Anda di halaman 1dari 12

LEMBAR TUGAS KELOMPOK

AMBRUKNYA BETON JEMBATAN PROYEK TOL BOCIMI (BOGOR)

Tugas Mata Kuliah Kesehatan Keselamatan Kerja (K3)

Dosen Pembimbing:
Muh. Zul Azhri Rustam, S.KM., M.Kes

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
2018-2019
LEMBAR TUGAS KELOMPOK
AMBRUKNYA BETON JEMBATAN PROYEK TOL BOCIMI (BOGOR)

Tugas Mata Kuliah Kesehatan Keselamatan Kerja (K3)

Disusun Oleh Kelompok :


1.Cahyani Tri Fajarwati (1510007)
2.Dhira Ayu Pangestika (1510009)
3.Herda Mentary Sitorus (1510019)
4.Makhda Anjani Putri (1510030)
5.Rara Ayu Anjani B S R (1510043)
6.Tiara Noviyanti Urgadana (1510052)
7.Vamila Meydiawati (1510054)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
2018-2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kelompok ini yang
berkenaan dengan tugas mata kuliah kesehatan keselamatan kerja dengan judul
“Ambruknya beton jembatan proyek tol bocimi (bogor)”

Penyusunan makalah ini merupakan salah satu metode pembelajaran pada mata
kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Hang
Tuah Surabaya.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan masukan, dorongan dan bimbingan kepada dalam menyusun makalah
kelompok ini baik dari segi moril dan materil. Ucapan terimakasih tersebut ditujukan
kepada:

1. Pak Muh. Zul Azhri Rustam S.KM., M.Kes. selaku Penanggung Jawab Dosen Mata Kuliah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2. Ibu Ari Susanti, S.KM., M.Kes selaku fasilitator mata kuliah Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
3. Rekan-Rekan mahasiswa Prodi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya.
Dalam menyelesaikan makalah ini kami menyadari masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu sangat diharapkan saran dan kritik yang sifatnya konstruktif dari
semua pihak.

Kami berharap makalah ini bermanfaat bagi yang membaca dan bagi
pengembangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Surabaya, 21 November 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman cover

Kata pengantar

Daftar isi

Kasus

Analisa kasus
Kasus
Ambruknya Beton Jembatan Proyek Tol Bocimi

BOGOR - Polisi hingga kini masih mencari tahu penyebab pasti runtuhnya beton jembatan
proyek pembangunan Tol Bocimi yang berlokasi di Caringin, Kabupaten Bogor. Kapolsek
Caringin, AKP Fitra Zuanda menjelaskan, jembatan tol penyeberangan orang (jembatan oper
pass) yang terletak di Kampung Tenggek Desa Cimande hilir Kecamatan Caringin,
Kabupaten Bogor runtuh.

Kapolsek melanjutkan, proyek yang dikerjakan PT Waskita itu runtuh karena pada saat
pelepasan selink crane belum terpasang sepenuhnya sehingga badan jembatan terjatuh dan
menimpa pekerja.

Baca: 1 Orang Pekerja Proyek Tol Bocimi Tewas dan 2 Kritis Akibat Tertimpa Beton
Runtuh"Kami sudah melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi dilokasi kejadian,"
kata dia. Polisi juga mengamankan tali selink crane untuk dijadikan barang bukti. Ada pun
korban meninggal dunia atasnama Maman (38) warga Kuningan sudah diberhasil dievakusi
dan dibawa ke RSUD Ciawi. "Dua orang lainnya masih dalam perawatan intensif hingga
malam ini dirumah sakit," terangnya.

Diberitakan sebelumnya, Proyek pembangunan Tol Bocimi di Desa Cimande Hilir, Caringin,
Kabupaten Bogor memakan korban pada Jumat (22/9/2019) petang tadi sekitar pukul 17.30
WIB. satu orang pekerja dikabarkan meninggal dunia dilokasi kejadian dan dua lainnya
mengalami kritis. saat dikonfirmasi, Kapolsek Caringin AKP Fitra Zuanda mengatakan, saat
ini ketiga korban yang tertimpa jembatan pembangunan tol bocimi sudah berhasil dievakuasi.
"Satu orang atas nama Maman (28) meninggal dunia dan dua orang lainnya luka-luka,"
terangnya kepada TribunnewsBogor.com.

Dari data kepolisian, Maman merupakan warga kuningan yang tewas tertimpa reruntuhan
jembatan yang berlokasi Kampung Tenggek, Desa Cimande hilir, Kecamatan Caringin,
Kabupaten Bogor. sementara itu, korban luka atasnama Saripudin (35) kakinya remuk
sebelah kanan dan umur kira2 35 tahun luka kaki Darwin (30) kaki kanan luka sobek."Saat
ini korban sudah dibawa ke RSUD Ciawi," katanya. berita ini sudah dimuat di
Tribunnewsbogor.com dengan judul: Begini Kronologis Ambruknya Beton Jembatan Proyek
Tol Bocimi, Selink Crane Jadi Barang Bukti Polisi.

ANALISA RESIKO

A. Identifikasi Bahaya - Resiko

JENIS IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI RESIKO PENGENDALIAN


PEKERJAAN KECELAKAAN PENYEBAB RISIKO
Pekerjaan 1. Komponen 1. Masa bodoh Cedera 1. Pastikan sling
Kontruksi Baja/ jatuh terhadap anggota kuat/kapasitas alat
Beton 2. Sambungan bahaya (kurang badan/ berat
sling lepas / tidak kematian 2. Pastikan sambungan
3. Sling putus mengenal kuat
4. Tertimpa benda sumber-sumber 3. Pastikan sling masih
jatuh bahaya) layak pakai
5. Jatuh dari 2. Tidak 4. Gunakan APD yang
ketinggian mematuhi sesuai
6. Baut patah aturan, metode 5. Gunakan safetynet
lelah kerja & & harness
7. Tergelincir instruksi kerja 6. Pasang baut sesuai
standar
7. Penempatan rambu-
rambu
8. Patuhi instruksi
kerja

B. Matriks Penilaian Resiko


1. Sambungan Sling Lepas
Likehood : Sangat jarang / Rare ( > 5 Tahun sekali )
Severity : Major - Catastrophic
2. Sling Putus
Likehood : Jarang / Unlikely ( 2-5 Tahun sekali )
Severity : Moderate – Major - Catastrophic
SEVERITY
No First Moderate/Medic Major/Cac Fatal/Catastroph
LIKEHOOD
Inju Aid/Mino al at ic
ries r
Almost (H) (H) (E) (E) (E)
Certain
Likely ( M) (H) (H) (E) (E)
Moderate (L) (M) (H) (E) (E)
Unlikely Sling Putus Sling Putus Sling Putus
( L) (L)
(M) (H) (E)
Rare (M) Sambungan Sambungan Sling
(L) (L) Sling Lepas Lepas
(H) (H)
Keterangan Tabel:

Extreme (E) : Penghentian kegiatan, keterlibatan manajemen puncak

High (H) : Penanganan dengan penjadualan yang secepatnya

Moderate (M) : Penjadualan dan penetapan tanggung jawab tindakan akan ditetapkan

Low (L) : Kendalikan dengan prosedur yang ada / rutin

Sumber : AS/NZS 4360 : Risk Management

C. Kesimpulan
Pada kasus diatas, penyebab jatuhnya korban pekerja antara Sling Putus atau Sling
Lepas. Sehingga, kasus proyek pembangunan jembatan tol bocimi ambruk ini dapat
dilakukan pengendalian resiko dengan penjadualan dan penetapan tanggung jawab
tindakan akan ditetapkan, penanganan dengan penjadualan yang secepatnya hingga
penghentian kegiatan serta keterlibatan manajemen puncak.
Bagaimana system K3 ditempat kasus mu sesuai dengan UU K3 Bab 3

Kronologi Ambruknya Beton Jembatan Proyek Tol Boccimi.

System yang ada pada kasus ini belum sesuai dengan UU K3 bab 3 karena belum bisa
mencegah atau mengurangi kecelakaan dan belum bisa mengamankan dan memelihara segala
jenis bangunan sehingga dapat terjadi ambruknya beton pada jembatan yang mengakibatkan
pekerja tertimpa bangunan proyek tersebut. Hal ini menandakan bahwa UU K3 pada Bab 3
belum diterapkan secara sepenuhnya,sehingga para pekerja menjadi korban karena mereka
juga tidak mendapatkan penyempurnaan dalam pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya tinggi.

Pada kasus ini hal yang tidak sesuai adalah :

- Mencegah dan mengurangi kecelakaan


- Memperoleh keserasian, antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya
- Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan
- Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi
Bagaimana Sistem K3 di Rumah Sakit Sesuai dengan UU No.1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja BAB 4

Menurut UU No.1 tahun 1970 Keselamatan Kerja Bab 4 Pasal 5, ayat 1 menjelaskan bahwa
"Direktur melakukan pelaksanaan umum terhadap Undang-undang ini sedangkan para
pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja ditugaskan menjalankan pengawasan langsung
terhadap ditaatinya Undang-undang ini dan membantu pelaksanaannya."

Pada kasus Ambruknya Beton Jembatan Proyek Tol Bocimi, yang dikerjakan oleh PT
Waskita itu runtuh karena pada saat pelepasan selink crane belum terpasang sepenuhnya
sehingga badan jembatan terjatuh dan menimpa pekerja. Menurut saya pegawai pengawas
belom menjalankan pengawasan langsung sehingga terjadilah kelalian dimana selink crane
belom terpasang sepenuhnya dan peristiwa tersebut terjadi.
Bagaimana Sistem K3 di Rumah Sakit Sesuai dengan UU No.1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja BAB 5

Menurut UU No.1 tahun 1970 Keselamatan Kerja Bab 5 Pasal 9. Ayat 1 menjelaskan
bahwa pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru
tentang
a. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerja
b. Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerja;
c. Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan;
d. Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya.
Dalam Kasus ini, pihak PT Waskita selaku pemilik proyek tersebut sudah mempekerjakan
tenaga kerja yang sebelumnya sudah di edukasi tentang bahaya di tempat kerja. Di lokasi
pengerjaan proyek tol Bocimi juga sudah tersedia alat-alat perlindungan diri bagi tenaga
kerja misalnya APD yang bersangkutan dengan adanya kecelakaan Kerja sekerti Helm,
dll.

Menurut UU No. 1 tahun 1970 Keselamatan Kerja Bab 5 Pasal 9. Ayat 3 menjelaskan
bahwa pengurus diwajibkan menyelengarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja yang
berada di bawah pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan pemberantasan
kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian
pertolongan pertama pada kecelakaan. Dalam kasus ini, pihak PT Waskita sudah
menfasilitasi para pekerja untuk pembinaan pertolongan pertama pada kecelakaan.
Sehingga saat kejadian ambruknya beton jembatan proyek tol Bocimi, pekerja yang sudah
dibekali pembinaan pertolongan pertama langsung mengevakuasi para pekerja dan
memberikan pertolongan pertama pada korban yang terdampak.
Menurut UU no 1 tahun 1970 tentang ketenagakerjaan. Dalam BAB 8 telah diatur
mengenai kewajiban dan atau hak tenaga kerja meliputi:

a. Bab 8 ayat 1 “Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai
pengawas atau ahli keselamatan kerja”
Dalam kasus ini, pekerja dari PT Waskita selaku kontraktor proyek Tol Bacimi telah
memberikan keterangan bahwa saat itu ia sedang memasang jembatan penyebrangan
orang dari beton berukuran sekitar 1,5 x 50 meter tiba-tiba badan jembatan berupa cor
beton runtuh dan menimpa 3 pekerja dibawahnya.
b. Bab 8 ayat 2 “Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan”
Dalam kasus ini, para pekerja PT Waskita telah memakai alat-alat pelindung diri yang
telah ditetapkan.
c. Bab 8 ayat 3 “Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan
kesehatan yang diwajibkan”
Dalam kasus ini, kecelakaan yang terjadi disebabkan karena belum terpenuhinya
sebagian standar operasional prosedur terutama dalam pengangkatan balok (erection
girder), pemasangan pengaku atau bracing dan proses penarikan kabel sehingga
apabila standar tersebut belum terpenuhi maupun sudah terpenuhi sebagaian maka
akan dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan bagi pekerja.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.tribunnews.com/regional/2017/09/23/kronologi-ambruknya-beton-jembatan-proyek-tol-
bocimi-diduga-penyebabnya-karena-ini?page=2.

Anda mungkin juga menyukai