Anda di halaman 1dari 214

Masa Penawaran : 18 Maret 2010

Tanggal Penjatahan : 18 Maret 2010


Tanggal Distribusi MTN Secara Elektronik : 22 Maret 2010

MEMORANDUM INFORMASI INI MERUPAKAN SUATU INFORMASI UMUM DAN BUKAN MERUPAKAN SUATU PENAWARAN ATAU USAHA PENJUALAN SUATU SURAT
BERHARGA KEPADA SIAPAPUN. MEDIUM TERM NOTES (“MTN”) YANG DISEBUTKAN DALAM MEMORANDUM INFORMASI INI DIDISTRIBUSIKAN SECARA
PENEMPATAN TERBATAS (“PRIVATE PLACEMENT”) DAN HANYA AKAN DIJUAL KEPADA TIDAK LEBIH DARI 49 PIHAK.

PT MEDCO ENERGI INTERNASIONAL TBK. (“PERSEROAN”) TIDAK MENYAMPAIKAN PERNYATAAN PENDAFTARAN KEPADA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN
LEMBAGA KEUANGAN (BAPEPAM-LK) ATAU OTORITAS PASAR MODAL MANAPUN JUGA, DAN MTN INI TIDAK DICATATKAN DI BURSA EFEK MANAPUN.

PT Medco Energi Internasional Tbk.


Kegiatan Usaha Utama:
Eksplorasi, penambangan dan produksi minyak, gas bumi dan energi lainnya
Berkedudukan di Jakarta, Indonesia
Kantor Pusat:
Gedung The Energy
Lantai 52-55 SCBD Lot. 11 A
Jl Jend Sudirman, Senayan
Jakarta Selatan 12190
Telp. (021) 2995 3000
Faks. (021) 2995 3001
Email: medc@medcoenergi.com, corporate.secretary@medcoenergi.com
Situs Internet: www.medcoenergi.com

PENAWARAN TERBATAS MEDIUM TERMS NOTES (MTN) II MEDCO TAHUN 2010


SEBANYAK-BANYAKNYA SEBESAR USD50.000.000 (LIMA PULUH JUTA DOLLAR AMERIKA SERIKAT)

PT Medco Energi Internasional Tbk. (“Perseroan”) menerbitkan surat berharga dalam bentuk surat hutang jangka menengah (“Medium Term Notes” atau “MTN”) dengan jumlah pokok
sebanyak-banyaknya sebesar USD50.000.000,- (lima puluh juta Dollar Amerika Serikat) yang diterbitkan tanpa warkat, kecuali Sertifikat Jumbo MTN yang diterbitkan oleh Perseroan
atas nama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”) sebagai bukti hutang untuk kepentingan Pemegang MTN. MTN ini ditawarkan dengan nilai 100% (seratus persen) dari jumlah
pokok MTN, yang terdiri atas 2 (dua) seri yaitu:

Seri A : MTN dengan tingkat bunga tetap sebesar 7,25% (tujuh koma dua puluh lima persen) per tahun untuk tahun ke-1 (satu) sampai tahun ke-2 (dua). Jangka waktu
MTN Seri A adalah 2 (dua) tahun sejak Tanggal Penerbitan dengan jumlah Pokok MTN Seri A yang ditawarkan adalah USD40.000.000,- (empat puluh juta
Dollar Amerika Serikat).

Seri B : MTN dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,00% (delapan persen) per tahun untuk tahun ke-1 (satu) sampai tahun ke-3 (tiga). Jangka waktu MTN Seri B
adalah 3 (tiga) tahun sejak Tanggal Penerbitan dengan jumlah Pokok MTN Seri B yang ditawarkan adalah USD10.000.000,- (sepuluh juta Dollar Amerika
Serikat);

Bunga MTN dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan, sesuai dengan Tanggal Pembayaran Bunga MTN. Tingkat Bunga MTN tersebut merupakan persentase per tahun dari nilai nominal yang
dihitung berdasarkan jumlah Hari Kalender yang lewat dengan perhitungan 1 (satu) tahun adalah 360 (tiga ratus enam puluh) Hari Kalender dan 1 (satu) bulan adalah 30 (tiga puluh)
Hari Kalender. Tanggal Pembayaran Bunga MTN untuk pertama kalinya akan dilakukan tanggal pada 22 Juni 2010 dan terakhir kalinya untuk MTN Seri A akan dibayarkan pada
tanggal 22 Maret 2012 dan untuk MTN Seri B akan dibayarkan pada tanggal 22 Maret 2013..

Untuk tujuan penawaran dan penjualan MTN, Arranger dapat menawarkan atau menjual MTN kepada badan hukum Indonesia yang berdomisili di Indonesia yang
tergolong sebagai Investor Institusi dengan ketentuan sepanjang penawaran atau penjualan tersebut tidak mengakibatkan penawaran atau penjualan MTN menjadi suatu
penawaran umum sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya.

Penjualan kembali MTN oleh Pemegang MTN hanya dapat dilakukan kepada Investor Institusi dan jumlah Pemegang MTN untuk setiap saat sampai dengan jatuh tempo
tidak lebih dari 49 (empat puluh sembilan) Investor Institusi, sehingga Penerbitan MTN ini bukan merupakan penawaran umum sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dan peraturan-peraturan pelaksanaannya. (Keterangan Mengenai Penjualan Kembali dapat dilihat dalam Bab XVI –
Keterangan Tentang Medium Term Notes – Pengalihan dan Penjualan Kembali MTN)

Dalam rangka penerbitan MTN ini, Perseroan telah memperoleh hasil pemeringkatan dari
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo):
id AA-
(Double A Minus)
Untuk keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Bab XVII Memorandum Informasi ini.

ARRANGER

PT Bahana Securities PT NISP Sekuritas PT OSK Nusadana Securities Indonesia

AGEN PEMANTAU
PT Bank CIMB Niaga Tbk

Memorandum Informasi ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 18 Maret 2010


Memorandum Informasi ini bersifat rahasia dan telah dipersiapkan oleh Perseroan semata-mata untuk keperluan penawaran dan penjualan
secara terbatas Medium Term Notes (MTN) II MEDCO Tahun 2010 (“MTN”) kepada Investor Institusi PT Bahana Securities, PT NISP
Sekuritas dan PT OSK Nusadana Securities Indonesia sebagai Arranger dan Perseroan memiliki hak untuk menolak setiap permintaan untuk
membeli, baik sebagian atau seluruhnya atas MTN dengan alasan apapun, atau menjual lebih sedikit dari jumlah MTN yang ditawarkan.
Memorandum Informasi ini bersifat personal dan rahasia dan hanya ditujukan kepada pihak-pihak yang diberikan oleh Arranger dan bukan
merupakan tawaran kepada pihak lain manapun atau kepada masyarakat pada umumnya untuk membeli MTN. Apabila terdapat pihak-pihak
selain dari pihak yang ditawarkan yang menerima Memorandum Informasi ini maka pihak-pihak tersebut dilarang untuk mengungkapkan atau
memberitahukan dengan cara apapun isi dari Memorandum Informasi ini tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Perseroan. Masing-
masing pihak yang ditawarkan, dengan menerima Memorandum Informasi ini, tunduk dan setuju pada ketentuan di atas dan setuju tidak akan
menggandakan dengan cara apapun Memorandum Informasi ini atau dokumen-dokumen lain yang terkait.
Memorandum Informasi ini bukan merupakan suatu penawaran atau suatu undangan oleh atau atas nama Perseroan atau Arranger, untuk
membeli MTN yang akan diterbitkan. Penyebaran Memorandum Informasi dan penawaran MTN di beberapa yurisdiksi hukum dibatasi atau
dilarang oleh hukum setempat. Pihak-pihak yang memiliki atau menguasai Memorandum Informasi ini wajib untuk mematuhi setiap dan
semua pembatasan atau larangan yang berlaku. Memorandum Informasi ini tidak boleh digunakan untuk penawaran atau sehubungan
dengan tindakan penawaran oleh siapapun dalam yurisdiksi hukum manapun, dimana penawaran tidak diperbolehkan atau kepada pihak
yang secara hukum tidak dibenarkan untuk ditawarkan tersebut.
Memorandum Informasi ini harus dibaca dan ditelaah bersama dengan dokumen-dokumen yang disebut dalam Memorandum Informasi ini.
Memorandum Informasi ini harus diartikan secara kesatuan dengan dokumen-dokumen tersebut, yang merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari Memorandum Informasi. Tidak ada pihak manapun yang diberikan kuasa atau wewenang untuk memberikan informasi atau
pernyataan apapun yang tidak termuat dalam Memorandum Informasi ini, dan apabila diberikan atau dibuat, informasi dan pernyataan
tersebut tidak dapat dipergunakan atau dijadikan dasar bahwa informasi maupun pernyataan tersebut seolah-seolah diberikan atau dibuat
oleh Perseroan. Adanya penyerahan Memorandum Informasi ini tidak dapat diartikan bahwa informasi yang termuat dalam Memorandum
Informasi ini adalah benar setiap saat dan dalam setiap keadaan setelah tanggal Memorandum Informasi ini, dan penyerahan Memorandum
Informasi tidak dapat diartikan bahwa tidak terdapat perubahan terhadap pelaksanaan kegiatan usaha atau keadaan keuangan dari Perseroan
sejak tanggal Memorandum Informasi ini.
Perseroan telah mengupayakan agar seluruh informasi yang termuat dalam Memorandum Informasi ini sehubungan dengan Perseroan dan
MTN (informasi mana merupakan informasi yang bersifat material dalam konteks Perseroanan dan penawaran MTN) serta pernyataan-
pernyataan yang berkaitan dengan Perseroan secara material adalah benar dan akurat serta tidak menyesatkan yang dibuat dengan
mempertimbangkan seluruh keadaan dan asumsi-asumsi yang wajar. Tidak ada fakta material sehubungan dengan Perseroan atau MTN
yang diabaikan dalam hubungannya dengan Perseroan dan penawaran MTN, dan tidak ada pernyataan-pernyataan yang dimuat dalam
Memorandum Informasi ini yang menyesatkan dalam segala aspek yang material, dan dibuat oleh Perseroan setelah memastikan kebenaran
dari fakta-fakta tersebut dan memverifikasi keakuratan informasi dan pernyataan-pernyataan tersebut. Informasi yang memuat proyeksi,
rencana, strategi, kebijakan dan tujuan Perseroan, yang mana bisa diartikan sebagai forward looking, mengandung unsur ketidakpastian dan
risiko tertentu yang mungkin berbeda dengan kejadian aktual. Perseroan tidak menjamin tindakan yang diambil berdasarkan hal-hal tersebut
akan meraih hasil seperti yang diharapkan.
Thamrin & Rachman, konsultan hukum internal Perseroan, tidak melakukan atau berpartisipasi dalam proses uji tuntas (due diligence)
sehubungan dengan isi dari Memorandum Informasi, dan tidak melakukan verifikasi apapun atau memberikan konfirmasi atas informasi yang
terdapat dalam Memorandum Informasi. Thamrin & Rachman tidak membuat pernyataan, baik secara tegas maupun tersirat, baik langsung
maupun tidak langsung, dan tidak bertanggung jawab, atas keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang termuat dalam Memorandum
Informasi.
Arranger tidak melakukan verifikasi secara terpisah atas informasi yang termuat dalam Memorandum Informasi. Arranger tidak membuat
pernyataan, baik secara tegas maupun tersirat, atau bertanggungjawab atas validitas, keakuratan atau kelengkapan dari setiap informasi yang
dimuat dalam Memorandum Informasi. Arranger dan afiliasinya tidak dapat dimintakan pertanggungjawabannya atas penggunaan informasi
tersebut. Tidak satupun informasi, fakta atau keterangan dalam Memorandum Informasi atau laporan keuangan Perseroan dimaksudkan
untuk memberikan dasar penilaian terhadap kemampuan Perseroan dalam melaksanakan kewajibannya sehubungan dengan MTN dan dapat
dianggap sebagai suatu rekomendasi dari Perseroan maupun Arranger agar penerima Memorandum Informasi ini membeli MTN. Arranger
tidak memberikan pernyataan berkenaan dengan resiko yang harus ditanggung dan tidak memiliki kewajiban fidusia terhadap pembaca
Memorandum Informasi. Setiap Investor Institusi yang berminat untuk membeli MTN wajib menentukan sendiri informasi yang relevan dalam
Memorandum Informasi dan investasi yang dilakukannya dalam MTN harus, dan dianggap dilakukan, atas dasar pertimbangan dan investigasi
yang dilakukannya sendiri. Arranger tidak melakukan tinjauan atas keadaan keuangan Perseroan atau kegiatan usahanya sebagaimana
dimaksud dalam Memorandum Informasi ini. Arranger tidak memberikan nasehat kepada setiap Investor Institusi yang berminat untuk
membeli MTN ini atas informasi yang mungkin menjadi perhatian Arranger. Para Investor Institusi yang berminat wajib melakukan
pemeriksaan sendiri atas, antara lain, laporan keuangan yang terakhir dari Perseroan pada saat memutuskan apakah akan membeli MTN ini
atau tidak, dan memahami informasi yang termuat dalam Memorandum Informasi ini.
MTN tidak didaftarkan berdasarkan peraturan perundang-undangan dari negara manapun, termasuk peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Republik Indonesia, dan tidak akan dicatatkan pada bursa efek manapun.
Setiap pihak yang menerima Memorandum Informasi ini mengakui bahwa (i) telah memperoleh kesempatan untuk meminta dari Perseroan
dan memeriksa, dan telah menerima, seluruh informasi yang dianggap penting dalam rangka melakukan verifikasi atas ketepatan informasi
yang termuat di dalamnya, (ii) pihak tersebut tidak pernah mengandalkan pada Arranger atau afiliasinya dalam melakukan investigasi yang
dilakukannya untuk memastikan akurasi dari informasi serta keputusan untuk melakukan investasi atas MTN, dan (iii) tidak ada pihak
manapun yang diberi kewenangan untuk memberikan informasi atau pernyataan yang berkenaan dengan Perseroan atau MTN selain yang
termuat dalam Memorandum Informasi, serta informasi yang diberikan oleh pejabat atau pegawai Perseroan yang berwenang sehubungan
dengan pemeriksaan dari Investor Institusi terhadap Perseroan dan persyaratan pembelian, dan jika diberikan atau dibuat, informasi atau
pernyataan tersebut tidak dapat dianggap bahwa informasi atau pernyataan tersebut telah diberikan oleh Perseroan atau Arranger.
Daftar Isi

Daftar Isi...........................................................................................................................................................................................................................i
Definisi Dan Singkatan....................................................................................................................................................................................................ii
Ringkasan .......................................................................................................................................................................................................................x
I. PENAWARAN TERBATAS................................................................................................................................................................................1
II. RENCANA PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH DARI PENAWARAN TERBATAS MTN ...................................................................5
III. PERNYATAAN HUTANG ..................................................................................................................................................................................6
IV. KETERANGAN TENTANG SURAT HUTANG YANG TELAH DITERBITKAN ...............................................................................................14
V. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING .......................................................................................................................................................15
VI. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN ...................................................................................................................................17
VII. RISIKO USAHA ...............................................................................................................................................................................................37
VIII. KEJADIAN DAN TRANSAKSI PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN ......................................................42
IX. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN ......................................................................................................................................................43
1. Riwayat Singkat Perseroan ....................................................................................................................................................................43
2. Perkembangan Kepemilikan Saham Perseroan.....................................................................................................................................44
3. Pengurusan dan Pengawasan................................................................................................................................................................46
4. Sumber Daya Manusia ...........................................................................................................................................................................50
5. Struktur Organisasi .................................................................................................................................................................................54
6. Struktur Kepemilikan dan Hubungan Pengawasan dan Pengurusan ....................................................................................................55
7. Pemegang Saham Perseroan yang berbentuk Badan Hukum ..............................................................................................................58
8. Transaksi dengan Pihak Hubungan Istimewa ........................................................................................................................................60
9. Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance)......................................................................................................60
10. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) ...............................................................................................61
11. Kontrak, Perjanjian dan Ikatan Penting ..................................................................................................................................................61
12. Perkara-perkara yang Dihadapi..............................................................................................................................................................70
X. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN ......................................................................................................................................72
1. Umum .....................................................................................................................................................................................................72
2. Kegiatan Usaha ......................................................................................................................................................................................77
3. Portofolio Proyek Utama.......................................................................................................................................................................114
4. Taksiran Cadangan (Tidak Diaudit)......................................................................................................................................................123
5. Penjualan Dan Distribusi ......................................................................................................................................................................125
6. Strategi Usaha ......................................................................................................................................................................................128
7. Keselamatan Kerja ...............................................................................................................................................................................129
8. Asuransi................................................................................................................................................................................................130
9. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)...............................................................................................................................132
10. Prospek Usaha .....................................................................................................................................................................................133
11. Kondisi Persaingan dalam Kegiatan Usaha Perseroan dan Anak-anak Perusahaan..........................................................................136
12. Program Penelitian dan Pengembangan yang Telah Dilakukan oleh Perseroan dan Anak-anak Perusahaan ..................................136
XI. EKUITAS........................................................................................................................................................................................................137
XII. ARRANGER ..................................................................................................................................................................................................138
XIII. PERPAJAKAN ...............................................................................................................................................................................................139
XIV. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL DALAM RANGKA PENAWARAN TERBATAS ...............................................140
XV. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM..................................................................................................................................................................141
XVI. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PERSEROAN .....................................................151
XVII. KETERANGAN TENTANG MTN...................................................................................................................................................................284
1. Umum ...................................................................................................................................................................................................284
2. Keterangan MTN ..................................................................................................................................................................................284
3. Kelalaian Perseroan .............................................................................................................................................................................292
4. Rapat Umum Pemegang MTN (RUPMTN) ..........................................................................................................................................293
5. Pemberitahuan .....................................................................................................................................................................................296
6. Hukum Yang Berlaku............................................................................................................................................................................296
XVIII. KETERANGAN TENTANG PEMERINGKATAN MTN...................................................................................................................................297
XIX. ANGGARAN DASAR PERSEROAN .............................................................................................................................................................298
XX. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN MTN......................................................................................................................................320
XXI. KETERANGAN TENTANG AGEN PEMANTAU ...........................................................................................................................................322
XXII. AGEN PEMBAYARAN...................................................................................................................................................................................333
XXIII. PENYEBARLUASAN MEMORANDUM INFORMASI....................................................................................................................................334

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini i


Salinan 8 dari 50
Definisi Dan Singkatan

Afiliasi Berarti:
a. hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat
kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;
b. hubungan antara satu pihak dengan pegawai, direktur atau komisaris dari
pihak tersebut;
c. hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat 1 (satu) atau lebih
anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris yang sama;
d. hubungan antara perusahaan dengan suatu pihak, baik langsung maupun
tidak langsung, mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut;
e. hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan baik langsung
maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau
f. hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama.

Agen Pemantau Berarti PT Bank CIMB Niaga Tbk, berkedudukan di Jakarta Selatan, atau para
pengganti dan penerima hak dan kewajibannya yang bertindak untuk diri sendiri
dan berdasarkan Perjanjian Penerbitan akan bertindak selaku kuasa dari dan
sebagai demikian untuk dan atas nama serta sah mewakili kepentingan
Pemegang MTN.

Agen Pembayaran Berarti PT Kustodian Sentral Efek Indonesia atau KSEI beserta para pengganti
dan penerima haknya, berkedudukan di Jakarta yang telah ditunjuk oleh
Perseroan dengan perjanjian tertulis yang berkewajiban membantu
melaksanakan pembayaran Bunga MTN dan/atau pelunasan jumlah Pokok MTN
kepada Pemegang MTN untuk dan atas nama Perseroan sebagaimana diatur
dalam Perjanjian Agen Pembayaran dengan memperhatikan ketentuan-
ketentuan yang diatur dalam Perjanjian Penerbitan..

AMDAL Berarti Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

Anak Perusahaan Berarti perusahaan-perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan


dengan Perseroan sesuai dengan standar Akuntansi yang berlaku di Indonesia.

Arranger PT Bahana Securities, PT NISP Sekuritas dan PT OSK Nusadana Securities


Indonesia, yang ditunjuk dalam Perjanjian ini untuk menjalankan fungsi sebagai
pelaksana dalam penerbitan dan penawaran MTN yang akan diterbitkan oleh
Perseroan tersebut, dan bertindak sebagai pembeli pertama MTN, dengan syarat
dan ketentuan sebagaimana termaktub dalam Perjanjian ini

AS Berarti Amerika Serikat.

Bapepam dan LK Berarti Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan Presiden Nomor 62 tahun 2005 dan Surat Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 606/KMK.01/2005 tanggal 30 Desember 2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Bapepam dan LK, atau juga para pengganti dan
penerima hak dan kewajibannya.

Bank Kustodian berarti bank umum yang telah memperoleh persetujuan Bapepam & LK untuk
menjalankan kegiatan usaha sebagai Kustodian

BBL Berarti barrels, suatu satuan yang dipergunakan untuk mengukur tingkat produksi
minyak bumi.

BBTUPD Berarti Billion British Thermal Unit Per Day (Miliar Unit Termal Inggris per hari).

BCF Berarti Billions of Cubic Feet (miliar kaki kubik), suatu satuan yang dipergunakan
untuk mengukur tingkat produksi gas bumi.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini ii


Salinan 8 dari 50
Beban Keuangan Bersih Berarti total beban bunga bersih, termasuk komisi, fee, dan diskon terkait
pinjaman yang dibayarkan Emiten dan Anak Perusahaan nya dalam 1 (satu)
tahun.

Biaya Lifting atau Biaya Produksi Berarti biaya yang timbul dari operasi dan pemeliharaan sumur-sumur, serta
fasilitas dan peralatan terkait selama periode tertentu.

BNRI Berarti Berita Negara Republik Indonesia.

BOPD Berarti Barrels of Oil Per Day (barel minyak per hari).

BPMigas Berarti Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.

BPPKA Berarti Badan Pembinaan Pengusaha Kontraktor Asing, bagian dari Pertamina.

Bunga MTN Berarti jumlah Bunga MTN yang wajib dibayar Perseroan kepada Pemegang
MTN pada Tanggal Pembayaran Bunga MTN sebagaimana diatur pada Pasal 4
dalam Perjanjian Penerbitan.

Bursa Efek Berarti bursa efek sebagaimana didefinisikan dalam Pasal 1 Angka 4 Undang-
Undang Pasar Modal (UUPM), yaitu pihak yang menyelenggarakan dan
menyediakan sistem dan/atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan
beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara
mereka, yang dalam hal ini adalah perseroan terbatas PT Bursa Efek Indonesia,
berkedudukan di Jakarta, atau penerus, pengganti dan penerima hak dan
kewajibannya.

Cadangan Kontinjen atau Contingent Berarti merupakan cadangan minyak dan gas yang menurut analisa geologis dan
Reserves data teknis berpotensi untuk diproduksi, tetapi pada saat ini dilihat tidak komersial
secara teknis, pasar atau ekonomis.
Cadangan Kotor Berarti merupakan cadangan yang dianggap berasal dari hak partisipasi efektif
milik Perseroan sebelum dikurangi bagian yang dibayarkan kepada Pemerintah
sebagai pemilik cadangan sesuai dengan perjanjian kontrak yang berlaku.

Cadangan Bersih Berarti merupakan cadangan yang dianggap berasal dari hak partisipasi efektif
milik Perseroan setelah dikurangi bagian yang dibayarkan kepada Pemerintah
sebagai pemilik cadangan sesuai dengan perjanjian kontrak yang berlaku.

Cadangan Terbukti atau Proved Reserves Berarti merupakan cadangan minyak dan gas yang menurut analisa geologis dan
data teknis diperkirakan telah memiliki kepastian wajar secara komersial, dapat
diproduksi pada tanggal yang ditentukan, dari reservoir yang diketahui, dan
sesuai kondisi tertentu, metode operasi dan Peraturan Pemerintah.

Cadangan Terduga atau Probable Berarti merupakan tambahan cadangan minyak dan gas yang menurut analisa
Reserves geologis dan data teknis kemungkinannya lebih rendah untuk diproduksi
dibandingkan dengan cadangan terbukti.

Cadangan Terbukti dan Terduga Berarti Cadangan Terbukti atau Proved Reserves ditambah Cadangan Terduga
atau Probable Reserves.

Daftar Pemegang Rekening Berarti daftar yang dikeluarkan oleh KSEI yang memuat keterangan tentang
kepemilikan MTN oleh Pemegang MTN melalui Pemegang Rekening di KSEI
yang memuat keterangan antara lain: nama, jumlah kepemilikan MTNi, status
pajak dan kewarganegaraan Pemegang MTN berdasarkan data-data yang
diberikan oleh Pemegang Rekening kepada KSEI.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini iii


Salinan 8 dari 50
Denda Berarti sejumlah dana yang wajib dibayar akibat adanya keterlambatan kewajiban
pembayaran yaitu sebesar 1,5% (satu koma lima persen) per tahun di atas
tingkat Bunga MTN yang relevan dari jumlah dana yang terlambat dibayar, yang
dihitung secara harian, sejak hari keterlambatan sampai dengan dibayar lunas
suatu kewajiban yang harus dibayar berdasarkan Perjanjian ini, dengan
ketentuan 1 (satu) tahun adalah 360 (tiga ratus enam puluh) Hari Kalender dan 1
(satu) bulan adalah 30 (tiga puluh) Hari Kalender.

Dokumen Transaksi Berarti Perjanjian Penerbitan, Perjanjian Agen Pembayaran, Perjanjian


Pendaftaran MTN di KSEI, Pengakuan Hutang, Memorandum Informasi dan
perjanjian atau dokumen lainnya yang dibuat sehubungan dengan penerbitan
MTN ini.

Dry Hole Berarti sumur kajian yang telah dijajaki dan tidak dapat memproduksi minyak
atau gas dalam jumlah yang ekonomis.

EBITDA Berarti laba usaha sebelum pajak, amortisasi dan depresiasi.

Emisi Berarti kegiatan Penawaran Terbatas MTN oleh Perseroan untuk dijual kepada
Investor Institusi.

EOR / Enhanced Oil Recovery Berarti proses peningkatan recovery rate dari reservoir melalui injeksi zat kimia.

EUR Berarti Euro, mata uang yang sah dan berlaku di 16 dari 27 negara Eropa yang
merupakan anggota dari Eurozone.

Harga Penawaran 100 % (seratus persen) dari jumlah pokok MTN.

Hari Bank Berarti hari kerja bank yaitu hari pada saat mana Bank Indonesia
menyelenggarakan kegiatan kliring.

Hari Bursa Berarti hari diselenggarakannya perdagangan Efek, yaitu hari Senin sampai
dengan Jumat, kecuali hari libur nasional atau hari yang dinyatakan sebagai hari
libur oleh Bursa Efek Indonesia.

Hari Kalender Berarti setiap hari dalam 1 (satu) tahun dalam kalender Masehi tanpa kecuali.

Hari Kerja Berarti hari Senin sampai dengan hari Jumat, kecuali hari libur nasional yang
ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia.

Held By Production Berarti sebuah kondisi di mana hak sewa atas aset minyak dan gas bumi
mengizinkan perusahaan, dalam hal ini Perseroan, untuk mengoperasikan
properti atau konsesi yang bersangkutan selama properti atau konsesi tersebut
memproduksi minyak atau gas bumi pada kuantitas minimum yang ditetapkan
sebagai pembayaran.

HoA Berarti kependekan dari Head of Agreement yang berarti perjanjian induk.

Hutang Berarti hutang-hutang Perseroan yang menimbulkan kewajiban pembayaran


bunga atau kewajiban tetap lainnya.

Investor Institusi Berarti reksa dana atau badan hukum Indonesia dan/atau badan hukum asing
yang mempunyai reputasi baik dan kredibel serta memiliki kemampuan untuk
menganalisa keadaan keuangan Perseroan dan risiko dalam berinvestasi pada
instrumen MTN ini, seperti lembaga keuangan, perusahaan efek, perusahaan
asuransi dan dana pensiun.

JOB Berarti Joint Operating Body, kegiatan operasional yang dilakukan oleh badan
operasi bersama yang dikepalai oleh Pertamina dan dibantu oleh kontraktor
sebagai pihak kedua dalam JOB. Dalam JOB, 50% dari produksi merupakan
milik Pertamina dan sisanya adalah bagian yang dapat dibagikan dan dibagikan
kepada pihak-pihak dengan cara yang sama seperti PSC.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini iv


Salinan 8 dari 50
Jumlah Terhutang Berarti semua jumlah uang yang harus dibayar oleh Perseroan kepada
Pemegang MTN sehubungan dengan penerbitan MTN, yaitu berupa jumlah
Pokok MTN dan Bunga MTN serta denda (jika ada), yang wajib dibayar pada
waktunya sesuai dengan Perjanjian Penerbitan.

Kegiatan Usaha Perseroan Sehari-hari Berarti setiap kegiatan operasional, baik yang dilakukan langsung oleh Perseroan
maupun melalui Anak Perusahaannya, dibidang eksplorasi, produksi minyak dan
gas bumi, industri pertambangan dan energi lainnya, serta kegiatan lainnya yang
terkait dengan atau kegiatan penunjang bidang-bidang tersebut.

Kejadian Kelalaian Berarti salah satu atau lebih dari kejadian yang disebut dalam Perjanjian
Penerbitan.

Kelompok Usaha Medco Berarti PT Medco Energi Internasional Tbk. dan kelompok perusahaan
dibawahnya.

Konfirmasi Tertulis Berarti konfirmasi tertulis dan/atau laporan saldo MTN dalam Rekening Efek yang
diterbitkan oleh KSEI, atau Pemegang Rekening berdasarkan perjanjian
pembukaan Rekening Efek yang ditandatangani oleh Pemegang MTN, dan
konfirmasi tersebut menjadi dasar untuk pembayaran Bunga MTN, pelunasan
jumlah Pokok MTN dan hak-hak lain yang berkaitan dengan MTN.

Konfirmasi Tertulis Untuk RUPMTN atau Berarti surat konfirmasi kepemilikan MTN yang diterbitkan oleh KSEI kepada
KTUR Pemegang MTN melalui Pemegang Rekening Institusi, khusus untuk keperluan
menghadiri RUPMTN atau meminta diselenggarakannya RUPMTN, dengan
memperhatikan ketentuan-ketentuan KSEI

KSEI Berarti PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, berkedudukan di Jakarta Selatan


atau para pengganti dan penerima hak dan kewajibannya yang menjalankan
kegiatan usaha sebagai Lembaga Penyimpanan Dan Penyelesaian sebagaimana
didefinisikan dalam Undang-undang Pasar Modal, yang dalam penerbitan MTN
ini bertugas sebagai Agen Pembayaran berdasarkan Perjanjian Agen
Pembayaran, serta menyimpan Sertifikat Jumbo MTN dan mengadministrasikan
MTN berdasarkan Perjanjian Pendaftaran MTN di KSEI.

Kustodian Berarti pihak yang memberi jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan
dengan efek serta jasa lainnya termasuk menerima bunga dan hak-hak lain,
menyelesaikan transaksi efek dan mewakili Pemegang Rekening yang menjadi
nasabahnya sesuai dengan ketentuan UUPM yang meliputi KSEI, Perusahaan
Efek dan Bank Kustodian.

Lemigas Berarti Lembaga Minyak dan Gas Bumi yang merupakan Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi.

Limited Recourse Berarti dalam kaitannya dengan project financing adalah jaminan atau komitmen
yang diberikan oleh Perseroan atas kewajiban Anak Perusahaan atau Afiliasi
Perseroan untuk jangka waktu sampai dimulainya tanggal operasi komersial atau
project completion date atau pendapatan pertama telah diterima (mana yang
terjadi terakhir) dari proyek yang bersangkutan.

LNG Berarti Gas Alam Cair.

LPG Berarti Gas Minyak Cair.

Masyarakat Berarti perorangan dan/atau badan-badan, baik Warga Negara Indonesia/Badan


yang didirikan di Indonesia maupun Warga Negara Asing/Badan Asing baik
bertempat tinggal/berkedudukan hukum di Indonesia maupun bertempat
tinggal/berkedudukan di luar wilayah hukum Negara Republik Indonesia.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini v


Salinan 8 dari 50
MBOPD Berarti Thousand of Barrels Oil Per Day (ribu barel per hari), suatu satuan yang
dipergunakan untuk volume produksi minyak per hari, di mana 1 MBOPD =
MBbls/365.

MBbls Berarti thousand of barrels (ribu barel), suatu satuan volume produksi dan
cadangan minyak.

Memorandum Informasi Berarti setiap dokumen yang dicetak atau informasi tertulis yang digunakan untuk
Penawaran Terbatas MTN dengan tujuan pihak lain membeli atau
memperdagangkan MTN, kecuali dokumen atau informasi yang berdasarkan
peraturan Bapepam dan LK dinyatakan bukan sebagai Memorandum Informasi.

Migas Berarti singkatan umum yang dipergunakan untuk Minyak dan Gas Bumi.

MM Berarti million (juta).

MMBO Berarti Million Barrels of Oil (juta barel minyak), di mana 1 MMBO = 1000 MBbls.

MMBOE Berarti Million Barrels of Oil Equivalent (juta barel ekuivalen minyak), dimana gas
dikonversikan ke BOE (Barrels of Oil Equivalent/barel ekuivalen minyak) dengan
menggunakan rasio 1 Bbl minyak mentah = 5,85 MCF gas.

MMBTU Berarti Millions of British Thermal Units, suatu ukuran panas di mana 1 MMBTU
= 1 MCF.

MCF Berarti Thousand of Cubic Feet (juta kaki kubik), suatu satuan volume gas alam
di mana 1 MCF = 1 MMBTU
MMCF Berarti Million Of Cubic Feet (juta kaki kubik) di mana 1 MMCF = 1000 MCF.

MMCFD Berarti Million of Standard Cubic Feet Of Gas Per Day (juta standar kaki kubik
gas per hari); (kondisi standar 60OF dan 14 psia – pounds per square inch).

MW Berarti megawatt atau satu juta watt, suatu satuan tenaga listrik.

Net crude entitlement atau produksi net Berarti bagian Perseroan atas produksi kotor setelah dikurangi bagian
Pemerintah sesuai dengan kontrak bagi hasil.

Medium Term Note atau MTN Berarti Medium Term Notes (MTN) II Medco Tahun 2010, yang merupakan bukti
utang atas pinjaman uang oleh Perseroan dari Investor Institusi, dengan cara
menerbitkan dan menawarkan surat hutang berupa medium term notes dengan
cara penempatan terbatas (private placement) dengan jumlah sebagaimana
dibuktikan dengan Sertifikat Jumbo MTN dengan syarat seperti diuraikan dalam
Perjanjian ini dan didaftarkan di KSEI berdasarkan Perjanjian Pendaftaran MTN
di KSEI.

Memorandum Informasi Berarti dokumen tertulis yang memuat informasi umum mengenai Perseroan
yang dibuat dalam rangka penerbitan MTN

Pefindo Berarti PT Pemeringkat Efek Indonesia, pihak yang melakukan pemeringkatan


efek atas MTN yang diterbitkan oleh Perseroan.

Pengakuan Hutang Berarti pengakuan hutang Perseroan yang berasal dari penerbitan MTN,
berdasarkan Perjanjian Penerbitan.

Pemerintah Berarti Pemerintah Republik Indonesia.

Pemegang MTN Berarti setiap saat adalah Investor Institusi yang menanamkan dananya ke dalam
MTN sehingga berhak memperoleh manfaat atas sebagian atau seluruh MTN
yang dimilikinya, terdiri dari (a) Pemegang Rekening Institutsi yang melakukan
investasi secara langsung atas MTN; dan/atau (b) pemegang sub-rekening yang
melakukan investasi atas MTN melalui Pemegang Rekening Institusi.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini vi


Salinan 8 dari 50
Pemegang Rekening Institusi Berarti pihak yang namanya tercatat sebagai pemilik Rekening Efek di KSEI yang
meliputi Bank Kustodian dan/atau Perusahaan Efek dan/atau pihak lain yang
disetujui oleh KSEI dengan memperhatikan perundang-undangan di bidang
Pasar Modal dan peraturan KSEI.

Penawaran Berarti penawaran terbatas MTN, yang dilakukan Perseroan kepada:


a. tidak lebih kepada 100 (seratus) pihak; dan
b. tidak dijual kepada lebih dari 50 (lima puluh) pihak; dan
c. penawaran terbatas tidak dilakukan media massa yaitu suratkabar, majalah,
film, radio dan media elektronik lainnya serta surat brosur dan barang
cetakan lain yang diberikan kepada lebih dari 100 (seratus) pihak.

Penitipan Kolektif Berarti jasa penitipan kolektif atas Efek yang dimiliki bersama oleh lebih dari 1
(satu) pihak yang kepentingannya diwakili oleh Kustodian sebagaimana
dimaksud dalam UUPM.

Peristiwa Kelalaian/Cidera Janji Berarti peristiwa yang dimaksud dalam Pasal 10 Perjanjian Penerbitan.

Perjanjian Agen Pembayaran Berarti perjanjian yang dibuat antara Perseroan dan KSEI perihal pelaksanaan
pembayaran Bunga MTN dan/atau pelunasan jumlah Pokok MTN Nomor:
SP-005/AP-EBH/KSEI/0310 tanggal 18 Maret 2010 yang dibuat dibawah tangan
berikut perubahan-perubahannya, penambahan-penambahannya, atau
pembaharuan-pembaharuannya yang sah, yang dibuat oleh pihak-pihak yang
bersangkutan di kemudian hari.

Perjanjian Penerbitan Berarti Akta Perjanjian Penerbitan dan Perjanjian Agen Pemantauan Medium
Term Notes (MTN) II Medco Tahun 2010 No.18 tanggal 18 Maret 2010 yang
dibuat dihadapan Fathiah Helmi, SH, Notaris di Jakarta, berikut perubahan-
perubahannya, dan/atau penambahan-penambahannya dan/atau pembaharuan-
pembaharuannya yang dibuat dari waktu ke waktu di kemudian hari.

Perjanjian Pendaftaran MTN Di KSEI Berarti perjanjian yang dibuat oleh dan antara Perseroan dan KSEI perihal
pendaftaran MTN di KSEI Nomor: SP-005/P-EBH/KSEI/0310 tanggal 18 Maret
2010 yang dibuat dibawah tangan berikut perubahan-perubahannya,
penambahan-penambahannya atau pembaharuan-pembaharuannya yang sah,
yang dibuat oleh pihak-pihak yang bersangkutan di kemudian hari.

Peristiwa/Kejadian Material Berarti peristiwa/kejadian yang memiliki nilai sama atau lebih besar dari 20%
(dua puluh persen) dari ekuitas Perseroan yang dilakukan dalam satu kali atau
dalam satu rangkaian transaksi untuk suatu tujuan atau kegiatan tertentu selama
kurun waktu 12 (dua belas) bulan sesuai dengan laporan keuangan Perseroan.

Perseroan Berarti PT Medco Energi Internasional Tbk., suatu perseroan terbatas yang
berkedudukan di Jakarta Selatan, yang didirikan menurut dan berdasarkan
hukum Negara Republik Indonesia.

Pertamina Berarti PT Pertamina (Persero) dan anak perusahaannya.

PLN Berarti Perusahaan Listrik Negara.

PLTG Berarti Pembangkit Listrik Tenaga Gas.

Pokok MTN Berarti jumlah pokok pinjaman Perseroan kepada Pemegang MTN yaitu
sebanyak-banyaknya USD50.000.000,- (lima puluh juta Dollar Amerika Serikat),
yang terdiri dari 2 (dua) seri: (i) Seri A, dengan jumlah pokok sebesar
USD40.000.000,00 (empat puluh juta Dollar Amerika Serikat); dan (ii) Seri B,
dengan jumlah pokok sebesar USD10.000.000,00 (sepuluh juta Dollar Amerika
Serikat).

Probable Reserve Berarti lihat definisi “Cadangan Terduga”.

Proven Reserve atau 1P Berarti lihat definisi “ Cadangan Terbukti”.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini vii


Salinan 8 dari 50
Proven and Probable Reserve atau 2P Berarti lihat definisi “ Cadangan Terbukti dan Cadangan Terduga”.

Proyek Monetisasi Cadangan Gas Berarti proyek yang bertujuan untuk mengembangkan cadangan gas bumi yang
berpotensi menjadi produk komersil untuk dipasarkan.

Proyek Sarulla Berarti proyek konsorsium Medco-Itochu-Ormat untuk pembangunan pembangkit


tenaga listrik geothermal yang berlokasi di Sarulla, Sumatera Utara.

Proyek Senoro Berarti proyek komersialisasi sumber daya gas alam dari lapangan Senoro
berdasarkan PSC untuk blok Senoro Toli dalam proyek pengembangan,
pembangunan dan pengoperasioan kilang liquified natural gas (LNG) yang
terletak di Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah yang digunakan untuk
gas yang berasal dari lapangan Senoro dan lapangan Matindok.

PSC PSC berarti Production Sharing Contract, suatu bentuk kerjasama antara
kontraktor dan pemerintah (BP Migas) di mana tanggung jawab dari kontraktor
umumnya adalah menyediakan dana atas semua aktivitas serta menyiapkan dan
melaksanakan program kerja dan anggaran. Sebagai imbalan, kontraktor
diijinkan untuk melakukan lifting atas minyak mentah dan produksi gas yang
menjadi haknya. Bagi hasil dalam bentuk First Tranche Petroleum (FTP) sebesar
20% dari total produksi sebelum dikurangi pemulihan biaya (cost recovery)
tersedia untuk pemerintah dan kontraktor sesuai dengan presentase hak bagi
hasil masing-masing. Jumlah produksi setelah FTP adalah jumlah yang tersedia
untuk cost recovery bagi kontraktor. Setelah kontraktor memulihkan biaya yang
dikeluarkan, pemerintah berhak memperoleh pembagian tertentu dari hasil
produksi yang tersisa, selanjutnya kontraktor berhak atas sisanya sebagai bagian
ekuitas (laba).

Rekening Efek Berarti rekening yang memuat catatan posisi MTN dan/atau dana milik
Pemegang MTN yang diadministrasikan oleh KSEI atau Pemegang Rekening
Institusi berdasarkan kontrak pembukaan Rekening Efek yang ditandatangani
dengan Pemegang MTN.

Rig Berarti perangkat pemboran yang terdiri dari menara dan perlengkapannya, yang
dapat dipindah-pindahkan sesuai dengan lokasi pemboran.

RUPMTN Berarti Rapat Umum Pemegang MTN sebagaimana diatur dalam Pasal 12
Perjanjian Penerbitan.

RUPS Berarti Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan yang diselenggarakan sesuai
dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan.

RUPSLB Berarti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan yang
diselenggarakan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan.

Satuan Pemindahbukuan Berarti satuan jumlah MTN yang dapat dipindahbukukan dari satu rekening efek
ke rekening efek lainnya di KSEI, Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yaitu
senilai USD1.000.000 (satu juta Dollar Amerika Serikat) atau kelipatannya.

Sertifikat Jumbo MTN Berarti bukti penerbitan MTN berdasarkan Perjanjian Penerbitan yang disimpan
di KSEI dan diterbitkan atas nama atau tercatat atas nama KSEI untuk
kepentingan Pemegang MTN melalui Pemegang Rekening Institusi.

Suara Berarti hak suara yang dimiliki oleh Pemegang MTN dalam RUPMTN sesuai
dengan ketentuan yang diatur dalam Perjanjian Penerbitan.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini viii


Salinan 8 dari 50
TAC Berarti Technical Assistant Contract, suatu bentuk kerja sama bagi hasil dengan
Pertamina yang diberikan pada wilayah yang telah atau belum beroperasi untuk
jangka waktu tertentu,dimana produksi minyak dan gas bumi pertama, dibagi
menjadi bagian yang dapat dibagikan (shareable) dan bagian yang tidak dapat
dibagikan (non shareable). Bagian yang tidak dapat dibagikan (non shareable)
merupakan produksi yang diperkirakan dapat dicapai dari suatu wilayah
(berdasarkan data historis produksi dari wilayah tersebut) pada saat perjanjian
TAC ditandatangani dan menjadi hak milik Pertamina. Dalam TAC, produksi dari
bagian yang tidak dapat dibagikan (non shareable) akan menurun setiap
tahunnya. Bagian yang dapat dibagikan berkaitan dengan penambahan produksi
yang berasal dari investasi pihak operator terhadap wilayah yang bersangkutan
secara umum dibagikan kepada kedua belah pihak dengan cara yang sama
sebagaimana yang diatur dalam PSC.

Tanggal Pelunasan Pokok MTN Berarti tanggal dimana jumlah Pokok MTN menjadi jatuh tempo dan wajib dibayar
oleh Perseroan kepada Pemegang MTN, yaitu untuk MTN Seri A, pada pada
ulang tahun ke-2 (dua) sejak Tanggal Penerbitan atau pada tanggal 22-03-2012
(dua puluh dua Maret dua ribu dua belas) dan untuk MTN Seri B, pada pada
ulang tahun ke-3 (tiga) sejak Tanggal Penerbitan, yaitu pada tanggal 22-03-2013
(dua puluh dua Maret dua ribu tiga belas).

Tanggal Pembayaran Bunga MTN Berarti tanggal-tanggal pada saat mana Bunga MTN menjadi jatuh tempo dan
wajib dibayar oleh Perseroan kepada Pemegang MTN, sebagaimana tercantum
dalam Pasal 4 ayat 11Perjanjian Penerbitan

Tanggal Penerbitan Berarti tanggal diterbitkannya MTN yaitu pada waktu efektif diterimanya seluruh
dana hasil penerbitan MTN masuk kedalam rekening Perseroan yaitu pada
tanggal 22 Maret 2010

TCF Berarti Trillion Cubic Feet (triliun kaki kubik).

USD Berarti Dollar Amerika Serikat, mata uang yang sah dan berlaku di negara
Amerika Serikat.

UU Berarti Undang-Undang.

UUPM Berarti Undang-undang Republik Indonesia Nomor:8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal beserta perubahan-perubahannya dan peraturan pelaksanaannya.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini ix


Salinan 8 dari 50
Ringkasan

Ringkasan di bawah ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan harus dibaca dalam kaitannya dengan keterangan yang
lebih rinci, serta laporan keuangan konsolidasian dan catatan-catatan yang tercantum dalam Memorandum Informasi ini.
Ringkasan ini dibuat atas dasar fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan yang paling penting bagi Perseroan. Semua informasi
keuangan konsolidasian Perseroan disusun berdasarkan laporan keuangan konsolidasian Perseroan yang disajikan dalam mata
uang Dollar Amerika Serikat dan telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

1. PERSEROAN
Perseroan yang pada saat ini berkedudukan di Jakarta Selatan adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan menurut dan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia dan menerima fasilitas Penanaman
Modal Dalam Negeri. Perseroan didirikan dengan nama PT Meta Epsi Drilling Company (PT Medco), berdasarkan Akta Pendirian
No. 19, tanggal 9 Juni 1981, yang kemudian diperbaiki dengan Akta Perubahan No. 29, tanggal 25 Agustus 1980 mengenai
perubahan modal ditempatkan, dan Akta Perubahan No.2, tanggal 2 Maret 1981 mengenai perubahan antara lain nama Perseroan
menjadi PT Meta Epsi Pribumi Drilling Company, yang kesemuanya dibuat dihadapan Imas Fatimah, SH, pada waktu itu Notaris di
Jakarta, dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan
No.Y.A.5/192/4 tanggal 7 April 1981, masing-masing akta telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta, di bawah No.1348
tanggal 16 April 1981, No. 1349 tanggal 16 April 1981, dan No.1350 tanggal 16 April 1981, dan diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia No.102, tanggal 22 Desember 1981, Tambahan No. 1020.
Selanjutnya setelah mengalami beberapa kali perubahan, berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa,
sebagaimana dituangkan dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 32, tanggal 25 Januari 2000
yang dibuat oleh Nyonya Poerbaningsih Adi Warsito, SH, pada waktu itu Notaris di Jakarta, Perseroan mengubah namanya
menjadi PT Medco Energi Internasional Tbk. Perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan
berdasarkan Surat Keputusan No. C-3409 HT.01.04-TH.2000, tanggal 22 Februari 2000, didaftarkan dalam Daftar Perusahaan
dengan No. TDP 090311117133 di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Selatan No. 237/RUB.09.03/III/2000, tanggal
10 Maret 2000, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.51, tanggal 27 Juni 2000, Tambahan No.3288.
Anggaran Dasar Perseroan setelah itu kembali mengalami beberapa kali perubahan, dan yang menjadi perubahan terakhir adalah
mengenai perubahan Anggaran Dasar untuk disesuaikan dengan Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
sebagaimana yang termuat didalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 33, tanggal 8 Agustus 2008 yang dibuat dihadapan
Nyonya Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., pada waktu itu Notaris di Jakarta, akta mana telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.AHU-69951.AH.01.02, tanggal 26 September 2008, telah
didaftarkan di dalam Daftar Perseroan di bawah No.AHU-0092139.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 26 September 2009, serta telah
didaftarkan di dalam Tanda Daftar Perusahaan dibawah No. TDP 09.03.1.51.17133 di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kota
Administrasi Jakarta Selatan dengan Agenda Pendaftaran No. 1728/RUB.09.03/VIII/2009, pada tanggal 18 Agustus 2009, dan
telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.12, tanggal 10 Pebruari 2009, Tambahan No.4180.
Sesuai dengan Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan Perseroan meliputi antara lain kegiatan eksplorasi, penambangan dan
produksi minyak dan gas bumi, dan aktifitas di bidang industri pertambangan dan energi lainnya, serta aktifitas lainnya yang terkait
dengan kegiatan penunjang usaha penambangan dan produksi minyak dan gas bumi.
Saat ini Perseroan telah berkembang menjadi perusahaan energi terpadu, yang bergerak dalam kegiatan di bidang eksplorasi dan
produksi (E&P) Minyak dan Gas (MIGAS), pembangkit listrik, dan industri hilir yang menggunakan sumber daya migas dan energi
yang dapat diperbaharui.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini x


Salinan 8 dari 50
Unit usaha Perseroan secara umum adalah sebagai berikut:
I. Eksplorasi dan Produksi Minyak dan Gas – Indonesia
Per 30 September 2009, Perseroan memegang hak partisipasi dalam 14 blok eksplorasi dan produksi, dan satu partisipasi
ekonomi di Indonesia. Operasi Perseroan di Indonesia membentang dari Aceh di ujung Barat Indonesia hingga Papua di Timur.
Eksplorasi dan Produksi – Indonesia berhasil membukukan penjualan minyak dan gas masing-masing sebesar 44,69 MBOPD
dan 102,06 BBTUPD pada tahun 2008, dan 35,36 MBOPD dan 109,33 BBTUPD selama tiga kwartal tahun 2009. PT Medco E&P
Indonesia merupakan management holding atas seluruh aset E&P minyak dan gas Indonesia.
II. Eksplorasi dan Produksi Minyak dan Gas – Internasional
Perseroan saat ini memegang hak partisipasi di 19 blok eksplorasi dan produksi di Amerika Serikat, Yemen, Libia, Kamboja dan
Tunisia serta sebuah jasa kontrak E&P di Oman. Eksplorasi dan Produksi – Internasional berhasil membukukan penjualan minyak
dan gas masing-masing sebesar 0,31 MBOPD dan 6,04 MMSCFD pada tahun 2008, dan 0,20 MBOPD dan 2,20 BBTUPD selama
tiga kwartal tahun 2009. E&P minyak dan gas Internasional dikelola oleh sub-holding Medco Energi Global Pte Ltd, yang didirikan
sejak tahun 2007.
III. Pembangkit listrik
Memasuki industri tenaga listrik pada tahun 2004, saat ini Perseroan melalui anak perusahaan memiliki saham di 4 (empat) proyek
pembangkit listrik yang sudah beroperasi (Operating Assets) dengan total kapasitas gross sebesar 273.5 MW dan 1 (satu) proyek
Operasi dan Pemeliharaan (O&M).
IV. Industri sektor hilir (downstream)
Perseroan memiliki dan mengoperasikan kilang LPG di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, dengan kapasitas sebesar 73.000 ton
per tahun. Perseroan juga memiliki dan mengoperasikan fasilitas penyimpanan dan distribusi bahan bakar di Jakarta Utara, di
mana kapasitas dari 5 (lima) tangki penyimpanan yang dimiliki Perseroan adalah 22.700 KL. Selain itu, Perseroan memiliki 1 (satu)
kilang bio ethanol di Lampung, dengan kapasitas 180.000 KL per tahun. Bisnis industri sektor hilir dikelola oleh sub-holding PT
Medco Downstream Indonesia yang didirikan pada tahun 2004.
Inkubator – Unit yang mengembangkan aktivitas-aktivitas baru yang terkait dengan energi, namun diluar bisnis inti yang sudah
dijalankan oleh Perseroan (diluar eksplorasi dan produksi minyak dan gas, industri hilir dan pembangkit listrik), seperti Coal Bed
Methane (CBM), pipanisasi gas dan sebagainya.
Sebelum efektifnya penjualan kepada PT Mitra Rajasa Tbk pada tahun 2008, Perseroan juga memiliki dan mengoperasikan
delapan rig pemboran darat (onshore drilling rig) dan enam rig pemboran lepas pantai (offshore drilling rig) yang disediakan untuk
jasa pemboran untuk perusahaan minyak dan gas bumi di Indonesia melalui PT Apexindo Pratama Duta Tbk (“Apexindo”). Namun
sejak efektifnya penjualan tersebut maka Perseroan tidak lagi memiliki saham di Apexindo.

2. STRUKTUR PERMODALAN DAN SUSUNAN PEMEGANG SAHAM PERSEROAN


Struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan pada tanggal 31 Desember 2008 adalah sebagai berikut:
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Persentase
Saham Nilai Nominal Jumlah Nominal Kepemilikan
Pemegang Saham
(Rp) (Rp) (%)
Modal Dasar 4.000.000.000 100 400.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor
1. Encore Energy Pte Ltd 1.689.393.006 100 168.939.300.600 50,70
2. PT Medco Duta 30.104.552 100 3.010.455.200 0,90
3. PT Multifabrindo Gemilang 2.000.000 100 200.000.000 0,06
4. Masyarakat 1.610.953.892 100 161.095.389.200 48,34
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor 3.332.451.450 100 333.245.145.000 100,00
Dikurangi saham yang dibeli kembali (Treasury Stock) (390.454.500) 100 (39.045.450.000) (11,72)
Bersih 2.941.996.950 100 294.199.695.000 88.28
Saham dalam Portepel 667.548.550 66.754.855.000

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini xi


Salinan 8 dari 50
Susunan pemegang saham Perseroan berdasarkan Daftar Pemegang Saham per 15 Maret 2010 adalah sebagai berikut:
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Persentase
Saham Nilai Nominal Jumlah Nominal Kepemilikan
Pemegang Saham
(Rp) (Rp) (%)
Modal Dasar 4.000.000.000 100 400.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor
1. Encore Energy Pte Ltd 1.689.393.006 100 168.939.300.600 50,70
2. PT Medco Duta 409.146 100 40.914.600 0,01
3. PT Multifabrindo Gemilang 2.000.000 100 200.000.000 0,06
4. Masyarakat 1.250.194.798 100 125.019.479.800 37,52
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor 3.332.451.450 100 333.245.145.000 100,00
Saham yang dibeli kembali (treasury stock) (390.454.500) 100 (39.045.450.000) (11,71)
Bersih 2.941.996.950 100 294.199.695.000 88.29
Saham dalam Portepel 667.548.550 66.754.855.000

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini xii


Salinan 8 dari 50
Anak Perusahaan
Pada tanggal 30 September 2009 dan 2008, Perseroan telah mengkonsolidasikan semua anak perusahaan, dan untuk tujuan
penyajian, hanya anak-anak perusahaan yang material terhadap laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dari jumlah
asset/hutang, dan atau pendapatan/laba bersih yang disajikan dalam tabel di bawah ini:

Dimulainya
kegiatan Persentase kepemilikan efektif Jumlah aset (sebelum eliminasi) dalam jutaan
komersial 2009 2008 2009 2008

Eksplorasi dan produksi minyak dan gas

PT Medco E&P Tarakan (MEPT)


Indonesia 1992 100.00 100.00 33.4 48.4

PT Medco E&P Kalimantan (MEPK)


Indonesia 4) 1992 100.00 100.00 10.8 133.8

PT Medco E&P Indonesia (MEPI)


Indonesia 2) 1995 100.00 100.00 382.0 441.8

PT Medco E&P Tomori Sulawesi


Indonesia 2005 100.00 100.00 63.1 56.7
PT Medco E&P Sembakung
Indonesia 2005 100.00 100.00 48.8 63.0

1988
Medco Far East Limited Cayman Islands 2) 100.00 100.00 115.2 118.3

Medco Simenggaris Pty., Ltd.


Australia Tahap eksplorasi - 60.00 - 19.4

PT Medco E & P Simenggaris 2009 100 100 11.8 0.04

PT Medco E&P Bengara


Indonesia Tahap eksplorasi 95.00 95.00 3.2 3.2
PT Medco E&P Lematang (MEPL)
Indonesia 2003 100.00 100.00 97.7 56.9
Medco Energi Global
Pte. Ltd. 1)
Singapura 2006 100.00 100.00 336.7 290.5

PT Medco CBM Sekayu Indonesia 2005 100.00 100.00 0.7 0.6

Medco Kakap Holding Pte Ltd. (MKH)


1 2 3
Singapura ) ) ) 2006 - 100.00 - 116.8

Tahap eksplorasi
PT Medco E&P Malaka dan
Indonesia pengembangan 100.00 100.00 71.9 54.2
PT Medco E&P Rimau
Indonesia (MEPR) 2) 2005 99.99 99.99 677.1 918.1

PT Medco E&P Nunukan


Indonesia Tahap eksplorasi 100.00 100.00 2.5 3.6

Medco Bawean (Holdings) Pte. Ltd. (MBHPL)


Singapura ¹) 2008 100.00 100.00 58.6 62.9

Jasa pengeboran dan jasa penunjang lainnya


yang berkaitan dengan usaha minyak dan gas

PT Exspan Petrogas Intranusa (EPI)


Indonesia ¹) 1999 99.99 99.99 31.2 25.1

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini xiii


Salinan 8 dari 50
Produksi Kimia dan Perdagangan

PT Medco Downstream Indonesia


Indonesia ¹) 2004 100.00 100.00 74.4 93.65
PT Medco Niaga Internasional
Indonesia 2006 99.90 99.90 1.1 0.9

Pembangkit Listrik
PT Medco Power Indonesia (MPI)
Indonesia ¹) 2005 100.00 100.00 138.2 126.8
Lain-lain

MEI Euro Finance Limited (MEFL) 2)


Mauritius 2002 100.00 100.00 69.7 83.7
Medco CB Finance B.V.
Belanda 2006 100.00 100.00 224.6 210.2
Medco Strait Services Pte. Ltd.
Singapura 2) 2007 100.00 100.00 963.7 779.6
Catatan:
1) dan anak perusahaan
2) sebesar 90%-95% dari jumlah aset merupakan piutang antar perusahaan Perseroan yang dieliminasi dalam konsolidasi
3) Anak Perusahaan didivestasi selama tahun berjalan
4) Kontrak TAC Kalimantan telah berakhir di bulan Oktober 2008

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini xiv


Salinan 8 dari 50
3. INFORMASI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Di bawah ini disajikan ikhtisar data keuangan konsolidasian penting Perseroan yang berasal dari dan/atau dihitung berdasarkan
laporan keuangan konsolidasian Perseroan tanggal 30 September 2009 (tidak diaudit), 31 Desember 2008, 2007, dan 2006, serta
untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, seperti yang tercantum dalam Memorandum Informasi ini, yang telah
diaudit oleh KAP Purwantono, Sarwoko & Sandjaja dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, dan yang berasal dari dan/atau
dihitung berdasarkan laporan keuangan konsolidasian Perseroan tanggal 31 Desember 2005 dan 2004, serta untuk tahun yang
berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, yang tidak tercantum dalam Memorandum Informasi ini, yang telah diaudit oleh KAP
Prasetio, Sarwoko & Sandjaja dengan pendapat wajar tanpa pengecualian sebelum dimasukkannya dampak penerapan PSAK
16R dan PSAK 30R.
NERACA KONSOLIDASIAN
(Dalam USD)
Tahun yang Berakhir pada Tanggal
Keterangan 30 September 31 Desember
2009 2008 2007 2006 2005 2004
Aset

Aset Lancar:
Kas dan setara kas 195.563.367 348.549.807 266.378.036 188.318.910 152.108.040 215.302.034
Investasi jangka pendek – bersih 204.133.840 173.966.655 84.400.815 91.734.106 58.586.573 30.412.574
Rekening bank yang dibatasi
penggunaannya 2.726.488 - 11.384.070 4.610.906 15.322.424 17.675.582
Piutang usaha:
- Pihak yang mempunyai hubungan
istimewa 26.442.463 6.790.493 - - - -
- Pihak ketiga – bersih 102.914.538 123.037.917 219.208.122 119.360.062 100.989.373 76.478.080
Piutang lain-lain dari pihak ketiga – bersih 157.991.302 156.207.621 66.107.348 71.879.349 71.564.927 44.288.407
Persediaan – bersih 46.622.812 31.991.299 64.799.824 48.501.422 32.728.750 31.670.910
Pajak dibayar dimuka 18.935.270 13.659.970 25.129.404 33.154.852 23.099.358 17.568.590
Beban dibayar dimuka 12.346.241 7.625.460 4.395.307 6.531.444 3.932.122 3.230.901
Aset derivatif - - 293.463 - 371.562 -
Aset lancar lain-lain (358.426) 971.348 1.139.318 2.742.369 59.581.773 195.498.144
Jumlah Aset Lancar 767.317.895 862.800.570 743.235.707 566.833.420 518.284.902 632.125.222

Aset Tidak Lancar


Piutang lain-lain dari pihak ketiga - bersih 6.239.038 10.141.898 11.172.070 45.765.977 17.805.112 1.439.996
Rekening bank yang dibatasi
penggunaannya 28.037.147 57.271.614 24.468.865 25.171.620 22.366.348 22.361.685
Piutang dari pihak yang mempunyai
hubungan istimewa - - 312.070 11.184.933 3.926.526 10.068.290
Aset pajak tangguhan – bersih 76.018.220 57.526.218 82.221.979 56.884.730 33.483.090 37.194.340
Investasi saham 10.511.317 10.487.847 16.924.517 10.557.056 13.322.602 3.014.286
Investasi pada proyek 21.741.576 31.739.085 36.235.333 43.034.752 50.382.614 5.000.000
Aset tetap – bersih 183.752.231 157.416.423 523.004.102 487.131.995 321.665.873 271.996.260
Aset minyak dan gas bumi – bersih 759.815.071 757.319.052 701.829.906 596.268.879 534.500.197 480.582.713
Aset derivatif 1.000.007 - 733.775 6.854.053 - 2.601.764
Aset lain-lain – bersih 36.277.440 35.520.939 39.634.086 28.095.179 19.465.259 5.862.512
Jumlah Aset Tidak Lancar 1.123.392.047 1.117.423.076 1.436.536.703 1.310.949.174 1.016.917.621 840.121.846

JUMLAH ASET 1.890.709.942 1.980.223.646 2.179.772.410 1.877.782.594 1.535.202.523 1.472.247.068

Kewajiban dan Ekuitas


Kewajiban Jangka Pendek:
Hutang bank 59.620.664 50.198.115 57.592.673 - - 150.000.000
Hutang usaha:
- Pihak yang mempunyai hubungan
istimewa 71.669.717 - 526.069 808.069 613.504 788.337
- Pihak ketiga 90.044.202 90.605.103 62.216.363 47.392.460 49.400.766
Hutang lain-lain 40.190.028 29.466.130 55.009.395 157.221.006 63.803.289 25.422.348
Hutang pajak 31.318.180 46.066.447 51.043.140 41.849.118 32.465.421 17.638.321
Beban yang masih harus dibayar dan
provisi lain-lain 36.709.844 44.324.107 57.286.436 39.142.970 46.283.666 20.684.860
Kewajiban derivatif 9.992.334 286.968 - 9.109.533 1.045.515
Pendapatan yang ditangguhkan - - - 20.421.331 1.260.668
Kewajiban jangka panjang dan kewajiban
lainnya yang jatuh tempo dalam satu
tahun:
- Hutang bank 16.171.069 9.861.934 30.175.539 14.235.729 16.633.350 30.863.132
- Obligasi Rupiah - 107.825.032 - - - -
- Obligasi USD 87.976.172 - - - - -
- Wesel Bayar - - - 25.772.818 - -
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 343.655.674 387.778.301 342.525.323 341.246.073 236.722.554 297.103.947

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini xv


Salinan 8 dari 50
(Dalam USD)
Tahun yang Berakhir pada Tanggal
Keterangan 30 September 31 Desember
2009 2008 2007 2006 2005 2004

Kewajiban Jangka Panjang:


Kewajiban pajak tangguhan – bersih 71.311.144 96.433.243 111.964.461 120.900.608 110.827.230 106.714.067
Kewajiban imbalan kerja 3.679.093 3.363.947 8.978.350 6.899.985 4.986.222 3.633.777
Kewajiban pembongkaran aset dan provisi
lainnya 56.127.429 67.276.485 58.787.602 36.020.686 - -
Hutang jangka panjang – setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam satu
tahun:
- Hutang bank 396.981.509 288.387.656 217.925.799 54.651.171 30.290.967 100.043.338
- Wesel bayar - 88.676.776 235.023.332 247.273.141 276.101.648 274.229.190
- Obligasi yang dapat dikonversi - 148.112.162 196.700.440 182.465.367 - -
- Obligasi Rupiah 154.110.538 - 201.566.071 209.238.087 192.610.115 144.162.589
Hutang kontrak konstruksi - - - - 25.809.166
Kewajiban derivatif - - 1.896.271 - 23.956.039 3.989.103
Hutang jangka panjang lainnya
Uang muka dari pelanggan:
- Pihak yang mempunyai hubungan
istimewa 125.215.532 121.418.155 - - - -
- Pihak ketiga 8.380.584 127.611.305 - - -
Hutang lain-lain 19.830.398 25.012.524 28.164.378 24.003.670 4.617.058 4.571.179
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 827.255.643 847.061.532 1.188.618.009 881.452.715 669.198.445 637.343.243
Goodwill negatif - bersih 53.606 58.672 844.364 898.940 953.520 1.798.778
Hak minoritas atas aset bersih anak
perusahaan 15.186.516 12.172.226 126.493.308 121.794.081 95.157.229 35.925.791
Jumlah Ekuitas 704.558.503 733.152.915 521.291.406 532.390.785 533.170.775 500.075.309
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 1.890.709.942 1.980.223.646 2.179.772.410 1.877.782.594 1.535.202.523 1.472.247.068

LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN


(Dalam USD)
Tahun yang berakhir pada tanggal
Keterangan 30 September 31 Desember
2009 2008 2007 2006 2005 2004

Penjualan dan pendapatan usaha lainnya 482.236.856 1.286.327.783 1.077.996.370 850.640.625 620.153.418 550.115.424
Beban pokok penjualan dan biaya langsung
lainnya (338.294.204) (776.228.038) (687.696.040) (509.136.713) (290.741.008) (296.643.185)

Laba kotor 143.942.652 510.099.745 390.300.330 341.503.912 329.412.410 253.472.239

Beban usaha (108.157.725) (163.814.698) (141.642.082) (112.905.096) (90.072.922) (74.208.127)

Laba usaha 35.784.927 346.285.047 248.658.248 228.598.816 239.339.488 179.264.112


Penghasilan (beban) lain-lain - bersih (844.955) 153.456.133 (126.678.859) (64.950.765) (58.227.663) (49.148.257)
Laba sebelum beban pajak 34.939.972 499.741.180 121.979.389 163.648.051 181.111.825 130.115.855

Beban pajak (17.865.812) (210.680.383) (95.401.474) (116.604.085) (103.492.999) (55.138.783)


Laba sebelum hak minoritas atas laba
bersih anak perusahaan yang dikonsolidasi 17.074.160 289.060.797 26.577.915 47.043.966 77.618.826 74.977.072
Bagian minoritas atas laba bersih anak
perusahaan yang dikonsolidasi (1.891.592) (8.856.702) (19.978.764) (12.340.564) (2.921.567) (1.126.940)

Laba Bersih 15.182.568 280.204.095 6.599.151 34.703.402 74.697.259 73.850.132

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini xvi


Salinan 8 dari 50
4. RISIKO USAHA
Sama halnya dengan kegiatan-kegiatan usaha lainnya, kegiatan usaha Perseroan juga tidak terlepas dari risiko-risiko baik secara
mikro maupun makro. Risiko usaha yang dihadapi oleh Perseroan dalam melaksanakan kegiatan usahanya antara lain:
1. Risiko Pasar dan Volatilitas (Ketidakstabilan) Harga Minyak dan Gas Bumi
2. Risiko Eksplorasi dan Pengembangan Minyak dan Gas Bumi
3. Risiko Tidak Bisa Digantikannya Cadangan Minyak dan Gas
4. Risiko Ketidakpastian Mengenai Jumlah Cadangan
5. Risiko Ketergantungan pada Pengembangan Cadangan
6. Risiko Operasi Minyak dan Gas Bumi
7. Risiko Sebagai Induk Perusahaan
8. Risiko Kegiatan Usaha Non-Migas
9. Risiko Tidak Diperpanjangnya Kontrak Bagi Hasil - PSC dan TAC
10. Risiko Sehubungan Dengan Kebijakan dan Regulasi Pemerintah dan Badan Terkait di Bidang Migas
11. Risiko Persaingan Usaha
12. Risiko Pengembangan Usaha Baru di Luar Indonesia
13. Risiko Keadaan Perekonomian
14. Risiko Fluktuasi Tingkat Suku Bunga dan Likuiditas Pasar
15. Risiko Fluktuasi Nilai Tukar Mata Uang
16. Risiko Dampak Lingkungan
17. Risiko Bencana Alam
18. Risiko Gugatan Hukum

5. RENCANA PENGGUNAAN DANA


Perseroan merencanakan untuk menggunakan penerimaan hasil Penawaran Terbatas MTN, setelah dikurangi dengan biaya-
biaya emisi terkait, untuk untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan kembali dan pendanaan kegiatan usaha Perseroan.

6. STRATEGI USAHA PERSEROAN


1. Membangun usaha dengan pertumbuhan yang menguntungkan berdasarkan tiga bidang usaha utama, eksplorasi dan
produksi (E&P) minyak dan gas bumi, ketenagalistrikan dan industri hilir (dengan basis energi yang dapat diperbarui,
distribusi bahan bakar dan industri hilir lain yang menggunakan sumberdaya migas, seperti LPG, dan lain-lain).
2. Menata ulang serta memfokuskan kembali bidang usaha industri hilir dengan membangun posisi yang kuat untuk industri
energi yang dapat diperbarui dalam kurun waktu 5-8 tahun kedepan melalui peningkatan ekonomi pertanian di Indonesia
yang luas.
3. Meningkatkan posisi E&P minyak dan gas bumi Perseroan di luar negeri serta kejelasan arah kegiatan di pasar
Internasional.
4. Memperkenankan adanya fleksibilitas dan inovasi dengan mengalokasikan modal untuk unit “Inkubator Usaha Baru.”
5. Meningkatkan organisasi Perseroan yang efektif dengan menanamkan disiplin keuangan yang ketat, mengembangkan
budaya berkinerja tinggi dan membangun kompetensi karyawan.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini xvii


Salinan 8 dari 50
7. PROSPEK USAHA
Perseroan berkeyakinan bahwa prospek di bidang minyak dan gas masih sangat menjanjikan. Oleh karena itu, Perseroan
menfokuskan diri pada bidang tersebut. Dengan difokuskannya 7 proyek utama, dimana 5 proyek di antaranya berhubungan
langsung dengan bidang minyak dan gas di Indonesia dan internasional, termasuk proyek monetisasi cadangan gas di Senoro,
Sulawesi, dan proyek Perseroan di Libia yang memiliki Cadangan Kontinjensi yang signifikan.
Perseroan juga meyakini bahwa kebutuhan energi di dunia akan meningkat di masa mendatang sedangkan minyak dan gas
merupakan bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui, oleh karena itu Perseroan melihat peluang yang besar untuk
berpartisipasi di bidang energi lainnya seperti renewable energy, ethanol, CBM dan batu bara.
Selain itu, salah satu kebutuhan energi yang terus meningkat saat ini dan dari tahun ke tahun adalah kebutuhan tenaga listrik.
Maka, Perseroan terus berupaya untuk meningkatkan produksi tenaga listrik dengan membangun pembangkit listrik lainnya,
seperti proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi Sarulla. Hal ini sejalan dengan rencana Perseroan untuk terus mencari dan
mengambil peluang dalam bidang green energy yang semakin diminati sebagai salah satu sumber energi.

8. KETERANGAN TENTANG MTN YANG AKAN DITERBITKAN


Nama MTN MTN II MEDCO Tahun 2010
Jumlah Pokok MTN Jumlah Pokok MTN adalah sebanyak-banyaknya sebesar USD50.000.000 (lima puluh juta
Dollar Amerika Serikat) yang terdiri dari 2 (dua) seri sebagai berikut :
- Seri A : USD40.000.000 (empat puluh juta Dollar Amerika Serikat); dan
- Seri B : USD10.000.000 (sepuluh juta Dollar Amerika Serikat)
Jangka Waktu - Seri A : 2 (dua) tahun
- Seri B : 3 (tiga) tahun
Harga Penawaran 100% (seratus persen) dari jumlah Pokok MTN.
Bunga MTN - Seri A : 7,25% (tujuh koma dua lima persen)
- Seri B : 8,00% (delapan koma nol nol persen)
Pembayaran Bunga Triwulan
Satuan Pemindahbukuan USD1.000.000 (satu juta Dollar Amerika Serikat)
Pembelian Kembali 1. Perseroan dari waktu ke waktu dapat melakukan pembelian kembali (buy back) untuk
(buyback) sebagian atau seluruh MTN sebelum Tanggal Pelunasan Pokok MTN, dengan
ketentuan bahwa (i) pembelian kembali (buy back) tersebut hanya dapat dilakukan
oleh Perseroan jika Perseroan tidak melakukan kelalaian sebagaimana dimaksud
dalam Perjanjian Penerbitan; dan (ii) pelaksanaan pembelian kembali (buy back)
tersebut tidak dapat mengakibatkan Perseroan lalai untuk memenuhi ketentuan-
ketentuan dalam Perjanjian Penerbitan.
2. Perseroan mempunyai hak untuk memberlakukan pembelian kembali (buy back) MTN
untuk disimpan yang dapat dijual kembali atau sebagai pelunasan Pokok MTN.
3. Atas MTN yang dibeli kembali oleh Perseroan untuk disimpan yang dapat dijual
kembali, tidak berhak atas Bunga MTN.
4. MTN yang telah dilunasi menjadi tidak berlaku, dan tidak dapat diterbitkan atau dijual
kembali tanpa perlu dinyatakan dalam suatu akta apapun.
5. Dalam hal pembelian kembali (buy back) MTN oleh Perseroan adalah sebagai
pelunasan untuk sebagian MTN maka Perseroan wajib menerbitkan dan menyerahkan
Sertifikat Jumbo MTN yang baru kepada KSEI untuk ditukarkan dengan Sertifikat
Jumbo MTN yang lama pada hari yang sama dengan tanggal pelunasan sebagian
MTN tersebut dalam jumlah Pokok MTN yang masih terhutang setelah dikurangi
dengan jumlah MTN yang telah dilunasi sebagian tersebut.
6. Perseroan wajib melaporkan kepada Agen Pemantau dalam waktu 2 (dua) Hari Kerja
sejak dilaksanakannya pembelian kembali (buy back) MTN tersebut, serta kepada
KSEI selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja sejak dilaksanakannya pembelian
kembali (buy back) tersebut.
7. Seluruh MTN yang dimiliki oleh Perseroan yang merupakan hasil pembelian kembali
(buy back) dan/atau MTN yang dimiliki oleh Afiliasi Perseroan tidak dapat
diperhitungkan dalam perhitungan kuorum kehadiran RUPMTN dan tidak memiliki hak
suara dalam RUPMTN.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini xviii


Salinan 8 dari 50
Jaminan MTN ini tidak dijamin dengan jaminan khusus, akan tetapi dijamin dengan seluruh harta
kekayaan Perseroan baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak, baik yang telah
ada maupun yang akan ada dikemudian hari menjadi jaminan bagi Pemegang MTN ini
sesuai dengan ketentuan dalam pasal 1131 dan 1132 Kitab Undang-undang Hukum
Perdata. Hak Pemegang MTN adalah Paripassu tanpa hak preferen dengan hak-hak
kreditur Perseroan lainnya baik yang ada sekarang maupun dikemudian hari, kecuali hak-
hak kreditur Perseroan yang dijamin secara khusus dengan kekayaan Perseroan baik yang
telah ada maupun yang akan ada di kemudian hari.

Tanggal Penawaran Terbatas 18 Maret 2010


Tanggal Penjatahan 18 Maret 2010
Tanggal Distribusi MTN 22 Maret 2010
Secara Elektronik
Penyisihan Dana (Sinking Perseroan tidak menyelenggarakan penyisihan dana untuk MTN ini dengan pertimbangan
Fund) untuk mengoptimalkan penggunaan dana hasil Emisi MTN ini sesuai dengan tujuan
rencana penggunaan dana Penawaran Terbatas MTN sebagaimana dirinci dalam
Memorandum Informasi ini.
Peringkat MTN id AA- (Double A Minus)
Agen Pemantau PT Bank CIMB Niaga Tbk.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini xix


Salinan 8 dari 50
I. PENAWARAN TERBATAS

MEDIUM TERM NOTES (MTN) MEDCO II TAHUN 2010


DENGAN JUMLAH POKOK SEBANYAK-BANYAKNYA SEBESAR USD50.000.000,00
(LIMA PULUH JUTA DOLLAR AMERIKA SERIKAT)
PT Medco Energi Internasional Tbk. (“Perseroan”) menerbitkan surat berharga dalam bentuk surat hutang jangka menengah
(“Medium Term Notes” atau “MTN”) dengan jumlah pokok sebanyak-banyaknya sebesar USD50.000.000,- (lima puluh juta
Dollar Amerika Serikat) yang diterbitkan tanpa warkat, kecuali Sertifikat Jumbo MTN yang diterbitkan oleh Perseroan atas
nama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”) sebagai bukti hutang untuk kepentingan Pemegang MTN.
Bunga MTN dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan, sesuai dengan Tanggal Pembayaran Bunga MTN. Tingkat Bunga MTN tersebut
merupakan persentase per tahun dari nilai nominal yang dihitung berdasarkan jumlah Hari Kalender yang lewat dengan
perhitungan 1 (satu) tahun adalah 360 (tiga ratus enam puluh) Hari Kalender dan 1 (satu) bulan adalah 30 (tiga puluh) Hari
Kalender. Tanggal Pembayaran Bunga MTN untuk pertama kalinya akan dilakukan pada tanggal 22 Juni 2010 dan terakhir
kalinya sekaligus jatuh tempo MTN untuk Seri A pada tanggal 22 Maret 2012 dan untuk MTN Seri B akan dibayarkan pada
tanggal 22 Maret 2013.
Dalam rangka penerbitan MTN ini, Perseroan telah memperoleh hasil pemeringkatan dari
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo):
id AA-
(Double A Minus)
Untuk keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Bab XVII Memorandum Informasi ini

PT Medco Energi Internasional Tbk.


Kegiatan Usaha Utama:
Eksplorasi, penambangan dan produksi minyak, gas bumi dan energi lainnya
Berkedudukan di Jakarta, Indonesia
Kantor Pusat:
Gedung The Energy
Lantai 52-55 SCBD Lot. 11 A
Jl Jend Sudirman, Senayan
Jakarta Selatan 12190
Telp. (021) 2995 3000
Faks. (021) 2995 3001
Email: medc@medcoenergi.com, corporate.secretary@medcoenergi.com
Situs Internet: www.medcoenergi.com

RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN ADALAH RISIKO PASAR DAN VOLATILITAS (KETIDAKSTABILAN) HARGA MINYAK DAN GAS

RISIKO YANG MUNGKIN DIHADAPI INVESTOR INSTITUSI PEMBELI MTN ADALAH TIDAK LIKUIDNYA MTN YANG DITAWARKAN PADA
PENAWARAN TERBATAS INI YANG ANTARA LAIN DISEBABKAN KARENA TUJUAN PEMBELIAN MTN PADA UMUMNYA ADALAH SEBAGAI
INVESTASI JANGKA PANJANG.

RISIKO USAHA LAINNYA DAPAT DILIHAT PADA BAB VII MEMORANDUM INFORMASI INI

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 1


Salinan 8 dari 50
Perseroan yang pada saat ini berkedudukan di Jakarta Selatan adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan menurut dan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia dan menerima fasilitas Penanaman
Modal Dalam Negeri. Perseroan didirikan dengan nama PT Meta Epsi Drilling Company (PT Medco), berdasarkan Akta
Pendirian No. 19, tanggal 9 Juni 1981, sebagaimana telah diubah dengan Akta Perubahan No. 29, tanggal 25 Agustus 1980
mengenai perubahan modal ditempatkan, dan Akta Perubahan No.2, tanggal 2 Maret 1981 mengenai perubahan antara lain
nama Perseroan menjadi PT Meta Epsi Pribumi Drilling Company, yang semua akta mana dibuat dihadapan Imas Fatimah,
SH, Notaris di Jakarta, dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat
Keputusan No.Y.A.5/192/4 tanggal 7 April 1981, dan telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta, masing-masing secara
berturut-turut di bawah No.1348 tanggal 16 April 1981, No. 1349 tanggal 16 April 1981, dan No.1350 tanggal 16 April 1981,
serta telah diumumkan dalam BNRI No.102, tanggal 22 Desember 1981, Tambahan No. 1020.
Anggaran Dasar Perseroan telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir adalah mengenai penyesuaian seluruh
ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dengan Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
sebagaimana yang termuat didalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 33, tanggal 8 Agustus 2008 yang dibuat
dihadapan Nyonya Purbaningsih Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., Notaris di Jakarta, akta mana telah disetujui oleh Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.AHU-69951.AH.01.02, tanggal 26
September 2008, dan telah didaftarkan di dalam Daftar Perseroan di bawah No.AHU-0092139.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal
26 September 2009, serta di dalam Tanda Daftar Perusahaan dibawah No. TDP 09.03.1.51.17133 di Kantor Pendaftaran
Perusahaan Kota Administrasi Jakarta Selatan dengan Agenda Pendaftaran No. 1728/RUB.09.03/VIII/2009, pada tanggal 18
Agustus 2009, dan juga telah diumumkan dalam BNRI No.12, tanggal 10 Pebruari 2009, Tambahan No.4180.
Sesuai dengan Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan Perseroan meliputi antara lain kegiatan eksplorasi, penambangan
dan produksi minyak dan gas bumi, dan aktifitas di bidang industri pertambangan dan energi lainnya, serta aktifitas lainnya
yang terkait dengan kegiatan penunjang usaha penambangan dan produksi minyak dan gas bumi.
Struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan pada tanggal 31 Desember 2008 adalah sebagai berikut:
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Persentase
Saham Nilai Nominal Jumlah Nominal Kepemilikan
Pemegang Saham
(Rp) (Rp) (%)
Modal Dasar 4.000.000.000 100 400.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor
1. Encore Energy Pte Ltd 1.689.393.006 100 168.939.300.600 50,70
2. PT Medco Duta 30.104.552 100 3.010.455.200 0,90
3. PT Multifabrindo Gemilang 2.000.000 100 200.000.000 0,06
4. Masyarakat 1.610.953.892 100 161.095.389.200 48,34
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor 3.332.451.450 100 333.245.145.000 100,00
Dikurangi saham yang dibeli kembali (Treasury Stock) (390.454.500) 100 (39.045.450.000) (11,72)
Bersih 2.941.996.950 100 294.199.695.000 88.28
Saham dalam Portepel 667.548.550 66.754.855.000

Susunan pemegang saham Perseroan berdasarkan Daftar Pemegang Saham per 15 Maret 2010 adalah sebagai berikut:
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Persentase
Saham Nilai Nominal Jumlah Nominal Kepemilikan
Pemegang Saham
(Rp) (Rp) (%)
Modal Dasar 4.000.000.000 100 400.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor
1. Encore Energy Pte Ltd 1.689.393.006 100 168.939.300.600 50,70
2. PT Medco Duta 409.146 100 40.914.600 0,01
3. PT Multifabrindo Gemilang 2.000.000 100 200.000.000 0,06
4. Masyarakat 1.250.194.798 100 125.019.479.800 37,52
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor 3.332.451.450 100 333.245.145.000 100,00
Saham yang dibeli kembali (treasury stock) (390.454.500) 100 (39.045.450.000) (11,71)
Bersih 2.941.996.950 100 294.199.695.000 88.29
Saham dalam Portepel 667.548.550 66.754.855.000

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 2


Salinan 8 dari 50
NAMA MTN
MTN II MEDCO Tahun 2010
POKOK MTN DAN JANGKA WAKTU
Seluruh nilai Pokok MTN yang akan dikeluarkan berjumlah sebanyak-banyaknya sebesar USD50.000.000 (lima puluh juta
Dollar Amerika Serikat).
JATUH TEMPO
Tanggal jatuh tempo MTN berbeda-beda sesuai dengan Tanggal Pelunasan Pokok MTN.
JENIS MTN
MTN ini diterbitkan tanpa warkat, kecuali Sertifikat Jumbo MTN yang diterbitkan untuk didaftarkan atas nama KSEI sebagai
bukti hutang untuk kepentingan Pemegang MTN. MTN ini didaftarkan atas nama KSEI untuk kepentingan Pemegang
Rekening di KSEI yang selanjutnya untuk kepentingan Pemegang MTN dan didaftarkan pada tanggal diserahkannya
Sertifikat Jumbo MTN oleh Perseroan kepada KSEI. Bukti kepemilikan MTN bagi Pemegang MTN adalah Konfirmasi Tertulis
yang diterbitkan oleh KSEI, Perusahaan Efek atau Bank Kustodian.
JUMLAH NOMINAL MTN, SATUAN PEMINDAHBUKUAN DAN SATUAN PERDAGANGAN
MTN ini diterbitkan dengan Nilai Nominal sebanyak-banyaknya sebesar USD50.000.000,00 (lima puluh juta Dollar Amerika
Serikat), dengan satuan jumlah MTN yang dapat dipindahbukukan dari satu Rekening Efek ke Rekening Efek lainnya adalah
sebesar USD1.000.000,00 (satu juta Dollar Amerika Serikat) atau kelipatannya.
HARGA PENAWARAN
100% (seratus persen) dari jumlah Pokok MTN.
BUNGA MTN
Tanggal Pembayaran Bunga untuk MTN Seri A adalah sebagai berikut:
Bunga Ke Tanggal Bunga Ke Tanggal
1 22 Juni 2010 5 22 Juni 2011
2 22 September 2010 6 22 September 2011
3 22 Desember 2010 7 22 Desember 2011
4 22 Maret 2011 8 22 Maret 2012

Tanggal Pembayaran Bunga untuk MTN Seri B adalah sebagai berikut:


Bunga Ke Tanggal Bunga Ke Tanggal
1 22 Juni 2010 7 22 Desember 2011
2 22 September 2010 8 22 Maret 2012
3 22 Desember 2010 9 22 Juni 2012
4 22 Maret 2011 10 22 September 2012
5 22 Juni 2011 11 22 Desember 2012
6 22 September 2011 12 22 Maret 2013

HASIL PEMERINGKATAN
Berdasarkan hasil pemeringkatan atas MTN sesuai dengan Surat Pefindo No. 1103/PEF-DIR/XII/2009 tanggal 1 Desember
2009, Pefindo telah mengeluarkan bagi MTN peringkat:
id AA-
(Double A Minus)
Penjelasan lebih lanjut mengenai hasil pemeringkatan dapat dilihat pada Bab XVII Memorandum Informasi ini.
CARA DAN TEMPAT PELUNASAN PINJAMAN POKOK DAN PEMBAYARAN BUNGA MTN
Pelunasan Pokok MTN dan pembayaran Bunga MTN akan dilakukan oleh KSEI selaku Agen Pembayaran atas nama
Perseroan sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Perjanjian Agen Pembayaran kepada
Pemegang MTN melalui Pemegang Rekening sesuai dengan jadual waktu pembayaran masing-masing Seri MTN
sebagaimana yang telah ditentukan. Bilamana Tanggal Pelunasan Pokok MTN dan/atau Tanggal Pembayaran Bunga MTN
jatuh pada hari yang bukan Hari Bank, maka pembayaran akan dilakukan pada Hari Bank berikutnya.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 3


Salinan 8 dari 50
AGEN PEMANTAU
Sehubungan dengan Penawaran Terbatas MTN ini, telah dibuat akta Perjanjian Penerbitan dan Perjanjian Agen Pemantauan
MTN II MEDCO Tahun 2010 No.18 tanggal 18 Maret 2010 yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, PT
Bank CIMB Niaga Tbk. telah ditunjuk sebagai Agen Pemantau dalam Emisi MTN ini sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam Perjanjian Penerbitan.
Alamat Agen Pemantau adalah sebagai berikut:
PT Bank CIMB Niaga Tbk
Graha Niaga Lt.20
Jl. Jend Sudirman Kav.58
Jakarta 12190
Telepon (021) 250 5151
Faksimili (021) 250 5207
Situs internet: www.cimbniaga.com

JAMINAN
MTN ini tidak dijamin dengan jaminan khusus, tetapi dijamin dengan-seluruh harta kekayaan Perseroan baik barang bergerak
maupun barang tidak bergerak, baik yang telah ada maupun yang akan ada dikemudian hari menjadi jaminan bagi
Pemegang MTN ini sesuai dengan ketentuan dalam pasal 1131 dan 1132 Kitab Undang-undang Hukum Perdata. Hak
Pemegang MTN adalah Paripassu tanpa hak preferen dengan hak-hak kreditur Perseroan lainnya baik yang ada sekarang
maupun dikemudian hari, kecuali hak-hak kreditur Perseroan yang dijamin secara khusus dengan kekayaan Perseroan baik
yang telah ada maupun yang akan ada di kemudian hari.
PEMBELIAN KEMBALI (BUY BACK)
1. Perseroan dari waktu ke waktu dapat melakukan pembelian kembali (buy back) untuk sebagian atau seluruh MTN
sebelum Tanggal Pelunasan Pokok MTN, dengan ketentuan bahwa (i) pembelian kembali (buy back) tersebut hanya
dapat dilakukan oleh Perseroan jika Perseroan tidak melakukan kelalaian sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian
Penerbitan; dan (ii) pelaksanaan pembelian kembali (buy back) tersebut tidak dapat mengakibatkan Perseroan lalai
untuk memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Penerbitan.
2. Perseroan mempunyai hak untuk memberlakukan pembelian kembali (buy back) MTN untuk disimpan yang dapat dijual
kembali atau sebagai pelunasan Pokok MTN.
3. Atas MTN yang dibeli kembali oleh Perseroan untuk disimpan yang dapat dijual kembali, tidak berhak atas Bunga MTN.
4. MTN yang telah dilunasi menjadi tidak berlaku, dan tidak dapat diterbitkan atau dijual kembali tanpa perlu dinyatakan
dalam suatu akta apapun.
5. Dalam hal pembelian kembali (buy back) MTN oleh Perseroan adalah sebagai pelunasan untuk sebagian MTN maka
Perseroan wajib menerbitkan dan menyerahkan Sertifikat Jumbo MTN yang baru kepada KSEI untuk ditukarkan dengan
Sertifikat Jumbo MTN yang lama pada hari yang sama dengan tanggal pelunasan sebagian MTN tersebut dalam jumlah
Pokok MTN yang masih terhutang setelah dikurangi dengan jumlah MTN yang telah dilunasi sebagian tersebut.
6. Perseroan wajib melaporkan kepada Agen Pemantau dalam waktu 2 (dua) Hari Kerja sejak dilaksanakannya pembelian
kembali (buy back) MTN tersebut, serta kepada KSEI selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja sejak dilaksanakannya
pembelian kembali (buy back) tersebut.
7. Seluruh MTN yang dimiliki oleh Perseroan yang merupakan hasil pembelian kembali (buy back) dan/atau MTN yang
dimiliki oleh Afiliasi Perseroan tidak dapat diperhitungkan dalam perhitungan korum kehadiran RUPMTN dan tidak
memiliki hak suara dalam RUPMTN.

KELALAIAN PERSEROAN
Kondisi-kondisi dan pengaturan mengenai kelalaian (cidera janji) diatur sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian
Penerbitan, yang juga dijelaskan pada Bab XVII Memorandum Informasi ini mengenai Keterangan Tentang MTN
PROSEDUR PEMESANAN
Prosedur Pemesanan MTN dapat dilihat pada Bab XXI Persyaratan Pemesanan Pembelian MTN.
PERPAJAKAN
Diuraikan dalam Bab XIII Memorandum Informasi ini mengenai Perpajakan
Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 4
Salinan 8 dari 50
II. RENCANA PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH DARI PENAWARAN
TERBATAS MTN

Perseroan merencanakan untuk menggunakan penerimaan hasil Penawaran Terbatas MTN, setelah dikurangi dengan biaya-
biaya emisi terkait, untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan kembali dan pendanaan kegiatan usaha Perseroan.
Apabila penggunaan dana hasil Penerbitan MTN ini akan diubah, maka rencana tersebut harus dilaporkan terlebih dahulu
kepada Agen Pemantau dengan mengemukakan alasan beserta pertimbangannya dan perubahan penggunaan dana
tersebut harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari RUPMTN.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 5


Salinan 8 dari 50
III. PERNYATAAN HUTANG

Pada periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009, Perseroan mempunyai kewajiban
konsolidasian yang seluruhnya berjumlah USD1.170.911.317,-, yang terdiri dari kewajiban jangka pendek konsolidasian
sebesar USD343.655.674,- dan kewajiban jangka panjang konsolidasian sebesar USD827.255.643,-.

Uraian Jumlah
(USD)
Kewajiban Jangka Pendek
- Hutang Bank 59.620.664
- Hutang Usaha – Pihak Ketiga 71.669.717
- Hutang Lain-Lain 40.190.028
- Hutang Pajak 31.318.180
- Beban yang Masih Harus Dibayar dan Provisi Lain-Lain 36.709.844
- Kewajiban Jangka Panjang dan Kewajiban Lainnya yang Jatuh Tempo dalam Satu Tahun
- Hutang Bank 16.171.069
- Obligasi USD 87.976.172
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 343.655.674

Kewajiban Jangka Panjang


- Kewajiban Pajak Tangguhan – Bersih 71.311.144
- Kewajiban Imbalan Kerja 3.679.093
- Kewajiban Pembongkaran Aset dan Provisi Lainnya 56.127.429
- Hutang Jangka Panjang - Setelah Dikurangi Bagian yang Jatuh Tempo dalam Satu Tahun
- Hutang Bank 396.981.509
- Wesel Bayar
- Obligasi yang dapat dikonversi yang digaransi
- Obligasi Rupiah 154.110.538
- Uang Muka dari Pelanggan:
- Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa 125.215.532
- Hutang Lain-Lain 19.830.398
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 827.255.643

Jumlah Kewajiban 1.170.911.317

1. Kewajiban Jangka Pendek Konsolidasian


Hutang Bank
Saldo hutang bank Perseroan pada tanggal 30 September 2009 adalah sebesar USD59.620.664,- yang sebagian besar
merupakan hutang jangka pendek kepada pihak ketiga. Terdapat hutang sebesar USD563.703 kepada pihak yang
mempunyai hubungan istimewa, yaitu PT Bank Himpunan Saudara 1906.

Hutang Usaha
Saldo hutang usaha Perseroan pada tanggal 30 September 2009 adalah sebesar USD71.669.717,- Perincian
berdasarkan jenis pemasok adalah sebagai berikutt:
Jumlah
(USD)
Pemasok dalam negeri 52.223.955
Pemasok luar negeri 19.445.762
Jumlah 71.669.717

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 6


Salinan 8 dari 50
Perincian berdasarkan umur adalah sebagai berikut:
Jumlah
(USD)
Sampai dengan 1 bulan 35.293.180
1 – 3 bulan 23.653.567
3 – 6 bulan 6.661.252
6 bulan – 1 tahun 5.001.774
Lebih dari 1 tahun 1.059.944
Jumlah 71.669.717

Perincian berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:


Jumlah
(USD)
Dollar Amerika Serikat 63.574.403
Rupiah 8.095.314
Jumlah 71.669.717

Hutang Pajak
Saldo hutang pajak Perseroan pada tanggal 30 September 2009 adalah USD31.318.180,- yang terdiri atas:
Jumlah
(USD)
Perseroan
Pajak Penghasilan:
Pasal 4(2) 120.997
Pasal 15 29.077
Pasal 21 413.973
Pasal 23 70.123
Pasal 26 887.852
1.522.022
Anak Perusahaan
Pajak Penghasilan Badan 20.060.987
Pajak Penghasilan:
Pasal 4(2) 406.433
Pasal 15 16.037
Pasal 21 2.113.333
Pasal 22 26.932
Pasal 23 314.255
Pasal 26 165.234
Pajak Pertambahan Nilai 6.086.024
Denda Pajak 606.953
Sub Jumlah 29.796.158
Jumlah 31.318.180

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 7


Salinan 8 dari 50
Beban yang Masih Harus Dibayar dan Provisi Lain-Lain
Saldo beban yang masih harus dibayar dan provisi lain-lain Perseroan pada tanggal 30 September 2009 adalah sebesar
USD36.709.844,- yang terdiri atas:
Jumlah
(USD)
Sewa 15.176.374
Bunga 3.489.625
Kerjasama Operasi 1.012.636
Tenaga Kerja 3.208.981
Imbalan Kerja -
Lainnya 13.822.228
Jumlah 36.709.844

2. Kewajiban Jangka Panjang Konsolidasian


Kewajiban Pajak Tangguhan - Bersih
Pada tanggal 30 September 2009, Perseroan mempunyai kewajiban pajak tangguhan sebesar USD71.311.144,-
Kewajiban Imbalan Kerja
Pada tanggal 30 September 2009, Perseroan mempunyai kewajiban imbalan kerja jangka panjang sebesar
USD3.679.093,-
Jumlah karyawan yang berhak menerima imbalan tersebut adalah 2.249 orang pada tanggal 30 September 2009.
Kewajiban imbalan kerja dihitung oleh aktuaris independen. Asumsi aktuarial pokok yang digunakan adalah sebagai
berikut:
ƒ Tingkat diskonto 8% - 11%
ƒ Tingkat pengembalian yang diharapkan dari aset – portofolio Rupiah 0% - 6%
ƒ Tingkat proyeksi kenaikan gaji 8% - 12%
ƒ Tingkat mortalitas TMI 1999 dan CSO ‘80
ƒ Tingkat morbiditas (disability rate) 0,03% - 10% tingkat mortalitas
ƒ Tingkat pengunduran diri 0% - 2% terutama sesuai tingkat usia
ƒ Proporsi pengambilan pensiun dini -
ƒ Proporsi pengembalian pensiun normal 100%

Kewajiban Pembongkaran Aset dan Provisi Lainnya


Saldo kewajiban pembongkaran aset dan provisi lainnya pada tanggal 30 September 2009 adalah USD56.127.429,-

Hutang Bank
Saldo hutang bank Perseroan pada tanggal 30 September 2009 adalah sebesar USD472.773.242,- dengan perincian
sebagai berikut:
Jumlah
(USD)
Hutang Bank Jangka Pendek 59.620.664
Hutang Bank Jangka Panjang 413.152.578
Jumlah 472.773.242

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 8


Salinan 8 dari 50
Perincian berdasarkan kreditur adalah sebagai berikut:
Kreditur Total Jangka Pendek Jangka Panjang
(USD) (USD) (USD)
USD
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 175.000.000 50.000.000 125.000.000
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 80.000.000 - 80.000.000
Sumitomo Mitsui Banking Corp - Singapore 40.000.000 - 40.000.000
PT Bank Central Asia Tbk 21.604.754 5.577.994 16.026.760
Guaranty Bank 13..000.000 - 13.000.000
Sub Jumlah 329.604.754 55.577.994 274.026.760

Rupiah
PT Bank Negara Indonesia 93.456.255 - 93.456.255
PT Bank Central Asia Tbk 8.015.799 886.378 7.129.421
PT Bank Bukopin Tbk 17.300 17.300 -
PT Bank CIMB Niaga Tbk 27.781.980 5.412.907 22.369.073
PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 563.703 563.703 -
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 9.056.960 9.056.960 -
PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) 4.276.491 4.276.491 -
Sub Jumlah 143.168.488 20.213.739 122.954.749
Jumlah 472.773.242 75.791.733 396.981.509

Perseroan
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Fasilitas Kredit Modal Kerja
Jadwal pengembalian Maret 2010. Fasilitas kredit ini tidak dijamin dengan agunan khusus..
Fasilitas Kredit Investasi
Jadwal pengembalian bulan Desember 2012. Fasilitas kredit ini tidak dijamin dengan agunan khusus.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk


Fasilitas Pendanaan Umum
Jadwal pengembalian bulan Juni 2010. Fasilitas kredit ini tidak dijamin dengan agunan khusus.
Fasilitas Kredit Term Loan
Jadwal pengembalian bulan Juli 2012. Fasilitas kredit ini tidak dijamin dengan agunan khusus.

PT Medco Power Indonesia


PT Bank CIMB Niaga Tbk
Pendanaan Proyek
Per 30 September 2009, sisa jumlah pengembalian adalah 41 cicilan (2011-2014) untuk Tranche A dan 60 cicilan (2008-
2013) untuk Tranche B. Dijamin dengan penjaminan fidusia atas mesin TM 2500, kontrak jual beli listrik dengan PLN
Batam, klaim asuransi, rekening bank yang dibatasi penggunaanya. Khusus untuk Tranche A dijamin dengan Standby
Letter of Credit (SBLC).

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 9


Salinan 8 dari 50
Mitra Energi Batam (MEB)
PT Bank Central Asia Tbk
Pendanaan Proyek
Per 30 September 2009, sisa jumlah pengembalian adalah 36 cicilan (2005-2011). Dijamin dengan seluruh aset tetap
MEB, hak atas piutang atas Proyek Panaran I, saham MEB, uang muka yang dibayarkan sebagai jaminan untuk Rolls
Royce, performance bond, hak atas asuransi proyek, dan seluruh akun-akun BCA yang berkaitan dengan proyek.
Fasilitas Kredit Investasi
Per 30 September 2009, sisa jumlah pengembalian adalah 36 cicilan (2005-2011). Dijamin dengan seluruh aset tetap
MEB, hak atas piutang atas Proyek Panaran I, saham MEB, uang muka yang dibayarkan sebagai jaminan untuk Rolls
Royce, performance bond, hak atas asuransi proyek, dan seluruh akun-akun BCA yang berkaitan dengan proyek.
Fasilitas Kredit Konsumsi
Per 30 September 2009, sisa jumlah pengembalian adalah 8 cicilan (2005-2009). Dijamin dengan sebuah wisma tamu.
Fasilitas Kredit Konsumsi
Per 30 September 2009, sisa jumlah pengembalian adalah 43 cicilan (2008-2012). Dijamin dengan kendaraan
operasional.

PT Bank Bukopin Tbk


Fasilitas Kredit Konsumsi
Jadwal pengembalian dalam 20 cicilan (2007 – 2010). Dijamin dengan deposito.

PT Dalle Energy Batam (DEB)


PT Bank CIMB Niaga Tbk
Hutang Sindikasi
Per 30 September 2009, sisa jumlah pengembalian adalah 60 cicilan (2006-2013). Fasilitas kredit ini dijamin dengan
piutang pihak ketiga, mesin-mesin, saham dari DEB, Kontrak Engineering, Procurement dan Construction (EPC) dan
Perjanjian Pembelian Tenaga Listrik (PPA).
Pinjaman Khusus
Hutang ini dijamin dengan pengalihan hasil klaim asuransi (Construction Erection All Risk, All Risk Property Machinery,
Business Interruption and Machinery Breakdown). Hutang ini sudah dibayar penuh pada bulan Desember 2008.
Hutang Sindikasi – Pendanaan Proyek
Jadwal pengembalian tujuh tahun setelah tanggal operasi komersial yang dijadualkan. Fasilitas kredit ini dijamin dengan
saham baru milik pemegang saham DEB, conversion reserves account, debt reserves account, penjaminan fidusia atas
hak tagih dari PLN Batam atas tenaga listrik yang dihasilkan khusus dari Combined Cycle Power Plant (CCPP).

PT Bank Ekspor Indonesia (Persero)


Hutang Sindikasi – Pendanaan Proyek
Jadwal pengembalian tujuh tahun setelah tanggal operasi komersial yang dijadualkan. Fasilitas kredit ini dijamin dengan
saham baru milik pemegang saham DEB, conversion reserves account, debt reserves account, penjaminan fidusia atas
hak tagih dari PLN Batam atas tenaga listrik yang dihasilkan khusus dari CCPP.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 10


Salinan 8 dari 50
Medco Sarana Kalibaru (MSK)
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Fasilitas Pinjaman Investasi
Hutang ini dijamin dengan tanah dan bangunan milik MSK di Kalibaru berikut kilang pengolahan serta dermaga, mesin-
mesin dan peralatan pipa. Hutang ini sudah dibayar penuh pada bulan Agustus 2009.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Trust Receipt
Fasilitas kredit ini tidak dijamin dengan agunan khusus.

PT Medco E&P Lematang


PT Bank Central Asia Tbk
Pendanaan Proyek
Per 30 September 2009, sisa jumlah pengembalian adalah 23 cicilan (2009-2014). Fasilitas kredit ini dijamin dengan
piutang atas penjualan gas Lapangan Singa, Blok Lematang Sumatra Selatan, dana yang terdapat dalam Escrow
account, Debt Service Account dan Operating Account yang dibuka di BCA.

Medco US LLC
Guaranty Bank FSB
Pendanaan Proyek
Jadwal pengembalian pada bulan Juni 2011 Fasilitas kredit ini dijamin dengan hak tanggungan pertama atas aktiva
minyak dan gas bumi di Amerika Serikat.

Usaha Tani Sejahtera


PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk
Dijamin dengan Cessie Piutang Dagang atas seluruh penjualan

Pada tanggal 30 September 2009, Perseroan dan anak perusahaan memiliki fasilitas bank sebagai berikut:
Bank Fasilitas Jumlah Fasilitas Fasilitas yang tidak dipakai
Maksimum 30 Juni 2009
Fasilitas Umum Bank (General Banking Facility)
Standard Chartered Bank Fasilitas Bank USD 28.000.000 USD 15.377.975
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Fasilitas Non-Cash Loan USD 50.000.000 USD 36.494.735
Citibank NA (Cabang Indonesia) Fasilitas pembukaan LC USD 15.000.000 USD 3.900.000
PT Bank Danamon Indonesia Tbk Fasilitas BG dan Standby LC USD 50.000.000 USD 29.652.735
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Fasilitas Non-Cash Loan USD 18.000.000 USD 18.000.000

Fasilitas Pendanaan Umum dan Pembiayaan Kembali USD Bond


PT Dalle Energy Batam (DEB)
PT Bank CIMB Niaga Tbk – Fasilitas Kredit Konstruksi
Hutang Sindikasi
* Tranche A USD2.345.462 / Rp9.772.068.471
Rp 22.706.422.018
* Tranche B USD 7.591.743 USD7.591.743
* Tranche C Rp 69.828.852.114 Rp69.828.852.114
PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) – Fasilitas Kredit Konstruksi
Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 11
Salinan 8 dari 50
Bank Fasilitas Jumlah Fasilitas Fasilitas yang tidak dipakai
Maksimum 30 Juni 2009
Hutang Sindikasi
* Tranche A USD7.880.754 / Rp34.892.879.452
Rp76.293.577.982
* Tranche B USD25.508.257 USD25.508.257
Medco Energi US LLC
Guaranty Bank, FSB Revolving Credit Agreement USD 50.000.000 USD37.000.000

Berdasarkan perjanjian atas hutang-hutang tersebut, Perseroan dan anak perusahaan harus mematuhi batasan-batasan
tertentu, antara lain untuk memperoleh persetujuan tertulis dari pemberi pinjaman sebelum melakukan transaksi-
transaksi tertentu seperti mengadakan penggabungan usaha, pengambilalihan, likuidasi atau perubahan status serta
Anggaran Dasar Perseroan, dan mengurangi modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor, pembatasan dalam
pemberian pinjaman kepada pihak ketiga, penjaminan negatif, dan menjaminkan aset atau pendapatannya dengan
pengecualian secara khusus, pembatasan dalam mengubah aktivitas utama Perseroan, pembagian dividen, dan harus
memenuhi rasio-rasio keuangan tertentu.
Pada tanggal 30 September 2010, manajemen berpendapat bahwa Perseroan mematuhi pembatasan-pembatasan atas
masing-masing kewajiban.

HUTANG JANGKA PANJANG LAINNYA


Hutang Obligasi
Saldo hutang obligasi Perseroan pada tanggal 30 September 2009 adalah sebesar USD154.110.538,- Perincian akun ini
adalah sebagai berikut:
Jenis Jumlah
(USD)
Guaranteed Notes – jatuh tempo 2010 190.067.000
Guaranteed Notes treasuri (101.863.000)
Bersih 88.204.000
Dikurangi diskonto yang belum diamortisasi 227.828
Bersih
87.976.172
Bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
Bagian jangka panjang 87.976.172
Obligasi Rupiah – jatuh tempo 2012 -
53.042.041
Obligasi Rupiah – jatuh tempo 2014 101.900.630
Obligasi Tresuri -
Sub Jumlah 154.942.671
Dikurangi diskonto yang belum diamortisasi 832.133
Bersih 154.110.538
Bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun -
Bagian jangka panjang 154.110.538

Uang Muka Pelanggan


Saldo uang muka pelanggan Perseroan pada tanggal 30 September 2009 adalah yang berasal dari pihak yang
mempunyai hubungan istimewa sebesar USD125.215.5326.
Perincian akun ini adalah sebagai berikut:
Jumlah
(USD)
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Petro Diamond Singapore (Pte) Ltd. 125.215.532
Jumlah 125.215.532

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 12


Salinan 8 dari 50
Uang muka dari Petro Diamond Singapore pada 30 September 2009, merupakan uang muka atas Perjanjian Jual Beli
Minyak Mentah dan Perjanjian Pembayaran dimuka.

Hutang Lain-lain
Saldo hutang lain-lain Perseroan pada tanggal 30 September 2009 adalah sebesar USD19.830.398,- .
Perincian akun ini adalah sebagai berikut:
Jumlah
(USD)
Hutang kerjasama operasi 3.957.943
Hutang sewa guna usaha 14.394.608
Hutang overllifting 18.439.817
Beyond Petroleum (BP) 4.536.217
PLN Batam 1.208.789
Falcon Oil Pte Ltd 785.730
Lain-lain 16.697.322
Jumlah 60.020.426
Bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 40.190.028
Jumlah 19.830.398

Hutang overlifting pada tahun 2009 terutama berasal dari Blok Rimau (ke BP Migas) dan Tomori (ke Pertamina).
Hutang kerjasama operasi merupakan hutang atas aktivitas eksplorasi dan produksi yang berkaitan dengan kontrak
kerjasama dimana Perseroan dan anak perusahaan bukan merupakan operator.
Hutang ke PT Airfast Indonesia (Airfast) merupakan hutang sewa pembiayaan yang diakui terkait dengan penerapan
PSAK No.30 sehubungan dengan sewa pesawat Airfast.
Hutang kepada British Petroleum (BP) meupakan jumlah yang akan dibayar oleh PT Medco E&P Tomori Sulawesi, anak
perusahan, kepada BP pada saat produksi minyak di wilayah kerja Senoro-Toili telah mencapai volume tertentu
sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian.

SELURUH KEWAJIBAN KONSOLIDASIAN PERSEROAN PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2009 TELAH DIUNGKAPKAN DALAM MEMORANDUM
INFORMASI INI. PADA TANGGAL DITERBITKANNYA MEMORANDUM INFORMASI INI, PERSEROAN TELAH MELUNASI SELURUH KEWAJIBAN
KONSOLIDASIAN YANG TELAH JATUH TEMPO. TIDAK ADA KEWAJIBAN KONSOLIDASIAN YANG TELAH JATUH TEMPO YANG BELUM
DILUNASI OLEH PERSEROAN.

MANAJEMEN DALAM HAL INI BERTINDAK UNTUK DAN ATAS NAMA PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAANNYA SERTA SEHUBUNGAN
DENGAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWABNYA DALAM PERSEROAN DENGAN INI MENYATAKAN KESANGGUPANNYA UNTUK MEMENUHI PADA
SAAT JATUH TEMPO SELURUH KEWAJIBAN KONSOLIDASIANNYA YANG TELAH DIUNGKAPKAN DALAM LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN SERTA DISAJIKAN DALAM MEMORANDUM INFORMASI INI.
ATAS MASING-MASING KEWAJIBAN TERSEBUT DI ATAS TIDAK TERDAPAT NEGATIVE COVENANTS YANG MERUGIKAN HAK-HAK PEMEGANG
SAHAM MAUPUN MTN.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 13


Salinan 8 dari 50
IV. KETERANGAN TENTANG SURAT HUTANG YANG TELAH DITERBITKAN

1. GUARANTEED NOTES YANG JATUH TEMPO PADA TAHUN 2010


Pada tanggal 22 Mei 2003, MEI Euro Finance Limited menerbitkan Guaranteed Notes (GN) sebesar USD325 juta dengan
tingkat bunga 8,75% per tahun dengan harga penawaran 99,011% melalui UBS Warburg dan Credit Suisse First Boston.
Pembayaran pokok pinjaman tersebut akan jatuh tempo pada tanggal 22 Mei 2010, tetapi dapat dicairkan secara keseluruhan
atau sebagian pada 22 Mei 2008 atas opsi pemegang GN. Pembayaran bunga dilakukan setiap tanggal 22 Mei dan 22
November setiap tahun yang dimulai sejak 22 November 2003. Notes ini dijamin oleh Perseroan dan terdaftar di Bursa Efek
Singapura (SGX-ST).
Syarat dan kondisi sehubungan dengan penerbitan GN mengharuskan Perseroan dan anak perusahaan mempertahankan
rasio keuangan tertentu yang dihitung berdasarkan laporan keuangan konsolidasi, melarang penerbitan wesel bayar atau
instrumen hutang sejenis yang lebih tinggi tingkatannya, membatasi Perseroan untuk menjual, menyewa, mengalihkan atau
melepas aktiva tetap selain penurunan nilai aktiva tetap dan melarang Perseroan untuk mengumumkan atau melakukan
pembayaran dividen melebihi 50% dari laba bersih konsolidasi.
Perseroan telah membeli kembali GN sebesar USD100,9 juta dan pada tanggal 22 Mei 2008 telah membayar sebagian dari
GN sejumlah USD135,3 juta atas pelaksanaan opsi oleh pemegang GN. Oleh karena itu sisa dari GN yang akan jatuh tempo
pada tanggal 22 Mei 2010 adalah sejumlah USD89,2 juta.

2. OBLIGASI MEDCO ENERGI INTERNASIONAL I TAHUN 2004 DENGAN TINGKAT BUNGA TETAP YANG JATUH
TEMPO PADA TAHUN 2009
Perseroan menerbitkan Obligasi sebesar Rp1,35 triliun yang akan jatuh tempo pada tanggal 12 Juli 2009. Obligasi ini
diterbitkan oleh PT Medco Energi Internasional Tbk. pada tanggal 12 Oktober 2004 dan memiliki bunga dengan tingkat
13,125% setiap tahun dan dibayarkan setiap triwulan dibelakang pada tanggal 12 Januari, 12 Juli dan 12 Oktober setiap
tahunnya. Sampai dengan 31 Desember 2008, Perseroan telah membeli kembali Rp168 milar dari obligasi tersebut, sehingga
pokok obligasi yang belum dilunasi adalah sebesar Rp 1,182 triliun.
Pada tanggal 13 Juli 2009 Perseroan telah melakukan seluruh pembayaran atas pelunasan seluruh pokok obligasi tersebut,
sejumlah Rp1,35 triliun, termasuk obligasi yang telah dibeli kembali (buy back) sejumlah Rp 200 miliar.

3. OBLIGASI KONVERSI (CONVERTIBLE BONDS) YANG JATUH TEMPO PADA TAHUN 2011
Medco CB Finance BV menerbitkan zero coupon guaranteed convertible bond senilai USD176,9 juta pada tanggal 9 Mei
2006. Pemegang obligasi ini memiliki opsi pencairan seluruhnya atau sebagian obligasi pada tanggal 12 Mei 2009, pada
tingkat pengembalian 123,82% dari pokok utang. Kecuali dicairkan, dikonversi, dibeli atau dibatalkan, penerbit obligasi akan
melunasi setiap lembar obligasi sebesar 142,77% dari pokok utang pada tanggal 12 Mei 2011. Jumlah nominal obligasi
terhutang sebesar USD100,6 juta telah dibayar oleh Perseroan pada tanggal 12 Mei 2009 dengan pelaksanaan opsi put dari
pemegang obligasi.

4. OBLIGASI MEDCO ENERGI INTERNASIONAL II TAHUN 2009 DENGAN TINGKAT BUNGA TETAP YANG JATUH
TEMPO PADA TAHUN 2012 dan 2014
Perseroan menerbitkan Obligasi II sebesar Rp 1, 5 triliun yang terdiri dari 2 (dua) seri yaitu Seri A sebesar Rp513,5 miliar
yang akan jatuh tempo pada tanggal 17 Juni 2012, dan Seri B sebesar Rp986 miliar yang akan jatuh tempo pada tanggal 17
Juni 2014. Obligasi ini diterbitkan oleh PT Medco Energi Internasional Tbk. pada tanggal 17 Juni 2009 dan memiliki bunga
dengan tingkat 13,375% setiap tahun untuk Seri A dan 14,25% untuk Seri B, dibayarkan setiap triwulan di belakang pada
tanggal 17 Maret, 17 Juni, 17 September dan 17 Desember setiap tahunnya.

5. MTN MEDCO ENERGI INTERNASIONAL I TAHUN 2009 DENGAN TINGKAT BUNGA TETAP YANG JATUH TEMPO
PADA TAHUN 2011 dan 2012
Perseroan menerbitkan MTN I Tahun 2009 sebesar USD50.000.000 yang terdiri dari 2 (dua) tahap yaitu Tahap I sebesar
USD42.100.000 dan Tahap II sebesar USD7.900.000. MTN Tahap I diterbitkan pada tanggal 23 Desember 2009 dan MTN
Tahap II diterbitkan pada tanggal 3 Februari 2010. Masing-masing tahapan terdiri atas 2 (dua) seri yaitu Seri A dengan jangka
waktu 2 (dua) tahun dengan kupon 7,25%; dan Seri B dengan jangka waktu 3 (tiga) tahun dengan kupon 8,00%.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 14


Salinan 8 dari 50
V. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING

Di bawah ini disajikan ikhtisar data keuangan konsolidasian penting Perseroan yang berasal dari dan/atau dihitung
berdasarkan laporan keuangan konsolidasian Perseroan tanggal 30 September 2009 (tidak diaudit), 31 Desember 2008,
2007, dan 2006, seperti yang tercantum dalam Memorandum Informasi ini, yang telah diaudit oleh KAP Purwantono, Sarwoko
& Sandjaja dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, dan yang berasal dari dan/atau dihitung berdasarkan laporan
keuangan konsolidasian Perseroan tanggal 31 Desember 2005 dan 2004, serta untuk tahun yang berakhir pada tanggal-
tanggal tersebut, yang tidak tercantum dalam Memorandum Informasi ini, yang telah diaudit oleh KAP Prasetio, Sarwoko &
Sandjaja dengan pendapat wajar tanpa pengecualian sebelum dimasukkannya dampak penerapan PSAK 16R dan PSAK
30R.
NERACA KONSOLIDASIAN
(Dalam USD)
Keterangan Tahun yang Berakhir pada Tanggal
30 September 31 Desember
2009 2008 2007 2006 2005 2004
Aset

Aset Lancar:
Kas dan setara kas 195.563.367 348.549.807 266.378.036 188.318.910 152.108.040 215.302.034
Investasi jangka pendek – bersih 204.133.840 173.966.655 84.400.815 91.734.106 58.586.573 30.412.574
Rekening bank yang dibatasi 2.726.488 - 11.384.070 4.610.906 15.322.424 17.675.582
penggunaannya
Piutang usaha:
- Pihak yang mempunyai hubungan 26.442.463 6.790.493 - - - -
istimewa
- Pihak ketiga – bersih 102.914.538 123.037.917 219.208.122 119.360.062 100.989.373 76.478.080
Piutang lain-lain dari pihak ketiga – bersih 157.991.302 156.207.621 66.107.348 71.879.349 71.564.927 44.288.407
Persediaan – bersih 46.622.812 31.991.299 64.799.824 48.501.422 32.728.750 31.670.910
Pajak dibayar dimuka 18.935.270 13.659.970 25.129.404 33.154.852 23.099.358 17.568.590
Beban dibayar dimuka 12.346.241 7.625.460 4.395.307 6.531.444 3.932.122 3.230.901
Aset derivatif - - 293.463 - 371.562 -
Aset lancar lain-lain (358.426) 971.348 1.139.318 2.742.369 59.581.773 195.498.144
Jumlah Aset Lancar 767.317.895 862.800.570 743.235.707 566.833.420 518.284.902 632.125.222

Aset Tidak Lancar


Piutang lain-lain dari pihak ketiga - bersih 6.239.038 10.141.898 11.172.070 45.765.977 17.805.112 1.439.996
Rekening bank yang dibatasi 57.271.614 24.468.865 25.171.620 22.366.348 22.361.685
penggunaannya 28.037.147
Piutang dari pihak yang mempunyai - - 312.070 11.184.933 3.926.526 10.068.290
hubungan istimewa
Aset pajak tangguhan – bersih 76.018.220 57.526.218 82.221.979 56.884.730 33.483.090 37.194.340
Investasi saham 10.511.317 10.487.847 16.924.517 10.557.056 13.322.602 3.014.286
Investasi pada proyek 21.741.576 31.739.085 36.235.333 43.034.752 50.382.614 5.000.000
Aset tetap – bersih 183.752.231 157.416.423 523.004.102 487.131.995 321.665.873 271.996.260
Aset minyak dan gas bumi – bersih 759.815.071 757.319.052 701.829.906 596.268.879 534.500.197 480.582.713
Aset derivatif 1.000.007 - 733.775 6.854.053 - 2.601.764
Aset lain-lain – bersih 36.277.440 35.520.939 39.634.086 28.095.179 19.465.259 5.862.512
Jumlah Aset Tidak Lancar 1.123.392.047 1.117.423.076 1.436.536.703 1.310.949.174 1.016.917.621 840.121.846

JUMLAH ASET 1.890.709.942 1.980.223.646 2.179.772.410 1.877.782.594 1.535.202.523 1.472.247.068


Kewajiban dan Ekuitas
Kewajiban Jangka Pendek:
Hutang bank 59.620.664 50.198.115 57.592.673 - - 150.000.000
Hutang usaha:
- Pihak yang mempunyai hubungan 71.669.717 - 526.069 808.069 613.504 788.337
istimewa
- Pihak ketiga 90.044.202 90.605.103 62.216.363 47.392.460 49.400.766
Hutang lain-lain 40.190.028 29.466.130 55.009.395 157.221.006 63.803.289 25.422.348
Hutang pajak 31.318.180 46.066.447 51.043.140 41.849.118 32.465.421 17.638.321
Beban yang masih harus dibayar dan 36.709.844 44.324.107 57.286.436 39.142.970 46.283.666 20.684.860
provisi lain-lain
Kewajiban derivatif - 9.992.334 286.968 - 9.109.533 1.045.515
Pendapatan yang ditangguhkan - - - - 20.421.331 1.260.668
Kewajiban jangka panjang dan kewajiban
lainnya yang jatuh tempo dalam satu
tahun:
- Hutang bank 16.171.069 9.861.934 30.175.539 14.235.729 16.633.350 30.863.132
- Obligasi Rupiah - 107.825.032 - - - -
- Obligasi USD 87.976.172 - - - - -
- Wesel Bayar - - - 25.772.818 - -
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 343.655.674 387.778.301 342.525.323 341.246.073 236.722.554 297.103.947

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 15


Salinan 8 dari 50
(Dalam USD)
Keterangan Tahun yang Berakhir pada Tanggal
30 September 31 Desember
2009 2008 2007 2006 2005 2004
Kewajiban Jangka Panjang:
Kewajiban pajak tangguhan – bersih 71.311.144 96.433.243 111.964.461 120.900.608 110.827.230 106.714.067
Kewajiban imbalan kerja 3.679.093 3.363.947 8.978.350 6.899.985 4.986.222 3.633.777
Kewajiban pembongkaran aset dan provisi 56.127.429 67.276.485 58.787.602 36.020.686 - -
lainnya
Hutang jangka panjang – setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun:
- Hutang bank 396.981.509 288.387.656 217.925.799 54.651.171 30.290.967 100.043.338
- Wesel bayar - 88.676.776 235.023.332 247.273.141 276.101.648 274.229.190
- Obligasi yang dapat dikonversi - 148.112.162 196.700.440 182.465.367
- Obligasi Rupiah 154.110.538 - 201.566.071 209.238.087 192.610.115 144.162.589
Hutang kontrak konstruksi - - - - 25.809.166
Kewajiban derivatif - - 1.896.271 - 23.956.039 3.989.103
Hutang jangka panjang lainnya
Uang muka dari pelanggan:
- Pihak yang mempunyai hubungan 125.215.532 121.418.155 - - - -
istimewa
- Pihak ketiga - 8.380.584 127.611.305 - - -
Hutang lain-lain 19.830.398 25.012.524 28.164.378 24.003.670 4.617.058 4.571.179
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 827.255.643 847.061.532 1.188.618.009 881.452.715 669.198.445 637.343.243
Goodwill negatif - bersih 53.606 58.672 844.364 898.940 953.520 1.798.778
Hak minoritas atas aset bersih anak
perusahaan 15.186.516 12.172.226 126.493.308 121.794.081 95.157.229 35.925.791
Jumlah Ekuitas 704.558.503 733.152.915 521.291.406 532.390.785 533.170.775 500.075.309
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 1.890.709.942 1.980.223.646 2.179.772.410 1.877.782.594 1.535.202.523 1.472.247.068

LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN


(Dalam USD)
Tahun yang berakhir pada tanggal
30
Keterangan 31 Desember
September
2009 2008 2007 2006 2005 2004

Penjualan dan pendapatan usaha lainnya 482.236.856 1.286.327.783 1.077.996.370 850.640.625 620.153.418 550.115.424
Beban pokok penjualan dan biaya
langsung lainnya (338.294.204) (776.228.038) (687.696.040) (509.136.713) (290.741.008) (296.643.185)

Laba kotor 143.942.652 510.099.745 390.300.330 341.503.912 329.412.410 253.472.239

Beban usaha (108.157.725) (163.814.698) (141.642.082) (112.905.096) (90.072.922) (74.208.127)

Laba usaha 35.784.927 346.285.047 248.658.248 228.598.816 239.339.488 179.264.112


Penghasilan (beban) lain-lain - bersih (844.955) 153.456.133 (126.678.859) (64.950.765) (58.227.663) (49.148.257)
Laba sebelum beban pajak 34.939.972 499.741.180 121.979.389 163.648.051 181.111.825 130.115.855

Beban pajak (17.865.812) (210.680.383) (95.401.474) (116.604.085) (103.492.999) (55.138.783)


Laba sebelum hak minoritas atas laba
bersih anak perusahaan yang
dikonsolidasi 17.074.160 289.060.797 26.577.915 47.043.966 77.618.826 74.977.072
Bagian minoritas atas laba bersih anak
perusahaan yang dikonsolidasi (1.891.592) (8.856.702) (19.978.764) (12.340.564) (2.921.567) (1.126.940)

Laba Bersih 15.182.568 280.204.095 6.599.151 34.703.402 74.697.259 73.850.132

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 16


Salinan 8 dari 50
VI. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN

Analisis dan pembahasan yang diuraikan di bawah ini, khususnya untuk bagian-bagian yang menyangkut kinerja keuangan
konsolidasian Perseroan, disusun berdasarkan laporan keuangan konsolidasian Perseroan periode 9 (sembilan) bulan yang
berakhir pada tanggal 30 September 2009 (tidak diaudit) dan tanggal 31 Desember 2008, 2007, dan 2006, serta untuk tahun
yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, seperti yang tercantum dalam Memorandum Informasi ini, yang telah diaudit oleh
KAP Purwantono, Sarwoko & Sandjaja dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.

A. UMUM
Perseroan didirikan pada tahun 1980 dan memulai usahanya sebagai kontraktor jasa pemboran pertama yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia, dan kini telah berkembang menjadi perusahaan energi terpadu, dengan kegiatan usaha mulai dari sektor hulu
migas( eksplorasi dan produksi migas), sektor hilir, dan tenaga listrik. Di sektor hulu per 30 September 2009, kegiatan eksplorasi
dan produksi minyak dan gas Perseroan meliputi hak partisipasi di 14 blok eksplorasi dan produksi dan satu partisipasi ekonomi
di Indonesia serta 19 blok di Amerika Serikat, Yemen, Libia, Kamboja dan Tunisia serta sebuah kontrak jasa E&P di Oman. Di
sektor hilir Perseroan juga memiliki dan mengoperasikan sebuah pabrik ethanol, sebuah kilang LPG dan sebuah fasilitas
penyimpanan dan distribusi bahan bakar. Selain itu di bidang tenaga listrik Perseroan memiliki 4 (empat) pembangkit listrik yang
sudah beroperasi (Operating Assets) dan 1 (satu) proyek Operasi dan Pemeliharaan (O&M), serta penyertaan saham di PT
Energi Sengkang. Total kapasitas gross yang dihasilkan dari fasilitas-fasilitas tersebut adalah sebesar 273.5 MW. Sebelumnya
Perseroan juga memiliki dua kegiatan usaha lainnya yang saat ini sudah tidak efektif lagi yaitu jasa pemboran yang sudah dijual
dan pengoperasian kilang methanol yang sudah dihentikan kegiatannya.
Per 30 September 2009, Perseroan membukukan cadangan terbukti (1P) migas sebesar 89.142 MBOE, cadangan terbukti dan
terduga (2P) sebesar 172.765 MBOE, dan cadangan kontinjen sebesar 379.752 MBOE. Hingga akhir September 2009,
Perseroan berhasil membukukan produksi minyak dan gas masing-masing sebesar 35,57 MBOPD dan 111,52 MMCFD. Hingga
saat ini, Blok PSC Rimau masih memberikan kontribusi terbesar yaitu sekitar 40% dari keseluruhan produksi minyak Perseroan.
Perseroan memperoleh pendapatan dari penjualan minyak mentah dan gas, penjualan kimia dan produk petroleum lainnya, dan
penjualan tenaga listrik, dimana hampir sebagian besar pendapatannya adalah dalam Dollar Amerika Serikat. Untuk tahun yang
berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2009 (tidak diaudit), 31 Desember 2008, 2007, dan 2006, Perseroan membukukan
pendapatan bersih masing-masing sebesar USD482,24 juta, USD1.286,33 juta, USD1.078,00 juta dan USD850,64 juta. Selama
sembilan bulan pada tahun 2009, penjualan dan pendapatan Perseroan berasal dari penjualan minyak dan gas, penjualan kimia
dan produk petroleum lainnya, pendapatan dari kontrak lainnya dan penjualan tenaga listrik adalah masing-masing sebesar
USD345,85 juta, USD26,54 juta, USD61,87 juta, USD47,97 juta atau 71,72%, 5,50%, 12,83%, dan 9,95%dari total penjualan
dan pendapatan Perseroan.
Untuk jasa pemboran, Perseroan pernah memiliki dan mengoperasikan jasa pemboran darat (onshore drilling) dan pemboran
lepas pantai (offshore drilling) yang disediakan untuk perusahaan minyak dan gas bumi, terutama di Indonesia, melalui
Apexindo. Namun sejak efektifnya penjualan tersebut kepada PT Mitra Rajasa Tbk pada tahun 2008 maka Perseroan tidak lagi
memiliki saham di Apexindo.
Perseroan terus mengupayakan peningkatan produktivitas operasi dan cadangan minyak dan gasnya melalui intensifikasi
kegiatan eksplorasi dan produksi di Indonesia dan Internasional, peningkatan monetisasi gas, mengakuisisi wilayah-wilayah
kerja baru yang sudah berproduksi maupun dalam tahap eksplorasi serta peningkatan efektivitas organisasi. Di samping
kegiatan eksplorasi dan produksi, Perseroan juga akan tetap mengembangkan usaha-usaha terkait energi lainnya seperti bidang
usaha hilir dan tenaga listrik.
Secara berkesinambungan, Perseroan berupaya untuk meningkatkan kinerja organisasi dengan menerapkan manajemen
keuangan yang bertanggungjawab, didukung oleh etos kerja dan sumber daya yang kompeten.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 17


Salinan 8 dari 50
B. INFORMASI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
I. PENJUALAN DAN PENDAPATAN USAHA LAINNYA KONSOLIDASIAN

(Dalam USD)
Tahun yang berakhir pada tanggal
Keterangan 30 September 31 Desember
2009 2008¹ 2007² 2006²
Penjualan minyak dan gas bersih 345.846.080 843.517.542 708.593.365 629.610.630
Penjualan kimia dan produk petroleum lainnya 26.544.992 215.914.911 47.811.458 32.600.006
Pendapatan dari kontrak lainnya 61.874.139 91.648.613 109.150.785 26.295.572
Penjualan tenaga listrik 47.971.645 81.868.075 51.764.442 39.261.970
Pendapatan dari usaha pengeboran dan jasa terkait - 53.378.642 160.676.320 122.872.447
Jumlah Penjualan dan Pendapatan Usaha Lainnya 482.236.856 1.286.327.783 1.077.996.370 850.640.625
Catatan:
1. Apexindo dan PT Medco E&P Tuban tidak lagi dikonsolidasi pada tanggal 31 Desember 2008.
2. Telah disajikan kembali.

a. Penjualan minyak dan gas bersih


Periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009
Penjualan minyak dan gas bersih pada periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009 adalah
sebesar USD345,9 juta.
Penjualan minyak dan gas bersih merupakan pendapatan atas penjualan minyak dan gas dari lapangan-lapangan yang
dioperasikan langsung oleh Perseroan dan lapangan atau blok yang dioperasikan bukan oleh Perseroan, baik di wilayah
Indonesia maupun di luar negeri.
Tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007
Pada tahun 2008, Perseroan membukukan penjualan minyak dan gas bersih sebesar USD843,5 juta, naik 19,0% atau
setara USD134,9 juta dibandingkan USD708,6 juta pada tahun 2007. Peningkatan penjualan minyak dan gas bersih
disebabkan oleh kenaikan harga rata-rata minyak dan gas dari USD72,5/bbl dan USD3,2/MMBTU pada tahun 2007 menjadi
USD101,0/bbl dan USD4,2/MMBTU pada tahun 2008.
Adapun peningkatan harga rata-rata minyak dan gas sebagian ter-offset dengan penurunan lifting minyak dan penjualan
gas dari 50.411,0 BOPD dan 117,5 BBTUPD pada tahun 2007 menjadi sebesar 45.000,6 BOPD dan 108,1 BBTUPD pada
tahun 2008. Penurunan lifting minyak terutama disebabkan oleh penurunan produksi secara natural dari blok Rimau, yang
merupakan blok produksi Perseroan yang terbesar. Adapun penurunan penjualan gas terutama disebabkan oleh penurunan
kemampuan PLN selaku gas off-taker dalam pengambilan gas dari blok South Sumatera Extension dan berakhirnya
Kontrak Bantuan Teknik (TAC) atas wilayah kerja Tarakan, Sanga-sanga, Samboja di Kalimantan Timur.
Tahun 2007 dibandingkan dengan tahun 2006
Pada tahun 2007, Perseroan membukukan penjualan minyak dan gas bersih sebesar USD708,6 juta, naik 12,5% atau
setara USD79,0 juta dibandingkan USD629,6 juta pada tahun 2006. Peningkatan penjualan minyak dan gas bersih
disebabkan oleh kenaikan harga rata-rata minyak dan gas dari USD64,0/Bbl dan USD2,8/MMBTU pada tahun 2006
menjadi USD72,5/bbl dan USD3,2/MMBTU pada tahun 2007. Adapun peningkatan harga rata-rata minyak dan gas
sebagian ter-offset dengan penurunan lifting minyak dan penjualan gas dari 56.367,3 BOPD dan 127,1 BBTUPD pada
tahun 2006 menjadi 50.411,0 BOPD dan 117,5 BBTUPD pada tahun 2007. Penurunan lifting minyak terutama disebabkan
oleh penurunan produksi secara natural dari blok Rimau. Adapun penurunan penjualan gas juga disebabkan oleh
penurunan produksi secara natural, terutama berasal dari Blok Tarakan dan Sanga-Sanga TAC.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 18


Salinan 8 dari 50
b. Penjualan kimia dan produk petroleum lainnya
Periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009
Penjualan kimia dan produk petroleum lainnya pada periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September
2009 adalah sebesar USD26,54 juta.
Penjualan kimia dan produk petroleum lainnya merupakan pendapatan atas industri hilir yang meliputi penjualan metanol
yang diproduksi di kilang metanol Bunyu, pendapatan dari pemrosesan untuk produksi LPG di blok Rimau Sumatera
Selatan, serta penjualan High Speed Diesel (HSD) oleh anak perusahaan Perseroan, PT Medco Sarana Kalibaru (MSK)
yang dimulai pada tahun 2007.
Tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007
Pada tahun 2008, Perseroan membukukan penjualan kimia dan produk petroleum lainnya sebesar USD215,9 juta, naik
351,6% atau setara USD168,1 juta dibandingkan USD47,8 juta pada tahun 2007. Peningkatan penjualan kimia dan produk
petroleum lainnya di tahun 2008 terutama disebabkan peningkatan penjualan HSD dari 19.095 KL pada tahun 2007
menjadi 196.780 KL pada tahun 2008 yang merupakan tahun pertama kegiatan usaha HSD beroperasi secara penuh.
Disamping itu peningkatan penjualan kimia dan produk petroleum lainnya juga disebabkan oleh kenaikan penjualan
metanol dan harga rata-rata metanol dari 117.033 MT dan USD294/MT pada tahun 2007 menjadi 129.600 MT dan
USD315/MT pada tahun 2008.Tahun 2007 dibandingkan dengan tahun 2006
Pada tahun 2007, Perseroan membukukan penjualan kimia dan produk petroleum lainnya sebesar USD47,8 juta, naik
46,7% atau setara USD15,2 juta dibandingkan USD32,6 juta pada tahun 2006. Peningkatan penjualan kimia dan produk
petroleum lainnya di tahun 2007 terutama disebabkan penjualan bahan bakar HSD oleh anak perusahaan dari Perseroan,
MSK, yang mulai beroperasi pada bulan November 2007.
Peningkatan juga disebabkan oleh kenaikan harga rata-rata metanol dari USD238/MT pada tahun 2006 menjadi
USD294/MT pada tahun 2007, namun sebagian ter-offset dengan penurunan volume penjualan metanol dari 137.046 MT
pada tahun 2006 menjadi 117.033 MT pada tahun 2007.

c. Pendapatan dari kontrak lainnya


Periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009
Pendapatan dari kontrak lainnya pada periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009 adalah
sebesar USD61,87 juta.
Pendapatan dari kontrak lainnya merupakan pendapatan kontrak-kontrak lain untuk usaha pemboran dan jasa kontraktor
E&P di Oman. Pendapatan dari kontrak lain atas usaha pemboran diakui ketika menghasilkan pembebanan kembali yang
meliputi suku cadang, pasokan, bahan bakar dan katering untuk para klien pemboran.
Tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007
Pada tahun 2008, Perseroan membukukan pendapatan dari usaha pengeboran dan jasa terkait sebesar USD91,6 juta,
turun 16,0% atau setara USD17,5 juta dibandingkan USD109,2 juta pada tahun 2007. Penurunan pendapatan dari kontrak
lainnya di tahun 2008 disebabkan pengakuan 1(satu) kuartal saja atas pendapatan kontrak lainnya yang berasal dari
Apexindo seiring dengan penjualan kepemilikan Perseroan di Apexindo yang menyebabkan Apexindo tidak lagi
dikonsolidasikan ke Perseroan.
Tahun 2007 dibandingkan dengan tahun 2006
Pada tahun 2007, Perseroan membukukan pendapatan dari usaha pengeboran dan jasa terkait sebesar USD109,2 juta,
naik 315,1% atau setara USD82,9 jutadibandingkan USD26,3 juta pada tahun 2006. Peningkatan pendapatan dari kontrak
lainnya di tahun 2007 disebabkan pengakuan satu tahun penuh atas kontribusi jasa kontraktor E&P di wilayah Oman yang
mulai dibukukan pada bulan Agustus 2006. Disamping itu pada tahun 2007, terdapat peningkatan produksi di wiliayah
Oman setelah Perseroan melakukan pemboran 17 sumur yang mulai berproduksi pada bulan Desember 2006.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 19


Salinan 8 dari 50
d. Penjualan Tenaga Listrik
Periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009
Penjualan tenaga listrik pada periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009 adalah sebesar
USD47,97 juta.
Penjualan tenaga listrik merupakan penjualan yang dihasilkan oleh anak-anak perusahaan Perseroan, yaitu MEB dan DEB
kepada anak perusahaan PLN,PT PLN Batam. Selain itu, pendapatan juga didapatkan dari jasa Operasi & Pemeliharaan
(O&M) di Tanjung Jati B yang mulai beroperasi sejak 19 September 2005, serta penyertaan saham di PT Energi Sengkang.
Tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007
Pada tahun 2008, Perseroan membukukan penjualan tenaga listrik sebesar USD81,9 juta, naik 58,2% atau setara USD30,1
juta dibandingkan USD51,8 juta pada tahun 2007. Peningkatan penjualan tenaga listrik terutama disebabkan oleh
penerimaan insentif atas kinerja O&M Tanjung Jati pada tahun 2008 dan pendapatan lainnya dari bidang usaha EPC
pembangkit listrik.
Tahun 2007 dibandingkan dengan tahun 2006
Pada tahun 2007, Perseroan membukukan penjualan tenaga listrik sebesar USD51,8 juta, naik 31,8% atau setara USD12,5
juta dibandingkan USD39,3 juta pada tahun 2006. Peningkatan penjualan tenaga listrik disebabkan oleh peningkatan
pasokan listrik dari 701,1 GWH pada tahun 2006 menjadi 918,0 GWH dengan beroperasinya Dalle Energy Batam secara
penuh pada tahun 2007 dan kenaikan tingkat operasi O&M Tanjung Jati B di tahun 2007.

e. Pendapatan dari usaha pengeboran dan jasa terkait


Periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009
Perseroan tidak membukukan pendapatan dari usaha pengeboran dan jasa terkait pada periode 9 (sembilan) bulan yang
berakhir pada tanggal 30 September 2009.
Pendapatan dari usaha pengeboran dan jasa terkait merupakan pendapatan Perseroan yang bervariasi berdasarkan
permintaan untuk jasa pemboran dan jasa terkaitnya seperti jasa mobilisasi dan demobilisasi.
Tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007
Pada tahun 2008, Perseroan membukukan pendapatan dari usaha pengeboran dan jasa terkait sebesar USD53,4 juta,
turun 66,8% atau setara USD107,3 juta dibandingkan USD160,7 juta pada tahun 2007. Penurunan pendapatan ini
sehubungan dengan penjualan 65.828.000 saham Apexindo yang dimiliki Perseroan atau sekitar 2.5% dari total saham
Apexindo, pada tanggal 26 Maret 2008 yang diikuti dengan penjualan seluruh sisa kepemilikan Perseroan di Apexindo pada
bulan September 2008.
Penjualan ini menyebabkan Apexindo tidak lagi dikonsolidasi dan selanjutnya disajikan sebagai investasi dengan metode
ekuitas sampai dengan efektifnya penjualan seluruh saham Apexindo yang dimiliki Perseroan pada bulan September 2008.
Namun Perseroan masih menyajikan pendapatan yang berasal dari Apexindo pada akun Pendapatan dari usaha
pengeboran dan jasa terkait sampai dengan kuartal I tahun 2008.
Tahun 2007 dibandingkan dengan tahun 2006
Pada tahun 2007, Perseroan membukukan pendapatan dari usaha pengeboran dan jasa terkait sebesar USD160,7 juta,
naik 30,8% atau setara USD37,8 juta dibandingkan USD122,9 juta pada tahun 2006. Peningkatan pendapatan dari usaha
pengeboran dan jasa terkait sejalan dengan melambungnya harga minyak dunia pada tahun 2007 yang mengakibatkan
tingginya permintaan rig-rig dan kenaikan daily rate baik rig darat, swampbarge maupun jack-up. Kenaikan pendapatan
harian rig-rig darat, swampbarge lepas pantai dan jack-up lepas pantai dari USD19.791, USD49.677 dan USD71.221pada
tahun 2006 menjadi USD22.530, USD53.019 dan USD76.211 pada tahun 2007 juga diikuti dengan peningkatan utilisasi rig-
rig darat yaitu dari 68% pada tahun 2006 menjadi 70% pada tahun 2007. sedangkan tingkat utilisasi rig-rig swampbarge
lepas pantai relatif stabil di tahun 2006 dan 2007. Peningkatan ini sebagian terkompensasi dengan penurunan tingkat
utilisasi jack-up lepas pantai dari 100% pada tahun 2006 menjadi 50% pada tahun 2007. Penurunan ini disebabkan
peremajaan rig Raniworo sebagai persiapan memasuki kontrak baru dan keterlambatan dimulainya operasi rig Soehanah
sepanjang tahun 2007.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 20


Salinan 8 dari 50
Pertumbuhan Penjualan dan Pendapatan Usaha Bersih
2006- September 2009
(dalam USD)

1.286.327.783

1.077.996.370

850.640.625

482.236.856

2006 2007 2008 September 2009

II. BEBAN POKOK PENJUALAN DAN BIAYA LANSUNG LAINNYA KONSOLIDASIAN

(Dalam USD)
Tahun yang berakhir pada tanggal
Keterangan 30 September 30 Desember
2009 2008¹ 2007² 2006²
Biaya produksi dan lifting 104.355.973 250.550.919 209.245.772 127.479.999
Beban pokok penjualan kimia dan produk petroleum lainnya 24.370.894 209.141.072 37.084.071 23.572.090
Biaya dari kontrak lainnya 51.981.470 - - -
Penyusutan, deplesi dan amortisasi 78.428.617 122.691.245 213.957.264 168.694.384
Beban eksplorasi 22.011.450 64.910.669 55.215.635 47.866.622
Beban pokok penjualan tenaga listrik 32.456.877 60.690.476 27.928.088 18.975.679
Biaya pembelian minyak mentah 24.688.923 34.452.858 39.982.381 30.943.198
Biaya operasi pengeboran - 33.790.799 104.282.829 91.604.741
Total Beban Pokok Penjualan dan Biaya Langsung lainnya 338.294.204 776.228.038 687.696.040 509.136.713
Catatan:
1. Apexindo dan PT Medco E&P Tuban tidak lagi dikonsolidasi pada tanggal 31 Desember 2008.
2. Telah disajikan kembali.

a. Biaya produksi dan lifting


Periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009
Biaya produksi dan lifting pada periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009 adalah sebesar
USD104,35 juta.
Biaya produksi dan lifting lapangan berasal dari lapangan-lapangan yang dioperasikan langsung oleh Perseroan ataupun
blok-blok yang dioperasikan bukan oleh Perseroan, terutama terdiri dari gaji, upah, dan tunjangan para karyawan, material
dan pasokan serta biaya kontrak. Biaya-biaya ini terutama dipengaruhi oleh tingkat produksi, overhead operasi lapangan,
biaya operasi dan pemeliharaan, biaya pendukung operasi dan jalur pipa.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 21


Salinan 8 dari 50
Tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007
Pada tahun 2008, Perseroan membukukan biaya produksi dan lifting sebesar USD250,6 juta, naik 19,7% atau setara
USD41,3 juta dibandingkan USD209,2 juta pada tahun 2007. Peningkatan biaya produksi dan lifting disebabkan terutama
oleh meningkatnya biaya overhead operasi lapangan, yang juga dialami oleh industri secara keseluruhan akibatnya
kenaikan harga minyak di pasar dunia. Selain itu, peningkatan juga disebabkan oleh antara lain pengakuan 1 tahun penuh
atas biaya produksi dan lifting di blok Langsa, pengakuan biaya produksi dan lifting di blok Bawean yang mulai mencatat
pendapatan atas penjualan minyak di tahun 2008.

Tahun 2007 dibandingkan dengan tahun 2006


Pada tahun 2007, Perseroan membukukan biaya produksi dan lifting sebesar USD209,2 juta, naik 64,1% atau setara
USD81,8 juta dibandingkan USD127,5 juta pada tahun 2006. Peningkatan biaya produksi dan lifting disebabkan terutama
oleh upaya-upaya untuk mempertahankan tingkat produksi di blok Rimau, pembangunan fasilitas baru di blok South
Sumatera Extension dalam rangka peningkatan produksi, dan konsolidasi blok Langsa setelah pembelian 50% saham
Medco E&P Langsa Limited (MELL) pada bulan November 2007 yang menyebabkan Perseroan memiliki seluruh saham
MELL.

b. Beban pokok penjualan kimia dan produk petroleum lainnya


Periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009
Beban pokok penjualan kimia dan produk petroleum lainnya pada periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal
30 September 2009 adalah sebesar USD24,37 juta.
Beban pokok penjualan kimia dan produk petroleum lainnya merupakan beban atas produksi metanol, pemrosesan LPG
dan pembelian HSD.
Tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007
Pada tahun 2008, Perseroan membukukan beban pokok penjualan kimia dan produk petroleum lainnya sebesar USD209,1
juta, naik 464,0% atau setara USD172,1 juta dibandingkan USD37,1 juta pada tahun 2007. Peningkatan beban pokok
penjualan kimia dan produk petroleum lainnya disebabkan terutama oleh peningkatan produksi metanol dan peningkatan
pembelian HSD oleh MSK sejalan dengan peningkatan yang signifikan atas volume penjualan HSD. Tahun 2008, adalah
tahun pertama kegiatan usaha HSD beroperasi secara penuh.
Tahun 2007 dibandingkan dengan tahun 2006
Pada tahun 2007, Perseroan membukukan beban pokok penjualan kimia dan produk petroleum lainnya sebesar USD37,1
juta, naik 57,3% atau setara USD13,5 juta dibandingkan USD23,6 juta pada tahun 2006. Peningkatan beban pokok
penjualan kimia dan produk petroleum lainnya disebabkan terutama oleh pembelian HSD oleh anak perusahaan Perseroan
yang bergerak di bidang distribusi bahan bakar, yang mulai beroperasi sejak November 2007.

c. Biaya kontrak lainnya


Periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009
Biaya kontrak lainnya pada periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009 adalah sebesar
USD51,98 juta.
Biaya kontrak lainnya terutama terdiri dari biaya jasa pengoperasian blok di Oman.

d. Penyusutan, Deplesi dan Amortisasi


Periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009
Penyusutan, deplesi dan amortisasi pada periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009
adalah sebesar USD78,43 juta.
Penyusutan, Deplesi dan Amortisasi merupakan biaya penyusutan atas aset tetap, biaya deplesi atas aset minyak dan gas
bumi dari lapangan-lapangan yang dioperasikan langsung oleh Perseroan dan lapangan atau blok yang dioperasikan bukan
oleh Perseroan, baik di wilayah Indonesia maupun di luar negeri, serta biaya amortisasi lainnya.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 22


Salinan 8 dari 50
Tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007
Pada tahun 2008, Perseroan membukukan penyusutan, deplesi dan amortisasi sebesar USD122,7 juta, turun 42,7% atau
setara USD91,3 juta dibandingkan USD214,0 juta pada tahun 2007. Penurunan biaya penyusutan, deplesi dan amortisasi
terutama disebabkan oleh berakhirnya Kontrak Bantuan Teknik ("TAC") di wilayah Sanga-sanga, penurunan deplesi di blok
Tarakan, Rimau dan Tomori-Tiaka, serta tidak dikonsolidasikannya Apexindo ke Perseroan per Maret 2008.
Tahun 2007 dibandingkan dengan tahun 2006
Pada tahun 2007, Perseroan membukukan penyusutan, deplesi dan amortisasi sebesar USD214,0 juta, naik 26,8% atau
setara USD45,3 juta dibandingkan USD168,7 juta pada tahun 2006. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan
biaya deplesi atas operasi minyak dan gas bumi serta biaya penyusutan atas pengeboran dan jasa terkait dari USD140,2
juta dan USD22,7 juta pada tahun 2006 menjadi USD176,6 juta dan USD30,4 juta pada tahun 2007. Peningkatan biaya
deplesi terutama berasal dari penambahan aset minyak dan gas bumi di blok Bawean dan tambahan deplesi sekitar
USD31 juta dari aset Perseroan di AS sebagai akibat penurunan nilai di blok East Cameron. Sedangkan peningkatan biaya
penyusutan atas pengeboran dan jasa terkait pada tahun 2007 terutama disebabkan oleh rig Soehanah yang beroperasi di
Mei 2007.

e. Beban Eksplorasi
Periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009
Beban eksplorasi pada periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009 adalah sebesar
USD22,01 juta.
Beban eksplorasi mencakup biaya sumur kering, biaya geologis dan geofisika, biaya seismik, overhead eksplorasi dan
penyisihan sumur ditutup sementara.
Tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007
Pada tahun 2008, Perseroan membukukan beban eksplorasi sebesar USD64,9 juta, naik 17,6% atau setara USD9,7 juta
dibandingkan USD55,2 juta pada tahun 2007. Peningkatan beban eksplorasi ini terutama disebabkan adanya penyisihan
sumur ditutup sementara dan biaya sumur kering sejumlah USD30,6 juta pada tahun 2008 dibandingkan dengan USD26,9
juta pada tahun 2007. Selain itu, biaya overhead eksplorasi meningkat dari USD6,5 juta pada tahun 2007 menjadi USD13,8
juta pada tahun 2008.
Tahun 2007 dibandingkan dengan tahun 2006
Pada tahun 2007, Perseroan membukukan beban eksplorasi sebesar USD55,2 juta, naik 15,4% atau setara USD7,3 juta
dibandingkan USD47,9 juta pada tahun 2006. Peningkatan beban eksplorasi pada tahun 2007 disebabkan oleh kenaikan
overhead eksplorasi, seismik dan kegiatan geologis dan geofisika. Peningkatan ini sebagian terkompensasi dengan
penurunan biaya sumur kering.

f. Beban Pokok Penjualan Tenaga Listrik


Periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009
Beban pokok penjualan tenaga listrik pada periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009
adalah sebesar USD32,46 juta.
Beban pokok penjualan tenaga listrik terdiri dari biaya perawatan dan gaji dan pembelian gas yang berkaitan dengan
pembangkit tenaga listrik.
Tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007
Pada tahun 2008, Perseroan membukukan beban pokok penjualan tenaga listrik sebesar USD60,7 juta, naik 117,3% atau
setara USD32,8 juta dibandingkan USD27,9 juta pada tahun 2006. Peningkatan beban pokok penjualan tenaga listrik pada
tahun 2008 disebabkan oleh kenaikan harga pasokan gas di DEB, pengakuan biaya sehubungan dengan pengerjaan EPC
di Glugur, Sicanang dan the Energy.
Tahun 2007 dibandingkan dengan tahun 2006
Pada tahun 2007, Perseroan membukukan beban pokok penjualan tenaga listrik sebesar USD27,9 juta, naik 47,2% atau
setara USD9,0 juta dibandingkan USD19,0 juta pada tahun 2006. Peningkatan beban pokok penjualan tenaga listrik pada
tahun 2007 disebabkan oleh kenaikan pasokan listrik ke PLN dari 701,1 GWH pada tahun 2006 menjadi 918,0 GWH pada
tahun 2007.
Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 23
Salinan 8 dari 50
g. Biaya Pembelian Minyak Mentah
Periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009
Biaya pembelian minyak mentah pada periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009 adalah
sebesar USD24,7 juta.
Biaya pembelian minyak mentah terdiri dari biaya pembelian minyak mentah oleh Perseroan dan anak perusahaannya dari
BPMigas dan Pertamina, diantaranya adalah minyak dari blok Tomori-Tiaka.
Tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007
Pada tahun 2008, Perseroan membukukan biaya pembelian minyak mentah sebesar USD34,4 juta, turun 13,8% atau
setara USD5,5 juta dibandingkan USD40,0 juta pada tahun 2007. Penurunan biaya pembelian minyak mentah ini terutama
disebabkan tidak adanya overlifting yang berasal dari blok Rimau di tahun 2008. Sehingga biaya pembelian minyak mentah
di tahun 2008 hanya mencerminkan pembelian minyak mentah dari Pertamina dari lapangan Tiaka.
Tahun 2007 dibandingkan dengan tahun 2006
Pada tahun 2007, Perseroan membukukan biaya pembelian minyak mentah sebesar USD40,0 juta, naik 29,2% atau setara
USD9,0 juta dibandingkan USD30,9 juta pada tahun 2006. Peningkatan biaya pembelian minyak mentah pada tahun 2007
disebabkan oleh kenaikan penjualan minyak mentah yang berasal dari lapangan Tiaka dan peningkatan overlifting di blok
Rimau.

h. Biaya Operasi Pengeboran


Periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009
Perseroan tidak memiliki biaya operasi pengeboran pada periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30
September 2009.
Biaya operasi pengeboran terutama terdiri dari gaji dan upah, kontrak pekerja, perbaikan dan perawatan, biaya sewa
peralatan pemboran, katering dan biaya asuransi.
Tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007
Pada tahun 2008, Perseroan membukukan biaya operasi pengeboran sebesar USD33,8 juta, turun 67,6% atau setara
USD70,5 juta dibandingkan USD104,3 juta pada tahun 2006. Penurunan biaya operasi pengeboran pada tahun 2008
terutama disebabkan penjualan 65.828.000 saham Apexindo yang dimiliki Perseroan atau sekitar 2.5% dari total saham
Apexindo, pada tanggal 26 Maret 2008. Penjualan ini menyebabkan Apexindo tidak lagi dikonsolidasi dan selanjutnya
disajikan sebagai investasi dengan metode ekuitas sampai dengan efektifnya penjualan seluruh saham Apexindo yang
dimiliki Perseroan pada bulan September 2008. Namun Perseroan masih menyajikan biaya operasi pengeboran Apexindo
pada kuartal I tahun 2008.
Tahun 2007 dibandingkan dengan tahun 2006
Pada tahun 2007, Perseroan membukukan biaya operasi pengeboran sebesar USD104,3 juta, naik 13,8% atau setara
USD12,7 juta dibandingkan USD91,6 juta pada tahun 2006. Peningkatan biaya operasi pengeboran disebabkan oleh
kenaikan biaya operasi harian rata-rata untuk rig-rig darat dari USD14.052 pada tahun 2006 menjadi USD15.484 pada
tahun 2007, kenaikan biaya gaji dan kompensasi karyawan, kenaikan biaya sewa atas penggunaan beberapa
perlengkapan yang mendukung operasional dari rig-rig yang dimiliki, dan pelaksanaan dry docks yang dilakukan 5 tahun
sekali atas rig Raniworo.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 24


Salinan 8 dari 50
Perubahan Beban Pokok Penjualan dan Biaya Langsung Lainnya Konsolidasian
2006 – September 2009
(dalam USD)

776.228.038
687.696.040

509.136.713

338.294.204

2006 2007 2008 September 2009

III. LABA KOTOR KONSOLIDASIAN

(Dalam USD)
Tahun yang berakhir pada tanggal
Keterangan 30 September 31 Desember
2009 2008¹ 2007² 2006²
Laba Kotor 108.157.725 163.814.698 141.642.082 112.905.096
Catatan:
1. Apexindo dan PT Medco E&P Tuban tidak lagi dikonsolidasi pada tanggal 31 Desember 2008.
2. Telah disajikan kembali.

Periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009


Laba kotor pada 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009 adalah sebesar USD143,94 juta.
Tahun 2008 dibandingkan tahun 2007
Laba kotor untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 mencapai USD510,1 juta, meningkat 30,7% atau
sebesar USD119,8 juta dibanding tahun 2007 yang berjumlah USD390,3 juta. Secara persentase terhadap penjualan dan
pendapatan bersih Perseroan, marjin laba kotor meningkat menjadi 39.7% di tahun 2008 dari 36.2% di tahun 2007 terutama
disebabkan oleh kenaikan harga jual rata-rata minyak dan gas Perseroan.
Tahun 2007 dibandingkan tahun 2006
Laba kotor untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2007 mencapai USD390,3 juta, meningkat 14,3% atau
sebesar USD48,8 juta dibanding tahun 2006 yang berjumlah USD341,5 juta. Secara persentase terhadap penjualan dan
pendapatan bersih Perseroan, marjin laba kotor menurun menjadi 36,2% di tahun 2007 dari 40,1% di tahun 2006 terutama
disebabkan kenaikan biaya produksi dan lifting.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 25


Salinan 8 dari 50
Pertumbuhan Laba Kotor Konsolidasian
2006 - September 2009
(dalam USD)

510.099.745

390.300.330
341.503.912

143.942.652

2006 2007 2008 September 2009

IV. BEBAN USAHA KONSOLIDASIAN

(Dalam USD)
Tahun yang berakhir pada tanggal
Keterangan 30 September 31 Desember
2009 2008¹ 2007² 2006²
Total beban usaha 108,157,725 163,814,698 141,642,082 112,905,096
Catatan:
1. Apexindo dan PT Medco E&P Tuban tidak lagi dikonsolidasi pada tanggal 31 Desember 2008.
2. Telah disajikan kembali.

Periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009


Beban usaha pada 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009 adalah sebesar USD108,16 juta.
Tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007
Pada tahun 2008, Perseroan membukukan beban usaha sebesar USD163,8 juta, naik 15,6% atau setara USD22,2 juta
dibandingkan USD141,6 juta pada tahun 2007. Peningkatan beban usaha pada tahun 2008 ini terutama disebabkan oleh
kenaikan gaji, upah dan tunjangan karyawan yang berkaitan dengan penyesuaian biaya hidup, peningkatan atas penyisihan
piutang ragu-ragu, biaya honorarium profesional, beban kontrak, dan biaya perawatan dan perbaikan.
Tahun 2007 dibandingkan dengan tahun 2006
Pada tahun 2007, Perseroan membukukan beban usaha sebesar USD141,6 juta, naik 25,5% atau setara USD28,7 juta
dibandingkan USD112,9 juta pada tahun 2006. Peningkatan beban usaha pada tahun 2007 terutama disebabkan oleh kenaikan
gaji, upah dan tunjangan para karyawan yang berkaitan dengan penyesuaian biaya hidup, dan biaya sewa yang berkaitan
dengan perjanjian penyewaan pesawat udara.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 26


Salinan 8 dari 50
Perubahan Beban Usaha Konsolidasian
22006 – September 2009
(dalam USD)

163.814.698

141.642.082

112.905.096
108.157.725

2006 2007 2008 September 2009

V. LABA USAHA KONSOLIDASIAN

(Dalam USD)
Tahun yang berakhir pada tanggal
Keterangan
30 September 31 Desember
2009 2008¹ 2007² 2006²
Laba Usaha 35.784.927 346.285.047 248.658.248 228.598.816
1. Apexindo dan PT Medco E&P Tuban tidak lagi dikonsolidasi pada tanggal 31 Desember 2008.
2. Telah disajikan kembali.

Periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009


Laba usaha pada periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009 adalah sebesar USD35,78 juta.
Tahun 2008 dibandingkan tahun 2007
Laba usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 mencapai USD346,3 juta meningkat 39,3% atau
sebesar USD97,6 juta dibanding tahun 2007 yang berjumlah USD248,7 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan kenaikan
harga jual rata-rata minyak dan gas Perseroan.
Tahun 2007 dibandingkan tahun 2006
Laba usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2007 mencapai USD248,7 juta meningkat 8,8% atau sebesar
USD20,1 juta dibanding tahun 2006 yang berjumlah USD228,6 juta.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 27


Salinan 8 dari 50
Pertumbuhan Laba Usaha Konsolidasian
2006 – September 2009
(dalam USD)

346.285.047

248.658.248
228.598.816

35.784.927

2006 2007 2008 September 2009

VI. PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN KONSOLIDASIAN

(Dalam USD)
Tahun yang berakhir pada tanggal
Keterangan 30 September 31 Desember
2009 2008¹ 2007² 2006²
Keuntungan (kerugian) bersih dari pelepasan anak perusahaan 29.635.029 260.461.557 - -
Pendapatan dari penghentian perjanjian EJVA Anadarko - 25.340.200 - -
Pendapatan dari uplift - 14.807.500 - -
Bagian hak atas laba (rugi) perusahaan asosiasi – bersih (2.013.637) 9.945.631 (193.795) (2.765.546)
Beban bunga – bersih (39.039.775) (46.162.729) (72.542.417) (47.573.407)
Kerugian atas penurunan nilai aset - (39.208.020) (25.937.125) (40.781.850)
Keuntungan (kerugian) atas investasi jangka pendek – bersih 24.846.479 (33.859.109) 4.545.197 4.523.183
Beban pendanaan – bersih (7.440.051) (17.255.117) (12.015.720) (3.557.076)
Keuntungan (kerugian) transaksi derivatif 5.677.495 (10.041.234) (8.010.055) 39.548.063
Keuntungan (kerugian) dari selisih kurs – bersih (12.510.318) (8.782.921) 6.448.146 (12.504.493)
Kerugian dari penjualan aset AS - - (20.495.908) -
Lain-lain – bersih (177) (1.789.625) 1.522.818 (1.839.639)
Penghasilan (beban) lain-lain – bersih (844.955) 153.456.133 (126.678.859) (64.950.765)
Catatan:
1. Apexindo dan PT Medco E&P Tuban tidak lagi dikonsolidasi pada tanggal 31 Desember 2008.
2. Telah disajikan kembali.

a. Keuntungan (kerugian) dari pelepasan anak perusahaan


Periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009
Perseroan memperoleh keuntungan maupun kerugian dari pelepasan anak perusahaan pada periode 9 (sembilan) bulan
yang berakhir pada tanggal 30 September 2009 sebesar USD29,63 juta.
Tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007
Pada tahun 2008, Perseroan membukukan keuntungan dari pelepasan anak perusahaan sebesar USD260,5 juta yang
disebabkan oleh keuntungan atas penjualan seluruh kepemilikan Perseroan di Apexindo yang dilakukan dalam 2 tahap
yaitu pada 26 Maret dan September 2008, dan atas penjualan kepemilikan Perseroan di PT Medco E&P Tuban yang
memiliki 25% hak partisipasi di JOB Tuban pada September 2008.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 28


Salinan 8 dari 50
b. Pendapatan dari penghentian perjanjian EJVA Anadarko
Perseroan tidak memperoleh pendapatan dari penghentian perjanjian EJVA Anadarko pada periode 9 (sembilan) bulan
yang berakhir pada tanggal 30 September 2009.
Pada bulan Desember 2008, Perseroan dan Anadarko Global Holdings Company menandatangani Mutual Termination
Agreement (MTA) atas Perjanjian Kerjasama Eksplorasi (EJVA) yang ditandatangani pada tahun 2005. Penghentian
Perjanjian ini mengakibatkan dibukukannya kompensasi sebesar USD25,3 juta.

c. Pendapatan dari uplift


Perseroan tidak memperoleh pendapatan dari uplift pada periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30
September 2009.
Pendapatan dari uplift ini merupakan pelunasan dari mitra kerja Perseroan di blok Senoro Toili atas pengeluaran yang telah
dilakukan terlebih dahulu oleh Perseroan sehubungan dengan kegiatan eksplorasi di blok tersebut.

d. Bagian hak atas laba (rugi) dari perusahaan asosiasi – bersih


Periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009
Bagian hak atas laba (rugi) dari perusahaan asosiasi bersih pada 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30
September 2009 adalah sebesar -USD2,01 juta.
Tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007
Pengakuan bagian hak atas laba dari perusahaan asosiasi - bersih pada tahun 2008 terutama disebabkan oleh perubahan
pencatatan Apexindo dari metode konsolidasi menjadi metode ekuitas penjualan sebagian saham Apexindo sejak 26 Maret
2009.
Tahun 2007 dibandingkan dengan tahun 2006
Bagian hak atas rugi dari perusahaan asosiasi - bersih menurun pada tahun 2007 terutama disebabkan oleh penurunan
kerugian yang dicatat oleh MMLL.

e. Beban bunga - bersih


Periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009
Beban bunga pada periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009 adalah sebesar USD39,04
juta.
Tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007
Pada tahun 2008, Perseroan membukukan beban bunga bersih sebesar USD46,2 juta, turun 36,4% atau sebesar USD26,4
juta, dibandingkan USD72,5 juta pada tahun 2007. Penurunan beban bunga bersih pada tahun 2008 dibandingkan tahun
2007 disebabkan oleh pengurangan kewajiban jangka panjang lainnya melalui proses put option pada bulan Mei 2008
sejumlah USD135,3 juta, pelepasan kepemilikan di Apexindo, dan pembelian kembali sejumlah kewajiban jangka panjang
lainnya berupa Convertible Bonds.
Tahun 2007 dibandingkan dengan tahun 2006
Pada tahun 2007, Perseroan membukukan beban bunga bersih sebesar USD72,5 juta, naik 52,5% atau sebesar USD25,0
juta, dibandingkan USD47,6 juta pada tahun 2006. Peningkatan beban bunga - bersih pada tahun 2007 dibandingkan tahun
2006 disebabkan oleh sejumlah pinjaman baru jangka pendek dan jangka panjang untuk modal kerja, kepentingan umum
korporasi dan pembiayaan proyek.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 29


Salinan 8 dari 50
f. Kerugian atas penurunan nilai aset
Periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009
Perseroan tidak mengalami kerugian atas penurunan nilai aset pada periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal
30 September 2009.
Tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007
Pada tahun 2008, Perseroan membukukan kerugian atas penurunan nilai aset sebesar USD39,2 juta yang terutama
disebabkan oleh penurunan penyesuaian cadangan minyak ataupun valuasi atas aset Jeruk, Sembakung dan Bangkanai.
Tahun 2007 dibandingkan dengan tahun 2006
Pada tahun 2007, Perseroan mengalami kerugian atas penurunan nilai aset sebesar USD25,9 juta yang terutama
disebabkan oleh penurunan penyesuaian cadangan minyak di blok East Cameron.

g. Keuntungan (kerugian) atas investasi jangka pendek - bersih


Periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009
Keuntungan atas investasi jangka pendek pada periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009
adalah sebesar USD24,85 juta.
Tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007
Pada tahun 2008, Perseroan membukukan kerugian atas investasi jangka pendek yang dimilikinya sebesar USD33,9 juta
dimana sejumlah USD28,1 juta merupakan kerugian yang belum direalisasi. Pembukuan kerugian ini terkait dengan
kondisi perekonomian global dan domestik di akhir tahun 2008.
Tahun 2007 dibandingkan dengan tahun 2006
Keuntungan atas investasi jangka pendek di tahun 2007 relatif stabil bila dibandingkan dengan keuntungan pada tahun
2006, yaitu di level sekitar USD4,5 juta.

h. Beban pendanaan - bersih


Periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009
Beban pendanaan pendek pada periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009 adalah
sebesar USD7,44 juta.
Tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007
Peningkatan beban pendanaan bersih pada tahun 2008 disebabkan oleh adanya sejumlah pinjaman baru jangka pendek
dan jangka panjang, yang menyebabkan peningkatan amortisasi provisi dan biaya lain-lainnya terkait dengan pendanaan.

Tahun 2007 dibandingkan dengan tahun 2006


Peningkatan beban pendanaan - bersih pada tahun 2007 dibandingkan tahun 2006 disebabkan oleh sejumlah pinjaman
baru jangka pendek dan jangka panjang untuk modal kerja, kepentingan umum korporasi dan pembiayan proyek.

i. Keuntungan (kerugian) transaksi derivatif


Periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009
Keuntungan transaksi derivatif pada periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009 adalah
sebesar USD5,67 juta.
Obligasi Rupiah Perseroan sebagian dilakukan lindung nilai (hedge) oleh Cross Currency Swap (CCS) yang tidak
memenuhi kriteria untuk transaksi hedging menurut PSAK No.55 tentang Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas
Lindung Nilai. Sebagai hasil tindakan ini, setiap pergerakan nilai wajar swap dipandang sebagai keuntungan atau kerugian
dalam periode saat ini, meskipun keuntungan atau kerugian dari pergerakan tersebut belum direalisasi.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 30


Salinan 8 dari 50
Tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007
Perseroan mengalami peningkatan kerugian yang belum direalisasi menjadi USD10,0 juta, naik 25,4% atau sebesar
USD2,0 juta, dibandingkan USD8,0 juta pada tahun 2007. Peningkatan kerugian yang belum direalisasi di tahun 2008 ini
disebabkan penguatan Dollar AS terhadap Rupiah yang terus terjadi dibandingkan tahun 2007.
Tahun 2007 dibandingkan dengan tahun 2006
Perseroan mengalami kerugian yang belum direalisasi sebesar USD8,0 juta sebagai hasil transaksi swap pada tahun 2007
dibandingkan keuntungan yang belum direalisasi sebesar USD39,5 juta pada tahun 2006. Disebabkan penguatan Dollar AS
terhadap Rupiah yang terjadi di tahun 2007 dibandingkan 2006, maka Perseroan membukukan kerugian yang belum
direalisasi sebesar USD8,0 juta untuk tahun 2007.

j. Kerugian dari Penjualan Aset AS


Pada periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009, Perseroan tidak mengalami kerugian dari
penjualan aset AS.
Pada tahun 2007, Perseroan mengalami kerugian dari pelepasan Anak Perusahaan sebesar USD20,5 juta yang
disebabkan oleh penjualan hak pertisipasi milik Perseroan di aset Sorento Dome, AS.

VII. LABA BERSIH KONSOLIDASIAN

(Dalam USD)
Tahun yang berakhir pada tanggal
Keterangan 30 September 31 Desember
2009 2008¹ 2007² 2006²
Laba Bersih 15.182.568 280.204.095 6.599.151 34.703.402
Catatan:
1. Apexindo dan PT Medco E&P Tuban tidak lagi dikonsolidasi pada tanggal 31 Desember 2008.
2. Telah disajikan kembali.

Periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009


Laba bersih pada periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009 adalah sebesar USD15,18 juta..
Tahun 2008 dibandingkan tahun 2007
Laba bersih untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 mencapai USD280,2 juta, meningkat secara signifikan
sebesar USD273,6 juta dibanding tahun 2007 yang berjumlah USD6.6 juta. Hal ini disebabkan terutama oleh dibukukannya
keuntungan pelepasan anak perusahaan sebesar USD260,5 juta di tahun 2008 dan kenaikan pendapatan Perseroan.
Tahun 2007 dibandingkan tahun 2006
Laba usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2007 mencapai USD6,6 juta menurun sebesar USD28,1 juta
atau 81,0% dibanding tahun 2006 yang berjumlah USD34,7 juta. Penurunan ini disebabkan terutama oleh kenaikan biaya
produksi dan lifting serta adanya penurunan nilai aset Perseroan.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 31


Salinan 8 dari 50
Perubahan Laba Bersih Konsolidasian
2006 – September 2009
(dalam USD)
280.204.095

34.703.402
15.182.568
6.599.151

2006 2007 2008 September 2009

VIII. ASET, KEWAJIBAN DAN EKUITAS KONSOLIDASIAN


(Dalam USD)
Tahun yang berakhir pada tanggal
Keterangan 30 September 31 Desember
2009 2008¹ 2007² 2006²
Jumlah Aset 1.890.709.942 1.980.223.646 2.179.772.410 1.877.782.594
Jumlah Kewajiban 1.170.911.317 1.234.839.833 1.531.143.332 1.222.698.788
Jumlah Ekuitas 704.558.503 733.152.915 521.291.406 532.390.785
Catatan:
1. Apexindo dan PT Medco E&P Tuban tidak lagi dikonsolidasi pada tanggal 31 Desember 2008.
2. Telah disajikan kembali.

Periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009


Pada tanggal 30 September 2009, posisi aset Perseroan adalah sebesar USD1,890.71 juta, jumlah kewajiban adalah sebesar
USD1,170.91 juta dan jumlah ekuitas adalah sebesar USD704,56 juta.
Tahun 2008 dibandingkan tahun 2007
Posisi aset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2008 menurun menjadi USD1.980,2 juta, mengalami penurunan 9,2% atau
sebesar USD199,5 juta dibandingkan posisi tanggal 31 Desember 2007 sebesar USD2.179,8 juta. Hal ini terutama disebabkan
terutama oleh adanya pelepasan kepemilikan di Apexindo yang dilakukan dalam dua tahap di bulan Maret 2008, dan pada bulan
September 2008.
Posisi kewajiban Perseroan pada tanggal 31 Desember 2008 menurun menjadi USD1.234,8 juta, mengalami penurunan 19,4%
atau sebesar USD296,3 juta dibandingkan posisi tanggal 31 Desember 2007 sebesar USD1.531,1 juta. Hal ini terutama
disebabkan terutama oleh adanya penurunan kewajiban jangka panjang lainnya melalui put option, pembelian kembali
kewajiban jangka panjang maupun disebabkan oleh penjualan kepemilikan Perseroan di Apexindo.
Posisi ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2008 meningkat menjadi USD733,2 juta, mengalami peningkatan 40,6%
atau sebesar USD211,9 juta dibandingkan posisi tanggal 31 Desember 2007 sebesar USD521,3 juta. Hal ini terutama
disebabkan oleh peningkatan yang signifikan atas laba bersih Perseroan pada tahun 2008.
Tahun 2007 dibandingkan tahun 2006
Posisi aset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2007 meningkat menjadi USD2.179,8 juta, mengalami peningkatan 16,1%
atau sebesar USD302,0 juta dibandingkan posisi tanggal 31 Desember 2006 sebesar USD1.877,8 juta. Hal ini terutama
disebabkan oleh adanya penambahan kas dan setara kas, piutang usaha pihak ketiga seiring dengan peningkatan penjualan
dan pendapatan usaha lainnya, serta peningkatan aset tetap dan aset minyak dan gas bumi. Salah satu penambahan aset tetap
adalah rig Soehanah yang mulai beroperasi pada bulan Mei 2007. Sedangkan penambahan aset minyak dan gas bumi terutama
disebabkan sejumlah akusisi baru pada aset internasional, akuisisi tambahan untuk hak partisipasi di PSC Block A, dan
konsolidasi Blok Langsa.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 32


Salinan 8 dari 50
Posisi kewajiban Perseroan pada tanggal 31 Desember 2007 meningkat menjadi USD1.531,1 juta, mengalami peningkatan
25,2% atau sebesar USD308,4 juta dibandingkan posisi tanggal 31 Desember 2006 sebesar USD1.222,7 juta. Hal ini terutama
disebabkan oleh adanya penambahan hutang bank dan hutang usaha.
Posisi ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2007 menurun menjadi USD521,3 juta, mengalami penurunan 2,1% atau
sebesar USD11,1 juta dibandingkan posisi tanggal 31 Desember 2006 sebesar USD532,4 juta. Hal ini terutama disebabkan
oleh penurunan laba bersih Perseroan pada tahun 2007 dibandingkan tahun 2006 dan pembagian dividen tunai untuk tahun
buku 2006.

Perubahan Aset, Kewajiban dan Ekuitas Konsolidasian


31 Desember 2006 – 30 September 2009
(dalam USD)

2,179,772,410

1,980,223,646
1,877,782,594 1.890.709.942

1.531,143,332

1,234,839,833
1,205,100,663
1.170.911.317

733,152,915 704.558.503

532,390,785 521,291,406

2006 2007 2008 September 2009

IX. Likuiditas
Likuiditas menunjukkan kemampuan Perseroan dan Anak Perusahaannya dalam memenuhi kewajiban jangka pendek, yang
dapat dihitung dengan beberapa cara, yaitu: (i) rasio kas, yang dihitung dengan cara membandingkan jumlah kas dan setara kas
dengan jumlah kewajiban jangka pendek, dan (ii) rasio lancar, yang dihitung dengan cara membandingkan jumlah aset lancar
dengan jumlah kewajiban jangka pendek.
Rasio kas Perseroan dan Anak Perusahaannya pada tanggal 30 September 2009, 31 Desember 2008, 2007 dan 2006 masing-
masing 0,57x, 0,90x, 0,78x, dan 0,55x.
Rasio lancar Perseroan dan Anak Perusahaannya pada tanggal 30 September 2009, 31 Desember 2008, 2007 dan 2006
masing-masing 2,23x, 2,22x, 2,17x, dan 1,66x.
Sampai tanggal 30 September 2009, sumber internal likuiditas Perseroan berasal dari penerimaan kas dari pelanggan dan kas
yang berasal dari kegiatan usaha. Sumber eksternal yang material berasal dari penerbitan Obligasi Rupiah Perseroan. Pada
tahun 2008, sumber internal dari likuiditas Perseroan diperoleh dari arus kas operasional, yaitu penjualan minyak, gas bumi,
tenaga listrik, dan produk-produk kimia turunan (sektor hilir) serta hasil divestasi anak perusahaan. Sumber eksternal di tahun
2007 dan 2008 berasal dari pinjaman bank, baik untuk modal kerja maupun investasi di level induk dan anak perusahaan atau
proyek. Sedangkan sumber eksternal yang material pada tahun 2006 berasal dari penerbitan obligasi konversi Perseroan.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 33


Salinan 8 dari 50
Fasilitas bank kelompok usaha per 30 September 2009 adalah sebagai berikut:
Fasilitas yang tidak dipakai
pada tanggal
Jumlah Fasilitas 31 Desember 2008/ Unused
Maksimum/Maximum Facility Portion of the Facility as of
Bank Fasilitas/Facility Limit/Amount December 31, 2008

Fasilitas Umum Bank/ General Banking Facility


Standard Chartered Bank Fasilitas Bank/ AS$/USD28,000,000 AS$/US$15,377,975
Banking Facilities

Citibank, N.A. Fasilitas pembukaan letter of credit/ AS$/US$15,000,000 AS$/US$3,900,000


(Indonesia Branch) Letter of Credit Facility

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Fasilitas Non-Cash Loan/ AS$/US$50,000,000 AS$/US$36,494,735


Non-Cash Loan Facility
PT Bank Danamon Fasilitas Bank Garansi, Fasilitas AS$/US$50,000,000 AS$/US$29,652,537
Indonesia Tbk Standby Letter of Credit/
Bank Guarantee Facility, Standby
Letter of Credit

PT Bank Negara Indonesia Fasilitas Non-Cash Loan/ AS$/US$18,000,000 AS$/US$18,000,000


(Persero) Tbk Non-Cash Loan Facility

Fasilitas Pendanaan Umum dan Pembiayaan Kembali USD Bond/General Corporate Facility and Refinancing USD Bond

Dalle Energi Batam (DEB)


PT Bank CIMB Niaga Tbk Fasilitas Kredit Konstruksi/ Tranche A:
Loan Construction Facility AS$/US$2,345,462/ Rp9,772,068,471
Agreement Rp22,706,422,018

Hutang Sindikasi/ Syndicated Tranche B: Tranche B:


Loan AS$/US$7,591,743 AS$/US$7,591,743

Tranche C: Tranche C:
Rp69,828,852,114 Rp69,828,852,114

PT Bank Ekspor Indonesia Fasilitas Kredit Konstruksi/ Tranche A: Rp34,892,879,452


(Persero) Loan Construction Facility AS$/US$7,880,754/
Agreement Rp76,293,577,982

Hutang Sindikasi/ Syndicated Tranche B: Tranche B:


Loan AS$/US$25,508,257 AS$/US$25,508,257
Medco Energi US LLC
Guaranty Bank, FSB Fasilitas kredit yang dapat AS$/US$50,000,000 AS$/US$37,000,000
diperpanjang/
Revolving Credit Agreement

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 34


Salinan 8 dari 50
X. Solvabilitas
Solvabilitas menunjukkan kemampuan Perseroan dan Anak Perusahaannya dalam membayar kewajiban-kewajibannya, yang
dapat dihitung dengan beberapa cara, yaitu: (i) rasio hutang terhadap ekuitas (debt to equity ratio), yang dihitung dengan cara
membandingkan jumlah hutang (hasil penjumlahan dari hutang bank jangka pendek, hutang bank jangka panjang, hutang
Obligasi Rupiah, dan wesel bayar) dengan jumlah ekuitas, (ii) rasio hutang bersih terhadap ekuitas (net debt to equity ratio),
yang dihitung dengan cara membandingkan jumlah hutang bersih (hasil penjumlahan dari hutang bank jangka pendek, hutang
bank jangka panjang, hutang Obligasi Rupiah, dan wesel bayar, setelah dikurangi dengan: (a) kas dan setara kas, dan (b)
rekening bank yang dibatasi penggunaannya yang terkait dengan pinjaman), dan (iii) rasio jumlah kewajiban terhadap jumlah
ekuitas, yang dihitung dengan cara membandingkan jumlah kewajiban dengan jumlah ekuitas.
Rasio hutang terhadap ekuitas Perseroan dan Anak Perusahaannya pada tanggal 30 September 2009, 31 Desember 2008,
2007, dan 2006 masing-masing, 1,01x, 0,95x, 1,80x, dan 1,38x.
Rasio hutang bersih terhadap ekuitas Perseroan dan Anak Perusahaannya pada tanggal 30 September 2009, 31 Desember
2008, 2007, dan 2006 masing-masing 0,74x, 0,47x, 1,27x, dan 1,02x.
Rasio jumlah kewajiban terhadap jumlah ekuitas Perseroan dan Anak Perusahaannya pada tanggal 30 September 2009, 31
Desember 2008, 2007, dan 2006 masing-masing 1,66x, 1,68x, 2,94x, dan 2,30x.

XI. Imbal Hasil Investasi


Imbal hasil investasi menunjukkan kemampuan aset produktif Perseroan dan Anak Perusahaannya dalam menghasilkan laba
bersih, yang dihitung dengan cara membandingkan laba bersih dengan jumlah aset.
Rasio imbal hasil investasi Perseroan dan Anak Perusahaannya untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2009, 31
Desember 2008, 2007, dan 2006 masing-masing 0,8%, 14%, 0%, dan 2%.

XII. Imbal Hasil Ekuitas


Imbal hasil ekuitas menunjukkan kemampuan Perseroan dan dan Anak Perusahaannya dalam menghasilkan laba bersih, yang
dihitung dengan cara membandingkan laba bersih dengan jumlah ekuitas.
Rasio imbal hasil ekuitas Perseroan dan Anak Perusahaannya untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2009, 31
Desember 2008, 2007, dan 2006 masing-masing 2%, 38%, 1%, dan 7%.

XIII. Pembelanjaan Modal


Jumlah pembelanjaan modal konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2009, 31
Desember 2008, 2007, dan 2006 masing-masing sebesar USD 181.252.139, USD295.393.608, USD384.818.301, dan
USD329.428.128.
Sumber dana Perseroan untuk membiayai pembelian barang modal berasal dari sumber internal seperti arus kas operasional
dan sumber eksternal yang berasal dari pinjaman bank dan obligasi.
Perseroan terus berusaha untuk menerapkan perencanaan yang matang di dalam menjalankan usahanya. Hal ini diterapkan
Perseroan dalam melakukan pembelanjaan modal, di mana proses yang melibatkan pembelanjaan, terutama dalam jumlah
besar, dilakukan secara cermat dan hati-hati, antara lain dengan melakukan proses tender yang terarah dan transparan.
Minyak dan gas adalah sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, untuk itu Perseroan senantiasa menambah cadangan
migas untuk menjamin keberlangsungan operasinya untuk jangka waktu yang lama, dan mempertahankan tingkat produksi. Hal
tersebut dilakukan melalui akuisisi, eksplorasi dan kegiatan pengembangan, di mana semua kegiatan tersebut membutuhkan
investasi/pembelian barang modal yang besar. Pembelian barang modal tersebut menunjang strategi Perseroan dalam
menjalankan beberapa proyek tertentu yang dikembangkan guna meningkatkan cadangan, produksi, dan arus kasnya.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 35


Salinan 8 dari 50
C. DAMPAK PERUBAHAN NILAI TUKAR MATA UANG ASING
Sebagian besar kontrak-kontrak yang dimiliki dan ditandatangani oleh Perseroan adalah dalam nominasi Dollar Amerika Serikat,
dimana kondisi tersebut akan terus berlanjut pada kontrak-kontrak Perseroan di masa depan. Hal ini menyebabkan sebagian
besar pendapatan Perseroan berdenominasi dalam Dollar Amerika Serikat, dan hanya sebagian kecil dari pendapatan
Perseroan berdenominasi dalam Rupiah terutama dari bidang usaha tenaga listrik dan perdagangan HSD.
Di sisi lain, sebagian besar pengeluaran Perseroan juga bernominasi dalam Dollar Amerika Serikat. Adapun pengeluaran
Perseroan yang tercatat dalam bentuk Rupiah adalah gaji para pegawai Indonesia, pemasok-pemasok lokal dan penyewaan-
penyewaan yang bersifat lokal. Di samping itu, Perseroan juga memiliki kewajiban dalam mata uang Rupiah. Oleh karena hal
tersebut di atas, pergerakan nilai tukar mata uang Rupiah terhadap mata uang Dollar Amerika Serikat akan berpengaruh
terhadap kinerja Perseroan namun tidak signifikan dan hanya sebatas dampak bersih dari kegiatan dan eksposure yang
berdenominasi Rupiah.

D. IKHTISAR OPERASIONAL
Ikhtisar operasional Perseroan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Keterangan 30 September 31 Desember
2009 2008 2007 2006 2005 2004
Eksplorasi dan Produksi Migas
Cadangan Terbukti1
Cadangan minyak terbukti (MMBO) 63,8 74,9 99,15 104,75 117,0 94,3
Cadangan gas terbukti (BCF) 148,0 186,5 285,75 253,25 327,6 382,3
Lifting dan Penjualan Kotor2
Minyak (BOPD) 45.000,6 50.411,0 56.367,3 53.345,0 57.538,0
Gas (BBTUPD) 108,1 117,5 127,1 132,2 192,4
Harga Rata-rata
Minyak (USD/BBL) 59,6 101,0 72,5 64,0 53,7 36,9
Gas (USD/MMBTU) 3,1 4,2 3,2 2,8 2,4 2,3

Industri Hilir
Methanol
Penjualan – metrik ton (MT) - 129.600,0 117.033,0 137.046,0 199.738,0 240.650,0
Harga rata-rata (FOB Bunyu) (USD/MT) - 315,0 294,0 238,0 225,0 230,0
LPG
Produksi LPG3 (MT) 12.495 16.682 26.803 36.510 36.054 27.269
Produksi Kondensat3 (BBL) 59.996 61.644 96.536 138.737 107.210 73.342
Tangki Timbun dan Distribusi Bahan
Bakar4
Penjualan High Speed Diesel
(HSD) (KL) 60.697 196.780,0 47.120,0 - - -

Tenaga Listrik
Pasokan Listrik (GWH) 634,50 903,8 918,0 701,1 421,1 78,3
Catatan:
1. Volume cadangan terbukti yang berasal dari Working Interest Perseroan pada masing-masing wilayah kerja, termasuk produksi porsi pemerintah. Angka-angka pada tahun
2004 sampai 2005 telah sesuaikan dengan angka-angka yang tertera pada Offering Circular tanggal 9 Mei 2006 untuk kepentingan obligasi konversi.
2. Lifting dan penjualan kotor adalah sejumlah lifting minyak dan penjualan gas dari blok Perseroan dikalikan dengan bagian efektif Perseroan di masing-masing blok tersebut
3. Seluruh produksi lapangan, kondensat, dan lean gas dikirimkan ke dan dijual oleh unit usaha E&P Indonesia
4. Dioperasikan bulan Juni 2007
5. Penyesuaian cadangan sesuai dengan sertifikasi GCA pada 1 Januari 2007

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 36


Salinan 8 dari 50
VII. RISIKO USAHA

Sama halnya dengan bidang usaha lainnya, dalam menjalankan usahanya Perseroan juga tidak terlepas dari risiko-risiko baik
secara mikro maupun makro yang mungkin dapat mempengaruhi hasil usaha dan laba Perseroan apabila tidak diantisipasi dan
dipersiapkan penanganannya dengan baik. Risiko yang diperkirakan dapat mempengaruhi usaha Perseroan secara umum dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
1. Risiko Pasar dan Volatilitas (Ketidakstabilan) Harga Minyak dan Gas Bumi
Industri minyak bumi di Indonesia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kondisi pasar minyak bumi internasional, oleh
sebab itu fluktuasi harga minyak bumi dunia akan berpengaruh secara langsung terhadap kegiatan eksplorasi, pengembangan
dan produksi migas yang dijalankan oleh Perseroan. Harga jual minyak Perseroan berdasarkan pada harga Indonesian Crude
Price (ICP) yang ditetapkan oleh Pertamina tiap bulannya. Sebagai akibatnya, harga yang diterima oleh Perseroan untuk produksi
minyak, akan tergantung terhadap banyak faktor di luar kontrol Perseroan.
Seandainya harga minyak bumi mengalami penurunan atau berada pada tingkat harga rendah yang berkepanjangan, maka hal-
hal tersebut akan mengurangi tingkat laba dan mempengaruhi arus kas Perseroan sebagai akibat dari menurunnya pendapatan
dari penjualan minyak. Hal ini juga memberikan dampak penurunan tingkat ekonomis dari kegiatan eksplorasi dan
pengembangan yang dilakukan Perseroan maupun nilai dari cadangan Perseroan. Untuk blok-blok yang telah berproduksi,
dampak penurunan tersebut terminimalisasi/termitigasi dengan adanya mekanisme PSC.
Gas bumi yang diproduksi oleh Perseroan di Indonesia sebagian besar dijual berdasarkan sistem kontrak jangka panjang dengan
harga tetap dan dengan menggunakan mekanisme tingkat eskalasi tertentu yang diterapkan tiap tahunnya. Dalam hal ini terdapat
risiko potensi hilangnya peluang pada saat kenaikan harga pasar minyak dan gas bumi jauh melebihi tingkat eskalasi dalam
kontrak. Untuk gas bumi Perseroan yang diproduksi di Amerika Serikat dijual pada pasar spot berdasarkan harga pasar Henry
Hub, sehingga risiko yang dihadapi oleh Perseroan adalah risiko yang serupa dengan dampak fluktuasi harga minyak bumi.

2. Risiko Eksplorasi dan Pengembangan Minyak dan Gas Bumi


Perseroan melakukan kegiatan eksplorasi dan pengembangan yang pada umumnya memiliki beberapa risiko yang dapat
mempengaruhi kegiatan operasional Perseroan.
Risiko Eksplorasi
Aktivitas eksplorasi minyak dan gas yang dilakukan oleh Perseroan memiliki risiko dimana terdapat kemungkinan tidak
ditemukannya sumber minyak dan gas baru, atau ditemukannya sumber minyak dan gas baru yang secara komersial tidak dapat
memberikan keuntungan kepada Perseroan. Apabila hal tersebut terjadi, maka seluruh biaya eksplorasi akan dikeluarkan sebagai
biaya. Namun pada blok yang telah berproduksi, biaya tersebut dapat tergantikan (recovered) sesuai dengan ketentuan PSC.
Risiko Pengembangan
Aktivitas pengembangan yang dilakukan oleh Perseroan memiliki beberapa risiko yang berkaitan dengan kemampuan Perseroan
untuk menyelesaikan proyek sampai dapat beroperasi secara komersial, seperti risiko tertundanya penyelesaian proyek, risiko
teknis, risiko cost overrun. Selain itu, Perseroan juga menghadapi risiko-risiko lainnya seperti terjadinya kecelakaan, kebocoran,
pencemaran minyak dan kebakaran yang dapat menimbulkan kerusakan sumur minyak dan gas.

3. Risiko Tidak Bisa Digantikannya Cadangan Minyak dan Gas


Minyak dan gas adalah sumber daya alam yang tidak bisa diperbarui sehingga salah satu risiko utama yang dihadapi
perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri migas seperti halnya Perseroan dan Anak Perusahaan adalah
menurunnya cadangan yang ada sehingga harus terus menerus mencari cadangan baru baik melalui eksplorasi blok-blok yang
telah dimiliki Perseroan maupun akuisisi.

4. Risiko Ketidakpastian Mengenai Jumlah Cadangan


Dalam menentukan kemungkinan untuk mengembangkan dan mengoperasikan sumur minyak dan gas bumi, Perseroan
membuat perkiraan maupun asumsi jumlah cadangan minyak dan gas bumi yang ditemukan dan arus kas di masa depan yang
dibuat berdasarkan beberapa faktor variabel dan asumsi, seperti produksi di ladang-ladang migas di masa lalu dan biaya operasi
di masa depan. Data mengenai cadangan migas di dalam Memorandum Informasi hanya menunjukkan angka perkiraan atau
estimasi dan klasifikasi dari cadangan hanyalah upaya Perseroan untuk menjelaskan mengenai angka-angka estimasi tersebut
yang memiliki kemungkinan terdapat perbedaan antara hasil estimasi dan hasil aktual.
Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 37
Salinan 8 dari 50
Perkiraan dan estimasi cadangan migas Perseroan telah ditentukan dengan mempertimbangkan pengetahuan, pengalaman dan
praktek industri dan mungkin membutuhkan revisi berdasarkan pengalaman produksi, biaya operasi, harga minyak dan gas dunia
dan faktor lainnya yang aktual. Penentuan cadangan dan sumber migas yang berlaku pada saat dibuat mungkin berubah secara
signifikan pada masa yang akan datang tergantung pada temuan atau informasi baru yang tersedia. Perkiraan dan estimasi
cadangan migas yang dapat dikembangkan dan diproduksi di masa yang akan datang pada umumnya disiapkan berdasarkan
perhitungan volume dan analogi terhadap tipe cadangan serupa dan tidak berdasarkan aktual produksi di masa lalu. Perkiraan
atau estimasi dengan metode tersebut pada umumnya memberikan hasil yang berbeda dibandingkan dengan penggunaan
metode lain yang dibuat berdasarkan produksi aktual di masa lalu.
Klasifikasi atas cadangan berdasarkan temuan dan perkiraan laba bersih dari cadangan migas Perseroan di masa yang akan
datang disiapkan oleh ahli dari Perseroan maupun pihak independen dapat berubah secara signifikan di masa yang akan datang
tergantung pada waktu penelitian cadangan tersebut dilakukan dan tersedianya informasi baru atas temuan yang berhubungan
dengan jumlah cadangan migas Perseroan.

5. Risiko Ketergantungan pada Pengembangan Cadangan


Kinerja Perseroan di masa depan tergantung dari kemampuannya untuk menemukan, mengembangkan dan mendapatkan
cadangan minyak dan gas bumi yang dapat dihasilkan secara ekonomis. Kegagalan kegiatan eksplorasi dan akuisisi dapat
mengakibatkan berkurangnya cadangan dan laba Perseroan. Tidak ada jaminan yang dapat diberikan bahwa Perseroan dapat
menemukan dan mengembangkan atau mendapatkan cadangan tambahan dengan biaya yang sepadan. Meskipun demikian,
Perseroan berkeyakinan bahwa beberapa ladang memiliki potensial untuk dapat memberikan cadangan tambahan berdasarkan
aktivitas eksplorasi dan pengembangan saat ini. Suksesnya aktivitas tersebut tidak dapat dipastikan. Usaha yang dijalankan
Perseroan membutuhkan biaya yang tinggi, antara lain untuk memelihara aset dari cadangan minyak dan gas buminya, serta
membutuhkan jumlah arus kas dari operasi yang cukup tinggi yang harus diinvestasikan kembali untuk mengakuisisi ladang-
ladang baru serta membiayai aktivitas pengembangan dan eksplorasi. Bila arus kas dari operasi kurang atau menurun dan
sumber dana eksternal menjadi terbatas atau tidak tersedia, kemampuan Perseroan untuk melakukan investasi yang dibutuhkan
untuk memelihara atau mengembangkan basis asetnya akan berkurang. Tanpa investasi tersebut, cadangan minyak dan gas
bumi Perseroan akan berkurang. Suksesnya akuisisi dari ladang-ladang produksi membutuhkan penilaian atas penemuan
cadangan, estimasi harga minyak dan gas bumi dan biaya operasi di masa depan dengan menimbang faktor lingkungan potensial
dan faktor lainnya. Operasi Perseroan dapat tertunda atau dibatalkan sebagai akibat dari tidak cukupnya dana maupun faktor
lainnya seperti keadaan iklim dan cuaca, kepatuhan terhadap peraturan Pemerintah atau pengendalian harga, kesulitan mekanis,
kekurangan atau penundaan dalam pengiriman perlengkapan, ataupun bencana alam. Selain itu, biaya-biaya eksplorasi dan
pengembangan dapat melampaui estimasi awal.

6. Risiko Operasi Minyak dan Gas Bumi


Aktivitas produksi Perseroan dipengaruhi oleh beberapa risiko termasuk risiko kecelakaan, kebakaran sumur minyak dan gas,
pencemaran minyak maupun bencana lainnya yang dapat merugikan Perseroan. Apabila hal-hal tersebut terjadi, maka dapat
menimbulkan korban luka-luka atau korban jiwa, kerusakan rig pemboran, kerusakan sumur minyak dan gas, bendungan dan
fasilitas produksi Perseroan lainnya.

7. Risiko Sebagai Induk Perusahaan


Dengan melakukan investasi pada Anak Perusahaan, Perseroan memiliki risiko ketergantungan pada laporan finansial atas
kegiatan dan pendapatan usaha dari Anak Perusahaan. Apabila kegiatan dan pendapatan usaha Anak Perusahaan menurun, hal
tersebut dapat mengurangi pendapatan Perseroan.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 38


Salinan 8 dari 50
8. Risiko Kegiatan Usaha Non-Migas
Risiko yang Berkaitan dengan bidang usaha Hilir
Dalam produksi LPG, apabila tingkat harga butana dan etana di pasar internasional menurun, maka dapat mengurangi tingkat
laba Perseroan sebagai akibat menurunnya pendapatan dari penjualan LPG. Penurunan pasokan gas akan mempengaruhi
jumlah produksi LPG dan kemungkinan berhentinya operasi kilang LPG Perseroan.
Kegiatan perdagangan HSD Perseroan memiliki marjin yang relatif rendah dan sangat sensitif terhadap fluktuasi nilai tukar mata
uang asing dan fluktuasi harga HSD. Perdagangan HSD di Indonesia saat ini masih didominasi oleh Pertamina, sehingga hal ini
dapat memberikan potensi dampak negatif terhadap kinerja keuangan Perseroan.
Perseroan juga melakukan kegiatan usaha dalam bidang produksi bio ethanol, dimana untuk membuat bio ethanol tersebut
sangat bergantung kepada pasokan yang berkesinambungan dan harga bahan baku berupa singkong. Harga jual bio ethanol
mengikuti pergerakan harga pasar sehingga dapat memberikan dampak terhadap kinerja keuangan Perseroan.

Risiko yang berkaitan dengan bidang usaha tenaga listrik


Sebagian kecil pendapatan Perseroan dihasilkan dari penjualan listrik dan jasa yang berkaitan dengan tenaga listrik oleh anak-
anak perusahaan Perseroan. Usaha pembangkit listrik di Indonesia adalah usaha yang sangat diatur dan dipengaruhi oleh faktor-
faktor di luar kendali Perseroan, seperti para pemain baru di pasar, harga dan pasokan gas serta risiko-risiko operasi yang
berkaitan dengan industri.
Dalam bidang usaha tenaga listrik, Perseroan saat ini menjual tenaga listrik dan memberikan jasa hanya kepada PLN sehingga
Perseroan menghadapi risiko kinerja dan kredit PLN. Dalam hal ini, kinerja PLN dipengaruhi oleh subsidi Pemerintah dan tarif
yang ditetapkan kepada konsumen PLN.

9. Risiko Tidak Diperpanjangnya Kontrak Bagi Hasil - PSC dan TAC


Kontrak PSC dan TAC untuk blok-blok di Indonesia berjalan sesuai dengan masa kontrak yang spesifik untuk periode waktu yang
tertentu. Pada saat Memorandum Informasi ini diterbitkan, kontrak-kontrak yang dimiliki Perseroan dan Anak Perusahaan akan
jatuh tempo pada tahun yang bervariasi antara tahun 2011 hingga tahun 2034. Sebelum masa kontrak selesai, Perseroan dapat
mengajukan dan memperoleh persetujuan perpanjangan kontrak dari Pemerintah dan badan terkait.

10. Risiko Sehubungan Dengan Kebijakan dan Regulasi Pemerintah dan Badan Terkait di Bidang Migas
Kebijakan dan peraturan Pemerintah Indonesia, baik yang secara langsung berkaitan dengan industri migas maupun yang
berhubungan dengan perekonomian secara keseluruhan dapat membawa pengaruh yang kurang menguntungkan bagi
pendapatan Perseroan dan Anak Perusahaan. Biaya tambahan yang harus ditanggung oleh Perseroan dapat bertambah dengan
berlakunya Undang-Undang mengenai otonomi daerah.
Blok-blok Perseroan di Indonesia dimiliki oleh Pemerintah, sehingga kegiatan usaha Perseroan sangat dipengaruhi oleh
kebijakan dan peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah dan badan terkait.
BPMigas (sebelum dikeluarkannya UU Migas yang baru, fungsi ini dilakukan oleh Pertamina) menandatangani kontrak bagi hasil
dengan perusahaan energi swasta seperti perusahaan eksplorasi, pengembangan dan pemasaran minyak dan gas pada areal
tertentu dimana BPMigas, selaku wakil Pemerintah akan mendapat persentase atas hasil produksi dari ladang pada areal tertentu
yang termaktub di dalam kontrak bagi hasil.
Kontrak bagi hasil berisi persyaratan-persyaratan yang spesifik yang antara lain adalah mengenai kualitas dari jasa,
pembelanjaan modal (capital expenditure), status hukum dari kontraktor. Bila Perseroan dan Anak Perusahaan gagal memenuhi
persyaratan yang telah disetujui di dalam kontrak, maka dapat mengakibatkan kerugian material yang dapat berpengaruh kepada
kinerja keuangan, yang pada akhirnya juga dapat mempengaruhi operasi dan prospek Perseroan. Perseroan harus mendapat
persetujuan dari BPMigas untuk melakukan aktivitas yang akan dilakukan Perseroan sehubungan dengan produksi bagi hasil,
termasuk eksplorasi, pengembangan, produksi, dan operasional lainnya, penjualan minyak dan gas, pengangkatan tenaga kerja
dan pengakhiran perjanjian. Lebih jauh lagi, seluruh fasilitas, properti dan peralatan yang dibeli dan dipergunakan oleh Perseroan
dalam rangka kontrak merupakan milik BPMigas.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 39


Salinan 8 dari 50
Kebijakan-kebijakan tersebut dapat berupa tidak diberikannya wilayah-wilayah kerja baru atau tidak diperpanjangnya lagi kontrak-
kontrak pada wilayah-wilayah kerja yang sekarang sehingga dapat membatasi kegiatan eksplorasi dan produksi migas oleh
perusahaan-perusahaan swasta.
Tidak ada jaminan bahwa Pemerintah tidak akan menetapkan peraturan minyak dan gas bumi yang akan mempengaruhi hasil
operasi Perseroan dan prospek di masa depan.
Mengingat rezim perpajakan yang kompleks dan terus berkembang, seperti halnya di Indonesia dan negara-negara berkembang
lainnya, Perseroan menghadapi risiko-risiko terkait dengan dampak dari perubahan peraturan-peraturan perpajakan maupun
potensi sengketa pajak.

11. Risiko Persaingan Usaha


Risiko persaingan usaha yang dihadapi Perseroan terutama adalah pada saat rencana akusisi blok migas baik di Indonesia
maupun di luar negeri. Hal ini dikarenakan banyaknya partisipasi dari perusahaan-perusahaan eksplorasi dan produksi migas
baik nasional maupun multinasional.

12. Risiko Pengembangan Usaha Baru di Luar Indonesia


Perseroan telah berkembang, dan berencana untuk terus berkembang lebih lanjut. Perseroan berusaha untuk melakukan
diversifikasi operasinya dengan memasuki usaha-usaha yang terkait dengan sektor minyak dan gas bumi, melalui proyek-proyek
di luar Indonesia. Walaupun proyek-proyek ini berhubungan dengan usaha-usaha Perseroan yang ada, Perseroan tidak memiliki
pengalaman sebelumnya di dalam areal-areal ini sehingga tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan berhasil dalam menjalankan
usaha-usaha ini. Lebih lanjut lagi, proyek-proyek baru ini akan membutuhkan dana yang tinggi dan akan memberikan risiko
tambahan terhadap Perseroan, seperti fluktuasi harga petrokimia, risiko dalam konstruksi, risiko persetujuan dari otoritas di
negara bersangkutan, peraturan minyak dan gas bumi yang berbeda di Indonesia dan risiko politik, ekonomi dan hukum yang
berhubungan dengan pengoperasian proyek di negara-negara lain.

13. Risiko Keadaan Perekonomian


Resesi ekonomi global yang melanda pasar modal di seluruh dunia, termasuk Indonesia, yang dimulai di pertengahan tahun 2008
membawa dampak terhadap kondisi perekonomian Indonesia yang mengakibatkan terjadinya depresiasi terhadap mata uang
Rupiah, pertumbuhan ekonomi negatif, tingkat suku bunga tinggi, potensi gangguan sosial dan perkembangan politik pasca
pemilu 2009 yang tidak dapat diprediksi.
Efek domino dari resesi ekonomi global tersebut telah memberikan dampak negatif secara material terhadap kondisi usaha di
Indonesia. Resesi global mengakibatkan beberapa perusahaan-perusahaan di Indonesia mengalami gagal bayar dalam
memenuhi kewajiban pembayaran hutangnya pada saat jatuh tempo. Bahkan banyak perusahaan di Indonesia yang terpaksa
melakukan perampingan ataupun langkah efisiensi untuk tetap menjaga kelangsungan usaha dari perusahaan-perusahaan
tersebut. Efek dari resesi ekonomi global tersebut juga membawa dampak yang negatif pada perusahaan-perusahaan di
Indonesia yang belum sepenuhnya pulih dari krisis ekonomi terdahulu, dan masih dalam proses restrukturisasi atas kewajiban
hutangnya atau menghadapi permasalahan atas cidera janji pada kewajiban hutangnya.
Bila kondisi perekonomian dunia dan Indonesia di masa yang akan datang mengalami pelambatan ataupun tidak dapat membaik
dari kondisi resesi ekonomi global, maka hal tersebut secara langsung ataupun tidak langsung dapat memberikan dampak negatif
terhadap usaha, kondisi keuangan, dan hasil operasi dan prospek Perseroan.

14. Risiko Fluktuasi Tingkat Suku Bunga dan Likuiditas Pasar


Perseroan terpapar pada risiko tingkat suku bunga, yang timbul dari fluktuasi tingkat suku bunga dalam pinjaman jangka pendek
dan jangka panjangnya, terutama pada saat likuiditas pasar yang ketat. Fluktuasi ke atas dari tingkat suku bunga akan
meningkatkan biaya pinjaman baru dan biaya bunga untuk pinjaman Perseroan dengan tingkat suku bunga mengambang.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 40


Salinan 8 dari 50
15. Risiko Fluktuasi Nilai Tukar Mata Uang
Pembukuan Perseroan dilakukan dalam mata uang Dollar AS sehingga pendapatan dalam mata uang Rupiah dari bidang usaha
tenaga listrik dan sebagian bidang usaha hilir Perseroan memiliki eksposur terhadap nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dollar
AS. Di samping itu, Perseroan juga memiliki beberapa kewajiban dalam mata uang Rupiah yang juga memiliki eksposur terhadap
nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dollar AS. Aktivitas eksplorasi dan produksi migas Perseroan di berbagai negara tidak
terlepas dari eksposur fluktuasi mata uang negara setempat.

16. Risiko Dampak Lingkungan


Kegiatan usaha Perseroan sangat tergantung pada beberapa undang-undang dan peraturan yang mengatur eksplorasi,
pembangunan, pengembangan dan produksi minyak dan gas serta dampak lingkungan dan keselamatan kerja. Pembuangan
sisa minyak dan gas dapat mengakibatkan pencemaran udara, tanah dan air yang dapat menimbulkan kerugian terhadap negara
dan atau pihak ketiga dimana Perseroan harus mengganti rugi atas kerusakan yang ditimbulkan.

17. Risiko Bencana Alam


Kegiatan usaha Perseroan berlokasi di Indonesia dan di berbagai negara seperti Libia, Oman, Amerika Serikat dan lain lain.
Aktivitas eksplorasi dan produksi migas Perseroan di berbagai lokasi tersebut tidak terlepas dari ancaman bencana alam seperti
badai tropis, angin topan, gempa bumi, tsunami, banjir, kebakaran sumur karena faktor alam dan berbagai bencana yang dapat
memberikan dampak negatif terhadap kegiatan usaha Perseroan.
Indonesia terletak di daerah rawan gempa bumi dan dipengaruhi oleh risiko geologi dan meteorologi yang dapat memberikan
dampak negatif terhadap hasil usaha Perseroan
Kepulauan Indonesia terletak di wilayah dengan aktivitas gempa teraktif di dunia, karena terletak di pertemuan tiga lempeng
tektonik. Wilayah Indonesia sangat rentan terhadap aktivitas seismik yang dapat menyebabkan gempa, letusan gunung berapi
dan gelombang tsunami yang bersifat destruktif.
Tidak ada kepastian bahwa bencana alam tidak akan terjadi lagi di masa yang akan datang. Gempa bumi tektonik maupun
vulkanik dalam skala besar, maupun bencana alam lainnya yang dipengaruhi oleh faktor perubahan cuaca di kota-kota besar
Indonesia dapat menyebabkan gangguan terhadap kondisi ekonomi Indonesia yang dapat memberikan dampak negatif secara
material terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, dan hasil usaha Perseroan.
Bencana Alam di Luar Negeri pada lokasi dimana Perseroan melakukan kegiatan usaha dapat berpengaruh terhadap kinerja
usaha Perseroan.
Selain di Indonesia, Perseroan juga melakukan kegiatan usaha di lokasi-lokasi lain di luar negeri seperti di Oman, Libia, Amerika
Serikat dan lain-lain. Kegiatan usaha di lokasi-lokasi di luar negeri tersebut tidak terbebas dari ancaman bencana alam. Seperti
pada 24-31 Agustus 2005, dimana badai Katrina yang merupakan sebuah siklon tropis besar melanda wilayah tenggara Amerika
Serikat dan menyebabkan kerusakan yang besar. Lebih dari 200.000 km² (seukuran Britania Raya) wilayah tenggara AS
terpengaruh badai ini, termasuk Louisiana, Mississippi, Alabama, Florida, dan Georgia. Kegiatan usaha Perseroan di wilayah
sekitar Teluk Meksiko juga mengalami gangguan yang signifikan dan berakibat pada penghentian kegiatan usaha selama
beberapa hari. Selain itu, produksi minyak mentah AS di Teluk Meksiko juga hampir terhenti seluruhnya, sehingga harga minyak
sempat mencapai rekor tertinggi pada tahun 2005 pada angka US$70.
Tidak ada kepastian bahwa bencana alam seperti yang telah disebut di atas tidak akan terjadi lagi di masa yang akan datang,
seperti badai Gustav yang terjadi di Amerika Serikat pada bulan September 2008. Badai maupun angin topan dalam skala besar,
maupun bencana alam lainnya yang dipengaruhi oleh faktor perubahan cuaca di lokasi-lokasi dimana Perseroan melakukan
kegiatan usaha dapat menyebabkan gangguan terhadap kegiatan usaha Perseroan yang kemudian apat memberikan dampak
negatif secara material terhadap kinerja, kondisi keuangan, dan hasil usaha Perseroan.

18. Risiko Gugatan Hukum


Dalam menjalankan usahanya, Perseroan dan Anak Perusahaan selalu berhubungan dengan pihak ketiga yang dapat
menimbulkan kemungkinan terjadinya sengketa atau perkara hukum. Saat ini Perseroan dan Anak Perusahaan memiliki gugatan
hukum, namun Perseroan berkeyakinan bahwa gugatan hukum tersebut tidak akan mengganggu Perseroan dan Anak
Perusahaan secara material.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 41


Salinan 8 dari 50
VIII. KEJADIAN DAN TRANSAKSI PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN
AUDITOR INDEPENDEN

Tidak ada kejadian dan transaksi penting yang material setelah tanggal laporan auditor independen atas laporan keuangan
konsolidasian Perseroan tanggal 30 September 2009 kecuali yang diungkapkan di bawah ini:
Pada tanggal 2 Pebruari 2010, Perseroan telah menyelesaikan penawaran terbatas kepada sejumlah investor institusi terkemuka,
melalui penerbitan Medium Term Notes (“MTN”) sejumlah USD 50 juta. MTN ini diterbitkan dalam dua seri:
a. Seri A sebesar USD 28 juta – dengan bunga 7,25% dan tenor 2 tahun.
b. Seri B sebesar USD 22 juta – dengan bunga 8,00% dan tenor 3 tahun.
Penerbitan MTN tersebut di atas dilaksanakan dalam dua tahap, yakni sebesar USD42,1 juta pada tanggal 23 Desember 2009
dan USD7,9 juta pada tanggal 3 Februari 2010.
Pada tanggal 25 Pebruari 2010, Perseroan menandatangani Perjanjian Kredit dengan Bank ICBC Indonesia atas fasilitas Kredit
Modal Kerja sebesar USD 10 juta yang akan jatuh tempo pada tanggal 25 Pebruari 2011.
Pada tanggal 12 Maret 2010, Perseroan menandatangani Perjanjian Kredit dengan Bank Mandiri yang merupakan perpanjangan
dari Fasilitas Kredit Modal Kerja sebesar USD 50 juta yang sudah jatuh tempo. Fasilitas ini akan jatuh tempo dalam satu tahun,
pada tanggal 12 Maret 2011.
Pada bulan November 2009, mitra Perseroan dalam proyek pengembangan blok di Libia, Verenex, menandatangani perjanjian
dengan Libyan Investment Authority (LIA) di mana LIA akan mengambil alih hak partisipasi Verenex atas Blok 47. Pada tanggal 1
Februari 2010 Perseroan, melalui anak perusahaannya Medco International Ventures Limited, menandatangani Kesepakatan
Bersama dengan LIA. Kesepakatan tersebut menyetujui Verenex tetap sebagai operator dan Perseroan akan menyediakan
bantuan teknis dan operasional untuk Verenex.
Pada bulan Desember 2009, Perseroan melalui anak perusahaannya PT Medco Power Indonesia menjual 20% kepemilikan
sahamnya di PT Dalle Energy Batam kepada PT Cenergy Power. Total kepemilikan saham Perseroan setelah penjualan adalah
55%.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 42


Salinan 8 dari 50
IX. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN

1. Riwayat Singkat Perseroan


Perseroan yang pada saat ini berkedudukan di Jakarta Selatan adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan menurut dan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia, dan menerima fasilitas Penanaman
Modal Dalam Negeri. Perseroan didirikan dengan nama PT Meta Epsi Drilling Company (PT Medco), berdasarkan Akta
Pendirian No. 19, tanggal 9 Juni 1981, yang kemudian diperbaiki dengan Akta Perubahan No. 29, tanggal 25 Agustus 1980
mengenai perubahan modal ditempatkan, dan Akta Perubahan No.2, tanggal 2 Maret 1981 mengenai perubahan antara lain
nama Perseroan menjadi PT Meta Epsi Pribumi Drilling Company, yang kesemua akta tersebut dibuat dihadapan Imas
Fatimah, SH, pada waktu itu Notaris di Jakarta, telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia
berdasarkan Surat Keputusan No.Y.A.5/192/4 tanggal 7 April 1981, kemudian masing-masing akta didaftarkan di Pengadilan
Negeri Jakarta, di bawah No.1348 tanggal 16 April 1981, No. 1349 tanggal 16 April 1981, dan No.1350 tanggal 16 April 1981
dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.102, tanggal 22 Desember 1981, Tambahan No. 1020.
Selanjutnya setelah mengalami beberapa kali perubahan, berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa, sebagaimana dituangkan dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 32, tanggal 25
Januari 2000 yang dibuat oleh Nyonya Poerbaningsih Adi Warsito, SH, pada waktu itu Notaris di Jakarta, Perseroan
mengubah namanya menjadi PT Medco Energi Internasional Tbk. Perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum
dan Perundang-undangan berdasarkan Surat Keputusan No. C-3409 HT.01.04-TH.2000, tanggal 22 Februari 2000,
didaftarkan dalam Daftar Perusahaan dengan No. TDP 090311117133 di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta
Selatan No. 237/RUB.09.03/III/2000, tanggal 10 Maret 2000, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.51,
tanggal 27 Juni 2000, Tambahan No.3288.
Sejak diterbitkannya Obligasi I tahun 2004, Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, dan yang
menjadi perubahan terakhir adalah mengenai perubahan Anggaran Dasar untuk disesuaikan dengan Undang-undang No. 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas sebagaimana yang termuat didalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 33,
tanggal 8 Agustus 2008 yang dibuat dihadapan Nyonya Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., pada waktu itu Notaris di Jakarta,
yang telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.AHU-
69951.AH.01.02, tanggal 26 September 2008, telah didaftarkan di dalam Daftar Perseroan di bawah No.AHU-
0092139.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 26 September 2009, serta telah didaftarkan di dalam Tanda Daftar Perusahaan
dibawah No. TDP 09.03.1.51.17133 di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kota Administrasi Jakarta Selatan dengan Agenda
Pendaftaran No. 1728/RUB.09.03/VIII/2009, pada tanggal 18 Agustus 2009, dan telah diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia No.12, tanggal 10 Pebruari 2009, Tambahan No.4180. Susunan pengurus Perseroan juga telah
beberapa kali mengalami perubahan, antara lain sebagaimana yang termuat didalam Akta Berita Acara Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa No. 17 tanggal 24 Nopember 2005, yang dibuat oleh Nyonya Poerbaningsih Adi Warsito, S.H.,
pada waktu itu Notaris di Jakarta, akta mana telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia sebagaimana terbukti dari Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Direksi/Komisaris No. C-UM.02.01.1975,
tanggal 8 Pebruari 2006, dan susunan pengurus Perseroan yang terakhir adalah sebagaimana yang termuat didalam Akta
Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 31, tanggal 15 Mei 2008, yang dibuat oleh Nyonya Poerbaningsih
Adi Warsito, S.H., pada waktu itu Notaris di Jakarta, akta mana telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia sebagaimana terbukti dari Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No.
AHU-AH.01.10-19989, tanggal 19 Agustus 2008.
Terhadap Saham Perseroan telah ditawarkan perdana kepada masyarakat (Initial Public Offering/IPO), dan dicatatkan di
Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tanggal 12 Oktober 1994. Penawaran perdana saham Perseroan sejumlah 22.000.000 lembar
saham dengan nilai nominal Rp. 1.000,- per lembar saham, telah disetujui untuk dicatatkan pada tanggal 13 September 1994
oleh Bapepam dan LK dengan suratnya No.S-1588/PM/1994. Perseroan juga melakukan penawaran Umum Terbatas I
dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu maksimum 379.236.000 lembar saham yang disetujui untuk dicatatkan pada
tanggal 16 November 1999 oleh Ketua Bapepam-LK melalui suratnya No.S-2244/PM/1999. Saham baru sebanyak
321.730.290 lembar saham diterbitkan dalam penawaran ini, yang mana dicatatkan di BEJ pada tanggal 19 November 1999.
Kemudian pada bulan Mei 2005, Perseroan telah mengirim surat kepada Bapepam-LK untuk memberitahukan rencananya
dalam rangka mencatatkan sahamnya yang telah ada dalam bentuk Global Depository Receipts (GDR) pada Bursa Efek
Luksemburg (Luxembourg Stock Exchange/LuxSE). Pernyataan pendaftaran telah dinyatakan efektif oleh LuxSE pada
tanggal 29 Juli 2005, dan 288.100 unit GDR (14.405.000 lembar saham) tercatat di LuxSE. Pada bulan Juni 2008, Perseroan
menyampaikan permintaan pada LuxSE untuk tidak lagi mencatatkan sahamnya pada Global Depositary Shares di bursa
tersebut, dan efektif tertanggal 18 Juli 2008, Perseroan tidak lagi tercatat pada LuxSE. Pada bulan Juni 2008, Perseroan juga
telah menyampaikan permintaan pada Citibank N.A. untuk memberhentikan Regulation S Deposit Agreement dan Rule 144A
Deposit Agreement yang berlaku efektif tanggal 18 Juli 2008. Pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007, seluruh saham
Perseroan sejumlah 3.332.451.450 lembar saham tercatat di Bursa Efek Indonesia (sebelumnya Bursa Efek Jakarta)
(termasuk 550.000 lembar saham dalam bentuk 11.000 unit GDR pada tanggal 31 Desember 2007).
Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 43
Salinan 8 dari 50
Sesuai dengan Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan Perseroan terdiri darimeliputi antara lain kegiatan eksplorasi,
penambangan dan produksi minyak dan gas bumi serta, dan aktifitas di bidang industri pertambangan dan energi lainnya,
juga kegiatanserta aktifitas lainnya yang terkait dengan kegiatan penunjang bidang-bidang usaha penambangan dan
produksi minyak dan gas bumi. Dan Sehingga saat ini, Perseroan juga bergerak di kegiatan usaha tenaga listrik, sektor hilir
(penjualan kimia dan produk-produk turunan).

2. Perkembangan Kepemilikan Saham Perseroan


Perkembangan kepemilikan saham Perseroan sampai dengan dilakukannya Penawaran Umum Obligasi Medco Energi
Internasional II Tahun 2009 Dengan Tingkat Bunga Tetap telah disajikan dalam Prospektus Penawaran Umum Obligasi
Medco Energi Internasional II Tahun 2009 yang diterbitkan di Jakarta pada tanggal 17 Juni 2009.
Tahun 2009
Berdasarkan Daftar Pemegang Saham per tanggal 28 Mei 2009, yang diperoleh dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
dan PT Sinartama Gunita sebagai Biro Administrasi Efek Perseroan, susunan pemegang saham Perseroan pada saat
penerbitan Obligasi Medco Energi Internasional II Tahun 2009 Dengan Tingkat Bunga Tetap adalah sebagai berikut:
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Persentase
Saham Nilai Nominal Jumlah Nominal Kepemilikan
Pemegang Saham
(Rp) (Rp) (%)
Modal Dasar 4.000.000.000 100 400.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor

1. PT Medco Duta 1.689.393.006 100 168.939.300.600 50,69


2. PT Nuansa Grahacipta 74.198.876 100 7.419.887.600 2,23
3. PT Multifabrindo Gemilang 2.000.000 100 200.000.000 0,06
4. Masyarakat (kurang dari 5%) 1.566.859.568 100 156.685.956.800 47,02
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 3.332.451.450 100 333.245.145.000 100,00
Saham yang dibeli kembali (treasury stock) (390.454.500) 100 (39.045.450.000) (11,72)
Bersih 2.941.996.960 100 294.199.696.000 88,28
Saham dalam Portepel 667.548.550 66.754.855.000

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 44


Salinan 8 dari 50
Tahun 2010
Susunan pemegang saham Perseroan berdasarkan Daftar Pemegang Saham per 15 Maret 2010 adalah sebagai berikut:
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Persentase
Saham Nilai Nominal Jumlah Nominal Kepemilikan
Pemegang Saham
(Rp) (Rp) (%)
Modal Dasar 4.000.000.000 100 400.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor
1. Encore Energy Pte Ltd 1.689.393.006 100 168.939.300.600 50,70
2. PT Medco Duta 409.146 100 40.914.600 0,01
3. PT Multifabrindo Gemilang 2.000.000 100 200.000.000 0,06
4. Masyarakat 1.250.194.798 100 125.019.479.800 37,52
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor 3.332.451.450 100 333.245.145.000 100,00
Saham yang dibeli kembali (treasury stock) (390.454.500) 100 (39.045.450.000) (11,71)
Bersih 2.941.996.950 100 294.199.695.000 88.29
Saham dalam Portepel 667.548.550 66.754.855.000

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 45


Salinan 8 dari 50
3. Pengurusan dan Pengawasan
Sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan, Perseroan diurus dan dipimpin oleh Direksi di bawah pengawasan
Dewan Komisaris. Anggota Dewan Komisaris dan Direksi dipilih serta diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham masing-
masing untuk jangka waktu 5 tahun terhitung sejak tanggal pengangkatannya. Tugas dan wewenang Dewan Komisaris dan
Direksi diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan.

Dewan Komisaris
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham No.31 tanggal 15 Mei 2008 yang dibuat oleh Poerbaningsih
Adi Warsito, S.H., Notaris di Jakarta, susunan anggota Dewan Komisaris Perseroan adalah sebagai berikut:
▪ Komisaris Utama : Ir. Hilmi Panigoro, MSc
▪ Komisaris Independen : Ir. Gustiaman Deru, MBA
▪ Komisaris Independen : DR. Ir. Rachmat Sudibjo
▪ Komisaris : Ir. Yani Yuhani Rodyat
▪ Komisaris : Ir. Retno Dewi Arifin

Direksi
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham No.31 tanggal 15 Mei 2008 yang dibuat oleh Poerbaningsih
Adi Warsito, S.H., Notaris di Jakarta, susunan anggota Direksi Perseroan adalah sebagai berikut:
▪ Direktur Utama : Ir. Darmoyo Doyoatmojo, MSc MBA
▪ Direktur : Ir. Lukman Mahfoedz
▪ Direktur : Larry Lee Luckey
▪ Direktur : Ir. Darwin Cyril Noerhadi, MBA

Penunjukan seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan telah sesuai dengan Peraturan Bapepam No.IX.I.6
tahun 2004 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan dan Perusahaan Publik.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 46


Salinan 8 dari 50
Berikut ini adalah keterangan singkat mengenai Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan:
Dewan Komisaris

Ir Hilmi Panigoro, Komisaris Utama


Warga negara Indonesia. Lahir pada tahun 1955. Diangkat sebagai Komisaris Utama
Perseroan sejak tahun 2008 dengan masa jabatan 2008-2013, setelah sebelumnya menjabat
sebagai Presiden Direktur Perseroan sejak tahun 2001. Saat ini juga menjabat sebagai
Presiden Direktur PT Medco Duta dan PT Medco Intidinamika. Memiliki pengalaman yang luas
dalam industri minyak dan gas dan telah memangku berbagai jabatan selama 14 tahun
bekerja di VICO Indonesia antara tahun 1982-1996.
Meraih gelar Master dalam bidang Teknik Geologi dari Colorado School of Mines, AS, tahun
1988, mengambil program inti di bidang Business Master of Business Administration di
Thunderbird University, AS, tahun 1984, dan memperoleh gelar Sarjana Teknik Geologi dari
Institut Teknologi Bandung, tahun 1981.

Ir. Gustiaman Deru, MBA, Komisaris Independen


Warga negara Indonesia. Lahir pada tahun 1960. Diangkat sebagai Komisaris Independen
sejak tahun 2002 dengan masa jabatan 2008-2013. Saat ini juga menjabat sebagai Direktur
Senior Investment Professional di Matlin Patterson Advisers (Asia) Limited, Hong Kong.
Sebelumnya menjabat sebagai Direktur Workout and Special Situation Group Credit Suisse
First Boston, Hong Kong antara tahun 1998-2002, Direktur, Asian Local Markets Trading ING
Barrings, Hong Kong antara 1996-1998, Direktur Peregrine Fixed Income Limited, Singapore
dan Hong Kong antara tahun 1994-1996 dan berbagai posisi penting lainnya.
Meraih gelar Master of Business Administration di bidang Perbankan dan Keuangan dari
Rotterdam School of Management (Erasmus Universiteit-Rotterdam), Belanda tahun 1990,
dan Sarjana Teknik Sipil dari Universitas Parahyangan, Bandung pada tahun 1985.

DR. Ir. Rachmat Sudibjo, Komisaris Independen


Diangkat sebagai Komisaris Independen sejak tahun 2008.
Warga Negara Indonesia, lahir tahun 1944. Memilki pengalaman yang luas di industri minyak
dan gas dan sebelumnya menjabat sebagai Kepala BP Migas antara tahun 2002-2005,
Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi antara tahun 1999-2002, Sekretaris Dewan Komisaris
Pertamina dan merangkap sebagai Staf Ahli Menteri Bidang Minyak dan Gas Bumi antara
tahun 1997-1999, Sekretaris Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi di Ditjen Migas antara
tahun 1995-1997, dan sebagai Direktur Eksplorasi dan Produksi Minyak dan Gas Bumi di
Ditjen Migas antara tahun 1992-1995. Sebelumnya memangku berbagai jabatan selama
bekerja di LEMIGAS antara tahun 1977-1992.
Meraih gelar DR. Ing. Teknik Perminyakan dari Universitas Toulose, Perancis pada tahun
1977, gelar Dipl. Ing. Teknik Perminyakan dari Ecole Nationale Superieure du Petrole et des
Moteurs – IFP, Perancis pada tahun 1973, dan gelar Sarjana Teknik Perminyakan dari Institut
Teknologi Bandung, pada tahun 1971.
Ir Yani Yuhani Rodyat, Komisaris
Warga negara Indonesia. Lahir pada tahun 1951. Diangkat menjadi Komisaris Perseroan
sejak tahun 1998 dengan masa jabatan 2008-2013. Saat ini juga menjabat sebagai Direktur
PT Medco Duta dan PT Medco Intidinamika, Komisaris PT Sentrafood Indonusa, Dosen
Universitas Indonesia dan Komisaris PT Sarana Jabar Ventura. Memiliki pengalaman yang
luas di bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan, dengan mengajar di berbagai universitas
terkemuka di Indonesia, dan bekerja di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (1975-1982).
Meraih gelar Master dalam bidang Manajemen dari Sekolah Tinggi Manajemen, Bandung
tahun 1997, dan Sarjana Teknik Elektro dari Institut Teknologi Bandung pada tahun1973.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 47


Salinan 8 dari 50
Ir Retno Dewi Arifin, Komisaris
Warga negara Indonesia. Lahir pada tahun 1945. Diangkat kembali sebagai Komisaris
Perseroan sejak tahun 2003 dengan masa jabatan 2008-2013 dan saat ini juga menjabat
Komisaris di PT Kreasi Megah Sarana. Bergabung dengan Perseroan dan Anak Perusahaan
Perseroan pada tahun 1990 dan menduduki jabatan Komisaris di Anak Perusahaan Perseroan
dalam bidang jasa pengeboran antara tahun 1990-1994 dan menjabat sebagai Komisaris
Perseroan antara tahun 1994-1998.
Meraih gelar Sarjana Teknik Arsitektur dari Institut Teknologi Bandung pada tahun 1972.

Direksi

Ir. Darmoyo Doyoatmojo, MSc MBA, Direktur Utama


Warga negara Indonesia. Lahir pada tahun 1951. Diangkat sebagai Direktur Utama
Perseroan sejak bulan bulan Mei 2008 dengan masa jabatan 2008-2013. Sebelumnya
menjabat sebagai Direktur Utama di Anak Perusahaan Perseroan, PT Medco E&P Indonesia
antara tahun 2002 – 2005, menjabat sebagai Direktur Perseroan antara tahun 2005 – 2008.
Meraih Master dalam bidang Keuangan dan Ekonomi Bisnis dari University of Southern
California, AS, pada tahun 1991, Master of Business Administration dari universitas yang
sama pada tahun 1990, dan Sarjana Teknik Elektro dari Institut Teknologi Bandung pada
tahun 1975.
Ir. Lukman Mahfoedz, Direktur
Warga Negara Indonesia, lahir pada tahun 1954. Diangkat sebagai Direktur Perseroan sejak
tahun 2008 dengan masa jabatan 2008-2013. Sebelumnya menjabat sebagai Presiden
Direktur PT Medco E&P Indonesia sejak bulan April 2005. Karirnya dimulai di perusahaan
konstruksi antara tahun 1980-1983 sebagai construction engineer dan bergabung dengan
Huffco/VICO Indonesia pada tahun 1983. Menjabat di berbagai posisi Operation &
Engineering, Project Construction dan General Support di VICO Indonesia selama 18 tahun.
Sebelum memangku jabatan Presiden Direktur Medco E&P Indonesia, menjabat sebagai
Senior Vice President Tangguh LNG untuk BP Indonesia antara tahun 2001-2005.
Meraih gelar Sarjana Teknik Mesin dari Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS)
pada tahun 1980.
Larry L Luckey, Direktur
Warga Negara Amerika Serikat, lahir pada tahun 1961. Diangkat sebagai Direktur Perseroan
sejak tahun 2008 dengan masa jabatan 2008-2013. Sebelumnya menjabat sebagai Executive
Vice President Corporate Growth & Strategy Perseroan. Antara 1990- 1997, menjabat
sebagai Partner Advisor pada Siddharta Siddharta & Harsono dan antara tahun 1998-2007,
menjabat sebagai Partner Advisor & Leader – DRS Haryanto Sahari & Rekan.
Meraih gelar Bachelor of Science in Business Administration pada University of Southwestern
Louisiana pada tahun 1983.
Ir. Darwin Cyril Noerhadi, MBA, Direktur
Warga negara Indonesia. Lahir pada tahun 1961. Diangkat sebagai Direktur Perseroan sejak
bulan Oktober 2005 dengan masa jabatan 2008-2013. Sebelumnya menjabat sebagai
Partner di Corporate Finance PricewaterhouseCoopers (PwC) – Financial Advisory Services
antara Juli 1999-September 2005, President Direktur PT Bursa Efek Jakarta antara April
1996-April 1999, President Direktur PT Kliring Deposit Efek Indonesia antara tahun 1993-Mei
1996, Direktur PT Danareksa Finance antara Desember 1991-Januari 1993, Direktur
Eksekutif PT (Persero) Danareksa antara Maret 1991-Januari 1993, Konsultan dan Peneliti
dari Harvard Institute for International Development di Kementerian Keuangan Indonesia
antara Desember 1988-Maret 1991.
Meraih gelar Master of Business Administration di bidang Keuangan dan Ekonomi dari
University of Houston, AS, pada tahun 1988, dan Sarjana Teknik Geologi dari Institut
Teknologi Bandung pada tahun 1985.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 48


Salinan 8 dari 50
Komite Audit
Sesuai dengan Peraturan Bapepam No.IX.I.5 tahun 2004 tentang Pembentukan dan Perdoman Pelaksanaan Komite Audit,
Perseroan telah membentuk Komite Audit. Berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Komisaris Perseroan tanggal 15 Mei 2008,
susunan Komite Audit Perseroan adalah sebagai berikut:
▪ Ketua Komite Audit : DR Ir. Rachmat Sudibjo
▪ Anggota Komite Audit : Ir. Hilmi Panigoro, MSc
▪ Anggota Komite Audit : Ir. Gustiaman Deru, MBA
▪ Anggota Komite Audit : Drs. Zulfikri Aboebakar
▪ Anggota Komite Audit : Ir. Djoko Soetardjo

Drs. Zulfikri Aboebakar, Anggota Komite Audit


Diangkat sebagai Anggota Komite Audit sejak tahun 2008.
Warga Negara Indonesia, lahir tahun 1951. Diangkat sebagai Anggota Komite Audit sejak tahun 2003. Sebelumnya
menjabat sebagai Auditor pada Kantor Akuntan Publik S.Parman – Cooper & Lybrand antara tahun 1976-1978, Badan
Pelaksana Pasar Modal Departemen Keuangan antara tahun 1979-1984, Staff PT Komputer Media Perdana Nusantara
antara tahun 1985-1987, Senior Manager Ernst & Whinney Consultant antara tahun 1988-1999, Manager Konsolidasi PT
Bimantara Citra antara tahun 1999-1991, Head Group Internal Auditor PT Kodel antara tahun 1991-1994, Ketua Dewan
Audit Bank Tata Internasional antara tahun 1995-1997, Komisaris PT Apexindo Pratama Duta Tbk antara tahun 2003-2008,
Komisaris PT Peraga Lambang Sejahtera antara tahun 1995-sekarang, Staff Kantor Akuntan Publik Zulkifli & Rekan antara
tahun 1995-2008 dan staff Pieter, Uways dan Rekan antara tahun 2008-sekarang.
Meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Indonusa Esa Unggul Jakarta pada tahun 2004, Sarjana Hukum dari
Universitas Padjajaran Bandung pada tahun 2007 dan Sarjana Ekonomi dari Universitas Padjajaran Bandung pada tahun
2008.

Ir. Djoko Soetardjo, Anggota Komite Audit


Diangkat sebagai Anggota Komite Audit sejak tahun 2008.
Warga negara Indonesia. Lahir pada tahun 1947. Diangkat sebagai Komite Audit di Bank Central Asia Tbk sejak tahun
2000. Sejak tahun 1985 menjabat sebagai Managing Partner di Kantor Akuntan Publik Drs, Djoko Sutardjo dan mewakili
kantor akuntan internasional Grant Thornton International antara tahun 1988-1998 dan BKR International sejak tahun 1998.
Auditor dan Konsultan di SGV Utomo antara tahun 1971-1985. Berpengalaman di bidang industri perminyakan selama lebih
dari 16 tahun.
Meraih gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntasi dari Universitas Airlangga pada tahun 1976.

Sekretaris Perusahaan
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan tanggal 16 Juli 2007, Direksi Perseroan menunjuk Cisca Widyanti Alimin
sebagai Sekretaris Perusahaan dan Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan Perseroan terhitung mulai tanggal 1 Agustus 2007
dan penunjukan ini telah dilaporkan kepada Bapepam dan LK dengan surat No. 088-Corpsec tanggal 4 April 2008.
Penunjukan Sekretaris Perusahaan Perseroan sesuai dengan Peraturan Bapepam No. IX.I.4 tentang Pembentukan
Sekretaris Perusahaan Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-63/PM/1996.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 49


Salinan 8 dari 50
4. Sumber Daya Manusia
Pentingnya peran sumber daya manusia bagi kelangsungan dan keberhasilan usaha sangat disadari oleh Perseroan. Dengan
demikian, bersama-sama dengan perusahaan-perusahaan lain yang tergabung dalam Kelompok Usaha Medco, Perseroan
selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas dan taraf hidup sumber daya manusianya dengan memperhatikan
kesejahteraan dan pengembangan.
Komposisi karyawan tetap dan karyawan tidak tetap Perseroan dan Anak Perusahaannya pada tanggal 30 September 2009
adalah sebagai berikut:

Status
Perusahaan
Tetap Tidak Tetap
PT Medco Energi Internasional Tbk. 86 19
Anak Perusahaan 1677 475
Jumlah 1763 486

Komposisi karyawan Perseroan dan Anak Perusahaannya menurut Jenjang Manajerial


Golongan 31 Desember 30 September
2006 2007 2008 2009
Perseroan
Direksi 4 4 4 4
Manajer/VP 20 31 19 25
Kepala Divisi/Supervisor 4 0 9 25
Staff 40 54 81 37
Non-Staff 6 6 5 5
Expatriate 4 9 3 1
Jumlah 78 104 121 97

Anak Perusahaan
Direksi 17 16 20 25
Manajer/VP 151 168 170 204
Kepala Divisi/Supervisor 281 633 262 234
Staff 949 816 973 1.239
Non-Staff 666 683 579 443
Expatriate 108 155 6 7
Jumlah 2.172 2.471 2.010 2.152
Jumlah 2.250 2.575 2.131 2.249

Komposisi karyawan Perseroan dan Anak Perusahaannya menurut Jenjang Pendidikan


Golongan 31 Desember 30 September
2006 2007 2008 2009
Perseroan
Sarjana (S1/S2/S3) 62 85 102 78
Sarjana Muda (D3) 10 13 14 12
SMU 6 6 5 7
Jumlah 78 104 121 97

Anak Perusahaan
Sarjana (S1/S2/S3) 939 1.068 1.084 1.371
Sarjana Muda (D3) 259 295 319 333
SMU 974 1108 607 448
Jumlah 2.172 2.471 2010 2.152
Jumlah 2.250 2.575 2.131 2.249

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 50


Salinan 8 dari 50
Komposisi karyawan Perseroan dan Anak Perusahaannya menurut Jenjang Usia
Golongan 31 Desember 30 September
2006 2007 2008 2009
Perseroan
≥ 50 tahun 18 15 18 7
40 – 49 tahun 15 21 28 23
30 – 39 tahun 31 45 53 41
≤29 tahun 14 23 22 26
Jumlah 78 104 121 97

Anak Perusahaan
≥ 50 tahun 638 496 308 274
40 – 49 tahun 527 664 409 337
30 – 39 tahun 554 669 578 845
≤ 29 tahun 453 642 715 696
Jumlah 2.172 2.471 2010 2.152
Jumlah 2.250 2.575 2.131 2.249

Komposisi karyawan Perseroan dan Anak Perusahaannya menurut Masa Kerja


Golongan 31 Desember 30 September
2006 2007 2008 2009
Perseroan
<1 tahun 9 24 11 11
1 - <5 tahun 47 51 59 44
5 - <10 tahun 10 14 31 38
>10 tahun 12 15 20 4
Jumlah 78 104 121 97

Anak Perusahaan
<1 tahun 551 464 643 435
1 - <5 tahun 651 871 638 1.079
5 - <10 tahun 190 483 495 455
>10 tahun 780 653 234 183
Jumlah 2.172 2.471 2.010 2.152
Jumlah 2.250 2.575 2.131 2.249

Per 30 September 2009, Perseroan dan Anak Perusahaan di Indonesia mempekerjakan 5 (lima) orang tenaga kerja asing,
yaitu 4 (empat) orang di Perseroan dan 1 (satu) orang di Anak Perusahaan, dengan perincian sebagai berikut (tidak diaudit):
Perseroan
Warga Masa No KITAS Masa
No Nama Posisi Nomor Ijin Jenis Ijin
Negara Berlaku Berlaku
1. Larry Lee Luckey Amerika Direktur Strategy & No.Kep.12488/M IMTA 31 2C21JE589 31 Dec
Serikat Planning EN/P/IMTA/2009 Desember 9-AH 2010
2010

2. Faizan Abdul Rahan Malaysia Kepala Bidang No.Kep.11127/M IMTA 14 2C21JE440 13 Nov
Business & EN/P/IMTA/2009 November 64AH 2010
Development 2010
3. Tomoyuki Watanabe Jepang International No.Kep.098367/ IMTA 13 Oktober 2C21JE259 12 Oct
Corporate Planning MEN/P/IMTA/20 2010 7AH 2010
Manager 10

Anak Perusahaan
Warga Masa No KITAS Masa
No Nama Posisi Nomor Ijin Jenis Ijin
Negara Berlaku Berlaku
1. John Boast Inggris Senior Geologist Sedang dalam - IMTA 2C11JEO19 29 Juli
pengurusan 5-J 2010
2. Fabrice Arnstein Perancis Drilling Advisor Sedang dalam - IMTA 2C11JE160 5 Sep
Kornelius Lucien pengurusan 8-J 2010
Crouzet

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 51


Salinan 8 dari 50
Remunerasi
Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi ditetapkan oleh Komite Remunerasi berdasarkan Kinerja Perusahaan dalam
setahun yang merupakan cerminan dari kinerja Dewan Komisaris dan Direksi. Dalam rangka menjamin tingkat remunerasi
yang bersaing, secara periodik Komite Remunerasi melakukan evaluasi dan uji banding anggaran remunerasi Dewan
Komisaris dan direksi Medco Energi dengan membandingkan anggaran yang serupa dari perusahaan-perusahaan dalam
industri yang sejenis. Remunerasi Dewan Komisari dan Direksi per 30 September 2009 adalah USD4,8 juta.

Hak dan Tanggung Jawab Karyawan


Perseroan senantiasa memastikan hak dan tanggung jawab para karyawan sesuai dengan hukum dan peraturan
ketenagakerjaan Republik Indonesia atau negara-negara lain tempat Perseroan beroperasi untuk menjamin lingkungan kerja
yang baik, termasuk di dalamnya adalah pemenuhan upah minimum regional (UMR). Perseroan juga memberikan manfaat
yang kompetitif kepada karyawan sesuai dengan evaluasi kinerja dan tingkat tanggung jawab agar selalu berupaya
meningkatkan kinerja untuk mencapai pertumbuhan usaha yang berkelanjutan.

Program Pelatihan dan Pengembangan


Perseroan memahami pentingnya penerapan sistem yang terbaik untuk menata kinerja karyawan. Perseroan menerapkan
HR Sistem Manajemen Kinerja (PMS) untuk meningkatkan elemen manajemen kinerja individu yang sudah ada dan
menyesuaikannya dengan tujuan usaha Perseroan. Perseroan Korporasi saat ini sedang menelaah semua peraturan dan
prosedur SDM untuk memastikan adanya penerapan yang konsisten di dalam Perseroan. Keunikan dan praktik-praktik yang
berlaku di masing-masing industri akan dipertahankan oleh setiap unit usaha untuk menjaga tingkat persaingan.
Sistem informasi SDM yang terintegrasi adalah suatu keharusan untuk memastikan manajemen SDM yang lebih baik di
dalam Perseroan. Tujuan ini diatur dalam sistem Integrated Program Management (IPM) dan dipadukan dengan sistem HR
yang sekarang dikembangkan oleh semua unit usaha Perseroan. Hal ini akan membantu secara efektif pengelolaan semua
fungsi SDM seperti perekrutan, pemeliharaan, pengembangan dan motivasi karyawan. Selain itu, semua transaksi proses
SDM di dalam Perseroan telah dikomputerisasi. Sistem ini didukung oleh sistem SAP dan mulai diterapkan tahun 2008.
Beberapa inisiatif manajemen bakat dilakukan Perseroan. Inisiatif yang sama akan terus dilakukan di tahun mendatang
melalui sistem IPM. Penilaian terhadap semua potensi dalam tingkat manajemen telah dilakukan oleh konsultan terkemuka
dan hasilnya telah digunakan untuk melakukan pemetaan bakat dan kualitas kepemimpinan di dalam Perseroan.
Keberhasilan Tindakan, Kemampuan Pengembangan, Perekrutan & Pembauran serta Program Pengembangan
Kepemimpinan termasuk dalam inisiatif yang sedang dilakukan bagi pertumbuhan Perseroan.
Seiring dengan program pengembangan sumber daya manusia ini, selain menyelenggarakan pelatihan internal (on the job &
in house training), Perseroan juga menjalin kerja sama dengan lembaga-lembaga eksternal baik yang bersifat umum maupun
yang terkait dengan pengembangan Migas seperti antara lain:
a. Pendidikan Akamigas (Akademi Migas) di Cepu, Jawa Tengah. Perseroan secara rutin mengirimkan karyawannya untuk
mengikuti pendidikan tersebut selama 3 (tiga) tahun.
b. Kursus-kursus manajemen yang diselenggarakan oleh Institut Pendidikan dan Pengembangan Manajemen (IPPM),
Institut Manajemen Prasetya Mulya (IMPM) dan lain-lain.
c. Pendidikan Teknik bagi karyawan lapangan yang diselenggarakan oleh APMI.

Selain itu, Perseroan juga menyelenggarakan Program Penunjang Pendidikan bagi karyawan-karyawan yang berkeinginan
untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat universitas. Sedangkan dalam hal tingkat penggajian karyawannya, Perseroan
telah memenuhi ketentuan batas upah minimum regional yang disyaratkan oleh Pemerintah.

Kesejahteraan Karyawan
Guna meningkatkan kesejahteraan, Perseroan juga menyediakan kepada para karyawannya sarana-sarana sebagai berikut:
a. Sarana perumahan bagi karyawan-karyawan lapangan.
b. Tunjangan transportasi dan perumahan yang dibayarkan bersamaan dengan gaji bulanan.
c. Tunjangan makan bagi karyawan yang berada di perkantoran dan fasilitas makan bagi karyawan-karyawan lapangan.
d. Tunjangan kesehatan dan pengobatan untuk karyawan dan keluarganya.
e. Tunjangan melahirkan bagi karyawan wanita.
f. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK).
g. Program Dana Pensiun yang diselenggarakan oleh PT Asuransi Tugu Mandiri untuk karyawan Anak Perusahaan PT
Medco E&P Indonesia dan PT Medco E&P Kalimantan.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 52


Salinan 8 dari 50
h. Koperasi Karyawan dengan nama Koperasi Karyawan Meta Darma Usaha (KKM) yang telah didaftarkan pada Daftar
Umum Kanwil Departemen Koperasi DKI Jakarta dengan No.2859/B.H./I. Tanggal 23 Maret 1992 dan telah memperoleh
pengesahan dengan Surat Keputusan Kepala Kanwil Koperasi No.25/BLP/X/III/1992. Pembentukan Koperasi ini
bertujuan untuk:
- Menerima simpanan dari anggota.
- Usaha simpan pinjam.
- Menyediakan barang-barang kebutuhan anggota.
- Usaha jasa lainnya seperti katering, penyediaan alat tulis kantor dan penyediaan tenaga kerja serta penyediaan
alat-alat yang berhubungan dengan Perseroan.
- Menambah pengetahuan anggota tentang perkoperasian.

Serikat Karyawan
Hubungan Industrial melalui kemitraan yang harmonis antara manajemen dengan Serikat Pekerja (SP) terus dibina dalam
mencapai sasaran dan target Perseroan. Di lingkungan MEPI saat ini terdapat 6 (enam) Serikat Pekerja yang masing-masing
mewakili karyawan di Jakarta, Sanga-sanga, Soka, Lirik, Tarakan dan Sumatera Selatan.Perjanjian Kerja Bersama (PKB) PT.
Medco E&P Indonesia telah memperoleh persetujuan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
berdasarkan Surat Keputusan No. 64/PHIJSK/PKKAD/2008 tanggal 17 Juni 2008 dan berlaku terhitung sejak tanggal 1 juni
2008- 31 Mei 2010.

Program Pensiun dan Imbalan Kerja Lainnya


nak Perusahaan yang bergerak di bidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi telah menyelenggarakan program
pensiun iuran pasti untuk semua karyawan tetap lokalnya. Program ini akan memberikan manfaat pensiun yang dihitung
berdasarkan gaji dan masa kerja karyawan. Dana Pensiun tersebut dikelola oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
Tugu Mandiri dan DPLK Jiwasraya yang masing-masing akta pendiriannya disetujui oleh Menteri Keuangan Republik
Indonesia dengan surat keputusannya No.Kep. 234/KM.17/1995 tanggal 16 Agustus 1995 dan No.Kep. 171-KMK/7/1993
tanggal 16 Agustus 1993. Mulai bulan Maret 2008 Anak Perusahaan merubah pengelola dana pensiunnya dari DPLK Tugu
Mandiri menjadi DPLK PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang didirikan berdasarkan akta pendirian yang disetujui
oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan surat keputusannya No.Kep. 1100/KM.17/1998 tanggal 23 November
1998. Perseroan dan Anak Persahaan mengakui kewajiban imbalan kerja yang memenuhi syarat sesuai dengan peraturan
yang berlaku. Imbalan pasca kerja untuk karyawan yang bekerja di bidang minyak dan gas bumi didanai dengan penempatan
dana pada PT AIG Life, PT Asuransi Allianz Life Indonesia dan PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 53


Salinan 8 dari 50
5. Struktur Organisasi

STRUKTUR PENGAWASAN DAN KOMITE PERSEROAN

STRUKTUR MANAJEMEN EKSEKUTIF PERSEROAN

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 54


Salinan 8 dari 50
6. Struktur Kepemilikan dan Hubungan Pengawasan dan Pengurusan

I. Struktur Kepemilikan antara Perseroan dengan Pemegang Saham

Hilmi Panigoro

(100,00%) Arifin Panigoro


(1,00%)

(1,23%)
(99,00%)

Encore (98,77%) PT Medco Ir. Hadi


Mitsubishi
Int ’ l Limited Intidinamika Basalamah
(39,4%)
(60,6%) (66,70%%) (33,3%)

Encore Energy Pte Ltd PT Medco Duta PT Multifabrindo Gemilang Masyarakat Saham Treasuri
(50,70%)
(50,69%) (0,01%)
(2,06%) (0,06%) (37,52%)
(35,47%) (11,71%)
(11,72%)

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 55


Salinan 8 dari 50
B. Hubungan Kepengurusan dan Pengawasan Perseroan dengan Pemegang Saham dan Anak Perusahaan

Tabel di bawah ini menggambarkan hubungan pengawas Perseroan, Pemegang Saham berbentuk badan hukum dan Anak
Perusahaan yang beroperasi:

No Nama Perusahaan HP GD RS YYR RDA DD LM LLL DCN


1 Encore Energy D - - - - - - - -
2 Medco Duta DU - - D - - - - -
3 Multifabrindo G - - - - - - - - -
3 Perseroan KU KI KI K K DU D D D
Eksplorasi dan Produksi Minyak dan Gas - Indonesia
4 PT Medco E&P Indonesia KU - K K - K K - K
5 PT Medco E&P Malaka - - - - - KU K - -
6 PT Medco E&P Tarakan KU - K K - K K - K
7 PT Medco E&P Rimau - - - - - KU K - -
8 PT Medco E&P Lematang - - - - - KU - - K
9 PT Medco E&P Tomori Sulawesi - - - - - KU K - -
10 PT Medco E&P Yapen - - - - - KU K - -
11 PT Medco E&P Merangin - - - - - KU K - -
12 PT Medco Simenggaris Pty Ltd
13 PT Medco E&P Nunukan - - - - - KU K - -
14 PT Medco E&P Bengara
15 Bengkanai Petroleum (L) Berhad - - - - - KU K - K
16 PT Medco E&P Sembakung KU - - - - - DU - -
17 Medco Bawean (Holding) Pty Ltd - - - - - KU K - K
18 Camar Bawean Petroleum Ltd
19 Lematang E& P Limited
20 Medco Strait Services Pty Ltd - - - - - D D D D
21 Medco Kakap (Holding) Pte Ltd - - - - - - D - -
22 Medco Energi Global Pte Ltd (dahulu Medco - - - - - D D D D
International Holdings Ltd)
23 Medco Tunisia Anaguid Limited - - - - - - - - -
24 Medco International Services Pte Ltd - - - - - D - - D
25 Medco International Ventures Ltd - - - - - - D D -
26 Medco Yemen Amed Limited - - - - - - - - -
27 Medco Yemen Arat Limited - - - - - - - - -
28 Medco Cambodia Tonle sap Limited - - - - - - - - -
29 Medco International Enterprise Ltd - - - - - - D D -
30 Medco LLC - - - - - - - - -
31 Medco International Petroleum Ltd - - - - - - D - -
32 Medco Energi US LLC - - - - - - - - -
33 Medco Petroleum Management LLC - - - - - - - - -
34 PT Medco Power Indonesia KU - - - - K K - K
35 PT Mitra Energi Batam (melalui PT - - - - - - - - -
Medco Energi Menamas)
36 PT Dalle Energy Batam - - - - - - - - -
37 PT Medco Gajendra Power Services - - - - - - - - -
38 PT TJB Power Services - - - - - - - - -
39 PT Energy Sengkang - - - - - - - - -
40 PT Medco Geopower Sarulla - - - - - KU - - K
41 PT Medco Downstream Indonesia KU - - - - K K - K
42 PT Medco LPG Kaji K - - - - - K - -
43 PT Medco Ethanol Lampung - - - - - - - - -
44 PT Medco Sarana Kalibaru - - - - - K - - -
45 PT Medco Metanol Bunyu K - - - - K K - K
46 PT Exspan Petrogas Intranusa KU - - - - D - - -
47 PT Sistim Vibro Indonesia DU - - - - - - - -
48 PT Musi Raksa Buminusa - - - - - DU D - K
49 PT Satria Raksa Buminusa - - - - - DU D - K
50 PT Mahakam Raksa Buminusa - - - - - DU D - K
51 Medco Integrated Resources KU - - - - - - - -
52 PT Medco Gas Indonesia KU - - - - K K - K
53 PT Mitra Energi Gas Sumatera - - - - - - - - KU

Panas Bumi Gas Alam Cair (Liquid Natural Gas/LNG)


54 PT Medco LNG Indonesia KU - - - - K DU - D
55 PT Donggi Senoro LNG - - - - - - - - -
Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 56
Salinan 8 dari 50
No Nama Perusahaan HP GD RS YYR RDA DD LM LLL DCN
Perdagangan
56 Medco Niaga Internasional KU - - - - K DU - D
57 PT Medco CBM Sekayu (dahulu PT Medco - - - - - KU - - K
E&P Langsa)
Entitas Investasi
58 MEI Euro Finance Ltd - - - - - D D - D
59 Sarulla Geothermal Pte Ltd - - - - - - - - -
60 Medco E&P Langsa Ltd - - - - - - D - -
61 Medco CB Finance BV - - - - - - - - D
Catatan:
HP : Hilmi Panigoro DD : Darmoyo Doyoatmojo
GD : Gustiaman Daru LM : Lukman Mahfoedz
RS : Rachmat Sudibjo LLL : Larry L Luckey
YYR : Yani Yuhani Rodyat DCN : Darwin Cyril Noerhadi
RDA : Retno Dewi Arifin

KU : Komisaris Utama DU : Direktur Utama


KI : Komisaris Independen D : Direktur
K : Komisaris
* Kontrak TAC Kalimantan telah berakhir di bulan Oktober 2008

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 57


Salinan 8 dari 50
7. Pemegang Saham Perseroan yang berbentuk Badan Hukum
A. Encore Energy Pte Ltd
Pendirian dan Kegiatan Usaha
Encore Energy Pte Ltd (”Encore Energy”) berkedudukan di Singapura dengan alamat # 11-01 PwC Building 8 Cross Street
Singapore 048424, didirikan berdasarkan hukum Negara Singapura, sesuai dengan Memorandum and Articles of Association
tanggal 23 Juli 2007 dan didaftarkan di Company Registry No. 200713427K tanggal 25 Juli 2007. Encore Energy memiliki
50,7% saham Perseroan.

Pengurus dan Pengawas


Susunan pengurus adalah sebagai berikut:
Direksi
Direktur : Hilmi Panigoro

Struktur permodalan dan pemegang saham adalah sebagai berikut:

(dalam USD)
Pemegang Saham Jumlah Saham Nilai Nominal %

Modal Dasar 1.000 1.000


Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
- Encore Energy International 606 606 60,6
- Mitsubishi Corporation 394 394 39,4
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 1.000 100 100,00
Jumlah Saham Dalam Portepel 1.000

B. PT Medco Duta
Pendirian dan Kegiatan Usaha
PT Medco Duta (”Medco Duta”) berkedudukan di Jakarta dengan alamat Gedung Medco III Lantai 3, Jl Ampera Raya No 18-
20, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, didirikan berdasarkan Akta Pendirian No.82 tanggal 27 Januari 1994 yang dibuat
dihadapan Imas Fatimah, SH, Notaris di Jakarta dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik
Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.C2-5010.HT.01.01.TH.94 tanggal 25 Maret 1994 dan serta diumumkan dalam
BNRI No.97 tanggal 3 Desember 1996, Tambahan No. 9509 (selanjutnya disebut “Anggaran Dasar”).
Anggaran Dasar Medco Duta telah beberapa kali diubah dan terakhir diubah dengan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang
Saham No.8 tanggal 4 Agustus 2008, yang dibuat di hadapan Vidhya Shah, S.H., Notaris di Jakarta.
Medco Duta bergerak dalam bidang perdagangan, pemborongan, jasa, industri, pertanian, perkebunan, perikanan,
peternakan, kehutanan/perkayuan, percetakan dan perbengkelan.

Pengurus dan Pengawas


Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No.8 tanggal 22 April 2008 yang dibuat di hadapan Vidhya
Shah, S.H., Notaris di Jakarta susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Dedi Sjahrir Panigoro
Komisaris : Drs. Amzy Sachran

Direksi
Direktur Utama : Hilmi Panigoro
Direktur : Yani Yuhani Panigoro
Direktur : Ir. Hadi Basalamah

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 58


Salinan 8 dari 50
Struktur permodalan dan pemegang saham Medco Duta adalah sebagai berikut:
Pemegang Saham Jumlah Saham Nilai Nominal %
(Rp100.000 per saham)
Modal Dasar 6.200.000 620.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
- Insinyur Arifin Panigoro 1.530.935 153.093.500.000 98,77%
- Insinyur Hilmi Panigoro 19.065 1.906.500.000 1,23%
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 1.550.000 155.000.000 100,00
Jumlah Saham Dalam Portepel 4.650.000 465.000.000.000

C. PT Multifabrindo Gemilang

Pendirian dan Kegiatan Usaha


PT Multifabrindo Gemilang (”Multifabrindo) berkedudukan di Jakarta dengan alamat Jl. Ampera Raya No.20, Rt 008 RW 02
Cilandak Timur, Jakarta Selatan 12560, didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 80 tanggal 26 Desember 1983,
sebagaimana diubah dengan Akta Pemasukkan dan Pengeluaran Serta Perubahan No. 2, tanggal 1 Agustus 1984, dan
diubah kembali dengan Akta Perubahan No. 51, tanggal 20 Pebruari 1985, ketiga akta tersebut dibuat dihadapan Imas
Fatimah, SH, Notaris di Jakarta dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia
berdasarkan Surat Keputusan No. C2-2850 HT.01.01.Th.1985 tanggal 17 Mei 1985 (selanjutnya disebut “Anggaran Dasar”).
Anggaran Dasar Multifabrindo telah beberapa kali diubah dan terakhir diubah dengan Akta Pernyataan Keputusan Para
Pemegang Saham No.6 tanggal 22 April 2008, yang dibuat di hadapan Vidhya Shah, S.H., Notaris di Jakarta (”Akta No.
6/2008”). Akta ini merubah seluruh ketentuan Anggaran Dasar Multifabrindo dalam rangka penyesuaian dengan Undang-
undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Multifabrindo bergerak dalam bidang industri, perdagangan dan
jasa.

Pengurus dan Pengawas


Berdasarkan Akta No.6/2008 susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Multifabrindo adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Ir.Hadi Basalamah
Komisaris : Drs. Amzy Sachran

Direksi
Direktur Utama : Zulkifli Nurdin
Direktur : Ari Rusdiarto

Berdasarkan Akta No. 6/2008, struktur permodalan dan pemegang saham Multifabrindo adalah sebagai berikut:
Pemegang Saham Jumlah Saham Nilai Nominal %
(Rp1.000.000 per saham)
Modal Dasar 50.000 50.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
- PT Medco Intidinamika 16.675 16.675.000.000 66,7%
- Insinyur Hadi Basalamah 8.325 8.325.000.000 33,3%
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 50.000 50.000.000.000 100,00
Jumlah Saham Dalam Portepel 50.000 50.000.000.000

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 59


Salinan 8 dari 50
8. Transaksi dengan Pihak Hubungan Istimewa
Dalam kegiatan usahanya, Perseroan dan anak perusahaan melakukan transaksi tertentu dengan pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa sebagai berikut:
- Penempatan deposito berjangka dan rekening giro, serta rekening Bank yang dibatasi penggunaannya di PT Bank
Himpunan Saudara 1906 Tbk. masing-masing senilai USD 40.4 juta dan USD11 juta per 30 September 2009
- Fasilitas kredit modal kerja diberikan kepada PT Usaha Tani Sejahtera yang merupakan anak perusahaan dari PT Medco
Ethanol Lampung (”MEL”) oleh PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk dengan plafond Rp6 milyar.
- Penjualan minyak mentah ke Petro Diamond Co. Ltd. Hongkong senilai USD 11,3 juta di per 30 September 2009
- Penjualan minyak mentah ke Petro Diamond Singapore Pte senilai USD 211,8 juta per 30 September 2009. Pada tanggal
30 Juni 2009, Perseroan memiliki piutang dari PDS sebesar USD 26,4 juta dan terdapat uang muka dari sebesar USD
125,2 juta.
Informasi mengenai pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang mana Perseroan mempunyai transaksi yang signifikan
adalah sebagai berikut:
PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk mempunyai pemegang saham mayoritas dan kendali manajemennya yang sama
dengan Perseroan.
PT Medco Inti Dinamika mempunyai sebagian anggota manajemen yang sama dengan Perseroan, dan merupakan
pemegang saham utama PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk.
PT Medco Duta adalah salah satu pemegang saham Perseroan.
Mitsubishi Corporation adalah salah satu pemegang saham pengendali tidak langsung Perseroan melalui Encore Energy Pte.
Ltd. Perseroan dan anak perusahaan memiliki kontrak penjualan minyak mentah dengan Petro Diamond Co. Ltd. Hongkong
dan Petro Diamond Singapore (Pte) Ltd, di mana keduanya adalah anak perusahaan Mitsubishi Corporation.
Transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa dilakukan dengan syarat dan kondisi yang normal sebagaimana
halnya jika dilakukan dengan pihak ketiga (menggunakan prinsip arm’s length).

9. Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance)


Mempraktekkan prinsip-prinsip GCG dengan standar tertinggi sudah menjadi komitmen Dewan Komisaris, Direksi dan
Eksekutif Perseroan. Setiap anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Eksekutif Perseroan adalah panutan dalam
mempraktekkan prinsip-prinsip GCG bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk karyawannya.
Untuk memastikan setiap anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Eksekutif, serta seluruh karyawan Perseroan dapat
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan prinsip-prinsip GCG, pada penghujung tahun 2008 Dewan
Komisaris melalui Komite GCG telah menyetujui seluruh isi Buku Pedoman GCG dan Tata Perilaku (Pedoman GCG dan
CoC) yang disusun oleh tim GCG. Disamping itu, Dewan Komisaris juga akan terus memastikan Direksi dan Eksekutif
Perseroan melakukan sosialisasi atas Buku Pedoman GCG dan CoC serta penerapannya kepada seluruh karyawan
Perseroan di tahun-tahun mendatang.
Sepanjang tahun 2008 dan 2009, komite-komite yang bertugas membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan tugas
pengawasan dan mengambil keputusan atas usulan yang diajukan Direksi telah bekerja secara efektif. Komite Pengelolaan
Risiko telah melakukan penelaahan atas aksi korporasi terkait rencana Peningkatan Efektivitas Aset yang diajukan Direksi
untuk memastikan aksi tersebut dilakukan sesuai dengan pinsip-prinsip GCG maupun undang-undang dan peraturan yang
berlaku. Sedangkan Komite Audit telah memeriksa secara menyeluruh penyajian laporan keuangan untuk memastikan
laporan keuangan yang disiapkan oleh Direksi telah memenuhi standar akuntasi yang berlaku.
Pada awal tahun 2008, Komite Nominasi telah menyusun kebijakan mengenai pembatasan usia anggota Dewan Komisaris
dan Direksi. Kebijakan ini mulai diterapkan dalam seleksi calon anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang dipilih untuk
periode jabatan 5 (lima) tahun kedepan yang telah disetujui dalam RUPST 15 Mei 2008. Disamping itu, Komite Nominasi juga
telah melakukan seleksi calon anggota Dewan Komisaris dan Direksi di anak perusahaan untuk menggantikan anggota
Dewan Komisaris dan Direksi yang telah mengundurkan diri atau untuk anak perusahaan yang baru didirikan.
Sesuai dengan tugasnya, Komite Remunerasi telah melakukan perhitungan atas remunerasi anggota Dewan Komisaris dan
Direksi yang diajukan dalam RUPST serta memastikan distribusi remunerasi dan bonus yang disetujui kepada masing-
masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi sesuai dengan hasil kinerja dan kontribusinya terhadap Perseroan untuk tahun
sebelumnya. Komite Remunerasi juga menentukan kebijakan remunerasi bagi anggota Direksi di anak perusahaan yang ada
maupun yang baru didirikan.
Dengan adanya perubahan struktur Dewan Komisaris dan Direksi, otomatis terjadi juga perubahan susunan anggota komite-
komite tersebut. Untuk menyesuaikan dengan pertumbuhan usaha Perseroan, masing-masing komite juga telah
memperbaharui Piagam Kerjanya.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 60


Salinan 8 dari 50
10. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility)
Sebagai bagian dari penerapan prinsip-prinsip GCG, Perseroan memiliki komitmen tinggi untuk senantiasa melindungi
kepentingan masyarakat dimana operasinya berada dengan melaksanakan program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
(CSR). Sesuai dengan Kebijakan CSR Perseroan, Direksi senantiasa memastikan untuk menyisihkan dana minimum 1% dari
Laba Bersih yang dibukukan tahun sebelumnya untuk melaksanakan program CSR dengan fokus pada peningkatan
tarafhidup masyarakat melalui pemberdayaan perekonomian,meningkatkan taraf pendidikan serta menyediakan fasilitas
kesehatan. Perseroan juga memiliki komitmen untuk membantu korban bencana alam yang beberapa tahun ke belakang
telah datang silih berganti di Indonesia.

11. Kontrak, Perjanjian dan Ikatan Penting


A. Akuisisi dan Pengalihan yang Signifikan di tahun 2008
i. Pada tanggal 26 Maret 2008, Perseroan menjual 65.828.000 saham yang merupakan sekitar 2,5% dari total saham PT
Apexindo Pratama Duta (“Apexindo”), yang dilaksanakan melalui mekanisme bursa di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Saham tersebut dijual dengan harga Rp2.400 per saham, dengan nilai keseluruhan sebesar Rp157,99 miliar. Setelah
penjualan saham tersebut, Perseroan memiliki 1.287.045.106 saham di Apexindo, yang mewakili 48,87% dari seluruh
modal ditempatkan dan disetor Apexindo. Oleh karena itu, Apexindo tidak lagi dikonsolidasi, dan selanjutnya disajikan
sebagai investasi dengan metode ekuitas.
Pada tanggal 9 Juni 2008, Perseroan menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham (PPJB) dengan PT Mitra
Rajasa Tbk (MIRA) untuk menjual sisa sahamnya dengan harga Rp2.450 per saham dengan nilai keseluruhan transaksi
sebesar sekitar USD340,89 juta. Transaksi ini merupakan transaksi material bagi Perseroan dan telah mendapat
persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 7 Agustus 2008. Harga jual sejumlah
USD340,89 juta tersebut dibayarkan dengan cara sebagai berikut:
a. Sejumlah USD272.714.422 dibayar tunai pada saat transaksi tersebut efektif pada bulan September 2008; dan
b. Sejumlah USD68.178.606 dibayar dengan Guaranteed Secured Bonds yang diterbitkan oleh Sabre Systems
International Pte. Ltd. (“SSI”), anak perusahaan MIRA. Guaranteed Secured Bonds ini jatuh tempo pada tanggal 10
September 2009 dan dicatat sebagai aset lancar - piutang lain-lain di neraca konsolidasi 2008.
Guaranteed Secured Bonds ini dijamin dengan gadai saham atas saham-saham MIRA milik PT Inti Kencana
Pranajati, PT Mitra Murni Expressindo, dan gadai atas saham-saham SSI milik MIRA, jaminan perusahaan dari
MIRA dan jaminan perorangan dari masing-masing Tito Sulisto, Agung Salim, Benny Prananto dan Wirawan Halim.
Dengan efektifnya penjualan tersebut maka Perseroan tidak lagi memiliki saham di Apexindo, dan mencatat total
keuntungan sebesar USD246 juta dari penjualan tersebut.
Ringkasan di bawah menampilkan gambaran pelepasan saham Apexindo di tahun 2008 beserta keuntungan yang
diperoleh oleh Perseroan:

Perusahaan Kepemilikan Kepemilikan Aset bersih Harga jual Keuntungan atas


sebelum setelah yang dijual (USD juta) pelepasan
pelepasan (%) pelepasan (%) (USD juta) (USD juta)

PT Apexindo Pratama Duta Tbk 51,37 - 103,8 357,95 246,32

ii. Pada bulan Mei 2008 Anak Perusahaan Perseroan, PT Medco Downstream Indonesia menandatangani perjanjian
pembelian 15% saham PT Medco Ethanol Lampung dari PT Trada Bioenergy Indonesia dengan total harga pembelian
sebesar USD1,3 juta. Sebelum pembelian saham tersebut, PT Medco Downstream Indonesia telah memiliki 85% saham
PT Medco Ethanol Lampung. Perjanjian ini efektif pada bulan Juli 2008, sehingga pada tanggal 31 Desember 2008,
Perseroan secara tidak langsung melalui Anak Perusahaan memiliki 100% saham PT Medco Ethanol Lampung.
iii. Pada bulan Mei 2008, Medco Energi US LLC (MEUS) menyelesaikan perjanjian dengan Vada Group LP (Vada) dimana
MEUS akan mendapatkan hak partisipasi dalam program drilling yang dijalankan oleh Vada. Berikut adalah tiga sumur
yang termasuk dalam program tersebut
a. Sumur North West Bayou Choctaw, Schwing Lease in Iberville Parish, LA
b. South Bosco prospect, yang merupakan bagian dari Mire Lease in Acadia Parish, LA
c. North Bayou Fordoche prospect, part of the Martin Lease in Acadia Parish, LA.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 61


Salinan 8 dari 50
iv. Pada bulan Juni 2008, Perseroan dan Anak Perusahaan menandatangani Perjanjian Jual Beli dengan PT Tri Mitra Artha
Sentosa (TMAS) untuk menjual 28,375% saham PT Trada International (TI) dengan total harga USD14,1 juta. Dengan
penjualan tersebut, pada tanggal 31 Desember 2008 Perseroan dan anak perusahaan tidak lagi memiliki saham atas TI.
v. Pada bulan Juni 2008, Medco Energi US LLC membeli 66,67% hak partisipasi di Walker Ranch dari Trek Resources Inc.
dengan nilai perolehan sebesar US$ 2,2 juta. Pada bulan Desember 2008, MEUS menandatangani Perjanjian Hak
Partisipasi dengan Oxy USA WTP LP (Oxy) dan mentransfer 15% hak partisipasi di Walker Ranch lease dengan nilai
US$ 497 ribu. Pada tanggal 31 Maret 2009, hak partisipasi MEUS di Walker Ranch lease menjadi 51,67%.
vi. Pada tanggal 31 Juli 2008, Perseroan menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham dengan Koperasi Nusantara, PT
Pertamina Hulu Energi dan PT Pertamina Gas berdasarkan mana Perseroan dan Koperasi Nusantara telah menjual
100% saham yang dimiliki oleh Perseroan dan Koperasi Nusantara pada PT Medco E&P Tuban (Tuban), suatu anak
perusahaan, yang memiliki 25% hak partisipasi di JOB Tuban kepada PT Pertamina Hulu Energi dan PT Pertamina Gas,
dengan harga jual seluruhnya sebesar USD38 juta. Penyelesaian transaksi tersebut dilakukan pada bulan September
2008, dimana secara konsolidasi Perseroan dan Anak Perusahaan mengakui keuntungan pelepasan sebesar USD14
juta yang disajikan dalam pendapatan lain-lain.
vii. Pada tanggal 9 Oktober 2007, Perseroan mengalihkan 24% dari 86% hak partisipasi Perseroan atas Proyek Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi Sarulla sebesar 330 MW, di Sumatra Utara (“Proyek Sarulla”) kepada Itochu Corporation
(Itochu) dengan harga sebesar USD1 juta yang telah dibayarkan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang ada dalam
perjanjian pengalihan.
Pada bulan yang sama, Perseroan dan anak perusahaan juga mengalihkan 25% dari 62,25% sisa hak partisipasi atas
Proyek Sarulla (setelah pengalihan ke Itochu) kepada Kyuden International Corporation (“Kyushu”), yang dibayarkan
dalam tiga tahap sesuai dengan syarat dan ketentuan yang ada dalam perjanjian pengalihan.
Pada bulan Juli 2008, transaksi-transaksi tersebut diatas berlaku efektif, sehingga hak partisipasi Perseroan dan anak
perusahaan di dalam proyek Sarulla menjadi sebesar 37,25%.
viii. Pada bulan Agustus 2008, Perseroan dan anak perusahaan menandatangani perjanjian Pemegang Saham (PPS)
dengan Kuwait Energy dan Pemerintah Somalia untuk mengatur kegiatan Somalia Petroleum Corporation (SPC) yang
akan menjadi perusahaan minyak nasional Somalia. Perseroan dan anak perusahaan memiliki 24,5% saham di SPC.
ix. Pada bulan Agustus 2008, Anak Perusahaan Perseroan, PT Medco Power Indonesia membeli 16% saham PT Dalle
Energy Batam dari PT Dalle Panaran dengan harga pembelian sebesar Rp14,8 miliar. Sebelumnya, PT Medco Power
Indonesia telah memiliki 56% saham PT Dalle Energy Batam, dengan demikian jumlah kepemilikan PT Medco Power
Indonesia di PT Dalle Energy Batam menjadi 75,01%.
x. Pada tanggal 15 Oktober 2008, Kontrak Bantuan Teknis (TAC) Wilayah Kerja Tarakan, Sanga-Sanga, Samboja yang
terletak di Kalimantan Timur yang dipegang oleh PT Medco E&P Kalimantan (“Medco Kalimantan”) telah berakhir.
Oleh karena itu, pada tanggal 15 Oktober 2008 Medco Kalimantan mengalihkan seluruh kewajiban serta tanggung jawab
pengelolaan atas wilayah kerja tersebut kepada Pertamina EP. Pengalihan tanggung jawab ini juga termasuk pengalihan
tanggungjawab atas 179 orang pegawai yang telah beralih status hukumnya menjadi pegawai Pertamina EP.
Dengan berakhirnya kontrak bantuan teknis tersebut, maka Perseroan dan Anak Perusahaan mengalami penurunan
produksi minyak dan gas bumi sekitar 4.456 barel minyak perhari (BOPD) dan 1,08 juta kaki kubik gas perhari
(MMSCFD). Selain itu juga terjadi kehilangan Cadangan Terbukti dan Terduga minyak dan gas sekitar 1,8 juta barel
setara minyak bumi.
xi. Pada bulan Oktober 2008, namun berlaku efektif pada tanggal 16 Desember 2008 Medco Energi US LLC
menandatangani kesepakatan kepemilikan partisipasi dengan Cibola Energy Ltd, pemegang dari Montgomery prospect,
untuk memperoleh 12 % hak partisipasi atas Leasehold Southwest seperempat dari sektor 12 Blok 181 dengan nilai
perolehan sebesar US$390.000.
xii. Pada tanggal 16 Desember 2008, Perseroan dan Anadarko Global Holdings Company (Anadarko) menandatangani
Mutual Termination Agreement (“MTA”) atas Perjanjian Kerjasama Eksplorasi (Exploration Joint Venture Agreement/
“EJVA”) yang telah ditandangani pada tanggal 26 Juli 2005. Dengan ditandanganinya MTA ini, maka:
a. Segala perjanjian terkait dengan perjanjian EJVA diakhiri.
b. Anadarko setuju untuk membayar USD13,8 juta untuk mengganti pengeluaran yang telah dilakukan oleh Perseroan
berkaitan dengan kegiatan eksplorasi bersama yang merupakan kewajiban Anadarko berdasarkan EJVA.
c. Terkait dengan Perjanjian Pengeboran Nunukan (NDA) dan Perjanjian Jual Beli Nunukan, Anadarko wajib
membayar sejumlah USD1,6 juta kepada Perseroan.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 62


Salinan 8 dari 50
d. Sehubungan dengan NDA pada tahun 2007, Anadarko akan mengusahakan untuk mengebor sumur yang
diwajibkan berdasarkan PSC sebelum atau pada 30 Juni 2010. Jika hal tersebut tidak terlaksana, maka Anadarko
harus membayar sejumlah USD25 juta dikurangi biaya-biaya yang secara wajar telah dikeluarkan sehubungan
dengan kewajiban pengeboran sumur tersebut.
Dengan diakhirinya EJVA tersebut, Perseroan juga mengakui sebagai pendapatan lain-lain, atas dana untuk kegiatan
eksplorasi yang telah diterima oleh Anadarko berdasarkan EJVA sebesar sekitar USD11 juta, yang sebelumnya dicatat
sebagai hutang.
xiii. Pada tahun 2003, Santos, yang merupakan Operator dari PSC Sampang (yang berlokasi di Madura, Indonesia), memilih
untuk melakukan pengeboran atas risiko sendiri untuk sumur minyak Jeruk-1. Singapore Petroleum Company (“SPC”)
dan Cue Energy Resources Limited (“Cue”) sebagai partner lainnya di PSC Sampang memutuskan tidak berpartisipasi
dalam pengeboran sumur tersebut. Santos selanjutnya mengalihkan 50% dari risiko sumur Jeruk-1 tersebut kepada
Anak Perusahaan Perseroan, Medco Strait Services Pte. Ltd..
Pengalihan tersebut disetujui pihak yang berwenang di Indonesia, namun demikian partisipasi langsung dalam PSC
Sampang tidak berubah.
Perjanjian Kerjasama Operasi (“JOA”) dari PSC Sampang mengatur hak untuk berpartisipasi kembali bagi partner yang
semula memutuskan tidak ikut berpartisipasi, jika ternyata pengeboran tersebut berhasil dan akan dilakukan
pengembangan di masa datang. Menyusul penemuan cadangan minyak bumi dari Lapangan Jeruk di tahun 2004, SPC
dan Cue memutuskan untuk berpartisipasi kembali dalam sumur Jeruk-1, yang dengan demikian mengakhiri partisipasi
Anak Perusahaan. Atas partisipasi kembali tersebut, SPC dan Cue memiliki kewajiban untuk membayar sejumlah
kompensasi kepada Perseroan dan anak perusahaan.
Pada awal tahun 2006, SPC dan Cue menandatangani suatu perjanjian komersil (“economic agreement”) dengan Anak
Perusahaan Perseroan, di mana SPC dan Cue mengalihkan 18,2% dan 6,8% hak ekonomis dari 40% dan 15% hak
partisipasi mereka masing-masing di Lapangan Jeruk, sehingga Perseroan dan anak perusahaan memperoleh hak
ekonomis bersih sebesar 25% dari Lapangan Jeruk. Sebagai bagian dari economic agreement tersebut, Perseroan dan
anak perusahaan membayar secara proporsional biaya pengeboran sumur Jeruk dan setuju untuk memberikan
pengabaian atas kompensasi yang harus ditanggung oleh SPC dan Cue atas partisipasi mereka kembali.
Meskipun otoritas yang berwenang di Indonesia memberikan persetujuan atas perjanjian ekonomis tersebut, hak
partisipasi langsung atas PSC Sampang (termasuk sumur Jeruk) tidak berubah.
Pada awal tahun 2008, Santos sebagai operator dari lapangan Jeruk, menjelaskan bahwa pemboran lebih lanjut atas
lapangan Jeruk telah ditunda, menunggu hasil penelaahan atas berbagai skenario pengembangan dan keputusan atas
komersialisasi dan isu teknis yang dapat berpengaruh terhadap kelayakan dari pengembangan yang akan dilakukan.
Meskipun demikian, berdasarkan ketentuan yang ada di PSC, biaya proyek Jeruk merupakan bagian dari keseluruhan
biaya PSC Sampang, sehingga dapat dipulihkan dari produksi yang berasal dari lapangan minyak dan gas bumi lainnya
yang ada di PSC Sampang. Perseroan dan anak perusahaan juga memiliki hak untuk memperoleh pemulihan atas biaya
proyek Jeruk sebagaimana tersebut diatas, tentunya melalui mekanisme yang diatur dalam “economic agreement”.

B. Akuisisi dan Pengalihan yang Signifikan per 30 September 2009


i. Pada bulan Februari 2009, Perseroan menandatangani Perjanjian Pembelian Aset dengan Energy Resources
Technology GOM, Inc, (ERT) untuk mengakuisisi 100% hak partisipasi di blok 316, East Cameron Area, Teluk Meksiko,
Amerika Serikat dengan nilai transaksi sekitar AS$18 juta. Perseroan adalah operator dari East Cameron Blok 316.
ii. PTTEP Merangin Company Limited, perusahaan minyak dan gas asal Thailand, melalui Perjanjian Farmout dan Akta
Pengalihan Hak Kepemilikan mengalihkan seluruh hak kepemilikannya sebesar 40% pada PSC Merangin I ke PT Medco
E&P Merangin yang efektif pada tanggal 14 Januari 2009. Pengalihan hak kepemilikan ini telah mendapatkan
persetujuan dari BPMIGAS pada bulan April 2009.
iii. Pada bulan April 2009, Perseroan menandatangani Perjanjian Pembelian Aset dengan Energy Resources Technology
GOM Inc, (ERT) untuk mengakuisisi 100% hak partisipasi di blok 557, West Cameron Area, Teluk Meksiko, Amerika
Serikat dengan nilai transaksi sekitar AS$0,4 juta. Group adalah operator dari West Cameron Blok 557.
iv. Pada awalnya Perseroan (melalui Medco Kakap Holding Pte Ltd, anak perusahaan) memiliki 16% hak partisipasi di PSC
Kakap. Pada tanggal 29 Mei 2009, Grup melaksanakan hak pembelian terlebih dahulu (pre-emption exercise) atas 9%
hak partisipasi dalam PSC Kakap yang dimiliki oleh Santos International Holding Pty Ltd. Dengan pembelian tersebut,
Perseroan meningkatkan hak partisipasinya di PSC Kakap menjadi 25%.
v. Pada tanggal 3 Juni 2009, Perseroan menandatangani dua Perjanjian Jual Beli Saham (“PJBS”) bersyarat dengan Star
Energy Holdings Pte Ltd (“Star”) untuk menjual 25% hak partisipasi di blok Kakap Kontrak Bagi Hasil (“PSC”) melalui
penjualan 100% seluruh saham Grup di Medco Kakap Holding Pte Ltd, Natuna UK Kakap (Kakap 2) Ltd dan Novus
Nominee Pty Ltd.
Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 63
Salinan 8 dari 50
vi. Pada tangal 15 Juli 2009, ketentuan yang ditetapkan dalam perjanjian telah terpenuhi dan dengan demikian penjualan
menjadi efektif. Perseroan menerima sejumlah AS$ 70,3 juta sebagai penyelesaian atas penjualan tersebut. Sejak
efektifnya penjualan ini maka Perseroan tidak lagi mengkonsolidasi laporan keuangan anak perusahaan yang dijual, dan
oleh karena itu cadangan minyak dan gas bumi terbukti Perseroan menurun sebesar 4.635 MBOE (ribu barel setara
minyak).
vii. Pada tanggal 26 Juni 2009, Perseroan menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham Subrogasi (PPJBSS)
untuk mengakuisisi PT Duta Tambang Sumber Alam (DTSA) dan PT Duta Tambang Rekayasa (DTR) dari PT Medco
Mining (MM), dengan jumlah keseluruhan nilai transaksi sebesar AS$ 0.8 juta.
viii. Transaksi ini dikategorikan sebagai transaksi dengan perusahaan afiliasi karena Perseroan dan MM dikendalikan secara
tidak langsung oleh pemegang saham yang sama. Penetapan nilai transaksi ini telah dikaji oleh appraisal independen
sebagaimana yang diwajibkan dalam Peraturan Bapepam No. X.E.1., yang menyimpulkan bahwa transaksi ini adalah
wajar. Oleh karena itu manajemen berkeyakinan bahwa transaksi tersebut tidak akan merugikan Perseroan karena
adanya penetapan harga yang tidak wajar, dan dengan demikian transaksi ini bukan merupakan Transaksi Benturan
Kepentingan sebagaimana yang didefinisikan pada peraturan Bapepam No. X.E.1.
ix. Akuisisi tersebut telah diselesaikan di bulan Agustus 2009. Oleh karena itu DTSA dan DTR telah dimasukkan dalam
laporan keuangan konsolidasi per 30 September 2009.
x. Akibat semakin rendahnya pasokan gas yang diperlukan untuk mengoperasikan Kilang Methanol Bunyu milik
PERTAMINA yang dioperasikan oleh salah satu anak perusahaan dari Perseroan yaitu PT Medco Methanol Bunyu
(“MMB”), berdasarkan suatu perjanjian kerjasama operasi (lihat Catatan 37c), pada tanggal 1 Februari 2009, Perseroan
memutuskan untuk menghentikan kegiatan produksi methanol dari kilang tersebut. Keputusan tersebut diambil karena
rendahnya pasokan gas mengakibatkan kilang tidak dapat beroperasi secara aman dan ekonomis. Sampai dengan
tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, Perseroan masih dalam proses penyelesaian untuk pengakhiran
Perjanjian Kerjasama Operasi tersebut dan pengembalian operasi kilang kepada PERTAMINA.

C. Perjanjian Pasokan Gas


Pada 30 September 2009, Perseroan dan Anak Perusahaan mempunyai kontrak-kontrak Perjanjian Pasokan Gas dan Jual
Beli Tenaga Listrik yang material dan masih berlaku sebagai berikut:

Perusahaan Tanggal Perjanjian Komitmen Tahun Kontrak


i. PT Medco E&P Indonesia
PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) 7 Agustus 2007 Komitmen untuk memasok gas rata-rata sebanyak 15 Tahun
45 BBTU per hari (“BBTUD”) dengan harga rata-rata
USD3,59 per MMBTU.

PT Mitra Energi Buana 24 Juli 2006 Komitmen untuk memasok dan menjual gas 2,5 7 tahun atau
BBTUD dan harga gas sebesar USD2,65 per sampai pada saat
MMBTU sampai dengan USD3,59/MMBTU. seluruh jumlah
yang disepakati
telah dipasok,
yang mana lebih
dulu

PT Perusahaan Listrik Negara 20 Januari 2006 Komitmen untuk memasok gas sebesar 15,7 BBTUD 7 Tahun
(Persero) dan diubah dengan dengan estimasi nilai kontrak USD320,93 juta (naik
perjanjian 9 April sebesar USD103,83 juta dari kontrak awal).
2008

PT Meta Epsi Pejebe Power 20 Januari 2006 Komitmen untuk memasok gas sebesar 14,5 BBTUD 7 tahun atau
Generation (MEPPO-GEN) selama masa kontrak, dengan harga USD2,3 per sampai jumlah
MMBTU. yang disepakati
telah terpenuhi

ConocoPhilips (Grissik) Ltd 9 Juli 2004 Komitmen untuk membeli gas sesuai dengan 5 tahun sejak
perjanjian. kondisi prasyarat
dalam perjanjian
dipenuhi

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 64


Salinan 8 dari 50
Perusahaan Tanggal Perjanjian Komitmen Tahun Kontrak
PT Pertamina (Persero) 16 Januari 2004 Komitmen untuk menjual LPG sesuai dengan kondisi 5 tahun atau
Perjanjian diubah yang ditetapkan di dalam perjanjian. sampai seluruh
beberapa kali dan jumlah yang di
terakhir 24 sepakati telah
September 2007 dipasok, yang
mana lebih dahulu

PT Perusahaan Listrik Negara 19 Juli 2003 Komitmen untuk memasok dan menjual gas 7,3 9 tahun atau
(Persero) BBTUD dan harga gas sebesar USD1,15/MMBTU sampai seluruh
untuk satu tahun pertama pengiriman. Setelah itu, jumlah yang di
harga gas dihitung berdasarkan rumus sesuai sepakati telah
kontrak. Sejak Desember 2007 tidak ada penyerahan dipasok
gas lebih lanjut.

PT Perusahaan Listrik Negara 30 Desember 2003 Komitmen untuk memasok dan menjual gas 2,9 10 tahun atau
(Persero) dan diubah dengan BBTUD dan harga gas sebesar USD2,55 per sampai seluruh
Amandemen atas MMBTU. jumlah yang
Perjanjian Jual Beli sepakati telah
Gas tanggal 12 dipasok
Desember 2004

PT Perusahaan Listrik Negara 30 Desember Komitmen untuk memasok dan menjual gas total 10 tahun atau
(Persero) 2002 dan diubah 9.651 BBTU dan harga gas sebesar sampai seluruh
dengan perjanjian Rp12.000/MMBTU pada tahun pertama dan sebesar jumlah yang
10 Juni 2005 USD1,88/MMBTU sampai USD2,1/ MMBTU dari sepakati telah
tahun kedua dan sampai kontrak selesai tahun 2012, dipasok
serta harga sebesar USD2,74/MMBTU untuk
kelebihan pasokan gas harian mulai 21 November
2005.

Perusahaan Daerah Kota 22 Januari 2009 Komitmen untuk memasok gas sebesar 1-3 BBTUD 10 Tahun
Tarakan dengan harga gas sebesar USD3 per MMBTU
dengan ekskalasi kenaikan harga 2,5% pertahun.

Pupuk Iskandar Muda 23 Januari 2009 Komitmen untuk memasok 110 BBTUD dengan 10 Tahun
formula harga USD6,50 + 0,35 x (Bulk Urea Prilled
Price – 425/34).

Perusahaan Daerah Muara 4 Agustus 2009 Komitmen untuk memasok gas sebesar 2,5 BBTUPD 10 Tahun sejak
Energi yang berasal dari Lapangan Temelat dengan kwartal 5 tahun
estimasi nilai kontrak AS$ 8,073 juta. 2010
Perusahaan Daerah 4 Agustus 2009 Komitmen untuk memasok gas sebesar maksimum 3 Tahun sejak
Pertambangan dan Energi 0,5 BBTUPD yang berasal dari Blok South Sumatra kwartal 3 tahun
Extension. 2009.

ii. PT Medco E&P Lematang


PT Perusahaan Listrik Negara 21 Maret 2007 Komitmen untuk memasok gas sebesar 67,5 BBTUD Sampai
(Persero) dengan estimasi nilai kontrak USD443 juta. berakhirnya
kontrak PSC atau
sampai jumlah
yang disepakati
telah terpenuhi

iii. PT Medco Methanol Bunyu


PT Pertamina (Persero) 31 Desember dan Komitmen untuk membeli minimum 15 BBTUD gas 10 Tahun
diubah dengan dari Tarakan PSC dan Lapangan bunyu dengan
perjanjian tanggal harga yang telah disetujui, dan terakhir dengan
29 Maret 2007 harga sebesar USD 2,55 per MMBTU. Pada tanggal
11 Maret 2009, Grup dan PT Pertamina (Persero)
sepakat melakukan penghentian lebih awal.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 65


Salinan 8 dari 50
Perusahaan Tanggal Perjanjian Komitmen Tahun Kontrak
iv. PT Medco E&P Malaka
PT Pupuk Iskandar Muda 10 Desember 2007 Komitmen untuk memasok 110 BBTUD dengan 7,5 Tahun
(Persero) harga USD5 per MMBTU ditambah 60% keuntungan
diluar harga dasar gas apabila harga pupuk di pasar
internasional di atas USD360 per ton.
PT Perusahaan Listrik 9 April 2008 Komitmen untuk memasok gas sebesar rata-rata 17 Tahun
Negara (Persero) 14,3 BBTUD dengan estimasi nilai kontrak
USD565,99 juta.

v. PT Medco E&P Tomori


PT Donggi Senoro LNG 22 Januari 2009 Komitmen untuk memasok gas sebesar 277 BBTUD 15 Tahun dimulai
dengan harga gas dihitung berdasarkan rumus sejak tanggal
tertentu dalam USD/MMBTU yang dikaitkan dengan Operasi Kilang
nilai Harga Minyak Mentah Gabungan Jepang (JCC). LNG

vi. PT Medco E&P


Simenggaris
PT Pertamina Gas, dan PT 28 Agustus 2009 Komitmen untuk memasok gas sebesar maksimum 11 Tahun sejak
Medco Gas Indonesia 20 BBTUD yang berasal dari Lapangan South kwartal 4 tahun
Sembakung. 2011

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 66


Salinan 8 dari 50
D. Perjanjian Lain-lain
i. Perjanjian Off Take
Pada bulan Agustus 2004, Perseroan dan anak perusahaan melakukan Perjanjian Off Take dengan Nitracom
International Pte. Ltd. (Nitracom) dan PT Unitrada Komutama (Trada). Berdasarkan perjanjian tersebut, Perseroan dan
anak perusahaan harus menyediakan metanol minimum 150.000 metrik ton kepada Nitracom dan 120.000 metrik ton
kepada Trada per tahun. Perjanjian tersebut berlaku untuk tiga tahun dan akan diperbaharui secara otomatis untuk tiga
tahun lagi kecuali pemberitahuan untuk pemutusan telah diberikan oleh pihak-pihak yang bersangkutan berdasarkan
persyaratan-persyaratan yang ditetapkan dalam perjanjian.
Terkait dengan keputusan penghentian produksi metanol di bulan Februari 2009, pada tanggal 20 Maret 2009 Perseroan
dan anak perusahaan telah mengajukan pemutusan kontrak ini, dan telah berlaku efektif mulai 18 April 2009.

ii. Transaksi Minyak Mentah


Pada bulan Desember 2008, Perjanjian Jual Beli Minyak Mentah dan Perjanjian Pembayaran Di Muka antara Perseroan
dengan Itochu Petroleum Co. (Singapore) Pte. Ltd. telah dihentikan dan dibayar penuh.
Pada tanggal 19 Desember 2008, Perseroan menandatangani Perjanjian Jual Beli Minyak Mentah dengan Petro
Diamond Singapore (Pte) Ltd (PDS), dimana Perseroan telah setuju untuk memasok minyak mentah minimum sejumlah
200.000 barel per bulan dengan harga berdasarkan Indonesian Crude Price (ICP) dari Sumatra Light Crude (SLC)
ditambah dengan premium tertentu per barel sebagaimana disepakati oleh para pihak. Perjanjian ini berlaku untuk
jangka waktu 36 bulang terhitung sejak tanggal 1 Januari 2009 sampai dengan 31 Desember 2011. Pada hari yang
sama, Perseroan juga menandatangani perjanjian Pembayaran Di Muka dengan PDS sehubungan dengan penjualan
minyak mentah, dimana Perseroan menerima uang muka bersih sebesar USD130 juta, yang dicatat sebagai uang muka
dari pelanggan. Pendapatan diakui pada saat minyak mentah telah dikirimkan ke PDS.
PDS adalah anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Mitsubishi Corporation (Mitsubishi) yang merupakan
pemegang saham pengendali tidak langsung dari Perseroan. Penunjukan PDS sebagai pembeli dilakukan melalui tender
terbatas terbuka, dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.

iii. Pengembangan Potensi Sumber Energi Panas Bumi


Pada bulan April 2007, Anak Perusahaan Perseroan, PT Medco Power Indonesia and PT Geothermal Indonesia telah
menandatangani Joint Business Development and Cooperation Agreement dengan Kyushu Electric Power (KEP).
Perjanjian tersebut merupakan suatu landasan kerjasama di masa depan bagi usaha pembangkit listrik.

iv. Perjanjian Operasi dan Pemeliharaan Pembangkit Listrik


Pada tahun 2005, Konsorsium Fortum Service Oy, PT Medco Power Indonesia dan Perseroan (“Konsorsium) telah
menandatangani Perjanjian Operasi dan Pemeliharaan (O&M Agreement) dengan PT Perusahaan Listrik Negara
(Persero) (“PLN”). Berdasarkan O&M Agreement, disyaratkan bahwa Konsorsium dan PLN akan mendirikansuatu
perusahaan yang akan bertindak sebagai Operator atas pembangkit listrik tenaga uap Tanjung Jati B dan melakukan
pemeliharaan pembangkit listrik tersebut untuk jangka waktu 23 tahun. Untuk tujuan ini, pada bulan April 2006,
Konsorsium dan PLN mendirikan PT TJB Power Services (TJBPS), yang akan bertindak sebagai operator pembangkit
listrik tenaga uap Tanjung Jati B tersebut .
Atas jasa operasi dan pemeliharaan tersebut TJBPS memperoleh imbalan jasa setiap tahun dalam mata uang Rupiah
dan Dollar AS selama masa kontrak, yang dapat disesuaikan berdasarkan tingkat inflasi, nilai tukar, dan operasi di masa
depan.

v. Perjanjian Pengadaan Barang/Jasa Pembangkit Listrik Tenaga Gas.


Pada tanggal 3 Maret 2008, Anak Perusahaan Perseroan, PT Medco Power Indonesia, menandatangani Perjanjian
Kerja Sama Pengadaan Barang/Jasa Pembangkit Listrik Tenaga Gas dengan Konsorsium - PT Menamas, PT Betasurya
Tatagraha, dan PT Sakti Mas Mulia berdasarkan mana, PT Medco Power Indonesia setuju akan melakukan pekerjaan
konstruksi dan mengadakan barang-barang yang digunakan untuk membangun pembangkit listrik tenaga gas dengan
kapasitas 120 MW dalam rangka menanggulangi krisis listrik di Sumatera Bagian Utara. Kontrak ini bernilai AS$8,5 juta.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 67


Salinan 8 dari 50
vi. Perjanjian Pembelian Tenaga Listrik
a. Pada tahun 2004, Anak Perusahaan Perseroan, PT Mitra Energi Batam (MEB), menandatangani Perjanjian Kerja
Sama Jual Beli Tenaga Listrik Berjangka dengan PT Pelayanan Listrik Nasional Batam (PLN Batam), berdasarkan
mana MEB berkewajiban untuk membangun, mengoperasikan dan memelihara 2 unit Generator Turbin Gas Bahan
Bakar Ganda, sedangkan PLN Batam berkewajiban untuk membeli listrik yang diproduksi oleh kedua unit generator
tersebut. Kedua unit tersebut mulai menghasilkan listrik pada tahun 2004.
Perjanjian tersebut menetapkan PLN Batam wajib membeli sejumlah minimum kwh tertentu per tahun, dengan
harga tertentu yang terdiri dari komponen modal investasi, bahan bakar, serta pemeliharaan dan biaya operasional
(overhead).
b. Anak Perusahaan Perseroan, PT Dalle Energy Batam (DEB) menandatangani Perjanjian Pembelian Tenaga Listrik
Berjangka PLTG Panaran Tahap 2 dengan PT Pelayanan Listrik Nasional Batam (PLN Batam), berdasarkan mana
DEB setuju untuk untuk membangun, mengoperasikan dan memelihara 2 unit Generator Turbin Gas dan Chiller,
dan PLN Batam berkewajiban membeli tenaga listrik yang diproduksi oleh kedua unit tersebut. Perjanjian ini
mempunyai jangka waktu selama 15 tahun terhitung sejak tanggal operasi komersial kedua unit Generator Turbin
Gas dan Chiller . Kedua unit tersebut mulai menghasilkan listrik di tahun 2005 dan 2006.
Perjanjian tersebut menetapkan PLN Batam wajib membeli sejumlah minimum kwh tertentu per tahun, dengan
harga tertentu yang terdiri dari komponen modal investasi, bahan bakar, serta pemeliharaan dan biaya operasional
(overhead).

vii. Perjanjian Sewa Pesawat Terbang


Pada tanggal 8 Mei 2006, Perseroan menandatangani Charter Agreement dengan PT Airfast Indonesia (Airfast),
berdasarkan mana Perseroan menyewa satu buah pesawat terbang dari Airfast untuk jangka waktu selama 10 tahun
terhitung sejak tanggal penyerahan pesawat terbang. Berdasarkan Charter Agreement tersebut, , Perseroan harus
membayar biaya sewa bulanan sebesar USD277.500, setelah pajak, dan biaya jasa berdasarkan kesepakatan
sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian, yang akan dibebankan selama dua tahun setelah tanggal pengiriman
pesawat.

viii. Perjanjian Rekayasa Teknik, Pengadaan dan Konstruksi (EPC)


Pada tanggal 13 Nopember 2008, Anak Perusahaan Perseroan, PT Mitra Energi Gas Sumatra menandatangani
Perjanjian Rekayasa Teknik, Pengadaan dan Konstruksi (EPC) dengan PT Citra Panji Manunggal (Citra). Berdasarkan
perjanjian tersebut, Citra yang bertindak sebagai kontraktor, berkewajiban untuk membangun fasilitas Gas Booster
Compression di Gunung Megang serta jaringan pipa untuk mengalirkan gas dari Gunung Megang ke Lapangan Singa,
Sumatra Selatan.
Total nilai kontrak (lump sum) adalah sebesar USD14,3 juta, dimana pembayaran akan dilakukan secara bulanan
berdasarkan pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan. Proyek ini telah selesai pada semester kedua
tahun 2009.

ix. Perjanjian Pengembangan Coal Bed Methane (CBM)


Pada bulan Mei 2008, Konsorsium Medco CBM yang terdiri dari PT Medco CBM Sekayu dan Ephindo (South Sumatra
Energy Inc.) (“Konsorsium”) telah menandatangani Kontrak Bagi Hasil Produksi CBM (PSC) untuk melakukan kegiatan
pengembangan CBM di Sumatera Selatan. Pengembangan CBM ini berjangka waktu 30 tahun, dimana dalam tiga tahun
pertama para pihak memberikan komitmen pasti (“Firm Commitment”) untuk melakukan antara lain pemboran core hole,
seismic 2D, eksplorasi, dewatering dan uji produksi dengan biaya sebesar USD1 juta.
Pada tanggal 17 Pebruari 2009, PT Medco Energi CBM Indonesia menandatangani Pokok-Pokok Perjanjian (HOA)
dengan Arrow Energy (Indonesia) Holdings Pte Ltd. (“Arrow”). Berdasarkan perjanjian tersebut, PT Medco Energi CBM
Indonesia dan Arrow akan bekerjasama melakukan kegiatan eksplorasi dan pengembangan Coal Bed Methane (CBM) di
wilayah kerja migas konvensional yang dimiliki oleh Perseroan dan Anak Perusahaan. Masing-masing pihak akan
memiliki hak partisipasi sebesar 50%. Selanjutnya PT Medco Energi CBM Indonesia dan Arrow secara bersama-sama
akan melakukan negosiasi atas Kontrak Kerjasama Produksi CBM dengan BPMigas agar kegiatan eksplorasi dapat
dilakukan sesegera mungkin.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 68


Salinan 8 dari 50
x. Perjanjian Kontrak Konstruksi
Pada bulan Agustus 2009, PT Mitra Energi Batam telah menandatangani Kontrak Kontruksi dengan Hyundai
Engineering Co., Ltd dan Kontrak Supply dengan Mitsui & Co. Plant Systems Ltd sehubungan dengan pembangunan
19,764 kW pembangkit listrik Add-on Combined Cycle Power Plant di Batam. Pelaksanaan transaksi ini akan berlaku
efektif apabila syarat dan kondisi yang disetujui dalam perjanjian telah dipenuhi.

xi. Perjanjian Pembangunan Proyek


Pada bulan Oktober 2009, PT Medco Power Indonesia menandatangani Perjanjian Pembangunan Proyek dengan PT
Universal Batam Energy (UBE) di mana para pihak sepakat untuk bekerjasama dalam proyek penyaluran gas alam ke
Pulau Batam dan pembangunan pembangkit listrik tenaga gas 120 MW. Pelaksanaan transaksi ini akan berlaku efektif
apabila syarat dan kondisit yang disetujui dalam perjanjian telah dipenuhi.

xii. Perjanjian Management Investasi


Perusahaan mengadakan perjanjian manajemen investasi portfolio dengan PT Kresna Graha Sekurindo Tbk, Kapital
Asia Company Ltd, PT Insight Investment Management, Potterhill Assets Management Ltd, Julius Baer dan PT Andalan
Atha Advisindo Sekuritas (bertindak sebagai Manajer Investasi), dimana Perusahaan setuju untuk menunjuk manajer
investasi untuk menginvestasi dan mengelola portfolio Perusahaan. Berdasarkan perjanjian tersebut, portofolio investasi
terdiri dari kas dan instrumen keuangan, dalam bentuk saham yang diperdagangkan, surat-surat berharga, reksa dana
dan efek lainnya. Oleh karena itu, Manajer Investasi harus melaporkan nilai aset bersih dari portofolio investasi setiap
bulan kepada Perusahaan. Manajer Investasi berhak atas imbalan manajemen dari Nilai Aset Bersih portofolio investasi.
Total aset bersih dari dana Perusahaan yang dikelola oleh para Manajer Investasi tersebut adalah tersebut adalah
sebesar USD201,9 juta dan USD178.9 juta pada tanggal 30 September 2009 dan 2008. Investasi ini disajikan sebagai
bagian dari “Investasi Jangka Pendek” dalam neraca konsolidasi.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 69


Salinan 8 dari 50
12. Perkara-perkara yang Dihadapi
Perseroan dan anak perusahaan menghadapi berbagai kasus hukum yang timbul dari kegiatan bisnis yang normal. Berikut ini
adalah kasus-kasus yang sedang dihadapi oleh Perseroan dan anak perusahaan:
a. Gugatan hukum Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) atas dampak lingkungan hidup yang terjadi dari
Semburan Lumpur Brantas.
Gugatan hukum ini dilakukan oleh WALHI pada bulan Februari 2007 melalui Pengadilan Jakarta Selatan. Gugatan ini
ditujukan kepada 12 (dua belas) pihak dimana Perseroan dan anak perusahaan termasuk di dalamnya (secara bersama-
sama disebut sebagai ”Tergugat”). WALHI menuduh para Tergugat melanggar Pasal 38 Undang-undang Lingkungan
Hidup No.23 Tahun 1997.
Pada bulan Desember 2007, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengeluarkan putusan yang menolak gugatan WALHI.
Atas putusan tersebut, WALHI mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta pada bulan Januari 2008. Atas
banding tersebut Perseroan dan anak perusahaan telah memasukan Kontra Memori Banding ke Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan pada tanggal 24 Juni 2008. Pada tanggal 12 November 2008, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta (melalui
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan) mengeluarkan putusan yang menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan No.284/PDT.G/2007/ PNJak.Sel tanggal 27 Desember 2007, yaitu tetap menolak gugatan WALHI.

b. Arbitrasi dengan Synergy


Pada tahun 2005 Perseroan dan anak perusahaan menandatangani Share Purchase and Sale Agreement (“SSPA”)
dengan Synergy Petroleum Limited (“Synergy”) untuk pembelian seluruh saham Perkasa Equatorial Sembakung Ltd.
(“PESL”), yang merupakan pemegang 100% hak partisipasi dalam Technical Assistance Contract untuk wilayah
Sembakung (“TAC Sembakung”). Di dalam SSPA disebutkan bahwa Synergy akan membebaskan/menanggung Medco
Far East Limited dan/atau Perseroan dan anak perusahaan dari klaim tertentu dari pihak ketiga yang diajukan setelah
tanggal akuisisi, sehubungan dengan kegiatan finansial dan operasional TAC Sembakung dalam tahun sebelum tanggal
penyelesaian transaksi pembelian tersebut.
Setelah tanggal pembelian tersebut, klaim sebesar USD1,9 juta ditagihkan oleh pihak ketiga. Perseroan dan anak
perusahaan, dengan itikad baik, melakukan pembayaran atas klaim tersebut, dan mengingat adanya pembebasan/
penanggungan atas masalah ini sebagaimana dinyatakan dalam SSPA, Perseroan dan anak perusahaan meminta
pengembalian dari Synergy. Namun demikian, Synergy gagal dan/atau menolak untuk memenuhi permintaan tersebut.
Atas penolakan tersebut Perseroan dan anak perusahaan mengambil langkah arbitrasi terhadap Synergy untuk
memperoleh pengembalian jumlah tersebut pada bulan Oktober 2007 melalui the Singapore International Arbitration
Center (SIAC) di Singapura (“Arbitrase”). Synergy telah memberikan tanggapan berupa penolakan atas tuntutan
Perseroan dan anak perusahaan tersebut ke pihak Arbitrase.
Pada kwartal ketiga 2009, Perseroan dan Synergy akhirnya sepakat untuk melakukan penyelesaian di luar arbitrase, di
mana Synergy sepakat untuk membayar jumlah tertentu dari klaim tersebut yang telah dilakukan di kwartal ketiga 2009.
Dengan pembayaran tersebut kasus dengan Synergy dianggap telah selesai.

c. Gugatan hukum Hamzah Bin M. Amin atas Blok A PSC


Pada bulan September 2008, Hamzah Bin M. Amin dan 5 penduduk desa lainnya (“Penggugat”) mengajukan gugatan
hukum kepada PT Medco E&P Malaka (“Tergugat”), anak perusahaan, atas erosi tanah karena kegiatan eksplorasi
yang dilakukan oleh Asamera Oil, pemilik sebelumnya dari PSC Blok A di sumur Alur Rambong I yang menyebabkan
kerusakan yang material pada tanah milik Penggugat. Kasus tersebut didaftarkan di Pengadilan Negeri Idi. Penggugat
menuntut tergugat sebagai operator Blok A untuk membayar ganti rugi akibat erosi tanah sekitar Rp4,8 milyar. Bagian
Group adalah sebesar 41,67% (sesuai dengan hak partisipasi di PSC Blok A) dari kemungkinan jumlah ganti rugi yang
dituntut, atau sebesar sekitar Rp1,99 milyar.

d. Klaim dari Audit oleh Pemerintah dan Partner Joint Venture


Sehubungan dengan kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi, Pemerintah dan partner joint venture
secara periodik melakukan audit atas kegiatan Perseroan dan anak perusahaan tersebut. Klaim yang timbul dari audit
tersebut bisa disetujui dan diakui di dalam pencatatan oleh manajemen, atau tidak disetujui oleh manajemen. Resolusi
atas klaim yang tidak disetujui bisa memerlukan waktu pembahasan yang lama, hingga beberapa tahun. Pada tanggal
30 September 2009, manajemen yakin bahwa Perseroan dan anak perusahaan memiliki posisi yang kuat terhadap klaim
yang ada, oleh karena itu tidak terdapat provisi yang signifikan yang harus dibuat atas klaim-klaim yang ada.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 70


Salinan 8 dari 50
Disamping itu, selain perkara-perkara yang telah diungkapkan dalam butir a, b, c dan d di atas, Perseroan tidak terlibat dalam
perkara perdata, pidana di hadapan lembaga peradilan dan/atau lembaga perwasitan atau perselisihan administratif lainnya
dengan instansi pemerintah yang berwenang, termasuk perselisihan yang berhubungan dengan masalah perburuhan, yang
dapat mempengaruhi secara material kelangsungan usaha Perseroan.
Pernyataan bahwa semua “Komitmen dan Kontinjensi yang material” yang ada dalam periode laporan keuangan pada
Memorandum Informasi telah diungkapkan dalam laporan keuangan dan pernyataan komitmen dan kontijensi yang material
setelah tanggal laporan akuntan sampai dengan tanggal efektif sudah diungkapkan dalam Memorandum Informasi.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 71


Salinan 8 dari 50
X. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN

1. Umum
Perseroan yang pada saat ini berkedudukan di Jakarta Selatan adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan menurut dan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia dan menerima fasilitas Penanaman
Modal Dalam Negeri. Perseroan didirikan dengan nama PT Meta Epsi Drilling Company (PT Medco), berdasarkan Akta
Pendirian No. 19, tanggal 9 Juni 1981, sebagaimana telah diubah dengan Akta Perubahan No. 29, tanggal 25 Agustus 1980
mengenai perubahan modal ditempatkan, dan Akta Perubahan No.2, tanggal 2 Maret 1981 mengenai perubahan antara lain
nama Perseroan menjadi PT Meta Epsi Pribumi Drilling Company, yang semua akta mana dibuat dihadapan Imas Fatimah,
SH, pada waktu itu Notaris di Jakarta, dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia
berdasarkan Surat Keputusan No.Y.A.5/192/4 tanggal 7 April 1981, dan telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta,
masing-masing secara berturut-turut di bawah No.1348 tanggal 16 April 1981, No. 1349 tanggal 16 April 1981, dan No.1350
tanggal 16 April 1981, serta telah diumumkan dalam BNRI No.102, tanggal 22 Desember 1981, Tambahan No. 1020.
Anggaran Dasar Perseroan telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir adalah mengenai penyesuaian seluruh
ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dengan Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
sebagaimana yang dimuat didalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 33, tanggal 8 Agustus 2008 yang dibuat
dihadapan Nyonya Purbaningsih Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., Notaris di Jakarta, akta mana telah disetujui oleh Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.AHU-69951.AH.01.02, tanggal 26
September 2008; dan telah didaftarkan di dalam Daftar Perseroan di bawah No.AHU-0092139.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal
26 September 2009, serta telah didaftarkan di dalam Tanda Daftar Perusahaan dibawah No. TDP 09.03.1.51.17133 di
Kantor Pendaftaran Perusahaan Kota Administrasi Jakarta Selatan dengan Agenda Pendaftaran No.
1728/RUB.09.03/VIII/2009, pada tanggal 18 Agustus 2009, dan juga telah diumumkan dalam BNRI No.12, tanggal 10
Pebruari 2009, Tambahan No.4180.
Sesuai dengan Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan Perseroan meliputi antara lain kegiatan eksplorasi, penambangan
dan produksi minyak dan gas bumi, dan aktifitas di bidang industri pertambangan dan energi lainnya, serta aktifitas lainnya
yang terkait dengan kegiatan penunjang usaha penambangan dan produksi minyak dan gas bumi.
Perkembangan kegiatan usaha Perseroan dari waktu ke waktu adalah sebagai berikut:
Tahun Perkembangan kegiatan usaha

1980 Perseroan didirikan sebagai perusahaan kontraktor pemboran dengan nama PT Meta Epsi Pribumi Drilling
Company.
1981 Memulai operasi komersialnya pada waktu Kelompok Usaha Medco mengambil alih dan mendapatkan kontrak rig
pemboran darat yang pertama.
1992 Perseroan memulai usaha di bidang minyak dan gas bumi dengan mangakuisisi 2 (dua) ladang minyak yang
berlokasi di Kalimantan Timur yang dioperasikan oleh Tesoro Tarakan Petroleum Company dan Tesoro Indonesia
Petroleum Company.
1994 Penawaran Saham Perdana sebagai Perseroan di Bursa Efek Indonesia. Simbol saham MEDC.
1995 Mengambil alih 100% kepemilikan saham PT Stanvac Indonesia dari Exxon dan Mobil.
1996 Penemuan besar cadangan minyak dan gas bumi di blok Rimau, Sumatera Selatan dalam jumlah yang cukup
signifikan.
1997 Memulai usaha industri hilir melalui Kontrak Kerja Sama Pengelolaan Pabrik Metanol milik Pertamina di Pulau
Bunyu (saat ini Perseroan telah memberhentikan operasi pabrik metanol)
1999 Sukses merestrukturisasi hutang Perseroan, ditindak lanjuti dengan dikeluarkannya HMETD 10:11.
2000 Mengambilalih tiga wilayah kerja baru: Simenggaris, Madura Barat,dan Senoro-Toili. Penemuan ladang minyak di
Soka, Sumatera Selatan. Perubahan nama Perseroan menjadi PT Medco Energi Internasional Tbk..
2001 Penemuan ladang minyak baru Matra-Nova, Sumatera.
2002 ƒ Mengakuisisi 25% wilayah kerja yang telah berproduksi di blokTuban
ƒ MEI Euro Finance Ltd., anak perusahaan Perseroan, menerbitkan USD100 juta Eurobond yang tercatat di
Bursa Efek Singapura.
2003 ƒ Menandatangani beberapa Perjanjian Pemasokan Gas dengan PLN
ƒ Memenangkan tender untuk Merangin-I
ƒ MEI Euro Finance Ltd., anak perusahaan Perseroan, menerbitkan USD325 juta obligasi 144A yang tercatat di
Bursa Efek Singapura
ƒ Melakukan penawaran terhadap Novus.
2004 ƒ Akuisisi Novus Petroleum Ltd
ƒ Meresmikan PLTG pertama di Pulau Batam bekerja sama dengan PLN Batam
ƒ Meresmikan pabrik LPG di Kaji, Sumatra Selatan.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 72


Salinan 8 dari 50
2005 ƒ Mengakuisisi kepemilikan di blok Langsa, Area 47 di Libia dan blok Sembakung
ƒ Menandatangani kesepakatan pembangkit operasi dan Pemeliharaan (O&M) Tanjung Jati B dengan PLN
ƒ Meningkatkan kepemilikan saham publik sebesar 42,60% dan menerbitkan GDS di Bursa Efek Luksemburg
ƒ Menandatangani Kesepakatan Kerja Sama Eksplorasi dengan Anadarko.
2006 ƒ Memperoleh 45% working interest Blok 82 dan 83 di Yemen
ƒ Memulai operasi Panaran II Pembangkit Listrik Tenaga Gas 2x2,75 MW
ƒ Memperoleh proyek panas bumi dengan kapasitas 300 MW di Sarulla, Sumatera Utara.
2007 ƒ Mencanangkan 7 (tujuh) Proyek Pengembangan Utama dalam ke tiga bidang usahanya yang
perkembangannya diawasi langsung oleh Perseroan, yaitu 5 (lima) proyek yang bertujuan untuk
meningkatkan cadangan minyak dan gas Perseroan di Indonesia dan Internasional:
a. 3 (tiga) proyek pengembangan gas di blok Lematang, Block A dan blok Senoro-Toili yang juga termasuk
pembangunan Kilang LNG;
b. 1 (satu) proyek penerapan program Enhanced Oil Recovery (EOR) di blok Rimau; dan
c. 1 (satu) proyek pengembangan penemuan minyak di Area 47, Libia.

Dan 2 (dua) proyek pengembangan sumber energi alternatif:


a. Pembangunan pabrik bio ethanol di Lampung; dan
b. Pengembangan lapangan panas bumi dan konstruksi pembangkit listrik tenaga uap panas bumi di
Sarulla.
ƒ Mengeksplorasi Area 47 di Libia yang menghasilkan enam penemuan
ƒ Memulai pilot project untuk Enhanced Oil Recovery (EOR)
ƒ Bersama Pertamina dan Mitsubishi Corporation mendirikan PT Donggi-Senoro LNG (PT DSLNG) untuk
membangun dan mengoperasikan kilang LNG di Senoro-Sulawesi Tengah.

2008 ƒ Pada tanggal 27 Mei 2008, Perseroan melalui Konsorsium Medco CBM (PT Medco CBM Sekayu) dan
Ephindo (South Sumatra Energy Inc.) (“Konsorsium”) menandatangani CBM Production Sharing Contract
(PSC) untuk melakukan kegiatan pengembangan CBM pertama di Indonesia di Kabupaten Musi Banyuasin,
Sumatera Selatan.
ƒ Pada tanggal 9 Juni 2008, Perseroan telah menandatangani Perjanjian untuk Jual Beli Saham (“PJBS”) PT
Apexindo Pratama Duta Tbk (“Apexindo”) dangan PT Mitra Rajasa Tbk (“MIRA”) untuk menjual 1.287.045.106
saham yang mewakili 48,72% dari seluruh total saham yang dikeluarkan Apexindo pada harga Rp 2.450 per
lembar saham dengan nilai transaksi keseluruhan sebesar USD341 juta.
ƒ Pada tanggal 18 Juli 2008 Perseroan melakukan de-listing GDS dari Bursa Efek Luksemburg.
ƒ Sebagai bagian dari program optimalisasi aset domestik, pada 31 Juli 2008 Perseroan bersama dengan
Koperasi Nusantara menandatangani SPA dengan PT Pertamina Hulu Energi dan PT Pertamina Gas untuk
penjualan 100% PT Medco E&P Tuban dengan harga USD42 juta.
ƒ Pada tanggal 29 Agustus 2008, Perseroan melalui JOB-nya yang dimiliki bersama Pertamina sebagai
operator blok Senoro-Toili di Provinsi Sulawesi Tengah, menandatangani HoA jual beli gas dari lapangan
Senoro dengan PT DSLNG untuk memasok gas sebesar 250 MMSCFD untuk jangka waktu 15 tahun.

2009 ƒ Pada tanggal 22 Januari 2009, Perseroan melalui JOB-nya yang dimiliki bersama Pertamina sebagai operator
blok Senoro-Toili di Provinsi Sulawesi Tengah, menandatangani Perjanjian Jual Beli Gas dari lapangan
Senoro dengan PT DSLNG untuk memasok gas sebesar 250 MMSCFD untuk jangka waktu 15 tahun.
ƒ Pada tanggal 3 Juni 2009, Perseroan melalui anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya, Medco Strait
Services Pte.Ltd. (Medco Strait) dan Medco Kakap Holdings Pte Ltd (Medco Kakap), menandatangani
Perjanjian Jual Beli Saham (“PJBS”) dengan Star Energy Holdings Pte Ltd (“Star Energy”) untuk menjual 25%
hak partisipasi di blok Kakap Kontrak Bagi Hasil (“PSC”) melalui penjualan 100% seluruh saham Perseroan di
masing-masing anak perusahaan tidak langsung, yaitu Novus UK (Kakap) Ltd, Novus Petroleum Canada
(Kakap) Ltd, Natuna UK Kakap (Kakap 2) Ltd. dan Novus Nominees Pty Ltd. Pada awalnya, Perseroan
memiliki 16% hak partisipasi di blok Kakap PSC melalui anak perusahaan yang dimiliki tidak langsung, Novus
UK (Kakap) Ltd dan Novus Petroleum Canada (Kakap) Ltd. Dengan pelaksanaan hak pembelian terlebih
dahulu (pre-emption exercise) atas hak partisipasi yang dimiliki oleh Santos International Holding Pty Ltd
(“Santos Holding”) sebesar 9%, sehingga hak partisipasi Perseroan atas PSC Kakap setelah itu menjadi 25%.
ƒ Pada tanggal 17 September 2009, Perseroan melalui anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya, MEI Euro
Finance Limited (“MEFL”), menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham bersyarat dengan Pyramid
International Holding Inc. untuk menjual seluruh saham MEFL dalam Medco E&P Langsa Limited (“Medco
Langsa”). Medco Langsa adalah sebuah perusahaan di Mauritius yang memiliki 70% hak kepemilikan dan
operator di Langsa TAC. Sesuai jadwal yang telah ditentukan, penjualan tersebut efektif pada tanggal 5
November 2009. Dan sejak tanggal tersebut Perseroan tidak lagi memegang hak partisipasi atas blok Langsa.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 73


Salinan 8 dari 50
Saat ini Perseroan telah berkembang menjadi perusahaan energi terpadu, yang bergerak dalam bidang eksplorasi dan
produksi (E&P) minyak dan gas (migas), pembangkit listrik dan industri hilir yang menggunakan sumber daya migas dan
sumber daya yang dapat diperbaharui.
Pada tanggal 30 September 2009, Perseroan memiliki portofolio cadangan Gross 1P Reserve sejumlah 89,14 MMBOE dan
Gross 2P Reserve sebesar 172,76 MMBOE. Selain itu terdapat Contingent Resources sejumlah 379,75 MMBOE pada
Senoro Toili (gas), Block A, Bangkanai, Simenggaris dan Libia.

Di bawah adalah rincian penjualan produk Perseroan (tidak diaudit):


Industri Hilir dan Tenaga Listrik 2004 2005 2006 2007 2008 Q32009

Industri Hilir
MEthanol
Produksi (MT) 236.574,00 198.689,00 137.061,00 114.176,00 129.569,00 -

Penjualan (MT) 240.650,00 199.738,00 137.046,00 117.033,00 129.600,00 -

Harga rata-rata (FOB 230,00 225,00 238,00 294,00 315,00


Bunyu) (USD/MT)
LPG
Penjualan (MTD) 55,46 96,11 100,13 73,73 45,34 46,09

HSD
Penjualan (KL) - - - 47.120,00 196.780,00 60.697
Penjualan (AS$) - - - 13.392.025,00 172.060.721,00 271.564.419,15

Tenaga
Listrik
Pasokan Listrik (GWH) 78,30 421,10 701,10 918,00 903,80 634,50

Penjualan (AS$) 1.534.485,00 17.134.170,00 39.261.970,00 51.764.442,00 81.868.075,00 47.971.645,00

Penjualan Minyak dan Gas


2004 2005 2006 2007 2008 Q3-2009
BLOK Minyak Gas Minyak Gas Minyak Gas Minyak Gas Minyak Gas Minyak Gas
BOPD BBTUPD BOPD BBTUPD BOPD BBTUPD BOPD BBTUPD BOPD BBTUPD BOPD BBTUPD
Aset Indonesia

Rimau 36.007,73 6,60 33.105,33 4,10 31.949,69 3,24 27.053,78 1,00 22.754,65 - 20.504,96 -

SCS 9.739,34 57,60 10.113,87 63,75 9.848,66 70,66 9.338,22 77,70 8.947,34 74,81 8.701,79 92,81

Lematang 51,12 - 32,76 1,02 23,64 0,38 20,96 0,75 12,98 - 7,85

Sangasanga 5.179,43 14,30 4.591,60 10,30 4.928,73 5,67 4.692,87 2,11 3.474,21 - -

Tarakan 661,87 24,30 1.707,00 24,16 1.991,96 20,29 1.461,82 17,39 2.249,80 19,30 1.522,54 6,45

Sembakung - - - - 3.248,52 - 2.435,36 - 1.904,97 - 1.586,62


Senoro Toili (Lapangan
Tiaka) - - - - 1.439,19 - 1.565,49 - 1.585,68 - 1.108,12

Langsa - - 1.419,44 - 131,40 - 645,58 - 1.039,54 - 599,21

Brantas - - - - - - - - - - -

Tuban 1.765,04 31,50 1.484,82 15,18 1.329,27 11,41 1.577,72 - 1.257,90 - -

Kakap 1.370,00 9,86 667,60 8,97 1.158,68 9,00 1.225,88 8,97 982,55 7,95 -241,73 -3,71

Bawean - - - - - - - - 480,16 - 704,50


Aset Internasional

Aset AS 1.014,00 24,38 222,55 4,75 317,61 6,50 393,00 9,60 310,87 6,04 104,94 1,37

West Asia 1.370,00 12,88 - - - - - - - - -

Australia 384,00 10,96 - - - - - - - - -


Total Penjualan (volume) 57.542,54 192,38 53.344,97 132,23 56.367,34 127,15 50.410,68 117,53 45.000,64 108,10 35.082,27 104,35
Total Penjuala$ - Net Medco
(AS$) 367.367.607 432.361.384 629.610.630 708.593.365 843.517.542 345.846.080

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 74


Salinan 8 dari 50
Perseroan bertujuan untuk terus memperkuat kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan gas di dalam negeri,
mendiversifikasikan kegiatan operasinya untuk mengembangkan Perseroan menjadi perusahaan energi domesik terpadu,
dan kegiatan eksplorasi dan produksi internasional. Visi Perseroan adalah menjadi perusahaan energi pilihan bagi investor,
pemegang saham, mitra kerja, karyawan serta publik dan komunitas. Misi Perseroan adalah untuk membangun sumber daya
energi menjadi portofolio investasi yang menguntungkan, dilakukan dengan benar dan bertanggung jawab.

Peta wilayah operasi Perseroan berdasarkan negara per 30 September 2009 adalah sebagai berikut:

Indonesia Amerika Serikat


Blok Produksi 7 Blok Produksi 8
Blok Pengembangan 1 Blok Eksplorasi 5
Blok Eksplorasi 6 Libia
Partisipasi Ekonomi 1 Blok Eksplorasi 1
Kilang Metanol* 1 Yemen
Kilang LPG 1 Blok Eksplorasi 2
Fasilitas Tangki Timbun dan Distribusi Bahan Bakar 1 Oman
Kilang Ethanol 1 Jasa Kontraktor E&P 1
Pembangkit Listrik 4 Tunisia
Blok Pengembangan 1
Operasi dan Pemeliharaan 1 Kamboja
Blok Eksplorasi 2
Catatan:
(*) Kilang metanol adalah milik Pertamina dan dioperasikan oleh Perseroan. Pada bulan Februari 2009, kegiatan operasional kilang metanol sudah dihentikan.

Ringkasan kontrak dalam negeri yang dilakukan Perseroan adalah sebagai berikut:
Blok Anak Perusahaan Kepemilikan Wilayah Jenis Kontrak Masa Akhir Status
Kontrak
Rimau PT Medco E&P 95% (Operator) Sumatera Selatan PSC 2023 Produksi
Rimau
SCS PT Medco E&P 100% (Operator) Sumatera Selatan PSC 2013 Produksi
Indonesia
Tarakan PT Medco E&P 100% (Operator) Kalimantan Timur PSC 2022 Produksi
Tarakan
Sembakung PT Medco E&P 100% (Operator) Kalimantan Timur TAC 2013 Produksi
Sembakung
Senoro-Toili PT Medco E&P 50% Sulawesi Tengah PSC – JOB 2027 Produksi (Lapangan
Tomori Sulawesi Tiaka)

Bawean Camar Bawean 65% Jawa Timur PSC 2011 Produksi


Petroleum Ltd
(afiliasi)
Lematang PT Medco E&P 74.12% (Operator) Sumatera Selatan PSC 2017 Produksi
Lematang (dan
Lematang E&P Ltd)

Block A PT Medco E&P 41,67% (Operator) NAD PSC 2011 Pengembangan


Malaka
Simenggaris PT Medco E&P 41,5% (Operator) Kalimantan Timur PSC – JOB 2028 Eksplorasi
Simenggaris
Merangin PT Medco E&P 80% Sumatera Selatan PSC 2033 Eksplorasi
Merangin
Bangkanai Bangkanai Petroleum 15% Kalimantan Timur PSC 2033 Eksplorasi
Berhad (afiliasi)
Yapen PT Medco E&P 15% Papua PSC 2029 Eksplorasi
Yapen
Bengara PT Medco E&P 35% Kalimantan Timur PSC 2029 Eksplorasi
Bengara
Nunukan PT Medco E&P 40% Kalimantan Timur PSC 2034 Eksplorasi
Nunukan
Jeruk Medco Straits 25% Jawa Timur Partisipasi Ekonomi 2027 Eksplorasi
Services Pte Ltd

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 75


Salinan 8 dari 50
Ringkasan kontrak luar negeri yang dilakukan Perseroan
Kesepakatan Bagi Hasil Minyak dan Gas dilakukan Perseroan dengan memiliki kesepakatan bagi hasil di Libia, Tunisia,
Yemen dan Kamboja, dan kontrak jasa di Oman dengan kerangka fiskal sebagai berikut:

Anak Perusahaan/ Kepemilikan Blok Jangka Waktu


Negara
Kontrak
Main Pass 57/64/65,
East Cameron 316/317/318, West Cameron 557, Mustang Island 758, Lihat detail dibawah
Medco Energi US LLC Amerika Serikat
West Delta 52, Walker Ranch, Vada (Martin/Mire)

3 tahun – eksplorasi
Medco International Blok E
Kamboja 25 tahun – produksi
Petroleum Ltd.
3 tahun – eksplorasi
Medco Cambodia Tonle Blok 12
Kamboja 25 tahun – produksi
Sap Ltd.
3 (+3) tahun –
Medco Yemen Amed
Blok 82 Yemen eksplorasi 20 tahun -
Ltd.
produksi

3 (+3) tahun –
Medco Yemen Arat Ltd. Blok 83 eksplorasi 20 tahun -
Yemen
produksi

Medco Tunisia Anaguid


Block Anaguid Tunisia 2 tahun untuk eksplorasi
Ltd.
10 tahun
Medco Oman LLC Karim Small Field Oman

Blok-blok Perseroan di Amerika Serikat diatur dengan sistem royalti berdasarkan jumlah produksi.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 76


Salinan 8 dari 50
2. Kegiatan Usaha
Unit usaha Perseroan secara umum adalah sebagai berikut:

PERSEROAN Inkubator

E&P Minyak dan E&P Minyak dan Pembangkit Listrik Industri Hilir
Gas Indonesia Gas Internasional (Downstream)

PT Medco E&P Medco Energi PT Medco Power PT Medco


Indonesia Global Pte Ltd Indonesia Downstream Indonesia

I. Eksplorasi dan Produksi Minyak dan Gas – Indonesia


Per 30 September 2009, Perseroan memegang hak partisipasi dalam 14 blok eksplorasi dan produksi, dan satu
partisipasi ekonomi di Indonesia, memproduksi sekitar 23,8 MMBOE minyak dan gas bumi pada tahun 2008, dan 14.9
MMBOE pada kuartal ketiga 2009 Operasi Perseroan di Indonesia membentang dari Aceh di ujung Barat Indonesia
hingga Papua di Timur. Pada tahun 2008, Eksplorasi dan Produksi – Indonesia berhasil membukukan penjualan minyak
dan gas masing-masing sebesar 44,69 MBOPD dan 102,06 BBTUPD. Sementara pada kuartal ketiga 2009, Perseroan
membukukan penjualan minyak dan gas masing-masing sebesar 34.98 MBOPD dan 102.97 BBTUPD. PT Medco E&P
Indonesia merupakan management holding atas seluruh aset E&P Minyak dan Gas Indonesia

II. Eksplorasi dan Produksi Minyak dan Gas – Internasional


Perseroan saat ini memegang hak partisipasi di 19 blok eksplorasi dan produksi di Amerika Serikat, Yemen, Libia,
Kamboja dan Tunisia serta sebuah jasa kontrak E&P di Oman. Pada tahun 2008, Eksplorasi dan Produksi –
Internasional berhasil membukukan penjualan minyak dan gas masing-masing sebesar 0,31 MBOPD dan 6,04
MMSCFD serta pada kuartal ketiga 2009, Perseroan membukukan penjualan minyak dan gas masing-masing sebesar
0,10 MBOPD dan 1,37 MMSCFD. E&P Minyak dan Gas Internasional dikelola oleh sub-holding Medco Energi Global Pte
Ltd, yang didirikan sejak 2007

III. Pembangkit listrik


Memasuki industri tenaga listrik pada tahun 2004, saat ini Perseroan melalui anak perusahaan memiliki saham di 4
(empat) proyek pembangkit listrik yang sudah beroperasi (Operating Assets) dengan total kapasitas gross sebesar 273.5
MW dan 1 (satu) proyek Operasi dan Pemeliharaan (O&M).

IV. Industri sektor hilir (downstream)


Perseroan memiliki dan mengoperasikan kilang LPG di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan dengan kapasitas sebesar
73.000 ton per tahun Perseroan juga memiliki dan mengoperasikan fasilitas penyimpanan dan distribusi bahan bakar di
Jakarta Utara, di mana kapasitas dari 5 (lima) tangki penyimpanan yang dimiliki Perseroan adalah 22.700 KL. Selain itu,
Perseroan memiliki 1 (satu) kilang bio ethanol di Lampung, dengan kapasitas 180 KL per hari atau setara dengan 60.000
KL per tahun. Bisnis industri sektor hilir dikelola oleh sub-holding PT Medco Downstream Indonesia yang didirikan pada
tahun 2004.

Inkubator – Unit yang mengembangkan aktivitas-aktivitas baru yang terkait dengan energi, namun diluar bisnis inti yang
sudah dijalankan oleh Perseroan (diluar eksplorasi dan produksi minyak dan gas, industri hilir dan pembangkit listrik), seperti
Coal Bed Methane (CBM), pipanisasi gas dan sebagainya.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 77


Salinan 8 dari 50
I. Eksplorasi dan Produksi Minyak dan Gas – Indonesia
E&P Minyak dan Gas Indonesia dikelola oleh sub-holding PT Medco E&P Indonesia.
Kesepakatan Bagi Hasil Minyak dan Gas
Mayoritas Anak Perusahaan yang bergerak di bidang minyak dan gas bumi berlokasi di Indonesia dan beroperasi
berdasarkan berbagai kesepakatan bagi hasil masing-masing dengan BPMigas.
Kontraktor diwajibkan untuk membayar bonus produksi kepada BPMigas apabila jumlah produksi tertentu tercapai. Pada saat
kontrak berakhir atau diputuskan, pelepasan sebagian kontrak area, atau penutupan lapangan, kontraktor mungkin
diharuskan untuk memindahkan semua peralatan dan instalasi dari kontrak area dan melakukan seluruh aktivitas restorasi
sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum di kontrak atau peraturan Pemerintah yang berlaku. Biaya untuk penutupan dan
pekerjaan restorasi area dapat dipulihkan berdasarkan masing-masing kontrak.

Uraian umum kesepakatan dan ketentuan dalam peraturan minyak dan gas bumi yang berlaku adalah sebagai berikut:
1. Kontrak Bagi Hasil (PSC) - Indonesia
PSC diberikan kuasa untuk mencari dan mengembangkan cadangan hidrokarbon komersial di area tertentu sebelum
berproduksi secara komersial. Kontraktor pada umumnya diwajibkan untuk menyerahkan kembali persentase tertentu
dari area kontrak pada tanggal tertentu, kecuali jika area tersebut terkait dengan permukaan lapangan dimana telah
ditemukan minyak dan gas. Tanggung jawab dari kontraktor dalam PSC umumnya termasuk menyediakan dana atas
semua aktivitas serta menyiapkan dan melaksanakan program kerja dan anggaran. Sebagai imbalannya, kontraktor
diijinkan untuk melakukan lifting atas minyak mentah dan produksi gas yang menjadi haknya.
Bagi hasil dalam bentuk First Tranche Petroleum (“FTP”) pada umumnya adalah sebesar 20% dari total produksi
sebelum dikurangi cost recovery tersedia untuk Pemerintah dan kontraktor sesuai dengan persentase hak bagi hasil
masing-masing. Jumlah produksi setelah FTP adalah jumlah yang tersedia untuk pemulihan biaya (cost recovery) bagi
kontraktor, yang dihitung dengan mengacu pada harga minyak mentah yang berlaku di Indonesia dan harga gas aktual.
Setelah kontraktor memulihkan semua biaya yang dikeluarkan, Pemerintah berhak memperoleh pembagian tertentu dari
hasil produksi minyak mentah dan gas bumi yang tersisa, selanjutnya kontraktor berhak atas sisanya sebagai bagian
ekuitas (laba). Kontraktor diwajibkan untuk membayar pajak badan atas bagian labanya berdasarkan tarif pajak yang
berlaku di Indonesia pada saat PSC tersebut dilaksanakan. PSC di Indonesia wajib memenuhi domestic market
obligation (DMO) dimana kontraktor harus menyediakan kepada pasar domestik sebanyak yang lebih rendah antara
25% dari (i) bagian kontraktor sebelum pajak atas total produksi minyak bumi dan (ii) bagian laba kontraktor atas minyak.

2. Kontrak Bantuan Teknis (TAC) - Indonesia


TAC diberikan pada wilayah yang belum atau telah berproduksi untuk jangka waktu tertentu, tergantung pada perjanjian
kontraknya. Produksi minyak atau gas bumi dibagi terlebih dahulu menjadi bagian yang tidak dapat dibagikan (non-
shareable) dan bagian yang dapat dibagikan (shareable). Bagian yang tidak dapat dibagikan merupakan produksi yang
diperkirakan dapat dicapai dari suatu wilayah (berdasarkan data historis produksi dari suatu wilayah) pada saat
perjanjian TAC ditandatangani dan menjadi hak milik PT Pertamina (Persero) (Pertamina). Dalam TAC, produksi dari
bagian yang tidak dapat dibagikan akan menurun setiap tahunnya. Bagian yang dapat dibagikan berkaitan dengan
penambahan produksi yang berasal dari investasi pihak operator terhadap wilayah yang bersangkutan secara umum
dibagikan kepada kedua belah pihak dengan cara yang sama seperti PSC.

3. Joint Operating Body (JOB) - Indonesia


Berarti Joint Operating Body, kegiatan operasional dilakukan oleh badan operasi bersama yang dikepalai oleh Pertamina
dan dibantu oleh kontraktor sebagai pihak kedua dalam JOB. Dalam JOB, 50% dari produksi merupakan milik Pertamina
dan sisanya adalah bagian yang dapat dibagikan dan dibagikan kepada pihak-pihak dengan cara yang sama seperti
PSC.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 78


Salinan 8 dari 50
Aset di Indonesia
Per 30 September 2009, operasi E&P minyak dan gas Indonesia beroperasi di 15 Blok yang terdiri dari 7 aset produksi, 1
pengembangan, 6 eksplorasi, dan 1 partisipasi ekonomi, di seluruh pelosok Indonesia dari bagian barat (Sumatera) hingga di
bagian timur (Papua).

A. Aset Produksi
1. Blok Rimau, Sumatera Selatan

Blok Rimau

Jenis Kontrak PSC


Luas Wilayah (km2) 1.577
Masa Akhir Kontrak 2023
Pemegang Hak Partisipasi PT Medco E&P Rimau - 95% (operator)
Perusahaan Daerah Pertambangan & Energi Sumsel (PDPDE) - 5%
Status Produksi

PSC pada awalnya dianugerahkan kepada PT Stanvac Indonesia. Pada tanggal 22 Desember 1995 PT Medco E&P
Indonesia mengakuisisi PT Stanvac dan karenanya menjadi operator PSC Rimau melalui PT Medco E&P Rimau.
Perpanjangan PSC ditandatangani di April 2003 dan akan berlaku sampai dengan April 2023. PT Medco E&P Rimau,
sebagai operator, mengalihkan 5% hak partisipasi kepada pemerintah lokal Sumatera Selatan melalui Perusahaan
Daerah Pertambangan dan Energi Sumatera Selatan, sesuai dengan kebijakan pemerintah Indonesia. Maka efektif
sejak 1 Juli 2003, hak kepemilikan Perseroan di PSC Rimau menjadi 95%.
Per 30 September 2009, Blok ini memiliki cadangan terbukti (proved reserve) sebesar 39.330 MBOE dan cadangan
terbukti dan terduga (proved and probable reserve) sebesar 82.710 MBOE. Total rata-rata penjualan minyak (oil lifting)
dari Blok ini adalah 20.50 MBOPD.
Proyek EOR Rimau merupakan salah satu proyek utama Perseroan pada saat ini. Keterangan lebih lanjut mengenai
proyek ini dapat dilihat pada bagian “Proyek Utama Perseroan” di bab ini.

2. South & Central Sumatera

Blok South & Central Sumatera

Jenis Kontrak PSC


Luas Wilayah (km2) 6.493

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 79


Salinan 8 dari 50
Masa Akhir Kontrak 2013
Pemegang Hak Partisipasi PT Medco E&P Indonesia - 100% (operator)
Status Produksi

Perseroan memperoleh hak di blok ini pada saat yang bersamaan dengan Blok Rimau melalui akuisisi PT Stanvac
Indonesia.
Untuk mengoptimalkan produksi dari blok ini, pada tahun 2008, Perseroan telah melakukan kegiatan berikut:
• Menyelesaikan proyek peningkatan produksi fase-1 di lapangan Soka dan Lagan, serta memasang kompresor untuk
penggunaan pembakaran gas ikutan yang berhasil menurunkan pembakaran gas ikutan sebesar 7,5 MMSCFD.
• Memasang genset untuk proyek peningkatan pembangkit di lapangan Jene dalam rangka meningkatkan efektifitas
tingkat injeksi agar dapat mempertahankan produksi dari lapangan Jene. Pemasangan genset telah meningkatkan
produksi dari 1.300 BOPD (GL) menjadi 1,700 BOPD (NF).
• Menyelesaikan fase-1 proyek Fariz untuk pembangunan fasilitas pengumpul minyak yang dapat mengakomodasi
700 BOPD produksi minyak awal yang berasal dari 6 sumur hasil pemboran pertama di lapangan Fariz.
• Melakukan proyek reaktivisasi lapangan Ibul
Per 30 September 2009 blok ini memiliki cadangan terbukti (proved reserve) sebesar 15.003 MBOE dan cadangan
terbukti dan terduga (proved and probable reserve) sebesar 34.412 MBOE. Total rata-rata penjualan minyak (oil lifting)
dari Blok ini adalah 8,70 MBOPD, dimana penjualan gas rata-rata dari aset ini adalah 92,81 BBTUPD.
Pada tanggal 14 April 2008, Perseroan menandatangani amandemen PJBG dengan PLN untuk menyalurkan gas sebanyak
37 BBTUD dengan harga USD4,17/MMBTU dengan kenaikan 3% per tahun. Perseroan saat ini sedang dalam diskusi
dengan Pemerintah Indonesia dalam rangka perpanjangan PSC yang akan berakhir pada tahun 2013. Perseroan
merencanakan program pengeboran 26 sumur pengembangan selama tiga tahun ke depan dalam rangka menahan
penurunan produksi. Perusahaan juga mengadakan pemasangan 12 inchi pipa sepanjang 62 kilometer dari Gunung Megang
sampai Pagar Dewa untuk menyalurkan gas dari South Sumatra Extension sampai Jawa Barat.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 80


Salinan 8 dari 50
3. Tarakan, Kalimantan Timur

Blok Tarakan

Jenis Kontrak PSC


Luas Wilayah (km2) 180
Masa Akhir Kontrak 2022
Pemegang Hak Partisipasi PT Medco E&P Tarakan - 100% (operator)
Status Produksi

Di tahun 1992, Perseroan menandatangani PSC untuk eksplorasi blok Tarakan (PSC Tarakan) yang terletak di pulau
Tarakan, bagian utara Kalimantan Timur, di bagian Tesoro. PSC Tarakan dimulai tahun 1982 dengan Pertamina untuk
jangka waktu 20 tahun yang telah berakhir di tahun 2002 dan telah diperpanjang untuk jangka waktu 20 tahun sampai
dengan tahun 2022. Perseroan adalah operator blok dengan kepemilikan 100%. PSC Tarakan pada saat ini mencakup
180 kilometer persegi.

Pada tahun 2008, blok ini mengimplementasikan program pengeboran sebanyak 4 sumur pengembangan dan 1 sumur
eksplorasi. Per 30 September 2009 blok ini memiliki cadangan terbukti (proved reserve) sebesar 2,982 MBOE dan
cadangan terbukti dan terduga (proved and probable reserve) sebesar 4,773 MBOE. Total rata-rata penjualan minyak
(oil lifting) dari Blok ini adalah 1,52 MBOPD dan dimana penjualan gas rata-rata dari aset ini adalah 6,45 BBTUPD.

Kontrak Kalimantan Timur TAC pada blok ini berakhir pada tahun 2008. Perseroan berencana untuk mengebor satu
sumur wildcat baik pada tahun 2011 dan satu lagi pada tahun 2012.

4. Sembakung, Kalimantan Timur.

Blok Sembakung

Jenis Kontrak TAC


Luas Wilayah (km2) 23
Masa Akhir Kontrak 2013
Pemegang Hak Partisipasi PT Medco E&P Sembakung - 100% (operator)
Status Produksi

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 81


Salinan 8 dari 50
Perseroan mengakuisisi 100% kepemilikan di blok Sembakung pada akhir September 2005. Blok Sembakung berlokasi
di dekat blok Tarakan. Pada tahun 2008, Blok Sembakung mengimplementasikan program pengeboran sebanyak 4
sumur produksi. Per 30 September 2009 blok ini memiliki cadangan terbukti (proved reserve) sebesar 3.170 MBOE dan
cadangan terbukti dan terduga (proved and probable reserve) sebesar 5.504 MBOE. Berdasarkan 50% hak partisipasi,
total rata-rata penjualan minyak (oil lifting) dari Blok ini adalah 1,59 MBOPD. Perseroan tidak berencana untuk
melakukan program pengeboran baik untuk pengembangan maupun eksplorasi.

5. Senoro-Toili, Sulawesi Tengah

Blok Senoro-Toili

Jenis Kontrak PSC – JOB


Luas Wilayah (km2) 451
Masa Akhir Kontrak 2027
Pemegang Hak Partisipasi PT Medco E&P Tomori Sulawesi - 50%,
PT Pertamina Hulu Energi Sulawesi - 50%,
Status Produksi – Oil (Tiaka Field)

Perseroan memiliki 95% kepemilikan di Medco Tomori, yang memiliki 50% hak partisipasi di blok Senoro-Toili
berdasarkan PSC tanggal 4 Desember 1997 dalam JOB Tomori. Blok JOB Senoro-Toili memiliki cadangan minyak dan
gas terbukti dan terduga dalam jumlah yang signifikan yang dimiliki Perseroan saat ini. Blok ini terdiri dari dua wilayah:
Senoro (di darat) meliputi 188 kilometer persegi saat ini dan Toili (lepas pantai) mencakup luas 263 kilometer persegi.
Perseroan memiliki 50% hak partisipasi efektif di Blok Senoro-Toili dan mengoperasikan Blok ini bersama dengan
Pertamina sesuai pengaturan JOB.
Per 30 September 2009 blok Senoro Toili (Tiaka Field) memiliki cadangan terbukti (proved reserve) sebesar 1.449
MBOE dan cadangan terbukti dan terduga (proved and probable reserve) sebesar 3.471 MBOE. Total rata-rata
penjualan minyak (oil lifting) dari blok ini, berdasarkan 50% hak partisipasi, adalah 1,11 MBOPD. Proyek Pengembangan
Gas Field Senoro dan PT DSLNG merupakan salah satu proyek utama Perseroan pada saat ini. Keterangan lebih lanjut
mengenai proyek ini dapat dilihat pada bagian “Proyek Utama Perseroan” di bab ini.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 82


Salinan 8 dari 50
6. Bawean, Jawa Timur

Blok Bawean

Jenis Kontrak PSC


Luas Wilayah (km2) 3.025
Masa Akhir Kontrak 2011
Pemegang Hak Partisipasi Camar Resources Canada Inc. - 35% (operator),
Camar Bawean Petroleum Ltd (CBPL)* - 65%,
*CBPL merupakan afiliasi Perseroan
Status Produksi

PSC Bawean yang dioperasikan Perseroan berasal dari produksi kotor lapangan minyak Camar. PSC Bawean
ditandatangani pada tanggal 11 Februari 1981 antara Pertamina dan Kerr McGee. Kontrak PSC akan berakhir tahun
2011. Camar Resources Canada (CRC) saat ini adalah operator dari PSC. Perseroan mengakuisisi 70% hak partisipasi
di PSC Bawean pada tanggal 26 November 2004 melalui CRC. CRC mengalihkan 65% haknya atas PSC Bawean
kepada Camar Bawean Petroleum Limited (CBPL) pada bulan Juni 2006.
Per 30 September 2009 blok ini memiliki cadangan terbukti (proved reserve) sebesar 13.399 MBOE dan cadangan
terbukti dan terduga (proved and probable reserve) sebesar 14.789 MBOE. Total rata-rata penjualan minyak (oil lifting)
dari Blok ini adalah 0,70 MBOPD.
Saat ini operator sedang mengusahakan perpanjangan PSC Bawean untuk mengeksploitasikan sisa cadangan yang
didapatkan kembali di lapangan Camar dan kemudian mengeksplorasi prospek eksplorasi substansial yang diidentifikasi
baik di wilayah Camar maupun Tuban. Rencana lebih lanjut untuk pengembangan PSC Bawean meliputi workover;
pemboran infill dan pemboran pengembangan; pengembangan minyak kental dan pengembangan cadangan lapangan
gas Camar.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 83


Salinan 8 dari 50
7. Lematang, Sumatera Selatan

Blok Lematang

Jenis Kontrak PSC


Luas Wilayah (km2) 409
Masa Akhir Kontrak 2017
Pemegang Hak Partisipasi PT Medco E&P Lematang – 51.1176% (operator)
Lematang E&P Ltd - 23%
Lundin Lematang BV - 25.88%
Status Produksi (belum secara penuh)

Per 30 September 2009, blok ini memiliki cadangan terbukti (proved reserve) sebesar 5.116 MBOE dan cadangan
terbukti dan terduga (proved and probable reserve) sebesar 13.704 MBOE. Total rata-rata penjualan minyak (oil lifting)
dari Blok ini adalah 0,01 MBOPD.
Proyek Pengembangan Gas Singa yang terletak di Blok ini merupakan salah satu proyek utama Perseroan pada saat ini.
Keterangan lebih lanjut mengenai proyek ini dapat dilihat pada bagian “Proyek Utama Perseroan” di bab ini.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 84


Salinan 8 dari 50
B. Aset Pengembangan
1. Block A, Nanggroe Aceh Darussalam

Blok Block A

Jenis Kontrak PSC


Luas Wilayah (km2) 1.803
Masa Akhir Kontrak 2011
Pemegang Hak Partisipasi PT Medco E&P Malaka - 41.67% (operator)
Premier Oil Sumatera (North) BV - 41.67%
Japex Block A Ltd - 16.67%
Status Pengembangan

Per 30 September 2009, blok ini memiliki cadangan kontinjen (contingent reserve) sebesar 22.067 MBOE dan saat ini
sedang dalam tahap pengembangan. Proyek Pengembangan Gas Block A merupakan salah satu proyek utama
Perseroan pada saat ini. Keterangan lebih lanjut mengenai proyek ini dapat dilihat pada bagian “Proyek Utama
Perseroan” di bab ini.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 85


Salinan 8 dari 50
C. Aset Eksplorasi
1. Simenggaris, Kalimantan Timur

Blok Simenggaris

Jenis Kontrak PSC - JOB


Luas Wilayah (km2) 1.351
Masa Akhir Kontrak 2028
Pemegang Hak Partisipasi PT Medco E&P Simenggaris – 41,5% (operator),
PT Pertamina Hulu Energi Simenggaris – 37,5%,
Salamander Energy (Simenggaris) Ltd. – 21,0%
Status Eksplorasi

Pada bulan Januari 2000, Perseroan membeli 75% saham Medco Simenggaris Pty Ltd, yang mempunyai 62,5%
kepemilikan di Blok Simenggaris yang terletak di Kalimantan Timur, berdekatan dengan kegiatan Perseroan di pulau
Tarakan. Medco Simenggaris Pty Ltd dan Pertamina telah bekerjasama untuk pengelolaan blok Simenggaris
berdasarkan perjanjian blok Simenggaris. Pada bulan November 2001, Perseroan telah menjual 15% saham Medco
Simenggaris Pty Ltd ke perusahaan minyak Falcon Pte. Ltd. untuk mengurangi saham di Medco Simenggaris Pty Ltd
menjadi 60% sehingga porsi kepemilikan Perseroan atas Medco Simenggaris Pty Ltd hanya tinggal sebesar 38%.
Medco Simenggaris Pty Ltd memperoleh kontrak JOB Simenggaris pada tahun 1998 selama 30 tahun sampai dengan
tahun 2028. BPMigas mempunyai hak untuk menuntut agar 6,5% kepemilikan di JOB Simenggaris ditawarkan kepada
investor Indonesia. Pada bulan Juni 2007, Perseroan menjual 21% hak partisipasi ke Salamander Energy (Simenggaris)
Ltd. Setelah penjualan ini, hak partisipasi efektif Perseroan menjadi 41,5% di Blok ini.
Per 30 September 2009, blok ini memiliki cadangan kontinjen (contingent reserve) sebesar 10.535 MBOE dan saat ini
sedang dalam tahap pengembangan.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 86


Salinan 8 dari 50
2. Merangin-I, Sumatera Selatan

Blok Merangin-I

Jenis Kontrak PSC


Luas Wilayah (km2) 2.577
Masa Akhir Kontrak 2033
Pemegang Hak Partisipasi PT Medco E&P Merangin - 80% (operator),Moeco Merangin Co. Ltd. - 20%
Status Eksplorasi

PSC Merangin-I adalah ladang migas yang berlokasi di sebelah barat laut ladang Kaji Semoga, ladang Perseroan yang
paling produktif. Ladang ini meliputi wilayah seluas 2.577 km2. Perseroan membeli 100% kepemilikan atas ladang ini
melalui proses pelelangan terbuka yang diadakan oleh BPMigas pada pertengahan 2003. Pengumuman pemenang
lelang dilakukan pada Agustus 2003 dan pada bulan Oktober tahun yang sama, Perseroan dan BPMigas telah
menandatangani perjanjian PSC. Pada bulan Juli 2005, Perseroan menandatangani Perjanjian Farm-in dengan PTTEP
Merangin Company Ltd dan Moeco Merangin Co Ltd dan kepemilikan Perseroan berkurang menjadi 41%. Pada tahun
2009, PTTEP melepas 40% hak partisipasinya di Blok Merangin-I kepada PT Medco E&P Merangin.
Pada tahun 2008, blok ini mengimplementasikan program pengeboran sebanyak 1 sumur eksplorasi. Perseroan telah
mengebor satu sumur eksplorasi sejak tahun 2005, yang dianggap non-komersial. Perseroan berencana untuk terus
menggali prospek tambahan di blok ini.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 87


Salinan 8 dari 50
3. Bangkanai, Kalimantan Timur

Blok Bangkanai

Jenis Kontrak PSC


Luas Wilayah (km2) 6.976
Masa Akhir Kontrak 2033
Pemegang Hak Partisipasi Elnusa Bangkanai Energy Ltd. – 50,01% (operator),
Mitra Energi Bangkanai Ltd. – 34,99%,
Bangkanai Petroleum (L) Berhad (BPLD)* - 15%,
*BPLD merupakan afiliasi Medco
Status Eksplorasi

Perseroan mengakuisisi 15% hak partisipasi di Blok ini dari Mitra Energi Bangkanai pada tahun 2006. Blok Bangkanai
dioperasikan oleh Elnusa.
Per 30 September 2009. blok ini memiliki cadangan kontinjen (contingent reserve) sebesar 3.638 MBOE dan saat ini
sedang berada dalam tahap eksplorasi.

4. Yapen, Papua

Blok Yapen

Jenis Kontrak PSC


Luas Wilayah (km2) 9.500
Masa Akhir Kontrak 2029
Pemegang Hak Partisipasi Continental GeoPetro (Yapen) Ltd - 85% (operator),
PT Medco E&P Yapen – 15%
Status Eksplorasi

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 88


Salinan 8 dari 50
Pada bulan November 2002, Perseroan menandatangani perjanjian akuisisi 90% kepemilikan atas kontrak PSC
berjangka waktu 30 tahun untuk melaksanakan eksplorasi di blok Yapen, yang terletak di lepas pantai Barat Laut Papua
(PSC Yapen), dengan Continental Energy Yapen. Luas areal blok Yapen adalah 9.500 kilometer persegi. Perseroan
sedang mempertimbangkan untuk mendivestasi seluruh hak partisipasi di blok ini.

5. Bengara, Kalimantan Timur

Blok Bengara

Jenis Kontrak PSC


Luas Wilayah (km2) 2.311
Masa Akhir Kontrak 2029
Pemegang Hak Partisipasi PTT EP Bengara I Co. Ltd. - 40%,
PT Medco E&P Bengara - 35% (operator),
Salamander Energy (Bengara) Ltd. - 25%,
Status Eksplorasi

Pada bulan Desember 2001, Perseroan membeli 95% saham PT Petroner Bengara Energi yang mempunyai 100%
kepemilikan di Bengara (PSC Bengara). Blok Bengara terletak di daratan pulau Tarakan, Kalimantan Timur. Kontrak
PSC Bengara berjangka waktu selama 30 tahun sampai dengan tahun 2029. Perseroan berencana untuk mengebor
sumur appraisal atau delineation di tahun 2010

6. Nunukan, Kalimantan Timur

Blok Nunukan

Jenis Kontrak PSC


Luas Wilayah (km2) 4.917
Masa Akhir Kontrak 2034
Pemegang Hak Partisipasi PT Medco E&P Nunukan - 40%,
Anadarko Indonesia Nunukan Co. - 60%
Status Eksplorasi

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 89


Salinan 8 dari 50
Pada tanggal 12 Desember 2004, PT Medco E&P Nunukan, anak perusahaan Perseroan, telah melakukan perjanjian
Kontrak Bagi Hasil dengan BP Migas untuk pengembangan Blok Nunukan di Kalimantan Timur. Kontrak ini berjangka
waktu 30 (tiga puluh) tahun sampai 2034. Perseroan memegang 51% hak partisipasi di blok Nunukan melalui anak
perusahaan yang dimiliki penuh, PT Medco E&P Nunukan dan Anadarko Indonesia Nunukan Co. memiliki 49% hak
partisipasi. Saat ini, Perseroan memegang 40% hak partisipasi di Blok ini dan 60% dimiliki Anadarko yang juga sebagai
operator. Pemboran sumur eksplorasi (Badik-1) telah disetujui oleh pemerintah.

D. Partisipasi Ekonomi
1. Lapangan Jeruk di Sampang PSC, Jawa Timur

Lapangan Lapangan Jeruk di Sampang PSC

Jenis Kontrak Partisipasi Ekonomi


Luas Wilayah (km2) 2.007
Masa Akhir Kontrak 2027
Pemegang Hak Partisipasi Santos - 45% (operator)
Medco Straits Services Pte Ltd - 25 %
Singapore Petroleum Company - 21.8%
Cue Energy Resources - 8.2%
Status Eksplorasi

Pada awal tahun 2006, Perseroan mengakusisi 25% partisipasi ekonomi dari Singapore Petroleum Sampang (SPC) dan
Cue Sampang Pty. Ltd. (Cue), serta membayarkan biaya pemboran dan modal kerja sebelumnya yang telah dikeluarkan
SPC dan Cue hingga akhir Desember 2006. Lapangan Jeruk berlokasi di dalam PSC Blok Sampang dan dioperasikan
oleh Santos.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 90


Salinan 8 dari 50
II. E&P Internasional
E&P Minyak dan Gas Internasional dikelola oleh sub-holding Medco Energy Global Pte. Ltd (MEG). Pendirian MEG bertujuan
untuk mengidentifikasi peluang bisnis sekaligus mengoperasikan blok minyak dan gas secara Internasional. MEG
mengoperasikan portofolio bisnisnya dalam tiga kelompok besar, masing-masing: Blok produksi dan eksplorasi di Amerika
Serikat dan kontrak kerjasama di Oman, Blok Evaluasi Pengembangan di Libia serta Blok Eksplorasi di Tunisia,Yemen dan
Kamboja.
Persentase bagi hasil dan lokasi atas masing-masing blok adalah sebagai berikut:
Negara Jangka Perjanjian Bagi Hasil, Konsesi
Anak Perusahaan/ Kepemilikan Blok Waktu Pemerintah Anak Perusahaan
Kontrak Setempat
Medco Energi US Main Pass 57/64/65, Amerika Lihat detail Royalti sesuai Keuntungan setelah
LLC East Cameron Serikat dibawah kontrak konsesi dikurangi Royalti untuk
316/317/318, West masing-masing blok pemerintah lokal
Cameron 557, Mustang
Island 758, West Delta
52, Walker Ranch, Vada
(Martin/Mire)

Medco International Blok E Kamboja 3 tahun – 42% dari 58% dari keuntungan
Petroleum Ltd. eksplorasi keuntungan (apabila (apabila produksi
25 tahun – produksi minyak minyakmencapai 10.000
produksi mencapai 10.000 BOPD) dan 53% - 38%
BOPD) dan 47% - (apabila produksi di atas
62% (apabila 10.000 BOPD)
produksi di atas
10.000 BOPD)
65% dari produksi gas
35% dari produksi bersih seusai syarat
gas bersih sesuai dalam kontrak kerjasama
syarat dalam
kontrak kerjasama

Medco Cambodia Blok 12 Kamboja 3 tahun – 42% dari 58% dari keuntungan
Tonle Sap Ltd. eksplorasi keuntungan (apabila (apabila produksi
25 tahun – produksi minyak minyakmencapai 10.000
produksi mencapai 10.000 BOPD) dan 47% - 62%
BOPD) dan 47% - (apabila produksi di atas
62% (apabila 10.000 BOPD)
produksi di atas
10.000 BOPD)
65% dari produksi gas
35% dari produksi bersih sesuai syarat
gas bersih sesuai dalam kontrak kerjasama
syarat dalam
kontrak kerjasama

Medco Yemen Amed Blok 82 Yemen 3 (+3) 80% dari 20% dari keuntungan
Ltd. tahun – keuntungan (apabila (apabila produksi minyak
eksplorasi produksi minyak mencapai 25.000 BOPD)
20 tahun - mencapai 25.000 dan 17,5% - 10%
produksi BOPD) dan 82,5% - (apabila produksi di atas
90% (apabila 25.000 BOPD)
produksi di atas
25.000 BOPD)
27,5% dari keuntungan
72,5% dari (jika produksi gas
keuntungan (jika mencapai 25.000
produksi gas MMSCFPD) dan 25% -
mencapai 25.000 17,5% (apabila produksi
MMSCFPD) dan di atas 25.000
75% - 82,5% MMSCFPD)
(apabila produksi di
atas 25.000
MMSCFPD)

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 91


Salinan 8 dari 50
Negara Jangka Perjanjian Bagi Hasil, Konsesi
Anak Perusahaan/ Kepemilikan Blok Waktu Pemerintah Anak Perusahaan
Kontrak Setempat
Medco Yemen Arat Blok 83 Yemen 3 (+3) 75% dari 25% dari keuntungan
Ltd. tahun – keuntungan (apabila (apabila produksi minyak
eksplorasi produksi minyak mencapai 25.000 BOPD)
20 tahun - mencapai 25.000 dan 17,5% - 10%
produksi BOPD) dan 82,5% - (apabila produksi di atas
90% (apabila 25.000 BOPD)
produksi di atas
25,000 BOPD)
27,5% dari keuntungan
72,5% dari (jika produksi gas
keuntungan (jika mencapai 25.000
produksi gas MMSCFPD) dan 25% -
mencapai 25.000 17,5% (apabila produksi
MMSCFPD) dan di atas 25.000
75% - 82,5% MMSCFPD)
(apabila produksi di
atas 25.000
MMSCFPD)

Medco Tunisia Block Anaguid Tunisia 2 tahun Berupa pajak Pendapatan dari total
Anaguid Ltd. untuk sebesar 50% produksi setelah pajak
eksplorasi 50%
Medco Oman LLC Karim Small Field Oman 10 tahun 96,02% dari 3,98% dari keuntungan
keuntungan

Ringkasan mengenai Operasi E&P Internasional


Ringkasan mengenai Operasi E&P Internasional
Blok Produksi
Produksi bersih gas dari blok di Amerika Serikat mencapai 6,04 MMSCFD, sedangkan produksi minyak mencapai 310 BOPD
selama tahun 2008. Sementara sampai dengan kuartal ketiga 2009, produksi bersih blok Amerika Serikat adalah 1,37
MMSCFD (gas) dan 104,94 BOPD (minyak). Produksi dari hasil kontrak kerjasama di Oman mencapai 8.830 BOPD (net
Medco). Atas kontrak kerjasama ini, Perseroan memperoleh imbal bagi hasil (profit fee) sebesar 3,98% (lihat tabel di atas).
Blok Evaluasi Pengembangan
Hasil eksplorasi Perseroan di blok 47 Libia berhasil dengan sukses, dimana Perseroan telah melakukan pemboran sumur
explorasi dan appraisal sebanyak 21 sumur. Dari 21 sumur 14 sumur telah diuji dan ditemukan cadangan kontinjensi
(contingent reserve on best estimate basis) minyak mencapai sekitar 176 juta BOE (yaitu 50% bagian Perseroan dari taksiran
sekitar 352 juta BOE cadangan kontijensi blok tersebut), sesuai dengan estimasi independen pihak ketiga, DeGolyer &
MacNaughton. Perseroan besama dengan partner akan mengajukan rencana pengembangan komersial dari blok ini kepada
pihak NOC (National Oil Corporation) Libia. Dari rencana pengembangan blok ini diharapkan dapat memproduksi minyak
sebesar 50.000 BOPD di tahap awal.
Blok Eksplorasi
Blok Eksplorasi Anaguid di Tunisia mempunyai struktur geologis yang hampir sama dengan blok 47 di Libia, dimana dalam
blok ini telah ditemukan potensi cadangan gas. Perseroan bersama pihak partner dalam blok ini (Pioneer) masih harus
melakukan evaluasi geologi dan geofisika sebelum memutuskan rencana pengeboran sumur di tahun depan.
Perseroan masih melakukan aktivitas seismik di blok E (Offshore) dan 12 (Onshore) Kamboja. Keputusan untuk melakukan
pengeboran sumur eksplorasi masih menunggu hasil interpretasi seismik tersebut. Hal yang sama juga sedang dipersiapkan
Perseroan untuk 2 blok eksplorasi di Yemen, masing-masing blok 82 dan 83. Keduanya terletak di daratan (Onshore).

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 92


Salinan 8 dari 50
Aset Internasional
Per 30 September 2009, seluruh aset internasional memiliki cadangan terbukti (proved reserve) sebesar 7.386 MBOE dan
cadangan terbukti dan terduga (proved and probable reserve) sebesar 10.707 MBOE. Total rata-rata penjualan minyak (oil
lifting) dari aset internasional adalah 104,94 BOPD, dimana produksi gas rata-ratanya adalah 1,37 MMSCFD, seluruhnya dari
Blok Aset Amerika Serikat. MedcoEnergi telah mengambilalih Perjanjian Leasing atas blok produksi di wilayah East
Cameron, yaitu Blok 316. untuk meningkatkan cadangan dan produksi gas alamnya.
1. East Cameron 317/318

Blok East Cameron 317/318

Negara AS
Jenis Kontrak Konsesi
Wilayah (Km2) 40,5
Kontrak Berakhir Held by Production
Pemegang Hak Partisipasi Medco Energi US LLC - 75%,
Leed Petroleum LLC - 25%
Status Produksi

Wilayah East Cameron, lepas pantai Negara Bagian Louisiana, Gulf Mexico
Perseroan memegang Perjanjian Leasing Blok 317 dan 318 di wilayah East Cameron sejak mengambilalih 100% saham
Novus Petroleum Ltd. tahun 2004. Blok-blok ini merupakan penghasil gas alam yang di salurkan ke industri terdekat.
Pada tanggal 1 dan 13 September 2008, badai Ike dan Gustav menghantam Louisiana. Badai tersebut merusak fasilitas
produksi dan jalur pipa yang di gunakan Perseroan untuk produksi gas alamnya dari Blok 317 dan 318 di wilayah East
Cameron. Akibatnya, produksi gas alam dari blok tersebut harus dihentikan untuk waktu yang tidak dapat di tentukan
sehingga jalannya produksi baik minyak maupun gas menjadi terhambat. Per 30 September 2009, cadangan 1P dan 2P
dari Blok 317 dan 318 adalah masing-masing 187 MBOE dan 476 MBOE.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 93


Salinan 8 dari 50
2. East Cameron 316

Blok East Cameron 316

Negara AS
Jenis Kontrak Konsesi
Wilayah (Km2) 20,23
Kontrak Berakhir Held by Production
Pemegang Hak Partisipasi Medco Energi US LLC – 100%
Status Produksi

Wilayah East Cameron, lepas pantai East Cameron Area, Teluk Mexico, Amerika Serikat
Pada bulan Februari 2009, Medco Energi US LLC mengakuisi 100% hak partisipasi di blok 316 dari Energy Resources
Technology GOM, Inc. (ERT) yang terletak di East Cameron Area, Teluk Mexico, Amerika Serikat dan bertindak sebagai
operator dari blok tersebut. Produksi dari blok tersebut terhenti sementara menunggu perbaikan pipa penyaluran Sea
Robin.
Per 30 September 2009, cadangan 1P dan 2P dari Blok ini adalah masing-masing sebesar 1.949 MBOE dan 2.376
MBOE.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 94


Salinan 8 dari 50
3. Main Pass 64/65

Blok Main Pass 64/65

Negara AS
Jenis Kontrak Konsesi
Wilayah (Km2) 28,4
Kontrak Berakhir Held by Production
Pemegang Hak Partisipasi Medco Energi US LLC - 75%,
Leed Petroleum LLC - 25%
Status Produksi

Wilayah Main Pass, lepas pantai Negara Bagian Louisiana, Gulf Mexico
Perseroan memegang Perjanjian Leasing dari Blok 64 dan 65 di wilayah Main Pass sejak mengambilalih 100% saham
Novus Petroleum Ltd. tahun 2004. Sementara, penyertaan hak partisipasi sebesar 7% atas Perjanjian Leasing di Blok
57 di lakukan pada bulan Maret 2008. Blok-blok ini merupakan penghasil minyak mentah dan gas alam yang di salurkan
ke industri terdekat.
Meskipun badai Ike dan Gustav tidak merusak fasilitas produksi MedcoEnergi di wilayah Main Pass, akan tetapi, badai
merusak fasilitas jalur pipa yang digunakan Perseroan untuk menyalurkan produksi minyak dan gas dari Blok 64 dan 65
di wilayah Main Pass. Dengan demikian, produksi gas Perseroan agak sedikit menurun menjadi 151 MMCF di tahun
2008 dari 167 MMCF di tahun 2007. Meskipun demikian, Perseroan tetap dapat meningkatkan produksinya sedikit
menjadi 108 MBBLS di tahun 2008 dibandingkan dengan 107 MBBLS di tahun 2007.
Per 30 September 2009, cadangan 1P dan 2P dari Blok ini adalah masing-masing sebesar 2.308 MBOE dan 3.969
MBOE, setelah memperhitungkan produksi minyak dan gas dengan total sebesar 58 MBOE.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 95


Salinan 8 dari 50
4. Main Pass 57

Blok Main Pass 57

Negara AS
Jenis Kontrak Konsesi
Wilayah (Km2) 10,1
Kontrak Berakhir Held by Production
Pemegang Hak Partisipasi Samson Offshore - 25,00%
Reef Global Energy I, L,P, - 4,69%
Bright & Company I, Ltd, - 4,69%
Palace Exploration Company - 23,44%
Fidelity Exploration & Production Co, - 32,81%
Leed Petroleum LLC - 2,34%
Medco Energi US LLC - 7,03%
Status Produksi

Wilayah Main Pass, lepas pantai Mexico Gulf, Amerika Serikat


Pada tanggal 1 Agustus 2007, Medco Energi US LLC membeli 7.03% hak partisipasi kontrak lease atas blok Main Pass
57 yang berlokasi di Mexico Gulf, Amerika Serikat dari Challenger Minerals, Inc.. Dengan luas 2.497 acre, blok ini ada di
dalam tahap produksi, dan sebagai hasil akuisisi Perseroan berhak atas 5,53% dari penghasilan bersih. Program kerja
secara efektif baru dimulai di tahun 2008. Dikarenakan badai Gustav di tahun 2008 yang menyebabkan kerusakan pada
pipa penyaluran ke Henry Hub yang dimiliki oleh pihak ketiga, produksi di blok tersebut terhenti untuk sementara.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 96


Salinan 8 dari 50
5. Mustang Island 758

Blok Mustang Island 758

Negara AS
Jenis Kontrak Konsesi
Wilayah (Km2) 23,3
Kontrak Berakhir Held by Production
Pemegang Hak Partisipasi Rampant Lion Energy LLC – 11,25%,
Medco Energi US LLC – 66,25%
Challenger Minerals – 22,50%
Status Produksi (Mulai berproduksi pada bulan November 2007)

Wilayah Mustang Island, lepas pantai Negara Bagian Texas, Gulf of Mexico
Perseroan mengambilalih 43,75% hak partisipasi dalam Perjanjian Leasing atas Blok 758 di wilayah Mustang Island dari
Rampant Lion Energy LL.C dan di jadikan sebagai operator blok pada tahun 2006. Pada tahun 2008, Perseroan
mengambil tambahan hak partisipasi dari Rampant sebesar 22,5%. Blok ini memproduksi gas alam dan memulai
produksinya pada bulan Nopember 2007.
Sama halnya dengan dampak ke Blok 64 dan 65 di wilayah Main Pass, badai Ike dan Gustav hanya merusak fasilitas
jalur pipa yang di gunakan Perseroan untuk menyalurkan produksi gas alamnya dari Blok 758 di wilayah Mustang Island.
Dengan demikian, produksi gas alam Perseroan dari blok tidak dapat di salurkan mulai bulan September sampai dengan
akhir tahun 2008. Meskipun demikian, beroperasi penuhnya Blok 758 pada tahun 2008 memberikan kontribusi sebesar
250 MMCF terhadap produksi Perseroan dibandingkan produksi 2 bulan di tahun 2007 sebesar 53 MMCF.
Per 30 September 2009 total cadangan 1P dan 2P dari Blok 758 di wilayah Mustang adalah masing-masing 502 MBOE
dan 670 MBOE, setelah memperhitungkan produksi gas dan minyak dengan total sebesar 9 MBOE selama kuartal
ketiga 2009.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 97


Salinan 8 dari 50
6. a. Brazos 437

Blok Brazos 437

Negara AS
Jenis Kontrak Konsesi
Wilayah (Km2) 23,3
Kontrak Berakhir 2010
Pemegang Hak Perseroan US LLC - 100%
Partisipasi
Status Produksi (Memulai produksi pada bulan Oktober 2007)

Wilayah Brazos, lepas pantai Negara Bagian Texas, Gulf Mexico


Perseroan mengambilalih 100% hak partisipasi dalam Perjanjian Leasing atas Blok 437 di wilayah Brazos dari
Centaurus Gulf of Mexico LLC pada tahun 2006. Kegiatan produksi dari Blok 437 di mulai pada tahun 2007.
Perseroan badai Ike dan Gustav tidak berdampak terhadap operasi Perseroan di wilayah Brazos. Beroperasi penuhnya
Blok 437 di tahun 2008, telah memberikan kontribusi terhadi volume produksi gas alam Perseroan sebanyak 1.094
MMCF dibandingkan 499 MMCF saat di mulainya produksi bulan Oktober 2007.

b. Brazos 451

Blok Brazos 451

Negara AS
Jenis Kontrak Konsesi
Wilayah (Km2) 5.760
Kontrak Berakhir 2011
Pemegang Hak Medco Energi US LLC - 100%
Partisipasi
Status Produksi (Diakuisisi dari Apache pada bulan Juli 2007 dan sudah
berproduksi)

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 98


Salinan 8 dari 50
Wilayah Brazos, lepas pantai Negara Bagian Texas, Gulf Mexico
Pada tahun 2007, Perseroan menandatangani Perjanjian Leasing Blok 451 dari Apache Petroleum Company. Kegiatan
produksi dari Blok 451 di mulai pada tahun 2007.
Perseroan badai Ike dan Gustav tidak berdampak terhadap operasi Perseroan di wilayah Brazos. Beroperasi penuhnya
451 di tahun 2008, telah memberikan kontribusi terhadi volume produksi gas alam Perseroan sebanyak 1.094 MMCF
dibandingkan 499 MMCF saat di mulainya produksi bulan Oktober 2007.
Per 30 September 2009, total jumlah cadangan 1P dan 2P dari Blok Brazos 437 dan 451 adalah sebesar 2.332 MBOE
dan 3.107 MBOE setelah memperhitungkan produksi minyak dan gas dengan total sebesar 73 MBOE.

7. Brazos 435

Blok Brazos 435

Negara AS
Jenis Kontrak Konsesi
Wilayah (Km2) 23,3
Kontrak Berakhir 2011
Pemegang Hak Partisipasi Medco Energi US LLC - 100%
Status Eksplorasi - Potensi Pengembangan

Wilayah Brazos, lepas pantai Negara Bagian Texas, Gulf Mexico


Perseroan dianugrahkan Blok 435 setelah memenangkan tender yang di selenggarakan oleh Mineral Management
Services dari US Department of Interior pada tahun 2006.
Disamping itu, untuk memastikan bahwa Blok-Blok lain di wilayah Brazos memiliki sumberdaya yang berpotensi untuk di
lakukan eksplorasi, Perseroan telah melakukan evaluasi di Blok 435.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 99


Salinan 8 dari 50
8. Brazos 492

Blok Brazos 492

Negara AS
Jenis Kontrak Konsesi
Wilayah (Km2) 23,3
Kontrak Berakhir 2011
Pemegang Hak Partisipasi Medco Energi US LLC - 100%
Status Eksplorasi - Potensi Pengembangan

Wilayah Brazos, lepas pantai Negara Bagian Texas, Gulf Mexico


Perseroan dianugrahkan Blok 492 setelah memenangkan tender yang di selenggarakan oleh Mineral Management
Services dari US Department of Interior pada tahun 2006.
Disamping itu, untuk memastikan bahwa Blok-Blok lain di wilayah Brazos memiliki sumberdaya yang berpotensi untuk di
lakukan eksplorasi, Perseroan telah melakukan evaluasi di Blok 492.

9. Brazos 514

Blok Brazos 514

Negara AS
Jenis Kontrak Konsesi
Wilayah (Km2) 23,3
Kontrak Berakhir 2011
Pemegang Hak Partisipasi Medco Energi US LLC - 100%
Status Eksplorasi - Potensi Pengembangan

Wilayah Brazos, lepas pantai Negara Bagian Texas, Gulf Mexico


Perseroan dianugrahkan Blok 514 setelah memenangkan tender yang di selenggarakan oleh Mineral Management
Services dari US Department of Interior pada tahun 2006.
Disamping itu, untuk memastikan bahwa Blok-Blok lain di wilayah Brazos memiliki sumberdaya yang berpotensi untuk di
lakukan eksplorasi, Perseroan telah melakukan evaluasi di Blok 514.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 100


Salinan 8 dari 50
10. West Delta 52

Blok West Delta 52

Negara AS
Jenis Kontrak Konsesi
Wilayah (Km2) 0,5
Kontrak Berakhir Held by Production
Pemegang Hak Partisipasi Medco Energi US LLC - 53,84%
Red Willow Offshore LLC – 46,15%
Status Produksi (Memulai produksi pada Juli 2007)
Wilayah West Delta, lepas pantai Negara Bagian Louisiana, Gulf Mexico
Perseroan mengambilalih 52,84% hak partisipasi atas Perjanjian Leasing Blok 52 di wilayah West Delta dari Red Willow
Offshore LLC pada bulan Maret 2007. Blok ini mulai berproduksi pada bulan Juli 2007.
Perseroan badai Ike dan Gustav tidak berdampak terhadap operasi Perseroan di Blok 52, wilayah West Delta.
Beroperasi penuhnya Blok 52 di tahun 2008, telah memberikan kontribusi terhadap volume produksi gas alam Perseroan
sebanyak 222 MMCF dibandingkan 16 MMCF saat di mulainya produksi di bulan Juli 2007.
Per 30 September 2009, jumlah cadangan 1P dan 2P yang tersisa dari Blok 52 di wilayah West Delta pada akhir
semester 2009 adalah masing-masing sebesar 85 MBOE, setelah memperhitungkan produksi minyak dan gas dengan
total sebesar 17 MBOE.

11. Vada Martin

Blok Vada Martin

Negara AS
Jenis Kontrak Konsesi
Kontrak Berakhir Held by Production
Pemegang Hak Partisipasi Medco Energi US LLC – 33,33%
Liberty Resources, Inc. - 66,67%
Status Eksplorasi
Wilayah Vada Martin
Pada tanggal 1 Mei 2008, Medco Energi US LLC membeli hak partisipasi sebesar 33.33% atas Blok Bayou Choctaw,
bagian dari kontrak lease Martin di lapangan N.W. Bayou Choctaw di wilayah Iberville, Lousiana dari Liberty Resources
Inc dengan nilai perolehan yang akan dibayarkan di masa yang akan datang. Blok ini masih dalam tahap eksplorasi dan
memiliki sumber daya gas prospektif yang sudah diinventaris. Per September 2009 Perseroan membukukan cadangan
1P dan 2P sebesar 24 MBOE.
Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 101
Salinan 8 dari 50
12. Vada Mire

Blok Vada Mire

Negara AS
Jenis Kontrak Konsesi
Kontrak Berakhir Held by Production
Pemegang Hak Partisipasi Medco Energi US LLC – 33,33%
Liberty Resources, Inc. - 66,67%
Status Eksplorasi

Wilayah Vada Mire


Pada tanggal 1 Mei 2008, Medco Energi US LLC membeli hak partisipasi sebesar 33,33% atas Blok Bosco Selatan,
bagian dari Mire Lease di wilayah selatan Bosco Acadia, Lousiana, dari Liberty Resources Inc dengan nilai perolehan
yang akan dibayarkan di masa yang akan datang. Blok ini masih dalam tahap eksplorasi dan memiliki sumber daya gas
prospektif.

13. Walker Ranch – Cibola

Blok Walker Ranch – Cibola

Negara AS
Jenis Kontrak Konsesi
Wilayah (Km2) 10,61
Kontrak Berakhir Held by Production
Pemegang Hak Partisipasi Medco Energi US LLC – 12,00%
Cibola Energy Ltd – 78,00%
Lykes Ranch Prospect LLC – 10,00%
Status Eksplorasi

Terminologi held by production berarti sebuah kondisi di mana hak sewa atas aset minyak dan gas bumi mengizinkan
perusahaan, dalam hal ini Perseroan, untuk mengoperasikan properti atau konsesi yang bersangkutan selama properti
atau konsesi tersebut memproduksi minyak atau gas bumi pada kuantitas minimum yang ditetapkan sebagai
pembayaran.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 102


Salinan 8 dari 50
Walker Ranch
Pada bulan Oktober 2008, berlaku efektif sejak tanggal 16 Desember 2008, Medco Energi US LLC menandatangani
kesepakatan kepemilikan partisipasi dengan Cibola Energy Ltd, pemegang dari Montgomery Prospect, untuk
memperoleh 12 % hak partisipasi atas kontrak lease Southwest seperempat dari sektor 12 Blok 181. Pada bulan Juni
2008, Medco Energi US LLC membeli 51,67% hak partisipasi di Blok Walker Ranch dari Trek Resources Inc. Dengan
pembelian ini, Medco Energi US LLC berhak atas 44,70% dari penjualan bersih blok tersebut. Blok ini masih dalam
tahap eksplorasi dan memiliki sumber daya gas prospektif.

14. West Cameron 557

Blok West Cameron 557

Negara AS
Jenis Kontrak Konsesi
Wilayah (Km2) 20,23
Kontrak Berakhir 2013
Pemegang Hak Partisipasi Medco Energi US LLC – 100%
Status Eksplorasi

Wilayah West Cameron, lepas pantai Negara Bagian Louisiana, Gulf Mexico
Pada bulan April 2009, Medco Energi US LLC mengakuisisi 100% hak partisipasi di blok 557 dari Energy Resources
Technology GOM Inc, (ERT) yang terletak di West Cameron Area, Teluk Meksiko, Amerika Serikat. Perseroan adalah
operator dari West Cameron Blok 557. Blok ini masih dalam tahap eksplorasi dan memiliki sumber daya gas prospektif .

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 103


Salinan 8 dari 50
15. Block 82

Blok Block 82

Negara Yemen
Jenis Kontrak PSA
Wilayah (Km2) 1.853
Kontrak Berakhir 2027
Pemegang Hak Partisipasi Medco Yemen Holding Ltd - 38,25%
Kuwait Energy Co. - 21,25%
Indian Oil Corporation Ltd - 12,75%
Oil India Ltd - 12,75%
Yemen General Corporation for Oil & Gas - 15%
Status Eksplorasi

Blok 82, Republik Yemen


Perseroan dianugrahkan Blok 82 setelah memenangkan Tender Internasional yang di selenggarakan Kementrian
Minyak dan Mineral Republik Yemen melalui Otoritas Eksplorasi dan Produksi Perminyakan pada bulan Desember 2006.
MedcoEnergi dan mitranya, Kuwait Energy Co., Indian Oil Corporation Ltd., Oil India Ltd. dan Yemen General
Corporation for Oil & Gas, menandatangani Perjanjian Bagi Hasil (PSA) di tahun 2007.
Setelah mendapatkan persetujuan atas PSA dari Parlemen pada awal tahun 2009, MedcoEnergi berencana melakukan
penembakan 198 kilometer persegi program seismic 3D di Blok 82 pada tahun 2010.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 104


Salinan 8 dari 50
16. Block 83

Blok Block 83

Negara Yemen
Jenis Kontrak PSA
Wilayah (Km2) 346
Kontrak Berakhir 2027
Pemegang Hak Partisipasi Medco Yemen Holding Ltd - 38,25%
Kuwait Energy Co. - 21,25%
Indian Oil Corporation Ltd - 12,75%
Oil India Ltd - 12,75%
Yemen General Corporation for Oil & Gas - 15%
Status Eksplorasi

Blok 83, Republik Yemen


Perseroan dianugrahkan Blok 83 setelah memenangkan Tender Internasional yang di selenggarakan Kementrian
Minyak dan Mineral Republik Yemen melalui Otoritas Eksplorasi dan Produksi Perminyakan pada bulan Desember 2006.
MedcoEnergi dan mitranya, Kuwait Energy Co., Indian Oil Corporation Ltd., Oil India Ltd. dan Yemen General
Corporation for Oil & Gas, menandatangani Perjanjian Bagi Hasil (PSA) di tahun 2007.
Setelah mendapatkan persetujuan atas PSA dari Parlemen pada awal tahun 2009, MedcoEnergi berencana melakukan
penembakan 198 kilometer persegi program seismic 3D di Blok 83 pada tahun 2010.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 105


Salinan 8 dari 50
17. Block E

Blok Block E

Negara Kamboja
Jenis Kontrak PSC
Wilayah (Km2) 5.000
Kontrak Berakhir 2031
Pemegang Hak Partisipasi Medco International Petroleum Ltd - 41,25%
Lundin BV - 34%
Kuwait Energy Company - 20,625%
JHL Ltd - 4,125%
Status Eksplorasi

Block E, lepas pantai Republik Kamboja


MedcoEnergi dan mitranya, JHL Petroleum Limited (JHL), telah dianugrahkan Petroleum Agreement dan Participation
Deed oleh Kerajaan Kamboja yang diwakili oleh Cambodia National Petroleum Authority (CNPA) untuk mengeksplorasi
Blok E, yang terletak di lepas pantai Kamboja. MedcoEnergi dan JHL pada awalnya memegang hak partisipasi dengan
rasio 90:10, dan MedcoEnergi telah di tunjuk sebagai Operator dalam blok tersebut. Perseroan mendivestasi 21,25%
hak partisipasi di Blok E, Kamboja, ke Lundin Cambodia BV, perusahaan afiliasi Lundin Petroleum AB, efektif tanggal 2
Juli 2007. Setelah divestasi ini, MedcoEnergi mempertahankan 41,25% hak partisipasi.
Perseroan berencana untuk melakukan survey seismic 3D di Blok E.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 106


Salinan 8 dari 50
18. Block 12

Blok Block 12

Negara Kamboja
Jenis Kontrak PSC
Wilayah (Km2) 3.000
Kontrak Berakhir 2032
Pemegang Hak Partisipasi Medco Cambodia Tonle Sap Ltd - 52,5%
CNPA - 40%
JHL Ltd - 7,5%
Status Eksplorasi

Block 12, Kamboja


Pada bulan September 2007, MedcoEnergi bersama dengan mitra kerjanya, JHL Limited, menandatangani Perjanjian
Perminyakan dengan Pemerintah Kerajaan Kamboja untuk melaksanakan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi di Blok 12
di Kamboja, di mana MedcoEnergi bertindak sebagai operator.
Pada tahun 2008, Perseroan telah menyelesaikan perhitungan hasil dari seismik 2D di Blok 12. Selanjutnya Perseroan
berencana untuk melakukan survey seismic 3D di Blok 12.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 107


Salinan 8 dari 50
19. Block 47

Blok Block 47

Negara Libia
Jenis Kontrak PSC
Wilayah (Km2) 6.182
Kontrak Berakhir 2030
Pemegang Hak Partisipasi Medco International Ventures Ltd - 50%
Verenex Energy Area 47 Ltd - 50%
Status Eksplorasi

Blok ini memiliki cadangan kontinjen (contingent reserve) sebesar 175.850 MBOE dan pada saat ini berada dalam tahap
eksplorasi. Proyek Pengembangan Blok 47, Libia merupakan salah satu proyek utama Perseroan pada saat ini.
Keterangan lebih lanjut mengenai proyek ini dapat dilihat pada bagian “Proyek Utama Perseroan” di bab ini.

Block 47, Libia


Perseroan dan mitranya, Verenex Energy Inc, (Verenex) telah dianugrahkan hak untuk melakukan eksplorasi di Area 47
yang terletak di cekungan Ghadames, sebelah barat laut Libia pada bulan Januari 2005, dan menandatangani Perjanjian
Eksplorasi dan Produksi Bagi Hasil dengan Perusahaan Minyak Nasional Rakyat Sosialis Arab Jamahiriyah Libia Yang
Dimuliakan pada bulan Maret 2005. Verenex telah ditunjuk sebagai Operator dari Area 47. Pada tanggal 5 November
2009, Libyan Investment Authority membeli saham Verenex di mana Verenex tetap memegang hak kepemilikannya di
blok Libia.
Pada tahun 2008, Perseroan melalui Operator melanjutkan kegiatan eksplorasi di Area 47. Seismik 2D sepanjang 2.494
km telah dilakukan dan di intepretasikan, termasuk juga tujuh buah sumur new field wildcat telah dibor dan diselubung,
serta membor tiga sumur kajian.
Per 30 September 2009, blok ini memiliki cadangan kontinjen (contingent reserve) sebesar 176 MBOE dan berada
dalam tahap eksplorasi. Blok ini mengimplementasikan 3 program pengeboran.Proyek Pengembangan Blok 47, Libia
merupakan salah satu proyek utama Perseroan pada saat ini. Keterangan lebih lanjut mengenai proyek ini dapat dilihat
pada bagian “Proyek Utama Perseroan” di bab ini.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 108


Salinan 8 dari 50
20. Anaguid

Blok Anaguid

Negara Tunisia
Jenis Kontrak Konsesi
Wilayah (Km2) 5.716
Kontrak Berakhir 2022
Pemegang Hak Partisipasi Medco Tunisia Anaguid Ltd - 40%
Pioneer Natural Resources Anaguid Ltd - 60%
Status Eksplorasi

Blok Anaguid, Republik Tunisia


Perseroan mengakuisisi 40% hak partisipasi melalui Perjanjian Convention, Permit and Joint Operating yang berkaitan
dengan Blok Anaguid di Tunisia dari Anadarko Tunisia Anaguid Company, efektif pada tanggal 12 Juni 2007. Pioneer
Natural Resources Anaguid Ltd. adalah operator dari blok ini.
Sepanjang tahun 2008, Operator telah melakukan survey tambahan atas data seismik 3D seluas 900 kilometer persegi
dan melakukan pemboran 1 sumur eksplorasi yang menunjukkan hasil yang memuaskan. Di tahun 2009, Perseroan
telah menyelesaikan evaluasi teknis atas hasil seismik tersebut dan juga menyampaikan rencana pengembangan
eksploitasi dari sumur yang ada.

21. Jasa Kontrak E&P di Oman

Pada tanggal 20 Maret 2006, anak perusahaan Perseroan yang dimiliki secara mayoritas, Medco LLC, telah menandatangani
Kontrak Jasa serta Participation and Economic Sharing Agreement untuk mengembangkan cluster yang terdiri dari 18
lapangan di wilayah Nimr-Karim, bagian selatan Oman, untuk jangka waktu 10 tahun.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 109


Salinan 8 dari 50
III. Tenaga Listrik
Seluruh aset tenaga listrik Perseroan dikelola oleh sub-holding PT Medco Power Indonesia.
PT Medco Power Indonesia pada saat ini memiliki 3 (tiga) pembangkit listrik yang sudah beroperasi (Operating Assets) dan
penyertaan saham di PT Energi Sengkang. Total kapasitas gross yang dihasilkan dari fasilitas-fasilitas tersebut adalah
sebesar 273.5 MW. Selain itu, kegiatan usaha Perseroan di bidang tenaga listrik juga mencakup 1 (satu) proyek Operasi dan
Pemeliharaan (O&M). Saat ini Perseroan tengah menjajaki pengembangan proyek pembangkit tenaga listrik panas bumi.

BATAM

Sumate
Kalimantan
Kalimantan
Sulawesi
Sulawesi

Papua

TANJUNG JATI
Jawa Jawa

Kegiatan usaha pembangkit listrik


Panaran I
PT Mitra Energi Batam (MEB) adalah pembangkit listrik bertenaga gas dengan sistem dua jenis bahan bakar yang berlokasi
di Panaran I dan merupakan pembangkit listrik pertama Perseroan di Pulau Batam. Perseroan memiliki saham 54% di
perusahaan ini dan bertindak sebagai operator pembangkit listrik. Kapasitas total pembangkit listrik adalah 2x27.75 MW
(yakni GTG 1 & 2). Pada April 2007, PT Medco Power Indonesia membeli saham tambahan 10% di MEB dari PT YPK PLN
sebesar Rp 11,2 miliar, sehingga secara efektif meningkatkan saham PT Medco Power Indonesia menjadi 64% di MEB.
MEB adalah fasilitas pembangkit listrik terbesar kedua di Batam. Saat ini, pembangkit listrik memakai bahan bakar gas alam
yang dipasok Perusahaan Gas Negara (PGN). MEB memiliki Kontrak Pembelian Listrik (Power Purchase Agreement atau
PPA) dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) selama 12 tahun, efektif sejak 30 Oktober 2004. Di dalam PPA, PLN
bertanggung jawab mengamankan dan membayar gas sesuai kontrak langsung antara PLN dengan PGN.
Sampai dengan September 2009, Panaran I memasok listrik sebesar 249,2 MWh, dengan Capacity Factor (CF) sebesar
68,8%.
Panaran II
PT Dalle Energy Batam (DEB) adalah pembangkit listrik bertenaga gas yang berlokasi di Panaran II, Pulau Batam. DEB
adalah fasilitas pembangkit listrik terbesar di Batam, dimana PT Medco Power Indonesia memegang 75% kepemilikan
saham. DEB memiliki kapasitas total pembangkit listrik 63,5 MW.
Saat ini, pembangkit listrik memakai bahan bakar gas alam yang dipasok PGN. Unit pertama beroperasi pada Januari 2006
dan unit kedua pada Mei 2006. PPA ditandatangani dengan PLN Batam pada 24 Januari 2005 untuk jangka waktu 12 tahun
yang akan berakhir pada Agustus 2017. DEB bertanggung jawab atas pasokan gas dan memiliki kontrak pasokan dengan
PGN, namun demikian biaya sehubungan dengan pasokan gas ditanggung oleh PLN sejak Januari 2009.
Sampai dengan September 2009, DEB memasok listrik sebesar 349,8 MWh dengan Capacity Factor (CF) sebesar 86,8%.
Berdasarkan perubahan kontrak baru-baru ini, faktor kapasitas untuk mekanisme mengambil atau membayar naik dari 80%
menjadi 90%, namun tarif menurun dari Rp 224 menjadi Rp 198. Perubahan ini efektif mulai Januari 2008 hingga Januari
2010. Saat ini DEB sedang dalam proses negosiasi untuk meningkatkan kapasitasnya dengan memasang instalasi combined
cycle.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 110


Salinan 8 dari 50
TM 2500 – Batam Back-Up Power Plant
TM 2500 adalah unit pembangkit listrik bertenaga gas sebesar 20 MW dengan sistem bahan bakar ganda yang dimiliki oleh
PT Medco Power Indonesia dengan lokasi yang berdampingan dengan Panaran II di Pulau Batam dan memulai operasi
komersial pada Januari 2007.
TM 2500 adalah mesin generator berbahan bakar gas alam. Mesin tersebut ditempatkan pada sebuah kendaraan truk, yang
memungkinkan TM 2500 sebagai fasilitas pembangkit yang mobile dan dapat dipindah-pindahkan sesuai kebutuhan. TM
2500 pada awalnya difungsikan sebagai cadangan (back up) untuk MEB dan DEB.
Sesuai perjanjian awal dengan PLN Batam, TM 2500 dioperasikan sebagai pembangkit listrik penunjang untuk mendukung
operasi MEB dan DEB. PT Medco Power Indonesia telah melakukan negosiasi dengan PLN Batam untuk meningkatkan
status TM 2500 menjadi pembangkit listrik base load dengan biaya gas ditanggung oleh PLN. Hal tersebut diharapkan akan
efektif pada awal tahun 2010.
Sampai dengan September 2009, total produksi TM 2500 sebesar 35,5 MWh, dengan Capacity Factor (CF) sebesar 28,4%

Pembangkit Tenaga Listrik Panas Bumi Sarulla


Merupakan salah satu proyek utama Perseroan saat ini. Keterangan lebih lanjut mengenai proyek ini dapat dilihat pada
bagian “Proyek Utama Perseroan” di bab ini.

Operasi dan Pemeliharaan (O&M)


TJB Power Services (TJBPS)
Konsorsium Perseroan dan Fortum Services Oy (Fortum) ditunjuk oleh PLN untuk menyediakan jasa O&M kepada PLN
Tanjung Jati B, pembangkit listrik bertenaga batu bara 2x660 MW di Tanjung Jati, Jawa Tengah, selama 23 tahun sejak bulan
Juni 2005. Perseroan memberikan jasa O&M dengan dukungan keahlian teknis Fortum. Konsorsium mendirikan perusahaan
baru, TJB Power Services (TJBPS), pada April 2006 untuk mengawali perjanjian O&M dengan PLN. Berawal pada bulan
November 2006, TJBPS mulai memberi layanan di Tanjung Jati B.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 111


Salinan 8 dari 50
IV. Industri Hilir
Seluruh kegiatan usaha industri hilir Perseroan dikelola oleh sub-holding PT Medco Downstream Indonesia.
Dalam kegiatan usaha industri hilir ini Perseroan memiliki dan mengoperasikan kilang LPG di Musi Banyuasin, Sumatera
Selatan, memiliki dan mengoperasikan fasilitas penyimpanan dan distribusi bahan bakar minyak di Jakarta Utara serta
memiliki kilang ethanol di Lampung.
1. Mengoperasikan kilang LPG di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan
Kilang produksi LPG di Kaji, Sumatera Selatan telah beroperasi sejak tahun 2004 dengan menggunakan gas ikutan
(associated gas) dari produksi minyak dan gas di lapangan Kaji dan Semoga pada Blok Rimau. Dengan kapasitas
73.000 ton per tahun, pada semester pertama tahun 2009 kilang LPG menghasilkan 8.538 metrik ton LPG, 36.685 barel
kondensat, dan 749,85 MMCF lean gas. Kondisi penurunan produksi LPG disebabkan oleh turunnya pasokan gas dari
blok Rimau
Keterangan 30 September 31 Desember dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
tersebut
2009 2008 2007 2006 2005 2004

Kapasitas (Ton) 73.000 73.000 73.000 73.000 73.000 73.000


Produksi LPG (MT) 12.495 16.682 26.803 36.510 36.054 27.269
Produksi Kondensat* (BBL) 56,996 61.644 96.536 138.737 107.210 73.342
Produksi Lean Gas* (MMCF) 941 2.104 2.979 2.710 2.499 3.796
* Keterangan:
Kondensat adalahproduk sampingan dari kilang gas,yang merupakan fraksi minyak bumi yang terkandung didalam aliran dari sumur gas
Lean Gas adalah residu gas bumi yang tidak atau sedikit mengangdung hidrocarbon cair (liquid hydrocarbons) atau juga sering disebut sebagai gas kering

Seluruh produksi kilang, kondensat dan lean gas dikirimkan ke, dan dijual oleh unit usaha eksplorasi dan produksi (PT
Medco E&P Indonesia).

2. Fasilitas tangki timbun dan distribusi bahan bakar di Tanjung Priok, Jakarta Utara
Pada awal tahun 2007, Perseroan merampungkan akuisisi fasilitas penyimpanan dan distribusi bahan bakar di Tanjung
Priok, Jakarta Utara, PT Usaha Kita Makmur Bersama dan mengubah namanya menjadi PT Medco Sarana Kalibaru
(MSK). Langkah ini merupakan langkah awal Perseroan ke bidang usaha distribusi bahan bakar minyak jenis High
Speed Diesel (HSD). Kegiatan usaha distribusi didukung fasilitas 5 tangki berkapasitas penyimpanan sebesar 22.700
KL, dilengkapi dengan dermaga khusus berkapasitas 20.000 dwt.
Sampai dengan bulan September 2009, MSK mendistribusikan 60.697 KL HSD. Penjualan HSD di awal 2009 sangat
dipengaruhi oleh keadaan krisis pada akhir tahun 2008 dimana permintaan global mengalami trend yang menurun. Pada
tahun 2008, PT Medco Sarana Kalibaru juga mengembangkan kapasitas distribusinya lebih lanjut dengan membangun
depot-depot baru. Usaha baru di bidang penyimpanan dan distribusi bahan bakar ini membuka peluang untuk memasuki
rantai energi industri hilir di Indonesia, yang sebelumnya dikelola oleh Pertamina.
Keterangan 30 31 Desember dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
September tersebut
2009 2008 2007 2006 2005 2004
(tidak diaudit) (tidak diaudit) (tidak diaudit) (tidak diaudit) (tidak diaudit)

Kapasitas (KL) 22.700 22.700 22.700 - - -


Penjualan High Speed (KL) 60.697 196.780 47.120 - - -
Diesel (HSD)

3. Pengembangan kilang ethanol di Lampung


Perseroan memperluas usaha industri hilirnya dengan memproduksi ethanol melalui pembangunan kilang di Lampung
dan akan memulai produksi komersialnya pada pertengahan tahun 2009 melalui PT Medco Ethanol Lampung.
Perseroan bertujuan mengembangkan sumber daya energi lain dalam usahanya untuk memenuhi pertambahan
permintaan energi global. Menurunnya pasokan energi global serta upaya Perseroan untuk menembus pasar industri
bahan bakar nabati dan dengan didukung oleh potensi besar sektor pertanian Indonesia, adalah faktor-faktor yang
menjadi pertimbangan Perseroan untuk mengembangkan usaha renewable energy.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 112


Salinan 8 dari 50
Perseroan mulai membangun kilang ethanol pada tahun 2006 di Kotabumi, Lampung Utara. Kilang ini mampu
memproduksi 180 KL per hari atau setara dengan 60.000 KL per tahun, dikembangkan dengan menggunakan teknologi
modern dengan menggunakan bahan baku singkong. Kilang ini telah memulai produksi awal (trial run) pada tanggal 26
November 2008 dan melakukan pengapalan pertama pada awal tahun 2009. Di tahun 2008 sampai dengan kwartal
ketiga 2009 belum tercatat kontribusi terhadap pendapatan.

30 31 Desember dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal


September tersebut
Keterangan
2009 2008 2007 2006 2005 2004
(tidak diaudit) (tidak diaudit) (tidak diaudit) (tidak diaudit) (tidak diaudit) (tidak diaudit)

Kapasitas (KL) 60.000 60.000 - - - -


Produksi (KL) 2.396 227 - - - -
Penjualan (KL) - - - - -

Proyek ini merupakan salah satu proyek utama Perseroan saat ini. Keterangan lebih lanjut mengenai proyek ini dapat
dilihat pada bagian “Proyek Utama Perseroan” di bab ini.

V. INKUBATOR
Unit yang mengembangkan aktivitas-aktivitas baru yang terkait dengan energi, namun diluar bisnis inti yang sudah dijalankan
oleh Perseroan diluar eksplorasi dan produksi minyak dan gas, industri hilir dan pembangkit listrik) seperti Coal Bed Methane
(CBM), pipanisasi gas dan sebagainya.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 113


Salinan 8 dari 50
3. Portofolio Proyek Utama
Berikut adalah ringkasan portofolio proyek utama Perseroan pada saat ini. Total investasi untuk 5 tahun kedepan yang
dianggarkan untuk proyek-proyek ini adalah berkisar USD1,7 miliar.

BLOCK A

Sumatera
Kalimantan SENORO
RIMAU EOR LNG Plant
Sulawesi
SINGA LEMATANG

Papua
Bioethanol

PengembanganLapangan Gas
Jawa Pembangkit Tenaga Listrik
PengembanganLapangan Minyak
Renewables

Proyek Deskripsi Proyek % Partner


Kepemilikan

I.Pengembangan LNG Senoro-Toili


Senoro Upstream Pengembangan lapangan gas 250 MMCFD 50,00% Pertamina
Senoro Downstream Kilang LNG, satu train kapasitas 2,1 MTPA 20,00% Pertamina,
(PT DSLNG) Mitsubishi

II. Pengembangan Gas Block A


Block A Pengembangan lapangan gas hingga 110 41,67% Premier, Japex
MMCFD

III. Pengembangan Gas Lematang


Singa Pengembangan lapangan gas 50 MMCFD 74,12% Lundin,
Lematang

IV. EOR Rimau


Rimau Lapangan minyak – Enhanced Oil Recovery – 95,00% PD-PDE
ekspektasi 46 MMBO

V. Pengembangan Blok 47, Libia


Libia 47 Pengembangan lapangan minyak 50.000 – 50,00% Verenex
100.000 BOPD

VI. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Sarulla


Sarulla Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi, 37,25% Kyushu, Ormat,
3x110MW Itochu

VII. Kilang Ethanol


Bioetanol Pabrik bio-ethanol 60.000 KL per tahun dari 100,00% -
bahan baku singkong

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 114


Salinan 8 dari 50
Deskripsi masing-masing proyek utama tersebut adalah sebagai berikut :
I. PENGEMBANGAN LNG SENORO-TOILI

Strategi
Komersialisasi cadangan gas dalam jumlah signifikan di Senoro merupakan salah satu prioritas manajemen Perseroan.
Strategi Perseroan adalah memasok gas ke kilang milik PT. DSLNG yang kemudian akan memproduksi LNG untuk tujuan
ekspor.
Latar Belakang
Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha eksplorasi dan produksi (“E&P”) minyak dan gas bumi (“migas”) di
Indonesia maupun luar negeri, disamping ditunjuk untuk mengoperasikan kegiatan eksplorasi, pengembangan dan produksi
atas kontrak wilayah kerja migas yang dimiliki, Perseroan juga ditunjuk untuk melakukan penjualan atas produksi minyak
mentah dan gas alam dari wilayah kerja tersebut. Oleh karena itu, penjualan minyak mentah dan gas alam menjadi salah
satu bagian dari kegiatan usaha yang dilakukan secara rutin dan berkelanjutan oleh Perseroan.
Di Sulawesi Tengah, Perseroan melalui Medco Tomori memiliki 50% hak partisipasi di Blok Senoro-Toili PSC dan
mengoperasikan Blok tersebut bersama-sama dengan mitranya, PT Pertamina Pesero (”Pertamina”), yang memiliki 50% hak
partisipasi melalui anak perusahaannya PHE Pertamina, melalui JOB Tomori. Perseroan mengambilalih Blok Senoro-Toili
PSC sejak tahun 2000 yang pada 1 Januari 2008 memiliki Cadangan Kontinjen sekitar 153,6 Juta Barel Setara Minyak
(MMBOE) berdasarkan sertifikasi Gaffney Cline & Associates (”GCA”), penilai cadangan minyak dan gas independen
terkemuka berasal dari Amerika Serikat, per 1 Januari 2008. Cadangan Kontinjen gas alam dari Blok Senoro-Toili PSC
merupakan cadangan gas terbesar yang dimiliki oleh Perseroan.
Berbeda dengan penjualan minyak mentah, dimana sebagian besar hasil produksi minyak tersebut diserahkan kepada
Pemerintah Republik Indonesia (“Pemerintah RI”) yang diwakili oleh Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas
(“BPMIGAS”), sisanya diserahkan kepada Perseroan untuk dijual kepada pembeli secara langsung, dalam penjualan gas
alam, BPMIGAS melalui Surat Penunjukkan Penjual (Seller Appointment Agreement), telah melimpahkan wewenang untuk
penjualan gas alam kepada operator wilayah kerja tersebut, dalam hal ini, JOB Tomori.
Perkembangan Sektor Hulu
Perseroan memiliki 95% kepemilikan di Medco Tomori, yang memiliki 50% hak partisipasi di blok Senoro-Toili berdasarkan
PSC tanggal 4 Desember 1997 dalam JOB Tomori. Perseroan memperoleh persetujuan formal atas rencana pengembangan
lapangan gas Senoro pada bulan Mei 2005. Lapangan-lapangan tersebut ditargetkan mulai berproduksi tahun 2013, setelah
penyelesaian fasilitas produksi, dengan tingkat awal produksi total hingga 250 MMSCFD. Perseroan menyelesaikan sumur
kajian Senoro-5 pada tahun 2007, dengan tujuan meningkatkan cadangan tambahan untuk pengembangan. Studi dan disain
pengembangan fasilitas hulu telah diselesaikan pada tahun 2007 yang meliputi investigasi lokasi dan survei topografi, serta
persiapan dokumen tender EPC untuk Wilayah Pengolahan Pusat, Fasilitas Dam dan Pemuatan, Konstruksi Jalur Aliran dan
Jalur Pipa. Proses akuisisi lahan dan Izin Khusus Pelabuhan sedang berjalan. Untuk memenuhi target penyaluran gas ke
kilang LNG. Perseroan melalui JOB Tomori telah menandatangani PJBG dengan PT.DSLNG di awal tahun 2009, dan
bermaksud menyelesaikan akuisisi lahan dan persiapan lokasi, serta tender EPC.
Perkembangan Sektor Hilir
Saat ini, Perseroan, Pertamina, dan Mitsubishi sedang melaksanakan rencana pembangunan dan pengoperasian kilang LNG
berukuran medium. Proyek ini diharapkan memanfaatkan sekitar 1,7 TCF cadangan gas Senoro. Perusahaan operasi yang
baru, PT.DSLNG, perusahan patungan yang didirikan pada akhir tahun 2007 oleh Perseroan melalui anak perusahaan
Perseroan, PT Medco LNG Indonesia (“MLI”) beserta partnernya Mitsubishi Corporation (“MC”) dan Pertamina Energy
Services Pte Ltd (“Pertamina”). Kepemilikan DSLNG adalah sebagai berikut:
- Mitsubishi Corporation (51%),
- Pertamina Energy Services Pte. Ltd. (29%), anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Pertamina,
- PT Medco LNG Indonesia (20%), anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Perseroan.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 115


Salinan 8 dari 50
PT DSLNG akan membeli gas dari sektor hulu, mengoperasikan kilang LNG, dan menjual LNG ke para pelanggan
internasional. PJBG telah ditandatangani antara PT DSLNG dan JOB Tomori di awal tahun 2009.
Penentuan Penjualan Gas Alam kepada DSLNG
Sejalan dengan usaha Perseroan untuk memastikan cadangan gas alam yang ada dapat diproduksi sesegera mungkin,
berbagai studi dengan berbagai pihak telah dilakukan, salah satunya adalah dengan menyalurkan gas alam tersebut ke
kilang Liquefied Natural Gas (”LNG”). Untuk itu, mulai tahun 2006 Perseroan bersama dengan mitranya, Pertamina, telah
sepakat untuk bersama-sama mengembangkan proyek pembangunan kilang LNG untuk menyalurkan cadangan kontinjen
gas alam di Sulawesi Tengah yang berasal dari Blok Senoro-Toili PSC, yang hak partisipasinya dimiliki bersama oleh
Perseroan dan Pertamina, serta Blok Donggi PSC, yang seluruh hak partisipasinya dimiliki oleh Pertamina.
Mengingat tingginya biaya yang diperlukan untuk mengembangkan proyek pembangunan kilang LNG tersebut, maka pada
tahun 2006, Perseroan dan Pertamina menyelenggarakan beauty contest untuk mendapatkan mitra kerja yang memiliki
kemampuan teknikal maupun keuangan yang kuat. Berdasarkan berbagai pertimbangan, dari 10 (sepuluh) perusahaan
berkelas Internasional peserta beauty contest, Pertamina dan Perseroan sepakat untuk menunjuk Mitsubishi Corporation
(”Mitsubishi”), perusahaan perdagangan terbesar di Jepang, bergerak dan melaksanakan usaha secara global hampir
diberbagai bidang industri, antara lain energi, logam, mesin, kimia, makanan dan perdagangan umum, untuk menjadi mitra
kerja Pertamina dan Perseroan dalam mengembangkan proyek pembangunan kilang LNG ini.
Untuk mengembangkan proyek ini, pada bulan Mei 2007, Agustus 2007 dan Desember 2007, Mitsubishi, Pertamina dan
Perseroan sepakat untuk melakukan kerjasama dan akhirnya bersama-sama mendirikan suatu perusahaan untuk menangani
pengembangan proyek pembangunan kilang LNG ini dengan menandatangani Framework Agreement, Cooperation
Agreement dan Shareholders Agreement pada masing-masing bulan tersebut. Para pihak sepakat bahwa proyek LNG ini
dikelola sebagai proyek industri hilir dan dibedakan dari proyek hulu sesuai dengan UU MIGAS no. 22 tahun 2001 dan
Peraturan Pemerintah No.36 tahun 2004 Republik Indonesia. Sejak itu, DSLNG didirikan dan proses negosiasi penjualan gas
alam dari lapangan gas Senoro di Blok Senoro-Toili PSC dilanjutkan.
- DSLNG akan membangun Kilang Liqufied Natural Gas (LNG) dengan antisipasi kapasitas sekitar 2,1 juta ton per tahun
di Kabupaten Banggai, Propinsi Sulawesi Tengah yang terletak sekitar 30 kilometer (km) dari fasilitas hulu.

Kesepakatan Penjualan Gas Alam kepada DSLNG


Setelah melakukan negosiasi yang cukup panjang, akhirnya pada tanggal 29 Agustus 2008, dengan persetujuan BPMIGAS,
telah dicapai kesepakatan atas jual beli gas alam dari lapangan Senoro yang dituangkan dalam Pokok-Pokok Perjanjian Jual
Beli Gas (”PPJBG”) antara JOB Tomori dengan DSLNG. Selanjutnya, Perseroan pada tanggal 22 Januari 2009 melalui
Medco Tomori dan mitranya, PHE Tomori, menandatangani PJBG sebagai Penjual/Upstream dengan DSLNG sebagai
Pembeli/Dowstream untuk menyuplai gas sebanyak 250 MMSCFD atau 277 BBTUD selama 15 tahun untuk kilang LNG yang
akan didirikan oleh DSLNG, dengan estimasi cadangan yang terpakai sebesar 1,417 TBTU. Dalam hal ini telah disetujui
bahwa harga gas tersebut akan terkait dengan pada harga minyak berdasarkan Japan Crude Cocktail (“JCC”) atas rumus
tertentu. Perseroan tengah menunggu persetujuan dari Pemerintah atas PJBG, termasuk penetapan harga gas dari hulu.

Dampak Keuangan
Setelah PJBG ini telah dipenuhi dan PJBG berlaku efektif, Perseroan berharap dapat meningkatkan Cadangan Terbukti
gasnya secara signifikan. Disamping itu, dengan adanya PJBG ini Perseroan dapat mendapatkan kembali biaya-biaya yang
telah dikeluarkan untuk pengembangan lapangan tersebut serta memiliki sumber pendapatan baru untuk masa yang akan
datang.

Rencana ke Depan
Perseroan berencana membuat Keputusan Investasi Akhir (FID)-nya pada tahun 2010.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 116


Salinan 8 dari 50
II. PENGEMBANGAN GAS BLOCK A

Strategi
Strategi Perseroan pada saat ini adalah merealisasi cadangan gas dengan memperpanjang kontrak PSC Block A yang akan
berakhir pada tahun 2011.

Latar Belakang
Pada bulan April 2006, Konsorsium yang terdiri dari Perseroan, Japex Petroleum, dan Premier Oil mengakuisisi 50% hak
artisipasi dari saham ExxonMobil di Block A. Konsorsium selanjutnya mengakuisisi sisa 50% hak partisipasi dari
ConocoPhillips pada bulan Januari 2007. Saat ini, para pemegang saham efektif dari hak partisipasi adalah Perseroan
41,67%, Premier Oil 41,66%, dan Japex 16,67%; Perseroan bertindak sebagai operator di PSC ini.
PSC Block A berlokasi di darat di provinsi Aceh, bagian utara Sumatera, dan mencakup luas 1.803 kilometer persegi dengan
cadangan kontinjen di blok ini adalah sekitar 22.067 MBOE.

Perkembangan
Setelah penandatanganan HOA dengan PT Pupuk Iskandar Muda pada bulan Oktober 2007, Perseroan menandatangani
PJBG pada 10 Desember 2007.
Perseroan akan menyalurkan gas sekitar tujuh tahun, dari tahun 2012, untuk memasok gas sebanyak 223 TBTU atau 110
BBTUPD pada kapasitas puncak. Harga gas USD 5,60/MMBTU yang merupakan harga dasar ditambah 35% profit tambahan
dari premi menurut harga dasar urea yang disepakati. Gas akan disalurkan dari tiga lapangan di Blok A, yakni Alur Rambong,
Julu Rayeu, dan Alur Siwah melalui kira-kira jalur pipa sepanjang 120 kilometer. Rencana pengembangan ini disetujui
Pemerintah pada bulan Desember 2007.
Studi Dampak Lingkungan (AMDAL) untuk eksploitasi minyak dan gas di Aceh Timur disetujui kembali oleh Kementerian
Negara Lingkungan Hidup (KLH) pada bulan Juni 2007. Penggunaan fasilitas bersama dengan Exxon Mobil Indonesia
(EMOI) dan PT Arun LNG merupakan hal penting, karena merupakan pendekatan paling ekonomis dalam menyalurkan gas
ke PIM. Pada bulan Desember 2007, Perseroan dan EMOI merampungkan skenario pembagian fasilitas terbaik dan kedua
pihak perlu mengembangkan penerapan lebih lanjut melalui Facilities Sharing Agreement.
Pada tanggal 14 April 2008, Perseroan menandatangani PJBG dengan PLN untuk menyalurkan 15 BBTUPD gas dengan
harga USD 5,3/MMBTU, ditingkatkan 3% per tahun. Perseroan akan memasok PLN dengan volume total sebanyak 85 TBTU
selama 15 tahun, dimulai pada triwulan pertama tahun 2011.
Sampai dengan tanggal Memorandum Informasi diterbitkan, Perseroan terus menegosiasikan persyaratan perpanjangan
PSC dengan BPMigas/Pemerintah.

Rencana ke Depan
Perseroan menargetkan pencapaian persetujuan perpanjangan PSC di tahun 2010.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 117


Salinan 8 dari 50
III. PENGEMBANGAN GAS LEMATANG

Strategi
Merealisasi cadangan gas yang belum terjual dengan finalisasi PJBG.

Latar Belakang
PSC Lematang yang dioperasikan Perseroan, mencakup lapangan minyak dan gas Harimau serta lapangan gas Singa.
Proyek pengembangan gas Singa berlokasi di PSC Blok Lematang, Sumatera Selatan, yang mencakup luas 228 kilometer
persegi. Perseroan menjadi operator Blok ini dan memiliki 74,12% hak partisipasi efektif di PSC Lematang. Lapangan gas
Singa ditemukan pada tahun 1997. Per September 2009, sertifikasi cadangan kotor gas terbukti dan terduga di lapangan ini
mencapai 13,7 MMBOE.

Perkembangan
Rencana pengembangan blok ini telah disetujui oleh BPMigas pada tahun 2006. Pada tanggal 21 Maret 2007, Perseroan
menandatangani Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) dengan PLN untuk jangka waktu 9 tahun sebesar 130 BCF dengan harga
rata-rata USD3,3/MMBTU. Perseroan berencana akan mengalihkan penjualan gas tersebut untuk tiga tahun pertama sebesar
53,26 TBTU kepada PGN dengan harga rata-rata USD 5,39/MMBTU, dan kembali kepada PLN setelah pengalihan sebesar
72,75 TBTU dengan harga rata-rata USD5,00/MMBTU. Perseroan mengharapkan penandatanganan PJBG dengan PGN
serta amandemen PJBG dengan PLN dapat dilaksanakan secara bersamaan atau dalam waktu yang berdekatan pada akhir
2009. Pendanaan blok ini sebagian diperoleh dari BCA. Konstruksi fasilitas gas telah selesai sebagian besar dan diperkirakan
akan memulai produksi pada semester pertama tahun 2010.

Rencana ke Depan
Proyek ini dijadwalkan berproduksi di tahun 2010.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 118


Salinan 8 dari 50
IV. EOR Rimau

Strategi
Menjaga dan meningkatkan volume produksi Blok Rimau melalui pengembangan cadangan.

Latar Belakang
Lapangan Kaji-Semoga yang berada di PSC Blok Rimau merupakan blok produksi minyak terbesar milik Perseroan, serta
mengandung cadangan kotor terbesar untuk minyak terbukti dan terduga. Blok Rimau meliputi luas 1.577 kilometer persegi
dan produksi kotor kumulatifnya sejak pertama kali berproduksi hingga 31 Desember 2007 mencapai 157 MMBO dan 76
BCF.
Pada bulan September 1996, Perseroan menemukan cadangan minyak berlimpah dan cadangan gas yang signifikan di
lapangan Kaji dan Semoga, dengan penemuan total sebesar 304 MMBOE. Minyak di lapangan Kaji-Semoga memiliki API
yang berkisar antara 35 hingga 38 derajat. Hingga 30 Juni 2009, cadangan kotor minyak terbukti dan terduga sebanyak
84.394 MBOE. Perseroan memiliki 95% hak partisipasi efektif dan Pemerintah daerah memiliki 5% sisanya, termasuk
pembebasan (free carry) pengeluaran untuk barang modal.
Perseroan menjadi operator di blok ini. Pada semester pertama 2009, produksi minyak dan gas sebesar 4,21 MMBOE.
Perseroan telah mengambil sejumlah inisiatif penting untuk menghentikan penurunan produksi minyak, termasuk
mempertahankan tekanan reservoir, mengembangkan dan merangsang formasi reservoir sand tight Telisa dengan
memanfaatkan teknik sand fracing di batu karang reservoir, mengembangkan reservoir Talang Akar dengan pemboran sumur
infill, meminimalkan tekanan penurunan permukaan air melalui pemboran sumur horisontal, serta program Enhanced Oil
Recovery (EOR).
Strategi Perseroan untuk mempertahankan produksi minyak tetap berfokus pada EOR. Pada cadangan Original Oil in Place
di Kaji-Semoga, produksi minyak melalui proyek Primary Recovery dan Water Flood, mencakup sekitar 37,6% cadangan ini,
sementara proyek EOR akan meningkatkan pemulihan minyak sekitar 16,4% atau seluruhnya mencapai 54% dari cadangan
Original Oil in Place.

Perkembangan
Program EOR akan meningkatkan cadangan potensial sebesar 64 MMBO dan terdiri dari sejumlah fase, antara lain studi
laboratorium dan pengujian, persiapan proyek perintis, penerapan proyek perintis, skala penuh EOR di Kaji dan skala penuh
EOR di Semoga. Studi laboratorium dilakukan pada tahun 2006 dan pemboran proyek perintis dilaksanakan pada tahun 2007
dan 2008.

Rencana ke Depan
Proyek skala penuh EOR direncanakan akan berawal pada tahun 2012.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 119


Salinan 8 dari 50
V. Pengembangan Blok 47, Libia

Strategi
Menambah cadangan terbukti melalui pengembangan dan komersialisasi cadangan kontinjen.

Latar Belakang
Pada bulan Januari 2005, Perseroan dan Verenex memperoleh Blok 47 di lembah sungai Ghadames, Libia. Perseroan dan
Verenex masing-masing memegang 50% hak partisipasi pada lisensi Blok 47 dan Verenex bertindak sebagai operator. Pada
bulan November 2009, Verenex menandatangani perjanjian dengan Libyan Investment Authority (”LIA”) di mana LIA akan
mengambil alih hak partisipasi Verenex atas Blok 47.

Penemuan dan Kegiatan Eksplorasi


Blok 47 berlokasi di dalam lembah sungai Ghadames yang memiliki sistem perminyakan terbukti kelas dunia. Berdasarkan
laporan D&M pada tanggal 30 September 2008, cadangan kontinjen dari blok 47 adalah sebesar 175,85 MMBOE. Selama
semester pertama 2009, Perseroan telah melakukan pengeboran dua sumur eksplorasi tambahan, sehingga total Perseroan
dan Verenex (bersama-sama disebut “Partners”) telah melakukan pengeboran 21 buah sumur. Partners telah melampaui
semua komitmen minimum untuk eksplorasi sesuai ketentuan kontrak mereka.Terdapat banyak prospek eksplorasi yang
masih dapat diuji untuk menentukan cadangan potensial dari lisensi.

Rencana ke Depan
Partners tengah menunggu persetujuan Plan of Development dari NOC Libia untuk dapat segera memulai pengembangan
blok tersebut dan membukukan cadangan kontijen menjadi cadangan terbukti.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 120


Salinan 8 dari 50
VI. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Sarulla

Strategi
Mengembangkan sumber daya renewable energy dan usaha terkaitnya untuk memenuhi pertambahan permintaan tenaga
listrik di Indonesia, khususnya di Sumatra Utara, dan membangun aliansi strategis.

Latar Belakang
Pada 25 Juli 2006, Perseroan, melalui konsorsium dengan perusahaan-perusahaan publik internasional, Ormat
Technologies, Inc. (Ormat) dari Amerika Serikat dan Itochu Corporation (Itochu) dari Jepang (bersama-sama disebut
“Konsorsium Medco Ormat Itochu”) menerima Letter of Intent dari PT PLN (Persero) yang menyatakan PLN memberi
Penunjukan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Sarulla berkapasitas 330 MW (Proyek Sarulla), kepada konsorsium.
Sarulla berlokasi di Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara, dan merupakan proyek pembangkit listrik tenaga
panas bumi single-contract terbesar hingga saat ini. Proyek ini adalah cerminan sumber daya panas bumi Indonesia yang
potensial, memiliki produktivitas tinggi, dan berskala besar.

Perkembangan
Pada Oktober 2007, Perseroan mengalihkan 24% dari interest 86,25% di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Sarulla
dengan kapasitas 330 MW di Sumatera Utara (Proyek Sarulla) kepada Itochu Corporation (Itochu). Pada bulan yang sama,
Perseroan juga mengalihkan 25% dari sisa hak partisipasi 62,25% (setelah dijual ke Itochu) dalam Proyek Sarulla ke Kyuden
International Corporation (Kyushu). Setelah kedua pengalihan tersebut, Perseroan mempertahankan hak partisipasi di Proyek
Sarulla sebesar 37,25%.
Pada 18 Desember 2007, Konsorsium telah melakukan Deed of Assignment (DOA) dengan PLN di mana PLN menunjuk dan
mengalihkan hak dan kewajiban sesuai JOC dan ESC ke Konsorsium, Perubahan Joint Operating Contract (JOC) dengan PT
Pertamina Geothermal Energy (PGE), dan Perubahan ke Energy Sales Contract (ESC) dengan PLN. Proyek ini akan
dioperasikan oleh para anggota Konsorsium sesuai kerangka JOC dengan PGE, dan akan dibangun dalam tiga fase selama
lima tahun ke depan. Unit pertama dijadualkan mulai beroperasi dalam 30 bulan setelah pendanaan selesai dilakukan. Dua
unit lainnya dijadualkan mulai beroperasi secara bertahap dalam 18 bulan setelah unit pertama dijadualkan beroperasi. Pada
3 Juli 2008, Konsorsium menandatangani perubahan DOA untuk mengesahkan partisipasi Kyushu.

Rencana ke Depan
Saat ini Konsorsium sedang melakukan negosiasi ulang tarif dan meneruskan pembahasan dengan JBIC dan ADB untuk
mendapatkan pendanaan proyek.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 121


Salinan 8 dari 50
VII. Kilang Ethanol

Strategi
Mengembangkan sumber daya energi lain dan usaha terkaitnya untuk memenuhi pertambahan permintaan dunia.

Latar Belakang
Menurunnya pasokan energi global ditambah dengan upaya Perseroan menerobos pasar dalam industri bahan bakar nabati
dan besarnya potensi sektor pertanian yang dimiliki Indonesia, adalah faktor-faktor yang menjadi pertimbangan Perseroan
untuk memasuki usaha renewable energy. Perseroan mulai membangun kilang ethanol pada tahun 2006 di Kotabumi,
Lampung Utara. PT Rekayasa Industri (Rekayasa) ditunjuk sebagai kontraktor untuk Engineering, Procurement and
Construction (EPC). Kilang ini mampu memproduksi 180 KL per hari atau setara dengan 60.000 KL per tahun, dikembangkan
dengan menggunakan teknologi modern dengan menggunakan bahan baku singkong.

Perkembangan
Kilang ini telah memulai produksi awal pada tanggal 26 November 2008 dan melakukan pengapalan pertama pada awal
tahun 2009.

Rencana ke Depan
Perseroan sedang dalam tahap penjajakan kemitraan strategis untuk memperkuat operasi dan pendanaan. Operasi
komersial secara penuh akan dimulai di tahun 2010.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 122


Salinan 8 dari 50
4. Taksiran Cadangan (Tidak Diaudit)
Taksiran cadangan minyak dan gas bumi disajikan sesuai dengan hak partisipasi gross Perseroan (termasuk bagian
Pemerintah) kecuali untuk cadangan atas blok-blok Perseroan di Amerika Serikat disajikan berdasarkan net revenue basis
adalah sebagai berikut:

Cadangan Terbukti

2004 2005 2006 2007 2008 Q3-2009


BLOK Minyak Gas Minyak Gas Minyak Gas Minyak Gas Minyak Gas Minyak Gas
MMBO BCF MMBO BCF MMBO BCF MMBO BCF MMBO BCF MMBO BCF
Aset Indonesia

Rimau 60,16 18,32 74,86 18,56 69,49 11,25 60,07 5,63 41,58 21,33 36,21 18,26
South & Central
Sumatra 15,57 153,71 16,77 190,74 11,10 140,31 7,56 112,30 8,62 75,37 6,19 51,55

Tarakan 1,27 27,23 2,18 17,01 1,53 20,00 0,92 13,48 1,54 13,35 1,03 11,41

Sembakung - - 4,83 - 2,70 - 1,68 - 3,70 - 3,17 -


Senoro Toili (Lapangan
Tiaka) 2,59 - 1,89 - 3,75 - 3,14 - 1,76 - 1,45 -

Langsa 1,89 - 1,13 - 1,07 - 1,93 - 1,54 - 1,31 -

Kakap 2,45 38,92 1,67 30,11 2,01 25,09 1,75 24,96 1,39 20,51 - -

Bawean - - - - 0,85 - 13,71 - 13,58 - 13,40 -

Lematang 0,01 0,41 0,00 0,19 0,00 0,06 (0,01) 95,40 - 29,93 - 29,93

Sangasanga 5,46 20,86 3,75 14,46 2,07 11,93 0,35 10,98 - - - -

Brantas 0,96 33,24 1,03 15,84 1,12 6,24 - - - - - -

Tuban 1,90 - 7,36 7,57 - 6,95 - - - - -


Aset Internasional

Aset Amerika Serikat 0.97 71.73 1.54 40.72 1.42 38.29 1.02 22.92 1.15 25.99 1,09 36,81

West Asia 1.10 17.90 - - - - - - - - -

Total Cadangan Terbukti 94,32 382,31 117,00 327,62 104,69 253,17 99,06 285,67 74,86 186,47 63.85 147.97

Catatan:
Untuk aset domestic, Block A, Simenggaris, dan Bangkanai tercatat sebagai cadangan kontinjensi. Tidak ada pencatatan atas cadangan dari Blok Merangin-I, Yapen, Bengara,
dan Nunukan. Blok Jeruk adalah hak partisipasi ekonomi. Untuk aset internasional, cadangan dari Aset AS mencakup cadangan dari blok East Cameron 317/318, Main Pass
64/65, Mustang Island 758, Brazos 435, Brazos 437, Vrazos 492, Brazos 514, West Delta 52, Vada Martin, dan Vada Mire.

Informasi berikut mengenai kuantitas cadangan yang merupakan proved and probable reserve hanya merupakan taksiran,
dan tidak dimaksudkan untuk menggambarkan nilai yang dapat direalisasikan atau nilai pasar yang wajar dari cadangan
Perseroan. Perseroan menekankan bahwa taksiran cadangan secara bawaan tidak akurat. Sehubungan dengan hal tersebut,
taksiran ini dapat saja berubah bila tersedia informasi baru di kemudian hari. Terdapat berbagai ketidakpastian bawaan dalam
mengestimasi cadangan minyak dan gas bumi, termasuk faktor-faktor yang berada di luar kendali Perseroan.
Informasi berikut atas kuantitas cadangan yang diestimasi baik oleh tenaga ahli Perseroan maupun konsultan perminyakan
independen yaitu Gaffney, Cline & Associates (GCA), kecuali taksiran cadangan kontinjen Perseroan untuk blok Libia yang
diestimasi oleh DeGoyler Macnaughton (D&M), ataupun berdasarkan taksiran oleh operator blok yang bersangkutan. Prinsip
teknik perminyakan dan definisi yang berlaku di industri atas kategori dan sub-klasifikasi cadangan terbukti dan terduga
dipergunakan dalam penyusunan pengungkapan cadangan.
Manajemen berpendapat bahwa kuantitas cadangan di bawah ini merupakan taksiran yang wajar berdasarkan data geologi
dan teknik yang tersedia.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 123


Salinan 8 dari 50
Cadangan Terbukti dan Terduga

2004 2005 2006 2007 2008 Q3-2009


BLOK Minyak Gas Minyak Gas Minyak Gas Minyak Gas Minyak Gas Minyak Gas
MMBO BCF MMBO BCF MMBO BCF MMBO BCF MMBO BCF MMBO BCF
Aset Indonesia

Rimau 104,20 31,30 93,41 23,94 86,15 18,84 76,73 13,22 79,41 53,79 74,04 50,73
South & Central
Sumatra 34,70 413,90 25,90 375,26 17,68 223,64 14,14 195,63 13,12 162,58 10,69 138,76

Tarakan 2,10 35,80 2,18 17,01 1,53 20,00 0,92 13,48 3,23 13,94 2,72 12,00

Sembakung - - 5,35 - 3,70 - 2,68 - 6,03 - 5,50 -


Senoro Toili
(Lapangan Tiaka) 5,50 - 4,85 - 4,33 - 3,73 - 3,78 - 3,47 -

Langsa 4,50 - 1,82 - 1,76 - 3,31 - 2,93 - 2,69 -

Kakap 3,60 49,70 2,63 39,28 2,82 31,32 2,44 30,29 2,09 25,84 - -

Bawean - - - - 0,85 - 15,10 - 14,97 - 14,79 -

Lematang - 183,00 0,00 182,83 0,00 182,70 (0,01) 113,83 - 80,17 - 80,17

Sangasanga 7,90 20,90 5,49 14,46 3,81 11,93 2,09 10,98 - - - -

Brantas 4,50 42,50 3,17 33,66 3,27 24,07 - - - - - -

Tuban 1,90 - 7,36 - 7,57 - 6,95 - - - - -


Aset Internasional
Aset Amerika
Serikat 3,00 92,5 3,54 61,32 3,42 58,89 2,14 30,05 2,02 27,60 2,48 48,13

West Asia 1,50 19,60 - - - - - - - - - -


Total Cadangan
Terbukti dan Terduga 173,40 889,20 155,71 747,74 136,89 571,39 130,21 407,49 127,58 363,92 116,39 329,79

Cadangan Kontinjensi

2004 2005 2006 2007 2008 Q3-2009


BLOK Minyak Gas Minyak Gas Minyak Gas Minyak Gas Minyak Gas Minyak Gas
MMBO BCF MMBO BCF MMBO BCF MMBO BCF MMBO BCF MMBO BCF
Aset Indonesia
Senoro Toili
(Lapangan Gas
Senoro) 27,90 1.291,50 27,94 1.291,50 27,94 1.291,50 3,45 878,45 17,50 878,45 17,50 878,45

Block A - - - - - - - 135,84 1,27 121,69 1,27 121,69

Bangkanai - - - - - - - 21,29 - 21,29 - 21,29

Simenggaris - - - - - - - 61,63 - 61,63 - 61,63


Aset Internasional

Libia Block 47 - - - - - - - - 153,45 131,04 153,45 131,04


Total Cadangan
Kontinjensi 27,90 1.291,50 27,94 1.291,50 27,94 1.291,50 3,45 1.097,21 172,22 1.214,09 172,22 1.214,09

Informasi berikut mengenai kuantitas cadangan yang merupakan proved and probable reserve hanya merupakan taksiran,
dan tidak dimaksudkan untuk menggambarkan nilai yang dapat direalisasikan atau nilai pasar yang wajar dari cadangan
Perseroan. Perseroan menekankan bahwa taksiran cadangan secara bawaan tidak akurat. Sehubungan dengan hal tersebut,
taksiran ini dapat saja berubah bila tersedia informasi baru di kemudian hari. Terdapat berbagai ketidakpastian bawaan dalam
mengestimasi cadangan minyak dan gas bumi, termasuk faktor-faktor yang berada di luar kendali Perseroan.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 124


Salinan 8 dari 50
Informasi berikut atas kuantitas cadangan yang diestimasi baik oleh tenaga ahli Perseroan maupun konsultan perminyakan
independen yaitu Gaffney, Cline & Associates (GCA), kecuali taksiran cadangan kontinjen Perseroan untuk blok Libia yang
diestimasi oleh DeGoyler Macnaughton (D&M), ataupun berdasarkan taksiran oleh operator blok yang bersangkutan. Prinsip
teknik perminyakan dan definisi yang berlaku di industri atas kategori dan sub-klasifikasi cadangan terbukti dan terduga
dipergunakan dalam penyusunan pengungkapan cadangan.
Manajemen berpendapat bahwa kuantitas cadangan di atas ini merupakan taksiran yang wajar berdasarkan data geologi dan
teknik yang tersedia.

Tabel berikut di bawah adalah ringkasan dari sertifikasi cadangan Perseroan:

Aset Pihak Penilai Tanggal Sertifikat


Rimau Gaffney, Cline and Associates 31 Desember 2007
South & Central Sumatra Gaffney, Cline and Associates 31 Desember 2007
Sembakung Gaffney, Cline and Associates 31 Desember 2007
Senoro Toili Gaffney, Cline and Associates Lapangan Tiaka: 31 Desember 2007
Lapangan gas Senoro: 1 Januari 2008
Langsa Gaffney, Cline and Associates 1 Januari 2006
Block A Gaffney, Cline and Associates 31 Desember 2007
Lematang Gaffney, Cline and Associates Lapangan Harimau: 1 Januari 2006
Lapangan Singa: 31 Desember 2007
US Gaffney, Cline and Associates 31 Desember 2007
Libia DeGoyler Macnaughton 30 September 2008
Catatan:
Taksiran cadangan atas aset yang tidak tercantum di tabel di atas dibuat berdasarkan estimasi Perseroan atau operator.

5. Penjualan Dan Distribusi


a. Eksplorasi dan Produksi Minyak dan Gas
Pendapatan Perseroan dari penjualan minyak dan gas terutama dipengaruhi oleh volume net crude entitlement atau produksi
net yang merupakan bagian Perseroan atas produksi kotor setelah dikurangi bagian Pemerintah sesuai dengan kontrak bagi
hasil/PSC. Produksi net (net crude entitlement) terdiri atas cost recovery dan bagian laba Perseroan, yaitu setelah dikurangi
kewajiban pasar domestik Perseroan.
Dalam PSC, bagi hasil dalam bentuk First Tranche Petroleum (“FTP”) pada umumnya adalah sebesar 20% dari total produksi
sebelum dikurangi cost recovery tersedia untuk Pemerintah dan kontraktor sesuai dengan persentase hak bagi hasil masing-
masing. Jumlah produksi setelah FTP adalah jumlah yang tersedia untuk pemulihan biaya (cost recovery) bagi kontraktor,
yang dihitung dengan mengacu pada harga minyak mentah yang berlaku di Indonesia (ICP) dan harga gas aktual. Setelah
kontraktor memulihkan semua biaya yang dikeluarkan, Pemerintah berhak memperoleh pembagian tertentu dari hasil
produksi minyak mentah dan gas bumi yang tersisa, selanjutnya kontraktor berhak atas sisanya sebagai bagian ekuitas
(laba). Kontraktor diwajibkan untuk membayar pajak badan atas bagian labanya berdasarkan tarif pajak yang berlaku di
Indonesia pada saat PSC tersebut dilaksanakan. PSC di Indonesia wajib memenuhi domestic market obligation (DMO)
dimana kontraktor harus menyediakan kepada pasar domestik sebanyak yang lebih rendah antara 25% dari (i) bagian
kontraktor sebelum pajak atas total produksi minyak bumi dan (ii) bagian laba kontraktor atas minyak.
Porsi cost recovery atas net entitlement secara nilai tergantung pada jumlah biaya yang dikeluarkan, termasuk investasi
modal dalam eksplorasi, pengembangan dan produksi, biaya operasi tahunan. Kenaikan biaya akan meningkatkan net
entitlement Perseroan secara nilai, dan akan di ambil oleh Perseroan dalam bentuk lifting minyak. Sehingga perubahan harga
minyak akan merubah volume lifting minyak Perseroan (volume net entitlement). Sebagai contoh, penurunan harga minyak
dapat menurunkan Pendapatan Perseroan. Namun demikian, perubahan harga minyak tidak merubah porsi cost recovery
Perseroan secara nilai. Sehingga penurunan harga minyak dengan nilai cost recovery yang sama, akan menyebabkan
volume net entitlement dalam jumlah barel minyak akan meningkat.
Rezim perpajakan untuk perusahaan-perusahaan migas Indonesia diatur melalui Keputusan Menteri Keuangan yang dikenal
dengan “Uniformity Principle”. Dalam Uniformity Principle, laba kotor, biaya yang dapat dikurangkan dan laba bersih fiskal
adalah sama, baik untuk tujuan perpajakan ataupun untuk tujuan perhitungan hak dan kewajiban perusahaan atas PSC
dengan Pemerintah Indonesia. Oleh karena itu, apabila suatu biaya dapat dipulihkan maka biaya tersebut merupakan biaya
yang dapat dikurangkan untuk tujuan perpajakan. Ketika penghasilan fiskal telah ditentukan, penghasilan tersebut dikenakan
tarif pajak 44%, 48% atau 56% tergantung dari generasi PSC atau kontrak kerjasama lainnya.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 125


Salinan 8 dari 50
Biaya langsung untuk penjualan minyak dan gas terutama terdiri atas biaya lifting, biaya eksplorasi, penyusutan dan
amortisasi. Biaya lifting dipengaruhi oleh tingkat produksi, gaji dan upah, biaya kesejahteraan karyawan, material dan
supplies, biaya-biaya kontrak, dan pipeline fee. Biaya eksplorasi tergantung pada tingkat kegiatan eksplorasi dan tingkat
keberhasilan kegiatan-kegiatan eksplorasi tersebut. Biaya penyusutan dan amortisasi adalah biaya sehubungan dengan
deplesi dan biaya eksplorasi dan pengembangan migas yang dikapitalisasi dengan menggunakan estimasi cadangan dari
penilai independen atau internal Perseroan. Perseroan berkeyakinan bahwa struktur biayanya yang relatif rendah sangat
mendukung kemampuan Perseroan untuk bersaing termasuk ketika kondisi pasar tidak terlalu kondusif, misalnya ketika
harga minyak mentah sedang menurun.

Minyak Mentah (Crude Oil)


Perseroan adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha eksplorasi dan produksi
(E&P) minyak dan gas bumi baik di Indonesia maupun di kuar negeri. Blok minyak dan gas bumi dengan produksi terbesar
yang dimiliki Perseroan saat ini adalah Blok Rimau. Sebagaimana diatur dalam Kontrak Kerja Sama (KKS) Blok Rimau,
setelah sebagian besar dari produksi minyak mentah tersebut diserahkan kepada Pemerintah yang diwakili oleh BPMigas,
sisanya diserahkan kepada Perseroan untuk dijual kepada pembeli secara langsung.
Untuk memastikan Perseroan dapat menjual minyak mentah tersebut dengan harga premium tertinggi di atas harga dasar
ICP, serta syarat dan kondisi yang menguntungkan bagi Perseroan dan pemegang saham publik, Perseroan senantiasa
menerapkan kebijakan untuk menunjuk calon pembeli minyak mentah melalui proses tender terbatas. Dalam memasarkan
minyak mentah, Perseroan mengadakan kontrak jangka pendek dengan pihak pembeli. Minyak mentah yang tidak terjual
melalui kontrak penjualan dapat dijual di pasar spot (spot market), walaupun harga penjualan umumnya sedikit dibawah
harga penjualan melalui kontrak.
Sebagaimana layaknya suatu proses tender terbuka, dalam penyelenggaraan tender penjualan minyak mentah ini Perseroan
selalu menerapkan prinsip tender yang terbuka, bersaing, transparan, adil dan tidak diskriminatif serta akuntabel, dan dalam
rangka menerapkan prinsip tersebut, Perseroan senantiasa mengundang beberapa perusahaan perdagangan minyak mentah
(trading house) dengan kriteria sebagai berikut:
ƒ Termasuk dalam standar kriteria perusahaan dengan kelas investasi tingkat kredit (investment grade credit rating) yang
ditentukan oleh perusahaan penilai dunia, Standard & Poor dan Moody’s.
ƒ Harga yang diajukan harus mengacu pada ICP yang ditetapkan oleh Pertamina
ƒ Pemenang tender adalah perusahaan yang mengajukan premium harga penjualan minyak mentah tertinggi dengan
periode kontrak dan syarat serta kondisi lainnya yang terbaik.
Selanjutnya, setelah pemenang tender ditentukan, Perjanjian Jual Beli minyak mentah untuk jangka waktu tertentu
ditandatangani.
Saat ini, kontrak penjualan Perseroan terutama dilakukan dengan Petro-Diamond Pte. Ltd, anak perusahaan yang dimiliki
sepenuhnya oleh Mitsubishi Corporation, sementara sisanya dijual di Spot Market. Minyak mentah yang dijual adalah seluruh
minyak mentah yang merupakan net entitlement Perseroan atas produksi minyak mentah yang berasal dari lapangan Kaji-
Semoga di blok Rimau. Jangka waktu penjualan minyak ke Petro-Diamond adalah 3 (tiga) tahun, yaitu mulai Januari 2009
sampai dengan Desember 2011. Pengiriman pertama telah dilakukan pada bulan Januari 2009.

Gas Alam
Kontrak penjualan gas pada umumnya adalah kontrak jangka panjang dengan harga yang tetap atau progresif dengan tingkat
pertumbuhan yang disesuaikan menurut kontrak. Rata-rata realisasi harga penjualan gas Perseroan untuk tahun yang
berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2009, 31 Desember 2008, 2007, dan 2006 masing-masing adalah USD 3,08, USD4,2,
USD3,2 dan USD2,8 per MMBTU. Sebagian besar gas alam yang diproduksi Perseroan berasal dari ladang-ladang gas yang
ditemukan pada saat pengembangan ladang minyak, sehingga biaya pengembangan dan pengoperasian ladang gas
Perseroan menjadi relatif murah.
Kontrak penjualan gas atau biasa disebut GSA (Gas Sales Agreement) dibuat antara Perseroan dan pembeli seperti
Pertamina, Perusahaan Listrik Negara dan Pupuk Sriwijaya. Pertamina membeli seluruh produksi LPG Perseroan dan
menjual kembali gas tersebut kepada konsumen lain. Sebelum memasuki kontrak GSA, Perseroan umumnya
menandatangani kontrak awal yang tidak mengikat atau HoA. Baik GSA maupun HoA ditandatangani pada level anak usaha
Perseroan berdasarkan daerah kontraknya, dengan besarnya komitmen volume gas yang secara spesifik telah disetujui
sebelumnya dalam satuan British Thermal Unit (BTU). Sekitar 70% hingga 85% dari volume penjualan gas yang dikontrakkan
di dalam GSA dan HoA telah dijamin dengan provisi take-or-pay (TOP), yaitu suatu perjanjian yang mengharuskan konsumen
tetap membayar gas sesuai ketentuan kontrak meski tidak jadi menggunakannya.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 126


Salinan 8 dari 50
Produksi gas dari operasi internasional Perseroan dihasilkan oleh aset-aset Perseroan di Amerika Serikat dimana penjualan
dilakukan pada pasar spot menggunakan harga yang didasarkan pada Henry Hub. Selain itu di Oman perseroan juga ditunjuk
sebagai kontraktor untuk mengoperasikan, mengelola, dan mengawasi lapangan-lapangan Karim Cluster di Oman.
Pemerintah di negara-negara Asia, termasuk di Indonesia memperkirakan akan terjadi lonjakan permintaan pada produk gas
alam sejalan dengan kebijakan masing-masing negara untuk meningkatkan penggunaan gas alam yang bersifat ramah
lingkungan sebagai alternatif bahan bakar pengganti batubara maupun minyak bumi. Peningkatan permintaan akan gas alam
juga terjadi di Indonesia sebagai dampak dari kebijakan pemerintah terkait pengurangan subsidi bahan bakar minyak.
Kebutuhan gas alam yang meningkat di tingkat nasional maupun regional memberikan peluang bagi Perseroan untuk ikut
berpartisipasi maupun memanfaatkan cadangan gas yang dimiliki secara komersial, dengan mengambil langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Melakukan penjualan langsung kepada perusahaan yang berlokasi dekat dengan lokasi Perseroan atau melalui
Perusahaan Gas Negara (PGN) atau melalui perusahaan pipa transmisi gas pihak ketiga.
2. Membentuk aliansi dengan pengguna gas alam di sektor hulu untuk menjamin adanya penjualan gas alam yang
berkesinambungan.
3. Masuk ke dalam proyek-proyek yang menggunakan gas alam sebagai penunjang kegiatan produksinya, seperti
membangun kilang LNG bersama dengan Mitsubishi Corporation dan Pertamina di Senoro, Sulawesi.
Perseroan juga mengambil langkah membangun aliansi dengan perusahaan migas internasional yang beroperasi di
Indonesia. Langkah pembentukan aliansi dipandang perlu untuk memperdalam keahlian teknikal, akses terhadap berbagai
peluang usaha dan diversifikasi eksplorasi dan pengembangan usaha. Saat ini, Perseroan bekerjasama dengan berbagai
perusahaan migas internasional melalui kepemilikan bersama dan pengoperasian sumur migas di berbagai daerah di
Indonesia.

b. Pembangkit listrik
PT Medco Power Indonesia melakukan penjualan listrik melalui perjanjian pembelian tenaga listrik (power purchase
agreement) jangka panjang (12-30 tahun) untuk seluruh fasilitas pembangkit listrik yang dioperasikan. Pembeli dari seluruh
tenaga listrik yang dihasilkan oleh fasilitas pembangkit listrik PT Medco Power Indonesia adalah Perusahaan Listrik Negara
(“PLN”) baik di kantor pusat maupun anak perusahaan PLN atau kantor wilayah PLN.
PLN Batam memiliki kewajiban untuk membeli atau membayar minimum 84% sampai dengan 90% dari total tenaga listrik
yang dihasilkan oleh MEB dan DEB dari tahun 2008 dan seterusnya serta hal-hal lain, sesuai dengan ketentuan yang berlaku
pada perjanjian pembelian tenaga listrik. Bila fasilitas pembangkit listrik MEB tidak dapat memenuhi kapasitas produksi yang
terjadi karena faktor-faktor di luar kendali MEB (seperti kegagalan Perusahaan Gas Negara dalam melakukan pasokan gas
minimum yang dibutuhkan oleh fasilitas pembangkit listrik MEB), PLN Batam tetap memiliki kewajiban untuk melakukan
pembayaran minimum kapasitas listrik kepada MEB dan DEB.
Selain itu, pendapatan Perseroan dari bidang usaha tenaga listrik juga berasal dari jasa O&M pembangkit listrik PLN Tanjung
Jati B di Jawa Tengah untuk jangka waktu 24 tahun sejak tahun 2005.

c. Industri sektor hilir (downstream)


Perseroan memasuki industri hilir untuk menciptakan rantai usaha energi terpadu dari hulu ke hilir serta menjawab tantangan
kebutuhan energi dimasa mendatang melalui pengembangan bahan bakar nabati. Saat ini Perseroan memiliki dan
mengoperasikan kilang LPG di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, memiliki dan mengoperasikan fasilitas penyimpanan dan
distribusi bahan bakar di Jakarta Utara serta memiliki kilang ethanol di Lampung.
LPG di jual kepada Pertamina dengan harga pasar berdasarkan harga LPG Saudi Aramco HSD dijual kepada wholesale dan
industri mengikuti harga pasar HSD. Perseroan telah melakukan penjualan ethanol yang dilakukan secara spot berdasarkan
harga pasar di Singapura. Perseroan masih dalam tahap menjajaki kemungkinan penjualan sebagian produksi Ethanolnya
dengan sistem kontrak jangka menengah.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 127


Salinan 8 dari 50
6. Strategi Usaha
1. Membangun usaha dengan pertumbuhan yang menguntungkan berdasarkan tiga kegiatan usaha utama, yaitu
Eksplorasi dan Produksi (E&P) Minyak dan Gas (migas), Pembangkit Listrik, dan Industri Hilir dengan sumber bahan
bakar fosil maupun bahan bakar yang dapat diperbaharui. Untuk menfokuskan bidang usaha, di tahun 2008 Perseroan:
- Melepas seluruh saham Perseroan di anak perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha penyedia jasa
anjungan (rig) pemboran, PT Apexindo Pratama Duta Tbk (Apexindo) agar Perseroan dapat fokus dalam
pengembangan kegiatan usaha energi terpadu.
- Melakukan restrukturisasi organisasi secara internal sehingga terbentuk subholding-subholding baru yang secara
spesifik menangani kegiatan usaha utama tersebut yaitu Medco E&P Indonesia, Medco Energi Global, Medco
Power Indonesia dan Medco Downstream Indonesia.
Sebagai wujud komitmen Perseroan dalam menjalankan kegiatannya di bidang usaha utama diatas dapat dibuktikan
dengan bertambahnya tujuh proyek kunci baru yang saat ini sedang dalam tahap pengembangan seperti proyek-proyek
gas di Lematang (Sumatra Selatan), Blok A (Aceh), proyek EOR di Rimau (Sumatra Selatan), proyek minyak di Libia,
proyek pembangkit tenaga listrik panas bumi di Sarulla (Sumatra Utara) dan kilang ethanol di Lampung (Sumatra
Selatan).
2. Mengembangkan dan memperkuat posisi industri bahan bakar yang dapat diperbaharui dalam dalam 5-8 tahun ke
depan dengan cara merubah ulang fokus kegiatan usaha hilir menuju pendayagunaan ekonomi pertanian di Indonesia.
Dalam rangka memanfaatkan kesempatan dari deregulasi pasar industri hilir di Indonesia serta berinvestasi secara
selektif di sumber daya energi alternatif dengan fokus terutama pada bidang yang kurang padat modal dan
memanfaatkan hasil pertanian yang melimpah, Perseroan memulai investasi di industri bahan bakar terbarukan yaitu
kilang ethanol di Kotabumi, Lampung. Melalui Medco Ethanol Lampung yang 100% sahamnya dimiliki Perseroan, kilang
yang memiliki kapasitas produksi 180KL per hari atau setara dengan 60.000 KL per tahun ini menggunakan bahan baku
singkong yang di beli dari para petani setempat. Singkong yang menjadi bahan baku ethanol tersebut merupakan
varietas yang mengandung sianida dan tidak layak pangan sehingga tidak memiliki sifat persaingan terhadap permintaan
singkong untuk bahan pangan. Untuk rencana kedepannya perseroan saat ini sedang dalam tahap penjajakan kemitraan
strategis untuk memperkuat operasi dan pendanaan.
3. Meningkatkan posisi kegiatan usaha migas Internasional di pasar global serta memperjelas arah dari kegiatan tersebut.
Semua aset E&P yang berada di luar Indonesia saat ini dikelola melalui Medco Energi Global Pte. Ltd. perusahaan yang
didirikan di Singapura tahun 2007. Tujuan utama dibentuknya sub-holding ini adalah untuk menumbuhkan portfolio aset
yang berimbang untuk produksi, menemukan peluang non-produksi dan peluang eksplorasi dengan penyebaran risiko
geografis dan geologis. Sehingga aset MEG yang semula hanya ada di AS saat ini mulai berkembang ke negara-negara
lain seperti Libia, Tunisia, Kamboja, Yemen dan service contract di Oman. Untuk menjamin peluang pertumbuhan
tambahan cadangan hidrokarbon maupun pendapatan dari negara-negara yang belum memanfaatkan aset hidrokarbon
mereka Perseroan akan terus melanjutkan investasi di negara-negara di mana Perseroan telah beroperasi dalam
bentuk eksplorasi maupun akuisisi. Sebagai contoh, Perseroan terus menambah jumlah aset di AS dengan akuisisi Blok
East Cameron 316, West Cameron 557, Walker Ranch- Cibola dan Vada Mire serta Vada Martin. Sementara untuk di
Timur Tengah proyek minyak Blok 47 di Libia saat ini berada dalam tahap pengembangan dan tengah menunggu
persetujuan Plan of Development dari National Oil Company of Libia untuk dapat segera memulai pengembangan blok
tersebut dan membukukan cadangan kontijen menjadi cadangan terbukti.
4. Memberikan fleksibilitas dan peluang berinovasi dalam pengembangan usaha melalui unit “Inkubator Kegiatan Usaha
Baru.” Mengawali rencana jangka panjang perseroan untuk menumbuhkan sumber-sumber pendapatan baru di luar
E&P, Tenaga Listrik dan Industri Hilir namun yang masih memiliki hubungan erat dengan energi, Perseroan membentuk
unit ‘Inkubator Usaha Baru‘. Di dalam unit usaha baru ini akan dikembangkan kegiatan usaha yang berhubungan dengan
energi dan mendukung kegiatan usaha Perseroan lain yang sudah lebih mapan melalui kegiatan usaha seperti Coal Bed
Methane (CBM) maupun kegiatan usaha Pertambangan. Untuk proyek CBM Perseroan telah menandatangi Head of
Agreement dengan Arrow Energy dari Australia untuk melakukan kegiatan eksplorasi dan pengembangan CBM di
wilayah kerja migas milik Perseroan. Diharapkan, jika pengembangan unit usaha ini berlangsung sukses, maka bisa
menjadi sumber arus kas baru bagi Perseroan manakala seluruh 7 proyek kunci telah beroperasi secara penuh.
5. Meningkatkan efektifitas organisasi dengan menerapkan pengawasan keuangan secara disiplin dan menanamkan
budaya berkinerja tinggi serta meningkatkan kompetensi karyawan. Sejalan dengan penerapan Struktur Organisasi yang
telah di perbaharui serta peningkatan penerapan prinsip-prinsip GCG, pemegang saham pengendali telah mengusulkan
perubahan atas struktur anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan, dimana peran serta pemegang saham
pengendali dalam pengelolaan Perseroan telah ditiadakan. Dengan demikian, Perseroan benar-benar di kelola oleh para
profesional yang independen sehingga proses pengambilan keputusan juga dapat dilakukan secara independen. Dalam
meningkatkan komunikasi yang efektif antara Korporat dan anak perusahaan maupun antar anak perusahaan, jadual
Rapat Direksi Korporat dirubah menjadi 2 (dua) kali dalam sebulan. Dimana dalam Rapat pertama, membahas tentang
Kinerja Operasi bulanan anak perusahaan, sedangkan dalam Rapat kedua, membahas tentang Kinerja Keuangan
bulanan anak perusahaan.
Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 128
Salinan 8 dari 50
Disamping itu, untuk memastikan seluruh karyawan Perseroan memiliki informasi dan pengertian yang sama tentang
suatu informasi yang wajib disampaikan kepada seluruh karyawan Perseroan serta untuk meningkatkan kemampuan
berkomunikasi anggota Manajemen, Strategi Komunikasi dan Memo dari Direktur Utama tentang informasi yang perlu
dikomunikasikan senantiasa di sediakan bagi seluruh jajaran Direksi, Eksekutif dan Manajemen lainnya.

7. Keselamatan Kerja
a. Bahaya Dalam Operasional
Dalam menjalankan kegiatan operasinya, Perseroan selalu dihadapi oleh bahaya dan risiko yang ditimbulkan dari aktivitas
produksi serta transportasi minyak dan gas, seperti kebakaran, bencana alam, ledakan, berhadapan dengan tekanan minyak
dan gas yang berlebihan, keretakan, pipa-pipa yang putus dan bocor yang mengakibatkan hilangnya minyak dan/atau gas,
pencemaran lingkungan, kecelakaan kerja dan kerugian lainnya. Di samping itu, beberapa operasional minyak dan gas
Perseroan berada di areal yang rentan terhadap gangguan cuaca yang berpotensi menyebabkan kerusakan terhadap
fasilitas-fasilitas tersebut sehingga memungkinkan untuk mengganggu proses produksi. Untuk memberikan perlindungan atas
bahaya dalam operasional ini, Perseroan menutup dengan asuransi atas kerugian-kerugian tertentu, namun tidak
keseluruhan. Penutupan yang dilakukan Perseroan meliputi kegiatan eksplorasi dan produksi, termasuk namun tidak terbatas
pada kerusakan sumur-sumur, pembuangan, dan pengendalian polusi tertentu, kerusakan fisik atas aset-aset tertentu,
pesangon, pertanggungjawaban umum, kendaraan dan kesejahteraan karyawan.

b. Keselamatan Kerja
Perseroan memiliki standar keselamatan kerja yang dirancang untuk melindungi keselamatan pekerja sebagai aset
Perseroan, masyarakat dan lingkungan. Suatu panduan prosedur keselamatan yang terperinci tersedia di tingkat operasional,
juga di setiap anak perusahaan, yang bersama-sama turut menentukan prosedur keselamatan kerja Perseroan. Prosedur-
prosedur tertentu harus memperoleh persetujuan dari badan yang berwenang terlebih dahulu.
Menurut kebijakan Perseroan, dalam perselisihan antara penyelesaian keselamatan kerja atau lingkungan, Perseroan
mengutamakan perlindungan terhadap karyawan, peralatan dan lingkungan. Perseroan juga menyediakan pelatihan yang
komprehensif di bidang keselamatan kerja. Petugas Pemerintah juga melakukan pemeriksaan terhadap fasilitas kegiatan
Perseroan secara acak untuk menjamin bahwa aturan-aturan keselamatan telah diikuti.
Perseroan berkomitmen tinggi untuk senantiasa mempertahankan standar operasi atas aspek Lingkungan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (LK3) diwilayah operasi. Perseroan percaya bahwa kegiatan LK3 adalah kunci dari kesuksesan Perseroan.
Untuk meyakinkan penerapan praktik LK3, kebijakan global tertulis telah diterbitkan dalam upaya untuk meningkatkan
kepedulian LK3 bagi karyawan, kontraktor, mitra kerja dan penduduk sekitar untuk terus sadar akan peduli terhadap aspek-
aspek LK3 didalam kegiatan operasi dan masyarakat sekitar.
Mengingat beragamnya industri yang dijalankan, Perseroan memberikan wewenang kepada setiap unit usaha untuk
mengadopsi sistem atau program LK3 yang sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing industri unit usaha tersebut.
Namun, Perseroan mewajibkan semua unit usaha untuk mengadopsi sistem yang mematuhi hukum dan perundang-
undangan yang berlaku serta mengacu pada praktik terbaik sesuai standar internasional.
Semua anak perusahaan Perseroan di bidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas di Indonesia, terus mengadopsi
penerapan Sistem Integritas Manajemen Medco (MIMS) dalam menerapkan prosedur LK3. MIMS terdiri dari sebelas unsur
utama yang menegaskan secara terperinci bahwa setiap kegiatan operasi harus memenuhi syarat LK3. Seluruh elemen itu
harus mencakup aspek-aspek utama yaitu keselamatan, keamanan, kesehatan dan manajemen lingkungan, sejak suatu
proyek mulai beroperasi. Kebijakan ini juga membantu memastikan bahwa setiap unit operasi memiliki sumber daya,
keahlian, sistem, prosedur dan aturan untuk memfasilitasi kinerja yang aman, terpercaya dan peduli kepada lingkungan.
MIMS juga menjadi pedoman bagi Perseroan untuk memastikan kegiatan operasi yang dilakukan tidak mengganggu
komunitas setempat. Sisi lain dari MIMS adalah, Perseroan dapat melakukan penilaian terhadap dampak lingkungan dan
sosial untuk proyek-proyek baru.
Disamping itu, setiap kegiatan operasi unit usaha diawasi melalui sebuah proses penilaian yang diterapkan secara konsisten
dan berkala dalam kurun waktu tiga sampai lima tahun. Untuk lebih meningkatkan kepedulian terhadap LK3, dan memastikan
evaluasi yang konsisten terhadap prosedur ini, mulai tahun 2006, unit usaha minyak dan gas telah mengadopsi Edisi ke 7
dari Sistem Tingkat Keselamatan Internasional (ISRS7). ISRS7 merupakan sistem yang sangat berguna untuk mengukur
kinerja kepedulian terhadap LK3 yang dikaitkan dengan kinerja usaha perusahaan.
Pada tahun 2007, aset Perseroan yang berproduksi di Tarakan dan Sanga-Sanga menerima penghargaan ”Zero Lost Time
Accident” (Nihil Kecelakaan) dari Pemerintah. Sementara untuk bidang usaha tenaga listrik, MEB dan DEB juga menerima
penghargaan serupa dari Pemerintah untuk ”Zero Lost Time Accident.”

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 129


Salinan 8 dari 50
Di tahun 2007, Perseroan juga mulai menerapkan Alpha Assessments di setiap operasi minyak dan gas. Penerapan tersebut
pada dasarnya dilakukan untuk memberikan persepsi Lingkungan, Keselamatan, Kesehatan, Kerja & Kualitas (SHEQ)
perusahaan yang dibagikan dalam bentuk kuesioner kepada manajemen dan karyawan. Setelah penerapan Alpha
Assesment, langkah selanjutnya adalah melakukan Omega Assesment yang mencakup ISO 9001 (kualitas), ISO 14001
(lingkungan), OHSAS 18001 (Kesehatan dan Keselamatan Pekerjaan), PAS 55 (Manajemen Aset) dan GRI (Tanggung
Jawab Sosial Korporasi) dan termasuk bukti-bukti manajemen SHEQ telah diterapkan. Perseroan juga telah melakukan
Omega Assessment pada triwulan ke empat tahun 2008.
Medco Energi Global Pte Ltd mengadopsi prosedur LK3 untuk aset minyak bumi internasional, yang sedikit berbeda dengan
praktik aset Indonesia E&P.
Untuk kegiatan industri hilir, ISRS7 telah diterapkan sejak tahun 2005 di PT Medco Metanol Bunyu dan PT Medco LPG Kaji.
Omega Assessment telah dilaksanakan dan mencapai kinerja tingkat 3. PT Medco Sarana Kalibaru, sebuah fasilitas
penyimpanan dan distribusi bahan bakar yang baru saja diakuisisi mulai menerapkan prosedur LK3 pada tahun 2007 dan
diharapkan dapat menerapkan program LK3 secara menyeluruh di tahun 2008. Zero Lost Time Accident juga didapat dari PT
Medco Metanol Bunyu dan PT Medco LPG Kaji.

8. Asuransi
Seluruh persediaan dan aset tetap, kecuali tanah, telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya
dengan nilai pertanggungan sebesar USD317 juta dan Rp298 miliar pada tanggal 30 Juni 2009.
Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2008, seluruh sumur, perlengkapan dan fasilitas terkait yang dimiliki anak perusahaan
yang bergerak di bidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi diasuransikan dengan nilai pertanggungan sebesar
USD841 juta Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2009, seluruh sumur, persediaan, perlengkapan dan fasilitas terkait yang dimiliki
anak perusahaan yang bergerak di bidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi diasuransikan dengan nilai
pertanggungan masing-masing sebesar USD841 juta.
Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut di atas adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian
atas aset yang dipertanggungkan.
Tabel berikut memperlihatkan asuransi yang signifikan dimiliki Perseroan per 30 September 2009 adalah sebagai berikut:
Perusahaan Jenis Asuransi Objek Jumlah Masa Berlaku Perusahaan Asuransi
Pertanggungan
Onshore Property & Control
PT Medco E&P Asuransi Kumpulan 1 Mei 2009 – 30 April PT Tugu Pratama Indonesia –
Well pada 10 lokasi blok USD 500.420.658
Indonesia BPMigas Konsorsium 2010 BPMigas Konsorsium
pengeboran
Oil Exploration, Production
1 Agustus 2009 – 1
Third Party Liability and Related Activities USD 50.000.000 PT Asuransi Astra Buana
Agustus 2010
Onshore
1 November 2009 – 1
Land Transit Cargo USD 60.000.000 PT Asuransi Wahana Tata
November 2010
1 June 2009 – 31 May
Crude Oil Stock Oil Stock at FSO Laksmiati USD 22.375.000 PT Asuransi Wahana Tata
2010
Oil Shipment from
1 May 2009 – 30 April
Crude Oil Shipment Sembakung to Bunyu Marine USD 1.000.000 PT Asuransi Wahana Tata
2010
Port
Oil Shipment from
Tengguleng to FSO 1 May 2009 – 30 April
Crude Oil Shipment USD 750.000 PT Asuransi Sinar Mas
Laksmiati 2010

PT Exspan Petrogas USD 22.419.439 30 Juni 2009 – 30 Juni


CPM Alat Berat PT Asuransi Astra Buana
Intranusa 2010
45 Kendaraan 13 Kendaraan: 7 Maret
Rp 6.268.046.464 PT. Asuransi Takaful Umum
2009 – 7 Maret 2010
All Risk
32 Kendaraan: 21
Agustus 2009 – 21
Agustus 2010
PT. Sistim Vibro Contractor’s Plant and Contractors Plant & 16 Juli, 2009 – 16 Juli PT. MAA General Assurance
USD 500,000.00
Indonesia Machinery Machinery 2010 (Syariah)

External Physical Damage


PT. Medco Integrated 21 Juli 2009 – 21 Juli
Electronic Equipment (include USD 188,610.00 PT. Asuransi Tri Pakarta
Resources  2010
Insurance Property All Risk & Control of
Well)
Business guard for directors
PT. Medco Energi 30 Juni 2009 – 30 Juni
and officers USD 45.000.000 PT AIG Indonesia
Internasional 2010

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 130


Salinan 8 dari 50
Comprehensive motor 30 Juni 2009 – 30 Juni
Total loss Vehicle Rp 2.564.890.000 2010 PT Jasindo

Property All
30 Juni 2009 – 30 Juni
Mitra Energi Batam Risk/Business General Assets USD 36.300.000 PT Tugu Kresna Pratama
2010
Interuption/Earthquake

Property All
30 Juni 2009- 30 Juni
Dalle Energy Batam Risk/Business General Assets USD 37.000.000 PT Tugu Kresna Pratama
2010
Interuption

1 Juni 2009 – 1 Juni St. Paul Surplus Line


Medco Energi US LLC General Liability USD 3.000.000
2010 Insurance Company

1 Juni 2009 – 1 Juni St. Paul Surplus Line


Umbrella Liability Commercial Issue USD 25.000.000
2010 Insurance Company

1 Juni 2009 – 1 Juni London Syndicates and


Excess Liability USD 25.000.000
2010 Domestic Market
1 Juni 2009 – 1 Juni
OPA USD 35.000.000 London Syndicates
2010
10 Juni 2009 – 10 Juni
Energy Package Windstorm Coverage USD 50.000.000 Various Underwriters
2010
10 Juni 2009 – 10 Sept
Energy Package excl.
2010 Various Underwriters
Windstorm Coverage
Medco Tunisia 10 Juni 2009 – 10 Juni Societte Tunisienne d’
Energy Package USD 52.000.000
Holding Limited 2010 Assurances
Excess Liability 10 Juni 2009 – 10 Juni Trust Insurance Company
Third Party Liability USD 30.000.000
2010 Libia

PT. Medco Energi


10 Juni 2009 – 10 Juni Trust Insurance Company
Internasional – Libia Energy Package Energy Package USD 42.000.000
2010 Libia
Operation
Trust Insurance Company
Excess Liability 1 Juni 2009 – 1 Juni
Third Party Liability USD 30.000.000 Libia
2010
USD 2.000.000
Operators Extra Expense -
Medco LLC Oman 1 Juni 2009– 1 Juni McGriff,Seibels & Williams of
Energy Package Policy Drilling, Workover,
Operations 2010 Texas,INC
Production & Shut In wells
USD 2.000.000
Workmen 15 Agustus 2009 – 1
Dhofar Insurance Company
Compensation Policy Juni 2010
Al Khuwair Office, NIMR 15 Agustus 2009 – 1
Fire Insurace USD 500.000 Dhofar Insurance Company
Field Office Juni 2010
15 Agustus 2009 – 1
Public Liability USD 2.000.000 Dhofar Insurance Company
Juni 2010

PT Medco Marine Cargo


30 Juni 2009 – 30 Juni
Downstream Insurance USD 3.300.000 PT Asuransi Sinar Mas
2010
Indonesia
Fixed Asset pada
Comprehensive Operational Material dan 30 Juni 2009 – 30 Juni
PT. Medco LPG Kaji USD 19.000.000 PT Tugu Pratama Indonesia
Machinery Insurance Business Interuption 2010

PT Medco Sarana
Comprehensive 30 Juni 2009 – 30 Juni
Kalibaru IDR 280.921.623.300 PT Tugu Pratama Indonesia
Machinery Insurance 2010

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 131


Salinan 8 dari 50
9. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Perseroan selalu melaksanakan kegiatan usaha dengan cara yang aman sehingga kepentingan lingkungan alam maupun
sosial akan selalu terlindungi di seluruh daerah operasi Perseroan. Untuk itu, Perseroan akan selalu mematuhi peraturan
Pemerintah yang mengatur kebijakan mengenai perlindungan terhadap lingkungan.
Perseroan juga selalu memastikan bahwa operasi dilakukan dengan mematuhi praktik terbaik dengan taraf internasional
dalam perlindungan lingkungan dan pelestarian. Beberapa peraturan yang telah ditegakan oleh Pemerintah Indonesia melalui
Kementerian Negara Lingkungan Hidup seperti pembuatan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang berisi
dokumen tentang : Kerangka Acuan Dampak Lingkungan, Analisis Dampak Lingkungan Hidup, Rencana Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup.
Perseroan melalui unit usaha minyak dan gas di Indonesia juga melakukan serangkaian kegiatan untuk mengembalikan
keseimbangan ekologi sejalan dengan operasinya.
Untuk menjaga dan memelihara lingkungan yang bersih dan aman, Perseroan melakukan observasi terhadap program-
program:
1. Pembuangan Nol (untuk menghasilkan water injection)
Menghasilkan air dari kegiatan produksi minyak dan disuntikan kembali kedalam reservoir untuk perawatan tekanan.
2. Emisi Nol (pengurangan pembakaran gas)
Pengurangan pembakaran gas dengan memanfaatkan gas asosiasi untuk pembangkit listrik lokal, atau disuntikan lagi ke
dalam formasi untuk melakukan enhanced oil recovery dan mengubahnya ke LPG.
3. Manajemen Limbah Berbahaya
Limbah berbahaya diproduksi dari kegiatan operasi dan diatasi dengan kesediaan fasilitas tempat penyimpanan sampah
berbahaya sementara atau diolah secara bio remediasi dan secara proaktif melaporkannya kepada institusi Pemerintah.
4. Pembahasan mengenai dampak lingkungan dan studi lingkungan
Penilaian atas lingkungan atau studi lingkungan ini dilakukan di setiap kegiatan operasi yang memiliki potensi dampak
lingkungan.
5. Pengawasan Lingkungan (termasuk emisi dan pengawasan limbah)
Program ini dilakukan setiap semester agar pengawasan dan evaluasi dampak lingkungan di daerah operasi dapat
dilakukan. Laporan kegiatan ini diberikan ke institusi Pemerintah.
6. Audit Lingkungan
Audit lingkungan internal dan eksternal dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup dilakukan setiap tahun untuk
memantau kinerja lingkungan dari setiap aset.
7. Penghijauan kembali
Penghijauan kembali atas daerah yang dibebaskan oleh kegiatan dilakukan agar habitat alam dan kondisi iklim mikro
dapat terpelihara.
Semua program ini telah diterapkan di setiap aset E&P Indonesia.
Pada tahun 2007, aset E&P Indonesia di Rimau mendapatkan ISO 14001:2004 (Environmental Management System) untuk
kegiatan operasinya. Sertifikasi ISO ini didapatkan pada bulan Desember 2007.
Pada tahun 2008, semua aset E&P Indonesia menerima peringkat Blue Proper. Peringkat ini menandakan bahwa semua aset
telah patuh terhadap standard lingkungan hidup yang berlaku.
Untuk aset minyak dan gas internasional, Medco Energi Global patuh dan mengacu kepada semua peraturan dan
perundangan lingkungan yang berlaku di negara-negara dimana Perseroan beroperasi.
Pada tahun 2008, MMB dan MLK juga telah mendapatkan peringkat Blue Proper dan Penghargaan Zero Accident dari
Persatuan Insinyur Indonesia (PII), sementara MMB mendapatkan sertifikasi dan memperoleh penghargaan untuk “Green
Corporate Award 2008” dari Kementrian Negara Lingkungan Hidup atas usaha dan kinerjanya dalam kepedulian terhadap
pengembangan dan lingkungan di tempat beroperasi.
Usaha ketenaga listrikan di Batam melalui MEB senantiasa melakukan operasi dengan tingkat keselamatan tertinggi,
efektifitas, dan kepedulian terhadap lingkungan. Pada tahun 2008, MEB terpilih sebagai perusahaan yang memberikan
panutan terhadap penerapan Standar Lingkungan yang Baik, serta menerima penghargaan dari Kementrian Negara
Lingkungan Hidup.
Perseroan percaya bahwa pelestarian alam sangat penting bagi generasi penerus yang akan mengikuti langkah Perseroan.
Beberapa tahun ke belakang, Perseroan telah menciptakan beberapa industri yang mendukung lingkungan hidup bersih.
Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 132
Salinan 8 dari 50
10. Prospek Usaha
Perseroan percaya bahwa prospek di bidang minyak dan gas masih sangat menjanjikan. Oleh karena itu, Perseroan
menfokuskan diri pada bidang tersebut. Dengan difokuskannya 7 proyek inti, dimana 5 proyek diantaranya berhubungan
langsung dengan bidang minyak dan gas di Indonesia dan internasional, termasuk proyek monetisasi cadangan gas di
Senoro, Sulawesi, dan proyek Perseroan di Libia yang memiliki cadangan kontinjensi yang signifikan.
Selain itu, salah satu kebutuhan energi yang terus meningkat saat ini dan dari tahun ke tahun adalah kebutuhan tenaga listrik.
Oleh karena itu, Perseroan berupaya terus untuk meningkatkan produksi tenaga listrik dengan membangun pembangkit listrik
lainnya, seperti pembangkit listrik tenaga panas bumi Sarulla. Proyek pembangkit listrik Sarulla menggunakan tenaga panas
bumi. Hal ini sejalan dengan rencana Perseroan untuk terus melihat dan mengambil peluang di green energy yang semakin
diminati sebagai salah satu sumber energi.
Saat ini Perseroan telah berkembang menjadi perusahaan energi terpadu, yang bergerak dalam bidang eksplorasi dan
produksi (E&P) minyak dan gas (migas), pembangkit listrik dan industri hilir yang menggunakan sumber daya migas dan
sumber daya yang dapat diperbaharui.
Pada tanggal 30 September 2009, Perseroan memiliki portofolio cadangan Gross 1P Reserve sejumlah 98,33 MMBOE dan
Gross 2P Reserve sebesar 183,56 MMBOE. Selain itu terdapat Contingent Resources sejumlah 379,75 MMBOE pada
Senoro Toili (gas), Block A, Bangkanai, Simenggaris dan Libia.

Analisis Perekonomian
Sepanjang tahun 2009, perekonomian domestik sangat dipengaruhi oleh perkembangan kondisi ekonomi global dan stabilitas
ekonomi dan politik dalam negeri. Krisis ekonomi global yang mencapai puncak sejak bulan Oktober tahun 2008 sampai
dengan semester I tahun 2009 telah menurunkan kinerja investasi dan perdagangan luar negeri Indonesia sepanjang periode
tersebut. Namun, adanya pemilihan umum di tahun 2009 telah membantu perekonomian melalui konsumsi masyarakat dan
pemerintah. Pemilihan umum yang berlangsung aman dan damai menopang pertumbuhan ekonomi di kuartal I dan II.
Sepanjang semester I, pertumbuhan ekonomi telah mencapai 4,2%, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan 6,3% di tahun
2008 namun jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara satu kawasan, seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand yang
perekonomiannya terkontraksi sebesar 6,4%, 5,1%, dan 6,0% di periode yang sama.
Secara umum, pelaksanaan pemilihan umum legislatif dan pemilihan presiden yang berlangsung secara aman juga
menopang perekonomian Indonesia terutama besarnya dampak multiplier yang dihasilkan dari pengeluaran partai politik
kepada masyarakat serta kepastian politik bagi pelaku bisnis.
Seiring dengan harapan akan membaiknya perekonomian di negara-negara maju, perekonomian Indonesia semakin
membaik di semester II tahun 2009. Sepanjang kuartal III, kontraksi ekonomi Amerika Serikat dan Jepang mulai mengecil
menjadi 2,3% dan 4,5%, bahkan ekonomi Singapura telah tumbuh sebesar 0,6% dari sebelumnya terkontraksi sebesar 3,3%
(Gambar 1).

Gambar 1. Pertumbuhan Ekonomi di Beberapa Negara


%
15

10
8.9

5
4.21

0.6
0
Mar-05 Sep-05 Mar-06 Sep-06 Mar-07 Sep-07 Mar-08 Sep-08 Mar-09 Sep-09

-5

-10

-15

USA China Singapore Indonesia Japan Malaysia

Sumber: Bloomberg
Perbaikan perekonomian negara maju tersebut berpengaruh terhadap kinerja ekpor Indonesia yang berdasarkan data bulan
Oktober telah mampu tumbuh sebesar 10,1% sehingga mendorong neraca perdagangan Indonesia menjadi USD2,4 miliar
(Gambar 2). Bahana memperkirakan sampai dengan akhir tahun, ekspor akan terkontraksi sebesar 13,2% sedangkan impor
akan tekontraksi sebesar 15,2% di tahun 2009.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 133


Salinan 8 dari 50
Gambar 2. Pertumbuhan Ekspor, Impor dan Nilai Neraca Perdagangan
USDm %,y-y
3,000 40.0
2,500 30.0

2,000 20.0
10.0
1,500
0.0
1,000
(10.0)
500
(20.0)
0 (30.0)
(500) (40.0)
(1,000) (50.0)
Jan-08 Apr-08 Jul-08 Oct-08 Jan-09 Apr-09 Jul-09 Oct-09

trade balance export grow th import grow th

Sumber: BPS

Dari sisi investasi, pertumbuhan y-y sepanjang kuartal III masih sangat rendah, yaitu sebesar 3,9%, dibandingkan dengan
pertumbuhan sebesar 12,2% di kuartal III tahun 2008. Secara keseluruhan, Bahana memperkirakan pertumbuhan ekonomi di
tahun 2009 akan berada di tingkat 4,3% walaupun ekspor masih mengalami kontraksi mengingat sebagian besar Produk
Domestik Bruto (PDB) Indonesia berasal dari konsumsi domestik. Ekspor bersih sendiri hanya memberikan kontribusi
sebesar 10% dari PDB sedangkan konsumsi sektor swasta dan Pemerintah memberikan kontribusi sekitar 65% (Tabel 1).

Tabel 1. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Aktual dan Estimasi untuk tahun 2009

% y-y growth 1Q08 2Q08 3Q08 4Q08 1Q09 2Q09 3Q09 2009(F)
GDP 6.25 6.42 6.40 5.18 4.44 3.99 4.02 4.34
Konsumsi Swasta 5.67 5.52 5.33 4.84 5.95 4.80 4.75 5.27
Pengeluaran
Pemerintah 3.62 5.26 14.06 16.35 19.25 16.97 10.20 9.00
Investasi 13.73 12.01 12.15 9.14 3.41 2.65 3.95 3.70
Ekspor 13.64 12.36 10.63 1.82 (18.73) (15.66) (8.24) (13.22)
Impor 17.99 16.11 10.97 (3.53) (26.03) (23.89) (18.31) (15.21)
Sumber: CEIC, BPS, dan estimasi Bahana

Suku Bunga Bank Indonesia dan Tingkat Inflasi


Perekonomian Indonesia di tahun 2009 banyak dipengaruhi oleh ketidakstabilan perekonomian global, terutama perlambatan
perekonomian Amerika Serikat dan penurunan signifikan atas harga minyak dan komoditas dunia yang mempengaruhi
ekspektasi inflasi. Penurunan harga minyak dan komoditas dunia di akhir tahun 2008 dan awal tahun 2009 mendorong
pemerintah untuk menurunkan harga bahan bakar minyak bersubsidi. Pemerintah sejak bulan Desember hingga Januari telah
menurunkan harga bahan bakar minyak bersubsidi sebesar rata-rata 30%. Penyesuaian harga tersebut telah mengakibatkan
menurunnya inflasi pada bulan-bulan berikutnya.
Tingkat inflasi di tahun 2009 yang rendah dan diperkirakan akan mencapai 3,5%. Sampai dengan bulan November kemarin,
tingkat inflasi Indonesia masih berada di tingkat 2,41% atau jauh di bawah tingkat inflasi tahun 2008 yang sebesar 11,5%.
Diperkirakan inflasi akan meningkat di tahun 2010 menjadi 6,6% seiring dengan perbaikan perekonomian dunia yang
mendorong meningkatnya harga komoditas dan minyak dunia.
Rendahnya tingkat ekspektasi inflasi di tahun 2009 telah menyebabkan Bank Indonesia (BI) mengambil beberapa kebijakan
untuk menurunkan tingkat bunga (BI-rate). Di akhir tahun 2008, BI-rate berada pada tingkat 9,25%, sedangkan di bulan
Desember tahun ini telah menjadi 6,50% atau turun sebesar 275 basis point.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 134


Salinan 8 dari 50
Gambar 3 di bawah ini menunjukkan keterkaitan erat antara BI-Rate dengan tingkat inflasi.
Gambar 3. Tingkat Inflasi dan BI-Rate
(%) 17.11 (%)
20.00 20.00
12.75
18.00 18.00

16.00 16.00

14.00 11.06 14.00


9.25
12.00 12.00
9.75
7.43
10.00 7.75 10.00
8.00
6.40 7.25
8.00 6.60 6.59 8.00
6.50
6.00 6.00

4.00 4.00
2.41
2.00 2.00

0.00 0.00
Mar-04 Okt-04 Mei-05 Des-05 Jul-06 Feb-07 Sep-07 Apr-08 Nop-08 Jun-09 Nov-09

Inflation (RHS) BI rate (LHS)

Sumber: CEIC dan BI

Di tahun 2010, kami memperkirakan bahwa BI rate akan berkisar pada tingkat 7,5% seiring dengan naiknya ekspektasi
inflasi. Kenaikan BI rate pertama kali di tahun 2010 diperkirakan akan terjadi di bulan Maret 2010. Satu hal yang semakin
memberikan sentimen positif terhadap pasar obligasi domestik adalah dengan turunnya premium utang Indonesia yang
diwakili oleh turunnya Credit Default Swap (CDS) Indonesia dibandingkan awal tahun. Sampai dengan 4 November, tingkat
CDS Indonesia telah berada pada tingkat yang sama dengan Filipina (Gambar 4).

Gambar 4. CDS di Beberapa Negara


1400

1200

1000

800

600

400

200

0
11/2/07 3/31/08 8/28/08 1/25/09 6/24/09 12/3/
11/21/09

indonesia malaysia singapore phillipine

Sumber: Bloomberg

Mata Uang Rupiah


Di akhir tahun 2009 ini nilai tukar rupiah mengalami tingkat apreasiasi yang cukup siginifikan seiring dengan melemahnya US
Dollar di tengah ekspektasi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat di tahun 2010 yang masih melambat. Hal ini terutama
disebabkan oleh adanya modal yang masuk ke Indonesia (capital inflow) dari negara-negara maju. Indonesia dipandang
sebagai salah satu negara di Asia yang memiliki perekonomian yang lebih baik dan imbal hasil dari surat hutangnya yang
lebih menarik. Sampai dengan 8 Desember 2009, rupiah telah berada di tingkat Rp9.505 per USD atau telah menguat (y-t-d)
sebesar 19,8%, salah satu mata uang yang paling tinggi tingkat apresiasinya terhadap USD setelah Dollar Australia.
Diperkirakan bahwa nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika akan berada pada kisaran Rp9.500 - Rp9.700 atau menguat
dibanding akhir tahun 2008 yang sebesar Rp 10.950,- akibat adanya tekanan pelemahan US Dollar. Sama dengan fenomena
di tahun 2008, penguatan Rupiah diperkirakan baru akan terjadi pada semester kedua tahun 2009.
Perseroan sedang mengkaji peluang-peluang baru di bidang energi melalui unit bisnis Inkubator. Perseroan meyakini bahwa
kebutuhan energi di dunia akan meningkat di masa mendatang sedangkan minyak dan gas merupakan bahan bakar yang
tidak dapat diperbarui, oleh karena itu Perseroan melihat peluang yang besar untuk berpartisipasi di bidang energi lainnya
seperti renewable energy ethanol, CBM dan batu bara. Untuk ethanol, Perseroan melihat peluang untuk membantu
pemerintah dalam program bio-ethanol yang dapat menurunkan biaya impor bahan bakar. Pemerintah juga telah
mencanangkan program di mana terdapat 25% kandungan ethanol pada bensin.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 135


Salinan 8 dari 50
Dalam hal prospek untuk batu bara, Perseroan melihat bahwa konsumsi batu bara dalam beberapa tahun terakhir mengalami
kenaikan yang sangat pesat. Meningkatnya konsumsi batubara dunia tidak terlepas dari meningkat pesatnya permintaan
energi dunia dimana batubara merupakan pemasok energi kedua terbesar setelah minyak. Indonesia sendiri mengalami
pertumbuhan konsumsi batubara yang cukup besar dalam sepuluh tahun terakhir. Peningkatan jumlah konsumsi tersebut
disebabkan meningkat tajamnya permintaan batu bara sebagai sumber energi terutama untuk pembangkit listrik, baik di
dalam negeri maupun di negara-negara importir.
Coal bed methane (CBM) merupakan sumber energi yang relatif masih baru. Sumber energi ini merupakan salah satu energi
alternatif yang dapat diperbaharui penggunaannya. Gas metane yang diambil dari lapisan batubara ini dapat digunakan
sebagai energi untuk berbagai kebutuhan. Walaupun dari energi fosil yang tidak terbaharukan, tetapi gas ini terus terproduksi
bila lapisan batu bara tersebut ada.
Seiring bertambahnya kebutuhan akan energi, baik untuk listrik dan transportasi, negara-negara berkembang seperti
Indonesia juga membutuhkan suatu energi alternatif yang dapat terus dikembangkan. Jika peluang-peluang bisnis Inkubator
tersebut di atas dianggap menjanjikan, Perseroan akan mengalokasikan dana untuk mengembangkan kegiatan usaha
tersebut.

11. Kondisi Persaingan dalam Kegiatan Usaha Perseroan dan Anak-anak Perusahaan.
Industri hulu Perseroan menghadapi persaingan yang kuat. Implementasi strategi mewajibkan Perseroan untuk melakukan
invovasi, menguasai pasar dan beroperasi secara efisien dalam mengembangkan kegiatan usaha Perseroan.
Persaingan yang dihadapi Perseroan di industri hilir minyak dan gas adalah dalam hal menemukan dan meningkatkan
cadangan minyak dan gas. Dalam hal ini Peseroan melakukan kegiatan eksplorasi secara berkesinambungan dan kegiatan
pengembangan untuk blok-blok Perseroan yang telah memiliki cadangan serta beroperasi secara efisien untuk terus
meningkatkan jumlah produksi minyak dan gas Perseroan dengan harga yang kompetitif.

12. Program Penelitian dan Pengembangan yang Telah Dilakukan oleh Perseroan dan Anak-anak Perusahaan
Kinerja Perseroan sangat tergantung kepada kemampuan dan upaya Perseroan di dalam mempertahankan atau
meningkatkan cadangan dan tingkat produksi minyak dan gas dari aset-aset Perseroan. Sebagai contoh Perseroan melalui
anak perusahaannya PT Medco E&P Indonesia, sedang melakukan penelitan terhadap EOR di Blok Rimau.
EOR adalah suatu upaya untuk meningkatkan tingkat recovery dari suatu cadangan. Pilot Project dilakukan dalam dua tahap,
di mana tahap pertama dimulai pada tahun 2006 untuk mencoba senyawa kimia yang sesuai dengan kandungan minyak di
blok Rimau. Setelah menemukan komposisi kimia yang paling optimal, Perseroan memulai Pilot Project kedua di tahun 2007,
yang masih berlangsung sampai saat ini, untuk chemical testing secara nyata di lapangan (small scale injection). Tahap ini
diharapkan akan selesai di tahun 2009/2010.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 136


Salinan 8 dari 50
XI. EKUITAS

Di bawah ini disajikan posisi ekuitas konsolidasian Perseroan yang disusun berdasarkan laporan keuangan konsolidasian
Perseroan tanggal 30 Juni 2009 (tidak diaudit), 31 Desember 2008, 2007, dan 2006, serta untuk tahun yang berakhir pada
tanggal-tanggal tersebut, seperti yang tercantum dalam Memorandum Informasi ini, yang telah diaudit oleh KAP Purwantono,
Sarwoko & Sandjaja dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, dan berdasarkan laporan keuangan konsolidasian
Perseroan tanggal 31 Desember 2005 dan 2004, serta untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, yang tidak
tercantum dalam Memorandum Informasi ini, yang telah diaudit oleh KAP Prasetio, Sarwoko & Sandjaja dengan pendapat
wajar tanpa pengecualian sebelum dimasukkannya dampak penerapan PSAK 16R dan PSAK 30R.
(dalam USD)
Uraian 30 September 31 Desember

2009 20081 20072 20062 20053 20043


Modal saham - ditempatkan dan
disetor 101.154.464 101.154.464 101.154.464 101.154.464 101.154.464 101.154.464
Saham treasuri (5.574.755) (5.574.755) (3.147.999) (3.147.999) (3.147.999) (3.190.236)
Tambahan modal disetor 108.626.898 108.626.898 123.187.436 123.187.436 123.187.436 122.055.889
Selisih penilaian kembali aset tetap - - - - 99.597 99.597
Dampak perubahan transaksi ekuitas
anak perusahaan/erusahaan asosiasi 107.870 107.870 15.858.446 15.472.122 17.483.742 27.836.821
Selisih kurs karena penjabaran
laporan keuangan 790.888 437.914 570.230 850.456 (520.427) (740.901)
Saldo laba:
- Telah ditentukan penggunaannya 6.492.210 6.492.210 6.492.210 6.492.210 6.492.210 6.492.210
- Belum ditentukan penggunaannya 492.960.928 521.908.314 277.176.619 288.382.096 288.421.752 246.367.465
Jumlah Ekuitas 704.558.503 733.152.915 521.291.406 532.390.785 533.170.775 500.075.309
Catatan:
1. Apexindo dan PT Medco E&P Tuban tidak lagi dikonsolidasi pada tanggal 31 Desember 2008.
2. Telah disajikan kembali.
3. Sebelum dampak penerapan PSAK 16R dan PSAK PSAK 30R.

Pada tanggal 5 Mei 2006, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, pemegang saham menyetujui untuk merubah
keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 23 Juni 2000 dan 25 Juni 2001 dalam hal penjualan kembali
saham treasuri Perusahaan. Pemegang saham juga memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perusahaan untuk
melakukan segala tindakan yang diperlukan sehubungan dengan pengalihan, penjualan dan pengalihan saham treasuri
Perusahaan dengan tetap mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk peraturan pasar modal.
Pada tanggal 5 Mei 2008, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, pemegang saham telah menyetujui pembelian
kembali saham-saham Perusahaan yang telah diterbitkan dan disetor penuh sampai jumlah maksimum 3,29% dari seluruh
jumlah saham yang telah diterbitkan dan dengan biaya maksimum AS$80 juta untuk jangka waktu 18 bulan, yang berakhir
pada tanggal 5 November 2009. Selanjutnya, sesuai dengan Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: KEP-401/BL/2008
tanggal 9 Oktober 2008, tentang Pembelian Kembali Saham yang dikeluarkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik dalam
Kondisi Pasar yang Berpotensi Krisis, memutuskan Perusahaan Publik atau Emiten dalam kondisi pasar yang berpotensi
krisis dapat membeli kembali saham sebanyak maksimal 20% dari modal disetor dan hanya dapat dilakukan dalam jangka
waktu 3 bulan sejak keterbukaan informasi disampaikan ke Bapepam dan LK.
Dengan adanya peraturan tersebut, pada tanggal 13 Oktober 2008, Perusahaan mengumumkan rencana untuk membeli
kembali sebanyak 333.245.145 saham atau 10% dari modal disetor. Dana yang dicadangkan untuk melakukan program
pembelian kembali saham ini adalah sebesar USD100 juta. Program ini dilakukan dalam kurun waktu 3 bulan setelah
pengumuman tersebut.
Perusahaan melakukan pembukuan atas perolehan kembali modal saham dengan menggunakan metode nilai nominal.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 137


Salinan 8 dari 50
XII. ARRANGER

Berdasarkan persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang tercantum di dalam Akta Perjanjian Penerbitan dan Perjanjian Agen
Pemantauan MTN II MEDCO Tahun 2010 No.18 Tanggal 18 Maret 2010 yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H, Notaris
di Jakarta, para Arranger yang namanya tercantum di bawah ini telah menyetujui untuk menjalankan fungsi sebagai
pelaksana dalam penerbitan dan penawaran MTN yang akan diterbitkan oleh Perseroan dan bertindak sebagai pembeli
pertama MTN, dengan syarat dan ketentuan sebagaimana termaktub dalam Perjanjian.
Perjanjian Perjanjian Penerbitan dan Perjanjian Agen Pemantauan ini menghapuskan perikatan sejenis baik tertulis maupun
tidak tertulis yang telah ada sebelumnya dan yang akan ada dikemudian hari antara Perseroan dengan Arranger.
Susunan dan jumlah porsi serta persentase dari masing-masing Arranger adalah sebagai berikut:
Porsi Penjaminan Persentase
No Arranger (USD) (%)
Seri A Seri B Total

1 PT Bahana Securities 15.000.000 - 15.000.000 30,00


2 PT NISP Sekuritas 15.000.000 - 15.000.000 30,00
3 PT OSK Nusadana Securities Indonesia 10.000.000 10.000.000 20.000.000 40,00

Jumlah 40.000.000 10.000.000 50.000.000 100,00

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.8 tahun 1995 tanggal 10 November 1995 tentang Pasar Modal yang
dimaksud dengan Afiliasi adalah:
a. Hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;
b. Hubungan antara pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris dari pihak tersebut;
c. Hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat satu atau lebih anggota Direksi atau dewan komisaris yang
sama;
d. Hubungan antara perusahaan dengan pihak, baik langsung maupun tidak langsung, mengendalikan atau dikendalikan
oleh perusahaan tersebut;
e. Hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik langsung maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama;
atau
f. Hubungan antara perusahaan dengan pemegang saham utama.

PT Bahana Securities, PT NISP Sekuritas dan PT OSK Nusadana Securities Indonesia sebagai Arranger tidak mempunyai
hubungan afisiliasi baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 138


Salinan 8 dari 50
XIII. PERPAJAKAN

Perpajakan Untuk Pemegang MTN


Atas transaksi jual beli MTN berlaku ketentuan perpajakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku dan apabila
Perseroan diwajibkan oleh peraturan perundangan untuk memotong pajak atas setiap pembayaran yang dilakukan oleh
Perseroan kepada Pemegang MTN, Perseroan melalui Agen Pembayaran harus memotong pajak tersebut dan
membayarkannya kepada instansi yang ditunjuk untuk menerima pembayaran pajak serta melalui Agen Pembayaran harus
memberikan bukti pemotongan pajak kepada Pemegang MTN.

Calon pembeli MTN dalam Penawaran Terbatas ini diharapkan untuk berkonsultasi dengan Konsultan Pajak masing-
masing mengenai akibat perpajakan yang timbul dari penerimaan Pendapatan Bagi Hasil, pembelian, pemilikan
maupun penjualan Surat Berharga yang dibeli melalui Penawaran Terbatas ini.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 139


Salinan 8 dari 50
XIV. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL DALAM RANGKA
PENAWARAN TERBATAS

Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang berperan dalam Penawaran Terbatas ini adalah sebagai berikut:

Konsultan Hukum: Thamrin & Rachman


Graha Niaga, Lantai 7
Jl. Jend. Sudirman Kav.58
Jakarta 12190
Telp. (021) 5291779
Faks.(021) 52971787

Tugas Pokok: Memberikan pendapat dari segi Hukum yang diberikan secara obyektif dan mandiri dan meneliti
secara terbatas informasi yang dimuat dalam Memorandum Informasi sepanjang menyangkut segi
Hukum dengan memperhatikan Standar Profesi Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal dan
Peraturan Pasar Modal yang berlaku dalam melaksanakan prinsip keterbukaan.

Agen Pemantau: PT Bank CIMB Niaga Tbk.


Graha Niaga Lt.20
Jl. Jend Sudirman Kav.58
Jakarta 12190
Telp. (021) 250 5252
Faks.(021) 250 5777

Tugas Pokok: Mewakili kepentingan pemegang MTN dalam melakukan tindakan mengenai pelaksanaan hak
Pemegang MTN sesuai dengan syarat-syarat penerbitan MTN, sebagaimana dimuat dalam Perjanjian
Penerbitan dan dokumen lainnya yang dibuat dalam rangka penerbitan MTN, dengan memperhaitkan
ketentuan-ketentuan pemberian kuasa sebagaimana diatur dalam Perjanjian Penerbitan serta
peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia.

Notaris: Fathiah Helmi, SH


Graha Irama lantai 6c
Jl. HR Rasuna Said Blok X-1 Kav. 1&2
Jakarta 12950, Indonesia
Telp. (021) 5290 7304
Faks.(021) 526 1136

Tugas Pokok: Membuat akta-akta dalam rangka Penawaran Terbatas MTN Medco Tahun 2009, antara lain
Perjanjian Penerbitan dan Perjanjian Agen Pemantauan, Pengakuan Hutang serta akta-akta
pengubahannya.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 140


Salinan 8 dari 50
XV. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM

Berikut ini adalah salinan Pendapat Dari Segi Hukum yang disampaikan oleh Konsultan Hukum Thamrin & Rachman.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 141


Salinan 8 dari 50
XVI. LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PERSEROAN

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 151


Salinan 8 dari 50
XVII. KETERANGAN TENTANG MTN

1. Umum
MTN dengan nilai nominal sebanyak-banyaknya sebesar USD50.000.000 (lima puluh juta Dollar Amerika Serikat) yang saat
ini ditawarkan dengan nama "Medium Term Notes (MTN) II MEDCO Tahun 2010”, diterbitkan berdasarkan ketentuan-
ketentuan yang termuat dalam Akta Perjanjian Penerbitan dan Perjanjian Agen Pemantauan MTN II MEDCO Tahun 2010
No.18 tanggal 18 Maret 2010 yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta.
Penjelasan MTN yang akan diuraikan dibawah ini merupakan pokok-pokok Perjanjian Penerbitan dan bukan merupakan
salinan selengkapnya dari seluruh ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam perjanjian tersebut.
MTN diterbitkan tanpa warkat, kecuali Sertifikat Jumbo MTN yang akan didaftarkan atas nama KSEI sebagai bukti hutang
untuk kepentingan Pemegang MTN melalui Pemegang Rekening. MTN ini didaftarkan atas nama KSEI pada Daftar
Pemegang Rekening pada tanggal diserahkannya Sertifikat Jumbo MTN oleh Perseroan kepada KSEI. Yang menjadi bukti
kepemilikan MTN bagi Pemegang MTN adalah Konfirmasi Tertulis yang diterbitkan oleh KSEI atau Pemegang Rekening
berdasarkan perjanjian pembukaan rekening efek kepada Pemegang MTN.
Bunga MTN dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sejak Tanggal Penerbitan pada Tanggal Pembayaran Bunga. Bunga dihitung
berdasarkan jumlah hari yang lewat dimana 1 (satu) tahun sama dengan 360 (tiga ratus enam puluh) Hari Kalender atau 1
(satu) bulan sama dengan 30 (tiga puluh) Hari Kalender. MTN harus dilunasi dengan harga yang sama dengan jumlah pokok
yang tertulis pada Konfirmasi Tertulis yang dimiliki oleh Pemegang MTN pada Tanggal Pelunasan Pokok MTN.
Pembayaran Bunga MTN dan/atau pelunasan Pokok MTN kepada Pemegang MTN melalui Pemegang Rekening dilakukan
oleh KSEI selaku Agen Pembayaran atas nama Perseroan berdasarkan Perjanjian Agen Pembayaran dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan dibidang Pasar Modal dan ketentuan peraturan KSEI.
Hak kepemilikan MTN beralih dengan pemindahbukuan MTN dari satu Rekening Efek ke Rekening Efek lainnya. Perseroan,
Agen Pemantau dan Agen Pembayaran memperlakukan Pemegang Rekening sebagai Pemegang MTN yang sah dalam
hubungannya untuk menerima pembayaran Bunga dan pelunasan Pokok MTN dan hak-hak lain yang berhubungan dengan
MTN.
Penarikan MTN dari Rekening Efek hanya dapat dilakukan dengan pemindahbukuan ke Rekening Efek lainnya. Penarikan
MTN keluar dari Rekening Efek untuk dikonversikan menjadi sertifikat MTN tidak dapat dilakukan, kecuali apabila terjadi
pembatalan pendaftaran MTN dalam Penitipan Kolektif KSEI atas permintaan Perseroan dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Pasar Modal dan keputusan RUPMTN.

2. Keterangan MTN
2.1. Nama MTN
MTN II MEDCO Tahun 2010

2.2. Pokok dan Jangka Waktu MTN


Seluruh nilai Pokok MTN yang akan dikeluarkan berjumlah sebanyak-banyaknya sebesar USD50.000.000 (lima puluh juta
Dollar Amerika Serikat) yang terdiri dari 2 (dua) seri dengan ketentuan sebagai berikut:
- MTN Seri A, dengan jumlah pokok sebesar USD40.000.000 (empat puluh juta Dollar Amerika Serikat), dengan jangka
waktu 2 (dua) tahun sejak Tanggal Penerbitan.
- MTN Seri B, dengan jumlah pokok sebesar USD10.000.000 (sepuluh juta Dollar Amerika Serikat), dengan jangka waktu
3 (tiga) tahun sejak Tanggal Penerbitan.
jumlah Pokok MTN dan masing-masing Seri MTN tersebut dapat berkurang sehubungan dengan pelaksanaan pembelian
kembali (buy back) sebagai pelunasan sebagaimana dibuktikan dalam Sertifikat Jumbo MTN.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 284


Salinan 8 dari 50
2.3. MTN Merupakan Bukti Hutang
Berdasarkan pernyataan Perseroan sekarang tetapi berlaku sejak Tanggal Penerbitan, MTN yang diterbitkan berdasarkan
Perjanjian Penerbitan merupakan bukti bahwa Perseroan secara sah dan mengikat berkewajiban membayar kepada
Pemegang MTN sejumlah Pokok MTN dan Bunga MTN yang disebut dalam Sertifikat Jumbo MTN ditambah dengan Denda
(jika ada) yang wajib dibayar oleh Perseroan kepada Pemegang MTN berdasarkan Perjanjian Penerbitan dan Perjanjian
Agen Pembayaran.

2.4. Pendaftaran MTN di KSEI


a. Bukti kepemilikan MTN bagi Pemegang MTN adalah Konfirmasi Tertulis yang diterbitkan oleh KSEI atau Pemegang
Rekening berdasarkan perjanjian pembukaan Rekening Efek yang ditandatangani Pemegang MTN. Konfirmasi Tertulis
tersebut tidak dapat dialihkan atau diperdagangkan.
b. MTN akan didaftarkan pada KSEI berdasarkan Perjanjian Pendaftaran MTN Di KSEI.

2.5. Penarikan MTN


Penarikan MTN dari Rekening Efek hanya dapat dilakukan dengan pemindahbukuan ke Rekening Efek lainnya. Penarikan
MTN ke luar dari Rekening Efek untuk dikonversikan menjadi sertifikat MTN tidak dapat dilakukan, kecuali apabila terjadi
pembatalan pendaftaran MTN di KSEI atas permintaan Perseroan atau Agen Pemantau dengan memperhatikan keputusan
RUPMTN.

2.6. Pengalihan MTN


Hak kepemilikan MTN beralih dengan pemindahbukuan MTN dari satu Rekening Efek ke Rekening Efek lainnya, sesuai
dengan ketentuan KSEI. Perseroan, Agen Pemantau dan Agen Pembayaran memberlakukan Pemegang Rekening, selaku
Pemegang MTN yang sah dalam hubungannya untuk menerima pembayaran Bunga MTN, pelunasan Pokok MTN dan hak-
hak lain yang berhubungan dengan MTN.

2.7. Satuan Pemindahbukuan


Satuan pemindahbukuan MTN senilai USD1,000,000 (satu juta Dollar Amerika Serikat) atau kelipatannya.

2.8. Bunga MTN


Tanggal Pembayaran Bunga untuk MTN Seri A adalah sebagai berikut:
Bunga Ke Tanggal Bunga Ke Tanggal
1 22 Juni 2010 5 22 Juni 2011
2 22 September 2010 6 22 September 2011
3 22 Desember 2010 7 22 Desember 2011
4 22 Maret 2011 8 22 Maret 2012

Tanggal Pembayaran Bunga untuk MTN Seri B adalah sebagai berikut:


Bunga Ke Tanggal Bunga Ke Tanggal
1 22 Juni 2010 7 22 Desember 2011
2 22 September 2010 8 22 Maret 2012
3 22 Desember 2010 9 22 Juni 2012
4 22 Maret 2011 10 22 September 2012
5 22 Juni 2011 11 22 Desember 2012
6 22 September 2011 12 22 Maret 2013

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 285


Salinan 8 dari 50
Tingkat Bunga MTN dan Ketentuan Pembayarannya:
1. Tingkat Bunga MTN untuk MTN Seri A adalah sebesar 7,25 % (tujuh koma dua lima persen) per tahun; dan Tingkat
Bunga MTN untuk MTN Seri B adalah sebesar 8% (delapan persen) per tahun
2. Tingkat Bunga MTN tersebut merupakan persentase per tahun dari nilai nominal yang dihitung berdasarkan jumlah Hari
Kalender yang lewat dengan perhitungan 1 (satu) tahun adalah 360 (tiga ratus enam puluh) Hari Kalender atau 1 (satu)
bulan adalah 30 (tiga puluh) Hari Kalender.
3. Bunga MTN akan dibayar oleh Perseroan melalui KSEI selaku Agen Pembayaran kepada Pemegang MTN melalui
Pemegang Rekening pada Tanggal Pembayaran Bunga MTN yang bersangkutan berdasarkan Daftar Pemegang
Rekening.
4. Pemegang MTN yang berhak atas Bunga MTN adalah Pemegang MTN yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang
Rekening pada 4 (empat) Hari Bursa sebelum Tanggal Pembayaran Bunga MTN kecuali ditentukan lain oleh KSEI
sesuai dengan peraturan KSEI yang berlaku. Dengan demikian jika terjadi pengalihan MTN setelah tanggal penentuan
pihak yang berhak memperoleh Bunga MTN tersebut maka pihak yang menerima pengalihan MTN tidak berhak atas
Bunga MTN pada periode Bunga MTN yang bersangkutan, kecuali ditentukan lain oleh KSEI sesuai dengan peraturan
KSEI yang berlaku.
5. Pembayaran Bunga MTN kepada Pemegang MTN melalui Pemegang Rekening dilakukan oleh Agen Pembayaran untuk
dan atas nama Perseroan berdasarkan Perjanjian Penerbitan dan Perjanjian Agen Pembayaran.
6. Bunga MTN akan dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan terhitung sejak Tanggal Penerbitan, yang untuk pertama kalinya
pembayaran bunga MTN akan dilakukan pada tanggal 22-06-2010 (dua puluh dua Juni dua ribu sepuluh) dan terakhir
kali untuk MTN Seri A akan dibayarkan pada tanggal 22-03-2012 (dua puluh dua Maret dua ribu dua belas) dan untuk
MTN Seri B akan dibayarkan pada tanggal 22-03-2013 (dua puluh dua Maret dua ribu tiga belas). Apabila Tanggal
Pembayaran Bunga MTN tersebut jatuh pada hari yang bukan Hari Bursa maka pembayaran Bunga MTN harus
dilakukan pada Hari Bursa berikutnya.
7. KSEI selaku Agen Pembayaran akan membayarkan Bunga MTN kepada setiap Pemegang MTN secara proposional
sesuai dengan porsi MTN yang dimilikinya, dengan memperhatikan Pasal 4.13 Perjanjian Penerbitan.
8. Pembayaran Bunga MTN yang dilakukan oleh Perseroan kepada Agen Pembayaran tersebut dianggap pembayaran
lunas oleh Perseroan kepada Pemegang MTN atas Bunga MTN yang harus dibayar pada Tanggal Pembayaran Bunga
MTN yang bersangkutan, dan dengan demikian Perseroan dibebaskan dari kewajiban untuk melakukan pembayaran
Bunga MTN yang bersangkutan.

2.9. Pembelian Kembali MTN (Buy Back)


Ketentuan mengenai Pembelian Kembali (buy back) MTN:
1. Perseroan dari waktu ke waktu dapat melakukan pembelian kembali (buy back) untuk sebagian atau seluruh MTN
sebelum Tanggal Pelunasan Pokok MTN, dengan ketentuan bahwa (i) pembelian kembali (buy back) tersebut hanya
dapat dilakukan oleh Perseroan jika Perseroan tidak melakukan kelalaian sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian
Penerbitan; dan (ii) pelaksanaan pembelian kembali (buy back) tersebut tidak dapat mengakibatkan Perseroan lalai
untuk memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Penerbitan.
2. Perseroan mempunyai hak untuk memberlakukan pembelian kembali (buy back) MTN untuk disimpan yang dapat dijual
kembali atau sebagai pelunasan Pokok MTN.
3. Atas MTN yang dibeli kembali oleh Perseroan untuk disimpan yang dapat dijual kembali, tidak berhak atas Bunga MTN.
4. MTN yang telah dilunasi menjadi tidak berlaku, dan tidak dapat diterbitkan atau dijual kembali tanpa perlu dinyatakan
dalam suatu akta apapun.
5. Dalam hal pembelian kembali (buy back) MTN oleh Perseroan adalah sebagai pelunasan untuk sebagian MTN maka
Perseroan wajib menerbitkan dan menyerahkan Sertifikat Jumbo MTN yang baru kepada KSEI untuk ditukarkan dengan
Sertifikat Jumbo MTN yang lama pada hari yang sama dengan tanggal pelunasan sebagian MTN tersebut dalam jumlah
Pokok MTN yang masih terhutang setelah dikurangi dengan jumlah MTN yang telah dilunasi sebagian tersebut.
6. Perseroan wajib melaporkan kepada Agen Pemantau dalam waktu 2 (dua) Hari Kerja sejak dilaksanakannya pembelian
kembali (buy back) MTN tersebut, serta kepada KSEI selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja sejak dilaksanakannya
pembelian kembali (buy back) tersebut.
7. Seluruh MTN yang dimiliki oleh Perseroan yang merupakan hasil pembelian kembali (buy back) dan/atau MTN yang
dimiliki oleh Afiliasi Perseroan tidak dapat diperhitungkan dalam perhitungan kuorum kehadiran RUPMTN dan tidak
memiliki hak suara dalam RUPMTN.
Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 286
Salinan 8 dari 50
2.10. Pelunasan Pokok MTN pada Tanggal Pelunasan Pokok MTN
a. Pokok MTN wajib dilunasi oleh Perseroan pada Tanggal Pelunasan Pokok MTN yaitu:
- untuk MTN Seri A pada tahun ke-2 ( ke dua) sejak Tanggal Penerbitan, dengan demikian akan jatuh tempo pada
tanggal 22 Maret 2012 (dua puluh dua Maret dua ribu dua belas) dan untuk MTN
- Seri B pada tahun ke-3 (ke tiga) sejak Tanggal Penerbitan, dengan demikian akan jatuh tempo pada tanggal
22 Maret 2013 (dua puluh dua Maret dua ribu tiga belas).
b. Pokok MTN dilunasi dengan harga yang sama dengan jumlah yang tertulis pada Konfirmasi Tertulis yang dimiliki oleh
Pemegang MTN pada Tanggal Pelunasan Pokok MTN.
c. Sumber pembayaran dan/atau pelunasan Pokok MTN berasal dari penerimaan atas pelaksanaan kegiatan
usaha/operasional Perseroan dan/atau dari penerimaan lainnya.
d. Pembayaran dan/atau pelunasan Pokok MTN kepada Pemegang MTN melalui Pemegang Rekening Institusi dilakukan
oleh Agen Pembayaran untuk dan atas nama Perseroan berdasarkan Perjanjian Penerbitan, dan Perjanjian Agen
Pembayaran.
e. Pembayaran dan/atau pelunasan Pokok MTN yang dilakukan oleh Perseroan kepada Agen Pembayaran tersebut
dianggap pembayaran lunas dan/atau pelunasan oleh Perseroan kepada Pemegang MTN atas Pokok MTN yang harus
dibayar pada Tanggal Pelunasan Pokok MTN, dan dengan demikian Perseroan dibebaskan dari kewajiban untuk
melakukan pembayaran dan/atau pelunasan Pokok MTN, karena alasan apapun di luar kesalahan Perseroan,
pembayaran dan/atau pelunasan Pokok MTN tersebut tidak dapat dilaksanakan oleh KSEI kepada Pemegang MTN.

2.11. Penyediaan Dana Pembayaran Bunga MTN dan Pelunasan Pokok MTN
a. Selambat-lambatnya 1 (satu) Hari Bursa sebelum Tanggal Pembayaran Bunga MTN dan/atau Tanggal Pelunasan Pokok
MTN, Perseroan wajib menyerahkan sejumlah dana kepada Agen Pembayaran untuk pembayaran Bunga MTN dan/atau
pelunasan Pokok MTN, dan dana tersebut secara efektif sudah harus tersedia dalam rekening yang khusus dibuka untuk
keperluan tersebut (in good funds) atas nama KSEI.
b. Apabila Perseroan ternyata tidak menyediakan dana secukupnya untuk pembayaran Bunga MTN dan/atau Pokok MTN
pada Tanggal Pembayaran Bunga MTN dan/atau Tanggal Pelunasan Pokok MTN maka Agen Pemantau selaku wakil
Pemegang MTN berhak untuk mengajukan tuntutan penagihan (klaim) kepada Perseroan untuk sejumlah dana yang
belum dibayarkan ditambah denda sebagaimana diatur dalam Pasal 9.2.3 Perjanjian Penerbitan.

2.12. Jaminan
MTN ini tidak dijamin dengan jaminan khusus, tetapi dijamin dengan seluruh harta kekayaan Perseroan baik barang bergerak
maupun barang tidak bergerak, baik yang telah ada maupun yang akan ada dikemudian hari menjadi jaminan bagi
Pemegang MTN ini sesuai dengan ketentuan dalam pasal 1131 dan 1132 Kitab Undang-undang Hukum Perdata. Hak
Pemegang MTN adalah Paripassu tanpa hak preferen dengan hak-hak kreditur Perseroan lainnya baik yang ada sekarang
maupun dikemudian hari, kecuali hak-hak kreditur Perseroan yang dijamin secara khusus dengan kekayaan Perseroan baik
yang telah ada maupun yang akan ada di kemudian hari.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 287


Salinan 8 dari 50
2.13. Pembatasan-pembatasan dan Kewajiban-kewajiban Perseroan
a. Pembatasan-pembatasan Perseroan
Sebelum dilunasinya Jumlah Terhutang, Perseroan berjanji dan mengikatkan diri bahwa Perseroan tidak akan
melakukan hal-hal sebagaimana ditentukan dalam Pasal 9.1.1 sampai dengan Pasal 9.1.10 Perjanjian Penerbitan tanpa
persetujuan tertulis dari Agen Pemantau dengan ketentuan sebagai berikut: (1) Persetujuan tersebut tidak akan ditolak
atau ditunda tanpa alasan yang wajar; (2) Agen Pemantau wajib memberikan tanggapan atas permohonan persetujuan
dari Perseroan dalam waktu 10 (sepuluh) Hari Kerja setelah diterimanya permohonan Perseroan tersebut, dan apabila
dalam waktu 10 (sepuluh) Hari Kerja tersebut, Agen Pemantau tidak memberikan tanggapannya, maka persetujuan
tersebut dianggap telah diberikan oleh Agen Pemantau; (3) Apabila Agen Pemantau memerlukan dokumen tambahan
dari Perseroan dalam rangka memberikan persetujuan tersebut, maka Agen Pemantau akan mengajukan permintaan
dokumen tambahan tersebut selambat-lambatnya 10 (sepuluh) Hari Kerja sejak tanggal diterimanya permohonan
persetujuan dari Perseroan. Dalam hal ini maka ketentuan mengenai kewajiban untuk memberikan persetujuan oleh
Agen Pemantau dalam jangka waktu yang diatur dalam butir (2) tersebut di atas tidak berlaku; (4) Selanjutnya Perseroan
wajib untuk memberikan secara lengkap dokumen tambahan pendukung tersebut kepada Agen Pemantau; dan (5)
Setelah Agen Pemantau menerima dokumen tambahan pendukung secara lengkap, maka Agen Pemantau wajib
memberikan persetujuan atau penolakannya terhadap permohonan Perseroan dalam waktu 10 (sepuluh) Hari Kerja
setelah diterimanya dokumen tambahan pendukung secara lengkap;. Dengan memperhatikan ketentuan tersebut di
atas, tanpa persetujuan tertulis dari Agen Pemantau, Perseroan tidak akan melakukan hal-hal atau tindakan-tindakan
sebagai berikut:
1. Melakukan penggabungan atau peleburan dengan perusahaan lain yang akan menyebabkan bubarnya
Perseroan atau yang akan mempunyai akibat negatif secara material terhadap kelangsungan kegiatan usaha
Perseroan atau melakukan pengambilalihan perusahaan lain yang akan mempunyai akibat negatif secara
material terhadap kelangsungan kegiatan usaha Perseroan, kecuali disyaratkan oleh peraturan perundang-
undangan yang berlaku atau putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap atau
putusan suatu badan yang dibentuk oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Mengurangi modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan .
3. Menjaminkan dan atau membebani dengan cara apapun aset Perseroan termasuk hak atas pendapatan
Perseroan , baik yang ada sekarang maupun yang akan diperoleh di masa yang akan datang, kecuali:
a. penjaminan atau pembebanan untuk menjamin pembayaran Jumlah Terutang berdasarkan MTN dan
Perjanjian Penerbitan;
b. penjaminan dan atau pembebanan aset yang telah efektif berlaku atau telah diberitahukan kepada Agen
Pemantau sebelum ditandatanganinya Perjanjian Penerbitan;
c. penjaminan atau pembebanan sehubungan dengan fasilitas pinjaman baru yang menggantikan porsi
pinjaman dari kreditur yang telah ada sekarang (refinancing) yang dijamin dengan aset yang sama;
d. penjaminan atau pembebanan yang telah diberikan sebelum dilaksanakannya penggabungan atau
peleburan atau pengambilalihan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 9.1.1 Perjanjian
Penerbitan;
e. penjaminan atau pembebanan yang diperlukan sehubungan dengan Kegiatan Usaha Perseroan Sehari-Hari
untuk memperoleh, antara lain, namun tidak terbatas pada bank garansi, letter of credit dan modal kerja
Perseroan, selama pinjaman yang dijaminkan tidak melanggar ketentuan yang diatur dalam Pasal 9.2.12.
Perjanjian Penerbitan;
f. Penjaminan atau pembebanan untuk project financing, selama aktiva tetap yang dijaminkan adalah aktiva
yang terkait dengan proyek yang bersangkutan, dimana pinjaman bersifat Limited Recourse;
g. Penjaminan atau pembebanan untuk pembiayaan perolehan aset (acquisition financing), selama aset yang
dijaminkan adalah aset yang diakuisisi dan/atau jaminan perusahaan Perseroan dengan ketentuan jangka
waktu jaminan perusahaan tersebut tidak lebih dari 2 (dua) tahun sejak akuisisi.
4. Memberikan pinjaman atau jaminan perusahaan atau mengijinkan Anak Perusahaan untuk memberikan
pinjaman atau jaminan perusahaan kepada pihak ketiga, kecuali:
a. pinjaman atau jaminan yang telah ada sebelum ditandatanganinya Perjanjian Penerbitan;
b. pinjaman atau jaminan kepada karyawan, koperasi karyawan dan atau yayasan untuk program
kesejahteraan pegawai Perseroan serta Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi sesuai dengan program
pemerintah;
c. pinjaman atau penjaminan kepada Anak Perusahaan;
Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 288
Salinan 8 dari 50
d. pinjaman atau jaminan perusahaan (yang bukan merupakan aktiva berwujud milik Perseroan atau Anak
Perusahaan), antara lain, namun tidak terbatas pada jaminan perusahaan (corporate guarantee),
pernyataan jaminan (undertaking), komitmen (commitment), yang dilakukan kepada dan/atau untuk
kepentingan perusahaan afiliasi Perseroan, sepanjang dilakukan berdasarkan praktek usaha yang wajar
dan lazim (arms length basis), selama nilai pinjaman atau jaminan tidak melebihi 10% (sepuluh persen) dari
modal Perseroan sebagaimana ditunjukkan dalam laporan keuangan konsolidasi terakhir Perseroan.
Khusus untuk Proyek Senoro dan/atau Proyek Sarulla, nilai maksimum pinjaman atau jaminan perusahaan
adalah tidak melebihi USD250.000.000 (dua ratus lima puluh juta Dollar Amerika Serikat) dan berlaku
sampai dengan tanggal operasi komersial Proyek Senoro dan/atau Proyek Sarulla; dan
e. Uang muka, pinjaman atau jaminan yang merupakan hutang dagang biasa dan diberikan sehubungan
dengan Kegiatan Usaha Sehari-hari.
5. Melakukan pengalihan atas aktiva tetap Perseroan dalam satu atau rangkaian transaksi dalam suatu tahun buku
berjalan yang jumlahnya melebihi 25 % (dua puluh lima persen) dari total aktiva tetap Perseroan sesuai dengan
laporan keuangan tahunan Perseroan selama 1 (satu) tahun, kecuali:
a. pengalihan aktiva tetap yang tidak menghasilkan pendapatan (non-produktif) dengan syarat penjualan
aktiva tetap non produktif tersebut tidak menggangu kelancaran kegiatan produksi dan atau jalannya
kegiatan usaha Perseroan;
b. pengalihan aset Perseroan yang dilakukan khusus dalam rangka sekuritisasi aset Perseroan, dengan
ketentuan aset Perseroan yang akan dialihkan tersebut secara akumulatif selama jangka waktu MTN tidak
akan melebihi 5% (lima persen) dari ekuitas Perseroan sesuai dengan laporan keuangan tahunan
Perseroan yang terakhir yang telah diaudit oleh auditor independen.
c. Pengalihan aktiva yang dilakukan antar anggota grup Perseroan (baik dalam satu transaksi atau lebih) yang
secara material tidak mengganggu jalannya usaha Perseroan;
d. Pengalihan aktiva yang dilakukan oleh Perseroan (baik dalam satu transaksi atau lebih) dalam rangka
pendirian anak perusahaan Perseroan atau peningkatan modal ditempatkan dan disetor pada Anak
Perusahaan;
e. Pengalihan aktiva dimana hasil pengalihan tersebut diinvestasikan kembali dalam kegiatan usaha
Perseroan, dan/atau Anak Perusahaan atau dipakai untuk melunasi hutang Perseroan dan/atau Anak
Perusahaan, sepanjang hutang tersebut bukan hutang subordinasi dan secara material tidak
mempengaruhi kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajibannya dalam Perjanjian Penerbitan, yang
harus dilakukan dalam waktu 365 (tiga ratus enam puluh lima) Hari Kalender terhitung sejak pengalihan
tersebut,
6. Mengadakan pengubahan kegiatan usaha utama Perseroan selain yang telah disebutkan dalam Anggaran Dasar
Perseroan;
7. Melakukan pengeluaran efek-efek lainnya yang bersifat hutang dan lebih senior dari MTN kecuali:
a. pinjaman untuk project financing dengan syarat jaminan yang digunakan untuk menjamin pinjaman project
financing tersebut adalah aset project financing itu sendiri dan pinjaman untuk project financing tersebut
adalah bersifat Limited Recourse dan tidak melanggar Pasal 9.2.12 Perjanjian Penerbitan;
b. pinjaman yang dilakukan khusus dalam rangka sekuritisasi aset Perseroan dengan syarat pinjaman dan
sekuritisasi tersebut tidak melanggar Pasal 9.2.12 Perjanjian Penerbitan.
8. Mengajukan permohonan pailit atau permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) oleh
Perseroan selama Bunga MTN belum dibayar dan Pokok MTN belum dilunasi oleh Perseroan .
9. Melakukan pembayaran atau menyatakan dividen kepada pemegang saham Perseroan dari laba bersih
konsolidasi tahun-tahun sebelumnya yang menyebabkan dividen payout ratio lebih dari 50 % (lima puluh
persen).
10. Melakukan pembayaran atau menyatakan dividen kepada pemegang saham Perseroan dari laba bersih
konsolidasi tahunan sebelumnya yang dapat mempengaruhi secara negatif kemampuan Perseroan dalam
melakukan pembayaran Bunga MTN dan pelunasan Pokok MTN kepada Pemegang MTN atau apabila terjadi
peristiwa kelalaian yang terus berlangsung dan tidak dapat dikesampingkan kepada semua pihak, termasuk
Pemegang MTN.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 289


Salinan 8 dari 50
b. Kewajiban-Kewajiban Perseroan
Selama Pokok MTN dan Bunga MTN belum dilunasi seluruhnya, Perseroan wajib untuk:
1. Memenuhi semua syarat dan ketentuan dalam DokumenTransaksi sehubungan dengan penerbitan MTN .
2. Menyetorkan sejumlah uang yang diperlukan untuk pembayaran Bunga MTN, pelunasan Pokok MTN, yang jatuh
tempo kepada Agen Pembayaran selambat-lambatnya 1 (satu) Hari Bursa (in good funds) sebelum Tanggal
Pembayaran Bunga MTN dan Tanggal Pelunasan Pokok MTN ke rekening KSEI.
3. Apabila lewat tanggal jatuh tempo Tanggal Pembayaran Bunga MTN atau Tanggal Pelunasan Pokok MTN,
Perseroan belum menyetorkan sejumlah uang sesuai dengan Pasal 9.2.2 Perjanjian Penerbitan, maka
Perseroan harus membayar Denda atas kelalaian tersebut. Jumlah Denda tersebut dihitung berdasarkan hari
yang lewat terhitung sejak Tanggal Pembayaran Bunga MTN atau Tanggal Pelunasan Pokok MTN hingga jumlah
yang terutang tersebut dibayar sepenuhnya. Denda yang dibayar oleh Perseroan yang merupakan hak
Pemegang MTN akan dibayar kepada Pemegang MTN secara proporsional sesuai dengan besarnya MTN yang
dimilikinya.
4. Mempertahankan dan menjaga kedudukan Perseroan sebagai perseroan terbatas dan badan hukum, semua
hak, semua kontrak material yang berhubungan dengan kegiatan usaha utama Perseroan, dan semua izin untuk
menjalankan kegiatan usaha utamanya yang sekarang dimiliki oleh Perseroan, dan segera memohon izin-izin
bilamana izin-izin tersebut berakhir atau diperlukan perpanjangannya untuk menjalankan kegiatan usaha
utamanya.
5. Memelihara sistem akuntansi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, dan memelihara buku-buku
dan catatancatatan lain yang cukup untuk menggambarkan dengan tepat keadaan keuangan Perseroan dan
hasil operasinya dan yang diterapkan secara konsisten.
6. Segera memberitahu Agen Pemantau setiap kali terjadi kejadian atau keadaan penting pada Perseroan yang
dapat secara material berdampak negatif terhadap pemenuhan kewajiban Perseroan dalam rangka pembayaran
Bunga MTN, pelunasan Pokok MTN dan hak-hak lainnya sehubungan dengan MTN, antara lain, terdapatnya
penetapan Pengadilan yang dikeluarkan terhadap Perseroan, dengan kewajiban untuk melakukan
pemeringkatan ulang apabila terdapat kejadian penting atau material yang dapat mempengaruhi kemampuan
Perseroan dalam memenuhi kewajibannya.
7. Memberitahukan secara tertulis kepada Agen Pemantau atas hal-hal sebagai berikut, selambat-lambatnya dalam
waktu 5 (lima) Hari Kerja setelah kejadian-kejadian tersebut berlangsung:
a. adanya pengubahan Anggaran Dasar, pengubahan susunan anggota direksi, dan atau pengubahan
susunan anggota komisaris Perseroan, pembagian dividen kepada pemegang saham Perseroan,
penggantian auditor Perseroan, dan keputusan-keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan
keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dari Perseroan serta menyerahkan akta-akta
keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) Hari Kerja
setelah kejadian tersebut berlangsung;
b. adanya perkara pidana, perdata, administrasi, dan perburuhan yang melibatkan Perseroan yang secara
material dapat mempengaruhi kemampuan Perseroan dalam menjalankan kegiatan usaha utamanya dan
mematuhi segala kewajibannya sesuai dengan Dokumen Transaksi.
c. proyek Senoro dan/atau Proyek Sarulla telah memulai operasi komersialnya atau proyek telah selesai atau
pendapatan pertama telah diterima.
8. Menyerahkan kepada Agen Pemantau:
a. salinan dari laporan yang disampaikan kepada Bapepam-LK, Bursa Efek, dan KSEI dalam waktu selambat-
lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah laporan tersebut diserahkan kepada pihak-pihak yang disebutkan di
atas. Dalam hal Agen Pemantau memandang perlu, berdasarkan permohonan Agen Pemantau secara
tertulis, Perseroan wajib menyampaikan kepada Agen Pemantau dokumen-dokumen tambahan yang
berkaitan dengan laporan tersebut di atas (bila ada) selambat-lambatnya 10 (sepuluh) Hari Kerja setelah
tanggal surat permohonan tersebut diterima oleh Perseroan;
b. laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di Bapepam-LK
disampaikan bersamaan dengan penyerahan laporan ke Bapepam-LK dan Bursa Efek selambat-lambatnya
pada- akhir bulan ketiga (ke-3) setelah tanggal laporan keuangan tahunan Perseroan;
c. laporan keuangan 3 (tiga) bulanan disampaikan bersamaan dengan penyerahan laporan ke Bapepam dan
LK dan Bursa Efek.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 290


Salinan 8 dari 50
9. Memelihara harta kekayaan Perseroan agar tetap dalam keadaan baik dan memelihara asuransi-asuransi yang
sudah berjalan dan berhubungan dengan harta kekayaan Perseroan yang material pada perusahaan asuransi
yang mempunyai reputasi baik dengan syarat dan ketentuan yang biasa dilakukan oleh Perseroan dan berlaku
umum pada bisnis yang sejenis.
10. Memberi izin kepada Agen Pemantau untuk pada Hari Kerja dan selama jam kerja Perseroan, melakukan
kunjungan langsung ke Perseroan dan melakukan pemeriksaan atas izin-izin, dandalam hal Agen Pemantau
berpendapat terdapat suatu kejadian yang dapat mempengaruhi secara material kemampuan Perseroan untuk
memenuhi kewajibannya kepada Pemegang MTN berdasarkan Perjanjian Penerbitan, memeriksa catatan
keuangan Perseroan sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan termasuk peraturan
Pasar Modal yang berlaku, dengan pemberitahuan secara tertulis terlebih dahulu kepada Perseroan yang
diajukan sekurangnya 6 (enam) Hari Kerja sebelum kunjungan dilakukan.
11. Menjalankan kegiatan usahanya sesuai dengan praktek keuangan dan bisnis yang baik.
12. Memenuhi kewajiban-kewajiban keuangan sesuai dengan laporan keuangan konsolidasi Perseroan sebagai
berikut:
a. memelihara perbandingan antara Total Utang Konsolidasi (jumlah kewajiban Perseroan yang berupa
pinjaman yang dikenakan bunga) dan Ekuitas (selisih antara total aktiva dan total kewajiban) tidak lebih dari
2,5: 1 (dua koma lima berbanding satu);
b. memelihara perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar tidak kurang dari 1,25 : 1 (satu
komadua lima berbanding satu);
c. memelihara perbandingan antara EBITDA dan Beban Keuangan Bersih tidak kurang dari 1:1 (satu
berbanding satu);
dengan ketentuan bahwa sepanjang ketentuan Pasal 9.2.12 Perjanjian Penerbitan terpenuhi, maka Perseroan
dapat melaksanakan perolehan pinjaman dari pihak ketiga sesuai dengan ketentuan Pasal 9.1.7 Perjanjian
Penerbitan tanpa diperlukannya persetujuan terlebih dahulu dari Agen Pemantau Khusus untuk laporan
keuangan konsolidasi Perseroan akhir tahun didasarkan pada laporan keuangan yang telah diaudit.
13. Mematuhi semua aturan yang diwajibkan oleh otoritas, atau aturan, atau lembaga yang ada yang dibentuk
sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan Perseroan harus atau akan tunduk kepadanya.
14. Menyerahkan kepada Agen Pemantau suatu surat pernyataan yang menyatakan kesiapan Perseroan untuk
melaksanakan kewajiban pelunasan Pokok MTN selambat-lambatnya 5 (lima) Hari Kerja sebelum Tanggal
Pembayaran Pokok MTN.
15. Memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian dalam hal yang material untuk setiap laporan keuangan
konsolidasi Perseroan yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik dan laporan tersebut sudah harus diterima oleh
Agen Pemantau sesuai dengan jadwal yang ditetapkan dalam Peraturan Pasar Modal.
16. Mempertahankan statusnya sebagai perusahaan terbuka yang tunduk pada Peraturan Pasar Modal dan
mencatatkan sahamnya di Bursa Efek.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 291


Salinan 8 dari 50
3. Kelalaian Perseroan
a. Dalam hal terjadi salah satu keadaan atau kelalaian sesuai dengan:
1. Pasal 10.2.1, atau Pasal 10.2.2, atau Pasal 10.2.3, atau Pasal 10.2.4, atau Pasal 10.2.5 Perjanjian Penerbitan dan
keadaan atau kelalaian tersebut berlangsung terus menerus selama 10 (sepuluh) Hari Kerja, sejak diterimanya
surat teguran dari Agen Pemantau mengenai keadaan atau kelalaian tersebut, tanpa adanya perbaikan keadaan
atau kelalaian tersebut;
2. Pasal 10.2.6, atau Pasal 10.2.7 Perjanjian Penerbitan dan keadaan atau kelalaian tersebut berlangsung terus
menerus selama 180 (seratus delapan puluh) Hari Kerja, sejak diterimanya surat teguran dari Agen Pemantau
mengenai keadaan atau kelalaian tersebut, tanpa adanya perbaikan keadaan atau kelalaian tersebut; maka Agen
Pemantau wajib memberitahukan kejadian tersebut kepada Pemegang MTN melalui surat tercatat dan Agen
Pemantau atas pertimbangannya sendiri berhak memanggil RUPMTN menurut ketentuan dan tata cara yang
ditentukan dalam Perjanjian Penerbitan. Dalam RUPMTN tersebut, Agen Pemantau akan meminta penjelasan dan
alasan-alasan Perseroan sehubungan dengan terjadinyakeadaan atau kelalaian tersebut. Apabila RUPMTN tidak
dapat menerima penjelasan dan alasan-alasan Perseroan, maka apabila masihdiperlukan akan dilaksanakan
RUPMTN berikutnya untuk membahas langkah-langkah yang harus diambil terhadap Perseroan sehubungan
dengan MTN. Jika RUPMTN berikutnya tersebut memutuskan agar Agen Pemantau melakukan penagihan kepada
Perseroan, maka MTN yangmasih belum dibayar sesuai dengan keputusan RUPMTN menjadi jatuh tempo, dan
Agen Pemantau dalam waktu yang ditentukan dalam keputusanRUPMTN itu harus melakukan penagihan kepada
Perseroan.
b. Kejadian Kelalaian sesuai dengan Pasal 10.1 Perjanjian Penerbitan, adalah apabila terjadi salah satu atau lebih dari
keadaan atau kelalaian tersebut di bawah:
1. apabila Perseroan lalai melunasi Pokok MTN kepada Pemegang MTN pada Tanggal Pelunasan Pokok MTN atau
lalai membayar Bunga MTN kepada Pemegang MTN pada Tanggal Pembayaran Bunga MTN; atau
2. apabila pengadilan atau instansi Pemerintah Republik Indonesia telah menyita atau mengambil alih dengan cara
apapun juga sebagian besar atau seluruh harta kekayaan Perseroan, atau telah mengambil tindakan yang dapat
menghalangi Perseroan untuk menjalankan sebagian besar atau seluruh kegiatan usahanya sehingga
mempengaruhi secara material kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya yang ditentukan
dalam Perjanjian Penerbitan; atau
3. apabila sebagian besar atau seluruh hak, izin, dan atau persetujuan lainnya dari Pemerintah Republik Indonesia
yang dimiliki Perseroan dibatalkan, atau dinyatakan tidak sah, atau Perseroan tidak mendapat hak, izin, dan atau
persetujuan yang disyaratkan oleh ketentuan hukum yang berlaku, yang secara material berakibat negatif terhadap
kelangsungan kegiatan usaha Perseroan sehingga mempengaruhi secara material kemampuan Perseroan untuk
memenuhi kewajiban-kewajibannya yang ditentukan dalam Perjanjian Penerbitan; atau
4. apabila Perseroan dinyatakan lalai sehubungan dengan suatu perjanjian utang Perseroan, untuk sejumlah nilai
melebihi 25% (dua puluh lima persen) dari total kewajiban Penerbi tberdasarkan laporan keuangan konsolidasi
terakhir, oleh salahsatu kreditornya (cross default) yang berupa pinjaman atau kredit, baik yang telah ada maupun
yang akan ada dikemudian hari yang berakibat jumlah yang terutang oleh Perseroan sesuai dengan perjanjian
utang tersebut seluruhnya menjadi dapat segera ditagih oleh kreditor yang bersangkutan sebelum waktunya untuk
membayar kembali (akselerasi pembayaran kembali); atau
5. apabila Perseroan sesuai dengan perintah pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap diharuskan
membayar sejumlah dana kepada pihak ketiga yang apabila dibayarkan akan mempengaruhi secara material
terhadap kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajibankewajibannya yang ditentukan dalam Perjanjian
Penerbitan; atau
6. apabila Perseroan lalai melaksanakan atau mentaati salah satu syarat dan ketentuan dalam Perjanjian Penerbitan ,
atau Perseroan gagal melakukan salah satu kewajibannya dalam Perjanjian Penerbitan, yang secara material
berakibat negatif terhadap kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajibankewajibannya yang ditentukan dalam
Perjanjian Penerbitan; atau
7. apabila pernyataan dan jaminan Perseroan sesuai dengan Pasal 8 Perjanjian Penerbitan secara material tidak
sesuai dengan kenyataan atau tidak benar adanya, yang secara material berakibat negatif terhadap kemampuan
Perseroan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya yang ditentukan dalam Perjanjian Penerbitan; atau
8. apabila Perseroan dibubarkan, bubar karena sebab lain, (termasuk peleburan atau penggabungan yang
mengakibatkan Perseroan menjadi bubar demi hukum), atau dinyatakan dalam keadaan pailit dan pernyataan pailit
mana telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 292


Salinan 8 dari 50
c. Apabila Perseroan dalam keadaan lalai sesuai dengan Pasal 10.2.8 Perjanjian Penerbitan, maka Agen Pemantau
berhak tanpa memanggil RUPMTN bertindak mewakili kepentingan Pemegang MTNsesuai dengan Sertifikat Jumbo
MTN yang dibuat berdasarkan Dokumen Transaksi, mengambil tindakan dan keputusan yang dianggap menguntungkan
bagi Pemegang MTN sesuai dengan Sertifikat Jumbo MTN yang dibuat berdasarkan Dokumen Transaksi, untuk
melaksanakan dan melindungi hak dan kepentingan Pemegang MTN sesuai dengan Sertifikat Jumbo MTN yang dibuat
berdasarkan Dokumen Transaksi, dan untuk itu Agen Pemantau dibebaskan dari segala tuntutan oleh Pemegang MTN
atas segala tindakan Agen Pemantau.

4. Rapat Umum Pemegang MTN (RUPMTN)


1. Perihal penyelenggaraan RUPMTN, kuorum yang disyaratkan, hak suara dan pengambilan keputusan berlaku
ketentuan-ketentuan dibawah ini.
2. RUPMTN dapat diselenggarakan pada setiap waktu menurut ketentuan Pasal 12 ini antara lain untuk maksud-maksud
berikut:
a. menyampaikan pemberitahuan kepada Perseroan atau kepada Agen Pemantau atau untuk memberikan
pengarahan kepada Agen Pemantau atau untuk menyetujui suatu kelonggaran waktu atas Peristiwa
Kelalaian/Cidera Janji menurut Perjanjian Penerbitan serta akibatnya atau untuk mengambil tindakan lain; atau
b. memberhentikan Agen Pemantau dan menunjuk pengganti Agen Pemantau menurut ketentuan Perjanjian
Penerbitan;
c. mengambil tindakan-tindakan lain yang dikuasakan untuk diambil oleh atas nama Pemegang MTN menurut
ketentuan Perjanjian Penerbitan ini atau berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku;
d. memberikan persetujuan terhadap rencana perubahan Anggaran Dasar Perseroan khusus berkaitan dengan
perubahan kewenangan pemberian persetujuan atas rencana transaksi merger & akuisisi yang akan dilakukan oleh
Perseroan.
3. RUPMTN dapat diselenggarakan apabila :
a. satu atau lebih Pemegang MTN yang mewakili sedikitnya 75% (tujuh puluh lima persen) dari jumlah Pokok MTN
yang terhutang, (tidak termasuk di dalamnya MTN yang dimiliki oleh Perseroan dan/atau Afiliasi Perseroan),
mengajukan permintaan tertulis kepada Agen Pemantau agar diselenggarakan RUPMTN dengan memuat acara
yang diminta dengan melampirkan fotokopi KTUR dari KSEI yang diperoleh melalui Pemegang Rekening dan
memperlihatkan asli KTUR kepada Agen Pemantau, dengan ketentuan terhitung sejak diterbitkannya KTUR, MTN
yang dimiliki oleh Pemegang MTN yang mengajukan permintaan tertulis tersebut, akan dibekukan oleh KSEI
sejumlah MTN yang tercantum dalam KTUR. Pencabutan pembekuan MTN oleh KSEI tersebut hanya dapat
dilakukan setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari Agen Pemantau; atau
b. Agen Pemantau atau Perseroan menganggap perlu untuk mengadakan RUPMTN sehubungan dengan
pelaksanaan Perjanjian Penerbitan;
maka Agen Pemantau harus melakukan panggilan untuk RUPMTN dan menyelenggarakan RUPMTN selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) Hari Kalender sejak tanggal diterimanya surat permintaan tersebut.
4. Bilamana Agen Pemantau menolak permohonan Pemegang MTN atau Perseroan untuk mengadakan RUPMTN, maka
Agen Pemantau harus memberitahukan secara tertulis alasan penolakan tersebut selambat lambatnya 5 (lima) Hari
Kerja setelah diterimanya surat permohonan tersebut. Surat permohonan Pemegang MTN atau Perseroan untuk
mengadakan RUPMTN tersebut tidak dapat ditolak oleh Agen Pemantau tanpa disertai alasan yang wajar.
5. Tata cara RUPMTN adalah sebagai berikut :
a. RUPMTN diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau tempat lain yang disepakati antara Perseroan dan Agen
Pemantau.
b. Panggilan RUPMTN wajib disampaikan oleh Agen Pemantau kepada Pemegang MTN baik langsung maupun
kepada KSEI dalam jangka waktu tidak kurang dari 7 (tujuh) Hari Kerja sebelum tanggal penyelenggaraan
RUPMTN, tidak termasuk tanggal diselenggarakannya RUPMTN, Panggilan harus dengan tegas memuat tanggal,
jam, tempat dan acara-acara RUPMTN.
c. Dalam hal kuorum kehadiran pada RUPMTN pertama tidak tercapai maka dapat diadakan RUPMTN ke-2 (kedua)
dengan acara yang sama, dalam batas waktu secepat-cepatnya 7 (tujuh) Hari Kerja danselambat-lambatnya 10
(sepuluh) Hari Kerja setelah RUPMTN pertama, dengan ketentuan harus diadakan panggilan RUPMTN ke-2
(kedua) kepada Pemegang MTN sekurang-kurangnya 4 (empat ) Hari Kerja sebelum RUPMTN ke-2 (kedua).

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 293


Salinan 8 dari 50
d. Dalam hal kuorum kehadiran pada RUPMTN ke-2 (kedua) tidak tercapai maka dapat diadakan RUPMTN ke-3
(ketiga) dengan acara dan tata cara yang sama dengan RUPMTN ke-2 (kedua).
e. RUPMTN dipimpin dan diketuai oleh Agen Pemantau dan Agen Pemantau diwajibkan untuk mempersiapkan acara
RUPMTN dan bahan-bahan RUPMTN serta menunjuk notaris yang harus membuat berita acara RUPMTN. Dalam
hal penggantian Agen Pemantau yang diminta oleh Agen Pemantau, Perseroan atau Pemegang MTN, maka
RUPMTN dipimpin oleh Perseroan atau Pemegang MTN yang meminta diadakannya RUPMTN. Agen Pemantau,
Perseroan atau Pemegang MTN yang meminta diadakannya RUPMTN tersebut harus mempersiapkan acara
RUPMTN dan bahan-bahan RUPMTN serta menunjuk Notaris yang harus membuat berita acara RUPMTN.
f. Pemegang MTN yang berhak hadir dalam RUPMTN adalah Pemegang MTN yang memiliki KTUR dan namanya
tercatat dalam Daftar Pemegang Rekening pada 3 (tiga) Hari Kerja sebelum tanggal penyelenggaraan RUPMTN
atau sesuai dengan ketentuan KSEI yang berlaku.
g. Pemegang MTN yang menghadiri RUPMTN wajib memperlihatkan asli KTUR kepada Agen Pemantau.
h. Satuan Pemindahbukuan MTN yaitu sejumlah USD1,000,000 (satu juta Dollar Amerika Serikat), memberikan hak
kepada pemegangnya untuk mengeluarkan 1 (satu) suara. Suara dikeluarkan dengan tertulis dan ditandatangani
dengan menyebutkan nomor KTUR, kecuali Agen Pemantau memutuskan lain.
i. Seluruh MTN yang disimpan di KSEI dibekukan sehingga MTN tersebut tidak dapat dialihkan/dipindahbukukan
sejak 3 (tiga) Hari Kerja sebelum tanggal penyelenggaraan RUPMTN sampai dengan tanggal berakhirnya RUPMTN
yang dibuktikan dengan adanya pemberitahuan dari Agen Pemantau atau setelah memperoleh persetujuan dari
Agen Pemantau. Transaksi MTN yang penyelesaiannya jatuh pada tanggal-tanggal tersebut, ditunda
penyelesaiannya sampai dengan 1 (satu) Hari Kerja setelah tanggal pelaksanaan RUPMTN..
j. Pada saat pelaksanaan RUPMTN, Perseroan wajib membuat surat pernyataan mengenai jumlah MTN yang dimiliki
oleh Perseroan dan/atau Afiliasi Perseroan, demikian juga Pemegang MTN atau kuasanya yang hadir dalam
RUPMTN wajib membuat surat pernyataan mengenai apakah Pemegang MTN tersebut merupakan pihak yang
terafiliasi atau tidak terafiliasi dengan Perseroan.
k. Kecuali untuk alasan yang disebut dalam huruf (l) ayat ini, maka :
(i) RUPMTN dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh Pemegang MTN dan/atau kuasa mereka yang sah
yang mewakili sedikitnya 75% (tujuh puluh lima persen) dari jumlah Pokok MTN yang terhutang (tidak
termasuk didalamnya jumlah MTN yang dimiliki oleh Perseroan dan/atau Afiliasi Perseroan) dan berhak
mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila disetujui oleh sedikitnya 50% (lima puluh persen)
dari jumlah Pokok MTN yang terhutang yang hadir dan/atau diwakili secara sah dan memiliki hak suara
yang sah dalam RUPMTN (tidak termasuk di dalamnya jumlah MTN yang dimiliki oleh Perseroan
dan/atau Afiliasi Perseroan).
(ii) Jika dalam RUPMTN pertama tidak tercapai kuorum maka dapat dilakukan RUPMTN ke-2 (kedua).
RUPMTN ke-2 (kedua) dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh Pemegang MTN dan/atau kuasa
mereka yang sah yang mewakili sedikitnya 66,67% (enam puluh enam koma enam puluh tujuh persen)
dari jumlah Pokok MTN yang terhutang (tidak termasuk di dalamnya jumlah MTN yang dimiliki oleh
Perseroan dan/atau Afiliasi Perseroan) dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila
disetujui oleh sedikitnya 50% (lima puluh persen) dari jumlah Pokok MTN yang terhutang yang hadir
dan/atau diwakili secara sah dan memiliki hak suara yang sah dalam RUPMTN (tidak termasuk di
dalamnya jumlah MTN yang dimiliki oleh Perseroandan/atau Afiliasi Perseroan).
(iii) Jika dalam RUPMTN ke-2 (kedua) tidak tercapai kuorum maka dapat diadakan RUPMTN ke-3 (ketiga).
RUPMTN ke-3 (ketiga) adalah sah dan berhak mengambil keputusan mengikat tanpa memperhitungkan
kuorum kehadiran asalkan disetujui oleh lebih dari 50% (lima puluh persen) dari jumlah Pokok MTN yang
terhutang yang hadir dan/atau diwakili secara sah dan memiliki hak suara yang sah dalam RUPMTN
(tidak termasuk di dalamnya jumlah MTN yang dimiliki oleh Perseroan dan/atau Afiliasi Perseroan).
l. Khusus untuk RUPMTN yang memutuskan mengenai perubahan jumlah Pokok MTN, perubahan tingkat Bunga
MTN, perubahan tata cara pembayaran Bunga MTN dan/atau pelunasan Pokok MTN, perubahan jangka waktu
MTN dan perubahan Perjanjian Penerbitan dalam rangka perubahan tersebut di atas, hanya dapat dilakukan
karena adanya kelalaian Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian Penerbitan, dan akan
diselenggarakan dengan ketentuan bahwa RUPMTN harus dihadiri atau diwakili oleh Pemegang MTN dan/atau
kuasa mereka yang sah mewakili lebih dari 75% (tujuh puluh lima persen) dari jumlah Pokok MTN yang terhutang
(tidak termasuk di dalamnya jumlah MTN yang dimiliki oleh Perseroan dan/atau Afiliasi Perseroan) dan berhak
mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila disetujui oleh lebih dari 75% (tujuh puluh lima persen) dari
jumlah Pokok MTN yang terhutang yang hadir dan/atau diwakili secara sah dan memiliki hak suara yang sah dalam
RUPMTN (tidak termasuk di dalamnya jumlah MTN yang dimiliki oleh Perseroan dan/atau Afiliasi Perseroan).

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 294


Salinan 8 dari 50
m. Ketentuan tersebut mengenai kuorum kehadiran dan persetujuan di atas berlaku untuk RUPMTN pertama,
RUPMTN ke-2 (kedua) dan RUPMTN ke-3 (ketiga).
n. MTN yang dimiliki oleh Perseroandan Afiliasi Perseroan tidak dapat dipergunakan hak suaranya dalam RUPMTN
dan tidak diperhitungkan dalam penentuan kuorum kehadiran RUPMTN.
o. Peraturan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan serta tata cara dalam RUPMTN dapat dibuat dan bila perlu
kemudian disempurnakan atau diubah oleh Perseroan dan Agen Pemantau dengan mengindahkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
p. Keputusan RUPMTN mengikat bagi semua Pemegang MTN, Perseroan dan Agen Pemantau oleh karena itu harus
tunduk dan patuh pada keputusan-keputusan yang diambil dalam RUPMTN. Keputusan RUPMTN mengenai
perubahan Perjanjian Penerbitan dan/atau perjanjian serta dokumen lain sehubungan dengan MTN baru berlaku
efektif sejak tanggal ditandatanganinya perubahan Perjanjian Penerbitan dan/atau perjanjian serta dokumen lain
sehubungan dengan MTN.
q. Apabila RUPMTN memutuskan untuk mengadakan perubahan atas Perjanjian Penerbitan dan/atau perjanjian serta
dokumen lainnya antara lain sehubungan dengan perubahan jumlah Pokok MTN dan perubahan jangka waktu
MTN, yang hanya dapat dilakukan karena adanya kelalaian Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian
Penerbitan, dan Perseroan menolak untuk menandatangani perubahan Perjanjian Penerbitan dan/atau perjanjian
serta dokumen lainnya sehubungan dengan hal tersebut maka dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh)
Hari Kalender sejak keputusan RUPMTN atau tanggal lain yang diputuskan RUPMTN (jika RUPMTN memutuskan
suatu tanggal tertentu untuk penandatanganan perubahan Perjanjian Penerbitan dan/atau perjanjian serta dokumen
lainnya tersebut) maka Agen Pemantau berhak langsung melakukan penagihan Jumlah Terhutang kepada
Perseroan tanpa terlebih dahulu menyelenggarakan RUPMTN dan untuk itu Agen Pemantau dibebaskan dari
segala tindakan dan tuntutan oleh Pemegang MTN.
r. Kecuali ditentukan lain dalam Perjanjian Penerbitan, maka semua biaya penyelenggaraan RUPMTN tersebut akan
tetapi tidak terbatas pada biaya notaris dan sewa ruangan dibebankan kepada Perseroan.
s. Atas penyelenggaraan RUPMTN wajib dibuatkan Berita Acara RUPMTN yang dibuat oleh Notaris sebagai alat bukti
yang sah dan mengikat Pemegang MTN, Agen Pemantau dan Perseroan.
t. Apabila semua Pemegang MTN hadir atau diwakili dalam RUPMTN maka pemanggilan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal ini tidak menjadi syarat dan RUPMTN tersebut dapat mengambil keputusan yang sah serta mengikat
mengenai hal yang akan dibicarakan.
u. Keputusan Pemegang MTN Diluar RUPMTN :
1. Pemegang MTN dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan RUPMTN, dengan ketentuan
semua Pemegang MTN telah diberitahu secara tertulis mengenai usul yang akan diputuskan oleh Pemegang
MTN dan semua Pemegang MTN telah memberikan persetujuan mereka serta menandatangani persetujuan
tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan
keputusan yang diambil dengan sah dalam RUPMTN.
2. Pengambilan keputusan tanpa mengadakan RUPMTN dilaksanakan dengan tata cara sebagai berikut:
a. Perseroan mengajukan permohonan tertulis kepada Agen Pemantau untuk mendapatkan persetujuan
Pemegang MTN dengan melampirkan data/dokumen yang terkait termasuk konsep Keputusan
Pemegang MTN Diluar RUPMTN.
b. Segera setelah menerima permohonan tertulis dari Perseroan, Agen Pemantau menyampaikan secara
tertulis kepada Pemegang MTN atas permohonan Perseroan tersebut, dengan melampirkan Keputusan
Pemegang MTN Diluar RUPMTN untuk disetujui dan ditandatangani oleh Pemegang MTN.
3. Untuk menghindari keragu-raguan, maka Para Pihak dalam Perjanjian Penerbitan ini sepakat bahwa
Pemegang MTN yang berhak untuk memberikan persetujuan dan menandatangani Keputusan Pemegang
MTN Diluar RUPMTN adalah Pemegang MTN yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Rekening yang
disampaikan oleh KSEI 3 (tiga) Hari Kerja sebelum penandatangan Keputusan Pemegang MTN Diluar
RUPMTN.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 295


Salinan 8 dari 50
5. Pemberitahuan
Semua pemberitahuan dari pihak Perseroan kepada Agen Pemantau dan sebaliknya dianggap telah dilakukan dengan sah
dan sebagaimana mestinya apabila disampaikan kepada alamat tersebut dibawah ini secara tertulis, ditandatangani serta
disampaikan dengan pos tercatat atau disampaikan langsung dengan memperoleh tanda terima atau dengan faksimili.
Perseroan
PT Medco Energi Internasional Tbk.
Gedung The Energy
Lantai 52-55 SCBD Lot. 11A
Jl. Jenderal Sudirman, Senayan
Jakarta Selatan 12190
Telp. (021) 2995 3000
Faks. (021) 2995 3001
Email: medc@medcoenergi.com, corporate.secretary@medcoenergi.com
Situs Internet: www.medcoenergi.com

Agen Pemantau
PT Bank CIMB Niaga Tbk.
Graha Niaga, Lantai 20
Jl. Jenderal Sudirman Kav.58
Jakarta 12190
Telp. (021) 250 5151
Faks. (021) 250 5777
Situs Internet: www.cimbniaga.com

6. Hukum Yang Berlaku


Seluruh perjanjian-perjanjian yang berhubungan dengan MTN ini berada dan tunduk di bawah hukum yang berlaku di
Indonesia.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 296


Salinan 8 dari 50
XVIII. KETERANGAN TENTANG PEMERINGKATAN MTN

1. Hasil Pemeringkatan
Berdasarkan hasil pemeringkatan atas MTN sesuai dengan Surat Pefindo No. 1103/PEF-Dir/XII/2009 tanggal 1 Desember
2009, Pefindo telah mengeluarkan bagi MTN peringkat:
id AA-
(Double A Minus, Negative Outlook)

2. Uraian Pefindo atas Hasil Pemeringkatan MTN


Pefindo memberikan rating idAA- kepada Perseroan sebanyak-banyaknya sebesar USD50.000.000,- (lima puluh juta Dollar
Amerika Serikat). Rating ini disebabkan oleh mencerminkan Perseroan memiliki kemampuan yang sangat kuat dibanding
dengan obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial atas efek hutang tersebut. Kemampun Perseroan
untuk memenuhi kewajiban finansial atas efek hutang tersebut tidak terlalu terpengaruh oleh memburuknya kondisi
perekonomian, bisnis dan keuangan.

3. Skala Pemeringkatan Efek Hutang Jangka Panjang


Tabel di bawah ini menunjukkan kategori peringkat perusahaan atau efek hutang jangka panjang untuk memberikan
gambaran tentang posisi peringkat MTN.
idAAA Efek Hutang dengan peringkat idAAA merupakan Efek Hutang dengan peringkat tertinggi dari Pefindo yang
didukung oleh kemampuan Obligor yang superior relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi
kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan.

idAA Efek Hutang dengan peringkat idAA memiliki kualitas kredit sedikit dibawah peringkat tertinggi, didukung oleh
kemampuan Obligor yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang
diperjanjikan, relatif dibanding entitas Indonesia lainnya.

idA Efek Hutang dengan peringkat idA memiliki dukungan kemampuan Obligor yang kuat dibanding entitas Indonesia
lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, namun cukup
peka terhadap perubahan keadaan yang merugikan.

idBBB Efek Hutang dengan peringkat idBBB didukung oleh kemampuan Obligor yang memadai relatif dibanding entitas
Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan,
namun kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan.

idBB Efek Hutang dengan peringkat idBB menunjukkan dukungan kemampuan Obligor yang agak lemah relatif dibanding
entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang
diperjanjikan, serta peka terhadap keadaan bisnis dan perekonomian yang tidak menentu dan merugikan.

idB Efek Hutang dengan peringkat idB menunjukkan parameter perlindungan yang sangat lemah. Walaupun Obligor
masih memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya, namun adanya perubahan
keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan akan memperburuk kemampuan tersebut untuk memenuhi
kewajiban finansialnya.

idCCC Efek Hutang dengan peringkat idCCC menunjukkan Efek Hutang yang tidak mampu lagi memenuhi kewajiban
finansialnya, serta hanya bergantung kepada perbaikan keadaan eksternal.

idD Efek Hutang dengan peringkat idD menandakan Efek Hutang yang macet atau Perseroannya sudah berhenti
berusaha.

Sebagai tambahan, tanda Tambah (+) atau Kurang (-) dapat dicantumkan dengan peringkat mulai dari "AA" hingga "CCC".
Tanda Tambah (+) menunjukkan bahwa suatu kategori peringkat lebih mendekati kategori peringkat di atasnya. Tanda
Kurang (-) menunjukkan suatu kategori peringkat tetap lebih baik dari kategori peringkat di bawahnya, walaupun semakin
mendekati.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 297


Salinan 8 dari 50
XIX. ANGGARAN DASAR PERSEROAN

Anggaran Dasar yang dicantumkan dalam Memorandum Informasi ini merupakan Anggaran Dasar terakhir Perseroan dan
telah disesuaikan dengan Undang-undang Perseroan Terbatas No.40 Tahun 2007.

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN


Pasal 1
1. Perseroan Terbatas ini bernama "PT Medco Energi Internasional Tbk." (selanjutnya dalam Anggaran Dasar cukup
disingkat dengan "Perseroan"), berkedudukan di Jakarta Selatan.
2. Perseroan dapat membuka cabang atau perwakilan di tempat lain, baik di dalam maupun di luar wilayah Republik
Indonesia sebagaimana ditetapkan oleh Direksi dengan persetujuan Dewan Komisaris.

JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN


Pasal 2
Perseroan didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas.

MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHA


Pasal 3
1. Maksud dan tujuan Perseroan ialah berusaha dalam bidang eksplorasi, penambangan dan produksi, perindustrian,
perdagangan umum, peragenan dan/atau perwakilan, pemborong (kontraktor).
2. Untuk mencapai maksud dan tujuan yang dimaksud ayat 1 pasal ini Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha
sebagai berikut:
a. Menjalankan usaha jasa penunjang penambangan dan produksi minyak dan gas bumi serta industri pertambangan
dan energi lainnya;
b. Menjalankan usaha pemboran (drilling);
c. Menjalankan usaha penyelidikan (eksplorasi);
d. Menjalankan usaha pembangunan, pemeliharaan prasarana dan distribusi maupun usaha lainnya yang dibutuhkan
dalam pertambangan dan energi;
e. Menjalankan perdagangan umum termasuk pula perdagangan secara impor, ekspor, lokal serta antar pulau
(interinsulair) baik untuk perhitungan sendiri maupun secara komisi atas perhitungan pihak lain, demikian pula
usaha-usaha perdagangan sebagai leveransir (supplier), grosir dan distributor;
f. Bertindak sebagai agen dan perwakilan dari perusahaan-perusahaan lain baik di dalam maupun di luar negeri,
terkecuali agen perjalanan;
g. Memborong, merencanakan serta melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pembangunan, terutama pembuatan
gedung-gedung, jalan-jalan, jembatan-jembatan, pemasangan instalasi air, listrik dan gas serta mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan teknik yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.

MODAL
Pasal 4
1. Modal dasar Perseroan ini ditetapkan sebesar Rp 400.000.000.000,00 (empat ratus miliar Rupiah) terbagi atas
4.000.000.000 (empat miliar) saham, masing-masing saham bernilai nominal Rp 100,00 (seratus Rupiah).
2. Dari modal dasar tersebut, telah ditempatkan dan disetor sebanyak 3.332.451.450 (tiga miliar tiga ratus tiga puluh dua
juta empat ratus lima puluh satu ribu empat ratus lima puluh) saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp
333.245.145.000,00 (tiga ratus tiga puluh tiga miliar dua ratus empat puluh lima juta seratus empat puluh lima ribu
Rupiah) oleh masing-masing pemegang saham dengan perincian serta nilai nominal saham yang disebutkan pada
bagian sebelum akhir akta.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 298


Salinan 8 dari 50
3. Saham yang belum dikeluarkan akan dikeluarkan oleh Direksi menurut keperluan modal Perseroan dengan persetujuan
Rapat Umum Pemegang Saham pada waktu, harga dan cara serta syarat-syarat yang ditetapkan oleh Direksi dengan
persetujuan Dewan Komisaris dengan mengindahkan ketentuan yang termuat dalam anggaran dasar ini dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di bidang pasar modal serta peraturan Bursa Efek di Indonesia di tempat dimana
saham Perseroan dicatatkan asalkan pengeluaran saham itu tidak dengan harga di bawah pari.
4. a. Jika saham yang masih dalam simpanan hendak dikeluarkan dengan cara penawaran umum terbatas kepada para
Pemegang Saham dan/atau Perseroan akan menerbitkan obligasi konversi dan/atau waran dan/atau efek konversi
lainnya yang sejenis dengan itu, maka seluruh Pemegang Saham yang namanya telah terdaftar dalam Daftar
Pemegang Saham Perseroan diberi kesempatan untuk membeli terlebih dahulu saham dan/atau obligasi konversi
dan/atau waran dan/atau efek konversi lainnya yang sejenis yang akan dikeluarkan tersebut dan masing-masing
Pemegang Saham berhak membelinya menurut perbandingan jumlah saham yang mereka miliki dengan
penyetoran tunai.
b. Hak para Pemegang Saham untuk membeli terlebih dahulu tersebut dapat dijual dan dialihkan kepada pihak lain
sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan peraturan Bursa Efek di Indonesia di
tempat dimana saham Perseroan dicatatkan.
c. Pengeluaran saham dengan cara penawaran umum terbatas saham dan/atau obligasi konversi dan/atau waran
dan/atau efek konversi lainnya yang sejenis tersebut harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Rapat Umum
Pemegang Saham, dengan persyaratan dan jangka waktu yang ditetapkan oleh Direksi sesuai dengan ketentuan
yang dimuat dalam anggaran dasar ini, dan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal serta peraturan
Bursa Efek di Indonesia di tempat dimana saham Perseroan dicatatkan.
d. Mengenai keputusan pengeluaran saham dan/atau obligasi konversi dan/atau waran dan/atau konversi lainnya
yang sejenis tersebut dengan cara penawaran umum terbatas, Direksi diwajibkan untuk mengumumkannya dalam
2 (dua) surat kabar/harian berbahasa Indonesia, yang salah satunya terbit atau beredar di tempat kedudukan
Perseroan dan yang lain berperedaran nasional.
e. Apabila ada diantara para Pemegang Saham tidak melaksanakan hak atau pembelian saham dan/atau obligasi
konversi dan/atau waran dan/atau efek konversi lainnya yang sejenis tersebut di atas yang ditawarkan kepada
mereka dengan membayar secara tunai dan sesuai dengan ketentuan di atas, maka Direksi mempunyai kebebasan
untuk mengeluarkan saham dan/atau obligasi konversi dan/atau waran dan/atau efek konversi lainnya yang sejenis
tersebut kepada para Pemegang Saham lain yang telah mengajukan permohonan beli yang lebih besar dari
proporsi bagiannya.
f. Apabila setelah alokasi tersebut dalam huruf a ayat ini masih terdapat sisa yang tidak terjual, maka sisa saham
dan/atau obligasi konversi dan/atau waran dan/atau efek konversi lainnya yang sejenis tersebut dapat dijual oleh
Perseroan kepada siapapun juga dengan harga dan persyaratan yang ditetapkan oleh Direksi, satu dan lain dengan
ketentuan harga dan persyaratan tersebut tidak lebih ringan dari persyaratan yang telah ditetapkan di atas dan
dengan mengindahkan ketentuan yang dimuat dalam anggaran dasar ini dan peraturan perundang-undangan di
bidang Pasar Modal serta peraturan Bursa Efek di Indonesia di tempat dimana saham Perseroan dicatatkan.
5. a. Sebagai pengecualian terhadap ketentuan ayat 4, Perseroan dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham
dapat mengeluarkan saham yang masih dalam simpanan dan/atau menerbitkan obligasi konversi dan/atau waran
dan/atau efek konversi lainnya yang sejenis dengan itu tanpa melakukan penawaran umum terbatas kepada para
Pemegang Saham. Saham dan/atau obligasi konversi dan/atau waran dan/atau efek konversi lainnya yang sejenis
tersebut dapat dijual oleh Perseroan kepada siapapun juga dengan harga dan persyaratan yang ditentukan oleh
Direksi, dengan ketentuan bahwa pengeluaran tersebut;
1. Ditujukan kepada pegawai Perseroan;
2. Ditujukan kepada pemegang saham obligasi konversi, waran, atau efek konversi lainnya yang telah
dikeluarkan dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham;
3. Dilakukan dalam rangka re-organisasi dan/atau restrukturisasi yang telah disetujui oleh Rapat Umum
Pemegang Saham: dan/atau
4. Dilakukan dengan mengindahkan jumlah dan jangka waktu sebagaimana diatur didalam peraturan perundang-
undangan di bidang Pasar Modal atau diatur dengan pengecualian yang mungkin diterima Perseroan.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 299


Salinan 8 dari 50
b. 1. Kecuali sebagaimana ditentukan huruf a ayat 5, jika saham yang masih dalam simpanan akan dikeluarkan
dengan cara penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu (selanjutnya cukup
disingkat dengan: “Penawaran Umum Terbatas”) kepada para Pemegang Saham, maka seluruh Pemegang
Saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal
pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham yang menyetujui Penawaran Umum Terbatas tersebut
mempunyai hak terlebih dahulu untuk membeli saham yang hendak dikeluarkan tersebut (selanjutnya disebut
“Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu” atau disingkat “HMETD”) seimbang dengan jumlah saham yang mereka
miliki (proporsional).
2. HMETD tersebut dapat dijual dan dialihkan kepada pihak lain dengan mengindahkan ketentuan anggaran
dasar dan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
3. Direksi harus mengumumkan keputusan tentang pengeluaran saham dengan penawaran umum terbatas
tersebut dalam sekurang-kurangnya 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran luas
dalam wilayah Republik Indonesia sesuai dengan pertimbangan Direksi.
4. Para Pemegang Saham atau pemegang HMETD berhak membeli saham yang akan dikeluarkan tersebut
sesuai dengan jumlah HMETD yang dimilikinya pada waktu dan dengan persyaratan yang ditetapkan dalam
keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang dimaksud dalam ayat 3.
5. Apabila dalam waktu yang telah ditentukan dalam keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tersebut diatas,
para pemegang Saham atau para pemegang HMETD tidak melaksanakan hak atas pembelian saham yang
ditawarkan kepada mereka sesuai dengan jumlah HMETD yang dimilikinya dengan membayar lunas secara
tunai harga saham yang ditawarkan itu kepada Perseroan, maka saham tersebut akan dialokasikan kepada
para Pemegang Saham yang hendak membeli saham dalam jumlah yang lebih besar dari porsi HMETD-nya
sebanding dengan jumlah HMETD yang telah dilaksanakan, dengan mengindahkan ketentuan anggaran
dasar dan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
6. Apabila setelah alokasi tersebut masih terdapat sisa saham :
i. Jika penambahan modal Perseroan dengan cara Penawaran Umum Terbatas tersebut jumlah
maksimumnya belum ditetapkan serta dilakukan tanpa adanya jaminan dari pembeli siaga, maka sisa
saham yang tidak diambil dari bagian tersebut tidak jadi dikeluarkan dan tetap dalam simpanan
Perseroan;
ii. Jika penambahan modal Perseroan dengan cara Penawaran Umum Terbatas telah ditetapkan jumlahnya
serta dilakukan dengan jaminan dari pembeli siaga, maka sisa saham tersebut wajib dialokasikan kepada
pihak tertentu yang bertindak sebagai pembeli siaga dalam Penawaran Umum Terbatas, yang telah
menyatakan kesediaannya untuk membeli sisa saham tersebut, demikian dengan harga dan syarat yang
tidak lebih ringan dengan yang telah ditetapkan dalam keputusan Rapat Umum Pemegang Saham;
dengan mengindahkan ketentuan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
6. Penyetoran atas modal saham dapat dilakukan dalam bentuk uang dan/atau dalam bentuk lainnya yang dapat dinilai
dengan uang dengan memperhatikan ketentuan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan.
7. Dalam hal dilakukan peningkatan modal dasar, maka setiap penempatan saham lebih lanjut hanya dapat dilakukan oleh
Direksi pada waktu dan dengan persyaratan tertentu yang ditetapkan oleh Direksi, dan Direksi harus menentukan harga
saham yang akan dikeluarkan serta persyaratan lainnya yang dianggap perlu, tetapi tidak dengan harga dibawah pari,
keputusan Direksi tersebut harus pula mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham, satu dan lain dengan
tidak mengurangi izin dari pihak yang berwenang.
8. Penambahan modal dasar yang mengakibatkan modal ditempatkan dan modal disetor menjadi kurang dari 25% (dua
puluh lima per seratus) dari modal dasar, dapat dilakukan sepanjang :
(i) telah memperoleh persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham untuk menambah modal dasar;
(ii) telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia;
(iii) penambahan modal ditempatkan dan modal disetor sehingga menjadi paling sedikit 25% (dua puluh lima per
seratus) dari modal dasar wajib dilakukan dalam jangka waktu 6 (enam) bulan setelah mendapat persetujuan dari
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia;

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 300


Salinan 8 dari 50
(iv) dalam hal penambahan modal disetor sebagaimana dimaksud dalam butir (iii) tidak terpenuhi sepenuhnya, maka
Perseroan harus mengubah kembali anggaran dasarnya, sehingga modal dasar dan modal disetor memenuhi
ketentuan pasal 33 ayat 1 dan ayat 2 Undang-undang nomor : 40 Tahun 2007 (dua ribu tujuh) tentang Perseroan
Terbatas, dalam jangka waktu 2 (dua) bulan setelah jangka waktu dalam butir (iii) tidak terpenuhi;
(v) persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana dimaksud dalam butir (i) termasuk juga persetujuan
untuk mengubah anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam butir (iv).

SAHAM
Pasal 5
1. Semua saham yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah saham atas nama pemiliknya.
2. Perseroan hanya mengakui seorang atau satu badan hukum sebagai pemilik satu saham, yaitu orang atau badan hukum
yang namanya tercatat sebagai pemilik saham yang bersangkutan dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan.
3. Apabila saham karena sebab apapun menjadi milik beberapa orang, maka mereka yang memiliki bersama-sama itu
diwajibkan untuk menunjuk secara tertulis seorang di antara mereka atau seorang lain sebagai kuasa mereka bersama
dan hanya nama yang diberi kuasa atau yang ditunjuk itu saja yang dimasukkan dalam Daftar Pemegang Saham
Perseroan dan harus dianggap sebagai pemegang saham dari saham yang bersangkutan serta berhak mempergunakan
hak yang diberikan oleh hukum atas saham tersebut.
4. Selama ketentuan dalam ayat 3 pasal ini belum dilaksanakan, maka para pemegang saham tersebut tidak berhak
mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham, sedangkan pembayaran dividen untuk saham itu
ditangguhkan.
5. Pemilik saham dengan sendirinya menurut hukum harus tunduk kepada anggaran dasar ini dan kepada semua
keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Umum Pemegang Saham serta peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
6. Untuk saham Perseroan yang tercatat pada Bursa Efek berlaku peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang
Pasar Modal.
7. Bukti pemilikan saham dapat berupa surat saham atau surat kolektif saham yang bentuk dan isinya ditetapkan oleh
Direksi dan ditandatangani oleh Direktur Utama dan Komisaris Utama yang di tunjuk oleh Rapat Dewan Komisaris atau
tanda tangan yang dicetak langsung di atasnya.
SURAT SAHAM
Pasal 6
1. Perseroan dapat mengeluarkan surat saham.
2. Apabila dikeluarkan surat saham, maka untuk setiap saham diberi sehelai surat saham.
3. Surat kolektif saham dapat dikeluarkan sebagai bukti pemilikan 2 (dua) atau lebih saham yang dimiliki oleh seorang
pemegang saham.
4. Untuk saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau pada Bank
Kustodian yang merupakan bagian portofolio Efek Reksa Dana berbentuk kontrak Investasi Kolektif dan tidak termasuk
dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. Perseroan menerbitkan konfirmasi tertulis
kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian tersebut sebagai tanda bukti pencatatan dalam
Daftar Pemegang Saham Perseroan yang ditandatangani oleh salah seorang anggota Direksi dan salah seorang
anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Rapat Dewan Komisaris atau tanda tangan tersebut dicetak langsung pada
konfirmasi tertulis.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 301


Salinan 8 dari 50
PENGGANTI SURAT SAHAM
Pasal 7
1. Apabila surat saham rusak atau tidak dapat dipakai lagi, dapat ditukar dengan penggantinya atas permintaan tertulis
pemilik saham yang bersangkutan kepada Direksi dengan menyerahkan bukti surat saham yang rusak atau tidak dapat
dipakai lagi, Direksi dapai menukarnya dengan surat saham pengganti yang nomornya sama dengan nomor aslinya.
2. Surat saham asli sebagaimana dimaksud ayat 1 kemudian dimusnahkan dan oleh Direksi dibuat berita acara untuk
dilaporkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham berikutnya.
3. Apabila surat saham hilang atau rusak sama sekali, maka atas permintaan tertulis pemilik yang bersangkutan surat
saham kepada Direksi, Direksi akan mengeluarkan surat saham pengganti, setelah menurut pendapat Direksi
kehilangan itu cukup dibuktikan dan dengan jaminan yang dipandang cukup oleh Direksi untuk tiap peristiwa yang
khusus.
4. Untuk pengeluaran pengganti surat saham hilang yang tercatat di Bursa Efek wajib diumumkan di Bursa Efek dimana
saham tersebut dicatatkan sekurang kurangnya 14 (empat belas) hari sebelum pengeluaran pengganti surat saham
tersebut.
5. Setelah pengganti surat saham tersebut dikeluarkan, maka surat saham asli tidak berlaku lagi terhadap Perseroan.
6. Semua biaya untuk pengeluaran pengganti surat saham itu ditanggung oleh pemegang saham yang berkepentingan.
7. Ketentuan dalam pasal 7 ini, secara mutatis mutandis juga berlaku bagi pengeluaran pengganti surat kolektif saham atau
pengganti konfirmasi tertulis.

DAFTAR PEMEGANG SAHAM DAN DAFTAR KHUSUS


Pasal 8
1. Direksi atau kuasa yang ditunjuk wajib mengadakan dan memelihara dengan sebaik-baiknya buku Daftar Pemegang
Saham dan Daftar Khusus di tempat kedudukan Perseroan.
2. Dalam buku Daftar Pemegang Saham itu dicatat:
a. nama dan alamat para pemegang saham;
b. jumlah, nomor dan tanggal perolehan surat saham atau surat kolektif saham yang dimiliki para pemegang saham;
c. jumlah yang disetor atas setiap saham;
d. nama dan alamat dari orang atau badan hukum yang mempunyai hak gadai dan atau pemegang jaminan fidusia
atas saham dan tanggal pendaftaran akta fidusia atas saham tersebut;
e. keterangan penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang;
f. perubahan kepemilikan saham;
g. keterangan lainnya yang dianggap perlu oleh Direksi dan/atau diharuskan oleh peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
3. Dalam Daftar Khusus dicatat keterangan mengenai kepemilikan saham anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris
beserta keluarganya dalam Perseroan dan/atau pada Perseroan lain serta tanggal saham itu diperoleh perubahan
saham dimaksud.
4. Pemegang Saham harus memberitahukan setiap perpindahan tempat tinggal dengan surat kepada Direksi Perseroan.
Selama pemberitahuan itu belum dilakukan, maka segala pemanggilan dan pemberitahuan kepada pemegang saham
maupun surat-menyurat, dividen yang dikirimkan kepada pemegang saham, serta mengenai hak-hak lainnya yang dapat
dilakukan oleh pemegang saham, serta mengenai hak-hak lainnya yang dapat dilakukan pleh pemegang saham adalah
sah jika dialamatkan pada alamat pemegang saham yang paling akhir dicatat dalam buku Daftar Pemegang Saham
Perseroan.
5. Direksi dapat menunjuk dan memberi wewenang kepada Biro Administrasi Efek untuk melaksanakan pencatatan dalam
Daftar Pemegang Saham Perseroan dan Daftar Khusus Perseroan.
6. Setiap pemegang saham atau wakilnya yang sah berhak melihat buku Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus
Perseroan, yang berkaitan dengan diri pemegang saham yang bersangkutan pada waktu jam kerja kantor Perseroan.
7. Pencatatan dan/atau perubahan pada buku Daftar Pemegang Saham Perseroan harus disetujui Direksi dan dibuktikan
dengan penandatanganan pencatatan atas perubahan tersebut oleh Direktur Utama dan Komisaris Utama yang ditunjuk
oleh Rapat Dewan Komisaris atau pejabat yang diberi kuasa untuk itu.
Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 302
Salinan 8 dari 50
8. Setiap pendaftaran atau pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan dengan termasuk pencatatan mengenai
suatu penjualan, pemindahtanganan, gadai, fidusia atau cessie yang menyangkut saham atau hak atau kepentingan
atas saham yang harus dilakukan sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan untuk saham yang terdaftar pada Bursa Efek
berlaku peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal serta peraturan Bursa Efek Indonesia di
tempat dimana saham Perseroan dicatatkan. Suatu gadai saham harus dicatat dalam buku Daftar Pemegang Saham
dengan cara yang akan ditentukan oleh Direksi berdasarkan bukti yang memuaskan yang dapat diterima baik oleh
Direksi mengenai gadai saham yang bersangkutan. Pengakuan mengenai gadai saham oleh Perseroan sebagaimana
disyaratkan dalam pasal 1133 Kitab Undang-undang Hukum Perdata hanya akan terbukti dari pencatatan mengenai
gadai itu dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan.

PENITIPAN KOLEKTIF
Pasal 9
1. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian harus dicatat dalam buku Daftar
Pemegang Saham Perseroan atas nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian untuk kepentingan pemegang
rekening pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.
2. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian atau Perusahaan Efek yang dicatat dalam rekening Efek
pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dicatat atas nama Bank Kustodian atau Perusahaan Efek
dimaksud untuk kepentingan pemegang rekening pada Bank Kustodian atau Perusahaan Efek tersebut.
3. Apabila saham Perseroan dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian merupakan bagian dari portofolio Efek
Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian, maka Perseroan akan mencatatkan saham tersebut dalam buku Daftar
Pemegang Saham Perseroan atas nama Bank Kustodian untuk kepentingan pemilik Unit Penyertaan dari
Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif tersebut.
4. Perseroan wajib menerbitkan sertifikat atau konfirmasi kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian sebagaimana
dimaksud dalam ayat 1 tersebut di atas atau Bank Kustodian sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 pasal ini di atas
sebagai tanda bukti pencatatan dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan.
5. Perseroan wajib memutasikan saham dalam Penitipan Kolektif yang terdaftar atas nama Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian atau Bank Kustodian untuk Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dalam buku Daftar
Pemegang Saham Perseroan menjadi atas nama Pihak yang ditunjuk oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
atau Bank Kustodian dimaksud. Permohonan mutasi disampaikan oleh Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian atau Bank Kustodian kepada Perseroan atau Biro Administrasi Efek yang ditunjuk Perseroan.
6. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian atau Perusahaan Efek wajib menerbitkan
konfirmasi kepada pemegang rekening sebagai tanda bukti pencatatan dalam rekening Efek.
7. Dalam Penitipan Kolektif setiap saham dari jenis dan klasifikasi yang sama yang diterbitkan Perseroan adalah sepadan
dan dapat dipertukarkan antara satu dengan yang lain.
8. Perseroan wajib menolak pencatatan saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila surat saham tersebut hilang atau
musnah, kecuali Pihak yang meminta mutasi dimaksud dapat memberikan bukti dan/atau jaminan yang cukup bahwa
Pihak tersebut benar-benar sebagai pemegang saham dan surat saham tersebut benar-benar hilang atau musnah.
9. Perseroan wajib menolak pencatatan saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila saham tersebut dijaminkan, diletakkan
dalam sita jaminan berdasarkan penetapan pengadilan atau disita untuk pemeriksaan perkara pidana.
10. Pemegang rekening Efek yang Efeknya tercatat dalam Penitipan Kolektif berhak hadir dan/atau mengeluarkan suara
dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang dimilikinya pada rekening tersebut.
11. Bank Kustodian atau Perusahaan Efek wajib menyampaikan daftar rekening Efek beserta jumlah saham Perseroan yang
dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening pada Bank Kustodian dan Perusahaan Efek tersebut kepada Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian untuk selanjutnya diserahkan kepada Perseroan paling lambat 1 (satu) hari kerja
sebelum panggilan Rapat Umum Pemegang Saham.
12. Manajer Investasi berhak hadir dan mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham atas saham Perseroan
yang termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian yang merupakan bagian dari portofolio Efek Reksa Dana
berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian dengan ketentuan bahwa Bank Kustodian tersebut wajib menyampaikan nama Manajer Investasi tersebut
paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum Rapat Umum Pemegang Saham.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 303


Salinan 8 dari 50
13. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan saham kepada
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian dan seterusnya Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian tersebut menyerahkan dividen, saham bonus
atau hak-hak lain kepada Bank Kustodian dan kepada Perusahaan Efek untuk kepentingan masing-masing pemegang
rekening pada Bank Kustodian dan Perusahaan Efek tersebut.
14. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan saham kepada
Bank Kustodian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian yang merupakan bagian dari portofolio Efek
Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian;
15. Batas waktu penentuan pemegang rekening Efek yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak
lainnya sehubungan dengan pemilikan saham dalam Penitipan Kolektif ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham
dengan ketentuan bahwa Bank Kustodian dan Perusahaan Efek wajib menyerahkan daftar pemegang rekening Efek
beserta jumlah saham Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening Efek tersebut kepada Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian untuk selanjutnya diserahkan kepada Perseroan paling lambat 1 (satu) hari kerja
setelah tanggal yang menjadi dasar penentuan pemegang saham yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus
atau hak-hak lainnya tersebut.

PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM


Pasal 10
1. Dalam hal terjadi perubahan pemilikan dari suatu saham, pemilik semula yang telah terdaftar dalam buku Daftar
Pemegang Saham harus tetap dianggap sebagai pemegang saham sampai nama dari pemegang saham yang baru
telah dimasukkan dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan, dengan mengindahkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
2. Pemindahan hak atas saham harus berdasarkan suatu dokumen pemindahan hak yang ditandatangani oleh yang
memindahkan dan yang menerima pemindahan atau wakil mereka yang sah yang cukup membuktikan pemindahan
tersebut menurut pendapat Direksi tanpa mengurangi ketentuan dalam anggaran dasar ini.
3. Dokumen pemindahan hak sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 pasal ini harus berbentuk sebagaimana ditentukan
dan/atau yang dapat diterima oleh Direksi dan salinannya disampaikan kepada Direksi dengan ketentuan bahwa
dokumen pemindahan hak atas saham yang tercatat pada Bursa Efek harus memenuhi peraturan perundang-undangan
yang berlaku di bidang Pasar Modal serta peraturan Bursa Efek di Indonesia dimana saham Perseroan dicatatkan.
4. Pemindahan hak atas saham yang tercatat dalam rekeing pada Penitipan Kolektif dicatat sebagai mutasi antar
rekening ataupun sebagai mutasi dari suatu rekening dalam Penitipan Kolektif ke atas nama individu pemegang saham
yang bukan pemegang rekening dalam Penitipan Kolektif dengan melaksanakan pencatatan atas pemindahan hak oleh
Direksi sebagaimana dimaksud ayat 5 pasal 9 diatas.
5. Pemindahan hak atas saham hanya diperbolehkan apabila semua ketentuan dalam Anggaran Dasar telah dipenuhi.
6. Pemindahan hak atas saham baik dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan yang bersangkutan maupun pada
surat saham atau surat kolektif saham. Catatan itu harus ditandatangani oleh Direktur Utama dan Komisaris Utama
yang ditunjuk oleh Rapat Dewan Komisaris atau pejabat yang diberi kuasa untuk itu.
7. Atas kebijaksanaan sendiri dan dengan memberikan alasannya untuk itu, Direksi dapat menolak untuk mendaftar
pemindahan hak atas saham dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan apabila ketentuan dalam anggaran
dasar ini tidak dipenuhi atau apabila salah satu dari persyaratan dalam pemindahan saham tidak dipenuhi.

8. Apabila Direksi menolak untuk mendaftar pemindahan hak atas saham, maka Direksi wajib mengirim pemberitahuan
penolakan kepada pihak yang akan memindahkan haknya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal
permohonan untuk pendaftaran itu diterima oleh Direksi.
9. Setiap penolakan untuk mencatat pemindahan hak atas saham Perseroan yang tercatat pada Bursa Efek harus sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal serta peraturan Bursa Efek di
Indonesia di tempat dimana saham Perseroan dicatatkan.
10. Penyampaian pemanggilan untuk Rapat Umum Pemegang Saham tidak menghalangi pendaftaran atas pemindahan hak
atas saham dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan.
11. Daftar Pemegang Saham harus ditutup pada 1 (satu) hari kerja Bursa Efek di Indonesia sebelum tanggal pemanggilan
untuk Rapat Umum Pemegang Saham, untuk menetapkan nama para pemegang saham yang berhak hadir dalam Rapat
Umum Pemegang Saham tersebut.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 304


Salinan 8 dari 50
12. Pemindahan hak atas saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif dilakukan dengan pemindahbukuan dari satu
rekening efek ke rekening efek yang lain pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian atau
Perusahaan Efek.
13. Orang yang mendapat hak atas saham sebagai akibat kematian seorang pemegang saham atau karena suatu alasan
lain yang menyebabkan pemilikan suatu karena suatu alasan lain yang menyebabkan pemilikan suatu saham beralih
menurut hukum, dapat mengajukan bukti haknya tersebut dengan mengajukan permohonan tertulis untuk didaftar
sebagai pemegang saham dari saham tersebut dengan persyaratan yang ditentukan oleh Direksi. Pendaftaran hanya
dapat dilakukan apabila Direksi dapat memberikan bukti hak tersebut tanpa mengurangi ketentuan anggaran dasar serta
dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal.
14. Semua pembatasan, larangan dan ketentuan anggaran dasar ini yang mengatur hak untuk memindahkan hak atas
saham dan pendaftaran pemindahan hak atas saham harus berlaku pula secara mutatis mutandis terhadap setiap
peralihan hak menurut ayat 12 pasal ini.
DIREKSI
Pasal 11
1. Perseroan diurus dan dipimpin oleh suatu Direksi yang terdiri dari sedikitnya 3 (tiga) orang anggota Direksi seorang di
antaranya diangkat sebagai Direktur Utama.
2. Yang boleh diangkat sebagai anggota Direksi adalah orang perorangan yang mampu melaksanakan perbuatan hukum
dan tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi atau Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah atau
menyebabkan suatu Perseroan dinyatakan pailit atau orang yang pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang
merugikan keuangan negara dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum
pengangkatannya.
3. Pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud ayat 2, dibuktikan dengan surat pernyataan calon anggota Direksi
sebelum dilakukannya pengangkatan yang disimpan oleh Perseroan.
4. Aggota Direksi diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham, masing-masing untuk jangka waktu sampai ditutupnya
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang ke-5 (lima) setelah pengangkatan anggota Direksi dimaksud, dengan
tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemengang Saham untuk memberhentikan anggota Direksi tersebut sewaktu-waktu
setelah anggota Direksi tersebut diberi kesempatan untuk membela diri kecuali yang bersangkutan tidak keberatan atas
pemberhentian tersebut. Pemberhentian demikian berlaku sejak penutupan Rapat yang memutuskan
pemberhentiannya, kecuali bila tanggal pemberhentiannya ditentukan lain oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
5. Anggota Direksi yang masa jabatannya telah berakhir dapat diangkat kembali.
6. Para anggota Direksi diberi gaji tiap-tiap bulan dan tunjangan lainnya yang jumlahnya ditentukan oleh Rapat Umum
Pemegang Saham dan wewenang tersebut oleh Rapat Umum Pemegang Saham dapat dilimpahkan kepada Dewan
Komisaris, dan jika kewenangan Rapat Umum Pemegang Saham dimaksud dilimpahkan pada Dewan Komisaris maka
penentuan besarnya gaji dan tunjangan gaji dimaksud ditetapkan berdasarkan keputusan rapat Dewan Komisaris.
7. Apabila oleh suatu sebab apapun semua jabatan anggota Direksi lowong maka dalam jangka waktu selambat-lambatnya
60 (enam puluh) hari sejak terjadinya lowongan tersebut, Direksi harus mengumumkan pemberitahuan tentang akan
diadakanRapat Umum Pemegang Saham untuk mengisi lowongan tersebut.
8. Apabila oleh suatu sebab apapun Perseroan tidak mempunyai anggota Direksi atau semua jabatan anggota Direksi
lowong, maka dalam jangka waktu selambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari sejak terjadinya lowongan tersebut,
Dewan Komisaris harus mengumumkan pemberitahuan tentang akan diadakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk
mengangkat Direksi baru dan untuk sementara Dewan Komisaris diwajibkan mengurus Perseroan.
9. Rapat Umum Pemegang Saham dapat mengangkat orang lain guna menggantikan anggota Direksi yang diberhentikan
sebelum masa jabatannya berakhir atau sebagai tambahan anggota Direksi yang ada, dengan tidak menguangi
ketentuan-ketentuan dalam anggaran dasar.
Seorang yang diangkat untuk menggantikan anggota Direksi yang diberhentikan sebelum masa jabatannya berakhir
adalah diangkat untuk jangka waktu yang merupakan sisa masa jabatan anggota Direksi yang digantikan. Seorang yang
diangkat sebagai tambahan anggota Direksi diangkat untuk jangka waktu yang merupakan sisa masa jabatan anggota
Direksi lain yang masih menjabat.
10. Seorang anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatan dengan memberitahukan secara tertulis mengenai
maksud tersebut kepada Perseroan sekurang-kurangnya 3 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya.
Kepada anggota Direksi yang mengundurkan diri sebagaimana tersebut diatas tetap dapat dinilai pertanggungjawaban
sejak pengangkatan yang bersangkutan sampai dengan tanggal pengunduran dirinya dalam Rapat Umum Pemegang
Saham berikutnya.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 305


Salinan 8 dari 50
11. Jabatan anggota Direksi berakhir apabila:
a. masa jabatannya berakhir;
b. dinyatakan pailit atau ditaruh di bawah pengampunan berdasarkan suatu keputusan pengadilan;
c. mengundurkan diri sesuai dengan ketentuan ayat 10 pasal ini;
d. tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku;
e. meninggal dunia;
f. diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

TUGAS DAN WEWENANG DIREKSI


Pasal 12
1. Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan Perseroan.
Tugas pokok Direksi adalah:
a. Memimpin dan mengurus Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan;
b. Memelihara dan mengurus kekayaan Perseroan.
2. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugasnya dengan
mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Direksi berhak mewakili Perseroan di dalam dan di luar Pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian,
mengikat Perseroan dengan pihak lain dan pihak lain dengan Perseroan, serta menjalankan segala tindakan, baik
yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, akan tetapi dengan pembatasan bahwa untuk melakukan
tindakan-tindakan dibawah ini Direksi terlebih dahulu harus mendapat persertujuan dari Dewan Komisaris:
a. Meminjam atau meminjamkan uang atas nama Perseroan (tidak termasuk penarikan uang dari kredit yang telah
dibuka);
b. Mengikat Perseroan sebagai penjamin/penanggung hutang;
c. Menggadaikan atau mempertanggungkan harta kekayaan Perseroan dengan memperhatikan ketentuan ayat 4
pasal ini;
d. Membeli, menjual atau dengan cara lain mendapatkan/melepaskan hak atas barang tidak bergerak termasuk
hak-hak atas tanah dan/atau bangunan yang jumlahnya dari waktu ke waktu akan ditentukan oleh Dewan
Komisaris;
e. Ikut serta sebagai pemegang saham Perseroan lain;
f. Mendirikan perusahaan baru;
g. Melakukan divestasi di anak perusahaan atau pada perusahaan lain.
4. Untuk menjalankan perbuatan hukum mengalihkan, melepaskan hak atau menjadikan jaminan utang seluruh atau
lebih dari 50% (lima puluh persen) dari harta kekayaan bersih Perseroan, baik dalam satu transaksi atau beberapa
transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang berkaitan satu sama lain dalam 1 (satu) tahun buku, Direksi harus
mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham yang dihadiri atau diwakili para pemegang saham yang
memiliki paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan
disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh suara yang dikeluarkan secara sah dalam
Rapat.
Apabila kuorum sebagaimana dimaksud di atas tidak tercapai, maka dalam Rapat kedua setelah diadakan
pemanggilan Rapat tanpa pemberitahuan untuk pemanggilan Rapat selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum
Rapat kedua dilaksanakan, asalkan dalam tersebut mewakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui oleh lebih dari ¾ (tiga per empat) bagian dari
jumlah suara yang hadir dalam Rapat.
Apabila kuorum sebagaimana dimaksud di atas tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, kuorum, jumlah
suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan dan waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham
ditetapkan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (”Bapepam dan LK”).

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 306


Salinan 8 dari 50
5. Anggota Direksi Perseroan tidak dapat mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan, apabila:
a. Terjadi perkara di pengadilan antara Perseroan dengan anggota Direksi yang bersangkutan; atau
b. Anggota Direksi yang bersangkutan mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan.
6. Untuk menjalankan perbuatan hukum berupa transaksi yang memuat benturan kepentingan antara kepentingan
ekonomis pribadi anggota Direksi, Dewan Komisaris atau pemegang saham utama dengan kepentingan ekonomis
Perseroan, Direksi memerlukan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham berdasarkan suara setuju terbanyak
dari pemegang saham yang tidak mempunyai benturan kepentingan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 23
ayat 9 anggaran dasar ini.
7. Dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan pribadi seorang anggota
Direksi, maka Perseroan akan diwakili oleh anggota Direksi lainnya dan dalam hal Perseroan mempunyai
kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan seluruh anggota Direksi, maka Perseroan akan diwakili oleh
Dewan Komisaris, dan dalam hal ini seluruh anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris mempunyai benturan
kepentingan, maka Perseroan akan diwakili oleh pihak lain yang ditunjuk oleh Rapat Umum Pemegang Saham,
dengan tidak mengurangi ketentuan ayat 6 pasal ini.
8. a. Direktur Utama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan.
b. Dalam hal Direktur Utama tidak hadir, atau berhalangan karena sebab apapun juga, hal mana tidak perlu
dibuktikan kepada pihak ketiga, maka segala tugas dan wewenang yang diberikan kepada Direktur Utama dalam
anggaran dasar ini dapat dijalankan oleh 1 (satu) orang Direktur yang ada dalam Perseroan.
9. Tanpa mengurangi tanggung jawabnya, Direksi untuk perbuatan tertentu berhak pula mengangkat seorang atau Iebih
sebagai wakil atau kuasanya dengan syarat yang ditentukan oleh Direksi dalam suatu surat kuasa khusus dan
wewenang yang demikian harus dilaksanakan sesuai dengan Anggaran Dasar ini.
10. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan
weweang itu oleh Rapat Umum Pemegang Saham dapat dilimpahkan kepada keputusan Direksi.
11. Untuk mengurus Perseroan, Direksi diwajibkan menjalankan tugasnya dan bertindak sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam anggaran dasar, keputusan-keputusan yang diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham,
Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

RAPAT DIREKSI
Pasal 13
1. Rapat Direksi dapat diadakan setiap waktu bilamana dipandang perlu oleh :
a. Seorang atau lebih anggota Direksi
b. Seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris
c. Atas permintaan tertulis dari 1 (satu) atau lebih pemegang saham yang secara bersama-sama mewakili 1/10 (satu
per sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah.
2. Pemanggilan Rapat Direksi dilakukan oleh anggota Direksi yang berhak bertindak untk dan atas nama Direksi menurut
ketentuan Pasal 12 Anggaran Dasar ini.
3. Pemanggilan Rapat Direksi harus mencantumkan acara, tanggal, waktu, dan tempat Rapat.
4. Pemanggilan Rapat Direksi harus disampaikan dengan surat tercatat atau dengan surat yang disampaikan langsung
kepada setiap anggota Direksi dengan mendapat tanda terima atau dengan faksimili atau media elektronik lainnya
sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum Rapat diadakan.
5. Rapat Direksi diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau tempat kegiatan usaha utama Perseroan di dalam wilayah
Republik Indonesia. Apabila semua anggota DIreksi hadir atau diwakili, pemanggilan terlebih dulu tersebut tidak
disyaratkan dan Rapat Direksi dapat diadakan dimana saja, asalkan di dalam wilayah Negara Republik Indoneisa dan
Rapat tersebut berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat.
6. Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama dan dalam hal Direktur Utama berhalangan atau tidak hadir karena alasan
apapun hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat Direksi akan dipimpin oleh seorang anggota
Direksi yang dipilih oleh dan dari anggota Direksi yang hadir dalam Rapat.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 307


Salinan 8 dari 50
7. Seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam Rapat Direksi hanya oleh anggota Direksi lainnya berdasarkan surat
kuasa yang diberikan khusus untuk keperluan itu, dimana surat kuasa tersebut dapat disampaikan melalui faksimili, e-
mail atau alat komunikasi elektronik lainnya (apabila disampaikan melalui faksimili, e-mail atau alat komunikasi elektronik
lainnya diikuti dengan aslinya atau salinan yang telah dinyatakan sesuai dengan aslinya yang dikirim dengan dibuktikan
melalui tanda terima atau dengan surat tercatat atau kurir yang dikenal secara internasional secepat mungkin).
8. Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila lebih dari 1/2 (satu per dua)
jumlah anggota Direksi hadir atau diwakili secara sah dalam Rapat.
9. Keputusan Rapat Direksi harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil dengan
pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua) dari jumlah suara yang dikeluarkan secara
sah dalarn Rapat.
10. Apabila suara yang setuju dan yang tidak setuju berimbang maka Ketua Rapat Direksi yang akan menentukan.
11. a. Setiap anggota Direksi yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara untuk setiap
anggota Direksi lain yang diwakilinya.
b. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tandatangan, sedangkan
pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara lisan kecuali ketua Rapat Direksi menentukan lain tanpa
ada keberatan berdasarkan suara terbanyak dari yang hadir.
c. Suara blanko dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan secara sah dan dianggap tidak ada serta tidak
dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan.
12. Risalah Rapat Direksi harus dibuat oleh seorang yang hadir dalam Rapat yang ditunjuk oleh ketua Rapat dan kemudian
harus ditandatangani oleh ketua Rapat dan salah seorang anggota Direksi lainnya yang hadir dan ditunjuk untuk itu oleh
Rapat tersebut untuk memastikan kelengkapan dan kebenaran Risalah tersebut.
Apabila risalah tersebut dibuat oleh Notaris, maka penandatanganan demikian tidak disyaratkan.
13. Risalah rapat Direksi yang dibuat dan ditandatangani menurut ketentuan ayat 12 pasal ini berlaku sebagai bukti yang
sah, baik untuk anggota Direksi dan pihak ketiga mengenai keputusan Direksi yang diambil Rapat terserbut.
14. Rapat Direksi dapat diadakan melalui jarak jauh (seperti telekonferensi, video konferensi atau sarana media elektronik
lainnya) apabila cara tersebut memungkinkan semua peserta saling mendengar atau melihat dan mendengar secara
langsung serta berpartisipasi dalam rapat. Persyaratan kuorum dan persyaratan pengambilan keputusan untuk rapat-
rapat jarak jauh tersebut sama dengan persyaratan rapat biasa.
15. Direksi dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat, dengan ketentuan semua anggota Direksi
telah memberitahu secara tertulis mengenai usul keputusan yang dimaksud dan semua anggota Direksi memberikan
persertujuan dengan menandatangani usulan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai
kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat.

DEWAN KOMISARIS
Pasal 14
1. Dewan Komisaris terdiri dari sedikitnya 3 (tiga) orang anggota Komisaris, seorang di antaranya diangkat sebagai
Komisaris Utama dan bilamana diperlukan dapat diangkat seorang atau lebih Wakil Komisaris Utama dan yang lainnya
diangkat sebagai Komisaris.
2. Yang dapat diangkat sebagai anggota Komisaris, orang perorangan yang mampu melaksanakan perbuatan hukum dan
tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi atau Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah atau
menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit atau orang yang pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang
merugikan keuangan negara dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum
pengangkatan.
3. Pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud ayat 2 dibuktikan dengan surat pernyataan calon anggota Dewan
Komisaris sebelum dilakukannya pengangkatan yang disimpan oleh Perseroan.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 308


Salinan 8 dari 50
4. Anggota Dewan Komisaris diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham masing-masing untuk jangka waktu sampai
ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang ke-5 (lima) setelah pengangkatan anggota Dewan Komisaris
tersebut, dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk memberhentikan anggota Dewan
Komisaris tersebut sewaktu-waktu setelah anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan diberi kesempatan untuk
membela diri, kecuali yang bersangkutan tidak keberatan atas pemberhentian tersebut. Pemberhentian demikian berlaku
sejak penutupan Rapat yang memutuskan pemberhentian tersebut, kecuali apabila tanggal pemberhentian ditentukan
lain oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
5. Anggota Dewan Komisaris yang masa jabatannya telah berakhir dapat diangkat kembali.
6. Anggota Dewan Komisaris diberi gaji tiap-tiap bulan dan tunjangan lainnya yang jumlahnya ditentukan oleh Rapat Umum
Pemegang Saham.
7. Apabila oleh suatu sebab jabatan anggota Komisaris lowong, maka dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari setelah
terjadi lowongan tersebut, Direksi harus mengumumkan pemberitahuan tentang akan diadakan Rapat Umum Pemegang
Saham untuk mengisi lowongan tersebut. Masa jabatan anggota Dewan Komisaris yang diangkat untuk mengisi
lowongan tersebut adalah sebagaima ditentukan dalam ayat 4 pasal ini.
8. Apabila oleh suatu sebab apapun Perseroan tidak mempunyai anggota Dewan Komisaris atau semua jabatan anggota
Dewan Komisaris lowong, maka dalam jangka waktu selambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari sejak terjadinya
lowongan tersebut, Direksi harus mengumumkan pemberitahuan tentang akan diadakan Rapat Umum Pemengang
Saham untuk mengangkat anggota Dewan Komisaris baru.
9. Rapat Umum Pemegang Saham dapat mengangkat orang lain guna menggantikan anggota Dewan Komisaris yang
diberhentikan sebelum masa jabatannya berakhir sesuai anggaran dasar atau sebagai tambahan anggota Dewan
Komisaris yang ada, dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan dalam anggaran dasar.
Seorang yang diangkat untuk menggantikan anggota Dewan Komisaris yang diberhentikan sebelum masa jabatannya
berakhir adalah diangkat untuk jangka waktu yang merupakan sisa masa jabatan anggota Dewan Komisaris yang
digantikan. Seorang yang diangkat sebagai tambahan anggota Dewan Komisaris diangkat untuk jangka waktu yang
merupakan sisa masa jabatan anggota Dewan Komisaris lain yang masih menjabat.

10. Seorang anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis
mengenai maksud tersebut kepada Perseroan sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran
dirinya. Kepada anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri sebagaimana tersebut diatas, tetap dapat
dimintakan pertanggungjawaban sebagai anggota Dewan Komisaris serjak pengangkatan yang bersangkutan sampai
dengan tanggal pengunduran dirinya dalam Rapat Umum Pemegang Saham berikutnya.
11. Jabatan anggota Komisaris berakhir apabila:
a. masa jabatannya berakhir;
b. dinyatakan pailit atau ditaruh di bawah pengampunan berdasarkan suatu keputusan pengadilan;
c. mengundurkan diri sesuai dengan ketentuan ayat 10 pasal ini;
d. tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku;
e. meninggal dunia;
f. diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 309


Salinan 8 dari 50
TUGAS DAN WEWENANG DEWAN KOMISARIS
Pasal 15
1. Dewan Komisaris melakukan:
a. pengawasan untuk kepentingan Perseroan degan memperhatikan kepentingan para pemegang saham dan
bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham.
b. pengawasan atas kebijakan pengelolaan Perseroan yang dilakukan Direksi serta memberikan nasehat kepada
Direksi dalam menjalankan Perseroan termasuk Rencana Pengembangan Perseroan. Pelaksanaan Rencana Kerja
dan Anggaran Perseroan, ketentuan-ketentuan anggaran dasar ini dan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan-ketentuan anggaran dasar ini, keputusan Rapat
Umum Pemegang Saham dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d. meneliti dan menelaah laporan tahunan yang disiapkan oleh Direksi serta menandatangani laporan tahunan
tersebut.
2. Anggota Dewan Komisaris baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri setiap waktu dalam jam kerja kantor Perseroan
berhak memasuki bangunan dan halaman atau tempat lain yang dipergunakan atau yang dikuasai oleh Perseroan dan
berhak memeriksa semua pembukuan, surat-surat, bukti-bukti, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas dan lain
sebagainya serta berhak untuk mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi.
3. Direksi dan setiap anggota Direksi wajib untuk memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan oleh anggota
Dewan Komisaris.
4. Rapat Dewan Komisaris dengan suara terbanyak setiap waktu berhak memberhentikan untuk sementara seorang atau
lebih anggota Direksi dari jabatannya dengan menyebutkan alasannya apabila anggota Direksi tersebut bertindak
bertentangan dengan anggaran dasar ini dan atau peraturan perundang-undanganyang berlaku dan atau merugikan
maksud dan tujuan Perseroan dan atau ia melalaikan kewajibannya. Anggota Direksi yang diberhentikan sementara
tersebut tidak berwenang melakukan tugas dan kewajibannya sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 anggaran dasar
Perseroan.
5. Pemberhentian sementara itu harus diberitahukan kepada yang bersangkutan dengan disertai alasannya.
6. Dalam jangka waktu selambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari sesudah pemberhentian sementara itu, Dewan
Komisaris diwajibkan untuk menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham yang akan memutuskan apakah
anggota Direksi yang bersangkutan akan diberhentikan seterusnya atau dikembalikan kepada kedudukannya semula,
sedangkan anggota Direksi yang diberhentikan sementara diberi kesempatan untuk hadir dalam Rapat guna membela
diri.
7. Rapat tersebut dalam ayat 6 pasal ini dipimpin oleh Komisaris Utama dan apabila ia tidak hadir, hal mana tidak perlu
dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat dipimpin oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris lainnya yang
ditunjuk untuk itu oleh Rapat tersebut dan apabila semua anggota Dewan Komisaris tidak hadir dalam Rapat tersebut
maka Rapat dipimpin oleh pemegang saham yang dipilih oleh dan dari antara mereka yang hadir dalam Rapat tersebut,
pemanggilan Rapat harus dilakukan sesuai dengan ketentuan pasal 21 di bawah ini.
8. Apabila Rapat Umum Pemegang Saham tersebut dalam ayat 6 pasal ini tidak diadakan dalam jangka waktu 45 (empat
puluh lima) hari setelah pemberhentian sementara tersebut, maka pemberhentian sementara tersebut menjadi batal
demi hukum dan anggota Direksi yang diberhentikan sementara berhak menduduki jabatannya semula.
9. Sehubungan dengan tugas dan wewenang Dewan Komisaris yang dimaksud ayat 1 pasal ini, maka Dewan Komisaris
berkewajiban:
a. menyampaikan saran dan pendapat kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai rencana pengembangan
Perseroan, laporan tahunan dan laporan berkala lainnya dari Direksi;
b. memberikan pelaporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau
kepada Rapat Umum Pemegang Saham disertai dengan saran dan langkah perbaikan yang harus ditempuh,
apabila Perseroan menunjukkan gejala kemunduran;
c. memberikan saran dan pendapat kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai setiap persoalan lainnya yang
dianggap penting bagi pengelolaan Perseroan;
d. mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan yang disampaikan Direksi dalam waktu selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tahun buku baru dimulai. Dalam hal Rencana Kerja dan Anggaran
Perseroan tidak disahkan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari seelum dimulainya tahun buku baru, maka Rencana
Kerja dan Anggaran Perseroan tahun yang lampau diberlakukan;
Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 310
Salinan 8 dari 50
e. melakukan tugas pengawasan lainnya yang ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham;
f. membuat risalah rapat Dewan Komisaris;
g. melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada Perseroan dan pada
perusahaan lain.

RAPAT KOMISARIS
Pasal 16
1. Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan setiap waktu bilamana dipandang perlu oleh :
a. Seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris;
b. Seorang atau lebih anggota Direksi;
c. Atas permintaan tertulis dari 1 (satu) atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu
persepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah.
2. Pemanggilan Rapat Dewan Komisaris dilakukan oleh Komisaris Utama, dalam hal ia berhalangan hal mana tidak perlu
dibuktikan kepada pihak ketiga, pemanggilan akan dilakukan oleh 2 (dua) orang anggota Dewan Komisaris.
3. Pemanggilan Rapat Dewan Komisaris harus disampaikan dengan surat tercatat atau dengan disampaikan langsung
kepada setiap anggota Dewan Komisaris dengan mendapat tanda terima atau dengan faksimili atau media elektronik
lainnya sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum rapat diadakan.
4. Pemanggilan Rapat Dewan Komisaris harus mencantumkan tanggal, waktu, acara dan tempat Rapat Dewan Komisaris
diadakan ditempat kedudukan Perseroan atau tempat kegiatan usaha utama Perseroan di dalam wilayah Negara
Republik Indonesia. Apabila semua anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili, pemanggilan terlebih dahulu tidak
disyaratkan dan Rapat tersebut berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat.
5. Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama dan dalam hal Komisaris Utama tidak dapat hadir atau
berhalangan hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat dipimpin oleh seorang anggota Dewan
Komisaris yang dipilih oleh dan dari anggota Dewan Komisaris yang hadir dalam Rapat.
6. Seorang anggota Dewan Komisaris dapat diwakili dalam Rapat Dewan Komisaris hanya oleh anggota Dewan Komisaris
lainnya berdasarkan surat kuasa yang diberikan khusus untuk keperluan itu, dimana surat kuasa tersebut dapat
disampaikan melalui faksimili, email atau alat komunikasi elektronik lainnya (apabila disampaikan melalui faksimili, email
atau alat komunikasi elektronik lainnya diikuti dengan aslinya atau salinan yang telah dinyatakan sesuai dengan aslinya
yang dikirim dengan dibuktikan melalui tanda terima atau dengan surat tercatat atau kurir yang dikenal secara
internasional secepat mungkin.
7. Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila lebih dari 1/2
(satu per dua) anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili secara sah dalam rapat.
8. Keputusan Rapat Dewan Komisaris harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Apabila tidak tercapai, maka
keputusan diambil dengan pemungutan suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua) dari jumlah suara yang dikeluarkan
dalam Rapat.
9. Apabila suara yang setuju dan tidak setuju berimbang maka usulan dianggap ditolak, kecuali mengenai diri orang Ketua
Rapat Dewan Komisaris yang akan menentukan.
10 a. Setiap anggota Komisaris yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara untuk
setiap anggota Dewan Komisaris lain yang diwakilinya.
b. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat tertutup tanpa tandatangan, sedangkan
pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan dengan lisan kecuali ketua Rapat menentukan lain tanpa ada
keberatan berdasarkan suara terbanyak dari yang hadir.
c. Suara blanko dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan secara sah dan dianggap tidak ada serta tidak
dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan.
10. Risalah Rapat Dewan Komisaris harus dibuat dan ditandatangani oleh Ketua Rapat dan salah seorang anggota Dewan
Komisaris lainnya yang hadir dan ditunjuk untuk itu oleh Rapat tersebut untuk memastikan kelengkapan dan kebenaran
risalah tersebut. Apabila risalah tersebut dibuat oleh Notaris, penandatanganan tersebut tidak disyaratkan.
12. Risalah Rapat Dewan Komisaris harus dibuat dan ditandatangani menurut ketentuan ayat 11 pasal ini berlaku sebagai
bukti yang sah, baik untuk anggota Dewan Komisaris dan pihak ketika mengenai keputusan Dewan Komisaris yang
diambil dalam Rapat tersebut.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 311


Salinan 8 dari 50
13. Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan melaui jarak jauh (seperti telekoferensi, video konferensi atau sarana media
elektronik lainnya) apabila cara tersebut memungkinkan semua peserta saling mendengar atau melihat dan mendengar
secara langsung serta berpartisipasi dalam rapat. Persyaratan kuorum dan persyaratan pengambilan keputusan untuk
rapat-rapat jarak jauh tersebut sama dengan persyaratan rapat biasa.
14. Dewan Komisaris juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Dewan Komisaris, dengan ketentuan
sernua anggota Dewan Komisaris telah diberitahu secara tertulis mengenai usul keputusan yang dimaksud dan semua
anggota Dewan Komisaris memberikan persetujuan dengan menandatangani usulan tersebut. Keputusan yang diambil
dengan cara demikian, mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat
Dewan Komisaris.
TAHUN BUKU, RENCANA KERJA & ANGGARAN PERUSAHAAN (RKAP)
DAN LAPORAN TAHUNAN
Pasal 17
1. Tahun buku Perseroan berjalan dari tanggal 1 (satu) Januari dan berakhir pada tanggal 31 (tiga puluh satu) Desember
tahun yang sama. Pada akhir bulan Desember tiap tahun, buku Perseroan ditutup.
2. Direksi menyampaikan Rencana Kerja & Anggaran Perusahaan yang memuat juga anggaran tahunan Perseroan
kepada Dewan Komisaris untuk mendapatkan persetujuan sebelum tahun buku dimulai.
3. Rencana Kerja & Anggaran Perusahaan tersebut wajib disampaikan kepada Dewan Komisaris paling lambat 30 (tiga
puluh) hari sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang.
4. Dalam jangka waktu selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari setelah tahun buku Perseroan ditutup, Direksi harus
menyampaikan laporan keuangan kepada Dewan Komisaris yang terdiri atas sekurang-kurangnya neraca akhir tahun
buku yang baru lampau dalam perbandingan dengan tahun buku sebelumnya, laporan laba rugi dari tahun buku yang
bersangkutan, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas laporan keuangan tersebut.
5. Dewan Komisaris menelaah dan menilai laporan sebagaimana dimaksud ayat 4 pasal ini dan untuk keperluan tersebut
Dewan Komisaris dapat minta bantuan tenaga ahli atas biaya Perseroan.
6. Dewan Komisaris memberikan laporan mengenai penelaahan dan penilaian atas laporan sebagaimana dimaksud ayat 4
pasal ini kepada Rapat Umum Pemegang Saham dengan memperhatikan laporan pemeriksaan akuntan publik.
7. Dalam jangka waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah tahun buku Perseroan ditutup. Direksi wajib
mengumumkan neraca laba/rugi dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia sesuai pertimbangan Direksi, 1
(satu) diantaranya berperedaran luas di wilayah Republik Indonesia dan 1 (satu) lainnya yang terbit di tempat kedudukan
Perseroan.
8. Dalam jangka waktu selambat-lambatnya 4 (empat) bulan setelah tahun buku Perseroan ditutup, Direksi wajib menyusun
laporan tahunan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ditandatangani oleh semua
anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris untuk diajukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan.
Laporan Tahunan tersebut sudah harus disediakan di kantor Perseroan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari
sebelum tanggal Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan diadakan dan dapat diperoleh untuk diperiksa oleh
pemegang saham dengan permintaan tertulis.
9. Direksi menyusun laporan tahunan dan menyampaikannya kepada Rapat Umum Pemegang Saham setelah ditelaah
oleh Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku Perseroan berakhir.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 312


Salinan 8 dari 50
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
Pasal 18
1. Rapat Umum Pemegang Saham dalam Perseroan adalah:
a. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 anggaran dasar ini.
b. Rapat Umum Pemegang Saham lainnya selanjutnya dalam anggaran dasar disebut Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa yaitu Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan.
2. Istilah Rapat Umum Pemegang Saham dalam anggaran dasar ini berarti keduanya, yaitu Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, kecuali dengan tegas dinyatakan lain.
3. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham, Pemegang Saham berhak memperoleh keterangan yang berkaitan dengan
Perseroan dari Direksi dan/atau Dewan Komisaris, sepanjang berhubungan dengan mata acara Rapat Umum
Pemegang Saham dan tidak bertentangan dengan kepentingan Perseroan.
4. Setiap keputusan Rapat Umum Pemegang Saham wajib diumumkan oleh Perseroan dalam 2 surat kabar/harian
berbahasa Indonesia, sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN


Pasal 19
1. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan diselenggarakan tiap tahun, selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah
tahun buku Perseroan ditutup.
2. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan:
a. Direksi mengajukan perhitungan tahunan mengenai keadaan dan jalannya Perseroan untuk mendapatkan
persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham.
b. Direksi mengajukan laporan keuangan untuk mendapatkan pengesahan Rapat Umum Pemegang Saham.
c. Direksi mengajukan penggunaan laba bersih Perseroan, jika Perseroan mempunyai saldo positif.
d. Dilakukan penunjukkan akuntan publik yang terdaftar.
e. Jika perlu mengisi lowongan jabatan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan.
f. Dapat diputuskan hal-hal lain yang diajukan secara sebagaimana mestinya dalam Rapat sesuai dengan ketentuan
Anggaran Dasar.
3. Pengesahan Laporan Keuangan oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, berarti memberikan pelunasan dan
pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada para anggota Direksi dan Dewan Komisaris atas pengurusan dan
pengawasan yang telah dijalankan selama tahun buku yang baru selesai, sejauh tindakan tersebut tercermin dalam
Laporan Keuangan, kecuali perbutatan penggelapan, penipuan dan tindak pidana lainnya.
4. Apabila Direksi atau Dewan Komisaris lalai untuk menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada
waktu yang telah ditentukan, maka 1 (satu) atau lebih pemegang saham yang memiliki sedikitnya 1/10 (satu persepuluh)
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah berhak memanggil sendiri Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan atas biaya Perseroan setelah mendapat izin dari Ketua Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya
meliputi tempat kedudukan Perseroan, kecuali ditetapkan lain berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
5. Pelaksanaan Rapat sebagaimana dimaksud ayat 4 pasal ini harus memperhatikan penetapan Ketua Pengadilan Negeri
yang memberi ijin tersebut.
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA
Pasal 20
1. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dapat diselenggarakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan atau
kepentingan Perseroan untuk membicarakan dan memutuskan mata acara Rapat Umum Pemegang Saham, kecuali
mata acara Rapat Umum Pemegang Saham yang dimaksud pada pasal 19 ayat 2 huruf a,b, c dan d dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan serta anggaran dasar Perseroan.
2. Direksi atau Dewan Komisaris wajib memanggil dan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
atas permintaan tertulis dari 1 (satu) atau lebih pemegang saham yang mempunyai sedikitnya 1/10 (satu persepuluh)
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah.
Permintaan tertulis tersebut harus disampaikan secara tercatat dengan menyebutkan hal-hal yang hendak dibicarakan
disertai alasannya.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 313


Salinan 8 dari 50
3. Apabila Direksi atau Dewan Komisaris lalai untuk menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 pasal ini setelah lewat waktu 45 (empat puluh lima) hari terhitung sejak surat
permintaan itu diterima, pemegang saham yang menandatangani permintaan itu berhak memanggil sendiri Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa atas biaya Perseroan setelah mendapat izin dari Ketua Pengadilan Negeri yang daerah
hukumnya meliputi tempat kedudukan Perseroan kecuali ditentukan lain berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

TEMPAT DAN PEMANGGILAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM


Pasal 21
1. Rapat Umum Pemegang Saham diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau di tempat kedudukan Bursa Efek di
Indonesia di tempat dimana saham Perseroan dicatat atau di tempat Perseroan melakukan kegiatan usahanya.
2. Dalam jangka waktu selamba-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum disampaikannya pemanggilan Rapat Umum
Pemegang Saham dengan tidak memperhitungkan tanggal pengumuman dan tanggal pemanggilan harus
memberitahukan kepada rapat, pihak yang berhak untuk memberikan pemanggilan harus memberitahukan kepada para
pemegang saham dengan cara memasang iklan dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia, sesuai
pertimbangan Direksi, 1 (satu) di antaranya mempunyai peredaran luas dalam wilayah Negara Republik Indonesia dan 1
(satu) lainnya yang terbit di tempat kedudukan Perseroan, bahwa akan diadakan pemanggilan Rapat Umum Pemegang
Saham.
Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham harus disampaikan kepada para pemegang saham dengan cara
memasang iklan dalam sedikitnya 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia, sesuai pertimbangan Direksi, 1 (satu)
di antaranya berperedaran luas dalam wilayah Negara Republik Indonesia dan 1 (satu) lainnya di tempat kedudukan
Perseroan.
Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham harus dilakukan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum
Rapat Umum Pemegang Saham dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal Rapat Umum
Pemegang Saham.
3. Jika kuorum Rapat Umum Pemegang Saham tidak tercapai, maka dapat diadakan Rapat Umum Pemegang Saham
kedua, pemanggilan untuk Rapat Umum Pemegang Saham kedua harus dilakukan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
sebelum tanggal Rapat Umum Pemegang Saham kedua diadakan dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan
dan tanggal Rapat Umum Pemegang Saham dengan menyebutkan telah diselenggarakannya Rapat Umum Pemegang
Saham pertama tetapi tidak mencapai kuorum. Rapat Umum Pemegang Saham kedua diselenggarakan paling cepat 10
(sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari dari Rapat Umum Pemegang Saham pertama.
4. Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham harus mencantumkan hari, tanggal, jam, tempat dan acara Rapat,
dengan disertai pemberitahuan bahwa bahan yang akan dibicarakan dalam Rapat tersedia di kantor Perseroan mulai
hari dilakukan pemanggilan sampai dengan tanggal Rapat diadakan.
Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan harus pula mencantumkan pemberitahuan, bahwa laporan
tahunan sebagaimana dimaksudkan dalam ayat 6 pasal 17 telah tersedia di kantor Perseroan mulai hari dilakukan
pemanggilan sampai dengan tanggal Rapat diadakan dan dapat diperoleh dari Perseroan atas permintaan tertulis
pemegang saham.
5. Usulan-usulan dari pemegang saham harus dimasukkan dalam acara Rapat Umum Pemegang Saham apabila:
a. usul tersebut telah diajukan secara tertulis kepada Direksi oleh 1 (satu) atau lebih pemegang saham yang memiliki
sedikitnya 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah;
b. usul tersebut telah diterima oleh Direksi sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum tanggal pemanggilan Rapat
dikeluarkan;
c. menurut pendapat Direksi usul tersebut dianggap berhubungan langsung dengan usaha Perseroan.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 314


Salinan 8 dari 50
PIMPINAN DAN BERITA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
Pasal 22
1. Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris.
Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris berhalangan karena sebab apapun hal mana tidak perlu dibuktikan kepada
pihak ketiga. Rapat dipimpin oleh salah seorang anggota Direksi yang ditunjuk oleh Direksi. Dalam hal semua anggota
Direksi berhalangan karena sebab apapun hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat dipimpin
oleh seorang yang dipilih oleh dan dari pemegang saham yang hadir dalam Rapat yang ditunjuk dari dan oleh peserta
Rapat. Dalam hal seorang anggota Dewan Komisaris yang akan memimpin Rapat Umum Pemegang Saham mempunyai
benturan kepentingan atas hal yang akan diputus dalam Rapat Umum Pemegang Saham, maka Rapat dipimpin oleh
seorang anggota Dewan Komisaris.yang tidak mempunyai benturan kepentingan yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris.
Apabila semua anggota Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan, maka Rapat dipimpin oleh salah seorang
anggota Direksi yang tidak mempunyai benturan kepentingan dan ditunjuk oleh Direksi. Apabila semua anggota Direksi
mempunyai benturan kepentingan, Rapat dipimpin oleh seorang yang dipilih oleh pemegang saham independen yang
ditunjuk oleh pemegang saham lainnya yang hadir dalam Rapat.
2. Pemegang Saham yang hadir dalam Rapat harus membuktikan wewenangnya untuk hadir dalam Rapat, yaitu sesuai
dengan persyaratan yang ditentukan oleh Direksi atau Dewan Komisaris pada waktu pemanggilan Rapat, yang demikian
dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal.
3. Dari segala hal yang dibicarakan dan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham dibuat Berita Acara Rapat oleh
Notaris. Berita Acara Rapat tersebut menjadi bukti yang sah terhadap para pemegang saham dan pihak ketiga tentang
keputusan dan segala sesuatu yang terjadi dalam Rapat.

KORUM, HAK SUARA, DAN KEPUTUSAN


Pasal 23
1. Apabila dalam anggaran dasar ini tidak menentukan lain, maka Rapat Umum Pemegang Saham dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham
dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh Perseroan;
b. dalam hal korum sebagaimana dimaksud pada huruf a tidak tercapai, maka Rapat Umum Pemegang Saham kedua
dapat mengambil keputusan dengan syarat dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling sedikit 1/3 (satu
per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah;
c. dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud pada huruf b di atas tidak tercapai, maka Rapat Umum Pemegang
Saham ketiga dapat diadakan atas permohonan Perseroan, kuorum, jumlah suara untuk mengambil keputusan,
pemanggilan dan waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham ditetapkan oleh Ketua Bapepam dan
LK.
2. Pemegang saham dapat diwakili oleh pemegang saham lain atau orang lain dengan surat kuasa. Surat kuasa harus
dibuat dan ditandatangani dalam bentuk sebagaimana ditentukan Direksi dengan tidak mengurangi ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku tentang bukti perdata dan harus diajukan kepada Direksi sekurang-kurangnya 3
(tiga) hari kerja sebelum tanggal Rapat yang bersangkutan. Dalam hal pemegang saham hadir sendiri dalam Rapat
Umum Pemegang Saham, surat kuasa yang telah diberikan tidak berlaku untuk Rapat Umum Pemegang Saham.
3. Anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris dan karyawan Perseroan boleh bertindak selaku kuasa dalam Rapat Umum
Pemegang Saham, namun suara yang mereka keluarkan selaku kuasa dalam Rapat tidak dihitung dalam pemungutan
suara.
4. Tiap saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk mengeluarkan 1 (satu) suara, dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
5. Sebelum Rapat Umum Pemegang Saham, Direksi dapat meminta kepada Peserta Rapat Umum Pemegang Saham,
untuk membuktikan kewenangannya untuk menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham.
6. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan suara tertutup yang tidak ditandatangani dan mengenai hal-
hal lain secara lisan kecuali apabila Ketua Umum Rapat Umum Pemegang Saham menentukan lain tanpa adanya
keberatan dari 1 (satu) atau lebih pemegang saham yang mewakili sedikitnya 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari
seluruh jumlah saham Perseroan dengan hak suara yang sah.
7. Pemegang saham dengan hak suara yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham namun tidak mengeluarkan
suara (abstain) dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas pemegang saham yang
mengeluarkan suara.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 315


Salinan 8 dari 50
8. Semua keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah
untuk mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2
(satu per dua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan secara sah dalam Rapat Umum Pemegang Saham, kecuali
apabila dalam anggaran dasar ini ditentukan lain. Apabila jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya,
maka usul tersebut ditolak.
9. Rapat Umum Pemegang Saham untuk memutuskan hal-hal yang mempunyai benturan kepentingan dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. pemegang saham yang mempunyai benturan kepentingan dianggap telah memberikan keputusan yang sama
dengan keputusan yang disetujui oleh pemegang saham independen yang tidak mempunyai benturan kepentingan;
b. korum Rapat Umum Pemegang Saham yang akan memutus hal-hal yang mempunyai benturan kepentingan harus
memenuhi persyaratan bahwa Rapat tersebut dihadiri oleh pemegang saham independen yang mewakili lebih dari
1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang
saham independen dan keputusan diambil berdasarkan suara setuju pemegang saham independen yang mewakili
lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh
pemegang saham independen;
c. dalam hal korum sebagaimana dimaksud pada huruf b di atas tidak tercapai, maka Rapat Umum Pemegang Saham
kedua dapat mengambil keputusan dengan syarat dihadiri oleh pemegang saham independen yang mewakili lebih
dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang
saham independen dan keputusan diambil berdasarkan suara setuju dari pemegang saham independen yang
mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham independen
yang dalam Rapat Umum Pemegang Saham tersebut;
d. dalam hal korum sebagaimana dimaksud pada huruf c di atas tidak tercapai, maka Rapat Umum Pemegang Saham
ketiga dapat diadakan atas permohonan Perseroan, kuorum, jumlah suara untuk mengambil keputusan,
pemanggilan dan waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham ditetapkan oleh Ketua Bapepam dan
LK.
10. Setiap hal yang diajukan oleh para pemegang saham selama pembicaraan atau pemungutan suara dalam Rapat Umum
Pemegang Saham harus memenuhi semua syarat, sebagai berikut:
a. menurut pendapat ketua Rapat hal tersebut berhubungan langsung dengan salah satu acara Rapat yang
bersangkutan;
b. hal-hal tersebut diajukan oleh satu atau lebih pemegang saham yang mewakili sedikitnya 1/10 (satu per sepuluh)
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah.
c. menurut pendapat Direksi hal tersebut dianggap berhubungan langsung dengan usaha Perseroan.

PENGGUNAAN LABA BERSIH DAN PEMBAGIAN DIVIDEN


Pasal 24
1. Direksi harus mengajukan usul kepada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan mengenai penggunaan laba bersih
Perseroan dalam suatu tahun buku seperti tercantum dalam perhitungan tahunan yang telah disahkan oleh Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan, yang dalam usul tersebut dapat dinyatakan berapa jumlah pendapatan bersih yang belum
terbagi yang akan dipergunakan sebagai dana cadangan, sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 25 di bawah ini, serta
usul mengenai besarnya jumlah dividen yang mungkin dibagikan dengan tidak mengurangi hak dari Rapat Umum
Pemegang Saham untuk memutuskan lain.
2. Penggunaan Laba Bersih setelah dikurangi dengan penyisihan untuk dana cadangan sebagaimana dimaksud pasal 25
anggaran dasar Perseroan, diputuskan oleh Rapat Umum Pemagang Saham, hanya dapat dibagikan kepada para
pemegang saham dalam bentuk dividen apabila Perseroan mempunyai saldo laba yang positif.
3. Dividen hanya dapat dibayarkan sesuai dengan kemampuan keuangan Perseroan berdasarkan keputusan yang diambil
dalam Rapat Umum Pemegang Saham, termasuk juga harus ditentukan waktu pembayaran dan bentuk dividen. Dividen
untuk satu saham harus dibayarkan kepada orang atau badan hukum yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham
Perseroan pada hari kerja yang ditentukan oleh atau atas wewenang Rapat Umum Pemegang Saham dalam mana
keputusan untuk pembagian dividen diambil. Hari pembayaran harus diumumkan oleh Direksi kepada semua pemegang
saham. Ayat 2 pasal 21 berlaku secara mutatis mutandis bagi pengumuman tersebut.
4. Apabila perhitungan laba rugi pada suatu tahun buku menunjukkan kerugian yang tidak dapat ditutup dengan dana
cadangan, sebagaimana dimaksud pasal 25 di bawah ini, maka kerugian itu harus tetap dicatat dan dimasukkan dalam
perhitungan laba rugi dan dalam tahun buku selanjutnya Perseroan dianggap tidak mendapat laba selama kerugian yang
dicatat dan dimasukkan dalam perhitungan laba rugi itu belum ditutup seluruhnya, demikian dengan tidak mengurangi
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 316


Salinan 8 dari 50
5. Direksi dengan persetujuan Dewan Komisaris berhak membagikan dividen interim apabila keadaan keuangan Perseroan
memungkinkan dengan ketentuan bahwa dividen interim tersebut akan diperhitungkan dengan dividen yang akan
dibagikan berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan berikutnya.
6. Dengan memperhatikan pendapatan Perseroan pada tahun buku yang bersangkutan, dari pendapatan bersih seperti
tersebut dalam neraca dan perhitungan laba rugi yang telah disahkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan
setelah dipotong Pajak Penghasilan, dapat diberikan tantiem kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang
besarnya ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
7. Dividen yang tidak diambil dalam waktu 5 (lima) tahun setelah disediakan untuk dibayarkan, dimasukkan ke dalam dana
cadangan yang khusus diperuntukkan untuk itu. Dividen dalam dana cadangan khusus tersebut, dapat diambil oleh
pemegang saham yang berhak sebelum lewatnya jangka waktu 5 (lima) tahun dengan menyampaikan bukti haknya atas
dividen tersebut yang dapat diterima oleh Direksi. Dividen yang tidak diambil dalam waktu 10 (sepuluh) tahun terhitung
sejak dimasukkan dalam dana cadangan tersebut menjadi milik Perseroan.

PENGGUNAAN DANA CADANGAN


Pasal 25
1. Bagian dari laba yang disediakan untuk dana cadangan ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham setelah
memperhatikan usul Direksi dan dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Dana cadangan sampai dengan jumlah sekurangnya 20% (duapuluh persen) dari jumlah modal yang ditempatkan hanya
digunakan untuk menutup kerugian yang diderita oleh Perseroan.
3. Apabila jumlah dana cadangan telah melebihi jumlah 20% (duapuluh persen) dari jumlah modal yang ditempatkan, maka
Rapat Umum Pemegang Saham dapat memutuskan agar dana cadangan yang telah melebihi jumlah sebagaimana
ditentukan dalam ayat 2 pasal ini digunakan bagi keperluan Perseroan.
4. Direksi harus mengelola dana cadangan agar dana cadangan tersebut memperoleh laba dengan cara yang dianggap
baik olehnya dengan persetujuan Komisaris dan dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku.
5. Setiap keuntungan yang diterima dari dana cadangan harus dimasukkan dalam perhitungan laba rugi Perseroan.

PENGUBAHAN ANGGARAN DASAR


Pasal 26
1. Pengubahan anggaran dasar ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham yang dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham
dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui oleh lebih dari 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah suara
yang dikeluarkan dengan sah dalam Rapat;
b. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas tidak tercapai, maka Rapat Umum Pemegang
Saham kedua dapat mengambil keputusan dengan syarat dihadiri oleh paling sedikit 3/5 (tiga per lima) bagian dari
jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah. Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham kedua adalah sah
jika disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dalam Rapat Umum
Pemegang Saham;
c. dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud pada huruf b di atas tidak tercapai, maka Rapat Umum Pemegang
Saham ketiga dapat diadakan atas permohonan Perseroan, kuorum, jumlah suara untuk mengambil keputusan,
pemanggilan dan waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham ditetapkan oleh Ketua Bapepam dan
LK. Pengubahan angaran dasar tersebut harus dibuat dengan akta notaris dan dalam Bahasa Indonesia.
2. Pengubahan ketentuan anggaran dasar yang menyangkut pengubahan nama, jangka waktu berdirinya, maksud dan
tujuan Perseroan, besarnya modal dasar, pengurangan modal yang ditempatkan dan disetor dan pengubahan status
Perseroan dari perseroan tertutup menjadi perseroan terbuka atau sebaliknya, wajib mendapat persetujuan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
3. Pengubahan Anggaran Dasar selain yang menyangkut hal-hal yang tersebut dalam ayat 2 pasal ini cukup diberitahukan
kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia serta didaftarkan dalam Wajib Daftar Perusahaan.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 317


Salinan 8 dari 50
4. Keputusan mengenai pengurangan modal harus diberitahukan secara tertulis kepada semua kreditur Perseroan dan
diumumkan oleh Direksi dalam Berita Negara Republik Indonesia dan sedikitnya dalam 2 (dua) surat kabar harian
berbahasa Indonesia, sesuai pertimbangan Direksi, 1 (satu) diantaranya mempunyai peredaran luas dalam wilayah
Negara Republik Indonesia dan 1 (satu) lainnya yang terbit di tempat kedudukan Perseroan, selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari sejak tanggal keputusan tentang pengurangan modal tersebut. Ketentuan-ketentuan yang tersebut dalam
ayat-ayat terdahulu tanpa mengurangi persetujuan dari Instansi yang berwenang sebagaimana disyaratkan oleh
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PENGAMBILALIHAN DAN PEMISAHAN


Pasal 27
1. Dengan mengindahkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal maka
penggabungan, peleburan, pengambilalihan dan pemisahan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan Rapat
Umum Pemegang Saham yang dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham
dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah suara yang
dikeluarkan dengan sah dalam Rapat;
b. dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas tidak tercapai, maka Rapat Umum Pemegang
Saham kedua dapat mengambil keputusan dengan syarat dihadiri oleh paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari
jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah. Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham kedua adalah sah
jika disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dalam Rapat Umum
Pemegang Saham.
c. dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud pada huruf b di atas tidak tercapai, maka Rapat Umum Pemegang
Saham ketiga dapat diadakan atas permohonan Perseroan, kuorum, jumlah suara untuk mengambil keputusan,
pemanggilan dan waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham ditetapkan oleh Ketua Bapepam dan
LK.
2. Direksi wajib mengumumkan dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia, sesuai pertimbangan Direksi, 1
(satu) di antaranya berperedaran luas dalam wilayah Republik Indonesia dan 1 (satu) lainnya yang terbit di tempat
kedudukan Perseroan mengenai rencana penggabungan, peleburan dan pengambilalihan Perseroan selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham.

PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI


Pasal 28
1. Dengan mengindahkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku maka pembubaran Perseroan hanya
dapat dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang dilakukan dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian jumlah seluruh saham
dengan hak suara yang sah dan disetujui lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan
dengan sah dalam Rapat.
b. dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas tidak tercapai, maka Rapat Umum Pemegang
Saham kedua dapat mengambil keputusan dengan syarat dihadiri oleh paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari
jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah. Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham kedua adalah sah
jika disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dalam Rapat Umum
Pemegang Saham.
c. dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud pada huruf b di atas tidak tercapai, maka Rapat Umum Pemegang
Saham ketiga dapat diadakan permohonan Perseroan, kuorum, jumlah suara untuk mengambil keputusan,
pemanggilan dan waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham ditetapkan oleh Ketua Bapepam dan
LK.
2. Apabila Perseroan dibubarkan, baik karena berakhir jangka waktu berdirinya atau dibubarkan berdasarkan keputusan
Rapat Umum Pemegang Saham atau karena dinyatakan bubar berdasarkan penetapan Pengadilan, maka harus
diadakan likuidasi oleh likuidator.
3. Direksi bertindak sebagai likuidator apabila dalam keputusan Rapat Umum Pemegang Saham atau penetapan
sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 pasal ini tidak menunjuk likuidator.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 318


Salinan 8 dari 50
4. Upah bagi para likuidator ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham atau berdasarkan penetapan Pengadilan.
5. Likuidator wajib mendaftarkan dalam Wajib Daftar Perusahaan, mengumumkan dalam Berita Negara dan dalam 2 (dua)
surat kabar harian berbahasa Indonesia, sesuai pertimbangan Direksi, 1 (satu) di antaranya yang mempunyai peredaran
luas dalam wilayah Negara Republik Indonesia dan 1 (satu) lainnya yang terbit di tempat kedudukan Perseroan serta
dengan pemberitahuan untuk itu kepada para kreditur serta memberitahukan kepada Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
6. Anggaran Dasar seperti yang termaktub dalam akta ini beserta pengubahannya di kemudian hari tetap berlaku sampai
dengan tanggal disahkannya perhitungan likuidasi oleh Rapat Umum Pemegang Saham berdasarkan persetujuan dari
suara terbanyak yang dikeluarkan secara sah dan diberikannya pelunasan dan pembebasan sepenuhnya kepada para
likuidator.
7. Sisa perhitungan likuidasi harus dibagikan kepada para pemegang saham, masing-masing akan menerima bagian
menurut perbandingan jumlah nilai nominal yang telah dibayar penuh untuk saham yang mereka miliki masing-masing.

PERATURAN PENUTUP
Pasal 29
Segala sesuatu yang tidak atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diputus dalam Rapat Umum Pemegang
Saham.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 319


Salinan 8 dari 50
XX. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN MTN

1. Pemesan Yang Berhak


Investor Institusi yaitu reksa dana atau badan hukum Indonesia yang memiliki kemampuan untuk menganalisa keadaan
keuangan Perseroan dan risiko berinvestasi pada instrumen MTN seperti lembaga keuangan, Perusahaan Efek, perusahaan
asurasi dan yang menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku dapat menjadi Pemegang MTN.

2. Pemesanan Pembelian MTN


Pemesanan pembelian MTN dilakukan pada masa penawaran dengan menggunakan Konfirmasi Perdagangan (Trade
Confirmation) yang dicetak untuk keperluan ini yang dapat diperoleh di kantor Arranger. Pemesanan yang telah diajukan tidak
dapat dibatalkan oleh pemesan, kecuali disetujui terlebih dahulu oleh Arranger. Pemesanan pembelian MTN yang dilakukan
menyimpang dari ketentuan-ketentuan tersebut di atas tidak akan dilayani.

3. Jumlah Minimum Pemesanan


Pemesanan pembelian MTN harus dilakukan dalam jumlah sekurang-kurangnya sebesar USD1.000.000,00 (satu juta Dollar
Amerika Serikat) atau kelipatannya.

4. Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian MTN


Arranger akan menyerahkan kembali copy Konfirmasi Perdagangan (Trade Confirmation) atas pemesanan pembelian MTN
yang disetujui kepada pemesan. Konfirmasi Perdagangan ini bersifat mengikat serta tidak dapat ditunda/dibatalkan bagi
pemesan.

5. Pembayaran Pemesanan Pembelian MTN


Pembayaran atas pembelian MTN akan dilakukan pemesan kepada Arranger berdasarkan nilai sebagaimana yang tercantum
dalam Konfirmasi Perdagangan, yang dapat dilakukan dengan cara transfer yang ditujukan kepada Arranger di :

No Rekening : 070 - 0004092982 No Rekening : 104-0004113986 No Rekening : 09.022.689.60


Nama Bank : Bank Mandiri Nama Bank : Bank Mandiri Nama Bank : Bank Permata
cabang Plaza Mandiri Cabang Bursa Efek Indonesia Cabang Sudirman
Atas Nama : PT Bahana Securities Atas Nama : PT NISP Sekuritas Atas Nama : PT OSK Nusadana
Securities Indonesia

Pembayaran tersebut harus diterima selambat-lambatnya pada tanggal 22 Maret 2010 2010 pukul 12.00 Waktu Indonesia
Barat (in good funds) pada rekening tersebut diatas pada tanggal yang dimuat dalam Perjanjian Penerbitan MTN. Semua
biaya provisi bank ataupun biaya transfer merupakan beban pemesan. Pemesanan akan dibatalkan jika persyaratan
pembayaran tidak dipenuhi.

6. Distribusi MTN Secara Elektronik


Distribusi MTN secara elektronik akan dilakukan sesuai dengan tahapan Penerbitan MTN, Perseroan wajib menerbitkan
Sertifikat Jumbo MTN untuk diserahkan kepada KSEI dan Perseroan memberi instruksi kepada KSEI untuk mengkreditkan
MTN pada Rekening Efek Arranger di KSEI. Dengan telah dilaksanakannya instruksi tersebut, maka pendistribusian MTN
semata-mata menjadi tanggung jawab Arranger dan KSEI.
Segera setelah MTN diterima oleh Arranger, selanjutnya Arranger memberi instruksi kepada KSEI untuk mendistribusikan
MTN ke dalam Rekening Efek dari Investor Institusi sesuai dengan bagian penjatahannya masing-masing.

7. Pendaftaran MTN Ke Dalam Penitipan Kolektif


MTN yang ditawarkan oleh Perseroan melalui Penawaran Terbatas ini telah didaftarkan pada KSEI berdasarkan Perjanjian
Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 320
Salinan 8 dari 50
Tentang Pendaftaran MTN No. SP-005/P-EBH/KSEI/0310 tanggal 18 Maret 2010.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 321


Salinan 8 dari 50
XXI. KETERANGAN TENTANG AGEN PEMANTAU

Sehubungan dengan penerbitan MTN Medco Tahun 2009 telah ditandatangani Akta Perjanjian Penerbitan dan Perjanjian
Agen Pemantauan MTN Medco Tahun 2009 No.18 tanggal 18 Maret 2010, yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H.,
Notaris di Jakarta, antara Perseroan dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk selaku Agen Pemantau.
Dengan demikian yang berhak sebagai Agen Pemantau atau badan yang diberi kepercayaan untuk mewakili kepentingan
dan bertindak untuk dan atas nama Pemegang MTN dalam rangka Penawaran Terbatas “MTN Medco Tahun” adalah PT
Bank CIMB Niaga Tbk. yang telah terdaftar di Bapepam-LK dengan nomor STTD: S-126/PM/1996 tanggal 6 Agustus 1996
sesuai dengan Undang-Undang No.8 Tahun 1995 serta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.45 Tahun 1995 tentang
Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal.

1 Riwayat Singkat
Bank CIMB Niaga didirikan dengan Akta No.90 tanggal 26 September 1955 yang diubah dengan Akta No.9 tanggal 26
September 1955 yang keduanya dibuat dihadapan Raden Meester Soewandi, pada waktu itu Notaris di Jakarta. Anggaran
Dasar Bank CIMB Niaga telah diubah beberapa kali dan perubahan secara keseluruhan untuk menyesuaikan dengan
Undang-Undang Republik Indonesia No.1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang Pasar Modal, telah
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.73 tanggal 12 September 1997, Tambahan No.4055. Anggaran
Dasar Bank CIMB Niaga telah diubah dengan akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No.34 tanggal
25 Nopember 2002 yang dibuat dihadapan Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M, Notaris di Jakarta yang telah dilaporkan dan
diterima dan dicatat dalam Database Sisminbakum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Kehakiman
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai dengan Penerimaan Laporan Akta Perubahan Anggaran Dasar Bank
CIMB Niaga No.C-24858 HT.01.04.TH.2002 tanggal 30 Desember 2002 dan telah didaftarkan pada Kantor Pendaftaran
Perusahaan Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kotamadya Jakarta Selatan di bawah No. 167/RUB.09.03/II/2001
tanggal 6 Februari 2003.
Pengesahan perubahan nama Bank CIMB Niaga d/h PT Bank Niaga Tbk diperoleh berdasarkan Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 28-5-2008 (dua puluh delapan Mei dua ribu delapan) yang tercantum dalam
Berita Acara Nomor : 38, yang dibuat oleh Doktor Amrul Partomuan Pohan, Sarjana Hukum, Lex Legibus Magister, Notaris di
Jakarta, perubahan nama tersebut juga telah memperoleh pengesahan dari Bank Indonesia sesuai dengan surat
No.10/788/DPIP/Prz tanggal 22 Juli 2008 dan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Nomor: AHU-32968.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 13 Juni 2008.
Sedangkan perubahan susunan Direksi dan Komisaris Perseroan terakhir dimuat dalam akta tertanggal 28-5-2009 (dua puluh
delapan Mei dua ribu sembilan) Nomor 30, yang dibuat dihadapan Doktor Amrul Partomuan Pohan, Sarjana Hukum, Lex
Legibus Magister, Notaris tersebut, yang telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia.

2 Permodalan
Komposisi pemegang saham per 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut :

No Nama Pemegang saham Jumlah Saham %


1 CIMB Group Sdn Bhd 18,487,762,021 77.24
2 Santubong Ventures Sdn Bhd 3,982,024,793 16.64
3 Pemegang saham lainnya ( <5% ) 1,465,076,846 6.12
Jumlah 23,934,863,660 100

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 322


Salinan 8 dari 50
3 Pengurusan Dan Pengawasan
Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Bank CIMB Niaga pada tanggal 28 Mei 2009 yang
tercantum dalam Berita Acara Nomor : 30 yang dibuat oleh Doktor Amrul Partomuan Pohan, Sarjana Hukum, Lex Legibus
Magister, Notaris di Jakarta, komposisi Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Bank CIMB Niaga adalah sebagai berikut :

Presiden Komisaris Dato’ Mohd. Shukri bin Hussin


Wakil Presiden Komisaris/ Komisaris Independen Roy Edu Tirtadji
Komisaris Independen Zulkifli M. Ali
Komisaris Independen Sri Hartina Urip Simeon
Komisaris Ananda Barata
Komisaris Joseph Dominic Silva

Presiden Direktur Arwin Rasyid


Wakil Presiden Direktur Daniel James Rompas
Wakil Presiden Direktur Veronica Catherinawati Hadiman
Direktur Handoyo Soebali
Direktur Paul Setiawan Hasjim
Direktur Kepatuhan Lydia Wulan Tumbelaka
Direktur Suhaimin Djohan
Direktur Ferdy Sutrisno
Direktur Mohamed Fadzil Sulaiman
Direktur Wan Razly Abdullah
Direktur Rita Mas’Oen

4 Kegiatan Usaha
Kegiatan usaha Bank CIMB Niaga selain menjalankan kegiatan usaha perbankan umum juga melakukan kegiatan yang
menunjang pasar modal. Kegiatan umum tersebut adalah menerima dana masyarakat, memberikan jasa perbankan serta
pemberian kredit kepada perusahaan korporasi, komersial, pengusaha kecil maupun layanan kepada individu. Sedangkan
kegiatan yang bertujuan untuk menunjang pasar modal adalah jasa penitipan harta (kustodian), jasa Perwaliamanatan, jasa
pembayaran pokok/bunga surat hutang, jasa konversi / tukar surat hutang, jasa pembayaran dividen saham, jasa agen
Escrow dan jasa Security Agent.
Bank CIMB Niaga merupakan salah satu bank swasta terkemuka di Indonesia. Sejak didirikan lebih dari empat dasawarsa
lalu, 26 September 1955, Bank CIMB Niaga telah meletakkan pondasi yang kuat untuk menjaga pertumbuhan yang
berkesinambungan melalui penciptaan lingkungan kerja yang berorientasi kepada integritas, pelayanan berkualitas serta
pengelolaan bank dengan prinsip kehati-hatian serta pengelolaan kinerja keuangan yang sehat. Semua itu diyakini Bank
CIMB Niaga sebagai tanggung jawab utamanya dalam meningkatkan nilai tambah bagi seluruh stakeholder.
Sejak semula, pengelolaan Bank CIMB Niaga dilaksanakan dengan mengacu pada nilai-nilai, peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku, yang saat ini dikenal sebagai Tata Kelola Perusahaan yang Baik. Selama dua tahun berturut-turut,
pada 2001 dan 2002, Bank CIMB Niaga terpilih sebagai salah satu emiten pelaksana Good Corporate Governance terbaik.
Secara proaktif, Bank CIMB Niaga juga terlibat dalam upaya-upaya di tingkat nasional untuk turut mensosialisasikan
pentingnya penerapan tata kelola perusahaan yang baik.
Selain itu, sejarah Bank CIMB Niaga juga mencatat beberapa tonggak penting di antaranya: menjadi bank devisa di tahun
1974; memulai Program Pendidikan Eksekutif di tahun 1977; pada tahun 1987 memelopori penggunaan layanan ATM di
Indonesia; mencatatkan sahamnya di Bursa Efek pada tahun 1989; serta berhasil mempertahankan posisi sebagai bank
dengan layanan terbaik pada tahun 2001 dan 2002.
Pada tahun 2002, Bank CIMB Niaga mulai mengoperasikan Dual Data Center, yaitu dua buah data center yang aktif dan
saling back-up satu sama lainnya. Penggunaan teknologi terkini tersebut adalah wujud komitmen Bank CIMB Niaga kepada
nasabahnya, sehingga mereka dapat menikmati pelayanan perbankan selama 24 jam sehari sepanjang tahun melalui
beragam jalur distribusi seperti jaringan kantor cabang, kiostronik, ATM, phone banking, TV banking, internet banking, dan
mobile banking.

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 323


Salinan 8 dari 50
Peristiwa penting lainnya adalah: sejak 25 Nopember 2002, Bank CIMB Niaga menjadi anak perusahaan dari Commerce
Asset-Holding Berhad (CAHB), dengan komposisi kepemilikan saham sebesar 51%. CAHB (per 24 Oktober 2005 berubah
nama menjadi Bumiputera-Commerce Holding Berhad (BCHB) adalah sebuah lembaga keuangan terkemuka dari Malaysia
yang mencatatkan sahamnya di Bursa Saham Kuala Lumpur. Per 31 Desember 2007 BCHB yang sebelumnya selaku
Pemegang Saham utama Perseroan telah melakukan reorganisai internal yang melibatkan anak-anak perusahaan yang
dibawahnya. Berkaitan dengan reorganisasi tersebut, CIMB Group, suatu perusahaan yang berkedudukan di Malaysia yang
100 % sahamnya dimiliki oleh BCHB, mengambil alih seluruh saham BCHB pada Perseroan. Pengalihan seluruh saham
dalam Perseroan kepada CIMB Group telah disetujui Bank Indonesia tertanggal 20 Juni 2007. Selanjutnya transaksi
pengalihan saham ini telah dilakukan melalui Bursa pada tanggal 16 Agustus 2007, dan pengalihan dalam daftar pemegang
saham Perseroan terjadi pada tanggal 24 Agustus 2007.
Bank CIMB Niaga melalui anak perusahaannya juga memberikan berbagai layanan jasa keuangan lain yaitu :
Nama Perusahaan Bidang Usaha
PT Saseka Gelora Finance Sewa Guna Usaha
PT Asuransi Cigna Asuransi
PT Kencana Internusa Artha Finance Multifinance

Perijinan Bank CIMB Niaga untuk jasa/pelayanan Wali Amanat diperoleh dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan
Surat Keputusan No. 1554/KMK.013/1990 tanggal 6 Desember 1990 serta terdaftar di BAPEPAM No. 09/STTD/WA/PM/1996
tanggal 6 Agustus 1996 sesuai dengan Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995.
Sebagai Bank Swasta Nasional pertama dalam kegiatan Wali Amanat, kami telah berhasil melaksanakan kepercayaan untuk
bertindak sebagai Wali Amanat serta berbagai pelayanan lain seperti Agen Pemantau, Agen Jaminan, Escrow Agent, Agen
Pembayaran, Agen Tukar dan Agen Konversi. Bank CIMB Niaga juga telah beberapa kali berhasil menjembatani
penyelesaian kelalaian dan restrukturisasi Obligasi melalui mediasi pertemuan-pertemuan informal dan Rapat Umum
Pemegang Obligasi.
Per 31 Desember 2009, Bank CIMB Niaga telah berpengalaman mewaliamanati sekitar Rp.18,898 trilyun outstanding obligasi
dan menjadi agent dalam surat hutang bersifat private placement dengan nilai outstanding sekitar Rp.8,314 trilyun.
Dalam menunjang kegiatan-kegiatan di pasar modal, Bank CIMB Niaga berperan aktif sebagai :
a. Wali Amanat
- Obligasi Konversi I PT Tigaraksa Satria Tbk pada 12 % Tahun 1992
- Obligasi Konversi I PT Sari Husada Tbk Tahun 1992
- Obligasi Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah III Tahun 1993
- Obligasi I PT Modernland Realty Ltd Pada 15 % Tahun 1994
- Obligasi Wajib Konversi PT Modernland Realty Ltd Pada 6 % Tahun 1995
- Obligasi PT Bank Internasional Indonesia Tbk I Tahun 1994
- Obligasi PT Panca Wiratama Sakti Tbk III Tahun 1995
- Obligasi PT Mulialand II Tahun 1996
- Obligasi Tukar Muliasentra Gunaswakarya I Tahun 1997
- Obligasi PT Suryamas Dutamakmur TbkI Tahun 1997
- Obligasi PT Barito Pacific Timber Tbk I Tahun 1997
- Obligasi Tukar Eka Gunatama Mandiri I Tahun 1997
- Obligasi PT Muliakeramik Indahraya Tbk I Tahun 1997
- Obligasi PT Muliaglass I Tahun 1997
- Obligasi Indah Kiat I Tahun 1999
- Obligasi Bank Victoria I Tahun 1999
- Obligasi Lontar Papyrus I Tahun 2000
- Obligasi Indofood Sukses Makmur I Tahun 2000
- Obligasi Muliakeramik Indahraya I Senior A & B Tahun 2000
- Obligasi Muliaglass I Senior A & B Tahun 2000
- Obligasi PT Barito Pacific Timber, Tbk Tahun 2002
- Obligasi Indofood Sukses Makmur II Tahun 2003
- Obligasi Tunas Financindo Sarana I Tahun 2003
- Obligasi IX BTN Tahun 2003
- Obligasi Subordinasi Bank Global I Tahun 2003
- Obligasi Surya Citra Televisi I Tahun 2003
- Obligasi Amortisasi Duta Pertiwi IV Tahun 2003
- Obligasi Bumi Serpong Damai I Tahun 2003
- Obligasi I PTPN III Tahun 2003
- Obligasi Ciliandra Perkasa I Tahun 2003
Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 324
Salinan 8 dari 50
- Obligasi Berlian Laju Tanker II Tahun 2003
- Obligasi Syariah Mudharabah Berlian Laju Tanker Tahun 2003
- Obligasi Syariah Mudharabah Ciliandra Perkasa Tahun 2003
- Obligasi Rajawali Citra Televisi Indonesia Tahun 2003
- Obligasi PTPN VII Tahun 2004
- Obligasi Syariah Mudharabah PTPN VII Tahun 2004
- Obligasi Branta Mulia I Tahun 2004
- Obligasi Bank BTN X Tahun 2004
- Obligasi Subordinasi I Bank BTN Tahun 2004
- Obligasi II PTPN III Tahun 2004
- Obligasi Indofood Sukses Makmur III Tahun 2004
- Obligasi Tunas Financindo Sarana II Tahun 2004
- Obligasi Sona Topas Tourism Industry Tahun 2004
- Obligasi Syariah Ijarah Sona Topas Tourism Industry Tahun 2004
- Obligasi I Medco Energi International Tahun 2004
- Obligasi Subordinasi I Bank Buana Indonesia Tahun 2004
- Obligasi PLN VII Tahun 2004
- Obligasi Indorent I Tahun 2004
- Obligasi Syari’ah Ijarah Indorent I Tahun 2004
- Obligasi Bank Mayapada I Tahun 2005
- Obligasi Subordinasi Bank Mayapada I Tahun 2005
- Obligasi Bank BTN XI Tahun 2005
- Obligasi Tunas Financindo Sarana III Tahun 2005
- Obligasi Bumi Serpong Damai II Tahun 2006
- Obligasi Subordinasi I Permata Bank Tahun 2006
- Obligasi PLN IX Tahun 2007
- Obligasi Duta Pertiwi V Tahun 2007
- Obligasi Surya Citra Televisi II Tahun 2007
- Obligasi Truba Jaya Engineering I Tahun 2007
- Obligasi PLN IX Tahun 2007
- Obligasi Sukuk Ijarah PLN II Tahun 2007
- Obligasi Bakrie Telecom I Tahun 2007
- Obligasi Bentoel I Tahun 2007
- Obligasi Ciliandra Perkasa II Tahun 2007
- Obligasi TPJ I Tahun 2007
- Obligasi PLN X Tahun 2009
- Sukuk Ijarah PLN III Tahun 2009
- Obligasi Medco Energi Internasional II Tahun 2009
- Obligasi Berlian Laju Tanker IV Tahun 2009
- Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker II Tahun 2009
- Obligasi Mitra Adiperkasa I Tahun 2009
- Sukuk Ijarah Mitra Adiperkasa I Tahun 2009
- Obligasi Pupuk Kaltim II Tahun 2009
- Sukuk Ijarah Pupuk Kaltim I Tahun 2009
- Obligasi PLN XI Tahun 2010
- Sukuk Ijarah PLN IV Tahun 2010

b. Agen Pemantau :
- Surat Berharga Jangka Menengah (Medium Term Notes/MTN) Syariah Mudharabah PT Pembangunan Perumahan
Tahun 2003
- MTN Syari’ah Arpeni Pratama Ocean Line I Tahun 2004
- Surat Berharga Jangka Menengah (Medium Term Notes/MTN) Syariah Mudharabah Tahap II PT Pembangunan
Perumahan Tahun 2004
- Surat Berharga Jangka Menengah (Medium Term Notes/MTN) PT Pembangunan Perumahan Tahap I Tahun 2006
- Surat Berharga Jangka Menengah (Medium Term Notes/MTN) PT Pembangunan Perumahan Tahap II Tahun 2006
- Surat Berharga Jangka Menengah (Medium Term Notes/MTN) PT Pembangunan Perumahan Tahap III Tahun 2006
- Surat Berharga Jangka Menengah (Medium Term Notes/MTN) Syariah Mudharabah PT Pembangunan Perumahan
Tahap III Tahun 2007
- Surat Berharga Jangka Menengah (Medium Term Notes/MTN) Syariah Mudharabah PT Pembangunan Perumahan IV
Tahun 2007(unlisted)
Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 325
Salinan 8 dari 50
- Surat Berharga Jangka Menengah (Medium Term Notes/MTN) PT Pembangunan Perumahan Tahap V Tahun 2008
- Surat Sanggup PT Tiga Kota Semacang I Tahun 2008
- Surat Sanggup Perum Perumnas III Tahun 2008
- Surat Berharga Jangka Menengah (Medium Term Notes/MTN) Syariah Mudharabah PT Pembangunan Perumahan
Tahap V Tahun 2009

c. Agen Pembayaran:
- Pokok dan bunga Obligasi Konversi I PT Tigaraksa Satria Tbkpada 12% tahun 1992
- Pokok Obligasi Konversi I PT Sari Husada Tbk tahun 1992
- Pokok dan bunga Obligasi Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah III Tahun 1993
- Pokok dan bunga Obligasi I PT Modernland Realty Ltd. pada 15% Tahun 1994
- Pokok dan bunga Obligasi Wajib Konversi PT Modernland Realty pada 6% Tahun 1995
- Pokok dan bunga Obligasi PT Panca Wiratama Sakti Tbk III Tahun 1995
- Pokok dan bunga Obligasi PT Mulialand II Tahun 1996
- Pokok dan bunga Obligasi Tukar Muliasentra Gunaswakarya I Tahun 1997
- Pokok dan bunga Obligasi PT Suryamas Dutamakmur Tbk I Tahun 1997
- Pokok dan bunga Obligasi PT Barito Pacific Timber Tbk I Tahun 1997
- Pokok dan bunga Obligasi Tukar Eka Gunatama Mandiri I Tahun 1997
- Pokok dan bunga Obigasi PT. Muliakeramik Indahraya I Tahun 1997
- Pokok dan bunga Obligasi PT. Muliaglass I Tahun 1997
- Dividen PT International Nickel Indonesia Tbk
- Dividen PT Schering Plough Indonesia Tbk
- Dividen PT Bank PDFCI Tbk
- Dividen PT Trias Sentosa Tbk
- Dividen PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk
- Dividen PT Hero Supermarket Tbk
- Dividen PT Bumi Modern Tbk
- Dividen PT Central Proteina Prima Tbk
- Dividen PT Asuransi Bintang Tbk
- Dividen PT Soedarpo Corporation Tbk
- Dividen PT Ficorinvest Bank
- Dividen PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk
- Dividen Tigaraksa Satria Tbk
- Dividen PT Matahari Putra Prima Tbk
- Dividen PT Berlina Tbk
- Dividen PT Surya Hidup Satwa
- Dividen PT Panca Wiratama Sakti Tbk
- Dividen PT Suparma Tbk
- Dividen PT. Citatah Tbk
- Dividen PT. Pelangi Indah Canindo
- Dividen PT. Wicaksana Overseas International
- Dividen PT Karwell Indonesia
- Dividen PT Sari Husada Tbk
- Dividen PT. Multi Bintang Indonesia Tbk
- Dividen PT British American tobacco, Tbk

d. Agen Escrow :
- PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari ( Persero )
- PT Kinerja Prima Perkasa
- PT Kushendy Asribusana
- PT Bali Nirwana Resort
- PT Polysindo Eka Perkasa
- PT Dalle Energy Batam
- PT Argha Karya Prima Industry
- PT Terminal Batubara Indah
- Rajawali Group
- PT Bank Central Asia, Tbk
- Rajawali Group

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 326


Salinan 8 dari 50
e. Agen Fasilitas & Agen Jaminan :
- PT Pembangunan Perumahan
- PT Arpeni Pratama Ocean Line
- PT Aryakencana Semesta
- PT Kawasan Industri Jababeka Tbk
- PT Mandala Multifinance Tbk
- PT Riau Prima Energi
- PT Bumi Hasta Mukti
- PT Citra Sari Makmur
- PT Integra Lestari
- PT Multi Harapan Utama
- PT Genta Mulya
- Rajawali Group

5 Kantor Cabang
Seiring dengan perkembangannya per 31 Desember 2009 Bank CIMB Niaga telah memiliki 648 kantor cabang, kegiatan kas
luar kantor yang terdiri dari 1271 ATM, 244 SST dan 31 kas mobil, sedangkan untuk syariah Bank CIMB Niaga telah memiliki
11 kantor cabang, dan 505 Office Channeling Unit yang tersebar di 22 Provinsi di Indonesia.

6 Laporan Keuangan Wali Amanat


Tabel berikut ini menggambarkan Laporan Keuangan Konsolidasi untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2009 dan
2008.

NERACA
PT BANK CIMB NIAGA Tbk & ANAK PERUSAHAAN
PER 31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(dalam jutaan Rupiah)

AKTIVA KONSOLIDASIAN
No.
POS-POS 2009 2008
1. Kas 2.758.596 2.766.684
2. Penempatan pada Bank Indonesia
a. Giro pada Bank Indonesia 3.898.110 2.996.213
b. Sertifikat Bank Indonesia 2.299.996 2.181.582
c. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia - 23.000
d. Lainnya 629.000 -
3. Giro Pada Bank Lain - bersih
a. Rupiah 3.120 20.679
b. Valuta Asing 1.253.242 3.040.930
4. Penempatan pada Bank Lain
a. Rupiah 15.000 25.000
PPA - Penempatan pada Bank Lain - (100)
b. Valuta Asing 1.518.120 1.929.436
PPA - Penempatan pada Bank Lain (99.908) (126.773)
5. Penempatan pada Bank Syariah Lain
PPA - Penempatan pada Bank Syariah Lain - -
6. Surat Berharga yang Dimiliki
a. Rupiah
i. Diperdagangkan 131.695 19.630
ii. Tersedia untuk Dijual - 16.037
iii. Dimiliki Hingga Jatuh Tempo 543.938 613.479
PPA - Surat Berharga yang Dimiliki (7.070) (6.584)
b. Valuta Asing
i. Diperdagangkan - -
ii. Tersedia untuk Dijual - 40.705
iii. Dimiliki Hingga Jatuh Tempo 756.705 1.417.524
PPA - Surat Berharga yang Dimiliki (7.749) (15.064)
7. Surat Berharga yang dimiliki - Syariah 95.000 114.998

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 327


Salinan 8 dari 50
NERACA
PT BANK CIMB NIAGA Tbk & ANAK PERUSAHAAN
PER 31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(dalam jutaan Rupiah)

AKTIVA KONSOLIDASIAN
No.
POS-POS 2009 2008
PPA - Surat Berharga yang Dimiliki - Syariah (950) (1.150)
8. Obligasi Pemerintah
a. Diperdagangkan 226.285 674.851
b. Tersedia untuk Dijual 5.966.257 7.100.556
c. Dimiliki Hingga Jatuh Tempo 420.836 487.933
9. Surat Berharga yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali (Reverse Repo)
a. Rupiah - -
PPA - Surat Berharga yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali - -
b. Valuta Asing - -
PPA - Surat Berharga yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali - -
10. Tagihan Derivatif 299.963 1.177.743
PPA - Tagihan Derivatif (3.947) (182.808)
11. Kredit yang diberikan
a. Rupiah
i. Pihak Terkait dengan Bank 60.883 13.701
ii. Pihak lain 68.433.389 61.482.730
PPA - Kredit yang diberikan (2.358.178) (1.348.656)
b. Valuta Asing
i. Pihak Terkait dengan Bank - -
ii. Pihak lain 13.305.043 11.920.077
PPA - Kredit yang diberikan (340.337) (252.235)
12. Piutang dan Pembiayaan Syariah
a. Piutang iB 835.958 795.515
b. Pembiayaan iB 197.108 193.546
c. Piutang iB Lainnya 641 -
PPA - Piutang dan Pembiayaan iB (19.658) (14.027)
PPA - Piutang iB Lainnya (4) -
13. Tagihan Akseptasi 1.234.474 817.131
PPA - Tagihan Akseptasi (12.798) (10.547)
14. Penyertaan 84.641 69.552
PPA - Penyertaan (2.878) (2.989)
15. Pendapatan yang Masih akan Diterima 845.418 872.036
16. Biaya Dibayar Dimuka 905.364 679.464
17. Uang Muka Pajak 752 1.176
18. Aktiva Pajak Tangguhan - bersih 616.655 613.125
19. Aktiva Tetap 2.680.561 2.376.921
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap (1.422.029) (1.193.811)
20. Piutang Pembiayaan Konsumen 403.838 457.584
PPA - Piutang Pembiayaan Konsumen (6.113) (8.545)
21. Tagihan Sewa Guna Usaha 55.606 160.558
PPA - Tagihan Sewa Guna Usaha (1.664) (2.095)
22. Tagihan Anjak Piutang 61.044 120.999
PPA - Tagihan Anjak Piutang (634) (1.213)
23. Aktiva Sewa Guna Usaha
Akumulasi Penyusutan Aktiva Sewa Guna Usaha - -
24. Properti Terbengkalai 12.721 74.327
PPA - Properti Terbengkalai (6.360) (11.149)
25. Agunan yang Diambil Alih 1.053.300 1.037.299
PPA - Agunan yang Diambil Alih (494.976) (299.622)
26. Aktiva Lain-lain - bersih 286.268 342.221
JUMLAH AKTIVA 107.104.274 103.197.574

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 328


Salinan 8 dari 50
NERACA
PT BANK CIMB NIAGA Tbk & ANAK PERUSAHAAN
PER 31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(dalam jutaan Rupiah)

KEWAJIBAN DAN EKUITAS KONSOLIDASIAN


No.
POS-POS 2009 2008
1. Giro
a. Rupiah 12.430.649 12.005.367
b. Valuta Asing 7.237.259 6.130.225
2. Giro iB Titipan 278.177 36.863
3. Kewajiban Segera Lainnya 502.276 321.001
4. Tabungan 19.224.800 17.741.458
5. Tabungan Syariah
a. Tabungan iB Titipan 109.734 110.060
b. Tabungan iB 108.198 115.821
6. Deposito Berjangka
a. Rupiah
i. Pihak Terkait dengan Bank 70.138 45.962
ii. Pihak lain 38.327.002 38.621.980
b. Valuta Asing
i. Pihak Terkait dengan Bank 98.590 3.039
ii. Pihak lain 7.090.813 8.840.733
7. Deposito Berjangka iB 1.273.279 399.760
8. Sertifikat Deposito
a. Rupiah 50 50
b. Valuta Asing - -
9. Simpanan dari Bank Lain 1.780.983 1.263.133
10. Surat Berharga yang Dijual dengan Janji Dibeli Kembali (Repo) 0 199.567
11. Kewajiban Derivatif 109.164 1.103.102
12. Kewajiban Akseptasi 1.203.012 767.818
13. Surat Berharga Yang Diterbitkan
a. Rupiah - -
b. Valuta Asing - -
14. Pinjaman Yang Diterima
a. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bank Indonesia 109.274 89.914
b. Lainnya
i. Rupiah
- Pihak terkait dengan bank - -
- Pihak lain 212.867 492.584
ii. Valuta Asing
- Pihak terkait dengan bank - -
- Pihak lain 659.043 276.107
15. Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi 84.139 103.866
16. Kewajiban Sewa Guna Usaha - -
17. Kewajiban Anjak Piutang - -
18. Beban Bunga Yang Masih Harus Dibayar 204.599 302.492
19. Taksiran Pajak Penghasilan 299.449 139.828
20. Kewajiban Pajak Tangguhan - -
21. Kewajiban Lain-lain 1.611.814 1.466.856
22. Pinjaman Subordinasi - -
a. Pihak Terkait dengan Bank
b. Pihak lain 2.802.593 3.258.760
23. Modal Pinjaman
a. Pihak Terkait dengan Bank - -
b. Pihak lain - -
24. Hak Minoritas 65.965 58.761
25. Ekuitas
a. Modal disetor 1.552.420 1.552.420
b. Agio 6.712.481 6.712.481
c. Modal Sumbangan - -
Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 329
Salinan 8 dari 50
NERACA
PT BANK CIMB NIAGA Tbk & ANAK PERUSAHAAN
PER 31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(dalam jutaan Rupiah)

KEWAJIBAN DAN EKUITAS KONSOLIDASIAN


No.
POS-POS 2009 2008
d. Cadangan Kompensasi berbasis saham 57.011 57.011
e. Dana Setoran Modal - -
f. Selisih Penjabaran Laporan Keuangan (42) (1.114)
g. Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap - -
h. Laba/(Rugi) Belum Direalisasi dari Surat Berharga 1.019.387 557.999
i. Pendapatan Komprehensif Lainnya - -
j. Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan 844 844
k. Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali (2.155.284) (2.337.804)
l. Cadangan Umum dan Tujuan 351.538 215.900
m. Saldo laba 3.672.052 2.544.730
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 107.104.274 103.197.574

PERHITUNGAN LABA RUGI DAN SALDO LABA


PT BANK CIMB NIAGA Tbk & ANAK PERUSAHAAN
PER 31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(dalam jutaan Rupiah, kecuali laba bersih per
lembar saham)

KONSOLIDASIAN
No. POS-POS
2009 2008
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
1. Pendapatan Bunga
1.1. Hasil Bunga
a. Rupiah 9.365.012 8.187.394
b. Valuta Asing 1.297.638 1.023.926
1.2. Provisi dan Komisi
a. Rupiah 447.153 448.091
b. Valuta Asing 50.629 10.737
Jumlah Pendapatan Bunga 11.160.432 9.670.148

2. Beban Bunga
2.1. Beban Bunga
a. Rupiah 4.367.577 4.454.698
b. Valuta Asing 723.206 489.168
2.2. Komisi dan Provisi
Jumlah Beban Bunga 5.090.783 4.943.866
Pendapatan Bunga Bersih 6.069.649 4.726.282

3. Pendapatan Syariah
3.1. Margin 112.502 89.433
3.2. Pendapatan Bagi Hasil 30.982 33.861
3.3. Bonus 7.196 2.290
Jumlah Pendapatan Syariah 150.680 125.584

4. Beban Syariah
4.1. Beban Bagi Hasil 70.279 53.469
4.2. Bonus - -
Jumlah Beban Syariah 70.279 53.469
Pendapatan Investasi Syariah Bersih 80.401 72.115

5. Pendapatan Operasional Lainnya


3.1. Pendapatan Provisi, Komisi, Fee 879.860 1.007.635
3.2. Pendapatan Transaksi Valuta Asing-bersih 399.865 451.503
Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 330
Salinan 8 dari 50
PERHITUNGAN LABA RUGI DAN SALDO LABA
PT BANK CIMB NIAGA Tbk & ANAK PERUSAHAAN
PER 31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(dalam jutaan Rupiah, kecuali laba bersih per
lembar saham)

KONSOLIDASIAN
No. POS-POS
2009 2008
3.3. Pendapatan Kenaikan Nilai Surat Berharga-bersih 197.559 -
3.4. Pendapatan Lainnya 38.767 27.042
Jumlah Pendapatan Operasional Lainnya 1.516.051 1.486.180

6. Beban Penghapusan Aktiva Produktif dan Non Produktif (1.680.800) (1.151.888)


7. Beban Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi (17.939) (9.960)
8. Beban Operasional Lainnya
6.1. Beban Administrasi dan Umum 1.619.624 1.552.545
6.2. Beban Personalia 1.936.133 1.698.726
6.3. Beban Penurunan Nilai Surat Berharga-bersih - 244.676
6.4. Beban Transaksi Valas-bersih - -
6.5. Beban Promosi 136.131 182.971
6.6. Rugi Penjualan Surat Berharga - 45.955
6.7. Beban Lainnya 65.512 73.413
Total Beban Operasional Lainnya 3.757.400 3.798.286
LABA OPERASIONAL 2.209.962 1.324.443

PENDAPATAN DAN BEBAN NON-OPERASIONAL


9. Pendapatan Non-operasional 130.324 211.072
10. Beban Non-operasional (16.577) (135.409)
Pendapatan Non Operasional 113.747 75.663

11. Beban Luar Biasa (158.122) (315.903)


12. LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 2.165.587 1.084.203
13. Taksiran Pajak Penghasilan
Beban Pajak Kini (805.614) (537.382)
Pendapatan Pajak Tangguhan 215.355 136.251
14. LABA SETELAH PAJAK PENGHASILAN 1.575.328 683.072
15. Hak Minoritas Atas Rugi Bersih Anak Perusahaan (7.198) (4.883)
LABA TAHUN BERJALAN 1.568.130 678.189
16. Saldo Laba Awal Tahun 2.544.730 1.856.176
17. Pembagian dividen tunai atas laba tahunan (305.170) (141.796)
18. Pembagian dividen interim tunai - -
19. Pembentukan cadangan umum dan wajib (135.638) -
20. Selisih penilaian Kembali Aset Tetap 255.116

Bagian ekuitas lainnya yang dibukukan sebagai selisih transaksi restrukturisasi


21. entitas sepengendali sampai dengan tanggal penggabungan usaha (102.955)
22. SALDO LABA AKHIR TAHUN 3.672.052 2.544.730
23. LABA BERSIH PER SAHAM DASAR 66 28
24. LABA BERSIH PER SAHAM DILUSIAN 66 27

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 331


Salinan 8 dari 50
KOMITMEN DAN KONTINJENSI
PT BANK CIMB NIAGA Tbk & ANAK PERUSAHAAN
PER 31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(dalam jutaan Rupiah)

KONSOLIDASIAN
No. POS-POS
2009 2008
KOMITMEN

Tagihan Komitmen
1. Fasilitas pinjaman yang diterima & belum digunakan
a. Rupiah - -
b. Valuta Asing - -
2. Lainnya
Jumlah Tagihan Komitmen - -

Kewajiban Komitmen
1. Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik
a. Rupiah 17.534.651 13.665.469
b. Valuta Asing 2.993.473 3.353.744
2. Irrevocable L/C yang masih berjalan dalam rangka Impor dan Ekspor 1.160.240 1.048.588
3. Lainnya 3.165 4.508
Jumlah Kewajiban Komitmen 21.691.529 18.072.309
JUMLAH KOMITMEN BERSIH (21.691.529) (18.072.309)

KONTINJENSI

Tagihan Kontinjensi
1. Garansi dari Bank Lain
a. Rupiah 169.434 108.782
b. Valuta Asing 397.700 460.954
2. Pendapatan bunga dalam penyelesaian
a. Rupiah 588.590 414.680
b. Valuta Asing 39.006 27.358
3. Lainnya 0 0
Jumlah Tagihan Kontinjensi 1.194.730 1.011.774

Kewajiban Kontinjensi
1. Garansi yang diberikan
a. Bank Garansi
- Rupiah 2.499.261 2.594.970
- Valuta Asing 509.914 466.139
b. Lainnya 86.066 8.469
2. Revocable L/C yang masih berjalan dalam rangka impor dan ekspor 0 0
3. Lainnya 0 0
Jumlah Kewajiban Kontinjensi 3.095.241 3.069.578
KEWAJIBAN KONTINJENSI BERSIH (1.900.511) (2.057.804)

Alamat PT Bank CIMB Niaga Tbk. adalah sebagai berikut:


Agen Pemantau
PT Bank CIMB Niaga Tbk.
Graha Niaga Lt. 20
Jl. Jend. Sudirman Kav. 58
Jakarta 12190
Telp. (021) 250 5151
Fax. (021) 250 5252
Situs Internet: www.cimbniaga.com
Up. Oppy Mardu Rukmini
Trust & Agency Services Division Securities Group

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 332


Salinan 8 dari 50
XXII. AGEN PEMBAYARAN

Perseroan telah menunjuk KSEI sebagai Agen Pembayaran berdasarkan Perjanjian Agen Pembayaran
No. SP-005/AP-EBH/KSEI/0310 tanggal 18 Maret 2010 yang dibuat antara Perseroan dengan KSEI.
Pelunasan Pokok MTN dan pembayaran Bunga MTN akan dibayarkan oleh KSEI selaku Agen Pembayaran atas nama
Perseroan sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Perjanjian Agen Pembayaran kepada
Pemegang MTN melalui Pemegang Rekening sesuai dengan jadual waktu pembayaran masing-masing sebagaimana yang
telah ditentukan. Bilamana tanggal pembayaran jatuh pada hari Minggu atau hari libur lainnya maka pembayaran akan
dilakukan pada Hari Bank berikutnya.
Alamat Agen Pembayaran adalah sebagai berikut:
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)
Jakarta Stock Exchange Ist Tower. 5th Floor
Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53
Jakarta 12190
Tel. (021) 529-91099
Fax. (021) 529-91199

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 333


Salinan 8 dari 50
XXIII. PENYEBARLUASAN MEMORANDUM INFORMASI

Memorandum Informasi dapat diperoleh pada kantor Arranger di bawah ini:

PT Bahana Securities PT NISP Sekuritas PT OSK NUSADANA SECURITIES


Graha Niaga Lt. 19 Puri Imperium Building Office Plaza INDONESIA
Jl. Jenderal Sudirman Kav. 58 Unit LG-40 CIMB Niaga
Jakarta 12190 Jl. Kuningan Madya Kaveling 5-6 Plaza Lippo, Lantai 14
Telp. (021) 250 5080 Kuningan Jl. Jenderal Sudirman Kav.25
Faks. (021) 522 5869 Jakarta 12980 Jakarta 12920
Telp. (021) 837 95238 Telp. (021) 520 4599
Faks.(021) 828 2345 Faks. (021) 520 4505

Dilarang menggandakan Information Memorandum ini 334


Salinan 8 dari 50

Anda mungkin juga menyukai