Anda di halaman 1dari 15

PROSIDING DISKUSI ILMIAH:

Inovasi dan Teknologi Informasi untuk Mendukung


Kinerja PMIK dalam Masa Pandemi Covid 19

ANALISIS PELAKSANAAN BRIDGING SYSTEM ANTARA


APLIKASI SISFOMAS DENGAN P-CARE DI PUSKESMAS

Hendra Rohman1, Evi Budi Utami2, Latifatul Munawaroh3


1,2,3
Politeknik Kesehatan Bhakti Setya Indonesia
E-mail: 1hendrarohman@mail.ugm.ac.id, 2evi.utami22@gmail.com, 3latifahmunawaroh20@gmail.com

ABSTRAK
Bridging system di Puskesmas Rongkop merupakan kegiatan menyelaraskan dua sistem yang
berbeda, yaitu antara aplikasi Sisfomas dengan aplikasi P-Care, tanpa adanya intervensi dari masing-
masing sistem satu sama lain sehingga keamanan data tetap terjaga. Penelitian deskriptif kualitatif.
Wawancara kepada petugas bagian rekam medis, IT, dan manajemen. Observasi di tempat pendaftaran
pasien, ruang farmasi (apoteker), dan ruang kerja bagian manajemen. Pelaksanaan bridging system
memiliki manfaat yaitu menghemat tenaga dalam proses pendaftaran pasien (tidak double entry),
proses pendaftaran pasien menjadi lebih cepat, mengurangi antrian pasien. Pelaksanaan bridging
system tersebut menggunakan komputer, server berbasis Linux, jaringan menggunakan LAN, router,
switch, aplikasi Sisfomas dan P-care. Data pasien yang dilakukan bridging yaitu data sosial pasien,
data klinis pasien, dan data jaminan kesehatan nasional. Data yang terdapat pada aplikasi P-Care
menyesuaikan data yang terdapat pada aplikasi Sisfomas. Kendala yang dihadapi yaitu jaringan
sering offline, petugas belum menguasai bridging system, dan aplikasi error.
Kata Kunci: Bridging System, P-care, Sisfomas.

ABSTRACT
Bridging system at Rongkop Health Center was an activity to harmonize two different systems, namely
between the Sisfomas application and the P-Care application, without any intervention from each
system to other so that data security is maintained. Qualitative descriptive research. Interviews with
medical records, IT, and management officers. Observations at patient registration area, pharmacy
(pharmacist) room, and management workspace. The implementation of bridging system has benefits
of saving energy in patient registration process (not double entry), patient registration process being
faster, reducing patient queues. The implementation of the bridging system uses computers, Linux-
based servers, networks using LANs, routers, switches, Sisfomas applications and P-care. Patient
data for bridging were patient social data, patient clinical data, and national health insurance data.
The data contained in P-Care application adjusts data contained in Sisfomas application. Obstacles
faced were the network is often offline, officers have not mastered bridging system, and application
errors.
Keywords: Bridging System, P-care, Sisfomas

9
PROSIDING DISKUSI ILMIAH:
Inovasi dan Teknologi Informasi untuk Mendukung
Kinerja PMIK dalam Masa Pandemi Covid 19

1. PENDAHULUAN untuk pasien BPJS yang disimpan di dalam


Dalam penyelenggaraan pelayanan penyimpanan data BPJS secara daring.
kesehatan di puskesmas, diperlukan P-Care merupakan sistem informasi
sarana penunjang administrasi yaitu rekam pelayanan pasien yang ditujukan untuk
medis guna menunjang tercapainya tertib pasien BPJS berbasis internet. P-Care
administrasi dalam upaya peningkatan dipublikasikan untuk pelayanan primer untuk
pelayanan kesehatan di puskesmas. Bagi puskesmas dan mencakup pelayanan dasar
petugas rekam medis kegiatan pelayanan seperti entry data pasien dan pengolahan
rekam medis dimulai dari sumber informasi, data. Adanya aplikasi P-Care dapat
pemrosesan, dianalisis dan menghasilkan mempermudah BPJS dalam melakukan
informasi. Teknologi informasi memiliki pemantauan aktifitas pelayanan (Purba &
peran penting dalam pelaksanaan kegiatan Siregar, 2014). Untuk menghubungkan dua
tersebut agar aktivitas komunikasi dapat jaringan tersebut yaitu aplikasi Sisfomas
maksimal. Dalam hal ini yang berkaitan dengan aplikasi P-Care membutuhkan
dengan sistem pelayanan di puskesmas alat yang berguna sebagai penghubung
yang dikenal dengan Sistem Informasi antara dua jaringan, alat tersebut yaitu
Puskesmas (Sisfomas). SIMPUS digunakan bridging system. Bridging system adalah
untuk meningkatkan kualitas manajemen menyelaraskan dua sistem yang berbeda
puskesmas secara lebih berhasil guna tanpa adanya intervensi dari masing-masing
dan berdayaguna, melalui pemanfaatan sistem satu sama lain sehingga keamanan
secara optimal informasi-informasi data tetap terjaga (Humas BPJS Kesehatan,
yang menunjang kegiatan pelayanan di 2014).
Puskesmas (Depkes, 1997).
Bridging system dapat meningkatkan
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan efektivitas entry data, processing, efisiensi
Republik Indonesia No. 75 tahun 2014 penggunaan sumber daya serta lebih cepat
tentang pusat kesehatan masyarakat, dalam proses pengelolaan klaim, piutang,
menyebutkan bahwa Sisfomas adalah suatu dan verifikasi. Bagi rumah sakit dan
tatanan yang menyediakan informasi untuk puskesmas sistem ini dapat meningkatkan
membantu proses pengambilan keputusan layanan administrasi peserta, penghematan
dalam melaksanakan manajemen puskesmas SDM dan sarana prasarana, perekaman data
dalam mencapai sasaran kegiatannya. pelayanan kesehatan dan proses pengajuan
Program BPJS di puskesmas saat ini juga klaim menjadi lebih cepat serta penyelesaian
sudah menggunakan aplikasi komputer insentif pelayanan berdasarkan beban kerja
yang dipergunakan untuk pengolahan data juga lebih cepat diselesaikan. Bridging
program kesehatan, aplikasi BPJS tersebut system diklaim dapat melakukan dua proses
yaitu aplikasi Primary Care (P-Care) pelayanan tanpa ada intervensi satu sistem
berbasis website sebagai penyimpanan data dengan sistem lainnya secara langsung.

10
PROSIDING DISKUSI ILMIAH:
Inovasi dan Teknologi Informasi untuk Mendukung
Kinerja PMIK dalam Masa Pandemi Covid 19

Hubungan kedua sistem tersebut dikelola Gedangsari II, Puskesmas Nglipar I,


dengan web service yang akan membatasi Puskesmas Nglipar II, Puskesmas Ngawen
akses ke masing-masing sistem sehingga I, Puskesmas Ngawen II, Puskesmas Semin
keamanan data tetap terjaga (Humas BPJS I, Puskesmas Semin II. Puskesmas tersebut
Kesehatan, 2014). juga sudah menerapkan bridging system
Dalam upaya meningkatkan mutu layanan antara aplikasi Sisfomas dengan aplikasi
yang lebih baik kepada peserta maupun P-Care.
fasilitas kesehatan (rumah sakit maupun Terdapat fasilitas kesehatan di DI
puskesmas), penggunaan bridging system Yogyakarta yang masih perlu dianalisis
sudah diterapkan diberbagai fasilitas pelaksanaan bridging system antara
kesehatan di Indonesia, salah satunya fasilitas aplikasi Sisfomas dengan aplikasi P-Care,
kesehatan di DI Yogyakarta. Di wilayah DI yaitu Puskesmas Rongkop Kabupaten
Yogyakarta, tercatat ada 20 rumah sakit Gunungkidul. Pelaksanaan bridging
yang bekerjasama melaksanakan sistem ini, system di Puskesmas Rongkop masih perlu
tetapi rumah sakit yang melayani peserta dianalisis terkait kesiapan petugas dalam
BPJS kesehatan sebanyak 260 rumah sakit pelaksanaan bridging system antara aplikasi
dan klinik utama sebanyak 67 rumah sakit Sisfomas dengan aplikasi P-Care. Sisfomas
pemerintah, 142 rumah sakit swasta, 11 mulai digunakan di Puskesmas Rongkop
rumah sakit milik TNI, 2 rumah sakit milik sejak tahun 2011. Pada tahun tersebut
Polri dan 14 klinik utama (Humas BPJS petugas belum mengetahui bagaimana cara
Kesehatan, 2014). menggunakan aplikasi Sisfomas, sehingga
Puskesmas di daerah Gunungkidul yang aplikasi tersebut belum sepenuhnya
sudah menggunakan aplikasi Sisfomas dan digunakan. Kemudian pada tahun 2012
aplikasi P-Care yaitu, UPT Puskesmas petugas mulai belajar menggunakan aplikasi
Wonosari 1, UPT Puskesmas Saptosari, Sisfomas, dan pada tahun 2013 sampai
Puskesmas Playen II, Puskesmas Playen sekarang Puskesmas Rongkop sudah mulai
I, Puskesmas Patuk I, Puskesmas Patuk II, menggunakan aplikasi Sisfomas.
Puskesmas Rongkop, Puskesmas Purwosari, Sejak tahun 2017, Puskesmas Rongkop
Puskesmas Wonosari II, Puskesmas sudah menerapkan bridging system.
Panggang II, Puskesmas Panggang I, Namun terdapat kendala saat melakukan
Puskesmas Paliyan, Puskesmas Tepus I, bridging system. Penelitian ini menganalisis
Puskesmas Tepus II, Puskesmas Tanjungsari, pelaksanaan bridging system antara
Puskesmas Girisubo, Puskesmas Semanu I, aplikasi Sisfomas dengan aplikasi P-Care
Puskesmas Semanu II, Puskesmas Ponjong di Puskesmas Rongkop, dimulai dari
I, Puskesmas Ponjong II, Puskesmas identifikasi persiapan dalam pelaksanaan
Karangmojo I, Puskesmas Karangmojo bridging system, identifikasi teknologi
II, Puskesmas Gedangsari I, Puskesmas informasi yang digunakan dalam

11
PROSIDING DISKUSI ILMIAH:
Inovasi dan Teknologi Informasi untuk Mendukung
Kinerja PMIK dalam Masa Pandemi Covid 19

pelaksanaan bridging system, identifikasi aplikasi Sisfomas dengan aplikasi


interoperabilitas data antara aplikasi P-Care. Dalam pelaksanaannya,
Sisfomas dengan aplikasi P-Care, dan beberapa hal yang disiapkan petugas
mengetahui manfaat bridging system antara yaitu, komputer, server, aplikasi
aplikasi Sisfomas dengan aplikasi P-Care di Sisfomas, aplikasi P-Care, jaringan,
Puskesmas Rongkop. router dan switch.
Dalam melaksanakan persiapan
2. BAHAN DAN METODE PENELITIAN bridging system tersebut, dibantu oleh
Jenis penelitian deskriptif kualitatif. pihak ke tiga yaitu dari Sisfomas UGM.
Data dikumpulkan melalui observasi Pihak ketiga tersebut melakukan kerja
dan wawancara. Observasi dilakukan di sama dengan pihak BPJS Kesehatan
untuk pelaksanaan bridging system
bagian tempat pendaftaran pasien, ruang
di Puskesmas Rongkop. Setelah
farmasi (apoteker), dan ruang kerja bagian
pihak BPJS Kesehatan menyetujui
manajemen di Puskesmas Rongkop yang
untuk pelaksanaan bridging system
berada di Jl. Baran-Bedoyo, Kecamatan
di Puskesmas Rongkop, kemudian
Rongkop, Kabupaten Gunungkidul.
pihak BPJS Kesehatan menghubungi
Wawancara kepada petugas bagian rekam
Sisfomas UGM dan kemudian dari
medis, petugas bagian IT, dan petugas
Sisfomas UGM menghubungi pihak
bagian manajemen Puskesmas Rongkop.
Puskesmas Rongkop bahwa bridging
Dilakukan analisis mulai dari persiapan yang
sudah dapat digunakan.
dilakukan oleh petugas dalam pelaksanaan
bridging system. Infrastruktur IT yang Syarat agar dapat menerapkan
digunakan yaitu software, hardware, dan bridging system antara aplikasi
jaringan. Interoperabilitas data dimana Sisfomas dengan aplikasi P-Care yaitu
suatu aplikasi bisa berinteraksi dengan puskesmas membuat surat pengajuan
aplikasi lainnya melalui protokol yang untuk bridging system kepada BPJS
disetujui bersama lewat bermacam-macam Kesehatan, kemudian pihak puskesmas
jalur komunikasi. Kebutuhan data yang menyiapkan teknologi informasi yang
digunakan pada bridging system antara digunakan untuk bridging system
aplikasi Sisfomas dengan P-Care. seperti komputer, server, switch, router,
jaringan, aplikasi Sisfomas dan aplikasi
P-Care. Selain itu petugas di Puskesmas
3. Hasil dan pembahasan
Rongkop juga mendapatkan sosialisasi
a. Persiapan Dalam Pelaksanaan Bridging mengenai bridging system dari Dinas
System Kesehatan Gunungkidul. Dalam
Pada tahun 2014 Puskesmas persiapan bridging system tersebut,
Rongkop melakukan persiapan dalam memerlukan waktu yang cukup lama
pelaksanaan bridging system antara yaitu sekitar 2 tahun.

12
PROSIDING DISKUSI ILMIAH:
Inovasi dan Teknologi Informasi untuk Mendukung
Kinerja PMIK dalam Masa Pandemi Covid 19

Pada tahun 2017, Puskesmas Rongkop hanya melakukan entry data pasien
sudah mulai menerapkan bridging pada aplikasi Sisfomas dan secara
system antara aplikasi Sisfomas dengan otomatis data pasien tersebut masuk
aplikasi P-care. Pada pelaksanaan pada aplikasi P-Care, dan data pasien
bridging system tersebut, masih tersebut tetap terjaga kerahasiaanya.
terdapat kendala yang sering muncul Setelah diterapkan bridging system,
hingga sekarang. Kendala tersebut yaitu saat melakukan pendaftaran pasien
pada jaringan yang sering mengalami menjadi lebih cepat, hemat waktu dan
offline mengakibatkan sistem tidak bisa tenaga. Selain itu bridging system juga
bridging, sehingga petugas pendaftaran berfungsi sebagai penghubung antara
harus melakukan double entry. SDM di dua jaringan yaitu aplikasi Sisfomas
Puskesmas Rongkop belum menguasai dengan aplikasi P-Care dan sebagai alat
bridging system, sehingga saat terjadi komunikasi antara aplikasi Sisfomas
permasalahan pada bridging system, dengan aplikasi P-Care.
SDM tidak bisa mengatasi permasalahan Dalam melakukan bridging system
tersebut. Pada aplikasi terjadi error, antara aplikasi Sisfomas dengan aplikasi
sehingga saat pelayanan di poliklinik, P-Care, petugas bagian pendaftaran
petugas yang telah melakukan pelayanan pasien di Puskesmas Rongkop harus
dan melakukan entry data di aplikasi mengaktifkan bridging terlebih
Sisfomas seharusnya data pasien dahulu agar bridging dapat digunakan
sudah bridging ke aplikasi P-Care, sebagai alat komunikasi antara aplikasi
namun masih terdapat beberapa data Sisfomas dengan aplikasi P-Care.
pasien yang belum terlayani dan masih Langkah-langkah dalam mengaktifkan
muncul notifikasi silang merah pada bridging di Puskesmas Rongkop yaitu
sistem, padahal jaringan di Puskesmas petugas pendaftaran pasien mengecek
Rongkop sudah online. jaringan terlebih dahulu. Setelah
Perbedaan sebelum melaksanakan jaringan on dan terhubung ke internet,
bridging system dengan sesudah petugas pendaftaran pasien membuka
melaksanakan bridging system dirasakan aplikasi Sisfomas kemudian membuka
oleh petugas pendaftaran pasien di aplikasi P-Care. Jika aplikasi Sisfomas
Puskesmas Rongkop. Perbedaan dan aplikasi P-Care sudah on dan tidak
tersebut yaitu sebelum melaksanakan ada masalah pada jaringan maupun pada
bridging system, petugas pendaftaran aplikasinya, hal tersebut menandakan
harus melakukan double entry saat bridging sudah bisa berjalan dan
melayani pasien, namun setelah sudah bisa digunakan. Namun apabila
dilaksanakan bridging system, petugas terdapat masalah pada jaringan, petugas
pendaftaran tidak harus melakukan pendaftaran pasien akan mengecek
double entry. Petugas pendaftaran kembali jaringan tersebut. Jika masalah

13
PROSIDING DISKUSI ILMIAH:
Inovasi dan Teknologi Informasi untuk Mendukung
Kinerja PMIK dalam Masa Pandemi Covid 19

tersebut terjadi pada aplikasi, petugas surat pengajuan untuk bridging system
akan membuat password baru pada yang ditujukan kepada pihak BPJS
aplikasi P-Care, kemudian petugas Kesehatan, kemudian pihak puskesmas
akan menyamakan password yang menyiapkan teknologi informasi yang
terdapat pada aplikasi P-Care tersebut digunakan untuk bridging system.
ke aplikasi Sisfomas. Selain itu petugas di Puskesmas
Perencanaan dari sisi SDM, sarana Rongkop juga sudah mendapatkan
dan prasarana serta kebijakan terkait sosialisasi mengenai bridging system
keamanan dan kerahasiaan data dari Dinas Kesehatan Gunungkidul.
antara lain melakukan sosialisasi Perbedaan sebelum melaksanakan
dan pelatihan dari dinas kesehatan bridging system dengan sesudah
dan BPJS kepada petugas yang akan melaksanakan bridging system di
menggunakan bridging system, kepala Puskesmas Rongkop yaitu setelah
puskesmas melakukan perbaikan melaksanakan bridging system antara
jaringan komputer dan peningkatan aplikasi Sisfomas dengan aplikasi
bandwith internet, pembuatan MOU P-Care, petugas pendaftaran tidak
antara dinas kesehatan dengan BPJS perlu melakukan double entry lagi.
dan pihak puskesmas perlu membuat Setelah diterpakan bridging system saat
surat pengajuan untuk bridging system melakukan pendaftaran pasien menjadi
kepada BPJS Kesehatan (Isnaini dan lebih cepat. Lebih hemat waktu saat
Nuryati, 2016). Di Puskesmas Rongkop melayani pasien. Menghemat tenaga
dalam melaksanakan persiapan
petugas bagian pendaftaran pasien.
bridging system dibantu oleh dari pihak
Sisfomas UGM, yang melakukan kerja Manfaat operasional implementasi
sama dengan pihak BPJS Kesehatan rekam medis elektronik (RME)
untuk pelaksanaan bridging system di diimplementasikan yaitu kecepatan
Puskesmas Rongkop. Setelah pihak penyelesaian pekerjaan administrasi,
BPJS Kesehatan menyetujui untuk akurasi data, apabila dulu dengan
pelaksanaan bridging system, kemudian sistem manual orang harus mencek
pihak BPJS Kesehatan menghubungi satu demi satu berkas, namun sekarang
Sisfomas UGM dan kemudian dari dengan RME data pasien akan lebih
Sisfomas UGM menghubungi pihak tepat dan benar. Faktor efisiensi, karena
Puskesmas Rongkop bahwa bridging kecepatan dan akurasi data meningkat,
sudah dapat digunakan. Dalam maka waktu yang dibutuhkan untuk
menerapkan bridging system antara melakukan pekerjaan administrasi
aplikasi Sisfomas dengan aplikasi berkurang jauh, sehingga karyawan
P-Care, harus ada beberapa syarat yaitu, dapat lebih fokus pada pekerjaan
dari pihak puskesmas harus membuat utamanya (Handiwidjojo, 2009).

14
PROSIDING DISKUSI ILMIAH:
Inovasi dan Teknologi Informasi untuk Mendukung
Kinerja PMIK dalam Masa Pandemi Covid 19

Selain itu juga terdapat fungsi bridging Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
system yaitu sebagai penghubung Republik Indonesia no 97 tahun 2015
antara dua jaringan yaitu aplikasi tentang peta jalan sistem informasi
Sisfomas dengan aplikasi P-Care dan kesehatan, sistem informasi kesehatan
sebagai alat komunikasi antara aplikasi adalah seperangkat tatanan yang
Sisfomas dengan aplikasi P-Care. meliputi data, informasi, indikator,
Menurut (Humas BPJS Kesehatan, prosedur, perangkat, teknologi, dan
2014). Khusus bagi rumah sakit dan sumber daya manusia yang saling
puskesmas, bridging system bisa berkaitan dan dikelola secara terpadu
menghemat sumber daya manusia, untuk mengarahkan tindakan atau
kecepatan pengisian data, kecepatan keputusan yang berguna dalam
mendukung pembangunan kesehatan.
pelayanan pasien dan kecepatan proses
pengajuan klaim yang sedang ditangani. b. Teknologi Informasi Yang Digunakan

Pada pelaksanaan bridging system Dalam pelaksanaan bridging system


antara aplikasi Sisfomas dengan antara aplikasi Sisfomas dengan
aplikasi P-Care di Puskesmas
aplikasi P-Care di Puskesmas Rongkop
Rongkop, teknologi informasi yang
tersebut, masih terdapat kendala yang
digunakan yaitu komputer, terdapat
sering muncul. Kendala tersebut yaitu
di bagian pendaftaran pasien rawat
pada jaringan yang sering mengalami
jalan, pendaftaran IGD, ruang rekam
offline, sehingga petugas pendaftaran
medis, poli umum, poli gigi, poli KIA,
harus melakukan double entry saat
klinik sehat, pendaftaran MTBS, poli
melayani pasien. SDM yang belum
KB, poli imunisasi, laboratorium,
menguasai bridging, sehingga saat
dan ruang apoteker. Server berbasis
terjadi permasalahan pada bridging
linux, berada di bagian pendaftaran
system, SDM belum bisa mengatasi pasien rawat jalan dan di bagian ruang
permasalahan yang ada. Aplikasi yang farmasi (apoteker). Jaringan LAN yang
mengalami error. Terdapat kendala di disambungkan ke router dan switch,
setiap indikator dalam pelaksanaan kemudian dari switch disambungkan
bridging system. Mulai dari faktor ke komputer yang terdapat di bagian
people, kendala yang ada yaitu tidak pelayanan pasien (pendaftaran rawat
semua petugas dapat operasional jalan, pendaftaran IGD, di ruang RM,
komputer, faktor hardware koneksi poli umum, poli gigi, poli KIA, klinik
internet belum stabil, daya listrik kurang sehat, pendaftaran MTBS, poli KB,
terpenuhi, dan web service belum stabil, poli imunisasi, laboratorium, dan ruang
faktor software pengubahan data pasien apoteker). Router, berada di bagian
dalam system (Maulidha, et all., 2016). ruang farmasi (apoteker). Switch,

15
PROSIDING DISKUSI ILMIAH:
Inovasi dan Teknologi Informasi untuk Mendukung
Kinerja PMIK dalam Masa Pandemi Covid 19

berada di bagian pendaftaran pasien ilmu teknologi informasi, lulusan


rawat jalan, pendaftaran IGD, ruang S1 atau D3 teknik komputer, dapat
rekam medis, poli umum, poli gigi, poli mengatasi permasalahan yang terjadi
KIA, klinik sehat, pendaftaran MTBS, pada bridging system maupun pada
poli KB, poli imunisasi, laboratorium, teknologi terkait. Dukungan organisasi
dan ruang apoteker. Aplikasi Sisfomas dalam pelaksanaan bridging system
dan Aplikasi P-Care. yaitu pada aspek SDM, di Puskesmas
Rongkop khususnya petugas IT belum
Jumlah komputer di Puskesmas Rongkop
menguasai bridging system, dan kurang
yang terhubung dengan bridging system
menguasai tentang teknologi informasi.
yaitu sebanyak dua belas komputer.
Dukungan mengenai aspek sarana
Masing-masing satu unit komputer
dan prasarana sudah baik yaitu sudah
terdapat di bagian pendaftaran pasien
dilengkapi dengan adanya komputer,
rawat jalan, pendaftaran IGD, ruang
server, router, switch, jaringan, aplikasi
rekam medis, poli umum, poli gigi, poli
Sisfomas dan P-Care.
KIA, klinik sehat, pendaftaran MTBS,
poli KB, poli imunisasi, laboratorium, Bridging system adalah penggunaan
dan farmasi (apoteker). teknologi informasi berbasis web
service yang menghubungkan sistem
Beberapa hal terkait teknologi informasi manajemen (SIM) BPJS
informasi di Puskesmas Rongkop Kesehatan dengan SIM rumah sakit
yang sering mengalami permasalahan atau SIM puskesmas (Humas BPJS
yaitu pada jaringan yang sering Kesehatan, 2014). Teknologi informasi
offline. Jaringan yang sering offline memberikan pengertian dengan cara apa
tersebut mengakibatkan sistem tidak suatu informasi dicatat dan disampaikan
bisa bridging, sehingga petugas (Hatta, 2013). Dalam pelaksanaan
pendaftaran pasien harus melakukan bridging system antara aplikasi Sisfomas
double entry saat melayani pasien. dengan aplikasi P-Care di Puskesmas
Adanya permasalahan itu, petugas Rongkop, teknologi informasi yang
IT di Puskesmas Rongkop belum digunakan yaitu komputer, berada di dua
dapat mengatasi masalah tersebut. Di belas bagian. Server yang digunakan
Puskesmas Rongkop hanya ada satu berbasis linux. Jaringan menggunakan
petugas IT dengan lulusan S1 teknologi LAN. Router berada di bagian ruang
informasi, dengan jumlah tersebut farmasi (apoteker). Switch berada di
petugas IT sampai sekarang tidak dapat bagian pendaftaran pasien rawat jalan,
mengatasi permasalahan pada jaringan pendaftaran IGD, ruang rekam medis,
yang sering offline. Kualifikasi petugas poli umum, poli gigi, poli KIA, klinik
IT yang dibutuhkan untuk pelaksanaan sehat, pendaftaran MTBS, poli KB,
bridging system yaitu menguasai tentang poli imunisasi, laboratorium, dan ruang

16
PROSIDING DISKUSI ILMIAH:
Inovasi dan Teknologi Informasi untuk Mendukung
Kinerja PMIK dalam Masa Pandemi Covid 19

apoteker, serta aplikasi Sisfomas dan meningkatkan proses kerja yang efektif
aplikasi P-Care. dan efisien. Secara umum e-kesehatan
Jumlah komputer di Puskesmas Rongkop terdiri dari informatika kesehatan
yang terhubung dengan bridging system (health informatics) dan upaya
yaitu sebanyak dua belas komputer, kesehatan jarak jauh (tele-health).
masing-masing satu unit yang berada di Dengan demikian beberapa penerapan
bagian Pendaftaran Pasien Rawat Jalan, e-kesehatan di antaranya adalah sistem
bagian Pendaftaran IGD, ruang Rekam informasi manajemen kesehatan
Medis, bagian Poli Umum, bagian Poli (health management information
Gigi, bagian Poli KIA, bagian Klinik system), rekam medis elektronik/rekam
Sehat, bagian Pendaftaran MTBS, kesehatan elektronik (EMR/EHR),
bagian Poli KB, bagian Poli Imunisasi, sistem surveilans (surveillance system),
bagian Laboratorium, bagian Farmasi health knowledge management,
(Apoteker). telemedisin (telemedicine), mobile
health (m-health), consumer health
Kendala terbesar dalam pelaksanaan
informatics, elearning in health
penerapan sistem bridging yaitu ketika
sciences, medical research. Beberapa
web service oleh P-Care mengalami
permasalahan penerapan e-kesehatan
ketidak stabilan jaringan untuk
yaitu tantangan pembangunan
diakses sehingga menyebabkan data
Kesehatan, fragmentasi sistem
yang dilakukan bridging tidak dapat
informasi kesehatan nasional, perlunya
langsung masuk ke P-Care atau offline
penguatan informatika kesehatan,
mode (Maulidha, et all., 2016). Terkait
bervariasinya penerapan teknologi
teknologi informasi di Puskesmas
informasi dan komunikasi, minimnya
Rongkop, yang sering mengalami
referensi standar e-kesehatan nasional,
permasalahan yaitu pada jaringan yang
tingginya investasi untuk implementasi
sering offline. Kondisi jaringan tersebut
e-kesehatan, kurangnya sumber daya
mengakibatkan sistem tidak bisa
bridging, sehingga petugas pendaftaran manusia untuk e-kesehatan, dan
harus melakukan double entry saat perlunya regulasi yang lebih teknis.
melayani pasien. c. Interoperabilitas Data
Permenkes RI No. 46 tahun 2017 tentang Di Puskesmas Rongkop data yang
strategi e-kesehatan nasional, bahwa terdapat pada aplikasi Sisfomas dapat
e-kesehatan merupakan pemanfaatan masuk secara otomatis pada aplikasi
teknologi informasi dan komunikasi P-Care hanya dengan melakukan entry
untuk pelayanan dan informasi data pasien pada aplikasi Sisfomas
kesehatan, utamanya untuk meningkatan kemudian secara otomatis data pasien
kualitas pelayanan kesehatan dan tersebut akan masuk pada aplikasi

17
PROSIDING DISKUSI ILMIAH:
Inovasi dan Teknologi Informasi untuk Mendukung
Kinerja PMIK dalam Masa Pandemi Covid 19

P-Care. Hal tersebut karena adanya Data sosial terdiri dari nama lengkap,
interoperabilitas data pada aplikasi jenis kelamin, tempat tanggal lahir,
Sisfomas dengan aplikasi P-Care alamat tempat tinggal, agama, umur,
melalui bridging system. Data yang status perkawinan, pendidikan,
terdapat pada aplikasi P-Care akan pekerjaan, kewarganegaraan, nomor
sama dengan data yang terdapat pada rekam medis. Data klinis meliputi
aplikasi Sisfomas, apabila pada aplikasi hasil pemeriksaan penunjang, hasil
Sisfomas jenis kelamin pasien tersebut pengobatan. Kemudian yang terakhir
adalah perempuan, maka pada aplikasi data jaminan kesehatan nasional, ketiga
P-Care data pasien tersebut juga data tersebut tidak ada yang mengalami
otomatis perempuan. Contoh data yang permasalahan saat dilakukan bridging
sama yaitu, tanggal kunjungan, nomor system.
rekam medis, nama, tempat tanggal
Pada saat tukar menukar data antara
lahir, usia, jenis kelamin, nomor telepon,
aplikasi Sisfomas dengan aplikasi
alamat, agama, status perkawinan,
P-Care di Puskesmas Rongkop, data
pendidikan, pekerjaan, jenis kunjungan,
yang terdapat pada aplikasi P-Care
jenis perawatan, poli tujuan, nomor kartu
menyesuaikan data yang terdapat
BPJS, anamnesis, nama tenaga medis,
pada aplikasi Sisfomas. Petugas
keluhan, anamnesis, pemeriksaan fisik,
tekanan darah, suhu, nadi, resep obat. pendaftaran pasien melakukan entry
Jadi tidak ada perbedaan data pada data pada aplikasi Sisfomas terlebih
aplikasi Sisfomas dan aplikasi P-Care dahulu, kemudian pada aplikasi P-Care
di Puskesmas Rongkop. otomatis akan menyesuaikan dengan
data yang telah dientry pada aplikasi
Terdapat data-data pasien yang harus
Sisfomas.
dilakukan bridging pada aplikasi
Sisfomas dan aplikasi P-Care di Interoperabilitas adalah kemampuan dua
Puskesmas Rongkop. Data tersebut yaitu atau lebih sistem atau komponen untuk
data sosial pasien meliputi, jenis kelamin, bertukar informasi dan menggunakan
alamat tempat tinggal, nama lengkap, informasi yang telah dipertukarkan
tempat tanggal lahir, agama, umur, dengan mengikuti standar umum yang
status perkawinan, kewarganegaraan, telah disepakati Bersama (Marier, 2018).
pendidikan, pekerjaan, nomor rekam Di Puskesmas Rongkop data yang
medis. Data klinis pasien meliputi, terdapat pada aplikasi Sisfomas dapat
data hasil pemeriksaan penunjang, masuk secara otomatis pada aplikasi
hasil pengobatan dan hasil perawatan P-Care hanya dengan melakukan entry
terhadap pasien rawat inap maupun data pasien pada aplikasi Sisfomas
pasien rawat jalan, serta data jaminan kemudian secara otomatis data pasien
kesehatan nasional. tersebut akan masuk pada aplikasi

18
PROSIDING DISKUSI ILMIAH:
Inovasi dan Teknologi Informasi untuk Mendukung
Kinerja PMIK dalam Masa Pandemi Covid 19

P-Care. Hal tersebut karena adanya dan machines (Isnaini dan Nuryati,
interoperabilitas data pada aplikasi 2016). Kendala yang dihadapi petugas
Sisfomas dengan aplikasi P-Care pendaftaran di Puskesmas Rongkop
melalui bridging system. Data yang ketika entry data pasien yaitu berasal
terdapat pada aplikasi Sisfomas akan dari aplikasi yang mengalami error,
sama dengan data yang terdapat pada sehingga data pasien yang sudah di
aplikasi P-Care. Contoh data yang sama entry pada aplikasi Sisfomas tidak dapat
yaitu, tanggal kunjungan, nomor rekam bridging pada aplikasi P-Care, padahal
medis, nama, tempat tanggal lahir, usia, jaringan di puskesmas sudah online.
jenis kelamin, nomor telepon, alamat, Petugas yang melakukan entry data
agama, status perkawinan, pendidikan, hanya memasukkan data hanya ke
pekerjaan, jenis kunjungan, jenis dalam satu sistem dan data tersebut
perawatan, poli tujuan, nomor kartu dapat masuk ke dalam dua sistem yaitu
BPJS, anamnesis, nama tenaga medis, SIMPUS dan P-Care dalam waktu
keluhan, anamnesis, pemeriksaan fisik, bersamaan (Maulidha, et all., 2016).
tekanan darah, suhu, nadi, resep obat. Pada saat tukar menukar data antara
aplikasi Sisfomas dengan aplikasi
Data yang diinput dalam P-Care
P-Care di Puskesmas Rongkop, data
dan SIMPUS yaitu meliputi data
yang terdapat pada aplikasi P-Care
sosial, data klinis dan data jaminan
menyesuaikan data yang terdapat pada
Kesehatan (Isnaini dan Nuryati, 2016).
aplikasi Sisfomas. Cara entry data
Terdapat data-data pasien yang harus
pasien pada aplikasi yaitu, petugas
di bridging pada aplikasi Sisfomas
pendaftaran di Puskesmas Rongkop
dan aplikasi P-Care di Puskesmas
melakukan entry data pada aplikasi
Rongkop. Data tersebut yaitu data
Sisfomas terlebih dahulu, kemudian
sosial pasien meliputi, jenis kelamin,
pada aplikasi P-Care otomatis akan
alamat tempat tinggal, nama lengkap,
menyesuaikan dengan data yang telah
tempat tanggal lahir, agama, umur,
dientry pada aplikasi Sisfomas.
status perkawinan, kewarganegaraan,
pendidikan, pekerjaan, nomor rekam Sistem dalam suatu organisasi yang
medis. Data klinis pasien meliputi, mempertemukan kebutuhan pengolahan
transaksi harian yang mendukung
data hasil pemeriksaan penunjang,
fungsi operasi organisasi yang bersifat
hasil pengobatan dan hasil perawatan
manajerial dengan kegiatan strategi
terhadap pasien rawat inap maupun
dari suatu organisasi untuk dapat
pasien rawat jalan, serta data jaminan
menyediakan kepada pihak luar tertentu
Kesehatan.
dengan informasi yang diperlukan untuk
Kendala yang dihadapi petugas ketika pengambilan keputusan (Magaline, et
entry data yaitu berasal dari faktor man all., 2019).

19
PROSIDING DISKUSI ILMIAH:
Inovasi dan Teknologi Informasi untuk Mendukung
Kinerja PMIK dalam Masa Pandemi Covid 19

Menurut Permenkes Indonesia No. 92 pasien, pasien tidak harus mengantri


tahun 2014 tentang penyelenggaraan lama karena proses pendaftaran yang
komunikasi data dalam sistem dilakukan petugas pendaftaran menjadi
informasi kesehatan terintegrasi, sistem lebih cepat. Hemat tenaga, petugas
informasi kesehatan terintegrasi adalah pendaftaran hanya melakukan entry
sistem informasi kesehatan yang ada data pada aplikasi Sisfomas dan secara
telah mampu menyediakan mekanisme otomatis data tersebut akan bridging
saling hubung antar subsistem informasi pada aplikasi P-Care.
dengan berbagai cara yang sesuai Bridging system, sangat bermanfaat
dengan yang dibutuhkan, sehingga data bagi pasien, rumah sakit, puskesmas
dari satu sistem atau subsistem secara dan BPJS Kesehatan. Salah satunya,
rutin dapat melintas, menuju atau bisa meminimalisir proses antrian dan
diambil oleh satu atau lebih sistem atau pelayanan kesehatan di rumah sakit
subsistem yang lain. maupun puskesmas menjadi lebih cepat
d. Manfaat Bridging System sehingga pasien tidak perlu terlalu lama
berada di rumah sakit dan puskesmas.
Manfaat bridging system antara aplikasi
Khusus bagi rumah sakit dan puskesmas,
Sisfomas dengan aplikasi P-Care
bridging system bisa menghemat
bagi petugas pendaftaran pasien di
sumber daya manusia dan kecepatan
Puskesmas Rongkop yaitu menghemat
pengisian data (Humas BPJS Kesehatan,
tenaga dalam proses pendaftaran
2014). Program Bridging System yang
pasien. Setelah diterapkan bridging
berfungsi menjembatani dua sistem
system di Puskesmas Rongkop, yang sedang berjalan proses input data
petugas pendaftaran pasien tidak harus berjalan lebih efisien (Wahyudin et al.,
melakukan double entry saat kegiatan 2019). Manfaat bridging system antara
entry data pasien. Petugas pendaftaran aplikasi Sisfomas dengan aplikasi
hanya melakukan entry data pada P-Care bagi petugas pendaftaran
aplikasi Sisfomas kemudian secara pasien di Puskesmas Rongkop yaitu
otomatais data pada aplikasi Sisfomas menghemat tenaga dalam proses
akan masuk pada aplikasi P-Care. pendaftaran pasien. Setelah diterapkan
Proses pendaftaran pasien menjadi bridging system di Puskesmas Rongkop,
lebih cepat. Dengan bridging system, petugas pendaftaran pasien tidak harus
proses pendaftaran pasien menjadi melakukan double entry saat entry
lebih cepat karena petugas pendaftaran data pasien. Petugas pendaftaran hanya
hanya melakukan entry data pada melakukan entry data pada aplikasi
aplikasi Sisfomas dan secara otomatis Sisfomas kemudian secara otomatais
data tersebut akan bridging pada data pada aplikasi Sisfomas akan
aplikasi P-Care. Mengurangi antrian masuk pada aplikasi P-Care. Proses

20
PROSIDING DISKUSI ILMIAH:
Inovasi dan Teknologi Informasi untuk Mendukung
Kinerja PMIK dalam Masa Pandemi Covid 19

pendaftaran pasien menjadi lebih cepat. 4. KESIMPULAN


Dengan diterapkan bridging system, a. Dalam pelaksanaan bridging system,
proses pendaftaran pasien menjadi lebih yang disiapkan yaitu komputer, server,
cepat karena petugas pendaftaran hanya aplikasi Sisfomas dan aplikasi P-Care,
melakukan entry data pada aplikasi jaringan, router, dan switch. Dibantu
Sisfomas dan secara otomatis data oleh Sisfomas UGM yang bekerja
tersebut akan bridging pada aplikasi sama dengan pihak BPJS Kesehatan.
P-Care. Mengurangi antrian pasien. Terdapat kendala pada jaringan, SDM,
Dengan diterapkan bridging system dan aplikasi. Petugas pendaftaran
di Puskesmas Rongkop, pasien tidak harus mengaktifkan bridging terlebih
harus mengantri lama karena proses dahulu agar bridging dapat digunakan
pendaftaran yang dilakukan petugas sebagai alat komunikasi antara aplikasi
pendaftaran menjadi lebih cepat. Hemat Sisfomas dengan P-Care.
waktu, petugas pendaftaran hanya b. Teknologi informasi yang digunakan
melakukan entry data pada aplikasi yaitu komputer, server berbasis Linux,
Sisfomas dan secara otomatis data jaringan menggunakan LAN, router,
tersebut akan bridging pada aplikasi switch, aplikasi Sisfomas dan P-care.
P-Care. Terdapat dua belas unit komputer yang
Terdapat hubungan antara kecepatan terhubung dengan bridging system.
pemberkasan elektronik terhadap Kendalanya yaitu jaringan yang sering
ketepatan waktu pengumpulan berkas offline, petugas IT belum menguasai
JKN (Mardiyoko, 2018). Capaian bridging system.
indikator pengelolaan dan pelaporan c. Tidak ada perbedaan data pada aplikasi
data puskesmas untuk BPJS yaitu Sisfomas dengan aplikasi P-Care. Data
kontak komunikasi, rasio kunjungan pasien yang harus dilakukan bridging
prolanis, dan rujukan nonspesialisik. yaitu data sosial pasien, data klinis
Output dari pengelolaan dan pelaporan pasien, dan data jaminan kesehatan
data yaitu 10 besar penyakit pasien nasional. Ada beberapa data pasien
BPJS. Sedangkan untuk KBKP yaitu yang belum terlayani dan masih muncul
meliputi tiga item, yang terdiri dari notifikasi silang merah pada sistem
kontak komunikasi, rasio kunjungan saat petugas pendaftaran melakukan
prolanis, rujukan non spesialisik. Setiap pelayanan. Pada saat tukar menukar
bulan, pihak puskesmas menerima data, data yang terdapat pada aplikasi
feedback dari BPJS terkait indikator P-Care menyesuaikan data yang
capaian yang pihak puskesmas input terdapat pada aplikasi Sisfomas.
sudah mencapai target atau belum d. Manfaat bridging system bagi petugas
(Marataka, 2019). pendaftaran yaitu menghemat tenaga

21
PROSIDING DISKUSI ILMIAH:
Inovasi dan Teknologi Informasi untuk Mendukung
Kinerja PMIK dalam Masa Pandemi Covid 19

dalam proses pendaftaran pasien, tidak Marataka, S. K., Rohman, H., & Arifah, I. N.
harus melakukan double entry lagi, (2020). Capaian Indikator Pengelolaan
proses pendaftaran pasien menjadi lebih Dan Pelaporan Data Puskesmas Untuk
cepat, mengurangi antrian pasien. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
e. Upaya pelatihan terkait bridging system Kesehatan. Prosiding” e-Health”, 1–9.
khususnya bagi petugas pendaftaran http://publikasi.aptirmik.or.id/index.
pasien, petugas IT, dan petugas php/prociding/article/view/1
manajemen perlu dilakukan. Jaringan
Mardiyoko, I., Astuti, D., Widowati,
dan aplikasi yang error perlu dilakukan
V., Rohman, H., & Burhan, A. H.
perbaikan.
(2018). Hubungan Antara Kecepatan
Pemberkasan Rekam Medis Elektronik
5. DAFTAR PUSTAKA Rawat Jalan Dan Ketepatan Waktu
Pengumpulan Berkas Jaminan
Depkes RI 1997 Tentang Pedoman Sistem
Kesehatan Nasional (JKN) Di Klinik
Informasi Manajemen Puskesmas.
Interne RS Bethesda. Jurnal Ilmu
Handiwidjojo, W. (2009). Rekam Medis Kesehatan Bhakti Setya Medika Vol.,
Elektronik. EKSIS, 2(1), 36–41. 3(September). https://doi.org/2579-
93803.
Hatta, G. R. (2013). Buku Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Rekam Medis/ Marier, S. M. (2018). Potensi Interopera-
Medical Record Rumah Sakit (1991) bilitas Sistem Informasi Rumah Sakit
dan pedoman pengelolaan Rekam Untuk Penerapan Standar Pertukaran
Medis Rumah Sakit Di Indonesia (1994, Data HL7. Jurnal Sistem Informasi,
1997). Jakarta: Universitas Indonesia. 5341(Oktober), 75–84.

Humas BPJS Kesehatan. (2014). Bridging Maulidha, Inayahima, F., Nuryati (2016).
System Perpendek Antrean Pelayanan. Gambaran Penerapan Bridging System
In Info BPJS Kesehatan: Media Internal antara Sistem Informasi Manajemen
Resmi BPJS Kesehatan. Puskesmas (SIMPUS) dengan
Primary Care (P-Care) di Puskesmas
Isnaini, K., Nuryati (2016). Perencanaan
Umbulharjo I Kota Yogyakarta. Jurnal
Penerapan Bridging System P-Care
UGM.
dengan SIMPUS di Puskesmas
Tegalrejo Kota Yogyakarta. Jurnal Peraturan Menteri Kesehatan Republik
UGM. Indonesia No. 31 Tahun 2019 Tentang
Sistem Informasi Puskesmas.
Magaline, F., Mahamudu, B. N., & HO, E.
(2019). Konsep Dasar Aristektur Dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Klasifikasi Sistem Informasi. Sistem Indonesia No. 75 Tahun 2014 Tentang
Informasi, 1–7. Pusat Kesehatan Masyarakat.

22
PROSIDING DISKUSI ILMIAH:
Inovasi dan Teknologi Informasi untuk Mendukung
Kinerja PMIK dalam Masa Pandemi Covid 19

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Wahyudin, Y., Suhada, S., Hidayatulloh, T.,
Indonesia No 97 Tahun 2015 Tentang Firmansyah, D. A., Informatika, B. S.,
Peta Jalan Sistem Informasi Kesehatan. & Virtual, K. (2019). Rancang Bangun
Bridging System Aplikasi SIMRS Dan
Permenkes Indonesia No. 92 tahun 2014
Aplikasi Virtual Claim Di Rumah Sakit
Tentang Penyelenggaraan Komunikasi
Islam Assyifa Sukabumi. Swabumi,
Data dalam Sistem Informasi Kesehatan
7(1).
Terintegrasi.

Permenkes RI No. 46 Tahun 2017 Tentang


Strategi E-Kesehatan Nasional.

Purba, H., & Siregar, K. N. (2014).


Perancangan Integrasi Primary
Care BPJS Kesehatan dan Simpus di
Puskesmas Bogor Timur, Kota Bogor
Tahun 2014. 1–21.

23

Anda mungkin juga menyukai