Anda di halaman 1dari 74

TRANSMISI OTOMATIS KONTROL ELEKTRONIK

MODUL DIKLAT PASCA UKG

TEKNOLOGI DAN REKAYASA


TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA


KEPENDIDIKAN BIDANG OTOMOTIF DAN ELEKTRONIKA (PPPPTK BOE MALANG)
MALANG 2012
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pesatnya pertumbuhan industri otomotif yang tidak diimbangi dengan sarana dan
prasarana jalan yang memadai menimbulkan masalah baru dalam dunia transportasi.
Permasalahan tersebut adalah kemacetan di jalan raya. Hal ini menimbulkan ketidak-nyamanan
pengemudi karena harus selalu mengerem dan memindahkan persneling sehingga membuat
lelah.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini telah berkembang pesat, salah
satu contohnya di bidang otomotif. Berbagai usaha pengembangan telah dilaksanakan demi
mendapatkan kepuasan dan kenyamanan dari konsumen. Perkembangan sistem transmisi
kendaraan yang pada awalnya manual dimana sering kali menyebabkan kelelahan karena
membutuhkan kerja maksimal dalam proses perpindahan gigi, hingga berkembang menjadi
sistem transmisi otomatis atau Automated Transmissions (AT) yang merupakan sistem transmisi
terbaru untuk mendapatkan kenyamanan dalam mengemudi.
Hadirnya teknologi baru tentunya harus diimbangi dengan sumber daya manusia yang
kompeten. Modul ini diharapkan mampu menambah wawasan pembaca mengenai Transmisi
Otomatis yang dikontrol secara elektronik.

1.2. Deskripsi Singkat


Modul ini akan membahas konsep pengontrolan pada sistem transmisi otomatis kontrol
elektronik yang sangat diperlukan karena merupakan dasar untuk melakukan diagnosa pada
kendaraan yang sudah menggunakan teknologi komputerais. Uraian materi dalam modul ini
meliputi dasar-dasar transmisi, torque converter, planetary gear unit, sistem kontrol hidrolik,
sistem kontrol elektronik, diagnosa dan perbaikan. Keterkaitan antar topik dan subtopik dalam
setiap bab disajikan dalam bentuk latihan yang memerlukan pemahaman yang komprehensif.

1.3. Manfaat Modul Bagi Peserta


Sesuai dengan cakupan materi yang ada pada modul ini, setelah membaca modul ini
peserta diklat diharapkan mampu :
1.3.1. Menjelaskan dasar-dasar transmisi.
1.3.2. Menjelaskan fungsi, konstruksi dan cara kerja torque converter

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 1 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

1.3.3. Menjelaskan fungsi, konstruksi dan cara kerja planetary gear unit
1.3.4. Menjelaskan sistem kontrol hidrolik pada transmisi otomatis
1.3.5. Menjelaskan sistem kontrol elektrik pada transmisi otomatis
1.3.6. Mendiagnosa dan melakukan perbaikan pada sistem transmisi otomatis kontrol
elektronik.

1.4. Tujuan Pembelajaran


1.4.1. Kompetensi Dasar
Peserta mampu melakukan diagnosa/servis pada kendaraan yang menggunakan
Sistem Transmisi Otomatis Kontrol Elektronik dengan benar.
.
1.4.2. Indikator Keberhasilan
Peserta diklat mampu :
1.4.2.1. Menjelaskan dasar-dasar transmisi
1.4.2.2. Menjelaskan fungsi, konstruksi dan cara kerja torque converter
1.4.2.3. Menjelaskan fungsi, konstruksi dan cara kerja planetary gear
unit
1.4.2.4. Menjelaskan sistem kontrol hidrolik pada transmisi otomatis
1.4.2.5. Menjelaskan sistem kontrol elektrik pada transmisi otomatis
1.4.2.6. Mendiagnosa, dan melakukan perbaikan pada sistem transmisi
otomatis kontrol elektronik.

1.5. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok


1.5.1. Dasar-dasar Transmisi
1.5.1.1. Sejarah perkembangan transmisi otomatis
1.5.1.2. Pengertian Elektronik Control Transmission (ECT)
1.5.1.3. Keuntungan Elektronik Control Transmission (ECT)
1.5.1.4. Konstruksi Elektronik Control Transmission (ECT)

1.5.2. Torque Converter

1.5.2.1. Fungsi Torque Converter


1.5.2.2. Konstruksi Torque Converter
1.5.2.3. Prinsip pemindahan tenaga Torque Converter
1.5.2.4. Prinsip melipatgandakan momen Torque Converter

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 2 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

1.5.2.5. Cara kerja Torque Converter


1.5.2.6. Mekanisme Lock-Up Clutch

1.5.3. Planetary Gear Unit


1.5.3.1. Fungsi Planetary Gear Unit
1.5.3.2. Konstruksi Planetary Gear Unit
1.5.3.3. Planeraty Gear set
1.5.3.4. Kopling (Clutch)
1.5.3.5. Rem (Brake)

1.5.4. Sistem Kontrol Hidrolik


1.5.4.1. Fungsi Sistem Kontrol Hidrolik
1.5.4.2. Fungsi Sistem Kontrol Hidrolik
1.5.4.3. Pompa Oli
1.5.4.4. Valve Body

1.5.5. Sistem Kontrol Elektrik


1.5.5.1. Pengantar
1.5.5.2. Driving Patern Select switch
1.5.5.3. Shift Position sensor
1.5.5.4. Throttle Position Sensor
1.5.5.5. Water Temperatur Sensor
1.5.5.6. Vehicle speed Sensor
1.5.5.7. Switch lampu Rem
1.5.5.8. Main Switch Over Drive (O/D)
1.5.5.9. Katup Solenoid

1.5.6. Diagnosa dan Perbaikan


1.5.6.1. Pemeriksaan Awal
1.5.6.2. Pemeriksaan Sensor
1.5.6.3. Penggunaan Scantool
1.5.6.4. Overhaul Valve Body
1.5.6.5. Pengantian Minyak dengan ATF Excharger
1.5.6.6. Pengujian/pengetesan

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 3 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

BAB II
DASAR – DASAR TRANSMISI

Indikator Keberhasilan

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat :

1. Menjelaskan sejarah perkembangan transmisi.


2. Menjelaskan pengertian Electronic Control Transmission
3. Menyebutkan keuntungan Electronic Control Transmission
4. Menyebutkan konstruksi/komponen Electronic Control Transmission

2.1. Sejarah Perkembangan Transmisi

TRANSMISI MANUAL

- Unit Kopling digantikan oleh Torque Converter


- Roda gigi pararel digantikan Roda Gigi Planetary
- Penambahan sistem kontrol

1972
TRANSMISI OTOMATIS 3 KECEPATAN
- Penambahan sistem Overdrive (O/D)

1977
TRANSMISI OTOMATIS 4 KECEPATAN
- Penambahan sistem Lock-Up

1980
TRANSMISI OTOMATIS 4 KECEPATAN DENGAN LOCK-
UP CLUTCH
- Penambahan sistem kontrol elektronik

1983
ELECTRONIC CONTROL TRANSMISSION

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 4 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

2.2. Pengertian Electronic Control Transmssion (ECT)


ECT adalah transmisi otomatis yang memanfaatkan teknologi elektronik untuk
mengontrol kerja dari transmisi, sehingga pada ECT terdapat komponen elektronik seperti
sensor, ECU dan beberapa actuator. Secara prinsip bentuk dasar transmisi kontrol
elektronik sama dengan transmisi otomatis biasa, perbedaannya hanya ada atau tidaknya
speed sensor. Transmisi otomatis biasa menggunakan governor valve sementara ECT
menggunakan speed sensor.

Gambar 2.1. Contoh transmisi otomatis

Perbandingan transmisi otomatis biasa dengan transmisi otomatis yang dikontrol secara
elektronik adalah :

2.2.1. Transmisi Otomatis Biasa (dikontrol sepenuhnya secara hidrolik)


Transmisi otomatis biasa bekerja secara mekanik merubah kecepatan kendaraan menjadi
tekanan governor dan pembukaan throttle menjadi throttle pressure. Kedua tekanan ini
digunakan untuk mengontrol bekerjanya clutch dan brake di dalam unit planetary gear sehingga
bisa terjadi upshift dan downshift pada transmisi.

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 5 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

Prinsip kerja :

GOVERNOR VALVE THROTTLE POSITION SENSOR


Governor valve menghasilkan Untuk mendeteksi pembukaan
tekanan hidrolik sebanding throttle dan mengirimkan data
dengan kecepatan kendaraan. ke ECU melalui ECU mesin dalam
Tekanannya disebut Governor bentuk sinyal listrik
pressure (Sebagai sinyal
kecepatan kendaraan)
SPEED SENSOR

Untuk mendeteksi kecepatan


kendaraan dan mengirimkan
data ke ECU dalam bentuk sinyal
listrik
THROTTLE POSITION SENSOR

Untuk mendeteksi pembukaan throttle


UNIT KONTROL HIDROLIK
dan mengirimkan data ke ECU melalui
ECU mesin dalam bentuk sinyal listrik
Governor pressure dan throttle
SPEED SENSOR pressure menyebabkan shift
valve di dalam hidrolik control
Untuk mendeteksi kecepatan unit bekerja. Kuatnya tekanan
kendaraan dan mengirimkanmengontrol
data ke pergerakan katup
ECU dalam bentuk sinyal listrik
dan katup ini mengontrol
pergerakan tekanan hidrolik ke
clutch dan brake dalam
planetary
UNIT KONTROL HIDROLIK gear unit, yang
selanjutnya mengontrol
Governor pressure danperpindahanthrottle gigi
pressure menyebabkan shift valve di
dalam hidrolik control unit bekerja.
Kuatnya tekanan mengontrol
THROTTLE VALVE
pergerakan katup dan katup ini
mengontrol pergerakan Throttle
tekanan
valve menghasilkan
hidrolik ke clutch dan brake
tekanandalam
hidrolik sesuai dengan
planetary gear unit, yang pedal
selanjutnya
akselerator. Tekanannya
mengontrol perpindahan gigidisebut Throttle pressure
(Sebagai sinyal beban mesin)

THROTTLE VALVE
Gambar 2.2. Skema
Throttle valveprinsip kerja transmisi
menghasilkan tekananotomatis kontrol hidrolik
hidrolik sesuai dengan pedal
akselerator. Tekanannya disebut
Throttle pressure (Sebagai sinyal
Program Diklat :beban mesin) Level : Tanggal :
PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 6 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

2.2.2. Transmisi Otomatis Kontrol Elektronik


Transmisi otomatis kontrol elektronik bekerja berdasarkan masukan dari speed sensor
(sebagai sinyal kecepatan kendaraan) dan Throttle Position Sensor (sebagai sinyal beban
mesin) untuk menentukan pembukaan solenoid valve oleh ECU sehingga akan terjadi
perpindahan gigi.

THROTTLE POSITION SENSOR THROTTLE POSITION SENSOR


Untuk mendeteksi pembukaan Untuk mendeteksi pembukaan
throttle dan mengirimkan data throttle dan mengirimkan data
ke ECU melalui ECU mesin dalam ke ECU melalui ECU mesin
bentuk sinyal listrik dalam bentuk sinyal listrik

SPEED SENSOR SPEED SENSOR


Untuk mendeteksi kecepatanELECTRONIC CONTROLUntuk UNIT mendeteksi kecepatan
kendaraan dan mengirimkan kendaraan dan mengirimkan
data ke ECU dalam bentuk
ECUsinyal
menentukan saat perpindahan
data ke ECU dalam bentuk sinyal
listrik gigi berdasarkan sinyal listrik
kecepatan
kendaraan dan sinyal pembukaan
throttle, dengan mengoperasikan
katup solenoid yang mengontrol
UNIT KONTROL HIDROLIK UNIT KONTROL HIDROLIK
gerakan shift valve untuk mengontrol
Governor pressure dantekanan
throttlehidrolik yang ke Governor
clutch danpressure dan throttle
pressure menyebabkan brakeshift
di dalam planetary gear unit.
pressure menyebabkan shift
valve di dalam hidrolik control valve di dalam hidrolik control
unit bekerja. Kuatnya tekanan unit bekerja. Kuatnya tekanan
mengontrol pergerakan katup mengontrol pergerakan katup
dan katup ini mengontrol dan katup ini mengontrol
pergerakan tekanan hidrolik ke pergerakan tekanan hidrolik ke
clutch dan brake dalam clutch dan brake dalam
planetary gear unit, yang planetary gear unit, yang
selanjutnya mengontrol selanjutnya mengontrol
perpindahan gigi perpindahan gigi

THROTTLE VALVE THROTTLE VALVE


Throttle valve menghasilkan Throttle valve menghasilkan
tekanan hidrolik sesuai dengan tekanan hidrolik sesuai dengan
pedal akselerator. Tekanannya pedal akselerator. Tekanannya
disebut Throttle pressure disebut Throttle pressure
(Sebagai sinyal Gambar 2.3. Skema prinsip kerja transmisi
beban mesin) (Sebagaiotomatis kontrolmesin)
sinyal beban elektrik

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 7 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

2.3. Keuntungan Electronic Control Transmision


2.3.1. Memiliki pilihan pola pengendaraan (Driving Patern).

Pada transmisi otomatis biasa, pola


pengendaraan (saat up-shift dan
down shift, saat lock-up clutch
menempel dan melepas) sudah
ditentukan dan tidak dapat diubah
lagi. Sedang di dalam ECT, ECU
menyimpan dua pola (mode Normal
dan mode Power) yang dapat dipilih
Gambar 2.4. Driving Pattern sesuai dengan kondisi pengendaraan.
(Model tertentu)

2.3.2. Mengurangi kejutan saat pemindahan gigi

ECU mengontrol perpindahan gigi up-


shift dan down-shift bekerja sesuai
dengan kondisi pengendaraan dan ini
akan mengurangi kejutan pada saat
pengendaraan.

Gambar 2.5. Perpindahan gigi

2.3.3. Menghemat bahan bakar


Disebabkan ECU secara optimal
mengontrol perpindahan gigi up-shift
dan down-shift sesuai dengan
pengendaraan, maka lock-up clutch
masih dapat bekerja pada kecepatan
rendah sehingga akan menghemat

Gambar 2.6. Hemat bahan


bahan baka.
bakar

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 8 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

2.3.4. Mempunyai fungsi diagnosa sendiri dan memori

Di dalam ECU terdapat system


diagnosa sendiri (Self Diagnostic
System). Sistem ini menjaga
memorinya atas kerusakan yang
terjadi di dalam system elektronik
dan bermanfaat untuk teknisi dalam
mencari gangguan.
Gambar 2.7. Fungsi self-diagnosis

2.3.5. Mempunyai fungsi Fail-Self

Di dalam ECU terdapat system


(Fail safe) back-up untuk
memungkinkan kendaraan tetap
bisa dijalankan walaupun ada
kelainan pada system
elektroniknya .
Gambar 2.8. Fungsi Fail-self

2.4. Konstuksi Electronic Control Transmssion (ECT)


Konstruksi Electronic Control Transmisi (ECT) secara garis besar terdiri dari :
2.4.1. Torque Converter
2.4.2. Planetary Gear Unit
2.4.3. Sistem Kontrol Hidrolik
2.4.4. Sistem Kontrol Elektronik

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 9 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

2.5. Rangkuman
Electronic Control Transmission (ECT) adalah transmisi otomatis yang
memanfaatkan teknologi elektronik untuk mengontrol kerja dari transmisi, sehingga pada
ECT terdapat komponen elektronik seperti sensor, ECU dan beberapa actuator.
Keuntungan transmisi otomatis kontrol elektronik dibandingkan dengan transmisi otomatis
full hidrolik adalah sebagai berikut :
 Memiliki pilihan pola pengendaraan (Driving Patern)

 Mengurangi kejutan saat pemindahan gigi


 Menghemat bahan bakar
 Mempunyai fungsi diagnosa sendiri dan memori
 Mempunyai fungsi Fail-Self

Konstruksi Electronic Control Transmisi (ECT) secara garis besar terdiri dari :
 Torque Converter
 Planetary Gear Unit
 Sistem Kontrol Hidrolik
 Sistem Kontrol Elektronik

2.6. Soal/Tugas
1. Jelaskan pengertian Electronic Control Transmission ?
2. Sebutkan keuntungan transmisi otomatis kontrol elektronik dibandingkan
transmisi otomatis full hidrolik !
3. Sebutkan konstruksi/komponen transmisi otomatis kontrol elektronik secara
garis besar !

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 10 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

BAB III
TORQUE CONVERTER

Indikator Keberhasilan

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat :

1. Menjelaskan fungsi torque converter.


2. Menjelaskan konstruksi torque converter
3. Menjelaskan prinsip pemindahan tenaga
4. Menjelaskan prinsip melipatgandakan momen
5. Menjelaskan cara kerja torque converter
6. Menjelaskan mekanisme Lock-up

a. Fungsi
Fungsi torque converter antara lain :
3.1.1. Memperbesar momen (torque) yang dihasilkan oleh mesin
3.1.2. Bekerja sebagai kopling otomatis yang menghubungkan atau memutuskan
momen mesin ke transmisi
3.1.3. Meredam getaran (torsional vibration) akibat momen dari mesin dan pemindahan
daya (drive train)
3.1.4. Berfungsi sebagai flywheel untum memperlembut putaran mesin.
3.1.5. Menggerakkan pompa oli dari hidrolik kontrol system.

3.2. Konstruksi
Konstruksi torque converter terdiri dari :
3.2.1. Pump impeller  digerakan oleh poros engkol
3.2.2. Turbine runner  dihubungkan dengan poros input transmisi
3.2.3. Stator dan one way clutch  terpasang pada transmission case dengan kopling
satu arah ( one way clutch ) dan stator
3.2.4. Converter housing  berisi semua komponen torque converter

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 11 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

Gambar 3.1. Torque Converter

3.2.1. Pompa Impeller


Fungsi Pump (impeller) adalah:
Pump yang dihubungkan dengan flywheel
engine melalui converter case
menghasilkan energi kinetis berupa gaya
sentrifugal pada oli dengan cara melempar
oli yang berada didalam sudu-sudu pump
kearah turbin

Gambar 3.2. Pump impeller

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 12 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

3.2.2. Turbine Runner


Fungsi Turbin (runner) adalah:
Merubah energi kinetis dari oli yang
diberikan oleh pump menjadi tenaga
mekanis pada output nya. Turbine runner
dipasang pada poros input transmisi
sehingga bladenya berhadapan dengan
pump impeller blade dengan celah yang
sangat kecil.

Gambar 3.3. Turbine Runner

3.2.3. Stator
Stator ditempatkan ditengah-
tengah antara pompa impeller
dan turbine runner. Dipasang
pada poros stator yang dikaitkan
pada transmission case melalui
one-way clutch. Stator
menangkap minyak yang keluar
dari turbine runner dan
mengarahkan kembali ke bagian
belakang blade pump
Gambar 3.4. Stator
impeller,sehingga memberikan
tambahan tenaga pada pump
impeller.

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 13 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

Kopling satu arah (one-way)


memungkinkan stator untuk
dapat berputar searah dengan
poros engkol dan pada saat
stator mempunyai
kecenderungan berputar
balik,kopling satu arah akan
Gambar 3.5. Kopling satu arah
menguncinya sehingga tidak
berputar.Oleh karena itu,stator
akan berputar atau terkunci
tergantung pada dorongan
minyak pada vanenya.

Cara kerja kopling satu arah :

Pada saat outer race akan berputar


searah dengan tanda panah A seperti
terlihat pada gambar di bawah,ia akan
mendorong bagian atas sprag.Karena
jarak ℓ₁ lebih pendek dari jarak ℓ,maka
outer race akan berputar.

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 14 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

Pada saat outer race akan berputar


searah dengan tanda panah A seperti
terlihat pada gambar di bawah,ia akan
mendorong bagian atas sprag.Karena
jarak ℓ₁ lebih pendek dari jarak ℓ,maka
outer race akan berputar.

3.3. Prinsip pemindahan tenaga

Gambar 3.6. Prinsip pemindahan tenaga

Sebagai ilustrasi, dua buah kipas angin A dan B berhadapan satu sama lain,dan
selanjutnya kipas angin A dihidupkan,maka kipas angin B akan berputar dengan arah yang sama
dengan kipas angin A. Ini terjadi karena kipas angin A menghasilkan aliran udara yang
membentur daun (blade) kipas angin B dan selanjutnya kipas angin B akan terbawa berputar.
Dengan kata lain,pemindahan tenaga antara kipas A dan B terjadi dengan udara sebagai
perantaranya.

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 15 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

Gambar 3.7. Cara kerja pemindahan tenaga

Torque converter bekerja dengan cara yang sama, pompa impeller memainkan peranan kipas A
dan turbine runner sebagai kipas angin B. Perantaranya dalam hal ini bukan udara melainkan
minyak transmisi.

3.4. Prinsip melipat gandakan momen

Gambar 3.8. Prinsip melipat-gandakan momen

Pada ilustrasi sebelumnya dijelaskan bahwa dua kipas angin listrik dapat memindahkan tenaga,
akan tetapi tidak dapat memperbesar tenaga. Dengan menambahkan air duct pada kedua kipas
ini (seperti gambar), maka udara akan mengalir ke kipas B (kipas yang digerakkan) dan kembali
ke kipas A (kipas penggerak) dari belakang melalui air duct sehingga akan membantu
menambah putaran kipas A.

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 16 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

Gambar 3.9. Cara kerja melipat-gandakan momen

Melipat gandakan momen oleh torque converter di pengaruhi oleh aliran minyak yang kembali ke
pompa impeller dengan adanya stator vane, setelah melalui turbine runner. Dengan kata
lain,pompa impeller diputarkan oleh mesin dan diperbesar momennya oleh adanya aliran minyak
balik dari turbine runner.

3.5. Cara Kerja Torque Converter


3.5.1. Kondisi kendaraan berhenti mesin idling
- Karena idle  Momen yang dihasilkan mesin kecil
- Saat direm  Beban turbine runner besar karena tidak dapat berputar.
- Speed ratio antara pump impeller dengan turbine runner nol
3.5.2. Kondisi kendaraan mulai bergerak
- Saat rem dibebaskan  turbinne runner berputar dengan input transmisi
- Saat pedal gas ditekan  turbine runner akan berputar dengan momen yang
lebih besar dari yang dihasilkan oleh mesin , jadi kendaraan mulai bergerak.
3.5.3. Kondisi kendaraan berjalan pelan
- Kecepatan kendaraan bertambah  putaran turbin runner dengan cepat
mendekati pompa impeller. Torque rationya dengan cepat mendekati 1,0.
- Saat perbandingan putaran turbine runner dan pompa impeller mendekati
angka tertentu (clutch point) stator mulai berputar. Dengan kata lain torque
converter mulai bekerja sebagai kopling fluida. Sehingga, kecepatan kendaraan
naik hampir berbanding lurus dengan putaran mesin.

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 17 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

3.5.4. Kondisi kendaraan berjalan kecepatan sedang sampai tinggi


Torque converter hanya berfungsi sebagai kopling fluida. Turbine runner berputar
pada kecepatan yang hampir identik dengan pump impeller.

3.6. Mekanisme Kerja Lock-up Clutch


Masalah :

Pada saat torque converter meneruskan momen input dari mesin ke transmisi pada
ratio mendekati 1:1, torque converter tidak memindahkan 100% tenaga yang dibangkitkan
oleh mesin ke transmisi, jadi terdapat kerugian energi. Pada pompa impeller dan turbine
runner paling sedikit terdapat perbedaan kecepatan putaran kurang lebih 4 sampai 5%.
Akibatnya  bahan bakar boros.
Solusi :
Dipasang lock-up clutch yang bekerja secara mekanik menghubungkan pompa impeler
dan turbine runner. Biasanya bekerja pada kecepatan 60 km/jam atau lebih sehingga hampir
100% tenaga diteruskan ke transmisi.

Prinsip kerja :
Pada saat luck-up clutch bekerja , ia akan berputar bersama pompa impeller dan
turbine runner.Bekerja atau tidaknya lock-up clutch diatur oleh perubahan arah aliran minyak
hidrolik pada torque converter.
- Saat tidak berhubungan

Gambar 3.10. Cara kerja Lock-up saat tidak berhubungan

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 18 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

Pada saat kendaraan berjalan dengan kecepatan rendah minyak yang bertekanan (
tekanan converter ) mengalir ke bagian depan lock-up clutch. Oleh karena itu, tekanan pada
bagian depan dan belakang lock-up cluth tidak berhubungan dengan front cover (lock-up tidak
bekerja).

- Saat berhubungan

Gambar 3.11. Cara kerja Lock-up saat berhubungan

Saat kendaraan berjalan dengan kecepatan sedang atau tinggi (biasanya 60 km/jam
atau lebih) minyak yang bertekanan mengalir ke belakang lock-up clutch, sehingga lock-up
clutch terdorong ke converter case dan berputar bersama-sama.

3.7. Rangkuman
Fungsi torque converter antara lain :
 Memperbesar momen (torque) yang dihasilkan oleh mesin
 Bekerja sebagai kopling otomatis yang menghubungkan atau memutuskan momen
mesin ke transmisi
 Meredam getaran (torsional vibration) akibat momen dari mesin dan pemindahan
daya (drive train)
 Berfungsi sebagai flywheel untum memperlembut putaran mesin.
 Menggerakkan pompa oli dari hidrolik kontrol system.

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 19 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

Secara garis besar konstruksi/komponen dari torque converter terdiri dari :


 Input Shaft
 Pump Impeller
 Turbine Runner
 Stator
 One-way Clutch
 Lock-up Clutch
 Cover

Prinsip pemindahan tenaga torque converter adalah sebagai berikut :


Pump Impeller akan diputar oleh input shaft, maka aliran minyak akan searah
putaran impeller. Aliran minyak menerpa turbin, maka turbine juga ikut berputar. Minyak
terus mengalir ke bagian belakang dan aliran tersebut berlawanan arah dengan arah
aliran minyak dari impeller. Kemudian aliran tersebut ditangkap oleh Stator untuk
disearahkan dengan aliran minyak dari impeller.

Prinsip melipat-gandakan momen pada torque converter :


Melipat gandakan momen oleh torque converter di pengaruhi oleh aliran minyak
yang kembali ke pompa impeller dengan adanya stator vane, setelah melalui turbine
runner. Dengan kata lain, pompa impeller diputarkan oleh mesin dan diperbesar
momennya oleh adanya aliran minyak balik dari turbine runner.

Cara kerja torque converter pada berbagai kondisi di kendaraan :


 Kondisi kendaraan berhenti mesin idling
- Karena idle  Momen yang dihasilkan mesin kecil
- Saat direm  Beban turbine runner besar karena tidak dapat berputar.
- Speed ratio antara pump impeller dengan turbine runner nol

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 20 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

 Kondisi kendaraan mulai bergerak


- Saat rem dibebaskan  turbinne runner berputar dengan input transmisi
- Saat pedal gas ditekan  turbine runner akan berputar dengan momen yang
lebih besar dari yang dihasilkan oleh mesin , jadi kendaraan mulai bergerak.
 Kondisi kendaraan berjalan pelan
- Kecepatan kendaraan bertambah  putaran turbin runner dengan cepat
mendekati pompa impeller. Torque rationya dengan cepat mendekati 1,0.
- Saat perbandingan putaran turbine runner dan pompa impeller mendekati
angka tertentu (clutch point) stator mulai berputar. Dengan kata lain torque
converter mulai bekerja sebagai kopling fluida. Sehingga, kecepatan kendaraan
naik hampir berbanding lurus dengan putaran mesin.
 Kondisi kendaraan berjalan kecepatan sedang sampai tinggi
Torque converter hanya berfungsi sebagai kopling fluida. Turbine runner berputar
pada kecepatan yang hampir identik dengan pump impeller.

Mekanisme kerja Lock-Up :


Saat tidak berhubungan :

Pada saat kendaraan berjalan dengan kecepatan rendah minyak yang


bertekanan ( tekanan converter ) mengalir ke bagian depan lock-up clutch. Oleh karena
itu, tekanan pada bagian depan dan belakang lock-up cluth tidak berhubungan dengan
front cover (lock-up tidak bekerja).

Saat berhubungan :
Saat kendaraan berjalan dengan kecepatan sedang atau tinggi (biasanya 60
km/jam atau lebih) minyak yang bertekanan mengalir ke belakang lock-up clutch,
sehingga lock-up clutch terdorong ke converter case dan berputar bersama-sama.

3.8. Soal/Tugas
1. Jelaskan fungsi torque converter !
2. Sebutkan konstruksi/komponen torque converter !
3. Jelaskan prinsip pemindahan tenaga pada torque converter !
4. Jelaskan prinsip melipatgandakan momen pada torque converter !
5. Jelaskan cara kerja torque converter
6. Jelaskan mekanisme Lock-up pada torque converter !

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 21 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

BAB IV
PLANETARY GEAR UNIT

Indikator Keberhasilan

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat :


1. Menjelaskan fungsi planetary gear unit.
2. Menjelaskan konstruksi planetary gear unit.
3. Menjelaskan prinsip kerja planetary gear set
4. Menjelaskan fungsi clutch (kopling)
5. Menjelaskan fungsi brake (rem)

4.1. Fungsi
Fungsi planetary gear unit adalah :
 Merubah perbandingan gigi, untuk merubah momen dan kecepatan.
 Memungkinkan gerakan mundur
 Memungkinkan gigi netral

4.2. Konstruksi
Konstruksi planetary gear unit terdiri dari :
4.2.1. Planetary Gear Set
4.2.2. Kopling (Clutch)
4.2.3. Rem (Brake)

4.3. Planetary Gear Set


 Pengantar
Roda gigi planetary (planetary gear) menerima tenaga gerak dari turbin runner di
dalam torque converter dan berfungsi sebagai pembantu transmisi, roda gigi planetary
terdiri dari tiga roda gigi (ring gear, pinion gear, sun gear) dan planetary carrier. Roda-roda
gigi input,output dan stasionary dibuat untuk memindahkan dan membalikkan momen
mesin. Umumnya dua pasang roda gigi planetary digunakan untuk tipe kendaraan dengan
transmisi otomatis tiga kecepatan dan tiga pasang roda gigi planetary digunakan pada tipe
kendaraan transmisi otomatis dengan empat kecepatan.

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 22 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

Sun Gear Pinion Gear Ring Gear

Gambar 4.1. Komponen planetary gear set

 Jenis-jenis planetary

Ravigneaux
Jenis ini terdiri dari 2 dua susun
roda gigi yang saling berhubungan.
Ravigneaux juga terdiri dari 2
buah Sun Gear, yaitu Sun Gear
kecil dan sun gear besar
Model ini biasanya dipakai pada
gigi kecepatan 3 dan 4.
Gambar 4.2. Planetary Ravigneaux

Simpson
Jenis ini terdiri dari 2 buah
Planetary Gear dan sebuah
model spesial dari Sun Gear.
Sedangkan Ring Gear adalah 2
buah dengan ukuran yang
sama. Jenis ini biasanya
digunakan pada gigi kecepatan
3.
Gambar 4.3. Planetary simson

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 23 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

 Prinsip Kerja :

Perlambatan
Ring gear sebagai penggerak
Sun gear yang ditahan
Carrier yang digerakkan

Ring gear berputar searah jarum jam,


pinion gear berputar mengelilingi sun
gear sambil berputar searah jarum jam.
Akibatnya putaran carrier menjadi
lambat

Percepatan
Carrier sebagai penggerak
Sun gear yang ditahan
Ring gear yang digerakkan

Carrier berputar searah jarum jam,


pinion gear akan berputar mengelilingi
sun gear sambil berputar searah jarum
jam. Akibatnya putaran riang gear
menjadi cepat

Mundur
Sun gear sebagai penggerak
Carrier yang ditahan
Ring gear yang digerakkan

Sun gear berputar searah jarum jam,


pinion gear yang terikat pada carrier
akan berputar berlawanan jarum jam.
Akibatnya ring gear juga berputar
berlawanan dengan jarum jam.

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 24 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

 Perbandingan Gigi (Gear Ratio)


Rumus dasar gear ratio adalah :

Gear ratio = Jumlah gigi yang digerakkan


Jumlah gigi yang menggerakkan

Karena pinion gear bekerja sebagai idle gear, jumlah giginya tidak dikaitkan
dengan gear ratio. Oleh karena itu, gear ratio planetary gear ditentukan oleh jumlah gigi
carrier, ring gear dan sun gear. Karena carrier bukan merupakan gigi, banyaknya gigi
perumpamaan dipergunakan pada carrier. Banyaknya gigi carrier Zc dapat diperoleh
dengan persamaan :

ZC = ZR + ZS

Dimana
ZC = jumlah gigi carrier
ZR = jumlah gigi ring gear
ZS = jumlah gigi sun gear

Gambar 4.4. Gear Ratio

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 25 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

4.4. Clutch (Kopling)


 Fungsi
Fungsi kopling yang ada pada planetary gear unit adalah :
- Untuk meneruskan tenaga dari torque converter ke front ring gear melalui input shaft.
- Meneruskan tenaga dari input shaft ke direct clutch drum (sun gear)

Gambar 4.5. Komponen clutch

 Prinsip kerja :
Berhubungan :
- Saat oli bertekanan mengalir ke piston
cylinder  mendorong piston dan
check ball  Check valve tertutup 
piston memaksa plate berhubungan
dengan disc dan berputar bersama-
sama.
- Tenaga poros input diteruskan ke ring
gear
Tidak Berhubungan :
- Saat tekanan hidrolik dibebaskan,
tekanan dalam silinder akan menurun
 check ball lepas dari dudukannya
karena centrifugal dan minyak di
dalam silinder dikeluarkan melalui
check valve.
- Akibatnya piston akan kembali dengan
adanya pegas pengembali.

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 26 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

 Pemindahan Tenaga
C1 BEKERJA
Pada saat C1 bekerja, tenaga dari input shaft diteruskan ke ring gear.

C2 BEKERJA
Pada saat C2 bekerja, tenaga dari input shaft diteruskan ke sun gear.

C1 dan C2 BEKERJA
Pada saat C1 dan C 2 bekerja, tenaga dari input shaft diteruskan ke ring gear dan sun
gear bersamaan.

Gambar 4.6. Cara kerja clutch

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 27 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

4.5. Brake (Rem)


Ada dua tipe rem yaitu,
- Band type
Band type digunakan untuk rem B1 (second coast brake). Brake band dilingkarkan
disekeliling bagian luar brake drum. Salah satu ujung brake band diikatkan ke
transmission case dengan pin dan ujung lainnya berhubungan dengan brake piston, yang
dioperasikan oleh adanya tekanan hidrolik. Brake piston dapat bergerak pada piston rod
dengan menekan inner spring.
Prinsip kerja :
Pada saat tekanan hidrolik
bekerja pada piston, maka piston
bergerak ke kiri di dalam piston
cylinder, menekan outer spring.
Bersama piston, piston rod bergerak
ke kiri mendorong salah satu ujung
brake band mengerem brake drum.
Pada saat tekanan hidrolik
dikeluarkan dari silinder, piston dan
piston rod terdorong kembali dengan
adanya kekuatan outer spring,
sehingga drum terlepas dari brake
drum.

- Wet multiple disc type.

Gambar 4.7. Macam-macam brake

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 28 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

Prinsip kerja :
Saat mengerem
Pada saat tekanan hidrolik diberikan ke
piston cylinder, piston bergerak di dalam
silinder mendorong disc dan plate untuk
saling berhubungan. Akibatnya, timbul
gaya gesekan antara disc dan plate
sehingga carrier terkunci dengan
transmission case.

Saat rem bebas


Bila tekanan hidrolik dikeluarkan dari
silinder, piston kembali ke posisinya
semula oleh return spring dan
mengakibatkan rem bebas.

Gambar 4.8. Prinsip kerja brake

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 29 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

4.6. Cara kerja Planetary Gear Unit 4 Kecepatan

Gambar 4.9. Cara kerja planetary gear 4 kecepatan

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 30 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

Fungsi masing-masing komponen :

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 31 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

Prinsip kerja masing-masing posisi :

Gambar 4.10. Prinsip perpindahan gigi

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 32 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

“D” ATAU “2” RANGE (Gigi 1)

Gambar 4.11. Cara kerja planetary gear (gigi 1)

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 33 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

Gambar 4.12. Urutan pemindahan daya (gigi 1)

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 34 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

“D” RANGE (Gigi 2)

Gambar 4.13. Cara kerja planetary gear (gigi 2)

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 35 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

Gambar 4.14. urutan pemindahan daya (gigi 2)

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 36 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

“D” RANGE (Gigi 3)

Gambar 4.15. Cara kerja planetary gear (gigi 3)

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 37 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

Gambar 4.16. Urutan pemindahan daya (gigi 3)

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 38 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

“D” RANGE (Gigi 4/OD)

Gambar 4.17. Cara kerja planetary gear (gigi 4)

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 39 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

Gambar 4.18. Urutan pemindah daya (gigi 4)

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 40 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

“R” RANGE

Gambar 4.19. Cara kerja planetary gear (gigi mundur)

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 41 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

Gambar 4.20. Urutan pemindahan daya (gigi mundur)

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 42 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

POSISI “P” dan ”N”

Bila shift selector diposisikan pada “P” atau ”N”, forward clutch (C1) dan direct clutch (C2)
tidak bekerja, sehingga putaran dari input shaft tidak diteruskan ke output shaft. Sebagai
tambahan, bila shift selector diposisikan pada “P” parking lock pawl akan mengikat front ring
gear, yang diikat pada alur output shaft, sehingga kendaraan tidak dapat bergerak.

Gambar 4.21. Cara kerja planetary gear (parkir)

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 43 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

4.7. Rangkuman
Fungsi planetary gear unit adalah :
 Merubah perbandingan gigi, untuk merubah momen dan kecepatan.
 Memungkinkan gerakan mundur
 Memungkinkan gigi netral

Konstruksi planetary gear unit terdiri dari :


 Planetary Gear Set (Sun Gear, Ring Gear, Planetary Gear)
 Kopling (Clutch)
 Rem (Brake)

Prinsip kerja planetary gear set :


Perlambatan
Ring gear sebagai penggerak
Sun gear yang ditahan
Carrier yang digerakkan
Percepatan
Carrier sebagai penggerak
Sun gear yang ditahan
Ring gear yang digerakkan
Mundur
Sun gear sebagai penggerak
Carrier yang ditahan
Ring gear yang digerakkan

Fungsi kopling yang ada pada planetary gear unit adalah :


 Untuk meneruskan tenaga dari torque converter ke front ring gear melalui input shaft.
 Meneruskan tenaga dari input shaft ke direct clutch drum (sun gear)

Fungsi brake (rem) yang ada pada planetary gear unit adalah untuk menghentikan salah
satu gigi pada planetary gear set.

4.8. Soal
1. Jelaskan fungsi planetary gear unit !
2. Sebutkan konstruksi/komponen planetary gear unit !
3. Jelaskan prinsip kerja planetary gear set !
4. Jelaskan fungsi clutch (kopling) pada planetary gear set !
5. Jelaskan fungsi brake (rem) pada planetary gear set !

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 44 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

BAB V
SISTEM KONTROL HIDROLIK

Indikator Keberhasilan

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat :


1. Menjelaskan fungsi sistem kontrol hidrolik.
2. Menjelaskan konstruksi sistem kontrol hidrolik.
3. Menjelaskan cara kerja pompa oli
4. Menjelaskan valve body.

5.1. Fungsi
Fungsi hydraulic control system :
• Mengalirkan minyak transmsisi ke torque converter.
• Mengatur tekanan hidrolikyang dihasilkan oleh pompa oli.
• Merubah beban mesin dan kecepatan kendaraan menjadi hidrolik "signal".
• Memberikan tekanan hidrolik ke kopling dan rem untuk mengatur operasi planetary gear.
• Melumasi bagian-bagian transmisi dengan minyak.
• Mendinginkan torque converter dan transmisi dengan minyak.

5.2. Konstruksi
Hydraulic control system terdiri dari oil pan yang berfungsi sebagai reservoir
fluida; pompa oli untuk membangkitkan tekanan hidrolik; katup-katup yang mempunyai
berbagai fungsi dan pipa-pipa saluran fluida yang mengalirkan minyak transmisi ke
kopling, rem dan bagian-bagian lain pada hydraulic control system. Sebagian besar katup
hydraulic control system diletakkan pada valve body assembly yang berada di bawah
planetary gear.
Berdasarkan tekanan hidraulis yang dihasilkan pompa oli, sistem kontrol hidraulis
mengatur tekanan hidraulis yang bekerja pada torque converter, clutch dan brake sesuai
dengan kondisi pengendaraan. Ada tiga solenoid valve (kijang kapsul) di dalam valve
body. Solenoid valve ini ON dan OFF dengan adanya sinyal dari ECU untuk
mengoperasikan shift valve. Saluran fluida menjadi terbuka, dan fluida mengalir ke torque
converter, clutch dan brake untuk mengontrol torque converter dan planetary gear unit.

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 45 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

Skema aliran hidrolik :

Gambar 5.1. Skema aliran hidrolik

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 46 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

5.3. Pompa Oli


Oil pump dirancang untuk :
- Mengirimkan minyak ke torque
converter,
- Melumasi planetary gear unit
- Mengoperasikan tekanan kerja pada
hydraulic control system.

Prinsip kerja :
Rotor berputar, maka drive gear ikut
berputar, Outer Gear juga berputar.
Terjadi perubahan volume pada
persinggungan gigi, yaitu sebelah kanan
Crescent volume membesar dan belah
kiri Crescent mengecil.

Gambar 5.2. Cara kerja pompa oli

5.4. Valve Body


Fungsi : mengatur tekanan oli dan memindahkan oli dari satu saluran ke saluran
lainnya.
Konstruksi secara umum terdiri dari :
- Upper valve body

Gambar 5.3. Upper valve body

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 47 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

- Lower valve body

Gambar 5.4. Lower valve body

- Manual valve body

Gambar 5.5. Manual valve body

Tambahan :
MANUAL LINKAGE
Transmisi otomatis melakukan up-shift dan down-shift secara otomatis. Tetapi ada dua
buah linkage yang memungkinkan dioperasikan secara manual oleh pengemudi dihubungkan
dengan transmisi otomatis.
Linkage ini adalah selector lever dengan cable dan accelerator pedal dan throttle cable.
SHIFT SELECTOR CABLE
Shift selector lever mempunyai shift lever dari transmisi manual. Ini dihubungkan dengan
transmisi melalui kabel atau linkage. Pengemudi dapat memilih mode gerakan maju atau
mundur, netral dan parkir dengan mengoperasikan lever ini. Pada kebanyakan transmisi
otomatis, mode maju terdiri dari tiga tingkat : “D” (Drive), “2” (Second) dan “L” (Low).
Untuk keamanan, mesin hanya dapat di start hanya pada posisi “N” (Neutral) atau “P” (Parkir);
karena pada posisi tersebut transmisi tidak dapat meneruskan tenaga dari mesin ke drive train.

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 48 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

Penting !
• Jangan menggerakkan selector lever ke "R" (Mundur) pada saat kendaraan sedang bergerak
maju, karena ini dapat merusak transmisi.
• Jangan menggerakkanselector lever ke “P” (Parkir) pada saat kendaraan sedang berjalan,
karena ini dapat merusak transmisi.
• Jangan menekan pedal akselerator pada saat pedal rem ditekan. Bila transmisi pada posisi
maju atau mundur karena transmisi akan overload dan dapat merusak.
• Untuk memarkir kendaraan sementara sambiI mesin dalam keadaan hidup, gerakan selector
lever ke “P” atau “N” dan pasang rem parkir. Bila selector lever diposisikan selain pada pada
“P” dan “N” maka kendaraan dapat berjalan (kecenderungan ini semakin kuat pada saat Air
Conditioner bekerja karena kecepatan idle naik di atas normal oleh karena kerja idle-up
device),

Gambar 5.6. Shift selector kabel

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 49 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

Contoh sirkuit hidrolik secara keseluruhan :

Gambar 5.7. Sirkuit hidrolik keseluruhan

Hubungan Solenoid, Valve Body dan Gear Position

Gambar 5.8. Sirkuit hidrolik sebagian

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 50 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

5.5. Rangkuman
Fungsi hydraulic control system :
 Mengalirkan minyak transmsisi ke torque converter.
 Mengatur tekanan hidrolikyang dihasilkan oleh pompa oli.
 Merubah beban mesin dan kecepatan kendaraan menjadi hidrolik "signal".
 Memberikan tekanan hidrolik ke kopling dan rem untuk mengatur operasi
planetary gear.
 Melumasi bagian-bagian transmisi dengan minyak.
 Mendinginkan torque converter dan transmisi dengan minyak.

Hydraulic control system terdiri dari oil pan yang berfungsi sebagai
reservoir fluida; pompa oli untuk membangkitkan tekanan hidrolik; katup-katup
yang mempunyai berbagai fungsi dan pipa-pipa saluran fluida yang
mengalirkan minyak transmisi ke kopling, rem dan bagian-bagian lain pada
hydraulic control system. Sebagian besar katup hydraulic control system
diletakkan pada valve body assembly yang berada di bawah planetary gear.

Prinsip kerja pompa oli :


Rotor berputar, maka drive gear ikut berputar, Outer Gear juga berputar. Terjadi
perubahan volume pada persinggungan gigi, yaitu sebelah kanan Crescent volume
membesar dan belah kiri Crescent mengecil.

Fungsi valve body : untuk mengatur tekanan oli dan memindahkan oli dari satu
saluran ke saluran lainnya.

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 51 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

5.6. Soal/Tugas
1. Jelaskan fungsi sistem kontrol hidrolik !
2. Jelaskan konstruksi sistem kontrol hidrolik !
3. Jelaskan cara kerja pompa oli !
4. Menjelaskan fungsi valve body.

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 52 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

BAB VI
SISTEM KONTROL ELEKTRIK

Indikator Keberhasilan

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat :


1. Menjelaskan driven pattern select switch
2. Menjelaskan shift position sensor
3. Menjelaskan throttle position sensor
4. Menjelaskan water temperatur sensor.
5. Menjelaskan vehicle speed sensor
6. Menjelaskan switch lampu rem
7. Menjelaskan main overdrive switch
8. Menjelaskan katup solenoid

6.1. Pengantar
Sistem kontrol elektronik (elektronik control system) dari ECT berfungsi mengontrol saat
pemindahan gigi dan saat lock-up. Sistem kontrol ini terdiri dari tiga bagian, yaitu : Sensor, ECU
dan Aktuator/Solenoid Valve. Diagram berikut menunjukkan hubungan pengontrolan antara
sensor, ECU dan aktuator. (A140E)

Gambar 6.1. Skema sistem kontrol elektrik

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 53 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

Komponen-komponen Kontrol Elektronik ( Camry) :

Gambar 6.2. Komponen kontrol elektrik (Camry)

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 54 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

Sirkuit Kontrol Elektronik (Camry) :

Gambar 6.3. Sirkuit kontrol elektrik (Camry)

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 55 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

6.2. Driving Pattern Select Switch (tidak semua kendaraan ada)

Gambar 6.4. driving pattern select switch

Driving pattern select switch berfungsi untuk memilih mode pengendaraan yang
diinginkan oleh pengemudi (Normal atau power). ECT ECU memilih pola pemindahan gigi (shift
pattern) dan pola lock-up (lock-up pattern) untuk pola pengendaraan yang dipilih. ECT ECU
mempunyai terminal "PWR". Pada saat posisi switch pada "POWER", tegangan 12V dialirkan ke
terminal "PWR" dan ECT ECU mencatat "POWER" telah dipilih. Bila switch diposisikan ke
"NORMAL" maka tegangan 12 V tidak lagi ke "PWR" dan ECT ECU mencatat "NORMAL" telah
dipilih.

Pola Pengendaraan Tegangan Terminal


"PWR"
NORMAL 0V
POWER 12 V

Titik kontak switch ini juga digunakan untuk meng"ON"kan lampu indikator posisi switch untuk
memberitahukan pengemudi tentang pola pengendaraan.

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 56 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

6.3. Neutral Start Switch (shift Position Sensor)

Gambar 6.5. Neutral Start Switch (Shift Position Sensor)

Berfungsi menginformasikan posisi pemindahan gigi (range). Di dalam Electronic Control


Transmission (ECT), neutral start switch dilengkapi dengan titik kontak untuk setiap tingkat gigi.
Bila terminal N, 2, atau L dari ECU dihubungkan pada terminal E, ECU menentukan bahwa tingkat
gigi berada di "N", "2" atau "L". Bila terminal N, 2, atau L tidak dihubungkan pada terminal E, ECU
menentukan bahwa transmisi pada posisi "D".
Switch ini juga digunakan untuk meng"ON"kan lampu indikator yang menunjukkan posisi
tuas pemindah sekarang status pemutusan setiap kontak ditunjukkan pada tabel berikut :

Gambar 6.6. Hubungan terminal neutral start switch

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 57 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

6.4. Throttle Position Sensor


Sensor ini dipasang pada body throttle dan secara elektronik mendeteksi berapa besar
membukanya throttle. Data ini kemudian dikirimkannya ke ECU (dalam bentuk sinyal listrik) untuk
mengontrol saat pemindahan gigi dan saat lock-up bekerja.

Prinsip kerja :
Throttle position sensor linier merubah
sudut pembukaan throttle valve menjadi
sinyal tegangan. Dari ECU mesin tegangan
konstan 5V dialirkan ke terminal VC.
Bila titik kontak bergerak sepanjang resistor
sesuai dengan sudut pembukaan throttle,
maka tegangan listrik dialirkan ke terminal
VTA sebanding dengan sudut ini.

Gambar 6.7. Throttle position sensor

6.5. Water temperature Sensor

Gambar 6.8. Water temperatur sensor

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 58 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

Sensor ini berfungsi menginformasikan temperatur mesin ke ECU transmisi. Bila


temperatur air pendingin berada di bawah batas yang telah ditentukan (misalnya 60°C, ECU mesin
mengirimkan sinyal ke terminal OD, ECT ECU, mencegah perpindahan gigi ke overdrive dan
mencegah lock-up clutch bekerja.
ECU mesin memiliki fungsi fail safe. Bila water temperatur sensor rusak karena terjadinya
hubungan singkat atau putus, ECU mesin bekerja dengan menganggap temperatur air pendingin
80°C, dengan tidak memperhatikan temperatur sebenarnya.

6.6. Vehicle Speed Sensor

Gambar 6.9. Vehicle speed sensor

Berfungsi untuk memberikan informasi kecepatan kendaraan ke TCM transmisi yang


berupa sinyal listrik.
Jenis-jenis sensor speed antara lain :
a. Tipe reed switch

Gambar 6.10. Reed Switch

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 59 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

Rotor bersama magnet di dalamnya dipasangkan pada drive pinion shaft atau output shaft.
Setiap kali poros (rotor) berputar, magnet mengaktifkan reed switch (di dalam speed sensor
utama), sehingga. akan tampak sinyal: Sinyal yang di dalam transmisi otomatis biasa berhubungan
dengan governor pressure, dikirimkan ke ECU. Selanjutnya dengan menggunakan sinyal ini ECU
mengontrol saat pemindahan gigi dan mengoperasikan lock-up clutch.

Gambar 6.11. Skema kontrol reed switch

Bila kedua sinyal kecepatan kendaraan benar, sinyal dari speed sensor no. 2 dipergunakan
di dalam kontrol saat pemindahan gigi setelah dibandingkan dengan output speed sensor no. 1.
Tapi bila speed sensor no. 1 rusak, ECU akan segera menghentikan penggunaan ini dan berganti
ke speed sensor no. 2.

b. Pick-up coil

Gambar 6.12. Pick-up coil

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 60 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

Speed sensor no.2 dipasang pada transmission extension housing untuk mendeteksi
putaran output shaft. Sensor ini terdiri dari magnet permanen, koil dan yoke. Rotor yang
mempunyai empat gigi dipasang pada output shaft dan berputar bersama-sama.

Gambar 6.13. Sinyal pick-up koil

Bila output shaft berputar, celah antara yoke (ujung depan) dari rotor berkurang dan
bertambah disebabkan oleh gigi. Karena itu jumlah garis gaya magnet yang melalui yoke
bertambah dan berkurang sehingga koil menghasilkan tegangan AC. Frekwensi tegangan AC ini
sebanding dengan kecepatan rotor dan dengan demikian menunjukkan kecepatan kendaraan.

6.7. Switch Lampu Rem

Gambar 6.14. Switch Lampu Rem

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 61 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

Berfungsi mengirimkan informasi tentang kerja pedal rem. Switch ini dipasang pada
bracket pedal rem.
Prinsip kerja :
Bila pedal rem ditekan, switch ini akan mengirimkan signal ke ECU, menginformasikan
bahwa rem bekerja. ECU membatalkan bekerjanya lock-up clutch ketika pengereman
berlangsung agar mesin tidak mati. Sinyal juga dipergunakan untuk kontrol squat N ke D

PEDAL REM TEGANGAN TERMINAL STP

Ditekan 12 V
Dibebaskan 0V

6.8. Main Switch Overdrive (O/D)

Gambar 6.15. Main Switch Overdrive

Switch ini memungkinkan ECT untuk menjadikan atau membatalkan kondisi overdrive. Bila
switch diposisikan pada on, ECT akan memindahkan gigi ke overdrive bila syarat kondisinya
dipenuhi. Pada saat switch off, ECT mencegah transmisi masuk ke gigi overdrive pada kondisi
apapun.

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 62 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

Prinsip kerja :

1. MAIN SWITCH O/D "ON"


Bila switch O/D on (titik kontak
membuka), arus dari baterai ke
ECU, menyebabkan transmisi bisa
masuk ke O/D, seperti pada
gambar di bawah

Gambar 6.16. Main Switch O/D ON

2. MAIN SWITCH O/D "OFF"


Bila main switch O/D diposisikan
pada off (titik kontak menutup), arus
dari baterai mengalirkan ke masa.
Karena itu tidak dapat masuk gigi
O/D : transmisi dicegah oleh ECU
untuk masuk ke overdrive. Pada
Gambar 6.17. Main Switch O/D OFF
saat yang sama indikkator O/D akan
menjadi on.

6.9. Katup Solenoid

Gambar 6.18. Katup solenoid

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 63 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

Berfungsi untuk mengontrol pemindahan gigi dan untuk mengontrol lock-up.


Prinsip kerja :

1. SOLENOID VALVE N0.1 DAN N0.2


Solenoid valve ini dipasang pada valve
body. ECU mengirimkan sinyal listrik ke
solenoid. ON* dan OFF-nya solenoid
menyebabkan sirkuit hidraulis berubah
sesuai keperluan. Dengan cara inilah
pemindahan gigi terjadi dari satu gigi ke gigi
lainnya.* "ON" disini artinya "membuka"
plunger solenoid valve tertarik ke atas oleh
koil dan membuka katup dan
memungkinkan tekanan fluida keluar, line
pressure mengalir keluar.

Gambar 6.19. Prinsip kerja solenoid

2. SOLENOID VALVE N0.3

Katup solenoid dipasang pada transaxle case


(atau valve body/ clan akan ON atau OFF
oleh sinyal dari ECU, dengan demikian dapat
mengontrol tiekerjanya lock-up clutch.

Bila ECU mengirimkan sinyal ke solenoid


valve no.3, solenoid akan ON*. Selanjutnya
line pressure di atas lock-up sinyal valve
dikeluarkan, dan lock-up clutch akan
berhubungan.

* "ON" disini. artinya "membuka".

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 64 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

6.10. Rangkuman
Driving pattern select switch berfungsi untuk memilih mode pengendaraan yang
diinginkan oleh pengemudi (Normal atau power).
Neutral Start Switch (Shift position sensor) berfungsi menginformasikan posisi
pemindahan gigi (range)
Throttle position sensor dipasang pada body throttle dan secara elektronik
mendeteksi berapa besar membukanya throttle. Data ini kemudian dikirimkannya ke ECU
(dalam bentuk sinyal listrik) untuk mengontrol saat pemindahan gigi dan saat lock-up
bekerja.
Water temperatur sensor berfungsi menginformasikan temperatur mesin ke ECU
transmisi. Bila temperatur air pendingin berada di bawah batas yang telah ditentukan
(misalnya 60°C, ECU mesin mengirimkan sinyal ke terminal OD, ECT ECU, mencegah
perpindahan gigi ke overdrive dan mencegah lock-up clutch bekerja.
Vehicle speed sensor berfungsi untuk memberikan informasi kecepatan kendaraan
ke TCM transmisi yang berupa sinyal listrik.
Switch Brake berfungsi mengirimkan informasi tentang kerja pedal rem. Switch ini
dipasang pada bracket pedal rem.
Main Switch Overdrive, switch ini memungkinkan ECT untuk menjadikan atau
membatalkan kondisi overdrive. Bila switch diposisikan pada on, ECT akan memindahkan
gigi ke overdrive bila syarat kondisinya dipenuhi.
Katup solenoid berfungsi untuk mengontrol pemindahan gigi dan untuk mengontrol
lock-up.

6.11. Soal/Tugas
1. Jelaskan fungsi driven pattern select switch !
2. Jelaskan fungsi shift position sensor !
3. Jelaskanfungsi throttle position sensor !
4. Jelaskan fungsi water temperatur sensor !
5. Jelaskan fungsi vehicle speed sensor !
6. Jelaskan fungsi switch lampu rem !
7. Jelaskan fungsi main overdrive switch !
8. Jelaskan fungsi katup solenoid !

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 65 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

BAB VII
DIAGNOSA DAN PERBAIKAN

Indikator Keberhasilan

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat :


1. Melakukan diagnosa dan perbaikan dengan metode kedipan
2. Melakukan diagnosa dan perbaikan dengan scantool

7.1. Pengantar
Pada kendaraan yang sudah dilengkapi dengan self diagnostic, bila terjadi kerusakan
pada kendaraan, ECU akan merekam kerusakan dalam bentuk DTC (Diagnostic Trouble Codes)
dan menyalakan MIL (Malfunction Indicator Lamp). Kendaraan masih dapat berjalan dengan
program darurat. Dengan demikian kendaraan masih dapat dikendarai untuk secepatnya dibawa
ke bengkel.
Untuk melakukan diagnosa bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1. Dengan lampu kedipan atau display DTC pada odometer
2. Dengan menggunakan Scantool
Berikut akan dijelaskan bagaimana cara mendeteksi kerusakan dengan kedua metode
tersebut di atas. (Mobil Suzuki Aerio)

7.2. Diagnosa dengan lampu kedipan atau display DTC pada odometer
7.2.1. Membaca kerusakan
Prosedur :
1. Off-kan Kunci Kontak.
2. Lepaskan Glove Box dari Panel
Instrumen.
3. Dengan menggunakan Service Wire,
hubungkan Terminal Switch Diagnosa
(2) dengan Terminal Ground (3) pada
Connector Monitor Biru (1).
4. On-kan Kunci Kontak.
5. Tekan Tombol Reset dan tahan.
6. Baca DTC yang terdisplay pada
Odometer dan lihat kerusakan pada
Gambar 7.1. Membaca kerusakan
tabel DTC.
7. Setelah selesai pemeriksaan, Iepas

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 66 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

Switch Reset, Off-kan Kunci Kontak


dan lepaskan Service Wire dari
Connector Monitor (1).
CATATAN :
Saat DTC terdisplay pada Odometer,
Lampu "O/D Off" dan Shift Indicator akan
menyala secara bersamaan.

Tabel Diagnostic Trouble Code (DTC)


No. DTC Bagian yang terdeteksi Kondisi yang terdeksi
12 Normal -
13 Timing solenoid - Voltage terlalu besar
- Voltage terlalu kecil
14 Input/Turbin Speed Sensor tidak Tidak ada sinyal sensor yang terdeteksi
berfungsi meskipun sinyal input shaft speed
sensor ada
17 Shift solenoid A (No. 1) lemah - Posisi sebenarnya pada gigi 2 tapi
atau macet TCM memerintahkan untuk gigi 3
- Posisi sebenarnya pada gigi 3 tapi
TCM memerintahkan untuk gigi 2
21 Sistem kelistrikan shift solenoid-A Voltage terminal TCC solenoid besar
(No. 1) meskipun TCM memerintahkan TCC
solenoid untuk Off
22 Sistem kelistrikan shift solenoid-A Voltage terminal TCC solenoid kecil
(No. 1) meskipun TCM memerintahkan TCC
solenoid untuk On
23 Sistem kelistrikan shift solenoid-B Voltage terminal TCC solenoid besar
(No. 2) meskipun TCM memerintahkan TCC
solenoid untuk Off
24 Sistem kelistrikan shift solenoid-B Voltage terminal TCC solenoid kecil
(No. 2) meskipun TCM memerintahkan TCC
solenoid untuk On
25 Sistem kelistrikan torque Voltage terminal TCC solenoid besar
converter meskipun TCM memerintahkan TCC
solenoid untuk Off
26 Sistem kelistrikan torque Voltage terminal TCC solenoid kecil
converter meskipun TCM memerintahkan TCC
solenoid untuk Off
27 Sirkuit signal torque reduction Voltage terminal sirkuit signat torque
tidak berfungsi reduction rendah meskipun TCM tidak
memintaECM untuk mengurangi engine
torque
28 Shift solenoid-B (No. 2) lemah - Posisi sebenarnya pada gigi 4 tapi
atau macet TCM memerintahkan untuk gigi 3
- Posisi sebenarnya pada gigi 3 tapi
TCM memerintahkan untuk gigi 4
29 Sirkuit torque converter clutch - Perbedaan antara putaran mesin
lemah atau macet dengan input shaft terlalu besar

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 67 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

meskipun TCM memerintahkan TCC


solenoid untuk off
- Perbedaan antara putaran mesin
dengan input shaft terlalu kecil
meskipun TCM memerintahkan TCC
solenoid untuk off

31 Output Speed Sensor/VSS tidak Tidak ada sinyal sensor yang terdeteksi
berfungsi meskipun sinyal output shaft speed
sensor masuk
32 Sirkuit signal throttle position tidak Low signal pulse dari ECM yang
berfungsi diteruskan TCM terlalu singkat dan
diluar spesifikasi
33 Sirkuit signal throttle position tidak Low signal pulse dari ECM yang
berfungsi diteruskan TCM terlalu panjang dan
diluar spesifikasi
34 Sensor range Transmisi tidak Tidak ada signal yang masuk atau lebih
berfungsi dari satu signal yang masuk secara
bersamaan
35 Sirkuit Input putaran mesin tidak Tidak ada signal putaran mesin yang
berfungsi terdeteksi meskipun mesin hidup dan
signal ECT sensor normal
36 Sirkuit sensor transmission fluid Sensor voltage output terlalu besar
temperature tidak berfungsi
38 Sirkuit sensor transmission fluid Sensor voltage output terlalu kecil
temperature tidak berfungsi
41 Kelistrikan solenoid pressure Tidak ada aliran listrik yang terdeteksi
kontrol pada sikuit solenoid
42 Kelistrikan solenoid pressure Terlalu banyak aliran listrik yang
kontrol terdeteksi pada sikuit solenoid
51 Sirkuit signal ECT tidak berfungsi - High signal pulse dari ECM yang
diteruskan ke TCM terlalu panjang dan
diluar spesifikasi
- Low signal pulse dari ECM yang
diteruskan ke TCM terlalu panjang dan
diluar spesifikasi
- Low signal pulse dari ECM yang
diteruskan ke TCM sebanyak pulse
terlalu panjang/singkat dan diluar
spesifikasi
52 Internal TCM tidak berfungsi Jumlah data yang tersimpan di TCM
tidak sama dengan kondisi sebelum
pemeriksaan data TCM
64 Sirkuit signal engine torque tidak - Low signal pulse dari ECM yang
berfungsi diteruskan ke TCM terlalu singkat dan
diluar spesifikasi
- Low signal pulse dari ECM yang
diteruskan ke TCM terlalu panjang dan
diluar spesifikasi

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 68 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

7.2.2. Melakukan perbaikan


- Pastikan kerusakan dengan memeriksa komponen, wiring atau ECU transmisi
(TCM) pada sistem yang rusak.

7.2.3. Menghapus kerusakan


Prosedur :
1. Lepaskan Glove Box dari Panel
lnstrumen.
2. On-kan Kunci Kontak.
3. Setelah 6 menit atau lebih, ulangi

memasang dan melepas Terminal


Switch Diagnosa (2) dan Terminal
Ground (3) pada Connector Monitor
Biru (1) sebanyak 5 kali dengan
interval waktu 1 sampai 10 detik.
4. Pastikan tidak ada DTC pada Memori
TCM.

Gambar 7.2. Menghapus kerusakan

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 69 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

7.3. Diagnosa dengan Scantool


7.3.1. Membaca kode kerusakan (DTC)
Prosedur :
1. OFF-kan kunci kontak.
2. Hubungkan Scan tool (A) ke data link
connector (1).
3.ON-kan kunci kontak
4.On-kan scantool dan ikuti perintah yang
ada dilayar sampai menemukan
pembacaan DTC. Cetak atau
catatlah.
5.Setelah selesai, OFF-kan kunci kontak
dan lepas ScanTool dari DLC
Gambar 7.3. Membaca Kode DTC kendaraan.

7.3.2. Melakukan perbaikan


Pastikan kerusakan dengan memeriksa komponen, wiring atau ECU transmisi (TCM)
pada sistem yang rusak.

7.3.3. Menghapus kode kerusakan (DTC)


Prosedur :
1. OFF-kan kunci kontak.
2. HubungkanScan tool (A) ke data link
connector (1).
3.ON-kan kunci kontak
4.On-kan scantool dan ikuti perintah
yang ada dilayar sampai menemukan
penhapusan DTC. Cetak atau
catatlah.
5.Setelah selesai, OFF-kan kunci kontak
dan lepas ScanTool dari DLC
Gambar 7.4. Menghapus Kode DTC kendaraan.

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 70 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

7.4. Rangkuman
Pada kendaraan yang sudah dilengkapi dengan self diagnostic, bila terjadi
kerusakan pada kendaraan, ECU akan merekam kerusakan dalam bentuk DTC
(Diagnostic Trouble Codes) dan menyalakan MIL (Malfunction Indicator Lamp).
Kendaraan masih dapat berjalan dengan program darurat. Dengan demikian kendaraan
masih dapat dikendarai untuk secepatnya dibawa ke bengkel.
Untuk melakukan diagnosa bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu :
 Dengan lampu kedipan atau display DTC pada odometer
 Dengan menggunakan Scantool

7.5. Soal/Tugas
1. Jelaskan prosedur diagnosa dengan metode kedipan lampu !
2. Jelaskan prosedur diagnosa dengan scantool !

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 71 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

BAB VIII
PENUTUP

8.1. Kesimpulan

Prinsip pengontrolan pada system transmisi otomatis pada prinsipnya sama dengan
prinsip pengontrolan pada manusia, dimana manusia mempunyai panca indera sebagai
inputan dan otak yang memerintahkan ke outputan misal kaki atau tangan. Konsep control
pada system transmisi otomatis terdiri dari sensor sebagai inputan, ECU sebagai pengolah
data dan actuator sebagai penerima perintah atau eksekutor. Sensor-sensor pada
pengontrolan system transmisi otomatis antara lain : sensor temperature mesin, sensor
throttle, Vehicle speed sensor, dan lain-lain dimana semua saling terintegrasi memberikan
masukan ke ECU sehingga akan mempengaruhi kinerja dari actuator untuk mengatur
perpindahan gigi ataupun lock-up.

8.2. Impilkasi
Modul ini akan membahas konsep dasar pengontrolan system transmisi otomatis
yang sangat diperlukan karena merupakan dasar untuk melakukan perbaikan kendaraan.
Uraian materi dalam modul ini meliputi pengantar transmisi otomatis, torque converter,
planetary gear unit, sistem kontrol hidrolik, sistem kontrol elektrik serta diagnosa dan
perbaikan. Dalam setiap uraian materi dijelaskan fungsi, cara kerja dan contoh-contoh yang
terkait dengan subtansi. Diharapkan dengan mempelajari modul ini peserta akan berani
melakukan diagnosa.

8.3. Tindak Lanjut


Sebagai tindak lanjut dari pembelajaran Transmisi Otomatis Kontrol Elektronik
peserta diklat diharuskan banyak melakukan praktikum mandiri dengan mencoba
menyelesaikan permasalahan pada kendaraan dengan menggunakan pendekatan konsep
pengontrolan pada sistem transmisi otomatis.

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 72 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
TEKNIK OTOMOTIF
TEKNIK OTOTRONIK

DAFTAR PUSTAKA

1. PT Indomobil SUZUKI International, Service manual AERIO New BALENO, Bekasi


Tahun 2002

2. PT. Toyota Astra Motor, New Step 1, Jakarta, Tahun 2010

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Diklat pasca UKG 10.11.2012
OT 0 2 4
Hal
VEDC Program studi : Departemen : Rev.Tanggal : Dibuat oleh: 73 - 73
MALANG Teknik Ototronik Ototronik Sudaryono

Anda mungkin juga menyukai