ITS Paper 24126 2708100088 Paper PDF
ITS Paper 24126 2708100088 Paper PDF
1, (2012) 1-5 1
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui laju sini yang dimaksud dengan lingkungan sekelilingnya dapat
korosi akibat pengaruh konsentrasi larutan garam dalam hal berupa lingkungan asam, udara, embun, air laut, air danau, air
ini NaCl 3%, 4% dan 5% untuk mensimulasikan lingkungan di sungai.
daerah pesisir pantai yang memiliki tingkat korosifitas Plat bodi mobil sering bersentuhan langsung dengan
lingkungan berbeda – beda dan mengetahui kekerasan serta lingkungan yang bersifat korosif dan menyebabkan
tegangan bending dari plat bodi mobil. pembentukan dan pengeringan lapisan tipis elektrolit.
Pada penelitian ini spesimen yang digunakan berupa tiga Terjadinya proses evaporasi dengan air laut inilah yang dapat
plat bodi mobil yang beredar di Indonesia yaitu plat mobil menyebabkan terjadinya korosi pada bodi mobil. Hal ini
Eropa / Plat M, plat mobil Jepang / Plat C dan plat mobil merupakan masalah serius bagi para produsen otomotif untuk
Indonesia / Plat T. uji polarisasi menggunakan alat lebih meningkatkan kualitas produksinya terhadap ketahanan
potensiostat versastat 4, dilakukan pula uji imersi sebagai korosi. Perbaikan secara struktur dalam mobil dan pemilihan
pembanding uji polarisasi sedangkan Untuk pengujian material yang tahan terhadap korosi akibat air laut diperlukan
kekerasan meggunakan alat micro hardness vickers dan untuk oleh produsen otomotif.
uji tekuk menggunakan alat uji bending. Penelitian tugas akhir ini dilakukan untuk mengukur laju
Hasil pengujian polarisasi didapatkan laju korosi terendah korosi yang terjadi kepada tiga plat bodi mobil dari merk yang
terdapat pada larutan NaCl 3% yaitu Plat M sebesar 3.0671 berbeda yakni spesimen T dari indonesia, spesimen M dari
mpy. Dan yang tertinggi terdapat pada larutan NaCl 5% plat Eropa kemudian spesimen C dari Jepang dan larutan garam
T sebesar 10.39 mpy, sedangkan pada pengujian imersi untuk mengetahui ketahanan korosi yang ditunjukkan dengan
didapatkan laju korosi terendah pada larutan NaCl 3% yaitu laju korosinya. Pada penelitian ini akan lebih difokuskan pada
plat M sebesar 0.9149 mpy lama pencelupan 240 jam dan pengaruh larutan NaCl 3%, 4% dan 5% sebagai asumsi daerah
yang tertinggi terdapat pada larutan NaCl 5% plat T 3.4161 pesisir pantai di Indonesia yang memiliki kondisi
mpy lama pencelupan 80 jam. Hasil pengujian microhardness lingkunganyang berbeda – beda terhadap ketahanan korosi
vickers didapatkan specimen T memiliki kekerasan terbesar pada plat bodi mobil. Selain itu juga dilakukan pengujian
yakni 156,6 HV (81,7 HRb) kemudian specimen C = 125,2 HV kekerasan dan bending untuk mengetahui sifat-sifat mekanik
(71,2 HRb) dan yang terkecil specimen M sebesar 120,2 HV diantara tiga plat bodi mobil tersebut.
(66,7 HRb), sedangkan pada pengujian bending didapatkan
tegangan bending terbesar specimen T = 613,750 N/mm2
II. EKSPERIMENTAL PENELITIAN
kemudian specimen M sebesar 321,116 N/mm2, specimen C
memiliki tegangan bending terkecil sebesar 239,257 N/mm2.
Kata kunci:laju korosi, NaCl , polarisai, imersi, plat bodi mobil 2.1 BahandanAlat
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah material
bodi mobil dari berbagai Negara yaitu Plat bodi mobil dari
I. PENDAHULUAN Indonesia sebagai spesimen T, Plat bodi mobil dari Eropa
K
sebagai spesimen M, dan Plat bodi mobil dari Jepang sebagai
emajuan industri di Indonesia sangat pesat,hal ini spesimen C. Larutan garam yang digunakan adalah NaCl 3% ,
membuat teknologi semakin maju. Namun tak bisa 4% dan 5% digunakan sebagai larutan pengkorosi dalam uji
dipungkiri bahwa tiap – tiap industri pasti punya laju korosi pada spesimen plat bodi mobil. Remover berfungsi
masalah yang tidak sedikit. Masalah yang hampir selalu ada untuk menghilangkan lapisan cat, dan pengotor lainnya. Alat
adalah korosi. Korosi menyerang disemua industri tanpa yang digunakan adalah OES (Optical Emission Spectroscopy)
pandang bulu. untuk uji komposisi bodi mobil pada awal penelitian, uji
Korosi tidak pernah berhenti. Chamberlain (1991) korosi menggunuakan potensiostat Versastat 4, microhardness
Vickers dan alat uji bending untuk uji kekerasan dan tekuk.
menyatakan bahwa korosi merupakan kerusakan material yang
disebabkan oleh pengaruh lingkungan sekelilingnya. Adapun
2.2 Preparasi Spesimen Uji Polarisasi
proses korosi yang terjadi disamping oleh reaksi kimia, juga Spesimen diukur dengan penggaris kemudian plat body
diakibatkan oleh proses elektrokimia yang melibatkan mobil dipotong dengan dimensi diameter 15mm dan tebal
perpindahan elektron – elektron, entah dari reduksi ion logam 0.8 mm untuk spesimen T, dan spesimen C. Dan 1 mm
maupun pengendapan logam dari lingkungan sekeliling. Di
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 2
I ( A)
kemudian spesimen C ketahanan korosinya lebih baik dan Plat C
0,05
spesimen M ketahanan korosinya paling baik karena memiliki
Plat T
kandungan unsur yang ketahanan korosinya paling besar. 0
-0,05 0 50 100 150
3.2 Hasil Uji Polarisasi Waktu (s)
Dari hasil uji polarisasi terhadap variasi larutan NaCl
didapatkan didapatkan hasil seperti dibawah ini
Gambar 3 Peningkatan kerapatan arus/I terhadap waktu
Tabel 3 ketiga spesimen pada konsentrasi 3%.
Konsentrasi Ecorr Icorr CR
Spesimen
(%) (Mv) (A) (mpy) Dalam grafik hubungan antara nilai kerapatan arus
3 -690,243 11,833 3,0671 berbanding waktu juga dapat dilihat bahwa tren kurva
Plat M kerapatan arus spesimenPlat T menanjak ke atas seiring
4 -883,179 23,134 5,9964 bertambahnya waktu. Grafik terlihat paling rendah pada kurva
5 -881,989 23,217 6,0179 kerapatan arus specimen plat M. Sementara kurva kerapatan
3 -825,777 26,993 6,9968 arus specimen Plat C berada pada tengah-tengah kurva
lainnya. Hal ini menandakan, specimen plat T menaikkan
Plat C 4 -806,791 28,116 7,2879 kerapatan arus dalam waktu paling sedikit dibandingkan
5 -899,236 29,894 7,7486 dengan spesimen lainnya. Semakin cepat arus mengalami
3 -838,063 34,051 8,8261 kenaikan, maka semakin besar pula tingkat laju korosinya.
Dapat disimpulkan, specimen Plat T laju korosinya meningkat
Plat T 4 -915,095 35,628 9,2349 sangat cepat dibandingkan dengan spesimen lain, kemudian
5 -1,017 40,086 10,39 diikuti oleh Spesimen Plat C, dan yang terendah adalah
Spesimen Plat M.
Berdasarkan Tabel 3 hasil pengujian polarisasi potensiostat
didapatkan bahwa besarnya laju korosi sebanding dengan 3.3 Hasil Uji Imersi
Icorr.Laju korosi terendah diketahui keseluruhan terdapat pada Pengujian Immersi (pencelupan) dilakukan sebagai
larutan NaCl 3% (garis titik – titik), dimana laju korosi pembanding hasil laju korosi dengan menggunakan metode
terendah terdapat pada spesimen M sebesar 3,0671 mpy potensiostat. Pada pengujian ini yang dicari adalah kehilangan
kemudian spesimen C 6,9968 mpy dan T sebesar 8,8261 mpy. berat (weight loss) dalam variabel waktu 80, 120, 160, 200 dan
Untuk laju korosi tertinggi secara keseluruhan terdapat pada 240 jam. Sama halnya dengan pengujian potensiostat, uji
larutan NaCl 5% (garis putus – putus) dimana laju korosi immersi ini juga dilakukan dengan 3 variasi konsentrasi
tertinggi terdapat pada spesimen T sebesar 10,39 mpy larutan NaCl yaitu 3 %, 4 % dan 5 %.
kemudian specimen C 7,7486 mpy dan M sebesar 6,0179 Dari hasil pengujian didapatkan hubungan antara
mpy. meningkatnya Konsentrasi larutan dan lamanya proses
Konsentrasi media korosif berpengaruh terhadap laju korosi pencelupan. Dalam variasi kosentrasi larutan, terdapat
bergantung dari jenis media tersebut dan jenis logam yang fenomena dimana semakin naiknya konsentrasi maka
berada dimedia tersebut. Dapat dilihat bahwa terjadi tren menyebabkan laju korosi semakin meningkat pula.
penurunan nilai laju korosi seiring dengan
menurunnyakonsentrasi larutan NaCl. Tampak bahwa semakin 3
pekat Konsentrasi larutan NaCl menyebabkan laju korosi
Laju Korosi (mpy)
2,5
semakin meningkat. 2
1,5 NaCl 3%
1
0,5 NaCl 4%
0 NaCl 5%
0 100 200 300
Waktu t/Jam
Dari Gambar 4 grafik tersebut juga terjadi kecenderungan ketahanan korosinya terutama terhadap korosi atmosferik.
penurunan laju korosi seiring bertambahnya waktu Pertama, dalam deret galvanis, Cu merupakan logam yang
pencelupan. Hal ini disebabkan adanya passivasi yang terjadi potensial reduksinya (E°Cu2+|Cu = +0.34V) lebih tinggi daripada
pada speseimen yg diuji. Passivasi adalah peristiwa dimana Fe. Kedua, Cu jika teroksidasi akan bereaksi membentuk
baja yang terkorosi akan membentuk lapisan pelindung berupa CuO2.,CuO2 merupakan lapisan yang akan melindungi logam
oksida besi yang menyebabkan laju korosi menurun. dari serangan korosi berikutnya.
IV KESIMPULAN