Anda di halaman 1dari 4

A.

Pengkodean
Kode dalam penelitian kualitatif merupakan kata atau frasa pendek yang
secara simbolis bersifat meringkas, menonjolkan pesan, menangkap esensi dari suatu
porsi data, baik itu data berbasiskan bahasa atau data visual. Dengan bahasa yang
lebih sederhana, kode adalah kata atau frasa pendek yang memuat esensi dari suatu
segmen data.
Pengkodean merupakan proses penguraian data, pengkosepan, dan
penyusunan kembali dengan cara baru. Pengkodean dimaksudkan untuk dapat
meengorganisasi dan mensistematisasi data secara lengkap dan mendetail sehingga data
dapat memunculkan gambaran tentang topic yang dipelajari. Dalam penelitian
kualitatif. Data coding atau pengodean data memegang peranan penting dalam proses
analisis data, dan menentukan kualitas abstraksi data hasil penelitian.
Menurut Strauss dan Corbin (1990: 58) analisis data kualitatif khususnya
dalam penelitian Grounded Theory terdiri atas tiga jenis pengkodean data yaitu
pengkodean terbuka (open coding), pengkodean berporos (axial coding), dan
pengkodean selektif (selective coding).
1. Pengkodean terbuka (open coding)
Pengkodean terbuka merupakan bagian dari analisis yang terutama berkaitan
dengan pemberian nama dan pengelompokan fenomena melalui pemeriksaan data
yang cermat. Pengkodean terbuka (open coding) adalah bagian analisis yang
berhubungan khususnya dengan penamaan dan pengategorian fenomena melalui
pengujian data secara teliti. Pengkodean terbuka ddata dipecah ke dalam bagian-
bagian yang terpisah, diuji secara cermat, dibandingkkan untuk persamaa dan
perbedaanya, dan pertanyaan-pertanyaa diajukan tentang fenomena sebagaimana
tecermin dalam data. Ada dau prosedur analisis dasar untuk proses pengkodean,
memikirkan perubahan-perubahan alamiahnya dengan masing-masing jenis
pengodean. Terdapat catatan catatan yang dilakuan saat pengodean terbuka:
a. Catatan kode
Pada mulanya, catatan kode anda mungkin tampak tipis. Selama tahap awal
pembaca catatan lapangan, anda bisa membacanya sepintas dan akan mendapatkan
Beberapa label konseptual, namun hanya dengan sedikit pemahaman. Seiring dengan
bergulirnya waktu, melalui penggunaan perbandingan dan pengajuan pertanyaan,
catatan-catatan kode mulai terbentuk. dan bisa menetapkan sebuah kategori
dibawahnya terdapat beberapa sifat dan ukuran.
b. Catatan teoitik
Catatan teoritik mengambil alih hasil yang telah anda dapatkan dalam catatan
kode. Di dalam catatan teoritik anda bisa menanyai diri sendiri, bagaimana sifat,
berserta ukurannya dan kemudian mendaftarnya.
c. catatan operasional
Catatan operasional sering mengarahkan pengambilan smapel, apa yang kita
cari pada saat ini dan pada wawancara dan pengamatan selanjutnya. Ini semua
dituliskan sebagai catatan operasional.
d. Diagram
Dengan pengkodean berbuka awal, ngetahuan eneliti dari diagram sedikit.
Hanya sedikit hubungan yang dapat diperoleh. Untuk membuat daftar bagi setiap
kategori, analis bisa melukiskan sifat bersamaan dengan dimensinya. Daftar ini dapat
diperluas seiring dengan perkembangan analisis. Hal ini memberikan landasan yang
mengarah ke suatu dengan logika yang akan di lakukan pada pengkodean berporos.
2. Pengkodean berporos
Pengkodean berporos merupakan penempatan data kembali dengan cara-cara
baru setelah pengkodean berbuka, dengan membuat kaitan antar-kategori. Ini
dilakukan dengan memanfaatkan paradigma pengkodean yang mencakup kondisi,
konteks, strategi aksi atau interaksi dan konsepkuensi. Pengkodean terbuka
memecahkan data dan membolehkan seorang untuk mengidentifikasi beberapa
kategori, propertinya dan lokasi dimensionalnya. Sementara pengkodean berporos
meletakkan data tersebut kembali ke belakang bersama-sama dalam cara-cara baru
dengan membuat hubungan antara sebuah kategori dan subkategorinya. Dalam axical
coding fokus kita adalah pada pengkhususan sebuah kategori atau fenomen dalam
istilah-istilah dari kondisi yang memberikan tambahan padanya, konteks atau
serangkaian propeti khususnya dalam mana ia tertanam, strategi-strategi tindakan
atau interaksional yang digunakan untuk menangani, melaksanakannya, serta
konsekuensi-konsekuensi dari strategi-strategi.
Pemikiran open dan axical coding adalah prosedur analisis yang berbeda,
ketika peneliti secara actual sibuk dalam analisis memilih satu diantara dua model.
terdapat catatan catatan yang dilakuan saat pengkodean berporos :
a. Memo
Tujuan pengkodean berporos adalah menyarankan dan menguji hubungan
antara kategori dan subkategorinya, sehubungan dengan paradigmanya, dan terus
mencari variasi sifat melalui ukuran-ukurannya. Dengan demikian, memo akan
merefleksikan keberhasilan atau mungkin kegagalan upaya anda dalam merangkai
potongan-potongan menjadi satu hubungan yang benar.
b. diagram
Dalam pengkodean berporos, diagram mulai menampakkan bentuk. diagram
logika awal sebagaimana tergambar dalam bab VII dapat berguna untuk menyotir
berbagai hubungan. diagram integratif bertujuan untuk menguak hubungan potensial
antara kategori dan subkategorinya atau pun antarkategori.
3. Pengkodean selektif ( selective coding)
Setelah beberapa waktu (mungkin bulanan) pengumpulan dan analisis data,
sekarang dihadapkan dengan tugas mengintegrasikan kategori-kategoi tersebut untuk
membentuk sebuah teori dasar. dalam pngkodean berporos dapat mengembangkan
dasar-dasar untuk pengkodean selektif. jika sudah memiliki kategori-kategori yang
dihasilkan dalam istilah-istilah propetinya yang menonjol, dimensi dan hubungan
paradigmatik yang diasosiasikanya, memberikan kategori-kategori tersebut
pengayaan dan kepekatan. jika sudah mencatat kemungkinan hubungan antara
kategori-kategori utama selama propeti dan dimensinya segaris. selanjutnya jika
sudah mulai merumuskan berapa konsepsi tentang apa penelitian nya.dan Juliet
corbin. 2013
kode atau pengkodean sangatlah penting dalam penelitian kualitatif guna
memudahkan peneliti dalam menarasikan dan menganalisis data secara sistematis
serta menemukan kembali data-data yang mungkin terlupakan dengan melihat catatan
lapangan yang telah dibuat sebelumnya.

daftar pustaka
strauss, anselm dan Juliet corbin. 2013. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Emzir. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta:
Rajagrafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai