Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KASUS

DIET DIABETES MELITUS

Disusun oleh:
dr. Eni Fathonah

Pendamping internship:
dr. Sahata Parhusip
dr. Susy Andriati

PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA


RSUD AHMAD RIPIN
MUARO JAMBI
2018
BERITA ACARA LAPORAN KASUS

Pada hari ini, tanggal 2018, telah dipresentasikan sebuah laporan kasus oleh
Nama : dr. Eni Fathonah
Judul : Diet Diabetes Melitus
Nama Wahana : RSUD Ahmad Ripin

No Nama Peserta Diskusi Presentasi Tanda Tangan


1 dr. Iqbal Zain Kurniadi
2 dr. Ely Kartika
3 dr. Virgiawan Yudha Karsa
4 dr. Rahmawati Risna
5 dr. Meirinda Hidayanti

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya :
Pendamping I Pendamping II

dr. Sahata Parhusip dr. Susy Andriati

BAB I

PENDAHULUAN
2
Diabetes Melitus merupakan suatu kondisi yang timbul dengan adanya
peningkatan kadar gula darah yang termasuk dalam hiperglikemia disebabkan
oleh adanya resistensi insulin, gangguan sekresi insulin, atau keduaduanya.
Penyakit diabetes melitus jika tidak diatur dengan baik akan dapat menyebabkan
terjadinya berbagai penyakit seperti penyakit serebrovaskular, penyakit jantung
koroner, penyakit pembuluh darah tungkai, gangguan pada mata, ginjal dan
syaraf. Para pasien diabetes melitus mempunyai risiko besar untuk mengalami
penyakit jantung, penyakit pembuluh darah otak, juga lebih mudah menderita
ulkus/gangren, mengidap gagal ginjal terminal, dan kebutaan akibat kerusakan
retina daripada pasien biasa.

Indonesia merupakan salah satu Negara tertinggi ke tujuh di dunia yang


mayoritas penduduknya mengalami diabetes melitus. Prevalensi diabetes melitus
berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2013) menunjukkan bahwa, penderita
diabetes melitus di Indonesia pada tahun 2013 yang telah terdiagnosis dokter
mencapai 1,5% dan yang belum terdiagnosis atau gejala mencapai 2,1%. Data
tersebut diperkirakan akan mencapai 21.257 juta jiwa pada tahun 2030.

Beberapa cara yang dapat digunakan agar menjaga kesehatan para


penderita Diabetes Melitius, salah satunya adalah dengan menjaga pola makan
atau melakukan diet. Jumlah kebutuhan kalori yang digunakan dalam kcal/hari, di
ilmu kesehatan ada perhitungan untuk memperkirakan jumlah kalori yang
dibutuhkan seseorang pada setiap harinya. Kebutuhan energi setiap orang berbeda,
kebutuhan tersebut dipengaruhi oleh faktor usia, jenis kelamin, jenis aktifitas dan
kondisi tubuh seseorang.

BAB II

STATUS PASIEN

3
I. IDENTITAS

Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 62 tahun
Alamat : Sengeti
Pekerjaan : Wiraswasta
Masuk RS : 4 Juni 2018
No. MR : 484104

II. ANAMNESIS

Keluhan Utama: Lemas


Keluhan Tambahan: Kepala pusing, rasa kesemutan di jari kaki dan tangan

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang via poli interne RSUD Ahmad Ripin dengan keluhan lemas.
Lemas dirasakan sejak ± 3 hari SMRS. lemas disertai rasa pusing. Mual (-),
muntah (-). Selain itu pasien juga mengeluh adanya rasa kesemutan pada jari
kaki dan tangan yang dirasakan sejak ± 2 minggu SMRS. keluhan lain
disangkal oleh pasien

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien memiliki riwayat Diabetes melitus ± sejak 7 tahun yang lalu dan
tidak rutin untuk kontrol

Riwayat Penyakit keluarga

Ibu pasien mempunyai riwayat penyakit DM

Riwayat Pengobatan

4
.-
Riwayat Kebiasaan
Riwayat merokok (-)

III. PEMERIKSAAN FISIK


Pemeriksaan tanggal 04 Juni 2018
BB : 80 Kg
TB : 176 cm
Keadaan umum : tampak sakit sedang
 Kesadaran : compos mentis
 Tanda vital
- Tensi : 140/90
- Nadi : 88x/menit, irama reguler, kuat angkat
- RR :18x/menit
- Suhu : 36,7C
 Kepala : normocephal
- Mata : konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), pupil
isokor
- Telingan : sekret (-), darah (-)
- Hidung : nafas cuping hidung(-), epistaksis (-), sekret (-)
- Mulut : sianosis (-), tonsil T1-T1 hiperemis (-)
 Leher : pemebesaran KGB (-)
 Thoraks : simetris, retraksi (-)
Jantung
- Inspeksi : ictus cordis tak tampak
- Palpasi : ictus cordis tidak meledar
- Perkusi : batas jantung tidak melebar
- Auskultasi : bunyi jantung I-II reguler, gallop (-), murmur(-)

Pulmo

- Inspeksi : pergerakan nafas simetris, retraksi (-)


- Palpasi : fremitus taktil kanan sama dengan kiri
- Perkusi : sonor (+) di seluruh lapangan paru, redup (-)
- Auskultasi : suara nafas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), rhonki
(-/-)
 Abdomen

5
- Inspeksi : cembung
- Auskultasi : bising usus (+) normal
- Perkusi : timpani di seluruh lapang abdomen
- Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
 Ekstremitas : akral hangat (+), udem (-), sianosis (-)

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan laboratorium tanggal 04 Juni 2018
Darah Rutin :
 Hb : 6,5 g/dl
 Ht : 21,2 %
 Eritrosit : 3,06 juta/µL
 Leukosit : 6,06 / uL
 Trombosit: 137.000/uL
 MCV : 69,7 fL
 MCH :21,2 pg
 MCHC : 30,7 g/dl

Fungsi Ginjal :

 Ureum : 16 mg/dl
 Kreatinin : 1,2 mg/dl

GDP : 203 mg/dl

GD2PP : 214 mg/dl

V. USULAN PEMERIKSAAN
- HbA1C

VI. DIAGNOSIS

Diagnosis: - Anemia sedang ec susp Nefropati DM


- Neuropati DM
- DM Tipe II

6
Diagnosis Banding
 Anemia megaloblastik
 Anemia defisiensi besi

VII.PENATALAKSANAAN

Non Medikamentosa
- Tirah baring
- Diet Dm

Medikamentosa

- IVFD RL 20 tpm
- Pantoprazol vial 1x1
- Novorapid 3x12 U
- Lovemir 1x10 U
- Candesartan tab 8mg 1x1
- Transfusi PRC II kolf
(premedikasi : Furosemid Inj 1x1 amp)

VIII. Follow Up
Tanggal Follow up Terapi

04 juni S: lemas (+), kesemutan jari kaki P : - IVFD RL 20 tpm


2018 dan tangan, pusing
- Pantoprazol vial 1x1
- Novorapid 3x12 U
O: TD : 140/90 mmhg
- Lovemir 1x10 U
- Candesartan tab 8mg
T/N : 36,8/75x
1x1
- Amlodipin tab 5 mg
RR : 20 x/i
1x1
CA : +/+ - Transfusi PRC II kolf
(premedikasi:Furosem

7
Lab : Hb : 6,5 g/dl id Inj 1x1 amp)

A :Anemia sedang ec susp


Nefropati DM

Neuropati DM

DM Tipe II

05 juni S : lemas, pusing, susah tidur, P: - IVFD RL 20 tpm


2018 kesemutan jari kaki dan tangan
- Pantoprazol vial 1x1
- Novorapid 3x12 U
O : TD : 130/90 mmhg
- Lovemir 1x10 U
- Candesartan tab 8mg
T/N : 36,6/80x
1x1
- Amlodipin tab 5 mg
RR : 18x
1x1
CA : +/+ - Alprazolam 1x0,25
mg
Lab : Hb : 6,6 g/dl - Transfusi PRC 1 kolf
Premedikasi : inj
GDS : 203 mg/dl
furosemide 1x1 amp
GD2PP : 214 mg/dl

A : - Anemia sedang ec susp


nefropati Dm

- Neuropti Dm
- DM tipe II
06 juni S : kebas pada kaki dan tangan P : IVFD RL 20 tpm
2018
O : TD : 120/80 mmhg Pantoprazole vial 1x1

T/N : 36,7/78x Novorapid 3x12 U

RR : 20x Lovemir 1x10 U

8
CA :+/+ Candesartan tab 8mg 1x1

Lab : Hb : 7,5 gr/dl Amlodipine tab 5 mg 1x1

A : - Anemia sedang ec susp Alprazolam 1x0,25mg (kp)


nefropati DM
Mecobalamin tab 3x1
- Neuropati DM
- DM Tipe II Tranfusi PRC 1 kolf
( premedikasi : inj furosemide
1x1amp)

07 juni S : kebas pada tangan dan kaki, P : pasien BLPL


2018
O : TD : 120/90mmhg - Novorapid 3x12 U
- Lovemir 1x10 U
T/N : 36,7/76x - Amlodipine tab 5 mg
1x1
RR : 20x - Candesartan tan 8 mg
1x1
Lab : HB : 9,2 gr/dl - Mecobalamin tab 3 x1

A : - Anemia sedang ec susp


nefro[pati DM

- Neuropati DM
- DM tipe II

9
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Definisi Diet Nutrisi Pasien Diabetes Mellitus


Diet diabetes mellitus merupakan pengaturan pola makan bagi
penderita diabetes mellitus berdasarkan jumlah, jenis, dan jadwal pemberian
makanan (Sulistyowati, 2009). Prinsip diet bagi penderita DM adalah
mengurangi dan mengatur konsumsi karbohidrat sehingga tidak menjadi
beban bagi mekanisme pengaturan gula darah. Menjadi diabetisi sering segera
dikaitkan dengan tidak boleh makan gula. Memang benar gula menaikkan
gula darah namun perlu diketahui bahwa semua makanan juga menaikkan
gula darah. Pengaturan makan (diet) merupakan komponen utama
keberhasilan pengelolaan Diabetes Mellitus, akan tetapi mempunyai kendala
yang sangat besar yaitu kepatuhan seseorang untuk menjalaninya.

10
Prinsip pengaturan makan pada penderita diabetes hampir sama dengan
anjuran makan untuk orang sehat masyarakat umum, yaitu makanan yang
beragam bergizi dan berimbang atau lebih dikenal dengan gizi seimbang,
maksudnya adalah sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-
masing individu.

Hal yang sangat penting ditekankan adalah pola makan yang disiplin
dalam hal Jadwal makan, jenis dan jumlah makanan atau terkenal dengan
istilah 3 J. Pengaturan porsi makanan sedemikian rupa sehingga asupan zat
gizi tersebar sepanjang hari. Hal-hal yang penting harus diperhatikan dalam
perencanaan makan adalah kebutuhan energi / kalori ditentukan berdasarkan
umur, jenis kelamin, berat badan, aktifitas fisik, kehamilan / menyusui.

3.2 Tujuan

ADA (2008) menjelaskan bahwa tujuan penatalaksanaan diet ini antara


lain:
a) Mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang
normal atau seaman mungkin.
b) Menjaga dan mempertahankan kadar lipid dan profil lipid untuk
mengurangi resiko penyakit kardiovaskular.
c) Menjaga tekanan darah agar tetap normal.
d) Mencegah atau memperlambat perkembangan komplikasi kronik pada
DM dengan memodifikasi asupan makanan dan gaya hidup.

e) Untuk memenuhi kebutuhan gizi individu dengan mempertimbangkan


preferensi pribadi dan kemauan untuk berubah.
f) Untuk tetap menjaga kenikmatan makan yaitu dengan cara membatasi
makanan pilihan.

3.3 Kebutuhan kalori


Rumus yang digunakan menghitung kebutuhan gizi pasien penderita
diabetes militus. Rumusnya :

11
2
1. Koreksi kerangka tubuh  IMT = BB ÷ TB(m) atau BBI = 90% x
(Tinggi badan dalam cm -100) x 1 Kilogram
2. BMR Pria = 30 × BBI BMR Wanita = 25 × BBI
3. Faktor aktifitas = koreksi aktifitas × BMR
4. Faktor umur = koreksi umur × BMR
5. Faktor tubuh = koreksi kerangka tubuh × BMR
6. Energi = (BMR + Faktor aktifitas) - Faktor umur + Faktor tubuh

Cara untuk menentukan kebutuhan kalori pada penderita DM yaitu


dengan memperhitungkan kebutuhan kalori basal yang besarnya 25-30
kalori/kgBB ideal.Kebutuhan kalori ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
(Perkeni, 2011), antara lain :
a. Jenis kelamin
Kebutuhan kalori pada wanita lebih kecil daripada pria. Kebutuhan
kalori wanita sebesar 25 kal/kgBB dan untuk pria sebesar 30
kal/kgBB.
b. Usia
Penderita DM usia di atas 40 tahun, kebutuhan kalori dikurangi 5%
untuk dekade antara 40 dan 59 tahun, 10% untuk dekade antara 60 dan
69 tahun dan 20 % untuk usia di atas 70 tahun.
c. Aktifitas
a) kebutuhan basal di tambah 10% diberikan pada keadaan istirahat.
b) kebutuhan basal di tambah 20% pada pasien dengan aktivitas
ringan.
c) kebutuhan basal di tambah 30% pada pasien aktivitas sedang.
d) kebutuhan basal di tambah 40% pada pasien aktivitas berat.
e) kebutuhan basal di tambah 50% pada pasien aktivitas sangat
berat.
d. Kerangka Tubuh
Kebutuhan kalori pada penderita yang mengalami kegemukan
dikurangi sekitar 20–30% (tergantung tingkat kegemukan), sedangkan

12
pada penderita yang kurus ditambah sekitar 20-30% sesuai dengan
kebutuhan untuk meningkatkan berat badan.
Menghitung berat badan ideal mengunakan rumus Broca yang telah
disempurnakan :

 BBI = 90% x (Tinggi badan dalam cm -100) x 1 Kilogram


 Bagi Laki-laki dengan tinggi badan di bawah 160 cm dan
perempuan di bawah 150 cm, rumus disempurnakan menjadi :
a) BBI = (Tinggi badan dalam cm - 100) x 1 Kilogram.
b) BB normal: BB ideal ± 10%
c) Kurus : kurang dai BBI – 10%
d) Gemuk : lebih dari BBI + 10%

Perhitungan berat badan ideal menurut Indeks masa Tubuh (IMT).


Indeks Masa Tubuh dapat di hitung dengan rumus. Klasifikasi IMT
(Index Masa Tubuh)

 BB Kurang < 18,5


 BB Normal 18,5-22,9
 BB Lebih ≥ 23,0
 Dengan risiko 23,0-24,9
 Obesitas I 25,0 – 29,9

Makanan sejumlah kalori dengan komposisi tersebut dibagi dalam 3


porsi besar untuk makan pagi (20%), siang (30%) dan sore (25%) serta 2-3
porsi makanan ringan (10-15%).

3.4 Pemilihan Jenis Makanan


Penderita DM harus mengetahui dan memahami jenis makanan apa
yang boleh dimakan secara bebas, makanan yang harus dibatasi dan
makanan yang harus dibatasi secara ketat (Almatsier, 2008). Makanan yang

13
dianjurkan adalah makanan yang mengandung sumber karbohidrat kompleks
(seperti nasi, roti, mie, kentang, singkong, ubi dan sagu), mengandung
protein rendah lemak (seperti ikan, ayam tanpa kulit,tempe, tahu dan
kacang- kacangan) dan sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk
makanan yang diolah dengan cara dipanggang, dikukus, direbus dan
dibakar).
Makanan yang perlu dihindari yaitu makanan yang mengandung
karbohidrat sederhana (seperti gula pasir, gula jawa, susu kental manis,
minuman botol manis, es krim, kue-kue manis, dodol), mengandung banyak
kolesterol, lemak trans, dan lemakjenuh (seperti cake, makanan siap saji,
goreng-gorengan) serta tinggi natrium (seperti ikan asin, telur asin dan
makanan yang diawetkan.
Penderita DM juga harus membatasi makanan dari jenis gula,
minyak dan garam. Makanan untuk diet DM biasanya kurang bervariasi,
sehingga banyak penderita DM yang merasa bosan, sehingga variasi
diperlukan agar penderita tidak merasa bosan. Hal itu diperbolehkan asalkan
penggunaan makanan penukar memiliki kandungan gizi yang sama dengan
makanan yang digantikan.

3.5 Pengaturan Jadwal Makan


Penderita DM makan sesuai jadwal, yaitu 3 kali makan utama dan 3
kali makan selingan dengan interval waktu 3 jam.
Jadwal makan standar untuk penderita DM yaitu:
Tabel 3.1 Jadwal makan penderita DM

Jenis Makanan Waktu Total Kalori

Makan Pagi 07.00 20%

Selingan 10.00 10%

14
Makan Siang 13.00 30%

Selingan 16.00 10%

Makan Sore/Malam 19.00 20%

Selingan 21.00 10%

3.6 Standar dan Prinsip Diet

Waspadji (2007) mengatakan bahwa standar diet DM diberikan


pada penderita DM sesuai kebutuhannya. Ada 8 jenis standar diet menurut
kandungan energi yaitu diet DM 1100, 1300, 1500, 1700, 1900, 2100, 2300,
dan 2500 kalori. Secara satandar diet untuk penderita DM yang gemuk
adalah 1100-1600 kalori, penderita dengan berat badan normal 1700-1900
kalori dan 2100- 2500 kalori untuk penderita DM yang kurus.

Tabel 3.2 Prinsip diet bagi penderita DM (Perkeni, 2011) yaitu:


Karbohidrat
 Energi = 4 Kilokalori
 Maks 55 – 65 % dari total kebutuhan energi sehari
 Maks 70 % jika dikombinasikan dengan pemberian asam lemak tidak
jenuh rantai tunggal.
 Jumlah serat 25-50 gram per hari
 Jumlah sukrosa sebagai sumber energi tidak perlu dibatasi, namun
jangan sampai lebih dari total kalori per hari
 Sebagai pemanis dapat digunakan pemanis non kalori, seperti sakarin,
aspartame, acesulfam, dan sukralosa.
 Penggunaan alkohol tidak boleh lebih dari 10 gram/hari
 Fruktosa tidak boleh lebih dari 60 gram/hari
 Makanan yang banyak mengandung sukrosa tidak perlu dibatasi
Protein
 Kebutuhan yang diperlukan 10-15 % dari total kalori per hari
 Energi = 4 kilokalori/gram

15
 Pasien dengan kelainan ginjal asupan protein dibatasi 40 gram/hari
 Pada keadaan kadar glukosa darah yang terkontrol asupan protein
tidak akan mempengaruhi konsentrasi glukosa darah.
 Pada keadaan kadar glukosa darah tidak terkontrol, pemberian
protein sekitar 0.8-1.0 mg/kg berat badan/hari
 Pada gangguan fungsi ginjal, jumlah asupan protein diturunkan
sampai o.85 gram/kg berat badan/hari dan tidak kurang dari 40
gram.
 Jika terdapat komplikasi kardiovaskular, maka sumber protein
nabati lebih dianjurkan dari protein hewani
Lemak
 Energi = 9 kilokalori per gramnya
 Lemak 20-25% dari energi total, penggunaan lemak jenuh <7%;
lemak tidak jenuh ganda <10%; selebihnya lemak tidak jenuh tunggal;
dan kolesterol <300 mg/hari
 Jika LDL > 100 mg/dl asupan lemak jenuh diturunkan maks 7 %
dari kebutuhan kalori per hari
 Konsumsi kolesterol 300 mg/ hari, LDL > 100 mg/dl, kolesterol
maks 200 mg perhari
 Batasi asupan lemak bentuk trans
 Konsumsi ikan seminggu 2-3 kali
 Asupan lemak tak jenuh rantai panjang maks 10 % dari
kebutuhan kalori per hari

Tabel 3.3 Tabel jenis diet diabetes militus (Almatsier, 2006)

Jenis diet Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Kebohidrat (g)

I 1100 43 30 172

II 1300 45 35 192
III 1500 51.5 36.5 235
IV 1700 55.5 36.5 275
V 1900 60 48 299
VI 2100 62 53 319

16
VII 2300 73 59 369
VIII 2500 80 62 396

Tabel 3.4 Bahan makanan sehari menurut standar Diet Diabetes Mellitus
(dalam satuan penukar)

Standar Diet (Kcal)


Gambaran bahan 130 150 170 190 250
1100 2100 2300
makanan 0 0 0 0 0

Nasi (Pemberi) 2,5 3 4 5 5,5 6 7 7,5


Ikan (penukar) 2 2 2 2 2 2 2 2
Daging (penukar) 1 1 1 1 1 1 1 1
Tempe (penukar) 2 2 2,5 2,5 3 3 3 3
Sayuran (penukar S S S S S S S S
A)
Sayuran (penukar 2 2 2 2 2 2 2 2
B)
Buah (penukar) 4 4 4 4 4 4 4 4
Susu (penukar) - - - - - - 1 1
Minyak (penukar) 3 4 4 4 6 7 7 7

Tabel 3.5 Tabel pembagian makanan berdasarkan waktu pemberian

Jenis Diet

Energi (kkal)
I II III IV V VI VII VIII

Pagi (06.00-07.00)

17
Hidrat Arang 0,5 P 1P 1P 1P 1,5 P 1,5 P 1,5 P 2P

Hewani 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P

Nabati - - 0,5 P 0,5 P 0,5 P 0,5 P 0,5 P 0,5 P

Sayuran A S S S S S S S S

Minyak 1P 1P 1P 1P 2P 2P 2P 2P

Pukul 10.00

Buah 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P

Susu - - - - - - 1P 1P

Siang (12.00-13.00)

Hidrat Arang 1P 1P 2P 2P 2P 2,5 P 3P 3P

Hewani 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P

Nabati 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P 2P

Sayuran A S S S S S S S S

Sayuran B 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P

18
Buah 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P

Minyak 1P 2P 2P 2P 2P 3P 3P 3P

Pukul 16.00

Buah 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P

Malam (18.00-19.00)

Hidrat Arang 1P 1P 1P 2P 2P 2P 2,5 P 2,5 P

Hewani 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P 2P

Nabati 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P

Sayuran A S S S S S S S S

Sayuran B 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P

Buah 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P

Keterangan : S = sekehendak
P = porsi

19
BAB IV
ANALISA KASUS

Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien Tn.S, 62 tahun, dengan berat


badan 80 kg dan tinggi badan 176 cm.
Energi = (BMR + Faktor aktifitas) - Faktor umur + Faktor tubuh
1. Kerangka Tubuh
 BBI = 90% x (Tinggi badan dalam cm -100) x 1 Kilogram
= 90% x (176-100) x 1 Kg
= 68,4 (dengan rentang 61,56 – 75,25)
 Bagi Laki-laki dengan tinggi badan di bawah 160 cm dan
perempuan di bawah 150 cm, rumus disempurnakan menjadi :
a) BBI = (Tinggi badan dalam cm - 100) x 1 Kilogram.
b) BB normal: BB ideal ± 10%
c) Kurus : kurang dai BBI – 10%
d) Gemuk : lebih dari BBI + 10%

Perhitungan berat badan ideal menurut Indeks masa Tubuh


(IMT). Indeks Masa Tubuh dapat di hitung dengan rumus.
Klasifikasi IMT (Index Masa Tubuh)

IMT = BB/TB m2

20
= 80 kg/1,762

= 25,8264

 BB Kurang < 18,5


 BB Normal 18,5-22,9
 BB Lebih ≥ 23,0
 Dengan risiko 23,0-24,9
 Obesitas I 25,0 – 29,9
2. BMR
BMR laki-laki = 30 kkal x BBI
= 30 kkal x 68,4
= 2054 kkal
3. Aktifitas
Aktifitas Ringan = 20% x BMR
= 20% x 2054 kkal
= 410,4 kkal
4. Usia
Rentang usia 60-69 tahun = 10% x BMR
= 10% x 2054 kkal
= 205,4 kkal
5. Faktor Tubuh
Gemuk = dikurangi 20% x BMR
= - (20% x 2054)
= - 410,4 kkal

Energi = (BMR + Faktor aktifitas) - Faktor umur + Faktor tubuh


= 2054 + 410,4 – 205,4 – 410,4
= 1848,6 kkal  dibulatkan menjadi 1800 kkal

Secara satandar diet untuk penderita DM yang gemuk adalah 1100-1600


kalori  jadi pada pasien ini kita ambil diet 1500 kkal

21
Jenis diet Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Kebohidrat (g)

I 1100 43 30 172
II 1300 45 35 192
III 1500 51.5 36.5 235
IV 1700 55.5 36.5 275
V 1900 60 48 299
VI 2100 62 53 319
VII 2300 73 59 369
VIII 2500 80 62 396

Jenis Diet

Energi (kkal)
I II III IV V VI VII VIII

Pagi (06.00-07.00)

Hidrat Arang 0,5 P 1P 1P 1P 1,5 P 1,5 P 1,5 P 2P

Hewani 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P

Nabati - - 0,5 P 0,5 P 0,5 P 0,5 P 0,5 P 0,5 P

Sayuran A S S S S S S S S

Minyak 1P 1P 1P 1P 2P 2P 2P 2P

22
Pukul 10.00

Buah 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P

Susu - - - - - - 1P 1P

Siang (12.00-13.00)

Hidrat Arang 1P 1P 2P 2P 2P 2,5 P 3P 3P

Hewani 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P

Nabati 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P 2P

Sayuran A S S S S S S S S

Sayuran B 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P

Buah 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P

Minyak 1P 2P 2P 2P 2P 3P 3P 3P

Pukul 16.00

Buah 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P

Malam (18.00-19.00)

Hidrat Arang 1P 1P 1P 2P 2P 2P 2,5 P 2,5 P

23
Hewani 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P 2P

Nabati 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P

Sayuran A S S S S S S S S

Sayuran B 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P

Buah 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P 1P

24
DAFTAR PUSTAKA

1. Suyono, S. Diabetes Melitus di Indonesia. Editor: Sudoyo AW, Setiyohadi


B, Alwi I, et al (eds). Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III
Edisi V. Jakarta: FKUI, 2009. Hal 1878
2. Almatsier (2006). “Penuntun Diet Edisi Terbaru ”. Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama Jakarta, 2006.
3. Fathoni (2011).”Aplikasi Perhitungan Kalori Harian Penderita Diabetes
Melitus Menggunakan Logika Fuzzy ”. Palembang: Universitas Bina
Darma.
4. Soelistijo, S. A., Novida, H., Rudijanto, A., Soewondo, P., Suastika, K.,
Manaf, A.,& Langi, Y. A. (2015). Konsensus pengelolaan dan pencegahan
diabetes melitus tipe 2 di Indonesia 2015. PB. PERKENI.
5. Eliana, F., SpPD, K. E. M. D., & YARSI, B. P. D. F. (2015).
Penatalaksanaan DM Sesuai Konsesnsus PERKENI 2015. Manuscript]
http://www. pdui-pusat. com/wpcontent/uploads/2015-/12/SATELIT-
SIMPOSIUM-6.1-DM-UPDATE-DANHb1COLEH-DR.-Dr.-Fatimah-
Eliana-SpPD-KEMD. pdf, Jakarta.
6. Soegondo S. Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe
2 di indonesia. Jakarta: Perkeni.2011.

25

Anda mungkin juga menyukai