Anda di halaman 1dari 43

PEDOMAN PENYELENGGARAAN

PROGRAM PENDIDIKAN 4 (EMPAT) TAHUN PADA


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

DIREKTORAT PEMBINAANSEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DIREKTUR JENDERALPENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


2018
Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Puji dan syukur kami panjatkan ke haribaan Tuhan Yang Maha


Esa karena atas rohmat dan pertolongan-Nya, Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah telah selesai melaksanakan “Pentaan Ulang Kurikulum
Sekolah Menengah Kejuruan” dan sekaligus menyiapkan buku-buku
pedoman untuk pelaksanaannya di lapangan.
Penataan Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang
telah dilaksanakan itu cukup menyeluruh; mulai dari penataan ulang
Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan (PMK) yang
merupakan daftar jenis-jenis program pendidikan yang dibuka di SMK,
penataan ulang Struktur Kurikulum SMK yang berisi jenis-jenis mata
pelajaran dan alokasi waktu (durasi pembelajaran) untuk masing-
masing mata pelajaran, hingga penataan ulang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar untuk seluruh mata pelajaran yang ada di SMK.
Khusus tentang hasil penataan ulang Spektrum Keahlian PMK,
ternyata cukup banyak perubahan dibandingkan spektrum keahlian
sebelumnya, antara lain: terjadi reformulasi disiplin keahlian Teknik
Bangunan menjadi Teknologi Konstruksi dan Properti, beberapa
kompetensi keahlian yang memiliki kedekatan substansi digabungkan
menjadi kompetensi keahlian baru, beberapa kompetensi keahlian yang
lulusannya dinilai sudah tidak diperlukan dihapus dari spektrum
keahlian, terjadi perpindahan pengelompokan program keahlian pada
bidang keahlian yang berbeda, dan lahirnya beberapa kompetensi
keahlian yang dirancang secara khusus dengan durasi pembelajaran 4
(empat) tahun.
Dirancangkannya program pendidikan 4 (empat) tahun pada SMK
secara khusus, melahirkan kebijakan bahwa penyelenggaraan program
pendidikan 4 (empat) tahun bukan didasarkan atas adanya SMK yang
secara historis dibangun untuk melaksanakan pembelajaran berdurasi
4 (empat) tahun, tapi lebih didasarkan atas tuntutan kebutuhan dunia
kerja (dunia usaha dan industri) yang membutuhkan lulusan program
pendidikan 4 (empat) tahun. Artinya setiap SMK memiliki peluang yang
sama untuk menyelenggarakan program pendidikan 3 (tiga) tahun
maupun program pendidikan 4 (empat) tahun, sesuai dengan tuntutan
kebutuhan dunia usaha dan industri yang menjadi pasangannya dan
sekaligus sebagai acuan dalam penyelenggaraan pendidikan.

@2018, Direktorat Pembinaan SMK i


Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

Perubahan kebijakan tersebut tentu akan berpengaruh terhadap


mekanisme pembukaan dan tata-cara penyelenggaraan program
pendidikan di SMK, khususnya untuk program pendidikan yang
berdurasi 4 (empat) tahun, serta konsekuensinya terhadap sistem
manajemen sekolah secara keseluruhan. Oleh karena itu dengan sangat
gembira Kami menyambut baik diterbitkannya “Pedoman
Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 (Empat) Tahun pada SMK” ini,
mudah-mudahan akan membantu para Kepala SMK dan pihak Dinas
Pendidikan Provinsi dalam membuka dan mengembangkan program
pendidikan 4 (empat) di SMK, demi meningkatkan kualitas dan
keberterimaan lulusan SMK di dunia kerja.

Jakarta, Juni 2018


Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah,

Hamid Muhammad, Ph. D.


NIP 195905121983111001

@2018, Direktorat Pembinaan SMK ii


Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

KATA PENGANTAR

Lahirnya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor


160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan
Kurikulum 2013 adalah untuk mengatur satuan-satuan pendidikan
yang dibolehkan tetap menggunakan Kurikulum 2013 dan satuan-
satuan pendidikan yang diharuskan kembali menggunakan Kurikulum
Tahun 2006 sambil terus meningkatkan kesiapannya agar dapat
melaksanakan Kurikulum 2013 dengan lebih baik. Pada saat yang
bersamaan diharapkan ada kesempatan untuk melakukan reviu
terhadap Kurikulum 2013 yang didasarkan atas data pengalaman
satuan-satuan pendidikan yang sejak awal tahun pelajaran 2013/2014
telah ditunjuk sebagai pelaksananya.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (Direktorat
PSMK) Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Ditjen
Dikdasmen) telah melakukan reviu dengan memanfaatkan kesempatan
secara sungguh-sungguh untuk “menata-ulang” Kurikulum Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) secara menyeluruh dengan melibatkan para
pemangku kepentingan, khususnya pihak dunia kerja (dunia usaha dan
industri) selaku pengguna lulusan. Langkah tersebut semakin mantap
dilakukan seiring terbitnya Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016
tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan Dalam Rangka
Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia.
Hasilnya adalah Spektrum Keahlian Sekolah Menengah Kejuruan/
Madrasah Aliyah kejuruan (SMK) yang merupakan daftar jenis-jenis
program pendidikan pada SMK yang telah ditetapkan dengan Peraturan
Dirjen Dikdasmen Nomor 06/D.D5/KK/2018 dan Struktur Kurikulum
SMK untuk seluruh program pendidikan pada SMK (disebut Kompetensi
Keahlian) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Dirjen Dikdasmen
Nomor 07/D.D5/KK/2018, dilengkapi dengan Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar untuk masing-masing Mata Pelajaran yang tercantum
pada struktur kurikulum.
Pada Lampiran Peraturan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah
Nomor 06/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum Keahlian SMK, diuraikan
bahwa program pendidikan pada SMK dikelompokkan dalam 9 Bidang
Keahlian yang meliputi 49 Program Keahlian dengan 146 Kompetensi
Keahlian sebagaimana dapat dilihat pada tabel rekapitulasi berikut.

@2018, Direktorat Pembinaan SMK iii


Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

REKAPITULASI BIDANG/PROGRAM/KOMPETENSI KEAHLIAN SMK


KOMPETENSI
PROGRAM KEAHLIAN
NO. BIDANG KEAHLIAN
KEAHLIAN 3 4
Tahun Tahun
1. Teknologi dan Rekayasa 13 42 16
2. Energi dan Pertambangan 3 5 1
3. Teknik Informasi dan
2 5 1
Komunikasi
4. Kesehatan dan Pekerjaan Sosial 5 6 1
5. Agribisnis dan Agroteknologi 6 13 7
6. Kemaritiman 4 9 1
7. Bisnis dan Manajemen 4 6 1
8. Pariwisata 4 5 4
9. Seni dan Industri Kreatif 8 19 4
Jumlah 49 110 36

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Dikdasmen Nomor


07/D.D5/KK/2018 Struktur Kurikulum SMK mengalami perubahan
dibandingkan sebelumnya, antara lain perubahan pengelompokan mata
pelajaran yang semula diorganisasikan dalam kelompok mata pelajaran
Wajib A, Wajib B, dan Peminatan (C) menjadi kelompok mata pelajaran
Nasional (A), Kewilayahan (B), dan Peminatan Kejuruan (C). Perubahan
lainnya adalah rancangan struktur kurikulum dalam bentuk sistem
blok, yaitu setiap mata pelajaran diberi alokasi waktu secara global
untuk satuan program pada SMK tidak dirinci berdasarkan pertemuan
per minggu, agar setiap sekolah memiliki kebebasan dalam
memrogramkan dan mengimplementasikannya sesuai dengan kondisi
masing-masing. Beberapa mata pelajaran umum mengalami penataan
ulang baik jumlah alokasi waktu maupun substansi materinya,
disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan pendidikan pada SMK.
Jumlah beban belajar perminggu mengalami penambahan, khususnya
di kelas XI, XII, dan XIII yang semula 46 jam pelajaran per minggu
menjadi 48 jam pelajaran per minggu.
Rancang-bangun Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
mengalami penyesuaian sebagai berikut: Pertama, disesuaikan dengan
rancangan struktur kurikulum sistem blok, sehingga tidak lagi dipenggal
berdasarkan tingkat kelas. Kedua, ditata mengacu pada skema
sertifikasi agar peserta didik dapat mengikuti uji kompetensi untuk
setiap unit kompetensi yang telah dipelajarinya, di samping untuk
mengantisipasi diberlakukannya multientry-multiexit system. Ketiga,
penyederhanaan formulasi Kompetensi Dasar dengan tetap
memperhatikan kaidah-kaidah penulisannya. Perubahan-perubahan

@2018, Direktorat Pembinaan SMK iv


Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

sebagaimana dikemukakan, diharapkan dapat mengarahkan proses


pendidikan di SMK menjadi lebih efektif dan menghasilkan lulusan yang
benar-benar kompeten sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
Agar seluruh perubahan tersebut dapat diimplementasikan di
lapangan dan betul-betul dapat mewujudkan suasana proses pendidikan
sebagaimana yang diharapkan, maka Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan dalam hal ini Direktorat Pembinaan SMK Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah telah menyiapkan sejumlah
pedoman yang terkait dengan implementasi Kurikulum 2013 SMK yang
disempurnakan, agar setiap SMK dapat melaksanakan kurikulum hasil
perbaikan sesuai yang diharapkan. Pedoman-pedoman tersebut adalah:

1. Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


SMK;
2. Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran pada SMK;
3. Pedoman Praktik Kerja Lapangan Peserta Didik SMK;
4. Pedoman Penilaian Peserta Didik SMK;
5. Pedoman Ujian dan Sertifikasi Kompetensi Peserta Didik SMK;
6. Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 (Empat) Tahun
pada SMK;
7. Pedoman Pengelolaan Peminatan pada SMK;
8. Pedoman Pembukaan dan Penutupan Program Pendidikan pada
SMK;
Kami optimis bahwa pedoman-pedoman tersebut akan sangat
membantu di lapangan dalam melaksanakan Kurikulum 2013 SMK yang
telah diperbaiki, karena diangkat dari identifikasi masalah yang sering
diungkap melalui pemantauan dan evaluasi.
Akhirnya, kami sampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-
dalamnya kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan
pedoman-pedoman tersebut, semoga bermanfaat bagi kepentingan
peningkatan pendidikan menengah kejuruan.

Jakarta, Juli 2018


Direktur Pembinaan SMK,

Dr. Ir. M. Bakrun, MM


NIP. 19650412 199002 1002

@2018, Direktorat Pembinaan SMK v


Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

DAFTAR ISI

Halaman
SAMBUTAN DIRJEN DIKDASMEN …………………………………. i
KATA PENGANTAR …………………………………………………….. iii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Rasional ……………………………………………………. 1
B. Dasar Hukum …………………………………………….. 2
C. Tujuan ……………………………………………………… 3
D. Manfaat ……………………………………………………. 3
BAB II POLA PENDIDIKAN
A. Konsep ……………………………………………………… 4
B. Standar Kompetensi Lulusan ………………………… 8
C. Isi Kurikulum …………………………………………….. 12
D. Bidang, Program, dan Kompetensi Keahlian ……… 13
E. Mata Pelajaran …………………………………………… 15
F. Pengembangan Keterampilan Berpikir Tingkat
Tinggi/High Order Thinking Skill (HOTS) ………….. 18
BAB III PROSEDUR PEMBUKAAN DAN PENERIMAAN
PESERTA DIDIK BARU
A. Prosedur Pembukaan Kompetensi Keahlian ………. 20
B. Penerimaan Peserta Didik Baru ……………………… 22
BAB IV PENGELOLAAN, PEMBELAJARAN, DAN
SERTIFIKASI KOMPETENSI
A. Kualifikasi dan Standar Kompetensi Lulusan ……. 24
B. Pengelolaan ……………………………………………….. 27
C. Beban Belajar …………………………………………….. 28
D. Pembelajaran Mata Pelajaran Produktif ……………. 29
E. Praktik Kerja Lapangan ………………………………… 31
F. Sertifikasi Kompetensi Peserta Didik ……………….. 33
G. Bimbingan Karier dan Pemasaran Lulusan ……….. 35
BAB V PENUTUP ………………………………………………………. 36

@2018, Direktorat Pembinaan SMK vi


Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasional

Profesi kejuruan merupakan profesi yang diharapkan mampu


mendorong pembangunan di Indonesia, sehingga menjadi negara
terdepan dalam pemanfaatan sains dan teknologi di kawasan Asia.
Profesi kejuruan memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda
antara satu bidang keahlian dengan bidang keahlian yang lain. Profesi
adalah pekerjaan yang memerlukan kompetensi tertentu yang diakui
oleh masyarakat.

Setiap profesi, selain perbedaan karakteristik juga memiliki tuntutan


kompetensi khusus untuk melaksanakan pekerjaan. Untuk
menguasai kompetensi, masing-masing profesi membutuhkan waktu
belajar yang berbeda berdasarkan tingkat kesulitan yang dimiliki.
Terbukti di lapangan beberapa profesi kejuruan atau jabatan
pekerjaan membutuhkan waktu belajar 4 tahun karena beban
tuntutan kompetensi. Pertimbangan lain waktu belajar 4 tahun
adalah faktor usia; sebagian besar industri berstandar internasional
mempersyaratkan usia kerja minimal 18 dan atau 19 tahun (delapan
belas) tahun. Persyaratan kerja minimal usia 18 tahun diamanatkan
pada Pasal 68 UU Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
yang menyebutkan bahwa pengusaha dilarang mempekerjakan anak,
dan dalam ketentuan undang-undang tersebut dinyatakan bahwa
anak adalah setiap orang yang berumur di bawah 18 tahun.

Persaingan tenaga kerja Indonesia dengan tenaga kerja asing yang


semakin meningkat, mengharuskan tenaga kerja Indonesia memiliki
keunggulan kompetitif, yang dapat dicapai melalui keterampilan
berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill). Kepemilikan
keterampilan berpikir tingkat tinggi dibutuhkan untuk tumbuhnya
kreativitas dan inovasi dalam bekerja dan pengembangan karier
tenaga kerja. Program pendidikan 4 tahun memberikan kesempatan
yang memadai bagi peserta didik untuk mengembangkan
kemampuan berfikir tingkat tinggi.

Dalam rangka memenuhi tuntutan kebutuhan tenaga kerja yang


kompetitif, diperlukan sistem Pendidikan Menengah Kejuruan
@2018, Direktorat Pembinaan SMK 1
Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

dengan program pendidikan 4 tahun sebagai salah satu langkah


strategis yang diharapkan dapat menjawab berbagai tantangan
ketenagakerjaan global.

Pedoman ini dibuat sebagai acuan pelaksanaan program pendidikan


4 tahun di Sekolah Menengah Kejuruan meliputi: pola pendidikan;
prosedur pembukaan dan penerimaan peserta didik baru,
pengelolaan, pembelajaran, dan sertifikasi kompetensi.

B. Dasar Hukum

Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 (Empat) Tahun pada SMK


memiliki dasar hukum sebagai berikut.

1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional;

2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan


Daerah;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar


Nasional Pendidikan yang telah diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang


Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan yang telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;

5. Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2016 tentang Kementerian


Pendidikan dan Kebudayaan;

6. Instruksi Presiden Rebublik Indonesia Nomor 9 tahun 2016


tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan Dalam Rangka
Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Kulitas Sumber Daya
Manusia Indonesia.

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun


2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan;

@2018, Direktorat Pembinaan SMK 2


Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

8. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
06/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum Keahlian Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK);

9. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
07/D.D5/KK/2018 tentang Struktur Kurikulum Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).

C. Tujuan

Tujuan penyelenggaraan Program Pendidikan 4 (empat) Tahun di


SMK adalah agar lulusan SMK memiliki:

1. Kualifikasi minimal jenjang 3 pada KKNI;

2. Kompetensi sesuai tuntutan dunia kerja, dan

3. Keunggulan kompetitif dalam menghadapi persaingan pasar


bebas.

D. Manfaat

Program Pendidikan 4 (Empat) Tahun diharapkan memberikan


manfaat sebagai berikut.

1. Sekolah Menengah Kejuruan penyelenggara Program Pendidikan 4


(empat) tahun menjadi institusi penghasil tenaga kerja yang
memiliki keunggulan kompetitif dalam keterampilan teknis dan
keterampilan berpikir tingkat tinggi.

2. Dinas Pendidikan Provinsi memiliki institusi unggulan yang


mampu dikembangkan menjadi penghasil tenaga kerja yang
profesional di bidangnya.

3. Instansi Pemerintah/Dunia Usaha/Industri memiliki peluang


untuk berpartisipasi aktif menyiapkan tenaga kerja tenaga kerja
yang kompetitif untuk jenjang 3 pada KKNI.

@2018, Direktorat Pembinaan SMK 3


Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

BAB II
POLA PENDIDIKAN

A. Konsep

Program Pendidikan 4 (empat) Tahun di SMK adalah sebuah program


pendidikan di SMK yang membutuhkan waktu penyelesaian belajar
selama 4 (empat) tahun. Penyelenggaraan Program Pendidikan 4
(empat) Tahun di SMK mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor
17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan, serta peraturan Menteri Pendidikan dan Kebuda yang
berkaitan dengan Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar
Proses, dan Standar Penilaian Sekolah Menengah Kejuruan.

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan


Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan nomor
06/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), dalam satu SMK dapat
membuka program pendidikan 3 tahun dan atau 4 tahun tergantung
dari durasi pembelajaran kompetensi keahlian yang dibuka. Program
pendidikan 4 tahun pada SMK bukan merupakan program
pendidikan 3 tahun ditambah 1 tahun (3+1).

Salah satu acuan pengembangan kurikulum SMK adalah Kerangka


Kualifikasi Nasional Indonesia yang diatur secara khusus dalam
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012.
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, yang selanjutnya disingkat
KKNI, adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang
dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara
bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja
dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan
struktur pekerjaan di berbagai sektor.

Kualifikasi adalah penguasaan capaian pembelajaran yang


menyatakan kedudukannya dalam KKNI. Pencapaian seseorang
dalam kualifikasi tertentu dibuktikan dengan adanya sertifikat
kompetensi kerja, di mana sertifikasi kompetensi kerja adalah proses
pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis
dan objektif melalui uji kompetensi sesuai Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI), Standar Internasional, dan/atau Standar
@2018, Direktorat Pembinaan SMK 4
Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

Khusus. Sertifikat kompetensi kerja adalah bukti tertulis yang


diterbitkan oleh lembaga sertifikasi profesi terakreditasi yang
menerangkan bahwa seseorang telah menguasai kompetensi kerja
tertentu sesuai dengan SKKNI.

Lulusan Program Pendidikan 4 (empat) Tahun pada SMK paling


kurang memiliki kualifikasi KKNI jenjang 3. Diagram jenjang KKNI
sampai jenjang 6 (enam) dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

6 DIPLOMA 4

5 DIPLOMA 3

4 DIPLOMA 2

3 SMK 4 TAHUN DIPLOMA 1

2 SMK 3 TAHUN

Gambar 1: Jenjang Kerangka Kualifikasi Nasional


Indonesia untuk SMK dan Diploma

@2018, Direktorat Pembinaan SMK 5


Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

Tabel 1: Deskripsi Jenjang Kualifikasi KKNI 1 Sampai Jenjang 3


JENJANG
URAIAN
KUALIFIKASI
a) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b) Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di
dalam menyelesaikan tugasnya.
c) Berperan sebagai warga negara yang bangga dan
cinta tanah air serta mendukung perdamaian dunia.
d) Mampu bekerja-sama dan memiliki kepekaan sosial
Deskripsi dan kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat
Umum dan lingkungannya.
e) Menghargai keanekaragaan budaya, pandangan,
kepercayaan, dan agama serta pendapat/temuan
original orang lain.
f) Menjunjung tinggi penegakan hukum serta
memiliki semangat untuk mendahulukan
kepentingan bangsa serta masyarakat luas.

Mampu melaksanakan tugas sederhana, terbatas,


bersifat rutin, dengan menggunakan alat, aturan, dan
proses yang telah ditetapkan, serta di bawah
bimbingan, pengawasan, dan tanggung jawab
atasannya.
1
Memiliki pengetahuan faktual.

Bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri dan tidak


bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.

Mampu melaksanakan satu tugas spesifik, dengan


menggunakan alat,dan informasi, dan prosedur kerja
yang lazim dilakukan, serta menunjukkan kinerja
dengan mutu yang terukur, di bawah pengawasan
langsung atasannya.

Memiliki pengetahuan operasional dasar dan


2 pengetahuan faktual bidang kerja yang spesifik,
sehingga mampu memilih penyelesaian yang tersedia
terhadap masalah yang lazim timbul.

Bertanggungjawab pada pekerjaan sendiri dan dapat


diberitanggung jawab membimbing orang lain.

@2018, Direktorat Pembinaan SMK 6


Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik,


dengan menerjemahkan informasi dan menggunakan
alat,berdasarkan sejumlah pilihan prosedur kerja,
serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan
kuantitas yang terukur, yang sebagian merupakan
hasil kerja sendiri dengan pengawasan tidak langsung.

Memiliki pengetahuan operasional yang lengkap,


prinsip-prinsip serta konsep umum yang terkait
3 dengan fakta bidang keahlian tertentu, sehingga
mampu menyelesaikan berbagai masalah yang lazim
dengan metode yang sesuai.

Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi


dalam lingkup kerjanya.

Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat


diberi tanggung jawab atas kuantitas dan mutu hasil
kerja orang lain.

Sumber: Perpres Nomor 8 tahun 2012

Dengan adanya KKNI diharapkan akan mengubah cara melihat


kompetensi seseorang, tidak lagi semata aspek ijazah tapi lebih
melihat kepada kerangka kualifikasi yang disepakati secara nasional
sebagai dasar pengakuan terhadap hasil pendidikan seseorang
secara luas (formal, nonformal, atau informal) yang akuntanbel dan
transparan.

Implementasi KKNI dilaksanakan melalui 8 tahapan sebagai berikut.

1. Penetapan profil kelulusan;

2. Merumuskan learning outcomes;

3. Merumuskan kompetensi bahan kajian;

4. Pemetaan learning outcomes;

5. Bahan kajian;

6. Pengemasan mata pelajaran;

7. Penyusunan kerangka kurikulum;dan

8. Penyusunan rencana pembelajaran.

@2018, Direktorat Pembinaan SMK 7


Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

Kompetensi adalah akumulasi kemampuan seseorang dalam


melaksanakan suatu deskripsi kerja secara terukur melalui
asesmen yang terstruktur, mencakup aspek kemandirian dan
tanggung jawab individu pada bidang kerjanya. Capaian
pembelajaran (learning outcomes) merupakan internalisasi dan
akumulasi ilmu pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan kompetensi
yang dicapai melalui proses pendidikan yang terstruktur mencakup
suatu bidang ilmu/keahlian tertentu atau melalui pengalaman
kerja.

B. Standar Kompetensi Lulusan

Sesuai dengan profil lulusan SMK maka Standar Kompetensi


Lulusan SMK dijabarkan ke dalam dimensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Sebagai perbandingan, di bawah ini disandingkan
kompetansi lulusan SMK program pendidikan 3 (tiga) tahun dan
SMK program pendidikan 4 (empat) tahun memiliki kompetensi pada
dimensi sikap sebagaimana pada Tabel 2.

Tabel 2. Dimensi Sikap

Kompetensi Lulusan Kompetensi Lulusan


Program Pendidikan 3 Tahun Program Pendidikan 4 Tahun

Berperilaku yang mencerminkan Berperilaku yang mencerminkan


sikap: sikap:
1. beriman dan bertakwa 1. beriman dan bertakwa
kepada Tuhan YME; kepada Tuhan YME;
2. jujur, disiplin, empati, dan 2. jujur, disiplin, empati, dan
pembelajar sejati sepanjang pembelajar sejati sepanjang
hayat; hayat;
3. bangga dan cinta tanah air, 3. bangga dan cinta tanah air,
bangga pada profesinya, dan bangga pada profesinya, dan
berbudaya nasional; berbudaya nasional;
4. memelihara kesehatan 4. memelihara kesehatan
jasmani, rohani, dan jasmani, rohani, dan
lingkungan; lingkungan;
5. berpikir kritis, kreatif, 5. berpikir kritis, kreatif,
beretika-kerja, bekerja sama, beretika-kerja, bekerja sama,
berkomunikasi, dan berkomunikasi, dan
bertanggung jawab pada bertanggung jawab pada
pekerjaan sendiri dan dapat pekerjaan sendiri dan dapat
diberi tanggung jawab diberi tanggung jawab atas
membimbing orang lain kuantitas dan kualitas hasil

@2018, Direktorat Pembinaan SMK 8


Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

Kompetensi Lulusan Kompetensi Lulusan


Program Pendidikan 3 Tahun Program Pendidikan 4 Tahun
sesuai bidang dan lingkup kerja orang lain sesuai bidang
kerja dalam konteks diri dan lingkup kerja dalam
sendiri, keluarga, sekolah, konteks diri sendiri, keluarga,
masyarakat, bangsa, negara, sekolah, masyarakat, bangsa,
dan industri lingkup lokal, negara, dan industri lingkup
nasional, regional, dan lokal, nasional, regional, dan
internasional. internasional.

Lulusan SMK program pendidikan 3 (tiga) tahun dan SMK program


pendidikan 4 (empat) tahun memiliki kompetensi pada dimensi
pengetahuan sebagaimana pada Tabel 3.

Tabel 3. Dimensi Pengetahuan


Kompetensi Lulusan Kompetensi Lulusan
Program Pendidikan 3 Tahun Program Pendidikan 4 Tahun

Berfikir secara faktual, konseptual, Berfikir secara faktual, konseptual,


operasional dasar, dan operasional lanjut, dan
metakognitif sesuai dengan bidang metakognitif secara multi disiplin
dan lingkup kerja pada tingkat sesuai dengan bidang dan lingkup
teknis, spesifik, detil, dan kerja pada tingkat teknis, spesifik,
kompleks, berkenaan dengan: detil, dan kompleks, berkenaan
1. ilmu pengetahuan, dengan:
2. teknologi, 1. ilmu pengetahuan,
3. seni, 2. teknologi,
4. budaya, dan 3. seni,
5. humaniora 4. budaya, dan
5. humaniora
dalam konteks pengembangan
potensi diri sebagai bagian dari dalam konteks pengembangan
keluarga, sekolah, dunia kerja, potensi diri sebagai bagian dari
warga masyarakat lokal, nasional, keluarga, sekolah, dunia kerja,
regional, dan internasional. warga masyarakat lokal, nasional,
regional, dan internasional.

Lulusan SMK program pendidikan 3 (tiga) tahun dan SMK program


pendidikan 4 (empat) tahun memiliki kompetensi pada dimensi
keterampilan sebagaimana pada Tabel 4.

@2018, Direktorat Pembinaan SMK 9


Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

Tabel 4. Dimensi Keterampilan


Kompetensi Lulusan Kompetensi Lulusan
Program Pendidikan 3 Tahun Program Pendidikan 4 Tahun

Bertindak produktif, mandiri, Bertindak produktif, mandiri,


kolaboratif, dan komunikatif kolaboratif, dan komunikatif
dalam: dalam:
1. melaksanakan tugas dengan 1. melaksanakan tugas dengan
menggunakan alat, informasi, menggunakan alat, informasi,
dan prosedur kerja yang dan prosedur kerja yang lazim
lazim dilakukan serta dilakukan serta
menyelesaikan masalah menyelesaikan masalah
sederhana sesuai dengan kompleks sesuai dengan
bidang kerja, dan bidang kerja, dan
2. menampilkan kinerja mandiri 2. menampilkan kinerja mandiri
dengan pengawasan langsung dengan pengawasan tidak
atasan berdasarkan kuantitas langsung atasan berdasarkan
dan kualitas terukur sesuai kuantitas dan kualitas
standar kompetensi kerja, terukur sesuai standar
dan dapat diberi tugas kompetensi kerja, serta
membimbing orang lain. bertanggung jawab atas hasil
kerja orang lain.

Uraian Kompetensi Inti untuk program pendidikan 3 tahun dan 4


tahun pada SMK disajikan dalam Tabel 5.

Tabel 5. Deskripsi Kompetensi Inti Program PMK

KOMPETENSI DESKRIPSI KOMPETENSI


INTI 3 Tahun 4 Tahun

Sikap Spritual Menghayati dan mengamalkan ajaran agama


(KI-1) yang dianutnya.

Sikap Sosial Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,


(KI-2) disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja
sama, toleran, damai), bertanggung-jawab,
responsif, dan proaktif melalui keteladanan,
pemberian nasehat, penguatan, pembiasaan, dan
pengkondisian secara berkesinambungan serta
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.

Pengetahuan Memahami, Memahami,

@2018, Direktorat Pembinaan SMK 10


Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

KOMPETENSI DESKRIPSI KOMPETENSI


INTI 3 Tahun 4 Tahun
(KI-3) menerapkan, menerapkan,
menganalisis, dan menganalisis, dan
mengevaluasi tentang mengevaluasi tentang
pengeta-huan faktual, pengetahuan faktual,
konseptual, konseptual,
operasional dasar, operasional lanjut,
dan metakognitif dan metakognitif
sesuai dengan bidang secara multi disiplin
dan lingkup kerja sesuai dengan bidang
pada tingkat teknis, dan lingkup kerja
spesifik, detil, dan pada tingkat teknis,
kompleks, berkenaan spesifik, detil, dan
dengan ilmu kompleks, berkenaan
pengetahuan, dengan ilmu
teknologi, seni, pengetahuan,teknologi
budaya, dan ,seni, budaya, dan
humaniora dalam humaniora dalam
konteks konteks
pengembangan pengembangan
potensi diri sebagai potensi diri sebagai
bagian dari keluarga, bagian dari keluarga,
sekolah, dunia kerja, sekolah, dunia kerja,
warga masyarakat warga masyarakat
nasional, regional, nasional, regional,
dan internasional. dan internasional.
Keterampilan Melaksanakan tugas Melaksanakan tugas
(KI-4) spesifik, dengan spesifik, dengan
menggunakan alat, menggunakan alat,
informasi, dan informasi, dan
prosedur kerja yang prosedur kerja yang
lazim dilakukan serta lazim dilakukan serta
menyelesaikan masalah menyelesaikan
sederhana sesuai masalah kompleks
dengan bidang kerja. sesuai dengan bidang
kerja.
Menampilkan kinerja di
bawah bimbingan Menampilkan kinerja
dengan mutu dan mandiri dengan mutu
kuantitas yang terukur dan kuantitas yang
sesuai dengan standar terukur sesuai dengan
kompetensi kerja. standar kompetensi
kerja.
Menunjukkan
keterampilan menalar, Menunjukkan
mengolah, dan menyaji keterampilan menalar,
secara efektif, kreatif, mengolah, dan menyaji
produktif, kritis, secara efektif, kreatif,
mandiri, kolaboratif, produktif, kritis,
komunikatif, dan mandiri, kolaboratif,
solutif dalam ranah komunikatif, dan
abstrak terkait dengan solutif dalam ranah

@2018, Direktorat Pembinaan SMK 11


Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

KOMPETENSI DESKRIPSI KOMPETENSI


INTI 3 Tahun 4 Tahun
pengembangan dari abstrak terkait dengan
yang dipelajarinya di pengembangan dari
sekolah, serta mampu yang dipelajarinya di
melaksanakan tugas sekolah, serta mampu
spesifik di bawah melaksanakan tugas
pengawasan langsung. spesifik secara
mandiri.
Menunjukkan
keterampilan Menunjukkan
mempresepsi, keterampilan
kesiapan, meniru, mempersepsi,
membiasakan, gerak kesiapan, meniru,
mahir, menjadikan membiasakan, gerak
gerak alami, dalam mahir, menjadikan
ranah konkret terkait gerak alami, sampai
dengan pengembangan dengan tindakan
dari yang dipelajarinya orisinal dalam ranah
di sekolah, serta konkret terkait dengan
mampu melaksana-kan pengembangan dari
tugas spesifik di bawah yang dipelajarinya di
pengawasan langsung. sekolah, serta mampu
melaksa-nakan tugas
spesifik secara
mandiri.

C. Isi Kurikulum

Kurikulum Program Pendidikan 4 (empat) Tahun pada SMK terdiri


atas Struktur Kurikulum yang berisi kelompok mata pelajaran
Muatan Nasional, kelompok mata pelajaran Muatan Kewilayahan,
dan kelompok mata pelajaran Muatan Peminatan Kejuruan yang
terdiri atas Dasar Bidang Keahlian, Dasar Program Keahlian, dan
Kompetensi Keahlian, dilengkapi dengan Kompetensi dan
Kompetensi Dasar (KI-KD) untuk setiap mata pelajaran yang
tercantum di struktur kurikulum. Skema Sertifikasi yang
merupakan pengelompokan kompetensi dasar untuk kepentingan
sertifikasi kompetensi

Perangkat pembelajaran yang meliputi Silabus mata pelajaran,


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan perakat bahan ajar
lainnya dijabarkan oleh masing-masing SMK atau kelompok SMK
dalam koordinasi dinas pendidikan.

@2018, Direktorat Pembinaan SMK 12


Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

D. Bidang Keahlian, Program Keahlian dan Kompetensi Keahlian

Spektrum keahlian mengelompokkan program pendidikan


pendidikan di SMK memjadi 9 (embina) bidang keahlian sebagai
berikut.
1. Teknologi dan Rekayasa;
2. Energi dan Pertambangan;
3. Teknologi Informasi dan Komunikasi;
4. Kesehatan dan Pekerjaan Sosial;
5. Agribisnis dan Agroteknologi;
6. Kemaritiman;
7. Bisnis dan Manajemen;
8. Pariwisata;
9. Seni dan Industri Kreatif.

Selanjutnya, setiap bidang keahlian dijabarkan menjadi program


keahlian, dan setiap program keahlian dijabarkan menjadi
kompetensi keahlian. Kompetensi keahlian itulah yang merupakan
satuan program pendidikan pada SMK. Berdasarkan spektrum
keahlian yang berlaku, kompetensi keahlian dengan durasi
pembelajaran 4 (empat) tahun ada 36 Kompetensi Keahlian yaitu
sebagaimana dirinci pada tabel 6 berikut.

Tabel 2.6. Daftar Kompetensi Keahlian Program


Pendidikan 4 (Empat) Tahun
Bidang
No. Program Keahlian Kompetensi Keahlian
Keahlian
1. Teknologi dan 1.1 Teknologi 1.1.1 Konstruksi Gedung,
Rekayasa Konstruksi dan Sanitasi, dan
Properti Perawatan
1.1.2 Konstruksi Jalan,
Irigasi dan Jembatan
1.2 Teknik
Geomatika dan 1.2.2 Informasi Geospasial
Geospasial
1.3 Teknik
1.3.4 Teknik Otomasi
Ketenaga-
Industri
listrikan
1.3.6 Teknik Tenaga Listrik
1.4 Teknik Mesin 1.4.6 Teknik Fabrikasi
Logam dan
Manufaktur

@2018, Direktorat Pembinaan SMK 13


Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

Bidang
No. Program Keahlian Kompetensi Keahlian
Keahlian
1.7 Teknik 1.7.2 Instrumentasi dan
Instrumentasi Otomasi Proses
Industri
1.9 Teknik Tekstil 1.9.2 Teknik Pembuatan
Benang
1.9.3 Teknik Pembuatan
Kain
1.9.4 Teknik
Penyempurnaan
Tekstil
1.10 Teknik Kimia 1.10.3 Kimia Analisis
1.11 Teknik 1.11.6 Teknik dan
Otomotif Manajemen
Perawatan Otomotif
1.11.7 Otomotif Daya dan
Konversi Enerji
1.13 Teknik
1.13.3 Teknik Mekatronika
Elektronika
1.13.4 Teknik Elektronika
Daya dan
Komunikasi
1.13.5 Instrumentasi Medik
2. Enerji dan 2.2 Geologi 2.2.1 Geologi
Pertambangan Pertambangan Pertambangan
3. Teknologi 3.1 Teknik 3.1.4 Sistem Informasi,
Informasi dan Komputer dan Jaringan dan
Komunikasi Informatika Aplikasi
4. Kesehatan dan
4.5 Pekerjaan
Pekerjaan 4.5.2 Caregiver
Sosial
Sosial
5. Agribisnis dan 5.1 Agribisnis 5.1.3 Pemuliaan dan
Agroteknologi Tanaman Perbenihan Tanaman
5.1.5 Produksi dan
Pengelolaaan
Perkebunan
5.1.6 Agribisnis Organik
Ekologi
5.2 Agribisnis
5.2.3 Industri Peternakan
Ternak
5.3 Kesehatan 5.3.2 Kesehatan dan
Ternak Reproduksi Hewan
5.4 Agribisnis
Pengolahan 5.4.3 Agroindustri
Hasil Pertanian

@2018, Direktorat Pembinaan SMK 14


Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

Bidang
No. Program Keahlian Kompetensi Keahlian
Keahlian
5.5 Teknik 5.5.2 Otomatisasi
Pertanian Pertanian
6.3.5 Industri Perikanan
6. Kemaritiman 6.3 Perikanan
Laut
Bisnis dan
7. 7.2. Logistik 7.4.1 Manajemen Logistik
Manajemen
8. Pariwisata 8.1 Perhotelan dan 8.1.3 Wisata Bahari dan
Jasa Pariwisata Ekowisata
8.1.4 Hotel dan Restoran
8.3 Tata 8.3.2 Spa dan Beauty
Kecantikan Therapi
8.4 Tata Busana 8.4.2 Desain Fesyen
9. Seni dan Desain 9.1.4 Desain Interior dan
1.1 Seni Rupa
Kreatif Teknik Furnitur
9.4 Seni Tari 9.4.2 Penataan Tari
9.5 Seni Karawitan 9.5.2 Penataan Karawitan
9.8 Seni
9.8.3 Produksi Film dan
Broadcasting
Program Televisi
dan Film

E. Mata Pelajaran

Struktur kurikulum SMK program pendidikan 4 (empat) tahun


adalah sebagaimana pada Lampiran Peraturan Dirjen Pendidikan
Dasar dan Menengah Nomor 07/D.D5/KK/2018 tentang Struktur
Kurikulum SMK. Contoh struktur kurikulum dapat dilihat pada tabel
berikut ini.

@2018, Direktorat Pembinaan SMK 15


Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

Tabel 7. Contoh Struktur Kurikulum


Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Program Keahlian : Teknik Ketenagalistrikan
Kompetensi Keahlian : Teknik Otomasi Industri (4 Tahun)
(Berdasarkan Alokasi Waktu Selama 4 Tahun)

ALOKASI
MATA PELAJARAN
WAKTU
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 318
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 212
3. Bahasa Indonesia 320
4. Matematika 424
5. Sejarah Indonesia 108
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya 488
Jumlah A 1.870
B. Muatan Kewilayahan
7. Seni Budaya 108
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 144
Jumlah B 252
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 108
2. Fisika 108
3. Kimia 108
C2. Dasar Program Keahlian
4. Gambar Teknik Listrik 108
5. Dasar Listrik dan Elektronika 216
6. Pekerjaan Dasar Elektromekanik 144
C3. Kompetensi Keahlian
7. Piranti Sensor dan Aktuator 484
8. Sistem Kontrol Elektromekanik dan Elektronik. 692
9. Sistem Kontrol Elektropneumatik. 796
10. Sistem Kontrol Terprogram 898
11. Produk Kreatif dan Kewirausahaan 864
Jumlah C (C1, C2, dan C3) 4.526
Total 6.648

@2018, Direktorat Pembinaan SMK 16


Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

Tabel 8. Contoh Struktur Kurikulum


Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Program Keahlian : Teknik Ketenagalistrikan
Kompetensi Keahlian : Teknik Otomasi Industri (4 Tahun)
(Berdasarkan Alokasi Waktu Per Minggu)

KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII XIII
1 2 1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
Pendidikan Agama dan Budi
1. 3 3 3 3 3 3 - -
Pekerti
Pendidikan Pancasila dan
2. 2 2 2 2 2 2 - -
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 2 2 - -
4. Matematika 4 4 4 4 4 4 - -
5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - - - -
Bahasa Inggris dan Bahasa Asing
6. 3 3 3 3 4 4 4 4
Lainnya
Jumlah A 19 19 15 15 15 15 4 4
B. Muatan Kewilayahan
7. Seni Budaya 3 3 - - - - - -
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
8. 2 2 2 2 - - - -
Kesehatan
Jumlah B 5 5 2 2 - - - -
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - - - - -
2. Fisika 3 3 - - - - - -
3. Kimia 3 3 - - - - - -
C2. Dasar Program Keahlian
4. Gambar Teknik Listrik 3 3 - - - - - -
5. Dasar Listrik dan Elektronika 6 6 - - - - - -
6. Pekerjaan Dasar Elektromekanik 4 4 - - - - - -
C3. Kompetensi Keahlian
7. Piranti Sensor dan Aktuator - - 4 4 4 4 6 6
Sistem Kontrol Elektromekanik dan
8. - - 6 6 6 6 8 8
Elektronik
9. Sistem Kontrol Elektropneumatik - - 7 7 7 7 9 9
10. Sistem Kontrol Terprogram - - 7 7 8 8 11 11
11. Produk Kreatif dan Kewirausahaan - - 7 7 8 8 10 10
Jumlah C (C1, C2, dan C3) 22 22 31 31 33 33 44 44
Total 46 46 48 48 48 48 48 48

@2018, Direktorat Pembinaan SMK 17


Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

D. Pengembangan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi/High


Order Thinking Skill (HOTS)
Proses pembelajaran menekankan pada penumbuhan dan
penguasaan keterampilan berpikir tingkat tinggi (High Order
Thinking Skill), sehingga terbentuk perilaku yang kritis, kreatif dan
inovatif dalam bekerja. Keterampilan berpikir dapat dibedakan
menjadi berpikir kritis dan berpikir kreatif. Kedua jenis berpikir ini
disebut juga sebagai keterampilan berpikir tingkat tinggi. Berpikir
kritis merupakan proses mental yang terorganisasi dengan baik dan
berperan dalam proses mengambil keputusan untuk memecahkan
masalah dengan menganalisis dan menginterpretasi data dalam
kegiatan inkuiri ilmiah. Sedangkan berpikir kreatif adalah proses
berpikir yang menghasilkan gagasan asli atau orisinal, konstruktif,
dan menekankan pada aspek intuitif dan rasional.

Kemampuan berpikir kritis terdiri atas dua belas komponen yaitu: (1)
merumuskan masalah, (2) menganalisis argumen, (3) menanyakan
dan menjawab pertanyaan, (4) menilai kredibilitas sumber informasi,
(5) melakukan observasi dan menilai laporan hasil observasi, (6)
membuat deduksi dan menilai deduksi, (7) membuat induksi dan
menilai induksi, (8) mengevaluasi, (9) mendefinisikan dan menilai
definisi, (10) mengidentifikasi asumsi, (11) memutuskan dan
melaksanakan, (12) berinteraksi dengan orang lain. Selain itu
pendapat lain mengemukakan bahwa kemampuan berpikir kritis
yang terdiri atas: (1) kemampuan mendefinisikan masalah, (2)
kemampuan menyeleksi informasi untuk pemecahan masalah, (3)
kemampuan mengenali asumsi-asumsi, (4) kemampuan
merumuskan hipotesis, dan (5) kemampuan menarik kesimpulan.
Indikator berpikir kritis meliputi:
(1) kegiatan merumuskan pertanyaan;
(2) membatasi permasalahan;
(3) menguji data-data;
(4) menganalisis berbagai pendapat;
(5) menghindari pertimbangan yang sangat emosional;
(6) menghindari penyederhanaan berlebihan;
(7) mempertimbangkan berbagai interpretasi, dan
(8) mentoleransi ambiguitas.

@2018, Direktorat Pembinaan SMK 18


Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

Dari tinjauan berdasarkan taksonomi Bloom, maka yang termasuk


tingkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) adalah dimulai
dari level menganalisis, mengevaluasi dan mencipta (Wikipedia:
2017). Namun demikian proses untuk mencapai HOTS dilakukan
secara bertahap melalui tahapan mengenal, memahami, dan
menerapkan (aplikasi).

Selain keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) peserta didik juga


harus memiliki kemampuan abad 21 lainnya yang meliputi
penguatan 4C, penguatan pendidikan karakter, dan literasi dasar.
Peserta didik harus memiliki kemampuan Critical Thinking, Creativity,
Collaboration and Communication Skill, dimana peserta didik harus
dibimbing dan dilatih agar memiliki kemampuan berpikir kritis,
kreatifitas dalam bekerja, sikap kolaborasi atau bekerja sama dan
keterampilan berkomunikasi dengan baik.

Penguatan kualitas karakter peserta didik dengan cara mengadaptasi


nilai-nilai pendidikan karakter diantaranya adalah religius, jujur,
toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa
ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli
lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung-jawab. Peserta didik juga
dibiasakan untuk menerapkan literasi dasar dalam kehidupan
sehari-hari meliputi literasi bahasa, literasi numerasi, literasi sains,
literasi digital, literasi finansial, literasi budaya dan
kewargaan

@2018, Direktorat Pembinaan SMK 19


Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

BAB III
PROSEDUR PEMBUKAAN PROGRAM PENDIDIKAN
DAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU

A. Prosedur Pembukaan Kompetensi Keahlian

Pada SMK program pendidikan 3 tahun dan sebelumnya tidak


menyelenggarakan kompetensi keahlian dengan nama yang sama,
dapat membuka kompetensi keahlian program pendidikan 4 tahun,
dengan syarat:

1. Jenis Kompetensi Keahlian yang dibuka mengacu pada Peraturan


Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor
06/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum Keahlian Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).

2. Mengajukan proposal atau usulan pembukaan Kompetensi


Keahlian baru kepada Dinas Pendidikan Provinsi atau Lembaga
Perijinan Terpadu Satu Pintu, dengan dilampiri dokumen Naskah
Kajian Pembukaan Kompetensi Keahlian baru program pendidikan
4 tahun.

3. Naskah Kajian Pembukaan Kompetensi Keahlian baru paling


kurang meliputi hal-hal sebagai berikut.

a. Data sekolah, termasuk jumlah peserta didik, jumlah


rombongan belajar, jenis kompetensi keahlian yang telah
diselenggarakan, institusi/industri pasangan, dan lain-lain;

b. Animo pendaftar;

c. Pemetaan kompetensi keahlian sejenis di wilayah yang


bersangkutan;

d. Potensi lapangan kerja;

e. Potensi sumberdaya wilayah yang memerlukan keahlian


terkait;

f. Kurikulum;

g. Jumlah dan kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan;

h. Sarana dan prasarana praktik yang sesuai;

i. Sistem evaluasi dan sertifikasi;


@2018, Direktorat Pembinaan SMK 20
Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

j. Dukungan industri;

k. Pendukung lainnya, seperti:

1) Foto dan/atau video pendukung tentang sumber daya


sekolah.

2) Dokumen hasil akreditasi sekolah.

3) Perjanjian kerja sama (MoU) antara SMK dan institusi


pasangan.

Catatan:

Sebagai akibat adanya Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan


Dasar dan Menengah Nomor 06/D.D5/KK/2018 tentang
Spektrum Keahlian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/
Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), ada peralihan masa belajar dari
3 tahun menjadi 4 tahun, atau sebaliknya dari 4 tahun menjadi 3
tahun untuk kompetensi keahlian tertentu. Atas dasar itu, ada
sejumlah SMK yang tidak perlu membuat proposal pembukaan
kompetensi keahlian baru apabila dalam beberapa kondisi sebagai
berikut.

1. SMK yang sebelumnya menyelenggarakan kompetensi keahlian


program pendidikan 3 (tiga) tahun, tapi kemudian berubah
menjadi program pendidikan 4 (empat) tahun (nama tidak
berubah tetapi masa belajar berubah), dan SMK tersebut tetap
mempertahankan nama kompetensi keahlian tersebut dengan
masa belajar 4 (empat) tahun.

2. SMK yang sebelumnya menyelenggarakan kompetensi keahlian


program pendidikan 4 (empat) tahun, tapi kemudian berubah
menjadi program pendidikan 3 (tiga) tahun (nama tidak
berubah tetapi masa belajar berubah), dan SMK tersebut tetap
mempertahankan nama kompetensi keahlian tersebut dengan
masa belajar 3 (tiga) tahun.

3. SMK yang sebelumnya menyelenggarakan kompetensi keahlian


dengan program pendidikan 3 (tiga) tahun, kemudian
kompetensi keahlian tersebut berubah menjadi program
pendidikan 4 (empat) tahun, tetapi SMK tersebut ingin tetap
mempertahankan program pendidikan 3 (tiga) tahun, dengan
cara mengubah atau memilih kompetensi keahlian 4 tahun

@2018, Direktorat Pembinaan SMK 21


Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

pada lingkup program keahlian yang sama ATAU kompetensi


keahlian 3 tahun pada program keahlian berbeda tetapi
memiliki kompetensi keahlian dengan kompetensi dasar yang
mirip.

Dalam hal adanya perubahan nama kompetensi keahlian di atas,


SMK yang bersangkutan cukup membuat surat kepada pihak
dinas pendidikan provinsi yang berisi pemberitahuan tentang
adanya perubahan nama kompetensi keahlian sehubungan
berlakunya Peraturan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah
Nomor 06/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum Keahlian Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).

B. Penerimaan Peserta Didik Baru

1. Persyaratan dan Seleksi

Penerimaan peserta didik baru dilakukan setelah diperoleh


persetujuan dari Dinas Pendidikan Provinsi atau Lembaga
Perijinan Terpadu Satu Pintu tentang kompetensi keahlian yang
dibuka. Pada awal tahun ajaran baru, sekolah mengumumkan/
menginformasikan kepada masyarakat melalui media yang
sesuai tentang waktu dan syarat pendaftaran peserta didik baru.

Persyaratan dan seleksi dilakukan sebagai berikut.

a. Syarat pendaftaran peserta didik baru secara umum adalah


lulusan SMP/MTs/Paket B.

b. Syarat pendaftaran lainnya ditentukan oleh pejabat yang


berwenang.

c. Proses seleksi dilakukan dengan prinsip jujur, adil,


transparan, dan akuntabel.

d. Seleksi dilakukan berdasarkan:

1) Nilai raport;

2) Hasil tes (seperti: tes akademik, psikotes, tes keterampilan


dasar/basic skill test);

3) Syarat lain yang ditentukan oleh pejabat yang berwenang.

e. Pengumuman peserta didik yang diterima dilakukan oleh


sekolah secara terbuka melalui media yang sesuai.

@2018, Direktorat Pembinaan SMK 22


Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

2. Pemilihan Program/Kompetensi keahlian

Pemilihan program keahlian oleh peserta didik mengacu pada


Permendikbud Nomor 64 Tahun 2014 tentang Peminatan pada
Pendidikan Menengah, dimana pemilihan peminatan pada SMK
dilakukan untuk:

a. Program Keahlian dan

b. Kompetensi Keahlian.

Pemilihan peminatan program keahlian dilakukan peserta didik


pada saat mendaftar. Pemilihan tersebut disarankan setelah
mempertimbangkan berbagai hal, seperti:

a. nilai Rapor SMP/MTs atau yang sederajat;

b. nilai Ujian Nasional SMP/MTs atau yang sederajat;

c. rekomendasi guru Bimbingan dan Konseling di SMP/MTs atau


yang sederajat;

d. minat peserta didik;

e. kemampuan intelektual dan fisik peserta didik;

f. pertimbangan orang tua peserta didik.

3. Konsekuensi Pemilihan Program/Kompetensi Keahlian

Orang tua dan calon peserta didik yang berminat memilih


Program/Kompetensi Keahlian dengan program pendidikan 4
(empat) tahun harus sadar sepenuhnya bahwa masa belajar akan
lebih lama, dan disarankan terutama bagi peserta didik yang
berkeinginan langsung bekerja setelah lulus. Hal ini harus
dijelaskan oleh pihak panitia penerimaan, atau sebelumnya telah
disosialisasikan oleh guru Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Penekanan informasi
ini penting dilakukan terutama bagi SMK yang memiliki
Program/Kompetensi Keahlian 3 (tiga) tahun dan 4 (empat) tahun.

@2018, Direktorat Pembinaan SMK 23


Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

BAB IV
PENGELOLAAN, PEMBELAJARAN, DAN SERTIFIKASI
KOMPETENSI

A. Kualifikasi dan Standar Kompetensi Lulusan

Sesuai dengan profil lulusan PMK maka Standar Kompetensi


Lulusan PMK dijabarkan ke dalam dimensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Lulusan SMK program pendidikan 4 (empat) tahun
memiliki kompetensi pada dimensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sebagaimana pada Tabel 9.

Tabel 4.1. Dimensi Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan


Pada Program Pendidikan 4 (Empat) Tahun

Dimensi Dimensi
Dimensi Sikap Pengetahuan Keterampilan

Berperilaku yang Berfikir secara Bertindak


mencerminkan faktual, konseptual, produktif, mandiri,
sikap: operasional lanjut, kolaboratif, dan
prinsip, dan komunikatif dalam:
1. beriman dan
metakognitif secara
bertakwa kepada 1. melaksanakan
multidisiplin sesuai
Tuhan YME; tugas dengan
dengan bidang dan menggunakan
2. jujur, disiplin, lingkup kerja pada alat, informasi,
empati, dan tingkat teknis, dan prosedur
pembelajar sejati spesifik, detil, dan kerja yang lazim
sepanjang hayat; kompleks, dilakukan serta
3. bangga dan berkenaan dengan: menyelesaikan
cinta tanah air, 1. ilmu masalah
bangga pada pengetahuan, kompleks sesuai
profesinya, dan dengan bidang
2. teknologi,
berbudaya kerja, dan
nasional; 3. seni,
2. menampilkan
4. memelihara 4. budaya, dan kinerja mandiri
kesehatan dengan
5. humaniora
jasmani, rohani, pengawasan
dan lingkungan; dalam konteks tidak langsung
pengembangan atasan
5. berpikir kritis, potensi diri sebagai berdasarkan
kreatif, beretika- bagian dari kuantitas dan
kerja, bekerja keluarga, sekolah, kualitas terukur
sama, dunia kerja, warga

@2018, Direktorat Pembinaan SMK 24


Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

Dimensi Dimensi
Dimensi Sikap Pengetahuan Keterampilan
berkomunikasi, masyarakat lokal, sesuai standar
dan bertanggung nasional, regional, kompetensi
jawab pada dan internasional. kerja, serta
pekerjaan sendiri bertanggung
dan dapat diberi jawab atas hasil
tanggung jawab kerja orang lain.
atas kuantitas
dan kualitas
hasil kerja orang
lain sesuai
bidang dan
lingkup kerja
dalam konteks
diri sendiri,
keluarga,
sekolah,
masyarakat,
bangsa, negara,
dan industri
lingkup lokal,
nasional,
regional, dan
internasional.

Tabel 10. Deskripsi Kompetensi Inti Program PMK


Pada Program Pendidikan 4 (Empat) Tahun

KOMPETENSI DESKRIPSI KOMPETENSI


INTI Program Pendidikan 4 (Empat) Tahun
SikapSpritual Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
(KI-1) yang dianutnya.

Sikap Sosial Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,


(KI-2) disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja
sama, toleran, damai), bertanggung-jawab,
responsif, dan proaktif melalui keteladanan,
pemberian nasehat, penguatan, pembiasaan,
dan pengkondisian secara berkesinambungan
serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.

@2018, Direktorat Pembinaan SMK 25


Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

KOMPETENSI DESKRIPSI KOMPETENSI


INTI Program Pendidikan 4 (Empat) Tahun
Pengetahuan Memahami, menerapkan, menganalisis, dan
(KI-3) mengevaluasi tentang pengetahuan faktual,
konseptual, operasional lanjut, dan
metakognitif secara multidisiplin sesuai dengan
bidang dan lingkup kerja pada tingkat teknis,
spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan
dengan ilmu pengetahuan,teknologi,seni,
budaya, dan humaniora dalam konteks
pengembangan potensi diri sebagai bagian dari
keluarga, sekolah, dunia kerja, warga
masyarakat nasional, regional, dan
internasional.
Keterampilan Melaksanakan tugas spesifik, dengan
(KI-4) menggunakan alat, informasi, dan prosedur
kerja yang lazim dilakukan serta menyelesaikan
masalah kompleks sesuai dengan bidang kerja.
Menampilkan kinerja mandiri dengan mutu dan
kuantitas yang terukur sesuai dengan standar
kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar,
mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik secara mandiri.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi,
kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir,
menjadikan gerak alami, sampai dengan
tindakan orisinal dalam ranah konkret terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah, serta mampu melaksa-nakan tugas
spesifik secara mandiri.

Selain mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan dan Kompetensi


Inti di atas, lulusan SMK program pendidikan 4 (empat) tahun juga
harus memiliki kualifikasi sesuai KKNI jenjang 3 sebagai berikut.

1. Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik, dengan


menerjemahkan informasi dan menggunakan alat, berdasarkan
sejumlah pilihan prosedur kerja, serta mampu menunjukkan

@2018, Direktorat Pembinaan SMK 26


Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur, yang sebagian


merupakan hasil kerja sendiri dengan pengawasan tidak langsung.

2. Memiliki pengetahuan operasional yang lengkap, prinsip-prinsip


serta konsep umum yang terkait dengan fakta bidang keahlian
tertentu, sehingga mampu menyelesaikan berbagai masalah yang
lazim dengan metode yang sesuai.

3. Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi dalam lingkup


kerjanya.

4. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi


tanggung jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain.

B. Pengelolaan

1. Kepala sekolah membuka program pendidikan 4 (empat) tahun


(program/kompetensi keahlian baru yang memiliki masa belajar 4
tahun) setelah disetujui oleh pihak dinas pendidikan provinsi.

2. Kepala sekolah mengangkat ketua program/kompetensi keahlian


tersendiri untuk program pendidikan 4 (empat) tahun.

3. Kepala sekolah mengangkat kepala bengkel/laboratorium


bertanggung-jawab terhadap kesiapan peralatan/mesin dan
ruangan/bengkel/laboratorium untuk praktik.

4. Ketua program/kompetensi keahlian bertanggung-jawab untuk


memastikan pelaksanaan pembelajaran pada Program Pendidikan
4 (empat) Tahun yang dikelolanya

5. Kepala bengkel/laboratorium bertanggungjawab terhadap


kesiapan peralatan/mesin dan ruangan/bengkel/ laboratorium
untuk praktik.

6. Kepala sekolah, wakasek bidang kurikulum dan ketua program/


kompetensi keahlian menyusun perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, dan uji kompetensi untuk mencapai
sertifikasi kompetensi sesuai kualifikasi jenjang 3 pada KKNI.

7. Sebelum pelaksanaan uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat


kompetensi sesuai dengan jenjang 3 (tiga) pada KKNI, pihak
sekolah wajib menyiapkan skema sertifikasi profesi dan
kelengkapan uji kompetensi yang sesuai dengan jenjang 3 (tiga)

@2018, Direktorat Pembinaan SMK 27


Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

pada KKNI sesuai prosedur yang berlaku, serta memastikan


adanya asesor dari pihak LSP terkait.

8. Pihak sekolah mempromosikan ke pihak dunia usaha/industri


bahwa lulusan SMK dengan program pendidikan 4 (empat) tahun
memiliki sertifikat kompetensi dengan jenjang yang lebih tinggi
daripada lulusan SMK dengan program pendidikan 3 (tiga) tahun.

9. Bagi SMK yang membuka dua jenis program pendidikan, yaitu 3


(tiga) tahun dan 4 (empat) tahun, wajib mensosialisasikan ke
segenap warga sekolah, peserta didik dan orang tua, bahwa untuk
kedua program tersebut dapat memiliki kalender pendidikan yang
berbeda, termasuk waktu pelaksanaan praktik kerja lapangan,
ujian nasional, dan uji kompetensi.

C. Beban Belajar

1. Beban belajar pada program pendidikan 4 (empat) tahun terdiri


atas:

a. kegiatan tatap muka;

b. kegiatan terstruktur; dan

c. kegiatan mandiri.

2. Beban belajar satu minggu untuk kelas X 46 jam pelajaran,


sedangkan untuk kelas XI, kelas XII, dan kelas XIII masing-masing
adalah 48 jam pelajaran.

3. Beban belajar kegiatan tatap muka dinyatakan dalam jumlah jam


pelajaran per minggu, dengan durasi setiap satu jam pelajaran
adalah 45 menit.

4. Alokasi waktu belajar ditetapkan sesuai dengan kalender


pendidikan.

Tabel 11. Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan

Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

Minggu efektif Minimum 34 Digunakan untuk kegiatan


belajar minggu dan pembelajaran efektif pada
maksimum 38 setiap satuan pendidikan.
minggu
Jeda tengah Maksimum 2 Satu minggu setiap
semester minggu semester.

@2018, Direktorat Pembinaan SMK 28


Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

Jeda antar- Maksimum 2 Antara semester I dan II.


semester minggu
Libur akhir Maksimum 3 Digunakan untuk
tahun minggu penyiapan kegiatan dan
pelajaran administrasi akhir dan awal
tahun pelajaran.
Hari libur 2 – 4 minggu Daerah khusus yang
keagamaan memerlukan libur
keagamaan lebih panjang
dapat mengaturnya sendiri
tanpa mengurangi jumlah
minggu efektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif.
Hari libur Maksimum 2 Disesuaikan dengan
umum/ minggu Peraturan Pemerintah.
nasional
Hari libur Maksimum 1 Untuk satuan pendidikan
khusus minggu sesuai dengan ciri
kekhususan masing-
masing.
Kegiatan Maksimum 3 Digunakan untuk kegiatan
khusus minggu yang diprogramkan secara
sekolah/ khusus oleh
madrasah sekolah/madrasah tanpa
mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif.

D. Pembelajaran Mata Pelajaran Produktif

1. Strategi pembelajaran ditentukan mengacu pada tujuan


pembelajaran dan karakteristik materi, yang diharapkan dapat
membentuk perilaku saintifik, perilaku sosial serta mampu
mengembangkan rasa keingintahuan.

2. Beberapa pendekatan dan model pembelajaran yang dapat


digunakan diantaranya adalah Pembelajaran Berbasis Kompetensi
(Competency-based Learning), Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem-based Learning), Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-
based Learning), Pembelajaran melalui Penyingkapan/Penemuan
(Inquiry/Discovery Learning), Pembelajaran Berbasis Produksi

@2018, Direktorat Pembinaan SMK 29


Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

(Production-based Learning), Pembelajaran Berbasis Pekerjaan


Nyata (Work-based Learning) dan Teaching Factory sesuai dengan
karakteristik pendidikan menengah kejuruan.

3. SMK menyelenggarakan program Pendidikan Sistem Ganda (PSG)


bersama dengan institusi pasangan, yang memadukan secara
sistematis dan sistemik program pendidikan di sekolah dengan
program penguasaan keahlian melalui bekerja langsung di
institusi pasangan, terarah untuk mencapai suatu tingkat
keahlian profesional tertentu.

4. Pada semester 2 (dua), peserta didik melakukan pengenalan


industri dengan waktu antara 1 (satu) sampai dengan 2 (dua) hari,
sesuai kesepakatan sekolah dengan pihak industri.

5. Pada semester 3 (tiga) dan 4 (empat), pelaksanaan pembelajaran


praktik ditekankan pada penguasaan kompetensi dari jenjang
imitasi hingga mahir.

6. Pada semester 5 (lima) dan 6 (enam), pelaksanaan pembelajaran


praktik ditekankan untuk menggunakan model Pembelajaran
Berbasis Produksi (Production-based Learning), Pembelajaran
Berbasis Pekerjaan Nyata (Work-based Learning) dan Teaching
Factory.

7. Penerapan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS)


dilaksanakan sesuai dengan dengan Standar Proses yang berlaku,
dan dapat dilakukan dengan rambu-rambu sebagai berikut:

a. Pembelajaran teori maupun praktik selalu menekankan pada


aspek “mengapa” dan “bagaimana”, bukan hanya pada “apa”
dan “dimana”;

b. Penilaian kognitif ditekankan pada jenjang menganalis,


mengevaluasi dan mencipta, meskipun pada evaluasi harian
tetap dimulai dari jenjang mengenal, memahami, dan
menerapkan;

c. Pada pembelajaran praktik, peserta didik diajak untuk


menyusun dan melaksanakan langkah kerja berdasarkan
ide/gagasannya sendiri, setelah sebelumnya langkah kerja
dilakukan berdasarkan petunjuk atau arahan dari guru;

@2018, Direktorat Pembinaan SMK 30


Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

d. Hasil kerja dari sebuah praktik dipresentasikan ke peserta


didik lain dan dianalisis penyebab “mengapa” berhasil atau
belum berhasil dan “bagaimana” cara menghasilkan sebuah
produk sehingga menjadi produk yang sesuai dengan kriteria
keberhasilan.

8. Penerapan konsep 4C (Critical Thinking, Creativity, Collaboration


and Communication Skill) dilakukan dengan rambu-rambu sebagai
berikut.

a. Kemampuan berpikir kritis dikembangkan melalui


pembimbingan dengan memberikan contoh kasus yang
menuntut pemecahan masalah atau diberikan pekerjaan
proyek yang menuntut pemecahan masalah;

b. Peserta didik diajak kreatif dalam bekerja, dengan cara pada


saat bekerja atau melaksanakan tugas diminta untuk
melakukan dengan berbagai cara yang lebih efektif dan efisien;

c. Sikap kolaborasi atau bekerja-sama dikembangkan dengan


membentuk kelompok kerja dalam melaksanakan tugas;

d. Keterampilan berkomunikasi yang baik dilatihkan pada saat


kerja kelompok, didorong berdiskusi dengan santun dan
mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan peserta didik
yang lain.

E. Praktik Kerja Lapangan

1. Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan 6 - 12 bulan.

2. PKL juga dapat dilaksanakan dengan pola harian atau mingguan,


dimulai pada semester 3 (tiga) atau tergantung kesepakatan
dengan pihak industri/institusi pasangan tempat PKL.

3. Untuk PKL dengan pola harian atau mingguan, pelaksanaan


jadwal belajar di sekolah dan di industri/institusi pasangan
disepakati bersama antara kedua belah pihak.

4. Materi yang diajarkan atau kegiatan praktik yang dilaksanakan


pada saat PKL di industri/institusi pasangan disusun bersama
dan disepakati antara pihak industri/institusi pasangan dan
sekolah.

5. Pihak sekolah berkewajiban untuk:

@2018, Direktorat Pembinaan SMK 31


Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

a. mencarikan tempat PKL yang sesuai dengan kompetensi


keahlian siswa;

b. mengantar peserta didik ke tempat PKL;

c. memberikan masukan kepada pihak industri/institusi


pasangan tentang ruang lingkup pekerjaan yang dapat
dikerjakan oleh peserta didik selama melaksanakan PKL, agar
sesuai dengan kompetensi keahlian peserta didik.

d. memantau pelaksanaan PKL siswa.

6. Pihak industri berkewajiban untuk:

a. memberikan waktu orientasi/pengenalan tempat kerja;

b. melatih peserta didik dalam hal penggunaan alat/mesin di


tempat PKL beserta aturan keselamatan kerja terkait;

c. memberikan pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi


keahlian peserta didik peserta didik;

d. memantau dan membimbing peserta didik dalam pelaksanaan


pekerjaan di tempat PKL;

e. memberikan sertifikat atau surat keterangan tentang


pengalaman kerja selama PKL;

f. Memberikan dukungan atau bantuan agar peserta didik dapat


melaksanakan PKL dengan baik.

7. Apabila PKL dilaksanakan selama 12 bulan, maka pelaksanaan


ujian dapat dilakukan di sela waktu PKL, dan ijazah baru
diberikan setelah selesai PKL.

8. Apabila PKL hanya dilaksanakan pada semester 7 (tujuh), maka


pada semester 8 (delapan) sebelum pelaksanaan presentasi hasil
PKL dan uji kompetensi, diisi pemberian materi yang sesuai
dengan mata pelajaran yang tercantum pada struktur program
kurikulum.

9. Pada PKL dengan pola blok satu semester penuh, pihak DU/DI
tidak memberikan nilai berupa angka tetapi hanya nilai
keseluruhan berupa predikat dan deskripsi. Untuk itu pihak
sekolah/guru harus mendistribusikan kompetensi dasar yang
seharusnya dipelajari pada semester waktu PKL ke semester
sebelum dan sesudahnya, dengan memperhatikan pengetahuan
@2018, Direktorat Pembinaan SMK 32
Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

dan keterampilan esensial pada kompetensi dasar tersebut. Dalam


kondisi ini, nilai dari DU/DI (sebutan dan deskripsi) akan
disajikan dalam rapor sebagai nilai PKL, sedangkan nilai mata
pelajaran diambil dari nilai kompetensi dasar yang didistribusikan
pada semester sebelumnya.

10. Apabila PKL terlaksana sesuai dengan kompetensi dasar/mata


pelajaran pada semester tersebut dan pihak DU/DI memberikan
nilai angka untuk tiap mata pelajaran kompetensi keahlian (C3)
pada semester tersebut, maka nilai mata pelajaran pada semester
tersebut diambil dari nilai pembelajaran di DU/DI.

11. Pelaksanaan pemberian materi pada semester 8 (delapan) dapat


dilaksanakan secara klasikal (tatap muka), project work, atau
metode lain.

12. Pelaksanaan pembekajaran melalui metode klasikal (tatap muka),


project work atau metode lain pada semester 8 (delapan)
dilaksanakan secara terjadwal resmi dan dibimbing/diampu oleh
guru.

F. Sertifikasi Kompetensi Peserta Didik

Sertifikasi kompetensi peserta didik diatur sebagai berikut.

1. Proses sertifikasi kompetensi peserta didik dilakukan melalui Uji


Kompetensi Keahlian (UKK) atau Sertifikasi Kompetensi.

2. Uji kompetensi dilakukan sebagai bukti penguasaan sejumlah unit


kompetensi yang tertuang dalam skema sertifikasi profesi.

3. Skema sertifikasi profesi pada program pendidikan 4 (empat)


tahun dirancang untuk mencapai jenjang 3 pada KKNI.

4. Jumlah dan jenis unit kompetensi pada skema sertifikasi profesi


mengacu pada KKNI jenjang 3 (tiga), yaitu mencakup rincian
kemampuan sebagai berikut:

a. mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik;

b. mampu menerjemahkan informasi;

c. mampu menggunakan alat berdasarkan sejumlah pilihan


prosedur kerja;

@2018, Direktorat Pembinaan SMK 33


Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

d. mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang


terukur, yang sebagian merupakan hasil kerja sendiri dengan
pengawasan tidak langsung;

e. memiliki pengetahuan operasional yang lengkap;

f. memiliki prinsip-prinsip serta konsep umum yang terkait


dengan fakta bidang keahlian tertentu;

g. mampu menyelesaikan berbagai masalah yang lazim dengan


metode yang sesuai;

h. mampu bekerja sama;

i. mampu melakukan komunikasi dalam lingkup kerjanya;

j. bertanggung-jawab pada pekerjaan sendiri;

k. dapat diberi tanggung jawab atas kuantitas dan mutu hasil


kerja orang lain.

5. Uji kompetensi dalam rangka sertifikasi kompetensi dilaksanakan


oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dengan ketentuan sebagai
berikut:

a. Dilaksanakan oleh LSP P1, P2, atau P3;

b. Dilaksanakan oleh SMK bekerja-sama dengan DU/DI atau


lembaga kompeten;

c. Dilaksanakan secara mandiri oleh SMK dengan melibatkan


DU/DI atau instansi terkait.

6. Sekolah dapat menjadi Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Kesatu


(LSP-P1) atau Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Kedua (LSP-P2);

7. Sekolah dapat menjadi Tempat Uji Kompetensi (TUK) (sewaktu


atau mandiri);

8. LSP/DU-DI/lembaga yang kompeten/instansi terkait


menyediakan asesor untuk uji kompetensi siswa;

9. Tempat Uji Kompetensi (TUK) atau sekolah menyediakan sarana


(alat dan bahan praktik) untuk keperluan uji kompetensi.

10. Sekolah menyediakan dukungan transportasi dan akomodasi bagi


asesor.

@2018, Direktorat Pembinaan SMK 34


Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

11. LSP memberikan Sertifikat Kompetensi jenjang 3 (tiga) kepada


peserta didik yang lulus uji kompetensi.

G. Bimbingan Karir dan Pemasaran Lulusan

Upaya pemasaran lulusan dilakukan melalui penyiapan sejak dini


dengan bimbingan karir dan promosi sebagai berikut.

1. Bimbingan karier dilaksanakan oleh guru Bimbingan dan


Konseling (BK).

2. Pelaksanaan bimbingan karier dimulai pada saat awal peserta


didik mendaftar ke sekolah, dengan menyediakan waktu
konsultasi bagi pendaftar dalam menentukan pilihan minat
program/kompetensi keahlian.

3. Sekolah menyediakan informasi lowongan kerja melalui Bursa


Kerja Khusus (BKK) atau sejenisnya.

4. Sekolah aktif melakukan promosi dan mencari informasi lowongan


kerja ke DU/DI.

5. Sekolah menyalurkan lulusan ke DU/DI sesuai dengan


persyaratan yang diminta, dengan mempertimbangkan kelayakan,
penghargaan dan pengembangan karier pada DU/DI tersebut.

6. Sekolah melakukan pendataan terhadap lulusan yang telah


bekerja, berwirausaha, atau melanjutkan kuliah.

@2018, Direktorat Pembinaan SMK 35


Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan 4 Tahun pada SMK

BAB V
PENUTUP

Program pendidikan 4 (empat) tahun di SMK bertujuan agar lulusan


SMK memiliki kualifikasi minimal jenjang 3 pada KKNI, memiliki
kompetensi sesuai tuntutan dunia kerja, dan memiliki keunggulan
kompetitif dalam menghadapi persaingan pasar bebas. Keberhasilan
program pendidikan 4 (empat) tahun di SMK memerlukan dukungan
dari berbagai pihak dan kesungguhan pihak sekolah agar tujuan
tersebut dapat dicapai. Masing-masing harus mampu berperan sesuai
fungsinya. SMK sebagai penyelengga program pendidikan 4 (empat)
tahun menjadi pusat keunggulan penghasil tenaga kerja yang memiliki
keunggulan kompetitif berupa keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Dinas pendidikan memberikan pembinaan dan dukungan kepada SMK
yang menyelenggarakan program pendidikan 4 (empat) tahun. Instansi
pemerintah dan dunia kerja memberikan penghargaan yang sesuai
dengan jenjang 3 pada KKNI. Sinergi dari beberapa pihak tersebut
diharapkan menjadi kekuatan besar yang mampu mendorong dan
meningkatkan kualitas pendidikan khususnya kualitas lulusa SMK.
Dengan demikian sinergi ini harus selalu dibina dan ditingkatkan agar
mampu mendorong peningkatan kualitas pendidikan secara
menyeluruh.

ooo00ooo

@2018, Direktorat Pembinaan SMK 36

Anda mungkin juga menyukai