AD ART HAnura PDF
AD ART HAnura PDF
LAMPIRAN
STRUKTUR ORGANISASI PARTAI HANURA ............................................ 91
KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL (MUNAS) I PARTAI HANURA
Nomor: 01/KEP.FORMATUR/MUNAS-I/HANURA/II/2010
TENTANG PENETAPAN KETUA DEWAN PENASIHAT DAN BADAN PENGURUS
HARIAN DPP PARTAI HANURA MASA BAKTI 2010-2015 ...................... 93
4. Keputusan Munas-I nomor: 3/KEP.
MUNAS/II/2010 tanggal 5 Februari
2010 tentang Pimpinan Munas-I.
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Pasal 2
Ditetapkan di : Surabaya
Pada Tanggal : 7 Februari 2010
ANGGARAN DASAR
PARTAI HATI NURANI RAKYAT
MUKADIMAH
Pasal 1
Nama Partai
Partai ini bernama Partai Hati Nurani Rakyat disingkat Partai HANURA,
yang selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut Partai.
Pasal 2
Waktu Deklarasi
Pasal 3
Kedudukan
BAB II
LAMBANG, BENDERA, TANDA GAMBAR, ATRIBUT,
LAGU PERJUANGAN DAN SALAM PERJUANGAN
Pasal 4
Lambang
Pasa1 5
Bendera
Pasal 6
Tanda Gambar
Pasal 8
Lagu Perjuangan
Pasal 9
Salam Perjuangan
BAB III
KEDAULATAN
Pasal 10
BAB IV
ASAS, CIRI, NILAI DASAR PERJUANGAN,
DOKTRIN, DAN IKRAR
Pasal 11
Asas
Pasal 13
Nilai Dasar Perjuangan
Pasal 14
Doktrin
Pasal 15
Ikrar
BAB V
VISI DAN MISI
Pasal 16
Visi
Pasal 17
Misi
BAB VI
TUJUAN, FUNGSI, DAN TUGAS POKOK
Pasal 18
Tujuan
Pasal 20
Tugas Pokok
BAB VII
HAK, KEWAJlBAN DAN PENDIDIKAN POLITIK
Pasal 21
Hak
Partai berhak:
(1) Memperoleh perlakuan yang sama, sederajat dan adil dari negara.
(2) Mengatur dan mengurus rumah tangga organisasi secara mandiri.
(3) Memperoleh hak cipta atas nama, lambang, dan tanda gambar
Partai politik sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(4) Ikut serta dalam Pemilihan Umum untuk memilih anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Presiden
dan Wakil Presiden, serta kepala daerah dan wakil kepala daerah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(5) Mengajukan calon untuk mengisi keanggotaan Dewan Perwakilan
Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
(6) Membentuk Fraksi di tingkat Majelis Permusyawaratan Rakyat,
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dan
menetapkan pengisian jabatan-jabatan DPR/DPRD Provinsi dan
DPRD Kabupaten/Kota sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dan ketentuan Partai.
(7) Mengusulkan pergantian antar waktu anggotanya di Dewan
Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan dan ketentuan Partai.
(8) Mengusulkan pemberhentian anggotanya di Dewan Perwakilan
Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dan ketentuan Partai.
(9) Mengusulkan pasangan calon presiden dan wakil presiden, calon
gubernur dan wakil gubernur, calon bupati dan wakil bupati,
serta calon wali kota dan wakil wali kota sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan ketentuan Partai.
(10) Mengusulkan calon pejabat eksekutif.
(11) Membentuk Organisasi Sayap Partai.
(12) Memperoleh bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara/ Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 22
Kewajiban
Partai berkewajiban:
(1) Mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan peraturan perundang-
undangan lain.
(2) Memelihara dan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
(3) Berpartisipasi dalam pembangunan nasional.
(4) Menjunjung tinggi supremasi hukum, demokrasi dan hak asasi
manusia.
(5) Melakukan pendidikan politik dan menyalurkan aspirasi politik
anggotanya.
(6) Menyukseskan penyelenggaraan Pemilu.
(7) Melakukan pendaftaran dan memelihara ketertiban data anggota.
(8) Membuat pembukuan, memelihara daftar penyumbang dan
jumlah sumbangan yang diterima, serta terbuka pada masyarakat.
(9) Menyampaikan laporan penerimaan dan pengeluaran keuangan
yang bersumber dari dana bantuan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Dearah
secara berkala 1 (satu) tahun sekali kepada Pemerintah setelah
diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan.
(10) Memiliki rekening khusus dana kampanye Pemilihan Umum.
(11) Menyosialisasikan Program Partai kepada masyarakat.
Pasal 23
Pendidikan Politik
Pasal 24
Keanggotaan
Pasal 25
Kewajiban Anggota
Pasal 26
Hak Anggota
Pasal 27
Pemberhentian Anggota
Pasal 28
BAB X
ORGANISASI KEPENGURUSAN
DAN PERWAKILAN LUAR NEGERI
Pasal 29
Organisasi Kepengurusan
Pasal 30
Pewakilan Luar Negeri
BAB XI
PENGERTIAN, WEWENANG DAN KEWAJIBAN PENGURUS
Pasal 31
Dewan Penasihat
Pasal 32
Dewan Pimpinan Pusat
Pasal 33
Dewan Pimpinan Daerah
Pasal 34
Dewan Pimpinan Cabang
Pasal 35
Pimpinan Anak Cabang
Pasal 36
Pimpinan Ranting
Pasal 37
Pimpinan Anak Ranting
BAB XII
ALAT KELENGKAPAN PARTAI
Pasal 38
Kewenangan Pembentukan
Pasal 39
Majelis Pakar
(1) Majelis Pakar adalah alat kelengkapan Partai yang dapat dibentuk
sampai tingkat Pimpinan Ranting, sebagai badan nonstruktural tempat
berhimpunnya para pakar, yang memberi konsultasi kepakaran
kepada Partai.
(2) Ketentuan lebih lanjut tentang Majelis Pakar diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
Pasal 40
Badan Kehormatan
Pasal 41
Badan/Lembaga
Pasal 42
Organisasi Sayap
Pasal 43
Organisasi Otonom
Pasal 44
Fraksi
BAB XIII
KEKOSONGAN JABATAN DAN PENGISIANNYA
Pasal 45
Kekosongan Jabatan dan Pengisiannya
(1) Jabatan pengurus Partai yang kosong sebelum habis masa jabatannya
oleh karena sesuatu hal yang tidak dapat dihindari akan diisi.
(2) Ketentuan lebih lanjut tentang pengisian kekosongan jabatan akan
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB XIV
HUBUNGAN DAN KERJA SAMA
Pasal 46
Hubungan dengan Organisasi Kemasyarakatan
Pasal 47
Kerjasama dengan Partai Politik lainnya
BAB XV
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 48
Musyawarah dan Rapat Tingkat Pusat
Pasal 49
Musyawarah dan Rapat Tingkat Provinsi
Pasal 50
Musyawarah dan Rapat Tingkat Kabupaten/Kota
Pasal 51
Musyawarah dan Rapat Tingkat Kecamatan
Pasal 52
Musyawarah dan Rapat Tingkat Desa/Kelurahan
Pasal 54
Rapat Tingkat Rukun Tetangga
(1) Rapat tingkat rukun tetangga hanya terdiri dari Rapat Kelompok
Penggerak Anggota.
(2) Rapat Kelompok Penggerak Anggota adalah Rapat yang mem-
punyai wewenang mengambil keputusan yang bersifat teknis
dalam melaksanakan program Partai tingkat Rukun Tetangga.
BAB XVI
KORUM MUSYAWARAH/RAPAT
DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 55
Korum Musyawarah/Rapat
Pasal 56
Pengambilan Keputusan
Pasal 57
BAB XVIII
SUMBER KEUANGAN DAN KEKAYAAN
Pasal 58
Pasal 59
(1) Partai sebagai subyek hukum diwakili oleh Dewan Pimpinan Pusat
di dalam dan di luar Pengadilan.
(2) Dewan Pimpinan Pusat Partai dapat melimpahkan kewenangan
sebagaimana tersebut dalam ayat (1) kepada Dewan Pimpinan/
Pimpinan Partai di bawahnya.
(3) Ketentuan lebih lanjut tentang penyelesaian perselisihan diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB XX
PEMBUBARAN PARTAI
Pasal 60
BAB XXI
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 61
Pasal 62
BAB XXIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 63
Pasal 64
(1) Hal-hal yang belum ditetapkan dalam Anggaran Dasar ini, akan
diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.
(2) Anggaran Rumah Tangga tidak boleh bertentangan dengan
Anggaran Dasar.
(3) Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Surabaya
Pada tanggal : 7 Pebruari 2010
ANGGARAN RUMAH TANGGA
PARTAI HATI NURANI RAKYAT
BAB I
KEANGGOTAAN
Pasal 1
BAB II
KEWAJIBAN DAN HAK ANGGOTA
Pasal 2
Kewajiban Anggota
Pasal 3
Hak Anggota
BAB III
PEMBERHENTIAN ANGGOTA
Pasal 4
BAB IV
KADER
Pasal 5
(1) Kader Partai adalah anggota yang telah mendapat pendidikan dan
pelatihan kader dan dipersiapkan untuk mengemban jabatan
struktural maupun jabatan di luar Partai yang merupakan
pelaksanaan dari perjuangan dan misi Partai.
(2) Anggota menjadi Kader Partai apabila telah mengikuti pendidikan
dan pelatihan kader yang diadakan oleh Partai setelah disaring
atas dasar kualitas:
a. Sikap mental ideologi.
b. Penghayatan terhadap doktrin, visi, misi dan platform Partai.
c. Kepemimpinan, militansi dan kemandirian.
d. Prestasi, loyalitas, dedikasi, disiplin, dan tidak tercela.
(3) Seseorang yang memiliki prestasi/jasa yang besar bagi Partai
dapat ditetapkan sebagai Kader Partai oleh Dewan Pimpinan Pusat.
(4) Ketentuan lebih lanjut tentang Kader Partai diatur dalam Peraturan
Organisasi.
BAB V
DISIPLIN DAN SANKSI ORGANISASI
Pasal 6
Disiplin Organisasi
(1) Anggota Partai harus taat terhadap semua ketentuan dan kebijakan
Partai.
(2) Setiap anggota Partai dilarang melakukan kegiatan dan tindakan
atas nama Partai untuk hal-hal yang bukan menjadi kewenangan/
tugasnya.
(3) Setiap anggota Partai dilarang mengatasnamakan Partai untuk
kepentingan pribadi.
Pasal 7
Sanksi Organisasi
BAB VI
ORGANISASl KEPENGURUSAN
Pasal 8
Organisasi Kepengurusan Tingkat Pusat
Pasal 9
Organisasi Kepengurusan Tingkat Provinsi
Pasal 10
Organisasi Kepengurusan Tingkat Kabupaten/Kota
Pasal 11
Organisasi Kepengurusan Tingkat Kecamatan
Pasal 12
Organisasi Kepengurusan Tingkat Desa/Kelurahan
Pasal 13
Organisasi Kepengurusan Tingkat Rukun Warga
Pasal 14
Perwakilan Luar Negeri
(1) Perwakilan Partai di luar negeri dibentuk di satu negara dan atau
gabungan beberapa negara.
(2) Susunan Pimpinan Perwakilan di Luar Negeri (PPLN) terdiri dari:
a. Seorang Ketua.
b. Seorang Sekretaris.
c. Seorang Bendahara.
d. Beberapa unit kerja sesuai kebutuhan.
(3) Ketentuan lebih lanjut tentang Perwakilan luar Negeri diatur
dalam Peraturan Organisasi.
Pasal 15
Persyaratan Kepengurusan
BAB Vll
KEKOSONGAN JABATAN DAN PENGISIAN
KEKOSONGAN JABATAN PENGURUS
Pasal 16
Kekosongan Jabatan
BAB VIII
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
ALAT KELENGKAPAN PARTAI
Pasal 18
Majelis Pakar
Pasal 19
Badan Kehormatan
Pasal 20
Badan/Lembaga
Pasal 21
Organisasi Sayap
Pasal 23
Fraksi
BAB IX
MUSYAWARAH DAN RAPAT PARTAI
Pasal 24
Musyawarah Nasional (Munas)
Pasal 25
Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub)
Pasal 26
Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas)
Pasal 27
Rapat Kerja Nasional (Rakernas)
Pasal 28
Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas)
Pasal 29
Rapat Konsultasi Nasional
(1) Rapat Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat adalah rapat yang
dihadiri oleh Pengurus Dewan Pimpinan Pusat yang terdiri dari:
a. Ketua Umum.
b. Ketua-ketua.
c. Sekretaris Jenderal.
d. Wakil-wakil Sekretaris Jenderal.
e. Bendahara Umum.
f. Wakil-wakil Bendahara Umum.
(2) Rapat Harian Dewan Pimpinan Pusat membahas, merumuskan dan
menetapkan keputusan dan kebijakan operasional.
Pasal 31
Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat
(1) Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat adalah rapat yang dihadiri
oleh Dewan Pimpinan Pusat yang terdiri dari:
a. Ketua Umum.
b. Ketua-ketua.
c. Sekretaris Jenderal.
d. Wakil-wakil Sekretaris Jenderal.
e. Bendahara Umum.
f. Wakil-wakil Bendahara Umum.
g. Ketua-ketua Departemen.
h. Ketua-ketua Koordinator Daerah.
(2) Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat membahas, merumuskan dan
menetapkan keputusan dan kebijakan umum strategis.
Pasal 32
Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat Diperluas
(1) Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat Diperluas adalah rapat yang
dihadiri oleh Dewan Pimpinan Pusat yang diperluas, terdiri dari:
a. Ketua Umum.
b. Ketua-ketua.
c. Sekretaris Jenderal.
d. Wakil-wakil Sekretaris Jenderal.
e. Bendahara Umum.
f. Wakil-wakil Bendahara Umum.
g. Ketua-ketua Departemen.
h. Ketua-ketua Koordinator Daerah.
i. Ketua-ketua Alat Kelengkapan Partai lainnya sesuai kebutuhan.
(2) Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat Diperluas membahas,
merumuskan dan menetapkan keputusan dan kebijakan strategis
Partai yang bersifat khusus sesuai dengan kebutuhan.
Pasal 33
Musyawarah Daerah (Musda)
Pasal 34
Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub)
Pasal 35
Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda)
Pasal 36
Rapat Kerja Daerah (Rakerda)
Pasal 37
Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda)
Pasal 38
Rapat Konsultasi Daerah
Pasal 39
Rapat Pengurus Harian Dewan Pimpinan Daerah
(1) Rapat Pengurus Harian Dewan Pimpinan Daerah adalah rapat yang
dihadiri oleh Pengurus Harian Dewan Pimpinan Daerah yang
terdiri dari:
a. Ketua.
b. Wakil-wakil Ketua.
c. Sekretaris.
d. Wakil-wakil Sekretaris.
e. Bendahara.
f. Wakil-wakil Bendahara.
(2) Rapat Pengurus Harian Dewan Pimpinan Daerah membahas,
merumuskan dan menetapkan keputusan dan kebijakan
operasional Partai.
Pasal 40
Rapat Pleno Dewan Pimpinan Daerah
(1) Rapat Pleno Dewan Pimpinan Daerah adalah rapat yang dihadiri
oleh Dewan Pimpinan Daerah yang terdiri dari:
a. Ketua.
b. Wakil-wakil Ketua.
c. Sekretaris.
d. Wakil-wakil Sekretaris.
e. Bendahara.
f. Wakil-wakil Bendahara.
g. Ketua-ketua Biro.
h. Ketua-ketua Koordinator Cabang.
(2) Rapat Pleno Dewan Pimpinan Daerah membahas, merumuskan
dan menetapkan keputusan dan kebijakan umum Strategis.
Pasal 41
Rapat Pleno Dewan Pimpinan Daerah Diperluas
(1) Rapat Pleno Dewan Pimpinan Daerah Diperluas adalah rapat yang
dihadiri oleh Dewan Pimpinan Daerah yang diperluas, terdiri dari:
a. Ketua.
b. Wakil-wakil Ketua.
c. Sekretaris.
d. Wakil-wakil Sekretaris.
e. Bendahara.
f. Wakil-wakil Bendahara.
g. Ketua-ketua Biro.
h. Ketua-ketua Koordinator Cabang.
i. Ketua-ketua Alat Kelengkapan Partai lainnya sesuai kebutuhan.
(2) Rapat Pleno Dewan Pimpinan Daerah Diperluas membahas,
merumuskan dan menetapkan keputusan Partai yang mendesak
sesuai dengan kebutuhan.
Pasal 42
Musyawarah Cabang (Muscab)
Pasal 43
Musyawarah Cabang Luar Biasa (Muscablub)
Pasal 47
Rapat Konsultasi Cabang
Pasal 48
Rapat Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang
Pasal 49
Rapat Pleno Dewan Pimpinan Cabang
(1) Rapat Pleno Dewan Pimpinan Cabang adalah rapat yang dihadiri
oleh Dewan Pimpinan Cabang yang terdiri dari:
a. Ketua.
b. Wakil-wakil Ketua.
c. Sekretaris.
d. Wakil-wakil sekretaris.
e. Bendahara.
f. Wakil-wakil Bendahara.
g. Ketua-ketua Bagian.
h. Ketua-ketua Koordinator Anak Cabang.
(2) Rapat Pleno Dewan Pimpinan Cabang membahas, merumuskan dan
menetapkan keputusan Partai yang bersifat operasional dan politis.
Pasal 50
Rapat Pleno Dewan Pimpinan Cabang Diperluas
(1) Rapat Pleno Dewan Pimpinan Cabang Diperluas adalah rapat yang
dihadiri oleh Dewan Pimpinan Cabang yang diperluas, terdiri dari:
a. Ketua.
b. Wakil-wakil Ketua.
c. Sekretaris.
d. Wakil-wakil Sekretaris.
e. Bendahara.
f. Wakil-wakil Bendahara.
g. Ketua-ketua Bagian.
h. Ketua-ketua Koordinator Anak Cabang.
i. Ketua-ketua Alat Kelengkapan Partai lainnya sesuai kebutuhan.
(2) Rapat Pleno Dewan Pimpinan Cabang Diperluas membahas,
merumuskan dan menetapkan keputusan Partai yang mendesak
sesuai dengan kebutuhan.
Pasal 51
Musyawarah Anak Cabang (Musancab)
Pasal 52
Musyawarah Anak Cabang Luar Biasa (Musancablub)
Pasal 53
Rapat Pimpinan Anak Cabang (Rapimancab)
Pasal 54
Rapat Kerja Anak Cabang (Rakerancab)
(1) Rapat Kerja Anak Cabang diselenggarakan oleh Pimpinan Anak Cabang
sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam satu periode kepimpinan.
(2) Rapat Kerja Anak Cabang dihadiri oleh:
a. Peserta.
b. Peninjau.
c. Undangan.
(3) Peserta terdiri dari:
a. Utusan Dewan Pimpinan Cabang.
b. Ketua Penasihat Anak Cabang.
c. Ketua Majelis Pakar Anak Cabang.
d. Pimpinan Cabang terdiri dari Pengurus Harian, Ketua Seksi,
Ketua Koordinator Ranting dan Ketua Badan/Lembaga.
(4) Peninjau terdiri dari:
a. Anggota Dewan Penasihat Anak Cabang.
b. Anggota Majelis Pakar Anak Cabang.
c. Unsur Seksi Pimpinan Anak Cabang.
d. Unsur Koordinator Ranting.
e. Unsur Badan/Lembaga Pimpinan Anak Cabang.
f. Unsur Pengurus Anak Cabang Organisasi Sayap.
g. Ketua Pengurus Anak Cabang Organisasi Otonom.
(5) Undangan sesuai kebutuhan.
(6) Jumlah peninjau dan undangan Rapat Kerja Anak Cabang
ditetapkan oleh Pimpinan Anak Cabang.
(7) Sidang Rapat Kerja Anak Cabang dipimpin oleh Pimpinan Anak Cabang.
(8) Agenda dan tata tertib Rapat Kerja Anak Cabang ditetapkan oleh
Pimpinan Anak Cabang.
Pasal 55
Rapat Koordinasi Anak Cabang (Rakorancab)
Pasal 56
Rapat Konsultasi Anak Cabang
Pasal 57
Rapat Pengurus Harian Pimpinan Anak Cabang
(1) Rapat Pengurus Harian Pimpinan Anak Cabang adalah rapat yang
dihadiri oleh Pengurus Harian Pimpinan Anak Cabang yang
terdiri dari:
a. Ketua.
b. Wakil-wakil Ketua.
c. Sekretaris.
d. Wakil-wakil Sekretaris.
e. Bendahara.
f. Wakil-wakil Bendahara.
(2) Rapat Pengurus Harian Pimpinan Anak Cabang membahas,
merumuskan dan menetapkan keputusan operasional Partai.
Pasal 58
Rapat Pleno Pimpinan Anak Cabang
(1) Rapat Pleno Pimpinan Anak Cabang adalah rapat yang dihadiri
oleh Pimpinan Anak Cabang yang terdiri dari:
a. Ketua.
b. Wakil-wakil Ketua.
c. Sekretaris.
d. Wakil-wakil Sekretaris.
e. Bendahara.
f. Wakil-wakil Bendahara.
g. Ketua-ketua Seksi.
h. Ketua-ketua Koordinator Ranting.
(2) Rapat Pleno Pimpinan Anak Cabang membahas, merumuskan dan
menetapkan keputusan Partai yang bersifat Khusus.
Pasal 59
Rapat Pleno Pimpinan Anak Cabang Diperluas
(1) Rapat Pleno Pimpinan Anak Cabang Diperluas adalah rapat yang
dihadiri oleh Pimpinan Anak Cabang yang diperluas, terdiri dari:
a. Ketua.
b. Wakil-wakil Ketua.
c. Sekretaris.
d. Wakil-wakil Sekretaris.
e. Bendahara.
f. Wakil-wakil Bendahara.
g. Ketua-ketua Seksi.
h. Ketua-ketua Koordinator Ranting.
i. Ketua-ketua Alat Kelengkapan Partai lainnya sesuai kebutuhan.
(2) Rapat Pleno Pimpinan Anak Cabang Diperluas membahas,
merumuskan dan menetapkan keputusan Partai yang mendesak
sesuai dengan kebutuhan.
Pasal 60
Musyawarah Ranting (Musran)
Pasal 62
Rapat Pimpinan Ranting (Rapimran)
Pasal 64
Rapat Koordinasi Ranting (Rakoran)
Pasal 65
Rapat Konsultasi Ranting
Pasal 66
Rapat Pengurus Harian Pimpinan Ranting
Pasal 67
Rapat Pleno Pimpinan Ranting
(1) Rapat Pleno Pimpinan Ranting adalah rapat yang dihadiri oleh
Pimpinan Ranting yang terdiri dari:
a. Ketua.
b. Wakil-wakil Ketua.
c. Sekretaris.
d. Wakil-wakil Sekretaris.
e. Bendahara.
f. Wakil-wakil Bendahara.
g. Ketua-ketua Subseksi.
h. Ketua-ketua Koordinator Anak Ranting.
(2) Rapat Pleno Pimpinan Ranting membahas, merumuskan dan menetap-
kan keputusan Partai yang bersifat operasional dan politis.
Pasal 68
Rapat Pleno Pimpinan Ranting Diperluas
Pasal 69
Musyawarah Anak Ranting
Pasal 70
Musyawarah Anak Ranting Luar Biasa
Pasal 71
Rapat-rapat di tingkat Pimpinan Anak Ranting dan
Kelompok Penggerak Anggota
Pasal 72
Teknis Penyelenggaraan
BAB X
KORUM, HAK SUARA, DAN HAK BICARA
PADA MUSYAWARAH/RAPAT
Pasal 73
(1) Korum:
a. Musyawarah/rapat dinyatakan sah, apabila dihadiri minimal
oleh setengah ditambah satu jumlah peserta musyawarah/rapat.
b. Dalam hal korum tidak tercapai maka musyawarah/rapat ditunda
(2x30 menit), bila tetap tidak tercapai maka musyawarah/
rapat dinyatakan korum.
c. Dalam hal pengambilan keputusan yang berpotensi menim-
bulkan konflik, keputusan dinyatakan sah apabila dihadiri
setengah ditambah satu jumlah peserta musyawarah/ rapat.
d. Ketentuan lebih lanjut tentang penyelenggaraan rapat akan
diatur dalam Peraturan Organisasi.
(2) Setiap peserta mempunyai hak bicara dan hak suara; kecuali
dalam pemilihan Ketua Umum/Ketua Kepengurusan/Formatur di
setiap musyawarah/musyawarah luar biasa di tingkatan ke-
pengurusan masing-masing, hak suara digunakan dengan prinsip
satu delegasi satu suara.
(3) Peninjau hanya mempunyai hak bicara.
(4) Hak suara diatur lebih lanjut dalam tata tertib masing-masing
musyawarah/rapat.
BAB XI
TATA LAKSANA ORGANISASI
DAN TATA CARA PEMILIHAN PIMPINAN
Pasal 74
Tata Laksana Organisasi
Pasal 75
Tata Cara Pemilihan Pengurus
BAB XII
KEUANGAN
Pasal 76
BAB XIII
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 77
BAB XIV
ATRIBUT
Pasal 78
BAB XV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 79
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini,
akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi.
(2) Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Surabaya
Pada tanggal : 7 Pebruari 2010