Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
LAPORAN PERANCANGAN
COVER
Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
i
LEMBAR PENGESAHAN
Perencanaan Elemen Mesin
Judul : Mesin Sangrai Multi Fungsi
Dilaksanakan Oleh : Martin Maruli Tua (1605531042)
Putri Wahyu Nur Afifah (1605531066)
Jhony Langgeng Baruna Wirawan (1605531067)
Tugas perencanaan ini disusun untuk memenuhi tugas wajib akademik
sesuai kurikulum pada Program Studi Teknik Mesin Universitas Udayana.
Mengetahui:
Koordinator Disahkan oleh,
Perencanaan Elemen Mesin Dosen Pembimbing
(Dr.Ir.I Gusti Ngurah Nitya Santhiarsa.,MT)
(I Ketut Adi Atmika, ST, MT) NIP. 19680619 199702 1 001 NIP. 19690518199702 1001
ii
LEMBAR ASISTENSI
1 2 3
456
789
10
11
12
13
14
15
16
Dosen Pembimbing,
iii
KATA PENGANTAR
Esa atas berkat dan rahmat-Nya penulis masih diberikan kesempatan untuk
Sangrai Multi Fungsi” tepat pada waktunya. Adapun maksud dan tujuan
penyusunan Laporan ini adalah untuk memenuhi syarat kelulusan Mata
Kuliah
Perencanaan Elemen
Mesin.
dan bantuan dari berbagai pihak. Maka penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
2. Bapak I Ketut Adi Atmika, ST, MT, selaku dosen pembimbing yang
iv
DAFTAR ISI
COVER
................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN
.................................................................................. ii
LEMBAR ASISTENSI
........................................................................................ iii
KATA PENGANTAR
.......................................................................................... iv
DAFTAR ISI
.......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
...................................................................................... 1
1.3. Tujuan
....................................................................................................... 2
1.4. Manfaat
..................................................................................................... 2
2.2. Poros
......................................................................................................... 6
BAB IV PENUTUP
............................................................................................. 27
4.2. Saran
....................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA
.......................................................................................... 28
LAMPIRAN
......................................................................................................... 29
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Permintaan akan coklat dan kopi akan terus meningkat, maka produksi nya
harus
pada industri rumah tangga di pedesaan. Cara manual ini tidaklah efisien
karena
membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak dan hasil yang kurang
maksimal.
sebuah ketergantungan. Karena pada alat sangrai yang akan dibuat ini, akan
Alat sangrai yang akan dibuat merupakan salah satu solusi yang
diharapkan
pedesaan yang mengolah hasil perkebunan berupa coklat dan kopi dengan
cara
Untuk itu, maka direncanakan suatu alat sangrai untuk coklat dan kopi
ada beberapa pertimbangan masalah yang akan dikaji yang tentunya dapat
keteknikannya?
perencanaan.
operator dalam
mengoperasikannya.
produksi.
1.4. Manfaat
a. Bagi penulis
Udayana.
c. Bagi Masyarakat
lebih efisien.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Menentukan Kebutuhan
Misalnya :
putaran
3) Menumpu jenis bantalan untuk poros yang dipasang puli atau roda
gigi
Misalnya :
kuat.
gelinding.
c. Beban Mekanis
(torsi, gaya, daya, tegangan dan jumlah putaran per waktu) yang terjadi harus
d. Pemilihan Material
dengan aman. Untuk mengevaluasi keamanan dari suatu elemen mesin perlu
Contoh: Kekuatan bahan harus yang baik, yang bisa menampung beban
dengan
baik. Bahan harus yang anti karat, karena mesin ini ditujukan untuk produksi
makanan.
e. Menentukan Ukuran
standar.
f. Modifikasi
pernah dibuat sebelumnya dan hanya dilakukan jika ada kepastian bahwa
g. Gambar Mesin
2.2. Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin.
berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran. Pada poros dapat dipasang
puli,
pada poros:
a. Poros Transmisi
Poros macam ini mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur.
Daya
yang ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli
sabuk
b. Spindel
dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk serta
c. Gandar
a. Kekuatan Poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur atau
gabungan antara puntir dan lentur seperti yang telah diutarakan diatas.
Juga
ada poros yang mendapat beban tarik atau tekan seperti poros
baling-baling
b. Kekakuan Poros
telitian (pada mesin perkakas) atau getaran dan suara (misalnya pada
turbin
c. Putaran kritis
Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran
tertentu
dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya, putaran ini disebut
putaran
kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor torak, motor listrik, dll., dan
dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya.
Jika
d. Korosi
propeler dan pompa bila terjadi kontak dengan fluida yang korosif.
e. Bahan Poros
Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik
dingin dan difinis, baja karbon konstruksi mesin yang dihasilkan dari
ingot
seimbang misalnya bila diberi alur pasak, karena ada tegangan sisa di
dalam
sebagai inti sabuk untuk membawa tarikan yang besar. Sabuk “V” dibelitkan
dikeliling alur puli yang berbentuk “V” pula. Bagian sabuk yang sedang
membelit
pada puli ini mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya akan
baji, yang akan menghasilkan transmisi daya yang besar pada tegangan
yang
relatif rendah. Hal ini merupakan salah satu keunggulan sabuk “V”
dibandingkan
dengan sabuk rata (Sularso, 2004:163). Pada gambar 2.2. diberikan berbagai
Dibandingkan dengan transmisi roda gigi atau rantai, sabuk “V” bekerja
lebih halus dan tak bersuara. Untuk mempertinggi daya yang ditransmisikan
dapat
serta perbandingan putaran “u” dinyatakan dengan n2/n1 atau dp/Dp. Karena
8
sabuk “V” biasanya dipakai untuk menurunkan putaran, maka menurut Sularso
(2004:166), perbandingan yang umum dipakai ialah perbandingan reduksi i (i>1),
dimana:
Dp = 1 ;u = 1
i = dp u
n1n2 = i
Dimana:
n1=puataran penggerak (rpm)
n2=putaran yang digerakkan (rpm)
dp=diameter puli penggerak (mm)
Dp=diameter puli yang digerakkan (mm)
Kecepatan linier sabuk “V” (m/s) adalah :
dp.n1
V=
60 × 1000 Dimana:
V=kecepatan linier sabuk (m/s)
dp=diameter puli penggerak (mm)
n1=putaran penggerak (rpm)
Panjang keliling sabuk yaitu:
π (dp + Dp) + 1 (Dp − dp)2
L = 2C + 2 4C Jumlah sabuk yang diperlukan:
Pd
N=
PoKθ Dimana:
N=jumlah sabuk yang diperlukan
Pd=daya rencana motor
Po=kapasitas daya yang ditransmisikan untuk satu sabuk tunggal
Kθ=Faktor Koreksi
9
Tabel 2.1 Faktor Koreksi (Kθ)
Dp − dp C
Sudut Kontak Puli kecil Θ
( ̊)
Faktor Koreksi KΘ
0,00
0,10
0,20
0,30
0,40
0,50
0,60
0,70
0,80
0,90
1,00
1,10
1,20
1,30
1,40
1,50
180
174
169
163
157
151
145
139
133
127
120
113
106
99 91 83
1,00
0,99
0,97
0,96
0,94
0,93
0,91
0,89
0,87
0,85
0,82
0,80
0,77
0,73
0,70
0,65
Sumber : Sularso, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin.
Tabel 2.2 Kapasitas daya yang ditransmisikan untuk satu sabuk tunggal Po (kW)
Putaran Penampang A
67 mm
100
mm
67 mm
100
mm
1,25-
1,34
1,35-
1,51
1,52-
1,99 2,00-
200 0,15 0,31 0,12 0,26 0,01 0,02 0,02 0,02
400 0,26 0,55 0,21 0,48 0,04 0,04 0,04 0,05
600 0,35 0,77 0,27 0,67 0,05 0,06 0,07 0,07
800 0,44 0,98 0,33 0,84 0,07 0,08 0,09 0,1
1000 0,52 1,18 0,39 1 0,18 0,18 0,11 0,13
10
1200 0,59 1,37 0,43 1,16 0,1 0,1 0,13 0,15
1400 0,66 1,54 0,48 1,31 0,12 0,12 0,15 0,18
1600 0,72 1,71 0,51 1,43 0,13 0,13 0,18 0,2
Tabel 2.3 Kapasitas daya yang ditransmisikan untuk satu sabuk tunggal Po (kW)
Putaran Penampang B
rata.
c. Kampuh lipat, adalah ujung-ujung plat yang akan disambung tekuk dan
d. Kampuh beralur, adalah kampuh yang sama dengan kampuh lipat, tetapi
e. Kampuh kotak salah satu sambungan yang dipakai pada sudut kotak
dengan
permukaan yang rata.
tanpa disolder.
panjang umur.
mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik
maka prestasi seluruh sistem akan menurun atau tidak dapat bekerja secara
12
1) Bantalan Luncur
2) Bantalan Gelinding
dengan bagian yang diam menekan elemen gelinding seperti (peluru) nrol
atau rol
jarum dan rol bulat. Konstruksi bantalan gelinding ditunjukkan pada gambar
2.5.
13
Gambar 2.5 Konstruksi bantalan
gelinding
1) Bantalan Radial
Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu
poros.
2) Bantalan Aksial
Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak
Digunakan rumus:
Pr = XV.Fr + Y.Fa
P = X.Fr + Y.Fa
14
dua buah engsel yang memiliki 2 buah yoke yang terletak pada
bagian driving atau input shaft dan pada bagian driven atau output shaft, dan
sehingga output shaft yoke juga berputar. Pada saat kedua shaft membentuk
sudut
satu sama lain, bearing yang ada pada yoke memungkinkan keduanya
berputar
dengan sudut tertentu, universal joint tidak berputar dalam keadaan konstan
shaft dengan menggunakan dua buah cardan universal joint yang terhubung
oleh centering socket yoke. Double cardan universal joint seringkali dipasang
16
Gambar 2.7 Double Cardan Universal
Joint
2.7. Gearbox
torsi dan mengurangi kecepatan atau RPM dari motor.Shaft dari motor
terhubung
ke salah satu ujung gearbox, melalui jajaran gear yang ada di dalam gearbox,
a. Helical Gearbox
Gearbox Helical adalah Gearbox yang paling efisien dan sangat umum
17
b. Bevel Gearbox
didesain untuk poros yang tegak, untuk kecepatan tinggi dan beban yang
tinggi.
c. Worm Gearbox
Gearbox Worm adalah perangkat yang berhenti secara alami dan cocok
untuk segala aplikasi yang diharapkan tidak bergerak saat berhenti. Worm
gearbox ini cocok untuk poros miring siku siku. Cocok untuk presisi tinggi
tetapi
terbatas.
18
d. Planetary Gearbox
padat. Planetary gear merupakan system gear yang terdiri dari gear output
dan
planetary gear set digunakan pada transmission di mobil atau alat berat,
selain itu
pada penggerak akhir tepatnya axle assembly di roda pun terdapat planetary
gear
19
2.8. Pulley
Puli merupakan salah satu dari berbagai macam transmisi. Puli dalam
bahasa Inggris yaitu pulley(mungkin kata puli berasal dari kata pulley) . Puli
• Mereduksi putaran
• Mempercepat putaran
• Memperbesar torsi
• Memperkecil torsi
Saat ini ada berbagai macam puli yang telah dikembangkan. Berikut
beberapa
• Puli V (V-pulley)
• Puli poly-V
Selain jenisnya yang beragam, material yang digunakan pada puli juga
beragam.
• Baja (steels)
• Aluminium (aluminum)
• Plastik, dll.
20
BAB III
RANCANGAN PERHITUNGAN
Cara kerja alat ini sangat sederhana, mulai dari motor penggerak yang
Dengan susunan pulley yang telah ditentukan, dan menggunakan gear box
maka
putaran akhir pada pulley akan melambat. Kopi atau coklat yang masih
mentah
b) Massa tabung = 8 kg
momen puntir yang bekerja pada poros. Untuk menentukan momen puntir
dapat
= 28 kg
= 274.4 N
T = Mp = F x r
21
= 274.4 N x 0.25 m
= 68.6 Nm
Dimana,
T = Mp = Torsi atau momen puntir (Nm)
F = Gaya yang bekerja pada tabung (N)
R = jari-jari tabung (m)
Sehingga daya (P) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
T= 60000.P
2.π.n P = T.2.π.n
60000 =
68,6.2π.7
= 0,05 kW = 50 W = 0,067 HP
60000 Dimana,
T = Momen puntir atau torsi yang terjadi (Nm)
P = Daya (Watt)
n = jumlah putaran poros (rpm)
Untuk mendapatkan daya rencana yang aman maka daya nominal dikalikan
dengan faktor keamanan.
Pd = P.fc
= 0,067.1
= 0,067 HP
Dimana,
Pd = Daya perencanaan
P = Daya nominal
Fc = faktor koreksi
Maka motor dengan daya 0,25 HP yang akan digunakan.
Menghitung diameter puli motor listrik yang diperlukan untuk memutarkan
pengaduk dengan putaran yang diharapkan sebesar 7 rpm yaitu dengan cara
sebagai berikut:
22
a. Perhitungan antara puli motor dengan puli 1 gearbox :
d 80 mm
npulimotor n gearbox1 dpulimotor 1400
gearbox.1 =
ngearbox.1 = 50 mm
ngearbox.1 = 875 rpm
b. Perhitungan putaran reduksi gearbox:
Pada gearbox terjadi reduksi sebesar 1/50.
1 × n 1 × 875 rpm
50
Jadi: ngearbox.2 = gearbox.1 ngearbox.2 =
50 ngearbox.2 =
17,5 rpm
c. Perhitungan reduksi putaran dari output gearbox ke tabung:
d 180 mm
ngearbox 2 n puli tabung dgearbox 2 17,5
puli tabung =
npuli tabung = 80 mm
Npuli tabung = 7,8 rpm ≈ 7 rpm (dikurangi rugi-rugi)
3.2. Pemilihan V-belt
Sabuk dipilih berdasarkan daya motor dan putarannya, karena daya motor
0,25 HP, maka sabuk dengan penampang berbentuk V tipe yang digunakan.
Menentukan jarak antara sumbu poros puli-puli tersebut dan tegangan total pada
sabuk, dengan perhitungan sebagai berikut:
1. Transmisi motor ke gearbox:
1) Panjang belt
L = π(25 + 40) + 2(40−25
)(40 − 25) + 2(203) − ((40−25)2
203
)
203 = 611 mm = 0,611 m
2) Sudut kontak
23
40 + 25
sinα =
= 0,32
203 α = 18,7°
θ = 180° + 2(18,7°) = 217,4° = 3,7 rad
3) Kecepatan sabuk linier
v= π.dgearbox1.n
= 3,14.0,08.875
60
= 3,7 m/s
60 4) Hubungan antara sudut kontak dengan tegangan sabuk
Koefisien sudut kontak μ = 0,3
T1 = μ.θ T1 = 0,3.3,7
2,3log T2 log T2
T1 = 0,48
2,3 log T2 T1T2 =
3,019 T1 = 3,019 T2
5) Hubungan antara tegangan sabuk dengan daya motor P (watt) serta dengan
kecepatan linier sabuk (v) adalah sebagai berikut:
P = (T1 − T2)v
186,4 = (3,019 T2 − T2)3,7
186,4 = (2,019T2)3,7
50,8 = 2,019 T2
Maka:
T2 = 24,95 N
T1 = 3,019(24,95) = 75,33 N
2. Transmisi motor ke gearbox:
1) Panjang belt
L = π(40 + 90) + 2(90−40
)(90 − 40) + 2(315) − ((90−40)2
315
)
315 = 1019 mm = 1,019 m
24
2) Sudut kontak
90 + 40
sinα =
= 0,41
315 α = 24,2°
θ = 180° + 2(24,2°) = 228,4° = 3,99 rad
3) Kecepatan sabuk linier
v= π.dpuli
tabung.n
= 3,14.1,8.17,5
60
= 1,65 m/s
60 4) Hubungan antara sudut kontak dengan tegangan sabuk
Koefisien sudut kontak μ = 0,3
T1 = μ.θ T1 = 0,3.3,99
2,3log T2 log T2
T1 = 0,52
2,3 log T2 T1T2 =
3,31 T1 = 3,31 T2
5) Hubungan antara tegangan sabuk dengan daya output gearbox serta dengan
kecepatan linier sabuk (v) adalah sebagai berikut:
P = (T1 − T2)v
113 = (3,31 T2 − T2)1,65
113 = (2,31T2)1,65
64,5 = 2,31 T2
Maka:
T2 = 29,65 N
T1 = 3,31(29,65) = 98,13 N
3.3. Perhitungan Poros
➢ Diketahui putaran akhir yang diterima tabung adalah 7 rpm dengan daya
motor sebersar 0,25 HP atau 0,186 kW.
➢ Faktor koreksi = fc = 1,0 (faktor koreksi daya maksimum yang diperlukan)
25
Pd = fc x P
Pd = 1 x 0,186
Pd =0,186 kW
Momen Puntir (T):
T = 9,74 x 105 ( Pd
npengaduk) T = 9,74 x 105(0,186
)
7 T = 25.880,57 kg.mm
➢ Untuk bahan poros yang digunakan yaitu stainless steel AISI 316:
Kekuatan tarik = 53 kg/mm2
Faktor keamanan = 6,0
Faktor kelenturan = 1,5
σB
Maka kita dapat menghitung tegangan geser: τa=
= 53
(Sf1 x Sf2)
= 5,895 kg / mm2
6,0 x 1,5
= 24,91 mm ≅ 25 mm
Jadi pada mesin sangrai ini digunakan:
1. Motor listrik dengan daya 1⁄4 HP dan putaran 1400 rpm
2. 2 buah puli berdiameter 80 mm
3. 1 buah puli berdiameter luar 50 mm
4. 1 buah puli berdiameter luar 180 mm
5. Gearbox WPA 60 1:50
6. Poros Stainless Steel A
ISI 316 berdiameter
7. V-belt tipe B
26
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
ini menggunakan motor dengan kapasitas daya 0,25 HP. Puli motor
berdiameter
putaran 17,5 rpm pada puli output gearbox. Setelah itu puli output gearbox
Mesin sangrai ini pada tabung dan poros menggunakan bahan stainless steel
steel.
4.2. Saran
Mesin sangrai yang dirancang ini tentunya masih jauh dari kata
sempurna,
untuk itu perlu adanya saran - saran yang akan menunjang pengembangan
hasil sangrai
27
DAFTAR PUSTAKA
28
LAMPIRAN
29