Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Integrasi Proses Vol. x, No.

x (Agustus 2018) 01 - 08

JURNAL INTEGRASI PROSES

Website: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jip

Submitted : xxxxx Revised : xxxxx Accepted : xxxxx

PENGARUH JENIS AKTIVATOR DAN UKURAN KARBON AKTIF TERHADAP PEMBUATAN


ADSORBENT DARI SERBIK GERGAJI KAYU SENGON (PARASERIANTHES FALCATARIA)

Ardiansyah Fernando1
1
Program Studi S1 Teknik Kimia, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani,
Mendungan, Pabelan, Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah (57162)
Email: fernandoardian32@gmail.com

Abstrak

Industri pembuatan karbon aktif di Indonesia telah mengalami kemajuan yang cukup pesat. Hal ini disebabkan
oleh semakin meningkatnya permintaan pasar, baik dalam negeri maupun untuk ekspor keluar negeri.
Peningkatan kebutuhan akan karbon aktif ini diakibatkan oleh semakin banyaknya aplikasi karbon aktif untuk
industri dan berbagai peralatan bantu manusia. Karbon aktif dapat digunakaan dalam berbagai industri, antara
lain yaitu industri obat-obatan, makanan, minuman, pengolahan air (penjernihan air) dan lain-lain. Limbah
padat gergaji kayu sengon merupakan limbah yang dihasilkan dari industri-industri dimana limbah yang
dihasilkan begi banyak dari total bahan baku. Limbah gergaji kayu sengon diketahui mengandung selulosa yang
cukup tinggi sehingga berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan karbon aktif. Pada
penelitian ini akan dilakukan pembuatan karbon aktif dari limbah gergaji kayu sengon. Penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan proses karbonisasi dan aktivasi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan variasi
jensi aktivator yaitu H3PO4 NaOH, NaCl dan variasi ukuran karbon aktif nya yaitu -20+40 mesh, -40+60 mesh,
-60+80 mesh, -80+100 mesh.

Kata Kunci: aktivasi, industri pembuatan karbon aktif, karbonisasi, karbon aktif

Abstract

The activated carbon manufacturing industry in Indonesia has made considerable progress. This is due to the
increasing market demand, both domestically and for export abroad. Increasing the need for active carbon is due
to the increasing number of active carbon applications for industry and various human aids. Activated carbon
can be used in various industries, including the pharmaceutical industry, food, beverage, water treatment (water
purification) and others. Sawon solid sawdust waste is a waste generated from industries where waste is
produced in so much of the total raw material. Sawon wastewater is known to contain high enough cellulose that
has the potential to be utilized as raw material for making activated carbon. In this research will be made
activated carbon from sengon wood saw waste. This research was conducted by using carbonization process and
activation. This research was conducted by using variation of the activator consisting of H3PO4 NaOH, NaCl and
its variation of activated carbon size ie -20 + 40 mesh, -40 + 60 mesh, -60 + 80 mesh, -80 + 100 mesh.

Keywords: activation, activated carbon, carbonization, Manufacture of activated carbon.

1
Jurnal Integrasi Proses Vol. x, No. x (Agustus 2018) 01 - 08

1. PENDAHULUAN industri. Karbon aktif biasanya dibuat dari bahan


Masalah yang kerap timbul karbon aktif berbasis karbon, seperti batubara, lignin, bahan
merupakan sifat dan mutu karbon aktif yang cukup lignoselulosa, polimer sintetis, dan limbah karbon
rendah dan penggunaanya masih sedikit, terutama (Rizhikovs et al, 2012).
karbon aktif yang berasal dari serbuk gergaji kayu
(Pari G, 2011). Diperkirakan jumlah limbah serbuk Proses karbonisasi atau pengarangan merupakan
kayu gergajian yang ada diindonesia sebanyak 0,78 proses untuk memecah bahan organik menjadi sebuah
juta m3/tahun (Mutiara dkk, 2016). Seiring karbon dan bisa terjadi pada suhu 400-900°C
pertumbuhn industri di masyarakat kita maka (Hadiffudin dan Diah, 2013). Menurut Fuadi dkk,
pertumbuhan limbah juga akan semakin meningkat. (2008) karbonisasi adalah proses pembakaran bahan
Limbah tersebut mau tidak mau harus dibuang baku dengan menggunakan temperatur udara antara
kelingkungan dan mencemari jika tidak dikelola 300 samapi 900°C sesuai dengan tingkat kekerasan
dengan baik. Terutama limbah cair hasil dari proses bagan baku. Karbonisasi adalah material yang
industri yang akan di buang ke sungai dan akan mengandung karbon yang dipirolisis pada suhu antara
mencemari air sungai serta akan merusah ekosistem 600-900°C tanpa oksigen (Turmuzi dan Arion, 2015).
yang ada di dalam sungai tersebut. Karbonisasi merupakan proses pirolisis atau
pembakaran tidak sempurna dari bahan dasar yang
Pengolahan kayu sengon dipulau jawa sangat digunakan tanpa adanya udara yang biasa dilakukan
beraneka ragam diantaranya mebel, kayu kontuksi, pada temperature 500-800°C (Setiawati dan Suroto,
kayu gergaji dan olahan yang lain yang dari proses 2010). Sedangkan menurut Anjoko dkk, 2014
tersebut pasti akan menghasilkan limbah yang karbonisasi yaitu proses pemanasan sampai suhu
mencemari lingkungan sekitar. Pengolahan limbah 900°C dalam keadaan vakum diharapkan zat-zat yang
dari kayu sengon sampai saat ini masih terbatas mudah menguap akan terbuka kemudian pori-pori
sebagai kayu bakar, bahan perabot rumah tangga dan karbon aktif akan ikut terbuka juga.
media penanaman jamur sehingga perlu adanya jenis
pengolahan yang baru. Maka muncul gagasan untuk Aktivasi merupakan suatu proses pembentukan
menolah limbah gergaji kayu sengon menjadi karbon karbon aktif yang berfungsi untuk menambah,
aktif yang dapat digunakan sebagai penjernih air dan membuka dan mengembangkan volume pori karbon
dapat mengurangi limbah cair yang dihasilkan pada serta dapat menambah diameter pori-pori karbon
berbagai industri. Kelebihan tanaman sengon sangan yang sudah terbentuk dalam proses karbonisasi.
bermanfaat secara ekonomis dari buah, daun, pohon (Budiono dkk, 2009). Menurut Kurniawan (2014)
serta akar kayu tidak ada dari tanaman tersebut yang Aktivasi adalah metode yang dilakukan untuk
terbuang sia-sia (Payung D, dkk, 2012) memperoleh luas adsorben yang lebih luas. Secara
umum proses aktivasi memiliki 2 metode yaitu
Karbon adalah suatu material yang mengandung aktivasi kimia dan aktivasi fisika (Kurniati, 2008).
kurang lebih 90% sampai 99% karbon (Mutiara, Aktivasi fisika adalah proses dimana karbon akan
2016). Menurut Gulton dan Lubis (2014) Karbon aktif dipanaskan pada temperatur 800 samapi 1000°C lalu
adalah salah satu benda padatan yang berpori akan dialirkan gas seperti CO2, O2 dan uap air (Shofa,
terkandung sekitar 85-95% senyawa karbon. Karbon 2012). Menurut Mazlan et al tahun 2016 metode
aktif merupakan suatu senyawa yang memiliki karbon aktivasi fisika adalah proses dua langkah yang
dengan perlakuan khusus agar diperoleh daya melibatkan reaksi karbonisasi zat organik menjadi
adsorpsi tinggi (Darmawan, 2008). Sedangkan arang melalui pemanasan tanpa adanya oksigen atau
menurut Nurhayati dkk, pada tahun 2015 uap pada suhu tinggi. Aktivasi secara fisika biasanya
berpendapat bahwa karbon aktif adalah karbon yang menggunakan oksidator lemah misanya uap air, CO 2,
telah diproses dengan cara diaktivasi sehingga N2, O2 dan gas pengoksidan lainnya (Lempang, 2014).
mempunyai luas permukaan pori yang sangat besar. Untuk aktivasi kimia merupakan suatu tahapan
Karbon aktif banyak digunakan di dalam proses pemutusan rantai-rantai karbon dari zat organic
pemisahan dan pemurnia gas, pendinginan, melalui bantuan bahan kimia (Shofa, 2012). Aktivasi
elekrokatalis serta perangkat elektrokimia (Zhu,M et kimia dilakukan dengan mencampur material karbon
al 2017). Karbon aktif sendiri dapat digunakaan dalam dengan bahan-bahan kimia atau reagen pengaktifan
bermacam-macam industri, antaranya industri selanjutkan campuran dikeringkan dan dipanaskan
makanan, minuman, obat-obatan, pemurnian air (Kurnia dkk, 2009). Jankowska (1991) menyatakan
(penjernihan air) dan masih banyak lagi (Dwi, 2017). bahwa unsur-unsur mineral aktivator masuk di antara
Menurut (Doke and Ejazuddin, 2017) adsorben pada plat heksagon dari kristalit dan membuka permukaan
karbon aktif berbeda dari unsur karbon dengan yang mula-mula tertutup. Tujuan proses aktivasi
oksidasi dari atom karbon yang ditemukan pada adalah menambah atau memperbesar diameter pori
permukaan luar dan dalam, sedangkan karbon aktif karbon dan mengembangkan volume yang terserap
tersebut banyak digunakan sebagai adsorben untuk dalam pori serta untuk membuka pori-pori baru
menghilangkan berbagai jenis logam berat yang (Prabarini dan Okayadnya, 2014).
beracun, polusi yang diseababkan oleh zat organik dan
zan warna yang mencemari lingkungan dari limban
2
Jurnal Integrasi Proses Vol. x, No. x (Agustus 2018) 01 - 08

Adsorpsi adalah suatu metode yang digunakan furnace dengan suhu 500°C selama 30 menit. Setelah
untuk menghilangkan zat pencemar atau limbah itu di haluskan dan di saring dengan -20 + 40, -40 + 60,
dalam air (Hanum dkk, 2017). Proses adsorpsi juga -60 + 80, -80 +100 mesh. Kemudian akan didapatkan 4
bisa diartikan sebagai proses molekul dapat sampel yang berbeda. Sedangkan untuk proses
menempel pada permukaan zat adsorben (Reri dkk, aktivasi dengan menggunakan aktivator H3PO4 , NaOH,
2012). Menurut Murtono tahun 2017 adsorpsi bahwa NaCl yang masing-masing 0,1 M dalam 100 ml. Karbon
proses yang menunjukan kemampuan adsorbat untuk akan direndam selama 24 jam. Rendemen karbon
menempel pada bahan penjerap. Pada proses adsorpsi disaring dan di bilas dengan aquades hingga pH netral,
interaksi antar adsorben dengan adsorbat akan timbul lalu dimasukan kedalam oven dengan suhu 150°C
permukaan adsorben saja (Tandy, 2012). Proses dalam 3 jam dan masukan ke dalam desikator 15
adsorpsi membuktikan keuntungan atas proses yang menit.
lainnya karena menghasikan efektivitas biaya dan
kualitas yang ditinggi (Marcia-Garcia et al, 2016). Untuk proses pengujiannya dilakuan dengan
Adsorpsi telah terbukti merupakan medote yang dengan 3 proses pengujian yaitu mengujian kadar air,
cukup efektif untuk mengbersihkan limbah cair kadar abu, dan daya serap bilangan iodin nya. Untuk
(Satriani dkk, 2016).Adsorben adalah sebuah padatan kadar airnya bia dilakukan dengan Karbon aktif
yang bisa menyerap suatu komponen dari suatu fase dimasukan ke dalam cawan porselin dan ditimbang
fluida (Rahmayani dan Siswarni, 2013). Proses seberat 1,001 gram, lalu masukan kedalam oven
adsorpsi yang paling berperan adalah adsorben dengan suhu 110 oC selama 1 jam. Masukan kedalam
(Arista dkk, 2016). desikator selama 10 menit dan timbang karbon aktif
sampai beratnya konstan. Kadar abu bisa dilakuakn
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dengan Karbon aktif ditimbang seberat 1,001 gram
penulis dalam penelitian ini bertujuan untuk kemudian dimasukan kedalam furnace dengan suhu
mengetahui pengaruh jenis activator dan ukuran 800°C selama 1 jam. Simpan di desikator selama 10
karbon aktif dari serbuk gergaji kayu sengon dan menit lalu timbang kardon aktif sampai beratnya
mempelajari karakteristik kandungan karbon yang konstan untuk mengetahui kadar abunya. Sedangkan
ada didalamnya. Adapun manfaat yang diperoleh dari untuk daya serap bilangan iodin nya dengan cara
penelitian ini adalah memperoleh pengetahuan baru karbon aktif ditimbang seberat 0,15 gram dan
tentang bahan dasar pembuatan karbon aktif dan campurkan dengan 15 ml lautan iodine 0,1 N.
untuk mendaur ulang limbah kayu sengon agar tidak Kemudian dikocok dengan alat pengocok selama 15
mencemari lingkungan, serta memberikan referensi menit. Lalu dipindahkan kedalam tabung sentrifugal
penelitian agar dapat dikembangkan lebih lanjut. sampai karbon aktifnya turun. Setelah itu diambil 5 ml
lautan tersebut dititrasi menggunakan natrium
2. METODOLOGI PENELITIAN thiosulfat 0,1 N. Tambahkan dengan 1% pati sebagai
2.1 Bahan Penelitian indikator dan titrasi kembali sampai warna biru
Bahan-bahan yang digunakan dalam antara lain menjadi tidak berwarna atau berwarna jernih .
Aguades, H3 PO4, iodin, NaOH, NaCl, Pati, Serbuk
Gergaji Kayu Sengon, Sodium Thiosulphat. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Kadar Air
2.2 Alat Penelitian Proses pengujian kadar air dilakukan dengan
Alat-alat yang digunakan yaitu alat Ayakan, Buret, tujuan agar dapat mengetahui kandungan air terdapat
Corong kaca, Desikator, Erlenmeyer, Gelas beker, Gelas dalam karbon aktif yang telah mengalami proses
ukur, Kaca arloji, Kartas saring, Labu ukur, Magnetik aktivasi dengan karbonisasi. Hasil kadar air yang
stirrer, Muffle furnace, Oven, Pipet volum, Pipet tetes, diperoleh ditunjukan pada gambar 1 dan 2 :
PH meter dan statif.

2.3 Variabel Penelitian


Variabel penelitian dibagi menjadi tiga bagian
yaitu variabel bebas, variabel kontrol, dan variabel
terikat. Variabel bebas mempunyai 2 variasi yaitu
variasi jenis aktivator dengan larutan H3PO4, NaOH,
NaCl dan variasi ukuran karbon aktif dengan -20+40,
-40+60, -60+80, -80+100 mesh.

2.4 Prosedur penelitian


Prosedur dalam penelitian ini mempunyai 2
proses yaitu proses karbonisasi dan proses aktivasi.
Proses karbonisasi dilakukan dengan mengambil
limbah gergaji kayu sengon dari perusahaan kayu dan
mebel. Kemudian gergaji kayu sengon dibersihkan dan
dikeringkan. Masukan gergaji kayu sengon ke dalam Gambar 1.Hubungan jenis aktivator dengan kadar air
3
Jurnal Integrasi Proses Vol. x, No. x (Agustus 2018) 01 - 08

Pada Gambar 1 dijelaskan bahwa jenis aktivator


terbaik pada hasil uji kadar air yaitu jenis aktivator
H3PO4 sebesar 3,69%. Hal ini disebabkan karena
adanya pengaruh besar kecilnya pH aktifator, sehingga
pada saat pencucian membutuhkan air yang lebih
banyak yang dapat mengakibatkan karbon aktif
tersebut lebih banyak menyerap air. Sedangkan untuk
hasil pengujian kadar air pada jenis aktivator NaOH
didapat sebesar 8,79% dan untuk NaCl sebesar 6,79%.
Hasil tersebut berhasil memenuhi standar maksimum
yang telah ditetapkan untuk kadar air sebesar 15%.

Gambar 3.Hubungan jenis aktivator dengan kadar abu

Pada Gambar 3 menghasilkan kadar abu dari


karbon aktif dalam variable aktivator H3PO4 , NaOH
dan NaCl. Pada jenis aktivator H3PO4 diperoleh
sebesar 2,89% dan kadar abu pada jenis aktivator
NaCl sebesar 4,49% yang sudah memenuhi standar
maksimum pengujian kada abu sebesar 10%. Pada
dasarnya larutan yang semakin pekat yang digunakan,
dapat semakin memperluas permukaan dari karbon
aktif karena luas pori -pori yang dihasilkan semakin
banyak. Sedangkan pada jenis aktivator NaOH
Gambar 2. Hubungan ukuran mesh dengan kadar air diperoleh 15,68 yang tidak memenuhi standar
pengujian kadar abu pada karbon aktif. Hal ini
Dari Gambar terlihat, ukuran karbon aktif disebabkan karena larutan garam cenderung dapat
terbaik dalam pengujian kadar air ditunjukan pada menyimpan abu yang relatif besar sehingga kurang
ukuran -80+100 mesh. Selain itu dari gambar juga cocok untuk dijadikan zat aktivator untuk pembuatan
terlihat bahwa apabila karbon yang dihasilkan karbon aktif.
semakin kecil maka kandungan kadar airnya juga akan
menurun. Hal ini karena saat dilakukan proses
pengeringan, karbon yang memiliki ukuran kecil akan
mengalami pengeringan maksimal karena partikel
yang terdapat dalam karbon aktif memiliki pori-pori
yang lebih kecil.

3.2 Kadar Abu


Kadar abu akan menunjukan jumlah bahan yang
bukan karbon yang tidak dapat terbakar serta
menunjukan jumlah mineral yang terdapat pada
karbon aktif tersebut. Hasil kadar abu yang diperoleh
ditunjukan pada gambar 3 dan 4 :

Gambar 4.Hubungan ukuran mesh dengan kadar abu

Pada Gambar 4. ditunjukan bahwa kandungan


kadar abu dari karbon aktif meningkat dengan
bertambahnya ukuran karbon aktif itu sendiri. Dapat
dilihat pada variasi -20+40 mesh kadar abu yang

4
Jurnal Integrasi Proses Vol. x, No. x (Agustus 2018) 01 - 08

didapat sebesar 6,09%. Dalam variasi yang -40+60


mesh kadar abu yang didapat meningkat menjadi
5,29%. Pada variasi -60+80 mesh kadar abunya
menjadi 3,99%. Sedangkan untuk yang -80+100 mesh
kadar abu yang diperoleh sebesar 2,89%. Dari hasil
yang diperoleh disimpulkan bahwa semakin besar
ukuran karbon aktifnya maka semakin besar juga
kandungan abu yang terdapat dalam karbon aktif
tersebut.

3.3 Daya Serap Bilangan Iodin


Uji kualitas daya serap terhadap iodin bertujuan
agar mengetahui kemampuan adsorpsi dalam
mengadsorbsi larutan yang berbau. Daya serap karbon
aktif terhadap iodin adalah jumlah milligram iodin
yang teradsorpsi oleh satu garam karbon aktif. Hasil
daya serap bilangan iodin ditunjukan pada gambar 5 Dari hasil penelitian diatas, jumlah daya
dan 6 sebagai berikut serapbilangan iodine meningkat seiring dengan
bertambahnya ukuran pada karbon aktif. Pada variasi
-20+40 mesh adsorpsi iodine didapat sebesar 228,42
mg/g. Pada variasi -40+60 mesh meningkat perlahan
dari 228,42 mg/g menjadi 304,56 mg/g dan dalam
variasi -60+80 mesh daya serap iodine meningkat dari
304,56 mg/g menjadi 507,60 mg/g. sedangkat pada
variasi -80+100 mesh daya serap iodine juga
meningkat dari 507,60 mg/g menjadi 710,64 mg/g.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin
kecil ukuran partikel karbon aktif maka semakin besar
daya serapnya terhadap bilangan iodin

3.4 Uji BET (Braunanear, Emmelt dan Teller)


Luas permukaan karbon aktif adalah cara yang penting
dalam pemeliharaan kualitas karbon yang dihasilkan.
Karbon aktif dengan kualitas tinggi merupakan salah
satu adsorben potensial yang digunakan dalam proses
adsorpsi. Sebelum dianalisa sampel karbon di
degassing terlebih dahulu untuk menghilangkan
Gambar 5 . Hubungan jenis aktivator dengan kontaminasi gas pada mikropori karbon aktif. Hasil
bilangan Iodin yang diperoleh dari pengujian luas permukaan karbon
dapat dilihat pada grafik dibawah ini
Untuk daya serap iodine, aktifator H3PO4
merupakan aktifator yang paling baik dibandingkan
dengan aktivator yang lainnya. Hal itu disebabkan
karena zat asam merupakan zat pengikat air yang
lebih sempurna untuk melarukan zat-zat organik
maupun anorganik yang terikat dalam material karbon
sehingga diperoleh karbon dengan pori-pori yang
lebih bersih dan terbuka. Untuk aktivator H3PO4
diperoleh daya serap iodine nya sebesar 812,16 mg/g
dan untuk aktivator NaCl sebesar 786,78 mg/g. Hasil
tersebut sudah memenuhi standar minimum yang
ditetapkan sebesar 750 mg/g. Sedangkan untuk daya
serap pada aktivator NaOH tidak memenuhi standar
minimum yang telah ditetapkan yaitu sebesar 278,18
mg/g.

Gambar 6 . Hubungan ukuran mesh dengan


bilangan Iodine

5
Jurnal Integrasi Proses Vol. x, No. x (Agustus 2018) 01 - 08

dari penelitian ini yaitu : kadar air 3,69%, kadar abu


2,89%, daya serap bilangan iodine 710,64 mg/g.

Luas permukaan pori karbon aktif yang berasal


dari serbuk gergaji kayu sengon yang dilakukan
pengujian di fakultas MIPA Universitas Negeri
Semarang didapatkan hasil pengujian sebesar 0,534
m2/g.

Jadi hasil penelitian karbon aktif yang paling baik


diperoleh pada kondisi operasi suhu karbonisasi
500C pada waktu 30 menit dengan menggunakan
aktivator H3PO4 pada ukuran karbon aktif -80+100
mesh. Berdasarkan standar kualitas karbon aktif dari
SNI 06-3703-1995, karbon aktif dari serbuk gergaji
kayu sengon dapat memenuhi syarat dengan kadar air
maksimum 15%, kadar abu 10%, dan daya serap
bilangan iodine minimal sebesar 750 mg/g.

5. DAFTAR PUSTAKA
1. Anjoko Handri, Rahmi Dewi, Usman Malik.
2014. Karakteristik Semi Kokas dan Analisa
Bilangan Iodin pada Pembuatan Karbon Aktif
Tanah Gambut Menggunakan Aktivasi H2O.
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Riau.

2. Arista Dwi Ningsih, Irwan Said dan Purnama


Ningsih. 2016. Adsorpsi Logam Timbal (Pb)
dari Larutannya dengan Menggunakan
Adsorben dari Tongkol jagung. Pendidikan
Kimia/FKIP, Universitas Tadulako Palu. Vol 5
No. 2. 55-60.

3. Budiono, A; Suhartana; dan Gunawan. 2009.


Pengaruh Aktivasi Arang Tempurung Kelapa
Gambar 7. Multi Poin BET Plot dengan Asam Sulfat dan Asam posfat untuk
Adsorpsi Fenol.E- Journal. Universitas
Hasil yang diperoleh dari luas permukaan pori- Diponegorp. pp. 1-12.
pori karbon aktif dalam penelitian ini dapat dilihat
pada data diatas. Hasil yang diperoleh luas permukaan 4. Darmawan Saptadi dan Djeni Hendra. 2008.
pori karbon aktif bahwa karbon aktif yang berbahan Sifat Arang Aktif dari Tempurung Kemiri
baku serbuk gergaji kayu sengon berasal dalam suhu
pengoperasian pada suhu 500oC selama 30 menit 5. Doke, K, M.and Ejazuddin, M, K. 2017.
dengan ukuran karbon aktif yang lolos mesh -60+80 Equilibrium Kinetic and Diffusion Mechaism Of
yaitu sebesar 0,534 m2/gram. Cr (VI) Adsorption Onto Activated Carbon
Derived from Wood Apple Shell. Arabian
4. KESIMPULAN Journal of Chemistry. King Saud University. 10.
Jenis aktivator H3PO4 adalah jenis aktivator yang 252-260
paling baik untuk menghasilkan karbon aktif dari
serbuk gergaji kayu sengon dengan kualitas sesuai 6. Dwi Khornia L, Rita Dwi R, Suwardiyono, Nur
dengan SNI 06-3730-1995 terutama untuk parameter Kholis. 2017. Pengaruh Waktu dan Suhu
kadar air, kadar abu, serta daya serap bilangan iodine. Pembuatan Karbon Aktif dari Tempurung
Dimana hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut : Kelapa Sebagai Upaya Pemanfaatan Limbah
kadar air 3,69%, kadar abu 2,89% dan daya serap dengan Suhu Tinggi Secara Pirolisis. Teknik
bilangan iodine 812,16 mg/g. Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Wahid
Hasyim Semarang.
Ukuran karbon aktif terbaik yaitu -80+100 mesh
terhadap kadar air, kadar abu dan daya serap bilangan
iodine. Semakin besar ukuran karbon aktif maka kadar
air semakin menurun dan kadar abu serta bilangan
iodine akan semakin meningkat. Hasil yang diperoleh
6
Jurnal Integrasi Proses Vol. x, No. x (Agustus 2018) 01 - 08

7. Fuadi Ramdji, Mirah halim, Jo Handi. 2008. 17. Mazlan, M. A. F., Uemura, Y., Yusup, S.,
Pembuatan Karbon Aktif dari Pelepah Kelapa. Elhassan, F., Uddin, A., Hiwada, A., and Demiya,
Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas M. (2016). Activated Carbon from Rubber
Sriwijaya. Wood Sawdust by Carbon Dioxide Activation.
Procedia Engineering, 148, 530–537.
8. Gulton, E. M. dan Lubis, M.T. 2014. Aplikasi
Karbon Aktif dari Cangkang Kelapa Sawit 18. Murtono Joko, Iriany. 2017. Pembuatan
dengan Aktivator H3PO4 untuk Penyerapan Karbon Aktif dari Cangkang buah Karet
Logam Berat Cd dan Pb. Jurnal Teknik Kimia dengan Aktivator H3PO4 dan Aplikasinya
USU, 3(4), 5-10. Sebagai Penjerap Pb (II). Departeman Teknik
Kimia, Universitas Sumatra Utara.
9. Haniffudin, N. dan Diah, S. (2013). Pengaruh
Variasi Temperatur Karbonisasi dan Karbon 19. Mutiara Titin, Rizki Fajri, I. N. (2016).
Aktif Tempurung Kelapa dan Kapasitansi Karakterisasi karbon aktif dari serbuk
Electric Double Layer Capacitor (EDLC). Jurnal kayunangka limbah industri penggergajian
Teknik Pomits, 2(1), F-13-F-17. dan evaluasi kapasitas penyerapan dengan
METHYLENE BLUE NUMBER, Fakultas
10. Hanum. F, Rikardo. J. G, Maradona. S. 2017. teknologi Industri, Universitas Islam
Adsopsi Zat Warna Metilen Biru dengan Indonesia, Yogyakarta. Vol. 22, No 6. 452–460.
Karbon Aktif dari Kulit Durian Menggunakan
KOH dan NaOH sebagai Aktivator. Departemen 20. Nurhayati Indah, Joko Sutrisno, Pungut, Budi
Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Univesitas Prijo S. 2015. Arang Aktif Ampas Tebu Sebagai
Sumatra Utara. Medan. Vol. 6, No. 1 Media Adsorpsi Untuk Meningkatkan Kualitas
Sumur Gali. Program Studi Teknik
11. Jankwoska, H, swiatkowski. A and Choma. J. Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan
1991. Active Carbon. Ellis Hardwood. Canada. Perencanaan, Universitas PGRI Adi Buana
(UNIPA), Surabaya.
12. Kurnia Tri Dewi, Arif Nurrahman, Edwin
Permata. 2009. Pembuatan Karbon Aktif dari 21. Pari,G ; Kurnia Sofian, Wasrin Syafii, Buchari.
Kulit Ubi Kayu (Mannihot esculenta). Jurusan (2011). Pengaruh Lama Aktivasi Terhadap
Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Struktur Kimia dan Mutu Arang Aktif Serbuk
Sriwijaya. Vol 16 No. 1 Gergaji Sengon. Jurnal

13. Kurniati Elly. 2008. Pemanfaatan Cangkang 22. Payung Damaris, Eva Prihatiningtyas,
Kelapa Sawit Sebagai Arang Aktif. Teknik Syafaatul Hasanatul Nisa. (2012). UJI DAYA
Kimia FTI, UPN Veteran Jawa timur. Vol 8 No 2. KECAMBAH BENIH SENGON (Paraserianthes
96-103. falcataria L. Nielsen) DI GREEN HOUSE,
13(2), 132–138
14. Kurniawan R, Musthofa L, Wakyunanto A.
2014. Karakteristik Luas Permukaan Bet 23. Prabarini, N., & Okayadnya, D. (2014).
(Brainanear, Emmelt, dan Teller) Karbon Aktif PENYISIHAN LOGAM BESI ( Fe ) PADA AIR
dari Tempurung Kelapa dan Tandan Kosong SUMUR DENGAN KARBON AKTIF DARI
Kelapa Sawit dengan Aktivasi Asam Fosfat TEMPURUNG KEMIRI. Jurnal Ilmiah Teknik
(H3PO4). Jurusan Keteknikan Pertanian, Lingkungan, 5(2), 33–41.
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas
Brawijaya. Vol. 1 No 2. 15-20 24. Rahmayani, F. dan Mz, S. (2013). ALTERNATIF
PADA PENGURANGAN KADAR KLORIN
15. Lempang, M. (2014). PEMBUATAN DAN DALAM AIR OLAHAN ( TREATED
KEGUNAAN ARANG AKTIF Mody Lempang *, WATER),2(2), 1–5.
65–80.

16. Macíías-Garcíía, A., Goí mez Corzo, M., Alfaro 25. Reri, A., Yommi, D., rafiola, F. (2012). Studi
Domíínguez, M., Alexandre Franco, M., & Penentuan Kondisi Optimum Fly Ash Sebagai
Martíínez Naharro, J. (2016). Study of the Adsorben dalam Menyisihkan Logam Berat
adsorption and electroadsorption process of Cu Timbal (Pb). Jurnal Teknik Lingkungan
(II) ions within thermally and chemically Universitas Andalas, 9(1), 37-43.
modified activated carbon. Journal of
26. Rizhikovs, J., Zandersons, J., Spince, B., Dobele,
Hazardous Materials, (Ii).
G., Jakab, E., 2012. Preparation of granular
activated carbon from hydrothermally treated
and pelletized deciduous wood. J. Anal. Appl.
Pyrol. 93, 68-76.

7
Jurnal Integrasi Proses Vol. x, No. x (Agustus 2018) 01 - 08

27. Satriani Dewi, Purnama Ningsih dan Ratman. biorefinery process. Bioresource Technology,
2016. Serbuk dari Limbah Cangkang Telur 232, 159–167.
Ayam Ras Sebagai Adsorben Terhadap Logam
Timbal (Pb). Pendidikan Kimia/FKIP,
Universitas Tadulako Palu. Vol 5, No.3. 103-
108.

28. Setiawati Evi, Suroto . 2010 Pengaruh Bahan


Aktivator pada Pembuatan Karbon Aktif
Tempurung Kelapa. Penelitian Baristand
Industri Banjarbaru.Vol 2, No 1. 21-26.

29. Shofa. (2012). Pembuatan Karbon aktif Bahan


Baku Ampas Tebu dengan aktivasi Kalium
Hidroksida. Jurusan Teknik Kimia. Universitas
Indonesia. Depok.

30. Tandy, E. 2012. Kemampuan Adsorben limbah


Lateks Karet Alam Terhadap Minyak Pelumas
dalam Air. Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 1,
No.2

31. Turmuzi M, Arion Syaputra. 2015. Pengaruh


Suhu dalam Pembuatan Karbon Aktif dari
Kulit Salak (Salacca edulis) dengan Impregnasi
Asam Fosfat (H3PO4). Departemen Teknik
Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatra
Utara.

32. Zhu, M.-Q., Wang, Z.-W., Wen, J.-L., Qiu, L., Zhu,
Y.-H., Su, Y.-Q., Sun, R.-C (2017). The effects of
autohydrolysis pretreatment on the structural
characteristics, adsorptive and catalytic
properties of the activated carbon prepared
from Eucommia ulmoides Oliver based on a

Anda mungkin juga menyukai