Anda di halaman 1dari 6

Prinsip penatalaksanaan fraktur ada 4 R yaitu :

1. Recognition : diagnosa dan penilaian fraktur


Prinsip pertama adalah mengetahui dan menilai keadaan fraktur dengan
anannesis, pemeriksaan klinis dan radiologi. Pada awal pengobatan perlu
diperhatikan : lokasi fraktur, bentuk fraktur, menentukan tehnik yang sesuai
untuk pengobatan, komplikasi yang mungkin terjadi selama pengobatan.
2. Reduction : tujuannya untuk mengembalikan panjang & kesegarisan tulang.
Dapat dicapai yang manipulasi tertutup/reduksi terbuka progresi. Reduksi
tertutup terdiri dari penggunaan traksimoval untuk menarik fraktur kemudian
memanupulasi untuk mengembalikan kesegarisan normal/dengan traksi
mekanis. Reduksi terbuka diindikasikan jika reduksi tertutup gagal/tidak
memuaskan. Reduksi terbuka merupakan alat frusasi internal yang digunakan
itu mempertahankan dalam posisinya sampai penyembuhan tulang yang solid
seperti pen, kawat, skrup dan plat. Reduction interna fixation (orif) yaitu
dengan pembedahan terbuka kan mengimobilisasi fraktur yang berfungsi
pembedahan untuk memasukkan skrup/pen kedalam fraktur yang berfungsi
untuk menfiksasi bagian-bagian tulang yang fraktur secara bersamaan.
3. Retention, imobilisasi fraktur tujuannya mencegah pengeseran fregmen dan
mencegah pergerakan yang dapat mengancam union. Untuk
mempertahankan reduksi (ektrimitas yang mengalami fraktur) adalah dengan
traksi. Traksi merupakan salah satu pengobatan dengan cara menarik/tarikan
pada bagian tulang-tulang sebagai kekuatan dngan kontrol dan tahanan
beban keduanya untuk menyokong tulang dengan tujuan mencegah reposisi
deformitas, mengurangi fraktur dan dislokasi, mempertahankan ligamen
tubuh/mengurangi spasme otot, mengurangi nyeri, mempertahankan anatomi
tubuh dan mengimobilisasi area spesifik tubuh. Ada 2 pemasangan traksi
yaitu : skin traksi dan skeletal traksi.
4. Rehabilitation, mengembalikan aktiftas fungsional seoptimal mungkin
Penatalaksanaan fraktur mengacu kepada empat tujuan utama yaitu:

1. Mengurangi rasa nyeri, Trauma pada jaringan disekitar fraktur menimbulkan


rasa nyeri yang hebat bahkan sampai menimbulkan syok. Untuk
mengurangi nyeri dapat diberi obat penghilang rasa nyeri, serta dengan
teknik imobilisasi, yaitu pemasangan bidai / spalk, maupun memasang gips.
2. Mempertahankan posisi yang ideal dari fraktur. Seperti pemasangan traksi
kontinyu, fiksasi eksternal, fiksasi internal, sedangkan bidai maupun gips
hanya dapat digunakan untuk fiksasi yang bersifat sementara saja.
3. Membuat tulang kembali menyatu Tulang yang fraktur akan mulai menyatu
dalam waktu 4 minggu dan akan menyatu dengan sempurna dalam waktu 6
bulan.
4. Mengembalikan fungsi seperti semula Imobilisasi dalam jangka waktu yang
lama dapat menyebabkan atrofi otot dan kekakuan pada sendi. Maka untuk
mencegah hal tersebut diperlukan upaya mobilisasi.
TRAKSI

A. Pengertian
Traksi merupakan tarikan pada bagian distal anggota badan pasien
dengan tujuan mengembalikan fragmen tulang ke tempat semula.

B. Tujuan
1. Terapi konservatif pada fraktur
- Reposisi fragmen tulang
- Imobilisasi fragmen tulang
- Imobilisasi sementara
- Mempertahankan gerakan sendi
2. Terapi penyakit/deformitas tertentu :
- Mengurangi/menghilangkan spasme otot
- Melawan kontraktur sendi
- Melawan kontraktur otot
- Memperbaiki letak sendi panggul pada penyakit CDH
3. Traksi pada tulang belakang Untuk menghilangkan/mengurangi
rasa sakit pada leher dan bokong (Low Back Pain)

C. TRAKSI
1. Dalam penanganan patah tulang kita perlu melakukan beberapa
tindakan, yaitu :
- Reposisi
- Fiksasi
- Rehabilitasi Reposisi dan fiksasi dapat dilakukan secara operatif
maupun konservatif. Traksi secara konservatif.
2. Ada 2 cara :
a. Traksi Kulit (skin traction)
b. Traksi Skeletal (skeletal traction)
Traksi skeletal untuk jangka pendek pada fraktur femur tibia
proksimal
Traksi skeletal untuk jangka panjang pada fraktur femur femur
distal.
D. Beban Traksi
1. Traksi kulit dilakukan bila daya tarik yang diperlukan kecil. Bila perlu
daya tarik yang besar dan untuk jangka waktu lama dipasang traksi
skeletal.
2. Beban pada traksi kulit sebesar 1/7 dari berat badan, maksimal 5 kg.
Beban pada traksi skeletal dapat 2 atau 3 kali lipat (1/5 dari berat
badan).

E. Golongan Traksi
Traksi dibagi dua golongan yaitu :
1. Untuk reposisi (reduction traction)
2. Untuk mempertahankan posisi

F. Contoh Alat Traksi


G. Jenis – jenis Traksi

Anda mungkin juga menyukai