Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL EKONOMI INDUSTRI

KERAJINAN BERBAHAN RAJUT

Dosen Pengampu: Nurjanana, SE., M.Si

Disusun Oleh:

KELOMPOK 5

1. Delphinia Ghina Z. 2101016080 5. Ade Alfiana Kartika 2101016075

2. Eric Sendy Putra P. 2101016097 6. Abdul Anas 2101016065

3. Serse Resqi 2101016149 7. Angga Dwi Stiawan 2101016151

4. Yeni Novia Setiawati 2101016069 8. Ilham Mochammad A.2101016168

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MULAWARMAN

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi suatu
industri yang berdiri semenjak beberapa tahun terakhir ini. Penyelenggaraan jasa
pariwisata merupakan perangkat yang penting dalam pembangunan, untuk
menciptakan lapangan kerja, meratakan pendapatan masyarakat, memperkenalkan
seni budaya dan keindahan alam, serta memupuk rasa cinta tanah air dan kesatuan
bangsa, terutama bagi generasi muda.
Generasi muda Indonesia memiliki keterampilan mengolah kain menjadi
sebuah kerajinan rajutan. Kerajinan tangan rajutan ini pun menjadi suatu keunikan
tersendiri yang tidak kalah menariknya dengan kerajinan lainnya. Rajutan di
Indonesia merupakan salah satu produk kebanggaan dari sisi produk tekstil di
Indonesia. Saat ini telah tersebar ribuan motif rajutan di Indonesia yang antara
lain terdiri dari motif bunga, tulisan, bahkan batik yang menjadi ciri khas
kebudayaan Indonesia dimana motif – motif tersebut memiliki arti dan
diasosiasikan dalam hal kehidupan.

2. Tujuan
Tujuan dari industri kerajinan rajut adalah untuk mengenalkan produk-
produk kreasi homemade industri kecil bagi konsumen, menawarkan berbagai
pilihan produk dan desain yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi
konsumen, meningkatkan kreatvitas masyarakat terhadap produksi kerajinan.

3. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi
serta mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman sebuah industri.
Berikut adalah analisis SWOT untuk industri kerajinan rajut:
 Strengths (Kekuatan)
- Bahan baku mdah didapatkan di toko benang dan kain.
- Fleksibilitas: tali rajut mudah dibentuk dan diubah menjadi berbagai
bentuk dan ukuran produk sesuai dengan kebutuhan.

 Weaknesses (Kelemahan)
- Waktu pembuatan memakan waktu yang lama dan memiliki teknik yang
sulit sehingga harus benar-benar di pelajari
- Harga jual yang mahal karena memakan waktu yang lama saat
pembuatan produk

 Opportunities (Peluang)
- Permintaan yang tidak stabil: permintaan akan produk dapat berubah-
ubah dan tidak stabil tergantung pada faktor ekonomi dan tren konsumen.
- Peningkatan biaya produksi: biaya produksi dapat meningkat jika
pembuatan memiliki teknik dan bentuk yang sulit.
BAB II

RINCIAN PRODUK

1. Bahan-Bahan
 Benang rajut : 6 gulung
 Jarum rajut : 3 buah

2. Peralatan
 Gunting
 Penggaris
 Meteran
 Alat jahit

3. Modal

NO BAHAN JUMLAH HARGA TOTAL


1 Benang rajut 6 buah Rp 16.000 Rp 96.000
2 Jarum rajut 3 buah Rp 5.000 Rp 15.000
3 Aksesoris Rp 25.000 Rp 25.000
Total keseluruhan Rp 136.000

Dari bahan bahan di atas didapatkan produk menjadi 3 produk rajut. Kami
menjual masing masing produk sesuai estimasi pembuatan :
1. Syal rajut
- Menggunakan 1 gulung benang 16k
- Waktu pengerjaan sekitar 7 hari, dengan perkiraan biaya
produksi 20.000/hari (bisa bervariasi tergantung model dan tingkat
kesulitan pola yang dihadapi).
- Harga jual = Total bahan yang dikeluarkan + Total biaya pengerjaan/
produksi
16.000 + 70.000 = 86.000

2. Tas rajut
- menggunakan 2 gulung benang 32k
- waktu pengerjaan sekitar 10hari dengan perkiraan biaya produksi
10.000/hari
- Harga jual = total bahan yang dikeluarkan+ total biaya produksi
32.000 +100.000= 132.000

3. Crop top rajut


- menggunakan 3 gulung benang 48k
- waktu pengerjaan sekitar 7 hari dengan perkiraan biaya produksi
10.000/hari
- Harga jual = total bahan yang dikeluarkan + total biaya produksi
48.000 +70.000= 118.000
BAB III

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai