Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Volume 20, No 2, Desember 2016 (142-155)


Online: http://journal.uny.ac.id/index.php/jpep

KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA SMP


DI KABUPATEN JEMBER DALAM MENYELESAIKAN SOAL
BERSTANDAR PISA
Dian Kurniati 1*, Romi Harimukti 1, Nur Asiyah Jamil 1
1
Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember
1Jl. Kalimantan No. 37, Krajan Timur, Sumbersari, Jember, Jawa Timur 68121, Indonesia

* Corresponding Author. Email: dian.kurniati@unej.ac.id


Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order
Thinking Skills/HOTS) siswa dalam menyelesaikan soal PISA berdasarkan indikator yang telah
disusun. Kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam penelitian ini meliputi kemampuan logika
dan penalaran, analisis, evaluasi, serta kreasi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data meliputi metode dokumentasi, tes,
dan wawancara. Hasil penelitian dari 30 siswa yang tersebar di beberapa SMP di Kabupaten
Jember didapatkan bahwa 18 siswa mampu melakukan kemampuan logika dan penalaran,
analisis, evaluasi, serta kreasi dengan baik dalam menyelesaikan beberapa soal, sehingga
tergolong memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan level sedang. Selanjutnya, 12
siswa tidak mampu melakukan kemampuan analisis, evaluasi, kreasi, logika dan penalaran
dengan baik dalam menyelesaikan semua soal, sehingga tergolong memiliki kemampuan
berpikir tingkat tinggi dengan level rendah.
Kata kunci: PISA, kemampuan logika dan penalaran, kemampuan analisis, evaluasi, kreasi

THE HIGHER ORDER THINKING SKILLS OF


JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS AT JEMBER DISTRICT IN
SOLVING PISA STANDAR-BASED TEST ITEM
Abstract
The purpose of this research was to describe the higher order thinking skills of students in
solving PISA standar-based test item based on indicators that had been compiled. The
indicators in this research were the ability of logic and reasoning, analysis, evaluation, and
creation. This research is a descriptive qualitative approach. The data collection methods in
this research were documentation, test, and interview. From 30 students spread across many
Junior High Scoolls in Jember district, 18 students are found to be able to perform logic skills
and reasoning, analysis, evaluation, and creation well in resolving some of the problems, thus
classified as having high level thinking skills with moderate level. Furthermore, 12 students are
not able to perform analytical skills, evaluation, creation, logic and reasoning well in solving all
the problems, so they are considered to have low level high order thinking skill.
Keywords: PISA, logic and reasoning, analysis, evaluation, creation skills

Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.21831/pep.v20i2.8058

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan


ISSN 1410-4725 (print) ISSN 2338-6061 (online)
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Volume 20, Nomor 2, Desember 2016

Pendahuluan harusnya mampu dicapai, serta untuk me-


Pada era globalisasi dan tuntutan Ma- ngetahui apakah siswa mampu mengapli-
syarakat Ekonomi Asean (MEA) memerlu- kasikan pengetahuaan mereka dalam ke-
kan sumber daya manusia (SDM) yang ber- hidupan sehari-hari.
kualitas. Salah satu faktor yang memenga- Soal-soal PISA bukan hanya menun-
ruhi kualitas SDM ialah pendidikan. Kuali- tut kemampuan dalam penerapan konsep
tas pendidikan dimulai dari peningkatan saja, tetapi lebih kepada bagaimana konsep
kualitas pembelajaran. Peningkatkan kualitas itu dapat diterapkan dalam berbagai macam
pembelajaran dapat dimulai dengan me- situasi. Wardhani (2015) mengemukakan
nyusun tujuan pembelajaran yang tepat bahwa soal PISA menuntut kemampuan pe-
(Istiyono, Mardapi, & Suparno, 2014). nalaran dan pemecahan masalah. Selanjut-
SDM yang berkualitas memiliki pemi- nya Setiawan (2014) mengemukakan soal
kiran kritis, sistematis, logis, kreatif, dan PISA selain menuntut kemampuan penalar-
kemauan untuk bekerja sama secara efektif. an juga menuntut kemampuan analisis, eva-
Sumber daya manusia yang memiliki pemi- luasi, dan kreasi dalam pengerjaannya.
kiran seperti yang telah disebutkan, dihasil- Berdasarkan hasil survei PISA tahun
kan dari lembaga pendidikan sekolah. Salah 2012 Indonesia hanya sedikit lebih baik dari
satu bidang ilmu yang sangat berperan da- Peru yang berada di ranking terbawah. Rata-
lam dunia pendidikan adalah matematika. rata skor matematika anak-anak Indonesia
Pemahaman matematika merupakan 375. Indonesia hanya menduduki rangking
pusat kesiapan generasi muda untuk hidup 64 dari 65 negara dengan rata-rata skor 375,
dalam masyarakat modern. Sebuah proporsi sementara rata-rata skor internasional ada-
pertumbuhan masalah dan situasi yang di- lah 500 (OECD, 2014, p. 5). Hal ini me-
hadapi dalam kehidupan sehari-hari, terma- nunjukkan kemampuan siswa Indonesia da-
suk dalam konteks profesional, memerlukan lam menyelesaikan soal-soal yang menuntut
beberapa tingkat pemahaman matematika, kemampuan analisis, evaluasi, kreasi, serta
penalaran matematika dan alat-alat matema- logika dan penalaran sangat kurang.
tika. Matematika adalah alat penting untuk Pohl (Lewy, Zulkardi, & Aisyah,
generasi muda karena mereka menghadapi 2009) menyatakan bahwa kemampuan meli-
masalah dan tantangan dalam aspek pribadi, batkan analisis, evaluasi, dan kreasi dianggap
pekerjaan, sosial, dan ilmiah kehidupan me- sebagai kemampuan berpikir tingkat tinggi.
reka. Dengan demikian, penting untuk me- Menurut Brookhart (2010, p. 29) kemampu-
miliki pemahaman tentang sejauh mana pe- an berpikir tingkat tinggi (HOTS) meliputi
serta didik yang cukup siap untuk menerap- kemam-puan logika dan penalaran (logic and
kan matematika dalam memecahkan masa- reasoning), analisis (analysis), evaluasi (evalu-
lah (OECD, 2013, p. 24). ation), dan kreasi (creation), pemecahan ma-
Keterlibatan Indonesia dalam Prog- salah (problem solving), dan pengambilan
ramme for International Student Assessment keputusan (judgement).
(PISA) adalah dalam upaya melihat sejauh Kemampuan analisis dapat diartikan
mana program pendidikan di negara kita sebagai kemampuan individu untuk menen-
berkembang dibanding negara-negara lain di tukan bagian-bagian dari suatu masalah dan
dunia. PISA merupakan suatu studi bertaraf menunjukkan hubungan antarbagian terse-
internasional yang diselenggarakan oleh Or- but, melihat penyebab-penyebab dari suatu
ganization for Economic Cooperation and Develo- peristiwa atau memberi argumen-argumen
pment (OECD) yang mengkaji kemampuan yang menyokong suatu pernyataan
berpikir siswa pada rentang usia 15 tahun (Sudrajat, 2011). Suherman memaparkan
yang diikuti oleh beberapa negara peserta, bahwa kemampuan evaluasi adalah kegiat-
termasuk Indonesia. Program ini dikem- an membuat penilaian berkenaan dengan
bangkan untuk mengukur apakah siswa pada nilai sebuah idea, kreasi, cara atau metode
usia tersebut telah menguapsai apa yang se- (Yudhanegara, 2012). Kemampuan kreasi

Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMP ... − 143


Dian Kurniati, Romi Harimukti, Nur Asiyah Jamil
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

adalah kemampuan untuk mengkombinasi- mengetahui kemampuan berpikir tingkat


kan elemen-elemen untuk membentuk se- tinggi siswa yang berumur 15 tahun dari
buah struktur yang baru dan unik, meran- hasil penyelesaian soal PISA yang diberikan.
cang cara, dan menemukan jawaban lebih Hasil penelitian ini diharapkan dapat mem-
dari satu (multiple solutions) (Brookhart, 2010, berikan informasi tentang kemampuan ber-
p. 55). Kemampuan penalaran ini diperlukan pikir tingkat tinggi siswa dalam disiplin ilmu
dalam proses berpikir dan menarik suatu matematika, sehingga dapat membantu me-
kesimpulan yang berupa pengetahuan ngembangkan kemampuan HOTS siswa gu-
Untuk mengetahui kemampuan ber- na memperbaiki level skor perolehan PISA
pikir tingkat tinggi seseorang, maka diperlu- dan dapat membantu memajukan kualitas
kan indikator-indikator yang mampu meng- matematika di Indonesia.
ukur kemampuan tersebut. Brookhart (2010)
menyatakan indikator untuk mengukur ke- Metode Penelitian
mampuan analisis ialah fokus pada ide uta-
ma, menganalisis argumen, serta memban- Jenis penelitian ini adalah penelitian
dingkan dan mengkontraskan. Indikator un- deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Me-
tuk mengukur kemampuan evaluasi ialah nurut (Sugiyono, 2010, p. 1), metode peneli-
kemampuan mengambil keputusan atau m- tian kualitatif adalah metode penelitian yang
etode agar sejalan dengan tujuan yang di- digunakan untuk meneliti pada kondisi
inginkan. Indikator untuk mengukur ke- objek yang alamiah. Analisis data bersifat
mampuan kreasi ialah menyelesaikan soal induktif dan hasil penelitian lebih menekan-
dengan solusi lebih dari satu, merancang kan makna dari pada generalisasi. Makna
suatu cara untuk menyelesaikan masalah, adalah data yang sebenarnya, data yang pasti
dan membuat sesuatu yang baru. Indikator yang merupakan suatu nilai dibalik data
kemampuan logika dan penalaran ialah yang tampak.
konten, penalaran dan bukti, serta kejelaan Pada penelitian ini dianalisis kemam-
gaya bahasa. puan berpikir tingkat tinggi (HOTS) siswa
Untuk mewujudkan sumber daya rentang usia 15 tahun di beberapa sekolah
manusia yang berkuaitas dan meningkatkan kabupaten Jember berbasis assessment logic
skor PISA Indonesia, maka diperlukan and reasoning dan assessment analysis, evaluation,
pembenahan dan pembaharuan pada aspek and creation dalam menyelesaikan soal PISA.
pendidikan. Untuk membenahi aspek pen- Jadi, pendeskripsian dan pengkategorian
didikan, langkah awal yang harus dilakukan tingkat kemamampuan berpikir tingkat ting-
ialah mengetahui dan mengenali kemampu- gi merupakan sasaran utama penelitian ini.
an siswa secara menyeluruh dari semua di- Untuk mencapai sasaran tersebut, diperlu-
siplin ilmu, sehingga memudahkan pengem- kan suatu prosedur penelitian. Adapun pro-
bangan kemampuan siswa di dalam berbagai sedur penelitian ini terdapat pada Gambar
disiplin ilmu. Adapun mengenali kemampu- 1.
an siswa secara menyeluruh mengandung Kegiatan Penentuan Subjek
arti mengenali kemampuan berpikir tingkat Pendahuluan Penelitian
rendah (LOTS) dan kemampuan berpikir
tingkat tinggi (HOTS) siswa. Beragamnya Pembuatan
kemampuan tersebut mengharuskan digali Validasi Instrumen
Instrumen
secara langsung terhadap siswa dengan ling-
kup objek penelitian yang luas. Hal tersebut
Analisis Hasil Pengumpulan
bertujuan mendapatkan data yang akurat Validasi Data
dan mendetail.
Sehubungan dengan permasalahan-
permasalahan yang telah dipaparkan, pene- Kesimpulan Analisis Data
litian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk
Gambar 1. Prosedur Penelitian

144 − Volume 20, Nomor 2, Desember 2016


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Volume 20, Nomor 2, Desember 2016

Pada Gambar 1 dijelaskan bahwa sebut. Langkah terakhir, membagi jangkau-


tahap awal dalam penelitian ini yaitu tahap an data menjadi 3 bagian, sehingga diper-
kegiatan pendahuluan. Tahap pendahuluan, oleh interval kelas. Interval kelas terendah,
peneliti menentukan daerah/tempat peneli- sedang, dan tertinggi secara berurutan men-
tian yang meliputi beberapa SMP di Ka- cerminkan kategori siswa HOTS level ren-
bupaten Jember. Setelah tempat penelitian dah, sedang, dan tinggi.
ditentukan, peneliti menentukan subjek pe-
nelitian. Subjek penelitian merupakan siswa Hasil Penelitian dan Pembahasan
SMP yang berusia 15 tahun sebanyak 30
siswa. Subjek penelitian yaitu siswa SMP
Suatu penelitian harus ada suatu in- berumur 15 tahun sebanyak 30 siswa yang
strumen penelitian yang telah valid. Sebe- tersebar di beberapa SMP di Kabupaten
lum peneliti melakukan penelitian, maka pe- Jember. Selanjutnya, subjek penelitian terse-
neliti harus membuat instrumen penelitian. but mengikuti tes soal PISA dan wawancara
Instrumen tersebut meliputi rubrik penilai- pada waktu yang telah ditentukan. Hasil
an, soal tes PISA, dan pedoman wawancara. skor yang diperoleh dari jawaban tes soal
Kemudian instrumen tersebut divalidasi ke- PISA dan wawancara, digunakan dalam me-
pada validator. Pada hasil uji validasi, pene- nentukan level kemampuan berpikir tingkat
liti melakukan analisis terhadap hasil terse- tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS)
but untuk mengetahui tingkat kevalidannya. siswa. Dari hasil tes dan wawancara HOTS
Jika instrumen telah valid, maka in- siswa yang meliputi aspek logika dan pena-
strumen tersebut dapat digunakan untuk ta- laran, analisis, evaluasi, dan kreasi didapat-
hap penelitian atau pengumpulan data. Pada kan skor skor tertinggi dan terendah secara
tahap ini dilakukan dengan melakukan tes berturut-turut adalah 146 dan 61. Dari skor
pada soal berstandar PISA untuk menge- tersebut dibuat kategorisasi tingkat kemam-
tahui kemampuan berpikir tingkat tinggi puan berpikir tingkat tinggi (HOTS) siswa
khusus untuk aspek kemampuan analisis, yang disajikan pada Tabel 1.
logika dan penalaran. Setelah tes tersebut
dilakukan, pada akhirnya dilakukan wawan- Tabel 1. Kategorisasi Skor HOTS siswa
cara terhadap siswa untuk memperoleh data No. Skor Kategori
dari aspek evaluasi dan kreasi siswa.
1. 50 ≤ skor < 88 Rendah
Tahap selanjutnya adalah analisis data.
pada tahap ini hasil jawaban siswa dari soal 2. 88 ≤ skor < 126 Sedang
tes PISA dan wawancara yang telah dilaku- 3. 126 ≤ skor < 165 Tinggi
kan akan dianalisis. Analisis ini bertujuan
untuk mendeskripsikan kemampuan berpi- Adapun hasil penelitian yang didapat,
kir tingkat tinggi siswa berusia 15 tahun ber- dari 30 subjek penelitian didapatkan bahwa
basis assessment logic and reasoning dan assess- tidak ada siswa dengan HOTS tinggi, 18
ment analysis, evaluation, and creation. Setelah siswa dengan HOTS sedang, dan 12 siswa
itu, melakukan pengkategorian level HOTS dengan HOTS rendah. HOTS level sedang
tinggi, sedang, dan rendah. Adapun langkah- kurang mampu melakukan kemampuan ana-
langkah pengelompokannya sebagai berikut. lisis, evaluasi, kreasi, logika dan penalaran
Pertama, mencari nilai minimum dengan dengan baik untuk beberapa soal. HOTS le-
cara mengalikan banyak soal tes dengan vel rendah tidak mampu melakukan kemam-
skor terendah rubrik penilaian untuk ke- puan analisis, evaluasi, kreasi, logika dan
mampuan HOTS. Langkah kedua, mencari penalaran dengan baik untuk semua soal.
nilai maksimum dengan cara mengalikan Tes soal PISA yang diberikan ialah
banyak soal tes dengan skor tertinggi rubrik soal mirip PISA dalam bahasa Indonesia
penilaian setiap kemampuan HOTS. Lang- yang diadopsi dari tes PISA tahun 2012. Tes
kah ketiga, menentukan jangkauan data ter- ini terdiri dari 5 butir soal. Berikut akan

Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMP ... − 145


Dian Kurniati, Romi Harimukti, Nur Asiyah Jamil
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

disajikan hasil pengerjaan beberapa siswa 40/1257 lebih kecil dari 30/771, maka pizza
yang mewakili dalam kemampuan HOTS yang paling murah ialah pizza dengan di-
level sedang dan rendah. meter 40 cm. Jawaban tersebut tepat, logis,
dan teoretis. Selanjutnya, siswa dapat mela-
HOTS Level Sedang kukan pengujian ulang dan mengkritisi ja-
S101 merupakan kode pertama siswa waban dengan baik. Hal tersebut didasari
berkemampuan HOTS level sedang. Ada- oleh kemampuan analisis argumen yang
pun hasil pengerjaan siswa tersebut untuk baik pula, sebab setiap langkah pengerjaan
soal nomor satu disajikan pada Gambar 2. didasari bukti dan alasan.
Adapun hasil pengerjaan siswa S101
untuk soal nomor dua disajikan pada
Gambar 3.

Gambar 2. Hasil Pengerjaan Soal Gambar 3. Hasil Pengerjaan Soal


Nomor 1 oleh Siswa S101 Nomor 2 oleh Siswa S101
Soal nomor satu yang diujikan ialah Soal nomor dua yang diujikan ialah
soal uraian terbuka yang terbatas. Adapun soal uraian terbuka yang terbatas. Adapun
materi soal tersebut terdiri dari konten materi soal tersebut terdiri dari konten ma-
matematika Change and Relationships, konteks tematika Change and Relationships, konteks
Occupational, dan proses Formulate. Soal kon- Personal, dan proses Formulate. Soal konteks-
tekstual ini mengharuskan siswa untuk tual ini mengharuskan siswa untuk meng-
mengubah dan mencari hubungan satu de- ubah dan mencari hubungan satu dengan
ngan yang lain, serta membuat formula un- yang lain, serta membuat formula untuk
tuk menemukan jawaban. Siswa berkemam- menemukan jawaban. Siswa berkemampuan
puan HOTS level sedang mengerti tentang HOTS sedang kurang mengerti terhadap
aplikasi aljabar dalam kehidupan sehari-hari. materi satuan dari variabel dan mengonversi
Berdasarkan hasil pengerjaan dan wawan- ke dalam bentuk lain. Namun, siswa mampu
cara, siswa tersebut mampu mengidentifika- menuliskan hal yang diketahui dan ditanya
si hal yang diketahui dan ditanya. Pizza dari soal. Rumus langkah dan panjang lang-
dengan diameter 30 cm dan 40 cm merupa- kah Bernard merupakan hal yang diketahui,
kan hal yang diketahui. Sedangkan pizza sedangkan kecepatan Bernard merupakan
mana yang lebih murah merupakan hal yang hal yang ditanya. Siswa merancang cara pe-
ditanya. Siswa tersebut mampu merancang ngerjaan dengan mengganggap nilai n men-
cara pengerjaan dengan mencari harga 1 cerminkan kecepatan dalam meter per me-
cm2. Semakin murah harga 1 cm2, maka se- nit. Selanjutnya, mengonversi satuan meter
makin hemat harga keseluruhan. Hal terse- per menit ke dalam kilometer per jam de-
but didasari atas analisis dasar kegunaan hal ngan mengalikan 1000 kemudian membagi
yang diketahui dalam menjawab soal. Perbe- dengan 3600. Argumen tersebut tidaklah
daan diameter memangurihi perbedaan logis, sebab nilai n ialah jumlah langkah per
pada luas pizza dan harga per 1 cm2. Pada menit, dan mengonversi satuan satuan
konten jawaban, siswa memberikan penje- meter per menit ke dalam kilometer per jam
lasan tentang hubungan antara luas pizza
dengan harga, untuk mencari harga 1 cm2. dengan mengalikan kemudian memba-
Untuk mengetahui hal tersebut, maka harga gi dengan 3600. Oleh karena itu, siswa tidak
pizza dibagi dengan luas pizza. Oleh karena mampu melakukan pengujian ulang, sebab

146 − Volume 20, Nomor 2, Desember 2016


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Volume 20, Nomor 2, Desember 2016

sebagian besar langkah pengerjaan tidak di- matematika Change and Relationships, konteks
dukung bukti dan alasan yang logis. Societal, dan proses Formulate. Soal konteks-
Adapun hasil pengerjaan siswa S101 tual ini mengharuskan siswa untuk meng-
untuk soal nomor tiga disajikan pada ubah dan mecari hubungan satu dengan
Gamber 4. yang lain, serta membuat formula untuk
menemukan jawaban. Siswa berkemampuan
HOTS level sedang mengerti tentang
aplikasi materi gerak lurus beraturan. Siswa
mampu menuliskan hal yang diketahui dan
ditanya dengan tepat. Kecepatan mendaki,
kecepatan turun, serta panjang lintasan
Gambar 4. Hasil Pengerjaan Soal pendakian dan turun merupakan hal yang
Nomor 3 oleh Siswa S101 diketahui. Sedangkan pukul berapa Toshi
harus berangkat agar kembali tepat pada
Soal nomor tiga yang diujikan ialah pukul 20.00 merupakan hal yang ditanya.
soal yang membutuhkan jawaban singkat. Siswa merancang cara pengerjaan dengan
Adapun materi soal tersebut terdiri dari mencari waktu yang diperlukan untuk men-
konten matematika Space and shape, konteks daki dan turun dengan menggunakan form-
Occupational, dan proses Formulate. Soal kon-
ula v=s/t. Kemudian, menganggap pukul
tekstual ini mengharuskan siswa untuk me- Toshi harus berangkat dengan mengurang-
nguasai geometri, serta membuat formula kan waktu total perjalanan dengan jam ha-
untuk menemukan jawaban. Siswa berke- rus kembali. Argumen tersebut terbalik, se-
mampuan HOTS level sedang kurang me- harusnya jam harus kembali dikurangi de-
ngerti terhadap aplikasi keliling bangun da- ngan waktu total perjalanan. Hal tersebut
tar dalam kehidupan sehari-hari. Untuk ke- mempengaruhi pada kurang mampunya
mampuan mengidentifikasi ide utama, siswa siswa dalam melakukan pengujian ulang.
mampu menuliskan hal yang diketahui dan
ditanya dengan tepat. Empat buah desain
pagar yang berbeda bentuk merupakan hal
yang diketahui, sedangkan desain mana yang
bisa dibuat dari 32 m kayu merupakan hal
yang ditanya. Siswa tersebut merancang cara
pengerjaan dengan menghitung keliling
desain dan keindahan desain. Desain den-
gan keliling kurang atau sama dengan 32 m,
maka desain tersebut diterima. Oleh karena
itu, jawaban akhir siswa ialah desain D.
Selanjutnya, berdasarkan aspek keindahan Gambar 5. Hasil Pengerjaan Soal
desain A bagus dan indah, maka desain ter- Nomor 4 oleh Siswa S101
sebut diterima. Argumen tersebut tidaklah
logis, sebab untuk menentukan desain yang Adapun hasil pengerjaan siswa S101
bisa dibuat dari 32 m kayu hanya ditentukan untuk soal nomor lima disajikan pada
oleh keliling desain pagar saja. Alasan yang Gambar 6. Soal nomor lima yang diujikan
tidak logis tersebut mendorong siswa ku- ialah soal yang memerlukan jawaban sing-
rang mampu melakukan pengujian ulang kat. Adapun materi soal tersebut terdiri dari
serta mengkritisi langkah pengerjaan. konten matematika Quantity, konteks Perso-
Adapun hasil pengerjaan siswa S101 nal, dan proses Formulate. Soal kontekstual
untuk soal nomor empat disajikan pada ini mengharuskan siswa memahami terh-
Gambar 5. Soal nomor empat yang diujikan adap hubungan bilangan dan pola bilangan,
ialah soal uraian terbuka yabg terbatas. Ada- serta membuat formula untuk menemukan
pun materi soal tersebut terdiri dari konten jawaban. Siswa berkemampuan HOTS level

Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMP ... − 147


Dian Kurniati, Romi Harimukti, Nur Asiyah Jamil
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

sedang mengerti terhadap aplikasi perban- mampu merancang cara pengerjaan dengan
dingan senilai dalam kehidupan sehari-hari. mencari harga 1 cm2. Semakin murah harga
Siswa tersebut mampu menuliskan hal yang 1 cm2, maka semakin hemat harga keselu-
diketahui dan ditanya soal dengan tepat. ruhan. Hal tersebut didasari atas analisis
Komposisi bahan-bahan untuk membuat dasar kegunaan hal yang diketahui dalam
saus salad 100 mL merupakan hal yang menjawab soal. Perbedaan diameter meme-
ditanya, sedangkan berapa mL minyak salad ngaruhi perbedaan pada luas pizza dan
yang dibutuhkan untuk membuat 150 mL harga per 1 cm2. Pada konten jawaban, sis-
saus salad merupakan hal yang ditanya. wa memberikan penjelasan tentang hubung-
Siswa merancang cara pengerjaan dengan an antara luas pizza dengan harga, untuk
menggunakan perbandingan senilai. Untuk mencari harga 1 cm2. Untuk mengetahui hal
membuat saus salad 100 mL membutuhkan tersebut, maka harga pizza dibagi dengan
60 mL, maka untuk membuat saus salad luas pizza. Oleh karena 40/1257 lebih kecil
150 mL membutuhkan 90 mL. Argumen dari 30/771, maka pizza yang paling murah
tersebut logis dan teoretis, sehingga men- ialah pizza dengan diameter 40 cm. Jawaban
dorong siswa mampu melakukan pengujian tersebut tepat, logis, dan teoretis. Selanjut-
ulang dan mengkritisi langkah pengerjaan. nya, siswa dapat melakukan pengujian ulang
dan mengkritisi jawaban dengan baik. Hal
tersebut didasari oleh kemampuan analisis
argumen yang baik pula, sebab setiap lang-
kah pengerjaan didasari bukti dan alasan.
Adapun hasil pengerjaan siswa S102
untuk soal nomor dua disajikan pada
Gambar 8.
Gambar 6. Hasil Pengerjaan Soal
Nomor 5 oleh Siswa S101

S102 merupakan kode kedua siswa


berkemampuan HOTS level sedang. Ada-
pun hasil pengerjaan siswa tersebut untuk
soal nomor satu disajikan pada Gambar 7.

Gambar 8. Hasil Pengerjaan Soal


Nomor 2 oleh Siswa S102
Gambar 7. Hasil Pengerjaan Soal Siswa berkemampuan HOTS sedang
Nomor 1 oleh Siswa S102 kurang mengerti terhadap materi satuan dari
variabel dan mengonversi ke dalam bentuk
Siswa berkemampuan HOTS level se- lain. Namun, siswa mampu menuliskan hal
dang mengerti tentang aplikasi aljabar dalam yang diketahui dan ditanya dari soal. Rumus
kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil pe- langkah dan panjang langkah Bernard meru-
ngerjaan dan wawancara, siswa tersebut pakan hal yang diketahui, sedangkan kece-
mampu mengidentifikasi hal yang diketahui patan Bernard merupakan hal yang ditanya.
dan ditanya. Pizza dengan diameter 30 cm Siswa merancang cara pengerjaan dengan
dan 40 cm merupakan hal yang diketahui, mengganggap nilai n mencerminkan kece-
sedangkan pizza mana yang lebih murah patan dalam meter per menit. Argumen ter-
merupakan hal yang ditanya. Siswa tersebut sebut tidaklah logis, sebab nilai n ialah jum-

148 − Volume 20, Nomor 2, Desember 2016


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Volume 20, Nomor 2, Desember 2016

lah langkah per menit, dan mengonversi kat agar kembali tepat pada pukul 20.00
satuan satuan meter per menit ke dalam merupakan hal yang ditanya. Siswa tidak
kilometer per jam dengan mengalikan merancang cara pengerjaan dikarenakan ke-
bingungan terhadap soal dan kegunaan hal
kemudian membagi dengan 3600. Oleh ka-
yang diketahui. Jawaban siswa yang menun-
rena itu, siswa tidak mampu melakukan
jukkan pukul 14.00 Toshi harus berangkat
pengujian ulang, sebab sebagian besar lang-
merupakan hasil menduga-duga tanpa diser-
kah pengerjaan tidak didukung bukti dan
tai alasan logis. Oleh karena itu, siswa tidak
alasan yang logis.
mampu melakukan pengujian ulang serta
Adapun hasil pengerjaan siswa S102
mengkritisi langkah pengerjaan.
untuk soal nomor tiga disajikan pada
Gambar 9.

Gambar 10. Hasil Pengerjaan Soal


Gambar 9. Hasil Pengerjaan Soal Nomor 4 oleh Siswa S102
Nomor 3 oleh Siswa S102
Adapun hasil pengerjaan siswa S102
Siswa berkemampuan HOTS level untuk soal nomor lima sebagai berikut.
sedang mengerti terhadap aplikasi keliling
bangun datar dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk kemampuan mengidentifikasi ide
utama, siswa mampu menuliskan hal yang
diketahui dan ditanya dengan tepat. Empat
buah desain pagar yang berbeda bentuk
merupakan hal yang diketahui, sedangkan
desain mana yang bisa dibuat dari 32 m
kayu merupakan hal yang ditanya. Siswa
tersebut merancang cara pengerjaan dengan
menghitung keliling desain. Desain dengan Gambar 11. Hasil Pengerjaan Soal
keliling kurang atau sama dengan 32 m, Nomor 5 oleh Siswa S102
maka desain tersebut diterima. Oleh karena
itu, jawaban akhir siswa ialah desain D. Ar- Siswa berkemampuan HOTS level se-
gumen tersebut logi dan teoretis. Oleh kare- dang mengerti terhadap aplikasi perban-
na itu siswa mampu melakukan pengujian dingan senilai dalam kehidupan sehari-hari.
ulang dan mengkritisi langkah pengerjaan. Siswa tersebut mampu menuliskan hal yang
Adapun hasil pengerjaan siswa S102 diketahui dan ditanya soal dengan tepat.
untuk soal nomor empat disajikan pada Komposisi bahan-bahan untuk membuat
Gambar 10. saus salad 100 mL merupakan hal yang
Siswa berkemampuan HOTS level ditanya, sedangkan berapa mL minyak salad
sedang kurang mengerti tentang aplikasi yang dibutuhkan untuk membuat 150 mL
materi gerak lurus beraturan. Namun, siswa saus salad merupakan hal yang ditanya.
mampu menuliskan hal yang diketahui dan Siswa merancang cara pengerjaan dengan
ditanya dengan tepat. Kecepatan daki, kece- menggunakan perbandingan senilai. Untuk
patan turun, serta panjang lintasan daki dan membuat saus salad 100 mL membutuhkan
turun merupakan hal yang diketahui, se- 60 mL, maka untuk membuat saus salad
dangkan pukul berapa Toshi harus berang- 150 mL membutuhkan 90 mL. Argumen
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMP ... − 149
Dian Kurniati, Romi Harimukti, Nur Asiyah Jamil
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

tersebut logis dan teoretis, sehingga men- Siswa berkemampuan HOTS rendah
dorong siswa mampu melakukan pengujian kurang mengerti terhadap materi satuan dari
ulang dan mengkritisi langkah pengerjaan. variabel dan mengonversi ke dalam bentuk
lain. Namun siswa mampu menuliskan hal
HOTS Level Rendah yang diketahui dan ditanya dari soal. Rumus
S201 merupakan kode subjek peneliti- langkah dan panjang langkah Bernard meru-
an pertama siswa berkemampuan HOTS pakan hal yang diketahui, sedangkan kece-
rendah. Berikut ini merupakan hasil penger- patan Bernard merupakan hal yang ditanya.
jaan siswa S201 dalam menyelesaikan soal Siswa merancang cara pengerjaan dengan
nomor satu. mengganggap nilai n mencerminkan kece-
patan dalam meter per menit. Sehingga di-
dapat jawaban siswa 112 m/menit. Argu-
men tersebut tidaklah logis, sebab nilai n
ialah jumlah langkah per menit, dan me-
ngonversi satuan satuan meter per menit ke
Gambar 12. Hasil Pengerjaan Soal
dalam kilometer per jam dengan mengalikan
Nomor 1 oleh Siswa S201
kemudian membagi dengan 3600. Oleh
Siswa berkemampuan HOTS level karena itu, siswa tidak mampu melakukan
rendah kurang mengerti tentang aplikasi al- pengujian ulang, sebab sebagian besar lang-
jabar dalam kehidupan sehari-hari. Berda- kah pengerjaan tidak didukung bukti dan
sarkan hasil pengerjaan dan wawancara, alasan yang logis.
siswa tersebut mampu mengidentifikasi hal Adapun hasil pengerjaan siswa S201
yang diketahui dan ditanya. Pizza dengan untuk soal nomor tiga disajikan pada
diameter 30 cm dan 40 cm merupakan hal Gambar 14.
yang diketahui, sedangkan pizza mana yang
lebih murah merupakan hal yang ditanya.
Siswa tersebut mampu merancang cara
pengerjaan dengan menbandingkan harga
pizza berdiameter 30 cm dengan 40 cm.
Oleh karena itu, siswa menjawab pizza ber-
diameter 30 cm lebih murah, dikarenakan
30 zeds lebih kecil dari 40 zeds. Jawaban Gambar 14. Hasil Pengerjaan Soal
tersebut tidak tepat dan logis, dikarenakan Nomor 3 oleh Siswa S201
ada hubungan antara harga dan luas pizza.
Siswa hanya menduga-duga tanpa disertai Siswa berkemampuan HOTS level
alasan logis. Oleh karena itu, siswa tidak rendah kurang mengerti terhadap aplikasi
mampu melakukan pengujian ulang dan keliling bangun datar dalam kehidupan
mengkritisi jawaban. sehari-hari. Untuk kemampuan mengiden-
Adapun hasil pengerjaan siswa S201 tifikasi ide utama, siswa mampu menuliskan
untuk soal nomor dua disajikan pada hal yang diketahui dan ditanya dengan tepat.
Gambar 12. Empat buah desain pagar yang berbeda
bentuk merupakan hal yang diketahui, se-
dangkan desain mana yang bisa dibuat dari
32 m kayu merupakan hal yang ditanya.
Siswa tersebut merancang cara pengerjaan
dengan menghitung keliling desain. Desain
dengan keliling kurang atau sama dengan 32
m, maka desain tersebut diterima. Oleh
Gambar 13. Hasil Pengerjaan Soal karena itu, jawaban akhir siswa ialah desain
Nomor 2 oleh Siswa S201 B dan D. Argumen tersebut tidak logis

150 − Volume 20, Nomor 2, Desember 2016


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Volume 20, Nomor 2, Desember 2016

untuk desain B, sebab desain B berbentuk wa tidak merancang cara dikarenakan kebi-
jajaran genjang dengan keliling lebih dari 32 ngungan terhadap soal dan kegunaan hal
m. Oleh karena, itu siswa kurang mampu yang diketahui. Jawaban siswa yang menun-
melakukan pengujian ulang dan mengkritisi jukkan 110 mL minyak salad yan dibutuh-
langkah pengerjaan. kan merupakan hasil menduga-duga tanpa
Adapun hasil pengerjaan siswa S201 disertai alasan logis. Oleh karena itu, siswa
untuk soal nomor empat disajikan pada tidak mampu melakukan pengujian ulang
Gambar 15. serta mengkritisi langkah pengerjaan.
S202 merupakan kode subjek peneli-
tian kedua siswa berkemampuan HOTS
rendah. Berikut ini merupakan hasil penger-
Gambar 15. Hasil Pengerjaan Soal jaan siswa S202 dalam menyelesaikan soal
Nomor 4 oleh Siswa S201 nomor satu.

Siswa berkemampuan HOTS level


rendah kurang mengerti tentang aplikasi
materi gerak lurus beraturan. Siswa mampu
menuliskan hal yang diketahui dan ditanya
dengan tepat. Kecepatan daki, kecepatan Gambar 17. Hasil Pengerjaan Soal
turun, serta panjang lintasan daki dan turun Nomor 1 oleh Siswa S202
merupakan hal yang diketahui, sedangkan
pukul berapa Toshi harus berangkat agar Siswa berkemampuan HOTS level
kembali tepat pada pukul 20.00 merupakan rendah kurang mengerti tentang aplikasi al-
hal yang ditanya. Siswa tidak merancang jabar dalam kehidupan sehari-hari. Berda-
cara pengerjaan dikarenakan kebingungan sarkan hasil pengerjaan dan wawancara,
terhadap soal dan kegunaan hal yang di- siswa tersebut mampu mengidentifikasi hal
ketahui. Jawaban siswa yang menunjukkan yang diketahui dan ditanya. Pizza dengan
pukul 09.30 Toshi harus berangkat merupa- diameter 30 cm dan 40 cm merupakan hal
kan hasil menduga-duga tanpa disertai ala- yang diketahui, sedangkan pizza mana yang
san logis. Oleh karena itu, siswa tidak mam- lebih murah merupakan hal yang ditanya.
pu melakukan pengujian ulang serta meng- Siswa tersebut mampu merancang cara
kritisi langkah pengerjaan. pengerjaan dengan menbandingkan harga
Adapun hasil pengerjaan siswa S201 pizza berdiameter 30 cm dengan 40 cm.
untuk soal nomor lima disajikan pada Oleh karena itu, siswa menjawab pizza
Gambar 16. berdiameter 30 cm lebih murah, dikarena-
kan 30 zeds lebih kecil dari 40 zeds.
Jawaban tersebut tidak tepat dan logis,
dikarenakan ada hubungan antara harga dan
Gambar 16. Hasil Pengerjaan Soal luas pizza. Siswa hanya menduga-duga
Nomor 5 oleh Siswa S201 tanpa disertai alasan logis. Oleh karena itu,
siswa tidak mampu melakukan pengujian
Siswa berkemampuan HOTS level ulang dan mengkritisi jawaban.
rendah kurang mengerti terhadap aplikasi Adapun hasil pengerjaan siswa S202
perbandingan senilai dalam kehidupan se- untuk soal nomor dua disajikan pada
hari-hari. Siswa tersebut mampu menuliskan Gambar 18.
hal yang diketahui dan ditanya soal dengan
tepat. Komposisi bahan-bahan untuk mem-
buat saus salad 100 mL merupakan hal yang
ditanya, sedangkan berapa mL minyak salad
yang dibutuhkan untuk membuat 150 mL Gambar 18. Hasil Pengerjaan Soal
saus salad merupakan hal yang ditanya. Sis- Nomor 2 oleh Siswa S202
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMP ... − 151
Dian Kurniati, Romi Harimukti, Nur Asiyah Jamil
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Siswa berkemampuan HOTS rendah Adapun hasil pengerjaan siswa S202


tidak mengerti terhadap materi satuan dari untuk soal nomor empat disajikan pada
variabel dan mengonversi ke dalam bentuk Gambar 20.
lain. Namun, siswa mampu menuliskan hal
yang diketahui dan ditanya dari soal. Rumus
langkah dan panjang langkah Bernard
merupakan hal yang diketahui, sedangkan Gambar 20. Hasil Pengerjaan Soal
kecepatan Bernard merupakan hal yang di- Nomor 4 oleh Siswa S202
tanya. Siswa tidak merancang cara penger-
Siswa berkemampuan HOTS level se-
jaan dan menjawab soal dikarenakan ke-
dang mengerti tentang aplikasi materi gerak
bingungan terhadap soal dan kegunaan hal
lurus beraturan. Siswa mampu menuliskan
yang diketahui.
hal yang diketahui dan ditanya dengan tepat.
Adapun hasil pengerjaan siswa S202
Kecepatan daki, kecepatan turun, serta pan-
untuk soal nomor tiga disajikan pada
jang lintasan daki dan turun merupakan hal
Gambar 19.
yang diketahui, sedangkan pukul berapa
Toshi harus berangkat agar kembali tepat
pada pukul 20.00 merupakan hal yang di-
tanya. Siswa tidak mampu menjawab dan
hanya menuliskan panjang lintasan keselu-
ruhan yakni 18 km.
Adapun hasil pengerjaan siswa S202
untuk soal nomor lima disajikan pada
Gambar 19. Hasil Pengerjaan Soal Gambar 21.
Nomor 3 oleh Siswa S202

Siswa berkemampuan HOTS level


rendah kurang mengerti terhadap aplikasi
keliling bangun datar dalam kehidupan se-
hari-hari. Untuk kemampuan mengidenti- Gambar 21. Hasil Pengerjaan Soal
fikasi ide utama, siswa mampu menuliskan Nomor 4 oleh Siswa S202
hal yang diketahui dan ditanya dengan tepat.
Empat buah desain pagar yang berbeda Siswa berkemampuan HOTS level
bentuk merupakan hal yang diketahui, rendah mengerti terhadap aplikasi perban-
sedangkan desain mana yang bisa dibuat dingan senilai dalam kehidupan sehari-hari.
dari 32 m kayu merupakan hal yang ditanya. Siswa tersebut mampu menuliskan hal yang
Siswa tersebut merancang cara pengerjaan diketahui dan ditanya soal dengan tepat.
dengan menghitung keliling desain dan ke- Komposisi bahan-bahan untuk membuat
indahan desain. Desain dengan keliling ku- saus salad 100 mL merupakan hal yang
rang atau sama dengan 32 m, maka desain ditanya, sedangkan berapa mL minyak salad
tersebut diterima. Oleh karena itu, jawaban yang dibutuhkan untuk membuat 150 mL
akhir siswa ialah desain D. Selanjutnya, saus salad merupakan hal yang ditanya.
berdasarkan aspek keindahan desain A dan Siswa merancang cara pengerjaan dengan
C bagus dan indah, maka desain tersebut menggunakan perbandingan senilai. Untuk
diterima. Argumen tersebut tidaklah logis, membuat saus salad 100 mL membutuhkan
sebab untuk menentukan desain yang bisa 60 mL, maka untuk membuat saus salad
dibuat dari 32 m kayu hanya ditentukan 150 mL membutuhkan 90 mL. Argumen
oleh keliling desain pagar saja. Alasan yang tersebut logis dan teoretis, sehingga mendo-
tidak logis tersebut mendorong siswa ku- rong siswa mampu melakukan pengujian
rang mampu melakukan pengujian ulang ulang dan mengkritisi langkah pengerjaan.
serta mengkritisi langkah pengerjaan.

152 − Volume 20, Nomor 2, Desember 2016


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Volume 20, Nomor 2, Desember 2016

Berdasarkan hasil pengerjaan siswa di digunakan dalam menjawab soal dengan


atas dapat diketahui kecenderungan kemam- tepat untuk semua soal. Siswa tersebut tidak
puan berpikir tingkat tinggi siswa. Kemam- yakin dengan jawaban dan cara yang di-
puan analisis berkaitan dengan kemampuan gunakan dalam menjawab soal. Selanjutnya,
identifikasi ide utama soal, menganalisis siswa tersebut tidak mampu mengkritisi
argumen, serta membandingkan dan me- argumen dengan tepat untuk semua soal.
ngontraskan hal yang diketahui. Siswa ber- Siswa tidak melakukan pengecekan ulang
level HOTS sedang mampu mengidentifi- tidak mengerti terhadap langkah pengerjaan.
kasi ide utama dengan menyatakan hal yang Kemampuan kreasi berkaitan dengan
diketahui dan ditanya pada soal dengan kemampuan merancang cara pengerjaan
jelas, ringkas, dan tepat untuk semua soal. soal dan membuat langkah pengerjaan baru.
Selanjutnya, siswa tersebut memberikan ala- Siswa berlevel HOTS sedang mampu me-
san teoretis dalam setiap langkah pengerjaan rancang cara pengerjaan untuk menjawab
hingga jawaban akhir dengan tepat untuk beberapa soal dengan tepat. Siswa terbut
beberapa soal. Siswa tersebut juga mampu merancang cara dengan mempertimbangkan
memberikan persamaan, perbedaan, serta analisis awal pada hal yang diketahui dan
kegunaan hal yang diketahui untuk menja- ditanya pada soal, sehingga diperoleh cara
wab soal dengan tepat untuk beberapa soal. pengerjaan yang tepat. Selanjutnya, siswa
Siswa berlevel HOTS rendah mampu tersebut mampu membuat langkah penger-
mengidentifikasi ide utama dengan menya- jaan baru dengan memadukan langkah-lang-
takan hal yang diketahui dan ditanya pada kah pengerjaan sebelumnya secara logis dan
soal dengan tepat untuk semua soal. Na- teoretis untuk beberapa soal. Siswa berlevel
mun, siswa tersebut tidak mampu memberi- HOTS rendah tidak mampu merancang
kan alasan teoretis dalam setiap langkah pe- cara pengerjaan untuk menjawab semua soal
ngerjaan hingga jawaban akhir untuk semua dengan tepat. Siswa tersebut tidak mampu
soal. Siswa tersebut juga tidak mampu mempertimbangkan analisis awal pada hal
memberikan persamaan, perbedaan, serta yang diketahui dan ditanya pada soal, serta
kegunaan hal yang diketahui untuk men- kegunaanya dalam menjawab soal. Selanjut-
jawab soal untuk semua soal yang diberikan. nya, siswa tersebut tidak mampu membuat
Kemampuan evaluasi berkaitan de- langkah pengerjaan baru dengan memadu-
ngan kemampuan memberikan penilaian kan langkah-langkah pengerjaan sebelumnya
terhadap solusi dan metode yang digunakan secara logis dan teoretis untuk semua soal.
dalam menjawab soal, dan mengkritisi argu- Hal tersebut dikarenakan kebingungan pada
men. Siswa berlevel HOTS sedang mampu semua langkah pengerjaan.
memberikan penilaian terhadap solusi dan Kemampuan logika dan penalaran
metode yang digunakan dalam menjawab meliputi konten jawaban, penalaran dan
soal dengan tepat untuk beberapa soal. Sis- bukti, serta kejelasan gaya bahasa. Siswa
wa tersebut yakin dengan jawaban dan cara berlevel HOTS sedang, konten/isi jawaban
yang digunakan dalam menjawab beberapa terdapat langkah pengerjaan yang lengkap,
soal. Hal tersebut didasarkan pada logis dan sistematis, dan teoretis untuk jawaban bebe-
teoretis jawaban dan cara yang digunakan. rapa soal. Selanjutnya, siswa tersebut mem-
Selanjutnya, siswa tersebut mampu mengri- berikan alasan pengerjaan dengan logis dan
tisi argumen dengan tepat untuk beberapa tulisan jawaban jelas serta efektif. Siswa
soal. Siswa melakukan pengecekan ulang berlevel HOTS rendah, konten/isi jawaban
mulai dari hal yang diketahui hingga kesim- tidak terdapat langkah pengerjaan yang
pulan jawaban dengan memperhatikan lengkap, sistematis, dan teoretis untuk ja-
aspek teoretis langkah pengerjaan dengan waban semua soal. Selanjutnya, siswa terse-
tepat untuk beberapa soal. Siswa berlevel but tidak memberikan alasan pengerjaan
HOTS rendah tidak mampu memberikan dengan logis dan tulisan jawaban jelas serta
penilaian terhadap solusi dan metode yang efektif.

Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMP ... − 153


Dian Kurniati, Romi Harimukti, Nur Asiyah Jamil
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Pada penelitian ini dapat diketahui yang digunakan serta melakukan pengujian
adanya keterkaitan antara kemampuan kre- ulang untuk semua soal, sehingga memiliki
asi dengan kemampuan analisis dan eva- kemampuan evaluasi kurang baik. Siswa
luasi. Kemampuan kreasi tidak akan mampu tersebut juga kurang mampu merancang
berdiri sendiri, dalam artian kemampuan cara pengerjaan dan menunjukkan jawaban
kreasi dipengaruhi kemampuan analisis dan benar untuk semua soal, sehingga memiliki
evaluasi siswa. Siswa berkemampuan anali- kemampuan kreasi kurang baik. Pada
sis dan evaluasi sedang, mengakibatkan ke- kemampuan logika dan penalaran, siswa
mampuan kreasi siswa berlevel sedang pula. tidak mampu menuliskan konten jawaban,
Hal tersebut juga berlaku pada siswa yang bukti serta alasan, dan kejelasan gaya bahasa
berkemampuan analisis dan evaluasi rendah, dengan efektif, baik, dan logis dalam
mereka cenderung berkemampuan kreasi menyelesaikan semua soal tes PISA.
rendah pula. Hasil penelitian di atas relevan Ketiga, tidak adanya siswa berkemam-
dengan teori yang menyatakan syarat siswa puan HOTS tinggi disebabkan kurang me-
mampu melakukan kreasi, jika ia telah ngerti terhadap beberapa materi dan ke-
mampu melakukan analisis dan evaluasi ter- gunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
lebih dahulu. Keempat, adanya hubungan hierarki antara
kemampuan analisis, evaluasi, dan kreasi;
Simpulan Adapun saran bagi peneliti lanjut, pe-
nelitian ini dapat dijadikan masukan untuk
Berdasarkan hasil analisis dan pemba- melakukan penelitian sejenis baik dalam me-
hasan berkaitan dengan kemampuan berpi- ngembangkan instrumen untuk meningkat-
kir tingkat tinggi (HOTS) siswa, dapat di- kan kemampuan HOTS siswa, maupun
ambil beberapa kesimpulan sebagai berikut. menganalisa faktor-faktor yang mempenga-
Pertama, siswa berkemampuan HOTS ruhi kemampuan tersebut. Selain itu, agar
level sedang mampu mengidentifikasi ide lebih valid dalam mengukur kemampuan
utama, menganalisis argumen, dan menun- HOTS siswa, hendaknya dilakukan uji
jukkan kegunaan hal yang diketahui untuk reliabelitas pada soal terjemah tes PISA.
menjawab beberapa soal, sehingga memiliki
kemampuan analisis cukup baik. Siswa Daftar Pusaka
tersebut juga mampu memberikan penilaian
terhadap solusi dan metode yang digunakan Brookhart, S. M. (2010). How to assess higher-
serta melakukan pengujian ulang untuk be- order thinking skills in your classroom.
berapa soal, sehingga memiliki kemampuan Alexandria: ASCD.
evaluasi cukup baik. Siswa tersebut juga Istiyono, E., Mardapi, D., & Suparno.
mampu merancang cara pengerjaan dan me- (2014). Pengembangan tes
nunjukkan jawaban benar untuk beberapa kemampuan berpikir tingkat tinggi
soal, sehingga memiliki kemampuan kreasi fisika (PysTHOTS) peserta didik sma.
cukup baik. Pada kemampuan logika dan Jurnal Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan,
penalaran, siswa menuliskan konten jawab- 18(1), 1–12. Retrieved from
an, bukti serta alasan, dan kejelasan gaya http://dx.doi.org/10.21831/pep.v18i1
bahasa dengan efektif, baik, dan logis dalam .2120
menyelesaikan beberapa soal tes PISA.
Kedua, siswa berkemampuan HOTS Lewy, Zulkardi, & Aisyah, N. (2009).
level rendah kurang mampu mengidentifi- Pengembangan soal untuk mengukur
kasi ide utama, menganalisa argumen, dan kemampuan berpikir tingkat tinggi
menunjukkan kegunaan hal yang diketahui pokok bahasan barisan dan deret
untuk menjawab semua soal, sehingga me- bilangan di kelas IX akselerasi SMP
miliki kemampuan analisis kurang baik. Sis- Xaverius Maria Palembang. Jurnal
wa tersebut juga kurang mampu memberi- Pendidikan Matematika, 3(2). Retrieved
kan penilaian terhadap solusi dan metode from

154 − Volume 20, Nomor 2, Desember 2016


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Volume 20, Nomor 2, Desember 2016

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/ m/2011/05/08/kemampuan-
jpm/article/view/326/89 menganalisis-dalam-pembelajaran/
OECD. (2013). PISA 2012 assessment and Sugiyono. (2010). Memahami penelitian
analytical framework: mathematics, reading, kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.
science, problem solving and financial literacy. Wardhani, S. (2015). Pembelajaran dan
German: OECD Publishing. penilaian aspek pemahaman konsep,
OECD. (2014). PISA 2012 results in focus: penalaran dan komunikasi, pemecahan
What 15 year olds know and what they can masalah. Retrieved April 23, 2015,
do with what they know. German: OECD from
Publishing. http://p4tkmatematika.org/file/PRO
DUK/PAKET
Setiawan, H. (2014). Soal matematika dalam
FASILITASI/SMP/Standar Penilaian
PISA kaitannya dengan literasi
Pendidikan.pdf
matematika dan keterampilan berpikir
tingkat tinggi. In Prosiding Seminar Yudhanegara, M. R. (2012). Taksonomi
Nasional Matematika, Universitas Jember. bloom. Retrieved October 27, 2015,
from
Sudrajat, A. (2011). Kemampuan
http://mridwanyudhanegara.blogspot.
menganalisis dalam pembelajaran.
co.id/2012/03/taksonomi-bloom.html
Retrieved October 27, 2015, from
https://akhmadsudrajat.wordpress.co

Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMP ... − 155


Dian Kurniati, Romi Harimukti, Nur Asiyah Jamil

Anda mungkin juga menyukai