
Indonesian-products http://www.indonesian-products.biz/. Situs ini
berbahasa inggris, mempunyai menu yang lebih lengkap dengan
adanya jadwal acara pameran-pameran produk UKM, pilihan produk
yang mudah diakses dan tampilan lebih menarik. Yang menarik juga
dapat mengunjungi situs http://www.alcive.tw. Situs ini merupakan
situs APEC Local Cultural Industry Virtual Exposition. Pada situs
yang indah ini anda dapat melihat-lihat aneka kerajinan tangan dari
berbagai Negara di Asia dan Pasifik yang disajikan dengan menarik
dan tidak lupa pula dilengkapi informasi contact person.

Gambar 3 Situs Indonesianproduct.biz.com

Tetapi penggunaan ICT tersebut baru sebatas untuk promosi


dan penampilan informasi produk-produk dari beberapa UKM, belum
melayani penjualan langsung melalui internet, seperti penjualan buku
di amazon.com. Dengan menggunakan E-Commerce yang dapat
digunakan untuk pemasaran dan penjualan online tentu akan
meningkatkan volume penjualan dan pada akhirnya akan
meningkatkan pendapatan usaha dan pada akhirnya akan
mengembangkan usaha kecil dan menengah tersebut.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Untuk meningkatkan daya saing UKM serta untuk mendapat


peluang ekspor dan peluang bisnis lainnya dapat dilakukan dengan
memanfaatkan perkembangan E-Business dan ICT (Information and
Communication Technologi), utamanya e-commerce tidak hanya
memanfaatkan internet sebagai alat untuk melakukan promosi atau
mencari pluang bisnis, tapi juga harus diimbangi dengan pengelolaan
administrasi yang baik melalui penggunaan softwere yang tepat.

Perlu dilakukan pengembangan website sebagai sarana untuk


promosi dan pemasaran produk-produk usaha, sehingga akan
meningkatkan volume penjualan dan meningkatkan pendapatan.
Peningkatan pendapatan ini pada akhirnya akan mengembangkan
usaha kecil menengah tersebut. Di sisis lain Kementria Koperasi dan
UKM jugs perlu terus memacu UKM yang ada agar dapat
menggunakan sarana yang ada untuk memasarkan dan menampilkan
produk-produknya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Fan, Dequan. 2007. Critical Success Factors to Adopt E-commerce for


SMEs in China WCMeB 2007. Eighth World Congress on
the Management of eBusiness, 11-13 July2007.
Hafsah, M.J. 2004. Upaya Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah
(UKM). Jurnal Infokop Nomor 25 Tahun XX
eBizzAsia.2003. E-Marketplace untuk UKM. eBizzAsia Volume II
No 12 - November 2003.
Kementerian Koperasi dan UKM. 2010. Situs web
www.depkop.go.id Kuncoro, Mudrajad, 2008. Tujuh
Tantangan UKM di Tengah Krisis Global. Harian Bisnis
Indonesia 21 Oktober 2008. [Online]
http://www.mudrajad.com/uploasd/Tujuh%20
Tantangan20UKM%20di%20Tengah%20Krisis
%20Global.pdf Diakses tanggal 5 Juni 2010.
Kuncoro, Mudrajad, 2008. Tujuh Tantangan UKM di Tengah
Krisis Global. Harian Bisnis Indonesia 21 Oktober 2008.
[Online] http://www.mudrajad.com/upload/Tujuh%20
Tantangan% 20UKM%20di%20Tengah%20Krisis
%20Global.pdf Diakses tanggal 5 Juni 2010
Kementerian Koperasi dan UKM. 2010. Situs web
www.depkop.go.id
Kurniawan, Didi. 2009. Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan
dengan Akselerasi Sektor Riil dan UKM. Tersedia [Online]
http://didikurniawan.web.id/2009/04/29/ mengembangkan-
ekonomi-kerakyatan-dengan-akselerasi-sektor-riil-dan-ukm/
Diakses tanggal 5 Juni 2010
Nofie, Iman .2007. Mengenal E-Commerce. dari
www.nofieiman.com Jan 2007

18
Omelayenko, Borys and Dieter Fensel. 2008. Scalable Document
Integration For B2b Electronic Commerce. Special Issue Of
Electronic Commerce Research Journal On B2b Research
Sripo. 2010. 38.044 UKM Serap 163.830 Tenaga Kerja. Harian
Umum Sriwijaya Post Tanggal 15 April 2010
https://doi.org/10.38043/jmb.v17i3.2486
https://doi.org/10.36908/esha.v1i2.81
https://www.researchgate.net/publication/335972973

19

Anda mungkin juga menyukai