Anda di halaman 1dari 4

TUGAS AKHIR

BISNIS INTERNASIONAL
(Dosn Pengampu : Imanuella Andilolo)

Oleh :

1. Dewi Hikmawati (A1C016042)


2. Ismi Winna Prawita (A1C015060)
3. Malikatul Lutfiah (A1C015075)
4. Mayarizka Fatiza (A1C015077)
5. M.Rivaldi Hidayat (A1C014081)
6. Suhardita (A1C015129)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MATARAM
2018
A. Kerajinan Tangan Tenun Songket
Songket adalah jenis tenunan tradisional di Indonesia, dan digolongkan sebagai salah satu
kain khas di Indonesia. Songket ditenun dengan tangan dengan benang emas dan perak. Pada
umumnya dikenakan pada acara-acara resmi. Benang logam metalik yang tertenun berlatar kain
menimbulkan efek kemilau cemerlang.
Kata songket berasal dari istilah sungkit dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia,
yang berarti “mengait” atau “mencungkil”. Hal ini berkaitan dengan metode pembuatannya,
mengaitkan dan mengambil sejumpit kain tenun dan kemudian menyelipkan benang emas. Istilah
menyongket berarti menenun dengan benang emas dan perak. Songket adalah kain tenun mewah
yang biasanya dikenakan saat kenduri (perayaan/ pesta). Kain songket dapat digunakan seperti
sarung, disampirkan di bahu, atau sebagai tanjak (daster), bahkan pada zaman yang milenial
seperti saat ini, songket telah dijadikan fashion, dan digemarai oleh anak-anak muda serta
dipamerkan di acara-acara tertentu (fashion show), tidak hanya itu, sngket juga digunakan
sebagai hiasan ikat kepala. Tanjak adalah semacam topi hiasan kepala yang terbuat dari kain
songket yang lazim dipakai oleh Sultan dan Pangeran serta Bangsawan Kesultanan Melayu.
Menurut tradesi, kain songket hanya boleh ditenun oleh anak dara atau gadis remaja yang belum
menikah, akan tetapi kini kaum lelaki pun turut menenun songket.

B. Motif
Songket memiliki motif-motif tradisional yang sudah merupakan ciri khas budaya wilayah
penghasil kerajinan ini. Misalnya motif Saik Kalamai, Buah Palo, Barantai Putiah, Barantai
Merah, Tampuak Manggih, Salapah, Kunang-kunang, Api-api, Cukie Baserak, Sirangkak, Silala
Rabah, dan Simasam adalah khas songket Pandai Sikek, Minangkabau. Beberapa pemerintah
daerah telah mempatenkan motif songket tradisional.
Dilihat dari bahan, cara pembuatan, dan harganya, songket semula adalah kain mewah
para bangsawan yang menujukkan kemuliaan derajat dan martabat pemakainya. Akan tetapi kini
songket tidak hanya dimaksudkan untuk golongan masyarakat kaya dan berada semata, karena
harganya yang bervariasi, dari yang biasa dan terbilang murah, hingga yang eksklusif dengan
harga yang sangat mahal.
Sejak dahulu kala hingga sekarang, songket merupakan pilihan utama untuk busana adat
perkawinan Melayu, Palembang, Minangkabau, Aceh dan Bali bahkan Lombok. Kain ini sering
diberikan oleh pengantin laki-laki kepada pengantin wanita sebagai salah satu hantaran
persembahan perkawinan. Pada masa kini, busana resmi laki-laki Melayu pun kerap mengenakan
songket sebagai kain yang dililitkan di atas celana panjang atau menjadi daster, tanjak, atau ikat
kepala. Sedangkan untuk kaum perempuannya songket dililitkan sebagai kain sarung yang
dipadu-padankan dengan kebaya atau baju kurung.
Meskipun berasal dari kerajinan tradisional, industri songket merupakan kerajinan yang
terus hidup dan dinamis. Para pengrajin songket terutama di Palembang kini berusaha
menciptakan motif-motif baru yang lebih modern dan pilihan warna-warna yang lebih lembut.
Hal ini sebagai upaya agar songket senantiasa mengikuti zaman dan digemari
masyarakat. Sebagai benda seni, songket pun sering dibingkai dan dijadikan penghias ruangan.
Penerapan kain songket secara modern amat beraneka ragam, mulai dari tas wanita, peci, bahkan
kantung ponsel.
Pusat kerajinan tangan tenun songket di Indonesia, dapat ditemukan
di Sumatera, Kalimantan, Bali, Sulawesi, Lombok dan Sumbawa. Di pulau Sumatera pusat
kerajinan songket yang termahsyur dan unggul adalah di daerah Pandai
Sikek dan Silungkang, Minangkabau, Sumatera Barat, serta di Palembang, Sumatera Selatan. Di
Bali, desa pengrajin tenun songket dapat ditemukan di kabupaten Klungkung, khususnya di Desa
Sidemen dan Gelgel. Sementara di Lombok Tengah ada Desa Sukarara, Desa Sade, sedangkan di
Lombok Timur, ada Desa Sembalun, serta Lombok Utara yakni di Bayan. Akan tetapi, yang
paling terkenal dengan tenunnya adalah Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok
Tengah.
C. Analisis Pasar
a. Produk
Jenis produk: Kain Tenun Songket
Assesoris tambahan: Pita, Renda, Manik-manik, Kacing
Keunggulan produk:
 Motif dan corak yang beragam
 Warna tidak mudah luntur
 Bahan baku yang bermutu

b. Pilihan Negara
Pilihan negara untuk pemasaran kain tenun songket yaitu wilayah Asia, terutama
Malaysia, Brunai Darusalam, dan Thailand. Karena Negara-negara tersebut merupakan
negara-negara yang kebiasaannya menggunakan kain songket, terutama negara Malaysia.
Selain itu, kami juga akan mengirim kain songket ke wilayah benua Australia, dimana
perluasan wilayah pemasaran ini sendiri di jalankan dengan menjalin kerjasama dengan
pengusaha, distributor, atau toko pakaian diwilayah tersebut.

c. Kendala yang di hadapi dalam menjalankan usaha


- Kendala pada sumber daya manusia (SDM)
- Kendala pada bahan baku
- Kendala dalam proses pembuatan kain songket atau dalam proses menenun
- Kendala pada proses pemasaran
- Banyak pesaing yang memasarkan produk serupa.

d. Penetapan Harga
Harga disesuaikan dengan proses pembuatan kain songket itu sendiri. Dalam penetapan
harga jual kami menggunakan indikator sebagai berikut:
- Bahan baku dan bahan penolong
- Motif atau corak
- Tenaga kerja
- Proses pembuatan
- Biaya distribusi
- Promosi atau iklan
Berdasarkan indikator tersebut maka kami menetapkan harga jual produk kisaran
Rp.100.000 sampai 5.000.000 tergantung dari tingkat kesulitan dalam pembuatan motif
atau corak yang ada pada kain tenun yang akan dipasarkan, serta indikator-indikator lain
yang akan digunakan seperti : negara tujuan, misalnya perbedaan penetapan biaya PPN
(bea cukai) negara Malaysia dan Thailand. Jadi, maksudnya disini yaitu harga kain
songket yang ditawarkan di Negara Malaysia dan Thailand itu berbeda.

e. Pricing Strategi (Strategi Penetapan Harga)


Skimming Pricing yaitu, menetapkan harga awal yang tinggi ketika produk baru
diluncurkan dan semakin lama akan terus turun harganya dengan tujuan untuk penetrasi
pasar dengan cepat dan tujuan membangun loyalitas merek dari pada konsumen.

f. Strategi Pemasaran
Strategi yang digunakan untuk memasarkan produk yaitu :
1. menggunakan media massa, karena jika dilihat dari pekembangan zaman, media
massa seperti : Facebook, Instagram, Whatsapp dll. merupakan langkah yang tepat
untuk memasarkan produk dan tentunya akan mengehmat biaya pemasaran.
2. Lewat event-event. Selain diatas, kami juga ingin mempromosikan produk pada
event-event besar di NTB.
3. Menggunakan Endorse. Karena biasanya, dengan menggunakan endorse pengikutnya
(followers) yang memiliki akun akan tertarik dengan produk ang dipakai.
4. Menggunakan WEB/ situs.

D. Trend Perkembangan Pasar


Permintaan pasar untuk usaha ini sangat menjanjikan, karena jika dilihat dari segi peminat
fashion bagi kaum wanita yang ada di seluruh dunia, terutama Asia. Tidak hanya wanita, priapun
dapat menggunakannya. Untuk itu usaha ini sangat baik untuk dijalankan bahkan sampai
mengekspor ke luar negeri sekalipun.

Anda mungkin juga menyukai