OLEH:
NURMADIAH
G311 13018
OLEH
NURMADIAH
G311 13 018
SKRIPSI
Pada
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Disetujui:
1. Tim Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
iii
Tanggal Lulus : Mei 2018
ABSTRAK
Es krim adalah salah satu produk olahan susu dalam bentuk semi beku. Penelitian
ini memanfaatkan buah terung belanda (Solanum betacea Cav.) untuk menambah
nilai gizi pada produk es krim agar lebih menyehatkan. Tujuan penelitian ini untuk
mendapatkan formulasi terbaik antara penambahan pure buah terung belanda
dengan gula pada pembuatan es krim, mengetahui karakteristik fisik (overrun dan
waktu leleh) serta karakteristik kimia (kadar lemak, kadar protein, kadar serat, total
asam dan antosianan) es krim, dan mengetahui daya terima
es krim melalui sifat sensori (warna, aroma, rasa dan tekstur). Penelitian ini
menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) secara deskriptif
kuantitatif dengan 3 kali ulangan dengan perlakuan 35% pure terung belanda + 15%
gula + 50% bahan tambahan (A ), 30% pure terung belanda + 20% gula + 50%
1
bahan tambahan (A ), dan 25% pure terung belanda + 25% gula + 50%
2
berdasarkan sifat sensori es krim diperoleh daya terima yang paling disukai yaitu
perlakuan penambahan 30% terung belanda + 20% gula. Berdasarkan hasil analisa
statistik menunjukkan bahwa penambahan terung belanda (Solanum betacea Cav.)
pada pembuatan es krim berpengaruh nyata pada taraf 5 % terhadap nilai overrun,
waktu meleleh, kadar serat, kadar antosianin, dan total asam, tetapi tidak
berpengaruh nyata terhadap peningkatan kadar protein dan kadar lemak.
iv
NURMADIAH (G31113018). Effect of Puree Terung Belanda (Solanum
betaceum Cav.) with Sugar on Physical Quality and Chemicals of Ice Cream
Supervised by: Nurlaila Abdullah and Zainal
ABSTRACT
Ice cream is one of dairy products in the form of semi-frozen. This research utilizes
terung belanda (Solanum betaceum Cav.) to increase the nutritional value of ice
cream products. The purpose of this research was to get the best formulation
between the addition of puree terung belanda (Solanum betaceum Cav.) with
addition of sugar on ice cream making, knowing the physical characteristics
(overrun and melting time) as well as chemical characteristics (fat content, protein
content, fiber content, total acids and anthocyanins) ice cream, and determine the
acceptability of ice cream through the sensory properties (color, aroma, flavor and
texture). This study used the method Completely Randomized Design (RAL)
descriptively quantitative with 3 replicates with 35% puree terung belanda + 15%
sugar + 50% additional ingredients (A1), 30% puree terung belanda + 20% sugar +
50% additional ingredients (A2), and 25% puree terung belanda + 25% sugar + 50%
additional ingredients (A3). The results show that the best formulation based on
sensory properties is treatment of addition of 30% puree terung belanda + 20%
sugar + 50% additional ingredients. Based on the results of statistical analysis
showed that the addition of terung belanda (Solanum betaceum Cav.) on ice cream
making a real effect on the level of 5% against the value of overrun, melting time,
fiber content, anthocyanin levels, and total acid, but no significant effect on the
increase of protein content and fat content.
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirahim……
1. Kedua orang tua penulis. Ayahanda tercinta Abd Rahim Tahir dan Ibunda
tercinta Naima, terima kasih yang tak henti-hentinya atas doa untuk setiap
langkah anak-anaknya serta dukungan moril dan materil yang diberikan kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan jenjang pendidikan ini. Demikian juga
dengan saudara-saudara terkasih yang juga ikut serta
dalam memberikan dukungan moril dan materil terkhusus kepada kakanda
Muh. Jurkam, SPd, Nani R, A.Md, Shaleh Rahim, SE dan adinda
Fatmawati atas dukungan, doa dan semangat yang diberikan kepada penulis
vi
dalam menyelesaikan tugas akhir ini, serta kepada seluruh keluarga besar
penulis terkhusus juga kepada tante Hj. Junuriah dan Hj. Nurhayati yang tak
pernah lupa memberikan dukungan moril dan semangat kepada penulis.
2. Rektor Universitas Hasanuddin Ibu Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA
dan para Wakil Rektor, Karyawan serta Staf dalam lingkup Universitas
Hasanuddin atas bantuannya dalam penyelesaian studi selama penulis
menempuh pendidikan.
3. Dekan Fakultas Pertanian Bapak Prof. Dr. Ir. Baharuddin dan para
Wakil Dekan, Karyawan serta Staf dalam lingkup Fakultas Pertanian atas
bantuannya dalam penyelesaian berkas-berkas selama penulis menempuh
pendidikan.
4. Ketua Departemen Bapak Dr. Ir. H. Mahmud Achmad, MP dan Staf Dosen
beserta seluruh Karyawan Departemen Teknologi Pertanian yang telah banyak
memberikan pengetahuan kepada penulis selama menempuh pendidikan.
5. Ketua Program Studi Bapak Dr.Rer.Nat Zainal, S.TP, M.FoodTech dan Para
Dosen dan Staf Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan yang memberikan
banyak ilmu serta memberikan banyak bantuan dan bimbingannya kepada
penulis selama menempuh pendidikan dan perkuliahan.
6. Sahabat RANTAI 2013, terkhusus teman sekelas ITP 2013 yang selama ini
telah setia menemani di kala susah dan senang serta menjadi saudara terdekat
selama penulis duduk dibangku kuliah. Terkhusus Serli Hatul Hidayat,
Kurniati Tajuddin, Marselia Sape Ruru, Silvi Sutri Insani Wardah,
Rahmatiah, Nur Sakina, Nabila Mukmininah Jibril, Hasrah, Darmayanti,
Ria, Pratiwi Hamsiohan, Zulfikar, Nurfadilla, Wahyuni, Ferty Desi.
vii
Universitas Hasanuddin yang sempat menjadi tempat penulis belajar
organisasi, berlembaga dan berkumpul selama penulis berkuliah.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas doa dan
bantuan yang diberikan kepada penulis.
Penulis
viii
Nurmadiah lahir di Mambi, pada tanggal 7 Februari 1994.
Merupakan anak keempat dari lima bersaudara hasil
pernikahan pasangan Abd Rahim Tahir dan Naima.
Pendidikan formal yang pernah dijalani yaitu
Sekolah Dasar Negeri 003 Mambi (2001-2007), Sekolah
Menengah Pertama Negeri 1 Mambi (2007-2010) dan
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Mambi (2010-2013).
Tahun 2013 penulis diterima dengan Jalur SNMPTN di Perguruan Tinggi
Negeri Universitas Hasanuddin Program Strata Satu (S1) dan tercatat sebagai
mahasiswa Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Departemen Teknologi
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar. Selama menjadi
mahasiswa, penulis pernah aktif di beberapa organisasi seperti UKM KOPMA
Unhas dan HIMATEPA Unhas pada tahun 2013-2016.
DAFTAR ISI
Halaman
ix
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
ABSTRACT ........................................................................................................... v
I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
2.2 Es Krim..................................................................................................... 5
2.3.1 Susu....................................................................................................... 7
x
2.4.3 Aging................................................................................................... 10
xi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 18
V. PENUTUP .................................................................................................... 30
5.1 Kesimpulan............................................................................................. 30
LAMPIRAN ......................................................................................................... 34
DAFTAR GAMBAR
xii
Diagram Alir Proses Pembuatan Pure Terung Belanda (Solanum
2. betacea cav.) dan Es Krim.................................................................. 17
DAFTAR TABEL
xiii
3. Syarat Mutu Es Krim Menurut SNI No. 01-3713-1995......................... 6
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
2. Hasil Pengujian Sidik Ragam terhadap Overrun Es Krim..................... 35
xv
23. Rerata Hasil Uji Organoleptik terhadap Rasa Es Krim......................... 42
xvi
I. PENDAHULUAN
Terung belanda (Solanum Betaceum Cav.) dan dalam bahasa Inggris disebut
Tree tomato sebutan Tamarillo berasal dari Pegunungan Andes di Amerika Selatan,
khususnya di Peru kemudian menyebar ke berbagai wilayah di dunia. Terung
Belanda banyak terdapat di daerah dataran tinggi yang memiliki kondisi cuaca yang
cocok untuk pertumbuhannya. Di Indonesia, Terung Belanda ini banyak dijumpai
di Sumatera Utara, Dataran tinggi Tana Toraja, Malino Sulawesi Selatan, dan Pulau
Jawa yang banyak ditemukan di daerah Ciwidey dan Pangalengan Bandung, serta
di daerah dataran tinggi Dieng (Situmorang, 2012).
2.2 Es Krim
Es krim adalah produk pangan beku yang dibuat melalui kombinasi proses
pembekuan dan agitasi pada bahan-bahan yang terdiri dari susu, pemanis, penstabil,
pengemulsi, serta penambah cita rasa (flavor). Es krim biasadikomsumsi sebagai
makanan selingan (desert) dan dokelompokkan dalam makanan camilan (snack).
Prinsip pembuatan es krim adalah membentuk rongga udara pada campuran bahan
es krim atauIce Cream Mix (ICM)
sehingga diperoleh pengembangan volume yang membuat es krim
menjadi lebih ringan, tidak terlalu padat dan mempunyai tekstur yang
lembut (Padaga dan Sawitri, 2005).
6
pengerasan (hardening) (Marshall end Arbuckle, 2000). Es krim yang baik harus
memenuhi persyaratan komposisi umum Ice Cream Mix (ICM) atau campuran es
krim yang dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Komposisi Umum Es Krim
Unsur Jumlah (%)
Lemak susu 10-16
Bahan kering tanpa lemak 9-12
Bahan pemanis gula 12-16
Bahan penstabil 0-0,4
Bahan pengemulsi 0-0,25
Air 55-64
Sumber: Padaga dan Sawitri (2005)
Adapun kandungan gizi es krim per 100 gram dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Kandungan Gizi Es Krim per 100 gram
Kandungan Gizi Per 100 gram
Energi 207 Kkal
Protein 4g
Lemak 12,5 g
Kalsium 123 mg
Fosfor 99 mg
Sumber: Astawan (2011)
2.3.1 Susu
Susu skim adalah bagian susu yang tertinggal sesudah krim diambil sebagian
atau seluruhnya. Susu skim mengandung semua zat makanan dari susu kecuali
lemak dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak. Susu skim ini memiliki kadar
lemak lebih dari 1,5%. Susu skim mengandung laktosa yang merupakan bentuk
karbohidrat yang tidak terdapat dalam bahan-bahan makanan lainnya (Susilorini,
dkk., 2006).
2.3.2 Pemanis
2.3.4 Pengemulsi
Pengemulsi merupakan campuran yang dapat menyatukan air dan lemak atau
minyak. Jika tidak ada emulsifier, maka air dan lemak dapat terpisah
selama penyimpanan. Fungsi pengemulsi adalah untuk menurunkan waktu
pembekuan, memperbaiki waktu pembuihan dan produksi es krim sehingga
9
membentuk tekstur yang kaku dan pelelehannya seragam. Bahan pengemulsi yang
digunakan dalam pembuatan es krim yaitu lesitin, kuning telur, monogliserida
dan digleserida asam lemak. Bahan-bahan ini membantu kelarutan ingredient
dalam es krim. Kadar kosentrasi pengemulsi yang digunakan dalam es krim
yaitu 0,3-0,2% (Clark, et.al, 2009).
2.4.1 Pencampuran
2.4.3 Aging
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan analitik, pisau,
baskom, wadah, saringan, blender, sendok, hotplate, thermometer, mixer, freezer,
stopwatch, gelas kimia, erlenmeyer, bulp dan pipet volume.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah terung belanda,
susu skim cair, susu full cream cair, whipped cream, karagenan, gula pasir, kuning
telur, tissue, aluminum foil, indicator PP (fenolftalein), NaOH, dan aquades.
Tahapan penelitian yang dilakukan terdiri dari dua tahapan yaitu, penelitian
pendahuluan dan penelitian utama.
W 𝑎𝑑𝑜𝑛𝑎𝑛– W 𝑒𝑠𝑘𝑟𝑖𝑚
Overrun = x 100%
W 𝑒𝑠𝑘𝑟𝑖𝑚
Timbang dengan teliti ± 0,5 gram sampel, Masukkan kedalam labu khjedhal,
Tambahkan ± 1 gram campuran selenium dan 25 ml H2SO4 pekat, labu khjedhal
bersama isinya di goyangkan sampai semua sampel terbasahi
dengan H2SO4, Destruksi dalam lemari asam sampai jernih dan biarkan dingin
kemudian tuang kedalam labu ukur 100 ml dan bilas dengan air suling. Biarkan
dingin kemudian impitkan hingga tanda garis dengan air suling lalu kocok hingga
homogen. Siapkan panampungan yang terdiri dari 10 ml H3BO3 2% + 4 tetes larutan
indicator campuran dalam erlenmeyer. Pipit 5 ml larutan sampel kedalam labu
14
a−b
% Kadar Serat = x 100%
berat sampel
Keterangan: a = berat bahan sebelum diabukan, b = berat bahan setelah diabukan.
A x MW x DF x 1000
Konsentrasi Antosianin(mg/L =
(E x diameter kuvet (1 cm))
pada produk es krim dan memberikan informasi tingkatan atau intensitas dari
karakteristik tersebut. Parameter produk yang diukur pada uji mutu hedonik
meliputi warna, rasa, tekstur (kelembutan, berserat, dan kelumeran) dan aroma.
Tingkat parameter memiliki skor penilaian yang terendah hingga tertinggi
adalah 5 (sangat suka), 4 (suka), 3 (agak suka), 2 (tidak suka), dan 1 (sangat tidak
suka).
Data yang diperoleh dari penelitian ini disajikan secara deskriptif kuantitatif
dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 kali
ulangan. Data hasil pengamatan dianalisis dengan uji sidik ragam (ANOVA).
Jika perlakuan berpengaruh nyata dilanjutan dengan menggunakan uji lanjut
Duncan untuk mengetahui data yang berbeda nyata.
17
Buah terung
belada
Ditimbang
sebanyak
1 kg
Pencucian
Pembelahan
Perlakuan:
Pure terung A1 : 35% Pure terung belanda + 15% gula whipped cream 9,4%,
Pencampuran
belanda A2 : 30% Pure terung belanda + 20% gula karagenan 0,4%
A3 : 25% pure terung belanda + 25% gula
Homogenisasi
(t = 15 menit)
Aging
(70C, t = 24 jam)
homogenisasi
(15 menit)
Pengemasan dengan
wadah
Pengerasan
selama 24 jam overrun
Waktu melelh
Kadar lemak
Kadar protein
Es krim terong belanda
Kadar serat
Total asam
Uji antosianin
organoleptik
Organoleptik
5
Rata-Rata Skor (skala 1-5)
4.3
4.1 4.1 4.1
4 3.9 3.9 3.9
3.7 3.7 3.7
3.5
3.1 3.1 3.3 3.2 3.2 WARNA
3 2.8 2.8 2.8
2.5 AROMA
2 RASA
TEKSTUR
1
A1(50 %+15%) A2(40%+15%) A3(30%+20%) A4(20%+25%) A5(15%+25%)
Penelitian ini terdiri dari 3 formulasi pembuatan es krim terung belanda dengan
3 kali ulangan. Adapun perbadingan formulasi yang digunakan
yaitu perlakuan 35% pure terung belanda + 15% gula + 50% bahan tambahan,
perlakuan 30% pure terung belanda + 20% gula + 50% bahan tambahan dan
perlakuan 25% pure terung belanda + 25% gula + 50% bahan tambahan. Tahapan
selanjutnya yaitu dilakukan analisis sifat fisik es krim yang meliputi overrun dan
waktu meleleh, kemudian analisis sifat kimia es krim yang meliputi kadar lemak,
19
kadar protein, kadar serat, total asam dan antosianin serta analisis sensori yaitu uji
organoleptik yang meliputi warna, aroma, tekstur, dan rasa terhadap es krim terung
belanda yang dihasilkan.
4.2.1 Overrun
20
15
10
0
(35%+15%) (30%+20%) (25%+25%)
es krim yang menjadi sedikit kasar. Menurut Bodyfelt et.all (1988), penggunaan
konsentrasi buah-buahan yang tinggi dalam es krim (15%-24%) menyebabkan
adanya padatan dan tekstur kasar karena partikel buah. Produk es krim mempunyai
overrun tinggi diartikan sebagai tingginya busa beku pada es krim. Menurut
Arbuckle (2000), bahwa overrun
es krim untuk skala industri 80-120% karena didukung oleh penginjeksian
udara pada adonan saat proses pembekuan (freezing), sedangkan overrun skala
industri rumah tangga 35-50%. Gula dalam jenis yang sama dalam campuran
es krim tidak berdampak pada tinggi rendahnya jumlah udara yang terperangkap
(Flores and Goff, 2002).
25
Waktu Meleleh (Menit)
19 18
20
16
15
10
0
(35%+15%) (30%+20%) (25%+25%)
Perbandingan Pure Terung Belanda dengan Gula
leleh tercepat yaitu 16 menit. Berdasarkan hasil analisa Sidik Ragam menunjukkan
adanya perbedaan nyata (P<0,05) maka dilanjutkan dengan
uji Duncan. Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa perlakuan 35% pure terung
belanda + 15% gula dan 30% pure terung belanda + 20% gula berbeda nyata dengan
25% pure terung belanda + 25% gula. Hal ini disebabakan adanya konsentarsi
penambahan pure terung belanda dan gula yang semakin tinggi sehingga
menyebabakan waktu pelelehan semakin lama. Daya leleh es krim berkaitan dengan
tekstur dan kekentalan adonan es krim (ICM). Kekentalan dipengaruhi oleh bahan-
bahan penyusun es krim, salahsatunya penambahan pure buah terung belanda.
Menurut Padaga dan Sawitri (2005), menyatakan bahwa kecepatan meleleh es krim
dipengaruhi oleh komposisi bahan-bahan yang digunakan pada pembuatan ICM.
Hasil uji waktu leleh es krim yang diperoleh telah memenuhi SNI yaitu 15-25 menit.
Protein merupakan salah satu zat gizi makanan yang mempunyai fungsi
yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu membangun dan memelihara
sel-sel serta jaringan tubuh (Almatsier, 2004). Rata-rata kadar protein es krim dapat
dilihat pada Gambar 6.
3
2.57 2.61 2.59
2.5
Kadar Protein (%)
2
1.5
1
0.5
0
(35%+15%) (30%+20%) (25%+25%)
Lemak merupakan salah satu zat gizi yang penting untuk menjaga kesehatan
tubuh penambahan lemak dan minyak mempunyai tujuan diantaranya
untuk penambahan kalori, memperbaiki tekstur dan cita rasa suatu bahan
pangan (Winarno, 2008). Rata-rata kadar lemak es krim dapat dilihat pada Gambar
7.
0.5
0
(35%+15%) (30%+20%) (25%+25%)
Perbandingan Pure Terung Belanda dengan Gula
Gambar 7. Hubungan antara Perbandingan Pure Terung Belanda dengan Gula
terhadap Kadar Lemak Es Krim.
Hasil analisa kadar lemak es krim yang dihasilkan menunjukkan bahwa
kadar lemak es krim yang diperoleh hampir sama pada ketiga perlakuan. Kadar
protein es krim pada perlakuan penambahan 35% pure terung belanda + 15% gula
sebesar 1,40%, penambahan 30% pure terung belanda + 20% gula sebesar 1,39%
dan penambahan 25% pure terung belanda + 25% gula sebesar 1,38%. Berdasarkan
hasil analisa Sidik Ragam menunjukkan tidak adanya perbedaan nyata (P<0,05)
23
maka tidak dilanjutkan dengan uji Duncan. Penambahan pure terung belanda tidak
berpengaruh terhadap kadar lemak yang diperoleh, karena pada terung belanda
memiliki kadar lemak yang cukup sedikit.
Menurut Kumalaningsih dan Prayogi (2006) buah terung belanda memiliki
komposisi kadar lemak sebesar 0,1%-0,6% setiap 100 gram. Kadar lemak yang
diperoleh berasal dari bahan tambahan seperti susu dan whippy yang ditambahakan
dalam proses pembuatan es krim.
0.68
Kadar Serat (%)
0.56
0.5
0.32
0
(35%+15%) (30%+20%) (25%+25%)
karena buah terung belanda memiliki kadar serat cukup tinggi. Menurut
Kumalaningsih dan Suprayogi (2006), buah terung belanda memiliki serat
sebanyak 1,4-4,7% dari 100 gram terung belanda.
4.2.6 Antosianin
Antosianin adalah pigmen tumbuhan yang memberi warna biru, merah, dan
ungu pada bagian daun dan buah. Rata-rata kadar antosianin es krim dapat dilihat
pada Gambar 9.
250
205.35 208.36
200
Antosianin (mg/g)
167.44
150
100
50
0
(35%+15%) (30%+20%) (25%+25%)
Pengaruh Pure Terung Belanda dengan Gula
Gambar 9. Hubungan antara Perbandingan Pure Terung Belanda dengan Gula
terhadap Kadar Antosianin Es Krim.
Hasil analisa kadar serat es krim yang dihasilkan menunjukkan
bahwa rata-rata kadar antosianin yang diperoleh berkisar antara 167,44 mg/g
sampai 208,36 mg/g. Berdasarkan hasil analisa Sidik Ragam menunjukkan
adanya perbedaan nyata (P<0,05) maka dilanjutkan dengan uji Duncan.
Hasil uji duncan menunjukkan bahwa perlakuan penambahan 35% pure terung
belanda + 15% gula tidak berbeda nyata dengan penambahan 30% pure terung
belanda + 20% gula tetapi berbeda nyata dengan penambahan 25% pure terung
belanda + 25% gula. Hal ini disebabkan karena pada buah terung belanda memiliki
pigmen antosianin. Menurut Astawan dan Andreas (1997) menyatakan buah terung
belanda banyak mengandung antosianin. Antosianin yang termasuk kedalam
golongan flavonoid yang dapat dimanfaatkan sebagai pewarna makanan dan juga
berfungsi sebagai antioksidan. Antosianin adalah pigmen tumbuhan yang memberi
warna biru, merah, dan ungu pada bagian daun dan buah.
Pengujian total asam pada produk es krim terung belanda dilakukan untuk
mengetahui kandungan asam pada es krim. Rata-rata total asam es krim dapat
dilihat pada Gambar 10.
0.96
1
Total Asam (%)
0.71
0.62
0.5
0
(35%+15%) (30%+20%) (25%+25%)
Tingkat parameter memiliki skor penilaian yang terendah hingga tertinggi adalah 5
(sangat suka), 4 (suka), 3 (agak suka), 2 (tidak suka), dan 1 (sangat tidak suka).
4.2.8.1 Warna
5
Rata-rata Skor Warna
4.13
4 3.83
3.35
(skala 1-5)
1
(35%+15%) (30%+20%) (25%+25%)
4.2.8.2 Rasa
5
Rata-rata Skor Rasa
3.92 3.85
4
3.40
(skala 1-5)
1
(35%+15%) (30%+20%) (25%+25%)
Perbandingan PureTerung Belanda dengan Gula
Gambar 12. Hubungan antara Perbandingan Pure Terung Belanda dengan Gula
terhadap Rasa Es Krim.
Hasil pengujian organoleptik terhadap rasa es krim diperoleh nilai rata-rata
pada perlakuan penambahan 35% pure terung belanda : 15% gula memilik
skor 3,4% yang berarti disukai panelis, perlakuan penambahan 30% pure terung
belanda : 20% gula memiliki skor 3,92% yang berari disukai panelis dan perlakuan
penambahan 25% pure terung belanda : 25% gula memiliki skor 3,85% yang berarti
disukai panelis. Hasil analisa Sidik Ragam menunjukkan adanya perbedaan nyata
(P<0,05) maka dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil uji Duncan menunjukkan
bahwa perlakuan penambahan 35% pure terung belanda : 15% gula berbeda nyata
dengan perlakuan penambahan 30% pure terung belanda : 20% gula dan perlakuan
penambahan 25% pure terung belanda : 25% gula tetapi perlakuan penambahan
28
30% pure terung belanda : 20% gula dan perlakuan penambahan 25% pure terung
belanda : 25% gula tidak berbeda nyata. Hal ini disebabkan adanya penambahan
konsentrasi pure terung belanda yang semakin tinggi pada setiap perlakuan,
terutama dengan penambahan 35% pure terung belanda + 15% gula yang memiliki
rasa asam sehinnga panelis lebih menyukai
es krim dengan rendah keasaman dan kadar gula tinggi. Rasa asam yang dihasilkan
dari terung belanda berasal kandungan askorbat (vitamin C) yang terkandung.
Menurut Kumalaningsih dan Suprayogi (2006) bahwa terung belanda
adalah tanaman yang memiliki kandungan kadar keasaman yang tertitrasi
sebesar1,0-2,6 g/100 gram. Tanaman ini juga memiliki kandungan vitamin C dan
zat besi yang sempurna.
4.2.8.3 Tekstur
Tekstur es krim ditentukan dengan menggunakan indera peraba,
perasa dan penglihatan ketika menilai penampilan dan mencicipi es krim
tersebut. Tekstur yang diinginkan dalam es krim adalah lembut, creamy, dan
homogenous (Marshall and Arbuckle, 2000). Rata-rata nilai tekstur es krim dapat
dilihat pada Gambar 13.
5
4.18
Rata-rata Skor Tekstur
3.94
4
3.37
(skala 1-5)
1
(35%+15%) (30%20%) (25%+25%)
Perbandingan Pure Terung Belanda dengan Gula
Gambar 13. Hubungan antara Perbandingan Pure Terung Belanda dengan Gula
terhadap Tekstur Es Krim.
Hasil pengujian organoleptik terhadap tekstur es krim diperoleh nilai
rata-rata pada perlakuan penambahan 35% pure terung belanda : 15% gula memilik
skor 3,37% yang berarti agak disukai panelis, perlakuan penambahan 30% pure
terung belanda : 20% gula memiliki skor 4,18% yang berari disukai panelis, dan
perlakuan penambahan 25% pure terung belanda : 25% gula memiliki skor 3,94%
29
yang berarti disukai panelis. Hasil analisa Sidik Ragam menunjukkan adanya
berbedan nyata (P<0,05) maka dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil
uji Duncan menunjukkan bahwa perlakuan penambahan 35% pure terung
belanda : 15% gula berbeda nyata dengan perlakuan penambahan 25% pure terung
belanda : 25% gula dan berbeda nyata juga dengan perlakuan penambahan 30%
pure terung belanda : 20% gula. Hal ini disebabkan tingginya padatan atau partikel
dalam adonan yang berasal dari buah terung belanada yang menyebabakan tekstur
es krim menjadi kasar, terutama pada perlakuan penambahan 35% pure terung
belanda + 15% gula dimana penambahan
pure terung belanda yang tinggi sehingga panelis kurang menyukai. Menurut
Bodyfelt at.al (1988), bahwa penggunaan konsentrasi buah-buahan yang agak
tinggi di dalam es krim (15-24%), menyebabkan tekstur kasar karena partikel buah
tersebut.
4.2.8.4 Aroma
Aroma atau bau-bauan dapat dikenali jika dalam bentuk uap (volatil), dan
molekul-molekul komponen bau tersebut harus menyentuh silia sel olfaktori,
danditeruskan ke otak (Winarno, 2008). Nilai Rata-rata aroma terhadap es krim
dapat dilihat pada Gambar 14.
5
Rata-rata Skor Aroma
4 3.57 3.66
3.48
(skala 1-5)
1
(35%+15%) (30%+20%) (25%+25%)
Perbandingan Pure Terung Belanda dengan Gula
Gambar 14. Hubungan antara Perbandingan Pure Terung Belanda dengan Gula
terhadap Aroma Es Krim.
Hasil pengujian organoleptik terhadap aroma es krim diperoleh nilai
rata-rata pada perlakuan penambahan 35% pure terung belanda : 15% gula memiliki
skor 3,57% yang berarti disukai panelis. Perlakuan penambahan 30% pure terung
belanda : 20% gula memiliki skor 3,66% yang berarti disukai panelis sedangkan
perlakuan penambahan 25% pure terung belanda : 25% gula memiliki skor 3,48%
30
yang berarti agak disukai panelis. Hasil analisa Sidik Ragam menunjukkan tidak
adanya perbedaan nyata (P<0,05) maka tidak dilanjutkan dengan uji Duncan.
Aroma pada es krim yang dihasilkan dipengaruhi oleh bahan yang digunakan dalam
pencampuran adonan es krim. Hal ini disebabkan adanya penambahan susu yang
memiliki persentase yang sama terhadap ketiga pelakuan, sehingga aroma susu
yang dihasilkan sangat terasa dibandingakn aroma dari buah terung belanda yang
ditambahkan. Menurut Setyaningsih, dkk. (2010), bahwa penguat cita rasa adalah
suatu zat bahan tambahan yang ditambahakan kedalam makanan yang dapat
memperkuat aroma dan rasa.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
31
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
32
Arbuckle, W.S. 2000. Ice Cream Third Edition. Avi Publishing Company. Inc West
Port, Connecticut.
Astawan, M. 2009. A-Z Ensiklopedia Gizi Pagan Untuk Keluarga. Dian Rakyat:
Jakarta.
Clarke, C. 2004. The Science of Ice Cream. Royal Society of Chemistry. 43 – 128.
Clark S, Costello M, Drake MA, Bodyfelt F. 2009. The Sensory Evaluation of Diary
Product, 2nd ed. New York: Springer Science Business Media, LCC.
Destrosier, N.W. and Tessler, D.K. 1997. Fundamental of Food Freezing. The AVI
Publishing Co. Inc. New York.
Flores, A.A and H. D. Goff. 2002. Ice Crystal Size Distributions in Dynamically Frozen
Model Solutions and Ice Cream as Affected by Stabilizers. Journal Dairy Science
82: 1399 – 1407.
Hui, Y.H. 1992. Encyclopedia of Food Science and Technology.Vol. 3. John Willey
and Sons, Inc. New York.
Koxbolt, M.M.R. 2001.Effect of the Fat Globule Sizes on the Meltdown of Ice
Cream. J. Dairy Sci. 84:31-37
Marshall, R.R. and W.S. Arbuckle.2000. Ice Cream, 5th Edition. Chapman and Hall.
New York.
Potter, NN.and Hotchkiss, JH. 1997. Food Science, 5th ed. New York: Chapman &
Hall
Setyaningsih, D. Ariyantono, A., Sari M.P. 2010. Analisa Sensori untuk Industri
Pangan dan Agro. IPB Pres, Bogor.
Sister S., Masitta T., Emita, S. 2012. Pengaruh Buah Terong Belanda (Solanum
Betaceum CAV.) terhadap jumlah Eritrosit dan kadar Hemoglobin Mencit
Jantan (Mus musculus L.) Anemia Strain DDW Melalui Induksi Natrium
Nitrit (NaNO2). Universitas Sumatera Utara.
Situmorang, DR. 2012. Kualitas Serbuk Instan Buah Terong Belanda (Solanum
betaceum Cav.) dengan Variasi Kadar Maltodekstrin.Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Atmajaya Yogyakarta.
Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-3713-1995. Standar Nasional Indonesia
(SNI). Es Krim.Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
Sudarmadji, S.B. Haryono, dan Suhardi. 1997. Prosedur Analisis Bahan Makanan
dan Pertanian. Liberty, Yogyakarta.
34
Susilorini, Tri Eko, dan Manik Eirry Sawitri. 2006. Produk Olahan Susu. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Varnam H, and JP Sutherland. 1994. Milk and Milk Product. London: Technology,
Chemistry, and Microbiology. Chapman and Hall.
Winarno, FG. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. M-Bio: Press, Bogor.
Winarno, F. G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta
LAMPIRAN
Dependent Variable:
waktu_meleleh
Type III Sum
Source of Squares df Mean Square F Sig.
Corrected
14.000a 2 7.000 21.000 .002
Model
Intercept 2916.000 1 2916.000 8.748E3 .000
PERLAKUAN 14.000 2 7.000 21.000 .002
Error 2.000 6 .333
Total 2932.000 9
Corrected Total 16.000 8
a. R Squared = ,875 (Adjusted R Squared = ,833)
Lampiran 3b. Hasil Pengujian Sidik Ragam Kadar Protein Es Krim (%)
Lampiran 4b. Hasil Pengujian Sidik Ragam Kadar Lemak Es Krim (%)
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: lemak
Type III Sum
Source of Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model
.389a 2 .195 4.189 .073
Lampiran 5b. Hasil Pengujian Sidik Ragam Kadar Serat Es Krim (%)
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: serat
Type III Sum
Source of Squares Df Mean Square F Sig.
Corrected
.197a 2 .098 521.118 .000
Model
Intercept 2.465 1 2.465 1.305E4 .000
Perlakuan .197 2 .098 521.118 .000
Error .001 6 .000
Total 2.663 9
Corrected Total .198 8
a. R Squared = ,994 (Adjusted R Squared = ,992)
Lampiran 5c. Hasil Uji Duncan Terhadap Kadar Serat Es Krim (%)
Serat
Duncan
Subset
perlakuan N 1 2 3
A3 3 .3267
A2 3 .5600
A1 3 .6833
Sig. 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = ,000.
Lampiran 6b. Hasil Pengujian Sidik Ragam Total Asam Es Krim (%)
Lampiran 6c. Hasil Uji Duncan Terhadap Total Asam Es Krim (%)
total_asam
Duncan
Subset
PERLAKUAN N 1 2
A3 3 .6267
A2 3 .7100
A1 3 .9667
Sig. .062 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = ,002.
Lampiran 7b. Hasil Pengujian Sidik Ragam Total Antosianin Es Krim (mg/gram)
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: antosianin
Type III Sum
Source of Squares Df Mean Square F Sig.
Corrected
3120.442a 2 1560.221 18.044 .003
Model
Intercept 337743.071 1 337743.071 3.906E3 .000
PERLAKUAN 3120.442 2 1560.221 18.044 .003
Error 518.813 6 86.469
Total 341382.326 9
Corrected Total 3639.255 8
a. R Squared = ,857 (Adjusted R Squared = ,810)
PERLAKUA Subset
N N 1 2
A3 3 1.6744E2
A1 3 2.0535E2
A2 3 2.0836E2
Sig. 1.000 .705
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 86,469.
Parameter Warna
No. Panelis A1 A2 A3
U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3
1. Panelis 1 4 4 4 4 4 5 4 4 2
2. Panelis 2 5 3 5 3 4 4 4 4 2
3. Panelis 3 3 4 4 3 5 4 3 5 3
4. Panelis 4 5 4 4 4 4 4 5 3 3
5. Panelis 5 4 5 4 4 4 3 3 3 3
6. Panelis 6 3 3 5 3 3 3 3 3 3
7. Panelis 7 4 3 3 3 5 3 2 2 4
8. Panelis 8 4 3 4 4 4 5 5 4 4
9. Panelis 9 5 3 4 4 4 4 4 2 5
10. Panelis 10 3 5 5 4 4 3 4 3 2
11. Panelis 11 3 4 2 4 4 4 3 4 2
12. Panelis 12 4 5 4 4 4 3 4 3 2
13. Panelis 13 5 5 4 4 4 4 2 4 4
14. Panelis 14 4 5 5 4 3 3 4 4 2
15. Panelis 15 4 5 4 4 3 3 4 2 3
16. Panelis 16 5 5 3 4 4 3 3 3 2
17. Panelis 17 4 5 4 5 4 4 4 4 2
18. Panelis 18 3 5 4 4 4 4 5 3 4
19. Panelis 19 5 3 5 3 3 4 3 3 3
20. Panelis 20 5 4 4 3 4 5 4 4 4
21. Panelis 21 4 3 4 5 3 4 4 4 3
22. Panelis 22 5 4 5 5 4 4 4 4 4
23. Panelis 23 3 4 5 4 4 3 4 4 3
24. Panelis 24 4 4 4 4 4 3 3 3 3
25. Panelis 25 5 5 5 4 4 4 3 3 3
Jumlah 103 103 104 97 97 93 91 85 75
Rata-rata 4.12 4.12 4.16 3.88 3.88 3.72 3.64 3.4 3
Parameter Warna
No. Panelis A1 A2 A3
U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3
1. Panelis 1 3 4 4 5 4 4 3 4 3
2. Panelis 2 3 4 2 3 4 4 4 3 5
3. Panelis 3 4 5 4 5 5 4 4 4 3
4. Panelis 4 4 4 4 3 4 5 5 3 5
5. Panelis 5 2 5 3 4 4 3 4 3 4
6. Panelis 6 4 3 4 4 5 4 4 4 3
7. Panelis 7 3 3 3 4 4 5 5 3 4
8. Panelis 8 4 5 5 5 5 5 4 5 5
9. Panelis 9 5 3 4 3 3 4 3 3 5
10. Panelis 10 2 4 2 4 4 3 4 4 5
11. Panelis 11 3 4 2 4 4 3 4 3 4
12. Panelis 12 5 2 3 4 3 5 4 4 3
13. Panelis 13 1 3 3 3 4 3 4 4 3
14. Panelis 14 3 2 4 3 3 4 3 5 5
15. Panelis 15 3 4 3 4 3 4 5 4 4
16. Panelis 16 3 3 2 5 4 5 5 4 3
17. Panelis 17 4 3 2 4 3 3 4 4 2
18. Panelis 18 4 5 3 3 4 4 3 4 5
19. Panelis 19 3 2 5 4 4 5 2 3 5
20. Panelis 20 3 2 3 4 3 3 4 3 3
21. Panelis 21 4 2 2 4 4 3 4 3 3
22. Panelis 22 5 2 4 5 4 4 5 4 5
23. Panelis 23 4 4 3 4 3 4 3 4 3
24. Panelis 24 4 4 3 3 5 4 3 4 5
25. Panelis 25 5 4 4 4 3 5 3 4 5
Jumlah 88 86 81 98 96 100 96 93 100
Rata-rata 3.52 3.44 3.24 3.92 3.84 4 3.84 3.72 4
Lampiran 9b. Hasil Pengujian Sidik Ragam Rasa Es Krim
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: rasa
Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model .480a 2 .240 15.352 .004
Intercept 124.843 1 124.843 7.980E3 .000
Perlakuan .480 2 .240 15.352 .004
Error .094 6 .016
Total 125.418 9
Corrected Total .574 8
a. R Squared = ,837 (Adjusted R Squared = ,782)
A1 A2 A3
U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3
1. Panelis 1 3 3 4 4 3 4 3 4 5
2. Panelis 2 3 3 3 4 5 5 4 2 5
3. Panelis 3 3 4 4 3 5 4 4 5 5
4. Panelis 4 4 3 4 4 5 4 4 3 4
5. Panelis 5 3 3 3 3 4 4 4 5 3
6. Panelis 6 4 4 2 4 4 5 4 4 3
7. Panelis 7 2 3 4 5 3 4 4 3 4
8. Panelis 8 3 4 3 5 4 5 4 2 4
9. Panelis 9 3 2 4 4 5 4 5 3 4
10. Panelis 10 2 3 2 4 4 4 4 4 4
11. Panelis 11 3 3 4 4 3 3 4 2 3
12. Panelis 12 5 3 3 5 5 5 5 3 3
13. Panelis 13 3 2 4 4 5 4 2 4 4
14. Panelis 14 3 4 4 4 3 5 3 4 3
15. Panelis 15 4 4 4 5 5 3 5 5 4
16. Panelis 16 4 3 4 4 5 3 4 4 2
17. Panelis 17 4 4 3 4 4 3 3 4 4
18. Panelis 18 3 4 4 4 5 4 3 5 5
19. Panelis 19 2 4 4 3 5 5 3 4 4
20. Panelis 20 4 3 3 5 4 5 4 4 4
21. Panelis 21 3 3 4 5 4 4 5 3 4
22. Panelis 22 4 4 3 5 4 5 5 4 4
23. Panelis 23 3 4 3 3 4 4 3 4 3
24. Panelis 24 3 4 4 3 5 5 3 4 5
25. Panelis 25 3 3 4 4 5 5 5 4 5
Jumlah 81 84 88 102 107 105 98 98 100
Rata-rata 3.24 3.36 3.52 4.08 4.28 4.20 3.92 3.92 4.00
Lampiran 10b. Hasil Pengujian Sidik Ragam Tekstur Es Krim
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: tekstur
Source Type III Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Corrected Model 1.063a 2 .531 34.756 .001
Intercept 130.569 1 130.569 8.540E3 .000
Perlakuan 1.063 2 .531 34.756 .001
Error .092 6 .015
Total 131.723 9
Corrected Total 1.154 8
a. R Squared = ,921 (Adjusted R Squared = ,894)
Parameter Warna
No. Panelis A1 A2 A3
U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3
1. Panelis 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4
2. Panelis 2 4 3 5 3 3 5 3 2 3
3. Panelis 3 4 5 4 3 5 4 2 5 3
4. Panelis 4 2 4 4 3 3 4 4 3 4
5. Panelis 5 3 3 4 3 4 3 4 5 2
6. Panelis 6 3 3 5 4 3 4 3 2 4
7. Panelis 7 4 2 4 4 4 4 4 4 4
8. Panelis 8 3 5 3 4 3 4 4 1 5
9. Panelis 9 5 3 4 4 3 4 3 4 5
10. Panelis 10 3 4 4 3 5 4 4 3 2
11. Panelis 11 4 4 3 3 3 4 3 3 3
12. Panelis 12 4 3 4 5 4 2 4 3 3
13. Panelis 13 3 4 3 2 4 3 3 4 3
14. Panelis 14 4 5 5 4 3 4 4 4 4
15. Panelis 15 4 3 4 4 4 4 4 4 4
16. Panelis 16 3 3 3 4 4 3 4 3 2
17. Panelis 17 3 3 2 3 4 4 4 3 3
18. Panelis 18 3 5 3 3 4 4 4 4 4
19. Panelis 19 3 2 5 3 3 5 4 3 5
20. Panelis 20 4 4 3 5 5 3 4 4 3
21. Panelis 21 3 3 2 5 4 3 4 2 3
22. Panelis 22 4 2 4 3 3 3 3 2 4
23. Panelis 23 3 5 2 3 4 4 3 4 3
24. Panelis 24 4 3 4 3 4 3 3 4 4
25. Panelis 25 3 4 4 4 3 4 5 3 4
Jumlah 87 89 92 89 93 93 90 83 88
Rata-rata 3.48 3.56 3.68 3.56 3.72 3.72 3.6 3.32 3.52