Dosen Pengampu:
Oleh
Widadatul Maulidia IST2204110
Suaidah IST2204106
COVER................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Kesimpulan......................................................................15
DAFATAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebuah sistem informasi terpadu atau biasa dikatakan sebagai
E-Business di abad komputerisasi sudah menjadi standart di banyak
perusahaan- perusahaan dan organisasi di seluruh dunia begitu juga
dengan UKM yang secara global sudah memaksimalkan teknologi E-
Business yang terintegrasi baik secara front end hingga back end.
Sehingga mereka mampu menebus pasar global dengan baik. Salah
satu faktor yang memberikan kontribusi yang besar pada keberhasilan
UKM dalam menjalankan roda bisnisnya adalah pengelolaan
perusahaan yang baik serta promosi perusahaan.
Penggunaan teknologi informasi atau information technology
(IT) telah banyak digunakan oleh industri ataupun organisasi guna
meningkatkan kinerja dan mengotomatiskan proses bisnisnya. Bukan
hanya perusahaan besar yang bisa menggunakan E-bussiness ,
sekarang usaha kecil menengah (UKM) pun bisa menggunakan sistem
ini. Usaha kecil menengah sering memiliki kebutuhan yang unik
untuk softwere yang terintegrasi yang menuntut kemampuan sistem
lengkap namun dapat digunakan dengan mudah.
Untuk itu diperlukan sebuah perancangan dan sistem E-
Business yang tepat dan mampu menjawab kebutuhan dasar pengguna
UKM. Perancangan ini juga bertujuan untuk mendapatkan sebuah
hasil output yang robust, efisien dan memiliki keandalan khususnya
ketika dalam tahap development sistem ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa persyaratan baru pada E-Business?
2. Apa perencanaan keberhasilan E-Business?
3. Bagaimana infrastruktur dasar E-Business?
1
4. Bagaimana proses E-Business?
5. Bagaimana kebijakan publik?
6. Bagaimana produk hukum E-Business di Indonesia?
7. Apa itu UKM (Usaha Kecil Menengah)?
8. Bagaimana upaya pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM)?
9. Bagaimana strategi e-commerce untuk pengembangan UKM?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Bersifat global adalah bekerja sama tidak hanya dalam ligkup
yang kecil namun dalam ruang lingkup yang luas atau
mendunia.
4
dapat mengikuti alur yang telah ditetapkan. Untuk merealisasikan
sistem pada tahap pemaparan ini, ditempuh beberapa metode, antara
lain, penggunaan paket aplikasi, pengembangan oleh staf sendiri
(insourcing), dan pengembangnan yang dilakukan dengan
kerjasama dari pihak luar seperti konsultan atau software house
(outsourcing).
e. Tahap evaluasi
Pada tahap ini, dilakukan uji coba sistem yang telah selesai
disusun. Proses uji coba diperlukan untuk memastikan bahwa
sistem tersebut sudah benar.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengevaluasi
perangkat keras adalah:
o Kemampuan perangkat keras yang meliputi kecepatn proses dan
distribusinya
o Seberapa besar biaya yang harus disediakannya untuk
pengoperasian dan perawatan sistem.
o Kompatibilitas perangkat keras terhadap sistem-sistem yang
terkait, seberapa lama teknologi yang digunakan akan bertahan.
o Sejauh mana pilihan-pilihan terhadap komputer yang digunakan,
memperhatikan faktor- faktor ergonomik.
o Tingkat kehandalan dan sekalabilitas jaringan komputer yang
dibangun sebagai infrastruktur sistem tersebut.
5
mengimplementasikan dan mencapai strategi keseluruhannya. Untuk
menunjang E-Business, dibutuhkan sebuah komponen yang disebut
infrastruktur E-Business. Infrastruktur E-Businesss adalah arsitektur
hardware, software, konten dan data yang digunakan untuk memberikan
layanan E-Business untuk karyawan, pelanggan dan mitra. Infrastruktur
E-Business mempengaruhi kualitas pelayanan langsung yang dialami
oleh pengguna sistem dalam hal kecepatan dan responsibilitas.
Infrastruktur E-Business harus fleksibel dengan mempertimbangkan
teknologi baru untuk mendukung perubahan dalam bersaing secara
efektif.
D. Proses E-Business
1. Analisis bisnis
6
Menunjukkan adanya proses evaluasi prospek (ekonomi) dan
resiko perusahaan yang mencakup analisis lingkungan bisnis,
stategi, posisi dan kinerja keuangan. Analisis bisnis membantu
mengambil keputusan bisnis.
2. Developer
Developer adalah suatu perancang softwer, website atau
aplikasi yang dimana developer ini biasanya yang mendesain
suatu web.
3. End-user computing satisfaction
End user computing satisfaction adalah metode untuk
mengukur tingkat kepuasan dari user pada aplikasi dengan
membandingkan antara harapan dan kenyataan dari sebuah
aplikasi. Definisi EUCS dari sebuah sistem informasi adalah
evaluasi secara keseluruhan dari para pengguna sistem informasi
yang berdasarkan pengalaman mereka dalam menggunakan sistem
tersebut.
Berikut adalah tiap dimensi yang di ukur dengan metode End-
User Computing Satisfaction menurut Doll & Torkzadeh (1991) 1:
a. Dimensi Content
b. Dimensi Accuracy
c. Dimensi Format
d. Dimensi Ease of Use
e. Dimensi Timeliness
E. Kebijakan Publik
Untuk keberlangsungan E-Business di Indonesia perlu
dilakukan perbaikan materi hukum terhadap perangkat hukum yang
telah ada terkait disesuaikan untuk mendukung kegiatan E-Business
dan pembuatan undang undang khusus yang memang sangat
dubutuhkan. Namun perubahan dilakukan secara bertahap dan pararel,
bertahap dengan menadakan revisi perundangan yang telah ada, dan
1
Doll&Torkzadeh, Metode End-User Computing Satisfaction (1991)
7
membuat undang-undang baru di bidang hukum telematika (cyber
law) seperti rancangan undang-undang tentang informasi dan transaksi
elektronik perubahan pararel seiring proses perancangan undang-
undang di DPR dan Pemerintah, maka perlunya pembuatan peraturan
perundangan terkait dengan kegiatan E-Business, dimana
tingkatannya di bawah undang-undang.
8
rakyat kecil. Kebijakan pemerintah terhadap UKM dituangkan dalam
sejumlah undang-undang dan peraturan pemerintah. Usaha kecil
menengah merupakan salah satu pendorong terdepan dan
pembangunan ekonomi. Gerak sektor UKM amat vital untuk
mrnciptakan pertumbuhan dan lapangan pekerjaan. UKM cukup
fleksibel dan dapat dengan mudah beradaptasi dengan mudah
beradaptasi dengan pasang surut dan arah pemerintahaan pasar.
Usaha kecil menengah (UKM) sehrusnya menjadi motor
pertumbuhan ekonomi. Pelaku Usaha Kecil Menengah atau UKM di
kawasan Asia Pacific telah memiliki kesadaran baru sebagai mana
yang di kemukakan di depan para mentri yang membidangi usaha
kecil menengah (UKM) di forum APEC yang bertemu di kota
Christchurch New Zealand tahun 1999.
3
Nofie, Iman .2007. Mengenal E-Commerce. dari www.nofieiman.com Jan 2007
4
Situs Menteri UKM. 2007. Basic Foundation On Empowerment of Coopertaives and
Mikro, Small and Medium Enterprises
9
memuaskan kedua pihak (Lue, 2009; Omelayenko, 2008) 5. UKM
perlu dikembangkan menurut Kurniawan (2009)6 karena :
1. UKM menyerap banyak tenaga kerja.
2. UKM memegang peranan penting dalam ekspor nonmigas,
yang pada tahun 1990 mencapai US$ 1.031 juta atau
menempati rangking kedua setelah ekspor dari kelompok
aneka industri.
3. Adanya urgensi untuk struktur ekonomi yang berbentuk
piramida, yang menunjukkan adanya ketimpangan yang lebar
antara pemain kecil dan besar dalam ekonomika Indonesia.
Dari alasan pertama di atas jelaslah bahwa dengan adanya UKM
dapat mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Indonesia,
padahal pengangguran yang tinggi adalah penyumbang terbesar dalam
penyebab terjadinya kemiskinan di Indonesia, demikian juga yang
terjadi di propinsi Sumatra Selatan (Sripo, 2010) 7. Banyaknya UKM
akan menyebabkan perekonomian yang kuat, karena terbukti bahwa
UKM paling tahan terhadap krisis (Kuncoro, 2008) 8. Masalah dasar
yang dihadapi UKM menurut Kurniawan (2009)9 adalah:
1. Adanya urgensi untuk struktur ekonomi yang berbentuk
piramida, yang menunjukkan adanya ketimpangan yang lebar
antara pemain kecil dan besar dalam ekonomika Indonesia.
5
Omelayenko, Borys and Dieter Fensel. 2008. Scalable Document Integration For B2b
Electronic Commerce. Special Issue Of Electronic Commerce Research Journal On B2b
Research
6
Kurniawan, Didi. 2009. Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan dengan Akselerasi
Sektor Riil dan UKM. Tersedia [Online] http://didikurniawan.web.id/2009/04/29/
mengembangkan-ekonomi-kerakyatan-dengan-akselerasi-sektor-riil-dan-ukm/ Diakses
tanggal 5 Juni 2010
7
Sripo. 2010. 38.044 UKM Serap 163.830 Tenaga Kerja. Harian Umum Sriwijaya Post
Tanggal 15 April 2010
8
Kuncoro, Mudrajad, 2008. Tujuh Tantangan UKM di Tengah Krisis Global. Harian
Bisnis Indonesia 21 Oktober 2008. [Online] http://www.mudrajad.com/upload/Tujuh
%20 Tantangan% 20UKM%20di%20Tengah%20Krisis%20Global.pdf Diakses tanggal
5 Juni 2010
9
Kurniawan, Didi. 2009. Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan dengan Akselerasi
Sektor Riil dan UKM. Tersedia [Online] http://didikurniawan.web.id/2009/04/29/
mengembangkan-ekonomi-kerakyatan-dengan-akselerasi-sektor-riil-dan-ukm/ Diakses
tanggal 5 Juni 2010
10
2. diperoleh, karena persyaratan secara administratif dan teknis
yang diminta oleh bank tidak dapat dipenuhi.
3. Sumber Daya Manusia (SDM) yang Terbatas Sebagian besar
usaha kecil tumbuh secara tradisional dan merupakan usaha
keluarga yang turun temurun. Keterbatasan SDM usaha kecil
baik dari segi pendidikan formal maupun pengetahuan dan
keterampilannya sangat berpengaruh terhadap manajemen
pengelolaan usahanya, sehingga usaha tersebut sulit untuk
berkembang dengan optimal. Di samping itu dengan
keterbatasan SDM-nya, unit usaha tersebut relatif sulit untuk
mengadopsi perkembangan teknologi baru untuk
meningkatkan daya saing produk yang dihasilkannya.
Lemahnya Jaringan Usaha dan Kemampuan Penetrasi Pasar Usaha
kecil yang pada umumnya merupakan Banyaknya UKM akan
menyebabkan perekonomian yang kuat, karena terbukti bahwa UKM
paling tahan terhadap krisis (Kuncoro, 2008) 10. Masalah dasar yang
dihadapi UKM menurut Kurniawan (2009) 11adalah:
1. Kelemahan dalam memperoleh peluang pasar dan memperbesar
pangsa pasar.
2. Kelemahan dalam struktur permodalan dan keterbatasan untuk
memperoleh jalur terhadap sumber-sumber permodalan.
3. Kelemahan di bidang organisasi dan manajemen sumber daya
manusia.
4. Keterbatasan jaringan usaha kerjasama antar pengusaha kecil
(sistem informasi pemasaran).
5. Iklim usaha yang kurang kondusif, karena persaingan yang saling
mematikan.
10
Kuncoro, Mudrajad, 2008. Tujuh Tantangan UKM di Tengah Krisis Global. Harian
Bisnis Indonesia 21 Oktober 2008. [Online] http://www.mudrajad.com/upload/Tujuh
%20 Tantangan% 20UKM%20di%20Tengah%20Krisis%20Global.pdf Diakses tanggal
5 Juni 2010
11
Kurniawan, Didi. 2009. Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan dengan Akselerasi
Sektor Riil dan UKM. Tersedia [Online] http://didikurniawan.web.id/2009/04/29/
mengembangkan-ekonomi-kerakyatan-dengan-akselerasi-sektor-riil-dan-ukm/ Diakses
tanggal 5 Juni 2010
11
6. Pembinaan yang telah dilakukan masih kurang terpadu dan
kurangnya kepercayaan serta kepedulian masyarakat terhadap
usaha kecil.
12
teknologi, menyebabkan sarana dan prasarana yang mereka
miliki juga tidak cepat berkembang dan kurang mendukung
kemajuan usahanya sebagaimana yang diharapkan.
3. Implikasi Otonomi Daerah Dengan berlakunya Undang-undang
No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, kewenangan
daerah mempunyai otonomi untuk mengatur dan mengurus
masyarakat setempat. Perubahan sistem ini akan mengalami
implikasi terhadap pelaku bisnis kecil dan menengah berupa
pungutan-pungutan baru yang dikenakan pada Usaha Kecil dan
Menengah (UKM). Jika kondisi ini tidak segera dibenahi maka
akan menurunkan daya saing Usaha Kecil dan Menengah
(UKM). Di samping itu semangat kedaerahan yang berlebihan,
kadang menciptakan kondisi yang kurang menarik bagi
pengusaha luar daerah untuk mengembangkan usahanya di
daerah tersebut.
4. Implikasi Perdagangan Bebas Sebagaimana diketahui bahwa
AFTA yang mulai berlaku Tahun 2003 dan APEC Tahun 2020
yang berimplikasi luas terhadap usaha kecil dan menengah
untuk bersaing dalam perdagangan bebas. Dalam hal ini, mau
tidak mau Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dituntut untuk
melakukan proses produksi dengan produktif dan efisien, serta
dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan frekuensi pasar
global dengan standar kualitas seperti isu kualitas (ISO 9000),
isu lingkungan (ISO 14.000) dan isu Hak Asasi Manusia (HAM)
serta isu ketenagakerjaan. Isu ini sering digunakan secara tidak
fair oleh negara maju sebagai hambatan (Non Tariff Barrier for
Trade). Untuk itu maka diharapkan UKM perlu mempersiapkan
agar mampu bersaing baik secara keunggulan komparatif
maupun keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
5. Sifat Produk Dengan Lifetime Pendek Sebagian besar produk
industri kecil memiliki ciri atau karakteristik sebagai
13
produkproduk fasion dan kerajinan dengan lifetime yang
pendek.
6. Terbatasnya Akses Pasar Terbatasnya akses pasar akan
menyebabkan produk yang dihasilkan tidak dapat dipasarkan
secara kompetitif baik di pasar nasional maupun internasional.
I. Strategi E-Commerce Untuk Pengembangan UKM
Untuk terus meningkatkan daya saing UKM serta untuk
mendapatkan peluang ekspor dan peluang bisnis lainnya salah satu cara
atau strategi yang dapat digunakan adalah dengan pemanfaatan
perkembangan Information and Communication Technology (ICT).
Pemanfaatan ICT yang banyak digunakan adalah E-Commerce. Dari
situs Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah yang
berhubungan langsung dalam pembinaan UKM
(http://www.depkop.go.id), guna memasarkan produk para pengusaha
UKM, mempunyai link dengan beberapa portal/website yang
memfasilitasi hal tersebut. Misalnya Deputi Bidang Pengembangan dan
Restrukturisasi Kementerian KUKM mempunyai situs
www.sentrakukm.com yang berisi beberapa industri seperti kerajinan,
peternakan, sandang, perikanan, makanan dan minuman dan lain-lain.
Pada situs ini isinya cukup lengkap, cara memesan, info tentang
perusahaan dan produk tersedia, tetapi situs ini hanya berbahasa
Indonesia, tidak tersedia pilihan bahasa asing, misalnya Inggris
(Kementrian Koperasi dan UKM, 2010)13.
13
Kementerian Koperasi dan UKM. 2010. Situs web www.depkop.go.idvvv
14
Gambar 1 Situs Sentra kukm.com
15
Dari situs Kementerian KUKM juga dapat link pada situs
Indonesian-products http://www.indonesian-products.biz/. Situs ini
berbahasa inggris, mempunyai menu yang lebih lengkap dengan
adanya jadwal acara pameran-pameran produk UKM, pilihan produk
yang mudah diakses dan tampilan lebih menarik. Yang menarik juga
dapat mengunjungi situs http://www.alcive.tw. Situs ini merupakan
situs APEC Local Cultural Industry Virtual Exposition. Pada situs
yang indah ini anda dapat melihat-lihat aneka kerajinan tangan dari
berbagai Negara di Asia dan Pasifik yang disajikan dengan menarik
dan tidak lupa pula dilengkapi informasi contact person.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
17
DAFTAR PUSTAKA
18
Omelayenko, Borys and Dieter Fensel. 2008. Scalable Document
Integration For B2b Electronic Commerce. Special Issue Of
Electronic Commerce Research Journal On B2b Research
Sripo. 2010. 38.044 UKM Serap 163.830 Tenaga Kerja. Harian
Umum Sriwijaya Post Tanggal 15 April 2010
https://doi.org/10.38043/jmb.v17i3.2486
https://doi.org/10.36908/esha.v1i2.81
https://www.researchgate.net/publication/335972973
19