Anda di halaman 1dari 8

PENGGUNAAN GEOTEXTIL SEBAGAI ALTERNATIF PERBAIKAN

TANAH TERHADAP PENURUNAN PONDASI DANGKAL


Yulvi Zaika, Budi Agus Kombino
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang
Jl. MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
E-mail : cicizaika@yahoo.com

ABSTRAK

Proses penurunan pondasi diakibatkan oleh terkompresinya lapisan tanah di bawah pondasi akibat
beban struktur. Pada penelitian ini dilakukan perhitungan pengaruh pemasangan perkuatan pada penurunan
pondasi dangkal pada tanah lunak di kawasan Aie Pacah Padang. Analisa perkuatan dilakukan pada tanah
lempung lunak dan tanah timbunan pasir yang diberi perkuatan 1,2,3 dan 4 lapis. Dari hasil yang didapatkan,
tanah lempung lunak yang dibebani dengan pondasi mengalami penurunan yang lebih besar dari penurunan
izin Pemasangan 2 lapis perkuatan memberikan hasil optimum pada tanah lempung yaitu dengan
pengurangan penurunan sebesar 97.26 %.

Kata kunci: penurunan, perkuatan, pondasi dangkal

PENDAHULUAN dangkal pada tanah lunak di kawasan Aie


Pacah Padang.
Kota Padang merupakan salah satu
kota di Indonesia yang sedang TINJAUAN PUSTAKA
berkembang. Dengan pertumbuhan itu, Penurunan Pondasi Dangkal
tentu juga akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan jumlah bangunannya, se- Jika lapisan tanah dibebani, maka
perti perumahan dan pertokoan. Per- tanah akan mengalami regangan atau
tokoan (rumah toko) dan rumah penurunan (settlement). Regangan yang
merupakan tipe bangunan kecil yang terjadi dalam tanah ini disebabkan oleh
struktur pondasinya biasa menggunakan berubahnya susunan tanah maupun oleh
pondasi dangkal karena paling ekonomis. pengurangan rongga pori/air di dalam
Salah satu kendala pondasi jenis ini tanah tersebut. Jumlah dari regangan
adalah rentan terhadap penurunan sepanjang kedalaman lapisan merupakan
berlebih (excessive settlement), terutama penurunan total tanah. Penurunan akibat
jika pondasi terletak di atas deposit beban adalah jumlah total dari penurunan
lempung yang kompresibel. Proses segera dan penurunan konsolidasi.
penurunan pondasi diakibatkan oleh Penurunan segera dan konsolidasi terjadi
terkompresinya lapisan tanah di bawah hampir bersamaan pada tanah berbutir
pondasi akibat beban struktur. Selama ini kasar. Penurunan konsolidasi (con-
telah banyak metode yang digunakan solidation settlement) terjadi pada tanah
untuk meningkatkan kapasitas daya berbutir halus memerlukan waktu, yang
dukung tanah seperti pemampatan, pre lama.
loading, penggunaan geotekstil, dan
lainnya Dengan :
S : penurunan total
TUJUAN Se : penurunan segera/ elastis
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Sc : penurunan akibat konsolidasi
menghitung pengaruh pemasangan primer
perkuatan pada penurunan pondasi
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 4, No.2– 2010 ISSN 1978 – 5658 91
Ss : penurunan konsolidasi sekunder Perhitungan penurunan konsolidasi
Penurunan ini dikontribusikan oleh sekunder ditentukan dari grafik hubungan
sifat elastik tanah dan terjadi segera angka pori dan waktu. Persamaan untuk
setelah lapisan tanah menerima beban. menghitung penurunan ini adalah :
Secara analitis penurunan segera dapat
dihitung dengan persamaan berikut Hc t p + Dt
Sc2 = C2 nd log
(Janbu, Bjerum,dan Kjaernsli, 1956) 1 + ep tp

m1 mo qn B dengan:
Se = C2nd =indek kemampatan sekunder
E
Hc =tebal lapisan tanah terkonsolidasi
tp =waktu yang diperlukan untuk
Penurunan konsolidasi terjadi
akibat keluarnya sebagian kandungan air konsolidasi primer
dari lapisan tanah sehingga tanah menjadi Dt = tambahan waktu untuk proses
lebih mampat. Penurunan konsolidasi ini konsolidasi sekunder
terjadi dalam rentang waktu yang lebih ep = angka pori akhir pada
lama dan jauh lebih besar dibanding konsolidasi primer
penurunan segera. De
C2 nd =
Penuruan Konsolidasi Primer atau log(t p + Dt ) - log(t p )
konsolidasi hidrodinamis, yaitu penu-
runan yang dipengaruhi oleh kecepatan Perkuatan Geotextile
aliran air yang meninggalkan tanah akibat
adanya tambahan tekanan. Proses Perkuatan tanah didefinisikan
konsolidasi primer sangat dipengaruhi sebagai suatu inklusi (pemasukan/
oleh sifat tanah, seperti: permeabilitas, penggabungan) elemen-elemen penahan
kornpresibilitas, angka pori, bentuk ke dalam massa tanah yang bertujuan
geometri tanah termasuk tebal lapisan untuk menaikkan perilaku mekanis massa
mampat, pengembangan arah horisontal tanah. Perkuatan tanah telah banyak
dari zona mampat, dan batas lapisan lolos dipakai sejak 20 tahun ini karena secara
air, di mana air keluar menuju lapisan teknis menarik dan efektif dalam
yang lolos air ini. pemakaian biaya. Manfaat perkuatan
Hc Po + DP
tanah ini adalah lebih nyata pada
Sc = Cc log lapangan dimana kondisi tanah
1 + e0 Po
pondasinya jelek dan areanya marginal,
dengan: sehingga apabila digunakan teknik
Po = tegangan efektif tanah akibat perbaikan tanah yang lainnya umumnya
berat sendiri akan lebih mahal.
DP = penambahan tegangan Pada dasarnya, sistem perkuatan
Cc = koefisien kompresibilitas dan tanah terdiri atas tiga komponen utama
e0 = adalah angka pori asli. yaitu :
Untuk tanah overconsolidated clay, 1. Perkuatan (perkuatan)
menghitung besarnya penurunan 2. Backfill (timbunan)
konsolidasi adalah sebagai berikut : 3. Facing element.
Sebagian besar dari perkuatan yang
Hc Pc Hc Po + DP sekarang ini dipakai umumnya adalah
Sc, ov = Cs log + Cc log
1 + e0 Po 1 + e0 Po inextensible dimana perkuatan ini runtuh
dengan : (rupture) pada regangan yang jauh lebih
Cs= swelling index rendah dari yang diperlukan untuk
Pc= tegangan pra konsolidasi menyebabkan kehancuran tanah,

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 4, No.2– 2010 ISSN 1978 – 5658 92


terkecuali beberapa macam geotextile tanah timbunan (lateral spreading) dan
yang extensible yang runtuh pada large deformasi.
deformation. Karena perkuatan yang a. Bearing Capacity
extensible umumnya memiliki modulus Tanah dasar timbunan harus mampu
elastisitas yang lebih rendah dari yang mendukung beban timbunan. Dengan
inextensible, sehingga diperlukan mengetahui daya dukung tanah dasar,
regangan tanah yang lebih besar untuk dapat diketahui apakah tanah dasar
memobilisasi efek perkuatan. Perkuatan tersebut memerlukan perbaikan untuk
dengan modulus yang tinggi akan meningkatkan daya dukungnya atau
menahan deformasi tanah dalam arah cukup mampu menahan beban timbunan.
yang sejajar dengan sehingga terdapat b. Stabilitas tanah timbunan terhadap
anisotropic cohesion atau bertambahnya kelongsoran
confining pressure pada bidang yang Tanah timbunan harus cukup
tegak lurus dengan perkuatan. stabil terhadap kelongsoran. Apabila
Transfer beban antara tanah dan tanah timbunan setelah dianalisis ternyata
perkuatan bekerja melalui dua meka- tidak stabil (longsor), maka perlu
nisme dasar, yaitu tahanan friksi dan diperkuat dengan geotextile. Untuk
tahanan pasif (bearing capacity). Kedua perkuatan dengan geotextile, besarnya
mekanisme ini bekerja secara bersama kekuatan tarik (tensile strength)
sehingga menghasilkan material geotextile harus cukup kuat menahan
komposit yang koheren dan lebih stabil. longsor dengan suatu faktor keamanan
Pada umumya penggunaan yang disyaratkan.
geotextile dalam aplikasi geoteknik c. Stabilitas terhadap gaya lateral
memiliki salah satu dari kelima fungsi Sudut friksi materi geotextile harus
berikut : mampu menahan gaya lateral dari tanah
a. Separasi (separation) isian timbunan. Besarnya sudut friksi
b. Filtrasi (filtration) geotextile ini diketahui apabila besarnya
c. Drainase (drainage) gaya gesek yang harus ditahan oleh
d. Perkuatan (reinforcement) geotextile diketahui.
Manfaat perkuatan dengan
geotextile adalah menyediakan stabilitas d. Panjang penyaluran (anchorage
kekuatan tanah sampai suatu waktu length)
dimana tanah lunak di bawah timbunan Panjang penyaluran harus cukup
mengalami konsolidasi (dan mening- panjang, sehingga gaya gesek yang
katnya kekuatan geser tanah) sampai dihasilkan mampu menahan gaya yang
mempunyai cukup kekuatan untuk bekerja pada geotextile akibat menahan
menahan beban timbunan di atasnya. kelongsoran yang termobilisasi. Apabila
panjang penyaluran tidak cukup sehingga
Kriteria Disain gaya gesek untuk menahan gaya
Dalam mendesain tanah timbunan geotextile tidak cukup, maka geotextile
yang diperkuat dengan geotextile terdapat akan tertarik keluar (pull out) mengikuti
beberapa kriteria perancangan, meliputi : bidang longsor yang terjadi.
daya dukung tanah dalam menerima e. Deformation
beban timbunan, stabilitas tanah tim- Harus diperhitungkan besarnya
bunan terhadap kelongsoran (general regangan maksimum yang terjadi pada
stability), panjang penyaluran geotextile geotextile sehingga cukup mampu
(anchorage length), kemampuan tanah menahan besarnya deformasi yang terjadi
timbunan dalam menahan gaya lateral akibat penurunan tanah dasar.

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 4, No.2– 2010 ISSN 1978 – 5658 93


Perhitungan Sudut Friksi Geotextile ca = Adhesi tanah tanah geotextile
Sudut friksi dari geotextile harus φ = Sudut friksi tanah
mampu memberikan gaya gesek yang δ = Sudut friksi tanah geotextile
diperlukan untuk menahan tekanan aktif σv = Tegangan tanah
lateral tanah timbunan. Perhitungan sudut γ = Berat jenis tanah timbunan
friksi geotextile diberikan oleh persamaan H = Tinggi timbunan
berikut : E = Efisiensi geotextile ke tanah =
Pa = t .L 0.8 – 1.2
Pa = (s v .tan d ) L
Pelengkungan Geotextile
0.5g H 2 K a = (0.5g H tan d ) L Akibat penurunan yang terjadi
Ka akibat beban tanah timbunan, materi
tan d req = H geotextile akan mengalami pelengku-
L
ngan, sehingga menyebabkan terjadi
dengan :
regangan pada geotextile. Regangan yang
δ reg = Sudut friksi geotextile yang
terjadi harus lebih kecil dari regangan
dibutuhkan
maksimum yang mampu ditahan
H = Tinggi timbunan
geotextile. Ukuran yang digunakan untuk
Ka = Koefisien tekanan aktif tanah =
menentukan kemampuan geotextile me-
tan 2(45 − φ / 2)
ngalami regangan akibat tegangan yang
L = Panjang geotextile
bekerja adalah modulus elastisitas
φ = Sudut geser tanah timbunan
geotextile. Besarnya modulus elastisitas
geotextile tergantung dari jenis dan
Perhitungan Panjang Penyaluran
spesifikasi geotextile yang diberikan oleh
Geotextile
pabrik pembuatnya
Besarnya panjang penyaluran
geotextile harus mampu menahan gaya
Mekanisme Transfer Beban
geotextile yang bekerja. Prinsipnya
Menurut Mitchell dan Villet (1987),
adalah besarnya gaya friksi antara tanah
dalam suatu perkuatan tanah kombinasi
dan geotextile di sepanjang penyaluran
antara material tanah dan perkuatan harus
geotextile yang tidak berada dalam
sedemikian rupa sehingga interaksi antara
bidang longsor, harus mampu menahan
keduanya menghasilkan material
gaya geotextile yang bekerja menahan
komposit yang perilakunya jauh lebih
kelongsoran. Perhitungan panjang
baik. Tanah yang umumnya memiliki
penyaluran ini diformulasikan oleh
kekuatan tekan yang baik dan
persamaan sebagai berikut :
kemampuan tarik yang sangat lemah
dapat diperbaiki perilakunya dengan
Tact = 2t L = 2(ca + s v tan d ) L menambahkan perkuatan yang memiliki
Tact kekuatan tarik. Kerjasama kedua material
Lreq = ini dapat menghasilkan material koheren
2(ca + s v tan d )
dan memperbaiki perilaku teknis tanah
Tact asli. Perbaikan perilaku teknis tanah asli
Lreg =
2.E (c + s v tan f ) ini terjadi karena adanya transfer beban
antara perkuatan dan tanah.
dengan:
Mitchell dan Villet (1987)
L req =Panjang penyaluran di belakang
selanjutnya membagi perkuatan kedalam
bidang longsor
dua golongan, yaitu extensible (dapat
T act = Tegangan actual yang bekerja
memanjang) dan inextensible (tidak dapat
pada geotextile
memanjang). Pada dasarnya, hampir
c = Kohesi tanah
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 4, No.2– 2010 ISSN 1978 – 5658 94
semua material perkuatan adalah bertambah. Sedangkan menurut Bassett
inextensible kecuali geotextile. Oleh ka- dan Last, adanya perkuatan dalam
rena mareial perkuatan ini mempunyai matriks tanah memperkecil deformasi
modulus yang jauh lebih tinggi dibanding massa tanah dalam arah perkuatan,
tanah, maka mampu menahan deformasi sehingga menambah confining pressure
tanah dalam arah sejajar perkuatan. dan menaikkan kekuatan geser.
Sehingga keberadaan perkuatan ini dapat Pada confining pressure yang
dianggap menaikkan kohesi tanah atau rendah, keruntuhan sistim komposit
menambah confining pressure. Transfer terjadi akibat slip atau tercabutnya
tegangan antara tanah dan perkuatan perkuatan dari massa tanah. Pada kondisi
dapat terjadi melalui dua mekanisme, dengan confining pressure yang rendah
yaitu tahanan friksi dan tahanan pasif. ini, maka kenaikan kekuatan tanah
Umumnya kedua mekanisme transfer komposit akan proporsional dengan
beban ini bekerja bersama secara aktif. kenaikan confining pressure sebagaimana
Perkuatan yang tergolong kedalam terlihat dalam Gambar 2
kategori friksi antara lainnya adalah : Sedangkan pada confining pressure
1. Reinforced Earth yang tinggi, keruntuhan sistim komposit
2. Plastic Strip terjadi akibat patah atau putusnya
3. Geotextile perkuatan. Pada kondisi dengan confining
pressure tinggi ini, kenaikan kekuatan
tanah komposit besarnya adalah konstan
dan tidak ditentukan oleh besarnya
kenaikan confining pressure

Gambar 1. Sistem Perkuatan Dengan


Transfer Beban Friksi

Meskipun demikian, hanya


geotektillah yang bidang permukaannya
halus. Sehingga hanya geotextile sajalah
yang transfer bebannya terjadi melalui
friksi murni. Oleh karena sistim Gambar 2. Pengaruh Perkuatan Dan
perkuatan yang lainnya tidak mempunyai Confining Pressure Terhadap Kekuatan
permukaaan yang rata dan halus, maka Tanah Komposit (Mitchell And Villet,
koefisien friksinya didapat dari pengu- 1987
kuran langsung.
Hubungan Beban Ultimit (Daya
Perilaku Material Komposit Tanah Dukung) dengan Penurunan
Dan Perkuatan Gambar 3 dan 4 menunjukkan
Menurut Schlosser dan Vidal, hasil penelitian laboratorium yang
adanya kemampuan perkuatan yang menggambarkan hubungan antara beban
mampu menahan tarik dan adanya dan ratio penurunan (settlement ratio).
transfer beban antara perkuatan dengan Dari penelitian tersebut terlihat bahwa
tanah menyebabkan tanah memiliki peningkatan beban mempunyai pengaruh
apparent cohession dan kuat gesernya yang besar deformasi yang terjadi.

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 4, No.2– 2010 ISSN 1978 – 5658 95


Penelitian dilakukan menggunakan
woven silt-film geotextile pada tanah jenis
tanah lempung lunak (soft saturated clay)
dan pasir, dengan spasi 3.75 cm,
menggunakan 15 cm pondasi lingkaran
dan menggunakan N-lapis geotextile.
Untuk menunjukkan besarnya pengaruh
perbaikan daya dukung tanah dengan
menggunakan geotextile dapat dinyatakan
dalam rasio kapasitas daya dukung tanah
atau BCR (The Bearing Capacity Ratio).
q
BCR =
q0

dengan :
q = daya dukung dari tanah dengan
menggunakan geotextile Gambar 4. Grafik Settlement Ratio Dan
qo = daya dukung tanah tanpa Bearing Capacity Tanah Pasir ,Goido
menggunakan geotextile Dkk (1985)

METODE
Data Proyek Aie Pacah Padang
Analisis dilakukan pada tanah
lunak dimana tanah terdiri dari satu lapis
(diasumsikan homogen). Data tanah yang
akan diuji adalah sebagai berikut
Data-data parameter tanah asli :
· γsat = 13,72 kN/m3
· c = 8,3 kN/m2
· Cv = 3,5 x 10-4 cm2/dt
· Angka pori (e0) = 2.98
· Indeks pemampatan (Cc) = 0,75
· Koefisien permeabilitas (kx = ky) =
1,26 x 10-5 m/hari
· Modulus Elastisitas tanah (E) = 2000
kN/m2
· Angka poisson’s = 0,25
· Sudut geser (f) = 17o
Gambar 3. Grafik Settlement Ratio Dan
Bearing Capacity Tanah Lempung
(Barrow,D.1991) HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 5. Pondasi Dangkal

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 4, No.2– 2010 ISSN 1978 – 5658 96


dengan : Tabel 1. Penurunan segera pada lempung
B =2 m tanpa dan dengan geotektile
Df = 2 m
z1 = 1/3 H m
z2 = 2/3 H m
z3 = H m
H =1,352 m, dimana nilai H adalah
kedalaman bidang runtuh dibawah
pondasi
Perhitungan daya dukung dilakukan
dengan perhitungan gaya akibat gaya
dalam dan gaya luar yang bekerja.
Qult = 33.1 kN/m2.

Penurunan Segera Tanpa dan dengan


Geotektil untuk tanah lempung lunak.

Berdasarkan Gambar 3 Grafik


settlement ratio dan bearing capacity
(Barrow, D.1991) penurunan segera yang
terjadi untuk daya dukung pondasi
adalah: Gambar 6. Pengaruh penurunan segera
kN
pada lempung lunak dengan dan tanpa
q = 33.1 , adalah daya dukung geotektil
m2
tanah lempung lunak
Konversi satuan 1 kip = 4.448 kN Penurunan Total Tanah Pasir
Dengan besar beban yang sama
dengan beban yang diberikan pada tanah
kN kip
1 = 0.021 lempung, berdasarkan Gambar 4 Grafik
m2 ft 2 settlement ratio dan bearing capacity
kN kip tanah pasir, Goido dkk (1985) didapatkan
33.1 = 0.695 penurunan segera sebagai berikut :
m2 ft 2
Tanpa menggunakan geotektil maka N = Tabel 2. Penurunan total pada tanah pasir
0 tanpa dan dengan geotextile dengan
Se0 Q=0.695kip/ft2
= 0.329
B Se
Se0 = 0.329 ´ B , B = 2 meter No N (lapis)
B
Se (m)

Se0 = 0.658 meter 1 0 0.009 0.018


2 1 0.0155 0.031
Penurunan Segera dengan
3 2 0.0145 0.029
menggunakan 1 lapis Geotektile N = 1 4 3 0.014 0.028
Se1 5 4 0.0145 0.029
= 0.036
B
Se1 = 0.036 ´ B , Se1 = 0.072 meter

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 4, No.2– 2010 ISSN 1978 – 5658 97


KESIMPULAN

1. Sebelum diberi perkuatan, besar


penurunan yang terjadi pada lapisan
tanah lunak melewati batas
penurunan izin sehingga perlu
diberikan perlakuan khusus agar
dapat memikul beban sesuai dengan
yang kita rencanakan.
2. Memberikan perkuatan pada tanah
lempung terbukti dapat mengurangi
penurunan pada tanah
3. Dalam kasus tanah di Aie Pacah ini,
Gambar 7. Pengaruh penurunan total direkomendasikan menggunakan 2
pada tanah pasir dengan dan tanpa lapis geotextile
geotextile dengan Q=0.695kip/ft2 4. Penurunan segera yang terjadi pada
tanah lempung pada beban tertentu
Sedangkan penurunan total pada tanah akan selalu menghasilkan penurunan
pasir tanpa dan dengan geotextile dengan yang lebih kecil untuk tanah yang
Q = 1,25 kip/ft2 dijabarkan dalam tabel menggunakan geotextile.
dan gambar berikut. 5. Penggunaan geotektile pada pasir
pada beban yang lebih kecil dari 1
Tabel 3. Penurunan total pada tanah pasir kip/ft2 akan memberikan penuruan
tanpa dan dengan geotextile dengan yang lebih kecil tanpa geotextile
Q=1.25kip/ft2 dibanding menggunakan geotextile.
N Se % Ini terjadi karena pasir sudah
No Se (m) p.penurunan
(lapis) B memberikan kontribusi terhadap
1 0 0.035 0.070 - kekuatan tanah. Sehingga geotextile
2 1 0.027 0.054 22.86 tidak berfungsi.
3 2 0.025 0.050 28.57
6. Untuk beban yang lebih besar dari 1
4 3 0.023 0.046 34.29
5 4 0.022 0.044 37.14
kip/ft2 pada tanah pasir, geotextile
berfungsi sebagaimana mestinya.

DAFTAR PUSTAKA
Das, Braja M, 1999, Shallow
Foundation: Bearing Capacity and
Settlement, CRC Press, Sacramento,
California.
Exxon Chemical Geopolimer Ltd., 1992.
Designing of Soil Reinforcement,
Second Edition
Hunt, RE. Geotechnical Engineering
Analysis and Evaluation. McGraw
Hill, New York.
Gambar 8. Pengaruh penurunan total Koerner R.M. 1990. Designing with
pada tanah pasir dengan dan tanpa Geosynthetics. Prentice-Hall, New
geotextile dengan Q=1.295kip/ft2 Jersey

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 4, No.2– 2010 ISSN 1978 – 5658 98

Anda mungkin juga menyukai