I. INTRUDUKSI
Bagian utama dari turbin impuls adalah pipa pancar (nozzle) dan sudu
– sudu (blade). Dalam nozzel, ekspansi uap memungkinkan terjadinya
perubahan energi termis (energi potensial) menjadi energi kinetis dengan
kata lain terjadi konversi energi termis ke energi kinetis.
Fungsi atau kegunaan dari sudu (blade) adalah untuk mengubah
energi kinetis uap menjadi energi mekanis poros dengan jalan mengubah
arah dan momentum dari jet uap yang dihasilkan oleh nozzle, sehingga
menghasilkan gaya keliling atau gaya tangensial yang memutar barisan
sudu – sudu (row of blades) yang terpasang pada rotor. Ini adalah hal yang
sangat penting yang akan dapat kita pergunakan untuk mengestimasikan
gaya keliling (propelling force) yang akan dapat dipergunakan untuk
menghitung kerja dan daya rotor.
1
Hubungan yang sederhana antara pipa pancar ekspansi dengan sudu
– sudu gerak diperlihatkan dalam gambar 1. Terdapat 4 pipa pancar
ekspansi untuk satu rai sudu – sudu gerak, seperti yang diterapkan pada
umumnya pada turbin De laval dengan pelumasan sebagian. Penampang
memanjang dari Pipa pancar ekspansi seperti tersebut di atas diperlihatkan
pada gambar 1.
2
dari ini akan terjadi penurunan energi potensial (droping enthalpy) uap dari
H1 ke H2, yang digambarkan oleh garis ekspansi isentropis a – b, seperti
terlihat dalam gambar 3
v dp
2 p2
sehingga: v dp p
1 / k
C 1/ k dp
p2 p2
=
k
k 1
C 1 / k p1 k 1 / k
p2
k 1 / k
C22 C12 k
( p1 . v1 p 2 . v 2 )
Jadi: = k 1
2
3
Bila diasumsikan bahwa C1 = 0,
k
C2 = 2 ( p1 . v1 p2 . v2 )
k 1
k
p2
k 1/ k
Atau: C2 = 2 p1v1 1 (1)
k 1 p
1
k
pi
k 1/ k
Ci = 2 pa va 1 (m/det) (2)
k 1 pa
k
X a va
k 1
Atau: Ci = 2 pa . va 1
k 1 X v
i i
(3)
Dalam hal ini:
Xa = kadar uap pada keadaan awal
Xi = kadar uap meninggalkan nozzle
4
Anggaplah proses ekspansi berlangsung dari keadaan awal, p a, va dan
dari keadaan diam. Selanjutnya diasumsikan bahwa proses ekspansi
berlangsung secara adiabatis dan tanpa gesekan dan hubungan antara
tekanan dan volume mengikuti: pv k = C, maka pada kuantitas aliran
maksimum melalui tenggorokan nozzle, kecepatan (kritis) uap melalui
tenggorokan adalah:
k
p
k 1/ k
Atau: Ck = 2 pa va 1 k
k 1 p
a
(4)
Kuantitas aliran uap:
k A
ms = v x Ck
k
1/ k
pk
vk = va
pa
1/ k
pk Ak Ck
Jadi: ms = x
pa va
1/ k
Ak p k
Atau: ms = x x Ck
v a p a
Ak k
pk
2/k
pk
k 1/ k
Atau: ms = 2 pa v a
va k 1 pa pa
(5)
Dari persamaan di atas, ternyata bahwa seluruh komponen
mempunyai harga tetap atau konstan, kecuali harga perbandingan antara
Pk dan Pa, yang dalam hal ini dapat kita anggap sebagai variable. Jadi
untuk menentukan harga kuantitas aliran maksimum, cukup dengan
mendiferensiasikan variable dan menyamakannya dengan nol, seperti
berikut ini.
d p 2 / k p
k 1/ k
k 0
k
Jadi: p k p a pa
d
pa
5
2/k 1/ k
2 pk k 1 pk
Jadi: 0
k pa k p a
pk / pa 2 k / k k 1 k
Atau: x
pk / pa 1/ k k 2
1 k / k
pk k 1
Jadi:
pa 2
Atau:
k /1 k
pk k 1
pa 2
(6)
(7)
k / k 1
2
k 1
(8)
Jadi: ms =
Ak
va
k
k 1
2 pa va 2 / k k 1 / k
(9)
Untuk (ms) max: ρ (baca rho) seperti 6
Jadi:
2/k
2
k / k 1
2
2 / k 1
2 / k
k 1
k 1
(10)
k 1 / k 1 k 1 / k 1
2
k / k 1
2
Dan: k 1 / k
k
1
=
k 1
(11)
6
Ak k
2
2 / k 1
2
k 1/ k 1
(ms)max = va k 1
2 pa va
k 1
k 1
Atau:
Ak k 2
2 / k 1
2 2
2 / k 1
(ms)max = va k 1
2 pa v a
k 1
1
k 1 k 1 / k 1 x
k 1
Atau:
Ak k 2 2
(ms)max = 2 pa va
2 / k 1 1
va k 1 k 1 k 1
Atau:
2 / k 1
Ak k 2 k 1 2
(ms)max = va k 1
2 pa va
k 1
k 1 k 1
2 / k 1
Ak k 2 k 1
Atau: (ms)max = va k 1
2 pa va
k 1
k 1
2 / k 1
Ak k 2
Atau: (ms)max = 2
k 1
pa va (kg/det)
va k 1
(12)
Atau:
2 / k 1
k 2 pa
(ms)max = Ak 2 (kg/det) (13)
k 1
k 1 va
Ck =
k
k 1
2 pa va 1 k 1 / k
2
k / k 1 k 1 / k
2
k 1 / k
k 1 k 1
k 2
Jadi: Ck = 2
k 1
1 pa va
k 1
7
k k 1 2
Atau: Ck = 2 pa va
k 1 k 1 k 1
k k 1
Atau: Ck = 2 x
k 1 k 1
x pa va
2k
Atau: Ck = k 1
x pa va (m/det) (14)
Menurut Gambar 4:
8
A A C C
m= v v
dv 1 dp
Dari itu:
v k p
dC v dp
Atau:
C C2
(17)
Kemudian substitusikan persamaan 16 dan 17 ke dalam persamaan
15, maka diperoleh persamaan sebagai berikut:
dA 1 dp .k . p .v
2
1
A k p C
Bila Cs adalah kecepatan sonic uap pada tekanan p dan volume jenis
v, maka:
dA 1 dp C s2
2 1 (18)
A k p C
9
C
M= Cs (19)
10
Gambar 5. Type nozzle dan diffuser
Untuk harga: Ca = 0
2
C
Maka: Ekin = it (Joule/kg)
2
Cit = kecepatan masuk mutlak teoritis
Jadi: Cit = 2.H o
Atau:
Cit = 2( ha hi ) m/s (23)
(24)
2
C
Jadi: Ekin = i2 (Joule/kg)
2
11
Kerugian energi dalam nozzle adalah:
2 2
Cit C
hn = i
2 2
2
1 C
Atau: hn = 2 1 x i (Joule/kg) (25)
2
(26)
a b
12
a b
13
Sudu – sudu gerak rata (plate type) adalah sederhana
dalam pembuatannya dan dikarenakan oleh penampang
ringan yang komperatif maka gaya sentrifugal yang bekerja
pada sudu – sudu dan tegangan yang diderita oleh rotor yang
akan membebani pangkal sudu – sudu adalah relative kecil.
Gambar 8 memperlihatkan bentuk dari tipe sudu – sudu
profil, yang dapat menghindari dengan cepat atau lambat
ruang pusaran jika penampang sudu – sudu diperluas sesuai
dengan ruang pusaran.
Gambar 8a memperlihatkan sebuah sudu simetris
bersudut sama (simetris). Dengan membuat sisi lengkung
cembung dan cekung dari dua buah sudu – sudu yang
berdekatan sejajar, maka laluan uap akan mempunyai lebar
yang sama pula.
14
Gambar 8.b memperlihatkan sebuah sudu – sudu
bersudut sama dengan sisi keluar yang lurus dimaksudkan
untuk mengontrol pancaran aliran. Ini penting untuk
memberikan tebal tertentu t bagi sisi masuk dan sisi keluar
sudu – sudu, dari itu dia akan mempunyai kekuatan
kekakuan. Akibat dari kecepatan pancaran aliran uap yang
tinggi pada sisi masuk sudu – sudu gerak akan terjadi
gangguan pada aliran. Ini mungkin dapat diatasi dengan
memakai sudu – sudu seperti tergambar dalam Gambar 9.
15
pisau, sedang sisi keluar dengan tebal t 2 yaitu antara 0,5 s/d
0,75 mm.
Akhirnya sudu – sudu yang bersudut sama adalah tidak
simetris. Sudu – sudu yang bersudut sama seperti terlihat
dalam gambar 8 dan 9 mempunyai lebar:
b = Ab + BC = 2R cos βi
Jadi jari – jari busur sudu – sudu:
b
R= 2 cos i
(27)
Pada kebanyakan sudu – sudu impuls, sudut keluar nisbi
lebih kecil dari sudut masuk nisbi, seperti terlihat pada sudu –
sudu yang tergambar dalam Gambar 10. Asumsikan bahwa
sisi cekung sudu – sudu adalah merupakan busur lingkaran
yang terbentang antara titik A dan D, maka lebar sudu – sudu:
b = R (cos βi + cos βo)
(28)
b
Jadi: R = cos i cos o
(29)
16
Gambar 10. Sudu-sudu Profil
17
terhadap sisi rata rotor, yaitu sudut arah aliran uap nisbi
(relative) waktu memasuki sudu gerak, seperti diperlihatkan
oleh diagram velositas, Gambar 11.
18
Sudut ke luar diperoleh berdasarkan pertimbangan luas
penampang aliran ke luar yang dibutuhkan.
Bila: vo adalah volume jenis uap pada sisi ke luar sudu
lo adalah panjang sisi luar sudu – sudu
Pm adalah jarak puncak sudu rata – rata
nb adalah jumlah sudu – sudu, dalam satu rai, yang
mendapat pelumasan, maka:
. Dm
- Untuk pelumasan penuh : nb = Pm
- Untuk pelumasan sebagian : nb = Pm
(31)
Gambar 5.12 memperlihatkan penampang susunan
sudu – sudu gerak impuls aksi dengan aliran aksial. Partikel
uap melaju dengan kecepatan relative (nisbi) W dengan arah
menyinggung busur (lengkungan) sudu – sudu gerak dengan
titik pusat P. Bila aliran partikel tidak mendapat tahanan maka
besar vector kecepatan W akan tetap, Cuma arahnya yang
berubah. Bila kecepatan masuk nisbi (relative) adalah W i dan
kecepatan ke luar nisbi sama dengan Wo maka:
Wi = Wo
19
Tetapi bila aliran mendapat tahanan karena gesekan
dinding sudu – sudu gerak dengan angka kualitas Ψ maka:
Wi = ΨWi
(32)
Dari gambar 12 terlihat bahwa busur profil sudu
membebani partikel uap dengan gaya centripetal C dengan
garis kerja mengarah pada pusat lingakaran sudu – sudu
gerak P. sebaliknya dalam arah berlawanan, partikel uap
membebani pula dinding sudu – sudu dengan gaya yang
sama besarnya (GR). Bila GR diuraikan atas komponen –
komponen tangensial (GT) dan komponen aksial (GA), maka
komponen – komponen aksial akan saling meniadakan.
Sedangkan gaya GR (dalam arah tangensial) dan komponen –
komponen tangensial GT secara bersama akan menghasilkan
gaya tangensial pada rotor (Ft), sehingga rotor berputar
dengan kecepatan tangensial U. dengan begitu maka rotor
(turbin) akan memberikan energi / usaha mekanik sebesar:
20
Gambar 12. Aliran partikel uap dalam sudu-sudu jalan
Impuls
Emak= Ft x U (kgm/det/kg)
Kecepatan tangensial U akan memberikan kecepatan
poros sebesar
60 .U
n = .D (ppm)
(33)
Kecepatan tangensial (U) yang baik adalah setengah
kecepatan masuk absolute (mutlak) Ci, jadi:
U = ½ Ci
U 1
Atau X =
Ci 2
21
3. SUDU – SUDU JALAN IMPULS - REAKSI
Pada turbin uap yang bekerja menurut prinsip reaksi
kejut (impuls – reaction), mengoprasikan dua jenis sudu –
sudu yaitu:
Sudu – sudu pancar ekspansi (fixed blade) yang
berfungsi untuk mengkonversikan energi termal menjadi
energi kinetic dengan kerugian sekecil mungkin.
Sudu – sudu gerak yang berfungsi untuk
mengkonversikan energi kinetic menjadi energi mekanik dan
mentransferkannya pada rotor dengan jalan menggerakkan
peralatan (equipment) lainnya seperti generator listrik,
kompresor, pompa, mesin perkakas dan lain – lainnya. Bukan
hanya sudu – sudu saja yang dirancang secara aerodinamik
tetapi juga saluran laluan uap. Nomenklatur dari sudu – sudu
reaksi dapat dibaca pada Gambar 13
Gambar 14 memperlihatkan suatu susun pasang (rai)
dari sudu turbin impuls reaksi, yang memperlihatkan
perubahan perubahan arah dan besar dari kecepatan partikel
uap melalui laluan profil sudu – sudu. Dengan bentuk lubang
laluan uap seperti dalam Gambar 14 tersebut maka
kecepatan uap ke luar nisbi (relative) lebih besar dari
kecepatan masuk nisbi (Wo > Wi). Sedang dalam sudu – sudu
pancar ekspansi sama dengan pada turbin Rateau terjadi
penurunan energi termal (karena proses ekspansi) yang
mengakibatkan kenaikan energi kinetic.
Selama dalam sudu – sudu pancar ekspansi (nosel) tidak
terjadi kerja dan juga tidak terjadi hantaran energi termal, kita
dapat menuliskan persamaan energi sebagai berikut:
22
Gambar 13. Istilah bagian-bagian sudu jlan Impuls-
Reaksi
23
Gambar 14. Aliran uap dalam sudu-sudu jalan Impuls-
Reaksi
24