DAFTAR ISI..................................................................................................................... i
BAB I............................................................................................................................... 1
BABII............................................................................................................................... 5
BAB III.............................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 14
3.2 Saran............................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
Dunia tempat kita tinggal ini tidak bisa melepaskan diri dari kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi. Perkembangan terkini, dunia pendidikan memiliki e-Learning;
dunia bisnis sibuk dengan e-Commerse dan e-Business; pemerintah memulai
e-Government-nya. Demikian semaraknya, sekarang apapun di-e-kan seperti e-Banking,
e-Tax, e-Registration, e-Campus, e-Book dan sebagainya.
e-Bisnis adalah strategi dan proses bisnis dan menjalinnya driver inisiatif dengan
driver teknologi dan layanan informasi terutama yang melibatkan Internet.
e-Bisnis sebagian dari perusahaan tertentu dan aplikasi back office terjalin dari semua
pengolahan data sistem informasi mencakup pengelolaan data yang memiliki signifikan
berdampak pada profitabilitas dan keberlanjutan. Nilai-nilai seperti kecepatan
kenyamanan layanan, personalisasi, dan harga semua dipengaruhi oleh e-Bisnis. Ide-ide
baru dari perusahaan menyadari bahwa sistem pemasaran dan pemasaran memberikan
wawasan tentang kebutuhan pelanggan. Dalam penambahan, bantuan sistem
pemasaran manajer memindai lingkungan bisnis sekitarnya mereka dalam rangka
memfasilitasi identifikasi peluang masa depan. Para pelanggan, merupakan bagian
intrinsik dari banyak perusahaan visi dan strategi. Untuk sukses di e-Bisnis dapat
dikatakan bahwa perusahaan harus merangkul proses, prosedur, dan pelaksanaan proyek
CRM.
Sairamesh (2004) E-Bisnis adalah praktek pelaksanaan dan pengelolaan proses
bisnis utama seperti perancangan produk, pengelolaan pasokan bahan baku, manufaktur,
penjualan, pemenuhan pesanan, dan penyediaan layanan melalui penggunaan teknologi
komunikasi, komputer, dan data yang telah terkomputerisasi. e-Bisnis menggunakan
teknologi informasi berupa internet dan jaringan komputer lainnya untuk menjalankan
proses bisnis utama yaitu pembelian dan penjualan. Awalan e dalam kata e-Bisnis
berarti elektronik, yang berarti kegiatan atau transaksi yang digunakan tanpa
pertukaran atau kontak fisik, transaksi diadakan secara elektronik atau digital, hal ini
menjadi mungkin dengan dukungan perkembangan komunikasi digital yang pesat.
e-Bisnis pada praktek pelaksanaan dan pengelolaan proses bisnis utama seperti
perancangan produk, pengelolaan pasokan bahan baku, manufaktur, penjualan,
pemenuhan pesanan, dan penyediaan servis melalui penggunaan teknologi komunikasi,
komputer, dan data yang telah terkomputerisasi. (Steven Alter. Information System:
Foundation of e-Business. Prentice Hall. 2002)
Penelitian ini dilakukan agar dapat digunakan sebagai dasar yang terukur dan bisa
dipertanggung jawabkan dalam mengembangkan e-Bisnis:
1. Mengetahui tahapan pengembangan e-Bisnis yang benar mulai dari persiapan
hingga implementasi.
2. Mengetahui Information and Communication Technology yang erat
hubungannya denganteknbologi e-Bisnis sehingga teknologi yang dipakai
berguna dalam mengembangkan e-Bisnis.
3. Mengetahui Critical Success Factor dalam mengembangkan e-Bisnis.
4. Mengetahui faktor-faktor yang penting dalam mendesain situs web e-Bisnis.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Istilah business model menjadi populer di akhir tahun 1990-an selama booming
internet secara terpisah karena banyak website bisnis yang tampaknya melakukan
perencanaan untuk mendatangkan traffic tanpa ada pandangan yang jelas mengenai
bagaimana atau kapan traffic akan mendatangkan pendapatan dan keuntungan. Istilah ini
sendiri menurut pandangan kami sebenarnya terlalu trendi membicarakan business model
sebaiknya di sesuaikan dengan istilah-istilah bisnis standar seperti ,penjualan, biaya,
pengeluaran, dan profit. Begitu dibuat sebuah strategi, fokuslah pada cara bagaimana
website akan menguntungkan bisnis.
1. Product Creation
Ini adalah Anda sebagai pembuat atau pemilik produk khususnya produk digital.
Produk digital ini bisa berupa ebook, tool, sistem dll. Dalam model bisnis ini Anda
berperan sebagai seller.
Ini adalah langkah lanjutan dari affiliate marketing, hanya saja ini tidak semudah
seperti menjualkan produk orang lain. Untuk menciptakan sebuah produk, anda harus
melakukan riset Market dan membuat produk itu sendiri, anda juga harus membuat
sistem penjualan onlinenya dan juga bertanggung jawab melayani Customs support.
2. PPC Publisher
Ini biasanya dilakukan oleh para blogger yang mana mereka ini memiliki blog-
blog yang memiliki trafik tinggi kemudian mengikuti sebuah program periklanan seperti
Google Adsense untuk menampilkan iklan mereka dengan imbalan komisi dari hasil iklan
yang diklik oleh pengunjung blog mereka.
3. Local Business
Ini adalah model bisnis lokal yang sebelumnya hanya dijalankan secara offline
dan kemudian dijalankan secara online untuk menjaring calon customer dengan market
yang lebih luas di dunia online.
4. Website Flipping
Ini adalah model bisnis jual-beli website yang siap pakai. Biasanya website start-
up dan juga website yang sudah established dan memiliki revenue. Biasanya dilakukan
oleh para webmaster dan Web designer yang profesional dimana mereka menjual web-
web yang siap untuk digunakan oleh para pembelinya. Resource dari model bisnis ini
adalah Flippa.com.
5. Membership Website
Ini adalah model bisnis yang benar-benar mengutamakan konsistensi update
konten atau produk yang bertujuan untuk menghasilkan passive income untuk pemiliknya
karena biasanya akan ada pembayaran bulanan atau tahunan. Selain itu biasanya
pembayaran rutin ini dilakukan untuk bisa tetap menikmati sebuah layanan atau produk
dari penyedianya. Istilah kerennya adalah recurring income atau pendapatan yang
berkelanjutan.
6. Joint Venture
Ini adalah bisnis partnership dimana Anda mencari seorang yang ahli khususnya
dalam membuat produk digital namun tidak bisa memasarkannya atau tidak memiliki
skill IM untuk menjual produknya. Biasanya dengan sistem profit share 50/50. Model
bisnis ini memiliki potensi yang besar karena banyak kreator produk-produk berkualitas
namun mereka tidak tahu bagaimana cara memasarkannya dalam internet marketing.
7. Webinar
Saat ini webinar memang tidak begitu populer di Indonesia. Tapi sudah mulai di
gunakan para pelaku IM. Webinar ini pada dasarnya adalah sebuah seminar online yang
mana pesertanya bisa mengikuti seminar online ini dari mana saja termasuk dari rumah
saja. Untuk biayanya pun sebenarnya sama saja bahkan ada juga yang gratis tapi memang
biasanya ada upsell di dalamnya. Di negara-negara maju sendiri seperti US, UK, CA,
Jepang dan Australia, webinar ini sudah sangat populer diadakan.
Ada kelebihan dan kekurangannya webinar dibanding dengan seminar offline.
Kelebihannya adalah, tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menuju lokasi terutama jika
lokasi seminarnya jauh dari tempat tinggal Anda karena webinar bisa dilakukan dari
mana saja selama ada koneksi internet. Kekurangannya adalah terutama di Indonesia
adalah karena webinar ini membutuhkan koneksi yang super kenceng.
8. Domaining
Model bisnis ini sebenarnya kurang lebih sama dengan poin kelima sebelumnya,
hanya saja di sini bukan website yang dijual melainkan hanya sebuah nama domain.
Pebisnis domaining ini biasanya mengakuisisi nama-nama domain yang langka,
brandable atau domain yang memiliki Authority tinggi di mesin pencari Google untuk
kemudian dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi.
9. Service Provider
Ini adalah model bisnis yang sebenarnya sangat profitable karena hampir tidak
ada modal uang yang dibutuhkan pada awal memulainya. Jika anda memiliki skill yang
bisa dijual sebagai jasa, maka Anda tinggal menjualnya saja dan mendapatkan profit
100%. Hanya saja memang membutuhkan dedikasi waktu dan energi untuk
melakukannya kecuali Anda hanya berperan sebagai perantara atau makelar sebuah jasa.
Fenomena e-Business tidak dapat disangkal telah menjadi trend yang mewarnai
aktivitas bisnis di negara-negara maju maupun berkembang. Konsep baru yang
berkembang karena kemajuan teknologi informasi dan berbagai paradigma bisnis baru ini
dianggap sebagai kunci sukses perusahaan-perusahaan di era informasi dan di masa-masa
mendatang.
Bahkan menurut prediksi para pakar, seperti Jonathan L. para pakar yang juga
presiden Komisaris Group Lippo, pasar e-Business di masa akan dating terpilah ke dalam
lima segmen dan saling berkaitan satu sama lain. Kelima segmen itu adalah infrastruktur
dan dristibusi content e-Commerce, internet commerce, web-commerce, dan electronic
data interchange (EDI). Hal ini sejalan dengan prediksi bahwa seebagian besar
perusahaan telekomunikasi akan mentraformasikan bisnisnya ke dalam bisnis internet.
Dampak dari keadaan ini adalah terciptannya aliran barang, jasa dan manusia,
dengan teknologi informasi sebagai perantara kebutuhan konsumen dan pasar. Bahkan
media cetak terkemuka secara perlahan mengubah orientasi fitur dan tampilannya
bergaya e-Business dan portal internet. Lebih jauh lagi, perkembangan e-Busines ini akan
semakin akan semakin dipenuhi dengan berbagai taktik dan strategi pemasaran yang jitu
untuk menggaet pelanggan. Kemampuan untuk memenuhi pelanggan sebenarnya tidak
membeli jasa, melainkan membeli manfaat spesifik dan nilai dari keseluruhan barang/jasa
yang ditawarkan, yang disebut dengan the offer (penawaran). Penawaran dalam jasa e-
Bussiness selalu berkaitan dengan fitur (features). Oleh karena itu taktik pemasaran yang
jitu selalu mengarah pada innovasi fitur untuk untuk mencpai kepuasan pelanggan. Saat
ini dengan hadirnya cybernomics, sulit membedakan antara pasar domestic dengan pasar
tujuan ekspor, semuanya memiliki sebutan yang sama, yaitu pasar.
a. Tidak adanya pertemuan dengan pelanggan secara langsung salah satu kelemahan
dari e-business yaitu tidak adanya akses antara pebisnis dengan konsumen. Jika
ingin bertatap muka secara langsung maka mereka harus membuat kesepakatan
untuk bertemu.
b. Resiko penipuan lebih tinggi karena tidak adanya pertemuan antara pebisnis
dengan konsumennya, maka penipuan memungkinkan akan sering terjadi jika
konsumen ataupun calon pebisnis (pemula) kurang pengetahuannnya mengenai
seluk beluk bisnis didalam internet.
e-Business merupakan bidang kajian yang relatif masih baru dan akan terus
berkembang. Kendati demikian, e-business berdampak besar pula pada praktik bisnis.
Setidaknya dalam tiga kategori ini dapat menyempurnakan direct marketing,
mentransformasi organisasi, dan mendefinisikan organanisasi. Dalam hal transformasi
organisasi, e-business mengubah karateristik pekerjaan, karir, dan kompensasi. e-
Business menuntut kompetisi, komitmen, kreatifitas, dan fleksibilitas karyawan dalam
beradaptasi dengan setiap perubahan lingkungan.
Sedangkan dampak negatif E-Commerce dan E-business adalah Pertama, kehilangan segi
finansial secara langsung karena kecurangan. Kedua, pencurian informasi rahasia yang
berharga. Ketiga, kehilangan kesempatan bisnis karena gangguan pelayanan.
Klasifikasi E-Commerce
Penggolongan e-commerce yang lazim dilakukan orang adalah berdasarkan sifat
transaksinya, antara lain:
Mungkin saja pemilik provider juga adalah pemilik situs tertentu, misalnya
American Online, PT Telkom yang memiliki situs plasa.com dan sebagainya. Perusahaan
provider semata-mata mendapatkan uang dari jaringan yang dipakai oleh para pengakses
internet, seperti halnya kita menggunakan telepon. Sedangkan pemilik situs mendapatkan
keuntungan dari keterkenalannya karena iia memasang iklan di sana, mendapat
keuntungan dari pemasangan iklan (untuk murni isi berita), dan mendapat keuntungan
dari pemasangan barang/jasa (barang-barang atau jasa yang dibelinya), bukan dari
kantong pengakses internet (kecuali untuk pembelian barang).
BAB III
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Refrensi :
Lupiyoadi Rambat. Manajamen Pemasaran Jasa Teori dan Praktek. Salemba Empat
Jakarat. 2010
http://indoim.com/bentuk-model-bisnis-online-dalam-internet-marketing/
http://dedijulius.blog.binusian.org/2014/06/09/penerapan-e-business-pada-perusahaan/
http://idnetku.com/sistem-e-business/