“MAKROSTRUKTUR PROTISTA”
Disusun oleh :
Kelompok B4
Rere Ramadhani (211610101111)
Diajeng Gusti Purnama (211610101112)
Riska Dwi Fajariyanti (211610101113)
Amalia Tri Utami (211610101114)
M.Farrel Rizaldi (211610101115)
Deviana Yuni Pratiwi (211610101116)
Chiquita Irawati (211610101117)
Ahmad Zakky D. (211610101118)
Saniyah Nurtriafiyanti (211610101119)
Raditya Febrian (211610101120)
Najwa Maulida Rizqi (211610101121)
Deandra Putri Dennisa (211610101122)
Adela Abigail (211610101123)
Putri Amanda Rizki (211610101124)
II
DAFTAR ISI
RINGKASAN…………………………………………………….. …………………….ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. …………..iii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………… . …….iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………….………………………1
B. Tujuan………………………………...… ……………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN
A. Protista Mirip Jamur…………………………………………………………….…… 3
B. Protisat Mirip Tumbuhan…………………………………….…………………..….. 4
C. Protista Mirip Hewan…………………………………………………………….…. 10
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan…………………………………………………..…………………....... 17
DAFTAR PUSTAKA
III
DAFTAR GAMBAR
IV
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan kepada
pembaca mengenai makrostruktur sel pada Protista. Selain itu, dapat lebih mengetahui
tentang klasifikasi Protista dan peranan Protista pada kehidupan.
1
II. PEMBAHASAN
Protista (Yunani, protos = pertama) merupakan organisme eukariotik pertama atau
paling sederhana. Protista adalah mikroorganisme eukariota yang bukan hewan,
tumbuhan, atau fungus. Berbeda dengan Monera, Protista telah memiliki membran inti
sehingga disebut organisme eukariotik. Sebagian besar protista hidup bebas. Protista
menerapkan peran ekologis yang penting sebagai produsen atau sebagai makhluk kecil
predator pada mikroorganisme.
Pada umumnya Protista adalah mahluk hidup uniseluler, namun terdapat pula
Protista yang multiseluler, seperti ganggang laut. Protista ada yang bersifat autrotrof,
adapula bersifat heterotrof yang dapat menguraikan bahan organik, memangsa organisme
yang lebih kecil seperti bakteri, dapat juga hidup di dalam tubuh spesies yang lebih besar.
Berdasarkan habitatnya protista ditemui hidup di perairan, baik di sungai, danau, waduk,
kolam, maupun di perairan payau dan laut.
Berdasarkan kemiripan ciri-cirinya dengan organisme lain dan cara memperoleh
makanan sebagai sumber energi, Protista dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan,
yaitu :
a. Protista mirip jamur (Jamur Protista), adalah protista heterotrof yang memperoleh
makanan dari organisme lain dengan cara menguraikan atau menelan makanan.
Jamurini meliputi jamur lendir plasmodial (Myxomycota) dan jamur lendir seluler
(Acrasiomycota).
b. Protista mirip tumbuan (alga atau ganggang), adalah protista fotoautotrof yang dapat
membuat makanan sendiri dengan cara fotosintesis. Alga meliputi kelompok
Euglenophyta, Chrysophyta, Phaeophyta dan Rhodophyta.
c. Protista mirip hewan (Protozoa), adalah Protista heterotrof yang memperoleh makanan
dari organisme lain dengan cara menelan atau memasukan makanan tersebut ke dalam
sel tubuhnya (intraseluler). Berdasarkan alat geraknya, protozoa dapat dibagi menjadi 5
kelompok yaitu: Rhizopoda, Flagellata, Ciliata, dan Sporozoa.
Protista dikelompokkan menurut kemiripannya dengan kingdom yang lebih tinggi,
antara lain Protista mirip jamur yaitu jamur lendir dan jamur air, Protista mirip hewan
disebut Protozoa, dan Protista mitip tumbuhan disebut alga.
2
A. PROTISTA MIRIP JAMUR
Anggota protista yang menyerupai jamur adalah kelompok protista jamur air
dan jamur lendir. Kesamaanya dengan jamur adalah mempunyai struktur yang
menghasilkan spora, heterotrof, parasit, atau pengurai, jamur akan mengeluarkan
enzim. Enzim ini memecah atau merombak senyawa organik yang dihasilkan
organisme lain. Kemudian jamur menyerap produk rombakan tersebut. Protista
menyerupai jamur memiliki ciri-ciri sebagai berikut yaitu: Memiliki sel berflagela
pada suatu waktu dalam siklus hidupnya, khusus pada jamur air memilki dinding sel
yang tersusun oleh zat selulosa, sedangkan jamur tersusun oleh zat kitin, membentuk
spora diploid dan hasil meiosis berupa gamet. Pada jamur air menghasilkan zoospora,
makanan dicerna secara fagosit. Jamur protista terdiri dari tiga filum, yaitu
Myxomycota (jamur lendir plasmodinal), Acrasiomycota (jamur lendir selular), dan
Oomycota (jamur air).
1. Myxomycota (Jamur Lendir Plasmodinal)
Seluruh jamur lendir menghasilkan sel-sel yang hidup bebas pada sebagian
siklus hidupnya. Sel-sel yang hidup bebas ini disebut Amoeboid karena mempunyai
bentuk seperti Amoeba. Seperti Amoeba yang sesunguhnya, jamur lendir merupakan
predator fagosit. Disebut demikian karena jamur lendir dapat menelan bakteri, hama,
spora, dan berbagai komponen organik. Contoh: Physarium sp..
Pada kapang lendir plasmodinal masa lendir itu disebut plasmodium,
mengandung beribu-ribu nukleus. Plasmodium itu bergerak perlahan-lahan di atas
permukaan substratnya (umpamanya kayu busuk) menyerbu makananya sambil
tumbuh. Akhirnya plasmodium itu membentuk tangkai-tangkai nyata yang
menghasilkan dan membebaskan spora-spora. Jika jatuh ditempat yang cocok spora
tersebut akan berkecambah membentuk sel-sel tunggal yang bergerak dengan flagela
dan pseudophodia. Sel-sel berpasangan dan mulai pembentukan plasmodiumnya yang
baru.
3
2. Oomycota (Jamur Air)
Kelompok jamur yang memiliki sel dari selulosa dan hifa yang tidak bersekat.
Reproduksi vegetatif dengan zoospora, yaitu spora berflagel dua yang mampu
bergerak bebas. Sementara itu reproduksi secara generatif dengan pertemuan gamet
jantan dan betina, lalu membentuk zigot berdinding tebal kemudian mengalami
periode istirahat membentuk oospora. Fase hidup hasil reproduksi generatif ini lebih
panjang bila dibanding dengan fase vegetatif.
Adapun ciri-ciri umum kelompok Oomycota adalah :
a. Memiliki hifa bersepta atau bersekat dan berinti banyak. Dinding selnya terdiri dari
selulosa dan hemiselulosa.
b. Memiliki tubuh (misellium) yang tubuh diatas materi organik
c. Bersifat heterotrof
Protista mirip tumbuhan atau biasa dikenal sebagai ganggang atau alga.
Ganggang atau alga merupakan organisme kelompok besar yang jenisnya beragam dan
mereka juga merupakan organisme autotrof yang artinya mereka dapat menghasilkan
4
makanan mereka sendiri. Ganggang atau alga masuk dalam kelompok tumbuhan,tetapi
beberapa ganggang atau alga tidak memiliki ciri pokok tumbuhan,maka dikelompokan
menjadi Protista.
Ganggang atau alga merupakan organisme bersel satu (uniseluler) dan ber sel
banyak (multiseluler) serta memiliki klorofil untuk berfotosintesis. Pigmen fikosianin
(biru), fikoeritrin (merah), fikosantin (coklat), xantofil (kuning) dan karotena
(keemasan). Terdapat juga beberapa ganggang atau alga yang memiliki thalus (struktur
tubuhnya berupa akar,batang dan daun tidak sejati).
1. Habitat Alga
Alga merupakan organisme yang hidup di habitat perairan baik itu di perairan
air tawar ataupun air laut. Sebagian dari spesies alga hidup di suhu yang sangat dingin
seperti perairan dingin ataupun di puncak gunung.
Alga mikroskopis uniseluler merupakan produsen primer yang memberikan
kontribusi terbesar terhadap produksi total di dalam ekosistem perairan. Protista mirip
jamur sebagian besar berukuran makroskopis dan habitatnya di kayu busuk, batang
pohon, tempat basah dll. Tidak terlalu berperan penting dalam ekosistem dan ada yang
bersifat parasit. Berdasarkan zona, Perairan lentik atau perairan tergenang terbagi
menjadi tiga zona yaitu zona litoral, limnetik, dan profundal.
2. Reproduksi Alga
Reproduksi alga atau ganggang ada dua yaitu vegetative (aseksual) dan
generative (seskual).
a. Reproduksi aseksual
Alga akan membelah diri menghasilkan dua sel anak yang masing-masing akan
menajidi individu baru, fragmentasi dimana terpecah-pecahnya koloni menjadi
beberapa bagian dan membentuk spora. Pembentukan spora atau zoospora ini
merupakan sel tunggal yang diselubungi oleh selaput dan dapat bergerak bebas
menggunakan flagela. Salah satu contoh spora uniseluler yang dihasilkan disebut
dengan akinet.
5
b. Reproduksi seksual
Ganggang atau alga akan menggabungkan dua sel gamet yaitu betina dan
jantan. Kemudian hasil penggabungan dua gamet jika ukurannya sama disebut
isogami dimana jika zigot hasil peleburan gamet betina dengan jantan mengalami
dormansi, hal itu disebut dengan zigospora. Sedangkan jika ukurannya berbeda
disebut anisogami, gamet betina berukuran besar dan tidak dapat bergerak, jika gamet
jantan berukuran kecil dan dapat bergerak. Jika zigot yang terbentuk tidak
berkecambah tetapi mengalami dormansi disebut oospora.
3. Klasifikasi Alga
Beberapa jenis alga banyak ditemukan di perairan, baik air tawar maupun air
laut sebagai plankton. Jika berdasarkan pigmen atau zat warna yang dikandungnya,
alga dikelompokkan menjadi lima yaitu :
a. Alga Hijau (Chlorophyta)
Alga hijau yang berada di air tawar mempunyai cara-cara berkembang
biak yang beraneka ragam untuk mempertahankan hidup. Alga hijau dapat
berkembang biak dengan cara aseksual dan seksual. Cara perkembangbiakan
aseksual dengan membelah diri dan membentuk macam-macam spora, sedangkan
perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan konjugasi. Alga berfilamen
dan bentuk multiseluler lainnya kemungkinan bereproduksi dengan cara
fragmentasi atau dengan cara membebaskan zoospora dari sel vegetatif.
6
a) Alga hijau (Chlorophyceae) termasuk dalam divisi Chlorophyta. Perbedaan
dengan divisi lainnya adalah warna hijaunya yang jelas seperti pada tumbuhan
tingkat tinggi karena mengandung pigmen klorofil a dan b, karotin, xantofil,
violasanti, dan lutein.
b) Alga hijau yang tumbuh di laut perairan dangkal, umumnya melekat pada
batuan dan sering muncul apabila air menjadi surut.
c) Alga hijau ada yang bersel satu ada pula yang membentuk koloni.
d) Bentuk tubuhnya ada yang bulat dan berfilamen.
Ada 12 jenis alga hijau yang sering dijumpai di perairan pantai yaitu :
1. Coulerpa (Anggur Laut)
2. Ulva
3. Valonia (V. ventricose)
4. Dictysophera (D. caversona)
5. Halimeda
6. Chaetomorpha
7. Codium
8. Udotea
9. Tydemania (T. expeditionis)
10. Burnetella (B. nitida)
11. Burgenesia (B. forbisii)
12. Neomeris (N. annulate)
7
tegak. Dari tangkai yang pendek ini muncul poros-poros silindrik panjang.
Masing-masing poros ini dapat mencapai 1 meter panjangnya di mintakat bawah
litoral dimana Sargassum hidup. Pada poros yang silindrik dengan diameter 3
mm terdapat bentuk-bentuk seperti daun, kantung udara dan cabang-cabang
perkembangbiakan.
8
Gambar 5. Alga Merah (Rhodophyta)
9
e. Diatom (Bacillariophyta)
Diatom adalah ganggang uniseluler namun banyak ditemukan dalam
bentuk koloni . Diatom memiliki struktur yang tersusun atas bagian tutup (epiteka)
dan bagian wadah (hipoteka) dengan dinding sel yang tersusun oleh pektin yang
berisi silika (frustule). Diatom ini mendominasi dan tersebar di perairan tawar
dan laut dan merupakan fitoplankton yang berperan sebesar 25% dalam proses
fotosintesis di bumi. Diatom berfotosintesis di laut menghasilkan karbon organik
dan berperan penting dalam siklus silika dan karbon di alam.
Diatom tidak memiliki alat gerak dan hanya dapat melekat pada substrat
yang lebih keras jadi diatom hanya mengapung bebas mengikuti arus air.
Makanan yang disimpan di dalam diatom adalah leukosin yang berupa tetes-tetes
minyak dan Umumnya bersifat fototrof . Perkembangbiakan dari diatom ada yang
secara vegetatif, dengan pembelahan sel (aseksual) dan secara gametik (seksual)
dengan membentuk auxospora.
10
1. Rhizopoda
Sarcodina atau Rhizopoda (Rhizoid = akar, podos = kaki) yaitu protozoa yang
bergerak menggunakan pseudopodia (kaki semu) yang berfungsi sebagai alat
penangkap mangsa. Jenis yang paling mudah diamati adalah Amoeba.
Gambar 7. Amoeba
Struktur tubuh :
a) Membran sel dan membran plasma. Membran sel (plasmalema) berfungsi
melindungi protoplasma .
b) Sitoplasma dibedakan atas ektoplasma dan endolasma . Ektoplasma merupakan
lapisan luar sitoplasma yang lataknya berdekatan dengan membran plasma dan
pada umumnya jernih (tidak berganula). Endoplasma merupakan merupakan bagian
dalam plasma , pada umumnya bergranula. Di dalam endoplasma terdapat satu inti,
sau vokuola kontraktil, dan beberapa vokuola makanan.
c) Inti sel (nucleus). Intisel berfungsi untukmengatur seluruh kegiatan yang
berlangsung di dalam sel.
d) Vakuola kontraktil (rongga berdenyut). Organ ini berfungsi sebagai organ ekskresi
sisa makanan. Vokuola kontraktil juga mengatur agar tekanan osmosis sel selalu
lebuh tinggi dari tekanan osmosis disekitarnya.
e) Vakuola makanan. Organ ini berfungsi sebagai alat pencernaan. Makanan yang
tidak dicernakan akan keluar melalui vokuola kontraktil.
Ciri-Ciri Rhizopoda :
a) Rhizopoda memiliki berbagai ukuran mulai dari 2mm sampai 3 mm (pada spesies
yang masih ada seperti Nummulites yang berukuran 5 mm).
11
b) Alat gerak: pseupodia
c) Ada yang telanjang maupun bercangkang
d) Bentuk sel berubah-ubah
e) Sitoplasma terdiri dari endoplasma dan ektoplasma
f) Reproduksi: aseksual (pembelaha biner), sebagian dapat membentuk kista.
g) Heterotrof (memangsa alga uniseluler, bakteri, protozoa lain). Biasanya hidup
bebas di tanah lembab dan lingkungan berair, beberapa parasit.
2. Flagellata
Protozoa berflagel adalah sel tunggal tidak berdinding dengan flagela. Semua
sepenuhnya atau sebagian besar heterotrofik. Siklus hidup didominasi oleh sel
haploid yang bereproduksi secara mitosis. Sebuah pelikel, terdiri dari membran
plasma dan lapisan tipis protein elastis tepat di bawahnya, melindungi sel dan
memungkinkannya untuk mempertahankan bentuk tertentu.
12
Klasifikasi Flagellata :
1. Flagellata Anaerobik
Diplomonad dan parabasalid memiliki banyak flagela dan termasuk di
antara sedikit protista yang beradaptasi dengan perairan yang miskin oksigen. Alih-
alih mitokondria khas, mereka memiliki hidrogenosom, organel yang membuat
ATP dengan anaerobik dan melepaskan gas hidrogen (H2) sebagai produk
sampingan. Diplomat yang hidup bebas dan parabasalid berkembang jauh di laut
dan danau.
Gambar 8
13
Gambar 9. Trypanosomes and Kinetoplastids
3. Euglonoida
Euglenoid adalah Protista berflagel yang berkerabat dekat dengan
kinetoplastida. Sebagian besar hidup di air tawar dan tidak ada yang patogen
manusia. Banyak memangsa bakteri atau lainnya Protista, beberapa adalah parasit
dari organisme yang lebih besar, dan sekitar sepertiga memiliki kloroplas. Struktur
kloroplas euglenoid dan pigmen di dalamnya menunjukkan bahwa organel ini
berevolusi dari alga hijau melalui endosimbiosis sekunder.
14
Cilliata hidup di air tawar tetapi ada juga yang hidup di tempat lain, misalnya pada
usus tebal manusia yang dapat menimbulkan gangguan pada perut.
Contoh-contoh Cilliata :
1. Paramecium caudatum
Paramecium telah memiliki selubung inti (Eukariot). Uniknya Protista ini memiliki
dua inti dalam satu sel, yaitu inti kecil (Mikronukleus) yang berfungsi untuk
mengendalikan kegiatan reproduksi, dan inti besar (Makronukleus) yang berfungsi
untuk mengawasi kegiatan metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi.
2. Didinium nasutum (Holotricha)
Spesies yang satu ini merupakan predator di ekosistem perairan.
3. Stentor coeruleus
Spesies ini biasanya tidak berpindah-pindah alias menetap, dan hanya berpindah
tempat pada suatu waktu.
4. Vorticella campanula (Peritricha)
Memiliki bentuk yang spiral dan bertangkai lurus serta hidup pada suatu tempat.
15
5. Stylonychia mytilus (Hypotricha)
Memiliki silia yang berkelompok, bentuknya seperti spiral siput, berhabitat di dasar
kolam dan bergerak dengan cara merayap serta biasanya banyak dijumpai pada
daun yang terendam air.
6. Podophrya collini
Memiliki silia ketika masih muda dan saat dewasa berubah menjadi tentakel untuk
menghisap zat-zat dari tubuh mangsanya.
4. Sporozoa
Pada umumnya Sporozoa tidak memiliki alat gerak. Sebagai contah dapat dilihat dari
ciri-ciri dan sifat-sifat Plasmodium sp. Dikatakan sebagai hewan Sporozoa, karena
dalam daur hidupnya terdapat fase pembentukan spora dan terdapat proses
penyebaran seperti halnya spora pada tumbuhan berspora.
16
III. KESIMPULAN
Protista merupakan organisme eukariotik, uniseluler atau multiseluler. Protista
ada yang bersifat autotrof ada juga yang bersifat heterotroph. Berdasarkan habitatnya,
Protista ditemui hidup di perairan, baik di sungai, waduk,kolam, maupun di perairan
payau dan laut. Berdasarkan kemiripan ciri-cirinya dengan organisme lain dan cara
memperoleh makanan sebagai sumber energy, Protista dikelompokkan menjadi tiga
yaitu, 1. Protista mirip jamur 2. Protista mirip tumbuhan (Alga) 3. Protista mirip
hewan (Protozoa)
Protista mirip jamur adalah Protista heterotroph yang memperoleh makanan
dari organisme lain dengan cara menguraikan atau menelan. Menghasilkan
spora,parasit, dapat mengeluarkan enzim dan memiliki sel berflagela pada suatu waktu
dalam siklus hidupnya. Jamur protista terdiri dari tiga filum, yaitu Myxomycota
(jamur lendir plasmodinal), Acrasiomycota (jamur lendir selular), dan Oomycota
(jamur air).
Protista mirip tumbuhan (Alga) adalah Protista autotrof yang dapat membuat
makanan sendiri dengan cara fotosintesis. Merupakan organisme uniseluler dan
multiseluler, habitatnya di tempat basah dan ada yang bersifat parasite, bereproduksi
secara aseksual dan seksual. Protista ini diklasifikasikan menjadi lima yaitu, Alga
hijau (Chlorophyta), Alga coklat (Phaeophyta), Alga merah (Rhodophyta), Alga
keemasan (Chrysophyta), dan Diatom (Bacillariophyta).
Protista mirip hewan (Protozoa) adalah Protista heterotroph yang memperoleh
makanan dari organisme lain dengan cara memasukkan makanan tersebut ke dalam sel
tubuhnya. Spesies protozoa ini kebanyakan hidup dalam tanah. Berdasarkan alat
geraknya, Protista ini dikelompokkan menjadi empat yaitu Rhizopoda, Flagelatta,
Cilliata, dan Sporozoa.
17
DAFTAR PUSTAKA
Cecie Starr, dkk. (2014). Biology : The unity and diversity of life, Forteenth Edition. Canada,
No.1, 2014
Wasahua jahra,Ode Inem. (2014).Jenis-jenis Alga Coklat Potensial di Perairan Pantai Desa
Kistimah I (2006). Hasil Belajar,Bahan Ajar Atlas Biologi,Protista BAB II. di akses 10
Surja, S. S., Wijaya, M., dkk. (2019). Atlas parasitologi kedokteran. Penerbit Universitas
Malaria, B. I. P. P. (2019). 2.2 Biologi dan Siklus Hidup. Kupas Bahas Ringkas tentang
Malaria, 15.
Devi Hariyani, dkk. (2017). Jenis-Jenis Protista di Danau Teluk Gelam Kabupaten OKI
Provinsi Sumatera Selatan. Program Studi Pendidikan Biologi FKIP, Universitas
Sriwijaya 2017
Deacon, J.W., 2013. Fungal biology. John Wiley & Sons. 4th Edition
Wirasarai, Andi. 2019. Pengembangan media kartu bio kuarter pada materi protista kelas X
MA madani alaudin pao-pao. [Skripsi]. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
Widya Sintyana (2016) Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Protista
Menggunakan Media Flashcard di SMA. di akses 10 Oktober 2021
http://repository.unpas.ac.id/12438/
R Nurrohman. 2016. Oxidation Ditch Algae Reactor (Odar) Dalam Pengolahan Nutrien Pada
Limbah Greywater Perkotaan. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan. Universitas
Islam Indonesia.
Ndolu, M. (2021). Identifikasi Jenis Makroalga pada zona interdial pantai nembrala
kecamatan Rote Barat Kabupaten Rote, Ndao. Jurnal Ilmiah Unsrat Rote. Vol. 1 No. 2
Liniarti, Tri. 2013. Meningkatkan Hasil Belajar dan Keaktifan Siswa Kelas X SMA Negeri 11
Yogyakarta dengan Permainan Edukatif Ular Tangga Pada Materi Protista. [Skripsi].
Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematikan dan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Keguruansan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Diakses pada 10 Oktober 2021.
https://repository.usd.ac.id/8154/1/091434045_Full.pdf