Anda di halaman 1dari 45

Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Nasional

melalui Pembangunan Kemaritiman

Seminar Nasional IPB


Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Nasional melalui Pembangunan Ekonomi Kelautan
Deputi Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman
Bogor | 1 Maret 2018
Tantangan Pembangunan di Indonesia:
Konsentrasi Ekonomi di Jawa dan Sumatera
• Pertumbuhan ekonomi terkait erat dengan pertumbuhan industri
• Konektivitas maritim sebagai wahana utama untuk pertumbuhan, percepatan, dan pemerataan
pembangunan
Sumatera
23.0% 8.8% 5.6%
2.3%

Jawa
57.4% 2.9%
Konsentrasi Pertumbuhan Industri [Bank Dunia] PDB Indonesia 2014 [Sumber: BPS]

2
Menurunkan Biaya Logistik yang Masih Mahal

• Transportasi yang tidak efisien menyebabkan biaya logistik yang mahal


• Perbaikan infrastruktur transportasi dan konektivitas dapat menurunkan biaya logistik

15.3 15.6
13.7 14.1
11.7

4.9
Biaya Jakarta – Padang
2,7x lebih mahal daripada
Jakarta - Singapura

“Jarak Ekonomi” Jabotabek Surabaya Medan Makasar Rata-Rata


Indonesia
Jepang

Jakarta ke Singapura dan ke berbagai pelabuhan di Indonesia


[Contoh: biaya pengiriman petikemas 20 kaki] Biaya transportasi per Biaya Total [%]

3
Perlu Integrasi Transportasi Multimoda
untuk Menurunkan Biaya Logistisk
Contoh Struktur Biaya Logistik Angkutan Petikemas [20 ft.] Jakarta – Bitung
Transfer Transfer
Shipper Consignee
Gate Gate
Sea Sea
Trans
Transport Transport
INDES LINES
Port Port

Port to Port
B E A
C D
Door to Door [Rp 8 juta/20 ft]
50%: angkutan darat dari/ke Pintu Masuk Pelabuhan vv. [A & B]
30%: angkutan darat dari Pintu Masuk Pelabuhan ke Kapal vv. [C & D]
20%: Biaya Transportasi Laut dari Pelabuhan ke Pelabuhan [E]
[Sumber: Yusmar Anggadinata, 2011]

4
Posisi Geostrategis Indonesia Sangat Menguntungkan
• Posisi geostrategis berpotensi menjadikan Indonesia negara utama maritim dunia
• Perdagangan dunia 70% di kawasan Asia Pasifik, 45% melalui ALKI
• Indonesia harus meningkatkan kualitas dan kinerja pelabuhan-pelabuhan
Tanjung Priok Port Klang
Tanjung Perak Tanjung Pelepas
Batam Port of Singapore
Indonesia Target Indonesia

Kedalaman rata-rata pelabuhan di Indonesia: 8 meter [500 TEUs Peti Kemas]


Untuk menurunkan biaya logitik 50%, diperlukan pelabuhan dengan kedalaman 12 meter [3.000 TEUs]

5
Peristiwa Penting Perkembangan
Indonesia sebagai Negara Maritim
Konvensi Maritim Departemen Eksplorasi
Nasional I Kelautan dan Perikanan
Sumpah Proklamasi UNCLOS [1982]: Indonesia Nawacita
Palapa Kemerdekaan sebagai Negara Kepulauan Poros Maritim

1336 1928 1945 1957 1963 1982 1985 1996 2000 2005 2014

Sumpah Pemuda Wawasan Nusantara Asas Cabotage

Deklarasi Djoeanda Konvensi Benua Maritim

“Sebagai negara maritim; samudra, laut, selat dan teluk adalah masa depan peradaban kita. Kita telah terlalu lama
memunggungi laut, memunggungi samudera, dan memunggungi selat dan teluk. Ini saatnya kita mengembalikan semuanya,
sehingga 'Jalesveva Jayamahe', di laut justru kita jaya, sebagai semboyan kita di masa lalu bisa kembali”
[Kutipan Pidato Pelantikan Presiden Jokowi, 20 Oktober 2014]

6
Bidang Kemaritiman Perlu Menjadi
“Prioritas” dan Rencana Kerja Pemerintah
Prioritas dan Sasaran Rancangan Prioritas Nasional
Pembangunan Nasional 2017 dan Program Prioritas 2018

Dimensi Pembangunan
Manusia Revolusi Mental Perubahan Iklim

Dimensi Pembangunan i. Pendidikan vi. Ketahanan Pangan


ii. Kesehatan vii. Penanggulangan
Sektor Unggulan iii. Perumahan & Kemiskinan
Permukiman viii. Infrastruktur, konektivitas,
iv. Pengembangan Dunia dan Kemaritiman
Dimensi Pemerataan dan Usaha & Pariwisata ix. Pembangunan Wilatyah
Kewilayahan v. Ketahanan Energi x. Politik, Hukum, Hankam

Tata kelola
Kesetaraan Gender Pemerintahan yang
Kondisi Perlu Baik

Arus
Kemaritiman
Utama
Potensi Ekonomi Maritim Harus Lebih Dioptimalkan
Sumberdaya Non Perikanan Tangkap
Akuakultur
Konvensional 1%
16%
Hutan Mangrove 15%
US$ 200 US$ 12
1% US$ 8 US$ 210 Industri Pengolahan
Sumberdaya Ikan
US$ 120 US$ 100
Pulau-Pulau Kecil 7%
9%

US$ 200 US$ 180

US$ 30 US$ 210 Industri Bioteknologi


Industri Jasa Maritim US$ 60 Billion/year 14%
15%

Transportasi Laut
2%
Wisata Bahari Pertambangan dan Energi
4% 16%

Potensi Ekonomi Maritim Indonesia US$ 1,33 triliun per tahun

BPS, 2015
8
Perkuat Kehadiran Negara di Kawasan Perbatasan

• Pastikan ketersediaan infrastruktur dan


sarana angkutan yang memadai dan
terjadwal di wilayah Provinsi Kepulauan

• Contoh: Kabupaten Natuna dan Kabupaten


Anambas di Provinsi Kepulauan Riau

9
Pengembangan Kawasan Pertumbuhan
di Lokasi Strategis
Kebijakan: Membangun pusat
pertumbuhan ekonomi berbasis gas di
kawasan timur dan di kawasan
perbatasan Indonesia
Masela
1. Pengembangan kawasan Natuna
2. Pengembangan industri turunan
3. Kajian Lingkungan
4. Kapasitas Nasional
5. Penyiapan SDM

10
Program Tol Laut
• Memastikan kehadiran Negara dalam hal ketersediaan [availability], keterjangkauan [accessibility], dan
kemampuan [affordability] terhadap bahan-bahan pokok di pulau-pulau terluar, terpencil, dan terbelakang
• Pemerintah menyediakan subsidi biaya transportasi dan biaya logistik
• Menggunakan transportasi multimodaa, yaitu: laut, udara, darat, dan sungai
• Sinergi BUMN menyediakan Pusat Logistik “Rumah Kita” di ~30 daerah terpencil

Evaluasi dan Tindaklanjut


1. Disparitas harga berkurang cukup signifikan
2. Muatan, khususnya muatan balik, tidak optimal
3. Belum menjangkau hingga pulau terpencil,
termasuk pulau terluar di wilayah barat
4. Waktu perjalanan terlalu lama
5. Kurang alat bongkar muat di daerah-daerah

11
Pembangunan Infrastruktur Konektivitas
untuk Pertumbuhan dan Pemerataan Pembangunan
• 5 Pelabuhan besar: Kuala Tanjung, Tanjung
Priok, Tanjung Perak, Makassar, Bitung
• 19 Pelabuhan Pengumpan Regional
• 100 Pelabuhan Pengumpan Lokal

• 15 bandara baru
• Peningkatan 9 bandara kargo
• Pembangunan 25 bandara di pulau
terluar dan di daerah rawan bencana

12
Peningkatan Kapasitas Transportasi Udara

Bandar Udara Internasional Silangit

Negara Hadir dalam pembangunan dan peningkatan kapasitas


bandar udara di daerah terpencil, terluar, dan daerah rawan
bencana yang sangat penting bagi masyarakat

Bandar Udara Wamena

13
Infrastruktur Pelayaran, Perikanan, dan Pariwisata 2018
• Perintisan Short Sea Shipping Selatan Jawa
• Pembuatan Sistem Informasi Infrastruktur Pelabuhan
• Sentral Kelautan dan Perikanan Terpadu [SKPT]
• Penyelesaian Pelabuhan Perikanan Tanjung Adikarta-Yogyakarta
• Pengembanagn infrastruktur 10 Pelabuhan kapal pesiar prioritas: Benoa, Tanjung Mas Semarang, Celukan
Bawang, Probolinggo, Tanjung Perak, Gilimas, Lombok; Labuan Bajo, Tanjung Priok, Tanjung Pandan, Belitung;
Kuala Tanjung, pelabuhan Sabang, New Makassar

14
Armada Kapal Nasional
Armada kapal Indonesia kurang berperan Jumlah kapal penumpang sedikit
dalam pengangkutan kargo internasional

Kargo Domestik Kapal Ikan Kapal Barang


19.458 20.609
Armada Nasional Internasional
360 Juta Ton 1,3 Juta Ton
99.65 % 0.35 % Kapal Penumpang: 1.298
Bulk Carrier
Ferry
Penumpang Petikemas Ro-Ro
LCT
Kargo Internasional Tanker
Tongkang

Armada Nasional Internasional


General Cargo
61 Juta Ton 540 Juta Ton
Tunda

10 % 90 %
Sumber: INSA, Pelindo II, data 2013
Potensi Migas di Laut [Dalam]

60% cekungan
migas
potensial di
laut [dalam]

Deepwater Area

16
Undang Undang No. 45 Tahun 2009 Tentang Perikanan
• Pasal 69, Ayat (4) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) penyidik dan/atau pengawas perikanan dapat melakukan tindakan
khusus berupa pembakaran dan/atau penenggelaman kapal perikanan yang
berbendera asing berdasarkan bukti permulaan yang cukup.
• Pasal 76A: Benda dan/atau alat yang digunakan dalam dan/atau yang
dihasilkan dari tindak pidana perikanan dapat dirampas untuk negara atau
dimusnahkan setelah mendapat persetujuan ketua pengadilan negeri.
• Pasal 76C, Ayat (1) Benda dan/atau alat yang dirampas dari hasil tindak pidana
perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76A dapat dilelang untuk
negara.
• Pasal 76C, Ayat (5) Benda dan/atau alat yang dirampas dari hasil tindak pidana
perikanan yang berupa kapal perikanan dapat diserahkan kepada kelompok
usaha bersama nelayan dan/atau koperasi perikanan.

17
Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan Internasional
~4x Pertumbuhan Kawasan dan Global

Indonesia, Growth: 25,68 %

ASEAN, Growth : 7 %

World, Growth: 6 %

▪ Indonesia 25.68 % (January – August 2017) Desember: 22%


▪ Malaysia 0.87 % (January – May 2017)
▪ Singapore 3.83 % (January – July 2017)
▪ Thailand 5.05 % (January – August 2017)

Source: Ministry of Tourism 18


Pengembangan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas
Wakatobi
Kepulauan Seribu

Morotai
Danau Toba

Tanjung Kelayang

1. Danau Toba
2. Borobudur
3. Mandalika
4. Labuhan Bajo Tanjung Lesung

Borobudur
Bromo – Tengger – Semeru Mandalika Labuhan Bajo

19
Program Pengembangan Wilayah Terpadu:
Sumatera Utara, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Bali
North Kalimantan North Sulawesi
US$ 17,2 miliar Tourism Industrial Zones
Hydropower Plant, LNG Manado – Bitung Bitung [Agroindustry, Logistic, Fisheries]
Industrial Zones Connectivity
Alumina US$ 26,5 miliar Port, Toll Road, Airport, Railway
North Sumatera
Connectivity: Port
Tourism US$ 10,6 miliar
Lake Toba
Industrial Zones
Sei Mangke, Kuala Tanjung
Connectivity
Port, Toll Road, Airport, Railway

International Hub Port Hub Port Feeder Port


US$ 10,3 miliar
Marine Highway Hub Route Railway Development
Marine Highway Feeder Route Toll Road Development
Bali
Tourism High Tech & Creative Economy
Ubud, Kuta, Nusa Dua, Nusa Penida, Benoa Kura Kura Island
Peluang Investasi Total: US$ 64,6 miliar Connectivity
Port, Toll Road, Airport, Railway

20
12 Kawasan Ekonomi Khusus Kabupaten Simalungun,
Sumut
Kegiatan Utama: Industri,
KEK Arun Lhok Seumawe Logistik, dan
Pariwisata. Total Luas Lahan :
KEK Sei Mangkei 2.022,77 ha
KEK Bitung
KEK Galang KEK MBTK KEK Palu
KEK Morotai
KEK Sorong

KEK Tanjung Api Api


KEK Tanjung Kelayang

KEK Tanjung Lesung

Industri
KEK Mandalika
Pariwisata

21
Pembangunan 14 Kawasan Industri di Luar Jawa
Kuala Tanjung
Alumina, CPO Bitung
Landak Agroindustry,
Rubber, Buli
Ketapang Palu Logistics
CPO Ferronickel,
Alumina Rattan, Rubber,
Stainless
Sei Mangkei Cacao, Smelter
Steel Smelter
CPO Processing Gulf of Bintuni
Oil & Gas,
Fertilizer

Tanggamus
Maritime,
Logistics
Morowali
Ferronickel,
Jorong Konawe [downstream] Stainless
Downstream Bantaeng Ferronickel, Steel Smelter
Minerals Batulicin Ferronickel, [downstream] Stainless
[Bauxite], CPO Iron, Steel [downstream] Stainless Steel Smelter
Steel Smelter

22
Ekonomi Indonesia Sedang Bergerak
dari Berbasis Sumberdaya Menjadi Ekonomi Nilai Tambah

Peningkatan signifikan
Laju Pertumbuhan
Majemuk Tahunan
[CAGR] pada sektor
Industri dan Jasa

23
Revolusi Industri ke 4 [Industry 4.0]

4
Key Technologies
3 1. Artificial Intelligence
2. Internet of Things
2
3. Wearables
4. Advanced Robotics
1 5. 3D Printing

24
Indeks Kesiapan Negara-negara dalam Menghadapi
Revolusi Industri 4.0
Initial Mapping on 4IR Country Readiness

Indonesia adalah
salah satu negara
potensial dalam
Revolusi Industri 4.0

Source: A.T. Kearney, World Economic Forum

25
Tingkat Keberhasilan Tahapan-tahapan Riset
Invention Innovation Diffusion
introduced into the
market
22%
To
60% market
economic
success
Technical
Failure 18% 60% 40%
stopped 8.8% of all
projects
insufficient economic
success potential economic
failure
1.000 8
Rata-rata hanya 8 dari 1.000 invensi yang sukses menjadi industri
Bonus Demografi dan Tingkat Pendidikan Masyarakat
“Bonus Demografi” Universitas
4.60%
3.20%
1.80% • ~ 50% penduduk
Usia Kerja Indonesia
~ 70% 2.70%
berpendidikan SD
Diploma I,II,III 2.20%
1.60%
atau tidak tamat SD
7.80%
SMK 6.20%
5.50% • ~ 5% lulusan
Pendidikan Tinggi
14.60%
SMA 12.70%
10.30%

18.90%
SMP 20.20%
17.70% 2010

Anak-anak 25% 2006


51.50%
Orangtua 5% SD atau tidak tamat SD 55.50% 2001
63.00%

27
Indonesia Perlu Menambah Insinyur

Number of
Professional 28,235 3,490 11,170 23,000 14,250 9,000 n/a
Engineers
8,917
Number of 5,170 KOREA
Engineers 4,121 3,844 25,310
3,375 3,038
per 1 million CINA
population 5,730

Singapore Malaysia Thailand Philippines Indonesia Vietnam Myanmar

Total Number
150,000 100,000 276,000 500,000 750,000 800,000 205,000
of Engineers

Indonesia: 3 Insinyur dari 1.000 penduduk


Vietnam: 9 Insinyur dari 1.000 penduduk
Source: Indonesia Association of Engineers [PII]
Sumberdaya Manusia Sumatera Utara Hebat…!
Jawa Barat 1324
DKI Jakarta 688
Jawa Timur 335

10 Besar Jawa Tengah


Sumatera Utara
Banten 173
252
313

78% Masuk
Sumatera Barat 168
Lampung 54
DIY 53

36% dari Jawa Barat


Luar Negeri
Riau
47
43 ITB
Sumatera Selatan 37

19% dari DKI Jakarta Bali


Sulawesi Selatan
33
28
dari SMA di
9% dari Jawa Timur
Aceh
Jambi
Kepulauan Riau
25
20
17
Jawa
8,5% dari Jawa Tengah Gorontalo
Kalimantan Barat
14
10

7% dari Sumatera Utara Kalimantan Timur


Sulawesi Utara
6
4

5% dari Banten
Sulawesi Tengah 4
Sulawesi Tenggara 3
Papua Barat 3
5% dari Sumatera Barat Papua
Kalimantan Selatan
3
3

1,5% dari Lampung Nusa Tenggara Barat


Kalimantan Tengah
2
2
Bengkulu 2
1,4% dari DIY Bangka Belitung
Sulawesi Barat
2
1
1,2% dari Riau Nusa Tenggara Timur
Maluku Utara
1
1
Maluku 1
Kalimantan Utara 1

Komposisi Daerah Asal Mahasiswa ITB berdasarkan asal SMA [data tahun 2015]
29
Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Nasional
melalui Pembangunan Kemaritiman

Seminar Nasional IPB


Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Nasional melalui Pembangunan Ekonomi Kelautan
Deputi Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman
Bogor | 1 Maret 2018
RIPIN 2015 – 2035
[Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional]
Menjadi negara industri yang kuat
• Memiliki struktur industri yang kuat, berkeadilan, dan sehat
Visi • Memiliki industri yang mampu bersaing secara global
• Memiliki industri yang berbasis teknologi dan inovasi
• Pertumbuhan industri 2 dijit pada 2035, dengan kontribusi 30% terhadap GDP
• Berorientasi ekspor dan mengurangi ketergantungan impor
Sasaran • Distribusi pertumbuhan industri yang merata di seluruh Indonesia
Strategis • Kontribusi UKM secara signifikan pada industri nasional
• Menguasai inovasi teknologi
• Tenaga kerja berkompeten pada sektor industri
• Pertumbuhan sektor hulu dan tengah pada industri berbasis sumberdaya alam
Sektor 1. Pangan 5. Elektronika | TIK 8. Agribisnis hulu
2. Obat-obatan dan kesehatan 6. Pembangkit listrik 9. Logam dasar dan mineral non logam
Prioritas 3. Tekstil 7. Barang modal, pendukung, 10. Kimia dasar berbasis minyak, gas,
4. Transportasi jasa batubara

31
Indeks Dayasaing Global Indonesia Meningkat
2016 – 2017

1st Pillar: Institution  4.1


2nd Pillar: Infrastructure  4.2
3rd Pillar: Macroeconomic Environment 5.5
4th Pillar: Health and Primary Education  5.3
5th Pillar: Higher Education and Training  4.5
6th Pillar: Goods Market Efficiency  4.4
7th Pillar: Labor Market Efficiency  3.8
8th Pillar: Financial Market Development  4.3
9th Pillar: Technological Readiness  3.5
10th Pillar: Market Size  5.7
11th Pillar: Business Sophistication  4.3 #41
12th Pillar: Innovation  4.0
/138
Indonesia Mampu Menghasilkan Produk Pemasok TKDN
• Larangan impor bagi produk yang
sudah bisa diproduksi di dalam negeri
• BUMN pelayaran harus membangun
kapal di galangan kapal dalam negeri
• Kementerian Teknis agar membina
industri dalam negeri

Galangan Kapal PT PAL

TKDN
35%
RADAR
Produk binaan Kemenristek Dikti
31 Juli 2017

33
Investasi Teknologi masih Terbatas

34
Investasi Sumberdaya Manusia Lebih Rendah

35
Pertumbuhan Ekonomi Dunia
• Indonesia merupakan salah satu
mesin pertumbuhan ekonomi dunia, China: 35.2% India: Other:
dengan kontribusi 2,5% 8.6% 13.7%
• China dan Amerika berkontribusi lebih
dari separuh pertumbuhan global
• Dalam 3 tahun ke depan, diperkirakan
ekonomi global sebesar AS $ 75
trillion akan tumbuh AS $ 6.5 trillion
Euro:
Gambar 7.9%
USA: 17.9%
• % perkiraan pertumbuhan global 2017 –
2019] dalam GDP
• Sumber: visualcapitalist.com

Indonesia: 2.5%
36
Investing in Indonesia: Why Now?

37
New Infrastructures to Sustain Growth

38
Kecenderungan Investasi di Indonesia meningkat
• Di Asia Tenggara, investasi di Indonesia paling banyak #2 setelah Singapura
• Investasi di Indonesia mencapai ~$3 miliar [sampai Agustus 2017], lebih dari 2 kali lipat daripada tahun sebelumnya
• Antara 2012 – 2017, 244 perusahaan menyelesaikan 381 kontrak
• Investor akan meningkatkan investasi >10%
• 50% investor asing menilai Indonesia lebih menarik daripada negara-negara Asia yang lain

Nilai Investasi
[miliar $]

Jumlah Kontrak

39
Tingkat Kepercayaan Dunia Investasi dan
Kepercayaan Publik terhadap Pemerintah Membaik
Status Investment Grade menyebabkan bunga pinjaman Tingkat Kepercayaan Publik
obligasi pemerintah lebih murah, sehingga APBN dapat terhadap Pemerintah Indonesia #1 di Dunia
digunakan untuk alokasi yang lebih produktif

Indonesia’s Sovereign Debt Rating


[Source: Standard and Poor]

40
Pertumbuhan PDB Indonesia Buruk akibat Krisis 1998
GDP Growth [%] 1970 – 2016

1980
1989 1995
9.88 2007
8.10 7.63
8.76
7.93 8.22 7.82 2016
7.55
7.02 7.04 7.32 6.98
7.46 7.24 7.54
6.89 6.91
6.77
5.88
6.50 6.50 6.35 6.01 6.22 6.17 6.03
5.78 5.69 5.50 5.56
4.93 4.92 5.03 5.01 4.88 5.02
4.19 4.70 4.50 4.78

4.98 4.63
3.64
0.79
2.25 2.46

1975 2009
2001
1982

1970
2016
Akibat krisis multidimensi -13.13

pada 1998, pertumbuhan


1998
PDB Indonesa -13,13

41
Indeks Kemudahan Berusaha di Indonesia
Naik 19 Peringkat Dari Tahun Lalu
Peningkatan seiring dengan penyederhanaan berbagai peraturan dan perijinan

129 128
122 121 120
114
109
91

72

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Sumber: Bank Dunia

42
Model Pembangunan Tiongkok harus berubah:
dari “Made in China” menjadi “Create in China”
• Pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang tinggi
ditentukan oleh pemanfaatan sumberdaya alam
dan konsumsi
• GDP Tiongkok #2 di dunia, tapi GDP per kapita
rendah, hanya ~ 20% dari GDP per kapita
Jepang [Japan: US$ 39.573, China: US$ 8.000]
• Kontribusi Science and Technology Parks
sangat signifikan: 23,5% dari GDP dan 21,5%
dari pajak
• Hanya dengan memiliki Hak Kekayaan
Intelektual, Tiongkok dapat berdiri sejajar di Production Value of China National High-Tech Development Zones 2004 – 2013
dunia, and orang-orang bisa hidup dengan
kesetaraan, kebebasan, dan harga diri

43
Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara

• Tanggul Laut adalah skenario


Tanggul Laut perlindungan jangka panjang [100
– 200 tahun] yang akan dibangun
jika penurunan muka tanah tak
terkendali
• Pembangunan jangka panjang
hingga 2035/2040
Tanggul Pantai • 17 Pulau milik DKI, pengembang
hanya punya konsesi pemanfaatan
30 [+20] tahun
• Terbentuk 5000+ ha kawasan
produktif untuk ~ 900.000
penghuni yang dapat menyerap
500.000 tenaga kerja [2.000.000
jiwa penerima manfaat]
• Hanya 52,5% lahan untuk
komersial; 47,5% untuk Fasilitas
120 km Tanggul Pantai untuk Umum dan Fasilitas Sosial
melindungi masyarakat dari • Akan tersedia lahan untuk jalan
genangan air laut
baru pengurai kepadatan lalulintas

44
Pokok Pokok Pikiran

• Persepsi global tentang Indonesia sedang bagus, namun tantangan terhadap NKRI sebagai
negara kepulauan terbesar tetap tidak mudah
• Laut sebagai pemersatu, namun selama ini orientaasi ke daratan lebih dominan; sehingga
perlu infrastruktur konektivitas yang memadai
• Potensi ekonomi besar, tapi pemanfaatan masih minimal
• Upaya-upaya utama: menghadirkan peran negara, infrastruktur, sumberdaya kebumian,
sumberdaya hayati

45

Anda mungkin juga menyukai