Anda di halaman 1dari 16

KAMUS INDIKATOR MUTU INSTALASI RAWAT INAP

1. Ketepatan Jam Visite Dokter


1. JUDUL Ketepatan Jam Visite Dokter
2. DEFINISI Ketepatan jam kunjungan/ visite dokter spesialis atau dokter
OPERASIONAL pengganti pada pasien rawat inap yang menjadi tanggung
jawabnya sesuai waktu yang telah ditetapkan (pukul 07.00 –
16.00 WITA)
3. TUJUAN Tergambarnya kepedulian tenaga medis terhadap ketepatan
waktu pemberian Pelayanan
4. DIMENSI MUTU Efektifitas, Efisien dan kesinambungan
5. DASAR PEMIKIRAN Terlaksananya kepedulian dan kedisiplinan tenaga medis
terhadap waktu pemberian pelayanan.
6. NUMERATOR Jumlah visite dokter spesialis antara jam 07.00 sampai
dengan 16.00 yang disurvey
7. DENOMINATOR Jumlah pelaksanaan visite dokter spesialis yang disurvey
8. FORMULA N/D x 100%
PENGUKURAN
9. TIPE INDIKATOR  Input
 Proses
 Output
 Outcome
10. METODOLOGI  Retrospektif
PENGUMPULAN DATA  Survey Harian
11. CAKUPAN DATA Random Sampling
12. FREKUENSI 1 Bulan
PENGUMPULAN DATA
13. FREKUENSI ANALISA 3 Bulan
DATA
14. NILAI AMBANG 100 %
STANDAR
15. METODOLOGI Statistik : Chart
ANALISA DATA Interpretasi Data : Bandingkan Dengan Standar
16. SUMBER DATA Instalasi Rawat Inap
17. PENANGGUNG JAWAB Kepala Ruang Rawat Inap
PENGUMPULAN DATA
18. PUBLIKASI DATA  Internal
 Eksternal
2. Tidak Adanya Kejadian Pasien Jatuh
1. JUDUL Tidak Adanya Kejadian Pasien Jatuh
2. DEFINISI Pasien jatuh adalah pasien yang mengalami insiden secara
OPERASIONAL cepat dan tiba-tiba berpindah posisi dari tempat tidur ke
lantai sampai setengah atau lebih bagian tubuh berada di
lantai, sehingga memungkinkan pasien mengalami cedera
ringan sampai berat atau tidak menimbulkan cedera.
3. TUJUAN Terselenggaranya pelayanan keperawatan yang aman dan
efektif bagi pasien dalam upaya mencapai pemenuhan
sasaran keselamatan pasien
4. DIMENSI MUTU Efisiensi, Efektifitas, Keselamatan Pasien
5. DASAR PEMIKIRAN Perawat bertanggung jawab dalam mengidentifikasi pasien
yang beresiko jatuh dan membuat suatu rencana perawatan
untuk meminimalkan rIsiko pasien jatuh.
6. NUMERATOR Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut dikurangi jumlah
pasien yang jatuh
7. DENOMINATOR Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut
8. FORMULA N/D x100%
PENGUKURAN
9. TIPE INDIKATOR  Input
 Proses
 Output
 Outcome
10. METODOLOGI  Retrospektif
PENGUMPULAN DATA  Survey Harian
11. CAKUPAN DATA Total Sampling
12. FREKUENSI 1 Bulan
PENGUMPULAN DATA
13. FREKUENSI ANALISA 3 Bulan
DATA
14. NILAI AMBANG 100 %
STANDAR
15. METODOLOGI Statistik : Chart
ANALISA DATA Interpretasi Data : Bandingkan Dengan Standar
16. SUMBER DATA Instalasi Rawat Inap / Form Insiden Keselamatan Pasien
17. PENANGGUNG JAWAB Kepala Ruang Rawat Inap
PENGUMPULAN DATA
18. PUBLIKASI DATA  Internal
 Eksternal
3. Kematian Pasien > 48 Jam
1. JUDUL Angka Kematian Pasien > 48 Jam
2. DEFINISI Kematian pasien > 48 jam adalah kematian yang terjadi
OPERASIONAL sesudah periode 48 jam setelah pasien rawat inap masuk
rumah sakit

3. TUJUAN Tergambarnya pelayanan pasien rawat inap di rumah sakit


yang aman dan efektif
4. DIMENSI MUTU Keselamatan dan Efektifitas
5. DASAR PEMIKIRAN Untuk mengukur kemampuan menyelamatkan pasien
6. NUMERATOR Jumlah kejadian kematian pasien rawat inap > 48 jam dalam
satu bulan
7. DENOMINATOR Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam satu bulan
8. FORMULA N/D x 100
PENGUKURAN
9. TIPE INDIKATOR  Input
 Proses
 Output
 Outcome
10. METODOLOGI  Retrospektif
PENGUMPULAN DATA  Survey Harian
11. CAKUPAN DATA Total Sampling
12. FREKUENSI 1 Bulan
PENGUMPULAN DATA
13. FREKUENSI ANALISA 3 Bulan
DATA
14. NILAI AMBANG ≤ 0,24%
STANDAR
15. METODOLOGI Statistik : Chart
ANALISA DATA Interpretasi Data : Bandingkan Dengan Standar
16. SUMBER DATA Instalasi Rawat Inap
17. PENANGGUNG JAWAB Kepala Ruang Rawat Inap
PENGUMPULAN DATA
18. PUBLIKASI DATA  Internal
 Eksternal
4. Kejadian Pulang Paksa
1. JUDUL Kejadian Pulang Paksa
2. DEFINISI Pulang paksa adalah pulang atas permintaan pasien atau
OPERASIONAL keluarga pasien sebelum diputuskan boleh pulang oleh
dokter

3. TUJUAN Tergambarnya penilain pasien terhadap efektifitas pelayanan


rumah sakit
4. DIMENSI MUTU Efektifitas, Kesinambungan pelayanan
5. DASAR PEMIKIRAN Untuk mengukur penilaian pasien terhadap efektifitas
pelayanan rumah sakit
6. NUMERATOR Jumlah pasien pulang paksa dalam satu bulan
7. DENOMINATOR Jumlah seluruh pasien yang dirawat dalam satu bulan
8. FORMULA N/D x 100
PENGUKURAN
9. TIPE INDIKATOR  Input
 Proses
 Output
 Outcome
10. METODOLOGI  Retrospektif
PENGUMPULAN DATA  Survey Harian
11. CAKUPAN DATA Total Sampling
12. FREKUENSI 1 Bulan
PENGUMPULAN DATA
13. FREKUENSI ANALISA 3 Bulan
DATA
14. NILAI AMBANG ≤5%
STANDAR
15. METODOLOGI Statistik : Chart
ANALISA DATA Interpretasi Data : Bandingkan Dengan Standar
16. SUMBER DATA Instalasi Rawat Inap
17. PENANGGUNG JAWAB Kepala Ruang Rawat Inap
PENGUMPULAN DATA
18. PUBLIKASI DATA  Internal
 Eksternal
5. Ketepatan Pemasangan Gelang Identifikasi Dengan Benar
1 JUDUL Ketepatan Pemasangan Gelang Identifikasi Dengan
Benar
2 DEFINISI Pelaksanaan identifikasi pasien merupakan kegiatan
OPERASIONAL memastikan identitas pasien dengan benar dengan
menggunakan gelang identifikasi yang berisi NAMA,
TANGGAL LAHIR dan NO. RM. Pada proses identifikasi
pasien dilakukan dengan menggunakan minimal 2 (dua)
identitas dan tidak boleh menggunakan nomor kamar
atau lokasi tempat tidur pasien dirawat.
Gelang identifikasi pasien yang digunakan :
a. Gelang berwarna BIRU MUDA untuk pasien berjenis
kelamin Laki-Laki
b. Gelang berwarna MERAH MUDA untuk pasien
berjenis kelamin Perempuan
3. TUJUAN Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga
keselamatan pasien khususnya dalam prosedur
mengidentifikasi pasien dengan benar di seluruh
pelayanan rumah sakit
4. DIMENSI MUTU Efisiensi, Efektifitas, Keselamatan Pasien
5. DASAR PEMIKIRAN Kesalahan identifikasi pasien diakui sebagai masalah
yang terbesar didalam organisasi kesehatan. Kesalahan
mengidentifikasi pasien merupakan salah satu resiko
paling serius terhadap keselamatan pasien.
6. NUMERATOR Jumlah pasien yang dilaksanakan pemasangan gelang
identifikasi sesuai standar dalam satu bulan
7. DENOMINATOR Seluruh jumlah pasien dalam satu bulan
8. FORMULA N/D X 100%
PENGUKURAN
9. TIPE INDIKATOR  Input
 Proses
 Output
 Outcome
10. METODOLOGI  Retrospektif
PENGUMPULAN DATA  Survey Harian
11. CAKUPAN DATA Total Sampling
12. FREKUENSI 1 Bulan
PENGUMPULAN DATA
13. FREKUENSI ANALISA 3 Bulan
DATA
14. NILAI AMBANG 100%
STANDAR
15. METODOLOGI ANALISA Statistik : Chart
DATA Interpretasi Data : Bandingkan Dengan Standar
16. SUMBER DATA Instalasi Rawat Inap
17. PENANGGUNG JAWAB Kepala Ruang Rawat Inap
PENGUMPULAN DATA
18. PUBLIKASI DATA  Internal
 Eksternal
6. Pelaksanaan Hand Over Sesuai Standar

1. JUDUL Pelaksanaan Hand Over Sesuai Standar


2. DEFINISI Pelaksanaan serah terima dengan metode SBAR dengan
OPERASIONAL bukti tanda-tangan antara pemberi operan dan penerima
operan sehingga mengurangi risiko miskomunikasi di Rumah
Sakit Islam Namira.
3. TUJUAN Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga
keselamatan pasien khususnya dalam prosedur
meningkatkan komunikasi yang efektif di seluruh pelayanan
rumah sakit
4. DIMENSI MUTU Efisiensi, Efektifitas, Keselamatan Pasien
5. DASAR PEMIKIRAN Komunikasi pada saat operan yang sering dilakukan dalam
pelayanan dirumah sakit, kegiatan ini memiliki resiko tinggi
untuk terjadinya miskomunikasi/ kesalahan instruksi yang
diterima, sehingga tindakan dapat membahayakan pasien.
6. NUMERATOR Jumlah hand over yang sesuai standar dalam satu bulan
7. DENOMINATOR Jumlah seluruh hand over dalam satu bulan
8. FORMULA N/D X 100%
PENGUKURAN
9. TIPE INDIKATOR  Input
 Proses
 Output
 Outcome
10. METODOLOGI  Retrospektif
PENGUMPULAN DATA  Survey Harian
11. CAKUPAN DATA Random Sampling
12. FREKUENSI 1 Bulan
PENGUMPULAN DATA
13. FREKUENSI ANALISA 3 Bulan
DATA
14. NILAI AMBANG ≥ 80%
STANDAR
15. METODOLOGI Statistik : Chart
ANALISA DATA Interpretasi Data : Bandingkan Dengan Standar
16. SUMBER DATA Instalasi Rawat Inap
17. PENANGGUNG JAWAB Kepala Ruang Rawat Inap
PENGUMPULAN DATA
18. PUBLIKASI DATA  Internal
 Eksternal
7. Kepatuhan Petugas dalam Melakukan Pengkajian Ulang Risiko Jatuh

1. JUDUL Kepatuhan Petugas dalam Melakukan Pengkajian Ulang


Risiko Jatuh
2. DEFINISI Pengkajian risiko jatuh adalah suatu cara mengidentifikasi
OPERASIONAL kemungkinan pasien tersebut mempunyai risiko atau
kemungkinan yang besar/kecil untuk terjadinya jatuh
sehingga dapat diambil tindakan pencegahan serta
mengatasi cedera akibat jatuh, meminimalkan dampak yang
diakibatkan cedera akibat jatuh dan mencegah kecacatan
serta kematian.
Petugas melakukan pengkajian ulang risiko jatuh
menggunakan skala yang sesuai. Pasien dengan risiko jatuh
tinggi dikaji ulang setiap pergantian shift, sedangkan pasien
dengan risiko jatuh rendah dan sedang dikaji ulang setiap 3
hari sekali (dilakukan pada hari ke-4 terhitung mulai saat
pengkajian sebelumnya) atau sewaktu-waktu apabila:
a. Terjadi perubahan status klinis meliputi perubahan
kondisi fisik, fisiologis, maupun psikologis
Pasien mengalami insiden jatuh atau nyaris jatuh saat
dirawat.
3. TUJUAN Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga
keselamatan pasien khususnya dalam prosedur mengurangi
risiko cedera pasien akibat terjatuh di seluruh pelayanan
rumah sakit
4. DIMENSI MUTU Efisiensi, Efektifitas, Kesinambungan, manfaat, Keselamatan
Pasien
5. DASAR PEMIKIRAN Perawat bertanggung jawab dalam mengidentifikasi pasien
yang berisiko jatuh dan membuat suatu rencana perawatan
untuk meminimalkan risiko. Kekurangan staf, perawat yang
tidak berpengalaman, serta tidak
memiliki pengetahuan yang cukup dapat membuat pasien
berisiko untuk jatuh dan mengalami perlukaan. Salah satu
upaya untuk mengurangi risiko pasien jatuh adalah
melakukan pengkajian ulang risiko jatuh pada pasien.
6. NUMERATOR Jumlah pasien rawat inap yang dilakukan pengkajian ulang
risiko jatuh secara konsisten dengan skala yang tepat dalam
satu bulan
7. DENOMINATOR Seluruh jumlah pasien rawat inap yang harus dilakukan
pengkajian ulang risiko secara dalam satu bulan
8. FORMULA N/D X 100%
PENGUKURAN
9. TIPE INDIKATOR  Input
 Proses
 Output
 Outcome
10. METODOLOGI  Retrospektif
PENGUMPULAN DATA  Survey Harian
11. CAKUPAN DATA Random Sampling
12. FREKUENSI 1 Bulan
PENGUMPULAN DATA
13. FREKUENSI ANALISA 3 Bulan
DATA
14. NILAI AMBANG 100%
STANDAR
15. METODOLOGI Statistik : Chart
ANALISA DATA Interpretasi Data : Bandingkan Dengan Standar
16. SUMBER DATA Instalasi Rawat Inap
17. PENANGGUNG JAWAB Kepala Ruang Rawat Inap
PENGUMPULAN DATA
18. PUBLIKASI DATA  Internal
 Eksternal
8. Instruksi Hasil Pelaporan Pemeriksaan Kritis Via Telepon Ditandatangani DPJP dalam
24 jam

1. JUDUL Instruksi Hasil Pelaporan Pemeriksaan Kritis Via Telepon


Ditandatangani DPJP dalam 24 jam
2. DEFINISI Instruksi yang disampaikan oleh dokter melalui telepon
OPERASIONAL berupa terapi atau tindakan delegatif yang diberikan oleh
dokter/dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) kepada
perawat/bidan sebagai respon dari pelaporan kondisi pasien
dalam waktu 1 x 24 jam
3. TUJUAN Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga
keselamatan pasien melalui peningkatan komunikasi efektif
4. DIMENSI MUTU Efisiensi, Efektifitas, Keselamatan Pasien
5. DASAR PEMIKIRAN Pelaporan pemeriksaan kritis via telpon adalah tindakan yang
sering dilakukan dalam pelayanan di rumah sakit, kegiatan ini
memiliki risiko tinggi untuk terjadinya kesalahan instruksi
yang diterima, sehingga tindakan dapat membahayakan
pasien..
6. NUMERATOR Jumlah instruksi hasil pelaporan pemeriksaan kritis via
telepon ditandatangani dpjp dalam 24 jam dalam satu bulan
7. DENOMINATOR Jumlah seluruh instruksi hasil pelaporan pemeriksaan kritis
via telepon dalam satu bulan
8. FORMULA N/D X 100%
PENGUKURAN
9. TIPE INDIKATOR  Input
 Proses
 Output
 Outcome
10. METODOLOGI  Retrospektif
PENGUMPULAN DATA  Survey Harian
11. CAKUPAN DATA Random Sampling
12. FREKUENSI 1 Bulan
PENGUMPULAN DATA
13. FREKUENSI ANALISA 3 Bulan
DATA
14. NILAI AMBANG 100%
STANDAR
15. METODOLOGI Statistik : Chart
ANALISA DATA Interpretasi Data : Bandingkan Dengan Standar
16. SUMBER DATA Instalasi Rawat Inap
17. PENANGGUNG JAWAB Kepala Ruang Rawat Inap
PENGUMPULAN DATA
18. PUBLIKASI DATA  Internal
 Eksternal

9. Pelaksanaan Asesmen Ulang Nyeri

1. JUDUL Pelaksanaan Asesmen Ulang Nyeri


2. DEFINISI Pelaksanaan asesmen ulang nyeri sesuaI Standar Prosedur
OPERASIONAL Operasional (SPO) di unit rawat inap yang dilakukan oleh
perawat saat ditemukan keluhan nyeri pasien
3. TUJUAN Tergambarnya kepatuhan petugas rawat inap dalam
melakukan asesmen ulang nyeri
4. DIMENSI MUTU Efisiensi, Efektifitas
5. DASAR PEMIKIRAN Peningkatan kualitas pelayanan dan meminimalkan keluhan
pasien saat dirawa inap di Rumah Sakit Islam Namira
6. NUMERATOR Jumlah data asesmen ulang nyeri yang telah dilakukan
lengkap sesuai SPO
7. DENOMINATOR Jumlah seluruh sample yang terkumpul
8. FORMULA N/D x 100%
PENGUKURAN
9. TIPE INDIKATOR  Input
 Proses
 Output
 Outcome
10. METODOLOGI  Retrospektif
PENGUMPULAN DATA  Survey Harian
11. CAKUPAN DATA Purposive Sampling
Kriteria Inklusi
Pasien mengeluh nyeri mulaiskala 1
Kriteria Eksklusi
Pasien Koma yang tidak sadarkan diri
12. FREKUENSI 1 Bulan
PENGUMPULAN DATA
13. FREKUENSI ANALISA 3 Bulan
DATA
14. NILAI AMBANG ≥ 70%
STANDAR
15. METODOLOGI Statistik : Chart
ANALISA DATA Interpretasi Data : Bandingkan Dengan Standar
16. SUMBER DATA Instalasi Rawat Inap
17. PENANGGUNG JAWAB Kepala Ruang Rawat Inap
PENGUMPULAN DATA
18. PUBLIKASI DATA  Internal
 Eksternal
10. Pelaksanaan Pelaksanaan Discharge Planning Pasien Pulang

1. JUDUL Pelaksanaan Discharge Planning


2. DEFINISI Proses Perencanaan kepulangan pasien yang terintegrasi,
OPERASIONAL dimana perawat Ruang rawat inap harus menjelaskan
kepada pasien dan keluarga mengenai hal-hal penting yang
harus dilaksanakan selama proses perawatan dirumah
setelah pasien pulang. Setelah perawat menjelaskan maka
perawat dan keluarga harus menandatangani Form
Discharge Planning sebagai bukti tertulis bahwa perawat
sudah melakukan Discharge Planning.
3. TUJUAN Tergambarnya kepatuhan petugas rawat inap dalam
melakukan Discharge Planning
4. DIMENSI MUTU Efisiensi, Efektifitas
5. DASAR PEMIKIRAN Peningkatan kualitas pelayanan dan meminimalkan keluhan
pasien saat dirawa inap di Rumah Sakit Islam Namira
6. NUMERATOR Jumlah data Rekam medis pasien yang telah dilakukan
Discharge Planning
7. DENOMINATOR Jumlah seluruh Sample Rekam Medis pasien yang memiliki
kriteria Discharge Planning
8. FORMULA N/D x 100%
PENGUKURAN
9. TIPE INDIKATOR  Input
 Proses
 Output
 Outcome
10. METODOLOGI  Retrospektif
PENGUMPULAN DATA  Survey Harian
11. CAKUPAN DATA Random Sampling
12. FREKUENSI 1 Bulan
PENGUMPULAN DATA
13. FREKUENSI ANALISA 3 Bulan
DATA
14. NILAI AMBANG ≥ 80%
STANDAR
15. METODOLOGI Statistik : Chart
ANALISA DATA Interpretasi Data : Bandingkan Dengan Standar
16. SUMBER DATA Instalasi Rawat Inap
17. PENANGGUNG JAWAB Kepala Ruang Rawat Inap
PENGUMPULAN DATA
18. PUBLIKASI DATA  Internal
 Eksternal

11. Pelaporan Pasien Baru Ke DPJP Oleh Petugas Ranap


1. JUDUL Pelaporan Pasien Baru Ke DPJP Oleh Petugas Ranap
2. DEFINISI Kegiatan yang dilakukan petugas Rawat Inap untuk
OPERASIONAL melaporkan pasien ke dokter Penanggung Jawab dengan
komunikasi efektif sesuai Standar Prosedur Operasional
(SPO) pada saat pasien baru dating keruangan.
3. TUJUAN Tergambarnya kepatuhan petugas rawat inap dalam
melakukan pelaporan pasien baru ke DPJP
4. DIMENSI MUTU Efisiensi, Efektifitas, Keselamatan Pasien
5. DASAR PEMIKIRAN Peningkatan kualitas pelayanan dan meminimalkan keluhan
pasien saat dirawat inap di Rumah Sakit Islam Namira
6. NUMERATOR Jumlah data pelaporan yang telah dilakukan sesuai Standar
Prosedur Operasional (SPO)
7. DENOMINATOR Jumlah seluruh sample yang digunakan
8. FORMULA N/D x 100%
PENGUKURAN
9. TIPE INDIKATOR  Input
 Proses
 Output
 Outcome
10. METODOLOGI  Retrospektif
PENGUMPULAN DATA  Survey Harian
11. CAKUPAN DATA Random Sampling
 Kriteria Inklusi:
1. Pasien baru
2. Pasien pindahan dari ruangan lain
 Kriteria Eksklusi:
Pasien lama
12. FREKUENSI 1 Bulan
PENGUMPULAN DATA
13. FREKUENSI ANALISA 3 Bulan
DATA
14. NILAI AMBANG 100%
STANDAR
15. METODOLOGI Statistik : Chart
ANALISA DATA Interpretasi Data : Bandingkan Dengan Standar
16. SUMBER DATA Instalasi Rawat Inap
17. PENANGGUNG JAWAB Kepala Ruang Rawat Inap
PENGUMPULAN DATA
18. PUBLIKASI DATA  Internal
 Eksternal
12. Utility Syringe Pump

1. JUDUL Utility Syringe Pump


2. DEFINISI Jumlah pemanfatan atau pemakaian syringe pump dalam
OPERASIONAL melaksanakan pelayanan medis dalam periode waktu
tertentu
3. TUJUAN Optimalisasi pemanfaatan peralatan syringe pump
4. DIMENSI MUTU Efisiensi, Efektifitas, Mutu pelayanan
5. DASAR PEMIKIRAN Sebagai bahan evaluasi dalam menentukan unit cost
6. NUMERATOR Jumlah pemakaian syringe pump yang dilakukan dalam 1
bulan
7. DENOMINATOR Jumlah maksimal pemakaian syringe pump yang mampu
dilakukan per shift dalam bulan tersebut (jumlah semua
syringe pump yang masih bisa terpakai di rumah sakit x 3
shift x jumlah hari dalam bulan)
8. FORMULA N/D x 100%
PENGUKURAN
9. TIPE INDIKATOR  Input
 Proses
 Output
 Outcome
10. METODOLOGI  Retrospektif
PENGUMPULAN DATA  Survey Harian
11. CAKUPAN DATA Total Sampling
12. FREKUENSI 1 Bulan
PENGUMPULAN DATA
13. FREKUENSI ANALISA 3 Bulan
DATA
14. NILAI AMBANG > 70%
STANDAR
15. METODOLOGI Statistik : Chart
ANALISA DATA Interpretasi Data : Bandingkan Dengan Standar
16. SUMBER DATA Instalasi Rawat Inap
17. PENANGGUNG JAWAB Kepala Ruang Rawat Inap
PENGUMPULAN DATA
18. PUBLIKASI DATA  Internal
 Eksternal
13. Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway

1. JUDUL Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway


2. DEFINISI Kepatuhan terhadap clinical pathway adalah kepatuhan para
OPERASIONAL staf medis DPJP dalam menggunakan clinical pathway untuk
memberikan asuhan klinis pasien secara terstandararisasi
dan terintegrasi sehingga dapat meminimalkan adanya
variasi proses asuhan klinis
3. TUJUAN Terselenggaranya standarisasi proses asuhan klinis,
mengurangi risiko proses asuhan klinis, mengurangi adanya
variasi asuhan klinis dan memberikan asuhan klinis yang
tepat waktu serta penggunaan sumber daya yang efisien dan
konsisten sehingga menghasilkan mutu pelayanan yang
tinggi dengan menggunakan praktek klinik yang berbasis
bukti.
4. DIMENSI MUTU Efisiensi, Efektifitas, Mutu pelayanan
5. DASAR PEMIKIRAN Terselenggaranya standarisasi proses asuhan klinis,
mengurangiresiko proses asuhan klinis, mengurangi adanya
variasi asuhan klinis dan memberikan asuhan klinis
yangtepat waktu, serta penggunaan sumber daya yang
efisien daan konsisten sehingga menghasilkan mutu
pelayanan yang tinggi dengan mennggunakan praktek klinik
yang berbasis bukti.
6. NUMERATOR Jumlah pasien (diagnosa medis harus dilakukan CP) yang
dilakukan CP dalam waktu 1 bulan
7. DENOMINATOR Jumlah pasien dengan diagnosa medis yang harus dilakukan
CP dalam waktu 1 bulan
8. FORMULA N / D x 100%
PENGUKURAN
9. TIPE INDIKATOR  Input
 Proses
 Output
 Outcome
10. METODOLOGI  Retrospektif
PENGUMPULAN DATA  Survey Harian
11. CAKUPAN DATA Random Sampling
Inklusi :
Pasien Dengan Diagnosa Medis Yang harus diberikan CP
Eksklusi :
Pasien Dengan Diagnosa Medis Yang tidak harus diberikan
CP
12. FREKUENSI 1 Bulan
PENGUMPULAN DATA
13. FREKUENSI ANALISA 3 Bulan
DATA
14. NILAI AMBANG ≥ 80%
STANDAR
15. METODOLOGI Statistik : Chart
ANALISA DATA Interpretasi Data : Bandingkan Dengan Standar
16. SUMBER DATA Instalasi Rawat Inap
17. PENANGGUNG JAWAB Kepala Ruang Rawat Inap
PENGUMPULAN DATA
18. PUBLIKASI DATA  Internal
 Eksternal

Anda mungkin juga menyukai