Bervariasinya penerapan SIMPUS IHIS Tidak terdapatnya SOP menjadikan enam puskesmas didominasi oleh staff dan e-health di puskesmas dapat penerapan sistem hanya berdasarkan dengan latar belakang pendidikan D3 berpotensi terhambatnya proses buku manual penggunaan aplikasi, dari disiplin ilmu perawat dan bidan. laporan SP2TP dari puskesmas kedinas sehingga petunjuk terkait penggunaan Petugas SIK puskesmas juga di isi oleh kesehatan kabupaten seperti data mulai dari perangkat keras seperti tenaga perawat atau bidan sebagai rekapitulasi laporan LB1. komputer,server serta jaringan hanya tugas tambahan bukan sebagai tugas Dengan situasi yang demikian,maka berdasarkan kebiasaan pengguna,hal pokok. Dari 6 puskesmas hanya 1 informasi yang dihasilkan sebagai bahan tersebut menjadi kendala ketika terjadi puskesmas yang petugas SIK perncanaan masih jauh dari masalah dan sistem tidak berjalan harus dilaksanakan oleh petugas rekam medis. menggambarkan realita masalah menunggu petugas dari dinas Petugas SIK yang tidak sesuai dengan kesehatan sehingga menghambat kesehatan yang ada di masyarakat. kompetensinya menjadikan program SIK dalam penerapan sistem. puskesmas tidak berjalan dengan optimal,dimulai dari penataan rekam medis sebagai sumber data sampai dengan pengelolaan data menjadi laporan ke dinas kesehatan kabupaten atau menjadi informasi sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan puskesmas