Pengertian konsumsi
Konsumsi yaitu kegiatan untuk menghabiskan/mengurangi nilai guna barang/jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan.
Tujuan konsumsi:
a. mengurangi nilai guna barang/jasa secara bertahap
b. menghabiskan nilai guna barang sekaligus
c. memuaskan kebutuhan jasmani
d. memuaskan kebutuhan rohani
Prinsip Konsumtif
Dengan pengorbanan tertentu diharapkan akan memperoleh hasil maksimal atau dengan pengorbanan minimal diharapkan
akan diperoleh hasil tertentu.
Perilaku Konsumen
Konsumen dalam melakukan kegiatan konsumsi berusaha mendapatkan kepuasan maksimum
Kepuasan maksimum yaitu keadaan dimana konsumen mencapai keseimbangan antara besarnya pengorbanan yang
dikeluarkan dengan kepuasan yang di dapat dari barang yang dikonsumsi/pengorbanannya.
Untuk mengetahui bagaimana perilaku konsumen dalam memaksimumkan kepuasan, digunakan dua pendekatan, yaitu:
b. Hukum Gossen II
“Seseorang akan senantiasa memenuhi berbagai macam kebutu-hannya sampai pada tingkat intensitas yang sama”
Seorang konsumen akan memperoleh kepuasan maksimum dalam mengkonsumsi dua barang jika mencapai dua syarat:
Syarat I : Mux/Px = MUy/Py atau Mux = Muy (bila harga sama)
Syarat II : Px.X + Py.Y = M
Co:
MU dari konsumsi barang A dan B:
Brg A 1 2 3 4 5 6 7 8
MU A 50 44 38 32 26 20 14 8
Brg B 1 2 3 4 5 6 7 8
MU B 80 76 72 68 64 60 56 52
Jika Andi punya uang Rp 70.000 berapa jumlah barang A dan B yang dibeli agar tercapai kepuasan maksimum? Bila harga
barang A Rp 5.000/unit dan barang B Rp 10.000/unit
Jawab:
Brg A MU A MU A / PA Brg B MU B MU B / PB
1 50 50/5.000 = 0,01 1 80 80/10.000 = 0,008
2 44 44/5.000 = 0,0088 2 76 76/10.000 = 0,0076
3 38 38/5.000 = 0,0076 3 72 72/10.000 = 0,0072
4 32 32/5.000 = 0,0064 4 68 68/10.000 = 0,0068
5 26 26/5.000 = 0,0052 5 64 64/10.000 = 0,0064
6 20 20/5.000 = 0,004 6 60 60/10.000 = 0,0060
7 14 14/5.000 = 0,0028 7 56 56/10.000 = 0,0056
8 8 8/5.000 = 0,0016 8 52 52/10.000 = 0,0052
Co:
Titik Kombinasi Makanan (X) Pakaian (Y)
A 20 80
B 30 60
C 50 40
Ket:
- Semua titik kombinasi menunjukkan tingkat kepuasan yang sama
- Bila ingin menambah konsumsi barang X maka harus mengurangi barang Y atau sebaliknya.
Produksi
Pengertian Produksi
Produksi yaitu kegiatan menghasilkan barang/jasa atau kegiatan menambah nilai guna barang/jasa
Tujuan Produksi:
a. memenuhi kebutuhan RTK, RTP dan RTN
b. mengganti barang yang rusak/aus atau barang yang habis karena dikonsumsi
c. memenuhi kebutuhan sesuai perkembangan zaman dan kemajuan IPTEK serta penduduk yang semakin meningkat
d. memenuhi pasar internasional (masyarakat LN)
e. mendapatkan keuntungan
f. meningkatkan kemakmuran
g. meningkatkan jumlah dan mutu barang
h. menjaga kesinambungan usaha perusahaan
Bidang Produksi:
a. Ekstratif→ pengambilan/penggalian SDA, Co: pertambangan
b. Agraris→ mengolah alam (tumbuhan & hewan), Co: pertanian,
perkebunan, peternakan, perikanan
c. Industri & Kerajinan→ mengolah bahan mentah menjadi barang jadi
d. Perdagangan→ jual beli barang sehingga ada perpindahan hak milik
e. Jasa→ memberikan pelayanan jasa, Co: asuransi, perbankan
Tahap Produksi:
a. Tahap produksi primer, meliputi: ekstrtif & agraris
b. Tahap produksi sekunder, meliputi: industri & kerajinan
c. Tahap produksi tersier, meliputi: perdagangan & jasa
Perluasan Produksi:
a. Intensifikasi: meningkatkan jumlah dan kualitas produksi
Co: memilih bibit unggul, pengairan yang baik
b. Ekstensifikasi: meningkatkan jumlah dan kuantitas produksi
Co: membuka laha baru, menambah mesin-mesin
c. Diversifikasi: menambah variasi jumlah produksi
Co: mie instan goreng, soto, baso, ayam bawang
d. Rasionalisasi: meningkatkan efisiensi kerja dengan cara:
- sciencetific management: prinsip-prinsip manajemen
- mekanisasi: penggunaan mesin-mesin
- standarisasi: produk sesuai standar tertentu
- normalisasi: produk dengan bentuk ukuran alat produksi
- komputerisasi
Faktor Produksi
Faktor Produksi Asli:
1. SDA: Tanah, Air, Udara, Sinar Matahari, Barang Tambang.
2. SDM/Tenaga Kerja:
a. Berdasar kualitasnya: Tenaga kerja terdidik, terlatih, tidak terdidik dan tidak terlatih
b. Berdasar sifatnya: Tenaga kerja rohani dan jasmani
Faktor Produksi Turunan:
1. Modal:
a. Berdasar sumbernya: Modal Sendiri dan Asing
b. Berdasar bentuknya: Modal Konkret (mesin, gedung, perlatan,dll) dan Abstrak (hak merek, hak paten, goodwill)
c. Berdasar pemilikan: Modal Individu dan Umum/Masyarakat
d. Berdasar sifatnya: Modal Tetap dan Lancar
2. Kewirausahaan/Keahlian/Skill
Proses Produksi
Proses produksi yaitu suatu kegiatan yang dilakukan melalui tahapan tahapan tertentu untuk menghasilkan/menambah manfaat
barang/jasa
Fungsi Produksi
Fungsi produksi yaitu fungsi yang menunjukkan hubungan antara input dan output yang dapat dihasilkan oleh kombinasi input
tersebut.
Keterangan:
- Tahap 1: produksi total mengalami pertambahan yang semakin cepat dari setiap tambahan 1 tenaga kerja menghasilkan
tambahan produksi (produksi marginal) yang lebih besar dari pada yang dicapai pekerja sebelumnya.
Dalam tahap 1 ini berlaku hukum tambahan hasil yang semakin meningkat (The Law of Increasing Marginal Returns).
- Tahap 2: produksi total tetap bertambah tetapi jumlah pertambahannya semakin kecil, dan produksi marginal semakin berkurang
( setiap tambahan pekerja akan menghasilkan tambahan produksi lebih sedikit daripada tambahan produksi sebelumnya.
Dalam tahap 2 ini hukum tambahan hasil yang semakin berkurang ber laku, yaitu mulai tenaga kerja ke 4
- Tahap 3: produksi total semakin lama semakin berkurang dan penam-bahan pekerja tidak akan menambah produksi total
- Jumlah produksi optimum pada produksi total 114 unit, produksi rata-rata 19 unit pada penggunaan tenaga kerja 6 orang
- Jika ada penambahan tenaga kerja lagi, tidak memberikan tambahan hasil lagi, maka penambahan dihentikan, karena jika
penambahan tetap dilakukan akan menimbulkan pengangguran tak kentara (disquissed un-employment)
- Penambahan tenaga kerja dari 6 orang ke 7 orang sudah menimbulkan pengangguran tak kentara karena produksi
marginalnya sama dengan nol (0), apalagi sampai 8 orang
PERILAKU KONSUMEN DAN PRODUSEN
1) Perilaku Konsumen
Konsumen adalah setiap pemakai atau pengguna barang atau jasa baik untuk kepentingan diri sendiri
dan atau kepentingan orang lain. Namun secara sederhana dapat diartikan sebagai pengguna barang dan
atau jasa. Untuk memahami mengenai perilaku konsumen yang dinyatakan pada hukum permintaan,
digunakan dua pendekatan , yakni:
Keseimbangan Konsumen
Kepuasan maksimum terjadi apabila alokasi pengeluaran pada komoditi-komoditi terjadi pada saat
kepuasan setiap rupiah terakhir yang dikeluarkan adalah sama. Secara matematis dapat ditunjukkan
sebagai berikut :
Kondisi yang diperlukan bagi konsumen untuk memaksimalkan kepuasannya pada dua macam barang
adalah :
M = PAQA + PBQB
12 = 2 QA + 1 QB
Pasangan 1 (MUA = 16 dan MUB = 8)
(2 x 1) + (1 x 4) = 6
Pasangan 2 (MUA = 14 dan MUB = 7)
(2 x 2) + (1 x 5) = 9
Pasangan 3 (MUA = 12 dan MUB = 6)
(2 x 3) + (1 x 6) = 12
Sehingga dapat diperoleh kombinasi yang paling memuaskan yaitu jika konsumen membeli barang A
sebanyak 3 unit dan barang B sebanyak 6 unit yang sesuai dengan uang yang dibelanjakan yaitu Rp 12.
Bila diandaikan bahwa hanya ada 2 barang yang dikonsumsi maka secara matematis persamaan garis
anggaran dapat ditulis sebagai berikut :
PxQx + Py Qy = I
Dimana :
Px = harga barang X
Py = harga barang Y
Qx = jumlah barang X
Qy = jumlah barang Y
I = pendapatan konsumen
KONSEP ELASTISITAS
b.Elastisitas Silang.
Elastisitas silang yaitu(elastisitas harga silang) yaitu persentase jumlah barang yang diminta yang
disebabkan oleh perubahan harga barang lain (barang yang mempunyai hubungan) sebesar satu persen.
c.Elastisitas Pendapatan.
Elastisitas pendapatan yaitu persentase perubahan jumlah barang yang diminta yang disebabkan oleh
perubahan pendapatan riel konsumen sebesar satu persen.
2. Perilaku Produsen
Produksi jangka pendek, yaitu bila sebagian faktor seorang produsen atau pengusaha dalam melakukan
proses produksi untuk mencapai tujuan harus menentukan dua macam keputusan.
a.berapa output yang harus diproduksi?
b.berapa dan dalam kondisi bagaimana faktor-faktor produksi digunakan?
Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukan hubungan fisik atau tekhnis
antara jumlah faktor faktor produksi yang dipergunakan dengan jumlah produk yang dihasilkan per satu
waktu tanpa memperhatikan harga harga,baik harga faktor faktor produksi maupun harga produk.
B. Produksi Optimal
Konsep efisiensi dari aspek ekonomis dinamakan konsep efisiensi ekonomis atau efisiensi harga.dalam
teori ekonomi produksi,pada umumnya menggunakan konsep ini.dipandang dari konsep efisiensi
ekonomi pemakaian faktor produksi dikatakan efisien apabila ia dapat menghasilkan keuntungan
maksimum. untuk menentukan tingkat produksi optimum menurut konsep efisiensi ekonomis,tidak
cukup hanya dengan mengetahui fungsi produksi.
ada syarat lagi yang harus di ketahui,rasio harga input-output.secara sistematis :
keuntungan(p) dapat ditulis :
p = PY.Y-Px.X,dimana Y = jumlah produk,PY = harga produk,X = faktor produksi,Px = harga faktor produksi.
Keterangan :
Y = pendapatan
C = konsumsi
S = tabungan
Sedangkan kecenderungan menambahkan konsumsi yang dikarenakan adanyan tambahan
pendapatan (MPC = Marginal Propencity to Consume) dapat dirumuskan :
Keterangan :
∆ C = Perubahan jumlah konsumsi
∆ Y = Perubahan pendapatan
Dan kecenderungan menambah tabungan dikarenakan adanya tambahan pendapatan (Marginal
Propencity to Save) dirumuskan :
Keterangan :
∆ S = Perubahan tabungan
∆ T = Perubahan pendapatan
Antara MPC dan MPS diperoleh hubungan berikut.
6. Selera Konsumen
Setiap konsumen mempunyai selera yang berbeda satu dengan yang lain dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya, sehingga selera akan mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang.
Perilaku konsumen ada yang bersifat rasional dan irasional.
a. Perilaku konsumen rasional adalah konsumen yang dalam melakukan tindakan atau
mengonsumsi barang berdasarkan pada akal (nalar) serta prinsip ekonomi.
Dasar pertimbangannya sebagai berikut.
1) Produk barang dapat memberikan kegunaan maksimal.
2) Barang tersebut betul-betul dibutuhkan.
3) Kualitas barang terjamin.
4) Harga terjangkau atau sesuai kemampuan.
b. Perilaku konsumen yang irasional yaitu konsumen yang dalam bertindak tanpa pertimbangan,
misalnya sebagai berikut.
1) Membeli barang karena merek terkenal.
2) Membeli barang karena ada bonusnya.
C. Produksi
1. Pengertian Produksi
Produksi adalah kegiatan menambah faedah (kegunaan) suatu benda atau menciptakan benda
baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.
Jenis produksi dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Produksi Barang
Produksi barang dapat dibedakan atas produksi barang konsumsi dan produksi barang modal.
Barang konsumsi merupakan barang siap untuk dikonsumsi, sedangkan barang modal
merupakan barang yang dipergunakan untuk menghasilkan barang baru.
b. Produksi Jasa
Produksi jasa dapat dibedakan atas jasa langsung dapat memenuhi kebutuhan dan jasa tidak
langsung memenuhi kebutuhan, contoh jasa langsung adalah dokter, bengkel, dan guru,
sedangkan contoh jasa tidak langsung adalah perbankan dan perdagangan.
2. Tujuan Produksi
Tujuan produksi antara lain sebagai berikut :
a. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
b. Berupaya untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.
c. Menghasilkan barang setenagh jadi guna memenuhi kebutuhan produksi selanjutnya.
d. Meningkatkan produksi nasional dalam rangka meningkatkan kemakmuran rakyat.
e. Memacu tumbuhnya usaha produksi lain sehingga dapat menyerang pengangguran.
f. Meningkatkan pendapatan masyarakat atau pendapatan Negara.
g. Memproduksi barang-barang ekspor berarti meningkatkan sumber devisa Negara.
3. Faktor-Faktor Produksi
Faktor produksi adlaah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk memproduksi barang dan jasa
jenis-jenis faktor produksi antara lain sebagia berikut :
a. Alam (natural resources)
b. Tenaga kerja (labour)
c. Modal (capital)
d. Keahlian (skill) atau sumber daya penguasa
Faktor produksi alam dan tenaga kerja disebut faktor produksi asli, sedangkan modal dan
keahlian disebut faktor produksi turunan.
1. Faktor Produksi Alam
Faktor produksi alam adalah semua kekayaan yang tersedia di alam yang dapat digunakan dalam
proses produksi.
Faktor produksi asli terdiri dari berikut ini.
a. Tanah
b. Air
c. Udara
d. Barang tambang
2. Faktor Produksi Tenaga Kerja
Faktor produksi tenaga kerja adalah faktor produksi insani yang secara langsung atua tidak
menjalankan kegiatan produksi.
Tenaga kerja dapat dikelompokkan berdasarkan kualitas dan sifat kerjanya.
a. Tenaga kerja menurut kualitas tenaga kerja
1) Tenaga kerja terdidik, yaitu tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu sehingga
memenuhi keahlian di bidangnya, contohnya dokter dan akuntan.
2) Tenaga kerja terampilm yaitu tenaga kerja yang memerlukan kursus atau keahlian di bidang
tertentu sehingga terampil di bidangnya, contohnya montir, sopir dan tukang las.
3) Tenaga kerja tidak terdirik dan tidak terlatih, yaitu tenaga kerja yang tidak melalui pendidikan
dan latihan, misal tukang sapu.
b. Tenaga kerja menurut sifat kerja
1) Tenaga kerja rohani, yaitu tenaga kerja yang menggunakan pikiran rasa dan karsa, misal guru,
konsultan dan pengacara.
2) Tenaga kerja jasmani yaitu tenaga kerja yang menggunakan kekuatan fiisk dalam kegiatan
produksi, misalnya pengayuh becak dan kuli pasar.
3. Faktor Produksi Modal (Turunan)
Faktor produksi modal adalah benda-benda hasil produksi yang digunakan untuk proses barang
dan jasa lain.
Fungsi faktor produksi modal adalah sebagai penunjang dalam mempercepat atau menambah
kemampuan dalam memproduksi. Modal dapat digolongkan berdasarkan sumbernya, berikutnya
didasarkan pemilikan dan berdasarkan sifatnya.
a. Pembagian modal atas dasar sumber
1) Modal sendiri, yaitu modal yang berasal dari dalam perusahaan sendiri, misal setoran modal
dari pemilik.
2) Modal asing, yaitu modal yang bersumber dari luar perusahaan, misal pinjaman dari bank atau
hasil penjualan obligasi.
b. Pembagian modal atau dasar bentuk
1) Modal konkret, yaitu modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses produksi, misal
mesin, gedung, mobil dan peralatan.
2) Modal abstrak, yaitu modal yang tidak memiliki bentuk nyata tetapi mempunyai nilai bagi
perusahaan, contoh hak paten, hak merek.
c. Pembagian modal atas dasar pemilikan
1) Modal individu (perorangan), yaitu modal yang sumbernya dari perorangan dan hasilnya
menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya, misal sewa rumah, bunga tabungan.
2) Modal masyarakat (umum), yaitu modal yang dimiliki oleh pemerintah dan digunakan untuk
kepentingan umum dan digunakan untuk kepentingan umum dalam proses produksi misal
pelabuhan, pasar, rumah sakit umum.
d. Pembagian modal menurut sifat
1) Modal tetap, yaitu jenis modal yang dapat digunakan secara berulang-ulang, misal mesin,
bangunan pabrik.
2) Modal lancar, yaitu modal yang habis digunakan dalam satu kali proses produksi, misal bahan
baku.
4. Faktor Produksi Keahlian (Skill) atau Kewirausahaan
Faktor produksi keahlian (skill) atau kewirausahaan adalah keahlian seorang pengusaha untuk
mengelola faktor-faktor produksi secara efektif dan efisien dalam menghasilkan barang dan jasa.
Hal-hal pokok yang harus dikuasai pengusaha dalam melakukan kegiatan produksi yaitu sebagai
berikut.
a. Planning atau perencanaan
Planning mencakup penetapan tujuan, penyusunan strategi, rencana modal dan biaya, strategi
bisnis, visi dan misi, serta kebijakan alternative.
b. Organizing atau pengorganisasian
Mencakup pengelolaan semua sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan perusahaan yang
meliputi struktur organisasi, spesialisasi kerja, hubungan kerja.
Perilaku Produsen
Teori perilaku produsen mempelajari bagaimana seorang produsen memilih kombinasi faktor-
faktor produksi yang akan digunakan untuk menghasilkan sejumlah barang (produk) dan jasa
dengan biaya serendah-rendahnya.
Tabel diatas menunjukkan ketika menggunakan 1 orang tenaga kerja. Jagung yang dihasilkan
sebesar 2.000 kg, kemudian pada penggunaan 2 orang tenaga kerja jagung yang dihasilkan
meningkat menjadi 2.500 kg, msekamkin banyak te naga kerja yang digunakan produksi jagung
dihasilkan juga semakin meningkat. Namun kondisi ini tidak berlangsung terus. Pada saat jumlah
tenaga kerja yang digunakan sebanyak 9 orang produksi jagung sudah maksimal, ketika tenaga
kerja ditambah menjadi 10 orang jagung yang dihasilkan justru menurun sebesar 50 kg. hubung
ini dapt dilihat dari grafik berikut ini.
Bila dihitung produk marginal dari tenaga kerja pertam sampai tenaga kerja ke-9, kemudian
diplat masing-masing produksi tersebut, maka akan diperoleh karya produk marginal seperti
gambar berikut. Menurut nilai marginal utility inilah yang menunjukkan berlakunya The Law of
Diminishing Marginal Utility.
Pelaku Ekonomi
Pelaku ekonomi dapt dibedakanmenjadi 4 kelompok antara lain sebagai berikut
a. Rumah tangga keluar
b. Perusahaan
c. Pemerintah
d. Masyarakat luar negeri
6. Perusahaan
Perusahan adalah rumah tangga ekonomi yang memenuhi kebutuhan dengan cara menghasilkan
barang-barang dan jasa atau melakukan kegiatan produksi.
Peranan perusahaan dalam kegiatan ekonomi
a. Sebagai produsen yaitu dengan menghasilkan barang dan jasa yang di butuhkan oleh rumah
tangga, keluarga, pemeirntah bahkan masyarakat luar negeri.
b. Sebagai distributor yaitu sebagai penyalur barang dalam rangka melayani kepentingan
konsumen agar barang yang dibutuhkan tepat waktu dan tepat sasaran.
c. Sebagai agen pembangunan, kegiatan perusahaan ini ditujukan untuk meningkatkan produksi
melalui penelitian dan pengembangan.
7. Pemerintah
Pemerintah adalah pelaku ekonomi yang melakukan kegiatan mengatur kehidupan ekonomi baik
konsumen, produsen, dan distribusi agar kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat dapat
ditingkatkan. Peranan pemerintah dalam kegiatan perekonomian antara lain sebagai berikut :
a. Pengaruh sebagai pengatur
Pengaturan kegaitan ekonomi oleh pemerinah dapt ditempuh melalui peraturan perundang-
undangan disertai tindakan nyata.
b. Pemerintah sebagai pengontrol
Sebagai pengontrol kegiatan ekonomi pemerintah mempunyai bank sentral yang berfungsi
mengawasi lalu lintas keuangan.
c. Pemerintah sebagai pengusaha
Pemerintah memiliki alat pemaksa bagi terselenggaranya ketertiban dalam masyarakat.
Pemerintah menitikan alat pengadian bagi terselenggaranya keadilan bagi seluruh rakyat.
d. Pemerintah sebagai konsumen
1) Pemerintah dapat bertindak sebagai produsen untuk menghasilkan barang dan jasa yang
menyangkut kepentingan orang banyak. Kegiatan ini dilakukan melalui BUMN dan BUMD.
2) Pemerintah bertindak sebagai investor dimana pemerintah sebagai penanam modal baik
seluruhnya atua sebagian pada perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Indonesia.
Pada dasarnya gambar di atas menggambarkan peranan masing-masing pelaku ekonomi yaitu
sebagai berikut :
1. Rumah Tangga Konsumen (RTK) yang menghasilkan faktor-faktor produksi menjualnya ke
pasar produksi. Sebagai balas jasa akan diterima uang berupa sewa, upah, bunga dan laba. Dari
penghasilannya, RTK akan membelanjakan uang untuk membeli barang dari pasar barang,
membayar pajak kepada pemerintah atau membeli impor. Selisih dair penghasilan dengan
pengeluarannya digunakan untuk ditabung.
2. Rumah Tangga Produsen (RTP) membeli faktor-faktor dari rumah tangga dan memberikan
uang sebagai balas jasa rumah tangga. Selanutnya eprusahan memproduksi barang/jasa dan
dijual ke pasar barang atau ekspor.
3. Pemerintah memperoleh pendapatan dari penerimaan pajak pribadi, pajak usaha, bea masuk,
dan sumber lain. Pendapatan ini digunakan pemerintah untuk membangun negara dengan cara
belanja barang, membayar gaji pegawai negeri, memberikan subsidi, dan lain-lain.
4. Rumah tangga luar negeri dalam bidang ekonomi melalui kegiatan ekspor dan impor serta
kegiatan lain yang menguntungkan tiap Negara.
1.PERILAKU KONSUMEN
- Elastisitas Silang adalah pengukuran tentang derajat kepekaan reklatif dari sejumlah barang
yang diminta sebagai akibat adanya perubahan tingkta harga barang yang lain. Dengan kata lain,
elastisitas silang adalah perubahan proporsional dari jumlah barang X yang diminta konsumen
dibagi dengan perubahan proporsional dari harga Y.
- Elastisitas Pendapatan adalah Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada
pendapatan konsumer yang akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya
pengaruh perobahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas pendapatan.
2.PERILAKU PRODUSEN
B.FUNGSI PRODUKSI
Fungsi produksi adalah fungsi yang menentukan output dari perusahaan untuk semua
kombinasi masukan. Sebuah fungsi meta-produksi (kadang-kadang fungsi metaproduction)
membandingkan praktek entitas yang ada mengkonversi input menjadi output untuk menentukan
fungsi praktek produksi yang paling efisien dari entitas yang ada, apakah praktik produksi yang
paling efisien layak atau produksi praktek yang paling efisien yang sebenarnya.
A.PENGERTIAN BIAYA
Menurut Supriyono (2000;16), Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau
digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan atau revenue yang akan dipakai sebagai
pengurang penghasilan.
Menurut Henry Simamora (2002;36), Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan
untuk barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat pada saat ini atau di masa mendatang
bagi organisasi.
Menurut Mulyadi (2001;8), Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam
satuan uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
tertentu.
Menurut Masiyah Kholmi, Biaya adalah pengorbanan sumber daya atau nilai ekuivalen kas yang
dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat di saat
sekarang atau di masa yang akan datang bagi perusahaan.
B.MACAM-MACAM BIAYA
1.Biaya investasi (First or Investment Cost) adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh entitas
investor dalam perolehan suatu investasi misalnya komisi broker, jasa bank, biaya legal dan
pungutan lainnya dari pasar modal.
2.Biaya Operasi dan Pemeliharaan (Operation and Maintenance Cost) adalah biaya yang
dikeluarkan oleh Transporler untuk pengoperasian dan pemeliharaan Fasilitas.contoh beban
penyusutan, beban pemasaran
3.Biaya tetap (Fixed cost) adalah biaya tetap merupakan biaya yang secara total tidak
mengalami perubahan,walaupun ada perubahan volume produksi atau penjualan (dalam batas
tertentu). Artinya kita menganggap biaya tetap konstan sampai kapasitas tertentu saja, biasanya
kapasitas produksi yang dimiliki. Namun, untuk kapasitas produksi bertambah, biaya tetap juga
menjadi lain. Contoh biaya tetap adalah seperti gaji, penyusutan aktiva tetap, bunga, sewa atau
biaya kantor dan biaya tetap lainnya.
C.PENGERTIAN PENERIMAAN
Didalam memproduksi suatu barang, ada dua hal yang menjadi fokus utama dari seorang
pengusaha dalam rangka mendapatkan keuntungan yang maksimum, yaitu ongkos (cost) dan
penerimaan (Revenue).
Ongkos sebagaimana telah dijelaskan diatas, maka yang dimaksud dengan penerimaan adalah
jumlah uang yang diperoleh dari penjualan sejumlah output atau dengan kata lain merupakan
segala pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan hasil dari penjualan hasil produksinya.
Hasil total penerimaan dapat diperoleh dengan mengalikan jumlah satuan barang yang dijual
dengan harga barang yang bersangkutan atau
TR = Q x P
A.PERILAKU KONSUMEN
1.PENGERTIAN PERILAKU KONSUMEN
“Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan
pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi
memenuhi kebutuhan dan keinginan.” ((Inggris) Duncan, Tom. 2005. Principles of Advertising
& IMC, Second Edition. McGraw-Hill, Inc. Bab 5)
Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan
pembelian .( (Inggris) Kincaid, Judith. 2003. Customer Relationship Management: Getting it
Right. Prentice-Hall, Inc. Page 298.)
Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan
dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses
pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Menurut John C. Mowen dan Michael Minor mendefinisikan “perilaku konsumen sebagai
studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan,
konsumsi berbagai produk,jasa dan pengalaman serta ide-ide.”
Menurut Lamb, Hair dan Mc.Daniel menyatakan bahwa “perilaku konsumen adalah proses
seorang pelanggan dalam membuat keputusan untuk membeli, menggunakan serta
mengkonsumsi barang-barang dan jasa yang dibeli, juga termasuk faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan produk”.(Rangkuti,2002:91)
Menurut Engel, Blackwell dan Miniard, menyatakan bahwa “perilaku konsumen adalah
tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk
dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.”
Perilaku konsumen dapat dari semua definisi diatas sebagai studi (ilmu) tentang proses
pengambilan keputusan oleh konsumen dalam memilih, membeli,memakai serta memanfaatkan
produk,jasa,gagasan, atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat
konsumen.
a.Pendekatan Kardinal
b.Pendekatan Ordinal
PENDEKATAN KARDINAL
“Menurut pendekatan kardinal kepuasan seorang konsumen diukur dengan satuan kepuasan.
Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh
konsumen tersebut dalam jumlah tertentu”.
“Semakin besar jumlah barang yang dapat dikonsumsi maka semakin tinggi tingkat
kepuasannya. Konsumen yang rasional akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya pada
tingkat pendapatan yang dimilikinya”.
“Besarnya nilai kepuasan akan sangat bergantung pada individu (konsumen) yang
bersangkutan. Konsumen dapat mencapai kondisi equilibrium atau mencapai kepuasan yang
maksimum apabila dalam membelanjakan pendapatannya mencapai kepuasan yang sama pada
berbagai barang. “
Tingkat kepuasan konsumen terdiri dari dua konsep yaitu kepuasan total (total utility) dan
kepuasan tambahan (marginal utility). Kepuasan total adalah kepuasan menyeluruh yang
diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa. Sedangkan kepuasan
tambahan adalah perubahan total per unit dengan adanya perubahan jumlah barang atau jasa
yang dikonsumsi,sehingga asumsi(dugaan) dari pendekatan ini adalah sebagai berikut:
- Berlaku hukum Diminishing marginal utility, artinya yaitu besarnya kepuasan marginal akan
selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.
- Pendapatan konsumen tetap yang artinya untuk memenuhi kepuasan kebutuhan konsumen
dituntut untuk mempunyai pekerjaan yang tetap supaya pendapatan mereka tetap jika salah satu
barang di dalam pendekatan kardinal harganya melonjak.
- Uang mempunyai nilai subyektif yang tetap yang artinya uang merupakan ukuran dari tingkat
kepuasan di dalam pendekatan kardinal semakin banyak konsumen mempunyai uang maka
semakin banyak mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka.
- Total utility adalah additive dan independent. Additive artinya daya guna dari sekumpulan
barang adalah fungsi dari kuantitas masing-masing barang yang dikonsumsi. Sedangkan
independent berarti bahwa daya guna X1 tidak dipengaruhi oleh tindakan mengkonsumsi barang
X2, X3, X4 …. Xn dan sebaliknya.
PENDEKATAN ORDINAL
“Dalam Pendekatan Ordinal daya guna suatu barang tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui
dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari
mengkonsumsi sekelompok barang. “
Pendekatan yang dipakai dalam teori ordinal adalah indefference curve, yaitu kurva yang
menunjukkan kombinasi 2 (dua) macam barang konsumsi yang memberikan tingkat kepuasan
sama. Asumsi dari pendekatan ini adalah:
- Konsumen mempunyai pola preferensi terhadap barang yang disusun berdasarkan urutan besar
kecilnya daya guna yang artinya konsumen melihat barang dari segi kegunaannya.
- Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu artinya konsumen harus mempunyai uang untuk
memenuhi kebutuhannya.
- Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum artinya konsumen harus berusaha
semaksimal mungkin walaupun hanya mempunyai uang terbatas untuk memenuhi kebtuhan
mereka.
- Konsumen konsisten, artinya bila barang A lebih dipilih daripada B karena A lebih disukai
daripada B, tidak berlaku sebaliknya
- Berlaku hukum transitif, artinya bila A lebih disukai daripada B dan B lebih disukai daripada C,
maka A lebih disukai darip
KONSEP ELASTISITAS
“Elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional(seimbang) dari sebuah variable
dengan perubahan variable lainnya.”
Definisi lain, “elastisitas mengukur seberapa besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap
perubahan harga." Konsep elastisitas ini digunakan untuk meramalkan apa yang akan
barang/jasa dinaikkan. “
Pengetahuan mengenai seberapa dampak perubahan harga terhadap permintaan sangatlah
penting. Bagi produsen, pengetahuan ini digunakan sebagai pedoman seberapa besar ia harus
mengubah harga produknya. Hal ini sangat berkaitan dengan seberapa besar penerimaan
penjualan yang akan ia peroleh.
Sebagai contoh, anggaplah biaya produksi sebuah barang meningkat sehingga seorang produsen
terpaksa menaikkan harga jual produknya. Menurut hukum permintaan, tindakan menaikkan
harga ini jelas akan menurunkan permintaan. Jika permintaan hanya menurun dalam jumlah yang
kecil, kenaikan harga akan menutupi biaya produksi sehingga produsen masih mendapatkan
keuntungan. Namun, jika peningkatan harga ini ternyata menurunkan permintaan demikian
besar, maka bukan keuntungan yang ia peroleh. Hasil penjualannya mungkin saja tidak dapat
menutupi biaya produksinya, sehingga ia menderita kerugian. Jelas di sini bahwa produsen harus
mempertimbangkan tingkat elastisitas barang produksinya sebelum membuat suatu keputusan. Ia
harus memperkirakan seberapa besar kepekaan konsumen atau seberapa besar konsumen akan
bereaksi jika ia mengubah harga sebesar sepuluh persen, dua puluh persen, dan
seterusnya,Berikut macam-macam elastisitas :
Sedangkan tanda elastisitas selalu negatif, karena sifat hubungan yang berlawanan tadi, maka
disepakati bahwa elastisitas harga ini benar indeksnya/koefisiennya dapat kurang dari,sama
dengan lebih besar dari satu Dan merupakan angka mutlak (absolute), sehingga permintaannya
dapat dikatakan :
1. Apabila perubahan harga (ΔP) mengakibatkan perubahan yang lebih besar dari jumlah barang
yang diminta (Δ Q), disebut dengan elastisitas yang elastis (elastic), dimana besar koefisiennya
adalah besar dari satu (Eh.1). Namun untuk kurva permintaannya lebih landai. [ % ΔP < % Δ
Q].
2.Apabila persentase perubahan harga (% ΔP) sama besarnya dengan persentase perubahan
jumlah barang yang diminta (% Δ Q), disebut dengan elastisitas yang unity (unitari), dimana
besar koefisiennnya adalah sama dengan satu (eh=1), bentuk kurva permintaannya membentuk
sudut 45 derajat dari titik asal [% ΔP = % Δ Q].
Pembagian kedalam tiga kategori tersebut disebabkan karena perbedaan total penerimaan (Total
Renenue)nya sebagai akibat perubahan harga masing-masing kategori.
Pada suatu kurva permintaan akan terdapat ketiga keadan tersebut, tergantung dititik mana
mengukurnya. Pada harga tinggi, elastisitasnya lebih besar dari satu atau elastis, pada harga yang
rendah elastisitasnya kurang dari satu atau tidak elastis (in elastic), sedangkan titik tengah dari
kurva permintaan mempunya elastisitas sama dengan satu atau unity (unitari),
Disamping tiga bentuk elastisitas harga permintaan diatas, ada dua lagi elastisitas harga
permintaan, yaitu :
1.Permintaan yang elastis sempurna (perfectly Elastic), ini merupakan tingkat yang paling
tinggi dari kemungkinan elastisitas, dimana respon yang paling besar dari jumlah barang yang
diminta terhadap harga, bentuk kurva permintaannya merupakan garis horizontal dengan
sempurna sejajar dengan sumbu gabris horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu datar,
besar elastisitasnya tidak berhingga (Eh =ς) pada kondisi ini berapapun jumlah permintaan, harga
tidak berubah atau pada tingkat harga yang jumlah permintaan dapat lebih banyak.
2.Kurva permintaan yang tidak elastis sempurna (perfectly inelastic), ini merupakan
tingkat paling rendah dari elastisitas, dimana respon yang jumlah permintaan barang terhadap
perubahan harga adalah sangat kecil, bentuk kurva permintaannya vertikal dengan sempurna
sejajar dengan sumbu tegak, besar koefisien elastisitasnya adalah nol (Eh = 0), artinya
bagaimanapun harga tinggi, konsumen tidak akan mengurangi jumlah permintaannya.
ELASTISITAS SILANG
Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya tergantung pada harga barang tersebut.
Tetapi juga pada preferensi konsumen, harga barang subsitusi dan komplementer Dan juga
pendapatan.
Para ahli ekonomi mencoba mengukur respon/reaksi permintaan terhadap harga yang
berhubungan dengan barang tersebut, disebut dengan elastisitas silang (Cross Price Elasticity of
demand)
Perubahan harga suatu barang akan mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain,
maka elastisitas silang (Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari barang X
dibagi dengan persentase perubahan harga dari barang Y
Apabila hubungan kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap) terhadap
barang lain itu, maka tanda elastisitas silangnya adalah negatif, misalnya kenaikan harga tepung
akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap roti.
Apabila barang lain tersebut bersifat substitusi (pengganti) maka tanda elastisitas silangnya
adalah positif, misalnya kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan jumlah
permintaan terhadap daging sapi Dan sebaliknya.
ΔQx Py
Es = ——- x ——- > 0 Substitusi
Δ Px Qx
Δ Qy Px
Δ Py Qy
Perlu dicatat bahwa “indeks/koefisien elastisitas tidak sama dengan lereng dari kurva atau
slope dari kurva permintaan”. Bila elastisitas tersebut nol (0) berarti tidak ada hubungan
antara suatu barang dengan barang lain.
ELASTISITAS PENDAPATAN
“Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer akan berpengaruh
terhadap permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perubahan tersebut diukur dengan
apa yang disebut elastisitas pendapatan.”
Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi persentase perubahan jumlah barang
yang diminta dengan persentase perubahan pendapatan, dengan rumus.
ΔQ ΔY ΔQ Y
Q Y ΔY Q
Jika Em= 1 (Unity), maka 1 % kenaikan dalam pendapatan akan menaikkan 1 % jumlah barang
yang diminta;
Jika Em>1 (Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian yang lebih besar dari
pendapatan terhadap barang.
Jika pendapatan naik; jika Em < 1 (in Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian
pendapatan yang lebih kecil untuk suatu barang, bila pendapatannya naik.
Apabila yang terjadi adalah kenaikkan pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah barang
yang diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang diminta sebut
barang normal atau superior.
Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah suatu barang yang
diminta, maka tanda elastisitas terhadap barang tersebut adalah negatif dan barang ini disebut
dengan barang inferior atau giffen.
B.PERILAKU PRODUSEN
1. PENGERTIAN PERILAKU PRODUSEN
Produsen adalah orang atau kelompok yang menghasilkan barang dan jasa. sedangkan perilaku
perilaku “Produsen adalah tindakan yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk mengahsilkan
jasa dan barang. tujuan dari produsen adalah menghasilkan keuntungan yang besar.”
Sebuah usaha produksi baru bisa bekerja dengan baik bila dijalankan oleh produsen atau
pengusaha. Pengusaha adalah orang yang mencari peluang yang menguntungkan dan mengambil
risiko seperlunya untuk merencanakan dan mengelola suatu bisnis.
Pengusaha berbeda dengan pemilik bisnis kecil ataupun manajer. jika memiliki sebuah usaha dan
hanya berusaha mencari keuntungan, maka orang itu barulah sebatas pemilik bisnis. Dan jika
hanya mengatur karyawan dan menggunakan sumber daya perusahaan untuk usaha, maka orang
itu disebut sebagai manajer. Pengusaha lebih dari keduanya. Pengusaha berusaha mendirikan
perusahaan yang menguntungkan, mencari dan mengelola sumber daya untuk memulai suatu
bisnis.
Agar berhasil seorang pengusaha harus mampu melakukan 4 hal sebagai berikut :
c. Pengarahan. Agar rencana bisa terwujud, pengusaha wajib mengarahkan dan membimbing
anak buahnya.
d. Pengendalian. Kemampuan ini ada hubungannya dengan bagaimana hasil pelaksanaan kerja
tersebut. Apakah sesuai dengan rencana atau justru sebaliknya.
FUNGSI PRODUKSI
“Fungsi produksi merupakan interaksi antara masukan (input) dengan keluaran (output)”.
Misalkan kita memproduksi Makanan. Dalam fungsi produksi, Makanan itu bisa diproduksi
dengan berbagai macam cara. Jika salah satu komposisinya diubah begitu saja, maka hasilnya
juga akan berubah. Namun, output dapat tetap sama bila perubahan satu komposisi diganti
dengan komposisi yang lain. Secara matematis, fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut :
Q = F(L, R, C, T)
Dimana :
ISoquant atau Isoproduct Curve adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara berbagai
kemungkinan kombinasi 2 input variable dengan tingkat putput tertentu. Dalam hal ini
pengusaha masih dapat menghemat biaya untuk menghasilkan produk selama nilai input yang
digantikan atau disubstitusi masih lebih besar dari nilai input yang menggantikan atau yang
mensubstitusi. Jadi, selama DX2.P2 > DX1.P1 maka penggantian DX2 oleh DX1 masih
menguntungkan.
C.BIAYA DAN PENERIMAAN
PENGERTIAN BIAYA
“Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi,
sedang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu”.
Ada beberapa klasifikasi mengenai biaya.Berikut adalah beberapa pengertian beserta contoh dari
klasifikasi biaya:
1. Fixed cost (biaya tetap) adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran perubahan
volume kegiatan tertentu. Besar kecilnya biaya tetap di pengaruhi oleh kondisi perusahaan
jangka panjang, teknologi dan metode serta strategi manajemen. Contoh: pajak bumi dan
bangunan, gaji karyawan dan asuransi.
2. Variable cost (biaya variabel) adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Biaya variabel per unit konstan (tetap) dengan adanya perubahan
volume kegiatan. Contoh: biaya bahan baku, biaya iklan dan komisi untuk seorang salesman
sesuai dengan levelnya.
3. Direct cost (biaya langsung) adalah biaya yang terjadi dimana penyebab satu-satunya adalah
karena ada sesuatu yang harus dibiayai. Contoh: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan
pengacara
4. Indirect cost (biaya tak langsung) adalah biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh
sesuatu yang dibiayai, dalam hubungannya dengan produk, biaya tidak langsung dikenal dengan
biaya overhead pabrik. Contoh: biaya asuransi gedung yang dibayar oleh perusahaan dan biaya
sewa motor.
5. Operation cost (biaya operasi) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan
suatu sistem atau menjalankan sebuah sistem. Contoh: biaya gaji operator.
6. Maintenance cost (biaya perawatan) adalah biaya yang dikeluarkan untuk merawat sistem
dalam masa operasinya. Contoh: biaya perawatan peralatan dan fasilitas pabrik
7. First or Investment cost (biaya investasi) adalah biaya awal yang sebelum sebuah kegiatan
operasional dilakukan. Contoh: biaya investasi lahan, bahan dan mesin dalam operasional
perusahaan.
8. Incremental cost adalah biaya yang timbul akibat adanya pertambahan atau pengurangan
output (biasanya merupakan hasil dari kegiatan produksi/operasi). Incremental cost juga
merupakan biaya yang terjadi sebagai akibat dari suatu keputusan. Incremental cost diukur dari
berubahnya IC karena suatu keputusan. Oleh sebab itu sifatnya bisa variabel, bisa juga fixed.
Contoh: penambahan biaya total produksi karena keputusan manajemen untuk penambahan
tenaga kerja dan bahan baku.
9. Marginal cost adalah kenaikan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan sebagai akibat
kenaikkan satu output. Perbedaanya dengan incremental cost adalah terletak pada aspek yang
memberi perubahan pada total cost. Jika pada incremental cost perubahan total cost dipengaruhi
oleh perubahan keputusan, pada marginal cost perubahan total cost dipengaruhi oleh
penambahan satu unit produk atau selanjutnya. Contoh: perusahaan harus menambah anggaran
biaya produksi dikarenakan adanya penambahan permintaan dari orderer yang sebelumnya
memesan.
10. Unit cost adalah biaya per unit produk. Secara matematis unit cost didefinisikan sebagai nilai
dari hasil pembagian antara total cost yang dibutuhkan dengan jumlah unit produk (barang atau
jasa) yang dihasilkan. Contoh, perusahaan dapat mengetahui informasi mengenai harga biaya per
unit piece dari produk yang diproduksi melalui perhitungan unit cost.
11. Total cost (biaya total) adalah keseluruhan biaya produksi yang digunakan untuk
menghasilkan sejumlah output tertentu baik yang bersifat tetap maupun variabel. Contoh:
perusahaan melakukan pengkalkulasian total biaya produksi yang dikeluarkan.
12. Recurring cost (biaya terulang) adalah biaya yang besarnya sama yang harus dibayarkan
lagi dengan adanya tambahan suatu aktivitas yang menghasilkan produk (output) yang sama.
Setiap penambahan 1 unit output, biaya yang ditanggung berulang atau bertambah sebesar biaya
per unitnya. Contoh, apakah mesin photo copy digunakan atau tidak, perusahaan akan membayar
uang sewa mesin photo copy sebesar Rp. 1 juta perbulannya.
13. Unrecurring cost ( biaya tak berulang) adalah biaya yang hanya muncul satu kali. Artinya,
tidak ada sesuatu yang ditambahkan setelah biaya ini dikeluarkan. Contoh, biaya yang
dikeluarkan untuk membeli tanah.
14. Sunk cost adalah biaya yang sudah terlanjur keluar, dan tidak relevan lagi untuk
memperhitungkan biaya maupun imbalan yang didapat. Logika dari definisi biaya ini adalah
segala sesuatu yang dianggap sebagai alternatif keputusan yang dibuat untuk melapisi
pengeluaran yang ada, pengeluaran tersebut akan tetap ada (keluar). Contoh, saya tertarik untuk
membeli motor sport seharga Rp.200 juta. Saya membayar uang tanda atau down payment
sebesar 2 juta kepada si penjual. Suatu ketika, saya tertarik untuk membeli motor low rider. Saya
harus membayar lunas sebesar Rp.56 juta untuk bisa mendapatkan motor tersebut. Pilihan dari
kedua opsi tersebut, apakah saya membeli motor sport atau membeli motor low rider, itu tidak
akan berpengaruh kepada uang tanda sebesar Rp.2 juta tadi.
15. Past cost memiliki makna sama dengan Sunk cost dimana nilainya tidak dapat dihindari dan
tidak dapat diubah melalui keputusan apapun, tidak peduli akan tidakan apapun yang diambil.
MACAM-MACAM BIAYA
Biaya Pabrikasi :
-Biaya Langsung : Biaya yang langsung dalam proses produksi suatu barang, bahan baku, dll.
-Biaya Tidak Langsung : Biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi
Biaya Non-pabrikasi :
-Biaya Pemasaran yaitu biaya yang diperlukan untuk memperoleh pesanan dan menyediakan
produk bagi pelanggan
-Biaya Administrasi yaitu biaya yang dibutuhkan untuk mengelola organisasi dan menyediakan
dukungan bagi karyawan Departemen :
Common Cost (Biaya bersama) yaitu biaya yang berasal dari penggunaan fasilitas atau
jasa oleh dua departemen atau lebih.
Joint Cost (Biaya Gabungan) yaitu biaya yang terjadi dalam proses produksi yang
menghasilkan dua atau lebih produk jadi
Periode Akuntansi :
-Capital Expenditure (Belanja Modal) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh manfaat
lebih dari satu periode akuntansi.
-Revenue Expenditure (Pengeluaran Pendapatan) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh manfaat pada periode akuntansi yang sama dan dicatat sebagai beban.
Volume Produksi :
-Biaya Tetap (FC) : Biaya yang tidak bertambah seiring dengan pertambahan produksi.
-Biaya Variabel (VC) : Biaya yang bertambah seiring dengan pertambahan produksi.
a) Total Biaya (TC) keseluruhan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi sampai
terciptanya barang. Rumus : TC = TFC + TVC
b) Biaya Perunit (AC) : Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 1 unit barang jadi.
Rumus : AC = TC / Q (Q ialah Produk.)
c) Biaya Marginal (MC) : Tambahan biaya karena menambah 1 unit barang yang diproduksi
Biaya Implisit : Biaya yang tidak kelihatan dalam proses produksi namun sebenarnya ada dan
dikeluarkan
PENGERTIAN PENERIMAAN
Dalam memproduksi suatu barang, ada dua hal yang menjadi fokus utama dari seorang
pengusaha dalam rangka mendapatkan keuntungan yang maksimum, yaitu ongkos (cost) dan
penerimaan (Revenue).
Jenis-Jenis Penerimaan
1. Total penerimaan (Total revenue : TR), yaitu total penerimaan dari hasil penjualan.Pada pasar
persaingan sempurna, TR merupakan garis lurus dari titik origin, karena harga yang terjadi
dipasar bagi mereka merupakan suatu yang datum (tidak bisa dipengaruhi), maka penerimaan
mereka naik sebanding (Proporsional) dengan jumlah barang yang dijual. Pada pasar persaingan
tidak sempurna, TR merupakan garis melengkung dari titik origin, karena masing perusahaan
dapat menentukan sendiri harga barang yang dijualnya, dimana mula-mula TR naik sangat cepat,
(akibat pengaruh monopoli) kemudian pada titik tertentu mulai menurun (akibat pengaruh
persaingan dan substansi).
2. Penerimaan rata-rata (Avarage Total revenue: AR), yaitu rata-rata penerimaan dari per
kesatuan produk yang dijual atau yang dihasilkan, yang diperoleh dengan jalan membagi hasil
total penerimaan dengan jumlah satuan barang yang dijual
Dalam pasar persaingan tidak sempurna MR, menurun dari kiri atas kekanan bawah dan nilainya
dapat berupa :
1. Positif;
2. Sama dengan nol;
3. Negatif.
KEUNTUNGAN MAKSIMUM
“Keuntungan Maksimum adalah keuntungan penuh dari output yang telah di produksi
sebelumnya”. memperoleh keuntungan, yang merupakan kepentingan perusahaán
individual/pribadi (self interest). Lebih lengkap lagi, yang menjadi kepentingan pribadi tersebut
adalah keinginan memperoleh keuntungan (profit)yang sebesar-besarnya dari sumber-sumber
ekonomi yang sudah tertentu yang di alokasikan dalam kegiatan produksi. Dengan demikian,
tujuan untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya(maksimum)merupakan asumsi dalam
meng-analisis perilaku produsen (individual maximization).
a. Keuntungan maksimum dicari dengan jalan mencari selisih antara keuntungan maksimum
dengan ongkos minimum.
b. Keuntungan maksimum terjadi pada saat MR = MC.
- Pendekatan Total
Laba Total adalah perbedaan antara penerimaan total dan biaya total .Laba terbesar terjadi pada
selisih positif terbesar antara penerimaan total dan biaya total.Pada selisih negative antara
keduanya,perusahaan mengalami kerugian,sedangkan jika penerimaan = biaya berada di titik
impas dalam menentukan keuntungan maskimum ada 2 cara yaitu :
a) keuntungan maksimum dicari dengan jalan mencari selisih antara keuntungan maksimum
dengan ongkos minimum.
b)keuntugan maksumum terjadi pada saat penerimaan marginal (MR) dan biaya marginal (MC).
- Pendekatan Marginal
Perusahaan memaksimumkan kentungan pada saat penerimaan marginal sama dengan biaya
marginal. Biaya margial adalah perubahan biaya total perunit perubuhan output. Penerimaan
marginal adalah perubahan penerimaan total perunit output atau penjualan hasil penjualan
marginal, satu konsep mengenai hasil penjualan yg sangat penting untuk diketahui dalam analisa
penentuan harga dan produksi oleh suatu perusahaan adalah pengertian hasil penjualan
marginal,yaitu tambahan hasil perjualan yg diperoleh perusahaan dari menjual barang yg
diprouksinya.
- Pendekatan Rata-rata
Hasil Penjualan Rata-rata,untuk suatu perusahaan dalam pasar persaingan sempurna hasil
penjualan rata-rata (AR) adalah harga barang yang diproduksi perusahaan adalah Rp 3000 maka
d0=AR0= MRQ adalah kurva permintaan yang dihadapi perusahaan. Dengan demikian kurva ini
adalah kurva hasil penjualan rata-rata pada harga barang sebanyak Rp 3000 (dan dinyatakan
sebagai AR^. Kalau harga barang yang dijual perusahaan adalah Rp 6000, kurva d} = AR} =
MRj adalah kurva permintaan dan juga kurva hasil penjualan rata-rata pada harga Rp 6000.