Anda di halaman 1dari 6

STUDI HUBUNGAN BALOK KOLOM PADA BETON BERTULANG

Prastomo, A., , Tavio, Wimbadi, I dan Suprobo, P.,


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: Tavio@ce.its.ac.id

Perkembangan aplikasi program bantu dalam bidang teknik sipil saat ini sangat pesat dan mempunyai peranan yang
besar dalam dunia konstruksi. Sudah banyak aplikasi program bantu yang dihasilkan oleh negara – negara maju yang notabene
dapat mempercepat proses perhitungan struktur seperti PCACOL, PCABEAM, SAP 2000, ETABS, dan sebagainya. Sedangkan di
Indonesia perkembangan aplikasi program bantu yang sesuai dengan kebutuhan ahli – ahli konstruksi di Indonesia saat ini
masih minim jumlahnya.
Oleh karena itu, perlu dikembangkan aplikasi program bantu untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Di dalam tugas
akhir ini, aplikasi program yang dikembangkan hanya mengadopsi peraturan yang ada di Indonesia saat ini yaitu SNI 03-2847-
2002. Beberapa mahasiswa Teknik Sipil ITS sebelumnya telah mengembangkan beberapa software untuk analisa struktur. Salah
satu software yang telah dikembangkan sebelumnya adalah Program Analisa Struktur Frame 3D yakni SFAP (Space Frame
Analysis Program). Program tersebut digunakan untuk menganalisa struktur space frame.
Program analisa struktur yang telah dibuat sebelumnya hanya menghasilkan output berupa momen, gaya geser dan
gaya aksial. Output tersebut dirasa masih belum memenuhi kebutuhan untuk mendesain suatu struktur. Oleh karena itu
dibutuhkan output lain berupa control pada hubungan balok kolom .
Kata Kunci— hubungan balok kolom, geser, SFAP, SNI 03-2847-2002.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh


I. PENDAHULUAN Bussines Software (BSA) dan International Data Corp
Hubungan balok kolom adalah titik pertemuan (IDC), tingkat pembajakan Indonesia pada tahun 2010
antara kolom dan balok pada struktur. Hubungan balok mencapai 90% (www.chip.co.id). Padahal program-
kolom sangat perlu dikontrol untuk mengecek tegangan program tidak berlisensi atau bajakan dalam
yang terjadi karena dalam perencanaan suatu kolom penggunaanya sering terjadi bug (kesalahan desain
harus lebih kuat dari baloknya. Bila kolom-kolom tidak pada suatu program yang menyebabkan peralatan atau
lebih kuat dari balok-balok yang menyatu dalam satu program itu tidak berfungsi semestinya). Menurut
titik kumpul ada kemungkinan terjadi aksi inelastis berita yang berkembang UU Perlindungan Hak Cipta
(penjelasan SNI-03-2847-2002 pasal 23.4.2.2). No.19 Tahun 2002 diterapkan dengan tegas oleh
Di dalam laporan komite 352 dari ACI - ASCE kepolisian sejak BSA mengumumkan akan memberi
(17-26) hubungan balok kolom membagi pertemuan hadiah Rp. 50.000.000,- bagi yang melaporkan adanya
menjadi dua tipe yaitu: pertemuan tipe 1, terutama pembajakan software (cybertech.cbn.net.id). Jadi, jika
untuk pembebanan statis, dimana kekuatan menjadi undang undang HAKI mulai diperketat maka
kriteria utama dan tidak diharap terjadinya deformasi dikhawatirkan program tersebut akan sulit untuk
yang berarti dan pertemuan tipe 2, biasanya untuk didapat dan penggunaannya dibatasi.
pembebanan gempa atau ledakan, dimana dibutuhkan Beberapa mahasiswa Teknik Sipil ITS
kekuatan yang dipertahankan melalui tegangan sebelumnya telah mengembangkan beberapa software
bertukar ke dalam daerah inelastis. Umumnya untuk analisa struktur. Salah satu software yang telah
pertemuan tipe 1 membutuhkan hanya daktalitas dikembangkan sebelumnya adalah Program Analisa
nominal saja. Pada tipe 2 membutuhkan daktalitas Struktur Frame SFAP atau Space Frame Analysis
yang berarti seperti yang akan disyaratkan di dalam Program) dengan metode kekakuan langsung
perencanaan terhadap gempa. Seperti unsur - unsur menggunakan visual basic.
struktur, sambungan balok dan kolom harus Program bantu ini bernama SFAP (Space Frame
direncanakan terhadap semua macam gaya yang Analyze Program), program ini digunakan untuk
mungkin bekerja: gaya aksial, momen lentur, torsi, menganalisa struktur berbentuk space frame. Ada 2
geser, dan juga pengaruh dari rangkak, susut, suhu atau (dua) macam elemen yang dapat dianalisa yakni
penurunan tumpuan (Chu-Kia Wang, 1990). elemen kolom dan elemen balok. Untuk elemen kolom,
Perhitungan hubungan balok kolom merupakan analisa didasarkan pada analisa lentur dan geser yang
kesatuan dari semua macam gaya yang mungkin terjadi sedangkan pada elemen balok, perhitungan
bekerja dari balok dan kolom sehingga untuk analisa didasarkan pada analisa lentur, analisa geser
mempermudah dalam perhitungannya diperlukan suatu dan analisa torsi. Proses analisa pada program ini
program. Namun program yang ada sekarang dibuat sampai dengan menentukan banyak dan spasi
merupakan program tertutup yang artinya untuk tulangan yang dibutuhkan pada tiap-tiap elemen.
memakai dan mengembangkan program tersebut Program SFAP ini dibuat dengan menggunakan bahasa
diharuskan membeli lisensi dengan harga yang cukup pemrograman Visual Basic 6.0. Perhitungan dalam
mahal. Harga yang cukup mahal tersebut membuat program ini dibuat berdasarkan SNI-03-2847-2002 dan
banyak masyarakat di Indonesia memakai program dari referensi yang berhubungan. Prosedur dari
bajakan. program SFAP terdiri dari menu file, menu input,

1
menu analyze, tabulasi input, tabulasi output, tabulasi β1 : 0,85
3D-view, dan tabulasi view control. U : 0,3
Pada program SFAP tersebut dirasa masih Dimensi kolom 0,5 x 0,5 m2 , tinggi kolom : 5 m
diperlukan output mengenai bahasan tentang analisis Dimensi balok 0,3 x 0,4 m2 , panjang balok : 6 m
hubungan balok kolom. Berdasarkan pada latar
belakang yang ada maka perlu dilakukan pembahasan
mengenai hubungan balok kolom dengan
menggunakan program bantu visual basic 6.0.

1I. METODE PENELITIAN


Metode studi yang digunakan dalam tugas akhir
ini di awali dengan studi literatur, pembuatan
pendahuluan dan tinjauan pustaka, pembuatan konsep
desain hubungan balok kolom, penyusunan alogaritma
dan metode kekakuan, pembuatan program dan yang
terakhir adalah running program.
Studi literatur bertujuan untuk mengumpulkan Gambar 1. Studi Kasus 1: Portal Balok Sederhana
materi yang berhubungan dengan topik tugas akhir, dengan 4 Penjepit
mempelajari konsep geser pada hubungan balok
kolom, dan mempelajari visual basic 6.0 sedangkan Langkah awal yang dilakukan untuk
pembuatan pendahuluan dan tinjauan pustaka bertujuan menyelesaikan kasus tersebut dengan SFAP adalah
untuk menentukan latar belakang, perumusan masalah, proses penginputan data oleh pengguna yang terdiri
dan batasan masalah serta membahas tentang teori dari input general information berupa pemberian nama
yang berkaitan dengan hubungan balok kolom, tipe- project (studi kasus 1) dan penetapan satuan yang akan
tipe, kapasitas dan perilaku ketika menerima gaya. digunakan., input material properties berupa detail
Pembuatan konsep desain hubungan balok material beton yang digunakan, input section
kolom bertujuan untuk membahas tentang konsep properties untuk kolom dan balok, input nodal
sistem rangka pemikul momen, mendapatkan gaya- properties yang terdiri dari node 1 dan node 2 seperti
gaya yang terjadi pada hubungan balok kolom, dan pada Tabel 1 dan Tabel 2, serta input joint restraint (
mengontrol kuat geser yang terjadi sedangkan perletakan) untuk masing –masing join label 1,4,5,dan
penyusunan alogaritma bertujuan untuk menganalisa 8: fixed (jepit) dan input distributed frame loads untuk
struktur dengan metode kekakuan langsung. masing-masing frame label 2,5,7, dan 8: force global
Pembuatan program merupakan tujuan utama Y= 7.500 kg/m.
dalam penyusunan tugas akhir ini. Langkah-langkah Tabel 1. Koordinat Titik Nodal
dalam perencanaan program diawali dengan input data Label X (m) Y (m) Z (m)
oleh user, analisa struktur, perhitungan momen 1 0 0 0
2 0 5 0
ultimate, perhitungan luasan efektif, serta perhitungan
3 6 5 0
gaya geser nominal HBK.
4 6 0 0
Langkah berikutnya setelah pembuatan program 5 0 0 6
adalah running program yang bertujuan mengetahui 6 0 5 6
kesesuaian antara proses pengoperasian program yang 7 6 5 6
ada dengan rencana yang telah dibuat. Langkah 8 6 0 6
terakhir pada penelitian ini adalah verifikasi antara
output yang dihasilkan oleh program dengan hasil dari Tabel 2. Frame Properties
perhitungan manual. Jika terdapat kesalahan pada Label Node 1 Node 2 Section
proses verifikasi maka, akan dilakukan pengecekan 1 1 2 Kolom
kembali sistem yang ada pada program dan running 2 2 3 Balok
ulang. Langkah tersebut akan terus diulang sampai 3 3 4 Kolom
output yang dihasilkan program sesuai dengan hasil 4 5 6 Kolom
perhitungan manual. 5 6 7 Balok
6 7 8 Kolom
III. HASIL DAN DISKUSI 7 2 6 Balok
Studi Kasus 1 8 3 7 Balok
Pada studi kali iniStudi kasus penelitian ini
direncanakan pada portal sederhana dengan 4 penjepit Langkah berikutnya setelah proses penginputan
dengan beban merata sebesar 7.500 kg pada balok. telah selesai adalah proses analisa dengan cara klik
Detail material beton adalah sebagai berikut: Analyze  pilih Run Analysis sehingga didapatkan
E : 2625051388,85415 kg/m2 output gambar untuk studi kasus 1 seperti pada Gambar
G : 1009635149,55929 kg/m2 4.
f’c : 30 MPa

2
ditampilkan pada program bernilai 562,5 kN.
Sedangkan nilai Vxx adalah 942 kN.Dari hasil analisa
nilai Vc lebih kecil dibanding Vxx maka perlu
dilakukan penulangan geser pada HBK.

Perbandingan Perhitungan Beam Column Joint


dengan SFAP dan Manual
 T1 = As x fy x 1,25

= 4 x x π x 202 x 1,25 x 400


= 628318 N = 628 kN
Mpr balok dengan rumus:
 
M pr  As (1,25 f y ) d  
 2
As (1,25 f y )
 
Gambar 4. Tampilan 3D-View 0,85 f ' c  b
Setelah proses Run Analysis akan didapatkan output Perhitungan Mpr+ dengan tulangan 4D20
element forces sebagai berikut: (As = 1256 mm2)
a. Frame 2 1256(1,25 x 400)
fx1 = 5897,68 kg    98,50mm
0,85 x 25 x300
fy1 = 22500 kg   98,5 
Mz1 = 19873,69 kgm M pr  1256(1,25 x 400) 350   188871000 Nmm
 2  
fx2 = -5897,68 kg = 188,871 kNm
fy2 = 22500 kg
Mpr
Mz2 = -19873,69 kgm Mu   188,871kNm
b. Frame 5
fx1 = 5897,68 kg 2Mu 2 x188,871
fy1 = 22500 kg Vh    75,5485 kN
Mz1 = 19873,69 kgm ln 5
fx2 = -5897,68 kg Jadi, besarnya gaya geser HBK adalah:
fy2 = 22500 kg Vx-x = T1 + T2 - Vh = 628 + 314 – 116,4 = 825,6
Mz2 = -19873,69 kgm kN
Pada frame 7 maupun frame 8 karena beban Besarnya Vx-x tersebut harus dibandingkan dengan kuat
yang diberikan sama dengan beban yang diberikan geser nominal HBK tepi ( pasal 23.5.3 ):
pada frame 2 dan 5 maka untuk hasil output
programnya terutama element forces akan memiliki    
Vc  1,25 f ' c  A  0,75 1,25 30 x300 x500  703,125kN
hasil yang sama. Vc  703,125kN  Vx  x  552,45kN
Perhitungan Tulangan Geser dengan SFAP
Langkah berikutnya setelah melakukan run (tidak perlu penulangan geser pada HBK)
analysis dan menghasilkan output element forces Studi Kasus 2
adalah proses running beam column joint. Data input Pada contoh studi kasus yang kedua ini
yang digunakan sebagai berikut: diterapkan pada gedung simetris 5 lantai dengan 9
 Diameter tulangan lentur : D19 perletakan jepit dengan tinjauan 3 tipe pengekangan.
Direncanakan beban yang dikenakan ialah beban
 Diameter tulangan geser : D10
sebesar 4.000 kg dan 2.500 kg pada balok. Diketahui
 fy = fyv = 400 Mpa
material beton dengan :
 Lebar balok : 300 mm E : 2625051388,85415 kg/m2
 Lebar kolom : 500 mm G : 1009635149,55929 kg/m2
 Tebal decking :40 mm f’c : 30 MPa
Setelah proses penginputan data selesai langkah β1 : 0,85
berikutnya adalah klik Analyze  Run Beam Analysis U : 0,3
 Run Beam Column Joint Analysis. Hasil dari Run
Beam Column Joint Analysis adalah setiap titik atau
node yang akan ditinjau akan menampilkan frame-
frame yang menghubungkan node tersebut. Pada tiap
frame dilakukaan pengambilan Mpr kanan dan
kiri.dalam kasus ini jumlah tulangan dan ukuran
tulangan sama sehingga menghasilkan jumlah Mpr
yang sama.Pada titik atau node tersebut dapat
menampilkan tipe hubungan balok kolom yang
berpengaruh pada perhitungan Vc.nilai Vc yang
3
Gambar 6. Tampilan 3D-view pada Nodal 26

Gambar 5. Studi Kasus 2: Portal 3D 5 Lantai

Input Section Properties


Section Name : Kolom
Cross Section Area = 0,25 m2
Shear Area = 0.208333333333333 m2
Torsional Constant = 8.80208333333333E-03
Momen Inersia = 5.20833333333333E-03 m4
Use Material : Beton
Section Name : Balok
Cross Section Area = 0,12 m2
Shear Area = 0.100000003973643 m2
Torsional Constant = 1.94385080995278 E-03
Momen of Inertia = 9.00000120699412 E-04 m4
Momen of Inertia = 1.60000013510387 E-03 m4
Use Material : Beton
Input joint restraint ( perletakan) untuk masing-
masing join label 1, 12, 13, 19, 30, 31, 37, 48, dan 49
adalah fixed (jepit) dan input distributed frame loads
untuk masing-masing frame adalah sebagai berikut:
Frame label 6 : Force Global Y = 6000 kg/m Gambar 7. Tampilan 3D-view pada Nodal 34
Frame label 8 : Force Global Y = 8500 kg/m
Frame label 10 : Force Global Y = 10500 kg/m Perhitungan Tulangan Geser dengan SFAP
Frame label 12 : Force Global Y = 13500 kg/m Setelah selesai melakukan run analysis dan
Frame label 14 : Force Global Y = 15000 kg/m menghasilkan output element forces yang telah
Frame label 16 : Force Global Y = 6000 kg/m ditampilkan sebelumnya maka dilanjutkan dengan
Frame label 18 : Force Global Y = 8500 kg/m proses running shear. Data input yang digunakan
Frame label 35 : Force Global Y = 10500 kg/m sebagai berikut :
Frame label 72 : Force Global Y = 13500 kg/m  Diameter tulangan lentur : D22
Frame label 64 : Force Global Y = 15000 kg/m  Diameter tulangan geser : D12
Perlu dicatat untuk frame label yang lain untuk  fy = fyv = 400 Mpa
bebannya sama seperti yang ditulis diatas. Karena Langkah berikutnya adalah klik Analyze  Run Beam
berbeda dengan studi kasus sebelumnya, pada studi Analysis  Run Beam Column Joint. Hasil dari beam
kasus yang kedua ini nodal yang dianalisa nodal 26 dan column joint analysis pada nodal 26 terlihat bahwa
nodal 34. setiap titik atau nodal yang akan ditinjau akan
menampilkan frame-frame yang menghubungkan nodal
tersebut.
Pada tiap frame dilakukaan pengambilan
Momen nominal terbesar pada masing masing
penampang balok yang memasuki joint. Dalam kasus
ini frame yang ditinjau dari nodal 26 adalah frame 33
dan 43 begitu juga untuk sebaliknya. Pada titik atau
nodal tersebut dapat menampilkan tipe hubungan balok
kolom yang berpengaruh pada perhitungan Vc. Nilai

4
Vc yang ditampilkan pada program bernilai 838,0155 Jadi, besarnya gaya geser HBK adalah :
kN sedangkan nilai Vxx/Vu adalah 1611,6194 kN. Vx-x = T1 + T2 - Vh = 1140,39 + 570,199 – 98,127
Berdasarkan hasil analisa nilai Vc lebih kecil = 1612,462 kN
dibanding Vxx maka, perlu dilakukan penulangan Besarnya Vx-x /Vu tersebut harus dibandingkan dengan
geser pada HBK atau perbesaran luasan efektif pada kuat geser nominal HBK tepi (pasal 23.5.3):
balok.    
Vc   1,25 f ' c  A  0,75 1,7 30 x300 x400  838,015kN
Hasil dari beam column joint pada nodal 34 Vc  838,015kN  Vx x  1612,462kN.......
terlihat bahwa setiap titik atau nodal yang akan ditinjau (perlu Penulangan Geser pada HBK)
akan menampilkan frame-frame yang menghubungkan
nodal tersebut. Pada tiap frame dilakukaan Pada Nodal 34
pengambilan momen nominal terbesar pada masing
masing penampang balok yang memasuki joint. Pada  T1 = As x fy x 1,25 = 9x x π x 222 x 1,25 x 400
kasus ini frame yang ditinjau dari node 34 adalah = 1710597 N = 1710,59 kN
frame 45. Pada titik atau node tersebut dapat
menampilkan tipe hubungan balok kolom yang  T2 = As x fy x 1,25 = 5 x x π x 22 2 x 1,25 x 400
berpengaruh pada perhitungan Vc. Nilai Vc yang = 950331 N = 950,331 kN
ditampilkan pada program bernilai 616,1878 kN Menghitung Besarnya Vh :
dengan tipe hubungan terkekang ketiga sisi atau dua Mpr balok dengan rumus :
sisi berlawanan sedangkan nilai Vxx/Vu adalah  
2523,946 kN. Berdasarkan hasil analisa nilai Vc lebih M  As (1,25 f y ) d 
2
pr
 
kecil dibanding Vxx maka perlu dilakukan penulangan As (1,25 f y )
geser pada HBK atau perbesaran luasan efektif pada  
0,85 f ' c  b
balok.
Perhitungan Mpr- dengan tulangan 9D22
(As = 3421,19 mm2 )
Perbandingan Perhitungan Beam Column Joint 3421,19(1,25 x 400)
dengan SFAP dan Manual    223,607 mm
0,85 x30 x300
Pada Nodal 26   223,607 
M pr  3421(1,25 x 400) 349    405747146 Nmm
 2 
 T1 = As x fy x 1,25 = 6x x π x 222 x 1,25 x 400 = 405,747 kNm
= 1140398 N = 1140,39 kN
2 Perhitungan Mpr+ dengan tulangan 5D22
 T2 = As x fy x 1,25 = 3 x x π x x 1,25 x 400 (As = 1900 mm2 )
= 5701990 N = 570,199 kN 1900(1,25 x 400)
Menghitung Besarnya Vh:   124,22mm
0,85 x30 x300
Mpr balok dengan rumus:
 124,22 
  M

 1900(1,25 x 400) 349    272542 Nmm
M pr  As (1,25 f y ) d   pr
 2 
 2
= 272,542 kNm
As (1,25 f y )
  Karena kekakuan kolon atas dan bawah sama maka
0,85 f ' c  b Mpr   Mpr  405,747  272,542
Perhitungan Mpr- dengan tulangan 6D22 Mu    339,144kNm
2 2
(As = 2280,79 mm2) Jadi, besarnya gaya geser HBK adalah :
2280(1,25 x 400) Vx-x = T1 + T2 - Vh = 1710,59 + 950,331 – 135,65 =
   149,07mm
0,85 x30 x300 2524,67 kN
  149,07  2Mu 2 x339,144
M pr  2280(1,25 x 400) 349   312890100 Nmm
 2  Vh    135,65 kN
= 312,890 kNm
ln 5
Besarnya Vx-x /Vu tersebut harus dibandingkan dengan
Perhitungan Mpr+ dengan tulangan 3D22
kuat geser nominal HBK tepi ( pasal 23.5.3 ) :
(As= 1140,398 mm2 )
1140,398(1,25 x 400)    
Vc   1,25 f ' c  A  0,75 1,25 30 x300 x400  616,187kN
   74,53mm
Vc  838,015kN  Vx x  2524,67kN.......
0,85 x30 x300

M pr
 
 1140,398(1,25 x 400) 349 
74,53 
 177749324 Nmm
(perlu Penulangan Geser pada HBK)
 2  
= 177,749 kNm Perbandingan Hasil Perhitungan SFAP dengan
Perhitungan Manual
Karena kekakuan kolon atas dan bawah sama maka Tabel 3. Studi Kasus 1 Nodal 2
Mpr   Mpr  312,890  177,749 Titik Vxx/Vu(SFAP) Vxx/Vu(Manual)
Mu    245,31kNm
2 2 2 552,4258 kN 552,4516 kN
2Mu 2 x245,31
Vh    98,127 kN Tabel 4. Studi Kasus 2 Nodal 26
ln 5
5
[2]
Titik Vxx/Vu(SFAP) Vxx/Vu(Manual) Dewobroto, W. 2003. Aplikasi Sains dan Teknik
26 1611,6194 kN 1612,462 kN dengan Visual Basic 6.0. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.
[3]
Tabel 5. Studi Kasus 2 Nodal 34 Dewobroto, W. 2005. Aplikasi Rekayasa Konstruksi
Titik s (SFAP) s (Manual) dengan Visual Basic 6.0 (Analisis dan Desain
34 2523,9462 kN 2524,67 kN Penampang Beton Bertulang sesuai SNI 03-
2847-2002). Jakarta: PT. Elex Media
IV. KESIMPULAN Komputindo.
[4]
Setelah beberapa studi kasus perhitungan beam Ghobarah, A.Nov 2001. Shear Strengtening of Beam
column joint dilakukan dengan menggunakan program Column Joint. Engineering Structure.
[5]
SFAP dan perhitungan manual di dalam bab Islamudin,Iwal. 2011. Artikel Teknik Sipil:
sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Berkenalan dengan SRPM, <URL:
1. Penggunaan program SFAP dapat dilakukan http://www.duniatekniksipil.web.id>
[6]
dengan mudah karena disertai keterangan yang MacGregor, J.G dan James K. White .2009.
jelas dalam proses input dan tampilan yang Reinforced Concrete Mechanics and Design
sederhana. Jilid 5. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
[7]
2. Penentuan tipe hubungan balok kolom sudah dapat Purwono, Rahmat .2003. Perencanaan Struktur
ditentukan. Beton Bertulang Tahan Gempa. Edisi 2.
3. Hasil atau nilai output program SFAP telah Surabaya: ITS PRESS
[8]
diverifikasi dengan perhitungan manual yang Tavio. Diktat Kuliah Beton. Jurusan Teknik Sipil
disertakan dengan peraturan. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
[9]
4. Untuk kemudahan pengembangan program lebih Purwono, R., Tavio, Imran, I., dan Raka, I.G.P. 2007.
lanjut dengan kebutuhan berikutnya telah disusun Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk
beberapa modul terpisah baik untuk proses Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002)
perhitungan, maupun pengolahan data. Dilengkapi Penjelasan (S-2002). Surabaya: ITS
Press
V. DAFTAR PUSTAKA
[1]
Chu-Kia Wang, Charles G. Salmon dan Jose A.
Pincheira. 2006. Reinforced Concrete Design.
Madison: John Wiley & Sons Inc.

Anda mungkin juga menyukai