Anda di halaman 1dari 59

105

BAB 9
Otot |antr*g;
Iantung Sebagai Sebuah
Pompa dan Fungsi
Katup'"Katup lantung

Di dalam bab ini kita akan membicarakan perihal jan-


tung dan sistern sirkulasi. Seperti yang ditunjukkan
dalam Gambar 9-1, jantung terdiri atas dua potnpa
yang terpisah, yutttj antung kewan yangmemompaka[
darah ke paru-Ban4 danjantung kifi yang mefiompa-
kan darah'ke organ*oJgan pentbr. Selanjutnya, setiap
bagian jantung yang terpisah ini merupakan dua ruang
pompff. yang dapat berdenyut, yang terdiri atas scttu atriarn dan satu ventrikel. Setiap
atrium adalah suatu pompa pendahulu yang lemeh bagi ventrikel, yang mernbantu
mengalirkan darah masuk ke dalam ventrikel. Ventrikei lalu merryediakan tenaga pe*
frlompa utama yang mendonr*g darah {1) ke sirkulasi pulmonal melalui ventrikel ka-
nan atau {2) ke sirkulasi perifer melahri ventrikel kiri.
Di dalam janfung terdapat suatu mekanisme khusus yang menyebabkan kontraksi
janhrng seeara terus-mel1elrrs yang disebut irama jantung, rnenjalarkan potensial aksi
ke seluruh otot jantung untuk menimbulkan denyut jantung yang berirama. sislem
yang mengatur irama jantung ini akan dijelaskan dalam Bab .10. Dalam bab ini, akan
dijelaskanbagainrana jantung beke{a sebagai sebuah pompa, dimulai dengan gambar-
an khusus ototjantung itu sendiri.

Fisiologi Otot Jantung


Janturg terdiri atas tiga tipe otot jantung yang utama yakni: otol atrium, otot ven-
trikel,dan seratlut ofpl eA! itutorik dan konduksih'husus. Tipe otot atrium dan ventrikel
berkontraksi dengancarayang sama seperti otot rangka, hanya saja durasi kontraksi
otot'otottersebut lsbih lama. Sebaliknya, serabut-seraL:ut khusus eksitatorik dankon-
duksi berkontraksi dengan lernah s*kali sebab serabut-serabut ini hanya mengandung
sedikit serebut konffaktil; justm mereka memperlihatkan pelepasan muatan listrik
berilama yang'otomatis dalam bentuk potensial aksi atau konduksi potensial aksi
yang'rnelalui, janh-rag, yang bekerja sebagai suatu sistem eksitaior:ik yang mergarur
denyut jantung yang berirama.

Anatomi Fisiologis Otot Jantung


Gam,bar 9.2 menggambarkan suahr gambaran histologi otot jantung yang khas, yang
memperlihatkan serabut-sersbut olot janfung yang tersusun seperti suatu kisi-kisi, de-
ngan serabut-serabutnya yang terpisah, bergaburrg kembali, dan menyelrar kembali.

197
108 UNIT lll Jantung

KEPALA DAN EKSTREMITAS ATAS Pada setiap Oirtu, int"rt alatus, membran selnya sa-
ling bergabung satu dengan yang lain dengan cara yang
sedemikian sehingga membran sel membentuk taut-taut
"berhubungan" (gop junctions) yang permeabel, yang
pulmonalis
memungkinkan .difusi ion-ion yang hampir sepenuhnya
Vena cava
superior bebas. Oleh karena itu, dipandang dari segi fungsinya,
ion-ion itu dengan mudah bergerak dalam cairan intrasel
sepanjang sumbu longitudinal serabut otot jantung sehing-
Atrium kanan
ga potensial aksi dapat berjalan dengan mudah dari satu
Katup pulmonalis
pulmonalis
sel otot jantung ke sel otot jantung yang lain, melewati
Atrium kiri diskus interkalatus. Jadi, otot jantung merupakan suatu
Katup sinsitium dari banyak sel-sel otot jantung tempat sel-sel
Katup aofta
kikuspidalis
otot jantung itu terikat dengan sangat kuat sehingga bila
Ventrikel kanan mitral
salah satu sel otot ini terangsang, potensial aksi akan me-
Vena cava Ventrikel
inferior E--l,:xs* .-- kiri nyebar dari satu sel ke sel yang lain melalui kisi-kisi yang
l::+rf saling berhubungan tadi.
"J Jantung sebenarnya terdiri atas dua sinsitium ; sinsitium
t- atrium yang menyusun dinding kedua atrium, dan sinsi-
TUBUH DAN EKSTREMITAS BAWAH tium ventrikel yang membentuk dinding kedua ventrikel.
GAMBAR 9-1. Struktur jantung dan arah aliran darah yang mele- Atrium dan ventrikel dipisahkan oleh jaringan fibrosa
wati ruang-ruang dan katup jantung. yang mengelilingi pembukaan katup atrioventrikular (A-
V) yang terdapat di antara atrium dan ventrikel. Biasanya,
potensial tidak dihantarkan dari sinsitium atrium menuju
ke sinsitium ventrikel secara langsung melalui jaringan fi-
brosa ini. Namun, potensial ini dihantarkan hanya dengan
sistem hantaran khusus yang disebut berkas A-V, yaitu se-
buah berkas serabut hantaran dengan diameter beberapa
milimeter, akan dibicarakan lebih rinci lagi dalam Bab 10.
Penrbagian otot jantung menjadi dua sinsitium fung-
sional akan menyebabkan atrium berkontraksi sesaat se-
belum kontraksi ventrikel, yang penting bagi efektivitas
pompa jantung.

*11f.*3$ Potensial Aksi pada Otot Jantung


GAMBAR 9-2. "Sinsitium" yang merupakan sifat saling berhubung-
Potensial aksi yang direkam dalam sebuah serabut otot
an dari setabut otot jantung.
ventrikel, diperlihatkan pada Gambar 9-3, rata-rata 105
milivolt, yang berarti bahwa potensial intrasel tersebut me-
Dari gambar ini seseorang juga akan segera melihat bah- ningkat dari suatu nilai yang sangat negatif, sekitar -85
wa otot janturgitu berlurik-lurik dengan pola yang sama milivolt, di antara denyut jantung menjadi sedikit posi-
dengan pola yang terdapat pada otot rangka yang khas. tif, kira-kira +20 milivolt, sepanjang tiap denyut jantung.
Selanjutnya, otot jantung mQmpunyai miofi bril-miofi bril Setelah terjadi getombang paku (spike) yang pertama,
tertentu yang mengan dung fi I am en akt i n dan m i o s i n, y ang membran tetap dalam keadaan depolarisasi selama kira-
hampir identik dengan filamen yang dijumpai di dalam kka 0,2 detik, memperlihatkan suatu pendataran seperli
otot rangka; selama konstraksi filamen-filamen ini terle- yang ditunjukkan dalam gambar, yang diikuti dengan
tak bersebelahan dan saling menyisip terhadap satu sama keadaan repolarisasi yang terjadi dengan tiba-tiba pada
lain seperti yang terjadi dalam otot rangka. (lihat Bab 6). bagian akhir dari pendataran tersebut. Adanya pendataran
Namun di lain hal, otot jantung cukup berbeda dari otot ini dalam potensial aksi menyebabkan kontraksi ventrikel
rangka, seperti yang akan kita lihat selanjutnya. berlangsung sampai l5 kali lebih lama daripada kontraksi
otot rangka.
Otot Jontung Sebogoi Suotu Sinsilium. Dalam
Gambar 9-2, tampak daerah-daerah gelap yang menyilang Apo yong Menyebobkon Terjodinyo Polensiol
serabut-serabut otot jantung yang disebut sebagai diskus Aksi yong lomo don Pendotoron? pada titik ini,
interkalatus; namun diskus interkalatus sebenarnya meru- kita harus mengajukan pertanyaan: Mengapa potensial
pakan membran sel yang memisahkan masing-masing sel aksi otot jantung berlangsung begitu lama dan mengapa
ototjantung satu sama lainnya. Jadi, serabut-serabut otot potensial aksi ini mempunyai pendataran, sedangkan pada
jantung terdiri atas banyak sel otot jantung yang saling otot rangka tidak demikian? Jawaban biofisika dasar dari
berhubungan dan terletak bersisian satu dengan lainnya pertanyaan tersebut dijelaskan dalam Bab 5, tetapi hal ini
dalam suatu rangkaian. juga patut dikemukakan di sini.
BAB 9 Otot Jantung; Jantung Sebagai Sebuah Pompa dan Fungsi Katup-Katup Jantung 109

trium yang sama dengan yang terdapat pada otot rangka,


dan (2) seluruh .kanal lain yang berbeda dari kanal lam-
+20
bat kqlsium, yang juga disebut sebagai kanal kalsium-na-
0
trium. Kumpulan kanal yang kedua ini berbeda dengan
-20 kanal cepat natrium karena lebih lambat membuka dan,
-44 yang lebih penting, kanal ini tetap terbuka selama seper-
-60
beberapapuluh detik. Selama waktu ini, sebagian besar
-80
-1 00 ion kalsium dan ion natrium mengalir melalui kanal-kanal
=o ini masuk ke bagian dalam serabut otot jantung, dan hal
.: ini akan mempertahankan periode depolarisasi dalam
+2Q
q waktu yang lebih panjang, menyebabkan pendataranpo-
o
-20 tensial aksi. Lebih lanjut, ion kalsium yang masuk selama
-40 fase pendataran ini membangkitkan proses kontraksi otot,
-60 sementara ion kalsium yang menyebabkan kontraksi otot
-80 berasal dari retikulum sarkoplasmik intrasel.
-'100 Perbedaan fungsional utama yang kedua antara otot
jantung dan otot rangka yang membantu menerangkan
2
pemanjangan potensial aksi dan adanyapendataran ialah:
Detik
Segera sesudah potensial aksi timbul, permeabilitas mem-
GAMBAR 9-3. Potensial aksi ritmis dari suatu serabut Purkinje bran otot jantung terhadap ion kalium menurun kira-kira
dan dari suatu serabut otot ventrikel yang direkam dengan ban- 5 kali lipat, yang merupakan suatu efek yang tidak ter-
tuan mikroelektroda. jadi pada otot rangka. Penurunan permeabilitas terhadap
kalium .ini mungkin disebabkan oleh terlalu banyaknya
pemasukan kalsium melalui kanal kalsium. Tanpa mem-
Paling sedikit ada dua perbedaan utama antara si- perhatikan penyebabnya, penurunan permeabilitas ter-
fat membran otot jantung dengan membran otot rangka
hadap kalium akan sangat menurunkan pengeluaran ion
dalam hal potensial aksi yang berlangsung lebih lama dan
kalium yang bermuatan positif selama terjadinya penda-
adanya pendataran pada otot jantung. Pertama, potensial
taran potensial aksi dan oleh karena itu mencegah kem-
aksi pada otot rangka hampir seluruhnya ditimbulkan
balinya voltase potensial aksi ke tingkat istirahat yang
oleh adanya pembukaan yang tiba-tiba dari kanal cepat na-
lebih cepat. Bila kanal lambat kalsium-natrium teftutup
triumyangmenyebabkan ion natrium dari cairan ekstrasel pada akhir dari 0,2 sampai 0,3 detik dan pemasukan ion
dalam jumlah besar masuk ke dalam serabut otot rangka.
kalsium dan natrium berhenti, permeabilitas membran un-
Kanal ini disebut sebagai kanal "cepat" kardna kanal ini
tuk ion kalium juga akan meningkat dengan sangat cepat;
tetap terbuka hanya selama seperbeberaparibu detik dan
dan hilangnya ion kalium yang cepat dari serabut secepat-
kemudian menutup dengan tiba-tiba. Pada akhir proses
nya akan mengembalikan potensial membran ke keadaan
penutupan ini, terjadi repolarisasi, dan potensial aksi ber-
istirahat sehingga mengakhiri potensial aksi.
akhir dalam waktu seperbeberaparibu detik berikutnya.
Pada otot jantung, potensial afui ditimbulkan oleh Kecepoion Konduksi Sinyol di dolom Olol Jon-
pembukaan dua macam kanal, yaitu: (1) kanal cepat na- tung. Kecepatan konduksi sinyal potensial aksi eksitato-

Periode refrakter

-Periode refralder
relatif Kontraksi prematur
an
J lanjut
lE Kontraksi prematur
dini
o
!4
L
(E
tE
t
t GAMBAR 9-4. Kekuatan kon-
E t traksi otot jantung, terlihat juga
d,
v I
I lamanya periode refrakter dan
I periode refrakter relatif, juga
I pengaruh dari kontraksi prema-
tur. Perhatikan bahwa kontraksi
prematur tidak menyebabkan
timbulnya sumasi gelombang,
sepefti yang terjadi di dalam
otot rangka.
110 UNIT lll Jantung

riksepanjang serabut otot atrium dan ventrikel kira-kira lain ion kalsium yang dilepaskan dari sisterna retikulum
sebesar 0,3 sampai 0,5 meter/detik, atau kira-kira 1/250 sarkoplasmik ke dalam sarkoplasma otot, pada saat terjadi
kecepatan konduksi di dalam serabut saraf yang sangat potensial aksi sebagian besar ion-ion kalsium tambahan
besar dan kira-kira 1/10 kecepatan konduksi di dalam se- juga berdifusi ke dalam sarkoplasma dari tubulus T. Tentu
rabut otot rangka. Kecepatan konduksi di dalam sistem saja, tanpa kalsium tambahan yang berasal dari tubulus T
konduksi jantung khusus-serabut Purkinje-sampai ini, kekuatan kontraksi ototjantung ini akan sangat menu-
sebesar 4 meter/detik pada sebagian besar sistem tersebut, run, karena retikulum sarkoplasmik otot jantung kurang
yang memungkinkan konduksi sinyal eksitatorik yang begitu berkembang dibandingkan retikulum sarkoplasmik
relatif cepat ke beberapa bagian jantung, seperti yang otot rangka dan tidak menyimpan kalsium yang cukup un-
akan diterangkan dalam Bab 10. tuk menimbulkan kontraksi penuh. Sebaliknya, tubulus T
pada otot jantung mempunyai diameter 5 kali lebih besar
Periode R6frokler Otot Jonlung. Ototjantung, seper- daripada tubulus T pada otot rangka, yang berarti volu-
ti halnya semuajaringan yang dapat dirangsang, ternyata menya 25 kali lebih besar. Juga di dalam tubulus T dite-
bersifat refrakter bila dirangsang kembali selama periode mukan sejumlah besar mukopolisakarida yang bermuatan
potensial aksi berlangsung. Oleh karena itu, periode re- elektronegatif dan mengikat cadangan ion kalsium yang
frakter jantung biasanya dikatakan hanya terjadi seben- sangat banyak, menjaga agar ion kalsium selalu tersedia
tar-sebentar, seperti yang tampak pada sisi kiri Gambar agar dapat berdifusi ke bagian dalam serabut ototjantung
9-4,yaitu impuls jantung normal tidak dapat mengeksitasi sewaktu terjadi potensial aksi pada tubulus T.
kembali suatu daerah otot jantung yang memang sudah Kekuatan kontraksi otot jantung sangat bergantung
tereksitasi. Periode refrakter ventrikel yang normal adalah pada konsentrasi ion kalsium di dalam cairan ekstrasel.
0,25 sampai 0,30 detik, yang kira-kira sesuai dengan la- Alasannya ialah bahwa celah tubulus T langsung me-
manya proses pendataran potensial aksi yang memanjang. lalui membran sel otot jantung ke ruang ekstrasel yang
Di samping itu, ada periode refrakter relatiJ"yangwak- mengelilingi sel sehingga cairan ekstraselular yang sama,
tunya kira-kira 0,05 detik, yaitu saat ketika otot tersebut yang terdapat di dalam interstisium ototjantungjuga me-
lebih sulit tereksitasi dibandingkan ketika dalam keadaan lewati tubulus T. Akibatnya, jumlah ion kalsium yangada
normal, tetapi walaupun demikian masih dapat tereksi- di dalam sistem tubulus T-yaitu, tersedianya ion kal-
tasi oleh sinyal eksitatorik yang sangat kuat, seperti yang sium untuk menimbulkan konhaksi otot jantung-sangat
digambarkan sebagai kontraksi "prematur" dini pada bergantung pada konsentrasi ion kalsium di dalam cairan
contoh kedua dalam Gambar 9-4. Periode refrakter otot ekstrasel.
atrium jauh lebih singkat daripada periode refrakter otot (Sebagai perbandingan, kekuatan kontraksi otot rangka
ventrikel (kira-kira 0,15 detik untuk atrium dibandingkan sulit dipengaruhi oleh perubahan konsentrasi ion kalsium
dengan ventrikel, yaitu 0,25 sampai 0,30 detik). yang tidak terlalu besar di dalam cairan ekstrasel karena
kontraksi otot rangka hampir seluruhnya disebabkan oleh
Perangkai (Coupting) ion kalsium yang dilepaskan dari retikulum sarkoplasmik
Eksitasi-Kontraksi-Fun gsi lon yang terletak di dalam serabut otot rangka itu sendiri).
Kalsium dan Tuhulus Transversus Pada akhir pendataran potensial aksi jantung, pema-
sukan ion kalsium ke dalam serabut otot tiba-tiba berhen-
Istilah "perangkai eksitasi-kontraksi" merujuk pada me- ti, dan ion kalsium di dalam sarkoplasma dengan cepat
kanisme saat potensial aksi menyebabkan miofibril otot
dipompakan keluar dari serabut otot kembali masuk ke
berkontraksi. Hal ini telah dibicarakan dalam Bab 7 me-
dalam retikulum sarkoplasmik dan tubulus T-ruang cair-
ngenai otot rangka. Sekali lagi, ditegaskan bahwa ada
an ekstrasel. Akibatnya, kontraksi berhenti sampai datang
perbedaan dalam mekanisme ini pada otot jantung, yang
lagi potensial aksi yang baru.
mempunyai akibat yang penting pada sifat-sifat kontraksi
otot jantung. Lomonyo Konlroksi. Otot jantung mulai berkontraksi
Seperti halnya pada otot rangka, bila potensial aksi beberapa milidetik sesudah potensial aksi dimulai dan akan
menjalar sepanjang membran otot jantung, potensial aksi terus berkontraksi selama beberapa milidetik sesudah po-
tensial aksi berakhir. Oleh karena itu, lama kontraksi otot
akan menyebar ke bagian dalam serabut otot jantung
jantung sebenarnya merupakan suatu fungsi dari lamanya
sepanjang membran tubulus transversus (T). Potensial
potensial aksi, termasuk pendataran kira-kira 0,2 detik pada .
aksi tubulus T selanjutnya bekerja pada membran tubulus
otot atrium dan 0,3 detik pada otot ventrikel.
sarkoplasmik longitudinal yang menyebabkan pelepasan
ion-ion kalsium ke dalam sarkoplasma otot dari retikulum
sarkoplasmik. Dalam seperbeberapa ribu detik berikut- Siklus Jantung
nya, ion kalsium ini akan berdifusi ke dalam miofibril dan
mengatalisis reaksi kimawi yang mempemudah perge- Peristiwa yang terjadi pada jantung berawal dari permu-
seran (sliding\ filamen aktin dan miosin satu sama lain, laan sebuah denyut jantung sampai permulaan denyut
hal ini akan menimbulkan kontraksi otot. jantung berikutnya disehrrt siklus jantung. Setiap siklus
Sampai sejauh ini, mekanisme perangkai eksitasi-kon- diawali oleh pembentukan potensial aksi yang spontan di
traksi ini sama dengan mekanisme yang terjadi dalam otot dalam nodus sirzs, seperti dijelaskan dalam Bab 10. No-
rangka, namiln ada efek kedua yang cukup berbeda. Se- dus ini terletak pada dinding lateral superior atrium kanan
BAB 9 otat Jantung; Jantung sebagai sebuah Pompa dan Fungsi Katup-Katup Jantung 111

dekat tempat rnasuk vena kava superior, dan potensial Ketiga kurva paling atas secara berurutan menunjukkan
aksi menjalar dari sini dengan kecepatan tinggi melalui perubahan-perubahan tekanan di dalam aorta, ventrikel
kedua atrium dan kemudian melalui berkas A-V ke ven- kiri, dan atrium kiri. Kurva keempat melukiskan perubah-
trikel. Karena terdapat pengaturan khusus dalam sistem an volume ventrikel kiri, kurva kelima adalah elektro-
konduksi dari akium menuju ke ventrikel, ditemukan kardiogram, dan kurva keenam adalah fonokardiogram,
keterlambatan selama lebih dari 0,1 detik ketika impuls yang merupakan rekaman bunyi yang dihasilkan oleh jan-
jantung dihantarkan dari atrium ke ventrikel. Keadaan ini tung-terutama oleh katup jantung-sewaktu memom-
menyebabkan atrium akan berkontraksi mendahului kon- pakan darah. Kiranya sangat penting bagi mahasiswa un-
traksi ventrikel, sehingga akan memompakan darah ke tuk mempelajari diagram dalam gambar ini secara lebih
dalam ventrikel sebelum terjadi kontraksi ventrikel yang rinci dan mengerti akan penyebab dari semua peristiwa-
kuat. Jadi, atrium itu bekerja sebagai pompa pendahulu peristiwa yang digambarkan di atas.
bagi ventrikel, dan ventrikel selanjutnya akin menye-
diakan sumber kekuatan utama untuk memompakan da-
rah ke sistem pembuluh darah tubuh. Hubungan Antara Gambaran
Elekft rokardiogram dengan
Siklus Jantung
Sistolik dan Dia'stolik
Gelombang-gelombang P, Q, R, S, Z yang dirunjukkan
Siklus jantung terdiri atas satu periode relaksasi yang di- oleh elektrokardiogram pada Gambar 9-5 akan dibicara-
sebut diastolik, yaitu periode pengisian jantung dengan kan dalam Bab 11, 12, dan 13. Gelombang-gelombang ini
darah, yang diikuti oleh satu periode kontraksi yang dise- merupakan tegangan listrik yang ditimbulkan oleh jantung
but sistolik. dan direkam oleh elektrokardiografdari permukaan tubuh.
Gambar 9-5 menjelaskan berbagai peristiwa berbeda Gelombang P disebabkan oleh penyebaran depolari-
yang terjadi selama siklus jantung untuk sisi kiri janfung. sasl melewati atrium, yang diikuti oleh kontraksi atrium,

Relaksasi
isovolemik Aliran masuk
yang cepat
Kontraksi Ejeksi Sistolik atrium
isovolemik \ \ / Diastasis

\\ /, /, /
Katupaorla
12A Katup
aorta
/7 menutup

^rt) 100 terbuka ----l---**.


!
E80
E
;60 .E Katup A-V
I

KatupA-V
840 (l,
menutup
F
20
atrium
\r----- UzTekanan
0
Tekanan ventrikel
='130
E
geo Volume ventrikel

Elektrokardiogram

Fonokardiogram

Sistolik Diastolik Sistolik

GAMBAR 9'5' Peristiwa-peristiwa dari siklus iantung pada fungsi ventrikel kiri menunjukkan perubahan-perubahan yang terjadi pada
tekanan atrium kiri, tekanan ventrikel kiri, tekanan aorta, volume ventriket, elektrokardiogram, dan fonokardiogram.
112 UNIT lll Jantung

yang menyebabkan kurva tekanan atrium naik sedikit Fungsi Ventrit<el Sebagai Pompa
segera sesudah gelombang P pada elektrokardiogram.
Kira-kira 0,16 detik sesudah timbul gelombang P, Pengision Ventrikel. Selama fase sistolik venffikel, se-
muncul gelombang QRS sebagai hasil depolarisasi listrik jumlah besar darah berkumpul dalam ahium kiri dan kanan
pada ventrikel, yang mengawali kontraksi ventrikel dan karena katup A-V tertutup. Oleh karena itu, segera sesudah
menyebabkan tekanan ventrikel mulai meningkat, seperti sistolik selesai dan tekanan ventrikel turun lagi sampai ke
yang ditunjukkan pula dalam gambar. Oleh karena itu, nilai diastoliknyayang rendah, tekanan yang cukup tinggi,
kompleks QRS mulai sesaat sebelum sistolik ventrikel. yang telah terbentuk di dalam atrium selama fase sistemik
Akhirnya, marilah kita lihat gelombang T ventrikel ventrikel, segera mendorong katup A-V agar terbuka sehing-
dalam elektrokardiogram. Gelombang T ventrikel mewa- ga darah dapat mengalir dengan cepat ke dalam ventrikel,
kili tahap repolarisasi ventrikel ketika serabut-serabut otot seperti yang diperlihatkan dengan naiknya kurva volume
ventrikel mulai berelaksasi. Oleh karena itu, gelombang T ventrikel kiri dalan Gambar 9-5. Keadaan ini disebut se-
terjadi sesaat sebelum akhir dari kontraksi ventrikel. bagai periode pengisian cepqt pqda venlrikel.
Periode pengisian cepat berlangsung kira-kira pada
sepertiga pertama dari diastolik. Selama sepertiga kedua
Fungsi Atrium Sebagai dari diastolik, biasanya hanya ada sedikit darah yang
mengalir ke dalam ventrikel; darah ini adalah darah yang
Pompa Pendahulu
terus mengalir masuk ke dalam atrium dari vena-vena,
Pada keadaan normal, darah mengalir secara terus mene- dan dari atrium langsung masuk ke ventrikel.
rus dari vena-vena besar menuju ke atrium; kira-kira 80 Selama periode sepertiga akhir dari diastolik, atrium
persen dari darah tersebut akan mengalir langsung mele- berkontraksi dan memberikan dorongan tambahan terha-
wati atrium dan masuk ke dalam ventrikel bahkan sebe- dap aliran darah yang masuk ke dalam ventrikel; dan hal
lum atrium berkontraksi. Selanjutnya, kontraksi atrium ini kira-kira 20 persen dari pengisian ventrikel pada setiap
biasanya menyebabkan tambahan pengisian ventrikel siklus jantung.
sebesar 20 persen. Oleh karena itu, atrium dikatakan ber-
fungsi sebagai pompa primer yang meningkatkan efek- Pengosongan Ventrikel Selama $istolik
tivitas pompa ventrikel sebanyak 20 persen. Namun, Periode Kontraksi tsovolemik (ls6metrik). Segera
jantung bahkan dapat terus bekerja pada keadaan tanpa
sesudah ventrikel mulai berkontraksi, tekanan ventrikel
tambahan efektivitas sebesar 20 persen tersebut, karena meningkat dengan tiba-tiba, seperti yang digambarkan
secara nonnal jantung sudah mempunyai kemampuan
dalam Gambar 9-5, sehingga menyebabkan katup A-V
untuk memompakan darah 300 sampai 400 persen lebih m'enutup. Selanjutnya dibutuhkan tambahan waktu seba-
banyak daripada yang sebesarnya dibutuhkan oleh tubuh nyak 0,02 sampai 0,03 detik bagi ventrikel agar dapat
yang istirahat. Oleh karena itu, bila atrium gagal berfung-
membentuk tekanan yang cukup untuk mendorong katup
si, perbedaan ini tidak terlalu.diperhatikan kecuali kalau semilunaris (katup aorla dan katup pulmonalis) agar terbu-
orang tersebut mengerahkan tenaga; dan kemudian timbul
ka melawan tekanan di dalam aorta dan arteri pulmonalis.
gejala-gelala gagaljantung akut, terutama sesak napas.
Oleh karena itu, selama periode ini, akan terjadi kontraksi
Perubohon Tekonon di dolom Atrium-Gelom- di dalam ventrikel, namun belum ada pengosongan. Perio-
bong-Gelombong o, c don v. Pada kurva tekanan de ini disebut sebagai periode kontraltsi isometrik atau
atrium dalam Gambar 9-5 dapat dilihat tiga peningkatan isovolemik, yang berarti ada kenaikan tegangan di dalam
tekanan kecil, yang disebut gelombang tekanan atrium a, otot namun tidak ada atau terjadi sedikit pemendekan se-
c, dan v. rabut-serabut otot.
' Gelombang a disebabkan oleh kontraksi atrium. Biasa-
nya selama kontraksi atrium, tekanan atrium kanan mening- Periode Ejeksi. Bila tekanan ventrikel kiri meningkat
kat sebesar 4 sagrpai 6 mm Hg, sedangkan tekanan atrium sedikit di atas 80 mm Hg, (dan tekanan ventrikel kanan
kiri meningka{kira-kira sebesar 7 sampai 8 mm Hg. meningkat sedikit di atas 8 mm Hg), maka tekanan ven-
Gelombang c terjadi pada saat ventrikel mulai berkon- trikel ini akan mendorong katup semilunaris supaya ter-
traksi; gelombang ini sebagian disebabkan oleh adanya se-
buka. Segera setelah itu, darah mulai mengalir keluar dari
dikit aliran balik darah ke dalam atrium pada permulaan
kontraksi ventrikel, tetapi mungkin terutama disebabkan
ventrikel, sekitar 70 persen dari proses pengosongan darah
oleh penonjolan katup A-V kembali ke arah atrium karena terjadi selama sepertiga pertama dari periode ejeksi dan 30
adanya peningkatan tekanan di dalam ventrikel. persen sisa pengosongan terjadi selama dua pertiga berikut-
Gelombang v terjadi menjelang akhir kontraksi ventri- nya. Oleh karena itu, wak-tu sepertiga yang pefiama disebut
kel; gelombang ini disebabkan oleh aliran darah yang lam- sebagai periode ejeltsi cepai dan waktu duapertiga yang
A-V tefiutup
bat dari vena ke dalam atrium sementara kaiup terakhir disebut sebagai periode ejel<si lambat.
sewaktu kontraksi ventrikel. Kemudian, sewaktu kontraksi
ventrikel berakhir, katup A-V membuka, sehingga darah Periode Reloksosi lsovolemik (lsometrik). pada
atrium yang tersimpan ini dapat mengalir dengan cepat ke akhir sistolik, relaksasi ventrikel mulai terjadi secara
dalam ventrikel dan menyebabkan hilangnya gelombang v. tiba-tiba, sehingga baik tekanan intraventrikel kiri mau-
BAB 9 OtotJantung; Jantung Sebagai Sebuah Pompa dan Fungsi Katup-Katup Jantung 113

pun kanan menurun dengan cepat. Peninggian tekanan di


dalam arteri besar yang berdilatasi, yang baru saja diisi
dengan darah yang berasal dari ventrikel yang berkon-
traksi, segera mendorong darah kembali ke ventrikel
sehingga aliran darah ini akan menutup katup aorta dan
katup pulmonalis dengan keras. Selama 0,03 sampai 0,06
detik berikutnya, otot ventrikel terus berelaksasi, meski-
pun volume ventrikel tidak berubah, sehingga meningkat-
kan periode relal$asi isovolemik atau isometrifr. Selama
periode ini, tekanan intraventrikel menumn dengan cepat
sekali ke tekanan diastoliknya yang rendah. Selanjutnya
katup A-V akan terbuka untuk memulai siklus pemom-
paan ventrikel yang baru.

Volume Diostolik-Akhir, Volume Sistolik-Akhir,


don Curoh lsi Sekuncup. Selama fase diastolik, peng-
isian ventrikel yang normal akan meningkatkan volume
setiap ventrikel sampai kira-kira 110 hingga 120 mililiter.
Volume ini disebut volume diastolik-akhrr. Selanjutnya,
sewaktu ventrikel mengosongkan isinya selama fase sis-
tolik, volume ventrikel akan menurun sampai kira-kira
70 mililiter, yang disebut sebagai curah isi sekuncup.Yo- GAMBAR 9-6. Katup mitralis dan aofta.
lume yang masih tertinggal dalam setiap ventrikel, yakni
kira-kira 40 sampai 50 mililiter, disebut sebagai volume
sistolik-akhir. Bagian dari volume diastolik-akhir yang katupA-V melalui korda tendinea. Muskulus papilaris
disemprotkan keluar disebut bagian ejeksi-biasanya berkontraksi bila dinding ventrikel berkontraksi, tetapi
sama dengan kira-kira 60 persen. berlawanan dengan apayang diharapkan, muskulus papi-
Bila jantung berkontraksi dengan kuat, volume sisto- laris ini tidak membantu menutup katup tersebut, Seba-
lik-akhir dapat berkurang hingga mencapai l0 sampai 20 liknya, selama kontraksi ventrikel, muskulus papilaris
mililiter. Sebaliknya, bila sejumlah besar darah mengalir ini menarik daun-daun katup ke dalam, menuju ke arah
masuk ke dalam ventrikel selama fase diastolik, volume ventrikel untuk mence gah agar katup tidak menonjol ter-
diastolik-akhir ventrikel dapat menjadi 150 sampai 180 lalu jauh ke belakang, ke arah atrium. Bila korda tendi-
mililiter pada jantung yang sehat. Dengan menaikkan nea robek atau salah satu muskulus papilaris ini lumpuh,
volume diastolik-akhir dan menurunkan volume sistolik- katup akan menonjol jauh ke belakang selama kontraksi
akhir, curah isi sekuncup seringkali dapat ditingkatkan ventrikel, begitu jauh sehingga kadang-kadang terjadi
sampai kira-kira lebih dari dua kali volume normal. kebocoran yang hebat dan mengakibatkan payah jantung
yang parah atau yang mematikan.

Fungsi Katup Kolup Aorlo don Kotup Arleri Pulmonqlis. Cara


Kotup Atriovenlrikel. Katup A-V (katup trikuspid dan kerja katup semilunaris aorta dan afieri pulmonalis cukup
kaup mitral) mencegah aliran balik darah yang berasal
berbeda dengan katup A-V. Perlama, tekanan yang tinggi
dari ventrikel menuju ke atrium selama fase sistolik, dan dalam arleri pada akhir sistolik akan menyebabkan katup
katup semilunaris (yaknikatup aorta dan arteri pulmona-
semilunaris mengatup dengan keras sehingga timbul ke-
adaan tertutup, berlawanan dengan penutupan katup A-V
/rs) mencegah aliran balik darah yang berasal dari aorta
yang lebih lembut, Kedua, karena pembukaan yang lebih
dan arteri pulmonalis l-embali ke ventrikel selama dias-
tolik. Katup-katup ini, seperti yang ditunjukkan dalam kecil, kecepatan ejeksi darah melewati katup aorta dan
pulmonalis jauh lebih besar daripada kecepatan ejeksi
Gambar 9-6 untuk ventrikel kiri, menutup dan membuka
secara pasif. Yaitu, katup-katup ini akan menutup sewak-
yang melewati katup A-V yang jauh lebih lebar. Juga,
karena penutupan dan ejeksi yang berlangsung cepat, tepi
tu gradien tekanan balik mendorong darah kembali ke be-
lakang, dan katup-katup ini membuka bila gradien tekanan
katup aorta dan pulmonalis cenderung mendapat abrasi
ke arah depan mendorong darah ke depan. Dengan alasan mekanis yang lebih besar dibandingkan dengan katup
anatomi yang jelas, penutupan katup A-V yang tipis dan
A-V. Akhimya, katup A-V juga disokong oleh korda ten-
mirip selaput ini hampir tidak membutuhkan aliran ba- dinea, sedangkan katup semilunaris tidak memilikinya.
lik darah, sedangkan katup semilunaris yang jauh lebih Hal ini terlihat nyata dari keadaan anatomi katup aorta
tebal membutuhkan aliran balik yang agak cepat selama dan pulmonalis (seperti yang terlihat pada bagian bawah
beberapa milidetik untuk menutup.
Gambar 9-6 untuk katup aorta) bahwa katup-katup terse-
but pasti tersusun oleh jaringan dasar yang sangat kuat
Fungsi Muskulus Papilaris. Gambar 9-6 juga menun- namun sangat lentur untuk dapat menahan trauma fisik
jukkan muskulus papilaris yang melekat pada daun-daun tambahan.
114 UNIT lll Jantung

Kurva Tekanan Aorta Bab 23, sehubungan dengan mendengarkan suara dengan
stetoskop.
Bila ventrikel kiri berkontraksi, tekanan ventrikel dengan
' cepat meningkat sampai katup aorta membuka. Selanjut-
nya, setelah katup terbuka, tekanan di dalam ventrikel Gurah Keria Jantung
hanya akan meningkat sedikit, seperti yang ditunjukkan
Curah kerja sekuncup.lantung adalah jumlah energi yang
dalam Gambar 9-5, karena darah segera mengalir ke luar
diubah oleh jantung menjadi kerja selama setiap denyut.ian-
dari ventrikel dan masuk ke dalam aorta lalu masuk ke tung'sewaktu memompa darah ke dalam arteri. Curah kerja
arteri penyalur sistem ik. semenit adalah jumlah total energi yang diubah men-jadi ker-
Masuknya darah ke dalam arteri akan menyebabkan ja dalam I menit; jumlah ini sebanding dengan curah kerja
dinding arteri tersebut meregang dan tekanan meningkat sekuncup dikalikan dengan denyut.jantung per menit.
sekitar 120 mm Hg. Curah kerjajantung terbagi dalam dua bentuk. Peftama,
Selanjutnya, pada akhir sistolik, setelah ventrikel ber- sejauh ini bagian yarig utama digunakan untuk memindahkan
henti mengejeksikan darah dan katup aorta tertutup, elas- darah dari vena-vena bertekanan rendah ke arteri bertekanan
tisitas dinding arteri akan tetap memperlahankan tekanan tinggi. Bagian ini disebut sebagai kerja volumelekanan alau
yang tinggi di dalam arteri, bahkan selama diastolik. kerja luar. Kedua, bagian yang kecil dari energi tersebut
digunakan untuk memacu kecepatan ejeksi darah melalui
Bila katup aofta menutup, pada kurva tekanan aorta
katup aorta dan pulmonalis. Bagian ini disebut komponen
akan timbul suatu insisura. Insisura ini disebabkan oleh energi kinetik aliran darah dari curah kerja.
periode singkat aliran balik darah segera sebelum penutup- Curah kerja luar ventrikel kanan biasanya sekitar se-
an katup, yang selanjutnya akan diikuti dengan penghen- perenam curah kerja ventrikel kiri karena adanya perbe-
tian aliran balik tersebut secara tiba-tiba. daan dengan tekanan sistolik sebesar enam kali lipat akibat
Sesudah katup aorta menutup, tekanan di dalam aorta pemompaan kedua ventrikel. Curah ker.ia tambahan dari
akan berkurang secara perlahan-lahan sepanjang fase dias- tiap ventrikel yang dibutuhkan untuk menghasilkan energi
tolik karena darah yang disimpan di dalam arteri elastis kinetik aliran darah adalah sebanding dengan massa darah
yang diejeksikan dikali dengan kuadrat kecepatan ejeksi.
yang berdilatasi akan mengalir secara terus menerus me-
Biasanya, curah kerja ventrikel kiri yang dibutuhlcan un-
lalui pembuluh darah perifer kembali ke vena. Sebelum
tuk menimbulkan energi kinetik aliran darah hanya kira-kira
ventrikel berkontraksi lagi, biasanya tekanan aorta turun I persen dari seluruh curah kerja ventrikel dan oleh karena
sampai kira-kira 80 mm Hg (tekanan diastolik), yang itu dapat diabaikan dalam perhitungan jumlah total curah
merupakan dua pertiga dari tekanan maksimum sebesar kerja isi sekuncup. Namun, pada kondisi abnormal tertontu,
120 mm Hg (tekanan sistolik) yang terjadi di dalam aorta seperti stenosis aorta yang mengalirkan darah dengan ke-
selama kontraksi ventrikel. cepatan yang besar melalui katup yang mengalami penyem-
Kurva tekanan di dalam ventrikel kiri dan arteri pul- pitan, mungkin dibutuhkan lebih dari 50 persen jumlah total
monalis mirip dengan kurva tekanan yang terdapat di curah kerja untuk dapat menimbulkan energi kinetik aliran
dalam aorta, hanya saja tekanan tersebut besarnya kira- darah.

kira seperenam dari tekanan di dalam aorta, seperti yang


akan dibicarakan di dalam Bab 14.
Analisis Grafik Pompa Ventrikel
Hubungan antara Gambar 9-7 menunjukkan sebuah diagram yang secara khu-
sus bergunauntuk menjelaskan mekanisme pemompaan dari
Bunyi Jantung dengan ventrikel ftrri. Komponen-komponen yang paling penting
Pompa Jantung dari diagram adalah dua kurva yang diberi label "tekanan
diastolik" dan "tekanan sistolik". Kedua kurva ini adalah
Sewaktu kita mendengarkan bunyi ;Ltung dengan bantuan kurva volume-tekanan.
sebuah stetoskop, ge-seorang tidak dapat mendengarkan pem- Kurva tekanan diastolik ditentukan oleh pengisian jan-
bukaan katupjarltung karena hal ini merupakan suatu proses tung dengan sejumlah darah yang volumenya makin lama
yang relatif lambat sehingga normalnya tidak menimbulkan makin banyak dan selanjutnya segera dilakukan pengukuran
suara. Akan tetapi, waktu katup tertutup, daun dari katup tekanan diastolik sebelum terjadi kontraksi ventrikel, yang
dan cairan di sekelilingnya bergetar oleh karena adanya per- merupakan te kanan dias t ol i k- akhir ventrikei.
ubahan tekanan yang tiba-tiba, sehingga menghasilkan sua- Kurva tekanan sistolik ditentukan oleh perckaman te-
ra yang menjalar melewati dada ke semua jurusan. kanan sistolik yang diperoleh selama kontraksi ventrikel
Bila ventrikel berkontraksi, kita pertama kali akan men- pada setiap volume pengisian.
dengar suatu suara yang disebabkan oleh penutupan katup Tekanan diastolik tidak akan naik begitu banyak bila
A-V Getaran suara tersebut nadanya rendah dan relatif volume ventrikel yang tidak berkontraksi belum meningkat
bertahan lama dan dikenal sebagai bunyi jantung pertama. kira-kira di atas 150 mililiter. Oleh karena itu, sampai volume
Sewaktu katup aorta dan katup pulmonalis menutup pada ini, darah dapat dengan mudah mengalir dari atrium ke dalam
akhir sistolik, kita dapat mendengar suatu bunyi mengatup ventrikel. Di atas 150 mililiter, tekanen diastolik ventrikel
yang cepat, sebab katup-katup ini menutup dengan cepat, akan meningkat dengan cepat, sebagian karenajaringan ikat
dan sekelilingnya bergetar dalam waktu yang singkat. Bu- fibrosa di dalam jantung tidak akan meregang lebih banyak
nyi ini disebut bunyi jantung kedua. Penyebab bunyi jan- lagi, dan sebagian lagi karena perikardium yang mengelilingi
tung yang pasti akan didiskusikan lebih mendalam dalam jantung sudah terisi s_ampai mendekati batasnya.
BAB 9 Otot Jantung; Jantung Sebagai Sebuah Pompa dan Fungsi Katup-Katup Jantung 115

kat sampai I 15 mililiter dan tekanan diastolik meningkat


300
Teka nan Sistolik sampai kira-kira 5 mm Hg.
F-ase II: Periode kontral<si isovolemik. Selama kontraksi iso-
6
t 250 volemik, volume ventrikel tidak mengalami perubahan
\, karena semua katup tefiutup. Akan tetapi, tekanan di
E
€ zoo Relaksasi
isovolemik
dalam ventrikel akan meningkat sampai sama dengan
tekanan di dalam aorta, pada tekanan sebesar 80 mm
c)
l< Hg, seperti yang digambarkan oleh garis berpanah yang
Periode ejeksi
E
o
150 bcrlabel "l 1".
Fase III: Periode ejeksi. SeIama ejeksi, tekanan sistolik me-
r! Kontraksi ningkat lebih tinggi lagi, sebab ventrikel masih berkon-
E 100 isovolemik traksi. Pada r.vaktu yang sama, volume ventrikel akan
t! menurun karena katup aorta sekarang telah terbuka dan
fs0 Tekanan
darah mengalir keluar dari ventrikel masuk ke dalam
aorta. Oleh karena itu, kurva berlabel "III" akan men-
P Diastolik
catat perubahan volume dan tekanan sistolik selama
0
100 150 240 250
periode ejeksi ini.
Fase iV: Periode relaksasi isovolemik. Pada akhir periode
Volume ventrikel kiri {ml} ejeksi, katup aorta menutup, dan tekanan ventrikel tu-
run kembali ke nilai tekanan diastolik. Kurva berlabel
GAMBAR 9-7, Hubungan antara volume ventrikel kiri dan tekanan
"lV" mencatat penurunan tckanan intraventrikular lanpa
intraventrikel selama fase diastolik dan sistolik. Juga ditunjukkan
"diagram volume-tekanan" oleh garis panah abu-abu yang meng- disertai perubahan volume. Jadi, ventrikel tersebut kem-
gambarkan perubahan-perubahan pada volume intraventrikel bali pada titik permulaannya, dengan kira-kira 45 milili
dan tekanan selama siklus jantung narmal. EW, kerja luar netto. ter darah terlinggal di dalam ventrikel dan disertai suatu
tekanan atrium yang hampir 0 mm Hg.

Pembaca yang terlatih baik dalam prinsip-prinsip dasar ilmu


Selama kontraksi ventrikel, tekanan "sistolik" meningkat fisika akan mengenali bahwa daerah yang digambarkan oleh
bahkan ketika volume ventrikel rendah dan akan mencapai diagram fungsi volume-tekanan ini (daerah yang diberi label
maksimumnya pada volume ventrikel sebesar 150 sampai EW) mewakili curah kerja luar netto (net external work out-
170 mililiter. Kemudian seiring dengan terus meningkat- put) dari ventrikel selama siklus kontraksinya. Pada perco-
nya volume tersebut, di bawah pengaruh beberapa keadaan baan mengenai kontraksijantung, diagram ini dipakai untuk
tekanan sistolik benar-benar menurun, seperti yang ditun- menghitung curah kerja jantung.
jukkan dengan turunnya kurva tekanan sistolik pada Gambar Bila jantung memompa darah dalam jumlah banyak,
9-7, sebab pada volume yang sangat besar ini filamen aktin daerah diagrarn kerja akan menjadi lebih luas. Yaitu, dia-
dan miosin serabut ototjantung benar-benar teregang cukup gram ini akan meluas iauh ke kanan sebab ventrikel terisi
jauh untuk membuat kekuatan kontraksi jantung menjadi dengan lebih banyak darah selama fase diastolik; diagram
kurang optimal. ini akan naik lebih tinggi sebab ventrikel berkontraksi de-
Perhatikan terutama pada gambar bahwa tekanan sis- ngan tekanan yang lebih besar, dan biasanya diagram ini
tolik maksimum pada ventrikel kiri notmal adalah antara akan meluas.jauh ke kiri sebab ventrikel berkontraksi de-
250 dan 300 mm Hg, tetapi nilai ini sangat bervariasi sesuai ngan volume yang lebih sedikit-khususnya bila ventrikel
dengan kekuatan jantung masing-masing orang dan derajat dirangsang oleh sistem saraf simpatis sehingga aktivitasnya
perangsangan jantung oleh saraf jantung. Bagi ventrikel meningkat.
kanan normal tekanan sistolik maksimum berada di antara
60 dan 80 mm Hg. Konsep Prelood don Affedood. Dalam menilai sifat-
sifat kontraksi otot, penting kiranya untuk menetapkan de-
"Diogrom Volume-Tekonon" Selomo Siklus Jon- raiat regangan otot ketika otot tersebut mulai berkontraksi,
lung; Curoh Kerjo Jonlung. Pada Gambar 9-7, garis yang disebut sebagai preload, dan juga menetapkan beban
yang berwarna abu-ab-u m'embentuk suatu lengkung yang yang dilawan oleh kekuatan kontraksi otot, yang disebut se-
disebut sebagai clia{rim volttme-tekanaiz dari siklus jantung bagai afterload.
untuk ventrikel kiri yang fungsinya normal. Kurva ini dibagi Pada kontraksi j antung, biasanya preload ini dinyatakan
dalam empat fase. sebagai tekanan diastolik-akhir ketika ventrikel sudah dalam
Fase I'. Periode pengisian. Dalam diagram volume-tekanan, keadaan terisi.
fase ini dimulai pada volume ventrikel kira-kira seba- Afierload ventrikel adalah tekanan di dalam arteri yang
nyak 45 mililiter dan tekanan diastolik hampir 0 mm berasal dari ventrikel. Dalam Gambar 9-7, afterload ber-
Hg. Empat puluh lima mililiter adalah jumlah darah hubungan dengan tekanan sistolik yang digambarkan oleh
yang tetap tinggal dalam ventrikel sesudah denyut jan- kurva fase III dalam diagram volume-tekanan. (Kadang ay'
tung yang terdahulu dan disebut sebagai volume sistolik- terload dinyatakan secara bebas sebagai resistensi di dalam
akhir. Sewaktu darah vena yang berasal dari atrium kiri sirkulasi daripada sebagai tekanan.)
memasuki ventrikel, biasanya volume ventrikel akan Makna penting dari konsep preload clan afterload ialah
meningkat sampai kira-kira I l5 mililiter, yang disebut pada banyak keadaan fungsi jantung atau sirkulasi yang ab-
sebagai volume diastolik-akhir, yang merupakan suatu normal, ternyata tekanan selama pengisian ventrikel (pre-
kenaikan sebesar 70 mililiter. Oleh karena itu, diagram loac[), atau tekanan arteri yang harus dilawan oleh kontraksi
I
volume-tekanan selama fase memanjang sepanjang ventrikel (afterloaQ, atau keduanya banyak mengalami per-
kurva yang diberi label "I," dengan volume yang mening- ubahan dari keadaan yang normal.
116 UNIT lll Jantung

Energi Kimia yang Dibutuhkan ahli fisiologi terkenal pada satu abad silam. Secara men-
untuk Kontraksi Jantungl dasar, mekanisme Frank-Starling berarti semakin besar
otot jantung diregangkan selama pengisian, semakin be-
Penggunaan Oksigen sar kekuatan kontraksi dan semakin besar pula jumlah
oleh Jantung darah yang dipompa ke dalam aorta. Atau dinyatakan
dengan cara lain: Dalam batas-batas fisiologis, jantung
Ototjantung, seperti halnya otot rangka, menggunakan ener- akan memompe semua darah yang kembali ke jantung
gi kimia untuk menyebabkan kontraksi. Energi ini dihasil-
melalui vena.
kan terutama dari metabolisme oksidatif asam lemak dan,
sebagian kecil, dari bahan makanan yang lain, khususnya
Apo Penjelosqn dori Mekonisme Fronk-storling?
laktat dan glukosa. Oleh karena itu, kecepatan pemakaian
Bila darah dalam jumlah lebih mengalir ke dalam ven-
oksigen oleh jantung merupakan suatu alat yang baik untuk
mengukur energi kimia yang dilepaskan sewaktu jantung
trikel, otot jantung sendiri akan lebih meregang. Keadaan
melakukan kerjanya. Berbagai reaksi kimia yang berbeda ini selanjutnya akan menyebabkan otot berkontraksi de-
yang melepaskan energi ini dibahas dalam Bab 67 dan 68. ngan kekuatan yang bertambah karena filamen aktin dan
miosin dibawa mendekati tahap tumpang tindih yang op-
Efisiensi Konlroksi Jonlung. Selama otot jantung berkon- timal untuk membangkitkan kekuatan. Oleh karena itu,
traksi, sebagian besar energi kimia yang digunakan diubah
ventrikel, karena peningkatan pemompaan, secara otoma-
menjadi panas dan satu bagian yang lebih kecil digunakan
tis akan memompa darah tambahan ke dalam arteri.
untuk curah kerja. Perbandingan antara curah kerja dengan
pengeluaran energi kimia total disebut sebagai efsiensi kon-
Kemampuan otot yang diregangkan, sampai mencapai
tralrsi jantung, atau hanya efsiensi jantung. Efisiensi maksi-
panjang yang optimal, untuk berkontraksi dengan curah
mum jantung normal yaitu antara20 sampai 25 persen. Pada kerja yang bertambah merupakan karakteristik dari semua
gagaljantung, nilai ini bisa turun menjadi serendah 5 sampai otot lurik, seperti yang dijelaskan dalam Bab 6, dan bukan
I 0 persen. merupakan karakteristik otot jantung saja.
Selain pengaruh yang penting akibat pemanjangan otot
jantung, masih ada faktor lain yang dapat meningkatkan
Pengaturan dayapompajantung bila volumenya meningkat. Peregang-
Pemompaan Jantung an dinding atrium kanan secara langsung akan mening-
katkan frekuensi denyut jantung sebesar l0 sampai 20
Bila seseorang dalam keadaan istirahat, setiap menitnya persen; keadaan ini juga membantu meningkatkan jumlah
jantung hanya akan memompa 4 sampai 6 liter darah. darah yang dipompa setiap menit, walaupun peranannya
Selama bekerja berat, jantung mungkin perlu memompa tidak sebesar peranan mekanisme Frank-Starling.
darah sebanyak empat sampai tujuh kali lipat dari jum-
lah ini. Dua alat dasar yang mengatur volume darah yang Kurva Fungsi Ventrikel
dipompakan oleh jantung adalah (l) pengaturan intrinsik
Salah satu cara yang terbaik untuk menyatakan kemam-
pemompaan jantung sebagai respons terhadap perubahan
puan fungsi ventrikel dalam memompa darah adalah de-
volume darah yang mengalir ke dalam jantung, dan (2)
ngan menggunakan kurva fungsi ventrikel, seperti yang
pengendalian frekuensi denyut jantung dan kekuatan pe-
digambarkan dalam Gambar 9-8 dan 9-9. Gambar 9-8
mompaan jantung oleh sistem saraf otoRom.. ,.
menggambarkan suatu jenis kurva fungsi ventrikel yang

Pengaturan lntrinsik Pompa Jantung-


Mekanisme Frank-Starl i ng Curah sekuncup Curah sekuncup
ventrikel kiri ventrikel kanan
Dalam Bab 20, kita akan mempeiajari bahwa pada ber- (gram meter) (gram meter)
bagai kondisi, jury1ah-darah yang dipompa oleh jantung 40
setiap menit hampir seluruhnya ditentukan oleh kecepat- 30
an aliran darah ke dalam jantung yang berasal dari vena-
2A
vena, yang disebut sebagai alir balik vena. lni berarti
bahwa, setiap jaringan perifer pada tubuh mengatur aliran 10
darah di tempatnya sendiri, dan seluruh aliran setempat U
jaringan tersebut akan berkumpul dan kembali melalui 01020010?a
vena-vena ke dalam atrium kanan. Jantung, kemudian Tekanan rata-rata Tekanan rata-rata
secara otomatis akan memompa darah yang masuk ini atrium kiri atrium kanan
(mm Hg) (mm Hg)
mengalir ke dalam arteri, sehingga darah tersebut dapat
mengalir kembali mengelilingi sirkulasi. GAMBAR 9-8. Kurua fungsi ventrikel kiri dan kanan yang direkam
Kemampuan intrinsik jantung untuk beradaptasi ter- pada anjing, menggambarkan curah kerja sekuncup ventrikel se-
hadap volume yang meningkat akibat aliran masuk darah, bagai suatu fungsi tekanan rata-rata atrium kanan dan kiri. (Kurua
direkonstruksikan berdasarkan data dari Sarnoff: Myocardial con-
disebut sebagai mekanisme Frank-Starling dari jantung,
tractility as described by ventricular function curues. Physiol Rev.
sebagai penghormatan terhadap Frank dan Starling, dua 35:107,1955.)
BAB 9 otot Jantung; Jantung sebagai sebuah Pompa dan Fungsi Katup-Katup Jantung 117

Rantai simpatis

-4 0 +4 +8 +12 +16
Tekanan atrium (mm Hg)

GAMBAR 9-9. Kurva curah isi ventrikel kiri dan kanan yang
mendeka{i normal bagi jantung manusia saat istirahat dan dalam GAMBAR 9-1O, Saraf-saraf simpatis dan parasimpatis jantung
keadaan normal sepefii yang diekstrapolasikan berdasarkan data (saraf vagus yang menuju ke jantung adalah saraf parasimpatis).
yang diperoleh dari anjing dan data dari manusia.

jadi 180 sampai 200 dan, walaupun jarang terjadi, 250 kali
disebut sebagai kttrva curah kerja sekuncup (stroke work denyut per menit. Juga, perangsangan simpatis mening-
output curve). Perhatikan bahwa begitu tekanan atrium katkan kekuatan kontraksi otot jantung sampai dua kali
untuk setiap sisi jantung meningkat, curah keda sekuncup normal sehingga akan meningkatkan volume darah yang
untuk sisi tersebut akan meningkat sampai mencapai ba- dipompa dan meningkatkan tekanan ejeksi. Jadi, perang-
tas kemampuan kontraksi ventrikel. sangan simpatis sering dapat meningkatkan curah jantung
Gambar 9-9 menggambarkan kurva fungsi ventrikel maksimum sebanyak dua sampai tiga kali iipat, selain
jenis lain yang disebut sebagai kurva curah isi ventrikel peningkatan curahan yang disebabkan oleh mekanisme
(ventricular volume output curve). Kedua kurva pada Frank-Starling yang sudah dibahas sebelumnya.
gambar ini menunjukkan fungs.i kedua veiitrikel jantung Sebaliknya, penghambatan saraf simpatis ke jantung
manusia berdasarkan data yang diekstrapolasikan dari dapat menurunkan pemompaan janfung menjadi sedang
binatang yang tebih rendah. Sewaktu tekanan atrium kiri dengan cara sebagai berikut: Pada keadaan normal, sera-
dan kanan meningkat, maka volume yang dikeluarkan but-serabut saraf simpatik ke jantung secaraterus menerus
oleh masing-masing ventrikelnya dalam setiap menit juga melepaskan sinyal dengan kecepatan rendah untuk mem-
akan meningkat. pertahankan pemompaan kira-kira 30 persen lebih tinggi
Jadi, kurvafungsi ventrikel merupakan cara lain untuk bila tanpa perangsangan simpatik. Oleh karena itu, bila
menyatakan mekasnime Frank-Starling jantung. Yakni, aktivitas sistem saraf simpatis ditekan sampai di bawah
sewaktu ventrikel diisi sebagai respons terhadap lebih normal, keadaan ini akan menurunkan frekuensi denyut
meningkatnya tekanan atrium, maka masing-masing volu- jantung dan kekuatan kontraksi otot ventrikel sehingga
me ventrikel dan kekuatan kontraksi otot jantung juga akan menurunkan tingkat pemompaan jantung sampai
meningkat sehinggajantung akan memompa lebih banyak sebesar 30 persen di bawah normal.
darah ke dalam arteri
Perongsongon Porqsimpoiis (Vogus) podo Jon-
Pengaturan Jantgng bleh Saraf iung. Perangsangan serabut saraf parasimpatis di dalam
neryus vagus yang kuat padajantung dapat menghentikan
Parasimpatis d5n Simpatis
Efektivitas pompa jantung juga dikendalikan oleh saraf denyut jantung selama beberapa detik, tetapi biasanya
jantung akan "mengatasinya'? dan berdenyut dengan ke-
simpatis dan parasimpatis (vagus), yang sangat banyak
cepatan 20 sampai 40 kali per menit selama perangsangan
menyuplai jantung, seperti yang ditunjukkan dalam Gam-
parasimpatis terus berlanjut. Selain itu, perangsangan va-
bar 9-10. Untuk sejumlah nilai masukan tekanan atrium,
jumlah darah yang dipompa setiap menitnya (curah jan- gus yang kuat dapdt menurunkan kekuatan kontraksi otot
jantung sebesar 20 sampai 30 persen.
tung) sertng dapat ditingkatkan sampai lebih dari 100
Serabut-serabut vagus didistribusikan terutama ke atri-
persen melalui perangsang'an simpatis. Sebaliknya, curah
jantung juga dapat diturunkan sampai serendah nol atau um dan tidak begitu banyak ke ventrikel, tempat terjadinya
tenaga kontraksi yang sebenarnya. Hal ini menjelaskan
hampir nol melalui perangsangan vagus (parasimpatis).
pengaruh perangsangan vagus yang terutama mengurangi
Mekonisme Eksiiosi Jonlung oleh Sorof Simpo- frekuensi denyut jantung daripada sangat mengurangi
lis. Perangsangan simpatis yang kuat dapat meningkatkan kekuatan kontraksi jantung. Meskipun demikian, penu-
frekuensi denyut jantung pada manusia dewasa muda dari runan frekuensi denyut jantu4g yang besar digabungkan
frekuensi normal sebesar 70 kali denyut per menit men- dengan penumnan kekuatan kontraksi jantung yang kecil
118 UNIT lll Jantung

masing au.i t"auu ion ini di dalam cairan ekstrasel seha-


rusnya juga mempunyai pengaruh yang penting terhadap
pompa jantung.

Pengoruh lon Kolium. Kelebihan ion kalium dalam


20 cairan ekstrasel akan menyebabkan jantung menjadi
E mengembang dan lemas dan juga membuat frekuensi
6,' denyut jantung menjadi lambat. Jumlah ion kalium yang
tr
51s terlalu besar juga akan menghambat konduksi impuls jan-
ot tung yang berasal dari atrium menuju ke ventrikel melalui
berkas A-V. Peningkatan konsentrasi ion kalium hanya
,s" 10
dari 8 menjadi 12 mBql liter-yaitu dua sampai tiga kali
r! nilai normal--dapat menyebabkan kelemahan jantung
.=-s.irypgtj;- nol "
(Perangsangan yang hebat dan timbulnya irama abnormal yang dapat
(J
parasimpatis) menimbulkan kematian.
5 Semua pengaruh ini sebagian berasal dari kenyata-
an bahwa tingginyb konsentrasi kalium di dalam cairan
ekstrasel menurunkan potensial membran istirahat di
dalam serabut-serabut otot jantung, seperti yang dijelas-
-4 O+4+8 kan dalam Bab 5. Sewaktu potensial membran turun, in-
Tekanan atrium kanan (mm Hg) tensitas potensial juga menurun, yang membuat kontraksi
jantung secara progresif melemah.
GAMBAR 9-11. Pengaruh pada kurva curah jantung akibat ber-
bagai derajat perangsangan simpatis dan parasimpatis.
Pengoruh lon Kqlsium. Kelebihan ion kalsium akan
menimbulkan akibat yang hampir berlawanan dengan
akibat yang ditimbulkan oleh ion kalium, yaitu menye-
akan dapat menurunkan pemompaan ventrikel sebesar 50 babkan jantung mengalami kontraksi spastis. Hal ini
persen atau lebih.
disebabkan oleh pengaruh langsung dari ion-ion kalsium
dalam mengawali proses kontraksi jantung, ssperti yang
Pengoruh Perongsongon Simpotis otou poro-
telah dijelaskan terdahulu dalam bab ini.
simpolis Terhodop Kurvo Fungsi Jonlung. Gam-
Sebaliknya, kekurangan ion kalsium akan menye-
bar 9-12 menggambarkan empat kurva fungsi jantung.
babkan kelemahanjantung, yang mirip dengan pengaruh
Kurva-kurva ini mirip dengan kurva fungsi ventrikel pada
ion kalium. Namun, untungnya, secara norrnal kadar ion
Gambar 9-9. Akan tetapi, kurva fungsi jantung ini lebih
kalsium di dalam darah diatur dalam kisaran yang sangat
menggambarkan fungsi seluruh jantung daripada fungsi
sempit. Sehingga, pengaruh konsentrasi kalsium yang
sebuah ventrikel; kurva-kurva tersebut juga menunjukkan
abnormal terhadap jantung sering tidak mempunyai arli
hubungan antara tekanan atrium kanan pada tempat ma-
klinis yang penting.
suknya di jantung kanan dan curah jantung dari ventrikel
kiri ke dalam aorta.
Kurva dari Gambar 9-11 menunjukkan bahwa pada
setiap nilai tekanan atrium kanan, curah jantung akan me- Pengaruh Suhu
ningkat ketika terjadi peningkatan perangsangan simpatis Terhadap Fungsi Jantung
dan menurun ketika terjadi peningkatan perangsangan
Peningkatan suhu tubuh, seperti yang terjadi sewaktu
parasimpatis. Perubahan curah jantung yang disebabkan
seseorang menderita demam, akan sangat meningkatkan
oleh perangsangan_;araf ini merupakan aklbat dari per-
frekuensi denyut jantung, kadang-kadang dua kali lebih
ubahan frekuensi"denyut jantung dan perubahan kekuat-
cepat dari frekuensi denyut normal. Penurunan suhu sa-
an kontraksi jantung, karena kedua perubahan tersebut
ngat menurunkan frekuensi denyut jantung, sehingga tu-
merupakan respons terhadap perangsangan saraf.
run sampai serendah beberapa denyut per menit seperti
pada seseorang yang mendekati kematian akibat hipoter-
Pengaruh lon Kalium dan Kalsium mia suhu tubuh dalam kisaran 60o sdmpai 70.F (15,5.
Terhadap Fungsi Jantung sampai 27,2"C). Penyebab pengaruh ini kemungkinan
karena panas meningkatkan permeabilitas membran otot
Dalam pembahasan mengenai potensial membran dalam jantung terhadap ion yang mengatur frekuensi denyut
Bab 5, telah ditekankan bahwa ion kalium memiliki pe- jantung menghasilkan peningkatan proses perangsangan
ngaruh yang bermakna terhadap potensial membran, dan sendiri.
dalam Bab 6, juga telah ditekankan bahwa ion kalsium itu Kekuatan kontral<si jantung sering dipercepat secara
mempunyai peran yang khusus dan penting dalam meng- temporer melalui suatu peningkatan suhu yang sedang,
aktivasi timbulnya proses kontraksi otot. Oleh karena seperti yang terjadi saat tubuh berolahraga, tetapi pening-
itulah, dapat diduga bahwa besarnya konsentrasi masing- katan suhu yang lama akan melemahkan sistem metabolik
BAB 9 ototJantung; Jantung sebagai sebuah Pompa dan Fungsi Katup-KatupJantung 119

Kepustakaan
Bers DM: Cardiac excitation-contraction coupling. Nature
o 415:198, 2002.
E
Brette F, Orchard C: Tlubule function in mammalian cardiac
o)
myocites. Circ Res 92: I 182, 2003.
Brutsaert DL: Cardiac endothelial-myocardial signaling: its
role in cardiac growth, contractile performance, and rhyth-
G micity. Physiol Rev 83:59, 2003.
G Clancy CE, Kass RS: Defective cardiac ion channels: from mu-
tations to clinical syndromes. J Clin Invest 1 10;1075, 2002.
o Fozzard HA: Calcium sodium and calcium channels: a history
of excitat ory currents. C ardiovasc Re s 5 5 ; 1, 2002.
50 100 150 200 250 Fuchs E Smith SH: Calcium, cross-bridges, and the Frank-Star-
Tekanan arteri (mm Hg) ling relationship. News Physiol Sci I6:5, 2001.
Guyton AC: Determination of cardiac output by equating ve-
GAMBAR 9-12. Curah jantung yang konstan ketika mencapai
nous reh.ffn curyes with cardiac response vurves. physiol
nilai tekanan sebesar 160 mm Hg. Peningkatan beban tekanan
menyebabkan curah jantung mengalami kegagalan secara nyata Rev. 35 123, 1955.
hanya ketika tekanan afteri meningkat di atas batas normal. Guyton AC, Jones CE, Citleman TG: Circulatory Physiology:
' Cardiac Output and lts regulation, 2,t ed. Philadelphia: I|tB
Saunders, 1973.
Herring N, Danson EJ, Paterson DJ: Cholinergic control of
jantung dan akhirnya menyebabkan kelemahan. Karena heart rate by nitric oxide is site specifc. News physiol Sci
itu, fungsi optimal jantung sangat bergantung pada peng- 17:202,2002.
aturan suhu tubuh oleh mekanisme pengaturan suhu yang Korzick DH : Re gulation of c ardiac excitati on-c ontroction cou-
telah dijelaskan pada Bab 73. pling: a cellular update. Adv Physiol Educ 27: I 92, 2003.
Olson EN: A decade of discowries in cardiac biology. Nat Med
t0;467,2004.
Peningkatan Beban Tekanan Page E, Fozzard HA, Solaro JR; Handbook of Physiolog,,, sec
Arteri (Sampai ke Batasnya) 2: The Cardiovascular System, vol l: The Heart. New york:
Oxford university Press, 2002.
Tidak Menurunkan Curah Jantung Rudy Y: From genome to physiome; integrative models of car-
diac excitation. Ann Biomed Eng 28:945, 2000.
Perhatikan pada Gambar 9-12 bahwa peningkatan pada
SarnoffSJ: Myocardial contractility as described by ventricular
tekanan arteri di dalam aorta tidak menurunkan curah
functioncurves. Physiol Rev 35:107, 1955.
jantung sampai tekanan afteri rata-rata meningkat di atas Starling EH: The Linacre Lecture on the Law of the heart. Lon-
sekitar 160 mm Hg. Dengan kata lain, selama jantung don; Longmans Green, l9lB.
berfungsi normal pada tekanan arteri sistolik yang normal Sussman MA, Anversa P: Myocardial aging and senescence:
(80 sampai 140 mm hg), besar curah jantung ditentukan where have the stem cells gone? Annu Rev Physiol 66:29,
hampir seluruhnya oleh kemudahan aliran darah melalui 2001.
jaringan tubuh, yang selanjutnya mengatur alir balikvena Zucker IH, Schultz HD, Li YE et al; The origin of sympathetic
outflow in heartfailure: the roles ofangiotensin II and nitric
darah ke jantung. Hai ini merupakan pokok bahasan uta-
oxide. Prog Biophys Mol Biol 84:217,2001.
ma Bab 20.
B AB TO

pnffi

S,istem:Eksitssi,d$n
lftnduftCi Khusue d'* iia*tung

Nodus $inusr {$inofrtrial}

|iirll
BAB 10 Eksitasi Ritmis pada Jantung 121

nus biasanya mengatur kecepatan denyut seluruh jantung,


seperti yang akan dibicarakan lebih rinci nanti dalam bab
ini. Pertama, marilah kita bicarakan irama otomatis ini.

Mekonisme lromo Nodus Sinus. Gambar l0-2 men-


jelaskan potensial aksi yang direkam dari dalam serabut
Nodus A-V nodus sinus untuktiga denyutjantung, dengan perbanding-
an, satu potensial aksi serabut otot ventrikel. Perhatikan,
Berkas A-V
bahwa "potensial membran istirahat" pada serabut nodus
sinus di antara lepasan mempunyai kenegatifan sekitar
Cabang
berkas -55 sampai -60 milivolt, sedangkan serabut otot ventrikel
kiri mempunyai potensial sebesar -85 sampai -90 milivolt.
Penyebab dari berkurangnya kenegatifan ini adalah bo-
Cabang
I cornya membran sel serabut sinus secara alamiah ter-
* berkas
| kanan hadap ion-ion natrium dan kalsium, dan rnuatan positif
:l akibat masuknya ion natrium dan kalsium menetralisasi
sebagian besar kenegatifan intrasel.
Sebelum kita mencoba membahas irama serabut no-
GAMBAR '10-1. Nodus slnus, dan sistem Purkinje dari jantung, dus sinus, mula-mula kita ingat kembali dari pembicaraan
menunjukkan juga nodus A-V, jalur internodus atrium, dan ca-
bang-cabang be rkas ventrikel.
pada Bab 5 dan 9 yang menjelaskan bahwa di dalam otot
jantung ada tiga macam kanal ion membran yang.me-
mainkan peranan penting dalam menyebabkan perubahan
voltase potensial aksi. Kanal-kanal tersebut yaitu (l) ka-
nal cepat natrium, (2) kanal lambat natrium-kalsium, dan
(3) kanal kalium. Pembukaan kanal cepat natrium yang
terjadi selama seperbeberapa puluh ribu detik dianggap
bertanggung jawab untuk munculnya gambaran potensial
Ambang batas aksi seperti paku (spike) yang sangat cepat, yang dapat
+20
diamati dalam otot ventrikel, karena adanya pemasukan
0 yang cepat dari ion natrium yang bermuatan positifke ba-
gian dalam serabut tersebut. Selanjutnya gambaran "pla-
teau" dari potensial aksi ventrikel itu disebabkan terutama
.3 -+o oleh lambatnya pembukaan kanal lambat natrium-kalsi-
E um, yang berlangsung selama sekitar 0,3 detik. Akhirnya,
pembukaan kanal kalium memungkinkan difusi sebagian
-€0 besar ion-ion kalium yang bermuatan positif ke arah luar
dari membran serabut tersebut dan mengembalikan po-
tensial membran tersebut ke nilai istirahat yang semula.
Tetapi ada suatu perbedaan fungsi dari kanal-kanal
ini dalam serabut nodus sinus akibat sangat kurangnya
GAMBAR 1O-2. Pelepasan ritmis dari serabut nodus sinus. Juga, kenegatifan selama potensial ((istirahat"-yakni hanya
potensial aksi nodus sinus dibandingkan dengan potensial aksi sebesar -55 milivolt di serabut nodus dibandingkan de-
serabut otot ventrikel. ngan -90 milivolt pada serabut otot ventrikel. Pada ting-
kat *55 milivolt ini, sebagian besar kanal cepat natrium
sudah menjadi "inaktif," yang berarti bahwa kanal ini su-
nus secara langsung berhubungan dengan serabut-serabut dah dihambat. Penyebabnya, bahwa setiap kali potensial
otot atrium, sehingga setiap potensial aksi yang dimulai membran tetap kurang negatif dari -55 milivolt selama
di dalam nodus sinus akan segera menyebar ke dalam din- lebih dari beberapa milidetik, gerbang yang tidak aktif di
ding otot ut?iur. dalam membran sel yang menutup kanal cepat natrium
akan menjadi teftutup , dan akan tetap demikian. Oleh ka-
rena itu, hanya kanal lambat natrium-kalsium yang dapat
lrama Listrik Otomatis dari membuka (yakni yang dapat menjadi "aktif') sehingga
Serabut-Serabut Sinus dapat menyebabkan timbulnya potensial aksi. Hasilnya,
Beberapa serabut jantung mempunyai kemampuan sely' pembentukan potensial aksi nodus atrium menjadi lebih
excitation, yang merupakan suatu proses yang dapat me- iambat daripada yang terjadi pada otot ventrikel. Selain
nyebabkan lepasan dan kontraksi ritmis yang otomatis. itu, setelah terjadi potensial aksi, pengembalian potensial
Hal ini memang benar bahwa serabut-serabut jantung ke keadaan negatifakan pulih dengan kecepatan yang le-
merupakan sistem konduksi yang khusus; termasuk se- bih lambat ketimbang potensial aksi dalam serabut ventri-
rabut-serabut nodus sinus. Dengan alasan inilah, nodus si- kel yang pulih dengan tiba-tiba.
122 UNIT lll Jantung

Self-Excitation Serabut-Serabut Nodus Sinus. kembali (re-excitation) agar dapat timbul siklus yang lain.
Karena tingginya konsentrasi ion natrium di dalam cairan Proses ini berlangsung terus secara tidak terbatas selama
ekstrasel, yakni di luar serabut nodus, begitujuga dengan kehidupan seseorang.
sejumlah kanal natrium yang sudah terbuka, ion-ion na-
trium yang bermuatan positif dari luar serabut biasanya
cenderung akan masuk ke dalam serabut. Oleh karena itu, Jalur lnternodus dan Penjalaran lmpuls
masuknya ion-ion natrium yang bermuatan positif di an- Jantung Melalui Atrium
tara denyut jantung menyebabkan peningkatan potensial
Ujung serabut-serabut nodus sinus berhubungan lansung
membran istirahat ke arah positif secara lambat. Jadi, se-
dengan serabut-serabut otot atrium di sekelilingnya. Oleh
perti yang ditunjukkan pada Gambar 10-2, potensial "isti-
karena itu, potensial aksi yang berasal dari nodus sinus
rahat" secara perlahan-lahan akan meningkat di antara
akan menjalar keluar dan masuk ke dalam serabut-serabut
dua denyutjantung. Saat potensial mencapai ambang ba-
otot atrium. Dengan cara inilah, potensial aksi menye-
tas voltase kira-kira sebesar -40 milivolt, kanal natrium-
bar ke seluruh massa otot atrium dan akhirnya, ke nodus
kalsium menjadi aktif, sehingga menimbulkan potensial
A-V. Kecepatan konduksi di sebagian besar otot atrium
aksi. Oleh karena itu, pada dasarnya, sifat pembocoran
kira-kira 0,3 m/detik, tetapi konduksi lebih cepat sekitar
dari serabut-serabut nodus sinus terhadap ion-ion natrium
I m/detik, di beberapa pita serabut otot atrium yang kecil.
dan kalsium menyebabkan timbulnya self excitation.
Salah satu dari pita ini, disebut pita antar atrium anterior
Mengapa bocornya ion natrium dan kalsium tidak
(ant er i or int er at r i a I b an d), b erj alan di sepanj ang dinding
menyebabkan serabut-serabut nodus sinus tetap dalam
anterior atrium menuju ke atrium kiri. Selain itu, ada tiga
keadaan depolarisasi sepanjang waktu? Jawabannya ialah
pita kecil lain yang melalui dinding anterior, lateral dan
bahwa ada dua peristiwa yang terjadi selama berlangsung-
posterior atrium dan berakhir di dalam nodus A-V, seperti
nya potensial aksi untuk mencegah hal tersebut. Pertama,
yang digambarkan pada Gambar 10-1 dan 10-3, yang se-
kanal natrium-kalsium menjadi tidak aktif (misalnya,
cara berurutan disebut, jalur internodus anterior, media
kanal tersebut menjadi tertutup) dalam waktu kira-kira 100
dan posterioz Penyebab kecepatan konduksi yang lebih
sampai 150 milidetik setelah dibuka, dan kedua, kira-kira
tinggi dalam pita-pita ini adalah adanya serabut-serabut
pada waktu yang bersamaan, sejumlah kanal kalium yang
konduksi khusus. Serabut-serabut ini mirip dengan se-
jumlahnya semakin banyak menjadi terbuka. Oleh karena
rabut-serabut konduksi Purkinje dalam ventrikel bahkan
itu, masuknya ion kalsium dan natrium yang bermuatan
lebih cepat, yang akan dibicarakan selanjutnya.
positif melalui kanal natrium-kalsium akan berhenti, se-
mentara pada saat yang sama sejumlah besar ion kalium
yang bermuatan positif akan berdifusi keluar dafi serabut. Nodus Atrioventrikular, dan Penundaan
Kedua hal tersebut mengurangi potensial intrasel sehing- Konduksi lmpuls dari Atrium
ga kembali ke tingkat istirahat yang negatif dan karena
ke Ventrikel
itu mengakhiri potensial aksi. Lebih lanjut, kanal kalium
akan tetap terbuka selama seperbeberapa puluh detik, me- Sistem konduksi atrium diatur sedemikian rupa sehingga
nyebabkan berlanjutnya pergerakan muatan positifke luar impuls jantung tidak menjalar terlalu cepat dari atrium
dari sel untuk sementara waktu, sehingga terjadi kenegatif- menuju ke ventrikel; dengan demikian penundaan ini
anyang berlebihan di dalam serabut; keadaan ini disebut akan memberi waktu yang cukup bagi atrium untuk
sebagai hiperpolarisasl. Pada awalnya, keadaan hiperpo- mengosongkan darah ke dalam ventrikel sebelum kon-
larisasi akan menyebabkan potensial membran "istirahat" traksi ventrikel dimulai. Jr{odus A-V dan serabut-serabut
turun sampai kira-kira -55 hingga -60 milivolt pada akhir konduksi yang berdekatan terutama yang memperlambat
dari potensial aksi. penjalaran impuls ini ke ventrikel.
Akhirnya, kita harus menjelaskan mengapa keadaan Nodus A-V terletak pada dinding posterior atrium
hiperpolarisasi yanglaru ini juga tidak berlangsung terus kanan, tepat di belakang katup hikuspid, seperti yang di-
menerus. Alasannya adalah selama seperbeberapa puluh tunjukkan pada Gambar 10-1. Dan Gambar 10-3 meng-
detik sesudah potensial aksi berakhir, secara bertahap gambarkan berbagai bagian nodus yang berbeda dan
makin lama makin banyak kanal kalium yang menutup. hubungannya dengan masuknya s er abut j alur int erno dus
Kebocoran yang menyebabkan masuknya ion-ion natrium atrium dan keluarnya berkas A-V. Gambar tersebut juga
dan kalsium yang bermuatan positif ke arah dalam sekali menunjukkan perkiraan interval waktu dalam sepersekian
lagi akan mbngganggu keseimbangan aliran keluar ion detik antara onset permulaan impuls jantung di dalam no-
kalium, sehingga menyebabkan potensial "istirahat" akan dus sinus dan pemunculannya selanjutnya dalam sistem
menyimpang ke atas lagi, akhimyamencapai nilai ambang nodus A-V. Perhatikan bahwa setelah berjalan melalui
batas untuk pelepasan potensial aksi sebesar kira-kira J0 jalur-jalur internodus, impuls akan mencapai nodus A-V
milivolt. Selanjutnya seluruh proses di mulai lagi, yakni: kira-kira 0,03 detik sesudah keluar dari asalnya yakni dari
self excitcttion untuk menyebabkan potensial aksi, pemu- nodus sinus. Kemudian, penundaan lain terjadi selama
lihan dari potensial aksi, hiperpolarisasi sesudah potensial 0,09 detik di dalam nodusA-V sendiri sebelum impuls ma-
aksi berakhir, penyimpangan ke atas dari potensial "istira- suk ke bagian penembusan dari berkas A-Y Qtenetrating
hat" ke nilai ambang, dan akhirnya terjadi proses eksitasi portion), tempat impuls memasuki ventrikel. Penundaan
BAB 10 Eksitasi Ritmis pada Jantung 123

lebih besar daripada serabut otot ventrikel normal, dan se-


rabut ini menjalarkan potensial aksi dengan kecepatan 1,5
Serabut-serabut transisional
sampai 4,0 m/detik, yang kira-kira 6 kali kecepatan dalam
otot ventrikel biasanya, dan 150 kali kecepatan dalam se-
rabut nodus A-V. Keadaan ini memungkinkan penjalaran
impuls jantung secara cepat ke seluruh otot ventrikel yang
tersisa.
Penjalaran potensial aksi yang sangat cepat oleh sera-
Jaringan fibrosa but Purkinje diyakini disebabkan oleh tingkat permeabili-
akio-ventrikular tas gap junctions yang sangat tinggi pada diskus interka-
Bagian penembusan lafus yang terdapat di antara sel-sel yang saling berderet
di berkas A-V
menyusun serabut-serabut Purkinie. Oleh karena itu, ion-
Bagian distal ion dihantarkan dengan mudah dari satu sel ke sel yang
berkas A-V lain, sehingga meningkatkan kecepatan penjalaran. Serabut
Cabang berkas kiri
Purkinje juga mempunyai miofibril yang sangat sedikit,
yang berarti bahwa serabut ini sedikit atau tidak berkon-
traksi sama sekali selama perjalanan penjalaran impuls.

Konduksi Sqtu Aroh Melolui Berkos A-V. Sebuah


L----J
Septum
karakteristik khusus dari berkas A-V adalah ketidakmam-
ventrikel puan potensial aksi untuk berjalan kembali dari ventrikel
ke atrium, kecuali pada keadaan yang tidak normal. Ke-
GAMBAR 1O-3. Pengaturan nodus A-V. Angka-angka mewakili
interval waktu dari tempat asal impuls di dalam nodus sinus. Nilai
adaan ini akan mencegah masuknya kembali impuls jan-
tersebut telah diekstrapolasikan ke manusia. tung melalui jalur ini dari ventrikel ke atrium, sehingga
yang terjadl hanya konduksi dari atrium ke ventrikel.
Lebih jauh lagi, hendaknya diingat kembali bahwa di
terakhir selama 0,04 detik terjadi terutama dalam bagian tnana saja kecuali pada berkas A-V, otot atrium dipisah-
penembusan di berkas A-V ini, yang terdiri atas fasikulus kan dari otot ventrikel oleh sebuah sawar fibrosa yang
kecil multipel yang melewati jbringan fibrosa yang me- bersambung, yaitu sebuah bagian yang ditunjukkan pada
misahkan atrium dari ventrikel. Gambar 10-3. Sawar ini biasanya bekerja sebagai suatu
Jadi, total penundaan dalam nodus A-V dan sistem insulator untuk mencegah impuls jantung lewat di antara
berkas A-V adalah sekitar 0,13 detik. Hal tersebut, di- otot atrium ke ventrikel melalui jalur lain selain kon-
tambah penundaaan konduksi yang pertama selama 0,03 duksi maju melalui berkas A-V itu sendiri. (Pada kasus
detik dari nodus sinus ke nodus A-V, menyebabkan jum- yang jarang, sebuah jembatan otot yang abnormal dapat
lah penundaan seluruhnya adalah 0,16 detik, sebelum menembus sawar fibrosa di mana saja selain pada berkas
akhimya sinyal eksitasi menyebabkan kontraksi otot ven- A-V. Pada keadaan yang demikian, impuls jantung dapat
trikel. masuk kembali ke atrium dari ventrikel dan menyebabkan
aritmia jantun g yang berat.)
Penyebob Konduksi yong lombot. Penyebab uta-
ma konduksi yang sangat lambat pada serabut transisio-
Distribusi Serobut-Serqbut Purkinje di Dolom
nal, serabut nodus sinus, dan bagian penembusan di se-
rabut berkas A-V adalah hilangnya sejumlah gap junction
Ventrikel-Cobong Berkos Kiri dqn Konon. Se-
telah menembus jaringan fibrosa di antara otot atrium dan
di antara sel-sel yang saling berderet dalam jalur konduk-
ventrikel, bagian distal dari berkas A-V akan berjalan ke
si, sehingga terdapat,rgsistbnsi yang sangat besar terha-
bawah di dalam septum ventrikel sepanjang 5 sampai 15
dap konduksi ion-ion yang tereksitasi dari satu serabut ke
milimeter menuju apeks jantung, seperti yang ditunjuk-
- serabut berikutnya. Oleh karena itu, dengan mudah dapat
kan pada Gambar 10-l dan 10-3. Kemudian berkas A-V
dipahami mengapa setiap sel berikutnya lambat tereksi-
ini membagi menjadi cabang berkas kiri dan kanan yang
tasi.
terletak di bawah endokardium pada kedua sisi septum
ventrikel. Tiap-tiap cabang menyebar ke bawah menu-
Penjalaran Cepat di Dalam ju apeks ventrikel, dan secara bertahap akan membagi
Sistem Purkinie Ventrikel menjadi cabang-cabang yang lebih kecil. Cabang-cabang
ini selanjutnya, berjalan menyamping mengelilingi tiap
Serabut Purkinje khusus berjalan dari nodus A-V melalui ruang ventrikei dan kembaii menuju basis jantung. Ujung
berkas A-V dan masuk ke dalam ventrikel. Kecuali un- serabut-serabut Purkinje menembus pada kira-kira seper-
tuk bagian awal serabut ini yang menembus sawar fibrosa tiga dari perjalanan, ke dalam massa otot dan akhirnya
A-V, serabut Purkinje memiliki karakteristik fungsional bersambung dengan serabut-serabut otot j antung.
yang berlawanan dengan fungsi serabut nodus A-V. Sera- Jumlah total waktu yang diperluka* :;jal,. im'li.rls iarr
but Purkinje merupakan serabut yang sangat besar, bahkan tung memasuki cabang b;llias di daiarn sepfum ventrikel
124 UNIT lll Jantung

sampai mencapai akhir dari serabut Purkinje, rata-rata ha-


nya 0,03 detik; Oleh karena itu, sekali impuls jantung itu
masuk ke dalam sistem konduksi Purkinje di ventrikel,
impuls tersebut segera akan menyebar ke seluruh massa
otot ventrikel.

Penjalaran lmpuls Jantung


di Dalam Otot Ventrikel
Sekali impuls mencapai ujung serabut Purkinje, impuls
akan dihantarkan ke massa otot ventrikel oleh serabut-se-
rabut otot ventrikel itu sendiri. Kecepatan penjalaran itu
sekarang hanya 0,3 sampai 0,5 m/detik, yakni seperenam
dari kecepatan dalam serabut Purkinje.
Otot jantung membungkus sekeliling jantung dalam
suatu spiral ganda, diserlai septa fibrosa di antara lapisan-
lapisan berspiral; oleh karena itu, impuls jantung tidak
perlu langsung menjalar keluar menuju ke permukaan
jantung tetapi sebaliknya berbelok menuju ke permukaan
di sepanjang spiral-spiral tersebut. Oleh karena hal ini, GAMBAR 1O-4. Penjalaran impuls jantung ke seluruh jantung,
penjalaran dari permukaan endokardium ke permukaan menunjukkan waktu munculnya impuls (dalam sepersekian detik
epikardium dari ventrikel membutuhkan waktu sebanyak setelah pemunculan awal di nodus S-A) dalam berbagai bagian
0,03 detik, kira-kira hampir sama dengan waktu yang jantung.

dibutuhkan untuk penjalaran ke seluruh bagian ventri-


kel sistem Purkinje. Sehingga, jumlah total waktu yang
dibutuhkan untuk penjalaran impuls jantung dari tempat Pengendalian Eksitasi dan
awal di cabang berkas hinggake bagian akhir dari serabut
otot ventrikel pada jantung yang normal adalah kira-kira
Konduksi di Dalam Jantung
0,06 detik.
Nodus Sinus
Sebagai Pacu Jantung
Ringkasan Penyebaran Dalam pembicaraan kita sejauh ini mengenai pembentuk-
lmpuls Jantung ke Seluruh Jantung an dan penjalaran impuls jantung pada jantung, kita telah
melihat bahwa normalnya impuls timbul di dalam nodus
Gambar l0-4 menjelaskan secara ringkas penjalaran im- sinus. Pada beberapa kondisi yang abnormal, hal ini tidak
puls jantung pada jantung manusia. Angka-angka dalam berlaku. Beberapa bagian lain dari jantung dapat mence-
gambar menunjukkan interval waktu dalam sepersekian tuskan eksitasi ritmis intrinsik dengan cara yang sama
detik, yang dibutuhkan oleh impuls jantung dari tempat seperli yang dilakukan oleh serabut nodus sinus; hal ini
asal di dalam nodus sinus sampai muncul pada tiap titik terutama terjadi di dalam serabut nodus A-V dan serabut
yang sesuai pada jantung. Perhatikan bahwa impuls me- Purkinje.
nyebar dengan kecepatan,sedang melalui atrium, tetapi Serabut-serabut nodus A-V, bila tidak mendapat rang-
impuls itu diperlambbt-iebih dari 0,1 detik di daerah nodus sangan dari sumber di luar, akan mencetuskan rangsang-
A-V, sebelum muncul pada berkas A-V di septum ven= an dengan frekuensi ritmis intrinsik sebesar 40 sampai
hikel. Sekali impuls masuk ke dalam berkas ini, impuls 60 kali per menit, dan serabut Purkinje akan mencetus-
dengan sangat cepat menyebar melalui serabut-serabut kan rangsangan dengan frekuensi sebesar 15 sampai 40
Purkinje menuju ke seluruh permukaan endokardium kali per menit. Frekuensi ini berlainan dengan frekuensi
ventrikel. Selanjutnya impuls tersebut sekali lagi menye- normal dari nodus sinus yakni 70 sampai 80 kali per me-
bar dengan kecepatan yang sedikit lebih lambat melalui n it.
otot ventrikel menuju ke permukaan epikardium. Pertanyaan yang harus diajukan adalah: mengapa no-
Sangat penting bagi mahasiswa untuk mempelajari se- dus sinus yang mengatur irama jantung tetapi bukan nodus
cara lebih rinci mengenai penjalaran impuls jantung me- A-V atau serabut-serabut Purkinje? Jawabannya didapat-
lalui jantung dan waktu yang tepat yang dibutuhkan agar kan dari kenyataan bahwa frekuensi pelepasan impuls dari
impuls tersebut dapat muncul pada tiap bagian jantung, nodus sinus jauh lebih cepat daripada frekuensi pelepasan
sebab pengetahuan yang menyeluruh mengenai proses ini alami baik dari nodus A-V atau serabut Purkinje. Setiap
penting untuk memahami elektrokardiografi, yang akan kali nodus sinus melepaskan impuls, impulsnya akan di-
dibicarakan dalam Bab I t sampai 13. hantarkan ke nodus A-V dan serabut Purkinje, yang juga
BAB 10 Eksitasi Ritmis pada Jantung 125

akan merangsang membran nodus A-V dan serabut Pur- Peranan Sistem Purkinje
kinje yang mudah tereksitasi. Tetapi nodus sinus melepas- dalam Menyebabkan Kontraksi
kan impuls kembali sebelum salah satu, baik nodus A-V
maupun serabut Purkinje dapat.mencapai nilai ambang-
Otot Ventrikel yang Sinkron
nya untuk self excitation. Oleh karena itu, impuls yang Dari uraian terdahulu mengenai sistem Purkinje sudah
baru dari nodus sinus akan merangsang nodus A-V dan jelas bahwa normalnya impuls jantung mencapai hampir
serabut Purkinje sebelum terjadi self excitation di kedua semua bagian ventrikel dalam waktu yang sangat singkat,
bagian tersebut. dan akan merangsang serabut otot ventrikel yang pertama
Jadi, nodus sinus mengatur denyutjantung, sebab fre- hanya dalam waktu 0,03 sampai 0,06 detik sebelum pe-
kuensi pelepasan impuls yang ritmis tersebut lebih cepat rangsangan serabut otot ventrikel yang terakhir. Keadaan
daripada setiap bagian lain di jantung. Oleh karena itu, ini akan menyebabkan semua bagian otot ventrikel di
nodus sinus sebenamya selalu merupakan pacu jantung kedua ventrikel akan mulai berkontraksi hampir pada saat
dari jantung yang normal. yang bersamaan dan kemudian melanjutkan kontraksi se-
lama sekitar 0,3 detik.
Pocu Jontung Abnormol-Pocu Jontung "Ekio-
Daya pompa yang efektif oleh kedua ruang ventrikel
pik". Kadang-kadang beberapa bagian lain dari jantung
membutuhkan jenis kontraksi yang sinkron ini. Bila im-
mencetuskan frekuensi rangsangan ritmis yang jauh lebih
pulsjantung harus menjalar ke sepanjang ventrikel dengan
cepat daripada yang dicetuskan oleh nodus sinus. Hal ini
lambat, sebagian besar massa ventrikel akan berkontraksi
kadang terjadi pada nodus A-V atau serabut Purkinje, bila
mendahului kontraksi yang ditimbulkan oleh massa ven-
salah satu dari keduanya menjadi abnormal. Pada kedua
trikel sisanya, sehingga secara keseluruhan daya pompa
kasus ini, pacu jantung akan beralih dari nodus sinus ke jantung akan sangat tertekan. Tentu saja, pada beberapa
nodus A-V atau ke serabut Purkinje yang peka rangsang.
macam kelemahan jantung, yang beberapa di antaranya
Pada keadaan yang jarang, salah satu tempat dalam otot
akan dibicarakan dalam Bab 12 dan 13, penjalaran yang
atrium atau otot ventrikel akan menjadi sangat mudah di-
lambat memang terjadi, dan efektivitas pemompaan ven-
rangsang.dan dapat menjadi pacu jantung.
trikel akan menurun sebanyak 20 hingga 30 persen.
Pacu jantung yang terletak di tempat lain selain no-
dus sinus disebut sebagai pacu jantung "ektopik". Suatu
pacu jantung ektopik dapat menyebabkan timbulnya se- Pengaturan lrama Jantung
rangkaian kontraksi yang abnormal dari bagian-bagian dan Konduksi lmpuls oleh
yang berbeda dalam jantung dan dapat menyebabkan me-
Saraf Jantung: Saraf Simpatis
lemahnya pemompaan j antung.
Penyebab lain beralihnya pacu jantung adalah bila
dan Parasimpatis
terjadi penghambatan penjalaran impuls jantung dari no- Seperli yang telah ditunjukkan dalam Gambar 9-10 pada
dus sinus ke bagian lain dari jantung. Pacu jantung yang Bab 9,jantung dipersarafi oleh sarafsimpatis dan sarafpara-
baru kemudian terjadi, paling sering pada nodus A-V atau simpatis. Saraf parasimpatis (saraf vagus) terutama terse-
dalam bagian penembusan di berkas A-V dalam perjalan- bar di nodus S-A dan nodus A-V, sebagian kecil tersebar di
an menuju ventrikel. otot kedua atrium, dan sangat sedikit yang langsung ke otot
Bila terjadi blok A-V-yaitu, bila impuls jantung ventrikel. Sebaliknya, saraf simpatis tersebar di semua ba-
"gagal lewat dari atrium ke ventrikel melalui nodus A-V gianjantung, dengan pengaruh yang kuatterlihat pada otot
dan sistem berkas-atrium akan terus berdenyut dengan ventrikel demikian juga dengan semua bagian lain.
frekuensi irama nodus sinus yang normal, sedangkan di
serabut Purkinje dalam ventrikel biasanya timbul suatu Perongsongon Porosimpotis (Vogus) Dopot
pacu jantung baru dan akan menggerakkan otot ventrikel Memperlombol otou Bqhkon Menghombqt lro-
dengan suatu frekuen;i-yang baru yakni antara I 5 dan 40 m q J onlun g don Konduksi-" Ventricular Escape".
kali per menit. Sefelah terjadi blok di berkas A-V yang Perangsangan saraf-saraf parasimpatis yang menuju ke
tiba-tiba, sistem Purkinje tidak akan mulai memancarkan jantung (vagus) akan menyebabkan pelepasan hormon
impuls ritmis intrinsiknya hingga 5 sampai 20 detik ke- asetilkolin pada ujung saraf vagus. Hormon ini mempu-
mudian, karena sebelum penghambatan, serabut Purkinje nyai dua pengaruh utama pada jantung. Pertama, hormon
telah "ditingkatkan kecepatannya" oleh impuls sinus ini akan menurunkan frekuensi irama nodus sinus, dan
yang cepat dan, sebagai akibatnya serabut Purkinje akan kedua, hormon ini akan menurunkan eksitabilitas serabut-
berada dalam keadaan tertekan. Dalam 5 sampai 20 detik serabut penghubung A-V yang terletak di antara otot-otot
ini, ventrikel gagal memompakan darah, dan orang akan atrium dan nodus A-V, sehingga akan memperlambat pen-
jatuh pingsan sesudah 4 sampai 5 detik pertama karena jalaran impuls jantung yang menuju ke ventrikel.
otak mengalami kekurangan aliran darah. Keadaan de- Perangsangan saraf vagus yang lemah sampai se-
nyut jantung yang terlambat ini disebut sebagai sindrom dang akan memperlambat kecepatan pemompaan jantung
Stokes-Adams. Bila waktu penundaan ini terlalu lama, sering sampai setengah dari normal. Dan perangsangan
maka dapat menimbulkan kematian. saraf vagus yang kuat dapat menghentikan eksitasi ritmis
126 UNIT lll Jantung

dari nodus sinus atau menghambat total penjalaran impuls Ringkasnya, perangsangan saraf simpatis akan me-
jantung dari ahium ke ventrikel melalui A-V mode. Pada ningkatkan seluruh aktivitas jantung. Perangsangan yang
kedua kasus di atas, maka sinyal-sinyal eksitasi ritmis itu maksimal.hampir dapat meningkatkan frekuensi denyut
tidak lagi dijalarkan ke venffikel. Ventrikel akan berhenti jantung sampai tiga kali lipat dan dapat meningkatkan se-
berdenyut selama 5 sampai 20 detik, tapi kemudian di be- luruh kekuatan kontraksi jantung sampai dua kali lipat.
berapa tempat dalam serabut Purkinje, umumnya pada ba-
gian septum ventrikel dari berkas A-V, akan mencetuskan Mekanisme Pengaruh Simpatis. perangsangan saraf
iramanya sendiri dan menyebabkan kontraksi ventrikel simpatis akan melepaskan h ormon norep inefr in padaujung
dengan frekuensi 15 sampai 40 denyut per menit. Feno- saraf simpatis. Sampai sekarang masih belum diketahui
mena ini disebut sebagai ventricular escape. dengan jelas bagaimana mekanisme yang tepat mengenai
kerja hormon ini pada serabut-serabut ototjantung, tetapi
Mekanisme Pengaruh Vagus. Asetilkolin yang dile- diyakini bahwa hormon ini meningkatkan permeabilitas
paskan pada ujung sarafvagus sangat meningkatkan per- membran serabut terhadap ion natrium dan kalsium. Di
meabilitas membran serabut terhadap ion kalium, sehing- dalam nodus sinus, peningkatan pemeabilitas natrium-
ga akan mempermudah terjadinya kebocoran kalium yang kalsium akan menyebabkan potensial membran istirahat
cepat dari serabut-serabut konduksi. Hal ini akan menye- menjadi lebih positif dan juga menyebabkan peningkatan
babkan peningkatan kenegatifan di dalam serabut, dan kecepatan penyimpangan ke atas dari potensial membran
pengaruh ini disebut sebagai hiperpolarisasi, yang mem- diastolik menuju ke nilai ambang agar timbul self exci-
buat jaringan yang mudah tereksitasi ini menjadi kurang tation, sehingga mempercepat self excitation dan, oleh
peka, seperti yang telah dijelaskan dalam Bab 5. karena itu, akan meningkatkan frekuensi denyutjantung.
Di dalam nodus sinus, keadaan hiperpolarisasi akan Di dalam nodus A-V dan berkas A-V, peningkatan
menurunkan potensial membran "istirahat" dari serabut permeabilitas natrium-kalsium akan membuat potensial
nodus sinus ke suatu nilai yang jauh lebih negatif dari- aksi lebih mudah merangsang setiap berkas serabut beri-
pada biasanya, yaitu sampai pada suatu nilai serendah kutnya, sehingga akan menurunkan waktu konduksi dari
-65 sampai -75 milivolt dibanding nilai normal sebesar atrium menuju ke ventrikel.
-55 sampai -60 milivolt. Oleh karena itu, awal peningkat- Di bawah pengaruh perangsangan saraf sim-
an potensial membran nodus sinus yang disebabkan oleh patis, peningkatan permeabilitas terhadap ion kal-
masuknya natrium dan kebocoran kalsium membutuh- sium paling tidak sebagiannya bertanggung jawab
kan waktu yang lebih lama untuk mencapai nilai ambang atas peningkatan kekuatan kontraksi otot jantung,
potensial untuk eksitasi. Keadaan ini akan sangat mem- sebab ion kalsium mempunyai peran yang sangat
perlambat irama ritmis dari serabut-serabut nodus terse- kuat dalam merangsang proses kontraksi miofibril.
but. Jika perangsangan saraf vagus ini cukup kuat, maka
mungkin akan benar-benar menghentikan seluruh irama
self excitation dari nodus ini.
Di dalam nodus A-V, keadaan hiperpolarisasi menye- Kepustakaan
babkan perangsangan sarafvagus yang akan menyulitkan Blatter LA, Kocksknmper J, Sheehan KA, et al; Local calcium
serabut-serabut atrium yang kecil memasuki nodus untuk gradients during excitation-contraction coupling and alter-
mencetuskan aliran listrik dalam jumlah yang cukup un- nans in atrial myocytes. J Physiol 546:19, 2003.
tuk merangsang serabut-serabut nodus. Oleh karena itu, Ferrier GR, Howlett SE: Cardiac excitation-contraction cou-
akan terjadi penurunan faktor keamanan (safety factor) pling: role of membrane potential in regulation of contrac-
bagi penjalaran impuls jantung yang melewati serabut tion. Am J Physiol Heart Circ Physiol 280:H1928, 2001.
penghubung untuk masuk ke dalam serabut-serabut no- Gentlesk PJ. Marlo,uood TT Atwood JE: Chronotropic incom-
petence in ayoung adult: case report and literature review.
dus A-V. Penurunan yang derajatnya sedang hanya akan
cheit 125:297,2004.
memperlambat konduksi impuls, tetapi penurunan yang
Huikuri H\ Castellanos A, Myerburg RJ. Sudden deathdue to
besar akan mengharf,6at konduksi secara keseluruhan.
cardiac anlrythmias, N Engl J Med 315;1473, 2001.
Hume JR, Duan D, Collier ML, et al: Anion transport in heart.
Pengoruh Perongsongon Simpotis podo lrqmo
Physiol Rev B0:3 I , 200a.
don Konduksi Jontung. Pada dasarnya, perangsangan James TN: Structure and function of the sinus node, AV node
saraf simpatis pada jantung akan menimbulkan pengaruh and His bundle of the human heart: part l-structure. prog
yang berlawanan dengan pengaruh yang ditimbulkan aki- Cardiovasc Dis 45:235, 2002.
bat perangsangan oleh sarafvagus, seperti yang diuraikan James TN: Structure and function of the sinus node, AV node
sebagai berikut: Pertama, perangsangan ini akan mening- and His bundle of the human heart: part ll-function. prog
katkan kecepatan pelepasan impuls dari nodus sinus. Cardiovasc Dis 45:327, 2003.
Kedua, perangsangan ini akan meningkatkan kecepatan Kaupp UB, Seifert R. Molecular diversity of pacemaker ion
channels. Annu Rev Physiol 63.235,2001.
konduksi demikian juga dengan tingkat eksitabilitas di
Kldber AG, Rudy Y: Basic mechanisms of cardiac impulse propa-
semua bagian jantung. Ketiga, perangsangan ini akan
gation and associated arrhythmias. Physiol Rev 84:431,
saugat meningkatkan kekuatan kontraksi semua otot-otot
2004.
jantung, baik. otot atrium maupun otot ventrikel, seperti Leclercq C, Hare JM: Ventricular resynchronization: curret
yang telah dijelaskan dalam Bab 9. state ofthe art. Circulation 109:296, 2004.
BAB 10 Eksitasi Ritmis pada Jantung 127

Mazgalev TN, Ho SY Anderson RH; Anatornic-electrophysi- Roden DM, Basler JR" George AL Jr, Anderson ME: Cardiac ion
al c orre I ati o ns c o nc e r ni ng t he p at hw ay s for atr i oy e n-
o I og i c channels. Annu Rev Physiol 64:431, 2002.
tricul ar c onduc tion. C ircul ati on I 0 3 : 2 66 0, 2 00 I . Schram G, Pourrier M, Melnyk P, Nattel S: Differential distri-
Page E, Fozzard HA, Solaro JR: Handbook of Physiology, sec bution of cardiac ion channels expression as a basis for re-
2: The Cardiovascular System,vol I : The Heart. New York: gional specialization in electricalfunction. Circ Res 90:939,
Oxford Unhtersity Press, 2002. 2002. .

Petrashevskaya NN, Koch SE, Bodi I, Schwartz A: Calcium cy- Surawicz B: Electrophysiologic Basis of ECG and Cardiac Ar-
cling, historic oyeryiew and perspectives: role for autonom- rhythmias. Baltimore : Williams &' Witkins, I 99 5.
ic neryous system regulation. J Mol Cell Cardiol 34:885, Waldo AL: Mechanisms of atrialfbritlation. J Cardiovasc Elec-
2002. trophysiol I 4 (1 2 Suppl) : 5267, 2003.
Priori SG: Inherited arrhythmogenic diseases: the complexity Yasuma f; Hayano J: Respiratory sinus arrhythmia: w!ry does
beyond monogenic disorders. Circ Res,94: 140, 2004. the heartbeat synchronize with respiratory rhythm? Chest
125:683, 2004.
Elektrokardiogram " ":.::

Normal

Sewaktu impuls jantung melewati janf$n& anls listrik


iuga akan menyebar dari jantung ke'dalam jaringan
di dekatnya di sekeliling jantung.'Sebagian kecil dari
arus listrik ini akan menyebar kc segala arah di selu-
ruh permukaan tubuh. Bilapada kulit yang berlawanan
dengan sisi jantung ditempafl<an eleklroda, rnaka po-
tensial listrik yang dicetuskan oleh arus tersebut akan
dapat direkam; rekaman ini dikenal setragai elektrokardiogram" Elektrokardiogram
normal yang didapatkan dari dua denltt jantung diperlihatkan pada Gamo-ar i 1'-1.

Karakteristik Elektrokardiogram Normal


Elektrokafdiogram normal (lihat Gambar 1t-1) terdiri atas sebuah gelombang P, se.
buah kompleks QRS, dan setruah gelomtrang T. Seringkali tetapi tidak selalu, kom-
pleks QF"S itu terdiri atas tiga gelombang yang terpisah, yakni gelombang Q, gelom-
bang R, dan gelombang S.
Gelombang P disebabkan oleh potensial listrik yang dicetuskan sewaktu atrium
berdepolarisasi sebelum kontraksi atrium dimulai. Kompleks QRS disebabkan oleh
potensial listrik yang dicetuskan sewaktu ventrikel berdepolansasi sebelum berkon-
traksi, yaitu sewaktu gelombang depolarisasi menyebar melewati ventrikel. Oleh ka-
rena itu, baik gelombang P maupun komponen-komponen kompleks QRS disebut
sebagai gelombang depolqrisssi.
Gelombang T disebabkan oleh potensial listrik yang dicetuskan sewaktu ventrikel
pulih dari keadaan depolansasi. Di dalam otot ventrikel proses ini normalnva terjadi
0,25 sampai 0,35 detik sesudah depolarisasi, dan gelombang T dikenal sebagai gelo*r-
bang repo{arisasi.
Jadi, gambaran elektrokardiogram terdiri aias gelombang depolarisasi dan gelom-
bang repolarisasi.'*insip:prinsip depolarisasi dan repolarisasi ini telah dibicarakan
dalam Bab 5. Perbedaan anlara gelombang depolarisasi dan gelombang repolarisasi
tregitu pentingnya dalam gambaran elektrokardiografi sehingga diperlukan penjelasan
yang lebih lanjut.

Gelombang Depolarisasi vs
Gelombang Hepolarisasi
Gambar 11-2 menjelaskan empat tahap proses depolarisasi dan repolarisasi yang ter'
jadi pada serabut tunggal otot jantung. Selama berlangsungnya proses depolarisasi,
potensiaL negatif yang normalrqra terdapat di dalam serabut akan menjadi terbalik
sehingga menjadi sedikit positif di sisi dalam dan sedikit negatif di sisi luar.

'|.28
BAB 11 Elektrokardiogram Normal 129

direkam oleh alat perekam berkecepatan tinggi. Dalam


Atrium Ventrikel
Gambar 1l-2A hendaknya diperhatikan bahwa pada saat
depolarisasi telah mencapai setengah jalan, rekaman ter-
sebut sudah naik sampai nilai positif maksimum.
Dalam Gambar ll-2B, proses depolarisasi telah me-
nyebar ke seluruh serabut otot, dan rekaman di sebelah
kanan sudah kembali ke garis dasar nol lagi karena kedua
elektroda sekarang terletak pada daerah yang memiliki
kenegatifan yang sama. Gelombang yang telah .ingu-
khiri penjalarannya disebut gelombang depolarisasi, ka-
rena gelombang ini timbul dari penyebaran depolarisasi
ke sepanjang membran serabut otot.
0,2 0,4 0,6 0,8 1 ,0 1,2 1 ,4 1,6
Gambar 1.1-2C menunjukkan proses repolarisasi
Waktu (detik)
pada separuh bagian yang terjadi di dalam serabut otot
GAMBAR 11 -1. Elektrokardiogram normal. yang sama, dengan kepositifan kembali ke sisi iuar dari
serabut. Pada titik ini, elektroda kiri berada pada daerah
kepositifan, dan elektroda kanan berada pada daerah ke-
negatifan. Keadaan ini berlawanan dengan polaritas yang
Dalam Gambar 11-2A, proses depolarisasi diperli- tampak dalam Gambar l1-2A. Akibatnya, rekaman yang
hatkan sebagai muatan positif di sisi dalam dan muatan ditunjukkan di sebelah kanan akan menjadi negatif.
negatif di sisi luar, sedang berjalan dari kiri ke kanan. Dalam Gambar l1-2D, serabut otot telah seluruhnya
Separuh bagian pertama dari serabut sudah terdepola- mengalami repolarisasi, dan kedua elektroda sekarang ber-
risasi, sementara separuh sisanya masih dalam keadaan ada dalam daerah kepositifan, sehingga tidak ada perbe-
polarisasi. Oleh karena itu, elektroda kiri yang terletak di daan potensial listrik yang dapat direkam di antara kedua
luar serabut berada pada daerah kenegatifan dan elektroda elektroda ini. Jadi, pada rekaman yang di sebelah kanan,
kanan berada pada daerah kepositifan; keadaan ini akan sekali lagi potensial kembali menjadi nol. Gelornbang ne-
membuat rekaman pada alat pengukur menjadi positif. Di gatif yang telah mengakhiri penjalaran dtsebut gelombang
sebelah kanan serabut otot ditunjukkan rekaman perubah- repolarisasi sebab gelombang ini berasal dari penyebaran
an potensial listrik antara kedua elekhoda, seperti yang proses repolarisasi di sepanjang membran serabut otot.

@E
+++++++++**-

w@
++++++++++++++++
-
D ++++++++++++++++ GAMBAR 11-2. Rekaman gelombang depolari-
sasi (A dan B) dan gelombang repolarisasi (C dan
D) yang berasal dari serabut otot jantung.
130 UNIT lll Jantung

Hubungon Antoro Potensiol Aksi Monofosik po-


do Otot Venlrikel dengon Gelombong QRS don
Gelombong T podo Elektrokordiogrom Stondor.
Potensial aksi monofasik yang terdapat pada otot ventri-
kel, seperti yang telah dibicarakan dalam Bab 10, dalam
keadaan normal berlangsung antara 0,25 sampai 0,35 de-
tik. Bagian puncak pada Gambar l1-3 menunjukkan se-
buah rekaman potensial aksi monofasik yang berasal dari
sebuah mikroelektrodayang disisipkan di bagian dalam
serabut tunggal otot ventrikel. Bagian potensial aksi yang
melengkung ke atas disebabkan oleh depolaris.asi, dan
kembalinya potensial aksi ke garis dasar disebabkan oleh
repolarisasi.
Perhatikan bagian bawah gambar yang memperlihat-
kan sebuah rekaman elektrokardiogram secara serentak
dari ventrikel yang sama, yang menunjukkan bahwa ge-
lombang QRS muncul pada awal potensial monofasik dan GAMBAR 11-3. Atas, Potensial aksi monofasik yang berasal dari
gelombang T muncul di bagian akhir. Perhatikan terutama serabut otoi ventrikel selama fungsi jantung yang normal, menun-
jukkan proses depolarisasi yang cepat dan selanjutnya proses
sewaktu otot ventrikel dalam keadaan polarisasi lengkap repolarisasi yang terjadi secara lambat selama stadium plateau,
atau depolarisasi lengkap ternyata sama sekali tidak ada namun menjadi cepat sewaktu menuju ke bagian akhir. Bawah,
potensial yang terekam pada elektrokardiogram. Potensi- Gambaran elektrokardiogram yang direkam secara bersamaan.
al tersebut akan terekam hanya bila sebagian otot dalam
keadaan polarisasi dan sebagian lagi terdepolarisasi se-
namun voltase gelombang T itu sangat kecil dibanding-
hingga aliran arus listrik tersebut mengalir dari satu bagian
kan dengan voltase kompleks QRS, sebagian disebabkan
ventrikel menuju ke bagian ventrikel yang lain, dan oleh
oleh perpanjangan proses repolarisasi tadi.
karena itu arus listrik juga akan mengalir ke permukaan
tubuh untuk menimbulkan gambaran elektrokardiogram.
Kalibrasi Voltase dan Wakftu
Hubungan Antara Kontraksi Atrium pada Elektrokardiogram
dan Kontraksi Ventrikel Terhadap Semua rekaman elektrokardiogram dibuat dengan garis
Gelombang Elektrokard iogram kalibrasi yang tepat pada kertas rekaman. Garis kalibrasi
Sebelum kontraksi otot dapat terjadi, proses depolarisasi
ini dapat sudah digariskan pada sebuah kertas, seperti bila
mempergunakan alal pena rekaman, atau dapat juga dibuat
harus menyebar ke seluruh otot untuk mengawali proses
di atas kertas pada waktu yang bersamaan dengan perekam-
kimiawi dari kontraksi. Merujuk kembali pada Gambar
an elektrokardiogram, yang akan ditemukan bila menggu-
ll-1, gelombang P terjadi pada permulaan kontraksi
nakan elektrokardiograf tipe fotografi k.
atrium, dan gelombang kompleks QRS terjadi pada awal
kontr aics i v erttr i kel. \Jen+;ikel akan tetap berkontraksi sam-
Seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 1l-1, garis
pai sesudah proses repolarisasi terjadi, yakni sampai ge- kalibrasi horizontal diatur sedemikian rupa sehingga sepuluh
kotak kecil ke atas atau ke bawah dalam elektrokardiogram
lombang T berakh jr.
standar menunjukkan voltase sebesar I milivolt, dengan ke-
Atrium mengalami repolarisasi sekitar 0,15 sampai
positifan ke arah atas, dan kenegatifan ke arah bawah.
0,2 detik setelah gelombang P berakhir. Pada saat ini juga
kira-kira terjadi kompleks QRS yang direkam dalam elek- Garis vertikal yang terdapat pada elekhokardiogram
trokardiogram. O.leh karena itu, gelombang repolarisasi menunjukkan garis kalibrasi waktu. Setiap inci dalam
arah horizontal adalah sebesar 1 detik dan setiap inci
atrium, yang dikenal dengan gelombang T atrium,biasa-
biasanya akan dibagi menjadi lima segmen yang dibatasi
nya menjadi tidak jelas karena besarnya kompleks eRS.
garis vertikal yang tebal; interval di antara garis-garis te-
Karena alasan tersebut, gelombang T atrium jarang dapat
dilihat dalam elektrokardiogram. bal ini menunjukkan waktu sebesar 0,20 detik. Dengan
bantuan garis yang tipis, interval 0,20 detik ini ini dibagi
Dalam gambar elektrokardiogram normal, gelombang
T adalah gelombang repolarisasi ventrikel. Biasanya, otot
lagi menjadi lima interval yang lebih kecil, dan setiap in-
terval yang kecil ini besarnya 0,04 detik.
ventrikel mulai berepolarisasi di beberapa serabutnya
kira-kira 0,20 detik sesudah permulaan gelombang depo- Vo ltos e N o rm q I d o I o m El e klro ko rd i o g ro m. Rekam-
larisasi (kompleks QRS), namun pada kebanyakan serabut
an besamya voltase gelombang yang terdapat dalam elek-
lainnya, proses repolarisasi membutuhkan waktu sampai trokardiogram normal bergantung pada cara pemasangan
0,35 detik. Jadi, proses repolarisasi ventrikel akan me- elektroda pada permukaan tubuh dan jarak elektroda ke
merlukan waktu yang lama, kira-kira 0,15 detik. Dengan jantung. Bila salah satu elektroda dipasang tepat di atas
alasan inilah, gelombang T dalam gambar elektrokardio-
ventrikel dan elektroda yang kedua ditempatkan di bagian
gram normal merupakan gelombang yang memanjang,
tubuh lain yang jauh dari jantung, voltase kompleks eRS
BAB 11 Elektrokardiogram Normal 131

mungkin sebesar 3 sampai 4 milivolt. Voltase ini pun ma- pena mempakan sebuah pipa kecil yang satu ujungnya
sih kecil bila dibandingkaa dengan potensial aksi mono- dihubungkan dengan tempat penampungan tinta, dan
fasik sebesar 110 milivolt yang direkam secara langsung ujung bagian perekam dihubungkan dengan sistem elek-
pada membran otot jantung. Bila elektrokardiogram dire- tromagnetik yang kuat yang mampu menggerakkan pena
kam dengan memasang elektroda pada kedua lengan atau maju dan mundur pada kecepatan yang tinggi. Sewaktu
pada satu lengan dan satu tungkai, voltase kompleks QRS kertas bergerak ke depan, pena akan merekam elektrokar-
biasanya sebesar 1 sampai 1,5 milivolt, mulai dari pun- diogram. Pergerakan pena dikendalikan dengan penguat
cak gelombang R sampai ke dasar gelombang S;besarnya elektronik yang sesuai, yang dihubungkan ke elektroda
voltase gelombang P antara 0,1 dan 0,3 milivolt; dan elektrokardiografi k pada pasien.
voltase gelombang T antara 0,2 dan 0,3 milivolt. Sistem pena perekam lainnya, menggunakan ker-
tas khusus yang tidak membutuhkan tinta dalam jarum
lntervol P-Q otou lnlervol P-R. Lamawaktu antaraper- perekamnya. Kertas sejenis itu akan menjadi hitam bila
mulaan gelombang P dan permulaan kompleks QRS adalah terpapar dengan panas; jarum itu sendiri dibuat men-
interval waktu antara permulaan eksitasi listrik atrium dan jadi sangat panas oleh arus listrik yang mengalir melalui
permulaan eksitasi ventrikel. Periode waktu ini disebut se- ujungnya. Jenis kertas yang lain akan menjadi hitam
bagai interval P-Q. Interval P-Q normal adalah kira-kira sewaktu arus listrik mengalir dari ujung jarum melalui
0,16 detik. (Seringkali interval ini juga disebut sebagai in- kertas menuju ke elektrodayalg terdapat di balik kertas
terval P-R sebab gelombang Q sering tidak ada). itu. Cara ini akan meninggalkan suatu garis hitam pada
kerlas di tempat yang disentuh oleh jarum.
lnlervql Q-T. Kontraksi ventrikel berlangsung hampir
dari permulaan gelombang Q (atau gelombang R, jika
gelombang Q tidak ada) sampai akhir gelombang T. Inter-
val ini disebut sebagai interval Q-T dan biasanya kira-kira
Aliran Listrik di Sekeliling
0,35 detik. Jantung Setama Siklus Jantung
Penentuon Frekuensi Denyul Joniung dengon Perekaman Potensial Listrik
Eleklrokordiogrom. Frekuensi denyut jantung dapat dari Massa Sinsitium
dengan mudah ditentukan dengan bantuan elektrokardio-
gram, sebab frekuensi denyutjantung berbanding terbalik
Otot Jantung yang Mengalami
dengan interval waktu di antara dua denyut jantung yang Depolarisasi Sebagian
berurutan. Bila interval di antara dua denyut jantung se-
Gambar ll-4 menunjukkan massa sinsitium otot jan-
perti yang ditentukan dengan garis kalibrasi waktu adalah
tung yang telah terangsang pada titik pusatnya. Sebelum
I detik, maka frekuensi denyut jantung adalah 60 kali per
terangsang, semua bagian luar sel otot itu bermuatan posi-
menit. Interval normal di antara dua kompleks QRS yang
tif dan bagian dalam bermuatan negatif. Karena alasan-
berurutan pada orang dewasa kira-kira 0,83 detik. Jadi
alasan yang telah dijelaskan dalam Bab 5 sewaktu mem-
frekuensi denyut jantung sebesar 60/0,83 kali per menit,
bahas potensial membran, begitu suatu daerah sinsitium
atai72 kaliper menit. j antung terdepolarisasi, muatan negatif akan bocor keluar
dari serabut otot yang mengalami depolarisasi, sehingga
daerah permukaan ini tnenjadi elektronegatif, seperti yang
Metode Perekaman ditunjukkan dalam Gambar 77-4 dengan tanda negatif.
Elektrokardiogram Sisa permukaan jantung yang masih tetap dalam keadaan
polarisasi, ditunjukkan dengan tanda positif. Oleh karena
Kadang arus listrik yang dicetuskan oleh ototjantung se- itu, bila alat pengukur yang ujung negatifnya dihubung-
lama satu denyut jantung dapat mengubah besarnya po- kan ke daerah yang mengalami depolarisasi dan ujung
tensial listrik dan pqladtas pada sisi-sisi yang berurutan positifnya dihubungkan ke daerah yang masih mengalami
dari jantung dalam waktu kurang dari 0,01 detik. Oleh polarisasi, seperti yang ditunjukkan di bagian kanan gam-
karena itu, penting kiranya ditekankan bahwa setiap alat bar tersebut, maka rekaman yang didapat akan positif.
perekam elektrokardiogram harus mampu menanggapi Dalam Gambar ll-4, juga digambarkan dua tempat
dengan cepat setiap perubahan potensial listrik ini. yang dapat dipakai untuk menempatkan elektroda dan ,

pembacaan alat pengukur. Hal ini hendaknya dipelajari


Pena Perekam secara teliti, dan pembaca diharapkan dapat menerang-
kan sendiri penyebab dari apa yang terbaca pada alat
Sebagian besar elektrokardiograf klinik yang modern pengukur. Karena proses depolarisasi menyebar ke segala
menggunakan sistem berbasis komputer dan gambaran arah melalui jantung, perbedaan potensial yang tampak
elektronik, sementara yang lainnya menggunakan sebuah dalam gambar hanya menetap selama seperbeberapa ribu
perekam langsung yang memakai pena, yang akan menu- detik, dan perhitungan voltase yang sebenamya hanya
lis gambaran elektrokardiogram dengan sebuah pena lang- dapat dilakukan dengan alat perekam yang berkecepatan
sung pada lapisan kertas yang berjalan. Kadang-kadang tinggi.
132 UNIT lll Jantung

GAMBAR 11-4. Potensial yang terbentuk cepat pada permukaan


massa otot jantung yang telah mengalami depolarisasi di bagian
pusatnya.

Aliran Arus Listrik yang Mengelilingi


Jantung pada Dada
GAMBAR 11-5. Aliran listrik dalam dada di sekitar ventrikel yang
Gambar l1-5 menunjukkan otot ventrikel yang terletak di m e n gal am i de polaris asi s ebag ian.
dalam dada. Bahkan paru, walaupun sebagian besar terisi
dengan udaia, dapat menghantarkan arus listrik yang cu-
kup besar, dan cairan yang terdapat dalam jaringan lain di selesai melintasi ventrikel, selama kira-kira 0,01 detik,
sekeliling jantung juga dapat menghantarkan aliran listrik rata-rata arah aliran arus listrik ini akan terbalik, yakni
dengan mudah. Oleh karena itu, sebenamya jantung teren- akan mengalir dari apeks ventrikel menuju ke bagian ba-
dam di dalam media yang konduktif. Bila satu bagian ven- sal, sebab bagianjantung yang paling akhir terdepolarisa-
trikel mengalami depolarisasi dan oleh karena itu, menjadi si adalah dinding bagian luar ventrikel yang dekat dengan
elektronegatif dibandingkan bagian lainnya, aliran listrik basal jantung
akan mengalir dari daerah yang terdepolarisasi menuju ke Jadi, pada ventrikel jantung yang normal, selama ham-
daerah yang terpolarisasi melalui jalur melingkar yang be- pir seluruh siklus depolarisasi, arus mengalir dari negatif
sar, seperti yang dilukiskan dalam gambar ini. ke positif, terutama dari arah basal jantung menuju ke
Dari pembicaraan mengenai sistem Purkinje dalam apeks, kecuali pada bagian paling akhir dari proses depo-
Bab 10 dapat diingat kembali bahwa impuls jantung larisasi. Bila alat pengukur dihubungkan dengan elektroda
mula-mula akan sampai di bagian septum ventrikel dan di permukaan tubuh, seperti yang terdapat dalam Gambar
selanjutnya segera menyebar ke permukaan dalam dari ll-5, elektrodayang terletak dekat dengan bagian basal
sisa ventrikel lainnya, seperti yang digambarkan sebagai akan menjadi negatif, sedangkan yang dekat dengan apeks
daerah berarsir dan diberi tanda negatif dalam Gambar akan menjadi positif, dan alat perekam akan memperlihat-
11-5. Keadaan ini akan menyebabkan kenegatifan di ba- kan rekaman yang positif dalam elektrokardiogram.
gian dalam ventrikel; sedangkan di bagian luar dinding
ventrikel akan mengalami kepositifan, dengan arus listrik
akan mengalir melewati cairan yang terdapat di sekeliling Sadapan-sadapan
ventrikel menurut jalur elips, sepefii yang diperlihatkan Elektrokardiografik
oleh anak panah yang melengkung dalam gambar ini. Bila
semua garis aliran listrik dirata-ratakan menurut perhitung-
Ketiga Sadapan Anggota Badan Bipolar
an aljabar (alur elips), maka kita akan menjumpai bahwa
arus listrik rata-rala dengan kenegatifan mengalir ke basal Gambar l1-6 menggambarkan hubungan listrik antara
jantung dan arus listrikrata-rata dengan kepositifan akan anggota badan dengan alat elektrokardiografyang dipakai
mengalir ke bagian apeks. untuk merekam elektrokardiogram yang disebut sebagai
Selama berlangsungnya sebagian besar sisa proses sadapan anggota badan bipolar standar. Istilah "bipolar"
depolarisasi, arus juga tetap rnengalir menurut arah pe- berarti bahwa elektrokardiogram yang direkam itu berasal
nyebaran yang sama, sementara depolarisasi menyebar dari dua elektroda yang terletak pada bagianjantung yang
dari permukaan endokardium keluar melalui massa otot berbeda, dalam hal ini pada anggota badan. Jadi, sebuah
ventrikel. Kemudian, sesaat sebelum proses depolarisasi "sadapan" bukan merupakan sebuah kabel tunggal yang
BAB 11 Elektrokardiogram Normal 133

Sodopon lll. Untuk merekam sadapan anggota badan


IIl, ujung negatif elektrokardiograf dihubungkan ke le-
ngan kiri dan ujung positifnya dihubungkan pada tungkai
kiri. lni berarti bahwa rekaman elektrokardiograf akan
menjadi positif bila lengan kiri bersifat negatif dibanding
dengan tungkai kirinya.

Segitigo Einthoven. Dalam Gambar 1l-6, tampak se-


buah segitiga yang disebut sebagai segitiga Einthoven,
yang digambarkan mengeliiingi daerah jantung. Segitiga
ini mengilustrasikan bahwa kedua lengan dan tungkai
kiri membentuk puncak dari sebuah segitiga yang menge-
lilingi jantung. Kedua puncak di bagian atas segitiga itu
menunjukkan titik-titik tempat kedua lengan berhubung-
i +0,3 mV an secara listrik dengan cairan yang terdapat di sekeliling
jantung, dan puncak bawah merupakan titik tempat tung-
' kai kiri berhubungan dengan cairan.

Hukum Einthoven. Hukum Einthoven menyatakan


bahwa bila besar potensial listrik dapat diketahui setrap
saat pada dua dari tiga sadapan anggota badan bipolar, be-
sarnya potensial pada sadapan ketiga dapat ditentukan se-
cara matematik hanya dengan menjumlahkan besar kedua
potensial yang pertama (tetapi sewakfu menjumlahkan
hendaknya benar-benar diperhatikan letak tanda positif
dan tanda negatifpada berbagai sadapan yang berbeda).
Sebagai contoh, marilah kita menganggap untuk se-
mentara, seperti yang dituliskan dalam Gambar 11-6,
bahwa lengan kanan -0,2 milivolt (negatif) dibandingkan
GAMBAR 11-6. Susunan eleki;oda yarp lezim dipakai untuk dengan potensial rata-rata dalam tubuh, lengan kiri +0,3
merekam sadapan-sadapan elekirokardiografik standar. Tampak milivolt (positifl, dan tungkai kiri +1,0 milivolt (positifl.
segitiga Einthoven yang digambarkan di dada. Bila kita perhatikan alat pengukur yang tertera dalam
gambar tersebut, akan terlihat bahwa sadapan I akan me-
rekam potensial positif sebesar +0,5 milivolt, sebab nilai
dihubungkan dari tubuh, tetapi merupakan gabungan dari ini merupakan selisih antara -0,2 milivolt yang terdapat
dua kabel dan elektrodanya untuk membentuk sebuah pada lengan kanan dan +0,3 milivolt yang terdapat pada
sirkuit yang menyeluruh antara tubuh dan elektrokardio- lengan kiri. Demikian pula, sadapan III merekam poten-
graf. Pada masing-masing contoh di bawah ini, elektrokar- sial positif sebesar *0,7 milivolt, dan sadapan II merekam
potensial positif sebesar +1,2 milivolt sebab nilai-nilai ini
diograf digambarkan sebagai alat pengukur listrik dalam
bentuk diagram, walaupun sebenamya elektrokardiograf merupakan selisih potensial yang segera terjadi di antara
pasangan anggota badan yang sesuai.
merupakan alat perekam berkecepatan tinggi dengan ker-
tas yang berjalan. Sekarang, perhatikan bahwa jumlah voltase pada sa-
dapan I dan sadapan III sesuai dengan voltase pada sadapan
Sodopon l. Sewaktg merekam sadapan anggota badan II; yakni, 0,5 ditambah 0,7 sesuai dengan 1,2. Secara ma-
I, ujung negatif efektrokardiograf dihubungkan ke le- tematik, asas ini, disebut sebagai hukum Einthoven, dan
ngan kanan dan ujung positifnya pada lengan kiri. Oleh ternyata hukum ini berlaku pada setiap saat perekaman elek-
karena itu, kalau titik yang menghubungkan lengan kanan trokardiogram yang menggunakan ketiga bipolar standar.
dengan dada bersifat elektronegatif, dibanding dengan
titik yang menghubungkan lengan kiri, maka rekaman Gomboron Elektrokordiogrom Normol yong Di-
elektrokardiografnya akan menjadi positif, yakni, di atas rekom dori Ketigo Sodopon Anggolo Bodon Bi-
garis voltase nol pada elektrokardiogram. Jika terjadi se- polor Stondor. Gambar l1-7 memperlihatkan rekaman
baliknya, rekaman elektrokardiografnya akan berada di elektrokardiogram pada sadapan I, II dan III. Jelas bahwa
bawah garis tersebut. gambaran elektrokardiogram pada ketiga sadapan serupa
satu sama lainnya, sebab semua sadapan tersebut merekam
Sodopon ll. Unhrk merekam sadapan anggota badan II, gelombang P yang positif dan gelombang T yang positif,
ujung negatif elektrokardiograf dihubungkan ke lengan ka- dan bagian utama dari kompleks QRS juga direkam posi-
nan dan ujung positifiqta pada tungkai kiri. Olehkarena itu, tif dalam setiap elektrokardiogram.
bila lengan kanan bersifat negatifdibanding dengan tungkai Pada analisis ketiga elektrokardiogram, dengan cara
kiri, maka rekaman elektrokardiografirya akan positif. pengukuran yang teliti dan pengamatan polaritas yang
134 UNIT Ill Jantung

GAMBAR 11-7. Elektrokardiogram normal yang direkam dari ke-


ti ga sadapan e I ektroka rdi og rafi k stan d ar.

tepat, dapat ditunjukkan bahwa pada setiap saat, jumlah


potensial dalam sadapan I dan III sesuai dengan besar po- GAMBAR 11-8. Hubungan-hubungan yang terpasang pada tu-
tensial dalam sadapan II, sehingga menggambarkan keab- buh dengan elektrokardiograt yang dipakai untuk rekaman sadap-
an dada. LA, lengan kiri; RA, lengan kanan.
sahan dari hukum Einthoven tersebut.
Karena hasil rekaman yang didapat dari semua sadap-
an anggota badan bipolar sama satu dengan yang lainnya,
tidak begitu menjadi masalah sadapan yang mana yang pak dalam gambar tersebut. Biasanya dari dinding ante-
akan direkam bila kita ingin mendiagnosis bermacam- rior dada dapat direkam enam macam sadapan dada yang
macam aritmia jantung, sebab diagnosis aritmia jantung standar satu per satu, kegnam elektroda dada diletakkan
terutama bergantung pada hubungan waktu di antara ge- secara berurutan pada enam titik seperti dalam diagram.
lombang yang berbeda dalam siklus jantung. Tetapi bila Macam-macam rekaman tersebut dikenal sebagai sadap-
kita ingin mendiagnosis kerusakan pada otot ventrikel an V,, V' V3' V4' V' dan Vu.
atau otot atrium atau pada sistem konduksi Purkinje, Gambar II -9
menggambarkan elektrokardiogram
sadapan yang akan dipakai untuk merekam akan menjadi jantung yang sehat yang direkam dengan keenam sadap-
penting, sebab kelainan kontraksi otot jantung atau an dada standar ini. Karena permukaan jantung terletak
konduksi impuls jantung akan sangat mengubah pola .dekat dengan dinding dada, maka tiap-tiap sadapan dada
elektrokardiogram yang terekam pada beberapa sadapan, terutama merekam potensial listrik dari otot-otot jantung
walaupun bisa tidak memengaruhi sadapan yang lain. yang tepat berada di bawah elektroda. Oleh karena itu,
lnterpretasi elektrokardiografik pada kedua tipe kondisi kelainan-kelainan ventrikel yang relatif kecil, terutama
berikut ini-kardiomiopati dan aritmia jantung-akan sekali yang ada di dalam dinding ventrikel anterior, dapat
dibicarakan secara terpisah dalam Bab 12 dan 13. rnenyebabkan perubahan-perubahan yang nyata pada re-
kaman elektrokardiogram yang direkam dari masing-ma-
sing sadapan dada ini.
Sadapan Dada (Sadapan Prekordial) Pada sadapan V, dan V, rekaman QRS dari jantung
yang normal terutama negatif, sebab seperti yang ditun-
Seringkali gambaran elektrokardiogram direkam dengan jukkan dalam Gambar ll-8, eiektroda dada pada sadap-
cara menempatkan sebuah elektroda pada permukaan an-sadapan ini terletak lebih dekat dengan basal jantung
anterior dada langsung di atas jantung, yakni pada saiah daripada apeks, dan basal jantung merupakan arah ke-
satu titik yang tampak dalam Gambar 11-8. Elektroda ini negatifan selama berlangsungnya sebagian besar proses
dihubungkan dengan ujung positif pada elektrokardio- depolarisasi ventrikel. Sebaliknya, kompleks QRS dalam
graf, sedangkan elektroda negatif yang disebut sebagai sadapan Vo, V, dan Vo terutama positif sebab elektroda
e I e ktr o d a indifer en, dihubungkan melal ui tahanan listrik dada dalam sadapan-sadapan ini terletak lebih dekat de-
yang sama ke lengan kanan, lengan kiri, dan tungkai kiri, ngan apeks jantung yang merupakan arah kepositifan se-
semuanya pada saat yang bersamaan seperli yang tam- lama berlangsungnya sebagian besar proses depolarisasi.
BAB 11 Elektrokardiogram Normal 135

Sadapan Anggota Badan Unipolar


yang Diperbesar
Sistem sadapan lain yang pemakaiannya sudah meluas
yaitu sadapan anggota badan unipolar yang diperbesar
(augmented unipolar limb leafi. Pada tipe perekaman ini,
kedua anggota badan dihubungkan melalui tahanan listrik
dengan ujung negatif alat elektrokardiograf, sedangkan
anggota badan yang ketiga dihubungkan dengan ujung
positif. Bila ujung positif terletak pada lengan kanan,
maka sadapan dikenal sebagai sadapan aVR; bila pada
GAMBAR 11-9. Elektrokardiogram normal yang direkam dari
keenam sadapan dada standar. lengan kiri, maka disebut sebagai sadapan aVL; dan bila
pada tungkai kiri, maka disebut sebagai sadapan aVF.
Rekaman yang normal dari sadapan anggota badan
unipolar yang diperbesar itu ditunjukkan dalam Gambar
11-10. Rekaman ini serupa dengan rekaman yang didapat
dari sadapan anggota badan yang standar, kecuali rekaman
yang berasal dari sadapan aVR tampak terbalik. (Mengapa
terjadi inversi seperti ini? Pelajari tentang hubungan polari-
tas dengan elektrokardiograf untuk mengetahui hal ini.)

Kepustakaan
Lihat kepustakaanuntuk Bab 13.

AVR AVL AVF

GAMBAR '11-10. Elektrokardiogram normal yang direkam dari


ketiga sadapan anggota badan unipolar yang diperbesar.
BAB 12
Penafsiran
Hl ektrokardiografik p
"da
Kelainan Otot |antung
dan Kelainan Aliran
Ilarah Koroner:
Suatu Analisis Vektor

Dari pembahasan dalam Bab l0 tentang penghantaran


impuls di jantung, sudah jelas trahwa setiap penrbah-
an dalam pola penghantaran ini dapat menimtrulkan
potensial listrik yang abnormal di sekeliling jantung
dan, akibatnya, dapat mengubah bentuk gelombang
elektrokardiogram. Dengan alasan ililah, hampir se-
mua kelainan otot jantung yang serius dapat didiagno-
sis dengan menganalisis kon&r bertagai macam gelombang pada berbagai sadapan
elektrokardiografl.

Prinsip-Prinsip Analisis Vektor


pada Elektrokardiogram
Penggunaan Vektor untuk
Menggambarkan Potensial Listrik
untuk rremahami-ba$aimana kelainan jantung memengaruli kontur gelombang elek,
trokardiogram, terlebih dahulu kita harus mengenal dengan baik pengertian tentang
vektor dan analisi"r vektnr yangberlaku bagi potensial Iistrik di dalam dan di sekeli-
ling jantung.
Di dalam Bab 11, seLrenamya beberapa kali telah direkankan bahwa arus listrik
jantung menjalar dengan arah yang tertentu di dalam jantung dalam waktu sekejap
pada setiap siklus jantung. sebuah vektor adalah anak panah yang menunjukkan arah
potensial listrik yang dibangkitkan oleh arus listrik tersebut-kepala panah rnenun-
jukkan arah positit', Juga, sesuai konvensi, panjang panah digambarkan selara tlengan
t e gatxgq n p o tens i a / I istr ilr t er,s ebu t.

Vektor "Resultcn" di Jontung podo Sembcrong Wsktu. Garnbar 12-l


menggambarkan depolarisasi pada septum ventrikel dan bagian-bagian dinding endo-

136
BAB 12 Penafsiran Eledrokardiografik pada Kelainan Otot Jantung dan Kelainan Aliran Darah Koroner 137

-90"
+27O

GAMBAR 12-1. Vektor rata-rata yang melewati ventikel yang


terdepol ais asi pars i al.

GAMBAR 12-2. Vektor-vektor yang dilukiskan untuk meng-


kardium di apeks kedua ventrikel dengan bidang bayang- gambarkan potensial dari beberapa jantung yang berbeda dan
an abu-abu dan tanda negatif. Pada saat eksitasi jantung "sumbu" potensialnya (dinyatakan dalam derajat) untuk masing-
sesaat ini, arus listrik mengalir di antara daerah yang ter- masing iantung.

depolarisasi di dalam jantung dan daerah yang tak-terde-


polarisasi di luarjantung dan ditunjukkan dengan panah
panjang berbentuk elips. Sedikit arus listrik juga mengalir ngan bagian basis jantung, seperti yang akan dibicarakan
di dalam ruang-ruang jantung, langsung dari daerah yang kemudian dalam bab ini.
terdepolarisasi menuju ke daerah yang masih terpolari-
sasi. Secara keseluruhan, arus listrik yang mengalir ke
Sumbu untuk Masing-Masing
bawah dari basis ventrikel menuju ke apeks jauh lebih
banyak daripbda yang mengalir ke arah atas. Oleh kare-
Sadapan Bipolar Standar dan
na itu, penjumlahan vektor sesaat untuk potensial yang Sadapan Anggota Badan Unipolar
dibangkitkan ini-yang disebut sebagai vektor rata-rata
sesaat-digambarkan dengan anak panah hitam panjang
Dalam Bab ll, telah dijelaskan ketiga sadapan bipolar
standar dan tiga sadapan anggota badan unipolar. Setiap
yang ditarik melalui tengah-tengah ventrikel, dengan arah
sadapan ini sebenarnya berupa sepasang elekhoda yang
dari basis menuju apeks jantung. Lebih lanjut, karena
dihubungkan ke badan pada tempat yang berseberangan
penjumlahan arus ini sangat besar, potensial listrik juga
terhadapjantung, dan arah dari elektroda negatifke elek-
besar, dan vektornya panjang.
troda positif itu disebtrt "sunbu" sadapan. Sadapan I di
rekam dari dua elektroda yang masing-masing diletakkan
Arah Vektor Dinyatakan dalam Derajat pada lengan kiri dan kanan. Karena kedua elekhoda ini
terletak tepat horisontal dan elektroda positif terletak di
Bila sebuah vektor terletak horisontal dan mengarah ke sebelah kiri, sumbu sadapan I itu adalah 0 derajat.
sisi kiri orang tersebut, vektor itu dikatakan menunjuk ke Pada perekaman sadapan II, elektroda dipasang pada
arah 0 derajat, seperti'lang digambarkan pada Gambar lengan kanan dan tungkai kiri. Lengan kanan berhubungan
l2-2.Dari titik nol ini, skala vektor berputar searah jarum dengan batang badan pada sudut kanan atas dan tungkai
jam; bila vektor berasal dari atas lurus ke bawah, vektor kiri berhubungan dengan badan pada sudut kiri bawah.
tersebut menunjuk ke arah +90 derajat; bila vektor itu ber- Oleh karena itu, arah sadapan ini kira-kira +60 derajat.
jalan dari sisi kiri ke sisi kanan subjek, vektor tersebut Dengan analisis yang serupa, dapat dilihat bahwa
mempunyai arah +180 derajat; dan bila vektor bergerak sadapan III mempunyai sumbu kira-kira +120 derajat;
ke atas, vektor tersebut mempunyai arah -90 (atau +270) sadapan aVR, +210 derajat; aVF, +90 derajat; dan aVL,
derajat. -30 derajat. Arah sumbu untuk semua sadapan ini diper-
Padajantung yang normal, arah veklor rata-rata sela- lihatkan pada Gambar l2-3, yang dikenal sebagaisrifen
ma penyebaran gelombang depolarisasi melalui ventrikel, ruj ukan hel<s agon al. Polaritas elektroda ditunjukkan de-
yang disebut v ehor QFS rata-rata, besarnya kira-kira +59 ngan tanda plus dan minus pada gambar tersebut. Pemba-
derajat. Vektor ini ditunjukkan oleh garis vektor A yang ca harus mempelajari sumbu-sumbu ini dan polaritasnl.-a,
melalui titik pusat dengan arah +59 derajat pada Gambar terutqma tentang sadapan anggota badan bipalar I, II,
l2-2. Artiny4 pada sebagian besar gelombang depolari- dan III, supqyq dapat mengerti apa yang akan diterang-
sasi, bagian apeks jantung tetap positif dibandingkan de- kan selanjutnya dalam bab ini.
138 UNIT Ill Jantung

aVL +

GAMBAR 12-5. Penentuan vektor proyeksi B pada sumbu sadap-


an l, kalau vektor A menunjukkan potensial seketika di ventriket.

terhadap sumbu sadapan I dari ujung vektor I menuju


GAMBAR 12-3. Sumbu untuk tiga sadapan bipolar dan tiga sumbu sadapan I, dan sebuah vektor, yang disebut vek-
sadapan unipolar.
tor proyeksi (B), dtgambar di sepanjang sumbu sadapan
I tersebut. Kepala vektor proyeksi ini menunjuk ke arah
positif pada sumbu sadapan l; berarti, rekaman yang tere-
Anatisis Vektor Terhadap Potensial kam seketika pada elektrokardiogram sadapan I adalah
yang Direkam pada Berbagai Sadapan positif. Tegangan seketika yang terekam akan sama de-
ngan panjang vektor B dibagi panjang vekror I dikalikan
Jadi sampai sekarang kita telah membicarakan, perlama, 2 milivolt, atau kira-kira I milivolt.
ketentuan-ketentuan yang dipakai untuk menunjukkan Gambar l2-5 menunjukkan contoh lain tentang anali-
berbagai potensial pada jantung dengan bantuan vektor sis vektor. Pada contoh ini, vektor I menggambarkan po-
dan, kedua, sumbu-sumbu sadapan. Dengan demikian, tensial listrik dan sumbunya pada suatu saat tertentu se-
kita dapat menggunakan keduanya untuk menentukan po- lama depolarisasi ventrikel pada sebuahjantung yang sisi
tensial sesaat yang akan terekam pada elektrokardiogram kirinya lebih cepat terdepolarisasi daripada sisi kanannya.
setiap sadapan untuk suatu vektor tertentu di dalam jan- Dalam contoh ini, vektor seketikanya mempunyai arah
tung, sebagai berikut. 100 derajat, dan tegangannya juga 2 milivolt. Untuk me-
Gambar 12-4 menggambarkan jantung yang terdepo- nentukan potensial yang sebenarnya terekam pada sadap-
larisasi sebagian; vektor I mewakili arah rata-rata arus an I, kita tarik sebuah garis tegak lurus dari ujung vektor
listrik seketika di dalam ventrikel. Dalam contoh ini, arah I ke sumbu sadapan I dan diperoleh vektor proyeksi B.
vektornya adalah +55 derajat, dan tegangan potensialnya, Vektor B ini sangat pendek dan kali ini menunjuk ke arah
yang diwakili oleh panjang vektor A, adalah 2 milivolt. negatif, yang menunjukkan bahwa di dalam contoh yang
Pada diagram di bawah jantung, vektor I diperlihatkan khusus ini, perekaman dalam sadapan I akan negatif (di
lagi, dan sebuah garis ditarik untuk menggambarkan sum- bawah garis nol pada elektrokardiogram), dan tegangan
bu sadapan I dengan arah 0-derajat. Untuk menentukan yang terekam itu kecil saja, sekitar -0,3 milivolt. Gambar
seberapa besar tegangan di dalam vektor Ayangakan tere- ini memperlihatkan bahwa bilavektor di jantung mempu-
kam pada sadapan I, ditarik sebuah garis yang tegak lurus nyai arah hampir tegak lurus terhadap sumbu sadapan,
tegqngan yqng terekam pada elektrokardiogram sadapan
ini menjadi sangat rendah. Sebalikny4 bila arah vektor
i1 1 jantung hampir sama dengan sumbu sadapan, hampir se-
t
luruh tegangan dalam vektor itu akan terekam.
\'l jJ
Anolisis Vektor untuk Potensiql-Polensiol podo
Tigo Sodopon Anggoto Bodon Bipolor Stondor.
Pada Gambar 12-6, vektor I menggambarkan potensial
listrik seketika pada jantung yang terdepolarisasi seba-
gian. Untuk menetapkan besamya potensial yang terekam
seketika pada elektrokardiogram dari masing-masing ke-
tiga sadapan anggota badan bipolar standar, ditarik garis-
garis tegak lurus (garis putus-putus) dari ujung vektor I
GAMBAR 12-4, Penentuan vektor proyeksi B pada sumbu sadap- menuju ke ketiga garis yang mewakili sumbu ketiga sadap-
an l, kalau vektor A menunjukkan potensial seketika di ventrikel. an standar itu, seperli yang ditunjukkan pada gambar.
BAB 12 Penafsiran Etektrokardiografik pada Kelainan Otot Jantung dan Kelainan Aliran Darah Koroner 139

dan mengenai kedua permukaan endokardium septum,


diperlihatkan dengan bagian ventrikel yang agak gelap
pada Gambar l2-7 A. Selanjutnya, depolarisasi akan me-
nyebar di sepanjang permukaan endokardial sisanya pada
kedua ventrikel, seperti tampak pada Gambar 12-78 dan
C. Ak:himya, depolarisasi akan menyebar melewati otot
ventrikel menuju ke bagian luar jantung, seperti tampak
secara berurutan dalam Gambar 12-7C, D, dan E.
Pada setiap tahap dalam Gambar 12-7,bagian A sam-
pai E, potensial listrik seketika rata-rata di ventrikel di-
wakili oleh sebuah vektor yang berbentuk panah yang
diletakkan di atas (superimposedl ventrikel pada setiap
gambar tersebut. Setiap vektor ini kemudian dianalisis
dengan metode yang telah dijelaskan di atas untuk mene-
tapkan besarnya tegangan yang akan terekam setiap saat
pada ketiga sadapan elektrokardiografi standar. Pada sisi
kanan masing-masing gambar diperlihatkan perkembang-
an pembentukan kompleks QRS pada elektrokardiografi.
Harus diingat bahwa sebuah vektor positif pada satu
GAMBAR '12-6. Penentuan vektor-vektor proyeksi pada sadapan
s a dap an akan m enghas i I kan r e kam an el ektr okar di o gr am
I, ll, dan lll, kalau vektor A menunjukkan potensial seketika di
ventrikel. di atas garis nol, sedangkan vektor negatif akan meng-
hasilkan rekaman di bawah garis nol.
Sebelum berlanjut pada penjelasan yang lebih dalam
Vektor proyeksi B menentukan besarnya potensial yang tentang analisis vektor, kiranya penting dipahami lebih
terekam pada saat itu pada sadapan I; vektor proyeksi C dahulu analisis vektor-vektor normal berurutan yang disa-
menggambarkarr besamya potensial pada sadapan II, dan jikan dalam Gambar l2-7 ini. Masing-masing analisis ini
vektor proyeksi D menggambarkan potensial pada sadap- hendaknya dipelajari secara lebih rinci berdasarkan cara-
an III. Pada masing-masing vektor ini, rekaman pada cara yang dibahas di sini. Ringkasan singkat mengenai
elektrokardiogram adalah positif-yakni, di atas garis urut-urutan tersebut adalah sebagai berikut:
nol-sebab vektor-vektor proyeksi itu menunjuk ke arah Pada Gambar 12-1 A, otot ventrikel baru saja terdepo-
positif pada sumbu dari semua sadapan tersebut. Besamya larisasi, yang menggambarkan saat kira-kira 0,01 detik
potensial pada sadapan I (vektor B) kira-kira setengah dari sesudah mulainya depolarisasi. Pada saat tersebut, vek-
potensial yang sebenarnya melewati jantung (vektor l); tomya pendek sebab hanya sebagian kecil. ventrikel-
pada sadapan II (vektor C;, besarnya hampir sama dengan yakni septum-yang terdepolarisasi. Oleh karena itu,
besar potensial padajantung; dan pada sadapan III (vektor semua tegangan elektrokardiografik rendah, seperti yang
D), besamya kira-kira sepertiga dari besar potensial pada terekam untuk bagian kanan otot ventrikel pada setiap
jantung. sadapan. Tegangan pada sadapan II lebih besar daripada
Analisis yang sama dapat juga dipergunakan untuk tegangan dalam sadapan I dan III, karena vektor jantung
menentukan besarnya potensial yang direkam pada sadap- terutama bergerak dengan arah yang sama dengan sumbu
an anggota badan yang diperkuat, kecuali bahwa masing- sadapan II.
masing sumbu sadapan-diperkuat (lihat Gambar 12-3) Pada Gambar 72-'78, yang mewakili waktu kira-kira
dipergunakan sebagai pengganti sumbu-sumbu sadapan 0,02 detik sesudah mulainya depolarisasi, vektor jantung
anggota badan bipolar standar yang dipergunakan untuk panjang, karena banyak massa ventrikel mengalami de-
Gambar 12-6. polarisasi. Oleh karena itu, tegangan pada semua sadapan
elektrokardiografi k sudah meningkat.
Pada Gambar l2-1C, yang terjadi kira-kira 0,03.5 de-
Analisis Vektor pada Gambaran tik sesudah mulainya depolarisasi, vektor jantung me-
mendek, dan tegangan pada rekaman EKG lebih rendah
Elektrokardiog ram Normal karena bagian luar apeks jantung sekarang menjadi elek-
tronegatif, sehingga menetralkan banyak bagian yang ber-
Vektor-Vektor yang Terbentuk pada muatan positif pada permukaan epikardium jantung lain-
lnterval-lnterval yang Berurutan Selama nya. Sumbu vektor juga mulai bergeser ke sisi kiri dada
Depolarisasi Ventrikel-Kompleks QRS karena ventrikel kiri sedikit lebih lambat terdepolarisasi
daripada ventrikel kanan. Oleh karena itu, perbandingan
Ketika impuls jantung masuk ke ventrikel melalui berkas tegangan pada sadapan I terhadap tegangan pada sadapan
atrioventrikular, bagian ventrikel yang pertama terdepo- III akan meningkat.
larisasi adalah permukaan endokardium septum sebelah Pada Gambar 12-7D, kira-kira 0,05 detik sesudah
kiri. Kemudian depolarisasi ini dengan cepat menyebar mulainya depolarisasi, vektor jantung menunjuk ke arah
140 UNIT lll Jantung

rf It
I
l

,, f
di
+
il
* w. :i
i.tr

";,%'',')u
,',. ..i
?
urf
l
"o"-..- I

P
r S..

I
h
pl

GAMBAR 12-7- Daerah berbayang menuniukkan ventiket yang sudah terdepolarisasi (-); daerah berwama putih adalah
ventikel yang
t2r0A3ry4s!(+). Vektor ventikel dan kompleks QRS 0,01 detik setelah onset depoiaisasi ventiket (A);'0,o2 detik setetan
ryasil muAinyZ
depolaisasi (B); 0,A35 detik setelah mutainya depolarisasi (C); 0,AS detik setetah mutainya depotarisasi
?q, au, setetah depotarisisi
ventrikel selesai,0,06 detik setelah mulainya depolaisasi (E),

basis ventrikel kiri, dan vektor ini pendek karena tinggal kiri septum yang mendahului sisi kanan, sehingga me-
sedikit saja otot ventrikel yang masih positif terpolarisasi. nimbulkan vektor yang lemah dari sisi kiri ke sisi kanan
Karena arah vektor pada saat ini, tegangan yang terekam selama sepersekian detik sebelum muncul veklor dari ba-
dalam sadapan II dan ItrI sama-sama negatif-yakni, di sis-ke-apeks yang biasa. Defleksi positif besar yang tam-
bawah garis nol.fefnentara tegangan di sadapan I tetap pak pada Gambar l2-7 adalah gelombang R, dan defleksi
positif. negatif di bagian akhir adalah gelombang S.
Dalam Gambar l2-7E, kira-kira 0,06 detik sesudah
mulainya depolarisasi, seluruh massa otot ventrikel sudah
terdepolarisasi sehingga tidak ada arus listrik di sekeliling Elektrokardiogram Selama
jantung dan tidak ada potensial listrik yang dibangkitkan.
Repolarisasi-Gelom bang T
Vektornya menjadi nol, dan tegangan pada semua sadap-
an menjadi nol. Setelah otot ventrikel terdepolarisasi, kira-kira 0,1 5 detik
Dengan demikian, kompleks QRS lengkap pada ke- kemudian, repolarisasi dimulai dan berlangsung sampai
tiga sadapan anggota badan bipolar standar. selesai kira-kira dalam 0,35 detik. Repolarisasi ini meng-
Kadang-kadang pada bagian awal kompleks QRS hasilkan gelombang T pada elektrokardiogram.
terdapat sedikit depresi negatif pada satu atau beberapa Karena yang pertama kali terdepolarisasi adalah
sadapan, yang tidak diperlihatkan dalam Gambar l2-7; septum dan sisi endokardium otot ventrikel, tampaknya
depresi ini adalah gelombang Q. Bila gelombang ini ter- masuk akal bahwa daerah ini juga mengalami repolari-
jadi, sebabnya adalah depolarisasi awal pada bagian sisi sasi terlebih dulu. Namun, biasanya yang terjadi bukan
BAB 12 Penafsiran Elektrokardiografik pada Kelainan Otot Jantung dan Kelainan Aliran Darah Koroner 141

PT
lt J__-*
| _*-___*/\-"

11 -*-**{1*"-****;
ilili

lll - ;--*/,*_-%*

| {"rA&- -' F' l\... z-\

.. . f l* {a l\. * \,'+
,, ,.,. ,-: --*-" --
GAMBAR 12-9. Depolaisasi atrium dan pembentukan gelom-
lll .. .g.-"*- ....--r* - .dd d\
"y"\. bang P, yang memperlihatkan vektor maksimum yang melewati
atrium dan vektor rcsultan pada ketiga sadapan standar. Di ba-
GAMBAR 12-8. Pembentukan gelombang T selama proses re- gian kanan, tampak gelombang P dan gelombang T atrium. SA,
polarisasi ventrikel, yang menunjukkan juga analisis vektor untuk nodus sinoatrium.
tahap peftama repolarisasi. Jumlah waktu total dari permulaan
gelombang T sampai akhir gelombang T adalah kira-kira 0,15
detik.
Perubahan-perubahan pada gambaran elektrokardio-
gram,pada ketiga sadapan anggota badan standar selama
proses repolarisasi berlangsung, terjadi pada masing-ma-
demikian, karena septum dan daerah endokardium lain-
sing ventrikel, yang melukiskan rangkaian stadium pro-
nya mempunyai periode kontraksi yang lebih panjang gresif repolarisasi. Dengan demikian, sesudah kira-kira
daripada sebagian besar permukaan eksternal jantung.
0,15 detik, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk berlang-
Oleh karena ifut, bagian terbesar massa otot ventrikel
sungnya seluruh proses repolarisasi, gelombang T dalam
yang lebih dahulu terepolarisasi adalqh seluruh permu-
elektrokardiogram akan terbentuk.
kaan luar ventrikel, khususnya di dekat apeks jantung.
Sebaliknya, daerah endokardium biasanya terepolarisasi
paling akhir. Urutan repolarisasi ini diperkirakan disebab-
kan tekanan darah yang tinggi di dalam ventrikel selama
Depolarisasi Atrium-Gelombang P
kontraksi, yang sangat mengurangi aliran darah koroner Depolarisasi kedua atrium mulai di nodus sinus dan me-
yang menuju ke endokardium sehingga memperlambat nyebar ke semua jurusan di dalam atrium. Oleh karena
repolarisasi di daerah endokardium itu, titik elektronegatifyang asli di dalam atrium kira-kira
Karena permukaan luar apeks ventrikel terepolarisasi terletak di tempat masuknya vena cava superior yang
sebelum permukaan dalam, ujung positif vektor ventrikel merupakan tempat nodus sinus, dan arah depolarisasi-
secara keseluruhan selama repolarisasi menuju ke apeks awal dapat dilihat sebagai vektor hitam pada Gambar 12-
jantung. Sebagai akibatnya, gelombang T normal pada ke-
9. Selanjutnya, secara umum vektor tersebut akan tetap
tiga sadapan anggota badan bipolar adalah positif yang pada arah ini di sepanjang berlangsungnya proses depo-
juga merupakan polaritas pada sebagian besar kompleks larisasi atrium yang normal. Karena arahnya sama dengan
QRS yang normal. arah positif sumbu ketiga sadapan axggota badan bipolar
Dalam'Gamb ar 72-8, lima stadium repolarisasi ventri- standar I, II, dan III, gambaran elektrokardiogram yang
kel ditunjuktan dengan-semakin meluasnya daerah ber- terekam dari atrium selama proses depolarisasi biasanya
warna putih-yakni daerah repolarisasi. Pada setiap juga positifpada ketiga sadapan tersebut, seperti yang ter-
stadium, vektor bergerak dari basis jantung menuju ke lihat pada Gambar 12-9. Rqkaman depolarisasi atrium ini
apeks sampai akhirnya menghilang pada stadium akhir. dikenal sebagai gelombang P.
Pada permulaan, vektor itu relatif kecil sebab daerah
yang mengalami repolarisasi juga kecil. Kemudian, vek- Repolorisosi Alrium-Gelombong T Airium. pe-
tor menjadi semakin kuat karena derajat repolarisasi se- nyebaran depolarisasi melalui otot atrium jauh lebih lam-
makin besar. Akhirnya, vektor akan menjadi kecil kem- bat daripada penyebaran di ventrikel karena atrium tidak
bali karena daerah depolarisasi yang rnasih ada menjadi mempunyai sistem Purkinje untuk penghantaran sinyal
sedemikian sedikit sehingga jumlah keseluruhan aliran depolarisasi secara cepat. Oleh karena itu, otot-otot di
listrik yang mengalir mulai mengecil. Rangkaian perubah- sekeliling nodus sinus akan terdepolarisasi jauh sebelum
an ini juga memperlihatkan bahwa vektor tersebut paling otot-otot di bagian distal atrium. Karena itulah, daerah
besar ketika kira-kira setengah bagian jantung mengalami di dalam atrium yang juga pertama kali terepolarisasi
keadaan polarisasi dan kira-kira setengahnya lagi dalam adalah daerah nodus sinus, yaitu daerah yang memang
keadaan depolarisasi. pertama kali mengalami depolarisasl. Jadi, ketika repo-
142 UNIT lll Jantung
larisasi mulai, daerah sekitar nodus sinus menjadi positif
dibanding dengan bagian atrium lainnya. Oleh karena
itu, vektor repolarisasi atrium berjalan berlawanan ter-
hadap vektor depolarisasi. (Perhatikan bahwa hal ini ber-
lawanan dengan efek yang terjadi pada ventrikel.) Oleh
karena itu, pada bagian kanan Gambar 72-9, gelombang
yang disebut sebagai gelombang T atrium akan mengikuti
kira-kira 0,15 detik setelah gelombang P atrium, namun
gelombang T initerletak pada sisi berlawanan dengan ge-
lombang P terhadap garis nol; normalnya, gelombang ini
negatif pada ketiga sadapan anggota badan bipolar stan-
dar, bukan positif.
Pada gambaran elektrokardiogram yang normal,
gelombang T atrium muncul kira-kira pada waktu yang
bersamaan dengan munculnya kompleks QRS ventrikel.
Oleh karena itu, gelombang ini hampir selalu dikaburkan
oleh kompleks QRS venrrlkel yang besar, walaupun pada
beberapa keadaan yang sangat abnomal, gelombang ini GAMBAR 12-10. Vektorkardiogram QRS dan T.

muncul jelas pada rekaman elektrokardiogram.

dapat direkam dengan cara menghubungkan elektroda-


Vektorkardiogram elektroda permukaan tubuh dari leher dan abdomen ba-
gian bawah ke lempeng-lempeng osiloskop vertikal dan
Sampai disini, telah ditekankan dalam pembicaraan bahwa
menghubungkan elektroda-elektroda permukaan dada
vektor aliran arus listrik yang meiewati jantung berubah
dari satu sisi jantung ke lempeng horizontal. Bila ada per-
dengan cepat ketika impuls menyebar melewati miokardi-
ubahan vektor, titik lampu pada osiloskop akan mengikuti
um. Perubahan initerjadi pada dua aspek: Perlama, vektor
arah ujung positifvektor yang berubah itu, Sehingga akan
memanjang dan memendek karena tegangan vektor me-
melukiskan vektorkardiogram pada layar osiloskop.
ninggi dan menurun. Kedua, arah vektor berubah karena
ada perubahan r ata-r ata arah potens ial I istrik j antun g. Ve k-
torkardiogram menggambarkan perubahan-perubahan Sumbu Listrik Rata-Rata pada
vektor ini pada saat-saat yang berbeda di sepanjang siklus
jantung, sepertiyang diperlihatkan pada Gambar 12-10. QRS Ventrikel-dan Maknanya
Pada vektorkardiogram besar di Gambar 12-10, titik
Vektorkardiogram untuk depolarisasi ventrikel (vektor-
5 adalah titik referensi nol, dan titik ini merupakan ujung
kardiogram QRS), yang diperlihatkan pada Gambar 12-
negatif dari semua vektor yang berurutan. Selama otot 10, adalah vektorkardiogram pada jantung normal. Dari
jantung mengalami polarisasi di saat antara denyut-denyut
vektorkardiogram ini dapat dicatat bahwa arah vektor-
jantung, ujung positif vektornya masih berada di titik nol
vektor ventrikel yang predominan normalnya menuju
karena tidak ada potensial listrik vektorial. Namun, segera
ke apeks jantung selama depolarisasi. Berarti, selama
sesudah arus listrik mulai mengaliri ventrikel pada per-
berlangsungnya sebagian besar siklus depolarisasi ven-
mulaan depolarisasi ventrikel, ujung positif vektor akan
trikel, arah potensial listrik (negatifke positif) adalah dari
meninggalkan titik referensi nol.
basis ventrikel menuju ke apeks. Arah potensial listrik
Bila yang mula-mula terdepolarisasi adalah septum, yang predominan selama proses depolarisasi ini disebut
vektor akan berjalan,ke bawah menuju ke apeks jantung, sumbu listrik ventrikel rata-rata. Sumbu listrik rata-rata
namun vektor ini-relatif lemah sehingga menimbulkan pada ventrikel normal adalah sebesar 59 derajat. Pada ba-
bagian awal pada gambaran vektorkardiogram ventrikel, nyak kondisi patologis jantung, arah potensial listrik ini
yang dilukiskan dengan ujung positif vektor I . Ketika se-
berubah sama sekali-kadang-kadang bahkan berbalik ke
makin banyak lagi bagian jantung yang terdepolarisasi, arah kutub jantung yang berlawanan.
vektor makin lama akan makin kuat,'dan biasanya sedikit
bergeser ke salah satu sisi. Jadi, vektor 2 pada Gambar 12-
l0 menunjukkan keadaan depolarisasi yang dialami ven- Menentukan Sumbu Listrik dari
trikel kira-kira 0,02 detik sesudah vektor 1. Sesudah 0,02 Elektrokardiogram Sadapan Standar
detik berikuinya, vektor 3 melukiskan potensial listriknya,
dan vektor 4 terjadi 0,01 detik berikutnya. Akhirnya, se- Secara kliniS, sumbu listrik jantung biasanya dapat di-
luruh ventrikel terdepolarisasi, dan vektornya menjadi nol perkirakan dari elektrokardiogram sadapan anggota badan
kembali, seperti yang ditunjukkan pada titik 5. bipolar standar, bukan dengan vektorkardiogram. Gam-
Gambaran elips yang terbentuk dari ujung positif vek- bar 12-11 menjelaskan suatu cara untuk melakukan hal
tor-vektor ini disebut sebagai vektorkardiogram QRS. ini. Sesudah melakukan perekaman sadapan standar, kita
Dengan bantuan sebuah osiloskop, vektorkardiogram dapat menentukan besarnya potensial dan polaritas netto
BAB 12 Penafsiran Etektrokardiografik pada Kelainan Otot Jantung dan Kelainan Aliran Darah Koroner 143

Kondisi-Kondisi Kelainan Ventrikel


*l
!r
it"
I
I yang Dapat Menyebabkan
I i "1 "- Penyimpangan Sumbu
Walaupun sumbu listrik rata-rata ventrikel kira-kira
berkisar 59 derajat, pada jantung yang normal pun, sum-
+ bu ini dapat menyimpang dari kira-kira 20 derajat sampai
r"***;:- I tl kira-kira 100 derajat. Penyebab timbulnya penyimpang-
'U an normal ini terutama adalah perbedaan anatomi pada
i

sistem distribusi Purkinje atau susunan ototnya sendiri pa-


E da jantung yang berbeda. Walaupun begitu, sejumlah kon-
:
ittrfrI disi kelainan jantung dapat menyebabkan penyimpangan
:! I
fE I sumbu keluar dari batas-batas normal, seperli berikut.
4oo lll ;.L-*
*:
+
Perubohon Kedudukon Jonlung. Bila jantungnya
llr
sendiri membengkok ke kiri, sumbu listrik rata-rata jan-
GAMBAR 12-11. Pemetaan sumbu listrik ventrikel rata-rata dari tungjuga bergeser ke kiri. Pergeseran ini terjadi (1) pada
dua sadapan eledrokardiografik (sadapan I dan llt). akhir ekspirasi-dalam, (2) ketika orang berbaring, karena
isi perut akan menekan diafragma ke atas, dan (3) sangat
sering pada orang bertubuh pendek gemuk, yang normal-
rekaman pada sadapan I dan IIL Pada sadapan I Gambar nya diafragmanya selalu menekan jantung ke atas.
12-11, rekamannya positif, dan pada sadapan III, rekam- Demikian pu1a, pembengkokan jantung ke kanan me-
annya sebagian besar positif, namun negatif pada bagian nyebabkan sumbu listrik rata-rata ventrikel bergeser ke
tertentu siklus. Bila ada bagian rekaman yangnegatif, po- kanan. Keadaan ini terjadi (1) pada akhir inspirasi-dalam,
tensial negqtif ini dikurangkan terhadap potensial positif (2) ketika orang berdiri, dan (3) biasanya pada orang yang
untuk dapat menetapkan besarnya potensial netto sadap- tinggi semampai yang jantungnya bergantung ke bawah.
an tersebut, seperti yang ditunjukkan dengan anak panah
di sebelah kanan kompleks QRS untuk sadapan IIL Oleh Hiper"lrofi Soloh Sotu Ventrikel. Bila salah satu ven-
karena itu, setiap potensial netto untuk sadapan I dan III trikel sangat hipertrofik, sumbu jantung bergeser menuju
digambarkan pada masing-masing sumbu sadapannya, ke ventrikel yang hipertrofik karena dua alasan. Pertama,
dengan pangkal potensial pada titik perpotongan sum- jumlah otot pada jantung yang hipertrofik jauh lebih be-
bu-sumbu sadapan, seperti yang terlihat pada Gambar sar daripada sisi lainnya, dan keadaan ini memungkinkan
12-11. pembangkitan arus listrik yang berlebihan pada sisi terse-
Bila potensial netto sadapan I positif, potensial itu
digambarkan dengan arah positif pada garis yang me-
lukiskan sadapan I. Sebaliknya, bila negatif, potensial ini
digambarkan dengan arah negatif. Demikian juga, untuk
sadapan III, potensial netto digambarkan dengan pangkal
pada titik perpotongan, dan, bila positif, digambarkan &&
dengan arah positif pada garis yang mewakili sadapan IIL
Bila negatif, potensial netto ini digambarkan dengan arah
JLffi*3*M"&*4r*
negatif.
Untuk menetapkan besamya vektor potensial listrik
WW
rara-rata QRS ventrikel-1otal, kita dapat menarik garis- ilr
garis tegak lurus (garis putus-putus pada gambar) dari
masing-masing ujung sadapan I dan III. Dengan analisis
vektor, titik potong kedua garis tegak lurus ini akan me-
wakili puncak vektor QP.S rata-rata pada ventrikel, dan
titik potong sumbu sadapan I dan III menunjukkan ujung
negatif vektor rata-rata. Oleh karena itu, vektor QRS rata-
rata dapat ditarik di antara kedua titik ini. Perkiraan po- .. ." -Li*"*" r I

tensial rata-rata yang ditimbulkan oleh ventrikel selama


mengalami depolarisasi itu ditunjukkan oleh panjang vek-
tor QRS rata-rata ini, dan sumbu listrik rata-rata ditun-
jukkan oleh arah vektor rata-rata. Jadi, orientasi sumbu
listrik rata-rata pada ventrikel yang normal, seperti yang
ditentukan pada Gambar 12-71, adalah 59 derajat positif GAMBAR 12-12. Penyimpangan sumbu ke kiri pada penyakit jan-
(+59 deraja0. tung hipeftensif (hipertrofi ventrikel kiri). Perhatikan juga peman-
jangan sedikit kompleks QRS.
144 UNIT lll Jantung

but. Kedua, waktu yang dibutuhkan oleh gelombang depo- Analisis Vektor pada Penyimpangan Sumbu ke
larisasi untuk menjalar melewati ventrikel yang hipertro- Kanan yang Diakibatkan oleh Hipertrofi Ventrikel
fik lebih lama daripada melewati ventrikel yang normal. Kanan. Elekhokardiogram pada Gambar l2-13 melukis-
Akibatnya, ventrikel yang normal akan sangat terdepo- kan penyimpangan sumbu ke kanan yang hebat, sampai
larisasi sebelum ventrikel yang hipertrofk, dan keadaan sumbu listrik kira-kira 170 derajat, yaitu bergeser 111 de-
ini akan menghasilkan vektor yang kuat dari sisi jantung rajat ke sebelah kanan dari sumbu QRS ventrikel rata-rata
yang normal menuju ke sisi yang hipertrofik, yang masih 59 derajat yang normal. Penyimpangan sumbu ke kanan
amat bermuatan positif. Jadi, sumbunya menyimpang ke yang terlihat pada gambar ini disebabkan oleh hipertrofi
arah ventrikel yang hipertrofik. ventrikel kanan sebagai akibat dari stenosis katup pul-
monalis kongenital. Penyimpangan sumbu ke kanan juga
Anolisis Vektor podo Penyimpongon Sumbu ke dapat terjadi pada kelainan jantung kongenital lain yang
Kiri yong Diokiboikon oleh Hipertrofi Ventrikel menyebabkan hipertrofi ventrikel kanan, seperti tetralogi
Kiri. Gambar 12-12 memperlihatkan ketiga sadapan ang- Fallot dan kelainan septum interventrikular.
gota badan bipolar standar pada sebuah elektrokardio-
gram. Analisis vektor memperlihatkan penyimpangan Blok Cobong Berkos (Bundle Bronch Block) Me-
sumbu kiridengan sumbu listrik rata-rata menunjuk ke nyebobkon Penyimpongon Sumbu. pada umum-
arah -15 derajat. Elektrokardiogram ini merupakan elek-
nya, dinding lateral kedua ventrikel terdepolarisasi pada
trokardiogram khas yang disebabkan oleh meningkatnya saat hampir bersamaan, sebab kedua cabang berkas ka-
massa otot ventrikel kiri. Pada contoh ini, penyimpangan
nan dan kiri sistem Purkinje menjalarkan impuls jantung
sumbu disebabkan oleh hipertensl (tekanan darah afteri
menuju dinding kedua ventrikel pada saat hampir bersa-
yang tinggi), menyebabkan ventrikel kiri mengalami h!
maan. Sebagai akibatnya, potensial listrik yang dibangkit-
pertrofi sehingga mampu memompa darah untuk melawan
kan oleh kedua ventrikel (pada kedua sisi jantung) hampir
tekanan darah sistemik yang tinggi. Gambaran penyim- saling menetralkan. Biarpun begitu, bila hanya salah satu
pangan sumbu kiri yang sama dapat terjadi bila ventrikel
cabang berkas utama mengalami blokade, impuls jantung
kiri mengalami hipertrofi akTbat stenosis katup aorta, yang menyebar melewati ventrikel normal akan berlang-
regurgilasi katup aorta, atau sejumlah kelainan jantung sung lama sebelum impuls itu menyebar melalui ventrikel
kongenital; yang menyebabkan ventrikel kiri membesar, yang lain. Oleh karena itu, depolarisasi kedua ventrikel
sedangkan ventrikel kanan relatif berukuran normal.
tidak bisa terjadi secara bersamaan, dan potensial depo-
larisasinya tidak saling menetralkan. Sebagai akibatnya,
terjadi penyimpangan sumbu sebagai berikut.

GAMBAR 12-13. Elektrokardiogram tegangan-tinggi pada ste-


nosis katup pulmonalis kongenital yang diseftai oleh hipeftrofi GAMBAR 12-14 Penyimpangan sumbu ke kiri yang disebabkan
ventrikel kanan. Penyimpangan sumbu ke kanan yang hebat dan oleh blok cabang berkas kiri. Perhatikan kompleks QRS yang
sedikit pemanjangan kompleks QRS juga terlihat. sangat memanjang.
BAB 12 Penafsiran Elel<trokardiografik pada Kelainan Otot Jantung dan Kelainan Aliran Darah Koroner 145

Analisis Vektor untuk Penyimpangan Surnbu ke digambarkan, dan vektoraya dianaiisis, dalam Gambar
Kiri pada Blok Cabang Berkas Kiri. Bila cabang 12-15. yang memperlihatkan sebuah sumbu sekitar 105
berkas kiri terblok, depolarisasi jantung yang menyebar derajat, bukannya sumbu yang normal yaitu 59 derajat,
melewati ventrikel kanan dua sampai tiga kali lebih cepat dan kompleks QRS yang memanjang karena konduksi
daripada yang melewati ventrikel kiri. Akibatnya,banyak yang lambat.
bagian ventrikel kiri tetap terpolarisasi sampai selama 0,1
detik setelah seluruh ventrikel kanan terdepolarisasi total.
Dengan demikian, ventrikel kanan menjadi elektronega- Kondisi-Kondisi yang Dapat
tif, sementara ventrikel kiri tetap elektropositif selama
berlangsungnya sebagian besar proses depolarisasi, dan
Menyebabkan Tegangan
timbul vektor dengan kekuatan yang sangat besar dari Abnormal pada Kompleks QRS
ventrikel kanan mengarah ke ventrikel kiri. Dengan kata
lain, terjadi penyimpangan kuat sumbu ke kiri sekitar -50 Peningkatan Tegangan pada Sadapan
derajat karena ujung positifvektor mengarah ke ventrikel Anggota Badan Bipolar Standar
kiri. Hal ini diperlihatkan dalam Gambar 12-14, yang me-
nunjukkan penyimpangan sumbu ke kiri yang khas akibat Biasanya, tegangan pada ketiga sadapan anggota badan
blok pada cabang berkas kiri. bipolar standar-yang diukur dari puncak gelombang R
Karena penjalaran impuls lambat bila ada blok pada ke bagian paling bawah gelombang S-bervariasi antara
sistem Purkinje, selain terjadi penyimpangan sumbu, du- 0,5 dan 2,0 milivolt; sadapan III biasanya merekam te-
rasi kompleks QRS menjadi amat memanjang karena de- gangan terendah dan sadapan II tertinggi. Namun, kaitan
polarisasi di sisi jantung yang terblok amat lambat. Kita di atas tidak berubah, sekalipun pada jantung normal.
dapat mengetahuinya dengan menemukan gelombang Secara umum, bila penjumlahan tegangan dari seluruh
kompleks QRS pada ketiga sadapan standar lebih besar
QRS yang terlalu lebar pada Gambar 12-14. Hal ini akan
dibicarakan secara lebih rinci nanti dalam bab ini. Kom- dari 4 milivolt, pasien dapat dianggap mempunyai elek-
pleks QRS yang terlalu panjang ini membedakan blok ca- trokardiogram dengan tegangan yang tinggi.
bang berkas dari penyimpangan sumbu akibat hipertrofi. Penyebab tersering timbulnya kompleks QRS tegang-
an tinggi adalah bertambahnya massa otot jantung, yang
biasanya disebabkan o\eh hipertrafi otot sebagai respons
Analisis Vektor dari Penyimpangan Sumbu ke
terhadap kelebihan beban pada salah satu bagian janrung.
Kanan pada Blok Gabang Berkas Kanan. Bila ca-
Contohnya, hiperlrofi ventrikel kanan terjadi kalau jan-
bang berkas kanan terblok, ventrikel kiri akan berdepolar-
tung harus memompa darah melalui katup pulmonalis
isasi jauh lebih cepat daripada ventrikel kanan sehingga
yang stenotik, dan hipertrofi ventrikel kiri terjadi bila se-
sisi kiri ventrikel menjadi elektronegatif selama 0,1 detik
seorang menderita tekanan darah tinggi. Jumlah otot yang
di depan ventrikel kanan. Oleh karena itu, akan timbul
meningkat ini akan menebabkan pembangkitan listrik
vektor yang sangat kuat, dengan ujung negatifmengarah
yang lebih besar di sekelilingjantung. Sebagai akibatnya,
ke ventrikel kiri dan ujung positif mengarah ke ventrikel
potensial listrik yang terekam pada sadapan elektrokar-
kanan. Dengan kata lain, terjadilah penyimpangan sum-
diografik jauh lebih besar daripada normal, seperti yang
bu ke kanan yang hebat. Penyimpangan sumbu ke kanan
tampak pada Gambar 12-12 dan 12-13.
yang disebabkan oleh blok pada cabang berkas kanan

Penurunan Tegangan
pada Elektrokardiogram
Penurunon Tegongon Akibot Kordiomiopoti. Sa-
,-.tst-,,'l-n4g-v"f*
Ittttu
u
f'
s ,l lah satu penyebab penurunan tegangan pada kompleks
QRS yang paling sering adalah serangkaian infark lama
art e r i m io kar dium y ang mengakibatkan berkur angny a
massa otot. Keadaan ini juga menyebabkan gelombang
t-
,i" t: depolarisasi bergerak lambat mqlalui ventrikel dan meng-
: ti
rj halangi sebagian besar jantung mengalami depolarisasi
ti

/t
secara bersama-sama sekaligus. Akibatnya, kondisi ini
akan menyebabkan sedikit pemanjangan kompleks QRS
bersama dengan penurunan tegangan tersebut. Gambar
l2-16 memperlihatkan elektrokardiogram dengan tegang-
r' '. P an rendah yang khas yang disertai pemanjangan kompleks
+ :.'-.-
l* QRS, yang sering dijumpai sesudah infark jantung kecil
dan multipel, yang sudah menimbulkan pelambatan lokal
GAMBAR 12-15. Penyimpangan sumbu ke kanan akibat dari penghantaran impuls dan menurunkan tegangan akibat
blok cabang berkas kanan. Perhatikan kompleks QRS yang sa- kehilangan massa otot di seluruh ventrikel.
ngat memanjang.
146 UNIT lll Jantung

adaan terpolarisasi. Oleh karena itu, Pemanjangan kon-


duksi impuls melalui ventrikel yang memanjang salalu
menyebabkan timbulnya pemanjangan kompleks QRS.
Pemanjangan seperti itu seringkali terjadi bila salah satu
atau kedua ventrikel mengalami hipertrofi atau dilatasi
karena jalan yang harus dilewati impuls menjadi lebih
panjang. Kompleks QRS yang normal berlangsung sela-
ma 0,06 sampai 0,08 detik, sedangkan pada hipertrofl atau
dilatasi ventrikel kiri atau kanan, kompleks QRS dapat
memanjang menjadi 0,09 sampai 0,12 detik.

Pemanjangan Kompleks QRS Akibat


dari Blok pada Sistem Purkinje
ilr
Bila ada blok pada serat-serat Purkinje, impuls jantung
harus dijalarkan oleh otot ventrikel, dan bukan melalui
GAMBAR'12-16. Eledrokardiogram tegangan-rendah setetah sistem Purkinje. Hal ini menurunkan kecepatan penjalaran
terjadi kerusakan lokal di seluruh ventrikel akibat dari infark mio-
kard sebelumnya. impuls sampai kira-kira sepertiga kecepatan normal. Oleh
karena itu, bila ada blok total pada salah satu cabang ber-
kas, durasi kompleks QRS biasanya akan memanjang
sampai 0,14 detik atau lebih.
Penurunon Tegongon Akibqt Kondisi-Kondisi di Pada umumnya, kompleks QRS dianggap sebagai pan-
Sekeliling Jontung. Salah satu penyebab terpenting jang abnormal bila berlangsung lebih dari 0,09 detik; bila
yang dapat menurunkan tegangan pada sadapan-sadapan kompleks ini berlangsung lebih dari 0,12 detik, peman-
elektrokardiografik adalah cairan di dalam perikardium. jangan itu hampir pasti disebabkan oleh blok patologis
Karena cairan ekstrasel mudah sekali menjalarkan arus di suatu tempat pada sistem konduksi di dalam ventrikel,
listrik, sebagian besar arus listrik yang mengalir ke luar seperti yang diperlihatkan oleh elektrokardiogram untuk
dari jantung akan dihantarkan dari satu bagian jantung blok cabang berkas pada Gambar 12-14 dan 12-15.
ke bagian jantung lainnya lewat cairan perikardium. Jadi,
cairan efusi ini secara efektif merupakan 'Jalur pendek"
potensial listrik yang dibangkitkan oleh jantung, sehingga Kondisi-kondisi yang Dapat
menurunkan tegangan elekhokardiografi k yang mencapai Menyebabkan Timbulnya
permukaan badan. Efusi pleura, dengan derajat yang lebih Kompleks QRS Aneh
kecil, juga dapat "memintaskan" arus listrik ke sekeliling
jantung, sehingga tegangan pada permukaan badan dan Pola-pola aneh kompleks QRS paling sering disebabkan
elektrokardiogram akal menurun. oleh dua keadaan: (1) kerusakan ototjantung di beberapa
Emfisema paru dapat menurunkan potensial elektro- daerah di seluruh sistem ventrikular, yang disertai peng-
kardiografik, tetapi dengan cara yang berbeda daripada gantian otot ini dengan jaringan pamt, dan (2) blok pen-
efusi perikardium. Pada emfisema paru, penghaltaran jalaran impuls lokal kecil, tapi multipel, di banyak tempat
arus listrik melewati paru sangat tertekan karena jumlah pada sistem Purkinje. Sebagai akibatnya, konduksi im-
udara di dalam paru-paru terlalu banyak. Rongga dada puls jantung menjadi tidak teratur, sehingga menyebab-
juga membesar, dan paru cenderung lebih menutupi jan- kan pergeseran tegangan dengan cepat dan penyimpangan
tung daripada biasanya. Oleh karena itu, paru-paru beker- sumbu. Keadaan ini sering menyebabkan puncak berlipat
ja sebagai isolatoy yarig menghambat penjalaran tegangan dua bahkan berlipat tiga pada beberapa sadapan elektro-
listrik dari jantung ke permukaan tubuh, dan hal ini me- kardiografik, seperti yang terlihat pada Gambar 12-14.
nyebabkan penurunan potensial elektrokardiografi k pada
berbagai macam sadapan.
Arus-Gedera (Current of Injury)
Banyak macam kelainan jantung, khususnya yang meru-
Pola-Pola Kompleks QRS yang sak otot jantung, seringkali menyebabkan sebagian jan-
Aneh (Bizarre) dan Memanjang tung tetap terdepolarisasi sepanjang waktu, total atau
parsial. Bila keadaan ini terjadi, arus listrik mengalir dari
Kompleks QRS yang Memanjang Akibat daerah yang terdepolarisasi patologis dan daerah yang
dari Hipertrofi atau Dilatasi Jantung terpolarisasi normal, sekalipun pada selang antardenyut
jantung. Keadaan ini disebut arus cedera(current ofinju-
Kompleks QRS berlangsung selama depolarisasi terus ry). Perhatikan secara khusus bahwa daer ah j antung y ang
menyebar melewati ventrikel-yakni, selama sebagian cedera bersifat negatif karena bagian inilah yang meng-
ventrikel terdepolarisasi dan bagian lainnya dalam ke- alami depolarisasi dan mengeluarkan muatan negatif ke
148 UNIT lll Jantung

masing-masing sadapan setinggi titik J. Garis horizontal


ini selanjutnya dijadikan nilai potensial nol dalam elek-
trokardiogram, yang akan dipakai untuk mengukur semua
potensial yang dihasilkan oleh arus-cedera.

Penggunoon Titik J untuk Menggomborkqn


Sumbu Potensiol-Cedero. Gambar 12-18 memperli-
ilt hatkan elektrokardiogram (sadapan I dan III) darijantung
yang mengalami cedera. Kedua rekaman memperlihatkan
potensial-cedera. Dengan kata lain, titik J.pada masing-
masing elektrokardiogram ini tidak berada pada garis
yang sama dengan segmen T:P. Dalam gambar ini, ditarik
ilt sebuah garis horizontal melalui titik J untuk menunjukkan
nilai tegangan nol pada masing-masing rekaman. potensi-
, al-cedera pada masing-masing sadapan merupakan selisih
/
,f
I antara tegangan elektrokardiogram tepat sebelum onset
s- gelombang P dan nilai tegangan nol yang ditetapkan dari
t- +l titik J. Pada sadapan I, tegangan potensial-cedera yang
terekam berada di atas nilai potensial nol, maka nilainya
positif. Sebaliknya, pada sadapan III, potensial-cedera ter-
letak di bawah garis tegangan nol, maka nilainya negatif.
ri Di bagian bawah Gambar 12-18, masing-masing po-
tensial-cederapada sadapan I dan III digambarkan pada
GAMBAR 12-18 Titik J yang dianggap sebagai potensiat rujukan koordinat kedua sadapan ini, dan.vektor resultan dari
nol elektrokardiogram untuk sadapan I dan ll. Juga, di sini digam- potensial-cedera untuk seluruh massa ventrikel dapat
barkan cara pemetaan sumbu potensial-cedera pada pane! pa-
ditetapkan dengan analisis vektor yang telah dijelaskan.
ling bawah.
Dalam contoh ini, vektor resultan berasal dari sisi kanan
ventrikel menuju ke kiri dan sedikit ke atas, dengan sumbu
kira-kira -30 derajat. Bila kita letakkan vektor potensial-
Titik J-Potensial Rujukan Nol cedera ini langsung di atas ventrikel, ujung negatif vektor
untuk Menganalisis Arus-Cedera akan mengarah ke daerah "cedera" ventrikel yang ter-
depolarisasi permanen. Pada contoh yang diperlihatkan
Siapa pun akan menduga bahwa mesin elektrokardio- pada Gambar 12-18, daerah cedera berada pada dinding
grafi yang dipakai untuk merekam elektrokardiogram lateral ventrikel kanan.
dapat menentukan kapan tidak ada arus yang mengalir Analisis ini jelas kompleks. Namun, mahasiswa ha-
di sekeliling jantung. Namun, sebenarnya di dalam tu- rus membacanya berkali-kali sampai ia memahaminya
buh terdapat banyak arus menyimpang, misalnya arus dengan baik. Tidak ada aspek lain dalam analisis elektro-
yang berasal dari "potensial kulit" dan yang timbul aki- kardiografl yang lebih penting daripada hal ini.
bat perbedaan konsentrasi ion pada berbagai cairan tubuh.
Oleh karena itu, bila ada dua eiektroda yang terhubung
di antara kedua lengan atau antara lengan dan kaki, arus- lskemia Koroner Sebagai
arus menyimpang ini akan membuat orang tidak mungkin
Penyebab Potensial-Cedera
menetapkan nilai rujukan nol secara tepat pada elektro-
kardiogram. Dengan alasan ini, harus dipakai prosedur Kekurangan aliran darah yang mengalir ke otot jantung
berikut untuk menetapkan nilai potensial nol tersebut: akan menurunkan metabolisme otot karena tiga alasan:
Pertama, kita harus menentukan lebih dahulu secara pasti (1) kekurangan oksigen, (2) akumulasi karbon dioksida
titik yang menunjukkan bahwa gelombang depolarisasi yang berlebihan, dan (3) kekurangan nutrien dari makan-
baru saja selesai melewati seluruh jantung, yang terdapat an. Sebagai akibatnya, tidak dapat terjadi repolarisasi
pada akhir kompleks QRS. Tepat pada titik ini, semua pada membran otot di daerah yang mengalami iskemia
bagian ventrikel telah terdepolarisasi, baik bagian yang miokard berat. Seringkali, otot jantung tidak mati karena
cedera maupun bagian yang normal, sehingga tidak ada aliran darah masih cukup r-rntuk mempertahankan kehidup-
arus yang mengalir di sekeliling jantung. Pada titik ini, an otot, walaupun tidak cukup untuk menimbulkan repo-
arus-cedera pun hilang. Oleh karena itu, potensial elektro- larisasi membran. Selama kondisi ini masih berlangsung,
kardiogram pada saat ini adalah pada tegangan nol. Pada potensial.cedera (injury potentia[) terus mengalir pada
elektrokardiogram, titik ini dikenal sebagai "titik J," se- porsi diastolik (porsi T:-P) pada setiap denyutjantung.
perti yang diperlihatkan pada Gambar l2- I 8. . lskemia otot jantung yang parah ter.iadi sesudah oklusi
Selanjutnya, untuk menganalisis sumbu listrik po- koroner, dan pada interval T:P antar-denyut jantung akan
tensial-cedera yang disebabkan oleh arus-cedera, pada mengalir arus-cedera yang kuat dari daerah ventrikel yang
elektrokardiogram ditarik sebuah garis horizontal untuk mengalami infark, seperti yang tampak pada Gambar l2-19
BAB 12 Penafsiran Elektrokardiografik pada Kelainan Otot Jantung dan Kelainan Aliran Darah Koroner 149

ilt

GAMBAR 12-20. Potensial cedera pada infakr apikal, dinding


posteior akut.

GAMBAR 12-19. Arus-cedera pada infark dinding anterior akut.


ventrikel kiri dan dari dinding anteriorjantung. Oleh kare-
Perhatikan potensial-cedera yang kuat pada sadapan V2.
na itu, kita akan menyimpulkan bahwa infark dinding an-
terior ini hampir pasti disebabkan oleh trombosis cabang
dan l2-2A. Oleh karena itu, salah satu gambaran yang desenden anterior arteri koronaria kiri.
penting dan bersifat diagnostik pada elektrokardiogram
yang direkam sesudah terjadi trombosis koroner akut lnfork Dinding Poslerior. Gambar 12-20 memperli-
adalah arus-c edera (current of injury) n|
hatkan tiga sadapan anggota badan bipolar standar dan
satu sadapan dada (sadapan Vr) dari seorang pasien yang
lnfork Dinding Anferior Akut. Gambar 12-19 mem- mengalami infark dinding posterior. Gambaran diagnos-
perlihatkan gambaran elektrokardiogram pada tiga sadap- tik utama pada elektrokardiogram ini juga terdapat pada
an anggota badan bipolar standar dan satu sadapan dada sadapan dada. Bila ditarik sebuah garis rujukan potensial
(sadapan Vr) yang direkam dari seorang pasien yang nol melalui titik J pada sadapan ini, tampak jelas bahwa
mengalami infark dinding anterior jantung akut. Gambar- selama interval T:P, potensial arus-cederanya positif. Ini
an diagnostik yang paling penting ialah potensial-cedera berarti bahwa ujung positif vektomya mengarah ke din-
yang sangat kuat pada sadapan dada Vr. Bila kita tarik ding dada anterior, dan ujung negatif (ujung-cedera vek-
sebuah garis potensial horizontal nol melewati titik J pada tor) menjauhi dinding dada. Dengan kata lain, arus-cedera
elektrokardiogram ini, dapat dijumpai potensial-cedera berasal dari sisijantung yang berlawanan dengan dinding
negatifyangkuat selama interval T-R yang berarti bahwa dada anterior; dan ini merupakan alasan mengapa tipe
elektroda dada pada-bagian depan jantung berada pada elektrokardiogram ini dipakai sebagai dasar untuk men-
suatu daerah yang berpotensial negatifkuat. Dengan kata diagnosis infark dinding posterior.
lain, ujung negatif vektor potensial-cedera pada jantung Bila kita menganalisis potensial-cedera pada sadapan
ini menempel pada dinding depan dada. Hal ini berarti II dan III pada Gambar 12-20, tampak jelas bahwa po-
bahwa arus-cedera ke luar dari dinding anterior ventrikel, tensial-cedera bermuatan negatif pada kedua sadapan
yang menegakkan diagnosis kondisi ini sebagai infark tersebut. Dengan analisis veklori, seperti yang tampak
dinding anterior. pada gambar ini, dapat diketahui bahwa vektor resultan
Dengan melakukan analisis arus-cedera pada sadapan potensial-cedera adalah kira-kira -95 derajat, dengan
I dan III, kita dapat menjumpai suatu potensial negatif ujung negatif menjurus ke bawah dan ujung positifirya
pada sadapan I dan potensial positifpada sadapan IIL HaI menjurus ke atas. Jadi, karena infarknya berada di dinding
ini berarti bahwa vektor resultan potensial-cedera pada posteriorjantung (yang ditunjukkan oleh sadapan dada)
jantung ini adalah kira-kira +150 derajat, dengan ujung dan di bagian apeks jantung (yang ditunjukkan oleh po-
negatif menjurus ke ventrikel kiri dan ujung positifnya tensial-cedera pada sadapan II dan sadapan III), kita dapat
menjurus ke ventrikel kanan. Jadi, pada elektrokardio- mencurigai bahwa infark ini berada di dekat apeks pada
gram yang khusus ini, arus-cedera terutama datang dari dinding posterior ventrikel kiri.
150 UNIT lll Jantung

Anterior Posterior

q I i j . ) ' i i.,
tilt
GAMBAR 12-22. Elektrokardiogram infark dinding anterior dan
posterior yang terjadi 1 tahun sebelumnya; tampak gelombang
Q pada sadapan I pada infark dinding anterior dan getombang e
GAMBAR 12-21. Pemulihan miokardium sesudah mengalami pada sadapan lll pada infark dinding posterior.
infark sedang pada dinding posterior, yang. mempertihatkan
menghilangnya potensial-cedera yang terlihat pada hari perlama
setelah infark dan masih terdapat sedikit pada 1 minggu.
dah serangan jantung akut. Rekaman ini memperlihatkan
apa yang disebut sebagai konfigurasi "ideal,' kompleks
QRS tipetipe pemulihan infark miokard ini. Biasanya
lnfqrk di Bogion Jontung Loinnyo. Dengan prosedur sebuah gelombang Q sudah muncul pada awal kompleks
yang sama seperti yang telah dijelaskan dalam pembicara-
QRS di dalam sadapan I pada infark anterior karena ter-
an terdahulu mengenai infark pada dinding posterior dan jadi kehilangan massa otot pada dinding anterior ventrikel
dinding anterior, tempat daerah infark yang memancarkan
kiri, tetapi pada infark posterior, gelombang Q sudah tim-
arus-cedera dapat ditentukan, tanpa menghiraukan bagian
bul pada permulaan kompleks QRS pada sadapan III,
jantung mana yang sakit. Untuk membuat analisis vektor
karena terjadi kehilangan otot pada bagian apeks posterior
seperti itu, hendaknya selalu diingat bahwa ujung positif
ventrikel.
vektor potensiql-cedera menjurus ke arah otot jantung
Tentu saja, gambaran ini tidak dijumpai pada semua
yang normal, dan ujung negatif mengarah ke bagian jan-
kasus infark jantung lama. Kehilangan otot setempat dan
tung yang cedera dan memancarkan arus-cedera.
titik-titik lokal blok konduksi sinyal jantung dapat menye-
babkan pola-pola kompleks QRS yang sangat aneh (6r-
Pemulihon dqri Trombosis Koroner Akul. Gam-
zarre) (l<hususnya gelombang Q yang mencolok, misalnya),
bar 12-21 memperlihatkan sadapan dada V, dari seorang
penurunan tegangan, dan pemanjangan kompleks eRS.
pasien infark dinding posterior akut, yang memperlihat-
kan perubahan elektrokardiogram dari hari pertama se-
rangan, 1 minggu kemudian, 3 minggu kemudian, sampai
Arus-Cedero podq Angino Pekloris. ,,Angina pek-
toris" beradi rasa nyeri yang berasal dari jantung dan dira-
akhirnya I tahun kemudian. Dari elektrokardiogram ini,
sakan di daerah pektoral dada bagian atas. Rasa nyeri ini
dapat terlihat bahwa potensial-cedera kuat segera sesudah
biasanya menyebar ke daerah leher dan turun ke lengan
serangan akut (segmen T:-P bergeser dari segmen S-T ke
arah positif). Namun, setelah kira-kira I minggu, poten-
kiri. Nyeri biasanya disebabkan oleh iskemia jantung
sedang. Bila pasien tenang, nyeri biasanya tidak terasa,
sial-cedera banyak sekali menurun dan, pada 3 minggu
tetapi begitu dia bekerja yang membebani jantung, nyeri
sesudahnya, benar-benar hilang sama sekali. Sesudah
akan timbul kembali.
itu, gambaran elektrokardiogram tidak begitu berubah
sepanjang tahun berikutnya. Inilah pola pemulihan yang
Kadang-kadang suatu potensial-cedera muncul di da-
biasanya terjadi sesudah infarkjantung akut dengan dera-
lam elektrokardiogram sewaktu terjadi serangan angina
jat menengah, yang:memperlihatkan bahwa aliran darah pektoris berat, karena insufisiensi koronernya menjadi
koroner kolateral baru cukup berkembang untuk menye- cukup besar sehingga menghambat repolarisasi beberapa
daerah jantung secara adekuat selama diastolik.
diakan kembali kebutuhan nutrisi untuk sebagian besar
daerah infark.
Sebaliknya, pada beberapa pasien infark koroner, dae-
rah infark tidak pernah membentuk kembali suplai darah Kelainan Gelombang T
koroner secara adekuat. Seringkali, beberapa otot jantung
akan mati, tetapi kalau otot tidak mati, jantung ini akan Pada bagian awal bab ini, telah disebutkan bahwa gelom-
terus memperlihatkan potensial-cedera selama iskeminya bang T normalnya positif pada semua sadapan anggota
masih ada, khususnya pada serangan-serangan karena ak- badan bipolar standar, dan gelombang ini dihasilkan oleh
tivitas fisik ketikajantung sangat terbebani. repolarisasi pada apeks dan permukaan-luar venhikel se-
belum repolarisasi di permukaan-dalam ventrikel. Dengan
lnfqrk Miokord-Pulih Lomo. Gambar 72-22 menam- demikian, Gelombang T menjadi abnormal bila tidak ter-
pilkan sadapan I dan III setelah infark anterior dan sadap- jadi urut-urutan repolarisasi yang normal. Beberapa fak-
an I dan III setelah infarkposteriorkira-kirasetahun sesu- tor dapat mengubah urutan repolarisasi ini.
BAB 12 Penafsiran Elektrokardiografik pada Kelainan Otot Jantung dan Kelainan Aliran Darah Koroner 151

Pengaruh Lambatnya Penghantaran


Gelombang Depolarisasi
Terhadap Gelombang T
Bila dilihat kembali Gambar 12-14, perhatikan bahwa
kompleks QRS sangat memanjang. Alasan mengapa ter-
jadi pemanjangan ini adalah perlambatan penghantaran
di dalam ventrikel kiri sebagai akibat dari blok pada ca-
bang kiri berkas. Perlambatan ini menyebabkan ventrikel
kiri terdepolarisasi kira-kira 0,08 detik sesudah depolari- GAMBAR '12-23. lnversi gelombang T sebagai akibat dari iske-
mia ringan pada apeks ventrikel.
sasi ventrikel kanan, sehingga akan menghasilkan vektor
QRS yang rata-rata kuaL ke arah kiri. Namun, periode
refrakter massa otot ventrikel kanan dan kiri sebenarnya
tidak banyak berbeda satu sama lainnya. Oleh karena itu,
ventrikel kanan mulai mengalami repolarisasi jauh sebe-
lum ventrikel kiri; hal ini menyebabkan ventrikel kanan
bermuatan positif kuat dan ventrikel kiri bermuatan nega-
tif pada saat sedang terbentuk gelombang T. Dengan kata
lain, sumbu rata-rata gelombang T sekarang bergeser ke
kanan, yang berlawanan dengan arah sumbu listrik rata-
rata kompleks QRS pada elektrokardiogram yang sama.
Jadi, bila penghantaran impuls depolarisasi yang mele-
wati ventrikel sangat terlambat, gelombang T hampir se-
lalu memiliki polaritas yang berlawanan dengan polaritas
kompleks QRS.
GAMBAR 12-24. Gelombang T bifasik yang disebabkan oleh
keracunan digitalis.
Pemendekan Depolarisasi di Bagian
Otot Ventrikel Sebagai Penyebab
Kelainan Gelombang T perubahan pada gelombang T atau tidak. Perubahan pada
Bila basis ventrikel sampai memperlihatkan periode de- gelombang T tidak perlu spesifik, sebab setiap perubahan
polarisasi yang amat pendek, yakni pemendekan potensial pada gelombang T di sadapan mana pun-misalnya ge.
aksi, repolarisasi ventrikel tidak akan dimulai di bagian lombang inversi atau bifasik-seringkali cukup menjadi
apeks seperti pada keadaan normal. Sebaliknya, basis ven- bukti bahwa beberapa bagian btot ventrikel mempunyai
trikel akan mengalami repolarisasi lebih dahulu daripada periode depolarisasi yangjauh lebih pendek daripada ba-
bagian apeks, dan vektor repolarisasi akan mengarah dari gian jantung lainnya; dan ini mungkin disebabkan oleh
apeks menuju ke basis jantung, berlawanan dengan vek- insufisiensi koroner ringan sampai sedang.
tor repolarisasi standar. Sebagai akibatnya, gelombang T
Pengoruh Obot Digilolis Terhodqp Gelombong
yang terekam pada ketiga sadapan standar akan negatif,
T. Seperti yang akan dibicarakan dalam Bab 22, digitalis
dan bukan positif seperti biasanya. Jadi, fakta sederhana
adalah sejenis obat yang dapat diberikanpada insufisiensi
bahwa basis ventrikel mempunyai periode depolarisasi
koroner untuk meningkatkan kekuatan kontraksi ototjan-
yang memendek sudah cukup untuk menyebabkan per-
tung. Namun, kalau diberikan digitalis dalam dosis yang
ubahan yang nyata pada gelombang T, bahkan sampai
berlebih, durasi depolarisasi pada satu bagian ventrikel
mengubah polaritas i'eluruh gelombang ! seperti yang
dapat meningkat jauh dibanding dengan bagian lainnya.
diperlihatkan pada Gambar 12-23.
Sebagai akibatnya, dapat terjadi perubahan nonspesifik,
Sejauh rni, iskemia ringan merupakan penyebab pa-
misalnya inversi gelombang T atau gelombang T bifasik,
ling sering pemendekan depolarisasi ototjantung, karena
pada salah satu atau beberapa sadapan elektrokardiografik.
iskemia ringan meningkatkan aliran arus listrik melalui
Gelombang T bifasik yang disebabkan oleh pemberian
kanal kalium. Kalau iskemia hanya terjadi pada satu dae-
digitalis berlebihan dapat dilihat pada Gambar 12-24.
rah jantung, periode depolarisasi di daerah tersebut me-
Oleh karena itu, perubahan-perubahan pada gelombang T
mendekjauh dibanding dengan di daerahjantung lainnya.
sewakfu pemberian digitalis seringkali menjadi tanda dini
Sebagai akibatnya, dapat terjadi perubahan gelombang T
keracunan digitalis.
yang nyata. Iskemia dapat terjadi akibat oklusi koroner
progresifkronik, oklusi koroner akut, atau insufisiensi ko-
roner relatif yang terjadi sewaktu mengerahkan tenaga. Kepustakaan
Suatu cara untuk mengetahui insufisiensi koroner
ringan adalah menyuruh pasien mengerahkan tenaga dan Lihat kepustakaan untuk Bab I 3.

merekam elektrokardiogram, sambil melihat apakah ada


BAB 13
Aritmia |antung
dan Penafsiran
Elektrokardiogram

Beberapa tipe keiainan fungsi jantung yang palirig


berbahaya bukan terladi karena kelainan otot jantung
tetapi karena irama jantung yang abnormal. ieUagal
contoh, kadang-kadang denJut atrium tidak terkoor-
dinasi dengan denyut ventrikel, sehingga atrium tidak
iagi berfungsi sebagai pompa pendahulu bagi ven-
trikel.
Tujuan bab ini adalah untuk membahas fisiologi aritmia jantmg yang umum tefla-
di dan pengaruhnya terhadap daya pompajanrung, juga cara mendiagnosisnya dengan
elektrokardiografi. Penvebab aritmia jannrng biasanya merupakan saru utau gubunlan
dari kelainan dalam sistem irama-konduksi janrung. seperli berikut ini:
L lrama pacu jantung yang abnormal.
2. Pergeseran pacu janrung dari nodus sinus ke rempat lain dijanrung.
3. Blok di betrerapa tempat yang berbeda pada daerah penyebaran impuls di jan-
fung.
4. Jalur panjalaran impuls vang abnormal di jantung.
5. Pembentukan impuls palsu yang sponran pada hantpir semua bagian jantung.

lrama Sinus Abnormal


Takikardia
Istilah "takikardia" berarti denytt janttmg )'ang cepat. biasanya didefinisikan pada
orang dewasa sebagai denyur jantung yang lebih dari 100 kali per menit. Elektro-
kardiogram yang direkam dari seorang pasien dengan takikardia dapat dilihat pada
Gambar l3-1. Gamlaran elekhokardiogram ini normal, kecuali pada frek-uensi de-
nyut jantungnya, seperli yang ditentukan dari interval waktu di antara kompleks eRS,
adalah kira-kira 150 kali per menit. dibandingkan dengan lrekuensi normal sebesar
72kali per menit.
Penyebab umum takikardia rneliputi kenaikan suhu tubtth, rangsangan jantang
aleh s*raf simpatis. atetu keadaan tctksik po<ia jantung.
Frekuensi denyut jantung meningkat kira-kira 10 denyur per menit unt*k setiap
kenaikan suhu tubuh sebesar satu derajat Fahrenheit ( I 8 denytt per derajat Celsius)
sampai suhu tubuh kira-kira nrencapai 105"F (40.5'C): di atas suhu ini, frekuensi de-
nytlt jantung dapat menurun karena melemahnya otot jantung secara progresif akibat
demam. Demam rnenyebabkan takikardia, karena kenaikan suhu akan rneningkatkan
kecepatan metabolisme nodus sinus. vang selanjutnya secara langsung meninlkatkan
eksitabilitas dan fiekuensi irama jantung.

152
BAB 13 Aritmia Jantung dan Penafsiran Elektrokardiogram 153

nyutnya sehingga hal ini akan merangsang refleks sirku-


lasi umpan balik atau efek-efek lain untuk menyebabkan
bradikard ia.

Rongsongon Sorof Vogus Sebogoi penyebob


Brodikordio. Setiap refleks sirkulasi yang merangsang
saraf vagus dapat menyebabkan pelepasan asetilkolin
GAMBAR 13'1. Takikardia sinus (sadapan l) pada ujung saraf vagus di jantung, sehingga menyebab-
kan efek parasimpatis. Mungkin contoh yang paling nyata
adalah pada pasien dengan sindrom sinus karotis. pada
pasien ini, reseptor tekanan (baroreseptor) di daerah si-
nus karotis pada dinding arteri karotis sangat peka. Oleh
karena itu, bahkan tekanan yang ringan pada daerah le-
her akan menimbulkan refleks baroreseptor yang kuat,
sehingga menyebabkan pengaruh vagus-asetilkolin yang
kuat padajantung, termasukjuga bradikardia hebat. Ten-
GAMBAR 13-2. Bradikardia sinus (sadapan Ilt) tu saja, kadang-kadang refleks ini begitu kuat, sehingga
dapat menghentikan jantung selama 5- 10 detik.

Aritmia Sinus
'-5
ZZ 7^
oo
Gambar 13-3 memperlihatkan rekaman frekuensi denyut
gs66
; Eloo
,i e120
jantung pada kardiotakometer, bagian pedama dilakukan
selama respirasi normal dan kemudian (pada rekaman
bagian kedua) diiakukan selama respirasi dalam. Kar-
GAMBAR 13-3, Aritmia sinus yang direkam oleh kardiotakome- diotakometer merupakan alat yang merekam lamanya
ter. Sr.sl kiri merupakan rekaman ketika bernapas normal; sisi selang waktu di antara kompleks QRS yang berurutan
kanan, ketika bernapas dalam. dalam elektrokardiogram berdasarkan t i nggi gel omb ang
puncak yang berurutan. Dari rekaman ini dapat dilihat
bahwa frekuensi denyut jantung meningkat dan menurun
tidak lebih dari 5 persen selama fase siklus respirasi yang
Berbagai faktor yang dapat menyebabkan sistem saraf
tenang (sisi kiri rekaman). Kemudian selama respirasi
simpatis merangsang jantung, akan dibicarakan pada be-
dalam, frekuensi denyut jantung meningkat dan menurun
berapa topik dalam buku teks ini. Sebagai contoh, bila
pada setiap siklus respirasi sebanyak 30 persen.
seorang pasien kehilangan darah dan berada dalam ke-
adaan syok atau semisyok, rangsangan refleks simpatis
Aritmia sinus dapat ditimbulkan oleh satu atau lebih
keadaan sirkulasi yang mengubah kekuatan sinyal saraf
padajantung seringkali akan meningkatkan frekuensi de-
simpatis dan parasimpatis ke nodus sinus di jantung. pada
nyut jantung hingga 1 50 sampai 1 80 kali per menit.
aritmia sinus tipe "respiratorik", seperli yang ditrurjukkan
Kelemahan ringan pada miokardium biasanya akan
pada Gambar l3-3, keadaan ini terutama disebabkan oleh
meningkatkan fiekuensi denyut jantung, karena jantung
yang lemah tidak dapat memompa darah ke dalam sistem "tumpahnya" sinyal yang keluar dari pusat respirasi di
medula ke dalam pusat vasomotor yang berdekatan, yang
arteri dalam jumlah nonnal, dan keadaan ini menimbul-
terjadi selama siklus inspirasi dan ekspirasi pernapasan.
kan refleks simpatis.untuk meningkatkan frekuensi de-
nyut janlung.
Sinyal-sinyal yang tumpah keluar akan menyebabkan
peningkatan dan penurunan jumlah impuls yang dihantar-
kan melalui saraf simpatis dan vagus ke jantung.
Bradikardia
Istilah "bradikardia" berarti flekuensi denyut jantung lrama Abnormal Akibat Blok
yang lambat, biasanya ditetapkan kurang dari 60 kali per
menit. Gambaran elektrokardiogram bradikardia dapat
pada Sinyal Jantung di Dalam
dilihat pada Gambar 13-2. Jalur Konduksi lntrakardiak
Brcdikordio podo Olohrogowon. Jantung olah-
ragawan jauh lebih kuat dan lebih besar daripada orang
Blok Sinoatrium
normal, sehingga memungkinkan jantung olahragawan Pada keadaan yang jarang, impuls dari nodus sinus di-
untuk memompa isi sekuncup yang lebih besar di setiap hambat sebelum memasuki otot atrium. Fenomena ini
denyutnya bahkan saat istirahat. Pada waktu olahragawan ditunjukkan pada Gambar l3-4, yang memperlihatkan
dalam keadaan istirahat, terdapat kelebihan jumlah darah penghentian mendadak gelombang P, dengan akibat peng-
yang dipompakan ke dalam sistem afteri pada setiap de- hentian atrium. Akan tetapi, ventrikel akan'mengambil
154 UNIT lll Jantung

i ,,i.,j-.i." .-i--,,,,, i ,.i : . i.1,,,i,;. i,.,i."ii.,:,,-Ltf ti ', i""il"i..i;i


;,,. :

#
l".,lp]f;,i,. i,'], ,F.g: , .i"-J"]n, ,3:.j ,",;.. '|..$-]i,;,..:.."ii-:F'jj , i...i

GAMBAR 13-5. Perpanjangan interual P-R yang disebabkan oleh


GAMBAR 13-4, Blok nodus sinoatrium dengan irama nadus A-V
blok A-V derajat pertama (sadapan ll).
(sadapan Ill).

irama baru, yaitu impuls yang biasanya timbul spontan Gambar I 3-5 menunjukkan elektrokardiogram dengan
dari nodus atrioventrikel (A-V), sehingga frekuensi kom- interval P-R yang memanjang; interval pada keadaan ini
pleks ventrikel QRS-T hanya melambat tetapi tidak men- kira-kira 0,30 detik, sebaliknya pada yang normal 0,20
gubah hal lainnya. detik atau kurang. Jadi, blok derajat pertama didefinisikan
sebagai perlambatan konduksi dari atrium ke ventrikel
tetapi sebenamya tidak memblok konduksi. Interval P-R
Blok Atrioventrikel jarang meningkat di atas 0,35 sampai 0,45 detik, karena
Jalan satu-satunya yang biasa dilalui impuls dari atrium pada saat itu, konduksi melalui berkas A-V akan sangat
ke ventrikel adalah melalui berkas A-V, yang juga dikenal tertekan sehingga konduksi akan berhenti sama sekali.
sebagai berkas His. Berbagai keadaan yang dapat menu- Salah satu cara untuk menentukan beratnya beberaps
runkan kecepatan konduksi impuls di dalam berkas ini atau penyakit jantung-seperti, penyakit jantung reumatik
yang sama sekali memblok impuls, adalah sebagai berikut: akut-adalah dengan menentukan interval P-R.

l. Iskemia pada nodus A-V atau serabut-serabut ber- Blok Derojot Duo. Bila konduksi yang melalui berkas
kas A-l/ seringkali memperlambat atau memblok A-V diperlambat sehingga cukup untuk meningkatkan
konduksi dari atrium ke ventrikel. Insufisiensi ko- interval P-R dari 0,25 sampai 0,45 detik, kadang-kadang
roner dapat menyebabkan iskemiapada nodus A-V potensial aksi cukup kuat untuk melewati berkas A-V
dan juga berkas A-V dengan caraya:ng sama seperti menuju ke dalam ventrikel dan kadang-kadang potensial
ketika menyebabkan iskemia miokardium. aksi tersebut tidak cukup kuat. Pada keadaan ini, akan ter-
2. Kompresi di berkas A-V oleh jaringan parut atau dapat gelombang P atrium tetapi tidak terdapat gelombang
oleh bagian jantung yang mengalami kalsifikasi QRS-I dan dikatakan ada "denyut yang hilang" (dropp ed
dapat menekan atau memblok konduksi dari atrium beats) dari ventrikel. Keadaan ini disebut blok jantung
ke ventrikel. derajat dua.
3. Infiamasi pada nodus A-V atau berkas A-V dapat Gambar 13-6 menunjukkan interval P-R sebesar 0,30
menekan konduktivitas dari atrium sampai ke ven- detik dan juga memperiihatkan satu denyut ventrikel yang
trikel. Inflamasi sering disebabkan oleh jenis mio- hilang sebagai akibat kegagalan konduksi dari atrium ke
karditis yang berbeda, misalnya difteri atau demam ventrikel.
feumatik. Pada suatu saat, setiap denyut ventrikel berikutnya
4. Stimulasi kuat padaj antung oleh nervus vagus pada menghilang, sehingga terbentuk "irama2:1", dengan atri-
kasus yang jarang akan memblok konduksi impuls um berdenyut dua kali untuk setiap satu denyut ventrikel.
melalui nodus A-V. Eksitasi vagus yang demikian Pada keadaan yang lain, timbul irama lain, seperti 3:2 atau
kadang-kadang disebabkan oleh rangsangan kuat 3:1 .

pada baroreseptor yang ditemukan pada pasien de-


ngan sindrom sinus .karotis, yang telah dibicarakan
Blok A-V Totol (Blok Derojoi Tigo). Bila keadaan
sebelumnya selrubungan dengan bradikardia.
yang menyebabkan konduksi yang buruk dalam nodus
A-V atau berkas A-V menjadi sangat berat, maka dapat
terjadi blok total terhadap impuls dari atrium ke ventrikel.
Blok Jantung Atrioventrikel lnkomplit
Perponjongon lnlervol P-R (otou P-Q)-Blok De-
rojot Pertomo. Bila jantung berdenyut dalam frekuensi
yang normal, selang waktu yang biasanya terjadi antara
permulaan gelombang P dan permulaan kompleks QRS
adalah kiia-kira 0,76 detik. Interval tersebut yang biasanya
disebut dengan interval P-R, biasanya memendek pada
denyut jantung yang lebih cepat dan memanjang pada
denyut jantung yang lebih lambat. Pada umumnya, bila
interval P-R meningkat lebih besar dari 0,20 detik, maka
GAMBAR 13-6. Blok A-V derajat dua, kadang-kadang menunjuk-
interval P-R dikatakan memanjang, dan pasien dikatakan kan kegagalan ventrikel untuk menerima sinyal-sinyal perangsang-
mempunyai blok jantung inkomplit derajat pertama. an (sadapan V").
BAB 13 Aritmia Jantung dan Penafsiran Elektrokardiogram 155

GAMBAR 13-7. Blok A-V total (sadapan ll)

Pada keadaan ini, ventrikel secara spontan membentuk


sinyalnya sendiri, biasanya berasal dari nodus A-V atau GAMBAR '13-8. Blok intraventrikel parsial-"listrik bolak batik"
berkas A-V. Oleh karena itu, gelombang P tampak ter- (sadapan lll).
pisah dari kompleks QRS-T, seperti terlihat dalam Gam-
bar l3-7. Perhatikan bahwafrekuensi irama atrium dalam
elektrokardiogram ini kira-kira 100 kali per menit, sedang- Kadang-kadang selang waktu penghentian ventrikel
kanfrekuensi denyut ventrikelkurang dari 40 kali per me- pada permulaan blok total begitu lama, sehingga meru-
nit. Selanjutnya, tidak ada hubungan apapun antarairama gikan kesehatan pasien atau bahkan menyebabkan kema-
gelombang P dengan irama kompleks QRS-I karena tian. Akibatnya, sebagian besar dari pasien ini dilengkapi
ventrikel telah "lepas (escape)" dari pengendalian atrium, dengan alat pacu jantung buatan,yaitu sebuah stimulator
dan ventrikel berdenyut dengan kecepatan alamiahnya, listrik kecil yang dioperasikan dengan baterai dan dita-
seringkali dikendalikan oleh sinyal-sinyal ritmis yang di- nam di bawah kulit, sedangkan elektrodanya biasanya di-
cetuskan di nodus A-V atau berkas A-V. hubungkan dengan ventrikel kanan. Alat pacujantung ini
memberikan impuls yang ritmis dan kontinu, yang meng-
Sindrom Stokes-Adoms-Venfriculor Escope. ambil alih kendali terhadap ventrikel.
Pada beberapa pasien dengan blok A-V, blok total datang
dan pergi; yaitu bahwa impuls dihantarkan dari atrium
ke ventrikel untuk waktu tertentu, dan kemudian tiba- Blok lntraventrikel lnkomplit-Listrik
tiba tidak ada irnpuls yang dihantarkan. Lamanya blok Bolak-Balik
dapat berlangsung selama beberapa detik, beberapa me-
jam bahkan berminggu-minggu atau lebih Sebagian besar faktor yang dapat menyebabkan blok A-V,
nit, beberapa
dapat juga memblok konduksi impuls di tepi sistem Pur-
lama lagi sebelum konduksi kembali normal. I(eadaan ini
kinje ventrikel. Gambar 13-8 rnenggambarkan keadaan
terjadi padajantung dengan sistem konduksi yang meng-
yang dikenal sebagai listrik bolak-ballk (electrical alter-
alami iskemia borderline.
nans), y ang terj adi akibat blok intraventrikel parsial pada
Setiap terjadi penghentian konduksi A-V, ventrikel
setiap denyut jantung berikutnya. Elektrokardiogram ini
seringkali tidak mulai berdenyut sendiri sampai setelah
juga memperlihatkan takikardia (frekuensi denyut jan-
ada perlambatan selama 5 hingga 30 detik. Hal ini akibat
tung yang cepat), yang mungkin merupakan penyebab
fenomena yang disebut supresi yang berlebihan. Hal ini
timbulnya blok, karena bila frekuensi denyut jantung
berarti bahwa eksitabilitas ventrikel pada mulanya dalam
sangat cepat, tidak mungkin bagi beberapa bagian sistem
keadaan tertekan karena ventrikel telah dikendalikan
Purkinje untuk pulih dari periode refrakter sebelumnya
oleh atrium pada suatu frekuensi yang lebih besai diban-
dengan cukup cepat, agar dapat bereaksi di setiap denyut
dingkan frekuensi atau irama ventrikel yang asli. Namun
jantung berikutnya. Selain itu, berbagai keadaan lainjuga
demikian, setelah beberapa detik, beberapa bagian dari
dapat menekan jantung, seperti iskemia, miokarditis, atau
sistem Purkinje di luar tempat yang terblok, biasanya
keracunan digitalis, yang dapat rnenyebabkan blok intra-
pada bagian distal nodus A-V di luar tempat yang terblok
ventrikel inkomplit sehingga mengakibatkan aliran listrik
di nodus, atau di dalam-berkas A-V, mulai melepaskan im-
bolak-balik
puls secara ritmis dengan frekuensi 15 sampai 40 kali per
menit dan bertindak sebagai pacu jantung dari ventrikel.
Hal ini disebut sebagai ventricular escape. Kontraksi Prematur
Karena otak tidak dapat terus aktif selama lebih dari 4
sampai 7 detik tanpa suplai darah, sebagian besar pasien Kontraksi prematur merupakan kontraksi jantung sebe-
akan pingsan selama beberapa detik setelah timbul blok lum waktu kontraksi normal yang diperkirakan timbul.
total, karena jantung tidak memompa darah selama 5 Keadaan ini juga disebut eltstrasistol, denyut prematur,
sampai 30 detik sampai ventrikel "lepas" (escape). Akan alau denyut ektopik.
tetapi, setelah lepas, ventrikel yang berdenyut lambat pun
biasanya memompa cukup banyak darah sehingga dengan Penyebob Kontroksi Premotur. Sebagian besar kon-
cepat pasien dapat pulih dari keadaan pingsan dan kemu- traksi prematur merupakan aklbatfokus ektopik di dalam
dian terus mempertahankan agar ia tetap sadar. Serangan jantung, yang mengeluarkan impuls abnormal pada
pingsan periodik ini dikenal sebagai sindrom Stokes- waktu tefientu selama irama jantung. Penyebab fokus
Adams. ektopik yang mungkin adaiah (l) daerah iskemia lokal;
156 UNIT lll Jantung
(2) plak kalsifikasi kecil di berbagai bagian jantung, yang
Denyut prematur
menekan ototjantung di dekatnya, sehingga beberapa se-
rabut menjadi teriritasi; dan (3) iritasi toksik pada nodus
A-V, sistem Purkinje, atau miokardium yang disebabkan
oleh obat-obatan, nikotin, atau kafein. Timbulnya kon-
traksi prematur secara mekanis juga sering terlihat selama
kateterisasi jantung; sejumlah besar kontraksi prematur
seringkali timbul bila kateter memasuki ventrikel kanan
dan menekan endokardium. GAMBAR 13-9. Denyut atrium prematur (sadapan I).

Kontraksi Atrium Prematur


Gambar 13-9 memperlihatkan satu kontraksi atrium
prematur. Gblombang P pada denyut ini terjadi terlalu
cepat dalam siklus jantung; interval P-R memendek,
yang menunjukkan bahwa asal denyut ektopik terletak di
atrium dekat dengan nodus A-V. Selain itu, interval an-
tara kontraksi prematur dan kontraksi berikutnya sedikit
lebih lama, yang disebut sebagai istirahat kompensatorik
(compensatory pause). Salah satu alasan untuk ini adalah, GAMBAR 13-10. Kontraksi nodus A-V prematur (sadapan |ll)
bahwa kontraksi prematur yang berasal dari atrium berada
agak jauh dari nodus sinus, dan impuls harus berjalan me-
lalui sejumlah otot atrium sebelum dapat mengaktifkan dilihat lagi. Pada umumnya, kontraksi nodus A-V yang
nodus sinus. Akibatnya, nodus sinus melepaskan impuls prematur mempunyai akibat dan penyebab yang sama
yang sangat lambat pada siklus prematur, dan hal ini dengan kontraksi atrium prematur.
membuat lepasan nodus sinus berikutnya juga terlambat
muncul.
Kontraksi atrium prematur sebaliknya lebih sering Kontraksi Ventrikel Prematur
timbul pada orang sehat. Bahkan sering ditemukan pada
atlet yang jantungnya jelas dalam keadaan sangat sehat. Elektrokardiogram pada Gambar 13-11 memperlihatkan
Keadaan toksik ringan sebagai akibat dari faktor-faktor kontraksi ventrikel prematur (KVP) serial yang berse-
seperti merokok, kekurangan tidur, terlalu banyak minum lang-seling dengan kontraksi normal. KVP dapat menye-
kopi, alkoholisme, sefta pemakaian berbagai obat-obatan babkan efek-efek yang spesifik dalam elektrokardiogram,
juga dapat menimbulkan kontraksi tersebut. seperti berikut ini:

Defisit Nodi. Bila jantung berkontraksi lebih awal dari l. Kompleks QRS biasanya sangat memanjang. Hal
seharusnya, ventrikel tidak akan terisi oleh darah dalam
ini dikarenakan impuls terutama dihantarkan me-
jumlah yang normal, dan keluaran isi sekuncup selama lalui otot ventrikel yang berkonduksi lambat dari-
pada melalui sistem Purkinje.
kontraksi akan mengalami penekanan atau kadang-kadang
hampir tidak ada. Oleh karena itu, gelombang nadi yang
2. Kompleks QRS mempunyai voltase yang tinggi ka-
rena alasan berikut: bila impuls yang normal berja-
berjalan ke arteri perifer sesudah kontraksi prematur dapat
lan melalui jantung, impuls tersebut akan melewati
begitu lemah, sehingga nadi tidak dapat diraba sama seka-
kedua ventrikel secara hampir bersamaan; akibat-
li di ateri radialis. Jadi, jumlah denyut nadi yang teraba
pada denyut arteri r4dialis lebih sedikit bila dibandingkan
nya pada jantung yang normal, gelombang depo-
larisasi dari kedua bagian jantung-terutama pada
dengan jumlah koirtraksi jantung sebenamya.
polaritas yang saling berlawanan antara satu dengan
yang lainnya-sebagiannya akan menetralisir satu
Kontraksi Prematur Nodus A-V sama lain di elektrokardiogram. Pada KVP, impuls
atau Berkas A-V hampir selalu berjalan hanya ke satu arah, sehingga
tidak terdapat efek netralisasi, dan satd sisi ventrikel
Gambar l3-10 memperlihatkan kontraksi prematur yang secara keseluruhan atau ujung ventrikel terlebih da-
berasal dari dalam nodus A-V atau berkas A-V. Pada kon- hulu mengalami depolarisasi dibandingkan bagian
traksi prematur, gelombang P akan hilang dari rekaman yang lain; hal ini akan menyebabkan potensial lis-
elektrokardiografik. Sebaliknya, gelombang P bergabung trik yang sangat besar, seperti yang diperlihatkan
(superimposefl ke dalam kompleks QRS-T, karena im- pada KVP dalam Gambar l3-11.
puls jantung berjalan kembali ke dalam atrium pada 3. Setelah hampir semua KVP terjadi, gelombang T
waktu yang bersamaan dengan impuls yang berjalan ke mempunyai potensial polaritas listrik yang tepat
dalam ventrikel; gelombang P sedikit mengubah bentuk berlawanan dengan kompleks QRS, karena Iondu]<si
kompleks QRS-T, tetapi gelombang P sendiri tidak dapat impuls yang lambat melalui otot jantung menyebab-
BAB 13 Aritmia Jantung dan Penafsiran Etektrokardiogram 157

positif. Dengan memindahkan potensial ini pada sumbu


sadapan II dan III dan memecahkannya dengan meng-
gunakan analisis vektorial untuk vektor eRS rata-rata di
jantung, kita akan mendapatkan bahwa vektor kontraksi
prematur ini memiliki ujung (asal) negatif di bagian basal
jantung dan ujung positifirya ke arah apeks. Jadi, bagian
pertama dari jantung yang berdepolarisasi selama kon-
traksi prematur adalah yang berdekatan dengan bagian
basal jantung, dan oleh karena itulah tempat tersebut
merupakan fokus ektopik

Takikardia Paroksismal
Beberapa kelainan di berbagai bagian jantung, termasuk
atrium, sistem Purkinje dan ventrikel, kadang-kadang da-
pat menimbulkan lepasan impuls ritmis yang cepat yang
menyebar ke segala arah di jantung. Hal ini diyakini se-
ringkali disebabkan oleh impuls yang masuk kembali
yang bergerak berputar di jalur umpan balik sehingga me-
nimbulkan self re-excita'tion yangbersifat lokal dan beru-
lang. Karena iramanya cepat di tempat yang teriritasi ini,
GAMBAR '13-11. Kontraksi ventrikel prematur (KVP) digamb'ar-
kan oleh kompleks QRS-T yang abnormal dan besar (sadapan tempat tersebut dkan menjadi pacu jantung.
Il dan lll). Sumbu kontruksi prematur digambarkan dengan garis Istilah "paroksismal" berarti bahwa frekuensi denyut
terputus-putus sesuai dengan prinsip analisis vektor yang dijelas- jantung menjadi sangat cepat pada saat serangan, dengan
kan dalam Bab 12; gambar ini menunjukkan mengapa asal KVp
r's€rdng&n yang mulainya mendadak dan berlanjut selama
dekat dengan bagian basal ventrikel.
beberapa detik, beberapa menit, beberapa jam, atau lebih
lama lagi. Kemudian serangan biasanya berakhir secara
kan serabut otot yang pertama kali berdepolarisasi mendadak seperti pada saat mulainya, dan pacu jantung
juga mengalami repolarisasi terlebih dahulu. kemudian bergeser dengan cepat ke nodus sinus.
Takikardia paroksismal seringkali dapat dihentikan
Secara keseluruhan pengaruhnya dalam memompa dengan menimbulkan refleks vagus. Suatu tipe refleks
jantung pada beberapa KVP relatif tidak berbahaya; KVp vagus, yang kadang-kadang ditimbulkan untuk keperluan
dapat merupakan akibat dari faktor-faktor seperti rokok, ini adalah dengan menekan daerah leher di sinus karo-
kopi, kurang tidur, berbagai keadaan toksik ringan, dan tis, yang mungkin dapat menyebabkan refleks vagus
bahkan gangguan emosional. Sebaliknya, sebagian besar yang cukup untuk menghentikan serangan. Berbagai
KVP lainnya adalah akibat dari impuls yang tersesat atau obat-obatan dapat juga dipakai. Dua macam obat yang
sinyal yang masuk kembali, yang berasal dari daerah di seringkali dipakai adalah quinidin dan lidokain, keduanya
sekitar perbatasan yang mengalami infark atau iskemia di dapat menekan peningkatan normal dari permeabilitas
jantung. Adanya KVP yang demikian tidak boleh dipan- membran otot jantung terhadap natrium selama pemben-
dang ringan. Statistik menunjukkan bahwa orang-orang tukan potensial aksi, dengan demikian sering memblok
dengan KVP dalam jumlah yang bermakna mempunyai lepasan ritmis dari titik fokus yang menyebabkan serang-
kemungkinan yang lebih besar untuk timbulnya fibrilasi an paroksismal.
ventrikel spontan yang rnematikan dibandingkan dengan
orang-orang normal, yang salah satunya diduga diawali
-dengan KVP. Hal ini terjadi bila KVP timbul selama perio- Takikard ia Paroksismal Atrium
de yang rentan untuk terjadinya fibrilasi, yaitu tepat pada
akhir gelombang T disaat ventrikel keluar dari keadaan Gambar 13-12 menggambarkan bahwa di bagian tengah
refrakteq seperti yang akan diterangkan kemudian dalam rekaman terdapat kenaikan frekuensi denyutjantung yang
bab ini. mendadak dari kira-kira 95 menjadi 150 kali per menit.
Pada pengamatan elektrokardiogram yang teliti selama
Anolisis Vektor Mengenoi Asol dori Kontroksi denyut jantung yang cepat, timbul gelombang p terbalik
Ventrikel Premotur Ektopik. Dalam Bab 12 telah sebelum setiap kompleks QRS-I dan gelombang p ini
diterangkan prinsip-prinsip analisis vektor. Dengan me- sebagi an bergabung (s up er im p o s e cI) dengan gelom bang
makai prinsip-prinsip tersebut, kita dapat menentukan T normal dari denyut sebelumnya. Hal ini menandakan
dari elektrokardiogram pada Gambar I 3 - I 1, titik asal dari bahwa asal dari takikardia paroksismal ini adalah atrium,
KVP sebagai berikut: Perhatikan bahwa potensial kon- tetapi karena bentuk gelombang P-nya abnormal, maka
traksi prematur pada sadapan II dan III, keduanya adalah asalnya tidak berdekatan dengan nodus sinus.
158 UNIT III Jantung

memblok t.Irrput:yung teriritasi yang menyebabkan taki-


kardia ventrikel.

Fibrilasi Ventrikel
GAMBAR 13-12. Takikardia paroksismal atrium-onset terdapat Keadaan yang paling serius dari semua aritmia jantung
di bagian tengah rekaman (sadapan l). adalahfibrilasi v entrikel,yang bila tidak dihentikan dalam
waktu I sampai 3 menit, hampir selalu menimbulkan ke-
adaan yang fatal. Fibrilasi ventrikel terjadi karena impuls
Tokikordio Poroksismol Nodus A-V. Takikar- jantung yang terdapat di dalam massa otot ventrikel tim-
dia paroksismal seringkali disebabkan oleh irama yang bul "di luar kendali". Impuls tersebut akan merangsang
menyimpang, yang mengenai nodus A-V. Keadaan ini salah satu bagian otot ventrikel, kemudian merangsang
biasanya menyebabkan kompleks QRS-T yang hampir bagian yang lain, kemudian yang lain lagi, dan akhimya
normal tetapi tidak ada gelombang P sama sekali, atau kembali ke tempat semula dan merangsang kembali otot
gelombang P yang tidak jelas. ventrikel yang sama berulang-ulang kali-dan tidak per-
Takikardia paroksismal nodus A-V atau atrium, yang nah berhenti. Bila hal ini terjadi, banyak bagian otot ven-
keduanya disebut sebagai takikardia suprattentrikel, trikel yang kecil akan berkontraksi pada waktu yang ber-
biasanya terjadi pada orang muda yang sehat dan biasa- samaan, sementara itu, banyak bagian lain dalam jumlah
nya terjadi di luar dari tempat predisposisi pada takikar- yang sama juga akan berelaksasi. Jadi, tidak pernah ada
dia yang muncul setelah dewasa. Pada umumnya, takikar- kontraksi yang terkoordinasi dari semua otot ventrikel
dia supraventrikel sangat menakutkan bagi orang yang pada saat yang bersamaan,yang diperlukan untuk siklus
bersangkutan dan dapat menyebabkan kelemahan selama pompa jantung. Walaupun terdapat aliran sinyal-sinyal
serangan, tetapi jarang menimbulkan gangguan yang perangsangan yang sangat banyak di seluruh ventrikel,
menetap sesudah serangan tersebut. ruangan di dalam ventrikel tidak membesar, tidak juga
berkontraksi tetapi tetap bertahan pada tahap kontraksi
parsial yang tidak dapat ditentukan, juga tidak memompa
Takikardia Paroksismal Ventrikel darah daiam jumlah yang berarti. Oleh karena itu, setelah.
fibrilasi dimulai, orang akan tidak sadar selama 4 sampai
Gambar 13-13 menggambarkan serangan takikardia ven-
5 detik karena tidak ada darah yang mengalir ke otak, dan
trikel yang khas dan singkat. Gambaran elektrokardio-
kematian.jaringan yang tidak dapat dicegah mulai terjadi
gram dari takikardia paroksismal ventrikel berupa suafu
di seluruh tubuh dalam waktu beberapa menit.
rangkaian denyut prematur ventrikel yang timbul berlu-
Berbagai faktor dapat mencetuskan awal dari fibrilasi
rut-turut tanpa diselingi satu pun denyut normal di anta-
ventrik'el-seseorang dapat memiliki denyut jantung yang
ranya.
normal untuk sementara, tetapi satu detik kemudian ven-
Takikardia paroksismal ventrikel biasanya merupakan
trikel mengalami fibrilasi. Hal-hal tertentu yang cende-
keadaan serius karena dua sebab. Pertama, tipe takikardia
rung menimbulkan fibrilasi adalah (1) kejut listrik jantung
ini biasanya tidak timbul kecuali terdapat kerusakan iske-
yang tiba-tiba, atau (2) iskemia otot jantung, terutama
mia yang sangat bermakna di ventrikel. Kedua, takikardia
sistem konduksi, atau keduanya.
ventrikel serl ngkali mengaw ali ke adaan fibr il as i v entrikel
yang mematikan,karena timbulnya rangsangan otot ven-
trikel yang cepat dan berulang, seperti yang akan kita ba-
Fenomena Masu k-Kembal i-"Gerakan
has dalam bagian berikutnya.
Intoksikasi akibat pemakaian obat-obatan digitalis Berputar" Sebagai Dasar Timbulnya
pada jantung kadang-kadang menyebabkan tempat ter- Fibrilasi Ventrikel
tentu menjadi teriritasi yang akhirnya menimbulkan taki-
Bila impuls jantung yang normal pada jantung yang nor-
kardia ventrikel. Sebaliknya, quinidin, yang meningkat-
mal telah berjalan ke seluruh ventrikel, impuls tersebut
kan waktu refrakter dan juga meningkatkan nilai ambang
tidak mempunyai tempat lain untuk dituju lagi karena
rangsang untuk eksitasi otot jantung, dapat dipakai untuk
semua
a
otot ventrikel dalam keadaan refrakter dan tidak
dap-at menghantarkan impuls lebih jauh lagi. Oleh karena
itu, impuls akan berhenti, dan jantung menunggu sebuah
potensial aksi yang baru untuk merangsang nodus sinus
atrium kembali.
Namun demikian, pada beberapa keadaan, rangkaian
kejadian yang normal ini tidak terjadi. Oleh karena itu,
kita akan membahas secara lebih mendalam mengenai
latar belakang fenomena masuk-kembali sehingga me-
nyebabkan "gerakan berputar" yang selanjulnya meng-
GAMBAR 13-13. Takikardia paroksismal ventrikel (sadapan lll) aki b atkan fi brilasi ventrikel.
BAB 13 Aritmia Jantung dan Penafsiran Elektrokardiogram 159

listrik yang berulang. Jadi, pada beberapa gangguan jan-


tung, impuls yang masuk.kembali dapat menyebabkan
JALUR NORMAL pola kontraksi jantung yang abnormal atau irama jantung
yang abnormal, dengan mengabaikan pengaruh pacu jan-
tung oleh nodus sinus.

RefraKer Mekanisme Reaksi Berantai Fibrilasi


absolut
Pada fibrilasi ventrikel, kita akan melihat banyak gelom-
bang kontraksi yang terpisah-pisah dan kecil, menyebar
pada saat yang bersamaan dalam arah yang berbeda di
seluruh otot jantung. Impuls yang masuk-kembali pada
keadaan fibrilasi tidak hanya merupakan sebuah impuls
JALUR PANJANG tunggal yang bergerak dalam suatu lingkaran, sepefti
yang diperlihatkan pada Gambar 13-14. Sebaliknya, ir4-
puls tersebut membangkitkan serangkaian gelombang
GAMBAR 13-14. Gerakan berputar, mempertihatkan penghilang-
an impuls di dalam jalur pendek dan pembentukan impuls yang yang banyak, yang memiliki gambaran seperti "reaksi be-
terus-menerus di dalam jalur panjang. rantai". Salah satu cara terbaik untuk menjelaskan proses
fibrilasi ini adalah dengan menjelaskan permulaan fibrila-
si yang ditimbulkan dengan kejut listrik yang disebabkan
Gambar 13-14 memperlihatkan beberapa potongan oleh arus listrik bolak-balik sebesar 60 siklus.
ototjantung yang kecil dalam bentuk lingkaran. Bila po-
tongan tersebut dirangsang pada posisi jam 12, sehingga Fibrilosi yong Disebobkon oleh Arus Lislrik Bo-
impuls akan berjalan hanya dalam satu arah saja, im- lok-Bolik Sebesor 60 Siklus. pada titik pusar ventrikel
puls akan menyebar dengan cepat di sekeliling lingkaran di jantung A pada Gambar 13-15, sebuah rangsangan lis-
tersebut sampai impuls kembali pada posisi jam 12. Bila trik sebesar 60 siklus diberikan melalui sebuah elektroda
serabut-serabut otot yang benar-benar dirangsang masih perangsang. Siklus perlama dari rangsangan listrik me-
dalam keadaan refrakter, impuls akan berhenti karena otot nyebabkan gelombang depolarisasi menyebar ke segala
yang refrakter itu tidak dapat menghantarkan impuls yang arah, meninggalkan semua otot yang terdapat di bawah
kedua. Tetapi terdapat tiga keadaan berbeda yang dapat elektroda dalam keadaan refrakter. Setelah kira-kira 0,25
menyebabkan impuls terus berjalan di sekeliling ling- detik, sebagian dari otot ini mulai keluar dari keadaan
karan tersebut, yaitu, untuk menyebabkan impuls "ma- refrakter. Beberapa bagian keluar dari keadaan refrakter
suk-kembali" ke dalam otot yang sudah dirangsang. Hal sebelum bagian lainnya. Keadaan ini digambarkan pada
ini disebut "gerakan berputar". jantung A oleh beberapa bercak yang pucat, yang me-
Pertama, blla jalur di sekeliling lingkaran itu sangat wakili otot jantung yang sudah dirangsang, dan bebera-
panjang, pada saat impuls kembali ke posisi jam 72, pa bercak yang gelap, mewakili otot yang masih dalam
otot yang sebenarnya sudah terangsang tidak lagi berada keadaan refrakter. Saat ini, rangsangan sebesar 60 siklus
dalam keadaan refrakter dan impuls akan terus menge- yang terus diberikan dari elektroda dapat menyebabkan
lilingi lingkaran tersebut. impuls yang melalui jantung hanya berjalan dalam arah
Kedua, bila panjangjalur tetap konstan tetapi kecepat-
an kondulqi cukup menurun, akan terjadi perpanjangan
selang waktu yang harus dilewati sebelum impuls dapat
kembali ke posisi jam 12, Pada saat ini, otot yang sebenar-
nya sudah terangsan.gfmungkin telah keluar dari keadaan
-refrakter, dan impuls akan terus mengelilingi lingkaran
tersebut berulang kali.
Ketiga, periode refrakter otot bisa menjadi sangat
memendek. Pada keadaan ini, impuls juga akan terus me'
ngelilingi lingkaran tersebut.
Semua keadaan ini terjadi pada berbagai keadaan pa-
tologi yang berbeda pada jantung manusia, seperti berikut
ini: (1) Jalur yang panjang biasanya terjadi pada jantung
yang telah berdilatasi. (2) Penumnan kecepatan konduksi
seringkali akibat (a) blok pada sistem Purkinje, (b) iske-
mia otot jantung, (c) kadar kalium darah yang tinggi,
atau (d) faktor-faktor lainnya. (3) Periode refrakter yang
GAMBAR 13-15. A, Awal dari fibrilasi dalam jantung saat ditemu-
memendek biasanya terjadi sebagai respons terhadap kan bercak-bercak otot yang refrakter. B, pembentukan impuls
berbagai obat, seperti epinefrin, atau setelah rangsangan fibrilasi yang terus-menerus pada fibrilasi ventrikel.
160 UNIT lll Jantung

tertentu tetapi tidak ke segala arah. Jadi, pada jantung A,


impuls tertentu berjalan untuk jarak yang pendek, sampai
impuls mencapai daerah jantung yang refrakter, dan ke-
mudian impuls tersebut dihambat. Tetapi impuls-impuls
yang lain lewat di antara daerah yang refrakter dan terus
berjalan ke daerah yang sudah terangsang. Kemndian,
beberapa peristiwa berlangsung dalam rangkaian yang GAMBAR 13-16. Fibrilasi ventrikel (sadapan II).
cepat, semuanya terjadi secara bersamaan dan berakhir
dalam keadaan fi brilasi.
Pertama, impuls diblok di beberapa arah tetapi pen- lama periode yang rentan ini seringkali dapat menyebab-
jalaran yang berhasil pada arah yang lain akan mencip- kan pola impuls yang aneh, yang menyebar ke segala arah
takan satu dari kondisi yang dibutuhkan untuk menimbul- di sekitar daerah otot yang refrakter, sehingga akan me-
kan impuls masuk-kembali-yaitu, peni al ar an beb er ap a nyebabkan proses fi bri lasi.
gelombang depolarisasi di sekitar jantung hanya ke be-
berapa arah tetapi tidak ke arahyang lainnya.
Gam baran Elektrokardiogram
Kedua, rangsangan jantung yang cepat akan menye-
babkan dua perubahan dalam otot jantung itu sendiri, pada Fibrilasi Ventrikel
keduanya merupakan faktor predisposisi terhadap tim- Pada fibrilasi ventrikel, gambaran elektrokardiogramnya
bulnya gerakan berputar: (l) Kecepatan.konduksi melalui sangat aneh, (Gambar 13-16), dan biasanya tidak menun-
otot jantung menurun, yang memungkinkan selang waktu jukkan kecenderungan untuk kembali ke irama normal
yang lebih panjang bagi impuls untuk dapat berjalan di dari jenis apapun. Selama beberapa detik pertama fibrilasi
sekitar jantung. (2) Periode refrakter otot dipersingkat, ventrikel, sejumlah besar massa otot akan berkontraksi
sehingga memungkinkan impuls masuk-kembali ke dalam relatif secara bersamaan, dan hal ini akan menyebabkan
otot jantung yang sudah terangsang sebelumnya dalam gelombang kasar dan tidak teratur dalam elektrokardio-
waktu yang lebih pendek dari waktu normal. gram. Setelah beberapa detik kemudian, kontraksi ven-
Ketiga, salah satu gambaran fibrilasi yang paling pen- trikel yang kasar ini menghilang dan gambaran elektro-
ting adalah p emecahan impuls, seperti yang digambarkan kardiogram akan berubah menjadi sebuah pola gelombang
pada jantung A. Bila gelombang depolarisasi mencapai baru yang bervoltase rendah dan sangat tidak terafur. Jadi,
daerah yang refrakter di dalam jantung, gelombang itu tidak ada pola elektrokardiografik berulang yang dapat
akan berjalan pada kedua sisi di sekitar daerah refrakter dilihat pada fibrilasi ventrikel. Sebaliknya, otot ventrikel
tersebut. Jadi, sebuah impuls akan terpecah menjadi dua berkontraksi sebanyak 30-50 bercak kecil otot pada satu
impuls. Kemudian, bila masing-masing impuls ini menca- waktu, dan potensial elektrokardiografik berubah secara
pai daerah refrakter yang lain, impuls tersebut juga akan konstan dan spasmodik karena arus listrik di dalam jan-
dipecah menjadi dua impuls lagi. Dengan cara ini, banyak
tung, pertama kali akan mengalir dalam satu arah dan ke-
gelombang baru secara terus menerus dibentuk di jantung
mudian dalam arah yang lain, dan jarang berulang pada
melalui reaksi berantaiyang cepat, sampai akhirnya, ter-
siklus spesifik manapun.
dapat banyak gelombang depolarisasi kecil yang berjalan
Voltase gelombang dalam gambaran elektrokardio-
ke berbagai arah pada saat yang bersamaan. Selanjutnya,
gram pada fibrilasi ventrikel biasanya sekitar 0,5 milivolt
pola perjalanan impuls yang tidak teratur ini akan menye-
saat fibrilasi ventrikel dimulai pertama kali, tetapi volt-
babkan banyak jalur berputar bagi perjalanan impuls,
ase itu akan menurun dengan cepat sehingga setelah 20
yang akan sdngat memperpaniang lintasan konduksi,
sampai 30 detik, voltase tersebut biasanya hanya 0,2 sam-
yang merupctkan salah satu kondisi untuk mempertahan-
pai 0,3 milivolt. Voltase kecil yang besamya C,1 milivolt
kan keadaanfibrilasi. Pola tersebutjuga akan menyebab-
atau kurang dari itu dapat terekam selama 10 menit atau
kan pola tidak teratur yang terus berlanjut di daerah ber-
lebih setelah fibrilasi ventrikel dimulai. Sepertiyang telah
cak jantung yang iefrakter.
dijelaskan sebelumnya, karena tidak terjadi pemompaan
Kita akan melihat dengan mudah bahwa bila suatu
darah selama fibrilasi ventrikel, keadaan ini bersifat me-
lingkaran setan telah dimulai: Lebih banyak lagi impuls
matikan kecuali bila dihentikan oleh beberapa pengobatan
yang akan dibentuk; maka lebih banyak lagi bercak-ber-
yang menyelamatkan, seperti dengan kejut listrik yang
cak otot yang refrakter, dan bercak otot yang refrakter ini
cepat pada jantung, yang akan dijelaskan dalam bagian
akan menyebabkan lebih banyak lagi pemecahan impuls.
berikut ini.
Oleh karena itu, kapan pun daerah ototjantung keluar dari
periode refrakter, maka sebuah impuls sudah begitu dekat
untuk masuk-kembali ke daerah tersebut. Defibrilasi Ventrikel
Jantung B dalam Gambar 13-15 memperlihatkan ta-
dengan Kejut Listrik
hap akhir yang terjadi dalam fibrilasi. Di sini kita dapat
melihat ada banyak impuls yang berjalan ke segala arah, Walaupun arus listrik bolak-balik dengan voltase sedang
beberapa di antaranya terpecah dan menambah jumlah yang diletakkan langsung ke ventrikel hampir selalu
impuls, sedangkan yang lain dihambat oleh daerah yang membuat ventrikel jatuh ke dalam fibrilasi, arus listrik bo-
refrakter. Sebenarnya, kejut listrik tunggal yang terjadi se- lak-balik dengan voltase tinggi yang melewati ventrikel
BAB 13 Aritmia Jantung dan Penafsiran Elektrokardiogram 161

selama sepersekian detik dapat menghentikan fibrilasi


dengan membuat semua otot ventrikel berada dalam ke-
adaan refrakter secara bersamaan. Keadaan.ini dapat dica-
pai dengan mengalirkan arus yang kuat melalui elektroda
besar yang diletakkan pada kedua sisi jantung. Arus akan
masuk ke dalam sebagian besar serabut ventrikel pada
saat yang bersamaan, sehingga pada dasarnya merangsang
semua bagian ventrikel secara bersamaan dan menyebab-
kan semua bagian ventrikel menjadi reliakter. Semua po- 1

tensial aksi akan berhenti.danjantung tetap tidak berdenyut


selama 3 sampai 5 detik, kemudian setelah itu jantung akan
mulai berdenyut kembali, biasanya dengan nodus sinus atau
' Elektroda
beberapa bagian jantung lain sebagai pacu jantung. Akan
tetapi, pada tempat masuk-kembali yang sama dengan yang
sebelumnya telah membuat ventrikel masuk ke dalam ke-
adaan fibrilasi seringkali masih dapat ditemukan, pada ka- GAMBAR 13-17. Penggunaan arus listrik pada dada untuk meng-
sus ini fibrilasi dapat mulai kembali dengan segera. hentikan fibrilasi ventrikel.
Bila elektroda langsung ditempelkan pada kedua sisi .

jantung, fibrilisasi biasanya dapat dihentikan dengan


menggunakan.voltase sebesar I 10 volt yang berasal dari Kekurangan aliran darah ke otak selama lebih dari 5
arus bolak-balik sebesar 60 siklus, yang ditempelkan se- sampai 8 menit biasanya akan menyebabkan gangguan
lama 0,1 detik atau dengan voltase 1000 volt yang berasal mental yang permanen atau bahkan kerusakan padajaring-
dari arus langsung (direct current), yang ditempelkan se- an otak. Walaupun jantung dapat dibangkitkan kembali,
lama sepersekian ribu detik. Bila ditempelkan melalui dua orang tersebut bisa meninggal akibat kerusakan otak, atau
elektroda pada dinding dada, sepefti yang ditunjukkan dapat hidup dengan kerusakan mental yang permanen.
pada Gambar 13- 17, prosedur yang umum adalah rnengisi
sebuah kapasitor listrik yang besar sampai beberapa ribu
volt dan kemudian menyebabkan kapasitor itu melepas- Fibrilasi Atrium
kan muatannya selama sepersekian ribu detik melalui
kedua elektroda dan jantung. Di laboratorium kami, jan- Ingat bahwa kecuali untuk hubungan jalur konduksi
tung dari seekor anjing yang telah dianestesi, didefibrilasi melaiui berkas A-V, massa otot atrium dipisahkan dari
sebanyak 130 kali melalui dinding dada, dan anjing itu massa otot ventrikel oleh jaringan fibrosa. Oleh karena
hidup kembali dalam keadaan normal yang baik, itu, fibrilasi ventrikel sering terjadi tanpa fibrilasi atrium.
Demikian juga, fibrilasi sering terjadi di dalam atrium tan-
pa disertai fibrilasi ventrikel (ditunjukkan di bagian kanan
Pompa Jantung dengan Menggunakan pada Gambar 13-19).
Tangan (Resusitasi Jantung Paru) Mekanisme fibrilasi atrium identik dengan mekanisme
Sebagai Suatu Alat Bantu fibrilasi ventrikel, kecuali bahwa prosesnya terjadi hanya
untuk Defibrilasi di massa otot atrium dan bukan di massa otot ventrikel.
Penyebab yang sering menimbulkan fibrilasi atrium
Bila tidak didefibrilasi dalam waktu I menit setelah fi- adalah pembesaran atrium akibat lesi pada katup jantung
brilasi dimulai, jantung biasanya terlalu lemah r;ntuk yang mencegah atrium mengosongkan isinya secara ade-
dapat dibangkitkan lagi dengan defibrilasi karenajantung kuat ke dalam ventrikel, atau karena kegagalan ventrikel
telah kekurangan nutrisi dari aliran darah koroner. Akan yang diakibatkan oleh pembendungan darah yang banyak
tetapi, jantung masihtfungkin dibangkitkan bila sebelum- di dalam atrium. Dinding atrium yang berdilatasi meru-
nya jantung dipompa dengan tangan (penekanan secara pakan kondisi yang ideal untuk menyebabkan jalur kon-
intermiten), dan kemudian jantung didefibrilasi. Dengan duksi yang panjang demikian juga dengan konduksi yang
cara ini, sejumlah kecil darah akan dihantarkan ke aorta lambat, yang keduanya merupakan faktor predisposisi
dan terbentuk suplai darah koroner yang baru. Kemudian, fibrilasi atrium.
setelah beberapa menit rnemompa dengan tangan, defi-
brilasi listrik sering dapat dilakukan lagi. Bahkan, pada Korqkteristik Pemompoon Alrium Selomo Fibri-
jantung yang mengalami fibrilasi, yang telah dipompa losi Alrium. Dengan alasan yang sama bahwa ventrikel
dengan tangan selama 90 menit tetap dapat diikuti dengan tidak akan memompa darah selama fibrilasi ventrikel
defi brilasi yang sukses. berlangsung, demikian juga atrium tidak akan memom-
Sebuah teknik pemompaan jantung tanpa membuka pa darah selama fibrilasi atrium. Oleh karena itu, atrium
dinding dada terdiri atas dorongan tekanan yang inter- menjadi tidak berguna sebagai pompa pendahulu bagi
miten pada dinding dada bersama dengan pernberian per- ventrikel. Walaupun demikian, darah akan mengalir se-
napasan buatan. Tindakan tersebut ditambah dengan defi- cara pasif dari atrium ke dalam ventrikel, dan efisiensi
brilasi disebut sebagai resusitasi j antung paru atau RJP. pompa ventrikel hanya akan menurun sebanyak 20 sam-
162 UNIT III Jantung

, a;,tY

GAMBAR 13-18. Fibrilasi atrium (sadapan l). Gelombang yang


dapat dilihat adalah gelombang ventrikel QRS dan gelombang T.

Atial flutter Fibrilasi attrium


pai 30 persen. Oleh karena itu, dibandingkan dengan sifat
GAMBAR 13-19. Jalur impuls pada atrial flutter dan fibrilasi atri-
yang mematikan dari fibrilasi ventrikel, orang dapat hidup
um.
selama beberapa bulan, bahkan beftahun-tahun dengan fi-
brilasi atrium, walaupun terjadi penurunan efisiensi dari
seluruh daya pompa jantung.
dikernbalikan ke irarna normal dengan menggunakan ke-
Gomboron Eleklrokordiogrom podo Fibrilosi jut Iistrik.
Pada dasarnya, prosedurnya sama seperli pada
Atrium. Gambar 13-18 memperlihatkan elektrokardio- pengubahan fi bri lasi ventrikel-berikan aliran kej ut listrik
gram selama berlangsungnya fibrilasi atrium. Sejumlah tunggal yang kuat melalui jantung, yang akan membuat
gelombang depolarisasi yang kecil rnenyebar ke segala seluruhjantung dalam keadaan refrakter selama beberapa
arah melalui atrium selama fibrilasi atrium. Karena ge- detik; seringkali irama yang normal akan mengikuti bila
lombang-gelombang tersebut lemah dan banyak yang j antung m am pu me I akukanny a.
memiliki polaritas yang berlawanan di setiap waktu, ge-
lombang-gelombang tersebut biasanya hampir secara ke-
seluruhan saling menetralkan satu sama lain. Oleh karena Atrial Flutter
itu, di dalam elektrokardiogram, kita dapat melihat bahwa
Atrial flutter merupakan keadaan lain yang disebabkan
tidak ada gelombang P dari atrium yang dapat terekam,
oleh gerakan berputar di dalam atrium. Atrial flutter ber-
atau hanya terekam sebuah gelombang yang halus, ber-
beda dengan fibrilasi atrium, karena sinyal listrik berjalan
frekuensi tinggi dengan voltase yang sangat rendah. Se-
sebagai sebuah gelornbang besar yang terus mengelilingi
baliknya, kompieks QRS-T terlihat normal kecuali jika
massa otot atriurn dalam satu arah, seperli yang ditunjuk-
terdapat kelainan ventrikel, tetapi waktunya tidak teratur,
kan pada bagian kiri dalarn Gambar 13-19. Atrialflutter
seperti yang akan dijelaskan berikut ini.
menyebabkan frekuensi kontraksi atrium yang Cepat,
Kelidokteroturon lromo Ventrikel Selomo Fi- biasanya antara 200 sampai 350 denyut per menit. Akan
brilosi Atrium. Bila atrium mengalami fibrilasi, impuls tetapi, karena satu sisi atrium berkontraksi sementara sisi
yang berasal dari otot atrium akan tiba pada nodus A-V yang lain berelaksasi, jumlah darah yang dipompa oleh
dengan cepat tetapi juga tidak teratur. Karena nodus A-V atrium sangat sedikit. Lebih lanjut, sinyal yang mencapai
tidak akan menghantarkan impuls kedua selama kira-kira nodus A-V terlalu cepat untuk dihantarkan ke ventrikel
0,35 detik setelah impuls pertama, paling sedikit harus ada seluruhnya, karena periode refrakter nodus A-V dan ber-
selang waktu 0,35 detik antara satu kontraksi ventrikel kas A-V terlalu panjang untuk dapat rnenghantarkan lebih

dengan kontraksi berikutnya. Kemudian tambahan selang dari satu bagian kecil sinyal dari atrium tersebut. Oleh
waktu yang bervariasi dari 0 sampai 0,6 detik sebelurn karena itu, biasanya ada dua sampai tiga denyut atrium
satu impuls dari fibrilasi atrium yang tidak teratur tiba di untuk setiap denyut ventrikel.
nodus A-V. Jadi, selang waktu antara kontraksi ventrikel Gambar l3-20 menunjukkan gambaran elektrokardio-
berikutnya bervariasi dari yang paling sedikit sekitar 0,35 gram yang khas pada atrial flutter. Gelombang P tampak
detik sampai paling-Sanyak sekitar 0,95 detik, yang me- kuat akibat kontraksi massa otot yang terkoordinasi seba-
nyebabkan denyut jantung yang sangat tidak teratur. Se- gian. Akan tetapi, perhatikan juga dalam rekaman bahwa
benarnya, ketidakteraturan ini, yang diperlihatkan oleh kompleks QRS-T akan mengikuti gelombang P atrium
jarak denyut jantung yang bervariasi dalam gambaran hanya sekali untuk dua sampai tiga denyut atrium, se-
elektrokardiogram pada Gambar l3-18, adalah salah satu hingga menghasilkan irama 2:l atau 3 : 1.
temuan klinis yang dapat digunakan untuk mendiagnosis
keadaan ini. Karena frekuensi impuls pada fibrilasi atrium
yang cepat, ventrikel juga dikendalikan dalam frekuensi
denyutjantung yang cepat, biasanya antara 125 dan 150
kali per menit.

Pengoboton Kejul Lislrik untuk Fibrilosi Atrium.


Dengan carayang sama bahwa fibrilasi ventrikel dapat di-
ubah kembali menjadi irama yang normal dengan meng- GAMBAR 13-20. Atrial flutter-perbandingan irama atrium dan
gunakan kejut listrik, demikian juga fibrilasi atrium dapat ventrikel 2 1 dan 3:1 (sadapan l).
BAB 13 Aritmia Jantung dan Penafsiran Elektrokardiogram 163

Henti Jantung Cohn PE Fox KM, Daly C: Silent myocardial ischemia. Circula-
tion I 08: I 263, 2003.
Kelainan yang paling akhir dari sistem irama-konduksi Falk RH : Atrialfbrilation. N Engl J Med 344:1067, 2001.
jantung yang berat adalah henti jantung. Henti jantung Frenneaux MP: Assessing the risk of sudden cardiac death in
a patient with hypertophic cardiomyopathy. Heart 90:570,
timbul akibat terhentinya semua sinyal kendali listrik di
2001.
jantung. Yaitu, tidak ada lagi irama yang spontan.
Greenland P, Gaziano JM: Clinical practice: selecting asymp-
Henti jantung terutama cenderung timbul selama tomatic patients for coronary computed tomography or elec-
anestesia yang dalam, ketika beberapa pasien mengalami trocardiographic exercise testing. N Engl J Med 349;465,
hipoksia berat akibat respirasi yang tidak adekuat. Hipok- 2003.
sia akan mencegah serabut-serabut otot dan serabut-se- Hurst JW: Curcent status of clinical electrocardiography with
rabut konduksi mempertahankan perbedaan konsentrasi sugestionsfor the iprovement ofthe interpretive process. Am
elektrolit yang normal di sekitar membran, dan eksitabili- J Cardiol 92:1072, 2003.
tas membran bisa sangat dipengaruhi sehingga irama oto-
Jalife J: Ventricular fbrillation: mechanisms of initiation and
maintenance, Annu Rev Physiol 62:25, 2000.
matis akan hilang.
Lee TH, Boucher CA: Clinical practice : noninvasive tests in
Pada sebagian besar keadaan henti jantung akibat patients with stable coronary artety disease. N Engl J futed
anestesi, resusitasi jantung paru yang diperpanjang cukup 344: I 840, 200 L
berhasil (beberapa menit atau bahkan jam) dalam mencip- Lehmann MH, Morady F: QT interval: metric for cardiac prog-
takan kembali irama jantung yang normal. Pada beberapa nosis? Am J Med I15:732, 2003.
pasien, penyakit miokardium yang berat dapat menye- Levy S: Pharmacologic management of atrial fibrillation; cur-
babkan henti jantung yang permanen atau semipermanen, rent therapeutic strategies. Am Heart J 141 (2 Suppl);515,
yang dapat menyebabkan kematian. Untuk mengobati 200 1

Marban E; The surprising role ofvascular K 6fP) channels in


keadaan ini, impuls listrik yang teratur dari alat pacu
vasospastic angina. J Clin Invest 110:153, 2002.
jantung elektronikyang ditanam telah berhasil digunakan
Maron Bi: Sudden death in young athletes. N Eng J Med
untuk mempertahankan agar pasien dapat tetap hidup se- 349.1064, 2003.
lama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Nattel S: New ideas about atrialfbrillation 50 years on. Nahre
115.2t9,2002.
Roden DM. Drug-induced prolongation of the QT intenal. N
Kepustakaan Engl J Med 350: 101 3, 2001.
Swynghedauw B, Bailard C, Miliez P: The long QT intenal is
Al-Khatib SM, LaPointe NM, Kramer JM, Califf RM: What cli-
not only inherited but also linked to cardiac hypertophy. J
nicians should know about the QT interval. JAMA 289:2120,
Mol Med 8l:336, 2003.
2003.
Topol EJ: A guide to therapeutic decision-making in patients
Arnoundas AA, Tomaselli GF, Esperer HD: Pathophysiologi-
with non ST-segment eleyation acute coronary syndromes. J
cal basis and clinical application ofT-wave alternans. J Am
Am Coll Cardiol 4l (4 Suppl S):5123, 2003.
Coll Cardiol 40:207, 2002.
I|/ang K, Asinger RIlt, Marriot HJ: ST-segment elevation in con-
Bigi R, Cortigiani L, Desiseri A: Exercise electrocardiography
after acute coronaty syndromes: still thefrst testing modal-
ditions other than acute myocardial infarction. N Engl J
Med 349:2128, 2003.
ity? Clin Cardiol 8.390, 20A3.
Yan GX, Lankipalli RS, Burke JE et al: I/entricular repolariza-
Cheitlin MD, Armstrong I4/F, Aurigemma GP, et al. A{IC/AHA/
tion componentson the electroardiogram: cellular basis and
ASE 2003 Guideline update for the clinical application of
clinical signijIcance. J Am Coll Cardiol 12:401, 2003.
echocardiography: summary article. A report of the Ameri-
Zimetbaum PJ, Josephson ME: Useof the electrocardogram in
can College of Cardiolog,'/American Heart Association
acute myocardial idarction. N Engl J Med 318 933, 2003.
Task Force on Practice Guidelines (ACC/AHA/ASE Comitte
Zipes DP, Jalife J: Cardiac electrophysiology, 3"t ed. Philadel-
to Update the 1997 Guidelines for the Clinical Application
of Echocardiography). J Am Soc Echocardiogr 16:1091, phia: WB Saunders, 1999.

2003.

Anda mungkin juga menyukai