1
2. Pelayanan Laboratorium (IAK 2)
2
3. Pelayanan Radiologi (IAK 3)
ALASAN/ IMPLIKASI/
RASIONALISASI
FORMULA Jumlah pemeriksaan ulang foto pada bulan tersebut : Jumlah
pemeriksaan radiologi pada bulan tersebut X 100% = %
NUMERATOR Jumlah pemeriksaan ulang foto pada bulan tersebut
DENOMINATOR Jumlah pemeriksaan radiologi pada bulan tersebut
SUMBER DATA Register Laboratorium
FREKUENSI Tiap Bulan
PENGUMPULAN DATA
PERIODE ANALISIS Tiap 3 Bulan
KRITERIA INKLUSI Pasien dengan pemeriksaan ulang foto radiologi
KRITERIA EKSKLUSI
PENCATATAN Pencatatan dilaksanakan setiap hari, dilakukan oleh Kepala
Instalsi radiologi
ANALISA & Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala
PELAPORAN Instalasi Radiologi, kemudian setiap bulannya data akan
dilaporkan kepada UPM dan Direksi. Secara Umum data akan
dievaluasi serta didesiminasikan kepada seluruh komponen rumah
sakit setiap 3 bulan yang akan dikoordinasikan oleh UPM
AREA Instalasi Radiologi
PENANGGUNG JAWAB Kepala Instalasi Radiologi
3
4. Prosedur Bedah (IAK 4)
FORMULA Banyaknya infeksi luka operasi bersih per bulan ÷ Total operasi
bersih bulan tersebut × 100% = %
NUMERATOR Jumlah pasien yang mengalami ILO pada bulan tersebut
DENOMINATOR Jumlah pasien yang dilakukan operasi elektif pada bulan tersebut
TARGET Jumlah seluruh pasien baru pada bulan tersebut
FREKUENSI Tiap Bulan
PENGUMPULAN
DATA
SUMBER DATA Rekam medis rumah sakit
STANDAR ≤1,5 %
SAMPLING
KRITERIA INKLUSI Seluruh pasien dengan operasi bersih
KRITERIA
EKSKLUSI
PENCATATAN Pencatatan dilaksanakan setiap hari, dilakukan oleh Kepala
Ruangan Rawat Inap setelah
ANALISA & Data dikumpulkan di IRI, kemudian data di dikoordinasikan ke IBS,
PELAPORAN Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala
Instalasi Bedah Sentral sebagai informasi awal untuk unitnya,
kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada UPM dan
Direksi. Secara Umum data akan dievaluasi serta didesiminasikan
kepada seluruh komponen rumah sakit setiap 3 bulan yang akan
dikoordinasikan oleh UPM
AREA Instalasi Bedah Sentral
PENANGGUNG PPI, Instalasi Bedah Sentral, Instalasi Rawat Inap
JAWAB
4
5. Penggunaan Antibiotika dan Obat lainnya (IAK 5)
5
6. Kesalahan Medikasi dan Kejadian Nyaris Cidera (IAK6)
6
7. Penggunaan Anastesi dan Sedasi (IAK 7)
7
8. Penggunaan Darah dan Produk Darah (IAK 8)
8
9. Ketersediaan, Isi dan Penggunaan Rekam Medis Pasien (IAK 9)
9
10. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi, Surveillance dan Pelaporan (IAK 10)
10
INDIKATOR INTERNATIONAL LIBRARY OF MEASURES (ILM)
ILM I (I-AMI-2) Aspirin yang Diresepkan Pada Pasien Accute Myocardial Infarction (AMI)
ketika keluar dari Rumah Sakit
JUDUL INDIKATOR Aspirin yang Diresepkan Pada Pasien Accute Myocardial Infarction
(AMI) ketika keluar dari Rumah Sakit
DIMENSI MUTU Safety TIPE INDIKATOR Outcome
TUJUAN Mengetahui hasil pengendalian infeksi phlebitis di rumah sakit
DEFINISI Aspirin atau asam asetilsalisilat (acetosal) adalah sejenis obat
OPERASIONAL turunan dari salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa
analgesic (penahan rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik (terhadap
demam), dan anti inflamasi (peradangan). Acute Myocardial
Infarction (AMI) adalah kematian otot jantung akibat supplai darah
tidak cukup untuk jantung. Acute Myocardial Infarction (AMI)
diidentifikasi dengan kode ICD. Aspirin diresepkan untuk pasien AMI
pada saat pulang / keluar rumah sakit yang dimaksud adalah hasil
ukur check dokumen bahwa setiap pasien AMI pada saat pulang /
keluar rumah sakit dalam keadaan hidup harus diresepkan aspirin.
ALASAN/ IMPLIKASI/ Penelitian menunjukkan bahwa aspirin dapat mengurangi resiko
RASIONALISASI adverse events dan kematian sebesar 20%. Pedoman klinis sangat
merekomendasikan penggunaan aspirin dalam periode waktu yang
lama untuk pencegahan sekunder terhadap kejadian serangan
jantung susulan pada pasien AMI saat pesien tersebut pulang /
keluar rumah sakit
BIDANG SMF Penyakit Dalam dan Bedah
PELAYANAN
FORMULA Jumlah pasien AMI yang diresepkan Aspirin saat pasien pulang/
keluar rumah sakit dalam satu bulan ÷ Jumlah pasien AMI yang
pulang/ keluar rumah sakit dalam bulan yang sama × 100 % = ___%
NUMERATOR Pasien Acute Myocardial Infarction (AMI) yang diresepkan aspirin
ketika keluar dari rumah sakit
DENOMINATOR Pasien AMI berusia ≥18 tahun
SUMBER DATA Sumber data retrospektif: data administrasi dan rekam medic
ELEMEN DATA Aspirin yang diresepkan pada pasien AMI ketika keluar dari rumah
sakit.
Tanggal lahir
Kode diagnosis utama ICD
Alasan tidak diberikan aspirin ketika keluar dari rumah sakit
STANDAR 100 %
FREKUENSI Tiap Bulan
PENGUMPULAN
DATA
PERIODE ANALISIS Tiap 3 Bulan
KRITERIA INKLUSI Pasien dengan diagnose utama AMI yang tercantum pada Lampiran
A pada ICD-9/ICD-10
KRITERIA EKSKLUSI Pasien berusia di bawah 18 tahun
Pasien yang menolak saran pengobatan
Pasien yang expired
Pasien dengan catatan untuk tidak mendapat aspirin ketika keluar
dari rumah sakit.
ANALISA & Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala
PELAPORAN Ruangan Rawat Inap sebagai informasi awal untuk unit masing
masing, kemudian data akan dilaporkan kepada Kepala Instalasi
Rawat Inap, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada
UPM dan Direksi. Secara Umum data akan dievaluasi serta
didesiminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap 3
bulan yang akan dikoordinasikan oleh UPM
AREA Instalasi Rawat Inap
PENANGGUNG Kepala Instalasi Rawat Inap
JAWAB
11
ILM II (I-HF-4) Konseling Perokok Dewasa
12
ILM III (I-CAC-2) Kortikosteroid Sistemik Bagi Pasien Asma Anak yang Dirawat Inap
JUDUL INDIKATOR Kortikosteroid Sistemik Bagi Pasien Asma Anak yang Dirawat Inap
DIMENSI MUTU Safety TIPE INDIKATOR Outcome
TUJUAN Menurunnya angka kematian pasien asma anak, menurunnya angka
rawat kembali dalam 30 hari, meningkatnya evidence based care,
dan meningkatnya penggunaan kortikosteroid sistemik pada pasien
asma anak.
DEFINISI Penggunaan kortikosteroid sistemik pada pasien asma anak yang
OPERASIONAL dirawat inap Penggunaan kortikosteroid sistemik pada pasien asma
anak yang dirawat inap
ALASAN/ IMPLIKASI/ Asma adalah penyakit kronis yang paling sering ditemukan pada
RASIONALISASI anak-anak dan merupakan komponen utama dari angka kesakitan
dan penyebab meningkatnya pembiayaan kesehatan secara
nasional. Bagi anak-anak, asma adalah salah satu dari penyebab
utama dirawat inap di rumah sakit. Penanganan asma yang tidak
sesuai standar dianggap menjadi penyebab utama tingginya angka
morbiditas dan mortalitas karena asma. Panduan-panduan klinis
untuk diagnosis dan manajemen asma pada anak-anak
menyarankan penggunaan kortikosteroid sistemik untuk memperoleh
kendali terhadap penyebaran asma akut dan mengurangi tingkat
keparahan penyakitnya secepat mungkin, dengan pengurangan
pengobatan menjadi pengobatan yang seminimal mungkin yang
diperlukan untuk menjaga kendali terhadap situasi dimaksud.
BIDANG SMF Anak
PELAYANAN SMF Bedah (yang melayani pasien ank-anak)
FORMULA Pasien anak-anak yang menerima kortikosteroid sistemik selama
dirawat inap di rumah sakit ÷ Pasien pediatrik dengan asma (usia 2
tahun sampai 17 tahun) yang keluar rumah sakit dengan diagnosis
utama asma x 100% = ___%
NUMERATOR Pasien asma anak yang dirawat inap yang menerima kortikosteroid
sistemik selama perawatan.
DENOMINATOR Pasien asma anak yang dirawat inap (usia 2-17 tahun) yang keluar
dari rumah sakit dengan diagnosis utama asma
SUMBER DATA Sumber data retrospektif: data administrasi dan rekam medik
ELEMEN DATA Kode diagnosis utama ICD
Alas an tidka diberikan kortikoresteroid
STANDAR 100 %
FREKUENSI Tiap Bulan
PENGUMPULAN
DATA
PERIODE ANALISIS Tiap 3 Bulan
KRITERIA INKLUSI Pasien yang diberikan kortikosteroidnsistemik selama rawat inap
KRITERIA EKSKLUSI Pasien berusia di bawah 2 tahun dan lebih dari 18 tahun. Pasien
dengan catatan untuk tidak diberikan kortikosteroid sistemik
ANALISA & Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala
PELAPORAN Ruangan Rawat Inap sebagai informasi awal untuk unit masing
masing, kemudian data akan dilaporkan kepada Kepala Instalasi
Rawat Inap, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada
UPM dan Direksi. Secara Umum data akan dievaluasi serta
didesiminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap 3
bulan yang akan dikoordinasikan oleh UPM
AREA Ruang perawatan pasien pediatrik
PENANGGUNG Kepala Instalasi Rawat Inap
JAWAB
13
ILM IV (I-STK-2) Pasien Stroke Iskemik yang Diresepkan Antitrombotik Ketika Keluar dari
Rumah Sakit
JUDUL INDIKATOR Pasien Stroke Iskemik yang Diresepkan Antitrombotik Ketika Keluar
dari Rumah Sakit
DIMENSI MUTU Safety TIPE INDIKATOR Outcome
TUJUAN Menurunnya angka kematian pasien stroke iskemik yang diresepkan
antitrombotik, menurunnya angka rawat kembali dalam 30 hari,
meningkatnya evidence based care, dan meningkatnya penggunaan
antitrombotik pada pasien stroke iskemik..
DEFINISI Stroke adalah penyebab utama disabilitas/kecacatan jangka panjang
OPERASIONAL di semua negara.
Banyak pasien-pasien stroke menjadi cacat fungsional sedang dan
beberapa cacat parah. Lebih dari sebagian pasien yang pernah
mengalami stroke atau cedera serius belum pernah
Stroke ischemic adalah defisit neurologis terukur onset mendadak,
dianggap sekunder berfokus iskemia otak, dan bukan disebabkan
pendarahan intraserebral (ICH) atau proses penyakit lain. Gangguan
cerebrovascular ini disebabkan oleh kekurangan aliran darah ke
otak, umumnya sebagai akibat trombosis, emboli, atau berkurangnya
tekanan dara
ALASAN/ IMPLIKASI/ Beberapa bukti klinis menunjukaan outcome klinis yang lebih baik
RASIONALISASI ketika pasien stroke dirawat dengan model perawatan yang
terkoordinasi dan memberikan pelayanan multidisiplin yang berkaitan
dengan stroke.
BIDANG Instalasi Gawat Darurat
PELAYANAN Instalasi Perawatan Intensif (ICU)
SMF Penyakit Dalam
FORMULA Pasien stroke iskemik yang diresepkan terapi antitrombotik ketika
keluar dari rumah sakit
NUMERATOR Pasien stroke iskemik yang diresepkan terapi antitrombotik ketika
keluar dari rumah sakit : Pasien stroke iskemik yang diresepkan
terapi antitrombotik ketika keluar dari rumah sakit x 100% = %
DENOMINATOR Pasien stroke iskemik yang diresepkan terapi antitrombotik ketika
keluar dari rumah sakit
SUMBER DATA Sumber data retrospektif: data administrasi dan rekam medik
ELEMEN DATA Terapi antitrombotik yang diresepkan ketika keluar dari rumah skait.
Tanggal lahir
Kode diagnosis utama ICD
Alasan tidka diberikan anti trombotik terapi ketika keluar dari rumah
sakit.
STANDAR 100%
FREKUENSI Tiap Bulan
PENGUMPULAN
DATA
PERIODE ANALISIS Tiap 3 Bulan
KRITERIA INKLUSI Pasien dengan kode diagnosis utama ICD stroke iskemik seperti
yang tercantum dalam appendix A, Tabel 8.1
KRITERIA EKSKLUSI Pasien berusia di bawah 18 tahun
Pasien yang menolak saran pengobatan
Pasien yang expired
ANALISA & Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala
PELAPORAN Ruangan Rawat Inap penyakit dalam, Instalasi Gawat Darurat dan
Instalasi Care Unit sebagai informasi awal untuk unit masing masing,
kemudian data akan dilaporkan kepada Kepala Instalasi Rawat Inap,
kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada UPM dan
Direksi. Secara Umum data akan dievaluasi serta didesiminasikan
kepada seluruh komponen rumah sakit setiap 3 bulan yang akan
dikoordinasikan oleh UPM
AREA Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Perawatan Intensif (ICU)
SMF Penyakit Dalam
PENANGGUNG Kepala Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Perawatan Intensif (ICU)
JAWAB dan RRI Penyakit Dalam
14
ILM V (I-PC-05) Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Baru Lahir Selama Dirawat di Rumah
Sakit
JUDUL INDIKATOR Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Baru Lahir Selama Dirawat di
Rumah Sakit
DIMENSI MUTU Safety TIPE INDIKATOR Outcome
TUJUAN Menurunnya angka kematian bayi baru lahir, menurunnya angka
rawat kembali dalam 30 hari, meningkatnya evidence based care,
dan meningkatnya pemberian ASI eksklusif pada bayi baru lahir.
DEFINISI Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Baru Lahir Selama Dirawat di
OPERASIONAL Rumah Sakit.
ALASAN/ IMPLIKASI/ Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi di Indonesia berlandaskan
RASIONALISASI keputusan Menteri Kesehatan RI No. 450/Men.Kes/SK/IV/2004
tanggal 7 April 2004. Ini juga mengacu pada resolusi World Health
Assembly (WHA. 2001). Disitu dikatakan, untuk mencapai
pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan optimal, bayi harus
diberi ASI eksklusif selama 6 bulan pertama, selanjutnya untuk
kecukupan nutrisi bayi mulai diberi makanan pendamping ASI yang
cukup dan aman, dengan pemberian ASI dilanjutkan sampai usia 2
tahun
BIDANG SMF Kebidanan dan Kandungan
PELAYANAN
FORMULA Bayi baru lahir yang hanya diberikan ASI sejak lahir : Bayi baru lahir
yang hanya diberikan ASI sejak lahir x 100% = %
NUMERATOR Bayi baru lahir yang hanya diberikan ASI sejak lahir.
DENOMINATOR Jumlah bayi baru lahir yang keluar rumah sakit.
SUMBER DATA Sumber data retrospektif: data administrasi dan rekam medik
ELEMEN DATA Pemberian ASI eksklusif
Tanggal Masuk
Tanggal lahir
Kode diagnosis lain ICD
Kode prosedur lain ICD
Kode diagnosis utama ICD
Kode prosedur ICD
Alasan tidka diberikan ASI eksklusif
STANDAR 100%
FREKUENSI Tiap Bulan
PENGUMPULAN
DATA
PERIODE ANALISIS Tiap 3 Bulan
KRITERIA INKLUSI Bayi lahir hidup
KRITERIA EKSKLUSI Bayi yang dirawat ke Neonatal Intensive Care Unit (NICU) selama
perawatan.
Kode diagnosis utama ICD atau kode diagnosis lain untuk
galactosemia Lampiran Tabel A, Tabel 11.21
Kode prosedur utama ICD atau kode prosedur lain untuk infuse
parenteral sebagaimana tertera pada Lampiran A, Tabel 1122
Bayi baru alhir yang meninggal ketika lahir.
Alas an yang terdokumentasi untuk tidak diberikan ASI eksklusif.
ANALISA & Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala
PELAPORAN ruangan kebidanan dan Kamar bersalin sebagai informasi awal untuk
unitnya, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada
UPM dan Direksi. Secara Umum data akan dievaluasi serta
didesiminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap 3
bulan yang akan dikoordinasikan oleh UPM
AREA RRI Kebidanan dan VK
PENANGGUNG Kepala Ruangan RRI Kebidanan dan VK
JAWAB
15
INDIKATOR AREA MANAJEMEN (IAM)
1. Pengadaan Rutin Peralatan Kesehatan dan Obat Penting untuk Memenuhi Kebutuhan
Pasien (IAM 1)
JUDUL INDIKATOR Ketersediaan obat dan alkes emergensi di ruang resusitasi IGD
DIMENSI MUTU Efficient TIPE INDIKATOR Struktur
TUJUAN Tergambarnya kemampuan rumah sakit dalam memberikan
pelayanan gawat darurat
DEFINISI Jumlah obat dan alkes di ruang resusitasi dalam upaya
OPERASIONAL penyelamatan jiwa manusia
ALASAN/ IMPLIKASI/ Peraturan Kementerian Kesehatan RI Nomor 58 Tahun 2014 tentang
RASIONALISASI Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
FORMULA Jumlah jenis obat atau alkes emergensi di ruang resusitasi IGD yang
tidak terealisasi : Jumlah jenis obat dan alkes emergensi di ruang
resusitasi IGD yang seharusnya tersedia dalam sebulan x 100%
NUMERATOR Jumlah dan jenis obat dan alkes life saving di ruang resusitasi IGD
DENOMINATOR Jumlah obat dan alkes life saving sesuai RS tipe C
SUMBER DATA Daftar inventaris obat dan alkes di IGD
STANDAR 100 %
FREKUENSI Tiap Bulan
PENGUMPULAN
DATA
PERIODE ANALISIS Tiap 3 Bulan
KRITERIA INKLUSI Seluruh obat dan Alkes emergensi di ruang resusitasi IGD
KRITERIA EKSKLUSI .-
PENCATATAN Pencatatan dilakukan oleh Kepala Ruangan Instalasi Gawat Darurat
ANALISA & Setelah data dikumpulkan selama satu bulan, PIC akan melakukan
PELAPORAN analisa data angka tidak terealisasi pengadaan obat dan alkes
emergensi di ruang resusitasi IGD per bulan. Untuk bulan berikutnya
analisa akan dilakukan pula terhadap kecenderungan kenaikan atau
penurunan angka capaian
AREA Instalasi Gawat Darurat
PENANGGUNG Kepala Instalasi Gawat Darurat dan Farmasi
JAWAB
16
2. Pelaporan Aktifitas yang Diwajibkan oleh Peraturan Perundang-undangan (IAM 2)
17
3. Manajemen Resiko (IAM 3)
18
4. Manajemen Penggunaan Sumber Daya (IAM 4)
19
5. Harapan dan Kepuasan Pasien dan Keluarga (IAM 5)
PENCATATAN
ANALISA & Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala
PELAPORAN PKRS. sebagai informasi awal untuk unitnya, kemudian setiap
bulannya data akan dilaporkan kepada UPM dan Direksi. Secara
Umum data akan dievaluasi serta didesiminasikan kepada seluruh
komponen rumah sakit setiap 3 bulan yang akan dikoordinasikan
oleh UPM
AREA RSUD dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja
PENANGGUNG Kepala Unit Penjaminan Mutu dan Humas RS
JAWAB
20
6. Harapan dan Kepuasan Staf (IAM 6)
21
7. Demografi Pasien dan Diagnosis Klinis (IAM 7)
22
8. Manajemen Keuangan (IAM 8)
23
9. Pencegahan dan Pengendalian dari Kejadian yang dapat Menimbulkan Masalah Bagi
Keselamatan Pasien, Keluarga Pasien dan Staf (IAM 9)
24
INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)
25
2. Komunikasi Efektif (SKP 2)
JUDUL INDIKATOR Audit Teknik TUBAK saat Menerima Instruksi Medis Via Telepon
yang di Read Back dan Ditandatangani dalam 24 jam
DIMENSI MUTU Safety TIPE INDIKATOR Proses
TUJUAN Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan
pasien dengan prosedur penerimaan instruksi medis via telepon
dengan teknik TUBAK
DEFINISI Instruksi verbal via telepon di luar jam kerja adalah instruksi yang
OPERASIONAL disampaikan via telepon berupa terapi atau tindakan delegatif yang
diberikan oleh dokter penanggung jawab pasien (DPJP) kepada
perawat sebagai respon dari pelaporan kondisi pasien, meliputi:
a. Perubahan keadaan umum pasien (kondisi kritis)
b. Perubahan hasil pemeriksaan penunjang (hasil kritis laboratorium
dan radiologi)
c. Konsultasi pasien pasien baru di luar jam kerja
Prosedur Read Back adalah kegiatan untuk memastikan setiap
instruksi verbal agar dilakukan dengan benar dan sesuai instruksi,
dan mengkofirmasikan bahwa apa yang sudah dituliskan dengan
dibaca ulang dan/atau dengan ejaan huruf alphabet instruksi obat
sound a like.
ALASAN/ IMPLIKASI/ Komunikasi verbal khususnya pelaporan kondisi pasien merupakan
RASIONALISASI tindakan yang sering dilakukan dalam pelayanan di rumah sakit,
kegiatan ini memiliki resiko tinggi untuk terjadinya kesalahan instruksi
yang diterima, sehingga tindakan dapat membahayakan pasien.
Prosedur Read Back adalah kegiatan untuk memastikan setiap
instruksi verbal agar dilakukan dengan benar dan sesuai instruksi
FORMULA Jumlah instruksi medis via telepon dengan teknik TUBAK dari
perawat kepada DPJP ditandatangani dalam waktu 24 jam ÷ Jumlah
seluruh intruksi medis via telepon pada bulan tersebut x 100% = %
NUMERATOR Jumlah instruksi medis via telepon dengan teknik TUBAK
DENOMINATOR Jumlah intruksi medis via telepon pada bulan tersebut
SUMBER DATA Survei dan rekam medik
STANDAR 100 %
FREKUENSI Tiap Bulan
PENGUMPULAN
DATA
PERIODE ANALISIS Tiap 3 Bulan
KRITERIA INKLUSI Seluruh hasil pelaporan di instruksi DPJP pada lembar catatan
terintegrasi di rekam medis pasien.
KRITERIA EKSKLUSI
PENCATATAN Dilaksanakan oleh Kepala Ruangan Rawat Inap dengan
melaksanakan supervise dokumentasi seluruh hasil pelaporan dan
instruksi DPJP pada lembar ctatan terintegrasi di rekam memdis
pasien.
ANALISA & Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala
PELAPORAN Ruangan Rawat Inap sebagai informasi awal untuk unit Rawat Inap
mengenai jumlah hasil pelaporan dan instruksi DPJP pada lembar
catatan terintegrasi di rekam medis pasien dengan readback dari
perawat kepada DPJP, kemudian data akand ilaporkan kepada
Kepala Instalasi Rawat Inap. Data beberapa Ruang Rawat Inap akan
direkapitulasi dan dianalisis oleh Kepala Instalasi Rwat Inap
kemudian akan dilaporkan kepada Tim KP-RS RSUD dr. H. Ibnu
Sutowo. Data Rumah Sakit akan direkapitulasi dan dianalisis oleh
Tim KP-RS dr. H. Ibnu Sutowo setiap bulannya yang akan dilaporkan
kepada Unit Penjaminan Mutu dan Direksi. Secara umum data akan
dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah
setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh Unit Penjaminan Mutu.
AREA Ruang Rawat Inap
PENANGGUNG Kepala keselamatan pasien, kepala instansi rawat inap, kepala
JAWAB instalasi gawat darurat
26
3. Keamanan Obat – obat yang Perlu Diwaspadai (High alert) (SKP3)
27
4. Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, dan Tepat Pasien Operasi (SKP 4)
28
5. Pengurangan Resiko Infeksi yang Terkait Pelayanan Kesehatan (SKP 5)
29
6. Resiko Pasien dari Cedera Karena Jatuh (SKP 6)
30
INDIKATOR KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN (KTD)
31
2. Semua Reaksi Obat Tidak Diharapkan yang Serius (KTD 2)
32
3. Kesalahan Medis (Medical Error) (KTD 3)
JUDUL INDIKATOR Tidak adanya kejadian tertinggal benda asing pada tubuh pasien
setelah operasi
DIMENSI MUTU Safety TIPE INDIKATOR Outcome
TUJUAN Tergambarnya ketelitian dan kecermatan dokter spesialis dalam
melakukan operasi
DEFINISI Kejadian tertinggalnya benda asing adalah kejadian dimana benda
OPERASIONAL seperti kapas, gunting, peralatan operasi tertinggal dalam tubuh
pasien akibat salah tindakan
ALASAN/ IMPLIKASI/ Keselamatan pasien adalah suatu disiplin baru dalam pelayanan
RASIONALISASI kesehatan yang mengutamakan pelaporan, analisis, dan
pencegahan medical error yang sering menimbulkan Kejadian Tak
Diharapkan (KTD) dalam pelayanan kesehatan.
FORMULA Jumlah pasien mengalami tertinggalnya benda asing dalam tubuh
akibat operasi dalam 1 bulan : Jumlah pasien yang dioperasi dalam
bulan tersebut x 100% = %
NUMERATOR Jumlah pasien mengalami tertinggalnya benda asing dalam tubuh
akibat operasi dalam 1 bulan
DENOMINATOR Jumlah pasien yang dioperasi dalam bulan tersebut
SUMBER DATA Rekam Medik, laporan Insiden
STANDAR 100%
FREKUENSI Tiap Bulan/Sentinel event
PENGUMPULAN
DATA
PERIODE ANALISIS Tiap Bulan/Sentinel event
KRITERIA INKLUSI Pasien yang dioperasi dengan kejadian tertinggal benda asing pada
tubuh pasien setelah operasi
KRITERIA EKSKLUSI
PENCATATAN Pencatatan setiap kejadian tidak diharapkan (KTD) dalam laporan
IKP-RS dilakukan dan dipantau setiap hari kerja oleh staf IBS.
ANALISA & Setiap bulan oleh Kepala Kamar Bedah, kemudian rekapitulasi dan
PELAPORAN analisa sederhana dilaksnakan oleh Kepala Instalasi Bedah Sentral
sebagai informasi awal untuk unitnya. Data akan dilaporkan ke
Komite Keselamatan Pasien RSUD dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja.
Data Rumah Sakit akan direkapitulasi dan dianalisis oleh Komite
Keselamatan Pasien setiap bulan dan dilaporkan kepada UPM dan
Direksi. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan
kepada seluruh komponen rumah sakit setiap 3 bulan yang akan
dikoordinasikan oleh UPM.
AREA Instalasi Instalasi Bedah Sentral
PENANGGUNG Kepala Instalasi IBS dan Komite Medik
JAWAB
33
4. Kejadian Tidak Diharapkan/Pola Kejadian yang tidak Diharapkan dalam Keadaan
Sedasi/Selama Dilakukan Anestesi (KTD 4)
34
5. Semua Ketidakcocokan (Discrepancy) antara Diagnosa Pra dan Pasca Operasi,
Dianalisis (KTD 5)
35
6. KTD lain (Contoh Ledakan Infeksi Mendadak) (KTD 6)
JUDUL INDIKATOR Identifikasi pasien potensial wabah DBD berdasarkan alamat tempat
tinggal
DIMENSI MUTU Equity TIPE INDIKATOR Proses & Outcome
TUJUAN Tergambarnya distribusi penyakit potensial wabah DBD berdasarkan
alamat tempat tinggal untuk dapat dilaksanakan pelaporan dengan
cepat dan tindak lanjut.
DEFINISI Diagnose penyakit potensial wabah adalah penyakit yang
OPERASIONAL mempunyai resiko menjadi pandemik dan atau endemic terkait
dengan demografi pasien atau tempat terjadinya kasus.
ALASAN/ IMPLIKASI/ Pencatatan regular sangat diperlukan untuk memberi informasi
RASIONALISASI kepada unit kesehatan masyarakat dalam rangka kegiatan preventif
untuk mengurangi penyebaran wabah yang dapat terjadi.
FORMULA Dalam distribusi numeric dan grafik
NUMERATOR
DENOMINATOR
SUMBER DATA
STANDAR 0%
FREKUENSI Tiap 3 Bulan
PENGUMPULAN
DATA
PERIODE ANALISIS Tiap 3 Bulan
KRITERIA INKLUSI Penyakit yang mempunyai resiko menjadi pandemic dan atau
endemic
KRITERIA EKSKLUSI
PENCATATAN Pencatatan dilaksanakan dan dipantau setiap bulan oleh staf
Instalasi Rekam Medik
ANALISA & Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala
PELAPORAN Instalasi Rekam Medik sebagai informasi awal untuk unitnya,
kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada UPM dan
Direksi. Secara Umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan
kepada seluruh komponen rumah sakit setiap 3 bulan yang akan
dikoordinasikan oleh UPM.
AREA Instalasi Rekam Medik
PENANGGUNG Kepala Instalasi Rekam Medik
JAWAB
36