Anda di halaman 1dari 15

BUKU AJAR

Oleh:
Abdillah Imron Nasution
KATA PENGANTAR

Pengetahuan mengenai mikrostruktur jaringan keras gigi sangat


diperlukan dalam ilmu kedokteran gigi, sebab pemahaman dasar
dan pengembangannya yang berdasarkan sifat, struktur, dan
karakter penyusunnya yaitu Kristal hidroksi apatit sangat
berhubungan dengan mekanisme terjadinya keadaan patologis
seperti karies. Melalui pemahaman mikrostruktur ini pula
aplikasi dental material diterapkan yang tujuannya adalah untuk
menciptakan kesehatan rongga mulut dan gigi yang lebih baik.

Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan sekarang ini,


begitu banyak ilmu-ilmu terapan lainnya yang diterapkan dalam
memahami mikrostruktur jaringankeras gigi yang terdiri dari
email, dentin, dan sementum ini. Sebagaimana diketahui, ruang
lingkup keilmuan mikrsotruktur jaringan keras gigi yang bahan
non organiknya adalah kristal hidroksi apatit ini begitu luas,
sehingga dalam buku ini, integrasi keilmuan seperti fisika, teknik,
kimia, biologi, dan ilmu terapan lainnya juga dibahas dengan
jelas melalui hasil-hasil riset terbaru yang penulis lakukan.

Saran konstruktif akan sangat membantu dan saya hargai demi


mewujudkan karya yang lebih baik lagi di masa depan.

Abdillah Imron Nasution

i
AKNOWLEDGEMENTS

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada


berbegai pihak yang telah mendukung terwujudnya buku ini
yaitu: Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Syiah Kuala,
Teman-teman di Departemen Oral Biology dan Departemen
Dental Material Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Syiah
Kuala, Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Syiah Kuala, Fakultas Teknik Universitas Syiah
Kuala, Jurusan Fisika dan Kimia Fakultas MIPA Universitas
Syiah Kuala.

Terima kasih pula saya ucapkan atas peran serta mahasiswa


penulis dalam tim riset Scanning Electron Microscopy: Maulidya
Indah Sari, Rini Maulida Pospos, Nina Restiana, Muhammad
Rizki Hasya, Azizah Kemala Dewi, Kana Kautsarina, Yoni
Andesba, dan Teuku Zulfikar, tim riset studi Atomic Force
Microscopy: Firda Asbarini, Mahathir Muhammmad, Iqbal
Saputra, Tim Vicker Hardness Number: Rachwina Yasika dan
Dwi Putri, serta U;fa Sahara dan Anita Maisuri yang sangat
membantu penulis dalam riset X-Ray Diffraction.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................... i


AKNOWLEDGEMENTS .................................... ii

PENDAHULUAN ............................................... 1

EMAIL .................................................................. 2
Sifat Fisik Email ................................................................. 2
Sifat Kimiawi Email ........................................................... 2
Sifat Mekanis Email ........................................................... 3
Struktur Mikroskopis Email ............................................. 4
Kristal Apatit ...................................................................... 9
Demineralisasi Email ......................................................... 14
Remineralisasi Email.......................................................... 21
Mineralisasi dan Komposisi Utama Email ..................... 22
Buffer Saliva ........................................................................ 26
Buffer pada Pasta gigi Nano hydroxyapatite (n-HAp) ........ 27
Fluor ..................................................................................... 30
Permukaan email dan Candida albicans............................. 34
Email, bahan herbal dan S. mutans................................... 37
Permukaan Email dan Aplikasi Kopi dan Teh.............. 41
Kekerasan Permukaan Email Gigi .................................. 43
Daftar Pustaka .................................................................... 47

DENTIN ........................................................................... 49
Struktur Mikroskopis Dentin ........................................... 50
Sifat Fisik Dentin ............................................................... 54
Sifat Kimia Dentin ............................................................. 54
Sifat Mekanik Dentin......................................................... 54
Dentin dan Sodium Lauryl Sufate ....................................... 56
Dentin Akar Gigi dan chelating agent ................................ 59
Bahan khelasi dan regangan mikro dentin akar gigi ..... 59

iii
EDTA (Etylen Diamine Tetra Acetic Acid) .................. 59
Rc-Prep ................................................................................ 59
Bahan khelasi dan regangan mikro dentin akar gigi ..... 60
Dentin Akar Gigi dan Analisis XRD .............................. 61
Daftar Pustaka .................................................................... 65

SEMENTUM ....................................................... 67
Sifat Fisik Sementum ......................................................... 68
Sifat Kimia Sementum ...................................................... 68
Sifat Mekanis Sementum................................................... 69
Cementum Enamel Junction ........................................... 69
Daftar Pustaka .................................................................... 70

GLOSSARY ........................................................... 71
Index ..................................................................... 76

iv
Jaringan keras gigi: Aspek Mikrostruktur dan Aplikasi Riset

PENDAHULUAN

Jaringan keras adalah adalah jaringan yang mengalami


mineralisasi. Secara biologi mineralisasi atau kalsifikasi dapat
didefinisikan sebagai proses dimana terdapat sejumlah besar
mineral dan bentuk kristal-kristal kompleks yang membentuk
jaringan. Berdasarkan kandungan mineralnya, umumnya jaringan
tubuh dibagi atas jaringan lunak dan jaringan keras. Terdapat
dua perbedaan yang penting antara mineral pada jaringan lunak
dan jaringan keras.

Jaringan lunak terdiri atas mineral-mineral kurang lebih 1%


sedangkan pada jaringan keras tubuh dapat mencapai tingkat
hingga 98%. Tidak hanya kuantitas, bentuk mineral antara
jaringan lunak dengan jaringan keras sangat berbeda. Pada
jaringan lunak, mineral-mineral diasosiasikan dengan ion-ion
yang yang berpencar secara acak pada cairan dan fase organik
tubuh sedangkan pada jaringan keras mineral-mineral
membentuk crystalline lattice yang memiliki ciri khusus.

Berdasarkan ciri ini, terdapat 3 (tiga) jaringan keras gigi, yaitu:


email, dentin, dan sementum. Ketiganya memiliki tingkat dan
mineralisasi yang berbeda yang secara otomatis mempengaruhi
sifat dan karakter masing-masing terutama tingkat kekerasannya.

Untuk itu, integrasi ilmu mikrostruktur jaringan keras gigi ke


dalam riset-riset yang dibutuhkan untuk mendukung ilmu-ilmu
klinis di kedokteran gigi seperti dental material, orthodonti,
prostodonti, endodonti dan dan tentu saja oral biology. Di
samping itu, integrasi ini tentu saja dapat menambah khazanah
ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu kedokteran gigi dasar.

Email
GLOSSARY

Amorf, tidak menghablur dan tidak mempunyai bentuk


geometri tertentu

Ameloblas, sel yang terlibat dalam pembentukan gigi.

Amelogenesis imperfecta, kelainan perkembangan gigi

Asam konjugat sisa asam yang mempunyai kemampuan untuk


bertindak sebagai bas

Atomic Force Microscopy (AFM), Jenis mikroskop untuk


deteksi fitur skala atom pada berbagai permukaan bahan yang
mencakup keramik, sampel biologis, dan polimer

Augmentasi, proses pengeluaran zat sisa yang tidak diperlukan


oleh tubuh

As, Arsen

Basa konjugat, akseptor proton

Basa lemah, basa yang hanya sedikit mengionisasi pada larutan


berair

Bioavailabilitas tingkat sejauh mana suatu obat atau zat lain


diserap dan beredar dalam tubuh

Biokompatibel, sifat material yang dapat memberikan


performa pada respon

Bioaktif, senyawa kimia yang menghasilkan aktivitas biologis


dalam tubuh

Ba, Barium

71
Br, Brom

Ca, Calsium

Cd. Kadmium

Cr, Krom

CO3, Karbonat

Cl, Klorida

Densitas, nilai kepadatan suatu bahan dengan satuan g/ cm3

Dentinogenesis, proses embriogenesis pertumbuhan gigi geligi

Edentolus, tidak ada gigi

Elongasi, pemanjangan

Elastisitas, kemampuan suatu zat padat untuk kembali ke


bentuk awal setelah mendapat gangguan luar yang diterapkan
dan kemudian dihilangkan, satuan adalah GPa

F, Fluor

Ge, Germanium

Hardness (VHN), satuan nilai kekerasan material yang diukur


dengan vicker

HCL, Asam klorida

Heksagonal, salah satu susunan simetris kristal

72
Hidrokarbon, senyawa yang terdiri dari unsur atom karbon (C)
dan atom hidrogen (H).

Hidropobik, sifat tidak menyukai air

I, Yodium

Jaringan periodontal, jaringan penyokong gigi

Kristalinitas, sifat kristal baik itu ukuran, regangan dll

K, Kalium

Kristal, susunan khas atom-atom yang dibangun oleh sel unit,


tersusun secara 3D secara periodik berulang dalam suatu kisi

Lattice, kisi

Le Châtelier, asas yang digunakan dalam memprediksi


pengaruh perubahan kondisi pada kesetimbangan kimia.

Lubrikan, cairan pelumas

Mastikasi, pengunyahan

Microvickers Hardness, alat untuk menghitung kekerasan suatu


material

Mg, Magnesium

Nanometer, satuan 10-9 meter

Na, Natrium

Nano hidroksiapatit, jenis pasta gigi yang mengandung


hidroksiapatit dalam ukuran nano

73
Nukleasi, pembentukan nukleat, propagasi (pertumbuhan
kristal), dan pematangan (penyempurnaan kristal dan/atau
pertumbuhan lanjutan

OH, Hidroksi

O, Oksigen

Piezzo elektrik, daya yang dapat mengubah energi kinetik


menjadi energi listrik

Pyro elektrik, kemampuan untuk menarik kemudian


melemparkan energi listrik akibat menumpuknya muatan listrik
pada permukaan

Plak, lapisan tipis yang berasal dari mikroorganisme, sisa


makanan dan bahan organik yang terbentuk di gigi,

pH, derajat keasaman, potential of Hydrogen

Pb, Timbal

P, Fosfor

Probiotik, mikroorganisme hidup yang diberikan sebagai


suplemen makanan atau minuman

Porus, memiliki rongga atau pori

Skala Pauling, skala dalam pengukuran elektronegativitas suatu


unsur.

Sr, Stronsium

S, Sulfur

74
Si, Silikon

SEM (Scanning Electron Microscopy), mikroskop yang


berfungsi melakukan scanning pada permukaan spesimen yang
diamati dengan menggunakan electron beam sehingga
menghasilkan sebuah gambar sebagai hasil akhir dari
pengamatan. Pada penggunaan untuk menentukan komposisi
kimia, SEM dapat dipadukan dengan Energy Dispersive X-Ray
(EDX)

75
INDEX

Brushite, 15

Buffer, 19, 26, 29, 30, 31

Ca, 14, 20, 25, 26, 48, 49, 54, 58

Ca/P, 26, 27, 28, 29, 37, 38

Demineralisasi, 15, 18, 20, 21, 22, 23, 25, 28, 32, 33, 36, 38

Dentino Enamel Junction, 10

Fluor 7, 9, 20, 33, 34, 35, 37, 38, 47, 48, 49, 57

Kristal hidroksiapatit 2, 11, 13, 14, 15, 20, 24, 25, 35, 42, 45,
54, 56, 57, 58, 59, 64

Microvickers Hardness, 9

Nano hidroksiapatit/ n-HAp 17, 18, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28,
29, 30, 31, 32,

OH, 14, 20, 24, 25,4 2, 48, 49, 54

Parameter kisi, 13

PO4, 14, 20, 25, 26, 48, 49

Protein email 7,8,

Prisma email 10, 11, 12, 13, 15, 17

Regangan mikro 8, 54 ,55, 56, 58, 59

76
Remineralisasi, 15, 19, 20, 26, 28, 38

S. mutans 38, 39, 40

Sodium Lauryl Sufate (SLS) 52, 53, 54

Tubulus Dentin, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54

77

Anda mungkin juga menyukai