Isolasi Dan Identifikasi Bacillus SP
Isolasi Dan Identifikasi Bacillus SP
Oleh :
Nama : Dewi Apriyani
NIM : B1J009021
Kelompok :2
Rombongan :I
Asisten : Rosi Istiqomah
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mengisolasi bakteri Bacillus sp. dan
mengidentifikasi bakteri Bacillus sp. Hasil isolasi dengan pendekatan mikrobiologis.
II. MATERI DAN METODE
A. Materi
B. Metode
a. Pengambilan Sampel
1. Tanah diambil secara aseptis
2. Alumunium foil disiapkan yang sebelumnya disterilkan terlebih dahulu
dengan alkohol 70%
3. Sampel diambil dengan cepat dan dengan hati-hati dimasukkan ke dalam
alumunium foil steril kemudian ditutup rapat.
b. Tahap Isolasi Bacillus
1. Preparasi suspensi dilakukan
2. Sampel tanah dimasukkan ke dalam tabung pengenceran pertama
3. Sampel tanah direbus pada suhu 80oC selama 10 menit
c. Tahap Pemurnian Dengan Metode Streak Kuadran
1. Dipilih satu koloni yang nampak terdiri dari satu tipe sel
2. Jarum ose dibakar, setelah dingin disentuhkan ke permukaan koloni bakteri
yang akan disteak pada plating NA
3. Streak ini dianggap sebagai sterak primer pada permukaan NA
4. Jarum ose dibakar, diangkat lalu didinginkan dan disteakan melewati streak
primer kesatu atau kedua dan kemudian dilanjutkan kestreak sekunder tanpa
kembali kestreak primer
5. Jarum ose dibakar, diangkat lalu didinginkan melewati streak sekunder dan
kemudian dilanjutkan kestreak tersier tanpa kembali kestreak primer dan
sekunder diinkubasi pada suhu 30oC selama 2 x 24 jam
d. Pengamatan Morfologi Koloni
1. Dibuat biakan pada media Nutrient Agar (NA) cawan
2. Diinkubasi 2 x 24 jam pada suhu 30oC
3. Diamati perbedaan bentuk koloni, ukuran, margin, elevasi, dan permukaan.
e. Pengukuran Panjang Dan Lebar Sel
1. Disiapkan mikroskop yang telah dipasang mikrometer okuler yang sudah
terkalibrasi
2. Dibuat preparat ulas bakteri uji dengan metode pewarnaan sederhana
mengggunakan pewarna Methylen Blue
3. Diukur panjang dan lebar sel, kemudian dihitung panjang dan lebar sel
sebenarnya
f. Uji Pewarnaan Gram
1. Dibuat ulasan bakteri pada object glass, kemudian difiksasi
2. Ditetesi dengan gram A (Kristal violet), dibiarkan selama 60 detik
3. Dicuci dengan air mengalir, lalu dikeringanginkan
4. Ditetesi dengan gram B (lugol’s iodine), dibiarkan selama 60 detik
5. Dicuci dengan air mengalir, lalu dikeringanginkan
6. Dicuci dengan gram C(ethanol 96%) setetes demi settee sampai etanol yang
jatuh berwarna bening
7. Ditetesi dengan gram D (safranin), dibiarkan selama 45 detik, dicuci dan
dikeringanginkan
8. Diamati dibawah mikroskop
g. Uji Pewarnaan Endospora
1. Dibuat ulasan bakteri pada object glass lalu ditutupi dengan kertas merang
2. Ditetesi dengan Malachite Green diatas kertas merang dan diletakkan di atas
air mendidih
3. Dibiarkan selama lim menit, jika pinggir mulai mongering, ditambahkan lagi
Malachite Green
h. Uji Motilitas
1. Diinokulasikan bakteri uji pada medium SIMA semisolid sebanyak 1 ose
2. Diinkubasi selama 2 x 24 jam pada temperatur 30oC
3. Dilihat pertumbuhan koloni bakterinya yang ada pada amedium SIMA
semisolid
i. Uji Hidrolisis Starch
1. Diinokulasikan bakteri uji pada medium padat Starch Agar sebanyak 1 ose.
2. Diinkubasi selama 2 x 24 jam pada temperature 30oC
3. Permukaan media ditetesi dengan larutan Lugol’s Iodine.
4. Diamati perubahan yang terjadi, jika terbentuk zona jernih di sekitar koloni
menandakan hasil uji positif, dan jika tidak terbentuk zona jernih (warna biru
reagen) menandakan hasil uji negatif
j. Uji Hidolisis kasein
1. Diinokulasikan bakteri uji pada medium padat SMA sebanyak 1 ose.
2. Diinkubasi selama 2 x 24 jam pada temperatur 30oC
3. Diamati perubahan yang terjadi, jika terbentuk zona jernih di sekitar koloni
menandakan hasil uji positif, dan jika warna media tetap menandakan hasil
uji negatif
k. Uji VP (Voges Proskauer)
1. Diinokulasikan bakteri uji pada medium cair MR-VP sebanyak 1 ose
2. Diinkubasi selama 2 x 24 jam pada temperatur 30oC
3. Bakteri ditetesi dengan alfanaftol 3 tetes dan KOH 40 % 2 tetes
4. Diamati perubahan yang terjadi, jika media berubah menjadi merah muda s.d
merah setelah penambahan alfanaftol dan KOH 40% menandakan hasil uji
positif, dan jika tidak terbentuk warna tersebut maka menandakan hasil uji
negatif
l. Uji Katalase
1. Dibuat preparat ulas bakteri pada objek glass
2. Ditetesi dengan larutan H2O2
3. Diamati perubahan yang terjadi
4. Jika terbentuk gelembung gas menunjukka bahwa hasil uji positif dan
sebaliknya
m. Uji Oksidase
1. Dibuat preparat ulas bakteri pada objek glass, tutup dengan potongan tissue
2. Ditetesi dengan reagen oksidase
3. Diamati perubahan yang terjadi
4. Hasil positif jika berwarna biru marun, hasil uji negatif yaitu tidak terbentuk
warna biru marun
n. Uji Penggunaan Sitrat
1. Diinokulasikan bakteri uji pada medium agar miring Simon’s Citrate
sebanyak 1 ose
2. Diinkubasi selama 2 x 24 jam pada temperatur 30oC
3. Diamati perubhan yang tejadi, jika hasil positif media berwarna biru
sedangkan hasil negatif tetap berwarna hijau.
o. Uji Gula
1. Bakteri uji ditumbuhkan pada medium Rafinosa dan Laktosa
2. Diinkubasi selama 2 x 24 jam pada temperatur 30oC
3. Diamati perubahannya, hasil positif jika media berubah warna dari ungu
menjadi kuning dan hasil negatif jika media tetap berwarna ungu.
p. Uji Reduksi Nitrat
1. Diinokulasikan bakteri uji pada medium cair Nitrate Broth sebanyak 1 ose
2. Diinkubasi selama 2 x 24 jam pada temperatur 30oC
3. Diteteskan 1 ml nitrat reagen A dan dilanjutkan dengan nitrate reagen B
4. Hasil positif jika terbentuk warna merah tua/ merah gelap, jika belum
terbentuk warna merah, ditambahkan bubuk seng (sampai dengan 5 mg/ml
media) dan diamati jika terbentuk warna merah maka hasi pengujian positif
q. Uji Toleransi NaCl
1. Dibuat tiga buah tabung Nutrient Broth yang mengandung Nacl 0%, 6,5 %,
dan 10 %
2. Isolat diinokulasikan dengan streak kontinyu
3. Diinkubasi selama 2 x 24 jam pada temperatur 30oC
4. Diamati hasilnya dengan melihat tingkat kekeruhan pada media
R. Penentuan Spesies Melalui Pendekatan Homologi
1. Data-data yang diperoleh dibandingkan dengan data karakter bakteri dari
sumber
2. Ditentukan persen homologinya dengan rumus
% Homologi = Jumlah karakter yang sama x 100%
Jumlah karakter yang diujikan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Uji Hasil
Pewarnaan Gram Gram Positif
Pewarnaan Endospora + berwarna biru
Uji Motilitas -
Uji Hidrolisis Starch +
Uji Hidrolisis Kasein +
Uji VP -
Uji Katalase +
Uji Oksidase +
Uji Penggunan Sitrat +
Uji Gula (Rafinosa & Laktosa) -
Uji Toleransi NaCl -
=9 = 81,82%
11
B. Pembahasan
Berdasarkan kunci identifikasi, hasil uji terhadap bakteri yang diisolasi dari
tanah TPA, didapatkan hasil identifikasinya yaitu Bacillus megaterium. Cirinya yaitu
bakteri gram positif, menghasilkan endospora pada lingkungan yang bersuhu tinggi,
motil, mampu menghidrolisis starch dan casein, uji VP negative, uji katalase dan
oksidase positif, mampu menggunakan sitrat, uji gula (rafinosa dan laktosa) negatif,
dan tidak toleran terhadap konsentrasi NaCl tinggi (Cowan, 1974). Dengan
diketahuinya genus dari masing-masing bakteri maka identifikasi dapat dilanjutkan
hingga ke tahap penentuan spesies. Dilakukan kembali serangkaian uji biokimia yang
sesuai untuk penentuan spesies pada Genus Bacillus. Teori dari identifikasi bakteri
dengan teknik konvensional adalah membandingkan bakteri yang sedang
diidentifikasi dengan bakteri yang telah teridentifikasi sebelumnya. Bila tidak
terdapat bakteri yang ciri-cirinya 100% serupa, maka dilakukan pendekatan terhadap
bakteri yang memiliki ciri-ciri yang paling menyerupai (Dwipayana, 2008).
Cara untuk mendapatkan biakan murni disebut isolasi. Isolasi merupakan
salah satu tahapan yang sangat penting dalam Industri. Isolat yang diperoleh dan
bersifat unggul akan digunakan untuk memproduksi senyawa yang bernilai ekonmis.
Mikroba dapat diisolasi dari alam: sayur, buah-buahan (segar atau busuk) tanaman,
hewan tanah, lumpur danau atau sungai, limbah dan sebagainya. Namun untuk
mendapatkan isolat yang lebih spesifik, isolasi dilakukan dari lingkungan khusus atau
kondisi lingkungan yang ekstrim, seperti mikroba temofilik dapat diisolasi dari
lingkungan air panas. Karakterisasi atau penentuan sifat fisiologis mikroba,
merupakan dasar dalam identifikasi mikroba secara sistematik. Selain itu
pengetahuan tentang sifat fisologis isolat juga diperlukan dalam kemudahan proses
pemeliharaan dan optimisasi proses fermentasi. Beberapa karakter yang perlu
diketahui dari isolat, antara lain adalah;
a. Morfologi dan struktur sel (spora,flagel)
b. Sifat Gram
c. Morfologi koloni pada media padat
d. Sifat petumbuhan pada medium cair
e. Kebutuhan oksigen
f. Kebutuhan energi dan nutrien
g. Suhu dan pH optimal untuk pertumbuhan
h. Kurva pertumbuhan Selanjutnya identifikasi isolat dapat dilakukan dengan
berbagai cara, antara lain berdasarkan:
a. Reaksi enzimatik/tes biokimia: fermentasi gula, TSIA, Indol, Metil red, Vouges
Pros kauer, Citrat, Urease, katalase, oksidase dan sebagainya
b. Tes serologi: yakni reaksi antigen dengan antibodi
c. Sifat genetik: yakni dengan menentukan komposisi basa, urutan basa nukleotida
dan hibridisasi DNA
d. Urutan asam amino: urusan asam amino yang menyusun protein adalah spesifik,
karena merupakan merupakan refleksi dari urutan basa DNA, dan lain-lain
(Yulneriwarni, 2008).
Mikroba tanah merupakan berbagai jenis mikroorganisme yang hidup di tanah.
Jumlah dan jenis mikroorganisme yang hidup ditanah tergantung dari ciri- ciri
lingkungan tanah dan unsur– unsur yang terkandung di dalam tanah tersebut.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dalam setiap hektar tanah terdapat
2.200 kilogram jamur, 1.100 kilogram bakteri, 220 kilogram protozoa, 125 kilogram
algae, dan 125 kilogram ragi (Dinata, 2002). Salah satu mikroorganisme yang hidup
dalam tanah adalah bakteri. Bakteri tersebut berperan penting dalam proses
penguraian unsur dan senyawa-senyawa yang terkandung dalam tanah menjadi
senyawa atau unsur yang bermanfaat bagi jasad hidup lainnya.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, bakteri yang biasa terdapat dalam
tanah adalah Arthrobacter (5- 60% ) , Bacillus (7- 67%), Pseudomonas (3- 15%),
flavobacterium (2- 10%), dan Alkaligenes (2- 12%). Sedangkan untuk
Corynebacterium, Xanthomonas, Sarcina, Mycobacterium dan Staphylococcus
kurang dari 5% ( Suwandi., 1993). Berdasarkan data tersebut, dapt diketahui bahwa
Bacillus merupakan genus yang paling banyak terdapat di dalam tanah. Genus
Bacillus ini pun dilaporkan merupakan salah satu bakteri proteolitik.
Identifikasi dan determinasi suatu biakan murni bakteri yang diperoleh dari
hasil isolasi dapat dilakukan dengan cara pengamatan sifat morfologi koloni,
morfologi sel bakteri, pengujian sifa-sifat fisiologi dan biokimianya. Selain itu,
identifikasi juga dapat dilakukan dengan pengujian sifat patogenitas dan serologinya.
Pertumbuhan bakteri di alam dipengaruhi oleh berapa faktor luar seperti substrat
pertumbuhan, pH, temperatur, dan bahan kimia. Bakteri yang nampak dapat memiliki
morfologi yang sama, namun keperluan nutrisi dan persyaratan ekologinya berbeda
(Soetarto, 2008). Untuk pengamatan morfologi bakteri dengan jelas, tubuhnya perlu
diisi dengan cat warna, pewarnaan ini disebut pengecatan bakteri (Irianto, 2007).
Motilitas dapat diamati dengan baik pada biakan yang masih baru. Pada
biakan yang sudah lama, bakteri sudah mati, sehingga sangat sukar untuk
mendapatkan sel yang motil, selain itu produksi asam dan produk yang bersifat racun
dapat menyebabkan hilangnya motalitas sel bakteri pada biakan (Volk, 1988).
Menurut Taringan (1988) beberapa bakteri dapat melakukan gerakan meluncur yang
sangat mulus yang hanya terjadi kalau persentuhan dengan benda padat. Kebanyakan
bakteri yang motil dapat mendekati atau menjauhi berbagai senyawa kimia yang
disebut kemotaksis. Menurut Volk (1988) kemampuan suatu organisme untuk
bergerak sendiri disebut motilitas. Hampir semua sel bakteri spiral dan sebagian dari
sel bakteri basil bersifat motil, sedangkan bakteri yang berbentuk kokus bersifat
immotil.
H2O2 katalase
→
H2O + ½ O2 (g)
Dalam Uji penggunaan Sitrat, Uji positif ditandai dengan perubahan warna indikator
BTB (Bromthymol blue) dalam media biakan dari hijau menjadi biru, yang
menunjukkan terbentuknya senyawa yang bersifat basa yaitu amonium (NH4+)
O O
H2C CH 2
ONa O-
O O
HO C s itra t s in ta s e +
ONa HO C
O- + 3 Na
H 2C O O
ONa CH 2
O-
trinatrium sitrat sitrat ion natrium
+
NH 4H2PO 4 NH 4
+ H2PO 4-
amonium
amonium dihidrogen
dihidrogen posfat
fosfat
Uji negatif ditandai dengan warna indikator dalam medium biakan yang tetap
berwarna hijau yang menunjukkan tidak terbentuknya senyawa yang bersifat basa
dan masih terdapat senyawa yang bersifat asam dalam media biakan yaitu sitrat. Pada
uji oksidase Uji positif ditandai dengan terbentuknya warna hitam pada koloni
bakteri setelah penambahan reagen uji oksidase. Hal ini menunjukkan bakteri
memiliki enzim sitokrom oksidase yang dapat mengoksidasi reagen uji. Sedangkan
uji negatif memberikan hasil uji yang sebaliknya yakni tidak terbentuk warna hitam
pada koloni bakteri.
Anggota dari genus Bacillus umumnya ditemukan di
tanah dan sebagian besar dari bakteri ini memiliki kemampuan untuk
menghidrolisis protein, atau proteolitik. Enzim protease mikroorganisme ini memiliki
peran penting dalam siklus nitrogen, yang memberikan kontribusi
untuk kesuburan tanah (Aslim, 2002).
A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
bakteri yang diisolasi dari tanah tempat pembuangan akhir (TPA) adalah Bacillus
megaterium.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Aksoy, H.M. 2002. Isolation Of Bacillus megaterium From Aphis pomi (Homoptera:
Aphidididae) And Assesment Of Its Pathogenity. Ondokuz Mayis University.
Turkey.
Aslim, Belma, Necdet Saúlam, Yavuz Beyatli. 2002. Determination Of Some
Properties Of Bacillus Isolated From Soil. Gazi University, Faculty Of Arts
And Science, Department Of Biology, Ankara - Turkey
Cowan, S.T. 1974. Manual for the Identification of Medical Bacteria. Great
Britain : Cambridge University Press.
Pelczar, M.J. Dan Chan, E.C.S., 1986, Dasar-Dasar Mikrobiologi, UI Press, Jakarta.
Soetarto, E.S., Suharni. T.T, Nastiti. S.Y dan Sembiring, L. 2008. Petunjuk
PraktikumMikrobiologi Untuk Mahasiswa Fakultas Biologi.
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta
Tortora, 1998. A review on the progresses of controlling stored product insects with
Bacillus thuringiensis. Chinese Journal of Biological Control 11: 178182.
Volk dan Wheeler. 1998. Mikrobiologi Dasar, Jilid 1, Edisi kelima. Erlangga.
Jakarta.