2D & 3D
Disusun oleh:
Nia Septiani
15166039
Masa kecil kita yang penuh dengan impian tentang dunia fantasi yang
semuanya tampak seolah-olah hidup dan ada di sekeliling kita. Dengan imajinasi,
kita bisa merestrukturisasi realitas dengan menggunakan benda-benda yang ada di
sekeliling kita, seperti gambar, mainan, boneka, atau benda lainnya sehingga
mereka seolah-olah hidup di dunia yang kita ciptakan. Contohnya, anak-anak
mencoba menghidupkan mainan dengan cara menggerak-gerakkan, melemparkan,
atau mengajaknya berbicara.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan animasi 2D?
2. Bagaimana sejarah perkembangan animasi 3D?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui perkembangan animasi digital 2D
2. Untuk mengetahui perkembangan animasi digital 3D
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI ANIMASI DIGITAL 2D & 3D
Karena asal kata “animasi” adalah “menghidupkan”, maka bisa ditarik kesimpulan
bahwa kata dasarnya adalah “hidup”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
“hidup” berarti:
Peran komputer dalam memproduksi film animasi saat ini menjadi hal
yang utama. Melalui komputer, sebuah film animasi yang terdiri dari beberapa
sekuen gambar kemudian dikompilasi dalam sebuah data yang penayangannya
membutuhkan durasi waktu tertentu. Karena film animasi mempunyai durasi
waktu yang harus diikuti, maka dibutuhkan waktu khusus bagi kita untuk
menonton, menikmati, mengetahui, atau mengerti keseluruhan suatu cerita
animasi. Oleh karena itu, animasi juga bisa disebut seni berbasis waktu.
Perkembangan zaman dan teknologi membuat proses produksi animasi menjadi
beragam, sehingga pengelompokkannya juga semakin luas. Saat ini, ada animasi
yang dikategorikan berdasarkan cara atau teknik pembuatannya (tradisional atau
digital), ada yang berdasarkan dimensi hasil karyanya (2D dan 3D), ada juga yang
mengategorikan berdasarkan medianya.
2. Perkembangan Animasi
Agar dapat mengembangkan animasi di Indonesia dengan lebih baik, maka perlu
dipahami terlebih
dahulu ruang lingkup pengembangan animasi yang ingin dilakukan pada periode
2015-2019.
Ruang lingkup animasi dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang. Ada beberapa
pendapat yang
menyebutkan kategori animasi, yaitu ada yang berdasarkan cara atau teknik
membuatnya, ada
1. Animasi tradisional, atau disebut animasi sel atau gambar tangan untuk
menciptakan ilusi gerak yang prosesnya telah dilakukan sejak abad ke-20.
Gambar dari animator disalin atau difotokopi ke lembaran transparan yang
disebut sel atau media seluloid kemudian difoto satu per satu bersama latar
belakangnya untuk dijadikan film bergerak. Adapunteknik dalam
membuatnya juga ada beberapa cara, yaitu: (1) animasi yang sepenuhnya
digambar tangan, (2) rotoscoping yang merupakan salinan manual dari
frame rekaman aksi langsung (live action) untuk mencapai gambar sesuai
dengan hasil rekaman aksi langsung, (3) animasi gabungan, yang
menggabungkan antara aksi langsung dengan animasi kartun gambar
manual.
2. Animasi gerak-henti (stop motion), digunakan untuk mendeskripsikan
animasi yangdibuat dengan memanipulasi objek nyata yang biasanya
terbuat dari tanah liat atauclay, plastik, atau material lainnya, dengan
memotretnya semua frame satu per satudan kemudian menggabungkannya
untuk membuat ilusi gerak. Berdasarkan bendayang digunakan sebagai
karakternya, animasi ini dapat dibagi tiga: (1) animasi bonekayang benar-
benar menggunakan boneka yang di dalamnya sudah terdapat
pertulangansupaya bisa digerakkan kemudian diambil gambarnya per
frame; (2) animasi tanah liat(claymation), di mana istilah clay digunakan
karena dulu memang menggunakan tanahliat yang di dalamnya juga
terdapat sistem pertulangan. Namun, saat ini campuran vinilsudah
menggantikan tanah liat karena lebih tahan lama; (3) animasi guntingan
(cutout),menggunakan benda datar seperti kertas yang disusun sedemikian
rupa membentukobjek dan latar belakang yang secara bertahap digerakkan
dan direkam tiap frame-nya.
3. Animasi komputer, teknik pembuatannya sendiri bisa bermacam-macam.
Faktor utama yang memasukkan suatu animasi ke dalam golongan ini
adalah jika karya itu dibuat secaradigital melalui komputer. Sekarang ini,
baik animasi dua dimensi maupun tiga dimensisudah menggunakan
komputer untuk menciptakan dunia animasinya.
Berdasarkan hasil akhir, animasi dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
animasi dua dimensi,animasi tiga dimensi, dan animasi gerak-henti.
Animasi dua dimensi terdiri atas serangkaian gambar yang direkam satu
per satu dan diputar kembali untuk memberikan ilusi gerak. Pemutaran
kembali animasi dua dimensi dapat dilakukan dalam beberapa cara: (1)
berbentuk flipbook, yaitu menggunakan jari jempol untuk membuka satu
per satu lembaran yang sudah digambar dalam buku; (2) gambar direkam
melalui kamera video kemudian diputar ulang melalui proyektor film; (3)
gambar direkam melalui kamera video kemudian diputar ulang melalui
pemutar video; (4) gambar direkam melalui kamera video yang
dihubungkan dengan computer menggunakan perangkat lunak animasi;
dan (5) gambar dipindai ke komputer, diolah, dan kemudian diputar ulang.
Dalam animasi dua dimensi, secara teknis pembuatannya dapat terbagi
menjadi caracara berikut ini:
2. Animasi Tiga Dimensi. Animasi tiga dimensi terbagi menjadi dua, yakni
animasi Computer Generated (buatan komputer, disingkat CG) dan
animasi gerak-henti. Animasi CG meliputi berbagai teknik. Faktor utama
dalam pembuatan konten digitalnya adalah penggunaan komputer. Dalam
teknik animasi dua dimensi, komputer cenderung digunakan untuk
memanipulasi gambar, sementara dalam teknik animasi tiga dimensi,
komputer digunakan untuk membangun dunia maya tempat karakter dan
benda-benda di dalamnya berinteraksi. Peran komputer sebagai penghasil
adegan tiap frame sangat menentukan dalam pembuatan animasi. Biasanya
diperlukan komputer dengan spesifikasi tertentu untuk membuat proses
produksi menjadi lebih cepat dan efisien. Dilihat dari prosesnya, animasi
CG dapat didefinisikan sebagai proses memberikan nyawa atau kehidupan
kepada karakter (modeling, rigging, animating) untuk menjadi sebuah film
animasi melalui bantuan komputer.
Dari segi produksi, film animasi digital untuk layar lebar yang dikerjakan
sepenuhnya melalui komputer pertama kali dikenalkan oleh studio Pixar pada
1995 melalui film animasi Toy Story. Film-film Pixar setelah Toy Story antara
lain, A Bug’s Life (1998), Toy Story 2 (1999), Monster Inc. (2001), Finding
Nemo (2003), The Incredibles (2004), Cars (2006), Ratatouille (2007), Wall-E
(2008), Up (2009), Toy Story 3 (2010), Cars 2 (2011), Brave (2012), dan
Monster University (2013) yang semuanya dibuat menggunakan teknologi
komputer. Walt Disney sebagai pemain lama juga tidak ketinggalan
memproduksi film animasinya menggunakan bantuan komputer, tanpa
meninggalkan goresan tangan animatornya. Film-film Walt Disney tersebut
antara lain adalah Mulan (1998), Tarzan (1999), Lilo & Stitch (2002), Bolt
(2008), Wreck-it Ralph (2012) dan Frozen (2013). Selain itu, terdapat juga
film-film komputer animasi yang bermunculan, antara lain: Final Fantasy: The
Spirits Within (2001), Final Fantasy VII: Advent Children (2005), The
Adventures of Tintin: The Secret of the Unicorn (2011), dan The Lego Movie
(2014).
- Di Indonesia
1980-an. adalah awal era keemasan film animasi Indonesia. Film animasi
Indonesia bermunculan, di antaranya Rimba Si Anak Angkasa yang
disutradarai Wagiono Sunarto. Era ini juga ditandai penayangan film berjudul
Si Huma karya Partono Soenyoto di TVRI. Si Huma adalah film animasi
Indonesia yang ditayangkan dan diproduksi sekitar 1983 di TVRI. Film ini
diproduksi oleh PPFN (Pusat Produksi Film Negara) yang dibantu oleh
UNICEF. Karakter dalam film ini adalah Huma dan Windi. 1990-an. Pada
1993, muncul Asosiasi Animasi Indonesia (ANIMA) sebagai wadah para
animator untuk berkarya dan bersaing di industri global animasi. Selama era
ini, film animasi banyak diproduksi, antara lain Legenda Buriswara,
Nariswandi Piliang, dan Satria Indonesia yang masih diproduksi dengan
menggunakan kamera film seluloid 35mm. Film animasi tiga dimensi pertama
muncul di Surabaya dengan judul Hela, Heli, Helo yang merupakan film
animasi serial. Film animasi cerita rakyat mulai bermunculan. Pada 1998,
misalnya, ada Bawang Merah dan Bawang Putih, Timun Mas, dan Petualangan
Si Kancil. Animator lokal juga mulai menggarap film animasi Jepang seperti
Doraemon dan Pokémon melalui sistem outsource. 2000-an sampai sekarang.
Red Rocket menjadi studio animasi yang paling produktif pada era ini.
Karyanya antara lain animasi serial Dongeng Aku dan Kau, Kilip dan Puteri
Bulan, Mengapa Domba Bertanduk dan Berbuntut Pendek, dan Si Kurus dan Si
Macan. Pada 2002, Wahyu Aditya dari Hello Motion memproduksi animasi
untuk video klip lagu “Bayangkanlah” karya grup band Padi. Pada 2003,
muncul film animasi layar lebar pertama berjudul Janus Prajurit Terakhir,
disusul kemudian pada Mei 2004 film animasi layar lebar pertama 3D berjudul
Homeland, Mimpi Yang Terbeli, produksi Studio Kasatmata. Kemudian
muncul pula film Catatan Si Dian yang ditayangkan di TVRI. Sebelumnya,
pada 2002, Studio Kasatmata sudah membuat film animasi 3D dengan judul
Keloloden, yang disusul dengan Loud Me Loud. Pada 2004, berdiri AINAKI
(Asosiasi Industri Animasi dan Kreatif Indonesia) yang bertujuan
mengembangkan industri animasi Indonesia, termasuk bidang pendidikannya,
sehingga kualitas film animasi hasil karya anak bangsa bisa bersaing di dunia
Internasional. Pada 2011, tepatnya tanggal 27 Juli, muncul perdana film
animasi serial televisi yang menggabungkan teknik 3D dan live shot berjudul
Aksi Didi Tikus karya Pixel Efekt Jakarta yang ditayangkan di MNCTV. Pada
22 Mei 2013, muncul juga film animasi serial televisi Si Entong karya MNC
Animation yang tayang setiap hari Rabu pukul 17.30 WIB. MNCTV juga
merilis film perdana animasi serial televisi Adit & Sopo Jarwo pada 27 januari
2014, karya MD Animation Jakarta. Pada 17 Agustus 2014, dirilis film Kuku
Rock You yang kemudian tayang tiap hari Minggu pukul 09.00 WIB di
Indosiar. Sejak 2000-an sampai 2014 marak bermunculan studio animasi
profesional, seperti:
• Infinite Studio Frameworks dengan karya outsource-nya Tatsumi, dan serial televisi
antara lain: Franklin and Friends, Garfield, Leonard/Dr. Contraptus, dan Rollbots.
• Sweat Box.
• OHA Studio.
• Kumata Studio.
• K-Deep Animation yang sekarang menjadi PT. Digital Global Maxinema yang
digawangi oleh Achmad Rofiq dengan karya terbarunya Kuku Rock You.
• MSV (Mataram Surya Visi) dari Yogyakarta, yang sedang mempersiapkan karya
layar lebar berjudul Battle of Surabaya dan Fire and Ice, dan diketuai oleh Prof. Dr. M.
Suyanto, MM.
• Hicca Studio Yogyakarta, yang dipimpin oleh Bayu Sulistyono, dengan serialnya
berjudul Uwa and Friends.