TUTORIAL 8
ANGGOTA KELOMPOK:
1. M. SYAHID ABDILLAH (160110180094)
2. AMIRA ALIYA N. HUSEIN (160110180095)
3. LULUAH MAKNUNAH (160110180096)
4. M. IRSYAD SYAUQI (160110180097)
5. SALSABILA IBRAHIM (160110180098)
6. IBRASHAKTI JAYATRA (160110180099)
7. AGHITSNA AULIA A (160110180100)
8. SARAH MARGARETH B. (160110180101)
9. CHARISSA AYU OKTAVIANI (160110180102)
10. SYARIFA SALSABILA A. (160110180103)
11. HANIFA RAYNA N. (160110180104)
12. SHIELA NURULHUDA H. (160110180105)
13. ALYA AULIA NAMIRA (160110180106)
Dosen Pembimbing : drg. Emma Rachmawati, M. Kes.
DAFTAR TABEL……………………………………………………………………… 5
2|BDS 1 –CASE 1
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 70
3|BDS 1 –CASE 1
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Pembentukkan palatum pada minggu ke-7 ..................................................... 12
Gambar 2 Pembentukkan palatum pada minggu ke-8 dan minggu ke-10 ....................... 13
Gambar 3 Grafik berat badan ideal bayi. Atas: perempuan; Bawah: laki-laki ................ 15
Gambar 4 Grafik Konsumsi energi .................................................................................. 16
Gambar 5 Jalur migrasi sel-sel krista neural dari otak depan,otak tengah, dan otak bagian
belakangke lengkung faring dan wajah ............................................................................. 20
Gambar 6 Komponen sel arkus faring ............................................................................. 23
Gambar 7 Vaskularisasi arkus faring ............................................................................... 25
Gambar 8 Vaskularisasi arkus faring minggu ke-6 .......................................................... 26
Gambar 9 Vaskularisasi arkus faring pada minggu ke-7 ................................................. 26
Gambar 10 Perkembangan otot-otot pada arkus faring.................................................... 28
Gambar 11 Pandangan lateral regio kepala dan leher pada janin .................................... 30
Gambar 12 Struktur yang dibentuk oleh kartilago dari setiap arkus faring ..................... 31
Gambar 13 Struktur faring ............................................................................................... 31
Gambar 14 Bagian-bagian wajah yang terbentuk dari arkus faring ................................. 36
Gambar 15 Embrio. A: pandangan lateral; B: pandangan frontal; C: mikrograf scanning
electron.............................................................................................................................. 39
Gambar 16 Mudigah. A: 5 minggu; B: 6 minggu; C: mudigah pada tahap B. ................ 40
Gambar 17 Mudigah. A: 7 minggu; B: 10 minggu; C: mudigah pada tahap A. ............. 40
Gambar 18 Frontal wajah mudigah. A: 7 minggu Prominensia maksilaris telah menyatu
dengan prominensia nasalis mediana.; B: 10 minggu ....................................................... 41
Gambar 19 Segmen antarmaksila dan prosesus maksilaris.............................................. 43
Gambar 21 Perkembangan palatum pada minggu ke-7 ................................................... 44
Gambar 20 Perkembangan palatum pada minggu ke-6 ................................................... 44
Gambar 22 Perkembangan palatum pada minggu ke-10 ................................................. 45
Gambar 23 Peta rasa lidah ............................................................................................... 49
Gambar 24 Klasifikasi celah pada palatum...................................................................... 50
Gambar 25 Radiografi Palatochizis ................................................................................. 51
Gambar 26 Botol khusus untuk bayi dengan celah palatum ............................................ 58
Gambar 27 Feeding Plate ................................................................................................. 59
Gambar 28 Treacher Collins Syndrome........................................................................... 61
Gambar 29 Goldenhar Syndrome .................................................................................... 63
Gambar 31 Kista servikal lateral ...................................................................................... 65
Gambar 30 A) Pembukaan kista serviks lateral di sisi leher dengan cara fistula; (B) Kista
serviks lateral dan fistula di depan otot sternoidomastoid; (C) Kista serviks lateral yang
membuka ke faring di palatine tonsil ................................................................................ 65
4|BDS 1 –CASE 1
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Vaskularisasi arkus faring .................................................................................... 24
Tabel 2 Struktur yang ikut membentuk wajah .................................................................. 42
5|BDS 1 –CASE 1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Tumbuh Kembang Wajah, Bibir dan
Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu penilaian yang terdapat pada
Di dalam pengerjaan karya tulis ini telah melibatkan banyak pihak yang
sangat membantu dalam banyak hal baik secara langsung maupun tidak langsung,
Rachmawati M.Kes selaku dosen pembimbing tutorial blok BDS 2(Basic Dental
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu dengan hati yang terbuka, kami mengharapkan kritik
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih. Semoga karya tulis ini dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkannya di masa yang akan datang.
6|BDS 1 –CASE 1
BAB I
Pendahuluan
di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung. Seorang ibu muda datang dengan
wajah yang sangat cemas membawa bayinya yang baru berusia 3 hari. Pada
bayinya tidak dapat enghisap susu dari puting susunya dan sering tersedak
tradisional dan merasa sehat, dan tidak pernah berusaha untuk melakukan
aborsi. Nenek (dari ibu) bayi tersebut juga menderita celah palatum. Hasil
7|BDS 1 –CASE 1
1.2 Jabaran 7 Jumps
Identitas Pasien
Usia : 3 Hari
1.2.2 Hipotesis
1.2.2.1 Berdasarkan hasil pemeriksaan feses rutin, Diana diduga
1.2.3 Terminology
-
8|BDS 1 –CASE 1
1.2.4 Mekanisme
Bayi tidak dapat menghisap susu dengan benar dan sering tersedak
Tidak terjadi
perkembangan
9|BDS 1 –CASE 1
1.2.6 I Don’t Know
1.2.6.1 Adakah hubungan pertumbuhan wajah dan palatum?
10 | B D S 1 – C A S E 1
BAB II
A. Learning Issues
mulut bayi. 'Puting' ini sekitar tiga kali lebih panjang dari puting saat
and soft palates. Pada dasarnya terletak di antara gusi atas dan lidah, yang
Siklus mengisap dimulai oleh lengkungan ke atas dari tepi anterior lidah,
diikuti oleh tekanan dari gusi bawah, yang disebabkan oleh peningkatan
susu ke faring. Saat volume susu yang diambil cukup akan memicu
penelanan, lalu soft palates naik dan menutup rongga hidung. Laring yang
11 | B D S 1 – C A S E 1
kerongkongan di belakang susu yang tertelan. Gerakan mengisap ini mulai
Pada fase ini, rongga menuju bagian nasal masih terbuka lebar.
Palatal shelf baru akan terbentuk. Primary palate nantinya akan pula
12 | B D S 1 – C A S E 1
langit yang terbentuk dari Maxilla Prominance. Terdiri dari bagian kanan
dan kiri, nantinya akan bergabung dengan Primary Palate dan secara
diketahui terdapat Cleft Palate, yang artinya ada celah di bagian langit –
posterior) juga tidak dapat terfusi menjadi satu, sehingga, salah satu fungsi
adanya celah yang menyebabkan pembatas antara ruang oral dan nasal
13 | B D S 1 – C A S E 1
3. Berapa Berat Ideal Bayi?
longitudinal (subyek diikuti dari lahir sampai usia 2 tahun); dan kedua
Panjang badan diukur pada posisi tidur telentang untuk anak usia 0-2 tahun
dan setelah usia 2 tahun tinggi badan diukur sebagai tinggi berdiri.
Berat badan ideal seorang bayi yang baru lahir berkisar antara 3,3
bayi akan meningkat karena asupan nutrisi dari asi ibu. (“Infant and young
14 | B D S 1 – C A S E 1
Gambar 3 Grafik berat badan ideal bayi. Atas: perempuan; Bawah: laki-laki
15 | B D S 1 – C A S E 1
Pada perkembangan bayi yang telah lahir, bayi harus berusaha sendiri
saat masih berada didalam rahim, energi yang didapatkan berasal dari plasenta,
dikonsumsi oleh sang ibu. Setelah lahir, berat badan bayi harus selalu bertambah.
Caranya, yaitu dengan memenuhi nutrisi bayi melalui ASI atau susu formula.
Kebutuhan ASI atau susu formula bayi juga akan terus meningkat seiring
bertambahnya usia, hingga bayi berusia 6 bulan. Pada saat berusia 6 bulan,
kebutuhan nutrisinya dapat dipenuhi melalui makanan lunak yang sudah dapat
dikonsumsi. Disamping itu, ASI atau susu formula yang sebelumnya telah rutin
Kebutuhan ASI atau susu formula wajib diberikan hingga bayi berusia kurang
lebih 2 tahun. Dibawah ini adalah table kebutuhan energi berdasarkan usia bayi.
16 | B D S 1 – C A S E 1
B. Tinjauan Pustaka
1. Apa yang dimaksud dengan Pertumbuhan dan Perkembangan? Apa
perbedaanya?
sistematis dalam diri seseorang sejak tahap konsepsi sampai meninggal dunia.
menjaga keseimbangan.
tangan.
2. Perkembangan kognitif
17 | B D S 1 – C A S E 1
Dalam perkembangan ini mencakup tiga aspek yaitu :
3. Perkembangan psikososial
bisa mempelajari mana yang baik dan buruk, mana yang benar dan salah,
dll.
dan penilaian anak terhadap dirinya, sebagai bentuk tingkah laku yang
bobot, dan jumlah sel dan bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke
18 | B D S 1 – C A S E 1
asal). Pertumbuhan juga bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan
Maka dari itu, perbedaan yang dapat dilihat dari pertumbuhan dan
19 | B D S 1 – C A S E 1
2. Arkus Faring
Arkus faring terdiri dari inti jaringan mesenkim yang dilapisi oleh
ektoderm di permukaan luar dan epitel yang berasal dari endoderm di sebelah
dalam. Arkus faring ini terdiri dari I sampai VI namun pada bagian arkus faring ke
perkembangan atau bergesernya fungsi) seperti bagian tulang ekor pada manusia
yang mengalami pergeseran fungsi. Bagian inti dari masing-masing arkus banyak
komponen tulang wajah. Setiap arkus faring ditandai oleh komponen ototnya
sendiri karena dibentuk oleh mesoderm arkus yang asli. Selain memiliki
ketika sel otot bermigrasi sel-sel yang membawa serta komponen sarafnya dan
komponen arteri.
Gambar 5 Jalur migrasi sel-sel krista neural dari otak depan,otak tengah,
dan otak bagian belakangke lengkung faring dan wajah
lenyap selama perkembangan kecuali dua bagian kecil di ujung dorsal nya)
20 | B D S 1 – C A S E 1
yang akan membentuk inkus dan maleus (tulang yang terdapat pada bagian
mandibula.
- m. milohioideus
- m. tensor timpani
21 | B D S 1 – C A S E 1
posterior m.digastrikus, m. Aurikularis Dan otot ekspresi wajah., yang
Stilofaringeus
arkus keempat
arch ketiga, keempat, dan kelima mesoderm yang ada dibagi pada garis
22 | B D S 1 – C A S E 1
tengahnya oleh sebuah celah. Di dalam pharyngeal arch juga terdapat
myoblast dari otot sedangkan neural crest cells yang akan memunculkan
jaringan ikat, tulang, kartilago serta enamel dan dentin dari gigi.
Pada bagian luar dari pharyngeal arch dilapisi oleh ektoderm dan
bagian dalam dilapisi oleh endoderm kecuali pada pharyngeal arch yang
pertama yang dilapisi oleh ektoderm dari oral mucosa. Sedangkan pada
vaskularisasi yang disebut aortic arch yang berjalan disekitar faring. Aortic
23 | B D S 1 – C A S E 1
arch berasal dari jantung yang terletak di ventral dan melewati dorsal
Arteri Mandibularis
Arteri Stapedial
Subclavian(R)
Ductus Arterious
1. Pertumbuhan Vaskularisasi
darah.
24 | B D S 1 – C A S E 1
- Angiogenesis : Mekanisme pertumbuhan pembuluh darah dari
Pada minggu ke-4 dan ke-5 arkus faring sudah memiliki kranial nerve
kedua sudah ada, jantung pada minggu ke-4 ini terletak pada ventral dari
arch dan darah melewati arah secara dorsal menuju wajah, otak, dan
bagian tubuh sisanya. Sedangkan pada minggu ke-5 arch ke-3 sudah mulai
carotid terbagi menjadi arteri carotis interna untuk menyuplai otak dan
interna juga bercabang lagi menjadi pembuluh kecil yaitu stapedial artery
3. Minggu ke-6
25 | B D S 1 – C A S E 1
Arch ke-4 dan ke-5 muncul, tetapi arch ke-5 hanya akan muncul
sebentar dan akan menghilang, sedangkan arch ke-4 akan menja dibagian
dorsal aorta yang menyuplai seluruh tubuh. Setelah itu arch ke-6 muncul
4. Minggu ke-7
stapedial maka fungsi ini pada minggu ini dan seterusnya digantikan
26 | B D S 1 – C A S E 1
carotis eksterna, yang menyebaban arteri stapedial berfusi dengan carotis
eksterna.
dan melekatpada os. Temporal pada minggu ke-13 setelah os. Temporal
mengalami osifikasi. Pada saat itu juga, m. masseter mulai melekat pada
arkus faring kedua. Terdapat juga otot-otot yang bukan merupakan otot
27 | B D S 1 – C A S E 1
ekspresi wajah tetapi tetap berasal dari arkus faring kedua yaitu, venter
stylopharyngeus
Otot-otot dari arkus faring ini membentuk otot-otot faring dan laring.
28 | B D S 1 – C A S E 1
2.8 KOMPONEN KARTILAGO ARKUS FARING
Secara umum, arkus faring terdiri dari 3 lapisan. Lapis terluar berasal
dari ektoderm, bagian tengah atau inti berasal dari mesoderm, sedagkan
bagian dalam berasal dari endoderm. Inti dari arkus faring juga menerima
Pada minggu keempat, empat arkus faring sudah mulai tebentuk. arkus
faring berada di bagian bawah otak depan embrio. Terdapat suatu celah
jaringan ikat, dan elemen lain yang berperan dalam system perkembangan
1. Arkus Faring I
Arkus pertama membentuk bagian dorsal, prosesus maksilaris,
29 | B D S 1 – C A S E 1
Gambar 11 Pandangan lateral regio kepala dan leher pada janin
2. Arkus Faring II
Arkus ini disebut juga arkus hyoid karena berperan dalam
30 | B D S 1 – C A S E 1
Gambar 12 Struktur yang dibentuk oleh kartilago dari setiap arkus faring
31 | B D S 1 – C A S E 1
Kantung faring pertama membentuk divertikulum mirip tangkai,
mukosa melalui celah yang terdapat selubung otot organ yang berbentuk
telinga.
Selama bulan ketiga dan kelima, tonsil diinfiltrasi oleh jaringan limfatik.
Sebagian dari kantung menetap dan ditemukan pada orang dewasa sebagai
fosa tonsilaris.
Kantung faring ketiga dan keempat ditandai oleh sayap dorsal dan
32 | B D S 1 – C A S E 1
kehilangan hubungannya dengan dinding faring dan timus kemudian
berigrasi kea rah kaudal dan medial menarik kelenjar paratinoid inferior
Pada orang yang lebih tua, timus sulit dikenali karena struktur ini
33 | B D S 1 – C A S E 1
34 | B D S 1 – C A S E 1
3. Bagaimana Proses Perkembangan Wajah dan Langit – Langit?
- Dasar tengkorak
(yg menuju ke arah hidung atau rostrum) yang mengelilingi otak depan
dan cawan optik ke daerah wajah. Kemudian, sel ini akan membentuk
struktur tulang arkus faring dan wajah bagian tengah dan jaringan lain
Sel dari plakoda ektoderm bersama dengan sel krista neuralis membentuk :
35 | B D S 1 – C A S E 1
Gambaran pembentukan kepala (wajah dan leher) dihasilkan oleh
arkus faring atau brankial. Hal ini muncul pada minggu ke- IV & V
mudigah.
dipisahkan oleh celah dalam yang dikenal dengan celah faring. Secara
bagian paling kranial usus depan. Kantong ini menembus mesenkim dan
pada ikan dan amfibi. Pada mudigah manusia tidak pernah terbentuk
insang sejati (brankia). Karena itu digunakan kata faring (celah, arkus, dan
kantong)
36 | B D S 1 – C A S E 1
Bagian tengah wajah dibentuk stomodeum (mulut primitive),
stomodeum)
berkembang dari arkus kesatu dan kedua yang diberi nama arkus
skeletal, otot, pembuluh darah, jaringan ikat, epitel, dan elemen- elemen
37 | B D S 1 – C A S E 1
(tonjolan wajah) yang terdiri dari mesenkim yang berasal dari krista
mediana.
prominensia maksilaris menjadi tidak ada lagi, . Karena itu, bibir atas
38 | B D S 1 – C A S E 1
bibir atas. Bibir bawah dan rahang dibentuk oleh prominensia
39 | B D S 1 – C A S E 1
Gambar 16 Mudigah. A: 5 minggu; B: 6 minggu; C: mudigah pada tahap B.
Minggu 10
40 | B D S 1 – C A S E 1
Hidung terbentuk oleh lima prominensia fasialis: prominensia
juga di bagian yang juga lebih dalam. Struktur yang terbentuk oleh
atau intermaxilla. Struktur ini terdiri dari (a) komponen bibir yang
frontalis.
Gambar 18 Frontal wajah mudigah. A: 7 minggu Prominensia maksilaris telah menyatu dengan
prominensia nasalis mediana.; B: 10 minggu
41 | B D S 1 – C A S E 1
Prominensia Struktur yang Dibentuk
Dahi, jembatan hidung, prominensia
Frontonasalis nasalis mediana dan lateralis
1. Segmen Antarmaksila
juga di bagian yang lebih dalam. Struktur yang dibentuk oleh dua
terdiri dari komponen labia, yang membentuk filtrum bibir atas; komponen
rahang atas, yang membawa empat gigi seri; dan komponen palatum, yang
prominensia frontalis.
42 | B D S 1 – C A S E 1
Gambar 19 Segmen antarmaksila dan prosesus maksilaris
2. Palatum Sekunder
utama dari palatum definitif dibentuk oleh dua pertumbuhan keluar seperti
tengah di antara palatum primer dan sekunder. Pada saat yang sama
43 | B D S 1 – C A S E 1
Gambar 20 Perkembangan palatum pada minggu ke-6
rahang bawah dan lidah, terlihat celah diantara palatum primer yang
berbentuk segitiga dan bilah palatum yang masih tegak lurus. Pada minggu
ke 7,5 lidah telah bergerak ke bawah dan bilah palatum telah mencapai
posisi horizontal.
sama lain dengan septum nasi. Pada pandangan ventral palatum, terlihat
44 | B D S 1 – C A S E 1
foramen insisivum membentuk titik tengah antara palatum primer dan
palatum sekunder.
anterior lidah), dan root (bagian posterior lidah). Body merupakan bagian
sulkus terminalis.
dinding anterior primitive throat. Lidah muncul dalam bentuk dua lidah
penebalan ini berasal dari arkus faring pertama. Penebalan medial kedua,
arkus kedua, ketiga dan sebagian arkus keempat. Kopula tersebut pada
45 | B D S 1 – C A S E 1
nantinya akan tumbuh sebagai dasar lidah atau root dari lidah. dua
posterior atau pangkal lidah berasal dari arkus faring kedua, ketiga,dan
sebagian besar dibentuk oleh mioblas yang berasal dari somit oksipital.
46 | B D S 1 – C A S E 1
disarafi oleh n. trigeminus, nervus arkus pertama; pangkal lidah disarafi
lidah diberikan oleh cabang korda timpani dari nervus fasialis, sementara
terdapat suatu lekukan yang disebut foramen caecum. Foramen ini adalah
titik foramen sekum. Selanjutnya tiroid turun di depan usus faring sebagai
lidah.
47 | B D S 1 – C A S E 1
fungiform : sudah ada pada waktu lahir, dan papilla (c) valata ; yang
48 | B D S 1 – C A S E 1
Permukaan luar lidah dilapisi oleh mukosa khusus dengan ciri-ciri: 1)
indera pengecap rasa. Pada 2/3 anterior Iidah, papilla bersifat horizontal
seperti bintik merah dengan epitel tipis, berbentuk seperti bentuk jamur
besar yang letaknya ada pada bentuk V, pada batas antara body dan akar
lidah. Jumlah papilla ini ada 8-12 bush, bentuknya seperti papilla
rasa dan glandula von Ebner. Papilla foliata berjumiah 4-11 deret, sejajar
satu sama lain pada tiap sisi Iidah di dekat akar. Secara klinis tidak
tampak, tertutup epitel berkeratin. Pada papilla ini terdapat jugs indera
49 | B D S 1 – C A S E 1
4. Palatochizis
celah tersebut karena gangguan pada sahat kehamilan bulan ketujuh hingga
maksilaris kiri dan kanan atau kegagalan penyatuan prosesus fronto nasalis
pada saat perkembangan janin. (“Cleft Lip and Cleft Palate,” 2014)
a) Terisolasi : Celah pada Palatum Mole atau Celah pada Palatum Mole dan
c) Bilateral : Celah palatum dan bibir pada kedua sisi. (Ii, n.d.)
50 | B D S 1 – C A S E 1
4.2 Radiografi Palatochizis
diikuti beberapa anomaly gigi, seperti tidak adanya Insisivus 2 rahang atas
atau adanya supernumery teeth pada region tersebut, dan terjadi maloklusi
dan hypodontia.
jaringan pada gigi kecuali enamel. Bibir atas merupakan turunan dari
medial nasal dan maksila pada minggu kelima kehamilan, baik pada satu
atau kedua sisinya, berakibat cleft lip. Cleft lip biasanya terjadi pada
pertemuan antara bagian sentral dan lateral dari bibir atas. Cleft dapat
51 | B D S 1 – C A S E 1
memengaruhi bibir atas saja atau bisa juga melebar lebih jauh ke maksila
juga, terjadi cleft lip dengan cleft palatum, yang membentuk kelainan Cleft
terjadi hambatan dalam proses migrasi dan proliferasi sel neural crest
horizontal di atas lidah. Tidak tersedianya ruang yang cukup dalam rongga
horizontal. Fusi dari kedua palatal shelves kemudian terjadi dari arah
satu sama lain dapat menyebabkan cleft palate. Setelah berikatan satu
52 | B D S 1 – C A S E 1
4.4 Faktor-Faktor Penyebab terjadi Celah Palatum
1. Faktor Hereditas
dengan palatoschisis. Jika hanya salah satu orang tua yang menderita
4%.
2. Faktor lingkungan
yaitu:
a. Nutrisi ibu
salah satu faktor resiko terjadinya celah orofasial. Hal ini sesuai
53 | B D S 1 – C A S E 1
dijadikan subjek penelitian. Selain penelitian tentang asam folat,
alkohol memiliki kelainan berupa celah bibir dengan atau tanpa celah
54 | B D S 1 – C A S E 1
langit, di mana seorang anak lahir dengan celah bibir dan langit-
e. Konsumsi obat-obatan
f. Stress
ini dapat juga menyebabkan kecacatan berupa celah bibir pada janin.
Pada bayi baru lahir yang mengalami celah bibir dan langit-langit akan
55 | B D S 1 – C A S E 1
menyebabkan bayi tersedak dan air susu keluar melalui hidung. Waktu
yang dibutuhkan untuk minum susu lebih lama sehingga perut bayi
mulut dan menciptakan isapan tidak memadai sehingga bayi tidak mampu
menarik cairan ke dalam mulut secara efisien. Selain itu, masalah yang
akan ditemui adalah menelan. Ketika makan atau minum, penderita celah
gangguan pernapasan.
Bayi yang baru lahir dengan celah palatum tidak dapat langsung
hal menghisap psusu dari ibu. Pada bayi baru lahir yang mengalami
56 | B D S 1 – C A S E 1
celah bibir dan langit-langit akan menghadapi kesulitan dalam minum
keluar melalui hidung. Waktu yang dibutuhkan untuk minum susu lebih
a. Botol khusus
itu, botol khusus yang digunakan, memiliki bentuk puting karet yang
57 | B D S 1 – C A S E 1
Gambar 26 Botol khusus untuk bayi dengan
celah palatum
b. Feeding Plate
Plat ini akan mengembalikan kondisi rongga mulut dan hidung yang
mukosa mulut.
58 | B D S 1 – C A S E 1
Gambar 27 Feeding Plate
karena sumbatan dari makanan dan minuman saat pasien makan dan
tulang alveolar berada pada lengkung yang baik. Alat ini juga berguna
untuk mencegah agar lidah tidak masuk kedalam celah palatum sehingga
biasanya dilakukan pada saat bayi berumur 1,5 tahun. Pembedahan ini
59 | B D S 1 – C A S E 1
60 | B D S 1 – C A S E 1
5. Kelainan pada Wajah dan Lidah
karena cacat pada gen atau kromosom nomer 5. Anak-anak dari orang tua yang
Ciri-ciri:
Downward-slanting eyes
Hypoplastic mandible
61 | B D S 1 – C A S E 1
5.2 DIGEORGE SYNDROME
kelenjar thymus dan kelenjar paratiroid. Sindrom ini disebabkan karena delesi
jumlah limfosit, pemeriksaan kadar kalsium, atau rontgen dada untuk melihat
Ciri – ciri:
tounge)
sisi wajah, tetapi dapat mempengaruhi kedua sisi dan dampak pada sisi
63 | B D S 1 – C A S E 1
tergantung pada jaringan. Ketika gerakan dan perkembangan jaringan
Gejala:
3. Kelainan mata (jaringan kelopak mata atas hilang, gerakan bola mata
yang anormal, dan tumor bola mata, seperti bola mata kecil) dan
Pengobatan :
2. Terapi
Fistula branchial terjadi jika arkus faring kedua gagal tumbuh ke arah
arkus faring kedua ketiga dan keempat akan menyatu dan membentuk
64 | B D S 1 – C A S E 1
sinus servikalis. Tetapi karena gagal menyatu sehingga akan
sebuah saluran sempit. Fistula seperti ini yang ditemukan di sisi lateral
drainase bagi kista servikal lateral. Kista servikal lateral sering tidak
terlihat sejak lahir dan mulai tampak jelas karena membesar pada masa
kanak-kanak.
Gambar 30 A) Pembukaan kista serviks lateral di sisi leher dengan cara fistula; (B)
Kista serviks lateral dan fistula di depan otot sternoidomastoid; (C) Kista serviks
lateral yang membuka ke faring di palatine tonsil
Dari sisa celah kecil ini nantinya akan keluar cairan kental seperti
nanah yang jika tidak segera diobati dengan cara operasi akan terus
65 | B D S 1 – C A S E 1
menumpuk dan membesar seperti tumor atau kista.
daerah leher anterior antara kartilago trakea kedua dan keempat. Ectopic
bahwa mutasi pada faktor transkripsi gen yang bertanggung jawab atas
EPIDEMIOLOGI
300.000 orang
Pasien dapat hadir dengan massa yang teraba. Pasien dengan tiroid
66 | B D S 1 – C A S E 1
kompresif ringan mungkin juga mendapat manfaat dari terapi
67 | B D S 1 – C A S E 1
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
penyatuan lempeng palatum kanan dan kiri. Proses penyatuan terjadi pada
masa embrio minggu ke-7 sampai dengan minggu ke-10. Kegagalan ini
68 | B D S 1 – C A S E 1
B. KRITIK
C. SARAN
69 | B D S 1 – C A S E 1
DAFTAR PUSTAKA
Mia, D. R. G., Prasetya, A., & Kga, S. P. (2018). CLEFT LIP AND PALATE.
Netter, F. H., Hansen, J. T., & Lambert, D. R. (2005). Netter's clinical anatomy.
Neville, Brad W., Damm, Douglas D., Allen, Carl M. and Chi, Angela C. 2015.
Sadler, T.W. 2015. Langman’s Medical Embryology 13th Edition. China: Wolters
Kluwer Health.
Suryana, D., Resmi, S., & Negeri, U. (2017). Pendidikan Anak Usia Dini
White, Stuart C. dan Pharoah, Michael J.. 2014. Oral Radiology Principles and
1986). https://doi.org/10.1016/S0266-6138(86)80041-9
70 | B D S 1 – C A S E 1