Unit 3. Jantung PDF
Unit 3. Jantung PDF
BAB 9
Otot |antr*g;
Iantung Sebagai Sebuah
Pompa dan Fungsi
Katup'"Katup lantung
197
108 UNIT lll Jantung
KEPALA DAN EKSTREMITAS ATAS Pada setiap Oirtu, int"rt alatus, membran selnya sa-
ling bergabung satu dengan yang lain dengan cara yang
sedemikian sehingga membran sel membentuk taut-taut
"berhubungan" (gop junctions) yang permeabel, yang
pulmonalis
memungkinkan .difusi ion-ion yang hampir sepenuhnya
Vena cava
superior bebas. Oleh karena itu, dipandang dari segi fungsinya,
ion-ion itu dengan mudah bergerak dalam cairan intrasel
sepanjang sumbu longitudinal serabut otot jantung sehing-
Atrium kanan
ga potensial aksi dapat berjalan dengan mudah dari satu
Katup pulmonalis
pulmonalis
sel otot jantung ke sel otot jantung yang lain, melewati
Atrium kiri diskus interkalatus. Jadi, otot jantung merupakan suatu
Katup sinsitium dari banyak sel-sel otot jantung tempat sel-sel
Katup aofta
kikuspidalis
otot jantung itu terikat dengan sangat kuat sehingga bila
Ventrikel kanan mitral
salah satu sel otot ini terangsang, potensial aksi akan me-
Vena cava Ventrikel
inferior E--l,:xs* .-- kiri nyebar dari satu sel ke sel yang lain melalui kisi-kisi yang
l::+rf saling berhubungan tadi.
"J Jantung sebenarnya terdiri atas dua sinsitium ; sinsitium
t- atrium yang menyusun dinding kedua atrium, dan sinsi-
TUBUH DAN EKSTREMITAS BAWAH tium ventrikel yang membentuk dinding kedua ventrikel.
GAMBAR 9-1. Struktur jantung dan arah aliran darah yang mele- Atrium dan ventrikel dipisahkan oleh jaringan fibrosa
wati ruang-ruang dan katup jantung. yang mengelilingi pembukaan katup atrioventrikular (A-
V) yang terdapat di antara atrium dan ventrikel. Biasanya,
potensial tidak dihantarkan dari sinsitium atrium menuju
ke sinsitium ventrikel secara langsung melalui jaringan fi-
brosa ini. Namun, potensial ini dihantarkan hanya dengan
sistem hantaran khusus yang disebut berkas A-V, yaitu se-
buah berkas serabut hantaran dengan diameter beberapa
milimeter, akan dibicarakan lebih rinci lagi dalam Bab 10.
Penrbagian otot jantung menjadi dua sinsitium fung-
sional akan menyebabkan atrium berkontraksi sesaat se-
belum kontraksi ventrikel, yang penting bagi efektivitas
pompa jantung.
Periode refrakter
-Periode refralder
relatif Kontraksi prematur
an
J lanjut
lE Kontraksi prematur
dini
o
!4
L
(E
tE
t
t GAMBAR 9-4. Kekuatan kon-
E t traksi otot jantung, terlihat juga
d,
v I
I lamanya periode refrakter dan
I periode refrakter relatif, juga
I pengaruh dari kontraksi prema-
tur. Perhatikan bahwa kontraksi
prematur tidak menyebabkan
timbulnya sumasi gelombang,
sepefti yang terjadi di dalam
otot rangka.
110 UNIT lll Jantung
riksepanjang serabut otot atrium dan ventrikel kira-kira lain ion kalsium yang dilepaskan dari sisterna retikulum
sebesar 0,3 sampai 0,5 meter/detik, atau kira-kira 1/250 sarkoplasmik ke dalam sarkoplasma otot, pada saat terjadi
kecepatan konduksi di dalam serabut saraf yang sangat potensial aksi sebagian besar ion-ion kalsium tambahan
besar dan kira-kira 1/10 kecepatan konduksi di dalam se- juga berdifusi ke dalam sarkoplasma dari tubulus T. Tentu
rabut otot rangka. Kecepatan konduksi di dalam sistem saja, tanpa kalsium tambahan yang berasal dari tubulus T
konduksi jantung khusus-serabut Purkinje-sampai ini, kekuatan kontraksi ototjantung ini akan sangat menu-
sebesar 4 meter/detik pada sebagian besar sistem tersebut, run, karena retikulum sarkoplasmik otot jantung kurang
yang memungkinkan konduksi sinyal eksitatorik yang begitu berkembang dibandingkan retikulum sarkoplasmik
relatif cepat ke beberapa bagian jantung, seperti yang otot rangka dan tidak menyimpan kalsium yang cukup un-
akan diterangkan dalam Bab 10. tuk menimbulkan kontraksi penuh. Sebaliknya, tubulus T
pada otot jantung mempunyai diameter 5 kali lebih besar
Periode R6frokler Otot Jonlung. Ototjantung, seper- daripada tubulus T pada otot rangka, yang berarti volu-
ti halnya semuajaringan yang dapat dirangsang, ternyata menya 25 kali lebih besar. Juga di dalam tubulus T dite-
bersifat refrakter bila dirangsang kembali selama periode mukan sejumlah besar mukopolisakarida yang bermuatan
potensial aksi berlangsung. Oleh karena itu, periode re- elektronegatif dan mengikat cadangan ion kalsium yang
frakter jantung biasanya dikatakan hanya terjadi seben- sangat banyak, menjaga agar ion kalsium selalu tersedia
tar-sebentar, seperti yang tampak pada sisi kiri Gambar agar dapat berdifusi ke bagian dalam serabut ototjantung
9-4,yaitu impuls jantung normal tidak dapat mengeksitasi sewaktu terjadi potensial aksi pada tubulus T.
kembali suatu daerah otot jantung yang memang sudah Kekuatan kontraksi otot jantung sangat bergantung
tereksitasi. Periode refrakter ventrikel yang normal adalah pada konsentrasi ion kalsium di dalam cairan ekstrasel.
0,25 sampai 0,30 detik, yang kira-kira sesuai dengan la- Alasannya ialah bahwa celah tubulus T langsung me-
manya proses pendataran potensial aksi yang memanjang. lalui membran sel otot jantung ke ruang ekstrasel yang
Di samping itu, ada periode refrakter relatiJ"yangwak- mengelilingi sel sehingga cairan ekstraselular yang sama,
tunya kira-kira 0,05 detik, yaitu saat ketika otot tersebut yang terdapat di dalam interstisium ototjantungjuga me-
lebih sulit tereksitasi dibandingkan ketika dalam keadaan lewati tubulus T. Akibatnya, jumlah ion kalsium yangada
normal, tetapi walaupun demikian masih dapat tereksi- di dalam sistem tubulus T-yaitu, tersedianya ion kal-
tasi oleh sinyal eksitatorik yang sangat kuat, seperti yang sium untuk menimbulkan konhaksi otot jantung-sangat
digambarkan sebagai kontraksi "prematur" dini pada bergantung pada konsentrasi ion kalsium di dalam cairan
contoh kedua dalam Gambar 9-4. Periode refrakter otot ekstrasel.
atrium jauh lebih singkat daripada periode refrakter otot (Sebagai perbandingan, kekuatan kontraksi otot rangka
ventrikel (kira-kira 0,15 detik untuk atrium dibandingkan sulit dipengaruhi oleh perubahan konsentrasi ion kalsium
dengan ventrikel, yaitu 0,25 sampai 0,30 detik). yang tidak terlalu besar di dalam cairan ekstrasel karena
kontraksi otot rangka hampir seluruhnya disebabkan oleh
Perangkai (Coupting) ion kalsium yang dilepaskan dari retikulum sarkoplasmik
Eksitasi-Kontraksi-Fun gsi lon yang terletak di dalam serabut otot rangka itu sendiri).
Kalsium dan Tuhulus Transversus Pada akhir pendataran potensial aksi jantung, pema-
sukan ion kalsium ke dalam serabut otot tiba-tiba berhen-
Istilah "perangkai eksitasi-kontraksi" merujuk pada me- ti, dan ion kalsium di dalam sarkoplasma dengan cepat
kanisme saat potensial aksi menyebabkan miofibril otot
dipompakan keluar dari serabut otot kembali masuk ke
berkontraksi. Hal ini telah dibicarakan dalam Bab 7 me-
dalam retikulum sarkoplasmik dan tubulus T-ruang cair-
ngenai otot rangka. Sekali lagi, ditegaskan bahwa ada
an ekstrasel. Akibatnya, kontraksi berhenti sampai datang
perbedaan dalam mekanisme ini pada otot jantung, yang
lagi potensial aksi yang baru.
mempunyai akibat yang penting pada sifat-sifat kontraksi
otot jantung. Lomonyo Konlroksi. Otot jantung mulai berkontraksi
Seperti halnya pada otot rangka, bila potensial aksi beberapa milidetik sesudah potensial aksi dimulai dan akan
menjalar sepanjang membran otot jantung, potensial aksi terus berkontraksi selama beberapa milidetik sesudah po-
tensial aksi berakhir. Oleh karena itu, lama kontraksi otot
akan menyebar ke bagian dalam serabut otot jantung
jantung sebenarnya merupakan suatu fungsi dari lamanya
sepanjang membran tubulus transversus (T). Potensial
potensial aksi, termasuk pendataran kira-kira 0,2 detik pada .
aksi tubulus T selanjutnya bekerja pada membran tubulus
otot atrium dan 0,3 detik pada otot ventrikel.
sarkoplasmik longitudinal yang menyebabkan pelepasan
ion-ion kalsium ke dalam sarkoplasma otot dari retikulum
sarkoplasmik. Dalam seperbeberapa ribu detik berikut- Siklus Jantung
nya, ion kalsium ini akan berdifusi ke dalam miofibril dan
mengatalisis reaksi kimawi yang mempemudah perge- Peristiwa yang terjadi pada jantung berawal dari permu-
seran (sliding\ filamen aktin dan miosin satu sama lain, laan sebuah denyut jantung sampai permulaan denyut
hal ini akan menimbulkan kontraksi otot. jantung berikutnya disehrrt siklus jantung. Setiap siklus
Sampai sejauh ini, mekanisme perangkai eksitasi-kon- diawali oleh pembentukan potensial aksi yang spontan di
traksi ini sama dengan mekanisme yang terjadi dalam otot dalam nodus sirzs, seperti dijelaskan dalam Bab 10. No-
rangka, namiln ada efek kedua yang cukup berbeda. Se- dus ini terletak pada dinding lateral superior atrium kanan
BAB 9 otat Jantung; Jantung sebagai sebuah Pompa dan Fungsi Katup-Katup Jantung 111
dekat tempat rnasuk vena kava superior, dan potensial Ketiga kurva paling atas secara berurutan menunjukkan
aksi menjalar dari sini dengan kecepatan tinggi melalui perubahan-perubahan tekanan di dalam aorta, ventrikel
kedua atrium dan kemudian melalui berkas A-V ke ven- kiri, dan atrium kiri. Kurva keempat melukiskan perubah-
trikel. Karena terdapat pengaturan khusus dalam sistem an volume ventrikel kiri, kurva kelima adalah elektro-
konduksi dari akium menuju ke ventrikel, ditemukan kardiogram, dan kurva keenam adalah fonokardiogram,
keterlambatan selama lebih dari 0,1 detik ketika impuls yang merupakan rekaman bunyi yang dihasilkan oleh jan-
jantung dihantarkan dari atrium ke ventrikel. Keadaan ini tung-terutama oleh katup jantung-sewaktu memom-
menyebabkan atrium akan berkontraksi mendahului kon- pakan darah. Kiranya sangat penting bagi mahasiswa un-
traksi ventrikel, sehingga akan memompakan darah ke tuk mempelajari diagram dalam gambar ini secara lebih
dalam ventrikel sebelum terjadi kontraksi ventrikel yang rinci dan mengerti akan penyebab dari semua peristiwa-
kuat. Jadi, atrium itu bekerja sebagai pompa pendahulu peristiwa yang digambarkan di atas.
bagi ventrikel, dan ventrikel selanjutnya akin menye-
diakan sumber kekuatan utama untuk memompakan da-
rah ke sistem pembuluh darah tubuh. Hubungan Antara Gambaran
Elekft rokardiogram dengan
Siklus Jantung
Sistolik dan Dia'stolik
Gelombang-gelombang P, Q, R, S, Z yang dirunjukkan
Siklus jantung terdiri atas satu periode relaksasi yang di- oleh elektrokardiogram pada Gambar 9-5 akan dibicara-
sebut diastolik, yaitu periode pengisian jantung dengan kan dalam Bab 11, 12, dan 13. Gelombang-gelombang ini
darah, yang diikuti oleh satu periode kontraksi yang dise- merupakan tegangan listrik yang ditimbulkan oleh jantung
but sistolik. dan direkam oleh elektrokardiografdari permukaan tubuh.
Gambar 9-5 menjelaskan berbagai peristiwa berbeda Gelombang P disebabkan oleh penyebaran depolari-
yang terjadi selama siklus jantung untuk sisi kiri janfung. sasl melewati atrium, yang diikuti oleh kontraksi atrium,
Relaksasi
isovolemik Aliran masuk
yang cepat
Kontraksi Ejeksi Sistolik atrium
isovolemik \ \ / Diastasis
\\ /, /, /
Katupaorla
12A Katup
aorta
/7 menutup
KatupA-V
840 (l,
menutup
F
20
atrium
\r----- UzTekanan
0
Tekanan ventrikel
='130
E
geo Volume ventrikel
Elektrokardiogram
Fonokardiogram
GAMBAR 9'5' Peristiwa-peristiwa dari siklus iantung pada fungsi ventrikel kiri menunjukkan perubahan-perubahan yang terjadi pada
tekanan atrium kiri, tekanan ventrikel kiri, tekanan aorta, volume ventriket, elektrokardiogram, dan fonokardiogram.
112 UNIT lll Jantung
yang menyebabkan kurva tekanan atrium naik sedikit Fungsi Ventrit<el Sebagai Pompa
segera sesudah gelombang P pada elektrokardiogram.
Kira-kira 0,16 detik sesudah timbul gelombang P, Pengision Ventrikel. Selama fase sistolik venffikel, se-
muncul gelombang QRS sebagai hasil depolarisasi listrik jumlah besar darah berkumpul dalam ahium kiri dan kanan
pada ventrikel, yang mengawali kontraksi ventrikel dan karena katup A-V tertutup. Oleh karena itu, segera sesudah
menyebabkan tekanan ventrikel mulai meningkat, seperti sistolik selesai dan tekanan ventrikel turun lagi sampai ke
yang ditunjukkan pula dalam gambar. Oleh karena itu, nilai diastoliknyayang rendah, tekanan yang cukup tinggi,
kompleks QRS mulai sesaat sebelum sistolik ventrikel. yang telah terbentuk di dalam atrium selama fase sistemik
Akhirnya, marilah kita lihat gelombang T ventrikel ventrikel, segera mendorong katup A-V agar terbuka sehing-
dalam elektrokardiogram. Gelombang T ventrikel mewa- ga darah dapat mengalir dengan cepat ke dalam ventrikel,
kili tahap repolarisasi ventrikel ketika serabut-serabut otot seperti yang diperlihatkan dengan naiknya kurva volume
ventrikel mulai berelaksasi. Oleh karena itu, gelombang T ventrikel kiri dalan Gambar 9-5. Keadaan ini disebut se-
terjadi sesaat sebelum akhir dari kontraksi ventrikel. bagai periode pengisian cepqt pqda venlrikel.
Periode pengisian cepat berlangsung kira-kira pada
sepertiga pertama dari diastolik. Selama sepertiga kedua
Fungsi Atrium Sebagai dari diastolik, biasanya hanya ada sedikit darah yang
mengalir ke dalam ventrikel; darah ini adalah darah yang
Pompa Pendahulu
terus mengalir masuk ke dalam atrium dari vena-vena,
Pada keadaan normal, darah mengalir secara terus mene- dan dari atrium langsung masuk ke ventrikel.
rus dari vena-vena besar menuju ke atrium; kira-kira 80 Selama periode sepertiga akhir dari diastolik, atrium
persen dari darah tersebut akan mengalir langsung mele- berkontraksi dan memberikan dorongan tambahan terha-
wati atrium dan masuk ke dalam ventrikel bahkan sebe- dap aliran darah yang masuk ke dalam ventrikel; dan hal
lum atrium berkontraksi. Selanjutnya, kontraksi atrium ini kira-kira 20 persen dari pengisian ventrikel pada setiap
biasanya menyebabkan tambahan pengisian ventrikel siklus jantung.
sebesar 20 persen. Oleh karena itu, atrium dikatakan ber-
fungsi sebagai pompa primer yang meningkatkan efek- Pengosongan Ventrikel Selama $istolik
tivitas pompa ventrikel sebanyak 20 persen. Namun, Periode Kontraksi tsovolemik (ls6metrik). Segera
jantung bahkan dapat terus bekerja pada keadaan tanpa
sesudah ventrikel mulai berkontraksi, tekanan ventrikel
tambahan efektivitas sebesar 20 persen tersebut, karena meningkat dengan tiba-tiba, seperti yang digambarkan
secara nonnal jantung sudah mempunyai kemampuan
dalam Gambar 9-5, sehingga menyebabkan katup A-V
untuk memompakan darah 300 sampai 400 persen lebih m'enutup. Selanjutnya dibutuhkan tambahan waktu seba-
banyak daripada yang sebesarnya dibutuhkan oleh tubuh nyak 0,02 sampai 0,03 detik bagi ventrikel agar dapat
yang istirahat. Oleh karena itu, bila atrium gagal berfung-
membentuk tekanan yang cukup untuk mendorong katup
si, perbedaan ini tidak terlalu.diperhatikan kecuali kalau semilunaris (katup aorla dan katup pulmonalis) agar terbu-
orang tersebut mengerahkan tenaga; dan kemudian timbul
ka melawan tekanan di dalam aorta dan arteri pulmonalis.
gejala-gelala gagaljantung akut, terutama sesak napas.
Oleh karena itu, selama periode ini, akan terjadi kontraksi
Perubohon Tekonon di dolom Atrium-Gelom- di dalam ventrikel, namun belum ada pengosongan. Perio-
bong-Gelombong o, c don v. Pada kurva tekanan de ini disebut sebagai periode kontraltsi isometrik atau
atrium dalam Gambar 9-5 dapat dilihat tiga peningkatan isovolemik, yang berarti ada kenaikan tegangan di dalam
tekanan kecil, yang disebut gelombang tekanan atrium a, otot namun tidak ada atau terjadi sedikit pemendekan se-
c, dan v. rabut-serabut otot.
' Gelombang a disebabkan oleh kontraksi atrium. Biasa-
nya selama kontraksi atrium, tekanan atrium kanan mening- Periode Ejeksi. Bila tekanan ventrikel kiri meningkat
kat sebesar 4 sagrpai 6 mm Hg, sedangkan tekanan atrium sedikit di atas 80 mm Hg, (dan tekanan ventrikel kanan
kiri meningka{kira-kira sebesar 7 sampai 8 mm Hg. meningkat sedikit di atas 8 mm Hg), maka tekanan ven-
Gelombang c terjadi pada saat ventrikel mulai berkon- trikel ini akan mendorong katup semilunaris supaya ter-
traksi; gelombang ini sebagian disebabkan oleh adanya se-
buka. Segera setelah itu, darah mulai mengalir keluar dari
dikit aliran balik darah ke dalam atrium pada permulaan
kontraksi ventrikel, tetapi mungkin terutama disebabkan
ventrikel, sekitar 70 persen dari proses pengosongan darah
oleh penonjolan katup A-V kembali ke arah atrium karena terjadi selama sepertiga pertama dari periode ejeksi dan 30
adanya peningkatan tekanan di dalam ventrikel. persen sisa pengosongan terjadi selama dua pertiga berikut-
Gelombang v terjadi menjelang akhir kontraksi ventri- nya. Oleh karena itu, wak-tu sepertiga yang pefiama disebut
kel; gelombang ini disebabkan oleh aliran darah yang lam- sebagai periode ejeltsi cepai dan waktu duapertiga yang
A-V tefiutup
bat dari vena ke dalam atrium sementara kaiup terakhir disebut sebagai periode ejel<si lambat.
sewaktu kontraksi ventrikel. Kemudian, sewaktu kontraksi
ventrikel berakhir, katup A-V membuka, sehingga darah Periode Reloksosi lsovolemik (lsometrik). pada
atrium yang tersimpan ini dapat mengalir dengan cepat ke akhir sistolik, relaksasi ventrikel mulai terjadi secara
dalam ventrikel dan menyebabkan hilangnya gelombang v. tiba-tiba, sehingga baik tekanan intraventrikel kiri mau-
BAB 9 OtotJantung; Jantung Sebagai Sebuah Pompa dan Fungsi Katup-Katup Jantung 113
Kurva Tekanan Aorta Bab 23, sehubungan dengan mendengarkan suara dengan
stetoskop.
Bila ventrikel kiri berkontraksi, tekanan ventrikel dengan
' cepat meningkat sampai katup aorta membuka. Selanjut-
nya, setelah katup terbuka, tekanan di dalam ventrikel Gurah Keria Jantung
hanya akan meningkat sedikit, seperti yang ditunjukkan
Curah kerja sekuncup.lantung adalah jumlah energi yang
dalam Gambar 9-5, karena darah segera mengalir ke luar
diubah oleh jantung menjadi kerja selama setiap denyut.ian-
dari ventrikel dan masuk ke dalam aorta lalu masuk ke tung'sewaktu memompa darah ke dalam arteri. Curah kerja
arteri penyalur sistem ik. semenit adalah jumlah total energi yang diubah men-jadi ker-
Masuknya darah ke dalam arteri akan menyebabkan ja dalam I menit; jumlah ini sebanding dengan curah kerja
dinding arteri tersebut meregang dan tekanan meningkat sekuncup dikalikan dengan denyut.jantung per menit.
sekitar 120 mm Hg. Curah kerjajantung terbagi dalam dua bentuk. Peftama,
Selanjutnya, pada akhir sistolik, setelah ventrikel ber- sejauh ini bagian yarig utama digunakan untuk memindahkan
henti mengejeksikan darah dan katup aorta tertutup, elas- darah dari vena-vena bertekanan rendah ke arteri bertekanan
tisitas dinding arteri akan tetap memperlahankan tekanan tinggi. Bagian ini disebut sebagai kerja volumelekanan alau
yang tinggi di dalam arteri, bahkan selama diastolik. kerja luar. Kedua, bagian yang kecil dari energi tersebut
digunakan untuk memacu kecepatan ejeksi darah melalui
Bila katup aofta menutup, pada kurva tekanan aorta
katup aorta dan pulmonalis. Bagian ini disebut komponen
akan timbul suatu insisura. Insisura ini disebabkan oleh energi kinetik aliran darah dari curah kerja.
periode singkat aliran balik darah segera sebelum penutup- Curah kerja luar ventrikel kanan biasanya sekitar se-
an katup, yang selanjutnya akan diikuti dengan penghen- perenam curah kerja ventrikel kiri karena adanya perbe-
tian aliran balik tersebut secara tiba-tiba. daan dengan tekanan sistolik sebesar enam kali lipat akibat
Sesudah katup aorta menutup, tekanan di dalam aorta pemompaan kedua ventrikel. Curah ker.ia tambahan dari
akan berkurang secara perlahan-lahan sepanjang fase dias- tiap ventrikel yang dibutuhkan untuk menghasilkan energi
tolik karena darah yang disimpan di dalam arteri elastis kinetik aliran darah adalah sebanding dengan massa darah
yang diejeksikan dikali dengan kuadrat kecepatan ejeksi.
yang berdilatasi akan mengalir secara terus menerus me-
Biasanya, curah kerja ventrikel kiri yang dibutuhlcan un-
lalui pembuluh darah perifer kembali ke vena. Sebelum
tuk menimbulkan energi kinetik aliran darah hanya kira-kira
ventrikel berkontraksi lagi, biasanya tekanan aorta turun I persen dari seluruh curah kerja ventrikel dan oleh karena
sampai kira-kira 80 mm Hg (tekanan diastolik), yang itu dapat diabaikan dalam perhitungan jumlah total curah
merupakan dua pertiga dari tekanan maksimum sebesar kerja isi sekuncup. Namun, pada kondisi abnormal tertontu,
120 mm Hg (tekanan sistolik) yang terjadi di dalam aorta seperti stenosis aorta yang mengalirkan darah dengan ke-
selama kontraksi ventrikel. cepatan yang besar melalui katup yang mengalami penyem-
Kurva tekanan di dalam ventrikel kiri dan arteri pul- pitan, mungkin dibutuhkan lebih dari 50 persen jumlah total
monalis mirip dengan kurva tekanan yang terdapat di curah kerja untuk dapat menimbulkan energi kinetik aliran
dalam aorta, hanya saja tekanan tersebut besarnya kira- darah.
Energi Kimia yang Dibutuhkan ahli fisiologi terkenal pada satu abad silam. Secara men-
untuk Kontraksi Jantungl dasar, mekanisme Frank-Starling berarti semakin besar
otot jantung diregangkan selama pengisian, semakin be-
Penggunaan Oksigen sar kekuatan kontraksi dan semakin besar pula jumlah
oleh Jantung darah yang dipompa ke dalam aorta. Atau dinyatakan
dengan cara lain: Dalam batas-batas fisiologis, jantung
Ototjantung, seperti halnya otot rangka, menggunakan ener- akan memompe semua darah yang kembali ke jantung
gi kimia untuk menyebabkan kontraksi. Energi ini dihasil-
melalui vena.
kan terutama dari metabolisme oksidatif asam lemak dan,
sebagian kecil, dari bahan makanan yang lain, khususnya
Apo Penjelosqn dori Mekonisme Fronk-storling?
laktat dan glukosa. Oleh karena itu, kecepatan pemakaian
Bila darah dalam jumlah lebih mengalir ke dalam ven-
oksigen oleh jantung merupakan suatu alat yang baik untuk
mengukur energi kimia yang dilepaskan sewaktu jantung
trikel, otot jantung sendiri akan lebih meregang. Keadaan
melakukan kerjanya. Berbagai reaksi kimia yang berbeda ini selanjutnya akan menyebabkan otot berkontraksi de-
yang melepaskan energi ini dibahas dalam Bab 67 dan 68. ngan kekuatan yang bertambah karena filamen aktin dan
miosin dibawa mendekati tahap tumpang tindih yang op-
Efisiensi Konlroksi Jonlung. Selama otot jantung berkon- timal untuk membangkitkan kekuatan. Oleh karena itu,
traksi, sebagian besar energi kimia yang digunakan diubah
ventrikel, karena peningkatan pemompaan, secara otoma-
menjadi panas dan satu bagian yang lebih kecil digunakan
tis akan memompa darah tambahan ke dalam arteri.
untuk curah kerja. Perbandingan antara curah kerja dengan
pengeluaran energi kimia total disebut sebagai efsiensi kon-
Kemampuan otot yang diregangkan, sampai mencapai
tralrsi jantung, atau hanya efsiensi jantung. Efisiensi maksi-
panjang yang optimal, untuk berkontraksi dengan curah
mum jantung normal yaitu antara20 sampai 25 persen. Pada kerja yang bertambah merupakan karakteristik dari semua
gagaljantung, nilai ini bisa turun menjadi serendah 5 sampai otot lurik, seperti yang dijelaskan dalam Bab 6, dan bukan
I 0 persen. merupakan karakteristik otot jantung saja.
Selain pengaruh yang penting akibat pemanjangan otot
jantung, masih ada faktor lain yang dapat meningkatkan
Pengaturan dayapompajantung bila volumenya meningkat. Peregang-
Pemompaan Jantung an dinding atrium kanan secara langsung akan mening-
katkan frekuensi denyut jantung sebesar l0 sampai 20
Bila seseorang dalam keadaan istirahat, setiap menitnya persen; keadaan ini juga membantu meningkatkan jumlah
jantung hanya akan memompa 4 sampai 6 liter darah. darah yang dipompa setiap menit, walaupun peranannya
Selama bekerja berat, jantung mungkin perlu memompa tidak sebesar peranan mekanisme Frank-Starling.
darah sebanyak empat sampai tujuh kali lipat dari jum-
lah ini. Dua alat dasar yang mengatur volume darah yang Kurva Fungsi Ventrikel
dipompakan oleh jantung adalah (l) pengaturan intrinsik
Salah satu cara yang terbaik untuk menyatakan kemam-
pemompaan jantung sebagai respons terhadap perubahan
puan fungsi ventrikel dalam memompa darah adalah de-
volume darah yang mengalir ke dalam jantung, dan (2)
ngan menggunakan kurva fungsi ventrikel, seperti yang
pengendalian frekuensi denyut jantung dan kekuatan pe-
digambarkan dalam Gambar 9-8 dan 9-9. Gambar 9-8
mompaan jantung oleh sistem saraf otoRom.. ,.
menggambarkan suatu jenis kurva fungsi ventrikel yang
Rantai simpatis
-4 0 +4 +8 +12 +16
Tekanan atrium (mm Hg)
GAMBAR 9-9. Kurva curah isi ventrikel kiri dan kanan yang
mendeka{i normal bagi jantung manusia saat istirahat dan dalam GAMBAR 9-1O, Saraf-saraf simpatis dan parasimpatis jantung
keadaan normal sepefii yang diekstrapolasikan berdasarkan data (saraf vagus yang menuju ke jantung adalah saraf parasimpatis).
yang diperoleh dari anjing dan data dari manusia.
jadi 180 sampai 200 dan, walaupun jarang terjadi, 250 kali
disebut sebagai kttrva curah kerja sekuncup (stroke work denyut per menit. Juga, perangsangan simpatis mening-
output curve). Perhatikan bahwa begitu tekanan atrium katkan kekuatan kontraksi otot jantung sampai dua kali
untuk setiap sisi jantung meningkat, curah keda sekuncup normal sehingga akan meningkatkan volume darah yang
untuk sisi tersebut akan meningkat sampai mencapai ba- dipompa dan meningkatkan tekanan ejeksi. Jadi, perang-
tas kemampuan kontraksi ventrikel. sangan simpatis sering dapat meningkatkan curah jantung
Gambar 9-9 menggambarkan kurva fungsi ventrikel maksimum sebanyak dua sampai tiga kali iipat, selain
jenis lain yang disebut sebagai kurva curah isi ventrikel peningkatan curahan yang disebabkan oleh mekanisme
(ventricular volume output curve). Kedua kurva pada Frank-Starling yang sudah dibahas sebelumnya.
gambar ini menunjukkan fungs.i kedua veiitrikel jantung Sebaliknya, penghambatan saraf simpatis ke jantung
manusia berdasarkan data yang diekstrapolasikan dari dapat menurunkan pemompaan janfung menjadi sedang
binatang yang tebih rendah. Sewaktu tekanan atrium kiri dengan cara sebagai berikut: Pada keadaan normal, sera-
dan kanan meningkat, maka volume yang dikeluarkan but-serabut saraf simpatik ke jantung secaraterus menerus
oleh masing-masing ventrikelnya dalam setiap menit juga melepaskan sinyal dengan kecepatan rendah untuk mem-
akan meningkat. pertahankan pemompaan kira-kira 30 persen lebih tinggi
Jadi, kurvafungsi ventrikel merupakan cara lain untuk bila tanpa perangsangan simpatik. Oleh karena itu, bila
menyatakan mekasnime Frank-Starling jantung. Yakni, aktivitas sistem saraf simpatis ditekan sampai di bawah
sewaktu ventrikel diisi sebagai respons terhadap lebih normal, keadaan ini akan menurunkan frekuensi denyut
meningkatnya tekanan atrium, maka masing-masing volu- jantung dan kekuatan kontraksi otot ventrikel sehingga
me ventrikel dan kekuatan kontraksi otot jantung juga akan menurunkan tingkat pemompaan jantung sampai
meningkat sehinggajantung akan memompa lebih banyak sebesar 30 persen di bawah normal.
darah ke dalam arteri
Perongsongon Porqsimpoiis (Vogus) podo Jon-
Pengaturan Jantgng bleh Saraf iung. Perangsangan serabut saraf parasimpatis di dalam
neryus vagus yang kuat padajantung dapat menghentikan
Parasimpatis d5n Simpatis
Efektivitas pompa jantung juga dikendalikan oleh saraf denyut jantung selama beberapa detik, tetapi biasanya
jantung akan "mengatasinya'? dan berdenyut dengan ke-
simpatis dan parasimpatis (vagus), yang sangat banyak
cepatan 20 sampai 40 kali per menit selama perangsangan
menyuplai jantung, seperti yang ditunjukkan dalam Gam-
parasimpatis terus berlanjut. Selain itu, perangsangan va-
bar 9-10. Untuk sejumlah nilai masukan tekanan atrium,
jumlah darah yang dipompa setiap menitnya (curah jan- gus yang kuat dapdt menurunkan kekuatan kontraksi otot
jantung sebesar 20 sampai 30 persen.
tung) sertng dapat ditingkatkan sampai lebih dari 100
Serabut-serabut vagus didistribusikan terutama ke atri-
persen melalui perangsang'an simpatis. Sebaliknya, curah
jantung juga dapat diturunkan sampai serendah nol atau um dan tidak begitu banyak ke ventrikel, tempat terjadinya
tenaga kontraksi yang sebenarnya. Hal ini menjelaskan
hampir nol melalui perangsangan vagus (parasimpatis).
pengaruh perangsangan vagus yang terutama mengurangi
Mekonisme Eksiiosi Jonlung oleh Sorof Simpo- frekuensi denyut jantung daripada sangat mengurangi
lis. Perangsangan simpatis yang kuat dapat meningkatkan kekuatan kontraksi jantung. Meskipun demikian, penu-
frekuensi denyut jantung pada manusia dewasa muda dari runan frekuensi denyut jantu4g yang besar digabungkan
frekuensi normal sebesar 70 kali denyut per menit men- dengan penumnan kekuatan kontraksi jantung yang kecil
118 UNIT lll Jantung
Kepustakaan
Bers DM: Cardiac excitation-contraction coupling. Nature
o 415:198, 2002.
E
Brette F, Orchard C: Tlubule function in mammalian cardiac
o)
myocites. Circ Res 92: I 182, 2003.
Brutsaert DL: Cardiac endothelial-myocardial signaling: its
role in cardiac growth, contractile performance, and rhyth-
G micity. Physiol Rev 83:59, 2003.
G Clancy CE, Kass RS: Defective cardiac ion channels: from mu-
tations to clinical syndromes. J Clin Invest 1 10;1075, 2002.
o Fozzard HA: Calcium sodium and calcium channels: a history
of excitat ory currents. C ardiovasc Re s 5 5 ; 1, 2002.
50 100 150 200 250 Fuchs E Smith SH: Calcium, cross-bridges, and the Frank-Star-
Tekanan arteri (mm Hg) ling relationship. News Physiol Sci I6:5, 2001.
Guyton AC: Determination of cardiac output by equating ve-
GAMBAR 9-12. Curah jantung yang konstan ketika mencapai
nous reh.ffn curyes with cardiac response vurves. physiol
nilai tekanan sebesar 160 mm Hg. Peningkatan beban tekanan
menyebabkan curah jantung mengalami kegagalan secara nyata Rev. 35 123, 1955.
hanya ketika tekanan afteri meningkat di atas batas normal. Guyton AC, Jones CE, Citleman TG: Circulatory Physiology:
' Cardiac Output and lts regulation, 2,t ed. Philadelphia: I|tB
Saunders, 1973.
Herring N, Danson EJ, Paterson DJ: Cholinergic control of
jantung dan akhirnya menyebabkan kelemahan. Karena heart rate by nitric oxide is site specifc. News physiol Sci
itu, fungsi optimal jantung sangat bergantung pada peng- 17:202,2002.
aturan suhu tubuh oleh mekanisme pengaturan suhu yang Korzick DH : Re gulation of c ardiac excitati on-c ontroction cou-
telah dijelaskan pada Bab 73. pling: a cellular update. Adv Physiol Educ 27: I 92, 2003.
Olson EN: A decade of discowries in cardiac biology. Nat Med
t0;467,2004.
Peningkatan Beban Tekanan Page E, Fozzard HA, Solaro JR; Handbook of Physiolog,,, sec
Arteri (Sampai ke Batasnya) 2: The Cardiovascular System, vol l: The Heart. New york:
Oxford university Press, 2002.
Tidak Menurunkan Curah Jantung Rudy Y: From genome to physiome; integrative models of car-
diac excitation. Ann Biomed Eng 28:945, 2000.
Perhatikan pada Gambar 9-12 bahwa peningkatan pada
SarnoffSJ: Myocardial contractility as described by ventricular
tekanan arteri di dalam aorta tidak menurunkan curah
functioncurves. Physiol Rev 35:107, 1955.
jantung sampai tekanan afteri rata-rata meningkat di atas Starling EH: The Linacre Lecture on the Law of the heart. Lon-
sekitar 160 mm Hg. Dengan kata lain, selama jantung don; Longmans Green, l9lB.
berfungsi normal pada tekanan arteri sistolik yang normal Sussman MA, Anversa P: Myocardial aging and senescence:
(80 sampai 140 mm hg), besar curah jantung ditentukan where have the stem cells gone? Annu Rev Physiol 66:29,
hampir seluruhnya oleh kemudahan aliran darah melalui 2001.
jaringan tubuh, yang selanjutnya mengatur alir balikvena Zucker IH, Schultz HD, Li YE et al; The origin of sympathetic
outflow in heartfailure: the roles ofangiotensin II and nitric
darah ke jantung. Hai ini merupakan pokok bahasan uta-
oxide. Prog Biophys Mol Biol 84:217,2001.
ma Bab 20.
B AB TO
pnffi
S,istem:Eksitssi,d$n
lftnduftCi Khusue d'* iia*tung
|iirll
BAB 10 Eksitasi Ritmis pada Jantung 121
Self-Excitation Serabut-Serabut Nodus Sinus. kembali (re-excitation) agar dapat timbul siklus yang lain.
Karena tingginya konsentrasi ion natrium di dalam cairan Proses ini berlangsung terus secara tidak terbatas selama
ekstrasel, yakni di luar serabut nodus, begitujuga dengan kehidupan seseorang.
sejumlah kanal natrium yang sudah terbuka, ion-ion na-
trium yang bermuatan positif dari luar serabut biasanya
cenderung akan masuk ke dalam serabut. Oleh karena itu, Jalur lnternodus dan Penjalaran lmpuls
masuknya ion-ion natrium yang bermuatan positif di an- Jantung Melalui Atrium
tara denyut jantung menyebabkan peningkatan potensial
Ujung serabut-serabut nodus sinus berhubungan lansung
membran istirahat ke arah positif secara lambat. Jadi, se-
dengan serabut-serabut otot atrium di sekelilingnya. Oleh
perti yang ditunjukkan pada Gambar 10-2, potensial "isti-
karena itu, potensial aksi yang berasal dari nodus sinus
rahat" secara perlahan-lahan akan meningkat di antara
akan menjalar keluar dan masuk ke dalam serabut-serabut
dua denyutjantung. Saat potensial mencapai ambang ba-
otot atrium. Dengan cara inilah, potensial aksi menye-
tas voltase kira-kira sebesar -40 milivolt, kanal natrium-
bar ke seluruh massa otot atrium dan akhirnya, ke nodus
kalsium menjadi aktif, sehingga menimbulkan potensial
A-V. Kecepatan konduksi di sebagian besar otot atrium
aksi. Oleh karena itu, pada dasarnya, sifat pembocoran
kira-kira 0,3 m/detik, tetapi konduksi lebih cepat sekitar
dari serabut-serabut nodus sinus terhadap ion-ion natrium
I m/detik, di beberapa pita serabut otot atrium yang kecil.
dan kalsium menyebabkan timbulnya self excitation.
Salah satu dari pita ini, disebut pita antar atrium anterior
Mengapa bocornya ion natrium dan kalsium tidak
(ant er i or int er at r i a I b an d), b erj alan di sepanj ang dinding
menyebabkan serabut-serabut nodus sinus tetap dalam
anterior atrium menuju ke atrium kiri. Selain itu, ada tiga
keadaan depolarisasi sepanjang waktu? Jawabannya ialah
pita kecil lain yang melalui dinding anterior, lateral dan
bahwa ada dua peristiwa yang terjadi selama berlangsung-
posterior atrium dan berakhir di dalam nodus A-V, seperti
nya potensial aksi untuk mencegah hal tersebut. Pertama,
yang digambarkan pada Gambar 10-1 dan 10-3, yang se-
kanal natrium-kalsium menjadi tidak aktif (misalnya,
cara berurutan disebut, jalur internodus anterior, media
kanal tersebut menjadi tertutup) dalam waktu kira-kira 100
dan posterioz Penyebab kecepatan konduksi yang lebih
sampai 150 milidetik setelah dibuka, dan kedua, kira-kira
tinggi dalam pita-pita ini adalah adanya serabut-serabut
pada waktu yang bersamaan, sejumlah kanal kalium yang
konduksi khusus. Serabut-serabut ini mirip dengan se-
jumlahnya semakin banyak menjadi terbuka. Oleh karena
rabut-serabut konduksi Purkinje dalam ventrikel bahkan
itu, masuknya ion kalsium dan natrium yang bermuatan
lebih cepat, yang akan dibicarakan selanjutnya.
positif melalui kanal natrium-kalsium akan berhenti, se-
mentara pada saat yang sama sejumlah besar ion kalium
yang bermuatan positif akan berdifusi keluar dafi serabut. Nodus Atrioventrikular, dan Penundaan
Kedua hal tersebut mengurangi potensial intrasel sehing- Konduksi lmpuls dari Atrium
ga kembali ke tingkat istirahat yang negatif dan karena
ke Ventrikel
itu mengakhiri potensial aksi. Lebih lanjut, kanal kalium
akan tetap terbuka selama seperbeberapa puluh detik, me- Sistem konduksi atrium diatur sedemikian rupa sehingga
nyebabkan berlanjutnya pergerakan muatan positifke luar impuls jantung tidak menjalar terlalu cepat dari atrium
dari sel untuk sementara waktu, sehingga terjadi kenegatif- menuju ke ventrikel; dengan demikian penundaan ini
anyang berlebihan di dalam serabut; keadaan ini disebut akan memberi waktu yang cukup bagi atrium untuk
sebagai hiperpolarisasl. Pada awalnya, keadaan hiperpo- mengosongkan darah ke dalam ventrikel sebelum kon-
larisasi akan menyebabkan potensial membran "istirahat" traksi ventrikel dimulai. Jr{odus A-V dan serabut-serabut
turun sampai kira-kira -55 hingga -60 milivolt pada akhir konduksi yang berdekatan terutama yang memperlambat
dari potensial aksi. penjalaran impuls ini ke ventrikel.
Akhirnya, kita harus menjelaskan mengapa keadaan Nodus A-V terletak pada dinding posterior atrium
hiperpolarisasi yanglaru ini juga tidak berlangsung terus kanan, tepat di belakang katup hikuspid, seperti yang di-
menerus. Alasannya adalah selama seperbeberapa puluh tunjukkan pada Gambar 10-1. Dan Gambar 10-3 meng-
detik sesudah potensial aksi berakhir, secara bertahap gambarkan berbagai bagian nodus yang berbeda dan
makin lama makin banyak kanal kalium yang menutup. hubungannya dengan masuknya s er abut j alur int erno dus
Kebocoran yang menyebabkan masuknya ion-ion natrium atrium dan keluarnya berkas A-V. Gambar tersebut juga
dan kalsium yang bermuatan positif ke arah dalam sekali menunjukkan perkiraan interval waktu dalam sepersekian
lagi akan mbngganggu keseimbangan aliran keluar ion detik antara onset permulaan impuls jantung di dalam no-
kalium, sehingga menyebabkan potensial "istirahat" akan dus sinus dan pemunculannya selanjutnya dalam sistem
menyimpang ke atas lagi, akhimyamencapai nilai ambang nodus A-V. Perhatikan bahwa setelah berjalan melalui
batas untuk pelepasan potensial aksi sebesar kira-kira J0 jalur-jalur internodus, impuls akan mencapai nodus A-V
milivolt. Selanjutnya seluruh proses di mulai lagi, yakni: kira-kira 0,03 detik sesudah keluar dari asalnya yakni dari
self excitcttion untuk menyebabkan potensial aksi, pemu- nodus sinus. Kemudian, penundaan lain terjadi selama
lihan dari potensial aksi, hiperpolarisasi sesudah potensial 0,09 detik di dalam nodusA-V sendiri sebelum impuls ma-
aksi berakhir, penyimpangan ke atas dari potensial "istira- suk ke bagian penembusan dari berkas A-Y Qtenetrating
hat" ke nilai ambang, dan akhirnya terjadi proses eksitasi portion), tempat impuls memasuki ventrikel. Penundaan
BAB 10 Eksitasi Ritmis pada Jantung 123
akan merangsang membran nodus A-V dan serabut Pur- Peranan Sistem Purkinje
kinje yang mudah tereksitasi. Tetapi nodus sinus melepas- dalam Menyebabkan Kontraksi
kan impuls kembali sebelum salah satu, baik nodus A-V
maupun serabut Purkinje dapat.mencapai nilai ambang-
Otot Ventrikel yang Sinkron
nya untuk self excitation. Oleh karena itu, impuls yang Dari uraian terdahulu mengenai sistem Purkinje sudah
baru dari nodus sinus akan merangsang nodus A-V dan jelas bahwa normalnya impuls jantung mencapai hampir
serabut Purkinje sebelum terjadi self excitation di kedua semua bagian ventrikel dalam waktu yang sangat singkat,
bagian tersebut. dan akan merangsang serabut otot ventrikel yang pertama
Jadi, nodus sinus mengatur denyutjantung, sebab fre- hanya dalam waktu 0,03 sampai 0,06 detik sebelum pe-
kuensi pelepasan impuls yang ritmis tersebut lebih cepat rangsangan serabut otot ventrikel yang terakhir. Keadaan
daripada setiap bagian lain di jantung. Oleh karena itu, ini akan menyebabkan semua bagian otot ventrikel di
nodus sinus sebenamya selalu merupakan pacu jantung kedua ventrikel akan mulai berkontraksi hampir pada saat
dari jantung yang normal. yang bersamaan dan kemudian melanjutkan kontraksi se-
lama sekitar 0,3 detik.
Pocu Jontung Abnormol-Pocu Jontung "Ekio-
Daya pompa yang efektif oleh kedua ruang ventrikel
pik". Kadang-kadang beberapa bagian lain dari jantung
membutuhkan jenis kontraksi yang sinkron ini. Bila im-
mencetuskan frekuensi rangsangan ritmis yang jauh lebih
pulsjantung harus menjalar ke sepanjang ventrikel dengan
cepat daripada yang dicetuskan oleh nodus sinus. Hal ini
lambat, sebagian besar massa ventrikel akan berkontraksi
kadang terjadi pada nodus A-V atau serabut Purkinje, bila
mendahului kontraksi yang ditimbulkan oleh massa ven-
salah satu dari keduanya menjadi abnormal. Pada kedua
trikel sisanya, sehingga secara keseluruhan daya pompa
kasus ini, pacu jantung akan beralih dari nodus sinus ke jantung akan sangat tertekan. Tentu saja, pada beberapa
nodus A-V atau ke serabut Purkinje yang peka rangsang.
macam kelemahan jantung, yang beberapa di antaranya
Pada keadaan yang jarang, salah satu tempat dalam otot
akan dibicarakan dalam Bab 12 dan 13, penjalaran yang
atrium atau otot ventrikel akan menjadi sangat mudah di-
lambat memang terjadi, dan efektivitas pemompaan ven-
rangsang.dan dapat menjadi pacu jantung.
trikel akan menurun sebanyak 20 hingga 30 persen.
Pacu jantung yang terletak di tempat lain selain no-
dus sinus disebut sebagai pacu jantung "ektopik". Suatu
pacu jantung ektopik dapat menyebabkan timbulnya se- Pengaturan lrama Jantung
rangkaian kontraksi yang abnormal dari bagian-bagian dan Konduksi lmpuls oleh
yang berbeda dalam jantung dan dapat menyebabkan me-
Saraf Jantung: Saraf Simpatis
lemahnya pemompaan j antung.
Penyebab lain beralihnya pacu jantung adalah bila
dan Parasimpatis
terjadi penghambatan penjalaran impuls jantung dari no- Seperli yang telah ditunjukkan dalam Gambar 9-10 pada
dus sinus ke bagian lain dari jantung. Pacu jantung yang Bab 9,jantung dipersarafi oleh sarafsimpatis dan sarafpara-
baru kemudian terjadi, paling sering pada nodus A-V atau simpatis. Saraf parasimpatis (saraf vagus) terutama terse-
dalam bagian penembusan di berkas A-V dalam perjalan- bar di nodus S-A dan nodus A-V, sebagian kecil tersebar di
an menuju ventrikel. otot kedua atrium, dan sangat sedikit yang langsung ke otot
Bila terjadi blok A-V-yaitu, bila impuls jantung ventrikel. Sebaliknya, saraf simpatis tersebar di semua ba-
"gagal lewat dari atrium ke ventrikel melalui nodus A-V gianjantung, dengan pengaruh yang kuatterlihat pada otot
dan sistem berkas-atrium akan terus berdenyut dengan ventrikel demikian juga dengan semua bagian lain.
frekuensi irama nodus sinus yang normal, sedangkan di
serabut Purkinje dalam ventrikel biasanya timbul suatu Perongsongon Porosimpotis (Vogus) Dopot
pacu jantung baru dan akan menggerakkan otot ventrikel Memperlombol otou Bqhkon Menghombqt lro-
dengan suatu frekuen;i-yang baru yakni antara I 5 dan 40 m q J onlun g don Konduksi-" Ventricular Escape".
kali per menit. Sefelah terjadi blok di berkas A-V yang Perangsangan saraf-saraf parasimpatis yang menuju ke
tiba-tiba, sistem Purkinje tidak akan mulai memancarkan jantung (vagus) akan menyebabkan pelepasan hormon
impuls ritmis intrinsiknya hingga 5 sampai 20 detik ke- asetilkolin pada ujung saraf vagus. Hormon ini mempu-
mudian, karena sebelum penghambatan, serabut Purkinje nyai dua pengaruh utama pada jantung. Pertama, hormon
telah "ditingkatkan kecepatannya" oleh impuls sinus ini akan menurunkan frekuensi irama nodus sinus, dan
yang cepat dan, sebagai akibatnya serabut Purkinje akan kedua, hormon ini akan menurunkan eksitabilitas serabut-
berada dalam keadaan tertekan. Dalam 5 sampai 20 detik serabut penghubung A-V yang terletak di antara otot-otot
ini, ventrikel gagal memompakan darah, dan orang akan atrium dan nodus A-V, sehingga akan memperlambat pen-
jatuh pingsan sesudah 4 sampai 5 detik pertama karena jalaran impuls jantung yang menuju ke ventrikel.
otak mengalami kekurangan aliran darah. Keadaan de- Perangsangan saraf vagus yang lemah sampai se-
nyut jantung yang terlambat ini disebut sebagai sindrom dang akan memperlambat kecepatan pemompaan jantung
Stokes-Adams. Bila waktu penundaan ini terlalu lama, sering sampai setengah dari normal. Dan perangsangan
maka dapat menimbulkan kematian. saraf vagus yang kuat dapat menghentikan eksitasi ritmis
126 UNIT lll Jantung
dari nodus sinus atau menghambat total penjalaran impuls Ringkasnya, perangsangan saraf simpatis akan me-
jantung dari ahium ke ventrikel melalui A-V mode. Pada ningkatkan seluruh aktivitas jantung. Perangsangan yang
kedua kasus di atas, maka sinyal-sinyal eksitasi ritmis itu maksimal.hampir dapat meningkatkan frekuensi denyut
tidak lagi dijalarkan ke venffikel. Ventrikel akan berhenti jantung sampai tiga kali lipat dan dapat meningkatkan se-
berdenyut selama 5 sampai 20 detik, tapi kemudian di be- luruh kekuatan kontraksi jantung sampai dua kali lipat.
berapa tempat dalam serabut Purkinje, umumnya pada ba-
gian septum ventrikel dari berkas A-V, akan mencetuskan Mekanisme Pengaruh Simpatis. perangsangan saraf
iramanya sendiri dan menyebabkan kontraksi ventrikel simpatis akan melepaskan h ormon norep inefr in padaujung
dengan frekuensi 15 sampai 40 denyut per menit. Feno- saraf simpatis. Sampai sekarang masih belum diketahui
mena ini disebut sebagai ventricular escape. dengan jelas bagaimana mekanisme yang tepat mengenai
kerja hormon ini pada serabut-serabut ototjantung, tetapi
Mekanisme Pengaruh Vagus. Asetilkolin yang dile- diyakini bahwa hormon ini meningkatkan permeabilitas
paskan pada ujung sarafvagus sangat meningkatkan per- membran serabut terhadap ion natrium dan kalsium. Di
meabilitas membran serabut terhadap ion kalium, sehing- dalam nodus sinus, peningkatan pemeabilitas natrium-
ga akan mempermudah terjadinya kebocoran kalium yang kalsium akan menyebabkan potensial membran istirahat
cepat dari serabut-serabut konduksi. Hal ini akan menye- menjadi lebih positif dan juga menyebabkan peningkatan
babkan peningkatan kenegatifan di dalam serabut, dan kecepatan penyimpangan ke atas dari potensial membran
pengaruh ini disebut sebagai hiperpolarisasi, yang mem- diastolik menuju ke nilai ambang agar timbul self exci-
buat jaringan yang mudah tereksitasi ini menjadi kurang tation, sehingga mempercepat self excitation dan, oleh
peka, seperti yang telah dijelaskan dalam Bab 5. karena itu, akan meningkatkan frekuensi denyutjantung.
Di dalam nodus sinus, keadaan hiperpolarisasi akan Di dalam nodus A-V dan berkas A-V, peningkatan
menurunkan potensial membran "istirahat" dari serabut permeabilitas natrium-kalsium akan membuat potensial
nodus sinus ke suatu nilai yang jauh lebih negatif dari- aksi lebih mudah merangsang setiap berkas serabut beri-
pada biasanya, yaitu sampai pada suatu nilai serendah kutnya, sehingga akan menurunkan waktu konduksi dari
-65 sampai -75 milivolt dibanding nilai normal sebesar atrium menuju ke ventrikel.
-55 sampai -60 milivolt. Oleh karena itu, awal peningkat- Di bawah pengaruh perangsangan saraf sim-
an potensial membran nodus sinus yang disebabkan oleh patis, peningkatan permeabilitas terhadap ion kal-
masuknya natrium dan kebocoran kalsium membutuh- sium paling tidak sebagiannya bertanggung jawab
kan waktu yang lebih lama untuk mencapai nilai ambang atas peningkatan kekuatan kontraksi otot jantung,
potensial untuk eksitasi. Keadaan ini akan sangat mem- sebab ion kalsium mempunyai peran yang sangat
perlambat irama ritmis dari serabut-serabut nodus terse- kuat dalam merangsang proses kontraksi miofibril.
but. Jika perangsangan saraf vagus ini cukup kuat, maka
mungkin akan benar-benar menghentikan seluruh irama
self excitation dari nodus ini.
Di dalam nodus A-V, keadaan hiperpolarisasi menye- Kepustakaan
babkan perangsangan sarafvagus yang akan menyulitkan Blatter LA, Kocksknmper J, Sheehan KA, et al; Local calcium
serabut-serabut atrium yang kecil memasuki nodus untuk gradients during excitation-contraction coupling and alter-
mencetuskan aliran listrik dalam jumlah yang cukup un- nans in atrial myocytes. J Physiol 546:19, 2003.
tuk merangsang serabut-serabut nodus. Oleh karena itu, Ferrier GR, Howlett SE: Cardiac excitation-contraction cou-
akan terjadi penurunan faktor keamanan (safety factor) pling: role of membrane potential in regulation of contrac-
bagi penjalaran impuls jantung yang melewati serabut tion. Am J Physiol Heart Circ Physiol 280:H1928, 2001.
penghubung untuk masuk ke dalam serabut-serabut no- Gentlesk PJ. Marlo,uood TT Atwood JE: Chronotropic incom-
petence in ayoung adult: case report and literature review.
dus A-V. Penurunan yang derajatnya sedang hanya akan
cheit 125:297,2004.
memperlambat konduksi impuls, tetapi penurunan yang
Huikuri H\ Castellanos A, Myerburg RJ. Sudden deathdue to
besar akan mengharf,6at konduksi secara keseluruhan.
cardiac anlrythmias, N Engl J Med 315;1473, 2001.
Hume JR, Duan D, Collier ML, et al: Anion transport in heart.
Pengoruh Perongsongon Simpotis podo lrqmo
Physiol Rev B0:3 I , 200a.
don Konduksi Jontung. Pada dasarnya, perangsangan James TN: Structure and function of the sinus node, AV node
saraf simpatis pada jantung akan menimbulkan pengaruh and His bundle of the human heart: part l-structure. prog
yang berlawanan dengan pengaruh yang ditimbulkan aki- Cardiovasc Dis 45:235, 2002.
bat perangsangan oleh sarafvagus, seperti yang diuraikan James TN: Structure and function of the sinus node, AV node
sebagai berikut: Pertama, perangsangan ini akan mening- and His bundle of the human heart: part ll-function. prog
katkan kecepatan pelepasan impuls dari nodus sinus. Cardiovasc Dis 45:327, 2003.
Kedua, perangsangan ini akan meningkatkan kecepatan Kaupp UB, Seifert R. Molecular diversity of pacemaker ion
channels. Annu Rev Physiol 63.235,2001.
konduksi demikian juga dengan tingkat eksitabilitas di
Kldber AG, Rudy Y: Basic mechanisms of cardiac impulse propa-
semua bagian jantung. Ketiga, perangsangan ini akan
gation and associated arrhythmias. Physiol Rev 84:431,
saugat meningkatkan kekuatan kontraksi semua otot-otot
2004.
jantung, baik. otot atrium maupun otot ventrikel, seperti Leclercq C, Hare JM: Ventricular resynchronization: curret
yang telah dijelaskan dalam Bab 9. state ofthe art. Circulation 109:296, 2004.
BAB 10 Eksitasi Ritmis pada Jantung 127
Mazgalev TN, Ho SY Anderson RH; Anatornic-electrophysi- Roden DM, Basler JR" George AL Jr, Anderson ME: Cardiac ion
al c orre I ati o ns c o nc e r ni ng t he p at hw ay s for atr i oy e n-
o I og i c channels. Annu Rev Physiol 64:431, 2002.
tricul ar c onduc tion. C ircul ati on I 0 3 : 2 66 0, 2 00 I . Schram G, Pourrier M, Melnyk P, Nattel S: Differential distri-
Page E, Fozzard HA, Solaro JR: Handbook of Physiology, sec bution of cardiac ion channels expression as a basis for re-
2: The Cardiovascular System,vol I : The Heart. New York: gional specialization in electricalfunction. Circ Res 90:939,
Oxford Unhtersity Press, 2002. 2002. .
Petrashevskaya NN, Koch SE, Bodi I, Schwartz A: Calcium cy- Surawicz B: Electrophysiologic Basis of ECG and Cardiac Ar-
cling, historic oyeryiew and perspectives: role for autonom- rhythmias. Baltimore : Williams &' Witkins, I 99 5.
ic neryous system regulation. J Mol Cell Cardiol 34:885, Waldo AL: Mechanisms of atrialfbritlation. J Cardiovasc Elec-
2002. trophysiol I 4 (1 2 Suppl) : 5267, 2003.
Priori SG: Inherited arrhythmogenic diseases: the complexity Yasuma f; Hayano J: Respiratory sinus arrhythmia: w!ry does
beyond monogenic disorders. Circ Res,94: 140, 2004. the heartbeat synchronize with respiratory rhythm? Chest
125:683, 2004.
Elektrokardiogram " ":.::
Normal
Gelombang Depolarisasi vs
Gelombang Hepolarisasi
Gambar 11-2 menjelaskan empat tahap proses depolarisasi dan repolarisasi yang ter'
jadi pada serabut tunggal otot jantung. Selama berlangsungnya proses depolarisasi,
potensiaL negatif yang normalrqra terdapat di dalam serabut akan menjadi terbalik
sehingga menjadi sedikit positif di sisi dalam dan sedikit negatif di sisi luar.
'|.28
BAB 11 Elektrokardiogram Normal 129
@E
+++++++++**-
w@
++++++++++++++++
-
D ++++++++++++++++ GAMBAR 11-2. Rekaman gelombang depolari-
sasi (A dan B) dan gelombang repolarisasi (C dan
D) yang berasal dari serabut otot jantung.
130 UNIT lll Jantung
mungkin sebesar 3 sampai 4 milivolt. Voltase ini pun ma- pena mempakan sebuah pipa kecil yang satu ujungnya
sih kecil bila dibandingkaa dengan potensial aksi mono- dihubungkan dengan tempat penampungan tinta, dan
fasik sebesar 110 milivolt yang direkam secara langsung ujung bagian perekam dihubungkan dengan sistem elek-
pada membran otot jantung. Bila elektrokardiogram dire- tromagnetik yang kuat yang mampu menggerakkan pena
kam dengan memasang elektroda pada kedua lengan atau maju dan mundur pada kecepatan yang tinggi. Sewaktu
pada satu lengan dan satu tungkai, voltase kompleks QRS kertas bergerak ke depan, pena akan merekam elektrokar-
biasanya sebesar 1 sampai 1,5 milivolt, mulai dari pun- diogram. Pergerakan pena dikendalikan dengan penguat
cak gelombang R sampai ke dasar gelombang S;besarnya elektronik yang sesuai, yang dihubungkan ke elektroda
voltase gelombang P antara 0,1 dan 0,3 milivolt; dan elektrokardiografi k pada pasien.
voltase gelombang T antara 0,2 dan 0,3 milivolt. Sistem pena perekam lainnya, menggunakan ker-
tas khusus yang tidak membutuhkan tinta dalam jarum
lntervol P-Q otou lnlervol P-R. Lamawaktu antaraper- perekamnya. Kertas sejenis itu akan menjadi hitam bila
mulaan gelombang P dan permulaan kompleks QRS adalah terpapar dengan panas; jarum itu sendiri dibuat men-
interval waktu antara permulaan eksitasi listrik atrium dan jadi sangat panas oleh arus listrik yang mengalir melalui
permulaan eksitasi ventrikel. Periode waktu ini disebut se- ujungnya. Jenis kertas yang lain akan menjadi hitam
bagai interval P-Q. Interval P-Q normal adalah kira-kira sewaktu arus listrik mengalir dari ujung jarum melalui
0,16 detik. (Seringkali interval ini juga disebut sebagai in- kertas menuju ke elektrodayalg terdapat di balik kertas
terval P-R sebab gelombang Q sering tidak ada). itu. Cara ini akan meninggalkan suatu garis hitam pada
kerlas di tempat yang disentuh oleh jarum.
lnlervql Q-T. Kontraksi ventrikel berlangsung hampir
dari permulaan gelombang Q (atau gelombang R, jika
gelombang Q tidak ada) sampai akhir gelombang T. Inter-
val ini disebut sebagai interval Q-T dan biasanya kira-kira
Aliran Listrik di Sekeliling
0,35 detik. Jantung Setama Siklus Jantung
Penentuon Frekuensi Denyul Joniung dengon Perekaman Potensial Listrik
Eleklrokordiogrom. Frekuensi denyut jantung dapat dari Massa Sinsitium
dengan mudah ditentukan dengan bantuan elektrokardio-
gram, sebab frekuensi denyutjantung berbanding terbalik
Otot Jantung yang Mengalami
dengan interval waktu di antara dua denyut jantung yang Depolarisasi Sebagian
berurutan. Bila interval di antara dua denyut jantung se-
Gambar ll-4 menunjukkan massa sinsitium otot jan-
perti yang ditentukan dengan garis kalibrasi waktu adalah
tung yang telah terangsang pada titik pusatnya. Sebelum
I detik, maka frekuensi denyut jantung adalah 60 kali per
terangsang, semua bagian luar sel otot itu bermuatan posi-
menit. Interval normal di antara dua kompleks QRS yang
tif dan bagian dalam bermuatan negatif. Karena alasan-
berurutan pada orang dewasa kira-kira 0,83 detik. Jadi
alasan yang telah dijelaskan dalam Bab 5 sewaktu mem-
frekuensi denyut jantung sebesar 60/0,83 kali per menit,
bahas potensial membran, begitu suatu daerah sinsitium
atai72 kaliper menit. j antung terdepolarisasi, muatan negatif akan bocor keluar
dari serabut otot yang mengalami depolarisasi, sehingga
daerah permukaan ini tnenjadi elektronegatif, seperti yang
Metode Perekaman ditunjukkan dalam Gambar 77-4 dengan tanda negatif.
Elektrokardiogram Sisa permukaan jantung yang masih tetap dalam keadaan
polarisasi, ditunjukkan dengan tanda positif. Oleh karena
Kadang arus listrik yang dicetuskan oleh ototjantung se- itu, bila alat pengukur yang ujung negatifnya dihubung-
lama satu denyut jantung dapat mengubah besarnya po- kan ke daerah yang mengalami depolarisasi dan ujung
tensial listrik dan pqladtas pada sisi-sisi yang berurutan positifnya dihubungkan ke daerah yang masih mengalami
dari jantung dalam waktu kurang dari 0,01 detik. Oleh polarisasi, seperti yang ditunjukkan di bagian kanan gam-
karena itu, penting kiranya ditekankan bahwa setiap alat bar tersebut, maka rekaman yang didapat akan positif.
perekam elektrokardiogram harus mampu menanggapi Dalam Gambar ll-4, juga digambarkan dua tempat
dengan cepat setiap perubahan potensial listrik ini. yang dapat dipakai untuk menempatkan elektroda dan ,
Kepustakaan
Lihat kepustakaanuntuk Bab 13.
136
BAB 12 Penafsiran Eledrokardiografik pada Kelainan Otot Jantung dan Kelainan Aliran Darah Koroner 137
-90"
+27O
aVL +
rf It
I
l
,, f
di
+
il
* w. :i
i.tr
";,%'',')u
,',. ..i
?
urf
l
"o"-..- I
P
r S..
I
h
pl
GAMBAR 12-7- Daerah berbayang menuniukkan ventiket yang sudah terdepolarisasi (-); daerah berwama putih adalah
ventikel yang
t2r0A3ry4s!(+). Vektor ventikel dan kompleks QRS 0,01 detik setelah onset depoiaisasi ventiket (A);'0,o2 detik setetan
ryasil muAinyZ
depolaisasi (B); 0,A35 detik setelah mutainya depolarisasi (C); 0,AS detik setetah mutainya depotarisasi
?q, au, setetah depotarisisi
ventrikel selesai,0,06 detik setelah mulainya depolaisasi (E),
basis ventrikel kiri, dan vektor ini pendek karena tinggal kiri septum yang mendahului sisi kanan, sehingga me-
sedikit saja otot ventrikel yang masih positif terpolarisasi. nimbulkan vektor yang lemah dari sisi kiri ke sisi kanan
Karena arah vektor pada saat ini, tegangan yang terekam selama sepersekian detik sebelum muncul veklor dari ba-
dalam sadapan II dan ItrI sama-sama negatif-yakni, di sis-ke-apeks yang biasa. Defleksi positif besar yang tam-
bawah garis nol.fefnentara tegangan di sadapan I tetap pak pada Gambar l2-7 adalah gelombang R, dan defleksi
positif. negatif di bagian akhir adalah gelombang S.
Dalam Gambar l2-7E, kira-kira 0,06 detik sesudah
mulainya depolarisasi, seluruh massa otot ventrikel sudah
terdepolarisasi sehingga tidak ada arus listrik di sekeliling Elektrokardiogram Selama
jantung dan tidak ada potensial listrik yang dibangkitkan.
Repolarisasi-Gelom bang T
Vektornya menjadi nol, dan tegangan pada semua sadap-
an menjadi nol. Setelah otot ventrikel terdepolarisasi, kira-kira 0,1 5 detik
Dengan demikian, kompleks QRS lengkap pada ke- kemudian, repolarisasi dimulai dan berlangsung sampai
tiga sadapan anggota badan bipolar standar. selesai kira-kira dalam 0,35 detik. Repolarisasi ini meng-
Kadang-kadang pada bagian awal kompleks QRS hasilkan gelombang T pada elektrokardiogram.
terdapat sedikit depresi negatif pada satu atau beberapa Karena yang pertama kali terdepolarisasi adalah
sadapan, yang tidak diperlihatkan dalam Gambar l2-7; septum dan sisi endokardium otot ventrikel, tampaknya
depresi ini adalah gelombang Q. Bila gelombang ini ter- masuk akal bahwa daerah ini juga mengalami repolari-
jadi, sebabnya adalah depolarisasi awal pada bagian sisi sasi terlebih dulu. Namun, biasanya yang terjadi bukan
BAB 12 Penafsiran Elektrokardiografik pada Kelainan Otot Jantung dan Kelainan Aliran Darah Koroner 141
PT
lt J__-*
| _*-___*/\-"
11 -*-**{1*"-****;
ilili
lll - ;--*/,*_-%*
.. . f l* {a l\. * \,'+
,, ,.,. ,-: --*-" --
GAMBAR 12-9. Depolaisasi atrium dan pembentukan gelom-
lll .. .g.-"*- ....--r* - .dd d\
"y"\. bang P, yang memperlihatkan vektor maksimum yang melewati
atrium dan vektor rcsultan pada ketiga sadapan standar. Di ba-
GAMBAR 12-8. Pembentukan gelombang T selama proses re- gian kanan, tampak gelombang P dan gelombang T atrium. SA,
polarisasi ventrikel, yang menunjukkan juga analisis vektor untuk nodus sinoatrium.
tahap peftama repolarisasi. Jumlah waktu total dari permulaan
gelombang T sampai akhir gelombang T adalah kira-kira 0,15
detik.
Perubahan-perubahan pada gambaran elektrokardio-
gram,pada ketiga sadapan anggota badan standar selama
proses repolarisasi berlangsung, terjadi pada masing-ma-
demikian, karena septum dan daerah endokardium lain-
sing ventrikel, yang melukiskan rangkaian stadium pro-
nya mempunyai periode kontraksi yang lebih panjang gresif repolarisasi. Dengan demikian, sesudah kira-kira
daripada sebagian besar permukaan eksternal jantung.
0,15 detik, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk berlang-
Oleh karena ifut, bagian terbesar massa otot ventrikel
sungnya seluruh proses repolarisasi, gelombang T dalam
yang lebih dahulu terepolarisasi adalqh seluruh permu-
elektrokardiogram akan terbentuk.
kaan luar ventrikel, khususnya di dekat apeks jantung.
Sebaliknya, daerah endokardium biasanya terepolarisasi
paling akhir. Urutan repolarisasi ini diperkirakan disebab-
kan tekanan darah yang tinggi di dalam ventrikel selama
Depolarisasi Atrium-Gelombang P
kontraksi, yang sangat mengurangi aliran darah koroner Depolarisasi kedua atrium mulai di nodus sinus dan me-
yang menuju ke endokardium sehingga memperlambat nyebar ke semua jurusan di dalam atrium. Oleh karena
repolarisasi di daerah endokardium itu, titik elektronegatifyang asli di dalam atrium kira-kira
Karena permukaan luar apeks ventrikel terepolarisasi terletak di tempat masuknya vena cava superior yang
sebelum permukaan dalam, ujung positif vektor ventrikel merupakan tempat nodus sinus, dan arah depolarisasi-
secara keseluruhan selama repolarisasi menuju ke apeks awal dapat dilihat sebagai vektor hitam pada Gambar 12-
jantung. Sebagai akibatnya, gelombang T normal pada ke-
9. Selanjutnya, secara umum vektor tersebut akan tetap
tiga sadapan anggota badan bipolar adalah positif yang pada arah ini di sepanjang berlangsungnya proses depo-
juga merupakan polaritas pada sebagian besar kompleks larisasi atrium yang normal. Karena arahnya sama dengan
QRS yang normal. arah positif sumbu ketiga sadapan axggota badan bipolar
Dalam'Gamb ar 72-8, lima stadium repolarisasi ventri- standar I, II, dan III, gambaran elektrokardiogram yang
kel ditunjuktan dengan-semakin meluasnya daerah ber- terekam dari atrium selama proses depolarisasi biasanya
warna putih-yakni daerah repolarisasi. Pada setiap juga positifpada ketiga sadapan tersebut, seperti yang ter-
stadium, vektor bergerak dari basis jantung menuju ke lihat pada Gambar 12-9. Rqkaman depolarisasi atrium ini
apeks sampai akhirnya menghilang pada stadium akhir. dikenal sebagai gelombang P.
Pada permulaan, vektor itu relatif kecil sebab daerah
yang mengalami repolarisasi juga kecil. Kemudian, vek- Repolorisosi Alrium-Gelombong T Airium. pe-
tor menjadi semakin kuat karena derajat repolarisasi se- nyebaran depolarisasi melalui otot atrium jauh lebih lam-
makin besar. Akhirnya, vektor akan menjadi kecil kem- bat daripada penyebaran di ventrikel karena atrium tidak
bali karena daerah depolarisasi yang rnasih ada menjadi mempunyai sistem Purkinje untuk penghantaran sinyal
sedemikian sedikit sehingga jumlah keseluruhan aliran depolarisasi secara cepat. Oleh karena itu, otot-otot di
listrik yang mengalir mulai mengecil. Rangkaian perubah- sekeliling nodus sinus akan terdepolarisasi jauh sebelum
an ini juga memperlihatkan bahwa vektor tersebut paling otot-otot di bagian distal atrium. Karena itulah, daerah
besar ketika kira-kira setengah bagian jantung mengalami di dalam atrium yang juga pertama kali terepolarisasi
keadaan polarisasi dan kira-kira setengahnya lagi dalam adalah daerah nodus sinus, yaitu daerah yang memang
keadaan depolarisasi. pertama kali mengalami depolarisasl. Jadi, ketika repo-
142 UNIT lll Jantung
larisasi mulai, daerah sekitar nodus sinus menjadi positif
dibanding dengan bagian atrium lainnya. Oleh karena
itu, vektor repolarisasi atrium berjalan berlawanan ter-
hadap vektor depolarisasi. (Perhatikan bahwa hal ini ber-
lawanan dengan efek yang terjadi pada ventrikel.) Oleh
karena itu, pada bagian kanan Gambar 72-9, gelombang
yang disebut sebagai gelombang T atrium akan mengikuti
kira-kira 0,15 detik setelah gelombang P atrium, namun
gelombang T initerletak pada sisi berlawanan dengan ge-
lombang P terhadap garis nol; normalnya, gelombang ini
negatif pada ketiga sadapan anggota badan bipolar stan-
dar, bukan positif.
Pada gambaran elektrokardiogram yang normal,
gelombang T atrium muncul kira-kira pada waktu yang
bersamaan dengan munculnya kompleks QRS ventrikel.
Oleh karena itu, gelombang ini hampir selalu dikaburkan
oleh kompleks QRS venrrlkel yang besar, walaupun pada
beberapa keadaan yang sangat abnomal, gelombang ini GAMBAR 12-10. Vektorkardiogram QRS dan T.
but. Kedua, waktu yang dibutuhkan oleh gelombang depo- Analisis Vektor pada Penyimpangan Sumbu ke
larisasi untuk menjalar melewati ventrikel yang hipertro- Kanan yang Diakibatkan oleh Hipertrofi Ventrikel
fik lebih lama daripada melewati ventrikel yang normal. Kanan. Elekhokardiogram pada Gambar l2-13 melukis-
Akibatnya, ventrikel yang normal akan sangat terdepo- kan penyimpangan sumbu ke kanan yang hebat, sampai
larisasi sebelum ventrikel yang hipertrofk, dan keadaan sumbu listrik kira-kira 170 derajat, yaitu bergeser 111 de-
ini akan menghasilkan vektor yang kuat dari sisi jantung rajat ke sebelah kanan dari sumbu QRS ventrikel rata-rata
yang normal menuju ke sisi yang hipertrofik, yang masih 59 derajat yang normal. Penyimpangan sumbu ke kanan
amat bermuatan positif. Jadi, sumbunya menyimpang ke yang terlihat pada gambar ini disebabkan oleh hipertrofi
arah ventrikel yang hipertrofik. ventrikel kanan sebagai akibat dari stenosis katup pul-
monalis kongenital. Penyimpangan sumbu ke kanan juga
Anolisis Vektor podo Penyimpongon Sumbu ke dapat terjadi pada kelainan jantung kongenital lain yang
Kiri yong Diokiboikon oleh Hipertrofi Ventrikel menyebabkan hipertrofi ventrikel kanan, seperti tetralogi
Kiri. Gambar 12-12 memperlihatkan ketiga sadapan ang- Fallot dan kelainan septum interventrikular.
gota badan bipolar standar pada sebuah elektrokardio-
gram. Analisis vektor memperlihatkan penyimpangan Blok Cobong Berkos (Bundle Bronch Block) Me-
sumbu kiridengan sumbu listrik rata-rata menunjuk ke nyebobkon Penyimpongon Sumbu. pada umum-
arah -15 derajat. Elektrokardiogram ini merupakan elek-
nya, dinding lateral kedua ventrikel terdepolarisasi pada
trokardiogram khas yang disebabkan oleh meningkatnya saat hampir bersamaan, sebab kedua cabang berkas ka-
massa otot ventrikel kiri. Pada contoh ini, penyimpangan
nan dan kiri sistem Purkinje menjalarkan impuls jantung
sumbu disebabkan oleh hipertensl (tekanan darah afteri
menuju dinding kedua ventrikel pada saat hampir bersa-
yang tinggi), menyebabkan ventrikel kiri mengalami h!
maan. Sebagai akibatnya, potensial listrik yang dibangkit-
pertrofi sehingga mampu memompa darah untuk melawan
kan oleh kedua ventrikel (pada kedua sisi jantung) hampir
tekanan darah sistemik yang tinggi. Gambaran penyim- saling menetralkan. Biarpun begitu, bila hanya salah satu
pangan sumbu kiri yang sama dapat terjadi bila ventrikel
cabang berkas utama mengalami blokade, impuls jantung
kiri mengalami hipertrofi akTbat stenosis katup aorta, yang menyebar melewati ventrikel normal akan berlang-
regurgilasi katup aorta, atau sejumlah kelainan jantung sung lama sebelum impuls itu menyebar melalui ventrikel
kongenital; yang menyebabkan ventrikel kiri membesar, yang lain. Oleh karena itu, depolarisasi kedua ventrikel
sedangkan ventrikel kanan relatif berukuran normal.
tidak bisa terjadi secara bersamaan, dan potensial depo-
larisasinya tidak saling menetralkan. Sebagai akibatnya,
terjadi penyimpangan sumbu sebagai berikut.
Analisis Vektor untuk Penyimpangan Surnbu ke digambarkan, dan vektoraya dianaiisis, dalam Gambar
Kiri pada Blok Cabang Berkas Kiri. Bila cabang 12-15. yang memperlihatkan sebuah sumbu sekitar 105
berkas kiri terblok, depolarisasi jantung yang menyebar derajat, bukannya sumbu yang normal yaitu 59 derajat,
melewati ventrikel kanan dua sampai tiga kali lebih cepat dan kompleks QRS yang memanjang karena konduksi
daripada yang melewati ventrikel kiri. Akibatnya,banyak yang lambat.
bagian ventrikel kiri tetap terpolarisasi sampai selama 0,1
detik setelah seluruh ventrikel kanan terdepolarisasi total.
Dengan demikian, ventrikel kanan menjadi elektronega- Kondisi-Kondisi yang Dapat
tif, sementara ventrikel kiri tetap elektropositif selama
berlangsungnya sebagian besar proses depolarisasi, dan
Menyebabkan Tegangan
timbul vektor dengan kekuatan yang sangat besar dari Abnormal pada Kompleks QRS
ventrikel kanan mengarah ke ventrikel kiri. Dengan kata
lain, terjadi penyimpangan kuat sumbu ke kiri sekitar -50 Peningkatan Tegangan pada Sadapan
derajat karena ujung positifvektor mengarah ke ventrikel Anggota Badan Bipolar Standar
kiri. Hal ini diperlihatkan dalam Gambar 12-14, yang me-
nunjukkan penyimpangan sumbu ke kiri yang khas akibat Biasanya, tegangan pada ketiga sadapan anggota badan
blok pada cabang berkas kiri. bipolar standar-yang diukur dari puncak gelombang R
Karena penjalaran impuls lambat bila ada blok pada ke bagian paling bawah gelombang S-bervariasi antara
sistem Purkinje, selain terjadi penyimpangan sumbu, du- 0,5 dan 2,0 milivolt; sadapan III biasanya merekam te-
rasi kompleks QRS menjadi amat memanjang karena de- gangan terendah dan sadapan II tertinggi. Namun, kaitan
polarisasi di sisi jantung yang terblok amat lambat. Kita di atas tidak berubah, sekalipun pada jantung normal.
dapat mengetahuinya dengan menemukan gelombang Secara umum, bila penjumlahan tegangan dari seluruh
kompleks QRS pada ketiga sadapan standar lebih besar
QRS yang terlalu lebar pada Gambar 12-14. Hal ini akan
dibicarakan secara lebih rinci nanti dalam bab ini. Kom- dari 4 milivolt, pasien dapat dianggap mempunyai elek-
pleks QRS yang terlalu panjang ini membedakan blok ca- trokardiogram dengan tegangan yang tinggi.
bang berkas dari penyimpangan sumbu akibat hipertrofi. Penyebab tersering timbulnya kompleks QRS tegang-
an tinggi adalah bertambahnya massa otot jantung, yang
biasanya disebabkan o\eh hipertrafi otot sebagai respons
Analisis Vektor dari Penyimpangan Sumbu ke
terhadap kelebihan beban pada salah satu bagian janrung.
Kanan pada Blok Gabang Berkas Kanan. Bila ca-
Contohnya, hiperlrofi ventrikel kanan terjadi kalau jan-
bang berkas kanan terblok, ventrikel kiri akan berdepolar-
tung harus memompa darah melalui katup pulmonalis
isasi jauh lebih cepat daripada ventrikel kanan sehingga
yang stenotik, dan hipertrofi ventrikel kiri terjadi bila se-
sisi kiri ventrikel menjadi elektronegatif selama 0,1 detik
seorang menderita tekanan darah tinggi. Jumlah otot yang
di depan ventrikel kanan. Oleh karena itu, akan timbul
meningkat ini akan menebabkan pembangkitan listrik
vektor yang sangat kuat, dengan ujung negatifmengarah
yang lebih besar di sekelilingjantung. Sebagai akibatnya,
ke ventrikel kiri dan ujung positif mengarah ke ventrikel
potensial listrik yang terekam pada sadapan elektrokar-
kanan. Dengan kata lain, terjadilah penyimpangan sum-
diografik jauh lebih besar daripada normal, seperti yang
bu ke kanan yang hebat. Penyimpangan sumbu ke kanan
tampak pada Gambar 12-12 dan 12-13.
yang disebabkan oleh blok pada cabang berkas kanan
Penurunan Tegangan
pada Elektrokardiogram
Penurunon Tegongon Akibot Kordiomiopoti. Sa-
,-.tst-,,'l-n4g-v"f*
Ittttu
u
f'
s ,l lah satu penyebab penurunan tegangan pada kompleks
QRS yang paling sering adalah serangkaian infark lama
art e r i m io kar dium y ang mengakibatkan berkur angny a
massa otot. Keadaan ini juga menyebabkan gelombang
t-
,i" t: depolarisasi bergerak lambat mqlalui ventrikel dan meng-
: ti
rj halangi sebagian besar jantung mengalami depolarisasi
ti
/t
secara bersama-sama sekaligus. Akibatnya, kondisi ini
akan menyebabkan sedikit pemanjangan kompleks QRS
bersama dengan penurunan tegangan tersebut. Gambar
l2-16 memperlihatkan elektrokardiogram dengan tegang-
r' '. P an rendah yang khas yang disertai pemanjangan kompleks
+ :.'-.-
l* QRS, yang sering dijumpai sesudah infark jantung kecil
dan multipel, yang sudah menimbulkan pelambatan lokal
GAMBAR 12-15. Penyimpangan sumbu ke kanan akibat dari penghantaran impuls dan menurunkan tegangan akibat
blok cabang berkas kanan. Perhatikan kompleks QRS yang sa- kehilangan massa otot di seluruh ventrikel.
ngat memanjang.
146 UNIT lll Jantung
ilt
Anterior Posterior
q I i j . ) ' i i.,
tilt
GAMBAR 12-22. Elektrokardiogram infark dinding anterior dan
posterior yang terjadi 1 tahun sebelumnya; tampak gelombang
Q pada sadapan I pada infark dinding anterior dan getombang e
GAMBAR 12-21. Pemulihan miokardium sesudah mengalami pada sadapan lll pada infark dinding posterior.
infark sedang pada dinding posterior, yang. mempertihatkan
menghilangnya potensial-cedera yang terlihat pada hari perlama
setelah infark dan masih terdapat sedikit pada 1 minggu.
dah serangan jantung akut. Rekaman ini memperlihatkan
apa yang disebut sebagai konfigurasi "ideal,' kompleks
QRS tipetipe pemulihan infark miokard ini. Biasanya
lnfqrk di Bogion Jontung Loinnyo. Dengan prosedur sebuah gelombang Q sudah muncul pada awal kompleks
yang sama seperti yang telah dijelaskan dalam pembicara-
QRS di dalam sadapan I pada infark anterior karena ter-
an terdahulu mengenai infark pada dinding posterior dan jadi kehilangan massa otot pada dinding anterior ventrikel
dinding anterior, tempat daerah infark yang memancarkan
kiri, tetapi pada infark posterior, gelombang Q sudah tim-
arus-cedera dapat ditentukan, tanpa menghiraukan bagian
bul pada permulaan kompleks QRS pada sadapan III,
jantung mana yang sakit. Untuk membuat analisis vektor
karena terjadi kehilangan otot pada bagian apeks posterior
seperti itu, hendaknya selalu diingat bahwa ujung positif
ventrikel.
vektor potensiql-cedera menjurus ke arah otot jantung
Tentu saja, gambaran ini tidak dijumpai pada semua
yang normal, dan ujung negatif mengarah ke bagian jan-
kasus infark jantung lama. Kehilangan otot setempat dan
tung yang cedera dan memancarkan arus-cedera.
titik-titik lokal blok konduksi sinyal jantung dapat menye-
babkan pola-pola kompleks QRS yang sangat aneh (6r-
Pemulihon dqri Trombosis Koroner Akul. Gam-
zarre) (l<hususnya gelombang Q yang mencolok, misalnya),
bar 12-21 memperlihatkan sadapan dada V, dari seorang
penurunan tegangan, dan pemanjangan kompleks eRS.
pasien infark dinding posterior akut, yang memperlihat-
kan perubahan elektrokardiogram dari hari pertama se-
rangan, 1 minggu kemudian, 3 minggu kemudian, sampai
Arus-Cedero podq Angino Pekloris. ,,Angina pek-
toris" beradi rasa nyeri yang berasal dari jantung dan dira-
akhirnya I tahun kemudian. Dari elektrokardiogram ini,
sakan di daerah pektoral dada bagian atas. Rasa nyeri ini
dapat terlihat bahwa potensial-cedera kuat segera sesudah
biasanya menyebar ke daerah leher dan turun ke lengan
serangan akut (segmen T:-P bergeser dari segmen S-T ke
arah positif). Namun, setelah kira-kira I minggu, poten-
kiri. Nyeri biasanya disebabkan oleh iskemia jantung
sedang. Bila pasien tenang, nyeri biasanya tidak terasa,
sial-cedera banyak sekali menurun dan, pada 3 minggu
tetapi begitu dia bekerja yang membebani jantung, nyeri
sesudahnya, benar-benar hilang sama sekali. Sesudah
akan timbul kembali.
itu, gambaran elektrokardiogram tidak begitu berubah
sepanjang tahun berikutnya. Inilah pola pemulihan yang
Kadang-kadang suatu potensial-cedera muncul di da-
biasanya terjadi sesudah infarkjantung akut dengan dera-
lam elektrokardiogram sewaktu terjadi serangan angina
jat menengah, yang:memperlihatkan bahwa aliran darah pektoris berat, karena insufisiensi koronernya menjadi
koroner kolateral baru cukup berkembang untuk menye- cukup besar sehingga menghambat repolarisasi beberapa
daerah jantung secara adekuat selama diastolik.
diakan kembali kebutuhan nutrisi untuk sebagian besar
daerah infark.
Sebaliknya, pada beberapa pasien infark koroner, dae-
rah infark tidak pernah membentuk kembali suplai darah Kelainan Gelombang T
koroner secara adekuat. Seringkali, beberapa otot jantung
akan mati, tetapi kalau otot tidak mati, jantung ini akan Pada bagian awal bab ini, telah disebutkan bahwa gelom-
terus memperlihatkan potensial-cedera selama iskeminya bang T normalnya positif pada semua sadapan anggota
masih ada, khususnya pada serangan-serangan karena ak- badan bipolar standar, dan gelombang ini dihasilkan oleh
tivitas fisik ketikajantung sangat terbebani. repolarisasi pada apeks dan permukaan-luar venhikel se-
belum repolarisasi di permukaan-dalam ventrikel. Dengan
lnfqrk Miokord-Pulih Lomo. Gambar 72-22 menam- demikian, Gelombang T menjadi abnormal bila tidak ter-
pilkan sadapan I dan III setelah infark anterior dan sadap- jadi urut-urutan repolarisasi yang normal. Beberapa fak-
an I dan III setelah infarkposteriorkira-kirasetahun sesu- tor dapat mengubah urutan repolarisasi ini.
BAB 12 Penafsiran Elektrokardiografik pada Kelainan Otot Jantung dan Kelainan Aliran Darah Koroner 151
152
BAB 13 Aritmia Jantung dan Penafsiran Elektrokardiogram 153
Aritmia Sinus
'-5
ZZ 7^
oo
Gambar 13-3 memperlihatkan rekaman frekuensi denyut
gs66
; Eloo
,i e120
jantung pada kardiotakometer, bagian pedama dilakukan
selama respirasi normal dan kemudian (pada rekaman
bagian kedua) diiakukan selama respirasi dalam. Kar-
GAMBAR 13-3, Aritmia sinus yang direkam oleh kardiotakome- diotakometer merupakan alat yang merekam lamanya
ter. Sr.sl kiri merupakan rekaman ketika bernapas normal; sisi selang waktu di antara kompleks QRS yang berurutan
kanan, ketika bernapas dalam. dalam elektrokardiogram berdasarkan t i nggi gel omb ang
puncak yang berurutan. Dari rekaman ini dapat dilihat
bahwa frekuensi denyut jantung meningkat dan menurun
tidak lebih dari 5 persen selama fase siklus respirasi yang
Berbagai faktor yang dapat menyebabkan sistem saraf
tenang (sisi kiri rekaman). Kemudian selama respirasi
simpatis merangsang jantung, akan dibicarakan pada be-
dalam, frekuensi denyut jantung meningkat dan menurun
berapa topik dalam buku teks ini. Sebagai contoh, bila
pada setiap siklus respirasi sebanyak 30 persen.
seorang pasien kehilangan darah dan berada dalam ke-
adaan syok atau semisyok, rangsangan refleks simpatis
Aritmia sinus dapat ditimbulkan oleh satu atau lebih
keadaan sirkulasi yang mengubah kekuatan sinyal saraf
padajantung seringkali akan meningkatkan frekuensi de-
simpatis dan parasimpatis ke nodus sinus di jantung. pada
nyut jantung hingga 1 50 sampai 1 80 kali per menit.
aritmia sinus tipe "respiratorik", seperli yang ditrurjukkan
Kelemahan ringan pada miokardium biasanya akan
pada Gambar l3-3, keadaan ini terutama disebabkan oleh
meningkatkan fiekuensi denyut jantung, karena jantung
yang lemah tidak dapat memompa darah ke dalam sistem "tumpahnya" sinyal yang keluar dari pusat respirasi di
medula ke dalam pusat vasomotor yang berdekatan, yang
arteri dalam jumlah nonnal, dan keadaan ini menimbul-
terjadi selama siklus inspirasi dan ekspirasi pernapasan.
kan refleks simpatis.untuk meningkatkan frekuensi de-
nyut janlung.
Sinyal-sinyal yang tumpah keluar akan menyebabkan
peningkatan dan penurunan jumlah impuls yang dihantar-
kan melalui saraf simpatis dan vagus ke jantung.
Bradikardia
Istilah "bradikardia" berarti flekuensi denyut jantung lrama Abnormal Akibat Blok
yang lambat, biasanya ditetapkan kurang dari 60 kali per
menit. Gambaran elektrokardiogram bradikardia dapat
pada Sinyal Jantung di Dalam
dilihat pada Gambar 13-2. Jalur Konduksi lntrakardiak
Brcdikordio podo Olohrogowon. Jantung olah-
ragawan jauh lebih kuat dan lebih besar daripada orang
Blok Sinoatrium
normal, sehingga memungkinkan jantung olahragawan Pada keadaan yang jarang, impuls dari nodus sinus di-
untuk memompa isi sekuncup yang lebih besar di setiap hambat sebelum memasuki otot atrium. Fenomena ini
denyutnya bahkan saat istirahat. Pada waktu olahragawan ditunjukkan pada Gambar l3-4, yang memperlihatkan
dalam keadaan istirahat, terdapat kelebihan jumlah darah penghentian mendadak gelombang P, dengan akibat peng-
yang dipompakan ke dalam sistem afteri pada setiap de- hentian atrium. Akan tetapi, ventrikel akan'mengambil
154 UNIT lll Jantung
#
l".,lp]f;,i,. i,'], ,F.g: , .i"-J"]n, ,3:.j ,",;.. '|..$-]i,;,..:.."ii-:F'jj , i...i
irama baru, yaitu impuls yang biasanya timbul spontan Gambar I 3-5 menunjukkan elektrokardiogram dengan
dari nodus atrioventrikel (A-V), sehingga frekuensi kom- interval P-R yang memanjang; interval pada keadaan ini
pleks ventrikel QRS-T hanya melambat tetapi tidak men- kira-kira 0,30 detik, sebaliknya pada yang normal 0,20
gubah hal lainnya. detik atau kurang. Jadi, blok derajat pertama didefinisikan
sebagai perlambatan konduksi dari atrium ke ventrikel
tetapi sebenamya tidak memblok konduksi. Interval P-R
Blok Atrioventrikel jarang meningkat di atas 0,35 sampai 0,45 detik, karena
Jalan satu-satunya yang biasa dilalui impuls dari atrium pada saat itu, konduksi melalui berkas A-V akan sangat
ke ventrikel adalah melalui berkas A-V, yang juga dikenal tertekan sehingga konduksi akan berhenti sama sekali.
sebagai berkas His. Berbagai keadaan yang dapat menu- Salah satu cara untuk menentukan beratnya beberaps
runkan kecepatan konduksi impuls di dalam berkas ini atau penyakit jantung-seperti, penyakit jantung reumatik
yang sama sekali memblok impuls, adalah sebagai berikut: akut-adalah dengan menentukan interval P-R.
l. Iskemia pada nodus A-V atau serabut-serabut ber- Blok Derojot Duo. Bila konduksi yang melalui berkas
kas A-l/ seringkali memperlambat atau memblok A-V diperlambat sehingga cukup untuk meningkatkan
konduksi dari atrium ke ventrikel. Insufisiensi ko- interval P-R dari 0,25 sampai 0,45 detik, kadang-kadang
roner dapat menyebabkan iskemiapada nodus A-V potensial aksi cukup kuat untuk melewati berkas A-V
dan juga berkas A-V dengan caraya:ng sama seperti menuju ke dalam ventrikel dan kadang-kadang potensial
ketika menyebabkan iskemia miokardium. aksi tersebut tidak cukup kuat. Pada keadaan ini, akan ter-
2. Kompresi di berkas A-V oleh jaringan parut atau dapat gelombang P atrium tetapi tidak terdapat gelombang
oleh bagian jantung yang mengalami kalsifikasi QRS-I dan dikatakan ada "denyut yang hilang" (dropp ed
dapat menekan atau memblok konduksi dari atrium beats) dari ventrikel. Keadaan ini disebut blok jantung
ke ventrikel. derajat dua.
3. Infiamasi pada nodus A-V atau berkas A-V dapat Gambar 13-6 menunjukkan interval P-R sebesar 0,30
menekan konduktivitas dari atrium sampai ke ven- detik dan juga memperiihatkan satu denyut ventrikel yang
trikel. Inflamasi sering disebabkan oleh jenis mio- hilang sebagai akibat kegagalan konduksi dari atrium ke
karditis yang berbeda, misalnya difteri atau demam ventrikel.
feumatik. Pada suatu saat, setiap denyut ventrikel berikutnya
4. Stimulasi kuat padaj antung oleh nervus vagus pada menghilang, sehingga terbentuk "irama2:1", dengan atri-
kasus yang jarang akan memblok konduksi impuls um berdenyut dua kali untuk setiap satu denyut ventrikel.
melalui nodus A-V. Eksitasi vagus yang demikian Pada keadaan yang lain, timbul irama lain, seperti 3:2 atau
kadang-kadang disebabkan oleh rangsangan kuat 3:1 .
Defisit Nodi. Bila jantung berkontraksi lebih awal dari l. Kompleks QRS biasanya sangat memanjang. Hal
seharusnya, ventrikel tidak akan terisi oleh darah dalam
ini dikarenakan impuls terutama dihantarkan me-
jumlah yang normal, dan keluaran isi sekuncup selama lalui otot ventrikel yang berkonduksi lambat dari-
pada melalui sistem Purkinje.
kontraksi akan mengalami penekanan atau kadang-kadang
hampir tidak ada. Oleh karena itu, gelombang nadi yang
2. Kompleks QRS mempunyai voltase yang tinggi ka-
rena alasan berikut: bila impuls yang normal berja-
berjalan ke arteri perifer sesudah kontraksi prematur dapat
lan melalui jantung, impuls tersebut akan melewati
begitu lemah, sehingga nadi tidak dapat diraba sama seka-
kedua ventrikel secara hampir bersamaan; akibat-
li di ateri radialis. Jadi, jumlah denyut nadi yang teraba
pada denyut arteri r4dialis lebih sedikit bila dibandingkan
nya pada jantung yang normal, gelombang depo-
larisasi dari kedua bagian jantung-terutama pada
dengan jumlah koirtraksi jantung sebenamya.
polaritas yang saling berlawanan antara satu dengan
yang lainnya-sebagiannya akan menetralisir satu
Kontraksi Prematur Nodus A-V sama lain di elektrokardiogram. Pada KVP, impuls
atau Berkas A-V hampir selalu berjalan hanya ke satu arah, sehingga
tidak terdapat efek netralisasi, dan satd sisi ventrikel
Gambar l3-10 memperlihatkan kontraksi prematur yang secara keseluruhan atau ujung ventrikel terlebih da-
berasal dari dalam nodus A-V atau berkas A-V. Pada kon- hulu mengalami depolarisasi dibandingkan bagian
traksi prematur, gelombang P akan hilang dari rekaman yang lain; hal ini akan menyebabkan potensial lis-
elektrokardiografik. Sebaliknya, gelombang P bergabung trik yang sangat besar, seperti yang diperlihatkan
(superimposefl ke dalam kompleks QRS-T, karena im- pada KVP dalam Gambar l3-11.
puls jantung berjalan kembali ke dalam atrium pada 3. Setelah hampir semua KVP terjadi, gelombang T
waktu yang bersamaan dengan impuls yang berjalan ke mempunyai potensial polaritas listrik yang tepat
dalam ventrikel; gelombang P sedikit mengubah bentuk berlawanan dengan kompleks QRS, karena Iondu]<si
kompleks QRS-T, tetapi gelombang P sendiri tidak dapat impuls yang lambat melalui otot jantung menyebab-
BAB 13 Aritmia Jantung dan Penafsiran Etektrokardiogram 157
Takikardia Paroksismal
Beberapa kelainan di berbagai bagian jantung, termasuk
atrium, sistem Purkinje dan ventrikel, kadang-kadang da-
pat menimbulkan lepasan impuls ritmis yang cepat yang
menyebar ke segala arah di jantung. Hal ini diyakini se-
ringkali disebabkan oleh impuls yang masuk kembali
yang bergerak berputar di jalur umpan balik sehingga me-
nimbulkan self re-excita'tion yangbersifat lokal dan beru-
lang. Karena iramanya cepat di tempat yang teriritasi ini,
GAMBAR '13-11. Kontraksi ventrikel prematur (KVP) digamb'ar-
kan oleh kompleks QRS-T yang abnormal dan besar (sadapan tempat tersebut dkan menjadi pacu jantung.
Il dan lll). Sumbu kontruksi prematur digambarkan dengan garis Istilah "paroksismal" berarti bahwa frekuensi denyut
terputus-putus sesuai dengan prinsip analisis vektor yang dijelas- jantung menjadi sangat cepat pada saat serangan, dengan
kan dalam Bab 12; gambar ini menunjukkan mengapa asal KVp
r's€rdng&n yang mulainya mendadak dan berlanjut selama
dekat dengan bagian basal ventrikel.
beberapa detik, beberapa menit, beberapa jam, atau lebih
lama lagi. Kemudian serangan biasanya berakhir secara
kan serabut otot yang pertama kali berdepolarisasi mendadak seperti pada saat mulainya, dan pacu jantung
juga mengalami repolarisasi terlebih dahulu. kemudian bergeser dengan cepat ke nodus sinus.
Takikardia paroksismal seringkali dapat dihentikan
Secara keseluruhan pengaruhnya dalam memompa dengan menimbulkan refleks vagus. Suatu tipe refleks
jantung pada beberapa KVP relatif tidak berbahaya; KVp vagus, yang kadang-kadang ditimbulkan untuk keperluan
dapat merupakan akibat dari faktor-faktor seperti rokok, ini adalah dengan menekan daerah leher di sinus karo-
kopi, kurang tidur, berbagai keadaan toksik ringan, dan tis, yang mungkin dapat menyebabkan refleks vagus
bahkan gangguan emosional. Sebaliknya, sebagian besar yang cukup untuk menghentikan serangan. Berbagai
KVP lainnya adalah akibat dari impuls yang tersesat atau obat-obatan dapat juga dipakai. Dua macam obat yang
sinyal yang masuk kembali, yang berasal dari daerah di seringkali dipakai adalah quinidin dan lidokain, keduanya
sekitar perbatasan yang mengalami infark atau iskemia di dapat menekan peningkatan normal dari permeabilitas
jantung. Adanya KVP yang demikian tidak boleh dipan- membran otot jantung terhadap natrium selama pemben-
dang ringan. Statistik menunjukkan bahwa orang-orang tukan potensial aksi, dengan demikian sering memblok
dengan KVP dalam jumlah yang bermakna mempunyai lepasan ritmis dari titik fokus yang menyebabkan serang-
kemungkinan yang lebih besar untuk timbulnya fibrilasi an paroksismal.
ventrikel spontan yang rnematikan dibandingkan dengan
orang-orang normal, yang salah satunya diduga diawali
-dengan KVP. Hal ini terjadi bila KVP timbul selama perio- Takikard ia Paroksismal Atrium
de yang rentan untuk terjadinya fibrilasi, yaitu tepat pada
akhir gelombang T disaat ventrikel keluar dari keadaan Gambar 13-12 menggambarkan bahwa di bagian tengah
refrakteq seperti yang akan diterangkan kemudian dalam rekaman terdapat kenaikan frekuensi denyutjantung yang
bab ini. mendadak dari kira-kira 95 menjadi 150 kali per menit.
Pada pengamatan elektrokardiogram yang teliti selama
Anolisis Vektor Mengenoi Asol dori Kontroksi denyut jantung yang cepat, timbul gelombang p terbalik
Ventrikel Premotur Ektopik. Dalam Bab 12 telah sebelum setiap kompleks QRS-I dan gelombang p ini
diterangkan prinsip-prinsip analisis vektor. Dengan me- sebagi an bergabung (s up er im p o s e cI) dengan gelom bang
makai prinsip-prinsip tersebut, kita dapat menentukan T normal dari denyut sebelumnya. Hal ini menandakan
dari elektrokardiogram pada Gambar I 3 - I 1, titik asal dari bahwa asal dari takikardia paroksismal ini adalah atrium,
KVP sebagai berikut: Perhatikan bahwa potensial kon- tetapi karena bentuk gelombang P-nya abnormal, maka
traksi prematur pada sadapan II dan III, keduanya adalah asalnya tidak berdekatan dengan nodus sinus.
158 UNIT III Jantung
Fibrilasi Ventrikel
GAMBAR 13-12. Takikardia paroksismal atrium-onset terdapat Keadaan yang paling serius dari semua aritmia jantung
di bagian tengah rekaman (sadapan l). adalahfibrilasi v entrikel,yang bila tidak dihentikan dalam
waktu I sampai 3 menit, hampir selalu menimbulkan ke-
adaan yang fatal. Fibrilasi ventrikel terjadi karena impuls
Tokikordio Poroksismol Nodus A-V. Takikar- jantung yang terdapat di dalam massa otot ventrikel tim-
dia paroksismal seringkali disebabkan oleh irama yang bul "di luar kendali". Impuls tersebut akan merangsang
menyimpang, yang mengenai nodus A-V. Keadaan ini salah satu bagian otot ventrikel, kemudian merangsang
biasanya menyebabkan kompleks QRS-T yang hampir bagian yang lain, kemudian yang lain lagi, dan akhimya
normal tetapi tidak ada gelombang P sama sekali, atau kembali ke tempat semula dan merangsang kembali otot
gelombang P yang tidak jelas. ventrikel yang sama berulang-ulang kali-dan tidak per-
Takikardia paroksismal nodus A-V atau atrium, yang nah berhenti. Bila hal ini terjadi, banyak bagian otot ven-
keduanya disebut sebagai takikardia suprattentrikel, trikel yang kecil akan berkontraksi pada waktu yang ber-
biasanya terjadi pada orang muda yang sehat dan biasa- samaan, sementara itu, banyak bagian lain dalam jumlah
nya terjadi di luar dari tempat predisposisi pada takikar- yang sama juga akan berelaksasi. Jadi, tidak pernah ada
dia yang muncul setelah dewasa. Pada umumnya, takikar- kontraksi yang terkoordinasi dari semua otot ventrikel
dia supraventrikel sangat menakutkan bagi orang yang pada saat yang bersamaan,yang diperlukan untuk siklus
bersangkutan dan dapat menyebabkan kelemahan selama pompa jantung. Walaupun terdapat aliran sinyal-sinyal
serangan, tetapi jarang menimbulkan gangguan yang perangsangan yang sangat banyak di seluruh ventrikel,
menetap sesudah serangan tersebut. ruangan di dalam ventrikel tidak membesar, tidak juga
berkontraksi tetapi tetap bertahan pada tahap kontraksi
parsial yang tidak dapat ditentukan, juga tidak memompa
Takikardia Paroksismal Ventrikel darah daiam jumlah yang berarti. Oleh karena itu, setelah.
fibrilasi dimulai, orang akan tidak sadar selama 4 sampai
Gambar 13-13 menggambarkan serangan takikardia ven-
5 detik karena tidak ada darah yang mengalir ke otak, dan
trikel yang khas dan singkat. Gambaran elektrokardio-
kematian.jaringan yang tidak dapat dicegah mulai terjadi
gram dari takikardia paroksismal ventrikel berupa suafu
di seluruh tubuh dalam waktu beberapa menit.
rangkaian denyut prematur ventrikel yang timbul berlu-
Berbagai faktor dapat mencetuskan awal dari fibrilasi
rut-turut tanpa diselingi satu pun denyut normal di anta-
ventrik'el-seseorang dapat memiliki denyut jantung yang
ranya.
normal untuk sementara, tetapi satu detik kemudian ven-
Takikardia paroksismal ventrikel biasanya merupakan
trikel mengalami fibrilasi. Hal-hal tertentu yang cende-
keadaan serius karena dua sebab. Pertama, tipe takikardia
rung menimbulkan fibrilasi adalah (1) kejut listrik jantung
ini biasanya tidak timbul kecuali terdapat kerusakan iske-
yang tiba-tiba, atau (2) iskemia otot jantung, terutama
mia yang sangat bermakna di ventrikel. Kedua, takikardia
sistem konduksi, atau keduanya.
ventrikel serl ngkali mengaw ali ke adaan fibr il as i v entrikel
yang mematikan,karena timbulnya rangsangan otot ven-
trikel yang cepat dan berulang, seperti yang akan kita ba-
Fenomena Masu k-Kembal i-"Gerakan
has dalam bagian berikutnya.
Intoksikasi akibat pemakaian obat-obatan digitalis Berputar" Sebagai Dasar Timbulnya
pada jantung kadang-kadang menyebabkan tempat ter- Fibrilasi Ventrikel
tentu menjadi teriritasi yang akhirnya menimbulkan taki-
Bila impuls jantung yang normal pada jantung yang nor-
kardia ventrikel. Sebaliknya, quinidin, yang meningkat-
mal telah berjalan ke seluruh ventrikel, impuls tersebut
kan waktu refrakter dan juga meningkatkan nilai ambang
tidak mempunyai tempat lain untuk dituju lagi karena
rangsang untuk eksitasi otot jantung, dapat dipakai untuk
semua
a
otot ventrikel dalam keadaan refrakter dan tidak
dap-at menghantarkan impuls lebih jauh lagi. Oleh karena
itu, impuls akan berhenti, dan jantung menunggu sebuah
potensial aksi yang baru untuk merangsang nodus sinus
atrium kembali.
Namun demikian, pada beberapa keadaan, rangkaian
kejadian yang normal ini tidak terjadi. Oleh karena itu,
kita akan membahas secara lebih mendalam mengenai
latar belakang fenomena masuk-kembali sehingga me-
nyebabkan "gerakan berputar" yang selanjulnya meng-
GAMBAR 13-13. Takikardia paroksismal ventrikel (sadapan lll) aki b atkan fi brilasi ventrikel.
BAB 13 Aritmia Jantung dan Penafsiran Elektrokardiogram 159
, a;,tY
dengan kontraksi berikutnya. Kemudian tambahan selang dari satu bagian kecil sinyal dari atrium tersebut. Oleh
waktu yang bervariasi dari 0 sampai 0,6 detik sebelurn karena itu, biasanya ada dua sampai tiga denyut atrium
satu impuls dari fibrilasi atrium yang tidak teratur tiba di untuk setiap denyut ventrikel.
nodus A-V. Jadi, selang waktu antara kontraksi ventrikel Gambar l3-20 menunjukkan gambaran elektrokardio-
berikutnya bervariasi dari yang paling sedikit sekitar 0,35 gram yang khas pada atrial flutter. Gelombang P tampak
detik sampai paling-Sanyak sekitar 0,95 detik, yang me- kuat akibat kontraksi massa otot yang terkoordinasi seba-
nyebabkan denyut jantung yang sangat tidak teratur. Se- gian. Akan tetapi, perhatikan juga dalam rekaman bahwa
benarnya, ketidakteraturan ini, yang diperlihatkan oleh kompleks QRS-T akan mengikuti gelombang P atrium
jarak denyut jantung yang bervariasi dalam gambaran hanya sekali untuk dua sampai tiga denyut atrium, se-
elektrokardiogram pada Gambar l3-18, adalah salah satu hingga menghasilkan irama 2:l atau 3 : 1.
temuan klinis yang dapat digunakan untuk mendiagnosis
keadaan ini. Karena frekuensi impuls pada fibrilasi atrium
yang cepat, ventrikel juga dikendalikan dalam frekuensi
denyutjantung yang cepat, biasanya antara 125 dan 150
kali per menit.
Henti Jantung Cohn PE Fox KM, Daly C: Silent myocardial ischemia. Circula-
tion I 08: I 263, 2003.
Kelainan yang paling akhir dari sistem irama-konduksi Falk RH : Atrialfbrilation. N Engl J Med 344:1067, 2001.
jantung yang berat adalah henti jantung. Henti jantung Frenneaux MP: Assessing the risk of sudden cardiac death in
a patient with hypertophic cardiomyopathy. Heart 90:570,
timbul akibat terhentinya semua sinyal kendali listrik di
2001.
jantung. Yaitu, tidak ada lagi irama yang spontan.
Greenland P, Gaziano JM: Clinical practice: selecting asymp-
Henti jantung terutama cenderung timbul selama tomatic patients for coronary computed tomography or elec-
anestesia yang dalam, ketika beberapa pasien mengalami trocardiographic exercise testing. N Engl J Med 349;465,
hipoksia berat akibat respirasi yang tidak adekuat. Hipok- 2003.
sia akan mencegah serabut-serabut otot dan serabut-se- Hurst JW: Curcent status of clinical electrocardiography with
rabut konduksi mempertahankan perbedaan konsentrasi sugestionsfor the iprovement ofthe interpretive process. Am
elektrolit yang normal di sekitar membran, dan eksitabili- J Cardiol 92:1072, 2003.
tas membran bisa sangat dipengaruhi sehingga irama oto-
Jalife J: Ventricular fbrillation: mechanisms of initiation and
maintenance, Annu Rev Physiol 62:25, 2000.
matis akan hilang.
Lee TH, Boucher CA: Clinical practice : noninvasive tests in
Pada sebagian besar keadaan henti jantung akibat patients with stable coronary artety disease. N Engl J futed
anestesi, resusitasi jantung paru yang diperpanjang cukup 344: I 840, 200 L
berhasil (beberapa menit atau bahkan jam) dalam mencip- Lehmann MH, Morady F: QT interval: metric for cardiac prog-
takan kembali irama jantung yang normal. Pada beberapa nosis? Am J Med I15:732, 2003.
pasien, penyakit miokardium yang berat dapat menye- Levy S: Pharmacologic management of atrial fibrillation; cur-
babkan henti jantung yang permanen atau semipermanen, rent therapeutic strategies. Am Heart J 141 (2 Suppl);515,
yang dapat menyebabkan kematian. Untuk mengobati 200 1
2003.